Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BANGSA PILIHAN ALLAH

SMKN 1 KOTA TANGERANG


2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Bapak Di Surga,atas berkat dan
anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan judul “Bangsa
yang Terpilih” Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata pelajaran Agama Kristen Protestan di SMKN 1 Tangerang ,memberi pemahaman kepada
orang orang mengenai perubahan bangsa yang Allah piih dan pengaruhnya bagi kita sekarang.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Pendeta Sudiro selaku pembimbing
mata pelajaran Kristen Protestan yang telah memberi dukungan dan bantuan dalam
menyelesaikan makalah ini serta rekan-rekan yang turut mengulurkan tangan untuk bekerja
sama.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih terbatas dan jauh dari
sempurna,hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan,pengalaman dan waktu yang dimiliki.
Namun demikian penulis telah berusaha dan bekerja sama supaya makalah ini bermanfaat bagi
orang lain untuk menjadi Orang Kristen yang beriman dan diperkenan oleh Allah yang kudus di
dzaman akhir ini.

Tangerang, 20 Maret 2019

Penulis
1. MENGAPA BANGSA ISRAEL MENJADI UMAT PILIHAN ALLAH?

Nama Israel adalah nama lain dari Yakub yang diberikan Allah atas kegigihan nya dan
sebagai tanda berkat (Kej 35:10,15). Sebagai keturunan dari 12 putra Yakub,mereka sering
disebut “putra-putra Israel”: kadang-kadang disebut “keturunan Israel”, “ umat Israel” , “orang-
orang Israel” , “warga Israel” .

Pembentukan bangsa pilihan Allah ini pertama kali disebutkan pada periosde pasca Air
Bah. Setelah Allah mengacaukan bahasa bahasa di bumi keturunan Nuh yaitu Sem,Ham dan
Yafet mulai menghasilkan keturunan yang menjadi bangsa-bangsa sekarang dan salah satu dari
keturunan itu ada yang Allah pilih. Abram/Abraham keturunan Sem (Kejadian 11:10;26) adalah
awal dari pembentukan bangsa pilihan Allah.

Allah menyuruh Abram meninggalkan Kota Ur dan pindah ke sebuah negeri yang akan Ia
katakan,”Aku akan membuat bangsa yang besar dari Mu.” (Kej 12:1-4). Belakangan Allah
memperluas janji-Nya dengan mengatakan ,”Engkau pasti akan menjadi Bapak sejumlah besar
bangsa……Aku akan membuat mu beranak cucu,sangat,sangat banyak dan akan membuat Mu
menjadi bangsa- bangsa dan raja-raja akan muncul darimu.” (Kej 17:1-6).

Janji ini tergenap. Putra Abraham,Ishak muncul Bangsa Israel dan Bangsa Edom. Di
bawah perjanjian Dengan Abraham,jemaat Israel yang dihasilkan dari perjanjian itu dipandang
sebagai satu pribadi. Oleh karena itu,seorang kerabat dekat dapat menebus atau membeli
mereka kembali dari perbudakan. Berdasarkan perjanjian yang sah ini, hanya Allah sebagai
pribadi yang berhak membeli mereka kembali, Ia menggunakan kekuatan- Nya untuk
menghukum Firaun dengan mendatangkan tulah-tulah karena Ia menolak untuk membebaskan
putra ‘Sulung’ Allah,Israel (Kej 4:22,23).

Maka dengan setelah sah dibebaskan dari Mesir,Israel menjadi milik eksklusif Allah.
“ Hanya kamu sekalian yang kukenal dari antara semua keluarga bumi,” Firman-Nya.
Namun,saat itu Allah memutuskan untuk berurusan dengan mereka,tidak hanya sebagai umat
pilihan tetapi sebagai bangsa Israel yang telah Ia ciptakan dan yang Ia beri pemerintahan
Teokratis berdasarkan perjanjian Hukum.
2. PEMILIHAN BANGSA DILAKUKAN BERDASARKAN APA?

