Anda di halaman 1dari 15

IBADAH SABDA

HARI MINGGU BIASA XXIV


TAHUN C
MINGGU, 11 SEPTEMBER 2022

01. LAGU PEMBUKA

02. TANDA SALIB DAN SALAM


P : Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U : Amin.
P : Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, cinta kasih Allah,
dan persekutuan Roh Kudus beserta kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya.

03. KATA PEMBUKA


P : Hari ini kita merayakan Hari Minggu Keduapuluh
empat dalam Masa Biasa. Bacaan-bacaan suci
mengundang kita untuk melihat kemurahan hati
Tuhan dalam sejarah keselamatan. Dalam bacaan
pertama, kita mendengarkan Musa yang me-redakan
kemarahan Tuhan dengan memohonkan belaskasihan
Tuhan atas umat Israel yang menyembah anak lembu
tuangan atau anak lembu emas. Murka Tuhan mereda
tetapi umat Israel diminta untuk bertobat.
Dalam bacaan kedua, kita akan mendengarkan
pengakuan Rasul Paulus akan pertobatannya. Rasul
Paulus mengatakan bahwa dari semua yang berdoa,
dialah yang paling berdosa. Karena itu, ia bersyukur
atas rahmat Tuhan yang menyelamatkan umat
manusia, termasuk dirinya.
Dalam bacaan Injil, kita akan mendengarkan
perumpamaan tentang anak yang hilang.
Perumpamaan ini menggambarkan kemurahan hati
Bapa yang menerima kembali anak yang menyadari
kesalahannya dan kembali kepadanya. Mari kita
selalu membaharui diri kita dan kembali kepada
Tuhan. [hening sejenak]

04. TOBAT DAN PERMOHONAN AMPUN


P : Marilah kita mengakui bahwa kita telah berdosa dan
memohon pengampunan dari Tuhan agar hati kita
menjadi layak untuk perayaan Sabda ini.
U : Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa, dan
kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa,
dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan
kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh
berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa
Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus
dan kepada saudara sekalian, supaya mendoakan saya
pada Allah, Tuhan kita.
P : (dengan tangan terkatup) Semoga Allah memandang dan
memperhatikan kita. Semoga Ia menunjukkan
kerelaan hati-Nya serta memberikan pengampunan
dosa dan damai sejahtera kepada kita serta
menghantar kita ke hidup yang kekal.
U : Amin.

05. TUHAN KASIHANILAH (dinyanyikan atau didoakan)


P : Tuhan Kasihanilah kami.
U. Tuhan kasihanilah kami.
P : Kristus kasihanilah kami.
U : Kristus kasihanilah kami.
P : Tuhan kasihanilah kami.
U : Tuhan kasihanilah kami.

06. KEMULIAAN (dinyanyikan atau didoakan)


[Dianjurkan untuk memakai Madah Kemuliaan di bawah ini]
P : Kemuliaan kepada Allah di surga
U : dan damai di bumi
kepada orang yang berkenan pada-Nya.
P : Kami memuji Dikau,
U : Kami meluhurkan Dikau.
P : Kami menyembah Dikau,
U : Kami memuliakan Dikau.
P : Kami bersyukur kepada-Mu,
karena kemuliaan-Mu yang besar.
U : Ya Tuhan Allah, raja surgawi,
Allah Bapa yang Mahakuasa.
P : Ya Tuhan Yesus Kristus, Putera yang tunggal.
U : Ya Tuhan Allah, Anak Domba Allah, Putera Bapa.
P : Engkau yang menghapus dosa dunia,
kasihanilah kami.
U : Engkau yang menghapus dosa dunia,
kabulkanlah doa kami.
P : Engkau yang duduk di sisi Bapa,
kasihanilah kami.
U : Karena hanya Engkaulah kudus.
P : Hanya Engkaulah Tuhan.
U : Hanya Engkaulah Mahatinggi, ya Yesus Kristus.
P : bersama dengan Roh Kudus,
U : dalam kemuliaan Allah Bapa. Amin.

07. DOA PEMBUKA


P : Marilah kita berdoa, [hening sejenak]
Allah yang kekal dan kuasa, kami bersyukur atas
rahmat penebusan yang terlaksana dalam dan melalui
Yesus Kristus, Putra-Mu. Kami mohon, semoga kami
selalu membaharui diri kami agar kami dapat menerima
rahmat penebusan itu dalam diri kami. Bantulah kami
agar kami selalu setia kepada-Mu, sumber kehidupan
kami.
Demi Kristus, Tuhan kami dan Pengantara kami, yang
hidup dan berkuasa, bersama dengan Dikau, dalam
persatuan dengan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala
masa.
U : Amin.

