Anda di halaman 1dari 16

EKSEGESIS

PERJANJIAN BARU

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Eksegesis Perjanjian Baru

Disusun oleh:

Theodorus Bima Sakti

04208009

PRODI MUSIK GEREJA

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BETHEL THE WAY

JAKARTA

2022
I. LATAR BELAKANG

Kitab ini merupakan salah satu catatan mula-mula tentang kisah hidup Yesus. Penulis
dari kitab ini tidak disebutkan secara langsung, dan para pembaca pun harus meraba-raba karena
penulis kitab ini hanya disebut “murid yang dikasihi Yesus’(21:20) atau “ murid yang bersaksi
tentang semuanya ini dan kita tahu bahwa kesaksiannya itu benar”(19:35). Ini tidak berarti
bahwa Yesus tidak mengasihi murid-murid -Nya yang lain, melainkan bahwa Yohanes adalah
murid yang lebih dekat Yesus dari pada yang lain. Kadang-kadang kita melihat hanya tiga murid
bersama dengan Yesus, yaitu Yohanes, Yakobus dan Petrus, seperti waktu Yesus dimuliakan di
atas gunung, waktu Dia menyembuhkan seorang anak kecil, dan waktu di taman Getsemani

Sejak abad-abad pertama, Yohanes anak Zebedeus dianggap sebagai penulis Injil
keempat dia salah seorang murid yang paling dekat dengan Yesus diantara ke dua belas murid-
Nya. Ada banyak alasan kuat yang mendukung pendapat ini dirangkum menjadi bukti internal
(bukti yang terdapat dalam Injil itu sendiri) dan eksternal (bukti yang berasal dari penulis lain
pada abad-abad pertama). Bukti internal kepenulisan Yohanes menurut Westcott bahwa petunjuk
Injil itu sendiri jika diringkaskan bahwa penulisnya, seorang yahudi, yahudi asal palestina, saksi
mata, rasul, dan rasul Yohanes. 1

Kitab ini memiliki 2 bagian. Bagian pertama pasal 1-12 dan bagian kedua pasal 13-21.
Bagian pertama dibuka dengan pendahuluan yang puitis, dan sebuah kisah pendek dan diikuti
dengan kumpulan kisah besar tentang Yesus yang menggadakan tanda-tanda ajaib yang
menimbulkan semakin banyak pertentangan.

Dalam bagian pertama kitab ini semuanya memiliki pola-pola yang sama, Yesus
mengadakan sebuah tanda mujizat atau pernyataan mengenai diriNya dan akan menimbulkan
sebuah pertentangan atau orang-orang yang tidak menyukai dan marah sehingga orang-orang
akan dipaksa untk membuat sebuah pilihan mengenai siapakah dia menurut mereka. 1. Air
menjadi anggur (2:1-12); 2. Penyembuhan anak pegawai istana (4:43-54); 3. Penyembuhan
orang lumpuh (5:2-16); 4. Pemberian makan kepada lima ribu orang (6:1-15); 5. Berjalan di atas

1
Bruce Milne, YOHANES: LIHATLAH RAJAMU (JAKARTA: YAYASAN KOMUNIKASI BINA KASIH, 2010), HAL.16.
air (6:16-21); 6. Penyembuhan orang yang buta sejak lahirnya (9:1-41); 7. Kebangkitan Lazarus
(11:1-44).

Para pemimpin yerusalem sangat marah kepada Yesus, sehingga mereka membuat
rencana untuk membunuh Yesus, dan Dia pun pergi dari kota itu. Semua konflik yang terjadi ini
memuncak dalam ayat 11-12, waktu itu Yesus mendengar bahwa sahabat nya Lazarus sedang
sakit, namun keluarganya tinggal di dekat yerusalem yang saat itu merupakan perangkap
kematian Yesus. Yesus bisa saja menghindar dan menyelamatkan diri nya sendiri, tetapi Yesus
sangat mengasihi Lazarus. Ketika Yesus mendengar Lazarus telah meninggal dia berangkat
untuk membangkitkan Lazarus dari kematian yang sudah mati selama 4 hari, (Yesus menunda 2
hari ketika pertama kali mendapatkan kabar bahwa Lazarus sedang sakti, dan 2 hari berikut nya
merupakan lama perjalanan, tradisi yahudi 3 hari perkabungan, hari ke4 Yesus datang untuk
melakukan mujizat).

Dalam Yohanes 12:1-11 Tidak ada hubungan (kontras) langsung antara cerita ini dan
Lukas 7:36-50, karena ada beberapa perbedaan yang signifikan. Di Lukas, perempuan yang
mengurapi digambarkan sebagai perempuan berdosa, tetapi di sini tidak, Dalam Lukas, Yesus
berbicara dengan Simon; di sini, tidak. Dalam Lukas, Simon mengkritik tindakan perempuan itu
dalam hatinya, sedangkan yang disini Yudas Iskariot mengkritik dengan ucapan. Sekalipun 2
cerita ini mirip, tetapi sebetulnya merupakan 2 cerita yang berbeda.

