Anggota keluarga berkumpul bersama. Hendaknya keluarga mempersiapkan ruangan yang baik untuk berdoa bersama dan semua berpakaian yang rapi. Disiapkan juga salib di atas meja dengan lilin bernyala. Untuk bacaan, siapkan Alkitab. Untuk nyanyian, bisa siapkan buku nyanyian. Sedapat mungkin, untuk kekhusukan suasana, alat-alat komunikasi dimatikan. Jangan lupa untuk tetap memakai masker dan menjaga jarak. Ketika memulai, Pemimpin (P) berkata, “Penolong kita ialah Tuhan”, dan yang lain menyahut, “Yang menjadikan langit dan bumi”. Kemudian dinyanyikan lagu pembuka bertemakan PRAPASKAH. NB. Keterangan tentang lagu diberi warna ungu
01. TANDA SALIB DAN SALAM
P : Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. U : Amin. P : Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kita. U : Sekarang dan selama-lamanya. 02. KATA PEMBUKA P : Hari ini kita merayakan Minggu Ketiga dalam masa Prapaskah. Kita semua diajak untuk senantiasa terbuka terhadap kehendak Tuhan. Dalam bacaan pertama, kita akan mendengar kisah panggilan Musa. Musa tidak menyangka bahwa ia akan menjadi utusan Tuhan untuk membebaskan orang Israel di Mesir. Kita pun diutus Tuhan menjadi penolong satu bagi yang lain. Bacaan kedua mengisahkan tentang perjuangan orang Israel di padang gurun. Rasul Paulus menyatakan bahwa mereka melewati banyak tantangan dan dikenyangkan dengan makanan rohani. Kita pun diundang untuk bertahan dalam ziarah hidup kita. Kita pasti melewati berbagai tantangan, tetapi kita diharapkan untuk bertahan dan berharap kepada Tuhan, agar kita tidak jatuh. Dalam bacaan Injil kita akan mendengarkan peringatan Yesus terhadap para pendengar-Nya untuk bertobat. Pertobatan akan membawa orang kepada kehidupan kekal. Orang yang tidak bertobat akan jatuh ke dalam kematian. Masa Prapaskah ini merupakan masa kita membenahi diri kita, bertobat dan membuka hati kita kepada kehidupan kekal yang dijanjikan Tuhan. [hening sejenak] 03. TOBAT DAN PERMOHONAN AMPUN P : Marilah menyesali dan mengakui bahwa kita telah berdosa, supaya kita siap mendengarkan Sabda Allah, Terang dan Pedoman hidup kita. U : Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa, dan kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa, dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus dan kepada saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah, Tuhan kita. P : Semoga Allah yang Mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan mengantar kita ke hidup yang kekal. U : Amin. 04. DOA PEMBUKA P : Marilah kita berdoa, [hening sejenak] Ya Tuhan, kami berterima kasih untuk memberikan kami masa pertobatan ini. Semoga kami dapat dengan sungguh hati memanfaatkan masa ini demi kesehatan jiwa kami. Teguhkanlah kami ketika kami lemah dan kuatkanlah kami ketika kami tak berdaya, agar kami dapat menikmati buah penebusan Yesus Kristus, Putra-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. U : Amin. 05. AJAKAN MENDENGARKAN SABDA TUHAN P : Marilah kita membuka hati kita untuk mendengar- kan Sabda Tuhan dan menerimanya agar Sabda Tuhan menjadi pelita iman kita dan tongkat penuntun jalan hidup kita. [Bacaan dibacakan dari Alkitab] 06. BACAAN PERTAMA (Kel. 3:1-8a,13-15) L : Bacaan dari Kitab Keluaran. Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb. Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api. Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?" Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah- tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah." Lalu Ia berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus." Lagi Ia berfirman: "Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub." Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah. Dan TUHAN berfirman: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir. Lalu Musa berkata kepada Allah: "Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? apakah yang harus kujawab kepada mereka?" Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu." Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun. Demikianlah Sabda Tuhan. U : Syukur kepada Allah. 07. MENDARASKAN MAZMUR TANGGAPAN Refren (Mzm. 103:8a) Tuhan adalah pengasih dan penyayang. Mzm. 103:1-2,3-4,6-7,8,11. Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya! (Refren)
