Anda di halaman 1dari 12

IBADAH SABDA HARI MINGGU BIASA V TAHUN

B
MINGGU, 4 FEBRUARI 2024
Para Petugas Liturgi berkumpul di sakristi. Pada meja perayaan
disiapkan lilin bernyala yang mengapiti salib. Untuk bacaan, siapkan
Alkitab. Untuk nyanyian, bisa siapkan buku nyanyian. Sedapat
mungkin, untuk kekhusukan suasana, alat-alat komunikasi dimatikan.
Ketika memulai, Pemimpin (P) berkata, “Penolong kita ialah Tuhan”,
dan yang lain menyahut, “Yang menjadikan langit dan bumi”.
Kemudian dinyanyikan lagu pembuka untuk masa Biasa.
NB. Keterangan tentang lagu diberi warna ungu.

01. TANDA SALIB DAN SALAM


P : Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U : Amin.
P : Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, cinta kasih Allah,
dan persekutuan Roh Kudus beserta kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya.

02. KATA PEMBUKA


P : Hari ini kita merayakan Hari Minggu Kelima dalam
Masa Biasa. Minggu ini kita mendengarkan bahwa
Yesus menyembuhkan banyak orang sakit. Meskipun
sibuk, Dia tidak pernah melupakan waktu khususnya
bersama Bapa yang mengutus-Nya. Dia
berkomunikasi dengan Bapa dalam doa. Hal ini
mengajarkan kita bahwa sekalipun sibuk, kita
hendaknya tidak lupa untuk berdoa, agar kita bisa
menemukan kehendak Tuhan dalam hidup kita.
Dalam bacaan pertama kita akan mendengarkan
keluhan Ayub yang sedang menderita. Dia merasa
hidupnya tidak berguna karena ia hanya merasakan
sakit. Perasaan yang sama dialami oleh kita dan semua
yang sakit. Kadangkala orang menjadi stres dan
merasa tidak berguna. Kita memohonkan penyertaan
Tuhan agar mereka tetap kuat dan tetap merasa dicintai
oleh Tuhan dan sesama.
Dalam bacaan kedua, kita juga akan mendengarkan
Rasul Paulus yang penuh semangat memberitakan
Injil. Di tengah kesulitan hidupnya, ia tetap menjadi
pewarta Sabda Tuhan. Hidupnya adalah untuk Tuhan.
Mungkin ini menjadi inspirasi bagi kita untuk tetap
setia kepada Tuhan dan tetap menjadi pewarta Sabda
Tuhan melalui hidup kita. Entah kita sakit atau kita
sehat, kita bisa tetap menjadi saksi pewartaan Sabda
Tuhan. [hening sejenak]

03. TOBAT DAN PERMOHONAN AMPUN


P : Marilah menyesali dan mengakui bahwa kita telah
berdosa, supaya kita siap mendengarkan Sabda Allah,
Terang dan Pedoman hidup kita.
U : Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa, dan
kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa,
dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan
kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh
berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa
Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus
dan kepada saudara sekalian, supaya mendoakan saya
pada Allah, Tuhan kita.
P : Semoga Allah yang Mahakuasa mengasihani kita,
mengampuni dosa kita, dan mengantar kita ke hidup
yang kekal.
U : Amin.