Orang percaya dipilih Allah untuk menjadi bangsa pilihan-Nya. Bangsa yang terpilih
mengandung silsilah kekerabatan, dan dapat berarti hubungan yang diarahkan baik kepada
Allah maupun sesama manusia, sebagaimana diwujudkan dalam kelahiran baru
(Ef. 1:4; Yes. 43:10, 20-21; 44:1-2). Dalam Perjanjian Lama, bangsa Israel dikatakan umat
pilihan, dan di Perjanjian Baru, orang-orang percaya dipanggi; sebagai orang pilihan. Bangsa
yang kudus mengandung arti panggilan yang mencerminkan keadaan Allah, yang telah
memanggilnya (1 Ptr. 1:16; Ul. 28:9). Pemilihan ini didasarkan pada:

1. Kasih karunia. Karena begita besar kasih-Nya kepada kita, maka pemilihan bukan
karena kelayakan manusia berdosa di hadapan Allah, tetapi karena belas kasih
Allah. Sebagai implementasinya, orang percaya harus hidup dalam kemurahan
hati dan penuh belas kasih kepada orang lain.

2. Kedaulatan Allah. Pemilihan adalah kuasa mutlak dari Allah. Hak Allah yang tidak dapat
diganggu gugat oleh siapa pun. Pilihan Allahtidak pernah salah meskipun orang-orang
pilihan-Nya bukanlah orang sempurna.
3. Sifat kekekalan Allah. Pilihan Allah atas orang percaya adalah pemilihan yang bersifat
kekal, tidak dapat dibatalkan dan bernilai kekal, sebab akan berlangsung terus sampai ke
surga kelak.
4. Pemilihan Allah ini diakukan di dalam dn melalui Yesus Kristus, artiya, pertama, agar
orang pihan menjadi serupa dengan Kristus, agar menjadi kudus dengan tingkah laku
seperti Kristus di dalam duna ini ( Ef.1:4;Rm.8:29); kedua, orang pilihan telah ditebus
dari utang dosa; ketiga, berkat-berkat yng menyertai akan dialami dalam persekutuan
dengan Kristus.
3. PEMBERONTAKAN BANGSA ISRAEL
Konteks dari perikop ini adalah persiapan keluarnya bangsa Israel dari tanah
perbudakan Mesir. Sangat jelas dikatakan bahwa perjalanan bangsa Israel di padang gurun
adalah inisiatif dari Allah sendiri. Tetapi kita harus teliti bahwa ketika dikatakan di dalam ayat
18 “Allah menuntun bangsa itu berputar melalui jalan di padang gurun…”, ini bukanlah
pengembaraan Israel di padang gurun selama 40 tahun yang sering kali kita dengar ceritanya.
Kita akan melihat nanti bahwa berputar-putarnya bangsa Israel selama 40 tahun di padang
gurun adalah akibat dosa mereka sendiri.

Di sini jelas dikatakan bahwa Allah sendiri yang memutar rute perjalanan Israel.
Perjalanan Israel ke tanah perjanjian sebenarnya sangat dekat jikalau melewati “jalan negeri
orang Filistin” (ay. 17) atau yang disebut sebagai “Way of the Land of the Philistines”. Kita akan
menggaruk-garuk kepala dan bertanya mengapa Allah sengaja memutar perjalanan bangsa
Israel? Alasannya tidak dijelaskan secara mendetail di dalam perikop ini. Tetapi Musa mencatat
perkataan Allah sendiri,“Jangan-jangan bangsa itu menyesal, apabila mereka menghadapi
peperangan, sehingga mereka kembali ke Mesir” (ay. 17).

Kita dapat membayangkan bahwa Israel yang baru saja keluar dari Mesir itu ibaratnya
masih kanak-kanak secara rohani. Selama perbudakan di Mesir, bangsa ini belum pernah
melihat pekerjaan TUHAN selain dari kesepuluh tulah. Bahkan firman Allah kepada Israel yang
menyatakan “Akulah TUHAN” tidak terlalu digubris oleh mereka (Kel. 6:8). Sungguh Israel tidak
mungkin siap menghadapi kesulitan dan bahaya besar yang menanti mereka. Mereka pasti akan
begitu mudah meninggalkan Allah yang memanggil mereka keluar dari Mesir. Di sini kita dapat
belajar tentang kasih Allah yang dinyatakan di dalam rencana-Nya yang sering kali tidak dapat
kita selami. Rencana Allah begitu mendetail sehingga Dia tahu jalan mana yang seharusnya
dilalui Israel.

