Anda di halaman 1dari 14

A.

    Sejarah Awal Agama Yahudi

Sejarah bangsa Yahudi dimulai dengan Abraham yang mendengarkan panggilan Allah
untuk menduduki tanah Kanaan. Yakub, dijanjikan untuk diberi banyak anak oleh Allah dan
dari 12 nama anak laki-lakinya itu, suku-suku bangsa Israel memperoleh nama mereka.
Sementara itu, kata “Yahudi” berasal dari nama suku Israel yang paling kuat, yaitu Yehuda
(Judah).[1]
Ketika Musa dipanggil Allah, bangsa Israel sedang menjalani masa perbudakan yang
menguras tenaga dan tangan bangsa Mesir. Musa mendengar suara Allah yang berbicara
kepadanya dari suatu semak yang menyala tetapi tidak terbakar  dan, atas perintahNya, Musa
pergi ke Firaun Mesir untuk meminta supaya bangsa Israel dibebaskan. Hanya karena 10
wabah dari Allah menimpa orang-orang Mesir maka permintaan itu dikabulkan. Kemudian
bangsa Israel menghabiskan waktu dalam 40 tahun dalam perjalanannya sebagai kaum
pengembara sebelum mereka tiba di tanah Tejanji. Selama perjalanan mereka itu –keluaran-
Allah memberikan sepuluh perintah kepada Musa di Gunung Sinai. Bangsa Yahudi juga
diberi banyak hukum yang lain untuk mengurus semua aspek kehidupan pribadi serta
masyarakat dan hukum-hukum ini masih berpengaruh pada kehidupan orang-orang Yahudi
Ortodoks zaman sekarang.[2]
Dari seluruh sejarahnya bangsa Yahudi telah diceraiberaikan oleh para penindas
sebagai akibat kebencian dan kekerasan mereka. Anti semit mencapai puncaknya dalam
peristiwa Holocoust (pembantaian besar-besaran) pada abad ke 20, ketika 6 juta laki-laki,
perempuan, dan anak-anak, Yahudi dibantai oleh Nazi.[3]
Tak seorangpun dalam sejarah telah mengalami penderitaan yang dialami bangsa
Yahudi di Eropa pada tahun 1930-an dan 1940-an. Abad-abad kejahatan anti semit meledak
contoh yang paling menakutkan dari pemusnahan secara teratur terhadap segologan bangsa
dalam sejarah umat manusia. Hanya dalam waktu enam tahun, antara tahun 1939 sampai
1945, berjuta-juta orang Eropa dibantai hanya karena mereka adalah orang-orang Yahudi.[4]
Agama Yahudi itu disebutkan dalam literatur di barat dengan Judaism dan di dalam
literatur berbahasa Arab disebut Yahudiyah. Sebutan Judaism itu bermula dipergunaan dalam
literatur pihak Yahudi sendiri di sekitar tahun 100 sebelum Masehi, yakni di dalam II
Makkabi, 2:21 dan 8:1, yang disusun dalam paduan bahasa Grik-Yahudi. Agama Yahudi itu
agama tertua di antara lima agama yang menganut keyakinan bahwa kodrat-Ilahi langsung
menurunkan wahyu kepada pribadi pembangunnya. Empat agama lainnya adalah: Agama
Zarathustra, Kristen, Islam, Sikh. Agama Yahudi itu langsung memperlihatkan pengaruh
terhadap dua agama lainnya dalam bidang keyakinan, yaitu agama Kristen dan Islam. Dua
agama terakhir itu langsung mengakui dan memuliakan Rasul-Rasul dan alam lingkungan
agama Yahudi itu.[5]
B.       Pertumbuhan dan Perkembangan Agama Yahudi

1.    Masa Awal Pemerintahan Bangsa Yahudi


a.  Zaman Pemerintahan di Bawah Seorang Ketua
Awal pemerintahan Bani Israel yang dipimpin oleh seorang ketua dimulai pada  akhir
pemerintahan yang dipimpin oleh salah satu sahabat karib Nabi Musa yaitu Yusya’ bin Nun.
Yusya bin Nun kemudian wafat pada tahun 1130 SM selanjutnya awal orde pemerintahan
bani Israel dilanjutkan oleh ketua-ketua Yahudi yang tergolong dari para Kahin (ahli  magic)
yang dipilih oleh kepala-kepala kaum, dan di antaranya ada yang dipilih dari kaum
wanita. Dari sinilah permulaan zaman pemerintahan yang dipimpin oleh seorang ketua
hingga berkelanjutan sampai tahun 1039 SM.
Orang-orang Kan’an adalah guru bagi orang-orang Yahudi karena berkat jasanya orang
Yahudi dapat menjalani kehidupan dengan lebih teratur dan memiliki ilmu dalam memenuhi
kebutuhan hidup. Di samping orang Yahudi terpengaruh oleh cara hidup dan keseharian
orang kan’an mereka juga terpengaruh oleh aqidah dari orang Kan’an seperti kepercayaan
dan adat-iabadatnya.[6]
b. Zaman Pemerintahan di bawah seorang Raja
Zaman pemerintahan seorang raja dimulai ketika ancaman perang yang bertubi-tubi
mencapai puncaknya. Adapun latar belakangnya adalah ketika orang-orang Yahudi sudah
mulai tidak nyaman dengan kepemimpinan ketua mereka yaitu anak-anak dari Samuel  yang
telah melakukan penyimpangan sehingga mereka menuntut Samuel untuk melantik seorang
raja agar menjadi pemimpin Bani Israel. Kemudian Samuel memilih Saul untuk menjadi raja
pertama. Pada pemerintahannya terdapat seorang prajurit bernama Daud yang bijaksana dan
memiliki kejujuran yang tinggi serta gagah berani. Berkat kontribusinya dalam
peperangan  sehingga membuat dirinya disebut sebagai pahlawan dalam medan perang. Daud
pun menjadi sangat terkenal di kalangan bangsa Israel melebihi rajanya, karena kekhawatiran
raja Saul terhadap pengaruh Daud di tengah Bani Israel membuat dia menjadi gelap mata dan
ingin membunuh Daud.
Akhirnya Daud melarikan diri dari ancaman raja Saul dan dua kali meminta bantuan
kepada orang-orang Palestina untuk membantunya melawan raja Saul.  Daud kemudian
mendapatkan perlindungan dari orang Palestina dan konflik ini dijadikan untuk menyerang
Bani Israel, sehingga peperangan antara raja Saul dan Daud tak terelakkan dan pada akhirnya
raja Saul gugur di Wadi Bazrail, jasadnya dibawa ke Kuel Finus kemudian disalib pada
tembok rumah Syaan.  Setelah kematian raja Saul, permusuhan berlanjut kepada anaknya
yaitu Ishbosheth bin Saul yang dibantu oleh Abner panglima tentara raja Saul. Keduanya
berhasil dibunuh, maka dengan ini Daud dilantik menjadi raja kaum Bani Israel yang kedua.
Sejak saat itu, maka pemerintahan Bani Israel beralih kepada sistem turun temurun secara
warisan.
2.  Sekte-Sekte dalam Agama Yahudi
Berikut adalah macam-macam sekte dalam agama Yahudi:[7]
1.      Sekte Perisi, artinya sekte yang menyendiri dan berpecah.
2.      Sekte Sadduki, yaitu sekte yang mengingkari adanya hari kebangkitan, kehidupan sesudah
mati, hisab, surga, dan neraka.
3.      Sekte penulis, yaitu nama yang diberikan kepada sekumpulan orang-orang Yahudi  yang
bertugas untuk menuliskan syari’at bagi siapa saja yang memerlukannya, dengan ini mereka
mengetahui  sebagian besar maklumat-maklumat agama.
4.      Sekte Pembaca, adalah sekte yang terkecil dalam sekte Yahudi. Sekte pembaca hanya
mengikuti Taurat saja sebagai kitab suci mereka.
5.      Sekte Fanatik, mempunyai hubungan yang erat dengan sekte perisi. Dalam hal akidah dan
kepercayaan mereka sependapat. Tetapi sekte ini mempunyai kelebihan dalam hal tidak mau
tawar menawar.

Oktober 28, 2017


SEJARAH AGAMA YAHUDI

YAHUDI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Sejarah Agama-Agama

Dosen Pengampu:

Dr. Ustadzi Hamzah, M.Ag

Oleh:

Muhammad Radya Yudantiasa                      15530095

Achmad Soib                                                 15530104

M. Anam Fauzi                                               15530027

Lukmanul Hakim                                            15530078

Shafa Sharvina                                                15530002
Ismi Wakhidatul Hikmah                                15530061

Muthia Uzlifa                                                  15530049

Nur Zulva Khusna                                          15530124

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM

UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2017

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala, yang telah melimpahkan rahmat dan


hidayah-Nya kepada kita semua sehingga makalah ini dapat selesai sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan untuk kemudian dapat digunakan untuk menambah wawasan kita semua.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tersampaikan kepada baginda Rasul Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang telah menyelamatkan kita dari keterpurukan
dan menghantarkan kita ke gerbang kemuliaan, sehingga kita dapat merasakan nikmatnya
ilmu pengetahuan di masa sekarang ini.

            Dalam makalah yang masih jauh dari kata sempurna ini, kami selaku penyusun
makalah ingin mengajak pembaca untuk mempelajari sedikit hasil penelitian saya
tentang agama Yahudi. Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan
bagi kami sendiri selaku penyusun dan juga bagi pembaca semua. Saran dan kritik yang
membangun terhadap makalah ini sangat diharapkan untuk menjadi bekal untuk karya yang
lebih baik di masa yang akan datang. Semoga Allah selalu melimpahkan kita keberkahan
dalam mempelajari ilmu-Nya yang amat luas di muka bumi ini.

                                                                                    Yogyakarta, April 2017

                                   
                                                                                                                                                       
     Penyusun

 
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I  PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
B.      Rumusan Masalah
C.      Tujuan Pembuatan Makalah
BAB II  PEMBAHASAN
A.     Sejarah Awal Agama Yahudi
B.      Pertumbuhan dan Perkembangan Agama Yahudi
C.      Ajaran Agama Yahudi
D.     Peribadatan Agama Yahudi
E.      Kitab Suci Agama Yahudi
F.      Hukum Agama Yahudi
G.     Yahudi dalam Perspektif Islam
BAB III  PENUTUP
A.     Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Agama adalah sesuatu yang dapat dideskripsikan bukan didefinisikan. Pendeskripsian
agama bisa diwujudkan dengan ad-dinu al-haqq dan ad-dinu al-kullihi. Ad-dinu al-
haqq  sering disebut dengan ad-dinu al-fithrah, sedangkan ad-dinu kullihi adalah agama yang
dibawa Rasul tetapi ada rekonstruksi sejarah.

Yahudi adalah agama yang dibawa oleh Nabi Musa. Yahudi ini merupakan nama salah
satu anak Nabi Yaqub, sehingga dalam perkembangannya Yahudi menjadi nama sebuah
perkumpulan orang yang mengikuti anak Nabi Yakub tersebut.

Berdasarkan pernyataan tersebut, agama Yahudi merupakan agama yang dibawa oleh
seorang Nabi tapi mengalami rekonstruksi sejarah. Menurut pernyataan di atas bisa dianalisis
persamaannya dengan ajaran Islam. Sehingga apakah memang begitu adanya agama Yahudi
atau seperti apa? Untuk mencari jawabannya, makalah ini akan membahas tentang agama
Yahudi dan historisitas sampai dengan ajarannya.

B.     Rumusan Masalah

1.   Bagaimanakah sejarah awal agama Yahudi?

2.   Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan agama Yahudi?

3.   Apa saja yang termasuk ke dalam ajaran agama Yahudi?

C.    Tujuan Pembuatan Makalah

1.   Mengetahui sejarah awal agama Yahudi.

2.   Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan agama Yahudi.

3.   Mengetahui apa saja yang termasuk ke dalam ajaran-ajaran agama Yahudi.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sejarah Awal Agama Yahudi


Sejarah bangsa Yahudi dimulai dengan Abraham yang mendengarkan panggilan Allah
untuk menduduki tanah Kanaan. Yakub, dijanjikan untuk diberi banyak anak oleh Allah dan
dari 12 nama anak laki-lakinya itu, suku-suku bangsa Israel memperoleh nama mereka.
Sementara itu, kata “Yahudi” berasal dari nama suku Israel yang paling kuat, yaitu Yehuda
(Judah).[1]

Ketika Musa dipanggil Allah, bangsa Israel sedang menjalani masa perbudakan yang
menguras tenaga dan tangan bangsa Mesir. Musa mendengar suara Allah yang berbicara
kepadanya dari suatu semak yang menyala tetapi tidak terbakar  dan, atas perintahNya, Musa
pergi ke Firaun Mesir untuk meminta supaya bangsa Israel dibebaskan. Hanya karena 10
wabah dari Allah menimpa orang-orang Mesir maka permintaan itu dikabulkan. Kemudian
bangsa Israel menghabiskan waktu dalam 40 tahun dalam perjalanannya sebagai kaum
pengembara sebelum mereka tiba di tanah Tejanji. Selama perjalanan mereka itu –keluaran-
Allah memberikan sepuluh perintah kepada Musa di Gunung Sinai. Bangsa Yahudi juga
diberi banyak hukum yang lain untuk mengurus semua aspek kehidupan pribadi serta
masyarakat dan hukum-hukum ini masih berpengaruh pada kehidupan orang-orang Yahudi
Ortodoks zaman sekarang.[2]

Dari seluruh sejarahnya bangsa Yahudi telah diceraiberaikan oleh para penindas
sebagai akibat kebencian dan kekerasan mereka. Anti semit mencapai puncaknya dalam
peristiwa Holocoust (pembantaian besar-besaran) pada abad ke 20, ketika 6 juta laki-laki,
perempuan, dan anak-anak, Yahudi dibantai oleh Nazi.[3]

Tak seorangpun dalam sejarah telah mengalami penderitaan yang dialami bangsa
Yahudi di Eropa pada tahun 1930-an dan 1940-an. Abad-abad kejahatan anti semit meledak
contoh yang paling menakutkan dari pemusnahan secara teratur terhadap segologan bangsa
dalam sejarah umat manusia. Hanya dalam waktu enam tahun, antara tahun 1939 sampai
1945, berjuta-juta orang Eropa dibantai hanya karena mereka adalah orang-orang Yahudi.[4]

Agama Yahudi itu disebutkan dalam literatur di barat dengan Judaism dan di dalam


literatur berbahasa Arab disebut Yahudiyah. Sebutan Judaism itu bermula dipergunaan dalam
literatur pihak Yahudi sendiri di sekitar tahun 100 sebelum Masehi, yakni di dalam II
Makkabi, 2:21 dan 8:1, yang disusun dalam paduan bahasa Grik-Yahudi. Agama Yahudi itu
agama tertua di antara lima agama yang menganut keyakinan bahwa kodrat-Ilahi langsung
menurunkan wahyu kepada pribadi pembangunnya. Empat agama lainnya adalah: Agama
Zarathustra, Kristen, Islam, Sikh. Agama Yahudi itu langsung memperlihatkan pengaruh
terhadap dua agama lainnya dalam bidang keyakinan, yaitu agama Kristen dan Islam. Dua
agama terakhir itu langsung mengakui dan memuliakan Rasul-Rasul dan alam lingkungan
agama Yahudi itu.[5]
B.       Pertumbuhan dan Perkembangan Agama Yahudi

1.    Masa Awal Pemerintahan Bangsa Yahudi

a.  Zaman Pemerintahan di Bawah Seorang Ketua

Awal pemerintahan Bani Israel yang dipimpin oleh seorang ketua dimulai pada  akhir
pemerintahan yang dipimpin oleh salah satu sahabat karib Nabi Musa yaitu Yusya’ bin Nun.
Yusya bin Nun kemudian wafat pada tahun 1130 SM selanjutnya awal orde pemerintahan
bani Israel dilanjutkan oleh ketua-ketua Yahudi yang tergolong dari para Kahin (ahli  magic)
yang dipilih oleh kepala-kepala kaum, dan di antaranya ada yang dipilih dari kaum
wanita. Dari sinilah permulaan zaman pemerintahan yang dipimpin oleh seorang ketua
hingga berkelanjutan sampai tahun 1039 SM.

Orang-orang Kan’an adalah guru bagi orang-orang Yahudi karena berkat jasanya orang
Yahudi dapat menjalani kehidupan dengan lebih teratur dan memiliki ilmu dalam memenuhi
kebutuhan hidup. Di samping orang Yahudi terpengaruh oleh cara hidup dan keseharian
orang kan’an mereka juga terpengaruh oleh aqidah dari orang Kan’an seperti kepercayaan
dan adat-iabadatnya.[6]

b. Zaman Pemerintahan di bawah seorang Raja

Zaman pemerintahan seorang raja dimulai ketika ancaman perang yang bertubi-tubi
mencapai puncaknya. Adapun latar belakangnya adalah ketika orang-orang Yahudi sudah
mulai tidak nyaman dengan kepemimpinan ketua mereka yaitu anak-anak dari Samuel  yang
telah melakukan penyimpangan sehingga mereka menuntut Samuel untuk melantik seorang
raja agar menjadi pemimpin Bani Israel. Kemudian Samuel memilih Saul untuk menjadi raja
pertama. Pada pemerintahannya terdapat seorang prajurit bernama Daud yang bijaksana dan
memiliki kejujuran yang tinggi serta gagah berani. Berkat kontribusinya dalam
peperangan  sehingga membuat dirinya disebut sebagai pahlawan dalam medan perang. Daud
pun menjadi sangat terkenal di kalangan bangsa Israel melebihi rajanya, karena kekhawatiran
raja Saul terhadap pengaruh Daud di tengah Bani Israel membuat dia menjadi gelap mata dan
ingin membunuh Daud.

Akhirnya Daud melarikan diri dari ancaman raja Saul dan dua kali meminta bantuan
kepada orang-orang Palestina untuk membantunya melawan raja Saul.  Daud kemudian
mendapatkan perlindungan dari orang Palestina dan konflik ini dijadikan untuk menyerang
Bani Israel, sehingga peperangan antara raja Saul dan Daud tak terelakkan dan pada akhirnya
raja Saul gugur di Wadi Bazrail, jasadnya dibawa ke Kuel Finus kemudian disalib pada
tembok rumah Syaan.  Setelah kematian raja Saul, permusuhan berlanjut kepada anaknya
yaitu Ishbosheth bin Saul yang dibantu oleh Abner panglima tentara raja Saul. Keduanya
berhasil dibunuh, maka dengan ini Daud dilantik menjadi raja kaum Bani Israel yang kedua.
Sejak saat itu, maka pemerintahan Bani Israel beralih kepada sistem turun temurun secara
warisan.

2.  Sekte-Sekte dalam Agama Yahudi

Berikut adalah macam-macam sekte dalam agama Yahudi:[7]

1.      Sekte Perisi, artinya sekte yang menyendiri dan berpecah.

2.      Sekte Sadduki, yaitu sekte yang mengingkari adanya hari kebangkitan, kehidupan sesudah
mati, hisab, surga, dan neraka.

3.      Sekte penulis, yaitu nama yang diberikan kepada sekumpulan orang-orang Yahudi  yang


bertugas untuk menuliskan syari’at bagi siapa saja yang memerlukannya, dengan ini mereka
mengetahui  sebagian besar maklumat-maklumat agama.

4.      Sekte Pembaca, adalah sekte yang terkecil dalam sekte Yahudi. Sekte pembaca hanya
mengikuti Taurat saja sebagai kitab suci mereka.

5.      Sekte Fanatik, mempunyai hubungan yang erat dengan sekte perisi. Dalam hal akidah dan
kepercayaan mereka sependapat. Tetapi sekte ini mempunyai kelebihan dalam hal tidak mau
tawar menawar.

C.    Ajaran Agama Yahudi

Bangsa Yahudi memiliki pendapat bahwa mereka adalah satu-satunya bangsa pilihan
Tuhan. Dengan adanya pemahaman tersebut, menjadikan mereka percaya bahwa bangsa
Yahudi lebih mulia dari bangsa lain. Karena keyakinan ini pula membuat mereka merasa
tinggi diri sehingga banyak bangsa lain tidak senang pada mereka.[8]

1. Tuhan dalam Agama Yahudi

Di dalam Perjanjian Lama, dijelaskan bahwa Tuhan Yahudi itu hanya satu yaitu Yahweh,
dan di dalam ajaran Yahudi pula menjadikan Tuhan dalam bentuk yang nampak dan memiliki
sifat-sifat seperti manusia itu dilarang, hal tersebut karena mereka menolak adanya konsep
ketuhanan Kristen yaitu “Trinitas” yang tidak sesuai dengan ajaran mereka yaitu monoteisme.
[9]

Yahudi memandang Tuhannya sebagai Tuhan yang tunggal, dan mereka juga menolak
adanya paham dualistic yang mana kejahatan di situ berasal dari Tuhan yang berbeda seperti
Hindu, yang menganggap adanya sang pencipta Brahmana, dan pelebur yaitu Siwa, mereka
sangat menolak hal tersebut, karena Tuhan itu esa, Ia tidak berawal dan tidak berakhir, Ia
adalah Tuhan segalanya yang tidak berwujud, yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
2.  Ajaran-ajaran Agama Yahudi

     Selain ajaran pokoknya, ajaran-ajaran Yahudi terdiri dari:[10]

a.    Wajib sembahyang tiga kali sehari.

b.    Wajib merayakan hari paskah.

c.    Wajib merayakan hari pantekosta yaitu jatuh pada 50 hari setelah hari raya paskah.

d.   Dilarang membunuh orang.

e.    Dilarang mencuri.

f.     Dilarang berzina.

g.    Dilarang makan daging babi dan dilarang pula makan darah.

h.    Dilarang melakukan sumpah atau saksi palsu.

i.      Dilarang menindas tetangga.

j.      Dilarang membenci tetanggamu.

k.    Dilarang membalas dendam juga dilarang menggerutu tetapi juga harus mencintai tetangga
sebagaimana mencntai diri sendiri.

D.    Peribadatan Agama Yahudi

1.    Sembahyang

Umat Yahudi merupakan salah satu umat yang suka sembahyang yaitu tiga kali
sehari.  Kitab Talmud, amidah, mengatur masalah sembahyang  tiga kali sehari dengan lebih
terperinci. Yaitu tegak berdiri mengawali sembahyang dengan
mengucapkan salawat sebanyak 19 kali, tiga kali pertama memuji kekuasaan Tuhan,
kemahaperkasaan-Nya, tiga kali yang terakhir sebagai ucapan-ucapan terimakasih atas
rahmat-Nya yang tidak putus-putus, doa penutup untuk keselamatan dan kedamaian, sedang
tiga belas lainnya di tengah-tengah dan merupakan permohonan untuk segala keperluan. [11]

2.    Puasa

Umat Yahudi melakukan puasa biasanya pada waktu mereka berkabung atau duka-cita
dan kemalangan. Tujuan puasa bagi mereka adalah untuk menghapus dosa dan mensucikan
diri, disamping untuk menyatakan rasa keprihatinan. Ada empat hari penting yang
diperingatinya untuk berpuasa, yaitu hari permulaan kota Yaerusalem dikepung, hari kota
Yaerusalem jatuh ke tanah Nebukadnezar, hari Kanisah dihancurkan dan hari Gedaliah di
bunuh orang.[12]
3.    Korban

Korban dalam agama Yahudi dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu korban perdamaian,
korban pemujaan, dan korban lain-lain. Korban perdamaian adalah korban yang dilaksanakan
untuk memohon perdamaian dengan Tuhan bagi dosa-dosa yang diperbuat tanpa sengaja.
Korban ini terdiri dari korban penghapusan dosa dan korban penebusan dosa.  Korban
pemujaan terdiri dari korban bakar, korban keselamatan, dan korban sesaji. Korban lain-lain
terdiri dari korban perjanjian, korban pelantikan umum, korban cemburuan dan korban
pembunuhan.[13]

4.    Hari-hari suci

Hari-hari penting yang mereka sucikan adalah:[14]

1)   Hari pentekosta, yaitu hari raya yang dipestakan untuk merayakan pembebasan orang-orang
Israel dari perbudakan Mesir.

2)   Hari Perdamaian Besar, yaitu hari kesepuluh bulan ketujuh, menurut penanggalan Yahudi.


Pada hari ini semua orang harus berpuasa, dan korban harus dilakukan untuk menghapus
dosa.

3)   Hari Raya Pondok Daun, atau hari raya pengumpulan hasil, yang dirayakan pada tanggal
15-22 bulan ketujuh kalender Yahudi.

4)   Hari Penebusan Dosa, hari ini bernilai rohaniah bagi umat Yahudi, jatuh pada sekitar bulan
akhir ke-enam atau awal bulan ke-tujuh kalender mereka.

5)   Hari Bulan Baru, orang Yahudi selalu merayakan dan mensucikan hari pertama tiap-tiap
bulan baru, yang dirayakan denga korban dan perjamuan makan bersama.

6)   Tahun Sabbath, menurut kepercayaan umat Yahudi, selama tahun yang ke-tujuh, tanah tidak
boleh dikerjakan atau ditanami. Semua orang harus istirahat.

Selain itu masih terdapat hari-hari besar dan suci lain seperti Tahun Yobel, Hari Raya
Pembebasan Bait Suci, Hari Raya Purim, dan Hari Sabath. Hari Sabath adalah hari yang
khusus disediakan untuk beribadat kepada YeHoVah, karena pada hari itulah Dia berhenti
dari pekerjaan-Nya menjadikan alam semesta ini.[15]

E.      Kitab Suci Agama Yahudi

Kitab suci agama Yahudi disebut dengan Biblia yakni Alkitab. Pihak Kristen pada
masa belakangan memanggilkan keseluruhannya dengan Old Testament, yakni Perjanjian
Lama. Alkitab itu terbagi kepada tiga kelompok dari satu persatu kelompok itu terdiri atas
beberapa kitab, yaitu:[16]
1.    Torah. Terdiri atas lima buah kitab yang dinyatakan berasal dari nabi Musa:

a)    Kitab Kejadian (Genesis), berisikan kisah kejadian alam semesta dan kejadian adam dan
hawa bersera peristiwa turunanya samai kepada peristiwa Nabi Yusuf.

b)   Kitab Keluaran (Exodus), berisikan kisah keluaran Bani Israil dari penindasan Pharao di
tanah Mesir di bawah pimpinan nbi Musa dan berada di padang Tiah semenanjung Sinai
selama 40 tahun dan munajat Musa dengan Yahuwa (Allah Maaha Esa) dan diturunkan
sepuluh perintah (Ten Commandements).

c)    Kitab Imamat (Leviticus), berisikan himpunan Syariat di dalam agama Yahudi.

d)   Kitab Bilangan (Numbers), berisikan cacah jiwa turunan dua belas suku Israil pada masa
nabi Musa masa itu.

e)    Kitab Ulangan (Deuteronomy), berisikan ulangan kisah keluaran dari tanah Mesir dan
ulangan himpunan syariat.

2.    Nebiim, yang terdiri atas 8 buah kitab Nabi, terbagi kepada Nabi-nabi terdahulu dan Nabi-
nabi belakangan. Kitab dari Nabi-nabi terdahulu itu terdiri atas 4 buah kitab, yaitu: Kitab
Nabi Yusak (Joshua), Kitab Hakim-Hakim (Judges), Kitab Nabi Samuil (Samuel I, II), Kitab
Raja-raja (King I, II). Kitab-kitab belakangan terdiri atas 4 buah kitab pula, yaitu Kitab Nabi
Jesaja (Isaiah), Kitab Nabi Jermia  (Jeremiah), Kitab Nabi Jehezkil (Esekiel), dan Kitab
Nabi-nabi Terkecil  (Minor Prophet). Dan himpunan kitab-kitab Nabi terkecil itu terdiri atas
12 kitab, yaitu: Kitab Nabi Hosea, Kitab Nabi Joel, Kitab Nabi Amos, Kitab Nabi Obadia,
Kitab Nabi Yunus, Kitab Nabi Mikha, Kitab Nabi Nahum, Kitab Nabi Habakuk, Kitab Nabi
Zepanya, Kitab Nabi Hajai, Kitab Nabi Zakaria, Kitab Nabi Maleikhi.

3.    Khetubim, terdiri atas 11 buah kitab berisikan nyanyian-nyanyian pujaan untuk keperluan
kebaktian dan juga berisikan hikmat dan bimbingan dan nasihat dan amsal, yaitu Kitab
Mazmur (Psalms), Kitab Amsal Sulaiman (Proverbs), Kitab Nabi Ayyub (Job), Kitab Syirul
Asyar (Songs of Salomon), Kitab Rut (Ruth), Kitab Nudub Jermia (Lamentations), Kitab
Alkhatib (Ecclesiastes), Kitab Ester (Esther), Kitab Nabi Danil (Daniel), Kitab Nabi Ezra
(Ezra), Kitab Nabi Nehemiah (Nehemiah), kitab Tawarikh (Chronicles I,II).

F.     Hukum Agama Yahudi

Agama Yahudi diakui sebagai suatu agama yang paling unggul dalam bidang hukum
dan putusan-putusan hukum. Beberapa hukum Yahudi apabila dibandingkan dengan hukum-
hukum peradaban kuno lainnya, semasa pembentukan hukum ini berjalan, kelihatan lebih
manusiawi sifatnya.[17] Contoh berbagai bidang hukum dan hukum yang mengaturnya
adalah:

1. Hukum Sipil : seseorang yang ingin menagih hutang tidak dibenarkan memasuki rumah orang
yang ditagih. Hendaklah ia menunggu di luar.[18]

2.  Hukum Perhambaan : jikalau kamu memberi seorang hamba Ibrani, hanya enam tahun
lamanya, boleh ia mengerjakan pekerjaan engkau, tapi pada tahun yang ketujuh, tak dapat
tiada dilepaskan ia menjadi seorang merdeka.[19]

3. Hukum Kriminil : jangan membunuh, jangan berzina, jangan mencuri, jangan bersaksi palsu
dan jangan merampas bini orang.[20]

4.  Hukum Bersunat : bersunat atau khitan wajib dijalani oleh orang Yahudi untuk membuktikan
bahwa ia adalah seorang Yahudi tulen, baik laki-laki maupun perempuan.[21]

5.  Hukum Waris : anak laki-laki adalah pewaris utama. Anak tertua laki-laki yang memiliki
saudara yang banyak memperoleh warisan dua kali lipat dari saudara-saudaranya. Anak
perempuan yang belum berumur 12 tahun tidak berhak menerima warisan.[22]

6.  Hukum Perkawinan : umur kawin bagi seorang laki-laki adalah 13 tahun dan perempuan 12
tahun. Orang yang sudah mencapai usia 20 taun tapi belum kawin berhak mendapat kutukan.
[23]

G.    Yahudi di Indonesia

Bagi sebagian besar muslimin dunia, “ke-Yahudi-an” selalu mengundang


banyak stereotypee baik dengan dalih bersifat teologis ( ajaran agama) maupun konstruksi
sosio-politis yang negatif tentang Yahudi sebagai sebuah bangsa yang dianggap serakah,
penuh kosnpirasi dan “dikutuk Tuhan”, sebagaimana halnya ketika berbicara etnik Cina di
Indonesia. Persoalannya adalah baha yahudi sebagai salah satu anggota keluarga Ibrahim di
Indonesia tidak diakui keberadaanya. Walaupun ada komunitas Yahudi di
Surabaya, [24] sebagai contoh, namun pemerintah Indonesia belum ada isyarat akan
mengakuinya secara yuridis meskipun secara de facto diberikan hak hidupnya.

Dalam masyarakat Muslim Indonesia, tanggapan terhadap Yahudi dan Isrel masih bersifat
reaksioner dan demagogis. Ketika Gus Dur, sebelum dan saat menjabat sebagai Presiden,
pernah mengusulkan agar dibuka hubungan diplomatik dengan Israel, maka secara serta-
merta reaksi menolak dan menentang usulan itu mengeras di beberapa gerakan Islam Islam.
Dalam arena akademik, Nurcholis Majid (Cak Nur) pernh dianggap sebagai agen Yahudi di
Indonesia setelah menyampaikan diskusi tentang Islam di Taman Ismail Marzuqi, Jakarta,
Oktober 1992.
Stereoptipe terhadap Yahudi menghadapi arus dominasi barat terhadp dunia Islam
nempak seperti dalam kesimpulan Sjafruddin Prawiranegara yang mengidentikkan
kapitalisme dan komunisme, yang ujung-ujungnya sampai kepada apa yang disebut sebagai
Yahudi.[25]

Anda mungkin juga menyukai