04. MENYANYIKAN LAGU KEMULIAAN


[Dianjurkan untuk memakai Madah Kemuliaan di bawah ini.]
P : Kemuliaan kepada Allah di surga
U : dan damai di bumi
kepada orang yang berkenan pada-Nya.
P : Kami memuji Dikau,
U : Kami meluhurkan Dikau.
P : Kami menyembah Dikau,
U : Kami memuliakan Dikau.
P : Kami bersyukur kepada-Mu,
karena kemuliaan-Mu yang besar.
U : Ya Tuhan Allah, raja surgawi,
Allah Bapa yang Mahakuasa.
P : Ya Tuhan Yesus Kristus, Putera yang tunggal.
U : Ya Tuhan Allah, Anak Domba Allah, Putera Bapa.
P : Engkau yang menghapus dosa dunia,
kasihanilah kami.
U : Engkau yang menghapus dosa dunia,
kabulkanlah doa kami.
P : Engkau yang duduk di sisi Bapa,
kasihanilah kami.
U : Karena hanya Engkaulah kudus.
P : Hanya Engkaulah Tuhan.
U : Hanya Engkaulah Mahatinggi, ya Yesus Kristus.
P : bersama dengan Roh Kudus,
U : dalam kemuliaan Allah Bapa. Amin.
05. DOA PEMBUKA
P : Marilah kita berdoa, [hening sejenak]
Ya Tuhan, kami berterima kasih atas penyertaan-Mu
di dalam hidup kami. Sama seperti Yesus yang
berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan
banyak orang, maka kami mohon, kiranya rahmat
penyembuhan juga diberikan kepada semua yang
sedang sakit, terutama yang sakit karena wabah virus
sekarang ini. Semoga oleh kuasa-Mu, wabah ini bisa
diatasi dan kami semua dilindungi.
Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami, yang
hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam
persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa.
U : Amin.

06. AJAKAN MENDENGARKAN SABDA TUHAN


P : Marilah kita membuka hati kita untuk mendengar-kan
Sabda Tuhan dan menerimanya agar Sabda Tuhan
menjadi pelita iman kita dan tongkat penuntun jalan
hidup kita.
[Bacaan dibacakan dari Alkitab]

07. BACAAN PERTAMA (Ayb. 7:1-4,6-7)


L : Bacaan dari Kitab Ayub.
"Bukankah manusia harus bergumul di bumi, dan hari-
harinya seperti hari-hari orang upahan? Seperti kepada
seorang budak yang merindukan naungan, seperti
kepada orang upahan yang menanti-nantikan upahnya,
demikianlah dibagikan kepadaku bulan-bulan yang
sia-sia, dan ditentukan kepadaku malam-malam penuh
kesusahan. Bila aku pergi tidur, maka pikirku: Bilakah
aku akan bangun? Tetapi malam merentang panjang,
dan aku dicekam oleh gelisah sampai dinihari.
Hari-hariku berlalu lebih cepat dari pada torak, dan
berakhir tanpa harapan. Ingatlah, bahwa hidupku
hanya hembusan nafas; mataku tidak akan lagi melihat
yang baik.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.

08. MENDARASKAN MAZMUR TANGGAPAN


Refren (Mzm. 147:3a)
Pujilah Tuhan, yang menyembuhkan orang-orang
yang patah hati

Mzm. 147:1-2,3-4,5-6
Sungguh, bermazmur bagi Allah kita itu baik,
bahkan indah, dan layaklah memuji-muji itu.
TUHAN membangun Yerusalem,
Ia mengumpulkan orang-orang Israel
yang tercerai-berai.
(Refren)

Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati


dan membalut luka-luka mereka;
Ia menentukan jumlah bintang-bintang
dan menyebut nama-nama semuanya.
(Refren)

Besarlah Tuhan kita dan berlimpah kekuatan,


kebijaksanaan-Nya tak terhingga.
TUHAN menegakkan kembali
orang-orang yang tertindas,
tetapi merendahkan orang-orang fasik
sampai ke bumi.
(Refren)

09. BACAAN KEDUA (1Kor. 9:16-19,22-23)


L : Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada
jemaat di Korintus
Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak
mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab
itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku
tidak memberitakan Injil. Kalau andaikata aku
melakukannya menurut kehendakku sendiri, memang
aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku
melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri,
pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang
ditanggungkan kepadaku. Kalau demikian apakah
upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh
memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak
mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil.
Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku
menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya
aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang.
Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti
orang yang lemah, supaya aku dapat menyela-
matkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku
telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat
mungkin memenangkan beberapa orang dari antara
mereka. Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil,
supaya aku mendapat bagian dalamnya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.