Tetapi kita juga tidak perlu memiliki pembacaan bahwa Allah mau menghindarkan
bangsa Israel dari berbagai kesulitan atau ujian karena kita akan melihat bahwa di dalam rute
yang panjang dan berputar ini pun Israel banyak mengalami ujian. Juga tidak dapat dipungkiri
bahwa di dalam tiap ujian tersebut Israel meneriakkan sungut-sungut mereka di hadapan Allah.
Allah begitu mengasihi anak-anak-Nya yang lemah dan justru Allah yang mengasihi mereka
yang lemah ini juga adalah Allah yang mau agar mereka bertumbuh melalui ujian-ujian. Tetapi
Allah tahu saat yang tepat untuk memberikan ujian-ujian tersebut. Dia tahu takaran iman anak-
anak-Nya. Allah tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Ada kalanya Tuhan membawa kita
masuk ke dalam ujian yang relatif lebih “sederhana/mudah” sebelum masuk ke dalam ujian
yang lebih “besar/sulit”. Baik itu ujian yang mudah atau sulit, Allah mau kita belajar bergantung
dan beriman kepada Dia, karena kita begitu lemah dan mudah meninggalkan Dia. Kita akan
melihat respons Allah ketika Israel masuk ke dalam ujian demi ujian dan sungut-sungut yang
diteriakkan mereka di padang gurun.
4. KASIH ALLAH KEPADA BANGSA ISRAEL
TUHAN Bertemu dengan musa di gunung Sinai. Tuhan ingin melepaskan bangsa Israel
dari tanah mesir yang telah menyengsarakan mereka. Musa diperintahkan tuhan untuk
mendapatkan bangsa Israel tetapi musa takut bangsa Israel tidak mau mengakui musa sebagai
pengutus untuk menyelamatkan mereka. Bila bangsa Israel itu mendengarkan perkataan musa
(keluaran 3:8) “ Bilamana mereka mendengarkan perkataanmu, maka engkau harus berserta tua
tua Israel pergi kepada raja Mesir dan kamu harus berkata kepadanya:TUHAN,Allah orang
ibrani,telah menemui kami;ke padang gurun tiga hari perjalanan jauhnya untuk
mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allah kami”. Tetapi Raja Mesir tidak
mempersilahkan mereka keluar untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN. Tetapi dalam
Tuhan akan membuat orang mesir bermurah hati terhadap bangsa Israel sehingga mereka bisa
pergi ,dan tidak dengan tangan hampa. Dan Bilamana mereka tidak mendengarkan
perkataanmu dan tidak percaya kepadamu (Keluaran 4:2-9). Telah sampai di tanah mesir musa
menghadap Firaun, Musa meminta agar mengizinkan bangsa Israel untuk mempersembahkan
korban kepada TUHAN tetapi firaun menolak (keluaran 5:2). Tuhan mengeraskan hati firaun dan
memperbanyak tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang ada ditanah mesir. (kel 7:3). Mujizat
pertama yang dikeluarkan oleh musa dan harun itu masih membuat hati firaun berkeras. Firaun
berkeras hati , ia menolak membiarkan bangsa itu pergi dan tuhan mengeluarkan Tulah kepada
bangsa itu dan firaun.
5. BANGSA ISRAEL TIDAK DIKASIHI ALLAH
Allah berbicara tentang Bangsa Israel yang berada dalam hubungan perjanjian dengan-Nya
sebagai “Istri” (Yes 54:5,6) ketika bangsa itu menjadi tidak setia kepada-Nya,mengabaikan Dia
dan berpaling kepada bangsa-bangsa lain seperti Mesir dan Asiria untu mendapatkan bantuan
dan membentuk aliansi dengan mereka,Israel menjadi seperti istri yang tidak
setia,pezina,pelacur,orang yang melakukan percabulan dengan banyak pasangan (Yeh 16:15.25-
29).

