Anda di halaman 1dari 30

Juan Ramadewa

Musik Gereja 2020

EKSEGESE YOHANES 4:1-45

Yesus dan Perempuan Samaria

A. LATAR BELAKANG

Pasal ini mengisahkan tentang pertemuan dan perbincangan Yesus dengan

perempuan samaria ketika Yesus pergi meninggalkan Yudea menuju Galilea. Yudea

merupakan sebuah daerah di sebelah selatan Samaria ( Tempat dimana Yesus dan

murid-murid nya melayani dan membaptis di ayat 3:22). Galilea dan Yudea terletak di

wilayah yang berdekatan, hanya dipisahkan oleh wilayah Samaria. Galilea terletak di

utara dan Yudea terletak di selatan. Keduanya berjarak kira-kira 145km - 150km.

Rute tercepat / jalan pintas untuk sampai ke Galilea adalah melalui wilayah Samaria

dengan jarak tempuh kurang lebih 113 Km.

Di sebelah selatan Galilea adalah Samaria, bekas kerajaan Israel sebelah utara.

Daerah ini tanahnya tidak rata, berbukit-bukit, serta kurang subur dibandingkan

Galilea. Gunung Gerizim adalah pusat ibadat orang Samaria sejak zaman kemenangan

Israel, menjulang tinggi di tengah-tengah daerah itu. Dataran Sikhar merupakan

Merupakan daerah pertanian utama dan tempat Yakub menetap dan menggali

sumurnya (Yoh 4:5).

Sejak Zaman dahulu, Samaria dikenal oleh para nabi sebagai pusat

penyembahan Berhala(Yer 23:13). Ada ketegangan dan perpecahan antara Yahudi

dengan Samaria yang membuat orang yahudi anti terhadap orang Samaria meskipun

mereka memiliki akar yang sama dan beberapa kepercayaan yang sama berasal dari

judaisme. Mereka percaya kepada satu Tuhan, Musa sebagai sang nabi, kepada
hukum (hukum taurat + adat penyembahan berhala) yang mereka tuliskan menjadi

sebuah kitab bernama “Samaritan Pentateuch / Samaritan Torah” dan kepada musa

sebagai Taheb atau pembawa pembaharuan ( konsep yang mirip dengan Mesias).

Dengan kata lain, baik orang yahudi maupun samaria sama sama mempercayai

kedatangan Mesias dengan konsep kepercayaan masing-masing.

B. PERTANYAAN PENELITIAN

Mengacu kepada latar belakang yang telah diuraikan secara ringkas, maka dapat

diajukan pertanyaan sehubungan dengan Yohanes 4:1-45 yaitu apakah pesan teologis

yang terkandung di dalam pasal tersebut? Apakah ada hubungan antara kejadian pada

Yohanes 4:1-45 dengan kehidupan Kristen masa kini?

C. METODE TAFSIR

Penulisan makalah ini menggunakan metode analisis konteks, melihat latar belakang

sejarah dan geografis.

D. EKSEGESIS

1. ANALISIS KONTEKS

Konteks dari Yohanes 4:1 - 45 yaitu Yesus melakukan penginjilan kepada perempuan

Samaria untuk membawa kabar baik: tentang mesias dengan menunjukan kuasa-Nya

sebagai Anak Allah yang maha Tahu, pengharapan akan Air Hidup yang membawa

kepada kehidupan kekal, lepas dari kehidupan lama yang berdosa, dan esensi

penyembahan yang benar.


2. TAFSIRAN

1. Keilahian Yesus dan Baptisan

Yohanes 4:1-2 (TB) Ketika Tuhan Yesus mengetahui, bahwa orang-orang Farisi telah

mendengar, bahwa Ia memperoleh dan membaptis murid lebih banyak dari pada

Yohanes

— meskipun Yesus sendiri tidak membaptis, melainkan murid-murid-Nya, —

Pertama , ayat ini diawali dengan kalimat “ketika Tuhan Yesus mengetahui”

yang layak kita garis bawahi dan mengerti. Mengapa penulis menuliskan gelar

keilahian Yesus di awal kalimat ini sedangkan tidak munculkan di ayat-ayat

selanjutnya? Jelas penulis ingin menunjukan keilahian Yesus sebagai Anak Allah

sebagai garis besar utama kitab Yohanes. Yesus sebagai Anak Allah memiliki kuasa

dan otoritas yang membuatnya mengetahui apa yang akan terjadi, apa yang sedang

dipikirkan orang lain dan apa isi hati mereka( Matius 9:4,22:18). Meskipun Ia berada

dalam tubuh manusia 100% tetapi Dia juga tetap 100% Allah yang Maha Tahu. Jadi

jelas bahwa alasan ditulisnya ‘Tuhan” didepan nama Yesus untuk menunjukan bahwa

Ia maha Tahu. Ia mengetahui adanya usaha orang yahudi untuk membuat perpecahan

antara Yohanes dan Yesus yang terjadi pada Ayat 3:25-26 tanpa menerima informasi

dari siapapun.

Kedua, mengapa Yesus tidak membaptis para Murid-Nya? Ada beberapa

pandangan yang dipercaya sebagai alasan Yesus tidak membaptis, tetapi menyerahkan

baptisan kepada murid-Nya, yaitu:

 Ia ingin memberdayakan murid-muridNya untuk melakukan pekerjaan baptisan

supaya dapat melatih mereka untuk pelayanan-pelayanan selanjutnya.

 Yesus mencegah terjadinya kesombongan rohani. Jika Yesus sendiri yang

membaptis orang-orang tersebut, maka akan dapat menimbulkan kesombongan dan


tinggi hati merasa bahwa diri mereka lebih baik, eksklusif dan cenderung

merendahkan yang lain.

 Yesus mengajarkan bahwa kekuatan baptisan tidak tergantung pada siapa yang

melaksanakannya. Baik itu Yohanes pembaptis, Yesus ataupun murid-muridNya

semuanya tidak mempengaruhi kekuatan sakramen, baptisan satu dengan yang lain

tidak lebih kuat atau lebih hebat.

 Perbedaan baptisan. Yohanes akan membaptis orang percaya dengan air /

baptisan air. Sedangkan Yesus membaptis orang percaya dengan memberikan Roh

Kudus / Baptisan Roh Kudus (Mat 3:11).

2. Rute Perjalanan Yesus.

Yohanes 4:3-5 (TB) Ia pun meninggalkan Yudea dan kembali lagi ke Galilea.

Ia harus melintasi daerah Samaria.

Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah

yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf.