10. ALLELUIA (Mat. 8:17)


P : Alleluia
U : Alleluia
P : Yesus memikul kelemahan kita, *
dan menanggung penyakit kita.
U : Alleluia

11. INJIL (Mrk. 1:29-39)


P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil Yesus
Kristus menurut Markus.
Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda
salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada.
Kemudian Pemimpin membacakan Injil.
Sekeluarnya dari rumah ibadat itu Yesus dengan
Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan
Andreas. Ibu mertua Simon terbaring karena sakit
demam. Mereka segera memberitahukan keadaan-nya
kepada Yesus. Ia pergi ke tempat perempuan itu, dan
sambil memegang tangannya Ia mem-bangunkan dia,
lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu
melayani mereka.
Menjelang malam, sesudah matahari terbenam,
dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita
sakit dan yang kerasukan setan. Maka berkerumunlah
seluruh penduduk kota itu di depan pintu. Ia
menyembuhkan banyak orang yang menderita
bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak
setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu
berbicara, sebab mereka mengenal Dia.
Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun
dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan
berdoa di sana. Tetapi Simon dan kawan-kawannya
menyusul Dia; waktu menemukan Dia mereka
berkata: "Semua orang mencari Engkau." Jawab-Nya:
"Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang
berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan
Injil, karena untuk itu Aku telah datang." Lalu
pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil
dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir
setan-setan.
P : Demikianlah Injil Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.

12. RENUNGAN SINGKAT


Bacaan Injil hari ini berbicara tentang karya awal Yesus.
Mari kita renungkan satu dua poin berikut ini untuk
meningkatkan iman kita kepada Tuhan.
Pertama, kesibukan dan doa. Dalam Injil kita
mendengarkan bahwa Yesus amat sibuk. Ia
menyembuhkan mertua Petrus. Lalu pada sore hari,
banyak orang sakit dihantar kepada-Nya dan Ia
menyembuhkan mereka. Namun, yang menarik adalah
Yesus mengawali karya-Nya dengan keluar dari rumah
ibadah dan kemudian pada pagi berikutnya Ia ditemukan
berdoa.
Kisah ini mengajarkan kepada kita untuk tidak
melupakan Tuhan dalam hidup kita. Tidak dapat
disangkal bahwa kadangkala kita amat sibuk dengan
kegiatan dan kita kelelahan. Kita pun menjadi lupa
bersyukur kepada Tuhan yang telah menjaga hidup kita.
Yesus mengajarkan kita untuk selalu memulai hari baru
dengan mendekatkan diri kepada Tuhan, memohonkan
bantuan, petunjuk dan perlindungan-Nya. Pertanyaan
untuk kita, seberapa sering kita memulai hari kita
dengan berdoa? Atau seberapa dalam kita berbicara
dengan Tuhan tentang hidup kita? Adakah kebiasaan
doa bersama di dalam keluarga kita?
Kedua, kerendahan hati. Yesus menyembuhkan banyak
orang dan makin banyak orang mencari-Nya. Melalui
mulut para murid-Nya, Ia diminta untuk tinggal tetap
bersama mereka. Yesus menyatakan bahwa Ia juga
harus pergi ke banyak tempat karena untuk itulah Ia
diutus. Yesus tidak mau terikat pada popularitas.
Pernyataan Yesus ini mengajarkan kita untuk tidak
berbangga dengan diri kita sendiri dan melupakan
bahwa sesungguhnya Tuhanlah yang sedang berkarya
melalui kita. Ketika kita mencapai kesuksesan, kita
hendaknya tidak melupakan bahwa Tuhan sedang
menanti kita untuk melanjutkan kesuksesan kita dengan
sesama yang lain. Kita mesti selalu tetap rendah hati
sebab kebanggaan yang berlebihan (apalagi kalau
disanjung-sanjung oleh banyak orang) kadangkala
membuat kita lupa diri dan kita jatuh. Baik juga kita
menanamkan sikap menghargai sesama namun juga
tetap rendah hati mulai dari dalam keluarga kita.