Yohanes 12:1-8 ini paralel (sama) dengan: Markus 14:3-9. Matius 26:6-13. Yohanes
12:1 menyatakan bahwa peristiwa itu terjadi enam hari sebelum Paskah, dan Matius 26:2
menyatakan bahwa itu terjadi dua hari sebelum Paskah, Demikian juga dengan dalam Markus
14:1. Yohanes menulis sesuai dengan urut-urutan waktu atau chronologis. Yohanes 12:1-8
menceritakan tentang pengurapan Yesus, dan Yohanes 12:12-16 menceritakan tentang ketika
Yesus masuk ke Yerusalem naik keledai. Markus dan Matius tidak menulis dalam urutan waktu
yang teratur. Jadi Matius 26:6-13 tidak terjadi setelah Matius 26:1-5, tetapi sebelum Matius 21:1-
11, di mana Yesus masuk ke Yerusalem naik keledai. Dalam Matius dan Markus, pemilik rumah
disebut Simon si kusta, tetapi perempuan yang mengurapi Yesus tidak disebutkan namanya.
Dalam Yohanes, perempuan yang mengurapi disebut Maria (Yohanes 12:3), tetapi pemilik
rumah tidak disebutkan namanya. Ini saling melengkapi, bukan kontradiksi.
II. TUJUAN KITAB
Supaya kamu percaya bahwa Yesuslah mesias, dan supaya kamu oleh iman mu
memperoleh hidup selamanya (Yohanes 20:31). Injil ini bersifat umum dan ditujukan terutama
kepada orang-orang yang belum percaya supaya mereka bisa tahu dan yakin bahwa Yesus adalah
Mesias, Anak Allah.

III. PERTANYAAN PENELITIAN


Mengacu kepada latar belakang yang sudah diuraikan, maka peneliti dapat megajukan
pertanyaan mengenai eksegesis Yohanes 12:1-11, dan menemukan makna dari kisah yang
terdapat dalam Yohanes 12:1-11.

IV. METODE TAFSIR


Metode yang digunakan peneliti adalah pendekatan konteks serta latar belakang sejarah,
sosial, dan budaya. Metode-metode penafsiran dapat digunakan untuk mendapatkan makna yang
sesungguhnya, yaitu makna yang ingin disampaikan oleh penulis.

V. EKSEGESIS YOHANES 12:1-11


A. ANALISIS KONTEKS
Peristiwa saat Yesus memulai perjalanan terakhirnya menuju yerusalem sebelum dia
ditangkap dan disalibkan. Dalam Yohanes 12:1-11, ini bercerita tentang Yesus diurapi
dibetania, ini terjadi pasca Yesus membangkitkan Lazarus yang telah mati selama empat
hari (pasal 11), ini membuat Nya semakin terkenal dan banyak orang melihat kemuliaan
Yesus yang luar biasa. Hal ini tentu saja semakin memicu rencana jahat dari para imam-
iman dan pemimpin untuk melenyapkan Yesus.

B. TAFSIR YOHANES 12:1-11


a. Ayat 1
Yoh.12:1 Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal
Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati.

Hari itu adalah hari sabtu atau minggu, karena paskah sendiri dirayakan pada hari
jumat dan sabtu sore. Yesus kembali ketempat Lazarus suatu tempat yang kurang aman
bagi Dia. Pemakaian istilah paskah mengingatkan kita bahwa tidak lama lagi, dia yang
membangkitkan Lazarus akan dikorbankan.2

Calvin juga menjelaskan mengapa Yesus pergi ke Yerusalem enam hari sebelum
Paskah, yaitu supaya Yudas punya waktu untuk mengkhianati Dia. Calvin: “He intended
to give Judas a fit time and place for betraying him” (Ia bermaksud memberi Yudas
waktu dan tempat yang cocok untuk mengkhianati Dia).3

Dalam Yoh 11:53 terlihat bahwa tokoh-tokoh Yahudi sudah bersepakat untuk
membunuh Yesus. Itu menyebabkan Yesus pergi ke dekat gurun (Yoh 11:54), untuk
menghindarkan penangkapan. Tetapi pada waktu waktunya memang sudah dekat (kurang
6 hari), sekalipun Yesus pasti tahu adanya pencarian dan perintah penangkapan terhadap
dirinya (Yoh 11:56-57), Ia sengaja pergi ke Betania (Betania, adalah tempat tinggal
Lazarus, yang baru Ia bangkitkan dari antara orang mati) mendekati Yerusalem. Ini
menunjukkan bahwa Ia benar-benar mendekati kematian karena Ia siap mati di salib
untuk dosa manusia.

