Anda di halaman 1dari 8

AGAMA YAHUDI

Agama Yahudi, sebagai agama Samawi, merupakan salah satu agama yang terbesar di
dunia. Agama ini berpusat di daerah Israel ( Palestine ). Dalam bahasa Inggris, orang Yahudi
disebut Jews dan pemeluknya disebut Judaism. Agama ini adalah salah satu agama samawi
yang diklaim sebagai agama tertua di dunia dan berasal dari Ibrahim. Banyak penjelasan
mengenai agama Yahudi, salah satunya yang menyatakan bahwa agama Yahudi itu
merupakan suatu keyakinan yang dihubungkan dengan ide ketuhanan serta perwujudan suatu
bangsa yang telah dipilih Tuha. Ada juga yang menjelaskan bahwa agama Yahudi itu adalah
agama yang dihasilkan oleh proses perkembangan sejarah Bani Israel yang sudah melalui
masa sekian lama, ditumbuhkan dari ide Taurat, Talmud dan watak pembawaan bangsa Israel
itu sendiri. Agama ini berkitab sucikan Taurat.
Bangsa Yahudi, menurut sebagian sejarawan, hakekatnya adalah bangsa campuran
berbagai unsur ( mixed race ) yang dipersatukan oleh satu nasib dan watak. Mereka hidup
mengembara seperti orang Badui. Untuk mendapatkan wilayah untuk tinggal, bangsa ini
melakukan peperangan dengan penduduk pribumi. Salah satunya berperang dengan penduduk
Kananiah ( Palestine ). Dasar pemikiran dan tingkah laku Yahudi adalah Talmud, yaitu
pedoman rahasia yang tidak diketahui dengan pasti, kecuali oleh mereka sendiri. Dengan
demikian, posisi agama Yahudi sebagai agama samawi, seakan berubah menjadi organisasi
rahasia. Sejarah agama Yahudi diklaim sejak adanya Nabi Musa ( 4000 tahun yang lalu ).
Dalam paham agama Yahudi, mereka memiliki semacam keyakinan akan “ Goya “.
Goya, atau dalam bahasa Ibraninya disebut “ Gentiles “, merupakan keyakinan bahwa mereka
diciptakan sebagai bangsa ( umat ) pilihan Tuhan, dan bangsa lain diciptakan Tuhan untuk
melayani Yahudi semata. Dalam Protokol – protokol Pendeta Zionis, istilah ini disebut
Yahudi dan Yoyeem ( umami ).
Agama Yahudi, dalam kehidupan keagamaannya, mempunyai beberapa keyakinan
seperti tentang akan datangnya Sang Messiah, konsep ketuhanan maupun ritual – ritual
ibadahnya.

Asal-usul nama Yahudi


Yahudi dikenal sepanjang sejarah dengan lebih satu nama. Disebabkan banyaknya
nama tersebut, maka sering terjadi kekeliruan tanpa membedakan di antara nama-nama
tersebut dalam tulisan berbahasa Arab pada umumnya. Khususnya tulisan-tulisan di majalah
dan koran yang menggunakan istilah-istilah Ibri, Israel, dan Yahudi tanpa membedakan
makna-makna dan indikasinya dilihat dari historis dan agama. Sebenarnya semua nama-nama
tersebut memiliki makna tersendiri yang bersifat khusus dan pada waktu yang sama
mengisyratkan kepada fase sejarah tertentu dalam fase sejarah Yahudi.
a. Nama Ibri
Nama ini dinisbatkan kepada nabi Ibrahim As, karena dalam Taurat ia disebut dengan
Abram orang Ibrani. Dalam bahasa Ibrani, akar kata ini mengandung makna pindah, atau
melakukan suatu perjalanan, atau menyebrang dari suatu tempat ke tempat lain. Dengan
demikian maka makna Ibri adalah orang yang berpindah.
b. Nama Israel
Nama Israel mengandung dua pengertian; pertama bersifat umum, penisbatan kepada
Israel, yaitu Nabi Ya’qub As. Pengertian kedua mengandung makna khusus, nama israel
mengisyaratkan kepada kecenderungan politik dan geografi, kerajaan Israel di Utara.
c. Nama Yahudi
Bila dilihat dari sisi sejarahnya, nama Yahudi menempaati urutan yang ketiga. Nama
Yahudi ini memiliki pengertian yang bersifat umum dan khusus. Dilihat dari pengertian yang
bersifat umum, Yahudi adalah nama yang diberikan kepada setiap orang yang meyakini
agama Yahudi, mempercayainya dan melaksanakan ritualnya. Nama ini bisa disebut juga
berasal dari salah satu anak nabi Is’haq As, Yahuda. Sedangkan pengertian khusus, Yahudi
mengisyaratkan kecenderungan kepada aliran politik dan geografis tertentu, yaitu kerajaan
Yahudza di Selatan.

