Anda di halaman 1dari 28

Pengantar

Kitab Ulangan
Sekolah Sabat Pelajaran 1
Triwulan IV Tahun 2021
1 Yohanes 4:8
“Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak
mengenal Allah, sebab Allah adalah
kasih”.
Kitab Ulangan berisi amanat
perpisahan Musa kepada bangsa
Israel sebelum kematiannya

Untuk memahaminya dengan benar,


kita harus meninjau konteks yang
lebih luas: dari pemberontakan
Lucifer hingga empat puluh tahun
bangsa Israel di padang gurun.
MENGASIHI, DIKASIHI
Minggu, 26 September 2021

1 Yohanes 4:8
“Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah,
sebab Allah adalah kasih.

Sebagai manusia yang sudah jatuh dalam dosa, kita


sebenarnya tidaklah sanggup untuk memahami sepenuhnya
apa arti sesungguhnya dari "Allah adalah kasih".
Tiga kata ini memiliki makna yang begitu dalam dan bahkan
sangat dalam.
Apakah implikasi dari kalimat ALLAH ADALAH KASIH?

1. Kalimat ini tidak mengatakan bahwa Allah mengasihi, atau bahwa Allah menyatakan
kasih, atau Allah adalah sebuah manifestasi dari kasih tetapi bahwa Allah adalah
kasih. Kasih adalah inti dari IDENTITAS Allah itu sendiri.
2. Kalimat ini adalah kabar yang sangat baik bagi kita. Karena jika kalimat itu berbunyi
"Allah adalah benci", atau "Allah adalah dendam" atau "Allah adalah acuh tak
acuh", maka pernyataan tentang Allah dapat menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan
kita, dunia dan alam semesta.
3. Kalimat itu menolong kita mengerti dengan lebih baik ide tentang pemerintahan
Allah, bahwa Allah memerintah segala ciptaan dengan mencerminkan kasih itu.
Kasih menembus alam semesta, bahkan lebih dari apa yang dilakukan oleh gaya
gravitasi. Allah mengasihi kita dan kita juga harus mengasihi Allah [Ulangan 6:5,
Markus 12:30].
4. Kalimat itu menunjuk pada sebuah sikap yang secara sukarela untuk mengasihi dan
dikasihi. Allah tidak memaksakan kasih; jika Allah memaksakan kasih, maka hal itu
bukan lagi disebut kasih. Itulah sebabnya, ketika Allah menciptakan makhluk yang
pintar dan berakal baik di surga dan di bumi dengan kemampuan untuk mengasihi,
resikonya selalu ada bahwa mereka mungkin tidak akan membalas kasih-Nya. Itulah
yang telah dilakukan oleh Lusifer dan menjadi asal mula pertentangan besar.
Kisah tentang
pemberontakan dan
kejatuhan Lusifer dan ⅓
malaikat yang mengikutinya
menunjukkan dengan jelas
resikonya terkait dengan
kasih yang Allah tanamkan.
Apa yang kita perlu ketahui tentang kejatuhan Lusifer?
[Yesaya 14:12-14, Yehezkiel 28:12-17, Wahyu 12:7]

1. Lusifer adalah satu makhluk yang


sempurna yang diciptakan oleh satu
Pribadi Allah yang sempurna.
2. Lusifer diciptakan dengan kemampuan
untuk mengasihi.
3. Lusifer memiliki kebebasan moral yang
benar, dan terlepas dari semua yang
telah diberikan kepadanya [Alkitab
mengatakan bahwa ia penuh dengan
segala batu permata], namun malaikat
ini tetap menginginkan lebih dari pada
itu. Inilah yang akhirnya menuntun
kepada "perang di surga".
Kita telah diciptakan dengan kemampuan
mengasihi, mari kita gunakan kemampuan
yang diberikan itu dengan benar, karena
itulah yang terbaik bagi kita.

Ulangan 6:5 .... "Kasihilah


TUHAN, Allahmu, dengan
segenap hatimu dan dengan
segenap jiwamu dan dengan
segenap kekuatanmu".
KEJATUHAN DAN AIR BAH
Senin, 27 September 2021

Hukum Newton tentang gaya gravitasi membuka


pengertian kita tentang kekuatan yang sama yang
menjaga bulan tetap berada dalam orbit bumi, dan
bumi tetap berada dalam orbit matahari, demikian
seterusnya.

Walaupun kontribusi dari Newton ada dalam area


hukum alam, namun prinsip yang sama juga berlaku
dengan hukum moral.

