Konteks
4:9 Yabes lebih dimuliakan dari pada saudara-saudaranya; nama Yabes itu diberi
ibunya kepadanya sebab katanya: "Aku telah melahirkan dia dengan
kesakitan." 4:10 Yabes berseru kepada Allah Israel 1 , katanya: "Kiranya Engkau
memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-
Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka 2 , sehingga kesakitan
tidak menimpa aku!" Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Latar Belakang
Sejarah yang tercatat dalam 1 dan 2 Tawarikh bersifat pra-pembuangan; akan
tetapi, asal-usul dan sudut pandangan kitab-kitab ini bersifat
pasca-pembuangan -- ditulis pada parohan kedua abad ke-5 SM, suatu waktu
sesudah Ezra dan sejumlah besar orang Yahudi buangan dari Babel dan Persia
kembali ke Palestina (457 SM). Penyerbuan dan pembinasaan Yerusalem oleh
Raja Nebukadnezar (605-586 SM) bersama dengan pembuangan di Babel selama 70
tahun telah menghancurkan sebagian besar pengharapan dan cita-cita orang
Yahudi sebagai umat perjanjian; oleh karena itu, para buangan yang kembali
ke Yerusalem untuk membangun kembali kota itu dan Bait Suci memerlukan
landasan rohani, yaitu: sebuah jati-diri dengan sejarah penebusan yang
lampau dan suatu pemahaman tentang sifat iman mereka kini dan harapan mereka
akan masa depan sebagai umat perjanjian. 1 dan 2 Tawarikh ditulis untuk
memenuhi kebutuhan ini.
Kedua kitab Tawarikh, Ezra, dan Nehemia, semua ditulis untuk orang Yahudi
yang kembali ke Palestina dari pembuangan. Kitab-kitab ini sangat mirip satu
dengan lainnya dalam gaya, bahasa, sudut pandang, dan maksud. Para sarjana
pada umumnya beranggapan bahwa semua kitab ini adalah hasil karya satu orang
penulis atau penyusun, yang menurut Talmud dan ahli kitab Yahudi dan Kristen
yang paling kuno, adalah Ezra, imam dan ahli Taurat. Karena 1 dan 2 Tawarikh
ditulis dari perspektif seorang imam dan mungkin juga pada masa hidup Ezra,
dan karena ayat-ayat penutup 2 Tawarikh (1Taw 36:22-23) diulang kembali
dalam Ezr 1:1-3, tradisi Talmud bahwa Ezra adalah "penulisnya"
dikuatkan.
Penulis mencari keterangan dari banyak sumber tertulis ketika menulis kitab
Tawarikh ini, termasuk beberapa kitab PL dan catatan non-kanonik mengenai
para raja dan nabi (lih. 1Taw 29:29; 2Taw 9:29; 2Taw 12:15; 2Taw 20:34;
2Taw 32:32*). Menurut kitab Apokrifa, 2 Makabe (2:13-15), Nehemia, selama
menjadi gubernur, mendirikan sebuah perpustakaan di Yerusalem yang berisi
banyak dokumen dari para raja dan nabi. Selaku pemimpin rohani, Ezra diberi
hak untuk memakai semua dokumen yang tersedia dalam menyusun Tawarikh.
Pandangan ini merupakan tradisi kuno dan mungkin menggambarkan dengan tepat
cara Roh Kudus menuntun dan mengilhamkan penyusunan kedua kitab ini.
Tujuan
Tawarikh ditulis untuk menghubungkan orang-orang Yahudi buangan yang kembali
dengan nenek moyang dan sejarah penebusan mereka. Dengan demikian, Tawarikh
menggarisbawahi tiga pokok;
(1) pentingnya pelestarian warisan kebangsaan dan rohani bagi orang Yahudi;
(2) pentingnya hukum Taurat, bait suci, dan keimaman dalam hubungan mereka
yang terus-menerus dengan Allah, jauh lebih penting dari kesetiaan
kepada raja duniawi; dan
(3) pengharapan ultima Israel dalam janji Allah akan seorang Mesias dari
keturunan Daud untuk duduk di atas takhta selama-lamanya
(1Taw 17:14).
Survai
Sekalipun asal-usul dan sudut pandangan 1 dan 2 Tawarikh itu bersifat
pasca-pembuangan, kitab ini berisi pandangan sekilas sejarah PL dari
Adam hingga ketetapan Koresy (sekitar 538 SM), ketika orang Yahudi
diizinkan kembali ke negara mereka dari tempat pembuangan di Babel dan
Persia. 1 Tawarikh disusun sekitar dua pokok pembahasan: sejarah
keturunan Israel (pasal 1-9; 1Taw 1:1--9:44) dan masa pemerintahan
Raja Daud (pasal 10-29; 1Taw 10:1--29:30).
(1) Pasal 1-9 (1Taw 1:1--9:44) menelusuri sejarah penebusan Israel yang
unik dari Adam hingga Abraham sampai Daud dan pembuangan di Babel.
Suku Yehuda ditempatkan pertama di antara kedua belas anak Yakub
karena rumah Daud, bait suci, dan Mesias semuanya berasal dari Yehuda.
Daftar-daftar keturunan mengungkapkan bagaimana Allah memilih dan
memelihara suatu kaum sisa untuk diri-Nya sejak awal sejarah manusia
hingga awal zaman pasca-pembuangan. Perspektif keimaman kitab ini
jelas karena keluarga imam dan suku Lewi memperoleh perhatian khusus.
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai 1 Tawarikh.
(1) Kitab ini kurang lebih mencakup kurun sejarah yang sama dengan 1 dan 2
Samuel.
(3) Kitab ini dengan jelas menguraikan kebangunan rohani dan pembaharuan
yang belum pernah terjadi sebelumnya dari semua bentuk penyembahan
ketika Daud membawa tabut perjanjian ke Yerusalem
(pasal 15-16; 1Taw 15:1--16:43).