Anda di halaman 1dari 12

IBADAH SABDA MINGGU II PRAPASKAH TAHUN B

MINGGU, 28 FEBRUARI 2021


Para Petugas Liturgi berkumpul di sakristi. Pada meja perayaan
disiapkan lilin bernyala yang mengapiti salib. Untuk bacaan,
siapkan Alkitab. Untuk nyanyian, bisa siapkan buku nyanyian.
Sedapat mungkin, untuk kekhusukan suasana, alat-alat
komunikasi dimatikan.
Ketika memulai, Pemimpin (P) berkata, “Penolong kita ialah Tuhan”,
dan yang lain menyahut, “Yang menjadikan langit dan bumi”.
Kemudian dinyanyikan lagu pembuka untuk masa Prapaskah.
NB. Keterangan tentang lagu diberi warna ungu.

01. TANDA SALIB DAN SALAM


P : Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U : Amin.
P : Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, cinta kasih
Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya.
02. KATA PEMBUKA
P : Pada Minggu Kedua Masa Prapaskah ini, kita akan
mendengarkan tentang Kisah Abraham yang diuji
Tuhan untuk mengorbankan putra tunggalnya
Ishak. Tuhan tentu tidak menghendaki kematian
Ishak, namun Dia mau menguji apakah Abraham
setia kepada-Nya. Abraham pun lulus dalam ujian
ini. Pengalaman Abraham ini bisa juga menjadi
pengalaman kita. Tuhan menguji iman kita melalui
berbagai cara dan kesempatan. Hanya orang yang
setia kepada-Nya yang akan lulus dalam setiap ujian
iman tersebut.
Kita juga akan mendengarkan kisah tentang Yesus
yang menampakkan kemuliaan-Nya di Gunung
Tabor. Ketiga murid Yesus menjadi amat terkejut
dan sekaligus bahagia mengalami suasana di Tabor
itu, sampai mereka meminta untuk membangun
tenda untuk menetap di situ.
Kita ingat kata-kata Rasul Paulus dalam bacaan
kedua nanti, “jika Allah di pihak kita, siapakah yang
akan melawan kita?” Bersama Tuhan kita
menikmati kebahagiaan. Kita berdoa semoga kita
dimampukan untuk setia, sehingga bisa lulus dalam
ujian iman kita dan mengalami kebahagiaan hidup
bersama Tuhan. Semoga masa puasa ini membuat
iman kepada Tuhan kita kian kuat. [hening sejenak]
03. TOBAT DAN PERMOHONAN AMPUN
P : Marilah menyesali dan mengakui bahwa kita telah
berdosa, supaya kita siap mendengarkan Sabda
Allah, Terang dan Pedoman hidup kita.
U : Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa, dan
kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa,
dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan
dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya
sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon
kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat
dan orang kudus dan kepada saudara sekalian,
supaya mendoakan saya pada Allah, Tuhan kita.
P : Semoga Allah yang Mahakuasa mengasihani kita,
mengampuni dosa kita, dan mengantar kita ke
hidup yang kekal.
U : Amin.
04. DOA PEMBUKA
P : Marilah kita berdoa, [hening sejenak]
Tuhan yang maharahim dan berbelaskasih, semua
manusia dikasihi-Mu dengan tanpa batas. Engkau
menunjukkan kemuliaan-Mu kepada kami melalui
banyak cara. Bantulah itu kami untuk melihat
kemuliaan-Mu di dalam hidup harian kami.
Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami, yang
hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam
persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa.
U : Amin.
05. AJAKAN MENDENGARKAN SABDA TUHAN
P : Marilah kita membuka hati kita untuk mendengar-
kan Sabda Tuhan dan menerimanya agar Sabda
Tuhan menjadi pelita iman kita dan tongkat
penuntun jalan hidup kita.
[Bacaan dibacakan dari Alkitab]
06. BACAAN PERTAMA (Kej. 22:1-2,9a,10-13,15-18)
L : Bacaan dari Kitab Kejadian.
Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia
berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya,
Tuhan." Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal
itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke
tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana
sebagai korban bakaran pada salah satu gunung
yang akan Kukatakan kepadamu." Sampailah
mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya.
Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu
mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.
Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit
kepadanya: "Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya,
Tuhan." Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu
dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah
Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan
Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk
menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."
Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba
jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut
dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu
mengorbankannya sebagai korban bakaran
pengganti anaknya. Untuk kedua kalinya berserulah
Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham, kata-
Nya: "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri
demikianlah firman TUHAN: Karena engkau telah
berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan
untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-
Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-
limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak
seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut,
dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota
musuhnya. Oleh keturunanmulah semua bangsa di
bumi akan mendapat berkat, karena engkau
mendengarkan firman-Ku."
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.
07. MENDARASKAN MAZMUR TANGGAPAN
Refren (Mzm. 116:9)
Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan, *
di negeri orang-orang hidup.

