Anda di halaman 1dari 13

IBADAH SABDA

HARI MINGGU BIASA XXXIII TAHUN C


MINGGU, 13 NOVEMBER 2022
Para Petugas Liturgi berkumpul di sakristi. Pada meja perayaan
disiapkan lilin bernyala yang mengapiti salib. Untuk bacaan,
siapkan Alkitab. Untuk nyanyian, bisa siapkan buku nyanyian.
Sedapat mungkin, untuk kekhusukan suasana, alat-alat
komunikasi dimatikan.
Ketika memulai, Pemimpin (P) berkata, “Penolong kita ialah Tuhan”,
dan yang lain menyahut, “Yang menjadikan langit dan bumi”.
Kemudian dinyanyikan lagu pembuka untuk masa Biasa;
NB. Keterangan tentang lagu diberi warna ungu

01. TANDA SALIB DAN SALAM


P : Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U : Amin.
P : Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, cinta kasih
Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya.
02. KATA PEMBUKA
P : Hari ini kita merayakan Minggu Biasa Ketigapuluh
tiga dalam Masa Biasa. Bacaan-bacaan suci
mengajak kita untuk bertahan dalam iman kita.
Mereka yang bertahan dalam iman akan
memperoleh selamat. Hal ini secara terang
benderang digambarkan dalam bacaan pertama.
Yang takut akan Tuhan akan mendapatkan
kesembuhan dalam kehidupan abadi.
Dalam bacaan kedua, Rasul Paulus menegur umat
Tesalonika yang tidak lagi bekerja. Mereka berpikir
bahwa Yesus akan segera datang dan kiamat pun
akan segera terjadi. Maka mereka tidak lagi
bekerja. Paulus menegur mereka. Mereka harus
tetap bekerja sehingga mereka bisa makan dari
hasil kerja mereka sendiri dan tidak membebani
orang lain.
Dalam bacaan Injil, Yesus menegaskan tentang
akhir dunia. Tidak seorang pun tahu kapan akhir
dunia itu terjadi. Namun, Yesus mengingatkan kita
bahwa akan ada penganiayaan karena nama-Nya.
Kita diminta untuk bertahan. Yang bertahan dalam
iman akan memperoleh kehidupan kekal.
[hening sejenak]
03. TOBAT DAN PERMOHONAN AMPUN
P : Marilah kita mengakui bahwa kita berdosa terutama
karena kita meragukan kehadiran Tuhan dalam
hidup kita. Kita mohon pengampunan agar hati kita
menjadi layak untuk perayaan Sabda ini.
U : Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa, dan
kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa,
dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan
dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya
sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon
kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat
dan orang kudus dan kepada saudara sekalian,
supaya mendoakan saya pada Allah, Tuhan kita.
P : (dengan tangan terkatup) Semoga Allah memandang
dan memperhatikan kita. Semoga Ia menunjukkan
kerelaan hati-Nya serta memberikan pengampunan
dosa dan damai sejahtera kepada kita.
U : Amin.
04. MENYANYIKAN LAGU KEMULIAAN
[Dianjurkan untuk memakai Madah Kemuliaan di bawah ini]
P : Kemuliaan kepada Allah di surga
U : dan damai di bumi
kepada orang yang berkenan pada-Nya.
P : Kami memuji Dikau,
U : Kami meluhurkan Dikau.
P : Kami menyembah Dikau,
U : Kami memuliakan Dikau.
P : Kami bersyukur kepada-Mu,
karena kemuliaan-Mu yang besar.
U : Ya Tuhan Allah, raja surgawi,
Allah Bapa yang Mahakuasa.
P : Ya Tuhan Yesus Kristus, Putera yang tunggal.
U : Ya Tuhan Allah, Anak Domba Allah, Putera Bapa.
P : Engkau yang menghapus dosa dunia,
kasihanilah kami.
U : Engkau yang menghapus dosa dunia,
kabulkanlah doa kami.
P : Engkau yang duduk di sisi Bapa,
kasihanilah kami.
U : Karena hanya Engkaulah kudus.
P : Hanya Engkaulah Tuhan.
U : Hanya Engkaulah Mahatinggi, ya Yesus Kristus.
P : bersama dengan Roh Kudus,
U : dalam kemuliaan Allah Bapa. Amin.
05. DOA PEMBUKA
P : Marilah kita berdoa, [hening sejenak]
Ya Tuhan, kami bersyukur atas karya agung-Mu yang
melindungi dan memelihara kehidupan kami. Melalui
banyak cara, Engkau juga menuntun kami agar hidup
sesuai dengan kehendak-Mu. Semoga kami selalu
mengarahkan hati kami kepada-Mu dan menjalankan
perinta-perintah-Mu dalam hidup kami.
Demi Kristus, Tuhan kami dan Pengantara kami, yang
hidup dan berkuasa, bersama dengan Dikau, dalam
persatuan dengan Roh Kudus, Allah, sepanjang
segala masa.
U : Amin.
06. AJAKAN MENDENGARKAN SABDA TUHAN
P : Marilah kita membuka hati kita untuk
mendengarkan Sabda Tuhan dan menerimanya
agar Sabda Tuhan menjadi pelita iman kita dan
tongkat penuntun jalan hidup kita.
07. BACAAN PERTAMA (Mal. 4:1-2a)
L : Bacaan dari Kitab Maleakhi.
Sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti
perapian, maka semua orang gegabah dan setiap
orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan
akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman
TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya
akar dan cabang mereka. Tetapi kamu yang takut
akan nama-Ku, bagimu akan terbit surya kebenaran
dengan kesembuhan pada sayapnya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.
08. MENDARASKAN MAZMUR TANGGAPAN
Refren (Mzm. 98:2b)
Tuhan datang untuk mengadili bangsa-bangsa
dengan kebenaran.

