Anda di halaman 1dari 13

Palestina,Tinjauan Sejarah Agama Samawi dan Urgensinya Bagi Umat Islam

Oleh : Azmi Al Haq


Pendahuluan
Palestina merupakan Negara Arab Islam yang terletak di bagian selatan pantai Mediaterania
timur, dan meluas hingga Lembah Sunga Yordan, yang menempati bagian barat daya Levant,
dan lokasinya yang strategis di jantung Timur Tengah sebagai penghubung antara benua Asia
dan Afrika. Negara ini juga tempat lahir dari tiga agama samawi yaitu Yudaisme, Kristen dan
Islam.
Selanjutnya, ada tiga alasan mengapa Isu Palestina sangat penting untuk dibahas dan ditelaah,
yaitu :
Pertama,Posisinya secara geografis yang dinilai sebagai titik strategis yang menjadi penghubung
benua Asia, Afrika dan Eropa. Ia merupakan garis pertanahan pertama levant , maka dari itu
penjajah selalu tertarik untuk memperketat control mereka atas Palestina terlebih dahulu untuk
mengamankan kendali mereka terhadap Negara sekitar.
Kedua, Signifikansi secara historis yaitu diantaranya pernah didiami oleh beberapa peradaban
besar seperti Yabusia, Kan’an, Asyur, Romawi, Yunani, Persia,Babilonia, dan akhirnya
pembebasan oleh pasukan Islam.
Ketiga, Palestina merupakan pusat keagamaan besar sepanjang sejarah. Bagi umat islam, Banyak
Nabi dan rasul yang diutus melalui tanahnya serta menjadi lokasi Masjid Al Aqsha yang
merupakan kiblat pertama. Sedangkan bagi umat Kristen, palestina merupakan negeri kelahiran
Yesus dan terdapat Gereja Qiyamah di dalamnya dan bagi orang-orang Yahudi, Palestina
merupakan tanah yang dijanjikan Tuhan yang didalamnya terdapat Kuil sulaiman.
Berangkat dari situlah, penulis mencoba menguraikan dengan rumusan-rumusan masalah yang
telah disinggung sebelumnya.
1. Sejarah singkat agama-agama yang mendiami Palestina
Menurut para ahli sejarah, tanah Palestina secara garis besar didiami oleh tiga pengikut agama
samawi (Yahudi, Kristen, Islam). Jauh sebelum munculnya Negara-negara modern, tanah suci
Palestina merupakan kediaman bagi kaum yahudi kuno yang merupakan pengikut dari Nabi
Musa alaihissalam dalam kurun waktu sekitar tiga ribu tahun.
Di tanah suci ini risalah kenabian dan kerasulan. Bermula dengan risalah yan dibawa oleh Nabi
Ibrahim as, kemudian Nabi Luth as, Ismail as, Ishaq as, Ya’kub as hingga Nabi Musa as. Lalu
diutusnya Nabi Daud dan Nabi Sulaiman as. Palestina juga merupakan tanah bagi para Nabi
seperti ilyas, ilyasa, asyi’ya, armiya, hizkiyal, danial dsb. Kemudian pada kurun berikutnya,
dilanjutkan dengan Nabi Zakariya as, yahya as dan Nabi Isa as.
Menurut Dr. Bakr Zaky Aw’d, dalam bukunya yang berjudul “ Ar râd ala Trump fii dakwahu
ahaqiyyatu al yahud fiil al Quds” beliau mengatakan bahwa anggapan ini tidak benar
sebagaimana yang di klaim oleh para pemuka yahudi. Beliau mengatakan bahwa, sebelum
datangnya Nabi Ibrahim as yang merupakan garis keturunan dari Nabi Musa as datang dari utara
Iraq menuju tanah palestina, setidaknya ada beberapa kaum yang terlebih dahulu menempatinya.
Diantaranya adalah kan’aniyyun, hatsiyun,amuriyyun, yabusiyyun. Dari situ, beliau
menyimpulkan pengakuan orang-orang yahudi terhadap pemilik sah tanah palestina tidak
mendasar dan sangat diragukan.
Begitu pula proses kembalinya bangsa Israel dari tanah mesir bersama Nabi Musa as tidak
berhasil mulus, kaum jabbariyah yang mendiami palestina menjadi alasan kaum Nabi musa as ini
menolak memasuki tanah suci itu. Hal ini diabadikan dalam Alqur’an yang merupakan bentuk
pembangkangan mereka terhadap utusan Allah.
Sedangkan pengikut agama Kristen dalam sejarahnya para umat kristiani meyakini bahwa
kelahiran Nabi Isa as (Yesus) merupakan awal dari kemunculan agama tersebut di tanah suci itu.
Hal itu berlanjut kala kekaisaran Romawi menguasai tanah al Quds, pada tahun 1099-1187
Masehi.
Adapun Islam, datang menyinari bumi Palestina dengan sepenuh rahmat. Peristiwa Isra’ Mi’raj
Nabi Muhammad saw yang diabadikan dalam Alqur’an merupakan bagian dari catatan
tersendiri bagi agama Islam. Selajutnya pembebasan Al Quds dan Palestina yang pertama
dibawah kepemimpinan Khalifah Umar bin khattab pada tahun 16 hijriah/637 Masehi berhasil
membumikan Islam sebagai agama rahmatanlil alamin.
Demikian pula serupa dengan penjelasan menurut Ibnu Katsir dalam Bidayah wâ Nihayah,
bahwasanya sebelum pembebasan al Quds oleh umat Islam, umat yahudi dan nashrani telah
mendiami tempat tersebut dalam kurun waktu yang cukup lama.
Selain dari tiga agama besar ini, terdapat pula aliran-aliran minoritas yang mendiami tanah
Palestina seperti aliran Samiriyah, aliran Baha’iyah, aliran Dazariyah dan aliran-aliran kecil
lainnya yang notabene minoritas.
Dalam data pada dekade terakhir ini, jumlah Muslimin dan Nasrani di Palestina mengalami
penyusutan. Sedangkan Yahudi mengalami peningkatan jumlah penduduk dan imigrasi besar
dari Eropa Timur dan Rusia. Jika dilihat dari sensus penduduk di dari tahun ke tahun, yang
tadinya Muslimin mendominasi 97% populasi Palestina, kini jumlah umat Islam tinggal 30% dan
di kota Al-Quds hanya tersisa 230.000 jiwa, disebabkan Yahudi melakukan Yahudisasi Al-Quds
dan menjalankan proyek agar Al-Quds menjadi ibukota abadi Israel.
2. Argumen masing-masing agama atas tanah Palestina