Dia yang mengampuni segala kesalahanmu,
yang menyembuhkan segala penyakitmu, Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat. (Refren)
TUHAN menjalankan keadilan dan hukum
bagi segala orang yang diperas. Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, perbuatan-perbuatan-kepada orang Israel. (Refren)
TUHAN adalah penyayang dan pengasih,
panjang sabar dan berlimpah kasih setia. tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia. (Refren) 08. BACAAN KEDUA (1Kor. 10:1-6,10-12) L : Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus Saudara-saudari, aku mau, supaya kamu mengetahui, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut. Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut. Mereka semua makan makanan rohani yang sama dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus. Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun. Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingat- kan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat, Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut. Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba. Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh! Demikianlah Sabda Tuhan. U : Syukur kepada Allah. 09. BAIT PENGANTAR INJIL (Mat. 4:17) P : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal U : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal P : Bertobatlah, sabda Tuhan,* karena Kerajaan Surga sudah dekat. U : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal 10. INJIL (Luk. 13:1-9) P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil Yesus Kristus menurut Lukas. Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada. Kemudian Pemimpin membacakan Injil. Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan. Yesus menjawab mereka: "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian. Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian." Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!" P : Demikianlah Sabda Tuhan. U : Terpujilah Kristus. 11. RENUNGAN SINGKAT Bacaan Injil ini berbicara tentang pertobatan. Ada dua bagian yang dibicarakan dalam perikop ini, yaitu tentang kematian yang memilukan dan kesempatan bertobat. Pertama, kematian yang memilukan. Kita semua pasti akan mengalami kematian. Hanya pasti kita berbeda dalam cara dan waktu kita mati. Ada kematian yang dipersiapkan dengan baik dan karenanya keluara yang ditinggalkan tidak merasa amat sedih; ada pula kematian yang mendadak yang membuat keluarga dan semua orang kaget, shock dan amat sedih. Apalagi kematian mendadak itu terjadi atas cara yang memilukan. Orang pasti langsung menghubungkannya dengan dosa atau kejahatan yang dilakukan oleh orang tersebut. Yesus menegaskan bahwa kita semua punya dosa. Kita diajak untuk bertobat sehingga kita tidak meninggal dalam dosa yang kemudian memisahkan kita dari Tuhan. Kita tidak perlu melihat dan menilai hidup orang lain. Yang kita buat adalah membenahi diri kita sendiri. Masa Prapaskah adalah masa kita berbenah diri agar kita senantiasa siap menghadapi panggilan Tuhan. Kematian yang memilukan adalah kematian dalam dosa. Karena kita tidak tahu kapan kita mati, maka baiklah kita selalu membersihkan hati kita agar kita pun ditemukan layak bergabung dalam kehidupan kekal. Kedua, pertobatan dan kesempatan kedua. Pada bagian kedua, Yesus berbicara tentang pertobatan. Melalui perumpamaan tentang pohon yang tidak berbuah, Yesus menegaskan bahwa Tuhan selalu memberikan kita kesempatan kedua. Sebagaimana pengurus kebun itu berupaya memberikan pupuk dan merawat, maka kita pun perlu merawat hidup kita, memberi pupuk bagi kehidupan rohani kita, dan yang penting adalah hasilnya ada. Buah dari pertobatan harus nyata dalam perbuatan. Seringkali orang rajin berdoa dan mengikuti kegiatan rohani, namun sikap hidupnya jauh dari yang diharapkan. Kenyataan yang demikian, sama dengan pohon yang tidak memberikan buah. Hidup kita pun menjadi gagal karena kehidupan kita tidak memberikan buah yang baik. Kita terkesan seperti orang munafik karena rajin berdoa, tetapi tidak memiliki relasi yang baik dengan sesama. Saatnya kita berbenah diri, dan berupaya agar praktik hidup kita pun mencerminkan kehidupan rohani kita. Tuhan selalu memberikan kesempatan kedua kepada kita. Mari kita berjuang untuk bertobat dan memberikan buah yang baik dalam hidup harian kita. 12. HENING SEJENAK 13. SYAHADAT P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada Tuhan dengan mengucapkan Syahadat. Aku percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa….. 