A. LATAR BELAKANG
perempuan samaria ketika Yesus pergi meninggalkan Yudea menuju Galilea. Yudea
merupakan sebuah daerah di sebelah selatan Samaria ( Tempat dimana Yesus dan
murid-murid nya melayani dan membaptis di ayat 3:22). Galilea dan Yudea terletak di
wilayah yang berdekatan, hanya dipisahkan oleh wilayah Samaria. Galilea terletak di
utara dan Yudea terletak di selatan. Keduanya berjarak kira-kira 145km - 150km.
Rute tercepat / jalan pintas untuk sampai ke Galilea adalah melalui wilayah Samaria
Di sebelah selatan Galilea adalah Samaria, bekas kerajaan Israel sebelah utara.
Daerah ini tanahnya tidak rata, berbukit-bukit, serta kurang subur dibandingkan
Galilea. Gunung Gerizim adalah pusat ibadat orang Samaria sejak zaman kemenangan
Merupakan daerah pertanian utama dan tempat Yakub menetap dan menggali
Sejak Zaman dahulu, Samaria dikenal oleh para nabi sebagai pusat
dengan Samaria yang membuat orang yahudi anti terhadap orang Samaria meskipun
mereka memiliki akar yang sama dan beberapa kepercayaan yang sama berasal dari
judaisme. Mereka percaya kepada satu Tuhan, Musa sebagai sang nabi, kepada
hukum (hukum taurat + adat penyembahan berhala) yang mereka tuliskan menjadi
sebuah kitab bernama “Samaritan Pentateuch / Samaritan Torah” dan kepada musa
sebagai Taheb atau pembawa pembaharuan ( konsep yang mirip dengan Mesias).
Dengan kata lain, baik orang yahudi maupun samaria sama sama mempercayai
B. PERTANYAAN PENELITIAN
Mengacu kepada latar belakang yang telah diuraikan secara ringkas, maka dapat
diajukan pertanyaan sehubungan dengan Yohanes 4:1-45 yaitu apakah pesan teologis
yang terkandung di dalam pasal tersebut? Apakah ada hubungan antara kejadian pada
C. METODE TAFSIR
Penulisan makalah ini menggunakan metode analisis konteks, melihat latar belakang
D. EKSEGESIS
1. ANALISIS KONTEKS
Konteks dari Yohanes 4:1 - 45 yaitu Yesus melakukan penginjilan kepada perempuan
Samaria untuk membawa kabar baik: tentang mesias dengan menunjukan kuasa-Nya
sebagai Anak Allah yang maha Tahu, pengharapan akan Air Hidup yang membawa
kepada kehidupan kekal, lepas dari kehidupan lama yang berdosa, dan esensi
Yohanes 4:1-2 (TB) Ketika Tuhan Yesus mengetahui, bahwa orang-orang Farisi telah
mendengar, bahwa Ia memperoleh dan membaptis murid lebih banyak dari pada
Yohanes
Pertama , ayat ini diawali dengan kalimat “ketika Tuhan Yesus mengetahui”
yang layak kita garis bawahi dan mengerti. Mengapa penulis menuliskan gelar
selanjutnya? Jelas penulis ingin menunjukan keilahian Yesus sebagai Anak Allah
sebagai garis besar utama kitab Yohanes. Yesus sebagai Anak Allah memiliki kuasa
dan otoritas yang membuatnya mengetahui apa yang akan terjadi, apa yang sedang
dipikirkan orang lain dan apa isi hati mereka( Matius 9:4,22:18). Meskipun Ia berada
dalam tubuh manusia 100% tetapi Dia juga tetap 100% Allah yang Maha Tahu. Jadi
jelas bahwa alasan ditulisnya ‘Tuhan” didepan nama Yesus untuk menunjukan bahwa
Ia maha Tahu. Ia mengetahui adanya usaha orang yahudi untuk membuat perpecahan
antara Yohanes dan Yesus yang terjadi pada Ayat 3:25-26 tanpa menerima informasi
dari siapapun.
pandangan yang dipercaya sebagai alasan Yesus tidak membaptis, tetapi menyerahkan
Yesus mengajarkan bahwa kekuatan baptisan tidak tergantung pada siapa yang
semuanya tidak mempengaruhi kekuatan sakramen, baptisan satu dengan yang lain
baptisan air. Sedangkan Yesus membaptis orang percaya dengan memberikan Roh
Yohanes 4:3-5 (TB) Ia pun meninggalkan Yudea dan kembali lagi ke Galilea.
Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah
Pertama, ada beberapa pandangan lain yang dipercaya menjadi alasan dibalik
sangat dekat dengan pelayanan Yesus sehingga Ia perlu menyingkir karena berita
sudah menyebar dan didengar oleh mereka, berbahaya jika tetap berada disana
manusiawi dan standar yaitu larilah ke kota yang lain (Matius 10:23). Yesus
Kedua, secara geografis Yudea dan Galilea adalah wilayah yang dipisahkan
oleh wilayah Samaria. Jalur tercepat untuk kembali ke Galilea adalah dengan masuk
melalui wilayah Samaria. Tetapi masalahnya adalah ada perselisihan antara orang
Yahudi dan orang Samaria, orang Yahudi merasa lebih baik dibanding orang Samaria.