Palestina merupakan pusat peradaban dari tiga agama samawi, setiap dari masing-masing agama
memiliki ikatan sejarah yang menjadi asbab mengapa tanah suci itu menjadi tanah impian dari
dulu hingga hari ini. Tidak hanya meninggalkan situs sejarah keagamaannya, ia merupakan
tempat suci yang termaktub di kitab masing-masing dari tiga agama samawi.

A. Pandangan Umat Yahudi

“Sungguh akan kami berikan tanah ini,dari sungai Mesir hingga sungai besar, yakni sungai
Eufrat.” – Kitab Kejadian 15: 3-5
Umat Yahudi memiliki pandangan bahwasanya Yerussalem adalah ibu kota abadi bangsa Israel,
dalam kitab taurat disebutkan sebanyak 6400 kali yang konon dinamai pada masa pemerintahan
raja Yebos dan setelah penaklukkan raja david (daud) berganti nama menjadi kota Daud. David
bersama anaknya Salomon (Sulaiman) yang dalam agama yudaismenya merupakan seorang raja
yang diyakini mereka telah membangun kuil untuk agama yahudi.
Berikut beberapa alasan mengapa umat yahudi merasa paling berhak atas tanah palestina :
a. Bangsa Yahudi mengklaim bahwasanya mereka memiliki nasab langsung kepada Nabi
Ibrahim as yang kala itu hijrah dari Utara Irak menuju Palestina, akan tetapi klaim ini rapuh,
sebab bangsa Ka’an telah menetap di wilayah itu selama 1500 tahun sebelum kedatangan Nabi
Ibrahim as, seperti yang di jelaskan oleh Dr. Bakr Zaky Awd dalam bantahannya terhadap orang-
orang Yahudi
b. Klaim bangsa Yahudi bawasanya perintah Tuhan terhadap Nabi Musa as agar membawa
Bani Israel memasuki Palestina yang mereka sangka bermakna Palestina adalah hak sejarah dan
agama bagi Bangsa Yahudi. Meski dalam perintah tersebut terjadi pembangkangan yang
dilakukan oleh bangsa yahudi terhadap Nabi Musa as, hal ini termaktub dalam surat al maidah
ayat 24 sampai 26 meskipun hal itu terjadi setelah sepeninggal Musa dan Harun as yakni di masa
Yusya’ bin Nuun (Joshua), yang pada akhirnya mereka kemudian merebut kota Jericho dan Ayy
dari Bangsa Filistin (Kan’an) yang sebelumnya telah mendiami tanah itu selama 3000 tahun
lamanya.
c. David atau Daud yang kemudian hari menjadi raja Bani Israel orang-orang yahudi yang
berhasil mengalahkan Talut (Goliath) pada tahun 1050 SM dan berhasil merebut tanah Palestina
dari orang-orang kan’an.
d. Di Masa pemerintahan Sulaiman sekitar (963–923 SM) yang merupakan anak dari Daud,
bangsa Israel mengalami kejayaan. Pada masa itu diyakini bahwasanya Sulaiman telah
membangun sebuah kuil (Haikal Sulaiman ) atau Salomon Temple yang diperuntukkan untuk
bangsa Israel di kota Ursyalim (Yerussalem).
e. Sepeninggal Raja Sulaiman, para keturunannya berselisih. Maka terbagilah kerajaan
tersebut menjadi dua bagian, yang pertama menjadi kerajaan Israel atau kerajaan Samiri yang
beribukota Nablus, sedangkan kerajaan yang kedua bernama kerajaan Yehuda yang beribukota
“Ursyalim” (Yerussalem).
f. Kerajaan Israel runtuh pada tahun 721 SM yang kemudian sekitar 150 tahun kemudian
runtuh kerajaan Yahudi.
g. Pada tahun 586 SM Raja Nebukadnezar dari Babilonia menyerang Yerussalem dan
menghancurkan kuil ini untuk pertama kalinya, hal ini terjadi sepeninggal Nabi Sulaiman as.
Namun pada tahun 521 SM, Raja Persia, Cyrus merebut Yerussalem dan kembali membangun
Kuil sulaiman hingga pada 70 M tentara Romawi menyerang Yerussalem dan meratakan seluruh
bagian dari kuil tersebut, berikut dengan pengusiran secara besar-besaran bangsa Yahudi dari
tanah suci itu.