14. DOA UMAT P : Saudara-saudari terkasih, marilah kita berdoa kepada Allah Bapa, yang selalu siap mendampingi dan menuntun jalan hidup kita. P : Bagi Gereja Kudus. Semoga kita sekalian, sebagai anggota Gereja kudus, terus-menerus memperbaiki diri dan memurnikan motivasi hidup agar tetap setia dalam tugas perutusan yang telah dipercayakan Kristus. Marilah kita mohon…. P : Bagi masyarakat. Kita memohon kepada Tuhan agar masyarakat semakin menghargai nilai-nilai ajaran agama di dalam hidup mereka, supaya menghindari sikap-sikap yang bertentangan dengan kerukunan dan kerja sama. Marilah kita mohon…. P : Bagi para korban bencana. Semoga mereka yang mengalami penderitaan karena berbagai bencana tidak merasakannya sebagai hukuman dari Allah, tetapi mampu mengambil makna sebagai tanda peringatan untuk lebih setia dalam iman dan berharap dalam perjuangan hidup dan penuh keyakinan akan kasih Allah. Marilah kita mohon…. P : Bagi kita yang hadir di sini. Kita memohon kepada Bapa di surga, agar pada Masa Prapaskah ini pertobatan kita semakin mendalam, kepedulian kita teradap sesama dan lingkungan hidup semakin berkembang. Marilah kita mohon…. P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan permohonan pribadi kita masing-masing. [hening sejenak lalu lanjut]. P : Allah Bapa yang mahakasih, karena kasih setia-Mu, kami percaya bahwa Engkau mendengarkan dan mengabulkan permohonan kami, demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. U : Amin [Dalam perayaan bersama, ada kolekte. Kolekte ini dikumpulkan usai doa umat dan dihantar ke depan altar. Namun, dalam situasi wabah virus corona, kebijakan kolekte diatur oleh masing-masing Keuskupan].
15. DOA PUJIAN
P : Saudara-saudari terkasih, Bapa yang mahakasih mendampingi dan memperhatikan kita, umat-Nya, yang dengan tekun mengisi Masa Prapaskah ini dengan banyak berdoa dan membaca Kitab Suci. Maka marilah kita berseru: Sungguh agung karya-Mu Tuhan. U : Sungguh agung karya-Mu Tuhan. P : Bapa yang maharahim, Engkau telah memanggil kami menjadi satu umat dan Engkau sendiri sebagai Allah kami. Lewat pembaptisan, Engkau telah menghimpun kami menjadi satu tubuh, yakni Tubuh Kristus sendiri. Maka kami berseru: U : Sungguh agung karya-Mu Tuhan. P : Ya Bapa, dalam Masa Prapaskah ini, kami Engkau himpun untuk mengenang pembaptisan kami yang pernah kami terima. Menjadi Putra-Mu merupakan kebanggaan bagi kami. Maka kami berseru: U : Sungguh agung karya-Mu Tuhan. P : Ya Bapa, semangat baru telah Engkau curahkan kepada kami. Masa Prapaskah ini menjadi bagi kami rahmat untuk membaharui diri; lebih memperhatikan orang lain, dan mempersiapkan diri bagi kebangkitan Putra-Mu, Yesus Kristus. Maka kami berseru: U : Sungguh agung karya-Mu Tuhan. P : Dengan demikian, ya Bapa, kami semakin giat ingin mewujudkan dan membangun kesatuan Tubuh Kristus, di dalam keluarga, komunitas dan masyarakat di sekitar kami. Maka kami berseru: U : Sungguh agung karya-Mu Tuhan. P : Maka ya Bapa, dengan gembira hati, bersama seluruh umat beriman, dalam kesatuan dengan Bapa Suci Fransiskus, Bapa Uskup kami [nama Uskup setempat] dan Pastor Paroki kami [nama pastor paroki setempat], kami melambungkan madah pujian bagi- Mu dengan berseru: [menyanyikan satu lagu bertemakan Puji Syukur atau Lagu Prapaskah] --------------------------------------------------------------------------------------- Menyusul Ritus Komuni. Dalam Ibadah Sabda terdapat dua kemungkinan, yaitu (1) menyambut komuni (lihat cara A), (2) tidak menyambut komuni, tetapi umat diajak menghayati komuni batin/rindu (lihat cara B).
