Anda di halaman 1dari 14

IBADAH SABDA

HARI MINGGU BIASA XXXII TAHUN C


MINGGU, 6 NOVEMBER 2022
Para Petugas Liturgi berkumpul di sakristi. Pada meja perayaan
disiapkan lilin bernyala yang mengapiti salib. Untuk bacaan,
siapkan Alkitab. Untuk nyanyian, bisa siapkan buku nyanyian.
Sedapat mungkin, untuk kekhusukan suasana, alat-alat
komunikasi dimatikan.
Ketika memulai, Pemimpin (P) berkata, “Penolong kita ialah Tuhan”,
dan yang lain menyahut, “Yang menjadikan langit dan bumi”.
Kemudian dinyanyikan lagu pembuka untuk masa Paskah;
NB. Keterangan tentang lagu diberi warna ungu

01. TANDA SALIB DAN SALAM


P : Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U : Amin.
P : Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, cinta kasih
Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya.
02. KATA PEMBUKA
P : Hari ini kita memasuki Minggu Ketigapuluh Dua
dalam Masa Biasa. Hari ini kita diajak untuk ber-
tahan dalam iman kita, di tengah tantangan dunia.
Dalam bacaan pertama, kita akan mendengarkan
kisah seorang ibu dengan ketujuh anaknya, yang
dengan gagah berani mempertahankan ajaran
leluhur mereka. Keteguhan hati mereka untuk tidak
menajiskan hidup mereka menjadi contoh bagi kita
untuk teguh dalam iman kita.
Dalam bacaan kedua, kita akan mendengarkan
wejangan Paulus agar umat di Tesalonika
mendoakannya dan karya misinya. Paulus juga
meyakini bahwa Tuhan selalu memberikan
penghiburan kepada umat di Tesalonika sehingga
mereka bisa bertumbuh dalam iman. Tuhan juga
memberikan penghiburan dan penguatan kepada
kita dengan berbagai cara.
Dalam bacaan Injil, kita akan mendengarkan
jawaban Yesus atas pertanyaan orang Saduki
tentang kebangkitan. Mereka bingung siapa yang
akan menjadi suami dari wanita yang telah
menikahi tujuh saudara. Yesus mengatakan bahwa
kehidupan kelak adalah kehidupan dalam roh, dan
tidak lagi berhubungan dengan kawin dan
dikawinkan. [hening sejenak]
03. TOBAT DAN PERMOHONAN AMPUN
P : Marilah kita mengakui bahwa kita berdosa terutama
karena kita meragukan kehadiran Tuhan dalam
hidup kita. Kita mohon pengampunan agar hati kita
menjadi layak untuk perayaan Sabda ini.
U : Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa, dan
kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa,
dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan
dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya
sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon
kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat
dan orang kudus dan kepada saudara sekalian,
supaya mendoakan saya pada Allah, Tuhan kita.
P : (dengan tangan terkatup) Semoga Allah memandang
dan memperhatikan kita. Semoga Ia menunjukkan
kerelaan hati-Nya serta memberikan pengampunan
dosa dan damai sejahtera kepada kita.
U : Amin.
04. MENYANYIKAN LAGU KEMULIAAN
[Dianjurkan untuk memakai Madah Kemuliaan di bawah ini]
P : Kemuliaan kepada Allah di surga
U : dan damai di bumi
kepada orang yang berkenan pada-Nya.
P : Kami memuji Dikau,
U : Kami meluhurkan Dikau.
P : Kami menyembah Dikau,
U : Kami memuliakan Dikau.