Orang-orang Yahudi memiliki kebiasaan bahwa jika mereka harus pergi ke wilayah
Yudea untuk menghadiri hari raya besar atau keperluan apapun juga, mereka harus
berjalan menghindari Samaria dan menyebrangi sungai Yordan selama 2 kali dan
berjalan di arah timur sungai Yordan memasuki wilayah perea, begitupun sebaliknya.
Wilayah Samaria adalah wilayah yang berbahaya karena sering timbulnya konflik dan
juga banyaknya perampokan maupun kejahatan yang sering terjadi, sehingga sangat
Sangat menarik karena tertulis bahwa “Yesus harus melintasi daerah Samaria”.
yang lain? Penulis menuliskan kata “harus” yang artinya Yesus Perlu kesana. Kata
Harus dapat diartikan sebagai kebutuhan sehubungan dengan apa yang diperlukan
untuk mencapai suatu Tujuan. Tujuan Yesus adalah berkaitan dengan keselamatan.
Yang artinya Yesus perlu memberitakan kabar baik tentang rencana keselamatan
Allah bagi orang-orang non Yahudi, karena keselamatan bukan hanya milik orang
Yahudi tetapi juga bersifat universal (bagi bangsa-bangsa lain yang percaya kepada
Kristus). Jadi bukan suatu kebetulan bahwa Yesus melintasi wilayah tersebut, pasti
ada Tujuan Ilahi dan dengan Tuntunan Roh Kudus sehingga Ia harus memasuki
daerah Samaria.
Yohanes 4:6-8 (TB) Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan,
karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas.
Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus
terutama masyarakat timur. Curah hujan yang sangat sedikit di wilayah palestina
terutama pada bulan mei sampai bulan september menjadikan sumur sebagai objek
vital bagi kelangsungan hidup masyarakat Yahudi. Sedikit berbeda dari sumur yang
kita ketahui sekarang bahwa sumur-sumur yang dibuat oleh orang-orang wilayah
palestina belum tentu memiliki mata air, sehingga sumur juga dibuat untuk
menampung air hujan. Budaya timur dekat kuno memahami sumur sebagai suatu
sarana yang sangat mahal harganya. Sumur dapat diwarisi kepada keturunan-
keturunannya (contohnya sumur Yakub yang diwarisi kepada Yusuf, anaknya) dan
juga sebaliknya dapat dimonopoli atau disalahgunakan, sehingga menjadi salah satu
Bukan tanpa sebab Yesus duduk dan beristirahat di pinggir sumur itu. Selain
berfungsi untuk menyediakan air bagi keperluan rumah tangga, Sumur juga menjadi
tempat berkumpul masyarakat sekitar. Menurut kebudayaan timur dekat kuno, orang-
orang memiliki kebiasaan untuk berkumpul di dekat sumur karena letaknya yang
berada diluar rumah ditempat terbuka sehingga siapapun bisa datang dan sambil
memberikan minum ternaknya, mereka juga dapat bercengkrama dan bercerita satu
sama lain. Sumur ini menjadi sarana untuk berhubungan satu dengan yang lain
termasuk mencari pasangan dan bersosialisasi bagi para wanita karena biasanya para
Yesus membuka percakapan dengan perempuan itu dengan cara yang paling
sederhana yaitu menggunakan kebutuhan jasmani-Nya yang dapat letih dan haus. Apa
yang Yesus alami adalah hal yang manusiawi yang dapat dirasakan semua orang,
karena Yesus pun adalah 100% manusia. Setelah berjalan kurang lebih 70 Km
yang terbatas sehingga membuatNya harus bekerja keras. Selain itu, keadaan sosial
kaki.
Selain juga karena keletihan yang Ia rasakan, tujuan utama Yesus meminta
minum adalah sebagai jembatan komunikasi dalam upaya pemberitaan injil. Tanpa
keraguan Yesus meminta kepada perempuan itu yang menunjukan bahwa Yesus tidak
terikat pada peselisihan seperti orang Yahudi yang lain. Tujuan Allah menciptakan
satu keharmonisan dan kesatuan yang indah dimata Allah. Inilah yang Yesus kerjakan,
dihadapan Allah, tetapi juga menjadi penghubung antar perbedaan manusia supaya
siapapun dia dan dari manapun asalnya dapat menjadi satu dalam tubuh Kristus
(Galatia 3:28).
Yohanes 4:9 (TB) Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau,
seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi
Perseteruan orang Yahudi dengan Samaria telah dimulai lama sekali. Sejarah
mencatat ketika bangsa Asyur menaklukan Israel di tahun 722 SM. Asyur membawa
10 suku utara Israel untuk masuk dalam pembuangan ke Babel dan mereka membawa
bangsa-bangsa lain masuk ke wilayah Israel dan menetap disana. Akhirnya terjadilah
perkawinan campuran antara bangsa Israel dan bangsa lain dari generasi ke generasi
sehingga generasi hasil kawin campur ini disebut sebagai orang Samaria.