Jika berpatokan dari Yoh.11:54, maka Yesus bersama dengan murid-murid –Nya
telah melakukan perjalanan dari Efraim menuju ke Betania. Jarak Efraim ke Betania
kurang lebih 10 Km. Sementara Betania terletak di balik Bukit Zaitun dekat Yerusalem
(Mark.11:1; Yoh 11:18). Jarak Betania ke Yerusalem kurang lebih 2,7 Km. Tujuan Yesus
adalah yerusalem tetapi mereka singgah ke betania untuk menghadiri perjamuan untuk
Nya.

b. Ayat 2
Yohanes 12:2 (TB) Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani,
sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus.

2
DAVE HAGELBERG, TAFSIRAN INJIL YOHANES (YOGYAKARTA, ANDI, 2001) HAL. 191.
3
https://thirdmill.org/files/english/texts/calvin/commentaries/comm_vol35.html
Kita dapat mengetahui dari Matius 26:6 dan Markus 14:3 bahwa perjamuan itu
tidak diadakan di rumah Marta, Maria, dan Lazarus, tetapi di rumah Simon, seorang
penderita kusta.

Tentu saja perempuan dapat hadir di sebuah perjamuan, tapi tidak untuk duduk
semeja dengan laki-laki, melainkan lebih banyak berperan sebagai pelayan. Karena tidak
ada komentar negatif tentang layanan yang ia berikan, Marta telah melayani dengan baik.
Karena Marta menghormati dan mengasihi Yesus, yang dia sebut sebagai Guru, Tuhan,
Mesias, dan Anak Allah, maka pelayanan yang dia lakukan dapat dipastikan berasal dari
kasih dan penghormatannya kepada Yesus.

Bagi orang Yahudi, melayani dapat memiliki makna yang lebih mendalam karena
di dalamnya mengandung relasi antara pelayan dengan tuannya. Apalagi jika ia melayani
seorang tuan besar yang termashyur, maka melayani bukan sebuah tugas yang tidak layak
untuk dilakukan. Kata ini juga dapat memiliki konsep yang kuat tentang pelayanan yang
didasarkan oleh kasih. Hal inilah yang membuat pelayanan Marta menjadi sebuah
pelayanan yang dipandang sangat layak dan terhormat, serta patut untuk diteladani.4

Matius 26:6 (TB) Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta.

Markus 14:30 (TB) Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta,
dan sedang duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-buli
pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkannya
leher buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala Yesus.

Meskipun ada perintah penangkapan terhadap Yesus (Yoh 11:56-57, bdk. juga
Yoh 12:10), mereka dengan berani pergi ke perjamuan yang diadakan untuk Yesus. Ini
jelas menunjukkan tindakan kasih. Marta juga diayat ini menunjukan sebuah tidakan
kasih, Perjamuan ini tidak diadakan di rumahnya. Ini berbeda dengan peristiwa dalam
Lukas 10:38-42, yang memang diadakan di rumahnya. Marta tidak bersikap seperti tamu
yang ingin dilayani; sebaliknya, ia melayani.

Secara harfiah makan dengan Yesus adalah berbaring dengan dia. Perlu diingat
bahwa pada masa itu, perjamuan tidak diadakan dengan duduk di kursi, tetapi dalam
4
Kittel, Theological Dictionary of the New Testament, 83
posisi duduk di lantai dan setengah berbaring dengan kaki ditekuk ke belakang. Dengan
posisi ini, hanya dengan berlutut Maria dengan mudah dapat menggapai Yesus dari
belakang.

c. Ayat 3
Yohanes 12:3 (TB) Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni
yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya;
dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.

Dalam matius 26:12, Maria mencurahkan (merujuk kepada pengurapan) minyak itu.
Mencurahkan memiliki arti sebuah pengakuan bahwa Yesus adalah Raja. Tuhan Yesus
adalah mesias. Kata "Mesias" dalam bahasa Ibrani adalah ‫ ָמ ִׁש יַח‬- MESIAKH, bahasa
Aram 'MESIHA' dan bahasa Arab 'MASIH', artinya "YANG DIURAPI". Kata ini ditulis
Χριστός - KRISTOS dalam bahasa Yunani, dari kata kerja χρίω - KHRIÔ, "mengurapi".