Dengan demikian, selama berates-ratus tahun lamanya, tanah Palestina bukan lagi dibawah
kendali bangsa Yahudi. Serangan emperium Romawi, serta pembebasan oleh pasukan Islam
hingga dibawah kendali Kesultanan Ottoman yang berakhir pada tahun 1924. Barulah pada tahun
1948 terbentuknya Negara Israel dibawah kendali Kerajaan Inggris.

B. Pandangan kaum Nashrani (Kristen)

Umat Kristiani memandang bahwa Palestina merupakan bagian dari Nubuat yang telah
ditetapkan dalam Perjanjian Lama dan Baru. Mereka berkeyakinan bahwa umat kristenlah
sebagai pewaris sah dari tanah suci itu. Di tanah itulah terdapat Gereja Yerussalem (Bethlehem)
yang diyakini sebagai tempat kelahiran sang Yesus (Isa Al Masih). Gereja yang di namai sebagai
Bunda dari seluruh gereja di duni ini juga merupakan destinasi rohani bagi setiap umat kristiani.
Bahkan, dalam keyakinan mereka kata “Yerussalem” disebutkan 146 kali dalam Perjanjian
Lama dan 660 kali dalam Perjanjian Baru.

Berikut beberapa alasan mengapa umat Kristen menjadikan tanah Palestina (khususnya
Yerussalem) sebagai Nubuat yang diperuntukkan untuk umat kristiani:

a. Yerussalem merupakan tempat kelahiran Isa Al Masih (Yesus) seperti yang yakini dalam
Injil Lucas bagian kedua ayat 1-20, yang di ceritakan dalam ayat tersebut bahwasanya Yesus
lahir pada sebuah malam yang tenang disebuah kandang (Holy Crypt) di kota Bethlehem
(Yerussalem).
b. Yerussalem (Al Quds) merupakan tempat pertama Yesus menyebarkan ajarannya di
kalangan orang-orang Palestina kala itu.
c. Di kota Yerussalem terdapat gereja Qiyamah (Makam Suci) yang dibangun atas prakarsa
Ratu Helena pada tahun 328-335 M. Dimana di tempat inilah diyakini ditemukannya salib dari
Yesus kristus.
d. Terdapat banyak peninggalan sejarah agama Kristen yang berupa gereja-gereja yang
tersebar di kawasan Yerussalem, seperti gereja Santa Maria yang diyakini sebagai Makam dari
Imran dan Hannah.

C. Pandangan Umat Islam

Dalam pandangan umat Islam, Palestina khusunya Masjid Al-Aqsha yang merupakan kiblat
pertama umat Islam.Tanah yang diberkahi, yang di muliakan oleh jejak para Nabi dan Rasul
dalam mengemban tugas mulia, tanah para salafusshaleh yang menjaga setiap inci tanahnya
dengan keimanan dan keta’atan. Tanah yang disinggahi oleh sang Nabi Mulia saw kala
melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj. Disebutkan berkali-kali dalam Al-Qur’an dan Hadist Nabi
saw.Tanah yang dibebaskan oleh para ksatria Islam pada setiap generasinya.

Berikut beberapa dalil yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah yang berkaitan dengan Tanah
Palestina (Baitul Maqdis) :

a. Allah berfriman, “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu
malam dari Masjidil Haram ke masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami
perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah
Maha Mendengar lagi Maha Melihat”
Dalam sebuah riwayat, bahwasanya Rasulullah bersabda ; “ Seyogyanya seseorang lebih
bersungguh-sungguh melakukan safar untuk mengunjungi tiga masjid ini: Masjid al-Haram
(Makkah), Masjid Nabawi (Madinah), dan Masjid al-Aqsha (Palestina).”
b. Allah berfirman, “Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami
limpahkan berkah kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan antara negeri-
negeri itu (jarak-jarak) perjalanan. Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam dan siang hari
dengan aman.”
Para ahli Tafsir menjelaskan, yang dimaksud ‘ke negeri yang Kami telah meberkatinya’ yakni
negeri syam (Yordania, Syiria, Lebanon, Palestina) daerah Kerajaan Nabi Sulaiman as.
Dalam sebuah riwayat dari Ibnu Umar, Rasulullah saw pernah berdo’a untuk keberkahan negeri
Syam dan Negeri Yaman. Beliau bersabda, “Ya Allah, berikanlah keberkahan bagi kami, negeri
Syam dan Yaman.”
c. Palestina utamanya Masjdi Al-Aqsha adalah tempat yang disucikan Allah. Seperti yang
disebutkan dalam ayat :” Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Baitul Maqdis) yang telah
ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (karena takut kepada musuh),
maka kamu menjadi orang-orang yang merugi.”
Ayat ini berkaitan dengan perjalanan Nabi Musa beserta kaumnya yang diperintahkan oleh Allah
untuk memasuki tanah Palestina (Ardhul Muqaddasah). Menurut Ibnu Asakir dari Muadz bin
Jabal bahwa kawasan itu dikatakan tanah suci karena telah sekian Nabi-nabi yang menempatinya
dan senantiasa mengajak kepada agama Tauhidullah.Di wilayah ini juga kala itu bersih dari
patung-patung berhala dan kepercayaan sesat.