P : Kami bersyukur kepada-Mu,
karena kemuliaan-Mu yang besar.
U : Ya Tuhan Allah, raja surgawi,
Allah Bapa yang Mahakuasa.
P : Ya Tuhan Yesus Kristus, Putera yang tunggal.
U : Ya Tuhan Allah, Anak Domba Allah, Putera Bapa.
P : Engkau yang menghapus dosa dunia,
kasihanilah kami.
U : Engkau yang menghapus dosa dunia,
kabulkanlah doa kami.
P : Engkau yang duduk di sisi Bapa,
kasihanilah kami.
U : Karena hanya Engkaulah kudus.
P : Hanya Engkaulah Tuhan.
U : Hanya Engkaulah Mahatinggi, ya Yesus Kristus.
P : bersama dengan Roh Kudus,
U : dalam kemuliaan Allah Bapa. Amin.
05. DOA PEMBUKA
P : Marilah kita berdoa, [hening sejenak]
Ya Tuhan, kami bersyukur atas kehidupan yang kami
terima. Engkau selalu menyertai dan meneguhkan
kami dengan berbagai cara. Semoga kami selalu
terbuka kepada-Mu dan selalu berusaha menghidupi
dan mempertahankan iman kami kepada-Mu, agar
kami terarah kepada kehidupan kekal.
Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang
hidup dan berkuasa, bersama dengan Dikau, dalam
persatuan dengan Roh Kudus, Allah, sepanjang
segala masa.
U : Amin.
06. AJAKAN MENDENGARKAN SABDA TUHAN
P : Marilah kita membuka hati kita untuk
mendengarkan Sabda Tuhan dan menerimanya
agar Sabda Tuhan menjadi pelita iman kita dan
tongkat penuntun jalan hidup kita.
07. BACAAN PERTAMA (2Mak. 7:1-2,9-14)
L : Bacaan dari Kitab Kedua Makabe
Terjadi pula yang berikut ini: Tujuh orang
bersaudara serta ibu mereka ditangkap. Lalu
dengan siksaan cambuk dan rotan mereka mau
dipaksa oleh sang raja untuk makan daging babi
yang haram. Maka seorang dari antara mereka,
yakni yang menjadi juru bicara, berkata begini:
“Apakah yang hendak baginda tanyakan kepada
kami dan apakah yang hendak baginda ketahui?
Kami lebih bersedia mati dari pada melanggar
hukum nenek moyang.”
Ketika sudah hampir putus nyawanya berkatalah ia:
“Memang benar kau, bangsat, dapat menghapus
kami dari hidup di dunia ini, tetapi Raja alam
semesta akan membangkitkan kami untuk
kehidupan kekal, oleh karena kami mati demi
hukum-hukum-Nya!” Sesudah itu maka yang ketiga
disengsarakan. Ketika diminta segera dikeluarkan-
nya lidahnya dan dengan berani dikedangkannya
tangannya juga. Dengan berani berkatalah ia: “Dari
Sorga aku telah menerima anggota-anggota ini dan
demi hukum-hukum Tuhan kupandang semuanya
itu bukan apa-apa. Tetapi aku berharap akan
mendapat kembali semuanya dari pada-Nya!”
Sampai-sampai sang raja sendiri serta pengiringnya
pun tercengang-cengang atas semangat pemuda
itu yang memandang kesengsaraan itu bukan apa-
apa. Sesudah yang ketiga berpulang, maka yang
keempat disiksa dan dipuntungkan secara
demikian pula. Ketika sudah dekat pada akhir
hidupnya berkatalah ia: “Sungguh baiklah
berpulang oleh tangan manusia dengan harapan
yang dianugerahkan Allah sendiri, bahwa kami akan
dibangkitkan kembali oleh-Nya. Sedangkan bagi
baginda tidak ada kebangkitan untuk kehidupan.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.
08. MENDARASKAN MAZMUR TANGGAPAN
Refren (Mzm. 17:15b)
Pada waktu bangun,
aku akan menjadi puas dengan wajah-Mu, ya Tuhan.