Mzm. 98:5-6, 7-8, 9abc


Bermazmurlah bagi TUHAN dengan kecapi,
dengan kecapi dan lagu yang nyaring,
dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring
bersorak-soraklah di hadapan Raja, yakni TUHAN!
(Refren)
Biarlah gemuruh laut serta isinya,
dunia serta yang diam di dalamnya!
Biarlah sungai-sungai bertepuk tangan,
dan gunung-gunung bersorak-sorai bersama-sama
(Refren)

Biarlah mereka bersorak-sorai di hadapan Tuhan,


sebab Ia datang untuk menghakimi bumi.
Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan,
dan bangsa-bangsa dengan kebenaran.
(Refren)

09. BACAAN KEDUA (2Tes. 3:7-12)


L : Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada
Jemaat di Tesalonika.
Saudara-saudari, kamu sendiri tahu, bagaimana
kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami
tidak lalai bekerja di antara kamu, dan tidak makan
roti orang dengan percuma, tetapi kami berusaha
dan berjerih payah siang malam, supaya jangan
menjadi beban bagi siapapun di antara kamu.
Bukan karena kami tidak berhak untuk itu,
melainkan karena kami mau menjadikan diri kami
teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti. Sebab, juga
waktu kami berada di antara kamu, kami memberi
peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau
bekerja, janganlah ia makan.
Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada
orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja,
melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna.
Orang-orang yang demikian kami peringati dan
nasihati dalam Tuhan Yesus Kristus, supaya mereka
tetap tenang melakukan pekerjaannya dan dengan
demikian makan makanannya sendiri.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.
10. ALLELUIA (Luk. 21:28)
P : Alleluia
U : Alleluia
P : Bangkitlah dan angkatlah mukamu,
sebab penyelamatmu sudah dekat.
U : Alleluia
11. INJIL (Luk. 21:5-19)
P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil
Yesus Kristus menurut Lukas.
Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda
salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada.
Kemudian Pemimpin membacakan Injil.
Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah
dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan
batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai
barang persembahan, berkatalah Yesus: "Apa yang
kamu lihat di situ akan datang harinya di mana tidak
ada satu batupun akan dibiarkan terletak di atas
batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan."
Dan murid-murid bertanya kepada Yesus, katanya:
"Guru, bilamanakah itu akan terjadi? Dan apakah
tandanya, kalau itu akan terjadi?" Jawab-Nya:
"Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan.
Sebab banyak orang akan datang dengan memakai
nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya
sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka.
Dan apabila kamu mendengar tentang peperangan
dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut.
Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu
tidak berarti kesudahannya akan datang segera."
Ia berkata kepada mereka: "Bangsa akan bangkit
melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan
dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di
berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan
kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang
mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari
langit. Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan
ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke
rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan
kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan
penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku. Hal itu
akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi.
Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya
kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembela-
anmu. Sebab Aku sendiri akan memberikan
kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak
dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu. Dan
kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu,
saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan
sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara
kamu akan dibunuh dan kamu akan dibenci semua
orang oleh karena nama-Ku. Tetapi tidak sehelaipun
dari rambut kepalamu akan hilang. Kalau kamu
tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu."
P : Demikianlah Injil Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.
[Bisa menyanyikan sebuah lagu singkat yang cocok]

