Anda di halaman 1dari 3

1.

Janji yang telah diungkapkan membawa konsekuensi baik bagi diri orang yang berjanji dan
maupun orang yang mengetahuinya. Oleh karena itu, janji harus ditepati dan dijalankan
dengan setia. Pengingkaran terhadap janji akan menimbulkan kekecewaan, tetapi janji yang
telah ditepati akan mendatangkan kebahagiaan dan rasa syukur, memperbesar kepercayaan
serta menimbulkan ikatan persaudaraan yang lebih erat.
2. ~ Manusia Jatuh dalam Dosa Kej 3:8-15
Tuhan Allah befirman “Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau
makan itu?” Manusia itu menjawab “ Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.”
Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepda ular itu: “ Karena engkau berbuat demikian,
terkutuklah engkau diantara segala binatang hutan;dengan perutmulah engkau akan
menjalar dan debu tanahlah akan kau makan seumur hidupmu. “Aku akan mengadakan
permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya;
keturunannya akan meremukkan kepalamu dan engkau akan meremukkan tumitnya.”
3. ~ Pemberitaan Mengenai Imannuel Yes 7:10-11
TUHAN melanjutkan firman-Nya kepada Ahas, kata-Nya : “Mintalah suatu pertanda dari
TUHAN, Allahmu, biarlah itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah atau sesuatu
dari tempat tertinggi yang diatas.” Lalu berkatalah Nabi Yesaya : “Baiklah dengarkan, hai
keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan
Allahku juga? “Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu
pertanda: Sesungguhnya, sesorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan
seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.
4. Allah memenuhi janjiNya. Allah tak ingin manusia hancur dalam kuasa dosa. Janji Allah
terwujud dalam pribadi Yesus Kristus sang Putra Allah sendiri, yang selama hidupnya
selalu mewartakan keselamatan bagi semua orang Sebagai pihak yang diselamatkan, Allah
menghendaki agar manusia memiliki hidup dan semangat baru. Yaitu hidup yang sesuai
dengan kehendak Allah, meninggalkan perbuatan-perbuatan dosa dan selalu mengarahkan
diri pada keselamatan, sesuai janjinya bahwa ia akan menurunkan anaknya yang tunggal
kebumi dan akan mati untuk menebus dosa manusia.
5. Berbelaskasihan, mudah didekati, suka berdoa, tidak egois, rela mengampuni, bersemangat,
rendah hati, dan sabar.
6. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah sendiri lih. Kej 1:26. Hal tersebut
menegaskan bahwa dalam diri manusia terkandung dimensi kemanusiaan atau jasmani dan
dimensi rohani yang tak dapat dipisahkan satu sama lain, melainkan merupakan satu
kesatuan utuh. Dimensi kemanusiaan nampak dalam kenyataan berikut: ia diciptakan, lahir
dari rahim seorang ibu, berjenis kelamin, mengungkapkan perasaan, dapat sakit, dapat mati
dan sebagainya. Dalam diri manusia juga mengandung dimensi rohani, sehingga manusia
dapat mengasihi, dapat berdoa, dapat mengampuni dan sebagainya.
7. Ciri-ciri ke-Allahan adalah keabadian, kasih sayang, pengampunan, dsb. Tetapi karena
dibatasi kemanusiaannya manusia tidak dapat sepenuhnya memancarkan dan menghadirkan
keilahiannya. Kedua dimensi tersebut perlu dipahami secara baik, sebab karya
penyelamatan Allah menggunakan ke dua dimensi tersebut, sehingga penyelamatan Allah
bisa dirasakan manusia secara sempurna. Maka dalam diri Yesus tampaklah secara
sempurna ke dua dimensi tersebut.
8. Yohanes 1:14 “Firman itu menjadi manusia dan hidup dalam kalangan kita. Kita telah melihat
kemuliaan-Nya sebagai Anak Tunggal yang datang daripada Bapa, penuh dengan kasih
kurnia dan kebenaran”. ekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari
Yesus. Matius 4:1-4 “Pencobaan di padang gurun 4:1 Maka Yesus dibawa oleh Roh ke
padang gurun untuk dicobai 1  v  Iblis. w  4:2 Dan setelah berpuasa empat puluh hari 2  dan
empat puluh malam, x  akhirnya laparlah Yesus. 4:3 Lalu datanglah si pencoba y  itu dan
berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, z  perintahkanlah supaya batu-batu ini
menjadi roti." 4:4 Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti
saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. a ".
9. Yohanes 1:1-13 “Firman yang telah menjadi manusia 1:1 Pada mulanya adalah Firman 1 ; a 
Firman itu bersama-sama dengan Allah b  dan Firman itu adalah Allah. c  1:2 Ia pada mulanya