mempengaruhi kebudayaan bangsa Israel. Perubahan tata ibadah dan karakter bangsa
Samaria dipengaruhi oleh kebudayaan pagan yang dibawa oleh leluhur mereka
rumah ibadah sendiri dan bait Allah di Gunung Gerizim yang dipercaya sebagai
tempat suci dimana menjadi tempat yang sama ketika Abraham ingin
Pernikahan Campuran / kawin campur dilarang dalam kitab Taurat Yahudi dan
menjadi suatu kenajisan. Para pemimpin agama Yahudi melarang orang Yahudi
Yahudi, Yesus tidak boleh minum dari peralatan yang sama yang digunakan
Orang Yahudi menganggap orang Samaria bukan agama yahudi Murni, dan
bukan darah murni sehingga dianggap tidak layak menjadi bagian Yahudi dan
Orang Samaria dianggap sesat karena membangun kuil ibadah dan tempat
sendiri. tentu sangat berbeda dengan bangsa Yahudi yang menjalani ibadah di
Rupanya dengan cara inilah Yesus mendobrak batasan-batasan agamawi dari kedua
belah pihak dan menyatakan bahwa Yesus adalah Anugerah Allah yang tidak dibatasi
Yohanes 4:10-15 (TB) Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia
Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau
Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini
Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini
kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan
ternaknya?"
Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi,
tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus
menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada
Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak
haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air."
Wilayah Timur Tengah merupakan wilayah yang minim sumber air, oleh
karena itu air menjadi salah satu kebutuhan yang menonjol dan sangat penting untuk
menjaga kelangsungan hidup. Air sangat erat kaitannya dengan kehidupan karena
manusia dapat bertahan hidup tanpa makanan sekitar 1 minggu hingga 3 bulan dengan
hanya minum air. Tetapi tanpa air, manusia hanya dapat bertahan 2 sampai 4 hari.
Tidak ada zat yang dapat menggantikan air padahal 70% kebutuhan dalam tubuh
masyarakat timur tengah yang menganggap air adalah sumber kehidupan yang utama.
Air juga sering dipakai untuk melambangkan berkat Allah dan penyegaran rohani
(Mazmur 42:1). Selain sebagai penyegar, air juga menjadi menjadi lambang
pembersihan diri untuk masuk kedalam hadirat Allah seperti kebiasaan para imam
sebelum masuk ke hadirat Allah. Penggunaan air yang bersih dan murni menjadi
lambang untuk pentahiran dari dosa dan kecemaran. Hal ini yang melatar belakangi
pertobatan orang menjadi pengikut Kristus dan penyatuan dalam Kristus. Nampaknya,
perempuan Samaria ini belum mengerti apa yang dimaksud oleh Yesus. Perempuan
ini masih menanggap perkataan Yesus secara harafiah, padahal yang Yesus
Dalam bahasa sehari-hari bangsa Yahudi, air hidup memiliki arti air yang
mengalir langsung berasal dari sumber mata air. Sumur Yakub bukanlah sumur yang
memiliki mata air, tapi merupakan sumur resapan dimana air dikumpulkan dari hasil
rembesan tanah disekitarnya. Air hidup memiliki kualitas jauh lebih baik daripada air
hasil rembesan ataupaun genangan yang dihasilkan dari hujan. “Kata perempuan itu
kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari
manakah Engkau memperoleh air hidup itu?” Inilah sebabnya perempuan Samaria
meragukan keberadaan air hidup yang Yesus tawarkan. Padahal apa yang Yesus
Jika dilihat di ayat 12, Yesus diperbandingkan dengan Yakub yang dianggap
sebagai bapa dari orang-orang Samaria. Padahal mereka tidak memiliki wewenang
untuk menganggap dirinya sebagai keturunan Yakub karena mereka adalah hasil dari
banyak keturunan campuran, dari suku-suku yang ditempatkan raja Asyur di kota
Samaria. Mereka adalah pewaris yang tidak sah karena kenajisan nya sehingga
merusak garis keturunan asli bangsa Yahudi dan melabeli dirinya sendiri sebagai
keturunan Yakub.
Jika dibandingkan, air hidup yang diberikan oleh Yesus membawa kepada
kehidupan yang kekal. Sedangkan air yang ada di sumur Yakub hanya memenuhi
sementara kebutuhan manusia. Air hidup yang diberikan Yesus akan terus ada dan
berlimpah selamanya sementara air di sumur Yakub bisa kering. Air hidup yang
Yesus berikan membawa orang untuk bersyukur sedangkan air sumur Yakub dapat
hanyalah salah satu orang yang mengantarkan karunia Allah dan menjadi
perpanjangan tangan Allah bagi keturunan-nya. Dan bukan dia yang memberikan dan
memelihara air sumur itu. Sama seperti manna yang didapatkan bangsa israel
bukanlah berasal dari musa, tetapi berasal dari Allah yang memelihara. Orang
Samaria selama ini salah dalam berpikir karena mereka mengagungkan Yakub dan
Dalam Perjanjian Baru, Yesus adalah air hidup karena Ia adalah sumber
sebagai Mesias yang membawa keselamatan dan kehidupan kekal jika percaya
kepada-Nya. Kehidupan kekal merupakan berkat tertinggi yang Allah berikan lewat
anak-Nya Yesus Kristus. Jadi, Yesus bukan hanya pembawa karunia Allah seperti
tokoh lain, tetapi Ia sendirilah yang empunya dan pemberi karunia Allah itu.
