Anda di halaman 1dari 8

I.Sejarah Keimanan dan Ketauhidan sejak Nabi Adam a.

s hingga Nabi Muhammad


SAW.
Iman adalah sikap jiwa untuk mempercayai dan menerima sesuatu sebagai
benar: yaitu sikap jiwa “Sami’na Wa Atha’na”: mendengar dan mengatakannya serta
mentaati sabda Illahi dengan sepenuh pendirian, memusatkan segala pengabdian hanya
kepada-Nya, menyerahkan diri, hidup dan mati semata-mata kepada-Nya. Arti iman
dalam islam yaitu dinyatakan dengan lisan, hati dan perbuatan, dimana iman selain
mesti dibenarkan dengan kata-kata melalui lisan, juga harus diyakini benar-benar dalam
hati serta diterapkan melalui perbuatan.
Kepercayaan terhadap Allah SWT dijelaskan didalam Tauhid, adapun Tauhid
adalah ajaran yang meyakini keesaan Allah SWT.Tauhid merupakan inti dari seluruh
ajaran Allah SWT yang disampaikan kepada manusia melalui para utusan-Nya.
Dalam sejarah perkembangannya aqidah tauhid telah ada sejak manusia pertama
diciptakan yaitu nabi Adam a.s, Adam a.s merupakan rasul pertama yang membawa
risalah ketauhidan di muka bumi ini, Adam a.s pertamakali mengajarkan ajaran aqidah
tauhid kepada generasi pertama anak keturunannya akan tetapi seiring makin bertambah
banyaknya keturunan Adam a.s dan mereka mulai tersebar di seluruh permukaan bumi
maka sedikit demi sedikit aqidah tauhid yang di ajarkan oleh nabi Adam a.s mulai
terkontaminasai oleh ajaran-ajaran baru yang bersumber dari hasil pemikiran anak
keturunan Adam a.s maka munculah berbagai penyimpangan aqidah tauhid bahkan
sampai meninggalakan aqidah tauhid itu sendiri seperti para penyembah berhala yang
berkeyakinan bahwa berhala yang mereka sembah merupakan perantara yang
mehubungkan mereka dengan Allah SWT dan keyakinan seperti ini sangat bertentangan
dengan ajaran aqidah tauhid yang diajarkan oleh Adam a.s.
Setelah wafatnya nabi Adam a.s dan banyak manusia telah jauh meninggalakan
aqidah tauhid yang di ajarkan Adam a.s maka Allah SWT mengestafetkan tugas
menyebarkan risalah tauhid kepada rasul-rasul lain yang diutus-Nya. Setiap rasul diutus
untuk mengajarkan aqidah tauhid yang sama yaitu Allah SWT itu esa dan tiada sekutu
bagi-Nya, meskipun ada sedikit perbedaan akan tetapi perbedaan itu hanyalah dalam
masalah cara penyampaian yang timbul karena situasi dan kondisi masyarakat yang
berbeda-beda.
Perkembangan aqidah tauhid mengalami pasang surut sesuai keadaan zaman,
terkadang banyak rintangan dan terkadang banyak dukungan. Pada zaman Rasulullah
saw perkembangan aqidah tauhid diawali dengan banyaknya penentangan, khususnya
dari kaum kafir quraisy, akan tetapi seiring berjalannya waktu akhirnya risalah tauhid
yang dibawa oleh Rasulullah saw dapat diterima oleh banyak orang. Ajaran aqidah
tauhid ketika Rasulullah masih hidup terjaga dengan baik karena stiap ada permasalahan
yang berhubungan dengan masalah aqidah tauhid maka Rasulullah sendirilah yang turun
tangan menyelesaikannya berdasarkan petunjuk Allah SWT melalui wahyu yang
diturunkan-Nya seperti pada kasus perselisihan para sahabat tentang masalah
qadar namun perselisihan itu berhenti ketika nabi Muhammad berkata kepada mereka
“Apakah dengan ini kamu diperintahkan? Apakah dengan ini aku di utus?Aku tugaskan
dirimu supaya kamu jangan berbantah-bantah pada qadar itu”.Dengan perkataan itu,
akhirnya perdebatan antar sahabat terselesaikan dengan damai).
Setelah Rasulullah saw wafat, ajaran aqidah tauhid pada awalnya tidak terjadi
perbedaan. Akan tetapi seiring makin berkembangnya agamaIslam, denganpengikut
yang berasal dari berbagai wilayah dan suku bangsa maka mulailah terjadi perbedaan