Mzm. 17:1,5-6,8b,15
Dengarkanlah, TUHAN, perkara yang benar,
perhatikanlah seruanku;
berilah telinga akan doaku,
dari bibir yang tidak menipu.
(Refren)

Langkahku tetap mengikuti jejak-Mu,


kakiku tidak goyang.
Aku berseru kepada-Mu,
karena Engkau menjawab aku, ya Allah;
sendengkanlah telinga-Mu kepadaku,
dengarkanlah perkataanku.
(Refren)

Sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu


dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu,
dan pada waktu bangun
aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.
(Refren)
09. BACAAN KEDUA (2Tes. 2:16 – 3:5)
L : Bacaan dari Kedua Rasul Paulus kepada jemaat di
Tesalonika
Saudara-saudari, Ia, Tuhan kita Yesus Kristus, dan
Allah, Bapa kita, yang dalam kasih karunia-Nya telah
mengasihi kita dan yang telah menganugerahkan
penghiburan abadi dan pengharapan baik kepada
kita, kiranya menghibur dan menguatkan hatimu
dalam pekerjaan dan perkataan yang baik.
Selanjutnya, saudara-saudara, berdoalah untuk
kami, supaya firman Tuhan beroleh kemajuan dan
dimuliakan, sama seperti yang telah terjadi di
antara kamu, dan supaya kami terlepas dari para
pengacau dan orang-orang jahat, sebab bukan
semua orang beroleh iman. Tetapi Tuhan adalah
setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara
kamu terhadap yang jahat. Dan kami percaya dalam
Tuhan, bahwa apa yang kami pesankan kepadamu,
kamu lakukan dan akan kamu lakukan. Kiranya
Tuhan tetap menujukan hatimu kepada kasih Allah
dan kepada ketabahan Kristus.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.
10. ALLELUIA (Why. 1:5a,6b)
P : Alleluia
U : Alleluia
P : Yesus Kristus adalah yang pertama bangkit dari
antara orang mati; bagi Dialah kemuliaan dan kuasa
sampai selama-lamanya.
U : Alleluia
11. INJIL (Luk. 20:27-38)
P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil
Yesus Kristus menurut Lukas.
Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda
salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada.
Kemudian Pemimpin membacakan Injil.
Datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki,
yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka
bertanya kepada-Nya: "Guru, Musa menuliskan
perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang
mempunyai saudara laki-laki, mati sedang isterinya
masih ada, tetapi ia tidak meninggalkan anak,
saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan
membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu.
Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama
kawin dengan seorang perempuan lalu mati dengan
tidak meninggalkan anak. Lalu perempuan itu
dikawini oleh yang kedua, dan oleh yang ketiga dan
demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu,
mereka semuanya mati dengan tidak meninggalkan
anak. Akhirnya perempuan itupun mati. Bagaimana
sekarang dengan perempuan itu, siapakah di
antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada
hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah
beristerikan dia."
Jawab Yesus kepada mereka: "Orang-orang dunia ini
kawin dan dikawinkan, tetapi mereka yang dianggap
layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain
itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati,
tidak kawin dan tidak dikawinkan. Sebab mereka
tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti
malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak
Allah, karena mereka telah dibangkitkan. Tentang
bangkitnya orang-orang mati, Musa telah
memberitahukannya dalam nas tentang semak
duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah
Ishak dan Allah Yakub. Ia bukan Allah orang mati,
melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia
semua orang hidup."
P : Demikianlah Injil Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.
[Bisa menyanyikan sebuah lagu singkat yang cocok]

12. RENUNGAN SINGKAT


Kita barusan mendengarkan kisah orang Saduki yang
berdialog dengan Yesus. Orang Saduki adalah
kelompok yang tidak percaya akan adanya
kebangkitan. Karena itu, mereka ingin mengetahui
jawaban Yesus tentang hidup sesudah kematian. Ada
dua hal yang bisa dipelajari dari kisah ini.
Pertama, semangat untuk belajar. Seperti yang kita
ketahui, orang Saduki tidak percaya akan adanya
kebangkitan. Untuk mereka, kehidupan selesai
dengan kematian. Ada roh yang hidup tetapi tubuh
tidak akan bangkit lagi. Mereka merasa perlu
mengetahui pendapat Yesus soal ini. Kalau ada
kebangkitan badan, siapakah yang nanti menjadi
suami dari wanita itu? Sebuah pertanyaan yang
masuk akal.
Terhadap kebingungan orang Saduki ini, Yesus
memberikan katekese atau penjelasan yang baik
tentang hidup sesudah kematian. Sesudah kematian,
orang tidak lagi memikirkan tentang kenikmatan
duniawi. Manusia sudah melewatinya. Ia bangkit
untuk kehidupan kekal dan menikmati hidup yang
bebas dalam roh. Rohlah yang mengendalikan seluruh
diri, dan bukannya tubuh atau fisik material. Karena
itu, orang tidak lagi berpikir tentang kawin atau
dikawinkan karena kawin atau dikawinkan adalah
urusan duniawi. Orang hidup berdampingan dalam roh
yang saling menghidupkan. Semangat belajar dari
orang Saduki ini patut kita tiru agar kita makin
mengerti akan iman kita. Jika ada yang tidak kita
ketahui, kita caritahu agar iman kita bisa menjadi
iman yang rasional, yang bisa dipahami.
Kedua, hidup sesudah kematian. Yesus mengatakan
bahwa sesudah kebangkitan badan, tidak akan ada
kawin atau dikawinkan. Semua menikmati hidup di
hadapan Allah sebagaimana para malaikat. Ada
perbedaan yang amat jelas antara hidup di dunia ini
dan hidup sesudah kebangkitan. Meskipun sama-
sama memiliki fisik atau tubuh, namun kekuatan yang
mengendalikan kehidupannya sudah berbeda. Hidup
di dunia masih dominan oleh kebutuhan fisik atau
tubuh, sedangkan hidup sesudah kebangkitan
dikendalikan oleh roh.
Kita sekalian diajak untuk memperhatikan juga
kebutuhan jiwa dan roh kita. Meskipun masih hidup di
dunia ini, kita pun mesti memberikan waktu juga untuk
mengupayakan ketenangan jiwa. Hidup kita pun
diupayakan untuk dikuasai oleh roh yang baik agar
kelak kita bisa menikmati hidup bersama Tuhan yang
Mahabaik. Semoga kita tidak hanya memikirkan
kenikmatan duniawi lalu tenggelam di dalamnya. Kita
juga mengupayakan kehidupan iman kita agar kelak
kita bisa bergabung bersama para kudus di dalam
kebahagiaan abadi. Tuhan memberkati.