Pertama, ada beberapa pandangan lain yang dipercaya menjadi alasan dibalik

kembalinya Yesus dari Yudea ke Galilea,yaitu:

 Ia meninggalkan Yudea karena Ia mengetahui bahwa akan dianiaya oleh orang-

orang farisi. Karena Yudea merupakan tempat berkumpulnya para Sanhedrin

(dewan tertinggi agama Yahudi) di Yerusalem. Wilayah orang-orang farisi itu

sangat dekat dengan pelayanan Yesus sehingga Ia perlu menyingkir karena berita

sudah menyebar dan didengar oleh mereka, berbahaya jika tetap berada disana

karena belum waktu-Nya Yesus untuk menyerahkan diri.


 Yesus menghindari orang-orang farisi beserta para murid-Nya bukan dengan

kekuatan supranatural atau mujizat. Melainkan dengan cara yang paling

manusiawi dan standar yaitu larilah ke kota yang lain (Matius 10:23). Yesus

mengajarkan para murid untuk berpindah tempat demi keselamatan diri.

 Yesus Kembali ke Galilea karena memiliki tugas pelayanan yang harus

dikerjakan berhubungan dengan ayat 46 -54.

Kedua, secara geografis Yudea dan Galilea adalah wilayah yang dipisahkan

oleh wilayah Samaria. Jalur tercepat untuk kembali ke Galilea adalah dengan masuk

melalui wilayah Samaria. Tetapi masalahnya adalah ada perselisihan antara orang

Yahudi dan orang Samaria, orang Yahudi merasa lebih baik dibanding orang Samaria.

Orang-orang Yahudi memiliki kebiasaan bahwa jika mereka harus pergi ke wilayah

Yudea untuk menghadiri hari raya besar atau keperluan apapun juga, mereka harus

berjalan menghindari Samaria dan menyebrangi sungai Yordan selama 2 kali dan

berjalan di arah timur sungai Yordan memasuki wilayah perea, begitupun sebaliknya.
Wilayah Samaria adalah wilayah yang berbahaya karena sering timbulnya konflik dan

juga banyaknya perampokan maupun kejahatan yang sering terjadi, sehingga sangat

mengganggu perjalanan orang Yahudi.

Sangat menarik karena tertulis bahwa “Yesus harus melintasi daerah Samaria”.

Mengapa yesus memilih melintasi daerah Samaria dibandingkan memutar kewilayah

yang lain? Penulis menuliskan kata “harus” yang artinya Yesus Perlu kesana. Kata

Harus dapat diartikan sebagai kebutuhan sehubungan dengan apa yang diperlukan

untuk mencapai suatu Tujuan. Tujuan Yesus adalah berkaitan dengan keselamatan.

Yang artinya Yesus perlu memberitakan kabar baik tentang rencana keselamatan

Allah bagi orang-orang non Yahudi, karena keselamatan bukan hanya milik orang

Yahudi tetapi juga bersifat universal (bagi bangsa-bangsa lain yang percaya kepada

Kristus). Jadi bukan suatu kebetulan bahwa Yesus melintasi wilayah tersebut, pasti

ada Tujuan Ilahi dan dengan Tuntunan Roh Kudus sehingga Ia harus memasuki

daerah Samaria.

3. Sumur Yakub dan Kemanusiaan Yesus

Yohanes 4:6-8 (TB) Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan,

karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas.

Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus

kepadanya: "Berilah Aku minum."

Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan.

Pertama, sumur merupakan properti yang sangat berharga bagi masyarakat,

terutama masyarakat timur. Curah hujan yang sangat sedikit di wilayah palestina

terutama pada bulan mei sampai bulan september menjadikan sumur sebagai objek

vital bagi kelangsungan hidup masyarakat Yahudi. Sedikit berbeda dari sumur yang

kita ketahui sekarang bahwa sumur-sumur yang dibuat oleh orang-orang wilayah
palestina belum tentu memiliki mata air, sehingga sumur juga dibuat untuk

menampung air hujan. Budaya timur dekat kuno memahami sumur sebagai suatu

sarana yang sangat mahal harganya. Sumur dapat diwarisi kepada keturunan-

keturunannya (contohnya sumur Yakub yang diwarisi kepada Yusuf, anaknya) dan

juga sebaliknya dapat dimonopoli atau disalahgunakan, sehingga menjadi salah satu

masalah utama penyebab sering terjadi konflik ataupun perselisihan.

Bukan tanpa sebab Yesus duduk dan beristirahat di pinggir sumur itu. Selain

berfungsi untuk menyediakan air bagi keperluan rumah tangga, Sumur juga menjadi

tempat berkumpul masyarakat sekitar. Menurut kebudayaan timur dekat kuno, orang-

orang memiliki kebiasaan untuk berkumpul di dekat sumur karena letaknya yang

berada diluar rumah ditempat terbuka sehingga siapapun bisa datang dan sambil

memberikan minum ternaknya, mereka juga dapat bercengkrama dan bercerita satu

sama lain. Sumur ini menjadi sarana untuk berhubungan satu dengan yang lain

termasuk mencari pasangan dan bersosialisasi bagi para wanita karena biasanya para

wanita akan datang bergerombol dengan wanita-wanita lainnya di jam-jam tertentu

demi alasan keselamatan dan keamanan.

Kedua, Mengapa Yesus meminta minum kepada perempuan samaria itu?

Yesus membuka percakapan dengan perempuan itu dengan cara yang paling

sederhana yaitu menggunakan kebutuhan jasmani-Nya yang dapat letih dan haus. Apa

yang Yesus alami adalah hal yang manusiawi yang dapat dirasakan semua orang,

karena Yesus pun adalah 100% manusia. Setelah berjalan kurang lebih 70 Km

dibawah terik matahari Ia mengalami kelelahan karena Keadaan tubuh jasmani-Nya

yang terbatas sehingga membuatNya harus bekerja keras. Selain itu, keadaan sosial

yang sederhana juga mengharuskanNya untuk melakukan perjalanan dengan berjalan

kaki.
Selain juga karena keletihan yang Ia rasakan, tujuan utama Yesus meminta

minum adalah sebagai jembatan komunikasi dalam upaya pemberitaan injil. Tanpa

keraguan Yesus meminta kepada perempuan itu yang menunjukan bahwa Yesus tidak

terikat pada peselisihan seperti orang Yahudi yang lain. Tujuan Allah menciptakan

keberagaman bukan supaya menjadi pertentangan dan permasalahan, tetapi menjadi

satu keharmonisan dan kesatuan yang indah dimata Allah. Inilah yang Yesus kerjakan,

bahwa Ia menjadi jembatan perdamaian, bukan hanya mendamaikan Manusia

dihadapan Allah, tetapi juga menjadi penghubung antar perbedaan manusia supaya

siapapun dia dan dari manapun asalnya dapat menjadi satu dalam tubuh Kristus

(Galatia 3:28).

4. Perseteruan orang Yahudi dan orang Samaria

Yohanes 4:9 (TB) Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau,

seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi

tidak bergaul dengan orang Samaria.)