12. RENUNGAN SINGKAT


Bacaan Injil hari ini berbicara tentang akhir zaman.
Kisah ini dimulai dengan nubuat Yesus tentang
keruntuhan Yerusalem dan kemudian dilanjutkan
dengan peneguhan Yesus terhadap penderitaan atau
penganiayaan yang akan dialami oleh para murid-Nya.
Kita dalami dua topik ini untuk perkembangan iman
kita.
Pertama, keruntuhan Yerusalem. Ketika beberapa
orang mengagumi keindahan Bait Allah dan berbagai
persembahan, Yesus malah berbicara tentang
keruntuhannya. Ia menubuatkan kehancuran
Yerusalem dan juga Bait Allah tersebut. Bangunan
yang menjadi simbol kehadiran Allah itu kemudian
runtuh oleh serangan kekaisaran Romawi sekitar
tahun 70 Masehi.
Pesannya sederhana saja. Kita tidak bisa
mengandalkan hal-hal material. Bangunan-bangunan
seperti itu bisa dibangun. Ia bisa pula runtuh atau
dihancurkan. Namun, yang perlu diperhatikan adalah
bangunan diri kita, bangunan hati kita. Apakah kita
cukup kuat membangun fundasi rumah iman kita agar
ia tidak mudah runtuh atau diruntuhkan? Kadangkala
orang hanya memperhatikan penampilan lahiriah yang
indah, gemilang, dan menakjubkan, tetapi urusan
batiniahnya rapuh dan mudah dirobohkan. Ini tampak
ketika orang tidak kuat menghadapi tantangan, cara
hidup yang tidak teratur, selalu menimbulkan konflik,
dan sebagainya. Jika bangunan hati atau batin kita
baik, kita tidak akan mungkin mudah diruntuhkan.
Malah, kita bisa memberikan kekuatan bagi sesama
kita dalam menghadapi tantangan dan cobaan hidup.
Kedua, bertahan dalam penderitaan. Yesus juga
menasihati para murid-Nya untuk bertahan dalam
penderitaan. Ini disebabkan karena ajaran Yesus
merupakan ajaran baru yang membutuhkan
penjelasan yang baik. Sayangnya, para pengikut-Nya
adalah orang-orang sederhana. Penjelasan mereka
mungkin terbatas. Karena itu, mereka diminta untuk
memberikan penjelasan dengan kesaksian hidup
mereka. Bertahan dalam penderitaan adalah salah
satu cara kesaksian.
Di tengah dunia zaman kini, kita diminta lebih kuat lagi
untuk bertahan dalam penderitaan dan memberikan
kesaksian. Ketika banyak orang mulai meragukan
keberadaan Tuhan dan enggan mengikuti kegiatan
rohani, sikap dan tutur kata kita yang baik merupakan
kesaksian yang baik yang menunjukkan buah yang
baik dari kedekatan kita dengan Tuhan. Ketahanan
kita dalam memberikan kesaksian adalah cara terbaik
dalam upaya mewartakan Kabar Gembira
keselamatan Tuhan. Semoga kita tidak menyerah
dalam memberikan kesaksian hidup yang benar di
tengah keluarga dan masyarakat kita. Tuhan pasti
memberkati dan melindungi kita sekalian.