Mzm 116:10.15.16-17.18-19
Aku tetap percaya, sekalipun aku berkata,
"Aku ini sangat tertindas!"
Sungguh berhargalah di mata Tuhan
kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
(Refren)

Ya Tuhan, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu,


anak dari sahaya-Mu!
Engkau telah melepaskan belengguku!
Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu,
dan akan menyerukan nama Tuhan.
(Refren)

Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan


di depan seluruh umat-Nya,
di pelataran rumah Tuhan,
di tengah-tengahmu, ya Yerusalem.
(Refren)
08. BACAAN KEDUA (Rm. 8:31b-34)
L : Bacaan dari Surat Rasul Paulus Kepada Jemaat di
Roma
Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan
kita? Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri,
tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua,
bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan
segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan
Dia? Siapakah yang akan menggugat orang-orang
pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka?
Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus
Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah
bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah,
yang malah menjadi Pembela bagi kita?
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.
09. BAIT PENGANTAR INJIL (Mrk. 9:7)
P : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
U : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
P : Inilah Anak yang Kukasihi, *
dengarkanlah Dia.
U : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
10. INJIL (Mrk. 9:2-10)
P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil
Yesus Kristus menurut Markus.
Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda
salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada.
Kemudian Pemimpin membacakan Injil.
Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus,
Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan
mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ
mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di
depan mata mereka, dan pakaian-Nya sangat putih
berkilat-kilat. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang
dapat mengelantang pakaian seperti itu. Maka
nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan
Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus.
Kata Petrus kepada Yesus: "Rabi, betapa bahagianya
kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga
kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan
satu untuk Elia."
Ia berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang
harus dikatakannya, karena mereka sangat
ketakutan. Maka datanglah awan menaungi mereka
dan dari dalam awan itu terdengar suara: "Inilah
Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia." Dan
sekonyong-konyong waktu mereka memandang
sekeliling mereka, mereka tidak melihat seorangpun
lagi bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri.
Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus
berpesan kepada mereka, supaya mereka jangan
menceriterakan kepada seorangpun apa yang telah
mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari
antara orang mati. Mereka memegang pesan tadi
sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang
dimaksud dengan "bangkit dari antara orang mati."
P : Demikianlah Injil Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.
11. RENUNGAN SINGKAT
Peristiwa penampakkan kemuliaan Tuhan di Gunung
Tabor yang barusan kita dengarkan tadi menunjukkan
kepada kita bahwa Tuhan rela meninggalkan
kemuliaan-Nya dan bersedia berjalan bersama kita.
Gunung Tabor banyak kali disebut dalam Perjanjian
Lama. Salah satunya disebut dalam Kitab Hakim-
hakim yang menuliskan tentang perang orang Israel
melawan Raja Kanaan.
Raja Kanaan yang bernama Yabin, memiliki seorang
panglima perang bernama Sisera, dengan sembilan
ratus kereta besi. Hal ini membuat orang Israel takut.