Di dalam diriNya ada karunia Allah supaya manusia mendapatkan hidup kekal
bersama dengan Allah dan menjadikan manusia sebagai ciptaan yang baru yang tidak
terganggu oleh kebutuhan kebutuhan yang duniawi yang sementara. Maka dari itu Air
hidup yang Yesus berikan akan membuat manusia tidak haus lagi, karena di
kehidupan kekal nanti manusia tidak terbatas oleh tubuh jasmani yang dapat lelah,
6. Pengudusan
Yohanes 4:16-19 (TB) Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan
datang ke sini."
Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat
sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu,
Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau
seorang nabi.
Untuk menerima air hidup dari Allah, kita perlu menerima Kristus sebagai
Allah dan Juruselamat pribadi dalam hidup kita dan meninggalkan kehidupan lama
yang penuh dengan segala kebiasaan kebiasaan dosa kita untuk hidup kudus dalam
Tuhan (1 Pet 1:15-16). Ada 3 hal yang dapat dipelajari dari pernyataan Yesus di ayat
ini yaitu:
Pertama, fakta tersembunyi yang tersimpan dalam diri perempuan itu berhasil
dibongkar oleh Yesus, menunjukan bahwa Yesus benar-benar anak Allah yang maha
tahu. Di ayat ini penulis membuktikan kepada pembaca bahwa tidak ada yang
terselubung di hadapan Yesus, semuanya terbuka dan jelas sehingga tidak ada dosa
untuk alasan yang sangat baik yaitu supaya suaminya dapat mengajari dan membantu
perempuan itu memahami perkataan perkataan Yesus. Karena ada tradisi dalam
keluarga Yahudi bahwa para istri yang ingin memahami sesuatu haruslah bertanya
kepada suaminya sebagai seorang kepala keluarga yang bijaksana (1 kor 14:35).
Kehadiran suami juga bisa menjadi saksi atas apa yang sedang terjadi. Hal ini dapat
menjadi pelajaran bagi semua orang percaya untuk menjaga diri. Bukan hanya hebat
dalam melakukan pelayanan kepada orang lain, tetapi juga menjaga dari tindakan
yang tidak terpuji ataupun omongan orang lain yang berusaha menjatuhkan kita
Terakhir, Dibalik alasan yang baik tentu tujuan utama dari perkataan Yesus
adalah untuk menunjukan dosa dan kesalahan perempuan tersebut. Tanpa pertobatan
dan pengudusan maka manusia tidak bisa menerima karunia dari Allah yaitu
keselamatan dan kehidupan kekal. Yang menjadi problema adalah orang yang hidup
didalam dosa dan jauh daripada Allah cenderung sulit untuk mengembalikan
kesadaran hati nuraninya. Maka dari itu Yesus mendobrak pintu hatinya meskipun dia
berusaha menutupi.
Seorang nabi memiliki tugas salah satunya untuk menunjukan dan menegur hal-hal
yang salah atau melenceng dari kehendak Allah kepada senuah bangsa atau
atau membuat perasaan putus asa. Tapi sebaliknya, teguran dan kritik seorang nabi
bisa diterima sebagai suatu ajakan dan dorongan untuk memperbaiki diri, mendorong
perubahan hidup kepada yang benar dan hidup dalam kebenaran Allah.
7. Penyembahan yang Benar
Yohanes 4:20-26 (TB) Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi
Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba,
bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di
Yerusalem.
Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal,
Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah
benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki
penyembah-penyembah demikian.
Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh
dan kebenaran."
Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang
disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada
kami."
Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau."
Setelah terkejut dengan apa yang Yesus sampaikan dan menyadari kesalahan-
beribadah. Ada beberapa orang yang berpendapat bahwa perempuan itu ingin berganti
mengalihkan perbincangan malah mempertanyakan hal yang lebih dalam yaitu tempat
ibadah. Secara logis, ia pasti sudah tersadarkan akan kesalahannya dan keadaan nya
Yahudi dan Samaria pun juga melakukan persembahan dengan memberikan korban
bakaran sebagai jalan untuk penebusan dosa. Jadi pasti setelah dia sadar, dia berusaha
untuk mencari jalan untuk menebus dosanya. Masyarakat Samaria mengira jika
bertemu Abraham digunung Gerizim, dan bahkan mengklaim bahwa Musa pertama
Gerizim. Dan masih banyak hal lainnya yang mereka ubah sedemikian rupa untuk
memuliakan gunung Gerizim. Dengan latar belakang itu, perempuan Samaria ini
sebenarnya.
