MINGGU, 6 AGUSTUS 2023 Para Petugas Liturgi berkumpul di sakristi. Untuk bacaan, siapkan Alkitab. Untuk nyanyian, bisa siapkan buku nyanyian. Sedapat mungkin, untuk kekhusukan suasana, alat-alat komunikasi dimatikan. Ketika memulai, Pemimpin (P) berkata, “Penolong kita ialah Tuhan”, dan yang lain menyahut, “Yang menjadikan langit dan bumi”. Kemudian dinyanyikan lagu pembuka untuk masa Biasa.
01. TANDA SALIB DAN SALAM
P : Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. U : Amin. P : Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kita. U : Sekarang dan selama-lamanya. 02. KATA PEMBUKA P : Hari ini kita merayakan Minggu Kedelapan belas dalam Masa Biasa. Secara khusus, kita diajak untuk merayakan Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan- Nya. Perayaan ini mengajak kita untuk mengetahui dan mengagumi kemuliaan-Nya. Bacaan-bacaan suci mengantar kita untuk melihat kemuliaan Tuhan Yesus ini. Bacaan pertama yang diambil dari kitab Daniel mengajak kita untuk melihat kemuliaan Tuhan yang luar biasa. Dalam bacaan kedua, rasul Petrus mengisahkan kembali Yesus yang menampakkan kemuliaan-Nya di atas bukit. Petrus menegaskan bahwa kejadian itu benar-benar terjadi dan mereka adalah saksinya. Kisah Yesus menampakkan kemuliaan-Nya ditemu- kan lagi dalam bacaan Injil. Kita akan mendengar- kan kisah ini dan melihat betapa Tuhan amat mulia. Dia yang mulia rela datang ke tengah-tengah kita. Yesus tidak melihat kemuliaan-Nya sebagai satu- satunya yang harus dipertahankan. Demi kita, Yesus meninggalkan kemuliaan-Nya dan bergabung bersama kita untuk menghantar kita kepada persatuan dengan-Nya. Mari kita siapkan batin kita untuk perayaan iman ini. [hening sejenak] 03. TOBAT DAN PERMOHONAN AMPUN P : Marilah menyesali dan mengakui bahwa kita telah berdosa, supaya kita siap mendengarkan Sabda Tuhan, Terang dan Pedoman hidup kita. U : Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa, dan kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa, dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu, saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus dan kepada saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah, Tuhan kita. P : Semoga Allah yang Mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan mengantar kita ke hidup yang kekal. U : Amin. 04. MENYANYIKAN LAGU KEMULIAAN [Dianjurkan untuk memakai Madah Kemuliaan di bawah ini.] P : Kemuliaan kepada Allah di surga U : dan damai di bumi kepada orang yang berkenan pada-Nya. P : Kami memuji Dikau, U : Kami meluhurkan Dikau. P : Kami menyembah Dikau, U : Kami memuliakan Dikau. P : Kami bersyukur kepada-Mu, karena kemuliaan-Mu yang besar. U : Ya Tuhan Allah, raja surgawi, Allah Bapa yang Mahakuasa. P : Ya Tuhan Yesus Kristus, Putera yang tunggal. U : Ya Tuhan Allah, Anak Domba Allah, Putera Bapa. P : Engkau yang menghapus dosa dunia, kasihanilah kami. U : Engkau yang menghapus dosa dunia, kabulkanlah doa kami. P : Engkau yang duduk di sisi Bapa, kasihanilah kami. U : Karena hanya Engkaulah kudus. P : Hanya Engkaulah Tuhan. U : Hanya Engkaulah Mahatinggi, ya Yesus Kristus. P : bersama dengan Roh Kudus, U : dalam kemuliaan Allah Bapa. Amin. 05. DOA PEMBUKA P : Marilah kita berdoa, [hening sejenak] Allah yang mahakuasa, Engkau agung dan mulia. Kami bersyukur karena Yesus Putra-Mu datang ke tengah-tengah kami dan menunjukkan kemuliaan dan keagungan-Mu. Semoga kami mampu melihat kemuliaan-Mu di dalam hidup kami dan kami juga bisa menunjukkannya kepada sesama kami. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. U : Amin. 06. AJAKAN MENDENGARKAN SABDA TUHAN P : Marilah kita membuka hati kita untuk mendengar- kan Sabda Tuhan dan menerimanya agar Sabda Tuhan menjadi pelita iman kita dan tongkat penuntun jalan hidup kita. [Bacaan dibacakan dari Alkitab] 07. BACAAN PERTAMA (Dan. 7:9-10,13-14) L : Bacaan dari Kitab Daniel. Kemudian aku melihat dalam penglihatan malam itu, tampak seekor binatang yang keempat, yang menakutkan dan mendahsyatkan, dan ia sangat kuat. Ia bergigi besar dari besi; ia melahap dan meremukkan, dan sisanya diinjak-injaknya dengan kakinya; ia berbeda dengan segala binatang yang terdahulu; lagipula ia bertanduk sepuluh. Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar; suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan- Nya; seribu kali beribu-ribu melayani Dia, dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab. Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan- Nya. Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang- orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah. Demikianlah Sabda Tuhan. U : Syukur kepada Allah. 08. MENDARASKAN MAZMUR TANGGAPAN Refren (Mzm. 97:1): Tuhan adalah Raja, Mahatinggi di atas seluruh bumi. Mzm. 97:1-2,5-6,9 TUHAN adalah Raja! Biarlah bumi bersorak-sorak, biarlah banyak pulau bersukacita! Awan dan kekelaman ada sekeliling Dia, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya. (Refren)
Gunung-gunung luluh seperti lilin di hadapan TUHAN,
di hadapan Tuhan seluruh bumi. Langit memberitakan keadilan-Nya, dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya. (Refren)
Sebab Engkaulah, ya TUHAN,
Yang Mahatinggi di atas seluruh bumi, Engkau sangat dimuliakan di atas segala allah. (Refren) 09. BACAAN KEDUA (2Ptr. 1:16-19) L : Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus Saudara-saudari, kami tidak mengikuti dongeng- dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya. Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada- Nyalah Aku berkenan.” Suara itu kami dengar datang dari sorga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus. Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu. Demikianlah Sabda Tuhan. U : Syukur kepada Allah. 10. ALLELUIA (Mat. 17:5c) P : Alleluia U : Alleluia P : Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia! U : Alleluia 11. INJIL (Mat. 17:1-9) P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil Yesus Kristus menurut Matius. Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada. Kemudian Pemimpin membacakan Injil. Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama- sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia. Kata Petrus kepada Yesus: “Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.” Mendengar itu tersungkurlah murid-murid-Nya dan mereka sangat ketakutan. Lalu Yesus datang kepada mereka dan menyentuh mereka sambil berkata: “Berdirilah, jangan takut!” Dan ketika mereka mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorang pun kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka: “Jangan kamu ceriterakan penglihatan itu kepada seorang pun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati.” P : Demikianlah Injil Tuhan. U : Terpujilah Kristus. 12. RENUNGAN SINGKAT Bacaan Injil hari ini berbicara tentang Yesus yang menampakkan kemuliaan-Nya di atas gunung. Kita lihat satu dua pokok permenungan yang bisa membantu kita melihat kemuliaan Tuhan dalam hidup kita. Pertama, penampakkan itu terjadi di atas sebuah gunung yang tinggi. Di sana tampaklah Musa dan Elia. Musa dan Elia adalah dua orang dalam Perjanjian Lama yang mendaki gunung Tuhan, yaitu gunung Sinai atau gunung Horeb untuk berjumpa dengan Tuhan. Kali ini Yesus menampakkan kemuliaan-Nya dan menghadirkan kembali Musa dan Elia ini. Kejadiannya adalah di atas sebuah gunung yang mengingatkan kembali