Sejarah Agama Yahudi


Diperkirakan seperiga dari kebudayaan barat mempunyai ciri-ciri yang bersifat yahudi
kenapa semua itu bisa terjadi karna factor sejarah 1 Agama Yahudi adalah agama yang
diturunkan Tuhan kepada Nabi Musa, yang diajarkan kepada bani Israel dengan Taurat
saebagai kitab sucinya yang esensinya terletak pada perintah sepuluh Tuhan. Pengertian
agama yahudi sebagaimana yang dimaksud di atas. Maka sejarah agama ini, tentu harus
dimulai pula dari Musa. Nabi Musa dilahirkan di Mesir pada tahun 1593 sebelum Masehi.
Ayah ibunya berasal dari suku Lewi, salah satu suku yang dinasabkan kepada salah seorang
putra Ya’qub dengan istrinya Liah.
Beliau semenjak masa kanak-kanak hingga dewasa dan diangkat Tuhan menjadi Nabi,
Nabi Musa juga menyaksikan secara langsung bagaimana nasib kaum Israel hidup di Mesir.
Bekerja sebagai budak yang tertindas. Melihat penderitaan bangsa ini, Musa berjuang,
1
Huston smith, agama-agama manusia, yayasan obor manusia, Jakarta : 2001
membawa mereka keluar dari kegelapan hidup dalam penindasan, berpindah kenegeri yang
telah dijanjikan untuk mereka. Tugas menyelamatkan bangsa ini , dilaksanakan oleh musa
dengan baik, karena itulah tugas yang diberikan oleh Tuhan dalam firman-firmanya yang
diterima Musa, setelah Dia mengetahui keadaan kaum ini.
Sepeninggalan Musa bani Israel melupakan Tuhannya (Yehovah) kembali. Mereka
mulai memuja patung anak lembu emas lagi yang mereka buat sendiri. Karena pelanggaran
ini, mereka harus menanggung kepahitan hidup mengembara lagi selama 40 tahun dipadang
tandus. Musa, nabi besarnya meninggal dunia sebelum dapat memimpin kaumnya memasuki
negeri yang dijanjikan itu sebab sebagian yang dikatakan oleh seorang penulis Yahudi
“meraka belum siap memasuki negeri itu, dan negeri itupun belum sedia menerima mereka”.
Akhirnya umat Yahudi berhasil memasuki kanaan di bawah Yoshua, setelah lebih
dahulu memerangi penduduk daerah Arab selama beberapa tahun. Setelah Yoshua
meninggal, umat Israel kembali lagi meninggalkan ajaran Musa, dan mulai menyembah Baal
dan Astartes, unsur-unsur ketuhanan bangsa kanaan. Atau mereka mulai membayangkan
Tuhan, Yehovah untuk dilambangkan sebagai ular. Tapi pelambangan ini segera dihancurkan
oleh Yehezekil. Ditempat lain Yehovah disembah dalam bentuk anak sapi. Peti buatan musa
bersama umatnya diangkat kemana-mana dianggap sebagai salah satu tempat atau alat untuk
disembah yang paling penting.
a. Ketuhanan Agama Yahudi
Kekuatan agama yahudi terletak pada pensucian yang mutlak terhadap Tuhan dan
kepercayaan yang tidak dapat digoyahkan tentang perjanjian yang diberikan oleh Tuhan
untuk segolongan umat manusia yang terpilih yaitu Bani Israel. Agama Yahudi adalah agama
yang pertama sekali dalam sejarah yang mengajarkan bahwa Tuhan itu Esa berdasarkan kitab
Taurat yang diwahyukan Tuhan kepada mereka. Namun keesaan Tuhan itu sudah diajarkan
pada Nabi-nabi sebelumnya.
Proses keesaan Tuhan menurut kepercayaan Yahudi adalah hasil perkembangan dari
kepercayaan yang henotheis kepada kepercayaan yang mengakui keesaan Tuhan, tetapi
mengakui adanya Tuhan agama yang lain. Tuhan itu merupakan saingan atau musuh Tuhan
Yang Esa. Ketika masyarakat Yahudi masih dalam tingkatan Animisme roh-roh nenek
moyang mereka disembah dan kemudian dalam tingkatan polytheisme menjadi Dewa, kata
Hebrew yang dipakai untuk Tuhan pada mulanya ilah jamak dari kata eloh yaitu elohim.
Kemudian tiba suatu masa dimana salah satu Elohim ini yaitu Yehovah, Eloh dari bukit sinai