Perempuan itu "mencurahkan" (mat 26:7) minyak wangi . Kata "mencurahkan" dalam
bahasa asli Alkitab, kata Yunani yang dipakai adalah καταχέω – KATAKHEÔ dan
βάλλω - BALLÔ, bukan kata χρίω - KHRIÔ (mengurapi). Namun apa yang ia lakukan ini
menyatakan secara kasat mata, tindakan "mengurapi" (χρίω - KHRIÔ). Oleh karena itu,
tindakan "pengurapan dengan minyak" yang dilakukan kepada Tuhan Yesus dalam
peristiwa tersebut menunjukkan bahwa Dia adalah Sang Mesias. Dengan demikian,
Tuhan Yesus secara resmi menerima gelar Mesias (yang diurapi).

Yohanes 12:7 (TB) Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini
mengingat hari penguburan-Ku.

Matius 26:12 (TB) Sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuh-Ku, ia membuat
suatu persiapan untuk penguburan-Ku.

Mengurapi tubuh atau kepala dengan minyak adalah kebiasaan orang Yahudi, seperti
halnya orang-orang di negara-negara Timur lainnya. Menurut Ulangan 28:40; Rut 3:3;
dan Mikha 6:15 Menurut Lukas 7:46 dan Mazmur 23, mengurapi kepala dengan
minyak, tampaknya juga merupakan tanda penghormatan yang kadang-kadang diberikan
oleh tuan rumah kepada tamunya. Pengurapan biasanya memang dilakukan pada kepala,
tetapi karena Maria mencurahkan begitu banyak minyak maka minyak yang dicurahkan
ke kepala itu turun ke tubuh (matius 26:12 - ‘sebab dengan mencurahkan minyak itu ke
tubuhKu’), dan terus sampai ke kaki Yesus, lalu Maria menyekanya dengan rambutnya.

Dalam acara resmi pengurapan biasa nya dilakukan ketika pelantikan suatu jabatan
seperti, Nabi (1 raj 19:16), imam (kel 40;15), raja (1sam 9:16), benda yang dikhusukan
untuk ibadah (kej 31:13)

Pada dasarnya, pengurapan pada kepala seseorang mengandung tema kingship di


dalamnya, tetapi Yohanes memperlihatkan pengurapan pada kaki Yesus oleh Maria
memiliki motif untuk menonjolkan Yesus sebagai Raja yang bukan berasal dari dunia ini
(Yoh. 18:36), dan yang harus menderita di dunia ini demi menjalankan misi
penyelamatanNya. Injil Yohanes ingin menekankan kepada kerendahan hati dan kasih
yang besar Maria kepada -Nya ketika ia menyeka kaki Yesus dengan rambutnya.

Yohanes 18:36 (TB) Jawab Yesus: "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika
Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan
diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini."

Minyak merupakan benda yang memiliki harga yang tinggi dengan proses pembuatan
dan bahan-bahan yang tidak mudah untuk didapatkan, oleh karena itu pengurapan
dilakukan menggunakan minyak bukan air, ini merupakan sebuah tradisi yang telah
terjadi turun temurun. Pada zaman itu juga kesucian minyak dilindungi oleh hukum
upacara, yang melarang penggunaannya untuk hal-hal lain kecuali untuk ritual seperti
pernikahan, penguburan, dan ritual dalam bait suci. Pelanggarannya diganjar dengan
pengusiran dari kalangan masyarakat Yahudi.

Setengah kati (litra), setengah liter atau sepertiga kilogram atau 327,45 gram. Jumlah
yang cukup banyak untuk sebuah pengurapan. seluruhnya dipakai karena leher buli-buli
itu dipecahkan (mrk 14:3).

Minyak biasa nya merujuk pada minyak wangi tertentu. Minyak narwastu murni,
yang berarti minyak nard murni. Minyak nard diambil dari tanaman nard, yang tumbuh di
india utara. Minyak narwastu bisa juga dikatakan sebagai parfum, minyak ini berasal dari
tumbuhan spikenard yang diolah menjadi minyak yang begitu mahal harganya (impor
dari india) dengan kualitas tinggi yang banyak dijual dipasar betania.
Yesus berserta yang lainnya berbaring disitu (sesuai kebiasaan mereka) sehingga
kaki mereka mudah untuk didekati oleh orang. Maria meminyaki kaki Yesus, Maria tidak
memikirkan harga harga minyak itu dan menyeka kaki Tuhan Yesus dengan rambut nya
itu. Karena Yesus telah membangkitkan Lazarus.

Dengan jumlah sebanyak ini ada yang beranggapan bahwa ini merupakan suatu
pemborosan, karena pada saat itu upah 1 dinar dalam sehari, jadi jika dihitung total harga
minyak itu sekitar 1 tahun lebih kerja. Hal ini merepresentasikan seluruh harta Maria
dipersembahkan di kaki Yesus. John Thomas menyatakan bahwa penggunaan minyak
narwastu oleh Maria sebagai ganti air juga memperlihatkan motivasi dari tindakan Maria
adalah kasih.