Perseteruan orang Yahudi dengan Samaria telah dimulai lama sekali. Sejarah

mencatat ketika bangsa Asyur menaklukan Israel di tahun 722 SM. Asyur membawa

10 suku utara Israel untuk masuk dalam pembuangan ke Babel dan mereka membawa

bangsa-bangsa lain masuk ke wilayah Israel dan menetap disana. Akhirnya terjadilah

perkawinan campuran antara bangsa Israel dan bangsa lain dari generasi ke generasi

sehingga generasi hasil kawin campur ini disebut sebagai orang Samaria.

Dampak dari pernikahan campuran ini cukup besar pengaruhnya karena

mempengaruhi kebudayaan bangsa Israel. Perubahan tata ibadah dan karakter bangsa

Samaria dipengaruhi oleh kebudayaan pagan yang dibawa oleh leluhur mereka

semenjak perkawinan campuran terjadi. Mereka Mengembangkan Agama sendiri dan

kitab sendiri ( Samaritan Pentateuch ) dengan menggabungkan beberapa ide-ide diluar


taurat dan sebagian Yudaisme dalam kitab pentateuch. Mereka pun juga mendirikan

rumah ibadah sendiri dan bait Allah di Gunung Gerizim yang dipercaya sebagai

tempat suci dimana menjadi tempat yang sama ketika Abraham ingin

mempersembahkan Ishak sebagai korban bagi Allah. Setidaknya dapat disimpulkan 3

alasan mengapa Yahudi dan Samaria berseteru, yaitu:

 Pernikahan Campuran / kawin campur dilarang dalam kitab Taurat Yahudi dan

menjadi suatu kenajisan. Para pemimpin agama Yahudi melarang orang Yahudi

memakai barang-barang yang sudah dipakai orang Samaria. Menurut peraturan

Yahudi, Yesus tidak boleh minum dari peralatan yang sama yang digunakan

perempuan Samaria itu.

 Orang Yahudi menganggap orang Samaria bukan agama yahudi Murni, dan

bukan darah murni sehingga dianggap tidak layak menjadi bagian Yahudi dan

menjadi kaum minoritas.

 Orang Samaria dianggap sesat karena membangun kuil ibadah dan tempat

persembahan di bukit Gerizim menurut kepercayaan dan pemikiran mereka

sendiri. tentu sangat berbeda dengan bangsa Yahudi yang menjalani ibadah di

Bait Allah di Yerusalem, wilayah bukit Sion.

Rupanya dengan cara inilah Yesus mendobrak batasan-batasan agamawi dari kedua

belah pihak dan menyatakan bahwa Yesus adalah Anugerah Allah yang tidak dibatasi

oleh aturan agamawi dan jalan pendamai bagi bangsa-bangsa.


5. Air Hidup

Yohanes 4:10-15 (TB) Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia

Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau

telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup."

Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini

amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?

Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini

kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan

ternaknya?"

Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi,

tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus

untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan

menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada

hidup yang kekal."

Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak

haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air."

Wilayah Timur Tengah merupakan wilayah yang minim sumber air, oleh

karena itu air menjadi salah satu kebutuhan yang menonjol dan sangat penting untuk

menjaga kelangsungan hidup. Air sangat erat kaitannya dengan kehidupan karena

menjadi sumber pemenuhan kebutuhan jasmani dan menurut penelitian biologis,

manusia dapat bertahan hidup tanpa makanan sekitar 1 minggu hingga 3 bulan dengan

hanya minum air. Tetapi tanpa air, manusia hanya dapat bertahan 2 sampai 4 hari.

Tidak ada zat yang dapat menggantikan air padahal 70% kebutuhan dalam tubuh

manusia merupakan kebutuhan akan air yang cukup.


Jadi air merupakan hal yang sangat penting dalam hidup terutama bagi

masyarakat timur tengah yang menganggap air adalah sumber kehidupan yang utama.

Air juga sering dipakai untuk melambangkan berkat Allah dan penyegaran rohani

(mazmur 23:2). Air juga melambangkan kerinduan kepada sumber kehidupan

(Mazmur 42:1). Selain sebagai penyegar, air juga menjadi menjadi lambang

pembersihan diri untuk masuk kedalam hadirat Allah seperti kebiasaan para imam

sebelum masuk ke hadirat Allah. Penggunaan air yang bersih dan murni menjadi

lambang untuk pentahiran dari dosa dan kecemaran. Hal ini yang melatar belakangi

pelayanan baptisan pertobatan Yohanes dan hingga sekarang menjadi tanda

pertobatan orang menjadi pengikut Kristus dan penyatuan dalam Kristus. Nampaknya,

perempuan Samaria ini belum mengerti apa yang dimaksud oleh Yesus. Perempuan

ini masih menanggap perkataan Yesus secara harafiah, padahal yang Yesus

maksudkan lebih dari itu.

Dalam bahasa sehari-hari bangsa Yahudi, air hidup memiliki arti air yang

mengalir langsung berasal dari sumber mata air. Sumur Yakub bukanlah sumur yang

memiliki mata air, tapi merupakan sumur resapan dimana air dikumpulkan dari hasil

rembesan tanah disekitarnya. Air hidup memiliki kualitas jauh lebih baik daripada air

hasil rembesan ataupaun genangan yang dihasilkan dari hujan. “Kata perempuan itu

kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari

manakah Engkau memperoleh air hidup itu?” Inilah sebabnya perempuan Samaria

meragukan keberadaan air hidup yang Yesus tawarkan. Padahal apa yang Yesus

tawarkan melebihi dari kebutuhan manusia akan pemenuhan jasmani.

Jika dilihat di ayat 12, Yesus diperbandingkan dengan Yakub yang dianggap

sebagai bapa dari orang-orang Samaria. Padahal mereka tidak memiliki wewenang

untuk menganggap dirinya sebagai keturunan Yakub karena mereka adalah hasil dari
banyak keturunan campuran, dari suku-suku yang ditempatkan raja Asyur di kota

Samaria. Mereka adalah pewaris yang tidak sah karena kenajisan nya sehingga

merusak garis keturunan asli bangsa Yahudi dan melabeli dirinya sendiri sebagai

keturunan Yakub.

Jika dibandingkan, air hidup yang diberikan oleh Yesus membawa kepada

kehidupan yang kekal. Sedangkan air yang ada di sumur Yakub hanya memenuhi

sementara kebutuhan manusia. Air hidup yang diberikan Yesus akan terus ada dan

berlimpah selamanya sementara air di sumur Yakub bisa kering. Air hidup yang

Yesus berikan membawa orang untuk bersyukur sedangkan air sumur Yakub dapat

membawa masalah, perselisihan dan perebutan. Harus disadari bahwa Yakub

hanyalah salah satu orang yang mengantarkan karunia Allah dan menjadi

perpanjangan tangan Allah bagi keturunan-nya. Dan bukan dia yang memberikan dan

memelihara air sumur itu. Sama seperti manna yang didapatkan bangsa israel

bukanlah berasal dari musa, tetapi berasal dari Allah yang memelihara. Orang

Samaria selama ini salah dalam berpikir karena mereka mengagungkan Yakub dan

percaya kepada leluhurnya.