menjadi Eloh yang tunggal bagi masyarakat Yahudi. Yehovah menjadi Tuhan nasional
Yahudi tetapi belum menjadi Tuhan seluruh alam.Dalam naskah-naskah Ibrani, nama Tuhan
ditulis dengan empat huruf mati, YHWH. Atau dapat di ucapkan Yahweh. Kemudian orang-
orang yahudi itu tidak mau menyebut nama itu lagi karna mereka menganggap terlalu suci
kemudian diganti dengan edonya dan lebih kemudian huruf mati YHWH ditambah dengan
huruf e-o-a, maka bacanya menjadi YeHoWaH atau Yehowah.
b. Nabi Nabi Agama Yahudi
Agama Yahudi dikenal juga sebagai agama banyak nabi. Bani Israel mengenal banyak
Nabi, semenjak zaman Ibrahim memperingatkan kaumnya supaya tidak menyembah berhala
dan harus keluar dari negeri mereka Khaldera, pergi ke Kanaan, bahaya dan kesulitan yang
menimpa kaum Israel mulai kelihatan timbul. Dari saat itu dan seterusnya, bahaya dan
kesengsaraan itu semakin meningkat terus, maka tidak heran, Israel akhirnya mempunyai
banyak Nabi.
Nabi-nabi inilah yang mengajarkan kepada mereka, apa sebabnya mereka ditimpa
malapetaka, mereka juga menyerukan supaya orang kembali ke jalan yang benar,
meningalkan kejahatan dan hidup dijalan Tuhan dan kebaikan. Para Nabi ini adalah orang
bijaksana, merek tahu bahwa “dari yang baik pasti datang yang baik”. Maka sebab itu, raja
yang zalim tidak senang pada merek, begitu juga para imam dan pendeta kepada mereka.
Hampir dari semua nabi ini adalah orang-orang miskin, yang datang dari bukit-bukit
Yudea, turun ke kota dan kuil-kuil. Dan dimana saja dia dapat berkumpul dengan pendengar-
pendengarnya, disitu disampaikan pandangan-pandangan mereka. Para Nabi ini bukan hanya
mengajarkan kepada orang-orang Yahudi, bahwa mereka harus menempuh jalan yang benar
dan menghindari kesesatan, tetapi juga mereka mengatakan, bahwa “setiap orang Yahudi
harus menyatakan perang suci menentang kejahatan”. Jadi para umat Yahudi mengemban
tugas dalam hidup mereka, yaitu memerangi kejahatan dan menyebarkan kebenaran.
Kedudukan para nabi dikalangan umat Yahudi adalah penting. Keyakinan yang
dipegang Yahudi, yang membawa mereka kepada kemenangan dan penuh dinamis,
didasarkan kepada Taurat dan ajaran para nabi taurat hukum, tidak hanya berhubungan
dengan cara-cara bertingkah laku yang baik, benar dan moral melainkan juga merupakan
pengetahuan tentang Tuhan dan kehendak Tuhan.
Orang-orang Yahudi menyebut ada nabi-nabi yang dahulu dan nabi-nabi yang
kemudian atau nabi-nabi besar dan nabi-nabi kecil. Nabi yang terbesar itu adalah : Isaiyah
atau Yesaya, Jeremia, Ezekil dan Daniel, kemudian dilengkapi dengan nabi-nabi lainnya
yaitu: Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nanhum, Habakuk, Zefanya, Hagai,
Zakharia, dan Maleakhi.
Yahudi ( Judaism, Yudaisme ), tidak dapat dijelaskan semata – mata dalam konteks
sebuah keyakinan keagamaan, tetapi juga terkait dengan satu bangsa, Bangsa Israel.
Mendefinisikan Yahudi dalam konteks ras juga menimbulkan beberapa masalah, karena
Yahudi tampil dalam bentuk ras yang berbeda. Ada Yahudi Eropa, Yahudi Afrika dan juga
Yahudi – Yahudi lainnya. Mereka menggunakan bahasa dan budaya dimana mereka tinggal.
Namun diyakini, pemeluk agama Yahudi, yang terbanyak adalah dari keturunan Israel
( Ya’kub ). Namun, umat Yahudi sendiri menyatakan bahwa agama Yahudi adalah agama
untuk satu bangsa, satu suku saja. Agama Yahudi tidak untuk disebarkan ke bangsa atau suku
lain. Mereka menyatakan bahwa Musa atau Bangsa Israel diperintah Tuhan untuk menyeru