Kecaman dan penghukuman keras berkali-kali Allah tujukan terhadap Israel melalui para
nabi-Nya yang menandaskan betapa besar belas kasihan-Nya dan betapa luar biasa kepanjang
sabaran-Nya. Namun,hendaknya kita tidak pernah menyalahgunakan kebaikan hati Allah yang
penuh kasih. Yesaya mengatakan

“ mereka memberontak dan menyakiti hari Roh Kudus-Nya. Sekarang Ia berubah menjadi
musuh mereka;Ia sendiri berperang melawan mereka.” (Yesaya 63:10)

Dengan suka memberontak Bangsa Israel membuat diri mereka pantas dihukum. “ jangan
lupa bagaimana engkau telah membangkitkan kemarahan Allah,di padang belantara.” demikian
Musa Mengingatkan. “sejak hari engkau keluar dari tanah Mesir sampai kedatangan mu ke
tempat ini,kamu telah menentang Allah dengan perilakumu.” (Ulangan 9:7). Dengan melawan
pengaruh yang sehat dari roh Allah,mereka menyakiti atau mendukakan roh ini.(Efesus 4:30)
Mereka memaksa Allah menjadi musuh mereka.

Allah tentunya tidak lalai dalam pengertian ceroboh atau khilaf; sebaliknya,Ia sangat
memperhatikan umat perjanjian-Nya sampai mereka tidak menghiraukan Firman-Nya dan
memberontak Terhadap-Nya. Baru pada saat itulah dan atas dasar tersebut Ia “Tidak lagi
memperhatikan mereka”.

Allah sendiri berpanjang sabar terhadap Israel. Selama 257 tahun sejarah mereka,Iat terus
mengutus hamba-hamba-Nya untuk memperingatkan para penguasa dan rakyat tentang jalan-
jalan mereka yang fasik,tetapi semuanya menjadi sia-sia.(2 Raj 17:7-18) Hamba-Hamba Allah
yang setia ini antara lain ialah nabi-nabi: Yehu,Elia,Mikaya,Elisa,Yunus,Oded,Hosea,Amos dan
Mikha.

Allah memperlihatkan belas kasihan kepada Bangsa Israel setelah seluruh bangsa itu,kecuali
atu sisa,menolak sang Mesias. Kaum sisa,yang terdiri dari orang-orang Yahudi dan orang non-
Yahudi yang percaya adalah awal sidang kristen; perkenan Allah kini ada atas sidang itu dan
bukan atas bangsa Yahudi yang telah ditolak. Allah mempertunjukkan perubahan tersebut
dengan berbagai tanda,mukjizat,dan peruatan penuh kuasa (Ibr 2:3,4).
6. UMAT ISRAEL ROHANI PADA ABAD PERTAMA SEPERTI APA?
Berasal dari Keturunan Yahudi. Kita juga harus mempertimbangkan darah Yahudi yang
mengalir dalam diri Paulus dan dampak dari agama keluarganya. Ia menjelaskan tentang dirinya
kepada jemaat di Filipi sebagai gang "dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli:
tentang pendirian terhadap hukum Taurat, aku orang Farisi"' (Flp. 3:5). Pada peristiwa lain, ia
menyebut dirinya "orang Israel, dari keturunan Abraham, dari suku Benyamin" (Rm. 11:1).

Dengan demikian Paulus berasal dari garis keturunan yang membanggakan yang dapat
dirunut sampai kepada leluhur bangsanya, yaitu Abraham. Raja Israel yang pertama, Saul,
berasal dari suku Benyamin. Nama raja tersebut dipakai oleh pemuda Tarsus ini.

Sekolah di sinagoge menolong para orang tua Yahudi mewariskan nilai-nilai keagamaan
Israel kepada anak-anak mereka. Seorang anak laki-laki mulai membaca Kitab Suci ketika ia baru
berumur kira-kira lima tahun. Sewaktu ia berumur sepuluh tahun, ia akan mempelajari Misynah
dengan berbagai tafsiran yang rumit dari Hukum Taurat. Dengan demikian, anak tersebut
dipenuhi dengan pengetahuan sejarah, adat istiadat, Kitab Suci, dan bahasa bangsanya.
Kosakata yang kemudian dipakai Paulus sangat diwarnai bahasa Septuaginta Yunani, yaitu
Alkitab orang Yahudi pada masa Helenis.