Dalam Perjanjian Baru, Yesus adalah air hidup karena Ia adalah sumber

keselamatan. Yesus datang kepada perempuan Samaria untuk menyatakan dirinya

sebagai Mesias yang membawa keselamatan dan kehidupan kekal jika percaya

kepada-Nya. Kehidupan kekal merupakan berkat tertinggi yang Allah berikan lewat

anak-Nya Yesus Kristus. Jadi, Yesus bukan hanya pembawa karunia Allah seperti

tokoh lain, tetapi Ia sendirilah yang empunya dan pemberi karunia Allah itu.
Di dalam diriNya ada karunia Allah supaya manusia mendapatkan hidup kekal

bersama dengan Allah dan menjadikan manusia sebagai ciptaan yang baru yang tidak

terganggu oleh kebutuhan kebutuhan yang duniawi yang sementara. Maka dari itu Air

hidup yang Yesus berikan akan membuat manusia tidak haus lagi, karena di

kehidupan kekal nanti manusia tidak terbatas oleh tubuh jasmani yang dapat lelah,

lapar dan haus.

6. Pengudusan

Yohanes 4:16-19 (TB) Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan

datang ke sini."

Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat

katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami,

sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu,

bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."

Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau

seorang nabi.

Untuk menerima air hidup dari Allah, kita perlu menerima Kristus sebagai

Allah dan Juruselamat pribadi dalam hidup kita dan meninggalkan kehidupan lama

yang penuh dengan segala kebiasaan kebiasaan dosa kita untuk hidup kudus dalam

Tuhan (1 Pet 1:15-16). Ada 3 hal yang dapat dipelajari dari pernyataan Yesus di ayat

ini yaitu:

Pertama, fakta tersembunyi yang tersimpan dalam diri perempuan itu berhasil

dibongkar oleh Yesus, menunjukan bahwa Yesus benar-benar anak Allah yang maha

tahu. Di ayat ini penulis membuktikan kepada pembaca bahwa tidak ada yang

terselubung di hadapan Yesus, semuanya terbuka dan jelas sehingga tidak ada dosa

yang dapat ditutup-tutupi.


Kedua, Yesus meminta perempuan Samaria itu untuk memanggil suaminya

untuk alasan yang sangat baik yaitu supaya suaminya dapat mengajari dan membantu

perempuan itu memahami perkataan perkataan Yesus. Karena ada tradisi dalam

keluarga Yahudi bahwa para istri yang ingin memahami sesuatu haruslah bertanya

kepada suaminya sebagai seorang kepala keluarga yang bijaksana (1 kor 14:35).

Kehadiran suami juga bisa menjadi saksi atas apa yang sedang terjadi. Hal ini dapat

menjadi pelajaran bagi semua orang percaya untuk menjaga diri. Bukan hanya hebat

dalam melakukan pelayanan kepada orang lain, tetapi juga menjaga dari tindakan

yang tidak terpuji ataupun omongan orang lain yang berusaha menjatuhkan kita

sehingga pelayanan jadi tidak maksimal.

Terakhir, Dibalik alasan yang baik tentu tujuan utama dari perkataan Yesus

adalah untuk menunjukan dosa dan kesalahan perempuan tersebut. Tanpa pertobatan

dan pengudusan maka manusia tidak bisa menerima karunia dari Allah yaitu

keselamatan dan kehidupan kekal. Yang menjadi problema adalah orang yang hidup

didalam dosa dan jauh daripada Allah cenderung sulit untuk mengembalikan

kesadaran hati nuraninya. Maka dari itu Yesus mendobrak pintu hatinya meskipun dia

berusaha menutupi.

Suara seorang nabi adalah kritikan yang didasarkan pada pengharapan.

Seorang nabi memiliki tugas salah satunya untuk menunjukan dan menegur hal-hal

yang salah atau melenceng dari kehendak Allah kepada senuah bangsa atau

perorangan. Tugas menyatakan kesalahan ini bukanlah bertujuan untuk menjatuhkan

atau membuat perasaan putus asa. Tapi sebaliknya, teguran dan kritik seorang nabi

bisa diterima sebagai suatu ajakan dan dorongan untuk memperbaiki diri, mendorong

perubahan hidup kepada yang benar dan hidup dalam kebenaran Allah.
7. Penyembahan yang Benar

Yohanes 4:20-26 (TB) Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi

kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah."

Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba,

bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di

Yerusalem.

Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal,

sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.

Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah

benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki

penyembah-penyembah demikian.

Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh

dan kebenaran."

Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang

disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada

kami."

Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau."

Setelah terkejut dengan apa yang Yesus sampaikan dan menyadari kesalahan-

kesalahannya, tampaknya di ayat 20 ini perpindahan pembahasannya terkesan aneh

dan membingungkan karena tiba-tiba perempuan itu membahas tentang tempat

beribadah. Ada beberapa orang yang berpendapat bahwa perempuan itu ingin berganti

topik ke hal yang lain dan tidak membicarakannya lagi.


Tetapi pendapat ini salah karena tidak mungkin seseorang yang ingin

mengalihkan perbincangan malah mempertanyakan hal yang lebih dalam yaitu tempat

ibadah. Secara logis, ia pasti sudah tersadarkan akan kesalahannya dan keadaan nya

sebagai seseorang yang berdosa di hadapan Allah. Menurut sejarah, masyarakat

Yahudi dan Samaria pun juga melakukan persembahan dengan memberikan korban

bakaran sebagai jalan untuk penebusan dosa. Jadi pasti setelah dia sadar, dia berusaha

untuk mencari jalan untuk menebus dosanya. Masyarakat Samaria mengira jika

Abraham mengorbankan Ishak di gunung Gerizim. Mereka mengira Melkisedek

bertemu Abraham digunung Gerizim, dan bahkan mengklaim bahwa Musa pertama

kali mendirikan mezbah dan mempersambahkan korban kepada Allah di gunung

Gerizim. Dan masih banyak hal lainnya yang mereka ubah sedemikian rupa untuk

memuliakan gunung Gerizim. Dengan latar belakang itu, perempuan Samaria ini

mempertanyakan kebenaran tentang kemanakah dia harus membawa korban

persembahan. Tujuan utamanya adalah keingintahuan tentang keberadaan Allah yang

sebenarnya.