13. HENING SEJENAK

14. SYAHADAT
P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan
mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada Tuhan
dengan mengucapkan Syahadat. Aku percaya akan
Allah, Bapa yang mahakuasa…..

15. DOA UMAT


P : Tuhan Yesus menyembuhkan banyak orang sakit
yang dihantar kepada-Nya. Maka, marilah kita
menyampaikan doa-doa permohonan kita kepada
Allah, Bapa kita yang selalu mendengarkan kita.
P : Semoga semua umat manusia tidak melupakan Tuhan
dalam setiap hidup dan perjuangan hidup mereka.
Marilah kita mohon…
P : Semoga mereka semua yang sakit, tidak merasa
sendirian. Semoga mereka tetap kuat dan semangat
dan berkat kemurahan Tuhan, mereka pun
disembuhkan. Marilah kita mohon…
P : Semoga para petugas medis yang menangani orang
sakit dan terlantar, diberi kekuatan dan kesehatan
yang baik agar mereka dapat melayani dengan penuh
tanggungjawab. Marilah kita mohon….
P : Semoga kita sekalian tidak melupakan Tuhan dalam
setiap perjuangan hidup kita. Dan semoga kita pun
bisa menjadi pribadi yang menyembuhkan sesama
yang sakit atau yang terluka. Marilah kita mohon….
P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan
permohonan pribadi kita masing-masing.
[hening sejenak lalu lanjut].
P : Demikianlah ya Bapa, doa-doa permohonan yang
kami sampaikan ke hadirat-Mu. Kabulkanlah demi
jasa Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin

16. KOLEKTE
[Selanjutnya ada pengumpulan kolekte sebagai perwujudan cinta
kepada Sang Sabda dan kepada sesama yang berkekurangan,
diiringi lagu yang sesuai. Kolekte dikumpulkan lalu dihantar dan
diletakkan di depan mimbar] diiringi lagu persembahan yang
bernada Syukur Kepada Tuhan atau Ajakan Berbagi.
17. DOA PUJIAN
[Sesudah Kolekte, Pemimpin membawakan Doa Pujian sambil
berdiri di depan umat, menghadap ke altar dan umat berdiri dan
setiap kali mendaraskan aklamasi bersama.]
P : Saudara-saudari yang terkasih, Allah begitu baik kepada
kita umat-Nya. Dalam kebaikan-Nya itu, Ia datang
melayani kita. maka marilah kita memuji Dia dan
berseru: Ya Allah yang kekal, Engkau sungguh baik.
U : Ya Allah yang kekal, Engkau sungguh baik.
P : Allah maha pengasih dan penyayang, Engkaulah
penyelenggara segala hal dalam hidup kami. Dalam
kebaikan-Mu yang tak terhingga, Engkau mencipta-kan
kami dan menganugerahi kami kehidupan. Maka kami
memuji Engkau:
U : Ya Allah yang kekal, Engkau sungguh baik.
P : Bapa, amat besarlah cinta-Mu kepada kami. Ketika
dalam perjalanan hidup ini kami jatuh, Engkau
menyelamatkan kami dengan mengutus Putra-Mu dan
Dia mengajarkan kami untuk mencintai. Engkau
serahkan Dia bagi maka kami memuji Engkau.
U : Ya Allah yang kekal, Engkau sungguh baik.
P : Betapa besar cinta dan kebaikan-Mu bagi kami. Engkau
mencurahkan Roh Kudus-Mu untuk menyem-purnakan
rencana penyelamatan-Mu dalam diri. Maka kami
memuji Engkau.
U : Ya Allah yang kekal, Engkau sungguh baik.
P : Setiap hari Engkau limpahi kami dengan karunia dan
berkat, sehingga kami dapat menunaikan tugas sehari-
hari, yakni berbakti bagi-Mu dan melayani sesama
lewat karya-karya kami. Maka kami memuji Engkau.
U : Ya Allah yang kekal, Engkau sungguh baik.
P : Maka, bersama seluruh umat beriman, dan dalam
kesatuan dengan Bapa Suci Paus Fransiskus, Bapa
Uskup kami [nama Uskup setempat] dan Pastor Paroki kami
[nama pastor paroki setempat], kami melambung-kan madah
pujian bagi-Mu dengan berseru:
[menyanyikan satu lagu bertemakan Puji Syukur]
Menyusul RITUS KOMUNI. Dalam Ibadah Sabda terdapat dua
kemungkinan, yaitu (1) menyambut komuni (lihat cara A), (2)
tidak menyambut komuni, tetapi umat diajak menghayati
komuni batin/rindu (lihat cara B).