Namun, seorang nabi perempuan bernama Deborah
meminta Barak untuk melawan Sisera. Mereka
berkumpul di Tabor dan turun melawan Sisera. Sisera
akhirnya kalah dan ia mati ditikam kepalanya oleh
seorang perempuan (Hak. 4:1-24). Kisah ini hendak
menunjukkan bahwa Tuhan itu sangat berkuasa. Ia
agung dan perkasa. Maka, penampakkan kemuliaan
Tuhan di Gunung Tabor mengingatkan para murid-Nya
akan kebesaran Tuhan. Yang berbeda adalah Tuhan
yang mulia itu hadir di tengah kita, berjuang bersama
kita. Hanya orang yang dekat dengan-Nya dapat
mengetahui kehadiran-Nya.
Kadangkala kita merasa pesimis dan tidak berdaya,
tetapi bersama Tuhan, tidak ada yang mustahil. Rasul
Paulus berkata, “jika kita bersama Tuhan, siapakah
yang dapat mengalahkan kita?”. Di masa Prapaskah
ini, kita semua merasa tidak berdaya dan banyak
orang merasa putus asa. Situasi kita mungkin sama
seperti Abraham yang merasa tidak berdaya harus
mengorbankan putra tunggalnya. Namun, jika kita
tetap percaya pada Tuhan, kita akan menemukan
banyak hal lain dan akan melewati ujian iman ini. Kita
bisa menunjukkan kebersamaan kita untuk saling
peduli dan mendukung agar kita bisa menemukan
keselamatan secara bersama. Kita diminta untuk
tidak mencari jalan sendiri-sendiri tetapi bersatu dan
saling menolong.
Kita kalah ketika kita menyerah dan tidak mau lagi
percaya pada Tuhan. Mungkin banyak orang
menikmati kebebasan dari doa atau misa bersama
(terutama karena pelayanan di Gereja ditiadakan
untuk sementara) dan perlahan-lahan menjauh dari
Tuhan di tengah wabah ini. Orang seperti ini adalah
orang yang gagal mempertahankan dan menghidupi
imannya. Kisah gunung Tabor mengajarkan kita
bahwa Tuhan sungguh berjalan dan berjuang bersama
kita di dunia ini. Dia mengharapkan agar kita lulus
dalam ujian iman ini dan menjadi saksi kebesaran dan
kemuliaan Tuhan. Mari kita saling mendukung satu
sama lain agar iman kita kepada Tuhan tetap dan
semakin teguh.
12. HENING SEJENAK
13. SYAHADAT
P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan
mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada
Tuhan dengan mengucapkan Syahadat. Aku
percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa…..
14. DOA UMAT
P : Tuhan selalu menyertai kita dan hadir dalam
kehidupan kita. Dia membangun tenda-Nya di
dalam hati kita. Marilah kita menyampaikan
kepada-Nya doa-doa permohonan kita.
P : Bagi Gereja Kudus. Semoga kita sekalian, sebagai
anggota Gereja kudus, terus-menerus memperbaiki
diri dan memurnikan motivasi hidup agar tetap setia
dalam tugas perutusan yang telah dipercayakan
Kristus. Marilah kita mohon….
P : Bagi masyarakat. Kita memohon kepada Tuhan
agar masyarakat semakin menghargai nilai-nilai
ajaran agama di dalam hidup mereka, supaya
menghindari sikap-sikap yang bertentangan dengan
kerukunan dan kerja sama. Marilah kita mohon….
P : Bagi para korban bencana. Semoga mereka yang
mengalami penderitaan karena berbagai bencana
tidak merasakannya sebagai hukuman dari Allah,
tetapi mampu mengambil makna sebagai tanda
peringatan untuk lebih setia dalam iman dan
berharap dalam perjuangan hidup dan penuh
keyakinan akan kasih Allah. Marilah kita mohon….
P : Semoga kita semua yang hadir dalam perayaan ini
memanfaatkan dengan baik masa puasa dan
pantang ini untuk semakin mendekatkan hati dan
budi kita kepada Tuhan, Penguasa kehidupan.
Marilah kita mohon….
P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan
permohonan pribadi kita masing-masing.
[hening sejenak lalu lanjut].
P : Demikianlah ya Bapa, doa-doa permohonan yang
kami sampaikan ke hadirat-Mu. Kabulkanlah demi
jasa Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin
15. KOLEKTE
[Selanjutnya ada pengumpulan kolekte sebagai perwujudan
cinta kepada Sang Sabda dan kepada sesama yang
berkekurangan, diiringi lagu yang sesuai. Kolekte dikumpulkan
lalu dihantar dan diletakkan di depan mimbar] diiringi lagu
persembahan yang bernada Syukur Kepada Tuhan atau Ajakan
Berbagi.