08. AJAKAN MENDENGARKAN SABDA TUHAN


P : Marilah kita membuka hati kita untuk mendengarkan
Sabda Tuhan untuk menjadi pelita iman dan tongkat
penuntun jalan hidup kita.

09. BACAAN PERTAMA


Menyesallah Tuhan atas malapetaka yang dirancangkan-Nya
atas umat-Nya.
L : Bacaan dari Kitab Keluaran (32:7-11,13-14).
Di gunung Sinai, Allah berfirman kepada Musa:
"Pergilah, turunlah, sebab bangsamu yang kaupimpin
keluar dari tanah Mesir telah rusak lakunya. Segera
juga mereka menyimpang dari jalan yang
Kuperintahkan kepada mereka; mereka telah
membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka
sujud menyembah dan mempersembahkan korban,
sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang telah
menuntun engkau keluar dari tanah Mesir." bangsa ini
dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang
tegar tengkuk. Oleh sebab itu biarkanlah Aku, supaya
murka-Ku bangkit terhadap mereka dan Aku akan
membinasakan mereka, tetapi engkau akan Kubuat
menjadi bangsa yang besar." Lalu Musa mencoba
melunakkan hati TUHAN, Allahnya, dengan berkata:
"Mengapakah, TUHAN, murka-Mu bangkit terhadap
umat-Mu, yang telah Kaubawa keluar dari tanah
Mesir dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan
yang kuat?
Ingatlah kepada Abraham, Ishak dan Israel, hamba-
hamba-Mu itu, sebab kepada mereka Engkau telah
bersumpah demi diri-Mu sendiri dengan berfirman
kepada mereka: Aku akan membuat keturunanmu
sebanyak bintang di langit, dan seluruh negeri yang
telah Kujanjikan ini akan Kuberikan kepada
keturunanmu, supaya dimilikinya untuk selama-
lamanya." Dan menyesallah TUHAN karena
malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.

10. MAZMUR TANGGAPAN (Atau versi baru)


Refren: PS No.812
Kasihanilah ya Tuhan, Kaulah Pengampun yang
rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.

Mazmur:
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu,
menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah
pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari
kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
(Refren)
2. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah,
dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku.
Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan
janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari
padaku! (Refren)
3. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku
mewartakan puji-pujian kepada-Mu! Persembahanku
kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk
redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah. (Refren)

11. BACAAN KEDUA


Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang
berdosa.

L : Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada


Timotius (1:12-17)
Saudaraku terkasih, aku bersyukur kepada Kristus
Yesus, Tuhan kita yang menguatkan aku, karena Ia
menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan
ini kepadaku. Padahal, tadinya aku seorang penghujat
dan seorang penganiaya dan seorang ganas. Tetapi aku
telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah
kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman.
Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikarunia-kan
dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih
dalam Kristus Yesus. Perkataan ini benar dan patut
diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus datang ke dunia
untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara
mereka akulah yang paling berdosa.
Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam
diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus
Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan
demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang
kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup
yang kekal. Hormat dan kemuliaan sampai selama-
lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal,
yang tak nampak, yang esa! Amin.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.

12. BAIT PENGANTAR INJIL : PS No.960.


P : Alleluia
U : Alleluia
P : Dalam Kristus, Allah mendamaikan dunia dengan diri-
Nya, * dan telah mempercayakan berita pendamaian
itu kepada kami.
U : Alleluia

