Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ronaldo Rizal Pasaribu

Nim : 16.3136
Kelas : Semester 6B
Mata Kuliah : Hermeneutik Perjanjian Baru II
Dosen : Pdr. Dr. Raulina Siagian

Tafsiran Naratif
“Lazarus Dibangkitkan”
(Yohanes 11:1-44)

Para bapa gereja menyatakan kitab Injil ini ditulis oleh rasul Yohanes pada akhir
kehidupan yang panjang, dan kebanyakan ahli tetap memberikan tanggal penulisan antara tahun
70-100 M1, dan tema sentralnya ialah Yesus, Anak Allah. Khusus Yohanes 11:1-44 ini memakai
alur maju mudur dimana murid mengingatkan Yesus pernah hampir di lempari ketika menuju
Yudea namun Yesus mengajak para murid untuk kembali ke Yudea untuk melihat Lazarus yang
telah mati.

Nas Yohanes 11:1-44 adalah kisah Yesus membangkitkan Lazarus yang merupakan tanda
ketujuh. Tanda pertama adalah Yesus di perkawinan Kana; Tanda kedua Yesus menyembuhkan
anak pegawai istana; Tanda ketiga Yesus menyembuhkan seorang yang sakit; Tanda keempat
Yesus memberi makan lima ribu orang; kelima Yesus berjalan di atas air; Tanda keenam Yesus
menyembuhkan orang yang buta sejak lahir. Gaya Tanda sastra yang dipakai dalam perikop ini
adalah Ketidak mengertian yang mana orang dianggap/dinyatakan seolah-olah bodoh dan hal ini
dimanfaatkan oleh penginjil Yohanes untuk menjelaskan.

Yohanes memahat cerita tentang Lazarus melalui khoasme. Pasal ini mengikuti garis
besar structural yang dikemukakan oleh Peter F. Ellis

a: Di Betania yang diseberang Yordan banyak orang percaya kepada Yesus (10:40-42)
b: Di Betania dekat Yerusalem Yesus membangkitkan Lazarus yang sudah dikubur empat hari
(11:1-44)
c: Para pemimpin Agama Yahudi bersepakat untuk membunuh Yesus (11:45-57)

1
John Drane, Memahami Perjanjian Baru, (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2016), 227
1
b’: Di Berania dekat Yerusalem Maru=ia Mengurapi Yesus untuk penguburan-Nya (12:1-8)
a’: Di Betania dekat Yerusalem banyak orang percaya kepada Yesus (12:9-11)2

a. (ayat 1-5) Latar belakang perikop: Pada perikop ini menceritakan tentang Lazarus, orang
yang dikasiihi Yesus sedang sakit. Lazarus ini adalah saudara dari Marta, adik Maria yang pernah
meminyaki kaki Yesus dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya. Maria dan
marta kemudian mengirimkan berita kepada Yesus bahwa Lazarus sakit. Setelah Yesus
mendengar bahwa orang yang dikasihi-Nya Lazarus sakit, maka Yesus sengaja tinggal dua hari
lagi di tempat dimana Dia berada. Dia menegaskan bahwa penyakit yang diderita Lazarus tidak
akan mendatangkan kematian, namun akan mendatangkan kemulian.

b. (ayat 6-10) Yesus mengajak para murid untuk mengunjungi Lazarus di Betania: Setelah
Yesus memutuskan untuk tinggal dua hari lamanya, maka Yesus kemudian mengajak para rasul
mengunjungi Lazarus di Betania. Yesus yang tadinya menyingkir dari Yudea ke daerah sungai
Yordan, kemudian mengajak para rasul ke Betania, sekitar 2 mil dari Yerusalem. Pernah
mengalami akan dilempari batu, maka murid mencoba memperingatkan Yesus untuk tidak
kembali ke daerah Yudea.

c. (ayat 11-16) Percakapan Yesus dengan muridNya: Pada bagian ini, Yesus menjelaskan
bahwa Lazarus telah tertidur atau mati. Dan sekali lagi, Yesus menyatakan bahwa kematian
Lazarus dapat berguna, sehingga para murid dan banyak orang akan semakin percaya.

d. (ayat 17-27) Percakapan Yesus dengan Marta: Ketika Yesus dan para rasul tiba di Betania,
maka Lazarus telah empat hari berada di dalam kubur. Mendengar bahwa Yesus telah tiba, maka
Marta bergegas menemui Yesus. Maria mengatakan bahwa kalau Yesus datang sebelumnya,
maka Lazarus pasti tidak akan mati. Namun, Marta tetap menyatakan kepercayaannya kepada
Yesus, Anak Allah (lih. ay.27). Dalam percakapan inilah Yesus menyatakan, bahwa Dia adalah
kebangkitan dan hidup (ay.25), dan menyatakan bahwa Lazarus akan bangkit. Namun, Marta
tidak menangkap dengan jelas, apakah Yesus akan membangkitkan Lazarus sekarang atau pada
saat kebangkitan badan.

e. (ayat 28-35) Percakapan Yesus dengan Maria: Marta kemudian memberitahu Maria bahwa
Yesus datang. Dengan bergegas Maria bertemu dengan Yesus, tersungkur di bawah kakiNya dan

2
Michael H. Crosby, Apakah Engkau Mengenal Aku?, (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2012), 142
2
mengatakan hal yang sama bahwa kalau seandainya Yesus ada di situ, maka Lazarus tidak akan
mati. Terdorong oleh perasaan kasih, maka Yesus turut menangis.

