Anda di halaman 1dari 14

IBADAH SABDA

MINGGU, 14 AGUSTUS 2022


HARI RAYA SANTA PERAWAN MARIA DIANGKAT KE SURGA
Anggota keluarga berkumpul bersama. Hendaknya keluarga
mempersiapkan ruangan yang baik untuk berdoa bersama dan
semua berpakaian yang rapi. Disiapkan juga salib di atas meja
dengan lilin bernyala. Untuk bacaan, siapkan Alkitab. Untuk
nyanyian, bisa siapkan buku nyanyian. Sedapat mungkin, untuk
kekhusukan suasana, alat-alat komunikasi dimatikan.
Ketika memulai, Pemimpin (P) berkata, “Penolong kita ialah Tuhan”,
dan yang lain menyahut, “Yang menjadikan langit dan bumi”.
Kemudian dinyanyikan lagu pembuka bertemakan Bunda Maria.
NB. Keterangan tentang lagu diberi warna ungu

01. TANDA SALIB DAN SALAM


P : Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U : Amin.
P : Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, cinta kasih
Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya.
02. KATA PEMBUKA
P : Hari ini Gereja Katolik Indonesia merayakan Hari
Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, yang
sebenarnya jatuh pada tanggal 15 Agustus. Gereja
percaya bahwa Bunda Maria, oleh kesucian
hidupnya, diangkat ke surga dengan jiwa dan raga.
Karena itu, perayaan ini memberikan harapan
kepada kita sekalian bahwa kita bisa mencapai
kesucian hidup dengan meneladani Bunda Maria.
Kita bisa menjadikan Bunda Maria sebagai model
hidup iman kita, yang setia kepada Tuhan dalam
segala situasi.
Kita akan mendengarkan bacaan-bacaan yang
berbicara tentang Bunda Maria, secara khusus
dalam bacaan pertama dan bacaan Injil. Dalam Injil,
kita akan mendengarkan kisah Bunda Maria
mengunjungi Elisabet. Maria bersukacita dan ia pun
bermadah memuliakan Tuhan atas seluruh karya
agung Allah yang terjadi dalam dan melalui dirinya.
Mari kita siapkan hati kita untuk merayakan
peristiwa keselamatan ini.
[hening sejenak]
03. TOBAT DAN PERMOHONAN AMPUN
P : Marilah kita mengakui bahwa kita berdosa terutama
karena kita meragukan kehadiran Tuhan dalam
hidup kita. Kita mohon pengampunan agar hati kita
menjadi layak untuk perayaan Sabda ini.
U : Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa, dan
kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa,
dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan
dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya
sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon
kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat
dan orang kudus dan kepada saudara sekalian,
supaya mendoakan saya pada Allah, Tuhan kita.
P : (dengan tangan terkatup) Semoga Allah memandang
dan memperhatikan kita. Semoga Ia menunjukkan
kerelaan hati-Nya serta memberikan pengampunan
dosa dan damai sejahtera kepada kita.
U : Amin.
04. MENYANYIKAN LAGU KEMULIAAN
[Dianjurkan untuk memakai Madah Kemuliaan di bawah ini]
P : Kemuliaan kepada Allah di surga
U : dan damai di bumi
kepada orang yang berkenan pada-Nya.
P : Kami memuji Dikau,
U : Kami meluhurkan Dikau.
P : Kami menyembah Dikau,
U : Kami memuliakan Dikau.
P : Kami bersyukur kepada-Mu,
karena kemuliaan-Mu yang besar.
U : Ya Tuhan Allah, raja surgawi,
Allah Bapa yang Mahakuasa.
P : Ya Tuhan Yesus Kristus, Putera yang tunggal.
U : Ya Tuhan Allah, Anak Domba Allah, Putera Bapa.
P : Engkau yang menghapus dosa dunia,
kasihanilah kami.
U : Engkau yang menghapus dosa dunia,
kabulkanlah doa kami.
P : Engkau yang duduk di sisi Bapa,
kasihanilah kami.
U : Karena hanya Engkaulah kudus.
P : Hanya Engkaulah Tuhan.
U : Hanya Engkaulah Mahatinggi, ya Yesus Kristus.
P : bersama dengan Roh Kudus,
U : dalam kemuliaan Allah Bapa. Amin.
05. DOA PEMBUKA
P : Marilah kita berdoa, [hening sejenak]
Ya Tuhan, karena kabar malaikat, kami mengetahui
bahwa Yesus Kristus Putra-Mu mengandung dari
Bunda Perawan Maria. Kesetiaan Maria menerima
Sabda dan menjadi pelaksana Sabda yang
konsekuen telah membuatnya diangkat ke surga
dengan jiwa dan raga. Semoga kami mampu
meneladaninya agar kelak kami dapat bersatu
dengan Dikau dalam perjamuan abadi.
Demi Kristus, Tuhan kami dan Pengantara kami, yang
hidup dan berkuasa, bersama dengan Dikau, dalam
persatuan dengan Roh Kudus, Allah, sepanjang
segala masa.
U : Amin.
06. AJAKAN MENDENGARKAN SABDA TUHAN
P : Marilah kita membuka hati kita untuk
mendengarkan Sabda Tuhan dan menerimanya
agar Sabda Tuhan menjadi pelita iman kita dan
tongkat penuntun jalan hidup kita.
[Bacaan dibacakan dari Alkitab atau Buku Bacaan]
07. BACAAN PERTAMA (Why. 11:19a; 12:1-6a.10ab)
L : Bacaan dari Kitab Wahyu.
Aku, Yohanes, melihat Bait Suci Allah yang di sorga,
dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait
Suci itu.
Maka tampaklah suatu tanda besar di langit:
Seorang perempuan berselubungkan matahari,
dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah
mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan
penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak
kesakitan. Maka tampaklah suatu tanda yang lain di
langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang
besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan
di atas kepalanya ada tujuh mahkota. Dan ekornya
menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit
dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu
berdiri di hadapan perempuan yang hendak
melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera
sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.
Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang
akan menggembalakan semua bangsa dengan
gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan
dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya.
Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah
disediakan suatu tempat baginya oleh Allah.
Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga
berkata: "Sekarang telah tiba keselamatan dan
kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan
Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke
bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang
mendakwa mereka siang dan malam di hadapan
Allah kita.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.
08. MENDARASKAN MAZMUR TANGGAPAN
Refren (Mzm. 45:10d)
Di sebelah kananmu.
berdiri permaisuri berpakaian emas dari Ofir.