16. DOA PUJIAN


[Sesudah Kolekte, Pemimpin membawakan Doa Pujian sambil
berdiri di depan umat, menghadap ke altar dan umat berdiri dan
setiap kali mendaraskan aklamasi bersama.]
P : Saudara-saudari terkasih, Allah yang maharahim
telah menganugerahkan masa Prapaskah ini
sebagai masa suci untuk bertobat. Maka marilah
kita berseru:
Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
U : Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
P : Ya Allah, Engkau tidak hanya menciptakan kami,
tetapi juga menjaga keselamatan kami. Ketika kami
jatuh dalam dosa, Engkau mendekati kami dengan
penuh kasih. Maka kami berseru:
U : Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
P : Engkau telah mengutus Yesus, Putra-Mu untuk
menanggung dosa dunia. Dialah Gembala yang
baik, yang selalu berusaha mencari domba yang
sesat. Dia rela menyerahkan nyawa-Nya demi
keselamatan kami. Maka kami berseru:
U : Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
P : Selama masa tobat ini Engkau mengajak kami
meningkatkan ibadah serta amal kasih dan menjadi
lebih rajin menyambut sakramen-sakramen, yang
menyegarkan dan mempertebal iman. Maka kami
berseru:
U : Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
P : Dengan demikian, ya Bapa, Engkau mengundang
kami agar menggunakan Masa Prapaskah, masa
persiapan ini, dengan keterbukaan dan kerelaan
hati. Maka kami berseru:
U : Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
P : Maka ya Bapa, dengan gembira hati, bersama
seluruh umat beriman, dalam kesatuan dengan
Bapa Paus Fransiskus, Bapa Uskup kami [nama Uskup
setempat] dan Pastor Paroki kami [nama pastor paroki
setempat], kami melambungkan madah pujian bagi-
Mu dengan berseru:
[Umat menyanyikan Lagu Pujian yang sesuai, misalnya:
“O Yesus, Putra Bapa“, PS 483]
Menyusul RITUS KOMUNI. Dalam Ibadah Sabda terdapat dua
kemungkinan, yaitu (1) menyambut komuni (lihat cara A), (2)
tidak menyambut komuni, tetapi umat diajak menghayati
komuni batin/rindu (lihat cara B).

17A. Cara A: DENGAN KOMUNI


Sesudah Doa Pujian, Pemimpin menuju ke altar untuk
mempersiapkan komuni. Ia membentangkan kain korporale di
atas altar dan kemudian mengambil Sakramen Mahakudus dari
tabernakel dan diletakkan di atas kain korporale. Sesudah
mempersiapkan segala yang perlu untuk Komuni Kudus, para
pemandu/pengantar bersama para pelayan dan umat beriman
berlutut menyembah dalam keheningan sesaat. Sesudah itu
Pemimpin mengajak umat untuk menyanyikan lagu Bapa Kami
sambil berdiri.
P : Saudara-saudari, meskipun kita tidak merayakan
Ekaristi, pada perayaan ini kita memperoleh
kesempatan menyambut Komuni Kudus, maka
dalam persatuan dengan saudara-saudari se-
paroki yang merayakan Ekaristi, marilah kita
menyiapkan hati di hadirat Tuhan. [Hening sejenak]
18A. BAPA KAMI Berdiri
P : Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut
ajaran Ilahi, maka beranilah kita berdoa.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah
nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah
kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga.
Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah
kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni
yang bersalah kepada kami; dan janganlah
masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi
bebaskanlah kami dari yang jahat.
Sesudah doa Bapa Kami, dapat juga diadakan Salam damai.

19A. SALAM DAMAI DAN KOMUNI


Bila ada Salam Damai, Pemimpin mengajak Umat, misalnya
sebagai berikut:
P : Marilah kita saling memberikan salam damai.
Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari
yang berada paling dekat. Sesudah Salam Damai,
Pemimpin berlutut menghormati Sakramen Mahakudus,
lalu menghunjukkan hosti kudus kepada umat, sambil
berkata:
P : Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa
dunia.
Hosti dan sibori ditunjukkan kepada umat:
Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-
Nya.
Pemimpin dan Umat berdoa bersama-sama.
U : Ya Tuhan saya tidak pantas, Engkau datang pada
saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan
sembuh.
Dengan khidmat, Pemimpin menyambut Tubuh Tuhan
terlebih dulu. Sesudah itu, ia melayani umat yang
menyambut komuni, seraya setiap kali berkata:
P : Tubuh Kristus.
U : Amin.
Penyambutan komuni diiringi dengan nyanyian komuni.

----------------------------------------------------------------------------------------------

17B. Cara B. TANPA KOMUNI


P : Pada perayaan ini kita tidak menyambut Komuni
kudus. Meskipun demikian, marilah kita
menghayati kehadiran Tuhan yang kita rindukan
di dalam hati kita masing-masing.
18B. BAPA KAMI Berdiri
P : Saudara-saudari terkasih, kita telah dipersatukan
oleh iman yang sama. Maka sebagai Putra-Putri
Bapa yang satu dan sama, marilah kita berdoa
sebagaimana yang diajarkan oleh Putra-Nya
sendiri.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah
nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah
kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga.
Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah
kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni
yang bersalah kepada kami; dan janganlah
masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi
bebaskanlah kami dari yang jahat.
Dapat dilaksanakan Salam Damai.
P : Marilah kita saling memberikan salam damai.
Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari
yang berada paling dekat saja.