bangsa karena sama-sama merasa tempat ibadahnya merupakan tempat yang benar
dimana Allah hadir. Akhirnya, waktunya telah tiba untuk manusia dapat menyembah
Allah dimana saja dan kapan saja. Seperti yang telah dinubuatkan oleh Zefanya
setelah melihat penglihatan bahwa semua orang diseluruh negeri yang jauh akan tetap
bisa menyembah Tuhan (Zef 2:11). Akibat dari masuknya bangsa asing beserta ilah-
kepada siapa ibadah mereka ditujukan. Yesus menyatakan fakta yang nyata bahwa
orang Samaria pun hanya menerima 5 kitab pertama dari seluruh kitab Perjanjian
Lama. Kitab yang lainnya ditolak bahkan ke 5 kitab itu pun juga direvisi kembali
menurut apa yang mereka inginkan bersama, sehingga menjadi kitab baru yang
bernama Samaritan Pentateuch. Orang Samaria memeluk agama yang tidak lengkap
karena isinya pun tidak lengkap. Mereka sendiri yang menolak pengetahuan yang
sudah tersedia dan yang sebenarnya bisa dimiliki. Para rabi Yahudi pun menyebut
bermakna, tidak peduli dan didasari ketakutan. Bukti nyata nya ada di 2 raja-raja
17:28-34 dimana ada seorang imam dari betel yang mengajarkan cara beribadah
kepada Allah tetapi malah nama Allah Jehovah ditambahkan ke daftar ilah mereka
untuk disembah sebagai bentuk ketakutan yang didasari takhayul bahwa dapat
membahayakan diri jika tidak memasukan atau menyebutkan nama ilah dalam
terdahulu mengetahui bahwa Jehovah adalah Allah dari tanah yang mereka diami
sekarang. Ibadah yang dijalani orang Samaria adalah ibadah palsu. Ciri-ciri ibadah
Ibadah yang pilih-pilih, memilih apa yang mau diketahui saja. Tidak
Ibadah tanpa pengenalan diri yang benar. Ibadah bukan hanya sekedar rutinitas
Ibadah yang percaya dengan takhayul. Ibadah yang dilakukan atas dasar rasa
takut yang masuk kedalam pikiran dan menjadi sebuah mindset. merasa jika tidak
melakukan sesuatu maka akan terjadi hal yang tidak diinginkan. Didasari pada
memberikan gagasan yang benar bahwa Allah adalah roh. Jika Allah adalah Roh
maka Allah tidak terbatas pada ruang dan waktu. Dan merupakan pelanggaran bila
manusia menyamakan Allah yang hidup dengan penyembahan kepada patung-patung,
ini adalah bentuk penghinaan. Allah adalah roh maka persembahan yang dilakukan
bukan lagi menggunakan persembahan korban bakaran tetapi korban roh yang hidup
yaitu dengan penyerahan diri total kepada Allah. Memberi diri untuk taat dan tinggal
dalam kehendak dan rencana Allah merupakan korban yang menyenangkan hati allah.
Roh manusia adalah bagian tertinggi dan terpenting dalam hidupnya. Bagian ini lah
yang membuat manusia menjadi hidup. Penyerahan hal yang paling tinggi inilah yang
Secara jelas Yesus menunjukan bahwa diriNya adalah Mesias sejati karena Yesus
telah memberitahukan rahasia ilahi tentang cara menyembah Allah yang benar, maka
dapat dipastikan bahwa Ia pasti berasal dari Allah karena mengetahui kebenaran-
kebenaran ilahi yang tersembunyi. Tidak ada yang mengetahui rencana ilahi Allah
8. Makanan Rohani
Yohanes 4:27-34 (TB) Pada waktu itu datanglah murid-murid-Nya dan mereka heran,
pun yang berkata: "Apa yang Engkau kehendaki? Atau: Apa yang Engkau
Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan
"Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang
Maka mereka pun pergi ke luar kota lalu datang kepada Yesus.
Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu
kenal."
Maka murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain: "Adakah orang yang telah
Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang
Para murid telah kembali dari dalam kota Sikhar untuk menemui Yesus. Jarak
dari dalam kota ke sumur Yakub kira-kira berjarak 1,4-2,6 Km dengan waktu tempuh
kurang lebih sekitar 40 menit. Melihat bahwa gurunya sedang berbicara dengan
seorang wanita Samaria pasti membuat mereka bingung. Karena pada dasarnya murid
murid Kristus juga dibesarkan dengan tradisi agama yang kuat sebagai orang Yahudi
yang menurut tradisi harus menjauhi orang orang Samaria. Jadi tidak heran bila diayat
ini mereka pun nampak bingung melihat gurunya yang juga adalah orang Yahudi
Hal yang menarik adalah respon dari murid-murid yang menahan diri untuk
tidak terlibat ataupun mempetanyakan perbuatan gurunya. Mereka tahu bahwa apapun
keputusan dan langkah yang Yesus ambil pasti memiliki tujuan yang baik. Secara
manusiawi, apa yang dilakukan Yesus pada saat itu pasti bertentangan dengan
pemikiran yang mereka miliki. Tetapi manusia hanya dapat mengerti apa yang ada
didepan mata. Apa yang manusia anggap buruk belum tentu suatu yang buruk juga
dimata Allah karena manusia hanya melihat yang dekat sedangkan rencana Allah dan
tujuan Allah adalah jauh kedepan. Respon yang baik ini tentu patut kita contoh
sebagai orang Kristen karena apa yang kita harapkan belum tentu sama dengan apa
yang Allah rencanakan jadi lebih baik diam dan ikuti saja kemana Tuhan menuntun
kenal."
33 Maka murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain: "Adakah orang yang
34 Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang
Sama seperti pembicaraan lainnya, murid-murid pun salah mengerti apa yang
dikatakan Yesus tentang makanan. Mereka menangkap secara harafiah dan bersifat
jasmani padahal Yesus sedang berbicara tentang hal yang lebih dari itu. Apa yang
perjalanan ini, sehingga mereka mengira mungkin ada yang memberi Yesus makan.