Mzm. 45:10c-12.16
Dengarlah, hai puteri,
lihatlah, dan sendengkanlah telingamu,
lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu!
Biarlah raja menjadi gairah karena keelokanmu,
sebab dialah tuanmu!
Sujudlah kepadanya!
(Refren)

Dengan sukacita dan sorak-sorai,


mereka dibawa,
mereka masuk ke dalam istana raja.
(Refren)
09. BACAAN KEDUA (1Kor. 15:20-26)
L : Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada
Jemaat di Korintus.
Saudara-saudari, yang benar ialah, bahwa Kristus
telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai
yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.
Sebab sama seperti maut datang karena satu orang
manusia, demikian juga kebangkitan orang mati
datang karena satu orang manusia. Karena sama
seperti semua orang mati dalam persekutuan
dengan Adam, demikian pula semua orang akan
dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan
Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya:
Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka
yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.
Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia
menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah
Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan
dan kekuatan. Karena Ia harus memegang pemerin-
tahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua
musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh yang terakhir,
yang dibinasakan ialah maut.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.
10. ALLELUIA DAN BAIT PENGANTAR INJIL
P : Alleluia
U : Alleluia
P : Maria diangkat ke surga, *
para malaikat bersukacita.
U : Alleluia
11. INJIL (Luk. 1:39-56)
P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil
Yesus Kristus menurut Yohanes.
Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda
salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada.
Kemudian Pemimpin membacakan Injil.
Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan
langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah
kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia
dan memberi salam kepada Elisabet. Dan ketika
Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak
yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh
dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara
nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua
perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.
Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang
mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika
salammu sampai kepada telingaku, anak yang di
dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan
berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa
yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan
terlaksana."
Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan
hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,
sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-
Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala
keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena
Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-
perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah
kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang
yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya
dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-
beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia
menurunkan orang-orang yang berkuasa dari
takhtanya dan meninggikan orang-orang yang
rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada
orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya
pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel,
hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya,
seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang
kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk
selama-lamanya."
Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya
bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke
rumahnya.
P : Demikianlah Injil Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.
[Bisa menyanyikan sebuah lagu singkat yang cocok]