Dalam budaya masyarakat pada saat itu, tindakan membasuh kaki merupakan hal
yang biasa dilakukan oleh diri sendiri maupun oleh seorang pelayan. Seseorang yang
dengan sukarela membasuh kaki yang lainnya memperlihatkan bahwa ia berkenan untuk
merendahkan dirinya seperti seorang pelayan bagi orang tersebut, dan hal itu dilakukan
sebagai sebuah tindakan kasih dan penghormatan terhadap orang tersebut. Postur tubuh
seseorang juga dapat menunjukkan bagaimana mereka menghormati orang lain. Postur
membungkuk dan bersujud, seperti yang dilakukan pelayan yang berdiri dan menunggu
tuannya duduk, juga menunjukkan penghormatan kepada seseorang yang olehnya ia
membungkukkan diri.

Namun cara Maria mengurapi kaki Yesus dengan rambutnya di perjamuan ini
menimbulkan reaksi dan komentar dari para undangan. Matius dan Markus mencatat
bahwa reaksi tersebut adalah reaksi kegusaran, yakni rasa marah dan rasa tidak senang
dengan pengurapan yang dilakukan oleh perempuan ini (Mat. 26:8; Mrk. 14:4). Pada
dasarnya, tidak lazim bagi seorang perempuan untuk mengikuti perjamuan bersama laki-
laki, Perempuan yang demikian akan dipertanyakan reputasinya. 5 Tindakan yang
dilakukan Maria dianggap melampaui norma sosial. Namun Maria tidak memperdulikan
hal itu ia tetap dengan rendah hati, menyeka kaki Yesus dengan rambutnya. ia
memperlihatkan postur tubuh seorang hamba, yang bersujud di kaki tuannya.
Melayaninya

5
Malina and Rohrbaugh, Social Science Commentary on the Synoptic Gospels, 128.
dan membasuh kaki tuannya. Maria menggunakan rambut nya untuk membasuk kaki
Yesus, hal ini melambangkan bahwa Maria memberikan otoritas penuh atas hidupnya
kepada Yesus.

Rambutnya yang menempati posisi yang tinggi dalam hierarki tubuhnya, ditundukkan
di bagian paling rendah dari tubuh seseorang, yakni pada kaki Yesus. Bahkan seorang
pelayan yang hanya menyentuh kaki tuannya saja sudah dianggap rendah, apalagi Maria
yang membasuh kaki tersebut dengan rambutnya. Semua ini dilakukan bukan karena
paksaan sebagai seorang budak atau tawanan, atau tuntutan sosial pada seorang anak atau
istri, melainkan dengan sukarela karena kasih.6

Tindakan Maria ini merupakan suatu tindakan pengorbanan besar, karena minyak
narwastu murni itu sangat mahal harganya. Maria sadar bahwa kesempatan untuk
mengungkapkan pengabdian segera akan berakhir, karena itu ia memanfaatkan waktu
yang tersedia. Iman dan pengabdiannya kepada Tuhan merupakan teladan tertinggi dari
apa yang diinginkan Allah dari orang percaya. Oleh karena itu Yesus menyatakan bahwa
perbuatan kasih itu akan disebut dimana saja Injil diberitakan.

Maria memberi banyak, tetapi dengan rendah hati. Hati Maria yang mengasihi
Yesus, menilai bahwa tidak ada persembahan yang terlalu berharga untuk Kristus.

Menurut William Barclay Cinta itu bukan cinta kalau itu memperhitungkan biaya
atau harga. Cinta itu memberikan semua miliknya dan satu-satunya penyesalan, adalah
bahwa ia tidak mempunyai lebih banyak lagi untuk diberikan.

Maria, seorang perempuan yang menyerahkan dirinya kepada Yesus dengan


memberikan totalitas penyembahan dari seluruh dirinya dan hartanya, berbanding terbalik
dengan Yudas, yang menyerahkan Yesus demi mendapatkan tiga puluh keping perak bagi
dirinya. Sebuah kontras yang menempatkan Yudas sebagai murid yang sangat
menyedihkan. Tidak mengherankan jika Yohanes dalam Injilnya, tanpa basa basi lagi,
menyebut Yudas sebagai Iblis (6:70), kerasukan setan (13:27), yang telah ditentukan
untuk binasa (17:12), pengkhianat (18:5), dan pencuri yang tidak peduli dengan orang-

6
Keener, The Gospel of John: A Commentary, 863.
orang miskin (12:6). Pengontrasan Maria dan Yudas ini telah memberikan sebuah posisi
yang terhormat kepada Maria dan posisi yang tidak terhormat bagi Yudas.