13. BACAAN INJIL (Bisa ambil yang singkat Lukas 15:1-10)


P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil suci
menurut Lukas (15:1-32).
Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda
salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada.
Kemudian Pemimpin membacakan Injil.
Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa bia-sa
datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka
bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli
Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa
dan makan bersama-sama dengan mereka." Lalu Ia
mengatakan perumpamaan ini kepada mereka:
"Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus
ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di
antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh
sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari
yang sesat itu sampai ia menemukannya? Dan kalau
ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas
bahunya dengan gembira, dan setibanya di rumah ia
memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetanggan
serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-
sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu
telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian
juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang
berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena
sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak
memerlukan pertobatan."
"Atau perempuan manakah yang mempunyai sepuluh
dirham, dan jika ia kehilangan satu di antaranya, tidak
menyalakan pelita dan menyapu rumah serta
mencarinya dengan cermat sampai ia
menemukannya? Dan kalau ia telah menemukan-nya,
ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-
tetangganya serta berkata: Bersukacitalah bersama-
sama dengan aku, sebab dirhamku yang hilang itu
telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian
juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah
karena satu orang berdosa yang bertobat."
(Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua
anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya:
Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita
yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan
harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari
kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya
itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia
memboroskan harta miliknya itu dengan hidup
berfoya-foya. Setelah dihabiskannya semua-nya,
timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan
iapun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada
seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya
ke ladang untuk menjaga babinya. Lalu ia ingin
mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi
makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang
memberikannya kepadanya. Lalu ia menyadari
keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang
upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanan-nya,
tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit
dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya:
Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap
bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa;
jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.
Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika
ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu
tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu
berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium
dia. Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa
terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi
disebutkan anak bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada
hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang
terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah
cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan
ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan
marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini
telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang
dan didapat kembali. Maka mulailah mereka
bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung berada di
ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia
mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian.
Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya
kepadanya apa arti semuanya itu. Jawab hamba itu:
Adikmu telah kembali dan ayahmu telah
menyembelih anak lembu tambun, karena ia
mendapatnya kembali dengan sehat.
Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau
masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan
dia. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah
bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah
aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum
pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk
bersukacita dengan sahabat-sahabatku.
Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah
memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama
dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih
anak lembu tambun itu untuk dia. Kata ayahnya
kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama
dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah
kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira
karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali,
ia telah hilang dan didapat kembali)."
P : Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.

14. RENUNGAN SINGKAT


Kita barusan mendengarkan bacaan tentang domba,
dirham, dan anak yang hilang. Semuanya berbicara
tentang bagaimana mereka ditemukan kembali dan
semuanya bergembira. Kita dalami bersama dua poin
untuk kita renungkan bagi perkembangan iman kita.
Pertama, Tuhan memperhatikan dan memperhitung-kan
setiap kita. Dalam dua perumpamaan pertama
disebutkan bahwa demi menemukan satu yang hilang,
pemilik harus meninggalkan yang lebih banyak untuk
menemukan yang satu itu. Bukankah lebih baik
mempertahankan yang lebih banyak itu dan membiarkan
saja yang satu itu hilang? Namun, pemiliknya lebih
memperhatikan keutuhan kawanan atau dirham itu
daripada hanya mempertahankan jumlah yang lebih
banyak.
Tindakan pemilik tersebut menampilkan sikap Tuhan
kepada kita. Tuhan tidak hanya memperhatikan jumlah
kita yang banyak atau sedikit. Tuhan memperhatikan
setiap kita. Dia tidak mau satu dari kita hilang dari
kawanannya. Tuhan akan berjuang agar kawanan itu
menjadi utuh. Setiap domba diperhatikan-Nya dan
dipelihara-Nya. Kita pun bersyukur bahwa kita
diperhatikan secara personal atau pribadi oleh Tuhan.
Betapa beruntungnya kita. Dia membimbing kita dengan
melihat perjuangan pribadi kita. Karena itu, ketika kita
mulai menjauh dari Tuhan, sadarilah bahwa Tuhan
sedang mencari kita juga. Kembalilah kepada Tuhan
karena kalau kita menghilang dari-Nya, kita tersesat dan
akan binasa.
Kedua, anak yang hilang menemukan kembali harkat
dirinya. Kisah anak yang hilang menunjukkan bahwa
anak itu memilih untuk mencari jalannya sendiri. Ia
amat yakin bahwa dengan meninggalkan bapaknya, ia
akan menemukan kebahagiaan dan keselamatan.
Padahal, pilihannya itu membuatnya mengembara tidak
jelas dan bahkan ia nyaris mati kelaparan. Dulu ia kaya,
namun akhirnya ia harus mengemis untuk bisa hidup.
Bahkan orang pun tidak memberikan makanan
kepadanya. Ia pun menyadari bahwa harkat dirinya yang
hilang oleh kesalahannya. Ia memper-baikinya dan
kembali menemukan harkat dirinya.
Kisah ini bisa pula menggambarkan perjalanan iman
kita. Kita bisa saja menjual iman kita dengan berbagai
alasan, terutama alasan kesenangan hidup kita sendiri.
Demi kesenangan diri, kita tinggalkan Tuhan, kita
tinggalkan kegiatan rohani. Hati kita pun menjadi
kering. Kekeringan batin ini tidak bisa dipenuhi dengan
meminta orang lain membagikan kekayaan rohaninya. Ia
sendiri harus mengisi kembali dengan kekosongan
dalam batinnya itu dengan mendekatkan diri kepada
Tuhan. Kisah anak yang hilang ini pun mengajarkan kita
untuk tidak boleh meninggalkan Tuhan dan komunitas
beriman. Kita saling membantu agar kita tidak menjadi
anak yang hilang. Ingatlah bahwa kekeringan batin tidak
dapat dibantu oleh siapapun. Ia hanya bisa diisi kembali
dengan kedekatan pribadi kepada Tuhan. Semoga kita
tidak menjual iman kita demi kesenangan pribadi kita.
Atau jika kita sudah menjauh dari Tuhan, kembalilah
kepada-Nya karena di hadapan-Nya kita hati atau jiwa
kita menjadi lebih berdaya untuk mencapai hidup yang
sejati. Tuhan memberkati.