12. RENUNGAN SINGKAT


Dari Injil tadi kita mendengarkan tentang kunjungan
Bunda Maria kepada Elisabet. Keduanya sedang
mengandung tetapi Elisabeth lebih membutuhkan
perhatian terutama karena ia sudah memasuki usia-
usia tua kehamilannya. Mari kita dalami injil ini untuk
menguatkan iman kita kepada Tuhan.
Pertama, saling membantu. Dari malaikat Gabriel,
Maria mengetahui bahwa Elisabet keluarganya
sedang mengandung dalam bulan yang keenam. Ini
tentu saja menggembirakan karena sudah lama
pasangan Zakaria dan Elisabet ini menantikan buah
hati. Kegembiraan ini bukan saja bagi Elisabet tetapi
juga bagi Maria. Karena itulah, Maria mengambil
waktu untuk datang menjenguknya, memberikan
peneguhan, dan membantu sejauh ia bisa. Itulah
sebabnya, meskipun jauh dari Nazaret, Maria
melakukan perjalanan untuk menjumpai Elisabet.
Mereka pun saling meneguhkan terutama karena
mereka berdua sedang mengandung seorang anak.
Kita pun diajak untuk saling memperhatikan satu
sama lain. Kita hadir di dunia ini untuk saling
meneguhkan dan saling membantu. Karena itu,
bantuan sekecil apapun akan sangat berarti bagi
orang yang membutuhkannya. Kehadiran kita saja
sudah merupakan kekuatan bagi orang lain. Jika kita
sungguh-sungguh memperhatikan orang lain, maka
Tuhan juga akan memperhatikan kita. Dia juga akan
menghadirkan dan menggerakkan hati sesama untuk
berjalan bersama kita dan menolong kita.
Kedua, bersama-sama memuliakan Tuhan. Ketika
Elisabet melihat Maria, ia pun kegirangan karena ia
tidak pernah menyangka bahwa Maria akan datang
mengunjunginya. Anak di dalam rahim pun melonjak
kegirangan bersamanya. Pada akhirnya, Maria pun
bergembira dan memuji Tuhan. Mereka semua
dihantar untuk melihat karya agung Tuhan. Mereka
merasa bahwa mereka dipertemukan oleh Tuhan.
Itulah yang membuat mereka menjadi amat
bergembira dalam Tuhan.
Sebagai orang beriman, pertemuan kita dengan
sesama hendaknya merupakan pertemuan iman, di
mana kita saling meneguhkan dan menguatkan. Kita
tidak bertemu untuk merancang kejahatan atau
melakukan hal-hal negatif yang merugikan kita dan
sesama kita. Itu sama sekali tidak dikehendaki oleh
Tuhan. Yang dikehendaki Tuhan dan yang
menggembirakan kita adalah kita saling meneguhkan
iman kita, karena hanya itulah kekuatan kita dalam
hidup. Maria dan Elisabet menjadi contoh bagi kita
untuk bertemu dan melakukan hal-hal positif serta
memuliakan Tuhan. Semoga demikian.