Kebebasan yang sama, kebebasan yang melekat dalam


kasih, bila disalahgunakan akan menuntun pada
kejatuhan, dan inilah yang terjadi pada Lusifer di
surga.
Sebagaimana kejatuhan Lusifer di surga, demikian juga kejatuhan
manusia di bumi. Lusifer diciptakan dengan sempurna dan berada
dalam lingkungan yang sempurna, demikian juga Adam dan Hawa
diciptakan dengan sempurna dan berada dalam lingkungan yang
sempurna. Mereka memiliki kebebasan yang sama.

Sabda TUHAN kepada Adam dan Hawa: "Semua


pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya
dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang
yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan
buahnya, sebab pada hari engkau memakannya,
pastilah engkau mati“ [Kejadian 2:16-17].
Kebebasan yang melekat dalam kasih
juga telah disalahgunakan oleh Adam
dan Hawa dan akhirnya menuntun
kepada kejatuhan [Kej. 3:1-7].
Bagaimana keadaan sesudah kejatuhan manusia dalam dosa?

1. Segala sesuatu berubah dari buruk menjadi lebih buruk, bahkan sampai
pada titik di mana Tuhan mengatakan tentang manusia yaitu : "bahwa
segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata"
[Kej. 6:5].
2. Jika pikiran-pikiran mereka itu buruk, maka tentu saja tindakan-tindakan
mereka juga buruk adanya, hingga segala sesuatu menjadi sangat jahat yang
menyebabkan Tuhan membinasakan dunia ini dengan Air Bah [Kej. 7].
3. Setelah Air Bah Tuhan memberikan kepada manusia satu kesempatan untuk
memulai kembali kehidupan yang baru, namun cerita tentang Menara Babel
[Kej. 11:1-9] menunjukkan bahwa ternyata manusia masih tetap cenderung
untuk menyangkal Allah. Penyembahan berhala, kebanggaan berlebihan
atas pencapaian atau kesuksesan menuntun mereka memberontak melawan
Pencipta mereka. Akhirnya Tuhan mengacaukan bahasa mereka, dan
menyerakkan mereka yang sudah jatuh ini ke seluruh permukaan bumi.
Kita semua adalah manusia-manusia yang
telah jatuh dalam dosa, kita termasuk di
antara keturunan manusia yang diserakkan
Tuhan di seluruh permukaan bumi ini.

Namun kita bersyukur, Tuhan sama


sekali tidak membuang atau
mengabaikan umat ciptaan-Nya.

Kita masih dapat diselamatkan oleh anugrah-Nya.


Allah itu kasih adanya.
PANGGILAN ABRAM
Selasa, 28 September 2021

Kejadian 12:1-3
Berfirmanlah TUHAN kepada Abram:
"Pergilah dari negerimu dan dari sanak
saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke
negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu.
Aku akan membuat engkau menjadi bangsa
yang besar, dan memberkati engkau serta
membuat namamu masyhur; dan engkau
akan menjadi berkat. Aku akan memberkati
orang-orang yang memberkati engkau, dan
mengutuk orang-orang yang mengutuk
engkau, dan olehmu semua kaum di muka
bumi akan mendapat berkat."
Panggilan kepada Abram
[Abraham] muncul pertama kali
setelah peristiwa Menara Babel.

Keturunan Abraham diberkati


menjadi bangsa yang besar, dan
dari padanya janji datangnya
seorang yang akan membawa
berkat bagi dunia digenapi yaitu
Yesus Kristus.
Rasul Paulus menunjuk kepada panggilan Abraham :
Jadi kamu lihat, bahwa mereka yang hidup dari iman,
mereka itulah anak-anak Abraham.

Dan Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui,


bahwa Allah membenarkan orang-orang bukan
Yahudi oleh karena iman, telah terlebih dahulu
memberitakan Injil kepada Abraham: "Olehmu
segala bangsa akan diberkati." Jadi mereka yang
hidup dari iman, merekalah yang diberkati
bersama-sama dengan Abraham yang beriman itu
[Galatia 3:7-9].

