Anda di halaman 1dari 13

IBADAH SABDA MINGGU III PRAPASKAH TAHUN C

MINGGU, 20 MARET 2022


Anggota keluarga berkumpul bersama. Hendaknya keluarga
mempersiapkan ruangan yang baik untuk berdoa bersama dan
semua berpakaian yang rapi. Disiapkan juga salib di atas meja
dengan lilin bernyala. Untuk bacaan, siapkan Alkitab. Untuk
nyanyian, bisa siapkan buku nyanyian. Sedapat mungkin, untuk
kekhusukan suasana, alat-alat komunikasi dimatikan. Jangan lupa
untuk tetap memakai masker dan menjaga jarak.
Ketika memulai, Pemimpin (P) berkata, “Penolong kita ialah Tuhan”,
dan yang lain menyahut, “Yang menjadikan langit dan bumi”.
Kemudian dinyanyikan lagu pembuka bertemakan PRAPASKAH.
NB. Keterangan tentang lagu diberi warna ungu

01. TANDA SALIB DAN SALAM


P : Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U : Amin.
P : Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, cinta kasih
Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya.
02. KATA PEMBUKA
P : Hari ini kita merayakan Minggu Ketiga dalam masa
Prapaskah. Kita semua diajak untuk senantiasa
terbuka terhadap kehendak Tuhan. Dalam bacaan
pertama, kita akan mendengar kisah panggilan
Musa. Musa tidak menyangka bahwa ia akan
menjadi utusan Tuhan untuk membebaskan orang
Israel di Mesir. Kita pun diutus Tuhan menjadi
penolong satu bagi yang lain.
Bacaan kedua mengisahkan tentang perjuangan
orang Israel di padang gurun. Rasul Paulus
menyatakan bahwa mereka melewati banyak
tantangan dan dikenyangkan dengan makanan
rohani. Kita pun diundang untuk bertahan dalam
ziarah hidup kita. Kita pasti melewati berbagai
tantangan, tetapi kita diharapkan untuk bertahan
dan berharap kepada Tuhan, agar kita tidak jatuh.
Dalam bacaan Injil kita akan mendengarkan
peringatan Yesus terhadap para pendengar-Nya
untuk bertobat. Pertobatan akan membawa orang
kepada kehidupan kekal. Orang yang tidak bertobat
akan jatuh ke dalam kematian. Masa Prapaskah ini
merupakan masa kita membenahi diri kita, bertobat
dan membuka hati kita kepada kehidupan kekal
yang dijanjikan Tuhan. [hening sejenak]
03. TOBAT DAN PERMOHONAN AMPUN
P : Marilah menyesali dan mengakui bahwa kita telah
berdosa, supaya kita siap mendengarkan Sabda
Allah, Terang dan Pedoman hidup kita.
U : Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa, dan
kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa,
dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan
dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya
sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon
kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat
dan orang kudus dan kepada saudara sekalian,
supaya mendoakan saya pada Allah, Tuhan kita.
P : Semoga Allah yang Mahakuasa mengasihani kita,
mengampuni dosa kita, dan mengantar kita ke
hidup yang kekal.
U : Amin.
04. DOA PEMBUKA
P : Marilah kita berdoa, [hening sejenak]
Ya Tuhan, kami berterima kasih untuk memberikan
kami masa pertobatan ini. Semoga kami dapat
dengan sungguh hati memanfaatkan masa ini demi
kesehatan jiwa kami. Teguhkanlah kami ketika kami
lemah dan kuatkanlah kami ketika kami tak berdaya,
agar kami dapat menikmati buah penebusan Yesus
Kristus, Putra-Mu.
Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami, yang
hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam
persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa.
U : Amin.
05. AJAKAN MENDENGARKAN SABDA TUHAN
P : Marilah kita membuka hati kita untuk mendengar-
kan Sabda Tuhan dan menerimanya agar Sabda
Tuhan menjadi pelita iman kita dan tongkat
penuntun jalan hidup kita.
[Bacaan dibacakan dari Alkitab]
06. BACAAN PERTAMA (Kel. 3:1-8a,13-15)
L : Bacaan dari Kitab Keluaran.
Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing
domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali,
ketika ia menggiring kambing domba itu ke
seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung
Allah, yakni gunung Horeb. Lalu Malaikat TUHAN
menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api
yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan
tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak
dimakan api. Musa berkata: "Baiklah aku
menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan
yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak
duri itu?"
Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang
untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-
tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!"
dan ia menjawab: "Ya, Allah." Lalu Ia berfirman:
"Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah
kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana
engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus." Lagi
Ia berfirman: "Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham,
Allah Ishak dan Allah Yakub." Lalu Musa menutupi
mukanya, sebab ia takut memandang Allah. Dan
TUHAN berfirman: "Aku telah memperhatikan
dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah
Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka
yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka,
ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. Sebab itu
Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari
tangan orang Mesir.
Lalu Musa berkata kepada Allah: "Tetapi apabila
aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada
mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus
aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku:
bagaimana tentang nama-Nya? apakah yang harus
kujawab kepada mereka?" Firman Allah kepada
Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya:
"Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu:
AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu."
Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa:
"Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN,
Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak
dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu:
itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah
sebutan-Ku turun-temurun.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.
07. MENDARASKAN MAZMUR TANGGAPAN
Refren (Mzm. 103:8a)
Tuhan adalah pengasih dan penyayang.
Mzm. 103:1-2,3-4,6-7,8,11.
Pujilah TUHAN, hai jiwaku!
Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!
Pujilah TUHAN, hai jiwaku,
dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!
(Refren)