Injil yohanes juga ingin menjunkan suatu perbandingan antara Maria dan Yudas.
Maria merupakan perwujudan dari pengorbanan diri, Yudas merupakan perwujudan dari
ke egoisan dan mementingkan diri sendiri.

d. Ayat 4-6
Yohanes 12:4 (TB) Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang
akan segera menyerahkan Dia, berkata:

Yohanes 12:5 (TB) "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan
uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?"

Yohanes 12:6 (TB) Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib
orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil
uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.

Tidak secara sembarangan nama Yudas Iskariot muncul di ayat ini, rasul Yohanes
menjelaskan secara jelas bahwa Yudas Iskariot lah yang akan segera menyerahkan Tuhan
Yesus (pasal 6:71, 18:2&5).

Ketika Maria melakukan tindakan kasih, adanya serangan yang terjadi melalui
kritikan kepada Maria. Dalam Injil Yohanes tertulis hanya Yudas lah yang mengkritik,
tetapi sebenar nya ada orang lain juga yang mengkritiknya yaitu para murid-murid –Nya
juga (Matius 26:8, markus 14:4-5), ini menunjukan bahwa ada banyak yang mengkritik
tidakan Maria itu. Mungkin Yudas lah yang pertama dan memulai kritikan itu sehingga
murid-murid yang lain pun ikut-ikutan mengkritik. Yudas tidak suka dengan apa yang
dilakukan Maria, dan itu membuat rasul-rasul lain tidak suka juga.

Ini salah satu alasan mengapa kita dilarang membicarakan orang yang tidak baik.
Karena itu, sangat penting untuk berhati-hati saat menyatakan ketidaksenangan saudara
terhadap seseorang, terutama jika orang itu adalah hamba Tuhan. Rasa tidak senang ini
dapat menyebar dan menular.
Pulpit Commentary: “How ready even good men are at times to respond to the
suggestions of selfish but plausible men” ( Bahkan orang-orang yang baik kadang-kadang
siap untuk menanggapi usul dari orang yang egois tetapi logis).

Namun perlu kita pahami sekalipun yang mengkritik banyak, belum tentu kritikannya
benar. Ingat bahwa kebenaran bukanlah persoalan demokrasi. Yang banyak belum tentu
benar. Tidak perlu takut atau mundur jika Anda melakukan sesuatu yang benar sama
halnya dengan Maria. Anda tidak perlu takut bahkan jika Anda dikritik oleh banyak
orang, bahkan oleh mereka yang berposisi tinggi.

Yudas Iskariot sendiri tidak melakukan tindakan kasih untuk Tuhan, tetapi dia
mengkritik mereka yang melakukannya. William Hendriksen: “The selfish person cannot
understand the unselfish individual” (Orang yang egois tidak bisa mengerti orang yang
tidak egois).

Yudas menilai tinggi harga minyak wangi itu 300 dinar, Tetapi celakanya,Yudas
menilai rendah Gurunya sendiri dengan 30 keping perak (30 syikal sama dengan 120
dinar, dan satu dinar adalah upah kerja satu hari pada saat itu.) yang dimana itu adalah
harga seorang budak. (Mat 26:15, Kel 21:32).

Yudas mengatakan bahwa minyak wangi itu sebaiknya dijual, dan uangnya diberikan
kepada orang miskin. Menurut usul Yudas ini, serta dari Yohanes 13:29, jelas bahwa kas
sering digunakan untuk membantu orang miskin pada saat itu. Oleh karena itu, usul
Yudas terlihat sangat logis. Namun alasan yang sebenarnya Yudas mengatakan hal itu
adalah karena ia adalah seorang pencuri (yoh 12:6).

Yudas berbeda dengan rasul-rasul lainnya. Rasul-rasul lain memiliki motivasi yang
benar meskipun kritikannya salah, tetapi Yudas tidak. Yudas menggunakan "amal" untuk
menutupi ketamakan dan pencuriannya. Dari semua ini terlihat bahwa Yudas seharusnya
mengintrospeksi dirinya sendiri sebelum mengkritik Maria, karena kritikannya
sebenarnya berasal dari kebejatannya sendiri. Meskipun Yesus memakai seorang pencuri
sebagai bendahara, karena Yesus ingin memenuhi rencana Allah, yang menetapkan diri-
Nya untuk dikhianati oleh Yudas.

e. Ayat 7-8
Yohanes 12:7 (TB) Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini
mengingat hari penguburan-Ku.

Yohanes 12:8 (TB) Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi
Aku tidak akan selalu ada pada kamu."