Dalam ayat-ayat tersebut rasul Paulus sedang menunjukkan sebuah


ungkapan yang paling pertama dari apa yang merupakan maksud
Allah selama ini, yaitu: Injil kepada dunia.
• Stefanus menegaskan kebenaran tentang
keturunan Abraham [Kisah 7:20-36] : Musa ini,
yang telah mereka tolak, dengan mengatakan:
Siapakah yang mengangkat engkau menjadi
pemimpin dan hakim?
• Musa ini juga telah diutus oleh Allah sebagai
pemimpin dan penyelamat oleh malaikat, yang
telah menampakkan diri kepadanya di semak
duri itu.
• Dialah yang membawa mereka keluar dengan
mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di
tanah Mesir, di Laut Merah dan di padang gurun,
empat puluh tahun lamanya [Kisah 7: 35-36].
Melalui Musa, Tuhan memanggil
keluar satu umat, umat-Nya dari Mesir,
yaitu keturunan Abraham.

Dalam diri umat-Nya, Dia mencoba bukan


hanya memelihara pengetahuan akan
kebenaran; yaitu, pengetahuan akan Dia,
TUHAN, dan rencana keselamatan, tetapi
juga untuk menyebarluaskan pengetahuan
tersebut ke seluruh dunia.

Pada kita masing-masing secara pribadi terletak sebuah


tanggung jawab untuk menyebarkan kabar baik tentang
keselamatan agar dunia di sekitar kita diterangi oleh
pengetahuan akan kebenaran ini.
PERJANJIAN DI SINAI
Rabu, 29 September 2021

Kisah keluarnya bangsa Israel dari tanah Mesir, dari


rumah perbudakan adalah sebuah peristiwa yang
besar dan istimewa. Peristiwa yang akan diingat oleh
bangsa Israel dan bangsa-bangsa lain, mereka akan
mengetahui bahwa tidak ada Allah yang sedemikian
hebat yang melakukan semua perkara itu.

Peristiwa itu di awali dengan berbagai tulah yang


menimpa Mesir sampai kepada kematian anak-anak
sulung di Mesir [Kecuali anak-anak sulung bangsa
Israel yang ambang pintunya dibubuhi darah], bahkan
sampai kepada tenggelamnya para prajurit Mesir di
Laut Merah karena mengejar bangsa Israel.
Musa menuliskan :

Keluaran 19:4 “Kamu sendiri telah


melihat apa yang Kulakukan kepada
orang Mesir, dan bagaimana Aku telah
mendukung kamu di atas sayap rajawali
dan membawa kamu kepada-Ku.”

Ulangan 4:34
“Atau pernahkah suatu allah mencoba datang untuk mengambil baginya suatu
bangsa dari tengah-tengah bangsa yang lain, dengan cobaan-cobaan, tanda-
tanda serta mujizat-mujizat dan peperangan, dengan tangan yang kuat dan
lengan yang teracung dan dengan kedahsyatan-kedahsyatan yang besar, seperti
yang dilakukan TUHAN, Allahmu, bagimu di Mesir, di depan matamu?”
Mengapa Tuhan memanggil dan membawa bangsa
Israel keluar dari Mesir? Keluaran 19:4-8

1. Allah yang memanggil mereka keluar, mereka ini adalah benih,


keturunan dari para bapa, Abraham, Ishak, dan Yakub. Dan melalui
keturunan-keturunan ini, Tuhan bermaksud untuk menetapkan perjanjian-
Nya, dan mereka benar-benar akan menjadi, "harta kesayangan-Ku
sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh
bumi" [Kel. 19: 5]. Hubungan ini adalah merupakan pusat dari perjanjian
tersebut.
2. Kekhususan Israel datang bukan karena sesuatu yang kudus dan benar
yang tak terpisahkan di dalam dan dari diri mereka sendiri. Tetapi hal itu
adalah karena kasih karunia Allah yang diberikan kepada mereka dan
karena kebenaran-kebenaran yang indah yang Dia curahkan kepada
mereka yaitu kebenaran-kebenaran yang harus mereka ikuti dan, sebagai
sebuah "kerajaan imam-imam," mereka memiliki tugas untuk
mengabarkan kebenaran-kebenaran tersebut kepada dunia.
Bagaimana Perjanjian di Sinai dibuat dan disahkan?