15. SYAHADAT
P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan
mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada Tuhan
dengan mengucapkan Syahadat.
P dan U: Aku percaya akan Allah, Bapa yang
mahakuasa…..

16. DOA UMAT


P : Saudara-saudara terkasih, Tuhan selalu memper-
hatikan orang yang berdosa. Sadar akan kelemahan
kita, maka marilah kita memanjatkan doa kepada-
Nya.
P : Bagi Gereja Allah. Semoga Gereja Allah merasa
bangga dan gembira, bila berhasil meringankan beban
para tertindas, karena dengan demikian mereka telah
menerima dan mengalami anugerah rahmat cinta
kasih dari Allah. Marilah kita mohon….
P : Bagi masyarakat kita. Semoga masyarakat kita tabah
dan ulet dalam menegakkan keadilan dan kebenaran,
serta secara tekun mengembangkan karya sosial.
Marilah kita mohon….
P : Bagi mereka yang tersesat, terkucil dan acuh tak
acuh. Semoga kita didorong terus untuk menolong
mereka yang tersesat, terkucil dan acuh tak acuh,
sehingga mereka dapat menemukan jalan pengertian
serta pengampunan. Marilah kita mohon….
P : Bagi kita sendiri. Semoga hati kita senantiasa terbuka,
supaya selalu berani memaafkan serta menerima
kembali sesama kita. Marilah kita mohon….
P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan
permohonan pribadi kita masing-masing.
[hening sejenak lalu lanjut].
P : Allah Bapa kami di surga, Putra-Mu telah Kauutus
untuk meneyelamatkan mereka yang hilang. Engkau
berkenan, sehingga kami pantas lagi menjadi anak-
anak-Mu berkat pengampunan. Maka dengarkanlah
dan kabulkanlah doa-doa kami ini. Dengan
pengantaraan Kristus Tuhan kami.
U : Amin
 [Dalam perayaan bersama, ada kolekte. Kolekte ini
dikumpulkan usai doa umat dan dihantar ke depan
altar. Namun, dalam situasi wabah virus corona,
kebijakan kolekte diatur oleh masing-masing
Keuskupan].