Dari "partai-partai" besar orang Yahudi, kaum Farisi merupakan golongan yang paling
ketat. (Baca "Orang Yahudi pada Masa Perjanjian Baru.") Mereka bertekad untuk melawan
upaya-upaya para penakluk mereka, yaitu orang Romawi, untuk memaksakan kepercayaan dan
cara hidup baru kepada mereka. Pada abad pertama, mereka telah menjadi "aristokrat dalam
hal rohani di tengah masyarakat mereka. Paulus adalah orang Farisi, "keturunan orang Farisi"
(Kis. 23:6). Dengan demikian kita yakin bahwa pendidikan keagamaannya berakar pada
kesetiaan terhadap peraturan-peraturan hukum Taurat, seperti yang diterangkan oleh para rabi
Yahudi. Pada umur 13 tahun, ia diharapkan telah menerima tanggung jawab pribadi untuk taat
kepada hukum Taurat itu.

Saulus dari Tarsus menghabiskan masa mudanya di Yerusalem "di bawah pimpinan
Gamaliel," di mana ia "dididik ... dalam hukum nenek moyang kita ... " (Kis. 22:3). Gamaliel
adalah cucu Hilel, salah seorang Rabi Yahudi yang paling terkenal. Mazhab Hilel lebih liberal di
antara dua aliran pikiran yang ada di kalangan orang Farisi. Kisah Para Rasul 5:33-39,
memberikan sedikit gambaran tentang Gamaliel, yang disebut sebagai seorang yang "sangat
dihormati seluruh orang banyak."
Para calon Rabi diharuskan belajar suatu profesi supaya kemudian mereka dapat
mengajar tanpa menjadi beban bagi masyarakat. Paulus memilih kerajinan yang khas dari Kota
Tarsus, yaitu membuat tenda dari bulu kambing (Kis. 18:3). Keterampilannya dalam kerajinan
ini nantinya menjadi sangat berguna dalam pekerjaannya sebagai misionaris.

Setelah menyelesaikan pendidikannya pada Gamaliel, pemuda Farisi ini kemungkinan


pulang kembali ke Tarsus selama beberapa tahun. Kita tidak mempunyai bukti jelas apakah ia
pernah bertemu atau mengenal Yesus selama masa pelayanan Sang Guru sebagai manusia.

Dari tulisan-tulisan Paulus sendiri dan dari Kitab Kisah Para Rasul, kita mengetahui
bahwa ia kembali ke Yerusalem dan mengabdikan tenaganya untuk menganiaya orang-orang
Yahudi yang menerima ajaran Yesus dari Nazaret. Paulus tidak pernah bisa mengampuni dirinya
karena kebencian dan kekerasan yang menjadi ciri hidupnya dalam tahun-tahun itu. Kemudian
hari ia menulis, "Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, sebab aku telah
menganiaya jemaat Allah" (I Kor. 15:9). Dalam rujukan-rujukan yang lain, ia menjuluki dirinya
sebagai "penganiaya gereja" (Flp. 3:6), seorang yang "menganiaya jemaat Allah dan berusaha
membinasakannya" (Gal. 1:13).

Sebuah rujukan otobiografis dalam surat Paulus yang pertama kepada Timotius,
memberi sedikit terang terhadap pertanyaan bagaimana seorang dengan hati nurani yang
begitu sensitif dapat terlibat dalam kekerasan terhadap bangsanya sendiri. "Aku yang tadinya
seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas (terhadap Kristus, yang diwakili
oleh para pengikut-Nya); tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya. itu telah kulakukan
tanpa pengetahuan yaitu di luar iman" (I Tim. 1:13). Sejarah agama penuh dengan contoh-
contoh lain tentang orang-orang yang melakukan kesalahan yang sama. Dalam perikop yang
sama, Paulus menyebut dirinya sebagai "yang paling berdosa" (I Tim. 1:15), sudah pasti karena
ia menganiaya Yesus Kristus dan para pengikut-Nya.
7. TINDAKAN KITA BAGI BANGSA TERPILIH DI ZAMAN SEKARANG
Kasih karunia Tuhan begitu besar dalam hidup kita. sebab,oleh karna Yesus Kristus kita telah
dipilihNya. Dalam (Roma 8:28-29) telah dijelaskan bahwa dari semula Allah telah memilih dan
menetapkan kita agar serupa dengan gambaranNya. Maka dari itu, kita sebagai orang percaya,
harus tahu apa yang mesti kita perbuat dimasa sekarang, agar nama Tuhan dipermuliakan.