Dia yang mengampuni segala kesalahanmu,


yang menyembuhkan segala penyakitmu,
Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur,
yang memahkotai engkau
dengan kasih setia dan rahmat.
(Refren)

TUHAN menjalankan keadilan dan hukum


bagi segala orang yang diperas.
Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa,
perbuatan-perbuatan-kepada orang Israel.
(Refren)

TUHAN adalah penyayang dan pengasih,


panjang sabar dan berlimpah kasih setia.
tetapi setinggi langit di atas bumi,
demikian besarnya kasih setia-Nya
atas orang-orang yang takut akan Dia.
(Refren)
08. BACAAN KEDUA (1Kor. 10:1-6,10-12)
L : Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada
Jemaat di Korintus
Saudara-saudari, aku mau, supaya kamu
mengetahui, bahwa nenek moyang kita semua
berada di bawah perlindungan awan dan bahwa
mereka semua telah melintasi laut. Untuk menjadi
pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam
awan dan dalam laut. Mereka semua makan
makanan rohani yang sama dan mereka semua
minum minuman rohani yang sama, sebab mereka
minum dari batu karang rohani yang mengikuti
mereka, dan batu karang itu ialah Kristus. Tetapi
sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada
bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka
ditewaskan di padang gurun. Semuanya ini telah
terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingat-
kan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal
yang jahat seperti yang telah mereka perbuat,
Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang
dilakukan oleh beberapa orang dari mereka,
sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.
Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai
contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan
bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman
akhir telah tiba. Sebab itu siapa yang menyangka,
bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan
jatuh!
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.
09. BAIT PENGANTAR INJIL (Mat. 4:17)
P : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
U : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
P : Bertobatlah, sabda Tuhan,*
karena Kerajaan Surga sudah dekat.
U : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
10. INJIL (Luk. 13:1-9)
P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil
Yesus Kristus menurut Lukas.
Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda
salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada.
Kemudian Pemimpin membacakan Injil.
Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa
orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea,
yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah
korban yang mereka persembahkan. Yesus
menjawab mereka: "Sangkamu orang-orang Galilea
ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang
Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib
itu? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu
tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara
demikian.
Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati
ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar
kesalahannya dari pada kesalahan semua orang
lain yang diam di Yerusalem? Tidak! kata-Ku
kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat,
kamu semua akan binasa atas cara demikian."
Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini:
"Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di
kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari
buah pada pohon itu, tetapi ia tidak
menemukannya. Lalu ia berkata kepada pengurus
kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang
mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak
menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia
hidup di tanah ini dengan percuma! Jawab orang itu:
Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku
akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi
pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia
berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"
P : Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.
11. RENUNGAN SINGKAT
Bacaan Injil ini berbicara tentang pertobatan. Ada dua