Dalam ayat 7, kita ketahui bahwa Yesus membela Maria ketika ia di kritik oleh
murid-murid –Nya. Ini berarti Maria telah melakukan sesuatu yang benar dihadapan –
Nya. Dapat kita tangkap juga bahwa apa yang telah dipersembahkan kepada Tuhan
biarlah itu untuk Tuhan. jika itu untuk orang miskin berikanlah itu kepada orang miskin.
Yesus tidak menentang memberikan uang kepada orang miskin. Sebaliknya, Dia
menekankan bahwa tujuan utamanya adalah Dia, bukan orang miskin. Oleh karena itu,
memberi kepada orang miskin adalah tindakan yang baik; namun, pada saat itu,
mengurapi Yesus adalah yang terbaik. Sangat penting untuk memahami prioritas mana
yang paling penting.

Yesus membungkam Yudas dan berkata bahwa uang dapat diberikan kepada
orang miskin kapan saja, tetapi tindakan baik terhadap Dia harus dilakukan sekarang
karena kesempatan itu akan hilang segera. Kesempatan harus diraih pada saat kesempatan
itu ada.

Jika Yesus membenarkan perbuatan Maria saat itu, itu tidak berarti bahwa Ia
menginginkan pengurapan dengan minyak wangi itu dilakukan setiap hari. Perhatikan
bahwa Yesus membela tindakan Maria dengan mengatakan bahwa itu dilakukan untuk
penguburanNya (ayat 7), yang menunjukkan bahwa itu tidak boleh dilakukan lagi. Dalam
ayat 8 ditambahkan untuk menunjukkan bahwa tindakan Maria hanya benar untuk kali itu
saja, untuk selanjutnya mereka harus memperhatikan orang miskin (ulangan 15:11)

Setelah Yesus menolak usul Yudas (ayat 7-8), Yudas menjadi sangat marah dan
inilah yang menjadi salah satu alasan Yudas pergi menjual Yesus (Matius 26:14-16;
Markus 14:10-11). Ini menunjukkan bahaya dosa, yang semakin lama membuat orangnya
keras hati, kehilangan kesempatan untuk mencuri, membangkitkan kemarahannya
sehingga dia tidak ragu untuk mengkhianati Kristus. Jadi, dalam ruangan yang sama ada
bau busuk ketamakan maupun minyak wangi kasih.
f. Ayat 9-11
Yohanes 12:9 (TB) Sejumlah besar orang Yahudi mendengar, bahwa Yesus ada
di sana dan mereka datang bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat
Lazarus, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati.

Yohanes 12:10 (TB) Lalu imam-imam kepala bermupakat untuk membunuh


Lazarus juga,

Yohanes 12:11 (TB) sebab karena dia banyak orang Yahudi meninggalkan
mereka dan percaya kepada Yesus.

Dalam ayat 9, ini merupakan efek dari mujizat pembangkitan Lazarus. Sejumlah
besar orang yahudi itu kemungkinan adalah kerumunan penziarah yang disebutkan dalam
Yohanes 11:55, yang sekarang datang ke betania. Ada yang datang bukan untuk
mendengarkan-Nya, tetapi hanya untuk memenuhi rasa penasaran mereka dengan
melihat-Nya di Betania, Namun ada juga yang datang untuk Dia. Mereka khawatir bahwa
Ia tidak akan menampakkan diri lagi di depan umum pada hari Paskah, seperti yang Ia
sering lakukan sebelumnya.

Lazarus menjadi perhatian publik sebagai seorang yang hidup kembali dari
kematian. Tetapi justru kesaksian Lazarus mengenai Yesus menggelisahkan para iman-
imam kepala, dalam ayat ini (ayat 10) menunjukan bahwa para imam menambahkan
Lazarus dalam “daftar hitam” mereka. para imam kepala melihat kemajuan pesat yang
dicapai oleh Tuhan kita Yesus, Mereka bersekongkol mencari cara untuk membunuh
Lazarus juga, sebab karena dialah (yaitu karena apa yang telah diperbuat baginya, dan
bukan karena apa yang telah ia katakan atau perbuat), banyak orang Yahudi
meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus.

Inilah contoh dari luapan amarah yang begitu keji, hal itu menandakan bahwa
mereka tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun. Mereka tidak akan
melakukan hal-hal seperti itu jika saja mereka takut akan Allah. Allah menghendaki
supaya Lazarus hidup kembali melalui sebuah mujizat, tetapi mereka justru
menginginkan dia mati melalui sebuah kejahatan. Jadi, tindakan mereka itu tidak lain
adalah menentang Allah.
Dalam ayat 11 merupakan pernyataan lain yang menandakan adanya orang yang
menjadi percaya dan mendukung Yesus, karena mereka (orang yahudi) telah mendengar
Lazarus yang telah dibangkit kembali dari kematian. “Meninggalkan mereka” (ayat 11),
berarti kiasan tentang perpindahan iman orang-orang yahudi menuju kepada Yesus.