Makanan berbicara tentang hal yang utama sebagai kebutuhan pokok yang
harus dipenuhi. Sama seperti orang indonesia memerlukan nasi untuk makan, tanpa
nasi rasanya seperti ada yang kurang, harus mendapatkan nasi supaya kebutuhan
terpenuhi. Nasi bagaikan alasan utama orang untuk makan dan paling banyak dicari
orang-orang. Sama hal nya dengan Yesus. Apa yang Yesus kerjakan adalah untuk
memenuhi kebutuhan yang utama yaitu melakukan kehendak Bapa. Ada hal yang
lebih penting daripada pemenuhan kebutuhan jasmani, yaitu adalah makanan rohani
sebagai pemenuhan pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan Allah kepada
Yesus.
Inti dari kehidupan Yesus di bumi adalah untuk memenuhi rencana Allah dan
Yesus harus menundukan dirinya terhadap kehendak dan rencana Allah. Yesus adalah
pribadi yang unik karena dalam kemanusiaan-Nya Ia adalah satu-satunya orang yang
bisa dan bersedia untuk tunduk secara penuh kepada Allah tanpa cacat cela dan dosa.
Bisa dikatakan bahwa hanya Yesus satu-satunya manusia yang tidak mengikuti
keinginan dirinya sendiri, tetapi dengan sabar melakukan apa yang Allah inginkan.
Jadi makanan rohani ini berbicara tentang prioritas utama Yesus untuk memenuhi
9. Tuaian
Yohanes 4:35-37 (TB) Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim
Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk
Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan yang lain
menuai
Sikhar adalah kota yang terkenal karena hasil gandumnya. Berbeda dengan
wilayah lain yang kering dan berbatu, Sikhar memiliki wilayah yang ditanami oleh
gandum. Hamparan gandum dapat dilihat disekitar wilayah Sikhar. Gandum yang
mulai menguning memerlukan waktu 4 bulan untuk dituai. Tetapi yang Yesus lakukan
adalah melakukan kontras antara hal duniawi dan rohani. Jika benih gandum yang
ditabur memerlukan waktu 4 bulan lamanya untuk bisa mulai dituai, maka berbeda
cerita dengan benih yang Yesus tabur berupa Firman Allah yang telah ditabur kepada
perempuan tadi. Rupanya benih yang Yesus tabur langsung bertumbuh dan
berkembang tanpa menunggu waktu yang lama. Ladang yang siap menguning
melambangkan jiwa jiwa yang sedang diselamatkan yaitu orang-orang Samaria yang
menabur dan menuai tidak lagi memerlukan masa penantian yang panjang. Akan
terjadi kesuburan yang begitu dahsyat sehingga orang-orang tidak perlu menunggu
lama untuk menerima hasilnya ( Im 26:5). Masa emas inilah yang akan digenapi oleh
Yohanes 4:38 (TB) Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu
usahakan; orang-orang lain berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha
mereka."
Dalam ayat ini, perkataan Yesus memiliki 2 makna yang mendalam bagi
hasil yang bukan berasal dari jerih payahnya sendiri. Yesus sedang menabur benih
yang nanti pada saatnya tiba akan pergi untuk melanjutkan pekerjaan yesus untuk
menjangkau jiwa dan menuai jiwa jiwa. Hal ini perlu menjadi pengingat bagi kita
semua bahwa apa yang kita lakukan sekarang yaitu melayani dan menuai jiwa-jiwa
bukan hasil usaha kita sendiri, tetapi karena Yesus yang menabur benih dan orang-
orang sebelum kita yang telah memberitakan Injil, sehingga jangan kita menjadi
mereka yang menabur benih Injil tetapi orang lainlah yang akan menuai hasilnya.
Tidak semua hal dapat berjalan secara cepat seperti apa yang kita harapkan. Apa yang
terjadi pasti ada masanya. Maka dari itu Yesus menyiapkan murid-muridNya untuk
atas kendala yang terjadi dilapangan nanti. Gereja Kristen harus bersiap diri dalam
menghadapi masa dimana para penginjil menabur benih tetapi belum ada hasilnya.
malah menghadapi keadaan yang tidak mengenakan bahkan sampai mati menjadi
benih bagi gereja dan membakar gairah kerohanian Gereja untuk tetap memiliki
pengharapan dalam Kristus. Maka yang ingin Yesus sampaikan adalah jangan takut
dan cemas karena penaburan benih tidak akan sia-sia dan tetap mendapatkan bagian
pada kehidupan kekal dan akan tetap bersukacita dalam penuaian yang akan terjadi.
Yohanes 4:39-42 (TB) Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi
Ketika orang-orang Samaria itu sampai kepada Yesus, mereka meminta kepada-Nya,
supaya Ia tinggal pada mereka; dan Ia pun tinggal di situ dua hari lamanya.