bagian yang dibicarakan dalam perikop ini, yaitu
tentang kematian yang memilukan dan kesempatan
bertobat.
Pertama, kematian yang memilukan. Kita semua pasti
akan mengalami kematian. Hanya pasti kita berbeda
dalam cara dan waktu kita mati. Ada kematian yang
dipersiapkan dengan baik dan karenanya keluara yang
ditinggalkan tidak merasa amat sedih; ada pula
kematian yang mendadak yang membuat keluarga
dan semua orang kaget, shock dan amat sedih.
Apalagi kematian mendadak itu terjadi atas cara yang
memilukan. Orang pasti langsung menghubungkannya
dengan dosa atau kejahatan yang dilakukan oleh
orang tersebut.
Yesus menegaskan bahwa kita semua punya dosa.
Kita diajak untuk bertobat sehingga kita tidak
meninggal dalam dosa yang kemudian memisahkan
kita dari Tuhan. Kita tidak perlu melihat dan menilai
hidup orang lain. Yang kita buat adalah membenahi
diri kita sendiri. Masa Prapaskah adalah masa kita
berbenah diri agar kita senantiasa siap menghadapi
panggilan Tuhan. Kematian yang memilukan adalah
kematian dalam dosa. Karena kita tidak tahu kapan
kita mati, maka baiklah kita selalu membersihkan hati
kita agar kita pun ditemukan layak bergabung dalam
kehidupan kekal.
Kedua, pertobatan dan kesempatan kedua. Pada
bagian kedua, Yesus berbicara tentang pertobatan.
Melalui perumpamaan tentang pohon yang tidak
berbuah, Yesus menegaskan bahwa Tuhan selalu
memberikan kita kesempatan kedua. Sebagaimana
pengurus kebun itu berupaya memberikan pupuk dan
merawat, maka kita pun perlu merawat hidup kita,
memberi pupuk bagi kehidupan rohani kita, dan yang
penting adalah hasilnya ada. Buah dari pertobatan
harus nyata dalam perbuatan.
Seringkali orang rajin berdoa dan mengikuti kegiatan
rohani, namun sikap hidupnya jauh dari yang
diharapkan. Kenyataan yang demikian, sama dengan
pohon yang tidak memberikan buah. Hidup kita pun
menjadi gagal karena kehidupan kita tidak
memberikan buah yang baik. Kita terkesan seperti
orang munafik karena rajin berdoa, tetapi tidak
memiliki relasi yang baik dengan sesama. Saatnya kita
berbenah diri, dan berupaya agar praktik hidup kita
pun mencerminkan kehidupan rohani kita. Tuhan
selalu memberikan kesempatan kedua kepada kita.
Mari kita berjuang untuk bertobat dan memberikan
buah yang baik dalam hidup harian kita.
12. HENING SEJENAK
13. SYAHADAT
P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan
mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada
Tuhan dengan mengucapkan Syahadat. Aku
percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa…..
14. DOA UMAT
P : Saudara-saudari terkasih, marilah kita berdoa
kepada Allah Bapa, yang selalu siap mendampingi
dan menuntun jalan hidup kita.
P : Bagi Gereja Kudus. Semoga kita sekalian, sebagai
anggota Gereja kudus, terus-menerus memperbaiki
diri dan memurnikan motivasi hidup agar tetap setia
dalam tugas perutusan yang telah dipercayakan
Kristus. Marilah kita mohon….
P : Bagi masyarakat. Kita memohon kepada Tuhan
agar masyarakat semakin menghargai nilai-nilai
ajaran agama di dalam hidup mereka, supaya
menghindari sikap-sikap yang bertentangan dengan
kerukunan dan kerja sama. Marilah kita mohon….
P : Bagi para korban bencana. Semoga mereka yang
mengalami penderitaan karena berbagai bencana
tidak merasakannya sebagai hukuman dari Allah,
tetapi mampu mengambil makna sebagai tanda
peringatan untuk lebih setia dalam iman dan
berharap dalam perjuangan hidup dan penuh
keyakinan akan kasih Allah. Marilah kita mohon….
P : Bagi kita yang hadir di sini. Kita memohon kepada
Bapa di surga, agar pada Masa Prapaskah ini
pertobatan kita semakin mendalam, kepedulian
kita teradap sesama dan lingkungan hidup semakin
berkembang. Marilah kita mohon….
P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan
permohonan pribadi kita masing-masing.
[hening sejenak lalu lanjut].
P : Allah Bapa yang mahakasih, karena kasih setia-Mu,
kami percaya bahwa Engkau mendengarkan dan
mengabulkan permohonan kami, demi Kristus,
Tuhan dan Pengantara kami.
U : Amin
[Dalam perayaan bersama, ada kolekte. Kolekte ini
dikumpulkan usai doa umat dan dihantar ke depan altar.
Namun, dalam situasi wabah virus corona, kebijakan kolekte
diatur oleh masing-masing Keuskupan].