16A. Cara A: DENGAN KOMUNI
Sesudah Doa Pujian, Pemimpin menuju ke altar untuk mempersiapkan komuni. Ia membentangkan kain korporale di atas altar dan kemudian mengambil Sakramen Mahakudus dari tabernakel dan diletakkan di atas kain korporale. Sesudah mempersiapkan segala yang perlu untuk Komuni Kudus, para pemandu/pengantar bersama para pelayan dan umat beriman berlutut menyembah dalam keheningan sesaat. Sesudah itu Pemimpin mengajak umat untuk menyanyikan lagu Bapa Kami sambil berdiri. P : Saudara-saudari, meskipun kita tidak merayakan Ekaristi, pada perayaan ini kita memperoleh kesempatan menyambut Komuni Kudus, maka dalam persatuan dengan saudara-saudari se-paroki yang merayakan Ekaristi, marilah kita menyiapkan hati di hadirat Tuhan. [Hening sejenak] 17A. BAPA KAMI Berdiri P : Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran Ilahi, maka beranilah kita berdoa. U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama- Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Sesudah doa Bapa Kami, dapat juga diadakan Salam Damai. 18A. SALAM DAMAI DAN KOMUNI Bila ada Salam Damai, Pemimpin mengajak Umat, misalnya sebagai berikut: P : Marilah kita saling memberikan salam damai. Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari yang berada paling dekat. Sesudah Salam Damai, Pemimpin berlutut menghormati Sakramen Mahakudus, lalu meng- hunjukkan hosti kudus kepada umat, sambil berkata: P : Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya. U : Ya Tuhan saya tidak pantas, Engkau datang pada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh. Dengan khidmat, Pemimpin menyambut Tubuh Tuhan terlebih dulu. Sesudah itu, ia melayani umat yang menyambut komuni, seraya setiap kali berkata: P : Tubuh Kristus. U : Amin. Penyambutan komuni diiringi dengan nyanyian komuni. -------------------------------------------------------------------------------------- 16B. Cara B. TANPA KOMUNI P : Pada perayaan ini kita tidak menyambut Komuni kudus. Meskipun demikian, marilah kita menghayati kehadiran Tuhan yang kita rindukan di dalam hati kita masing-masing. 17B. BAPA KAMI Berdiri P : Saudara-saudari terkasih, kita telah dipersatukan oleh iman yang sama. Maka sebagai Putra-Putri Bapa yang satu dan sama, marilah kita berdoa sebagaimana yang diajarkan oleh Putra-Nya sendiri. U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama- Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Dapat juga dilaksanakan Salam Damai. P : Marilah kita saling memberikan salam damai. Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari yang berada paling dekat saja. 18B. DOA KOMUNI BATIN Berlutut/berdiri Pemimpin mengajak semua yang hadir untuk melaksanakan Komuni Batin dengan rumusan ajakan antara lain sebagai berikut: P : Kini, mari kita siapkan hati kita untuk menyambut kedatangan Tuhan di dalam hati kita. P : Yesus bersabda, “Kamu memang sudah bersih karena Firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yoh. 15:3-4). [hening sejenak] P : Yesusku, aku percaya, Engkau sungguh hadir dalam Sakramen Mahakudus. Aku mengasihi-Mu lebih dari segalanya, dan aku merindukan kehadiran-Mu dalam seluruh jiwaku. Karena sekarang aku tak dapat menyambut-Mu dalam Sakramen Ekaristi, datanglah sekurang-kurangnya secara rohani ke dalam hatiku, meskipun Engkau selalu telah datang. Aku memeluk-Mu dan mempersatukan diriku sepenuhnya kepada-Mu, jangan biarkan aku terpisah daripada-Mu. Amin. [hening sejenak] P : Dalam keheningan, marilah kita masing-masing menyatukan diri dengan Tuhan yang hadir saat ini di sini bersama kita. Berbicaralah dengan Dia dari hati ke hati dengan mengatakan: P : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku. Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu. U : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku. Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu. ▪ Seruan di atas diulangi oleh Pemimpin dan diikuti oleh yang hadir sebanyak tiga kali. ▪ Lalu diberi saat hening secukupnya. ▪ Sesudah Komuni Batin, dapat dinyanyikan satu lagu Prapaskah.