d. Di tanah palestina adalah bumi padang mahsyar seperti yang diriwayatkan oleh Imam
Ahmad dengan sanad sari sayyidah Maimunah binti sa’ad bibi dari Nabi Muhammad saw. Kala
bertanya tentang keutamaan Baitul Maqdis, Rasulullah saw bersabda “ (Palestina) bumi Mashyar
dan Mansyar”
e. Di dalam beberapa hadist disebutkan bahwasanya di tanah Palestina nantinya akan
muncul Thâifah Mânshúrah yang akan terus berpegang kepada kebenaran.

3. Pentingnya Palestina bagi Umat Islam

Dalam sejarah Umat Islam, Palestina memiliki nilai yang tingi secara aspek sejarah dan
agamanya. Ia sangat berkaitan dengan risalah kenubuwahan Nabi Muhammad, dan bagian dari
ajaran agama Islam sendiri. Untuk mengetahui betapa pentingnya tanah Palestina bagi umat
Islam dapat kita ketahui melalui beberapa dalil dari Al-Qur’an dan Hadist berikut ini :
Dalil dari Al Qur’an :
a. Tanah yang disinggahi Nabi ketika Isra’ Mi’raj, tanah yang diberkahi.
َ ‫ه لَ ْياًل ِمنَ ْال َم ْس ِج ِد ْال َح َر ِام ِإلَى ْال َم ْس ِج ِد اَأْل ْق‬qِ ‫ُسب َْحانَ الَّ ِذي َأس َْر ٰى بِ َع ْب ِد‬
َ َ‫صى الَّ ِذي ب‬
‫ار ْكنَا َحوْ لَهُ لِنُ ِريَهُ ِم ْن آيَاتِنَا‬

ِ َ‫ِإنَّهُ هُ َو ال َّس ِمي ُع ْالب‬


‫صي ُر‬
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil
Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan
kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Menurut Dr. Abdullah Nasih Ulwan, ayat ini berkaitan hubungannya secara aspek agama dan
sejarah, dimana Masjid Al Aqsha merupakan tempat yang bersih , berkah, sekaligus disucikan.
Ibn Abbas, mengatakan bahwa wilayah ‘di sekelilingnya’ itu adalah wilayah : Palestina dan
Yordania. Abu al-Qasim al-Suhaili berkata: Perkataan bahwa ‘ Kami memberkati di
sekelilingnya menunjukkan wilayah Syam (Palestina dan sekitarnya).
b. Tanah yang disucikan,

ِ َ‫َب هّللا ُ لَ ُك ْم َوالَ تَرْ تَ ُّدوا َعلَى َأ ْدب‬


ِ َ‫ار ُك ْم فَتَنقَلِبُوا خ‬
َ‫اس ِرين‬ َ ْ‫يَا قَوْ ِم ا ْد ُخلُوا اَألر‬
َ ‫ض ال ُمقَ َّد َسةَ الَّتِي َكت‬

“Wahai kaumku ! Masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu dan
janganlah kamu berbalik ke belakang (karena takut pada musuh), nanti kamu menjadi orang yang
rugi.”

Dari dalil-dalil tersebut, diperoleh gambaran betapa keberkahan Allah Subhanahu Wata’ala
meliputi seluruh negeri Palestina, selain itu Palestina juga telah disucikan oleh Allah yang telah
ditentukan khusus bagi umat Islam. Palestina juga merupakan warisan para nabi sebab banyak
nabi dan rasul dilahirkan, tumbuh, berdakwah, hingga dikuburkan di wilayah tersebut.
Diantaranya ialah Nabi Isa as, Nabi Dawud as, Nabi Sulaiman as, Nabi Ibrahim as, Nabi Luth as,
Nabi Ishaq as, Nabi Yaqub as, Nabi Yusuf as, dan Nabi Musa as.
c. Masjid Al-Aqsha adalah kiblat pertama umat Islam,
Masjid Al-Aqsha di Palestina adalah kiblat pertama umat Islam, sebelum Allah memerintahkan
mengubah arah kiblat dari Masjid Al-Aqsha Palestina ke Masjid Al-Haram di Mekkah.
Rasulullah menunaikan shalat menghadap Masjid Al-Aqsha sewaktu berada di Mekkah sebelum
Hijrah hingga hijrah ke Madinah, dalam kurun waktu 16 bulan. Kemudian atas perintah Allah
beliau shalat menghadap Ka'bah (Masjid Al-Haram) di Mekkah.