Sudah sangat lama masalah ibadah menjadi pertentangan antara bangsa-

bangsa karena sama-sama merasa tempat ibadahnya merupakan tempat yang benar

dimana Allah hadir. Akhirnya, waktunya telah tiba untuk manusia dapat menyembah

Allah dimana saja dan kapan saja. Seperti yang telah dinubuatkan oleh Zefanya

setelah melihat penglihatan bahwa semua orang diseluruh negeri yang jauh akan tetap

bisa menyembah Tuhan (Zef 2:11). Akibat dari masuknya bangsa asing beserta ilah-

ilahnya membuat orang-orang Samaria melakukan ibadah mereka tanpa mengetahui

kepada siapa ibadah mereka ditujukan. Yesus menyatakan fakta yang nyata bahwa

orang Samaria pun hanya menerima 5 kitab pertama dari seluruh kitab Perjanjian

Lama. Kitab yang lainnya ditolak bahkan ke 5 kitab itu pun juga direvisi kembali
menurut apa yang mereka inginkan bersama, sehingga menjadi kitab baru yang

bernama Samaritan Pentateuch. Orang Samaria memeluk agama yang tidak lengkap

karena isinya pun tidak lengkap. Mereka sendiri yang menolak pengetahuan yang

sudah tersedia dan yang sebenarnya bisa dimiliki. Para rabi Yahudi pun menyebut

penyembahan orang Samaria sebagai penyembahan Takhayul kepada Allah. Tidak

bermakna, tidak peduli dan didasari ketakutan. Bukti nyata nya ada di 2 raja-raja

17:28-34 dimana ada seorang imam dari betel yang mengajarkan cara beribadah

kepada Allah tetapi malah nama Allah Jehovah ditambahkan ke daftar ilah mereka

untuk disembah sebagai bentuk ketakutan yang didasari takhayul bahwa dapat

membahayakan diri jika tidak memasukan atau menyebutkan nama ilah dalam

penyembahannya. Nama Jehovah dimasukan kedalam daftar ilah karena ke 5 bangsa

terdahulu mengetahui bahwa Jehovah adalah Allah dari tanah yang mereka diami

sekarang. Ibadah yang dijalani orang Samaria adalah ibadah palsu. Ciri-ciri ibadah

yang palsu adalah:

 Ibadah yang pilih-pilih, memilih apa yang mau diketahui saja. Tidak

memperdulikan kebenaran-kebenaran lainnya.

 Ibadah tanpa pengenalan diri yang benar. Ibadah bukan hanya sekedar rutinitas

yang dijalani. Kemalasan manusia untuk menyadarkan diri akan dosa-dosanya.

 Ibadah yang percaya dengan takhayul. Ibadah yang dilakukan atas dasar rasa

takut yang masuk kedalam pikiran dan menjadi sebuah mindset. merasa jika tidak

melakukan sesuatu maka akan terjadi hal yang tidak diinginkan. Didasari pada

ketakutan-ketakutan yang tidak jelas.

Yesus menunjukan penyembahan yang benar kepada perempuan itu dengan

memberikan gagasan yang benar bahwa Allah adalah roh. Jika Allah adalah Roh

maka Allah tidak terbatas pada ruang dan waktu. Dan merupakan pelanggaran bila
manusia menyamakan Allah yang hidup dengan penyembahan kepada patung-patung,

ini adalah bentuk penghinaan. Allah adalah roh maka persembahan yang dilakukan

bukan lagi menggunakan persembahan korban bakaran tetapi korban roh yang hidup

yaitu dengan penyerahan diri total kepada Allah. Memberi diri untuk taat dan tinggal

dalam kehendak dan rencana Allah merupakan korban yang menyenangkan hati allah.

Roh manusia adalah bagian tertinggi dan terpenting dalam hidupnya. Bagian ini lah

yang membuat manusia menjadi hidup. Penyerahan hal yang paling tinggi inilah yang

disenangi oleh Allah.

Secara jelas Yesus menunjukan bahwa diriNya adalah Mesias sejati karena Yesus

telah memberitahukan rahasia ilahi tentang cara menyembah Allah yang benar, maka

dapat dipastikan bahwa Ia pasti berasal dari Allah karena mengetahui kebenaran-

kebenaran ilahi yang tersembunyi. Tidak ada yang mengetahui rencana ilahi Allah

kecuali Mesias yang diutus oleh Allah sendiri, yaitu Yesus.

8. Makanan Rohani

Yohanes 4:27-34 (TB) Pada waktu itu datanglah murid-murid-Nya dan mereka heran,

bahwa Ia sedang bercakap-cakap dengan seorang perempuan. Tetapi tidak seorang

pun yang berkata: "Apa yang Engkau kehendaki? Atau: Apa yang Engkau

percakapkan dengan dia?"

Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan

berkata kepada orang-orang yang di situ:

"Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang

telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?"

Maka mereka pun pergi ke luar kota lalu datang kepada Yesus.

Sementara itu murid-murid-Nya mengajak Dia, katanya: "Rabi, makanlah."

Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu
kenal."

Maka murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain: "Adakah orang yang telah

membawa sesuatu kepada-Nya untuk dimakan?"

Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang

mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.

Para murid telah kembali dari dalam kota Sikhar untuk menemui Yesus. Jarak

dari dalam kota ke sumur Yakub kira-kira berjarak 1,4-2,6 Km dengan waktu tempuh

kurang lebih sekitar 40 menit. Melihat bahwa gurunya sedang berbicara dengan

seorang wanita Samaria pasti membuat mereka bingung. Karena pada dasarnya murid

murid Kristus juga dibesarkan dengan tradisi agama yang kuat sebagai orang Yahudi

yang menurut tradisi harus menjauhi orang orang Samaria. Jadi tidak heran bila diayat

ini mereka pun nampak bingung melihat gurunya yang juga adalah orang Yahudi

bercakap-cakap dengan orang Samaria yang dianggap asing dan hina.

Hal yang menarik adalah respon dari murid-murid yang menahan diri untuk

tidak terlibat ataupun mempetanyakan perbuatan gurunya. Mereka tahu bahwa apapun

keputusan dan langkah yang Yesus ambil pasti memiliki tujuan yang baik. Secara

manusiawi, apa yang dilakukan Yesus pada saat itu pasti bertentangan dengan

pemikiran yang mereka miliki. Tetapi manusia hanya dapat mengerti apa yang ada

didepan mata. Apa yang manusia anggap buruk belum tentu suatu yang buruk juga

dimata Allah karena manusia hanya melihat yang dekat sedangkan rencana Allah dan

tujuan Allah adalah jauh kedepan. Respon yang baik ini tentu patut kita contoh

sebagai orang Kristen karena apa yang kita harapkan belum tentu sama dengan apa

yang Allah rencanakan jadi lebih baik diam dan ikuti saja kemana Tuhan menuntun

karena hanya Tuhanlah yang berdaulat atas hidup manusia.