gunung Sinai atau gunung Horeb. Yang berbeda adalah kali ini keduanya muncul bersamaan dan ada yang melihat mereka yaitu para murid. Kisah ini menunjukkan bahwa Tuhan selalu hadir dalam hidup kita pada segala zaman. Dengan meng- hadirkan kembali sosok Musa dan Elia, Tuhan hendak menunjukkan bahwa Ia ada di segala zaman dan menyatukan semua umat manusia di dalam Dia. Itulah kemuliaan-Nya yang sejati. Ia melampaui segala zaman dan mengumpulkan semua umat manusia. Kita pun bisa terlibat dalam kemuliaan Tuhan ini dengan mendekatkan diri kita kepada-Nya. Seperti Musa dan Elia yang menemui Tuhan di gunung Sinai, maka kita pun bisa menjumpai dan melihat kemuliaan Tuhan dalam hidup kita. Kedua, Ada tiga murid Yesus yang menyaksikan kemuliaan Tuhan itu yaitu Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Mereka ini diajak oleh Yesus untuk berada bersama-Nya di atas gunung itu. Mereka pun terkejut melihat kemuliaan Tuhan Yesus yang membuat mereka mau bertahan agak lama dalam situasi tersebut dengan membuat kemah. Membuat kemah juga menghadirkan kembali situasi di Sinai. Ketika Musa menerima loh batu, mereka pun kemudian mendirikan kemah Tuhan untuk menyimpan loh batu tersebut, agar mereka selalu diingatkan akan hukum Tuhan. Kita pun selalu diajak oleh Tuhan untuk menyaksikan kemuliaan-Nya dalam hidup kita. Iman kita akan memampukan kita melihat kemuliaan itu dengan sangat jelas. Ada banyak hal atau momen yang menghadirkan kemuliaan Tuhan kepada kita. Ada momen selamat dari kecelakaan, lulus ujian, kesehatan yang baik, rezeki yang cukup untuk keluarga kita, dan sebagainya. Itulah kemuliaan Tuhan yang tampak bagi kita. Kita tentu ingin agar Tuhan tetap menyertai kita dan kita makin lama merasakan kemuliaan-Nya dalam hidup kita. Kita tidak perlu membuat kemah karena kita sendiri adalah kemah atau Bait Allah itu sendiri. Kita jadikan hati kita sebagai kemah tempat Tuhan bertahta sehingga kita selalu bisa merasakan kemuliaan Tuhan itu dalam hidup kita. Semoga hidup kita sendiri menjadi penampakkan kemuliaan Tuhan kepada sesama dan dunia kita. 13. HENING SEJENAK 14. SYAHADAT P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada Tuhan dengan mengucapkan Syahadat. Aku percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa….. 15. DOA UMAT P : Allah kita adalah Allah yang selalu berjalan bersama kita. Ia adalah sumber segala kegembiraan dan penghiburan kita. Marilah kita menyampaikan doa- doa permohonan kita kepada-Nya. P : Semoga Gereja selalu melihat kemuliaan Tuhan dan menampakkan kemuliaan Tuhan itu kepada dunia agar semua orang dapat merasakan kehadiran Tuhan di tengah dunia ini. Marilah kita mohon… P : Semoga semua Lembaga yang berjuang untuk kebaikan dan kesejahteraan manusia mendapatkan dukungan dan bantuan dari banyak pihak, sehingga tampaklah keagungan dan keluhuran serta kemulia- an martabat manusia. Marilah kita mohon… P : Semoga para pemimpin negara dan masyarakat diteguhkan untuk menemukan cara-cara yang baik dan adil guna meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. Marilah kita mohon…. P : Semoga kita sekalian dapat saling mendukung dalam menghidupi iman kita sehingga tampaklah kemuliaan Tuhan di tengah dunia yang penuh tantangan ini. Marilah kita mohon…. P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan permohonan pribadi kita masing-masing. [hening sejenak lalu lanjut]. P : Bapa yang mahabaik, Engkau menyediakan apa yang dibutuhkan oleh kami. Kabulkanlah doa-doa kami, yang selalu merindukan cinta dan perhatian- Mu. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. U : Amin 16. DOA PUJIAN P : Saudara-saudari yang terkasih, Allah begitu baik kepada kita umat-Nya. Dalam kebaikan-Nya itu, Ia datang melayani kita. Maka marilah kita memuji Dia dan berkata: Ya Allah yang kekal, Engkau sungguh baik hati. U : Ya Allah yang kekal, Engkau sungguh baik hati. P : Allah maha pengasih dan penyayang, Engkaulah penyelenggara segala hal dalam hidup kami. Dalam kebaikan-Mu yang tak terhingga, Engkau mencipta- kan kami dan menganugerahi kami kehidupan. Maka kami memuji Engkau: U : Ya Allah yang kekal, Engkau sungguh baik hati. P : Bapa, amat besarlah cinta-Mu kepada kami. Ketika dalam perjalanan hidup ini kami jatuh, Engkau menyelamatkan kami dengan mengutus Putra-Mu dan Dia mengajarkan kami untuk mencintai. Engkau menyerahkan Dia bagi kami. Maka kami memuji Engkau. U : Ya Allah yang kekal, Engkau sungguh baik hati. P : Dan betapa besar cinta dan kebaikan-Mu bagi kami. Engkau mencurahkan Roh Kudus-Mu untuk me- nyempurnakan rencana penyelamatan-Mu dalam diri kami. Maka kami memuji Engkau. U : Ya Allah yang kekal, Engkau sungguh baik hati. P : Setiap hari Engkau melimpahi kami dengan karunia dan berkat, sehingga kami dapat menunaikan tugas kami sehari-hari, yakni berbakti bagi-Mu dan melayani sesama lewat karya-karya kami. Maka kami memuji Engkau. U : Ya Allah yang kekal, Engkau sungguh baik hati. P : Maka, bersama seluruh umat beriman, dan dalam kesatuan dengan Bapa Suci Paus Fransiskus, Bapa Uskup kami [nama Uskup setempat] dan Pastor Paroki kami [nama pastor paroki setempat], kami melambung- kan madah pujian bagi-Mu dengan berseru: [menyanyikan satu lagu bertemakan Puji Syukur]
Menyusul Ritus Komuni. Dalam Ibadah Sabda terdapat dua
kemungkinan, yaitu (1) menyambut komuni (lihat cara A), (2) tidak menyambut komuni, tetapi umat diajak menghayati komuni batin/rindu (lihat cara B).
17A. Cara A: DENGAN KOMUNI
Sesudah Doa Pujian, Pemimpin menuju ke altar untuk mempersiapkan komuni. Ia membentangkan kain korporale di atas altar dan kemudian mengambil Sakramen Mahakudus dari tabernakel dan diletakkan di atas kain korporale. Sesudah mempersiapkan segala yang perlu untuk Komuni Kudus, para pemandu/pengantar bersama para pelayan dan umat beriman berlutut menyembah dalam keheningan sesaat. Sesudah itu Pemimpin mengajak umat untuk menyanyikan lagu Bapa Kami sambil berdiri. P : Saudara-saudari, meskipun kita tidak merayakan Ekaristi, pada perayaan ini kita memperoleh kesempatan menyambut Komuni Kudus, maka dalam persatuan dengan saudara-saudari se-paroki yang merayakan Ekaristi, marilah kita menyiapkan hati di hadirat Tuhan. [Hening sejenak] 18A. BAPA KAMI Berdiri P : Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran Ilahi, maka beranilah kita berdoa. U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama- Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Sesudah doa Bapa Kami, dapat juga diadakan Salam damai.
19A. SALAM DAMAI DAN KOMUNI
Bila ada Salam Damai, Pemimpin mengajak Umat, misalnya sebagai berikut: P : Marilah kita saling memberikan salam damai. Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari yang berada paling dekat. Sesudah Salam Damai, Pemimpin berlutut menghormati Sakramen Mahakudus, lalu menghunjukkan hosti kudus kepada umat, sambil berkata: P : Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Hosti dan sibori ditunjukkan kepada umat: Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan- Nya. Pemimpin dan Umat berdoa bersama-sama. U : Ya Tuhan saya tidak pantas, Engkau datang pada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh. Dengan khidmat, Pemimpin menyambut Tubuh Tuhan terlebih dulu. Sesudah itu, ia melayani umat yang menyambut komuni, seraya setiap kali berkata: P : Tubuh Kristus. U : Amin. Penyambutan komuni diiringi dengan nyanyian komuni.