15. DOA PUJIAN


P : Saudara-saudari terkasih, Bapa yang mahakasih
mendampingi dan memperhatikan kita, umat-Nya,
yang dengan tekun mengisi Masa Prapaskah ini
dengan banyak berdoa dan membaca Kitab Suci.
Maka marilah kita berseru:
Sungguh agung karya-Mu Tuhan.
U : Sungguh agung karya-Mu Tuhan.
P : Bapa yang maharahim, Engkau telah memanggil
kami menjadi satu umat dan Engkau sendiri sebagai
Allah kami. Lewat pembaptisan, Engkau telah
menghimpun kami menjadi satu tubuh, yakni Tubuh
Kristus sendiri. Maka kami berseru:
U : Sungguh agung karya-Mu Tuhan.
P : Ya Bapa, dalam Masa Prapaskah ini, kami Engkau
himpun untuk mengenang pembaptisan kami yang
pernah kami terima. Menjadi Putra-Mu merupakan
kebanggaan bagi kami. Maka kami berseru:
U : Sungguh agung karya-Mu Tuhan.
P : Ya Bapa, semangat baru telah Engkau curahkan
kepada kami. Masa Prapaskah ini menjadi bagi
kami rahmat untuk membaharui diri; lebih
memperhatikan orang lain, dan mempersiapkan diri
bagi kebangkitan Putra-Mu, Yesus Kristus. Maka
kami berseru:
U : Sungguh agung karya-Mu Tuhan.
P : Dengan demikian, ya Bapa, kami semakin giat ingin
mewujudkan dan membangun kesatuan Tubuh
Kristus, di dalam keluarga, komunitas dan
masyarakat di sekitar kami. Maka kami berseru:
U : Sungguh agung karya-Mu Tuhan.
P : Maka ya Bapa, dengan gembira hati, bersama
seluruh umat beriman, dalam kesatuan dengan
Bapa Suci Fransiskus, Bapa Uskup kami [nama Uskup
setempat] dan Pastor Paroki kami [nama pastor paroki
setempat], kami melambungkan madah pujian bagi-
Mu dengan berseru:
[menyanyikan satu lagu bertemakan Puji Syukur
atau Lagu Prapaskah]
---------------------------------------------------------------------------------------
Menyusul Ritus Komuni. Dalam Ibadah Sabda terdapat dua
kemungkinan, yaitu (1) menyambut komuni (lihat cara A), (2)
tidak menyambut komuni, tetapi umat diajak menghayati
komuni batin/rindu (lihat cara B).