ْ ‫ْث َما ُك ْنتُ ْم فَ َولُّوا ُوجُوهَ ُك ْم َش‬


‫ط َرهُ َوِإ َّن‬ ْ ‫ك َش‬
ُ ‫ط َر ْال َم ْس ِج ِد ْال َح َر ِام َو َحي‬ َ َ‫ضاهَا فَ َو ِّل َوجْ ه‬ َ َّ‫ك فِي ال َّس َما ِء فَلَنُ َولِّيَن‬
َ ْ‫ك قِ ْبلَةً تَر‬ َ ُّ‫ن ََرى تَقَل‬
َ ‫ب َوجْ ِه‬
َ‫ق ِم ْن َربِّ ِه ْم َو َما هَّللا ُ بِغَافِ ٍل َع َّما يَ ْع َملُون‬ َ ‫الَّ ِذينَ ُأوتُوا ْال ِكت‬
ُّ ‫َاب لَيَ ْعلَ ُمونَ َأنَّهُ ْال َح‬
“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan
memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram.
Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-
orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa
berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah
dari apa yang mereka kerjakan”
d. Negeri para Nabi dan rasul,

َ‫ار ْكنَا فِيهَا لِ ْل َعالَ ِمين‬ ِ ْ‫َونَ َّج ْينَاهُ َولُوطًا ِإلَى اَأْلر‬
َ َ‫ض الَّتِي ب‬
“Dan Kami seIamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya
untuk sekalian manusia.” (Al-Anbiya : 71).

َ ‫ه لَ ْياًل ِمنَ ْال َم ْس ِج ِد ْال َح َر ِام ِإلَى ْال َم ْس ِج ِد اَأْل ْق‬qِ ‫ُسب َْحانَ الَّ ِذي َأس َْر ٰى بِ َع ْب ِد‬
َ َ‫صى الَّ ِذي ب‬
‫ار ْكنَا َحوْ لَهُ لِنُ ِريَهُ ِم ْن آيَاتِنَا‬

ِ َ‫ِإنَّهُ هُ َو ال َّس ِمي ُع ْالب‬


‫صي ُر‬
“Mahasuci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil
Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya.” (Al-Isra : 1)
Para ahli tafsir sepakat bahwa negeri yang diberkahi dalam ayat-ayat di atas adalah negeri Syam
(Palestina dan Sekitarnya).
Dalil dari Hadist Nabawi :
a. Masjid Al-Aqsa juga merupakan masjid kedua yang mula-mula di bangun di muka bumi
ini setelah Masjid Al-Haram di Makkah. Imam Muslim menyampaikan hadits yang diriwayatkan
dari Abu Dzar Al-Ghifari:

ِ ‫ال َأبُو ُم َع‬


‫اويَةَ يَ ْعنِي‬ َ َ‫صى ق‬ َ ‫ْج ُد اَأْل ْق‬
ِ ‫ال ثُ َّم ْال َمس‬
َ َ‫ت ثُ َّم َأيُّ ق‬
ُ ‫ض َأ َّو ُل قَا َل ْال َمس ِْج ُد ْال َح َرا ُم قَا َل قُ ْل‬
ِ ْ‫ض َع فِي اَأْلر‬
ِ ‫يَا َرسُو َل هَّللا ِ َأيُّ َم ْس ِج ٍد ُو‬
ً‫ال َأرْ بَعُونَ َسنَة‬ َ َ‫ت َك ْم بَ ْينَهُ َما ق‬ُ ‫س قَا َل قُ ْل‬
ِ ‫بَيْتَ ْال َم ْق ِد‬
“Saya bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam Mengenai masjid yang mula-
mula dibangun di atas bumi ini. Rasulullah. Saw menjawab: Masjid Al-Haram. Saya bertanya:
Kemudian masjid mana ? Rasulullah. Saw menjawab: Masjid Al-Aqsa. Saya bertanya: Berapa
jarak waktu antara keduanya ? Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam menjawab: Empat
puluh tahun. Kemudian seluuh bumi Allah adalah tempat sujud bagimu. Maka dimanapun kamu
mendapati waktu shalat, maka shalatlah.”
b. Dianjurkan untuk berziarah ke Masjid Al-Aqsha,
‫ْج ِدي هَ َذا‬ َ ‫ (ال تُ َش ُّد الرِّ َحا ُل ِإال ِإلَى ثَالثَ ِة َم َسا ِج َد َم ْس ِج ِد ْال َح َر ِام َو َم ْس ِج ِد اَأل ْق‬:‫ قال رسول هللا‬: ‫عن أبي سعيد الخدري قال‬.
ِ ‫صى َو َمس‬
Dari Abu Said Al-Khudri, bahwasanya Rasulullah bersabda, “Tidak dianjurkan mengadakan
perjalanan kecuali kepada 3 Masjid; Masjidil Haram, dan Masjid Al-Aqsha, serta masjidku ini
(Nabawi)” (HR. Bukhari)
c. Malaikat membentangkan sayap-sayapnya di langit negeri Syam (Palestina dan
sekitarnya)
ُ‫ص َرفَه‬ َ ‫س ِستَّةَ َع َش َر َأوْ َس ْب َعةَ عَشر َش ْهرًا ثُ َّم‬
ِ ‫ت ْال َم ْق ِد‬
ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم نَحْ َو بَ ْي‬
َ ‫صلَّ ْينَا َم َع النَّبِ ِّي‬
َ ( : ‫عن البراء بن عازب قال‬
‫نَحْ َو ْالقِ ْبلَ ِة‬.
Dari Barra bin Azib, berkata, “kami shalat bersama Nabi Shalallahu alaihi wa sallam menghadap
ke Baitul Maqids selama 16 atau 17 bulan, kemudian berpindah menuju kiblat (Ka’bah) (HR.
Bukhari)
d. Negeri para Thâifah Manshurah
‫ظا ِه ِرينَ لَ َعد ُِّو ِه ْم قَا ِه ِرينَ ال يَضُرُّ هُ ْم َم ْن‬ ِّ ‫طاِئفَةٌ ِم ْن ُأ َّمتِي َعلَى ْال َح‬
َ ‫ق‬ َ ‫( ال تَ َزا ُل‬: ‫ قال رسول هللا‬: ‫عن أبي أمامة الباهلي قال‬
‫َأ‬
ِ ‫س َو ْكن‬
ِ ‫َاف بَ ْي‬
‫ت‬ ْ ْ ‫َأ‬ ‫هَّللا‬
ِ ‫ك قَالوا يَا َرسُو َل ِ َو ْينَ هُ ْم قَا َل بِبَ ْي‬
ِ ‫ت ال َمق ِد‬ ُ َ ِ‫صابَهُ ْم ِم ْن ْأل َوا َء َحتَّى يَْأتِيَهُ ْم َأ ْم ُر هَّللا ِ َوهُ ْم َك َذل‬
َ ‫خَ الَفَهُ ْم ِإال َما َأ‬
)‫س‬ِ ‫ْال َم ْق ِد‬
dari Abi Umamah Al-Bahily berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Akan ada senantiasa
segolongan ummatku yang berdiri di atas kebenaran, berdiri diatas musuh-musuh mereka, tidak
akan mengganggu mereka orang-orang yang ingin menyakiti mereka, ataupun jika ada bencana
yang melanda mereka, sampai datang ketentuan Allah pada mereka”. Sahabat bertanya, “Wahai
Rasulallah, dimana mereka?”, Rasulullah menjawab, “Di Baitul Maqdis, dan naungan Baitul
Maqdis” (HR. Ahmad)