17. DOA PUJIAN


P : Saudara-saudari yang terkasih, Allah Bapa kita adalah
Bapa yang memperhatikan dan mengasuh kita. Maka
marilah kita berseru:
Terpujilah Engkau di Surga
U : Terpujilah Engkau di Surga.
P : Ya Bapa, dengan kebijaksanaan-Mu Engkau telah
mengatur alam semesta dan menyediakan keperlu-an
makhluk ciptaan-Mu. Maka kami berseru:
U : Terpujilah Engkau di Surga.
P : Engkau menjadikan Gereja-Mu kerajaan cinta kasih,
supaya dunia mengenal Engkau, satu-satunya
kebaikan tertinggi. Dan, semua orang mengalami
cinta kasih-Mu serta hidup rukun sebagai saudara.
Maka kami berseru:
U : Terpujilah Engkau di Surga.
P : Ya Bapa, Engkau telah mengutus Yesus, tanda
kehadiran-Mu yang nyata. Dialah jalan, kebenaran
dan hidup. Hanya melalui Dia kami dapat sampai
kepada-Mu. Maka kami berseru:
U : Terpujilah Engkau di Surga.
P : Dengan terang Roh Kudus-Mu, Engkau menun-
jukkan kebijaksanaan ilahi-Mu, sehingga kami tidak
disesatkan oleh pengaruh dunia ini, yang sering tidak
selaras dengan kebijaksanaan-Mu. Maka kami
berseru:
U : Terpujilah Engkau di Surga.
P : Maka, ya Bapa, dengan gembira hati, bersama seluruh
umat beriman, dalam kesatuan dengan Bapa Suci
Paus Fransiskus, Bapa Uskup kami [nama Uskup
setempat] dan Pastor Paroki kami [nama pastor paroki
setempat], kami melambungkan madah pujian bagi-Mu
dengan bernyanyi:

18. LAGU PUJIAN


 Menyusul RITUS KOMUNI. Dalam Ibadah Sabda terdapat dua
kemungkinan, yaitu:
(1) menyambut komuni (lihat cara A),
(2) tidak menyambut komuni, tetapi umat diajak menghayati
komuni batin/rindu (lihat cara B).

19A. Cara A: DENGAN KOMUNI


 Sesudah Doa Pujian, Pemimpin menuju ke altar untuk
mempersiapkan komuni. Ia membentangkan kain korporale di
atas altar dan kemudian mengambil Sakramen Mahakudus dari
tabernakel dan diletakkan di atas kain korporale. Sesudah
mempersiapkan segala yang perlu untuk Komuni Kudus, para
pemandu/pengantar bersama para pelayan dan umat beriman
berlutut menyembah dalam keheningan sesaat. Sesudah itu
Pemimpin mengajak umat untuk menyanyikan lagu Bapa Kami
sambil berdiri.

P : Saudara-saudari, meskipun kita tidak merayakan


Ekaristi, pada perayaan ini kita memperoleh
kesempatan menyambut Komuni Kudus, maka dalam
persatuan dengan saudara-saudari se-paroki yang
merayakan Ekaristi, marilah kita menyiapkan hati di
hadirat Tuhan. [Hening sejenak]

20A. BAPA KAMI


Berdiri
P : Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran
Ilahi, maka beranilah kita berdoa.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-
Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di
atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki
pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti
kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami;
dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
 Sesudah doa Bapa Kami, dapat juga diadakan Salam
damai.

21A. SALAM DAMAI DAN KOMUNI


 Bila ada Salam Damai, Pemimpin mengajak Umat,
misalnya sebagai berikut:
P : Marilah kita saling memberikan salam damai.
 Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari
yang berada paling dekat. Sesudah Salam Damai,
Pemimpin berlutut menghormati Sakramen Mahakudus,
lalu menghunjukkan hosti kudus kepada umat, sambil
berkata:
P : Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa
dunia.
 Hosti dan sibori ditunjukkan kepada umat:
Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya.
 Pemimpin dan Umat berdoa bersama-sama.
U : Ya Tuhan saya tidak pantas, Engkau datang pada
saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan
sembuh.
 Dengan khidmat, Pemimpin menyambut Tubuh Tuhan
terlebih dulu. Sesudah itu, ia melayani umat yang
menyambut komuni, seraya setiap kali berkata:
P : Tubuh Kristus.
U : Amin.
 Penyambutan komuni diiringi dengan nyanyian komuni.

----------------------------------------------------------------------------
------------------

19B. Cara B. TANPA KOMUNI


P : Pada perayaan ini kita tidak menyambut Komuni
kudus. Meskipun demikian, marilah kita menghayati
kehadiran Tuhan yang kita rindukan di dalam hati kita
masing-masing.