16A. Cara A: DENGAN KOMUNI


Sesudah Doa Pujian, Pemimpin menuju ke altar untuk
mempersiapkan komuni. Ia membentangkan kain korporale di
atas altar dan kemudian mengambil Sakramen Mahakudus dari
tabernakel dan diletakkan di atas kain korporale. Sesudah
mempersiapkan segala yang perlu untuk Komuni Kudus, para
pemandu/pengantar bersama para pelayan dan umat beriman
berlutut menyembah dalam keheningan sesaat. Sesudah itu
Pemimpin mengajak umat untuk menyanyikan lagu Bapa Kami
sambil berdiri.
P : Saudara-saudari, meskipun kita tidak merayakan
Ekaristi, pada perayaan ini kita memperoleh
kesempatan menyambut Komuni Kudus, maka
dalam persatuan dengan saudara-saudari se-paroki
yang merayakan Ekaristi, marilah kita menyiapkan
hati di hadirat Tuhan. [Hening sejenak]
17A. BAPA KAMI Berdiri
P : Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran
Ilahi, maka beranilah kita berdoa.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-
Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di
atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki
pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti
kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami;
dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Sesudah doa Bapa Kami, dapat juga diadakan Salam Damai.
18A. SALAM DAMAI DAN KOMUNI
Bila ada Salam Damai, Pemimpin mengajak Umat, misalnya
sebagai berikut:
P : Marilah kita saling memberikan salam damai.
Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari
yang berada paling dekat. Sesudah Salam Damai, Pemimpin
berlutut menghormati Sakramen Mahakudus, lalu meng-
hunjukkan hosti kudus kepada umat, sambil berkata:
P : Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.
Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya.
U : Ya Tuhan saya tidak pantas, Engkau datang pada
saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan
sembuh.
Dengan khidmat, Pemimpin menyambut Tubuh Tuhan
terlebih dulu. Sesudah itu, ia melayani umat yang
menyambut komuni, seraya setiap kali berkata:
P : Tubuh Kristus.
U : Amin.
Penyambutan komuni diiringi dengan nyanyian komuni.
--------------------------------------------------------------------------------------
16B. Cara B. TANPA KOMUNI
P : Pada perayaan ini kita tidak menyambut Komuni
kudus. Meskipun demikian, marilah kita menghayati
kehadiran Tuhan yang kita rindukan di dalam hati
kita masing-masing.
17B. BAPA KAMI Berdiri
P : Saudara-saudari terkasih, kita telah dipersatukan
oleh iman yang sama. Maka sebagai Putra-Putri
Bapa yang satu dan sama, marilah kita berdoa
sebagaimana yang diajarkan oleh Putra-Nya sendiri.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-
Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di
atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki
pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti
kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami;
dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Dapat juga dilaksanakan Salam Damai.
P : Marilah kita saling memberikan salam damai.
Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari
yang berada paling dekat saja.
18B. DOA KOMUNI BATIN Berlutut/berdiri
Pemimpin mengajak semua yang hadir untuk melaksanakan
Komuni Batin dengan rumusan ajakan antara lain sebagai
berikut:
P : Kini, mari kita siapkan hati kita untuk menyambut
kedatangan Tuhan di dalam hati kita.
P : Yesus bersabda, “Kamu memang sudah bersih
karena Firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari
dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok
anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau
kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yoh. 15:3-4).
[hening sejenak]
P : Yesusku, aku percaya, Engkau sungguh hadir dalam
Sakramen Mahakudus. Aku mengasihi-Mu lebih dari
segalanya, dan aku merindukan kehadiran-Mu
dalam seluruh jiwaku. Karena sekarang aku tak
dapat menyambut-Mu dalam Sakramen Ekaristi,
datanglah sekurang-kurangnya secara rohani ke
dalam hatiku, meskipun Engkau selalu telah
datang. Aku memeluk-Mu dan mempersatukan
diriku sepenuhnya kepada-Mu, jangan biarkan aku
terpisah daripada-Mu. Amin. [hening sejenak]
P : Dalam keheningan, marilah kita masing-masing
menyatukan diri dengan Tuhan yang hadir saat ini di
sini bersama kita.
Berbicaralah dengan Dia dari hati ke hati dengan
mengatakan:
P : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
U : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
▪ Seruan di atas diulangi oleh Pemimpin dan
diikuti oleh yang hadir sebanyak tiga kali.
▪ Lalu diberi saat hening secukupnya.
▪ Sesudah Komuni Batin, dapat dinyanyikan
satu lagu Prapaskah.