4. Hubungan antara agama dan Negara


Membahas hubungan antara Negara dan agama, maka kita akan mendapati benang merah yang
sangat keduanya, utamanya dalam Islam. Dalam bukunya yang berjudul “Tarbiyah Síyasah ìnda
Al Imam Hasan Al Banna”, Syaikh Yusuf Al Qardhawi mengungkapkan bahwasanya Hasan Al
Banna memahami bahwasanya hubungan antara negara dan agama tidaklah mungkin bisa
dipisahkan dalam Islam. Konsep Syumuliyatul Islam yang mencakup seluruh aspek kehidupan
tak terkecuali dalam hal politik.
Begitu pula banyak pemikir dari dunia Islam maupun Barat yang mengemukakan ide mereka
tentang bagaimana hubungan antara Negara dan agama. Diantaranya ada yang mengemukakan
bahwa adanya hubungan yang tak bisa dipisahkan antara agama dan Negara. Sebagaimana
pendapat Dr. Muhammad Imarah, seorang pemikir Islam kontemporer Mesir mengatakan dalam
mukaddimah bukunya “Ad Dîn wa Ad Daulah” bahwasanya kaitan antara Negara dan agama
sangatlah erat, keduanya merupakan bagian dari risalah Nabi Muhammad saw.
Pendapat yang sama juga datang dari pemikir sekaligus politikus Masyumi, Mohammad Natsir,
dalam bukunya “Negara Islam” memaparkan, “bahwa Negara itu harus mempunyai akar yang
langsung tertanan dalam masyarakat. Oleh karena itu, dasar Negara pun adala sesuatu paham
yang hidup, yang dijalankan sehari-hari, yang terang dan dapat dimengerti. Singkatnya, Negara
itu menyusun hidup rakyat sehari-hari secara perorangan dan kolektif.
Senada dengan hal itu , Malik bin Nabi dalam bukunya “Milâd Al Mûjtama’” mengatakan
bahwa agama memiliki peran penting dalam membangun suatu peradaban manusia. Ia
merupakan salah satu unsur dari 3 unsur berupa Alâm Asykhás (Manusia) Alâm Afkar
(pemikiran) yang berupa agama, dan Alâm Asya’ (Benda) yang berupa bumi yang ditempati oleh
manusia. Ketiga unsur inilah yang akan membentuk peradaban yang utuh dan sempurna.
Fungsi agama bukan saja sebagai fungsi peribadatan (vertika) tetapi juga menjadi menjadi social
control (horizontal) yang menjaga nilai-nilai yang berlaku di masyarakat yang menjadi
timbangan dalam menjaga nilai luhur dan moralitas suatu bangsa (peradaban). Dengan kata lain,
agama menjadi barometer yang didalamnya terdapat nilai-nilai kemanusiaan seperti
keadilan,kebebasan,toleransi dsb.
Palestina dan agamaSeperti yang kita ketahui dalam pembahasan-pembahasan sebelumnya,
bahwa tanah palestina adalah Rahim dari tiga agama samawi (yahudi, Kristen, Islam). Ketiga
agama inilah menjadi ruh dari sendi-sendi kehidupan rakyat palestina sejak abad kenabian
hingga hari ini. Julukan tanah “suci” atau kekudusan adalah sematan yang bukan hanya menjadi
sebuah nama belaka. Kehidupan yang dipenuhi dengan bukan hanya ritual saja, namun mampu
menjadi
5. Siapa yang berhak atas tanah Palestina?
Setelah kita menelusuri sejarah agama dan argument dari masing-masing agama yang mendiami
tanah Palestina, muncul pertanyaan, agama apakah sebenarnya yang paling berhak atas Palestina
dan khususnya Al Quds (Yerussalem).
Klaim sepihak dari umat Yahudi melalui pernyataan pemerintah Israel dan dukungan Presiden
Amerika Serikat Donald Trump terkait pemindahan ibukota Yerussalem menjadi ibukota Israel
dengan dalih bahwa Yerussalem merupakan ibukota Israel yang telah berdiri sejak 3000 tahun
lamanya adalah kesalahan besar dan merupakan distorsi sejarah yang sebenarnya.
Berikut dalil secara historis dan teologis mengapa Israel tidak berhak sebagai pewaris sah
menurut yang para Ulama dan sejarawan :
a. Umat Yahudi mengklaim bahwasanya nenek moyang merekalah yang telah mendiami
tanah itu selama beribu-ribu tahun lamanya (ada pendapat bahwasanya mereka menetap 3000
SM). Namun klaim ini salah, dengan alasan manusia telah menemukan tanah Palestina pada
10.000 tahun atau lebih tepatnya sekitar 8.000 SM. Pada saat itu bangsa kan’an hijrah dari
jazirah arab menuju Palestina sekitar 25.000 SM, kemudian membangun peradaban dan
menamakan negeri itu dengan nama mereka. Menurut para sejarawan, bahwasanya penduduk
asli Palestina adalah mereka yang merupakan keturunan dari bangsa kan’an. Seperti halnya
“orang-orang palestina” yang menetap di sekitar daerah pantai yang merupakan arab muslim
yang menetap disana dan kemudian menikah dengan penduduk keturunan bangsa kan’an.
b. Kedatangan Nabi Ibrahim ke tanah Palestina terjadi sekitar tahun 1900 SM, yang dalam
Taurat menyebut tanah Palestina sebagai “Ardhul Kan’an” sampai kemudian Ibrahim membeli
tanah dan mengubur istrinya sarah,kemudian putranya Nabi Ishak as, dan kemudian membangun
masjid Ibrahimi, dan keturunannya Bani Ya’kub (Israel) menetap setelahnya hingga hijrah ke
negeri Mesir dan kemudian kembali ke tanah Palestina bersama Nabi Musa ke tanah tersebut
sekitar 1250 SM.
c. Perintah Allah untuk agar Bani Israel memasuki mereka tanah Palestina dengan syarat
memperjuangkannya, namun mereka membangkang dan menyuruh Nabi Musa berjuang sendiri
(Al-Maidah : 18-22)
d. Kaum Yahudi banyak melanggar perintah Allah, yang membuat mereka diberikan
hukuman dengan dicabutnya hak untuk mendapatkan Palestina (Al-A’raf : 138-140) (Thaha : 91)
(Thaha : 94) (Taurat; Kitab Raja-raja : 17, 1-20)
e. Bani Israel diberi kemenangan hanya jika berpegang teguh pada aturan Allah (As-
Sajdah : 24) (Al-Jatsiyah : 16)
f. Telah menjadi ketentuan bahwa janji Allah tidak diperuntukkan bagi orang-orang zalim
(Al-Maidah : 13)
Adapun Umat Islam, memiliki dalil secara historis dan teologis yang lebih kuat dari Umat
Yahudi, sehingga lebih pantas sabagai pewaris sah tanah Palestina :
a. Umat Islam mengimani seluruh Nabi yang diutus oleh Allah swt (termasuk Nabi-nabi
dari Bani Israel), mengimani taurat secara umum (karena sekarang telah dirubah sebagian besar
isinya) dan menjadi pewaris agama Islam (Hanif) sebagaimana yang diimani oleh Nabi-nabi
yang berasal dari Bani Israel juga. (Al Baqarah : 127-141),
b. Umat Islam mengimani bahwasanya Allah pernah memberikan hak atas tanah Palestina
kepada Bani Israel selama beberapa kurun waktu sebelum mereka melakukan banyak kesalahan
dan melanggar perintah Allah (Al Maidah :21)
c. Keturunan Nabi Ibrahim bukan saja dari jalur Nabi Ya’kub as, tetapi bangsa arab
adnaniyyun merupakan keturunan dari jalur Nabi Ismail as.
d. Bangunan yang dibuat pondasinya oleh Nabi Adam adalah masjid, yakni Ka’bah di
Makkah dan Masjid Al-Aqsha di Palestina. (Hadist Abudzar ketika menanyakan pada Rasulullah
tentang Masjid yang pertama kali dibangun di muka bumi, HR Bukhari)
e. Nabi Sulaiman tidak membangun sebuah Kuil melainkan sebuah masjid yang Rasulullah
bersabda; “Sesungguhnya ketika Sulaiman membangun Baitul Maqdis, ia memohon 3 perkara
kepada Tuhannya. Allah menguabulkan 2 permintaannya dan kita berharap jika yang ketiga itu
diberikan kepada kita: Ia memohon keputusan hukum yang ditetapkannya sesuai dengan
ketetetapan Allah, dan Allah mengabulkannya. Dia memohon kekuasaan yang tidak bisa dimiliki
seorangpun sesudahnya, dan Allah mengabulkannya. Dan dia memohon pada Allah siapapun
yang keluar dari rumahnya tidak menginginan sholat kecuali dalam masjid ini, maka ia akan
terbebas dari kesalahannya seperti ibunya baru melahirkannya. Kita berharap agar Allah
memberikannya pada kita” (HR. Imam Ahmad, Al-Hakim, Nasa’i, hadist Shahih)
Lalu, agama manakah yang paling berhak atas tanah Palestina?
Dengan melihat semua dalil secara teologis dan historis, maka dapat kita pastikan bahwa bangsa
arab dan Umat Islam lah yang paling berhak untuk menjaga dan menempati tanah
Palestina.sebab jika dilihat dari segi lamanya menjadi penghuni tanah Palestina, bangsa arab dan
umat Islam lebih lama dibandingakan peradaban manapun termasuk Bani Israel-Zionis (Yahudi)
selama (455 tahun) dan Romawi-Byzantium yang menganut Kristen selama (687 tahun),
sedangakan bangsa Arab dan Umat Islam menguasai Palestina selama 2445 tahun.
6. Penutup dan sikap penulis terhadap Isu Palestina
Setelah mempelajari sedikit-demi sedikit serta mencoba mentelaah dengan membaca beberapa
refrensi tentang pandangan masing-masing setiap agama dan sejarah, maka dapat kita ketahui,
bahwasanya Isu palestina adalah isu yang bukan saja terjadi hari ini, namun telah menjadi isu
sentral berabad-abad lamanya.
Setiap bangsa yang berhasil menaklukkan Palestina menjadi penentu masa depan dari tanah suci
tersebut. Maka dari itu, penulis memandang dari sudut pandang sebagai seorang muslim
merupakan kewajiban bagi setiap muslim untuk berjuang dan ikut andil (minimal peduli terhadap
isu Palestina) dalam memperjuangkan kemerdekaan tanah Palestina dari cengkraman zionis-
Barat Laknatullahalaihim.
Tatkala kita melihat kondsisi negeri-negeri Muslim
(Palestina,Suriah,Yaman,Irak,Rohingnya,Uigur,dll) mestilah timbul rasa simpati dan tanggung
jawab setiap muslim yang di dadanya masih melekat kalimat La Ilaha Illallah
Muhammadarrasulullah , karena itulah yang menjadi alasan kita mengapa sampai detik ini kita
menjadi bagian dari gerbong perjuangan ini. Wallahu a’lam,