Dan lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya karena perkataan-Nya,
dan mereka berkata kepada perempuan itu: "Kami percaya, tetapi bukan lagi karena
apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa
akan Firman, yaitu melalui kesaksian pribadi dan pemberitaan Injil / Firman Allah
sendiri. Untuk dapat menerima karunia keselamatan dari Allah, maka manusia harus
percaya kepada Yesus. Kepercayaan dimulai dari proses yang namanya pengenalan.
Seseorang harus diperkenalkan dulu baru bisa melangkah ke tahap percaya. Apa yang
dilakukan oleh perempuan Samaria ini adalah proses untuk memperkenalkan Kristus.
Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa proses pengenalan Kristus
memiliki 2 cara yaitu lewat kesaksian pribadi ataupun pemberitaan Firman yang
disampaikan. Rupanya perempuan ini memakai cara yang pertama yaitu kesaksian
pribadi. Sangat jelas di ayat diatas bahwa perempuan ini mulai menyebarkan kabar
yang menggemparkan lewat kesaksian perjumpaan nya secara pribadi dengan Yesus.
Semua orang bisa bersaksi tetapi belum tentu dia menginjil. Karena memberitakan
injil perlu menghidupi kebenaran Allah dan hidup dalam pertobatan. Sedangkan
perempuan Samaria ini hanya menyadari bahwa Yesus adalah Mesias, belum sampai
Apa yang disampaikan oleh perempuan ini hanyalah kesaksian pribadi atas
yang telah kuperbuat.". Tetapi, tidak menutup kemungkinan juga bahwa kesaksian
pribadi dapat membawa orang untuk satu langkah maju dalam proses mengenal
Kristus. Kesaksian pribadi merupakan hal yang wajar dan bermanfaat, tetapi jika tidak
didasari oleh pengetahuan dan kehidupan yang benar dalam Firman maka hanya akan
terfokus kepada apa yang Allah bisa lakukan untuk dirinya. Bukan hidup untuk
mereka berkata kepada perempuan itu: "Kami percaya, tetapi bukan lagi
karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu,
Kesaksian pribadi hanya menjadi jembatan yang membantu orang untuk dapat
mengenal Kristus. Tetapi hal yang utama adalah mendengar pengajaran langsung dari
sumbernya. Kesaksian perempuan Samaria ini tidak lebih besar dari pemberitaan Injil
hidup.
Yohanes 4:43-45 (TB) Dan setelah dua hari itu Yesus berangkat dari sana ke Galilea,
sebab Yesus sendiri telah bersaksi, bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya
sendiri.
Maka setelah Ia tiba di Galilea, orang-orang Galilea pun menyambut Dia, karena
mereka telah melihat segala sesuatu yang dikerjakan-Nya di Yerusalem pada pesta
Ayat 43 sampai 45 ini merupakan ayat peralihan kepada tanda kedua yang
akan yesus kerjakan. Yesus melakukan pelayanan nya di Samaria selama 2 hari.
menarik jika dilihat kembali dari rute perjalanan Yesus kembali ke Galilea. Rata-rata
orang yahudi akan memilih jalan memutar yang lebih jauh ke arah Perea,
menyeberangi wilayah sungai Yordan. Perjalanan yang memutar ini memiliki waktu
Jika kita lihat kembali ketika Yesus harus memasuki wilayah Samaria maka
yang menarik adalah bahwa Yesus tidak ingin kehabisan waktu hanya untuk
perjalanan. Daripada 3 hari waktu ini habis untuk memutar, lebih baik digunakan
untuk memberitakan Injil karena berita Injil ada untuk semua orang, bukan hanya
orang Yahudi. Tentu jika direfleksikan, pelayanan yang Yesus kerjakan dilakukan
dengan waktu yang tepat, tidak terlambat dan tidak terlalu cepat. Ini lah kehebatan
Yesus yang membuktikan bahwa Dia adalah Allah yang tepat pada waktu-Nya,
ungkapan lama yang mengarah kepada keadaan pahit yang dihadapi oleh
beberapa tokoh Alkitab zaman Perjanjian Lama juga. Dimana mereka yang
dianggap remeh dan kurang dihargai oleh orang-orang sekitarnya karena orang-
orang sekitarnya merasa lebih dulu mengenal karakter tokoh tersebut. Sehingga
menimbulkan presepsi dalam pemikiran bahwa “tidak mungkin orang yang dari
kecil saya kenal baik buruknya dapat menjadi orang yang berbeda dan bahkan
karena orang-orang mengenal asal usul Yesus dari kecil. Mereka menjadi tidak
percaya karena menganggap rendah Yesus sebagai anak tukang kayu, bahkan
Matius 13:55-57 (TSI3) Dia hanyalah anak Yusuf, tukang kayu itu.
Ibunya Maria. Adik-adiknya yang laki-laki Yakobus, Yoses, Simon, dan Yudas.