13. HENING
14. SYAHADAT
P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan
mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada
Tuhan dengan mengucapkan Syahadat. Aku
percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa…..
15. DOA UMAT
P : Saudara-saudari terkasih, Tuhan itu setia. Tuhan
akan membantu dan melindungi kita terhadap
kejahatan. Dengan keyakinan iman yang teguh
marilah kita berdoa.
P : Bagi Gereja di Dunia. Semoga Allah Bapa
membimbing semua orang untuk memahami dan
mengalami Kerajaan Surga dalam sikap iman yang
hidup, dalam pengharapan yang teguh, dan dalam
cinta kasih yang murni. Marilah kita mohon….
P : Bagi masyarakat. Semoga pengalaman-pengalaman
pahit karena bencana alam, dan konflik sosial tidak
mematahkan semangat mereka untuk tetap
bertakwa kepada Allah, dan tetap saling membantu,
dan berusaha memajukan kesejahteraan dan
perdamaian. Marilah kita mohon….
P : Bagi para penderita cacat atau sakit. Semoga
mereka dikuatkan dan dihibur oleh Sabda Yesus
yang menjanjikan hidup Bahagia sesuah kematian
sehingga sejak saat ini pun mereka disemangati
untuk menyelaraskan hidupnya sehari-hari dengan
kehendak Tuhan dan menerima kenyataan diri
dengan penuh kepasrahan. Marilah kita mohon….
P : Bagi kita semua. Semoga kita tidak hanya sibuk
mengejar kekayaan dan mengumpulkan harta
benda tetapi memanfaatkan semuanya dengan
bijaksana sebagai sarana untuk membangun
kesejahteraan bersama dalam iman, harap, dan
kasih. Marilah kita mohon….
P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan
permohonan pribadi kita masing-masing.
[hening sejenak lalu lanjut].
P : Allah Bapa kami, dengan berbagai cara Engkau mau
hadir di tengah-tengah kami. Tubuh kami Engkau
jadikan tempat kediaman Roh Kudus. Utuslah Roh-
Mu, maka hidup kami akan selalu Kauperbarui.
Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami.
U : Amin
[Dalam perayaan bersama, ada kolekte. Kolekte ini
dikumpulkan usai doa umat dan dihantar ke depan altar.
Namun, dalam situasi wabah virus corona, kebijakan kolekte
diatur oleh masing-masing Keuskupan].

16. DOA PUJIAN


P : Saudara-saudari yang terkasih, setelah menyadari
karya keselamatan Allah bagi hidup kita, marilah
kita memuji Dia:
Terpujilah Engkau di Surga.
U : Terpujilah Engkau di Surga.
P : Allah Bapa yang maharahim, kami memuji nama-
Mu, karena Engkau telah mengangkat kami menjadi
putra-putri-Mu. Maka kami memuji Engkau:
U : Terpujilah Engkau di Surga.
P : Ya Bapa, terdorong oleh cinta kasih, Engkau
memelihara kami dengan menyediakan segala yang
kami perlukan untuk hidup. Maka kami memuji
Engkau:
U : Terpujilah Engkau di Surga.
P : Ketika kami berdosa dan karenanya menjauhkan
diri dari-Mu, Engkau tidak membiarkan kami binasa.
Sebaliknya, Engkau mendekati kami dalam diri
Yesus, Putra-Mu. Melalui sengsara, wafat, dan
kebangkitan-Nya, Engkau membebaskan kami dari
kuasa dosa dan maut. Maka kami memuji Engkau:
U : Terpujilah Engkau di Surga.
P : Engkau telah mengutus Roh Kudus untuk
membimbing dan mendampingi hidup kami, dan
menjadikan kami anak-anak terang. Maka kami
memuji Engkau:
U : Terpujilah Engkau di Surga.
P : Maka, ya Bapa, dengan gembira hati, bersama
seluruh umat beriman, dalam kesatuan dengan
Bapa Suci Paus Fransiskus, Bapa Uskup kami [nama
Uskup setempat] dan Pastor Paroki kami [nama pastor
paroki setempat], kami melambungkan madah pujian
bagi-Mu dengan berseru:
[menyanyikan satu lagu bertemakan Puji Syukur]
Menyusul RITUS KOMUNI. Dalam Ibadah Sabda terdapat dua
kemungkinan, yaitu (1) menyambut komuni (lihat cara A), (2)
tidak menyambut komuni, tetapi umat diajak menghayati
komuni batin/rindu (lihat cara B).