32 Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu

kenal."

33 Maka murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain: "Adakah orang yang

telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk dimakan?"

34 Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang

mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.

Sama seperti pembicaraan lainnya, murid-murid pun salah mengerti apa yang

dikatakan Yesus tentang makanan. Mereka menangkap secara harafiah dan bersifat

jasmani padahal Yesus sedang berbicara tentang hal yang lebih dari itu. Apa yang

mereka pahami mungkin didasari pada keadaan kesederhanaan mereka dalam

perjalanan ini, sehingga mereka mengira mungkin ada yang memberi Yesus makan.

Makanan berbicara tentang hal yang utama sebagai kebutuhan pokok yang

harus dipenuhi. Sama seperti orang indonesia memerlukan nasi untuk makan, tanpa

nasi rasanya seperti ada yang kurang, harus mendapatkan nasi supaya kebutuhan

terpenuhi. Nasi bagaikan alasan utama orang untuk makan dan paling banyak dicari

orang-orang. Sama hal nya dengan Yesus. Apa yang Yesus kerjakan adalah untuk

memenuhi kebutuhan yang utama yaitu melakukan kehendak Bapa. Ada hal yang

lebih penting daripada pemenuhan kebutuhan jasmani, yaitu adalah makanan rohani

sebagai pemenuhan pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan Allah kepada

Yesus.

Inti dari kehidupan Yesus di bumi adalah untuk memenuhi rencana Allah dan

Yesus harus menundukan dirinya terhadap kehendak dan rencana Allah. Yesus adalah

pribadi yang unik karena dalam kemanusiaan-Nya Ia adalah satu-satunya orang yang

bisa dan bersedia untuk tunduk secara penuh kepada Allah tanpa cacat cela dan dosa.
Bisa dikatakan bahwa hanya Yesus satu-satunya manusia yang tidak mengikuti

keinginan dirinya sendiri, tetapi dengan sabar melakukan apa yang Allah inginkan.

Jadi makanan rohani ini berbicara tentang prioritas utama Yesus untuk memenuhi

tugas dan tanggung jawabnya sebagai utusan Allah.

9. Tuaian

Yohanes 4:35-37 (TB) Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim

menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah

ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.

Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk

hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita.

Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan yang lain

menuai

Sikhar adalah kota yang terkenal karena hasil gandumnya. Berbeda dengan

wilayah lain yang kering dan berbatu, Sikhar memiliki wilayah yang ditanami oleh

gandum. Hamparan gandum dapat dilihat disekitar wilayah Sikhar. Gandum yang

mulai menguning memerlukan waktu 4 bulan untuk dituai. Tetapi yang Yesus lakukan

adalah melakukan kontras antara hal duniawi dan rohani. Jika benih gandum yang

ditabur memerlukan waktu 4 bulan lamanya untuk bisa mulai dituai, maka berbeda

cerita dengan benih yang Yesus tabur berupa Firman Allah yang telah ditabur kepada

perempuan tadi. Rupanya benih yang Yesus tabur langsung bertumbuh dan

berkembang tanpa menunggu waktu yang lama. Ladang yang siap menguning

melambangkan jiwa jiwa yang sedang diselamatkan yaitu orang-orang Samaria yang

mendengarkan kesaksian itu.


Masyarakat Yahudi memiliki kepercayaan bahwa akan ada masa emas ketika

menabur dan menuai tidak lagi memerlukan masa penantian yang panjang. Akan

terjadi kesuburan yang begitu dahsyat sehingga orang-orang tidak perlu menunggu

lama untuk menerima hasilnya ( Im 26:5). Masa emas inilah yang akan digenapi oleh

kedatangan Yesus. Karena kedatangan-Nya Firman disampaikan, benih ditabur dan

masa penuaian jiwa jiwa akan datang.

Yohanes 4:38 (TB) Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu

usahakan; orang-orang lain berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha

mereka."

Dalam ayat ini, perkataan Yesus memiliki 2 makna yang mendalam bagi

gereja-Nya dalam melayani jiwa-jiwa:

Pertama, Yesus mengingatkan murid-murid-Nya bahwa mereka akan menuai

hasil yang bukan berasal dari jerih payahnya sendiri. Yesus sedang menabur benih

lewat pelayanan-Nya hingga Ia berada di kayu salib. Sedangkan murid-muridnya

yang nanti pada saatnya tiba akan pergi untuk melanjutkan pekerjaan yesus untuk

menjangkau jiwa dan menuai jiwa jiwa. Hal ini perlu menjadi pengingat bagi kita

semua bahwa apa yang kita lakukan sekarang yaitu melayani dan menuai jiwa-jiwa

bukan hasil usaha kita sendiri, tetapi karena Yesus yang menabur benih dan orang-

orang sebelum kita yang telah memberitakan Injil, sehingga jangan kita menjadi

sombong dan merasa hebat.

Kedua, Yesus mengingatkan murid-muridNya bahwa akan datang hari ketika

mereka yang menabur benih Injil tetapi orang lainlah yang akan menuai hasilnya.

Tidak semua hal dapat berjalan secara cepat seperti apa yang kita harapkan. Apa yang

terjadi pasti ada masanya. Maka dari itu Yesus menyiapkan murid-muridNya untuk

menghadapi realita dunia supaya ketika menghadapi pergumulan, murid-murid dapat


tetap tenang dan fokus kepada pemberitaan Injil. Tidak menjadi goyah ataupun ragu

atas kendala yang terjadi dilapangan nanti. Gereja Kristen harus bersiap diri dalam

menghadapi masa dimana para penginjil menabur benih tetapi belum ada hasilnya.

malah menghadapi keadaan yang tidak mengenakan bahkan sampai mati menjadi

martir. Perjuangan penginjil-penginjil yang darahnya tertumpah ini akan menjadi

benih bagi gereja dan membakar gairah kerohanian Gereja untuk tetap memiliki

pengharapan dalam Kristus. Maka yang ingin Yesus sampaikan adalah jangan takut

dan cemas karena penaburan benih tidak akan sia-sia dan tetap mendapatkan bagian

pada kehidupan kekal dan akan tetap bersukacita dalam penuaian yang akan terjadi.

10. Kesaksian pribadi dan pemberitaan Injil Allah

Yohanes 4:39-42 (TB) Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi

percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi: "Ia

mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat."

Ketika orang-orang Samaria itu sampai kepada Yesus, mereka meminta kepada-Nya,

supaya Ia tinggal pada mereka; dan Ia pun tinggal di situ dua hari lamanya.

Dan lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya karena perkataan-Nya,

dan mereka berkata kepada perempuan itu: "Kami percaya, tetapi bukan lagi karena

apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa

Dialah benar-benar Juruselamat dunia."