P : Pada perayaan ini kita tidak menyambut Komuni kudus. Meskipun demikian, marilah kita menghayati kehadiran Tuhan yang kita rindukan di dalam hati kita masing-masing. 18B. BAPA KAMI Berdiri P : Saudara-saudari terkasih, kita telah dipersatukan oleh iman yang sama. Maka sebagai Putra-Putri Bapa yang satu dan sama, marilah kita berdoa sebagaimana yang diajarkan oleh Putra-Nya sendiri. U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama- Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Dapat dilaksanakan Salam Damai. P : Marilah kita saling memberikan salam damai. Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari yang berada paling dekat saja. 19B. DOA KOMUNI BATIN Berlutut/berdiri Pemimpin mengajak semua yang hadir untuk melaksanakan Komuni Batin dengan rumusan ajakan antara lain sebagai berikut: P : Kini, mari kita siapkan hati kita untuk menyambut kedatangan Tuhan di dalam hati kita. P : Yesus bersabda, “Kamu memang sudah bersih karena Firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yoh. 15:3-4). [hening sejenak] P : Yesusku, aku percaya, Engkau sungguh hadir dalam Sakramen Mahakudus. Aku mengasihi-Mu lebih dari segalanya, dan aku merindukan kehadiran-Mu dalam seluruh jiwaku. Karena sekarang aku tak dapat menyambut-Mu dalam Sakramen Ekaristi, datanglah sekurang-kurangnya secara rohani ke dalam hatiku, meskipun Engkau selalu telah datang. Aku memeluk-Mu dan mempersatukan diriku sepenuhnya kepada-Mu, jangan biarkan aku terpisah daripada-Mu. Amin. [hening sejenak] P : Dalam keheningan, marilah kita masing-masing menyatukan diri dengan Tuhan yang hadir saat ini di sini bersama kita. Berbicaralah dengan Dia dari hati ke hati dengan mengatakan: P : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku. Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu. U : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku. Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu. ▪ Seruan di atas diulangi oleh Pemimpin dan diikuti oleh yang hadir sebanyak tiga kali. ▪ Lalu diberi saat hening secukupnya. ▪ Sesudah Komuni Batin, dapat dinyanyikan satu lagu Syukur.
20. MENDOAKAN MAZMUR 113
[Didoakan bersama-sama] Haleluya! Pujilah, hai hamba-hamba TUHAN, pujilah nama TUHAN! Kiranya nama TUHAN dimasyhurkan, sekarang ini dan selama-lamanya. Dari terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari terpujilah nama TUHAN. TUHAN tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit. Siapakah seperti TUHAN, Allah kita, yang diam di tempat yang tinggi, yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi? Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan dia bersama-sama dengan para bangsawan, bersama-sama dengan para bangsawan bangsanya. Ia mendudukkan perempuan yang mandul di rumah sebagai ibu anak-anak, penuh sukacita. Haleluya! Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus, seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad. Amin 21. AMANAT PENGUTUSAN P : Saudara-saudari terkasih, Tuhan menampakkan kemuliaan-Nya kepada murid-murid-Nya. Mereka semua tercengang dan terkagum-kagum akan kemuliaan Sang Guru mereka. Marilah kita kembali ke dalam kehidupan harian kita. Kita berusaha agar kita sendiri bisa menampakkan kemuliaan Tuhan itu dengan semua sikap dan tutur kata kita. Ketika kita melakukan hal-hal yang baik, orang akan mengetahui bahwa kita adalah anak-anak dari Tuhan yang mulia. Itulah kemuliaan kita juga sebagai anak-anak Allah. 22. DOA PENUTUP P : Marilah kita berdoa, Allah yang kekal, kami berterimakasih untuk kekuatan yang kami peroleh dari perayaan ini. Dampingi dan lindungilah kami selalu. Semoga kami dapat menyadari kemuliaan-Mu yang selalu tampak dalam kehidupan kami. Semoga kami pun mampu untuk menunjukkan kemuliaan nama-Mu dalam hidup kami setiap hari. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. U : Amin 23. MOHON BERKAT TUHAN P : Sebelum mengakhiri perayaan ini marilah kita menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan. [hening sejenak] P : Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang kekal. [sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri] DALAM NAMA BAPA, DAN PUTRA, DAN ROH KUDUS. U : Amin. P : Perayaan Sabda kita ini sudah selesai. U : Syukur kepada Allah. 24. PENGUTUSAN P : Marilah pergi, kita diutus Tuhan untuk saling berbagi dan saling menghidupkan. U : Amin. 25. LAGU PENUTUP ***