13. HENING
14. SYAHADAT
P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan
mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada
Tuhan dengan mengucapkan Syahadat. Aku
percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa…..
15. DOA UMAT
P : Kristus telah mendirikan Gereja-Nya sebagai wadah
keselamatan bagi dunia. Maka marilah kita
memanjatkan doa kepada Allah Bapa demi
kepentingan Gereja-Nya yang kudus.
P : Bagi Gereja yang kudus. Maria adalah gambaran
sempurna dari Gereja Kudus dan Bunda semua
orang beriman. Semoga Gereja meneladani dia
dalam kesucian dan kekokohan imannya agar
makin layak disebut umat Allah. Marilah kita
mohon….
P : Bagi Pemerintah dan masyarakat. Kita berdoa
semoga semua instansi pemerintahan menjalankan
tugas mereka dengan tanggung jawab untuk
melayani kepentingan masyarakat, sehingga
terciptalah kehidupan bersama yang adil dan
makmur, damai dan sejahtera. Marilah kita
mohon….
P : Bagi mereka yang menderita. Semoga di bawah
perlindungan Bunda Maria, setiap orang
memperoleh kekuatan untuk menghadapi berbagai
tantangan hidup mereka. Semoga mereka sendiri
mampu mengatasi penderitaannya karena
mengandalkan kasih Allah. Marilah kita mohon….
P : Bagi kita semua. Semoga kita semua yang hadir
dalam perayaan ini berusaha memelihara kesucian
hidup dengan tekun mendengarkan Sabda Allah
serta rajin berdoa sehingga kita pun memperoleh
kebahagiaan abadi di surga. Marilah kita mohon….
P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan
permohonan pribadi kita masing-masing.
[hening sejenak lalu lanjut].
P : Allah Bapa yang mahabaik, kemuliaan yang telah
diterima oleh Bunda Maria merupakan jaminan bagi
hidup kami, umat beriman. Semoga Engkau
mendengarkan dan mengabulkan doa-doa
permohonan kami ini. Dengan pengantaraan
Kristus, Tuhan kami.
U : Amin
[Dalam perayaan bersama, ada kolekte. Kolekte ini
dikumpulkan usai doa umat dan dihantar ke depan altar.
Namun, dalam situasi wabah virus corona, kebijakan kolekte
diatur oleh masing-masing Keuskupan].

16. DOA PUJIAN


P : Saudara-saudari yang terkasih, Allah telah
berkenan memilih Santa Perawan Maria menjadi
Bunda Sang Penebus. Ia pun menjadikan Maria
teladan orang beriman. Maka marilah kita memuji
Allah dengan berseru:
Hatiku bersukaria mengagungkan nama Tuhan,
Allah, Juru s’lamatku.
U : Hatiku bersukaria mengagungkan nama Tuhan,
Allah, Juru s’lamatku.
P : Ya Allah, dengan memilih Maria menjadi Bunda
Sang Putra, Engkau membuka fajar baru bagi kami,
umat manusia, yang mendambakan keselamatan.
Maka kami memuji Engkau:
U : Hatiku bersukaria mengagungkan nama Tuhan,
Allah, Juru s’lamatku.
P : Karya-Mu sungguh mengagumkan, ya Allah. Dalam
diri Maria, Engkau menyatakan kebijaksanaan-Mu
yang tak terduga: orang yang berkuasa Engkau
turunkan dari takhtanya, tetapi orang yang hina dina
Engkau angkat; orang lapar Engkau kenyangkan
dengan kebaikan, sedangkan orang yang kaya
Engkau usir pergi dengan tangan kosong. Maka
kami memuji Engkau:
U : Hatiku bersukaria mengagungkan nama Tuhan,
Allah, Juru s’lamatku.
P : Dalam diri Maria, Engkau memberikan teladan
kepasrahan sejati kepada kehendak-Mu, Ketika
Maria memasrahkan diri dengan berkata: “Aku ini
hamba Tuhan, terjadilah padaku, menurut
perkataan-Mu”. Maka kami memuji Engkau:
U : Hatiku bersukaria mengagungkan nama Tuhan,
Allah, Juru s’lamatku.
P : Kami memuji Engkau, ya Bapa, sebab cara hidup
Maria merupakan teladan utama bagi setiap orang
beriman. Ia hidup suci, sehingga layak Engkau pilih
menjadi ibu Putra-Mu. Ia tetap sederhana dan
rendah hati, walaupun mendapat tugas yang amat
agung, ia tetap percaya pada kebijaksanaan-Mu
walaupun menghadapi begitu banyak hal yang sulit
dipahami. Maka kami memuji Engkau:
U : Hatiku bersukaria mengagungkan nama Tuhan,
Allah, Juru s’lamatku.
P : Karena semua anugerah itu, ya Bapa, bersama
Maria kami melambungkan kidung pujian bagi-Mu,
dengan bernyanyi:
[menyanyikan satu lagu bertemakan Puji Syukur]
Menyusul RITUS KOMUNI. Dalam Ibadah Sabda terdapat dua
kemungkinan, yaitu (1) menyambut komuni (lihat cara A), (2)
tidak menyambut komuni, tetapi umat diajak menghayati
komuni batin/rindu (lihat cara B).
17A. Cara A: DENGAN KOMUNI
Sesudah Doa Pujian, Pemimpin menuju ke altar untuk
mempersiapkan komuni. Ia membentangkan kain korporale di
atas altar dan kemudian mengambil Sakramen Mahakudus dari
tabernakel dan diletakkan di atas kain korporale. Sesudah
mempersiapkan segala yang perlu untuk Komuni Kudus, para
pemandu/pengantar bersama para pelayan dan umat beriman
berlutut menyembah dalam keheningan sesaat. Sesudah itu
Pemimpin mengajak umat untuk menyanyikan lagu Bapa Kami
sambil berdiri.
P : Saudara-saudari, meskipun kita tidak merayakan
Ekaristi, pada perayaan ini kita memperoleh
kesempatan menyambut Komuni Kudus, maka
dalam persatuan dengan saudara-saudari se-paroki
yang merayakan Ekaristi, marilah kita menyiapkan
hati di hadirat Tuhan. [Hening sejenak]
18A. BAPA KAMI Berdiri
P : Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran
Ilahi, maka beranilah kita berdoa.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-
Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di
atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki
pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti
kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami;
dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Sesudah doa Bapa Kami, dapat juga diadakan Salam damai.