Ada 2 cara yang biasanya digunakan untuk menyebarkan benih pengenalan

akan Firman, yaitu melalui kesaksian pribadi dan pemberitaan Injil / Firman Allah

sendiri. Untuk dapat menerima karunia keselamatan dari Allah, maka manusia harus

percaya kepada Yesus. Kepercayaan dimulai dari proses yang namanya pengenalan.

Seseorang harus diperkenalkan dulu baru bisa melangkah ke tahap percaya. Apa yang

dilakukan oleh perempuan Samaria ini adalah proses untuk memperkenalkan Kristus.
Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa proses pengenalan Kristus

memiliki 2 cara yaitu lewat kesaksian pribadi ataupun pemberitaan Firman yang

disampaikan. Rupanya perempuan ini memakai cara yang pertama yaitu kesaksian

pribadi. Sangat jelas di ayat diatas bahwa perempuan ini mulai menyebarkan kabar

yang menggemparkan lewat kesaksian perjumpaan nya secara pribadi dengan Yesus.

Semua orang bisa bersaksi tetapi belum tentu dia menginjil. Karena memberitakan

injil perlu menghidupi kebenaran Allah dan hidup dalam pertobatan. Sedangkan

perempuan Samaria ini hanya menyadari bahwa Yesus adalah Mesias, belum sampai

kepada menghidupi kebenaran Allah dan hidup dalam pertobatan.

Apa yang disampaikan oleh perempuan ini hanyalah kesaksian pribadi atas

kekagumannya terhadap kehebatan Yesus. "Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu

yang telah kuperbuat.". Tetapi, tidak menutup kemungkinan juga bahwa kesaksian

pribadi dapat membawa orang untuk satu langkah maju dalam proses mengenal

Kristus. Kesaksian pribadi merupakan hal yang wajar dan bermanfaat, tetapi jika tidak

didasari oleh pengetahuan dan kehidupan yang benar dalam Firman maka hanya akan

terfokus kepada apa yang Allah bisa lakukan untuk dirinya. Bukan hidup untuk

melakukan perintah Tuhan.

mereka berkata kepada perempuan itu: "Kami percaya, tetapi bukan lagi

karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu,

bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia."

Kesaksian pribadi hanya menjadi jembatan yang membantu orang untuk dapat

mengenal Kristus. Tetapi hal yang utama adalah mendengar pengajaran langsung dari

sumbernya. Kesaksian perempuan Samaria ini tidak lebih besar dari pemberitaan Injil

yang Yesus sampaikan.


Yang artinya, manusia dapat mengenal secara langsung Juruselamat dan karya

keselamatan-Nya melalui Injil, yang mulai diperkenalkan lewat kesaksian-kesaksian

hidup.

11. Nabi yang tidak dihormati.

Yohanes 4:43-45 (TB) Dan setelah dua hari itu Yesus berangkat dari sana ke Galilea,

sebab Yesus sendiri telah bersaksi, bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya

sendiri.

Maka setelah Ia tiba di Galilea, orang-orang Galilea pun menyambut Dia, karena

mereka telah melihat segala sesuatu yang dikerjakan-Nya di Yerusalem pada pesta

itu, sebab mereka sendiri pun turut ke pesta itu.

Ayat 43 sampai 45 ini merupakan ayat peralihan kepada tanda kedua yang

akan yesus kerjakan. Yesus melakukan pelayanan nya di Samaria selama 2 hari.

menarik jika dilihat kembali dari rute perjalanan Yesus kembali ke Galilea. Rata-rata

orang yahudi akan memilih jalan memutar yang lebih jauh ke arah Perea,

menyeberangi wilayah sungai Yordan. Perjalanan yang memutar ini memiliki waktu

tempuh yang relatif lebih lama sekitar 3 hari.

Jika kita lihat kembali ketika Yesus harus memasuki wilayah Samaria maka

yang menarik adalah bahwa Yesus tidak ingin kehabisan waktu hanya untuk

perjalanan. Daripada 3 hari waktu ini habis untuk memutar, lebih baik digunakan

untuk memberitakan Injil karena berita Injil ada untuk semua orang, bukan hanya

orang Yahudi. Tentu jika direfleksikan, pelayanan yang Yesus kerjakan dilakukan

dengan waktu yang tepat, tidak terlambat dan tidak terlalu cepat. Ini lah kehebatan

Yesus yang membuktikan bahwa Dia adalah Allah yang tepat pada waktu-Nya,

semuanya terstruktur dan on schedule.


Kedua, seorang nabi tidak tidak dihormati di negerinya sendiri merupakan

ungkapan lama yang mengarah kepada keadaan pahit yang dihadapi oleh

beberapa tokoh Alkitab zaman Perjanjian Lama juga. Dimana mereka yang

terpanggil untuk melaksanakan tugas menyatakan kebenaran Allah justru

dianggap remeh dan kurang dihargai oleh orang-orang sekitarnya karena orang-

orang sekitarnya merasa lebih dulu mengenal karakter tokoh tersebut. Sehingga

menimbulkan presepsi dalam pemikiran bahwa “tidak mungkin orang yang dari

kecil saya kenal baik buruknya dapat menjadi orang yang berbeda dan bahkan

membawa pesan kebenaran Allah”.

Hubungkan dengan Matius 13:54 - 57 dimana Yesus ditolak di Nazaret

karena orang-orang mengenal asal usul Yesus dari kecil. Mereka menjadi tidak

percaya karena menganggap rendah Yesus sebagai anak tukang kayu, bahkan

hingga meragukan kuasa dan hikmat-Nya.

Matius 13:55-57 (TSI3) Dia hanyalah anak Yusuf, tukang kayu itu.

Ibunya Maria. Adik-adiknya yang laki-laki Yakobus, Yoses, Simon, dan Yudas.

Semua adik perempuannya juga ada di sini bersama kita. Bisa-bisanya dia

berpikir hendak mengajar kita!”

Jadi karena orang-orang itu mengetahui asal-usul-Nya, mereka tidak mau

percaya kepada-Nya. Lalu kata Yesus kepada mereka, “Seorang nabi selalu

dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya dan di antara keluarganya.”

Inilah kondisi pahit yang harus dihadapi baik Yesus maupun semua orang

yang terpanggil dalam pekerjaan Allah. Tidak mudah untuk memberitakan kabar baik

bagi orang disekitar terutama orang-orang yang mengenal watak, karakter atau

kehidupan lama kita. Sering kali Yesus dan tokoh-tokoh Alkitab dihina dan

direndahkan orang-orang disekitarnya tetapi tetap berdiri untuk memberitakan


Kebenaran Allah. Jadi, sebelum umat Tuhan dibenci, sebelum pelayan Tuhan

dimusuhi karena kebenaran Firman Tuhan, lihatlah bahwa Yesus lebih dahulu dibenci

oleh karena pemberitaan Keselamatan, tetapi Dia dapat menghadapi rintangan

tersebut dan menjadi teladan bagi kita semua.