19. DOA MOHON PERLINDUNGAN ALLAH
DARI WABAH VIRUS CORONA Tuhan Yesus Kristus, Penyelamat dunia, pengharapan kami yang sejati, kasihanilah kami dan bebaskanlah kami dari segala kemalangan. Kami mohon, jauhkanlah kami dari virus yang sedang mewabah di seluruh dunia ini, sembuhkanlah yang sakit, kuatkanlah yang sehat, topanglah mereka yang berjuang bagi kesehatan sesama. Bantulah setiap anggota masyarakat dalam melaku- kan pekerjaan mereka dengan memperkuat semangat solidaritas satu sama lainnya. Kuatkanlah dokter dan tenaga medis, pendidik dan pekerja sosial dalam melaksanakan tugas mereka. Tunjukkanlah Wajah belaskasihan-Mu, dan selamatkanlah kami dalam cinta kasih-Mu yang besar. Engkaulah, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa, dalam persekutuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin. Santa Maria, Bunda Penolong, doakanlah kami. Santo Yosep, Pelindung Gereja, doakanlah kami. Malaikat Agung Santo Mikael, Gabriel dan Rafael, doakanlah kami. Santo Sebastianus, doakanlah kami. Santo Carolus Borromeus, doakanlah kami. Santo Antonius Agung, doakanlah kami. Santo Damian dari Molokai, doakanlah kami. Para kudus Allah, pelindung dari wabah dan penyakit, doakanlah kami. Amin
20. AMANAT PENGUTUSAN
P : Saudara-saudari, pesan Sabda Tuhan tadi mengajak kita untuk merawat kehidupan kita seperti merawat pohon agar menghasilkan buah. Kita selalu diberi kesempatan oleh Tuhan untuk merawat kehidupan iman kita. Mari kita gunakan masa penuh rahmat ini untuk memangkas ranting- ranting kehidupan kita yang tidak berguna atau yang tidak baik, agar kita bisa menghasilkan buah kehidupan yang berkenan kepada Tuhan dan berguna bagi sesama. 21. DOA PENUTUP P : Marilah kita berdoa, Ya Tuhan, kami telah merenungkan Sabda-Mu. Semoga kami selalu berusaha untuk memperbaiki hidup kami agar kami dapat memperoleh hidup kekal bersama-Mu kelak. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. U : Amin 22. MOHON BERKAT TUHAN P : Sebelum mengakhiri perayaan ini marilah kita menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan. [hening sejenak] P : Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang kekal. [sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri] DALAM NAMA BAPA, DAN PUTRA, DAN ROH KUDUS. U : Amin. P : Perayaan Sabda kita ini sudah selesai. U : Syukur kepada Allah. 23. PENGUTUSAN P : Marilah pergi, kita diutus. U : Amin. 24. LAGU PENUTUP ***