Semua adik perempuannya juga ada di sini bersama kita. Bisa-bisanya dia
percaya kepada-Nya. Lalu kata Yesus kepada mereka, “Seorang nabi selalu
Inilah kondisi pahit yang harus dihadapi baik Yesus maupun semua orang
yang terpanggil dalam pekerjaan Allah. Tidak mudah untuk memberitakan kabar baik
bagi orang disekitar terutama orang-orang yang mengenal watak, karakter atau
kehidupan lama kita. Sering kali Yesus dan tokoh-tokoh Alkitab dihina dan
dimusuhi karena kebenaran Firman Tuhan, lihatlah bahwa Yesus lebih dahulu dibenci
E. KESIMPULAN
Dari penafsiran Yohanes 4:1-45 ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Yesus
adalah 100 % Allah dan 100 % manusia. Karena dalam keilahian-nya, Yesus Maha
mengetahui yang sedang terjadi dan yang akan terjadi. Dia Allah yang tepat waktu
bisa capek, lelah, lapar dan haus yang menunjukan bahwa Ia juga merasakan
jasmani manusia yang sementara seperti makan, minum, istirahat dan tidur. Kedua sisi
ini dapat terlihat jelas dari percakapan Yesus dan perempuan Samaria yang ditulis
oleh Yohanes.
Perikop ini juga merupakan pernyataan Yesus sebagai Air hidup sebagai
sumber kehidupan kekal manusia. Tanpa Yesus, manusia tidak dapat menikmati
kehidupan kekal yang telah disediakan Allah bagi manusia. pelayanan yang Yesus
kerjakan selalu membawa manusia untuk sadar akan kesalahan dan dosanya. Disinilah
Yesus hadir sebagai jalan keselamatan dan pendamaian bagi dosa manusia. Ia bukan
hanya nabi yang bisa menyatakan kesalahan seseorang, tetapi sebagai Mesias yang
Allah yang kudus dimanapun dan kapanpun tidak terbatas ruang dan waktu. Tidak
seperti keadaan jaman dulu ketika manusia meributkan tempat yang tepat untuk
menyembah Allah.
Yesus juga menyatakan Tujuan utama kedatangan-Nya ke dunia dalam
perikop ini yang digambarkan melalui makanan yang tidak dikenal manusia. Makanan
ini lah yang menjadi sumber utama untuk pemenuhan kebutuhan Yesus dibumi. Tidak
lain tidak bukan adalah kehendak Bapa yang menjadi prioritas utama bagi Yesus
dibandingkan terfokus kepada hal-hal yang bersifat badani. Serta gambaran ladang
yang menguning, yang bertujuan untuk mempersiapkan para muridNya untuk menuai
banyak jiwa yang harus diselamatkan dalam penggenapan rencana Allah. Hingga
memberikan gambaran tentang keadaan yang harus dihadapi umat Tuhan dalam
menjalankan tanggung jawabnya sebagai pemberita kabar baik dan Kebenaran Firman
Tuhan.
F. REFLEKSI
Yesus menjadi role model dalam pelayanan penginjilan kita. Cara yang Yesus
baik. Yesus mendobrak batasan batasan yang selama ini dihindari oleh kedua
belah pihak.
Samaria yang dianggap hina oleh orang Yahudi, begitupun kita seharusnya
menerima orang lain tanpa adanya perbedaan dan tidak memihak hanya satu sisi.
tetap berdiri teguh dalam iman ditengah gejolak ataupun tawaran dunia.
Setiap orang percaya wajib hidup dalam pengudusan dan pertobatan dari hari ke
sehari. Yesus tidak menginginkan ada dosa yang tersembunyi dalam kehidupan
kita.
Jika ada seseorang yang datang kepada kita dengan masalah ataupun dosa yang
sedang dilakukan, maka ajak mereka untuk kembali kepada Yesus sebagai satu-
Penyembahan yang benar muncul dari kerinduan dari hati yang terdalam.
Penyembahan yang benar bukan berasal dari ketakutan tetapi dari kasih. Kita
mengasihi Allah.
Hati hati terhadap rutinitas agamawi karena itu bukanlah ibadah yang sejati.
atas dorongan kewajiban dan tanggung jawab, bukan didasari oleh dorongan hati
Kita sebagai umat Tuhan terpanggil dalam rencanaNya untuk memenangkan jiwa
jiwa yang perlu diselamatkan. Bagian kita adalah memberitakan kabar baik. Ini
bukanlah tugas pendeta atau pemimpin rohani, tetapi semua orang yang percaya
kepada Kristus
Bila kita memenangkan jiwa, jangan menjadi sombong dengan merasa diri hebat.
Gereja dan umat Tuhan tidak boleh patah semangat jika pelayanan penginjilan
yang dilakukan terasa tidak ada perkembangan. Kembali merefleksikan diri dan
jangan khawatir karena belum tentu apa yang kita tabur juga kita yang menuai.
Hiduplah sama seperti Yesus hidup. Memiliki integritas dalam dirinya. Bagi kita
yang melayani mulai berintegritas dengan datang tepat waktu, berpakaian yang
Harus menjaga nama baik dalam pelayanan. Meskipun kita tidak berniat buruk,
tetapi akan lebih baik jika kita menghindari tindakan yang membuat orang lain
berburuk sangka dan akhirnya menjadi batu sandungan bagi orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Barclay, William. Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Injil Yohanes pasal 1-7. Jakarta:
Benson Commentary
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini 1 & 2. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih,
1995.
Hagelberg, Dave. Tafsiran Injil Yohanes dari bahasa Yunani. Jogjakarta: Yayasan
ANDI, 2005.
Vamosh, Miriam Feinberg. Daily Life at the time of Jesus. Israel: Palphot.Ltd.