E. KESIMPULAN

Dari penafsiran Yohanes 4:1-45 ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Yesus

adalah 100 % Allah dan 100 % manusia. Karena dalam keilahian-nya, Yesus Maha

mengetahui yang sedang terjadi dan yang akan terjadi. Dia Allah yang tepat waktu

menunjukan integritas-Nya meskipun dalam wujud kemanusiaan-Nya. Yesus juga

bisa capek, lelah, lapar dan haus yang menunjukan bahwa Ia juga merasakan

kelemahan-kelemahan tubuh jasmani yang harus selalu dipenuhi dengan kebutuhan

jasmani manusia yang sementara seperti makan, minum, istirahat dan tidur. Kedua sisi

ini dapat terlihat jelas dari percakapan Yesus dan perempuan Samaria yang ditulis

oleh Yohanes.

Perikop ini juga merupakan pernyataan Yesus sebagai Air hidup sebagai

sumber kehidupan kekal manusia. Tanpa Yesus, manusia tidak dapat menikmati

kehidupan kekal yang telah disediakan Allah bagi manusia. pelayanan yang Yesus

kerjakan selalu membawa manusia untuk sadar akan kesalahan dan dosanya. Disinilah

Yesus hadir sebagai jalan keselamatan dan pendamaian bagi dosa manusia. Ia bukan

hanya nabi yang bisa menyatakan kesalahan seseorang, tetapi sebagai Mesias yang

mengetahui rahasia-rahasia Surgawi. Di dalam Yesus manusia juga dapat menyembah

Allah yang kudus dimanapun dan kapanpun tidak terbatas ruang dan waktu. Tidak

seperti keadaan jaman dulu ketika manusia meributkan tempat yang tepat untuk

menyembah Allah.
Yesus juga menyatakan Tujuan utama kedatangan-Nya ke dunia dalam

perikop ini yang digambarkan melalui makanan yang tidak dikenal manusia. Makanan

ini lah yang menjadi sumber utama untuk pemenuhan kebutuhan Yesus dibumi. Tidak

lain tidak bukan adalah kehendak Bapa yang menjadi prioritas utama bagi Yesus

dibandingkan terfokus kepada hal-hal yang bersifat badani. Serta gambaran ladang

yang menguning, yang bertujuan untuk mempersiapkan para muridNya untuk menuai

banyak jiwa yang harus diselamatkan dalam penggenapan rencana Allah. Hingga

memberikan gambaran tentang keadaan yang harus dihadapi umat Tuhan dalam

menjalankan tanggung jawabnya sebagai pemberita kabar baik dan Kebenaran Firman

Tuhan.

F. REFLEKSI

 Yesus menjadi role model dalam pelayanan penginjilan kita. Cara yang Yesus

lakukan dimulai dari hal yang sederhana.

 Konflik budaya rupanya tidak menghalangi Yesus untuk memberitakan kabar

baik. Yesus mendobrak batasan batasan yang selama ini dihindari oleh kedua

belah pihak.

 Yesus menerima berbagai kalangan. Sebagaimana Ia menerima perempuan

Samaria yang dianggap hina oleh orang Yahudi, begitupun kita seharusnya

menerima orang lain tanpa adanya perbedaan dan tidak memihak hanya satu sisi.

 Pernyataan Yesus meneguhkan iman orang percaya mengenai keselamatan dan

kehidupan kekal yang Ia berikan. Memberikan kekuatan dan kesabaran untuk

tetap berdiri teguh dalam iman ditengah gejolak ataupun tawaran dunia.

 Setiap orang percaya wajib hidup dalam pengudusan dan pertobatan dari hari ke

sehari. Yesus tidak menginginkan ada dosa yang tersembunyi dalam kehidupan

kita.
 Jika ada seseorang yang datang kepada kita dengan masalah ataupun dosa yang

sedang dilakukan, maka ajak mereka untuk kembali kepada Yesus sebagai satu-

satunya jalan untuk diperdamaikan dengan Allah dan diampuni dosa-dosanya.

 Penyembahan yang benar muncul dari kerinduan dari hati yang terdalam.

Penyembahan yang benar bukan berasal dari ketakutan tetapi dari kasih. Kita

mengasihi Allah.

 Hati hati terhadap rutinitas agamawi karena itu bukanlah ibadah yang sejati.

Rutinitas agamawi hanya membuat manusia melakukannya dengan terpaksa atau

atas dorongan kewajiban dan tanggung jawab, bukan didasari oleh dorongan hati

yang rindu pada Tuhan.

 Kita sebagai umat Tuhan terpanggil dalam rencanaNya untuk memenangkan jiwa

jiwa yang perlu diselamatkan. Bagian kita adalah memberitakan kabar baik. Ini

bukanlah tugas pendeta atau pemimpin rohani, tetapi semua orang yang percaya

kepada Kristus

 Bila kita memenangkan jiwa, jangan menjadi sombong dengan merasa diri hebat.

Karena mungkin bukan hanya kita yang telah melakukan penginjilan.

 Gereja dan umat Tuhan tidak boleh patah semangat jika pelayanan penginjilan

yang dilakukan terasa tidak ada perkembangan. Kembali merefleksikan diri dan

jangan khawatir karena belum tentu apa yang kita tabur juga kita yang menuai.

 Hiduplah sama seperti Yesus hidup. Memiliki integritas dalam dirinya. Bagi kita

yang melayani mulai berintegritas dengan datang tepat waktu, berpakaian yang

rapih dan sopan.

 Harus menjaga nama baik dalam pelayanan. Meskipun kita tidak berniat buruk,

tetapi akan lebih baik jika kita menghindari tindakan yang membuat orang lain

berburuk sangka dan akhirnya menjadi batu sandungan bagi orang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Alkitab Terjemahan Baru. Jakarta : Lembaga Alkitab Indonesia, 2010.

Barclay, William. Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Injil Yohanes pasal 1-7. Jakarta:

BPK Gunung Mulia, 2010.

Benson Commentary

Brant, A. Jo-Ann. Paideia Commentaries on The New Testament: John. Michigan:

Baker Academic, 2011.

Cambridge Bible for Schools and Colleges

Ellicot’s Commentary for English readers

Ensiklopedi Alkitab Masa Kini 1 & 2. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih,

1995.

Hagelberg, Dave. Tafsiran Injil Yohanes dari bahasa Yunani. Jogjakarta: Yayasan

ANDI, 2005.

Matthew Henry’s Concise Commentary

Tenney, C. Merrill. Survei Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas, 1992.

Vamosh, Miriam Feinberg. Daily Life at the time of Jesus. Israel: Palphot.Ltd.

Anda mungkin juga menyukai