13. HENING
14. SYAHADAT
P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan
mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada
Tuhan dengan mengucapkan Syahadat. Aku
percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa…..
15. DOA UMAT
P : Saudara-saudari terkasih, marilah berdoa kepda
Allah Bapa yang selalu siap melindungi kita dari
segala marabahaya:
P : Bagi pemimpin Gereja. Semoga Bapa Suci, para
Uskup dan para imam menjadi pembimbing kita
yang meneguhkan dalam mengarungi peziarahan
hidup di dunia yang penuh dengan tantangan.
Marilah kita mohon……
P : Bagi perdamaian dunia. Semoga para pemimpin
bangsa tetap tunduk dalam bimbingan Tuhan,
supaya dapat menahan diri dalam penggunaan
senjata yang dapat menghancurkan bumi dan umat
manusia. Marilah kita mohon….
P : Bagi mereka yang sungguh berkekurangan. Semoga
mereka mendapatkan perlindungan Allah dan
memperoleh bantuan dari sesamanya, sehingga
mereka dapat menjalani hidup ini dengan lebih
baik. Marilah kita mohon…
P : Bagi kita semua. Semoga kita senantiasa
meningkatkan hidup doa, baik secara pribadi
maupun secara bersama, dan saling mendukung
dalam segala kebaikan, supaya kita siap
menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan
hidup. Marilah kita mohon…
P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan
permohonan pribadi kita masing-masing.
[hening sejenak lalu lanjut].
P : Allah Bapa yang mahakuasa, Putra-Mu telah datang
ke dunia dan tinggal di antara kami. Dengan
kekuatan cinta kasih dan rahmat-Mu, kami takkan
jemu-jemunya berbuat baik, sekarang dan
sepanjang hidup kami.
U : Amin
[Dalam perayaan bersama, ada kolekte. Kolekte ini
dikumpulkan usai doa umat dan dihantar ke depan altar.
Namun, dalam situasi wabah virus corona, kebijakan kolekte
diatur oleh masing-masing Keuskupan].

16. DOA PUJIAN


P : Saudara-saudari yang terkasih, setelah menyadari
karya keselamatan Allah bagi hidup kita, marilah
kita memuji Dia:
Terpujilah Engkau di Surga.
U : Terpujilah Engkau di Surga.
P : Allah Bapa yang maharahim, kami memuji nama-
Mu, karena Engkau telah mengangkat kami menjadi
putra-putri-Mu. Maka kami memuji Engkau:
U : Terpujilah Engkau di Surga.
P : Ya Bapa, terdorong oleh cinta kasih, Engkau
memelihara kami dengan menyediakan segala yang
kami perlukan untuk hidup. Maka kami memuji
Engkau:
U : Terpujilah Engkau di Surga.
P : Ketika kami berdosa dan karenanya menjauhkan
diri dari-Mu, Engkau tidak membiarkan kami binasa.
Sebaliknya, Engkau mendekati kami dalam diri
Yesus, Putra-Mu. Melalui sengsara, wafat, dan
kebangkitan-Nya, Engkau membebaskan kami dari
kuasa dosa dan maut. Maka kami memuji Engkau:
U : Terpujilah Engkau di Surga.
P : Engkau telah mengutus Roh Kudus untuk
membimbing dan mendampingi hidup kami, dan
menjadikan kami anak-anak terang. Maka kami
memuji Engkau:
U : Terpujilah Engkau di Surga.
P : Maka, ya Bapa, dengan gembira hati, bersama
seluruh umat beriman, dalam kesatuan dengan
Bapa Suci Paus Fransiskus, Bapa Uskup kami [nama
Uskup setempat] dan Pastor Paroki kami [nama pastor
paroki setempat], kami melambungkan madah pujian
bagi-Mu dengan berseru:
[menyanyikan satu lagu bertemakan Puji Syukur]
Menyusul RITUS KOMUNI. Dalam Ibadah Sabda terdapat dua
kemungkinan, yaitu (1) menyambut komuni (lihat cara A), (2)
tidak menyambut komuni, tetapi umat diajak menghayati
komuni batin/rindu (lihat cara B).