18A. Cara A: DENGAN KOMUNI


Sesudah Doa Pujian, Pemimpin menuju ke altar untuk
mempersiapkan komuni. Ia membentangkan kain korporale di
atas altar dan kemudian mengambil Sakramen Mahakudus dari
tabernakel dan diletakkan di atas kain korporale. Sesudah
mempersiapkan segala yang perlu untuk Komuni Kudus, para
pemandu/pengantar bersama para pelayan dan umat beriman
berlutut menyembah dalam keheningan sesaat. Sesudah itu
Pemimpin mengajak umat untuk menyanyikan lagu Bapa Kami
sambil berdiri.
P : Saudara-saudari, meskipun kita tidak merayakan
Ekaristi, pada perayaan ini kita memperoleh
kesempatan menyambut Komuni Kudus, maka
dalam persatuan dengan saudara-saudari se-paroki
yang merayakan Ekaristi, marilah kita menyiapkan
hati di hadirat Tuhan. [Hening sejenak]

19A. BAPA KAMI


Berdiri
P : Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran
Ilahi, maka beranilah kita berdoa.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-
Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu
di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami
rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami,
seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada
kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam
pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Sesudah doa Bapa Kami, dapat juga diadakan Salam damai.

20A. SALAM DAMAI DAN KOMUNI


Bila ada Salam Damai, Pemimpin mengajak Umat, misalnya
sebagai berikut:
P : Marilah kita saling memberikan salam damai.
Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari
yang berada paling dekat. Sesudah Salam Damai, Pemimpin
berlutut menghormati Sakramen Mahakudus, lalu
menghunjukkan hosti kudus kepada umat, sambil berkata:
P : Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa
dunia.
Hosti dan sibori ditunjukkan kepada umat:
Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-
Nya.
Pemimpin dan Umat berdoa bersama-sama.
U : Ya Tuhan saya tidak pantas, Engkau datang pada
saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan
sembuh.
Dengan khidmat, Pemimpin menyambut Tubuh Tuhan
terlebih dulu. Sesudah itu, ia melayani umat yang
menyambut komuni, seraya setiap kali berkata:
P : Tubuh Kristus.
U : Amin.
Penyambutan komuni diiringi dengan nyanyian komuni.
----------------------------------------------------------------------------
------------------

18B. Cara B. TANPA KOMUNI


P : Pada perayaan ini kita tidak menyambut Komuni
kudus. Meskipun demikian, marilah kita
menghayati kehadiran Tuhan yang kita rindukan di
dalam hati kita masing-masing.

19B. BAPA KAMI Berdiri


P : Saudara-saudari terkasih, kita telah dipersatukan
oleh iman yang sama. Maka sebagai Putra-Putri
Bapa yang satu dan sama, marilah kita berdoa
sebagaimana yang diajarkan oleh Putra-Nya
sendiri.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-
Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu
di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami
rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami,
seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada
kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam
pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Dapat dilaksanakan Salam Damai.
P : Marilah kita saling memberikan salam damai.
Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari
yang berada paling dekat saja.