20B. BAPA KAMI


Berdiri
P : Saudara-saudari terkasih, kita telah dipersatukan oleh
iman yang sama. Maka sebagai Putra-Putri Bapa yang
satu dan sama, marilah kita berdoa sebagaimana yang
diajarkan oleh Putra-Nya sendiri.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-
Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di
atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki
pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti
kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami;
dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
 Dapat dilaksanakan Salam Damai.
P : Marilah kita saling memberikan salam damai.
 Umat memberikan salam damai kepada saudara-
saudari yang berada paling dekat saja.
21B. DOA KOMUNI BATIN Berlutut/berdiri
 Pemimpin mengajak semua yang hadir untuk melaksanakan
Komuni Batin dengan rumusan ajakan antara lain sebagai
berikut:
P : Kini, mari kita siapkan hati kita untuk menyambut
kedatangan Tuhan di dalam hati kita.
P : Yesus bersabda, “Kamu memang sudah bersih karena
Firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah
di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti
ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau
ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga
kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di
dalam Aku.” (Yoh. 15:3-4).
[hening sejenak]
P : Yesusku, aku percaya, Engkau sungguh hadir dalam
Sakramen Mahakudus. Aku mengasihi-Mu lebih dari
segalanya, dan aku merindukan kehadiran-Mu dalam
seluruh jiwaku. Karena sekarang aku tak dapat
menyambut-Mu dalam Sakramen Ekaristi, datanglah
sekurang-kurangnya secara rohani ke dalam hatiku,
meskipun Engkau selalu telah datang. Aku memeluk-
Mu dan mempersatukan diriku sepenuhnya kepada-
Mu, jangan biarkan aku terpisah daripada-Mu. Amin.
[hening sejenak]
P : Dalam keheningan, marilah kita masing-masing
menyatukan diri dengan Tuhan yang hadir saat ini di
sini bersama kita.
Berbicaralah dengan Dia dari hati ke hati dengan
mengatakan:
P : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
U : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
P : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
U : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
P : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
U : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
22. MENDOAKAN MAZMUR 15 (bisa menyanyikan
sebuah lagu pujian)
[Bisa didoakan oleh satu orang, bisa pula didoakan secara
bergantian oleh dua orang atau dua kelompok]

TUHAN, siapa yang boleh


menumpang dalam kemah-Mu?
Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus?

Yaitu dia yang berlaku tidak bercela,


yang melakukan apa yang adil
dan yang mengatakan kebenaran
dengan segenap hatinya,

yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya,


yang tidak berbuat jahat terhadap temannya
dan yang tidak menimpakan cela
kepada tetangganya;

yang memandang hina orang yang tersingkir,


tetapi memuliakan orang yang takut akan TUHAN; yang
berpegang pada sumpah, walaupun rugi;

yang tidak meminjamkan uangnya


dengan makan riba
dan tidak menerima suap
melawan orang yang tak bersalah.
Siapa yang berlaku demikian,
tidak akan goyah selama-lamanya.

Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus,


seperti pada permulaan, sekarang, selalu,
dan sepanjang segala abad, amin.

23. AMANAT PENGUTUSAN


P : Saudara-saudari, Tuhan selalu menerima kita karena
kita adalah anak-Nya. Yang paling penting adalah
kita selalu berusaha untuk kembali kepada-Nya.
Sebagaimana orangtua yang baik akan amat gembira
melihat kembali anaknya, Tuhan juga akan amat
gembira menerima kita kembali. Karena itu, marilah
kita saling meneguhkan satu sama lain, agar kita tidak
menjauh dari Tuhan dan tersesat dalam kehidupan
kita. Tuhan mencintai kita dan tidak mau kita hilang
binasa.
24. DOA PENUTUP
P : Marilah kita berdoa,
Ya Allah, kami menyadari bahwa seringkali kami
menjadi anak yang hilang. Bantulah agar kami selalu
kembali kepada-Mu. Kuatkanlah hati kami untuk setia
mengabdi Dikau dan tidak mengikuti keinginan hati
kami yang menjauhkan kami daripada-Mu.
Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin

25. PENGUMUMAN

26. MOHON BERKAT TUHAN


P : Sebelum mengakhiri perayaan ini marilah kita
menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan.
[hening sejenak]
P : Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita
terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang
kekal.
[sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri]
DALAM NAMA BAPA, DAN PUTRA, DAN ROH KUDUS.
U : Amin.

27. PENGUTUSAN
P : Saudara-saudari, marilah pergi, kita diutus, Perayaan
Sabda telah selesai.
U : Syukur kepada Allah.

28. LAGU PENUTUP


***

Ledalero, 8 September 2022


P. Petrus Cristologus D, SVD
(diolah dengan sedikit penyesuaian oleh P. Hendrik Nuwa SVD)

Anda mungkin juga menyukai