19A. SALAM DAMAI DAN KOMUNI


Bila ada Salam Damai, Pemimpin mengajak Umat, misalnya
sebagai berikut:
P : Marilah kita saling memberikan salam damai.
Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari
yang berada paling dekat. Sesudah Salam Damai, Pemimpin
berlutut menghormati Sakramen Mahakudus, lalu
menghunjukkan hosti kudus kepada umat, sambil berkata:
P : Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa
dunia.
Hosti dan sibori ditunjukkan kepada umat:
Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya.
Pemimpin dan Umat berdoa bersama-sama.
U : Ya Tuhan saya tidak pantas, Engkau datang pada
saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan
sembuh.
Dengan khidmat, Pemimpin menyambut Tubuh Tuhan
terlebih dulu. Sesudah itu, ia melayani umat yang
menyambut komuni, seraya setiap kali berkata:
P : Tubuh Kristus.
U : Amin.
Penyambutan komuni diiringi dengan nyanyian komuni.

----------------------------------------------------------------------------------------------

17B. Cara B. TANPA KOMUNI


P : Pada perayaan ini kita tidak menyambut Komuni
kudus. Meskipun demikian, marilah kita menghayati
kehadiran Tuhan yang kita rindukan di dalam hati
kita masing-masing.
18B. BAPA KAMI Berdiri
P : Saudara-saudari terkasih, kita telah dipersatukan
oleh iman yang sama. Maka sebagai Putra-Putri
Bapa yang satu dan sama, marilah kita berdoa
sebagaimana yang diajarkan oleh Putra-Nya sendiri.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-
Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di
atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki
pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti
kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami;
dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Dapat dilaksanakan Salam Damai.
P : Marilah kita saling memberikan salam damai.
Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari
yang berada paling dekat saja.