f. (ayat 36-38) Orang banyak berkomentar: Orang banyak yang menyaksikan Yesus menangis,
mengatakan bahwa Yesus sungguh mencintai Maria dan saudara-saudaranya. Namun, orang
banyak ini kemudian mempertanyakan mengapa Yesus yang telah melakukan begitu banyak
mukjizat tidak dapat membangkitkan Lazarus dari mati.

g. (ayat 39-44) Yesus membangkitkan Lazarus: Kemudian Yesus pergi ke kubur, dan setelah
berdoa, Yesus berbicara langsung dengan Lazarus untuk keluar dari kubur. Melihat mukjizat ini,
maka banyak orang yang percaya kepada Yesus.

Perikop ini dibagi menjadi 4 babak

1. Mati dan lengah (1-16)

2. Penyesalan dan wahyu (17-27)

3. Kasih sayang (28-37)

4. Dari kematian ke kehidupan (38-44)3

Dalam pasal 11:1-4 Yohanes dengan cepat mempersiapkan kita bagi apa yang akan
muncul di dalam puncak cerita tersebut. Pertama, ia memperkenalkan para pemeran yang terlibat
di dalam cerita tersebut: Maria yang digambarkan sebagai tokoh yang percaya kepada Yesus
(ay.32), Marta yang digambarkan juga adalah orang yang percaya kepada Yesus namun
kepercayaanya belum lengkap karena dia belum mengerti sepenuhnya perkataan Yesus (ay.21-
27), dan Lazarus adalah sosok yang digambarkan oleh narator sebagai saudara yang dikasihi
Yesus. Yesus kemudian mendapat kabar tentang sakitnya Lazarus, sahabat yang dikasihi-Nya.
Tanggapan Yesus pada kabar tersebut amat mengecewakan dan mengejutkan. Melalui Yesus,
Yohanes menunjukkan pada kita hasil akhir penyakit itu- hal itu akan menjadi alat yang sekali
lagi akan meneguhkan kehadiran Allah (ay.4). Namun, saat itu kita mendengar bahwa, sekalipun
Yesus mengasihi Lazarus dan saudar-saudaranya, Dia mondar-mandir saja di situ selama dua hari
meskipu Ia telah menerima kabar tentang penyakit sahabat-Nya. Pada akhirnya, Yesus

3
V.C. Pfitzner, ChirRho Commentary Series: The Gospel According to JOHN, (Lutheran Publishing House 1988),
196
3
memutuskan untuk kembali ke Yudea- paling tidak menuju daerah Betania tempat sahabat-Nya
terbaring sekarat.

Yesus mengingatkan para pengikut-Nya bahwa Lazarus sedang tertidur dan bahwa hanya
kuasa Allahlah yang dapat membangunkan dia, namun mereka gagal untuk memahami apa yang
Yesus maksudkan; oleh sebab itu Tuhan merea harus mengatakan dengan terus terang pada
mereka- Lazarus mati (11:11-15). Lazarus telah berada di dalam kubur selama empat hari,
sebuah pernyataan yang tersirat bahwa dari sudut pandang manusia ia benar-benar sudah mati
(11:17). Dengan mempertimabangkan keadaan yang kadang-kadang muncul pada kematian,
orang-orang Yahudi percaya bahawa roh orang yang meninggal itu menunggu di sekitar kubur
tiga hari setelah kematian karena itu dimungkinkan jika pada saat itu dilakukan apa yang pada
masa kini kita sebut “kebangkitan”. Namun, Lazarus benar-benar telah mati dan harapan untuk
pemulihannya telah hilang.

Ketika iman Marta yang benar, namun tak matang itu ditantang pernyataan Yesus dan
pertanyaan-Nya, “Percayakah engkau akan hal ini?”, jawabannya merupakan sebuah pengakuan
tentang siapa Yesus. Melalui pengakuan Marta, Yohanes sedang membimbing kita untuk melihat
pesan yang ada: Apa yang merupakan persoalan di hadapan kematian adalah siapakah Yesus
yang kamu percayai itu. Masalah tentang kematian benar-benar merupakan sebuah masalah
tentang jati diri Yesus. Jelas bahwa dalam rangka untuk membangun mutu dramatis dari cerita
ini, untuk meningkatkan antisipasi pembaca yang begitu kuat, Yohanes menekankan bahwa
Yesus tetap tinggal di mana pun Dia berada.

Narasi dramatis Yohannes berlanjut (ay.11:49-44. Angkat batu itu! Namun, kenyataan
kematian membuat raga telah membusuk. Doa Yesus pun memberi akibat dramatis karena dia
telah mengetahui apa yang akan Allah lakukan melalui Dia. Dengan perintah “Keluarlah!”
kematian mengalah pada Tuhannya dan Lazarus muncul dari dalam kubur dengan masih berbalut
kain kafan. Perintah terakhir Yesus agar balutan Lazarus dibuka dan membiarkannya pergi
dipenuhi makna simbolis karena seluruh maksud pokok kisah tersebut adalah bahwa Kristus
adalah sang Pembebas, yang memerdekakan manusia dari semua kuasa yang menindas dan
membelenggu.4

4
Robert Kysar, Injil Yohanes Sebagai Cerita, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003), 51-54
4

Anda mungkin juga menyukai