20B. DOA KOMUNI BATIN Berlutut/berdiri


Pemimpin mengajak semua yang hadir untuk melaksanakan
Komuni Batin dengan rumusan ajakan antara lain sebagai
berikut:
P : Kini, mari kita siapkan hati kita untuk menyambut
kedatangan Tuhan di dalam hati kita.
P : Yesus bersabda, “Kamu memang sudah bersih
karena Firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya
sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur,
demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu
tidak tinggal di dalam Aku.” (Yoh. 15:3-4).
[hening sejenak]
P : Yesusku, aku percaya, Engkau sungguh hadir dalam
Sakramen Mahakudus. Aku mengasihi-Mu lebih
dari segalanya, dan aku merindukan kehadiran-Mu
dalam seluruh jiwaku. Karena sekarang aku tak
dapat menyambut-Mu dalam Sakramen Ekaristi,
datanglah sekurang-kurangnya secara rohani ke
dalam hatiku, meskipun Engkau selalu telah datang.
Aku memeluk-Mu dan mempersatukan diriku
sepenuhnya kepada-Mu, jangan biarkan aku terpisah
daripada-Mu. Amin. [hening sejenak]
P : Dalam keheningan, marilah kita masing-masing
menyatukan diri dengan Tuhan yang hadir saat ini
di sini bersama kita.
Berbicaralah dengan Dia dari hati ke hati dengan
mengatakan:
P : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
U : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
 Seruan di atas diulangi oleh Pemimpin dan
diikuti oleh yang hadir sebanyak tiga kali.
 Lalu diberi saat hening secukupnya.
 Sesudah Komuni Batin, dapat dinyanyikan satu
lagu Masa Biasa.

21. MENDOAKAN MAZMUR 15


TUHAN, siapa yang boleh menumpang
dalam kemah-Mu?
Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus?
Yaitu dia yang berlaku tidak bercela,
yang melakukan apa yang adil
dan yang mengatakan kebenaran
dengan segenap hatinya,
yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya,
yang tidak berbuat jahat terhadap temannya
dan yang tidak menimpakan cela
kepada tetangganya;
yang memandang hina orang yang tersingkir,
tetapi memuliakan orang yang takut akan TUHAN;
yang berpegang pada sumpah, walaupun rugi;
yang tidak meminjamkan uangnya dengan makan riba
dan tidak menerima suap melawan orang yang tak bersalah.

Siapa yang berlaku demikian,


tidak akan goyah selama-lamanya.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus,
seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang
segala abad, amin.

22. AMANAT PENGUTUSAN


P : Saudara-saudari terkasih, menunaikan tugas sehari-
hari dengan sebaik-baiknya merupakan salah satu
cara kita mewartakan Injil kepada sesama. Dengan
itu, kita melakukan hal-hal yang luar biasa dengan
cara yang biasa. Tuhan menghendaki kita
melaksanakan tugas dengan tekun dan setia, tanpa
mengharapkan balas jasa. Bekerja dengan sebaik-
baiknya merupakan nilai yang sangat berharga di
mata Tuhan.

23. DOA PENUTUP


P : Marilah kita berdoa,
Ya Tuhan, kami telah mendengarkan dan merenung-
kan Sabda-Mu. Semoga kami pun bisa saling
meneguhkan dan menjadi pembawa kesembuhan bagi
sesama kami yang menderita dan yang sengsara. Demi
Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin

24. MOHON BERKAT TUHAN


P : Sebelum mengakhiri perayaan ini marilah kita
menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan.
[hening sejenak]
P : Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita
terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang
kekal.
[sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri]
DALAM NAMA BAPA, DAN PUTRA, DAN ROH KUDUS.
U : Amin.
P : Perayaan Sabda kita ini sudah selesai.
U : Syukur kepada Allah.

25. PENGUTUSAN
P : Marilah pergi, kita diutus.
U : Amin.

26. LAGU PENUTUP


***

Ledalero, 1 Februari 2024


P. Petrus Cristologus Dhogo, SVD

Anda mungkin juga menyukai