1. Allah memberikan kepada mereka beberapa ketentuan


perjanjian, yang merupakan bagian yang harus mereka
lalukan dari kesepakatan itu, yaitu Sepuluh Perintah
[Kel. 20], dan kemudian perjanjian ini disahkan.
2. Musa memercikkan darah persembahan-persembahan
di altar yang baru dibangun, kemudian ia mengambil
"kitab perjanjian itu, lalu dibacakannya dengan
didengar oleh bangsa itu" [Kel. 24: 7]. Umat ini
kembali menyatakan bahwa mereka akan menurut.
Ibrani 9:19-20
Sebab sesudah Musa memberitahukan semua
perintah hukum Taurat kepada seluruh umat, ia
mengambil darah anak lembu dan darah domba
jantan serta air, dan bulu merah dan hisop, lalu
memerciki kitab itu sendiri dan seluruh umat,
sambil berkata: "Inilah darah perjanjian yang
ditetapkan Allah bagi kamu.“

Perjanjian itu dimeteraikan dengan darah. Itu melambangkan


darah Kristus yang tak bercacat cela yang akan memenuhi
janji-Nya, maka kitapun harus berpegang dalam iman kepada
perjanjian untuk melakukan kehendak-Nya.
KEMURTADAN DAN HUKUMAN
Kamis, 30 September 2021

• Tidak diragukan bahwa bangsa Israel bersungguh-sungguh


ketika mengucapkan janji bahwa mereka akan menurut
akan segala yang Tuhan Firmankan [Keluaran 24:7].
• Namun, sejarah suci menunjukkan bahwa tindakan mereka
terulang kembali dan lagi, yang bertentangan dengan kata-
kata mereka.
• Walaupun mereka adalah orang-orang terpilih, walaupun
mereka telah masuk secara cuma-cuma dalam hubungan
perjanjian dengan Tuhan, mereka tidak menegakkan
kesepakatan bersama mereka, yang pada akhirnya
membuat kehidupan mereka menurun.
Di kaki Gunung Sinai, tempat mereka
mengucapkan janji, mereka jatuh ke dalam
kemurtadan, mereka menyembah anak lembu
emas [Keluaran 32:1-6].

Saat mereka mendekati tanah perjanjian dan


bersiap masuk tetapi mereka mempercayai 10
pengintai gantinya percaya pada Tuhan,
mereka memberontak, akhirnya mereka gagal
memasuki tanah perjanjian.

Israel telah 10 kali mencobai Tuhan dan tidak mau


mendengar suara Tuhan [Bil. 14:22].
Hukuman apakah yang dijatuhkan kepada bangsa Israel
karena pemberontakan dan ketidakpercayaan mereka?
Bilangan 14:28-35

1. Gantinya lebih cepat masuk ke Tanah


Perjanjian, mereka harus mengembara di
padang belantara selama 40 tahun.

2. Anak-anak usia dibawah 20 tahun akan


mengembara sebagai penggembala di padang
gurun empat puluh tahun lamanya dan akan
menanggung akibat ketidaksetiaan, sampai
mereka yang berusia di atas 20 tahun habis
[mati] di padang gurun.
Ketidaktaatan terjadi, bukan hanya
dari pemberontakan yang langsung
[meskipun hal itu bisa terjadi],
tetapi dari sebuah kegagalan untuk
percaya apa yang Allah katakan
kepada kita
RENUNGKANLAH FIRMAN TUHAN berikut ini:
Matius 7:24, 26 "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama
dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. -- Tetapi setiap orang
yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh,
yang mendirikan rumahnya di atas pasir”.

Yohanes 14:15 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu


akan menuruti segala perintah-Ku”.

Yakobus 2:20 “Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui


sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?

Roma 6:11-12 “Demikianlah hendaknya kamu


memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi
kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus. Sebab itu
hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu
yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.
KESIMPULAN
Kita telah diciptakan dengan kemampuan mengasihi, mari kita
01 gunakan kemampuan yang diberikan itu dengan benar, karena itulah
yang terbaik bagi kita.

Kita semua adalah manusia-manusia yang telah jatuh dalam dosa, kita
termasuk di antara keturunan manusia yang diserakkan Tuhan di seluruh
02 permukaan bumi ini.

Pada kita masing-masing secara pribadi terletak sebuah tanggung jawab


untuk menyebarkan kabar baik tentang keselamatan agar dunia di sekitar kita
03 diterangi oleh pengetahuan akan kebenaran ini.

Perjanjian di Sinai dimeteraikan dengan darah. Itu melambangkan darah Kristus


yang tak bercacat cela yang akan memenuhi janji-Nya, maka kitapun harus
04 berpegang dalam iman kepada perjanjian untuk melakukan kehendak-Nya.

Ketidaktaatan terjadi, bukan hanya dari pemberontakan yang langsung


05 [meskipun hal itu bisa terjadi], tetapi dari sebuah kegagalan untuk
percaya apa yang Allah katakan kepada kita

Anda mungkin juga menyukai