Sudah dijelaskan dalam (1 Petrus 1:2) bahwa kita sebagai orang yang dipilih harus hidup
sesuai dengan apa yang direncanakan Allah, taat kepada Tuhan Yesus Kristus dan menerima
percikan darahNya, maksud menerima percikan darahnya adalah kita menerima Dia sebagai
Tuhan dan Juru selamat kita yang hidup, sebab oleh kematiannya dikayu salib kita telah di tebus
dari dosa dan dikuduskan untuk kemuliaan Allah.

Di zaman sekarang ini, banyak sekali orang orang yang lebih terpikat pada keduniawian.
Mereka lebih mementingkan kesenangan duniawi, mementingkan diri sendiri dan sering kali
mengabaikan Tuhan dalam kehidupan. Padahal segala sesuatu yang ada didunia menurpakan
suatu kefanaan, Tuhan sendiri telah menyediakan apa yang kita perlu asalkan kita mengasihi
Dia (1 korintus 2:9). Lalu bagaimana cara kita mengasihi dia sebagai tanda bahwa kita telah
dipilihnya?

1. Hidup sesuai dengan apa yang Allah rencanakan


Maksudnya adalah kita harus menuruti firmanNya, mengerti apa yang Tuhan mau
dalam hidup kita. Sering kali kita mementingkan diri sendiri dan mengesampingkan apa
yang Tuhan mau dalam hidup kita. Banyak dari kita juga yang mengandalkan diri
sendiri, hidupnya tidak sesuai dengan rencana Tuhan. Maka dari itu untuk mengetahui
apa yang Tuhan rencanakan, kita harus berdoa, berinteraksi denganNya dalam nama
Tuhan Yesus, serta kita harus membaca firman Tuhan. Karena firman Tuhan sendiri ialah
perkataan Tuhan.

2. Taat kepada Tuhan Yesus Kristus

Tuhan Yesus Kristus adalah teladan yang kita harus ikuti selama kita hidup didunia
( 1 petrus 2:21). Karena hanya dengan mengikuti teladanNya kita dapat
mempermuliakan nama Tuhan. Contoh teladan Tuhan Yesus yang paling sederhana
adalah kasih, kasihNya begitu besar kepada semua orang, sehingga Ia rela disalib demi
menebus dosa kita. Kita dapat mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari,
menebar kasih pada teman, mau berbagi.
KESIMPULAN
Dalam perjalanan lama, bangsa Israel dikatakan sebagai umat pilihan Allah, dan
diperjanjian baru, orang-orang percaya dipanggil sebagai orang pilihan oleh karna kasih
karunianya yang begitu besar kepada kita. Bangsa Israel pililihNya berdasarkan kasih karunia,
kedaulatab Allah, sifat kekekalan Allah, dan melalui Yesus Kristus agar orang pilihan menjadi
serupa dengan Kristus. Begitu pula dengan kita yang saat ini telah menjadi umat pilihan
Allah, karena kasih karuniaNya yang begitu besar bagi semua orang. Dengan begitu, kita
sebagai orang percaya sudah seharusnya bersyukur dan menghormati kasih karunia Tuhan
dalam hidup kita. Salah satu yang dapat kita perbuat adalah hidup sesuai dengan apa yang
Tuhan rencanakan dan taat kepada Tuhan Yesus Kristus serta melakukan teladanNya. Dengan
begitu kita dapat menjadi teladan bagi orang banyak, khususnya bagi mereka yang belum
percaya dan dapat mempermuliakan nama Tuhan.
ANGGOTA KELOMPOK :

1. Clarosa Canara
2. Herliani Agustina
3. Hevron Pramudika
4. Julian Magdalena
5. Naomy Saskia
6. Wendelyn
7. Yan CH

Anda mungkin juga menyukai