Daftar Pustaka

Buku cetak dan PDF:


Shalih, Muhsin,2003, Filisthîn; Dirâsat Manhajiyah fi Al-Qadhiyah Al-Filisthîniyah
Giza :Markaz I’lam al Arabi.
Zaky,Bakr, 2018, Ar râd ala trump fii dakwatuhu ahâqqiyatu al yahud ala al Quds , Kairo:Dar El
Iman Kairo.
Dzâdzâ,Hasan, 1998, Al Qûds Madinatûllah am Madinatu Dawud,Damaskus: Dar El Qalam.
Ulwan,Abdullah,2001, Al Islam wa al Qâdhiyatu al Filisthiniyah, Kairo :Dar El Salam.
Al Qardhawi,Yusuf,Cet.kedua 2013,Tarbiyah Siyasah inda Al Imam Hasan Al Banna, Kairo :
Maktabah Wahbah.
bin Nabi,Malik, Milad Al Mûjtama’, 1967, Kairo: Dar El Fikr
Website :
www.bbc.com/indonesia/trump/yerussalem/ (Ahad, 24/04/ 2019,[13:15])
www.mawdoo3.com/ ahammiyatu filistin ad diniyah/ Edisi Desember 2018, (Ahad,24/04/2019,
[13.30]).
https:qudsinfo.com/info-details%25D825A7%/
www.nuun.id/islam-dan-negara-pemikiran-mohammad-natsir (Selasa,26/04/2019,[15:30])
www.hidayatullah.com/artikel//ghazwul-fikr/read/2017/12/18/130805/hamas-baitul-maqdis-dan-
izzah-islam.html (Selasa,26/04/2019,[20:15])

Anda mungkin juga menyukai