19B. DOA KOMUNI BATIN Berlutut/berdiri


Pemimpin mengajak semua yang hadir untuk melaksanakan
Komuni Batin dengan rumusan ajakan antara lain sebagai
berikut:
P : Kini, mari kita siapkan hati kita untuk menyambut
kedatangan Tuhan di dalam hati kita.
P : Yesus bersabda, “Kamu memang sudah bersih
karena Firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari
dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok
anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau
kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yoh. 15:3-4).
[hening sejenak]
P : Yesusku, aku percaya, Engkau sungguh hadir dalam
Sakramen Mahakudus. Aku mengasihi-Mu lebih dari
segalanya, dan aku merindukan kehadiran-Mu
dalam seluruh jiwaku. Karena sekarang aku tak
dapat menyambut-Mu dalam Sakramen Ekaristi,
datanglah sekurang-kurangnya secara rohani ke
dalam hatiku, meskipun Engkau selalu telah
datang. Aku memeluk-Mu dan mempersatukan
diriku sepenuhnya kepada-Mu, jangan biarkan aku
terpisah daripada-Mu. Amin. [hening sejenak]
P : Dalam keheningan, marilah kita masing-masing
menyatukan diri dengan Tuhan yang hadir saat ini di
sini bersama kita.
Berbicaralah dengan Dia dari hati ke hati dengan
mengatakan:
P : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
U : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
▪ Seruan di atas diulangi oleh Pemimpin dan
diikuti oleh yang hadir sebanyak tiga kali.
▪ Lalu diberi saat hening secukupnya.
▪ Sesudah Komuni Batin, dapat dinyanyikan satu
lagu Syukur.

20. MENDARASKAN MADAH PUJIAN MARIA (Luk. 1:39-55)


[Bisa juga menyanyikan Magnificat, MB no. 540]
Jiwaku memuliakan Tuhan,
dan hatiku bergembira
karena Allah, Juruselamatku,
sebab Ia telah memperhatikan
kerendahan hamba-Nya.

Sesungguhnya, mulai dari sekarang


segala keturunan akan menyebut aku berbahagia,
karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-
perbuatan besar kepadaku
dan nama-Nya adalah kudus.

Dan rahmat-Nya turun-temurun


atas orang yang takut akan Dia.
Ia memperlihatkan kuasa-Nya
dengan perbuatan tangan-Nya
dan mencerai-beraikan orang-orang
yang congkak hatinya;
Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa
dari takhtanya
dan meninggikan orang-orang yang rendah;

Ia melimpahkan segala yang baik


kepada orang yang lapar,
dan menyuruh orang yang kaya
pergi dengan tangan hampa;

Ia menolong Israel, hamba-Nya,


karena Ia mengingat rahmat-Nya,
seperti yang dijanjikan-Nya
kepada nenek moyang kita,
kepada Abraham dan keturunannya
untuk selama-lamanya.

Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus,


seperti pada permulaan, sekarang, selalu,
dan sepanjang segala abad. Amin.

21. AMANAT PENGUTUSAN


P : Saudara-saudari, Bunda Maria telah memberikan
teladan bagi kita untuk setia dalam iman kita. Mari
kita saling mendukung agar kita pun selalu terbuka
terhadap kehendak Tuhan dan setia mengikuti
Tuhan baik dalam untung maupun dalam malang.
Iman menuntut kesetiaan. Tanpa kesetiaan, iman
kita tidaklah berarti apa-apa.
22. DOA PENUTUP
P : Marilah kita berdoa,
Ya Tuhan, Engkau telah menguatkan Bunda
Perawan Maria untuk setia mengikuti Putra-Mu.
Kuatkanlah kami agar kami mampu meneladaninya
dalam mengikuti Putra-Mu di jalan hidup kami.
Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin
23. MOHON BERKAT TUHAN
P : Sebelum mengakhiri perayaan ini marilah kita
menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan.
[hening sejenak]
P : Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita
terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang
kekal.
[sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri]
DALAM NAMA BAPA, DAN PUTRA, DAN ROH KUDUS.
U : Amin.
P : Perayaan Sabda kita ini sudah selesai.
U : Syukur kepada Allah.
24. PENGUTUSAN
P : Marilah pergi, kita diutus
U : Amin.
25. LAGU PENUTUP
***

Ledalero, 11 Agustus 2022


P. Petrus Cristologus Dhogo, SVD

Anda mungkin juga menyukai