17A. Cara A: DENGAN KOMUNI


Sesudah Doa Pujian, Pemimpin menuju ke altar untuk
mempersiapkan komuni. Ia membentangkan kain korporale di
atas altar dan kemudian mengambil Sakramen Mahakudus dari
tabernakel dan diletakkan di atas kain korporale. Sesudah
mempersiapkan segala yang perlu untuk Komuni Kudus, para
pemandu/pengantar bersama para pelayan dan umat beriman
berlutut menyembah dalam keheningan sesaat. Sesudah itu
Pemimpin mengajak umat untuk menyanyikan lagu Bapa Kami
sambil berdiri.
P : Saudara-saudari, meskipun kita tidak merayakan
Ekaristi, pada perayaan ini kita memperoleh
kesempatan menyambut Komuni Kudus, maka
dalam persatuan dengan saudara-saudari se-paroki
yang merayakan Ekaristi, marilah kita menyiapkan
hati di hadirat Tuhan. [Hening sejenak]
18A. BAPA KAMI Berdiri
P : Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran
Ilahi, maka beranilah kita berdoa.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-
Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di
atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki
pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti
kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami;
dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Sesudah doa Bapa Kami, dapat juga diadakan Salam damai.

19A. SALAM DAMAI DAN KOMUNI


Bila ada Salam Damai, Pemimpin mengajak Umat, misalnya
sebagai berikut:
P : Marilah kita saling memberikan salam damai.
Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari
yang berada paling dekat. Sesudah Salam Damai, Pemimpin
berlutut menghormati Sakramen Mahakudus, lalu
menghunjukkan hosti kudus kepada umat, sambil berkata:
P : Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa
dunia.
Hosti dan sibori ditunjukkan kepada umat:
Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya.
Pemimpin dan Umat berdoa bersama-sama.
U : Ya Tuhan saya tidak pantas, Engkau datang pada
saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan
sembuh.
Dengan khidmat, Pemimpin menyambut Tubuh Tuhan
terlebih dulu. Sesudah itu, ia melayani umat yang
menyambut komuni, seraya setiap kali berkata:
P : Tubuh Kristus.
U : Amin.
Penyambutan komuni diiringi dengan nyanyian komuni.

----------------------------------------------------------------------------------------------

17B. Cara B. TANPA KOMUNI


P : Pada perayaan ini kita tidak menyambut Komuni
kudus. Meskipun demikian, marilah kita menghayati
kehadiran Tuhan yang kita rindukan di dalam hati
kita masing-masing.
18B. BAPA KAMI Berdiri
P : Saudara-saudari terkasih, kita telah dipersatukan
oleh iman yang sama. Maka sebagai Putra-Putri
Bapa yang satu dan sama, marilah kita berdoa
sebagaimana yang diajarkan oleh Putra-Nya sendiri.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-
Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di
atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki
pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti
kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami;
dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Dapat dilaksanakan Salam Damai.
P : Marilah kita saling memberikan salam damai.
Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari
yang berada paling dekat saja.