agama Yahudi hanya untuk Bani Israel. Jikalau ada suku atau orang yang bukan keturunan
Bani Israel masuk agama Yahudi, maka ia akan cepat – cepat dihisabkan ke salah satu
keturunan dari cabang – cabang Bani Israel.
Esensi agama Yahudi terletak pada apa yang disebut sebagai The Ten Commandments
atau Decalogue, yang berarti “ Sepuluh Perintah Tuhan “. Sepuluh perintah tersebut
mengandung aspek akidah, ibadah, syari’ah, hukum dan etika. Sepuluh Perintah tersebut
antara lain :
1. Aku adalah Tuhanmu, yang telah membawa kamu keluar dari Mesir, keluar dari rumah
perhambaan. Jangan ada Tuhan bagimu selain Aku.
2. Jangan diperbuat olehmu akan patung ukiran atau akan barang peta daripada yang dalam
langit di atas, atau daripada barang yang di atas bumi di bawah, atau daripada barang
yang di dalam air di bawah bumi. Jangan kamu menyembah sujud atau berbuat bakti
kepadanya – Nya, karena Akulah Tuhanmu.
3. Jangan kamu menyebut Tuhan dengan sia – sia, karena Tuhan suci dari segala orang yang
menyebut nama – Nya dengan sia – sia.
4. Ingatlah pada hari Sabbath , hari dimana kamu tidak boleh bekerja. Bekerjalah dihari –
hari selain hari Sabbath.
5. Berilah hormat kepada bapa dan ibumu.
6. Jangan kamu membunuh.
7. Jangan kamu berbuat zina.
8. Jangan kamu mencuri.
9. Jangan kamu mengatakan keaksian dusta akan sesama manusia
10. Jangan kamu ingin akan rumah sesamamu manusia, jangan kamu ingin akan bini
sesamamu manusia, atau akan hamba sahayamu, pada hewan dan akan barang apa – apa
yang sesamamu manusia punya.
Tradisi keagamaan Yahudi berasal dari proses sejarah yang panjang, melalui lisan
para nabi dan rabi mereka, dengan konsep – konsep Ketuhanan dan moral yang terus menerus
diwariskan dan dimatangkan.
Tema sentral agama Yahudi adalah hubungan manusia dengan Tuhannya melalui
perjanjian yang ditetapkannya. Tuhan adalah Maha Kuasa, Pencipta segalanya, yang
mendengarkan dan menyelamatkan hamba – Nya. Tuhan mempunyai banyak nama dalam
agama Yahudi. Seperti The Strong One ( Maha Kuat ), El Shaddai ( Maha Kuasa ), El Olom (
Maha Kekal ), El Khai ( Maha Hidup ), El Elyon ( Maha Tinggi ), Elohim ( Tuhan ), Adon (
Penguasa ), Adonay Tzivaot ( Penguasa Segala Pasukan ), Melekh ( Maha Mengatur ).
Ajaran ke – Esanan Tuhan menurut Yahudi adalah hasil perkembangan dari
kepercayaan yang henotis menuju kepercayaan yang mengakui ke – Esanan Tuhan. Ketika
Yahudi masih menganut kepercayaan animisme, roh – roh nenek moyang mereka sembah,
yang kemudian dalam tingkatan politeisme menjadi dewa. Kata “ Hebrew “, yang berarti
Tuhan, merupakan kata yang berasal dari kata “ eloh / elohim “. Tiap kabilah dari Yahudi,
dahulu, mepunyai “ eloh “ sendiri – sendiri. Dan akhirnya, penganut Yahudi mengakui “
elohim “ dari bukit Sina, yakni “ YeHoVah “. YeHoVah kemudian menjadi Tuhan nasional
Yahudi, dan “ eloh – eloh “ yang lain tidak diakui lagi.
Istilah “ YeHoVaH “, tidak diketahui pasti dari mana sumbernya. Huruf hidup Ibrani
baru ada sekitar tahun 500 M. Sebelum itu, huruf Ibrani tidak ada huruf saksi ( vokal ). Sifat
YeHoVaH menurut Taurat ada dua macam yakni antromorfisme dan antropopatisme. Yang
pertama, menyifati Tuhan sebagai manusia, seperti Tuhan mempunyai bibir, berkata – kata,
mempunyai tangan dan sebagainya. Yang kedua, menyifati Tuhan dengan berbagai perasaan
manusia, seperti Tuhan membenci, berdiam diri, marah, mengasihi dan sebagainya.
Kepercayaan kaum Yahudi ( Israel ) kepada YeHoVaH melalui beberapa fase. Fase
pertama, mereka tidak menghiraukan seruan Nabi Musa untuk menyembah YeHoVaH
sebagai satu – satunya Tuhan. Akan tetapi, mereka justru menyembah anak lembu dan ular
yang dianggap suci. Fase ini terjadi ketika Bani Israel dipimpin oleh Nabi Daud. Fase
berikutnya, pada masa Haikal Sulaiman. Pada masa ini, mereka ( Yahudi Israel ) menganggap
bahwa YeHoVaH tidak banyak bedanya dengan batu – batu berhala atau patung – patung,
sebab disitulah tempat bertumpunya semua roh dan disitu pula tempat mempersembahkan
korban penyembelihan dan juga tempat terpancangnya kepala anak lembu . Fase setelah masa
Haikal Sulaiman, umat Yahudi pada masa ini tetap saja seperti masa – masa sebelumnya.
Ketika Yesaya menyeru kepada mereka untuk meng-Esakan Tuhan, sedikit sekali diantara
mereka yang mendengarkannya. Yang terjadi justru mereka menuduh Yesaya sebagai
pengkhianat ( bersekutu dengan Raja Cyrus, Raja Persi ). Sepanjang masa sejarahnya, umat
Yahudi Israel tidak pernah menyembah Tuhan Yang Maha Esa seperti yang diajarkan oleh
para nabinya.
Ada anggapan bahwa agama Yahudi terdiri dari dua asa pokok, yaitu keEsaan Tuhan
dan terpilihnya Bangsa Israel. Hal ini tercantum dalam Kitab Imamat Lew 20 : 24 – 26 :
“ Aku inilah Tuhan Allahmu, yang telah mengasingkan kamu daripada segala bangsa
yang lain. Maka, hendaklah kamu menjadi suci bagi – Ku, karea Aku ini Tuhan Yang Maha
Suci adanya, maka Aku telah mengasingkan kamu daripada segala bangsa yang lain itu,
supaya kamu menjadi umat – Ku “. Dan dalam Kitab Ulangan 7 : 6 – 8 :
“ Sesungguhnya engkau wahai Israel, adalah bangsa yang suci bagi YeHoVaH,
Tuhanmu. Engkau telah menjadi pilihan utama YeHoVeH, Tuhanmu, agar engkau menjadi
bangsa yang utama daripada bangsa lain di muka bumi ini. Tuhan berdampingan dengan
kamu dan telah memilih kamu “.
Dengan dasar ini, mereka membandingkan dirinya ( Israel ) dengan bangsa lain
seperti manusia dan binatang. Bangsa Israel, mereka anggap sebagai manusia dan bangsa lain
sebagai binatang atau yang melayani Bangsa Israel. Namun pada kenyataannya, Bangsa
Israel yang mengklaim bahwa dirinya adalah bangsa pilihan, justru melakukan hal – hal yang
tidak menunjukkan kepatuhan kepada Tuhannya. Mereka memberontak, membelakangi
Tuhan, dari kafir menjadi iman dan kembali ke kafir lagi, di satu saat menyembah Tuhan,
namun di saat lain mereka menyembah berhala.
Agama Yahudi, juga mempercayai akan datangnya seorang Sang Messiah di akhir
zaman. Mereka menggambarkan Sang Messiah adalah utusan dari langit dan pemimpin yang
akan mencurahkan segala petunjuk dan pengajaran, sehingga umat manusia mencapai
kemuliaan dan khususnya, Bani Israel, akan dipertuankan di muka bumi. Mereka meyakini
bahwa Al Masih ( Messiah ), bukanlah manusia biasa, melainkan seorang yang sakti yang
diciptakan Tuhan jauh sebelum sejarah manusia dimulai. Dia nantinya akan diberi kekuatan
oleh Tuhan dan akan muncul dalam bentuk manusia yang memiliki tabiat campuran antara
tabiat manusia dan tabiat Tuhan. Mereka dijuga menganggap bahwa Al- Masih yang
ditunggu itu adalah seorang raja, penakluk yang berjaya, berasal dari keturunan Daud dan
bernama “Anak Allah”. Ia akan datang untuk mengembalikan Israel kepada kebesaran,
mempersatukan mereka yang terpecah belah dan terserak-serak untuk menjalankan hukum-
hukum Taurat sebaik-baiknya.
DAFTAR PUSTAKA

Romdlon, Agama agama Dunia, Yogyakarta : IAIN SUKA Press : 1988


Smith huston, agama-agama manusia, yayasan obor manusia, jakarta : 2001
Ahmad shalaby, perbandingan agama yahudi, bumi askara, jakarta : 1996

Anda mungkin juga menyukai