19B. DOA KOMUNI BATIN Berlutut/berdiri


Pemimpin mengajak semua yang hadir untuk melaksanakan
Komuni Batin dengan rumusan ajakan antara lain sebagai
berikut:
P : Kini, mari kita siapkan hati kita untuk menyambut
kedatangan Tuhan di dalam hati kita.
P : Yesus bersabda, “Kamu memang sudah bersih
karena Firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari
dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok
anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau
kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yoh. 15:3-4).
[hening sejenak]
P : Yesusku, aku percaya, Engkau sungguh hadir
dalam Sakramen Mahakudus. Aku mengasihi-Mu
lebih dari segalanya, dan aku merindukan
kehadiran-Mu dalam seluruh jiwaku. Karena
sekarang aku tak dapat menyambut-Mu dalam
Sakramen Ekaristi, datanglah sekurang-
kurangnya secara rohani ke dalam hatiku,
meskipun Engkau selalu telah datang. Aku
memeluk-Mu dan mempersatukan diriku
sepenuhnya kepada-Mu, jangan biarkan aku
terpisah daripada-Mu. Amin. [hening sejenak]
P : Dalam keheningan, marilah kita masing-masing
menyatukan diri dengan Tuhan yang hadir saat ini
di sini bersama kita.
Berbicaralah dengan Dia dari hati ke hati dengan
mengatakan:
P : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
U : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
▪ Seruan di atas diulangi oleh Pemimpin dan
diikuti oleh yang hadir sebanyak tiga kali.
▪ Lalu diberi saat hening secukupnya.
▪ Sesudah Komuni Batin, dapat dinyanyikan satu
lagu Masa Prapaskah.

20. MENDOAKAN MAZMUR 98:1-9


Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN,
sebab Ia telah melakukan
perbuatan-perbuatan yang ajaib;
keselamatan telah dikerjakan kepada-Nya
oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
TUHAN telah memperkenalkan keselamatan
yang dari pada-Nya,
telah menyatakan keadilan-Nya
di depan mata bangsa-bangsa.
Ia mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya
terhadap kaum Israel,
segala ujung bumi telah melihat keselamatan
yang dari pada Allah kita.
Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi,
bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah!
Bermazmurlah bagi TUHAN dengan kecapi,
dengan kecapi dan lagu yang nyaring,
dengan nafiri dan sangkakala
yang nyaring bersorak-soraklah di hadapan Raja,
yakni TUHAN!
Biarlah gemuruh laut serta isinya,
dunia serta yang diam di dalamnya!
Biarlah sungai-sungai bertepuk tangan,
dan gunung-gunung bersorak-sorai bersama-sama
di hadapan TUHAN,
sebab Ia datang untuk menghakimi bumi.
Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan,
dan bangsa-bangsa dengan kebenaran.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus,
seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan
sepanjang segala abad. Amin.
21. AMANAT PENGUTUSAN
P : Saudara-saudari terkasih, Yesus menampakkan
kemuliaan-Nya dan menghadirkan kebahagiaan
bagi para murid-Nya. Tuhan selalu menampakkan
kemuliaan-Nya kepada kita di tengah perjuangan
hidup kita. Mari kita berusaha saling menolong
untuk melihat kemuliaan Tuhan di dalam hidup dan
karya kita.
22. DOA PENUTUP
P : Marilah kita berdoa,
Allah yang kekal dan kuasa, terima kasih untuk
Sabda-Mu yang menguatkan kami. Bantulah kami
untuk selalu setia pada Sabda-Mu dan menghidupi-
Nya dalam hidup harian kami, agar kami dapat
dihantar kepada keselamatan kekal.
Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin
23. MOHON BERKAT TUHAN
P : Sebelum mengakhiri perayaan ini marilah kita
menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan.
[hening sejenak]
P : Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita
terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang
kekal.
[sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri]
DALAM NAMA BAPA, DAN PUTRA, DAN ROH KUDUS.
U : Amin.
P : Perayaan Sabda kita ini sudah selesai.
U : Syukur kepada Allah.
24. PENGUTUSAN
P : Marilah pergi, kita diutus.
U : Amin.
25. LAGU PENUTUP
***

Ledalero, 22 Februari 2024


P. Petrus Cristologus Dhogo, SVD

Anda mungkin juga menyukai