17A. Cara A: DENGAN KOMUNI


Sesudah Doa Pujian, Pemimpin menuju ke altar untuk
mempersiapkan komuni. Ia membentangkan kain korporale di
atas altar dan kemudian mengambil Sakramen Mahakudus dari
tabernakel dan diletakkan di atas kain korporale. Sesudah
mempersiapkan segala yang perlu untuk Komuni Kudus, para
pemandu/pengantar bersama para pelayan dan umat beriman
berlutut menyembah dalam keheningan sesaat. Sesudah itu
Pemimpin mengajak umat untuk menyanyikan lagu Bapa Kami
sambil berdiri.
P : Saudara-saudari, meskipun kita tidak merayakan
Ekaristi, pada perayaan ini kita memperoleh
kesempatan menyambut Komuni Kudus, maka
dalam persatuan dengan saudara-saudari se-paroki
yang merayakan Ekaristi, marilah kita menyiapkan
hati di hadirat Tuhan. [Hening sejenak]
18A. BAPA KAMI Berdiri
P : Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran
Ilahi, maka beranilah kita berdoa.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-
Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di
atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki
pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti
kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami;
dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Sesudah doa Bapa Kami, dapat juga diadakan Salam damai.
19A. SALAM DAMAI DAN KOMUNI
Bila ada Salam Damai, Pemimpin mengajak Umat, misalnya
sebagai berikut:
P : Marilah kita saling memberikan salam damai.
Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari
yang berada paling dekat. Sesudah Salam Damai, Pemimpin
berlutut menghormati Sakramen Mahakudus, lalu
menghunjukkan hosti kudus kepada umat, sambil berkata:
P : Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa
dunia.
Hosti dan sibori ditunjukkan kepada umat:
Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya.
Pemimpin dan Umat berdoa bersama-sama.
U : Ya Tuhan saya tidak pantas, Engkau datang pada
saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan
sembuh.
Dengan khidmat, Pemimpin menyambut Tubuh Tuhan
terlebih dulu. Sesudah itu, ia melayani umat yang
menyambut komuni, seraya setiap kali berkata:
P : Tubuh Kristus.
U : Amin.
Penyambutan komuni diiringi dengan nyanyian komuni.

----------------------------------------------------------------------------------------------

17B. Cara B. TANPA KOMUNI


P : Pada perayaan ini kita tidak menyambut Komuni
kudus. Meskipun demikian, marilah kita menghayati
kehadiran Tuhan yang kita rindukan di dalam hati
kita masing-masing.
18B. BAPA KAMI Berdiri
P : Saudara-saudari terkasih, kita telah dipersatukan
oleh iman yang sama. Maka sebagai Putra-Putri
Bapa yang satu dan sama, marilah kita berdoa
sebagaimana yang diajarkan oleh Putra-Nya sendiri.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-
Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di
atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki
pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti
kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami;
dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Dapat dilaksanakan Salam Damai.
P : Marilah kita saling memberikan salam damai.
Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari
yang berada paling dekat saja.