19B. DOA KOMUNI BATIN Berlutut/berdiri


Pemimpin mengajak semua yang hadir untuk melaksanakan
Komuni Batin dengan rumusan ajakan antara lain sebagai
berikut:
P : Kini, mari kita siapkan hati kita untuk menyambut
kedatangan Tuhan di dalam hati kita.
P : Yesus bersabda, “Kamu memang sudah bersih
karena Firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari
dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok
anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau
kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yoh. 15:3-4).
[hening sejenak]
P : Yesusku, aku percaya, Engkau sungguh hadir dalam
Sakramen Mahakudus. Aku mengasihi-Mu lebih dari
segalanya, dan aku merindukan kehadiran-Mu
dalam seluruh jiwaku. Karena sekarang aku tak
dapat menyambut-Mu dalam Sakramen Ekaristi,
datanglah sekurang-kurangnya secara rohani ke
dalam hatiku, meskipun Engkau selalu telah
datang. Aku memeluk-Mu dan mempersatukan
diriku sepenuhnya kepada-Mu, jangan biarkan aku
terpisah daripada-Mu. Amin. [hening sejenak]
P : Dalam keheningan, marilah kita masing-masing
menyatukan diri dengan Tuhan yang hadir saat ini di
sini bersama kita.
Berbicaralah dengan Dia dari hati ke hati dengan
mengatakan:
P : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
U : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
▪ Seruan di atas diulangi oleh Pemimpin dan
diikuti oleh yang hadir sebanyak tiga kali.
▪ Lalu diberi saat hening secukupnya.
▪ Sesudah Komuni Batin, dapat dinyanyikan satu lagu
Masa Biasa.

20. MENDOAKAN MAZMUR 148


[bisa didoakan oleh dua orang atau dua kelompok]

Haleluya! Pujilah TUHAN di sorga,


pujilah Dia di tempat tinggi!
Pujilah Dia, hai segala malaikat-Nya,
pujilah Dia, hai segala tentara-Nya!
Pujilah Dia, hai matahari dan bulan,
pujilah Dia, hai segala bintang terang!
Pujilah Dia, hai langit yang mengatasi segala langit,
hai air yang di atas langit!
Baiklah semuanya memuji nama TUHAN,
sebab Dia memberi perintah,
maka semuanya tercipta.
Dia mendirikan semuanya
untuk seterusnya dan selamanya,
dan memberi ketetapan yang tidak dapat
dilanggar.
Pujilah TUHAN di bumi,
hai ular-ular naga dan segenap samudera raya;
hai api dan hujan es, salju dan kabut, angin badai
yang melakukan firman-Nya;
hai gunung-gunung dan segala bukit,
pohon buah-buahan dan segala pohon aras:
hai binatang-binatang liar dan segala hewan,
binatang melata dan burung-burung yang
bersayap;
hai raja-raja di bumi dan segala bangsa,
pembesar-pembesar dan semua pemerintah dunia;
hai teruna dan anak-anak dara,
orang tua dan orang muda!
Biarlah semuanya memuji-muji TUHAN,
sebab hanya nama-Nya saja yang tinggi luhur,
keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit.
Ia telah meninggikan tanduk umat-Nya,
menjadi puji-pujian
bagi semua orang yang dikasihi-Nya,
bagi orang Israel, umat yang dekat pada-Nya.
Haleluya!
Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus,
Seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan
sepanjang segala abad. Amin
21. AMANAT PENGUTUSAN
P : Saudara-saudari, kehidupan kekal merupakan
dambaan dari setiap kita. Untuk mencapainya, kita
perlu membina relasi yang dekat dengan Tuhan,
karena Tuhanlah Pemilik Kehidupan Kekal tersebut.
Kita berupaya agar iman kita tidak goyah, meskipun
kita menghadapi banyak tantangan. Kita tidak
meminta tantangan itu datang, tetapi tantangan itu
perlu agar kita bisa menjadi lebih kuat dalam iman
kita. Mari kita saling meneguhkan iman kita, agar
kita semua dapat hidup dalam kehidupan kekal
bersama Tuhan.
22. DOA PENUTUP
P : Marilah kita berdoa,
Ya Tuhan, kami telah mendengarkan dan
merenungkan bersama Sabda-Mu. Semoga kami
setia dalam iman kami. Kuatkanlah kami jika kami
mulai lemah dan teguhkanlah kami bila kami
bimbang. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin
23. MOHON BERKAT TUHAN
P : Sebelum mengakhiri perayaan ini marilah kita
menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan.
[hening sejenak]
P : Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita
terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang
kekal.
[sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri]
DALAM NAMA BAPA, DAN PUTRA, DAN ROH KUDUS.
U : Amin.
P : Perayaan Sabda kita ini sudah selesai.
U : Syukur kepada Allah.
24. PENGUTUSAN
P : Marilah pergi, kita diutus
U : Amin.
25. LAGU PENUTUP
***

Ledalero, 3 November 2022


P. Petrus Cristologus Dhogo, SVD

Anda mungkin juga menyukai