Semua upaya mereka sejauh ini untuk menentang Kristus menjadi sia-sia. Mereka
telah melakukan segala upaya untuk menjauhkan orang Yahudi dari-Nya dan mendorong
mereka untuk melawan Dia. Namun, banyak orang Yahudi, yang merupakan tetangga
mereka sendiri, bawahan mereka, dan pengagum mereka, begitu terpukau dengan bukti
mujizat Kristus sampai mereka meninggalkan kepentingan para imam dan tidak lagi
mendukung mereka.

Karena kebangkitan Lazarus, iman mereka dihidupkan kembali. Ini meyakinkan


mereka bahwa Yesus adalah sungguh-sungguh Mesias, yang memiliki kehidupan dalam
diri-Nya sendiri dan memiliki kekuatan untuk memberikan kehidupan kepada orang lain.
Mujizat-mujizat-Nya yang lain yang mereka dengar dia lakukan di Galilea diperkuat
keyakinan mereka.

VI. KESIMPULAN

Maria, seorang perempuan yang menyerahkan dirinya kepada Yesus dengan memberikan
totalitas penyembahan dari seluruh dirinya dan hartanya, berbanding terbalik dengan Yudas,
yang menyerahkan Yesus demi mendapatkan tiga puluh keping perak bagi dirinya. Sebuah
kontras yang menempatkan Yudas sebagai murid yang sangat menyedihkan.

Yesus bersama dengan murid-murid –Nya telah melakukan perjalanan dari Efraim menuju ke
Betania. Jarak Efraim ke Betania kurang lebih 10 Km. Sementara Betania terletak di balik Bukit
Zaitun dekat Yerusalem. Jarak Betania ke Yerusalem kurang lebih 2,7 Km. Tujuan Yesus adalah
yerusalem tetapi mereka singgah ke betania untuk menghadiri perjamuan untuk Nya.

Tokoh-tokoh Yahudi sudah bersepakat untuk membunuh Yesus. Itu menyebabkan Yesus
pergi ke dekat gurun, untuk menghindarkan penangkapan. Tetapi pada waktu waktunya memang
sudah dekat (kurang 6 hari), sekalipun Yesus pasti tahu adanya pencarian dan perintah
penangkapan terhadap dirinya, Ia sengaja pergi ke Betania (Betania, adalah tempat tinggal
Lazarus, yang baru Ia bangkitkan dari antara orang mati) mendekati Yerusalem. Ini
menunjukkan bahwa Ia benar-benar mendekati kematian karena Ia siap mati di salib untuk dosa
manusia.

Perjamuan itu tidak diadakan di rumah Marta, Maria, dan Lazarus, tetapi di rumah Simon,
seorang penderita kusta. Ada kemungkinan bahwa mereka adalah keluarga dari simon si kusta,
karena dalam ayat 2 tertulis bahwa Marta melayani (pelayan bertugas melayani tamu).

Minyak merupakan benda yang memiliki harga yang tinggi dengan proses pembuatan dan
bahan-bahan yang tidak mudah untuk didapatkan, oleh karena itu pengurapan dilakukan
menggunakan minyak bukan air, ini merupakan sebuah tradisi yang telah terjadi turun temurun.

Setengah kati (litra), setengah liter atau sepertiga kilogram atau 327,45 gram.

Minyak biasa nya merujuk pada minyak wangi tertentu. Minyak narwastu murni, yang berarti
minyak nard murni. Minyak nard diambil dari tanaman nard, yang tumbuh di india utara. Minyak
narwastu bisa juga dikatakan sebagai parfum, minyak ini berasal dari tumbuhan spikenard yang
diolah menjadi minyak yang begitu mahal harganya (impor dari india) dengan kualitas tinggi
yang banyak dijual dipasar betania.

Tindakan Maria ini merupakan suatu tindakan pengorbanan besar, karena minyak narwastu
murni itu sangat mahal harganya. Maria sadar bahwa kesempatan untuk mengungkapkan
pengabdian segera akan berakhir, karena itu ia memanfaatkan waktu yang tersedia.

Yudas mengatakan bahwa minyak wangi itu sebaiknya dijual, dan uangnya diberikan kepada
orang miskin. Namun alasan yang sebenarnya Yudas mengatakan hal itu adalah karena ia adalah
seorang pencuri.

Yesus tidak menentang memberikan uang kepada orang miskin. Sebaliknya, Dia
menekankan bahwa tujuan utamanya adalah Dia, bukan orang miskin. Oleh karena itu, memberi
kepada orang miskin adalah tindakan yang baik; namun, pada saat itu, mengurapi Yesus adalah
yang terbaik. Sangat penting untuk memahami prioritas mana yang paling penting.

Anda mungkin juga menyukai