19B. DOA KOMUNI BATIN Berlutut/berdiri


Pemimpin mengajak semua yang hadir untuk melaksanakan
Komuni Batin dengan rumusan ajakan antara lain sebagai
berikut:
P : Kini, mari kita siapkan hati kita untuk menyambut
kedatangan Tuhan di dalam hati kita.
P : Yesus bersabda, “Kamu memang sudah bersih
karena Firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari
dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok
anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau
kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yoh. 15:3-4).
[hening sejenak]
P : Yesusku, aku percaya, Engkau sungguh hadir dalam
Sakramen Mahakudus. Aku mengasihi-Mu lebih dari
segalanya, dan aku merindukan kehadiran-Mu
dalam seluruh jiwaku. Karena sekarang aku tak
dapat menyambut-Mu dalam Sakramen Ekaristi,
datanglah sekurang-kurangnya secara rohani ke
dalam hatiku, meskipun Engkau selalu telah
datang. Aku memeluk-Mu dan mempersatukan
diriku sepenuhnya kepada-Mu, jangan biarkan aku
terpisah daripada-Mu. Amin. [hening sejenak]
P : Dalam keheningan, marilah kita masing-masing
menyatukan diri dengan Tuhan yang hadir saat ini di
sini bersama kita.
Berbicaralah dengan Dia dari hati ke hati dengan
mengatakan:
P : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
U : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
▪ Seruan di atas diulangi oleh Pemimpin dan
diikuti oleh yang hadir sebanyak tiga kali.
▪ Lalu diberi saat hening secukupnya.
▪ Sesudah Komuni Batin, dapat dinyanyikan satu lagu
Masa Biasa.
20. MENDOAKAN MAZMUR 23
[bisa didoakan oleh dua orang atau dua kelompok]

Tuhan adalah gembalaku,


takkan kekurangan aku

Ia membaringkan aku
di padang yang berumput hijau,
Ia membimbing aku ke air yang tenang;

Ia menyegarkan jiwaku.
Ia menuntun aku di jalan yang benar
oleh karena nama-Nya.

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman,


aku tidak takut bahaya,
sebab Engkau besertaku;
gada-Mu dan tongkat-Mu,
itulah yang menghibur aku.

Engkau menyediakan hidangan bagiku,


di hadapan lawanku;
Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak;
pialaku penuh melimpah.

Kebajikan dan kemurahan belaka


akan mengikuti aku, seumur hidupku;
dan aku akan diam dalam rumah TUHAN
sepanjang masa.

Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus,


seperti pada permulaan, sekarang, selalu,
dan sepanjang segala abad, Amin
21. AMANAT PENGUTUSAN
P : Saudara-saudari, Yesus memperingatkan orang
agar tidak hanya mengagumi keindahan dunia
karena semuanya akan hilang. Keruntuhan dunia
akan terjadi. Kita juga akan meninggalkan dunia ini
menuju dunia yang baru di mana kita bersatu
dengan para kudus, memandang Tuhan dan
memuliakannya selamanya. Untuk itu, kita perlu
mempersiapkan hati kita dengan baik. Kita perlu
mendekatkan diri kita kepada Tuhan. Mari kita
pulang dan kita wujudkan kedekatan kita dengan
Tuhan dalam hidup harian kita. Semoga kita setia
kepada Tuhan.
22. DOA PENUTUP
P : Marilah kita berdoa,
Tuhan yang kekal dan mahakuasa, kami bersyukur
telah menimba kekuatan dari perayaan kudus ini.
Sabda-Mu menggema dalam hati kami dan
meneguhkan kami. Kuatkanlah kami agar kami
setia kepada-Mu dan selalu mendekatkan diri kami
kepada-Mu.
Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin
23. MOHON BERKAT TUHAN
P : Sebelum mengakhiri perayaan ini marilah kita
menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan.
[hening sejenak]
P : Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita
terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang
kekal.
[sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri]
DALAM NAMA BAPA, DAN PUTRA, DAN ROH KUDUS.
U : Amin.
P : Perayaan Sabda kita ini sudah selesai.
U : Syukur kepada Allah.
24. PENGUTUSAN
P : Marilah pergi, kita diutus
U : Amin.
25. LAGU PENUTUP
***

Ledalero, 10 November 2022


P. Petrus Cristologus Dhogo, SVD

Anda mungkin juga menyukai