bersama-sama dengan Allah 2 . 1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak
ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. e  1:4 Dalam Dia ada hidup f 
dan hidup itu adalah terang g  manusia 3 . 1:5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan 4  h  dan
kegelapan itu tidak menguasainya. i  1:6 Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya
Yohanes; j  1:7 ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian k  tentang terang itu, supaya
oleh dia semua orang menjadi percaya. l  1:8 Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi
kesaksian tentang terang itu. 1:9 Terang m  yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang
5  n 
, sedang datang ke dalam dunia. 1:10 Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan
oleh-Nya, o  tetapi dunia tidak mengenal-Nya 6 . 1:11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya,
tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. p  1:12 7 Tetapi semua orang
yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah 8 , q  yaitu mereka
yang percaya 9  r  dalam nama-Nya; s  1:13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah
atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki 10 , melainkan
dari Allah. t . Matius 2:1-12 “2:1 Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea z 
pada zaman raja Herodes, a  datanglah orang-orang majus 1  dari Timur ke Yerusalem 2:2 dan
bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi b  yang baru dilahirkan itu? Kami telah
melihat bintang-Nya c  di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia." 2:3 Ketika raja
Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. 2:4 Maka
dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat 2  bangsa Yahudi, lalu dimintanya
keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. 2:5 Mereka berkata kepadanya:
"Di Betlehem d  di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: 2:6 Dan
engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara
mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin,
yang akan menggembalakan umat-Ku Israel. e " 2:7 Lalu dengan diam-diam Herodes
memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana
bintang itu nampak. 2:8 Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: "Pergi dan
selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu
menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia." 2:9
Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang
mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di
mana Anak itu berada. 2:10 Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah
mereka. 2:11 Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama
Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. f  Merekapun membuka tempat harta bendanya
dan mempersembahkan persembahan g  kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur. 2:12
Dan karena diperingatkan h  dalam mimpi, i  supaya jangan kembali kepada Herodes, maka
pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.3
10. Yesus menampilkan diri sebagai Putera Allah, tetapi hanya dengan hati-hati dan penuh
kebijaksanaan. Walaupun demikian, keluarga-Nya sendiri menganggap-Nya tidak waras
lagi (Mrk 3:21).Asal-usul yang adikodrati dapat dilihat dalam gelar “Putera Manusia”.
Daniel mengemukakan gelar ini sebagai suatu lambang orang-orang kudus milik Yang
Mahatinggi (Dan 7:18). Putera Manusia harus berjuang melawan musuh-musuh Tuhan.
Tetapi Putera Manusia juga datang dengan awan-awan di langit, lambang pengadilan Tuhan
atas musuh-musuh dan disusuli dengan pendirian kerajaan kebahagiaan. Dengan demikian
Kristus adalah Putera Manusia. Pada satu pihak, Ia adalah biasa seperti yang lain, tetapi
pada waktu yang sama Ia juga berdiri di depan tahta Yang Lanjut Usia-Nya, ialah Yang
Mahatinggi (Dan 7:22).Bukti ke-Allah-anNya dapat dilihat juga dalam cara bagaimana Ia
melakukan mujizat-Nya. Memang ada juga nabi yang membuat mujizat, tetapi sifatnya
sangat lain daripada apa yang dilakukan Yesus. Ia selalu berjalan keliling dan di mana-mana
Ia menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan. Yesus melakukan mujizat yang begitu
banyak, dengan cara yang begitu sederhana dan penuh cinta kasih. Orang-orang lain
melakukan mujizat atas nama Tuhan, Ia melaksanakannya atas nama Diri-Nya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai