III. Refleksi
1. Cara kerja Kerajaan Allah berbeda dengan yang dunia tawarkan. Dunia menawarkan
apa yang bisa kita lakukan, tetapi Allah menawarkan apa yang Dia bisa lakukan dari diri
kita. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Lukas 1:37 Sebab bagi Allah tidak ada yang
mustahil." Bdk., Matius 19:26 "Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah
segala sesuatu mungkin." Sekalipun kita terbatas kita memiliki Tuhan yang kuasanya
tak terbatas!
2. Serupa Allah memperkenalkan diri kepada Musa, bahwa Dia telah berkarya dalam
sejarah melalui Abraham, Ishak dan Yakub, melalui nama-Nya El-Shaddai, maka nama
tersebut juga masih berkuasa hingga saat ini. Roma 4:21b “...bahwa Allah berkuasa
untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.” Allah kita adalah Allah yang
mengatasi sejarah. El-Shaddai selain menyatakan kemahakuasan Tuhan juga
menunjukkan kelembutan Tuhan dalam memelihara kita. Hal itu karena kata Shaddai
dan Shad dalam bahasa Ibrani mempunyai arti sama yaitu dada atau buah dada (Kej
49:25; Ayb 3:12; Mzm 22:10). Hal itu menunjukkan bahwa Tuhan itu seperti seorang
ibu yang menyusui anaknya dengan lembut dan penuh kasih sayang. Jadi El-Shaddai
adalah Tuhan yang Mahakuasa sekaligus lemah lembut dalam memelihara anak-anak-
Nya.
3. Tuhan sabar dan penuh kasih. Tuhan sama sekali tidak bermaksud keras terhadap Musa
maupun Israel. Bdk. Maz 103 : 8-14 Ya 42:3. Walaupun Musa terus-menerus menolak
pengugasan dari Tuhan dengan alasan pribadi, tetapi itu tidak Tuhan langsung murka
terhadap Musa. Untuk kita renungkan selagi masih ada kesempatan, mari kita datang
dan memberi diri kita untuk Tuhan. Yesaya 55:6 “Carilah TUHAN selama Ia berkenan
ditemui; ucapkanlah kepada-Nya selama Ia dekat!”
4. Mengenal Allah tidak hanya sebatas mengenal di otak saja ataupun sekedar dihafal saja
ataupun mengenal Allah bukan sesuatu yang terpisah dengan menyerahkan diri kepada
Allah. Untuk kita renungkan, banyak di antara kita yang menyatakan mengenal Allah
tetapi tidak menyerahkan diri kepada pimpinan Tuhan. Hanya Allah yang mampu
menyelamatkan kita, sehingga seperti diungkapkan di dalam Yeremia 17:5 “Beginilah
firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang
memberdayakan kekuatan sendiri, dan yang hatinya menjauh dari TUHAN!” dan
Yeremia 17:7 “Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh
harapannya pada TUHAN!”