19. DOA MOHON PERLINDUNGAN ALLAH


DARI WABAH VIRUS CORONA
Tuhan Yesus Kristus, Penyelamat dunia,
pengharapan kami yang sejati,
kasihanilah kami dan bebaskanlah kami
dari segala kemalangan.
Kami mohon, jauhkanlah kami dari virus
yang sedang mewabah di seluruh dunia ini,
sembuhkanlah yang sakit, kuatkanlah yang sehat,
topanglah mereka yang berjuang
bagi kesehatan sesama.
Bantulah setiap anggota masyarakat dalam melaku-
kan pekerjaan mereka dengan memperkuat semangat
solidaritas satu sama lainnya. Kuatkanlah dokter dan
tenaga medis, pendidik dan pekerja sosial dalam
melaksanakan tugas mereka.
Tunjukkanlah Wajah belaskasihan-Mu,
dan selamatkanlah kami
dalam cinta kasih-Mu yang besar.
Engkaulah, Tuhan kami,
yang hidup dan berkuasa bersama Bapa,
dalam persekutuan Roh Kudus,
kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Santa Maria, Bunda Penolong, doakanlah kami.
Santo Yosep, Pelindung Gereja, doakanlah kami.
Malaikat Agung Santo Mikael, Gabriel dan Rafael,
doakanlah kami.
Santo Sebastianus, doakanlah kami.
Santo Carolus Borromeus, doakanlah kami.
Santo Antonius Agung, doakanlah kami.
Santo Damian dari Molokai, doakanlah kami.
Para kudus Allah, pelindung dari wabah dan
penyakit, doakanlah kami. Amin

20. AMANAT PENGUTUSAN


P : Saudara-saudari, pesan Sabda Tuhan tadi
mengajak kita untuk merawat kehidupan kita
seperti merawat pohon agar menghasilkan buah.
Kita selalu diberi kesempatan oleh Tuhan untuk
merawat kehidupan iman kita. Mari kita gunakan
masa penuh rahmat ini untuk memangkas ranting-
ranting kehidupan kita yang tidak berguna atau
yang tidak baik, agar kita bisa menghasilkan buah
kehidupan yang berkenan kepada Tuhan dan
berguna bagi sesama.
21. DOA PENUTUP
P : Marilah kita berdoa,
Ya Tuhan, kami telah merenungkan Sabda-Mu.
Semoga kami selalu berusaha untuk memperbaiki
hidup kami agar kami dapat memperoleh hidup
kekal bersama-Mu kelak.
Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin
22. MOHON BERKAT TUHAN
P : Sebelum mengakhiri perayaan ini marilah kita
menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan.
[hening sejenak]
P : Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita
terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang
kekal.
[sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri]
DALAM NAMA BAPA, DAN PUTRA, DAN ROH KUDUS.
U : Amin.
P : Perayaan Sabda kita ini sudah selesai.
U : Syukur kepada Allah.
23. PENGUTUSAN
P : Marilah pergi, kita diutus.
U : Amin.
24. LAGU PENUTUP
***

Ledalero, 17 Maret 2022


P. Petrus Cristologus Dhogo, SVD

Anda mungkin juga menyukai