pendapat tentang aqidah tauhid, perbedaan di mulai ketika terjadi ke kisruhan politik
dalam pemerintahan Islam di tandai dengan terbunuhya Ustman bin Affan. Pada masa
inilah timbul berbagai kelompok yang berusaha mempertahankan pendapatnya dengan
menggunakan dalil-dalil Al-Quran menurut penafsiran mereka sendiri yang diragukan
kebenarannya sehingga terjadilah berbagai konflik yang menimbulkan banyak korban
jiwa seperti Ghailan Ad-damsyiqi seorang qibti yang masuk Islam kemudian dihukum
mati oleh khalifah Hisyam ibnu Malik (wafat 125 H) karena membicarkan masalah
qodar dan semua ini sangat merugikan umat Islam.Akibatnya dakwah Islam terhambat,
ketika itu umat Islam sibuk menyelesaikan konflik internalnya sendiri dari pada
berdakwah.
Di akhir abad I Hijriyah wilayah kekuasaan Islam terbentang luas.Ajaran aqidah
tauhid pada waktu itu disampaikan dengan pemahaman yang cemerlang, iman yang
hebat dan kesadaran yang hebat. Akibat dari perkembangan dakwah Islam tersebut,
Islam berinteraksi dengan peradaban-perdaban dan agama-agama bangsa lain yang telah
memeluk Islam maka terjadilah kontaminasi terhadap ajaran aqidah tauhid murni oleh
para muallaf yang berasal dari bangsa lain dengan berbagai perdaban-perdaban dan
agama-agamanya. Oleh karena itu untuk menjaga kemurnian aqidah tauhid maka para
ulama mulai membahas aqidah tauhid dari berbagai segi (Syamsudin Ramadhan,
2003:7-8). Usaha para ulama ini melahirkan kitab-kitab tentang aqidah tauhid seperti
kitab al-ma’rif karya Ibnu Qutaibah, kitab fathul majid karya Sulaiaman bin Abdullah
bin Abdul Wahab. Kitab-kitab ini berusaha menjaga kemurnian aqidah tauhid sesuai
yang diajarkan oleh Rasulullah saw.
Perkembangan aqidah tauhid dari masa kemasa terus mengalami perubahan
menyesuaikan dengan keadaan zaman seperti lahirnya ajaran Islam liberal di zaman
modern.
Jadi, tauhid dalam sejarah kehidupan manusia telah ada sejak manusia pertama
diciptakan yaitu Adam a.s kemudian penyebaran risalah aqidah tauhid diteruskan oleh
rasul-rasul setelah Adam a.s. Aqidah tauhid dalam perkembangannya banyak
mengalami perubahan sesuai dengan keadaan zaman. Pada masa Rasulullah saw aqidah
tauhid terjaga dengan baik karena setiap ada permasalahan yang berhubungan dengan
aqidah tauhid Rasulullah saw sendirilah yang turun tangan untuk menyelesaikannya
barulah setelah Rasulullah saw wafat banyak terjadi perbedaan tentang aqidah tauhid
disebabkan semakin berkembangya agama Islam dengan ragam latar belakang para
pemeluknya.
II. Keimanan Agama Ardhi dan Bangsa-bangsa lain
Agama ardhi (bumi) adalah agama yang ajaran-ajarannya diciptakan oleh
manusia itu sendiri yang tidak melampaui batas dan norma-norma.Agama ardhi disebut
juga agam budaya, karena agama ini biasanya di wariskan oleh nenek moyang yang
telah menganut paham dinamisme, poleteisme, dan animisme yang biasanya terdapat
ritual. Yang di maksud dalam agama budaya contohnya adalah : Kong Hu Cu, Hindu,
Budha yang lahir dari pemikiran pendirinya. Adapun karakteristik agama ardhi yaitu ;
1. Tidak memiliki kitab suci, sekalipun memiliki kitab suci keotentikannya dapat
berubah sesuai dengan perubahan dan kecerdasan akal.
2. Tidak memiliki nabi/ rasul sebagai penjelas dari agama ardhi.
3. Sistem merasa dan berfikirnya inheren dengan sistem merasa dan berfikir tiap
segi kehidupan.
4. Nilai agama ditentukan oleh manusia sesuai dengan cita-cita pengalaman dan
penghayatan masyarakat penganutnya.
5. Agam ardhi tidak dipastikan kelahirannya.
6. Berasal dari budaya dan kepercayaan masyarakat dan memiliki konsep
ketuhanan dinamisme, poleteisme, animisme dan paling tinggi monoteisme
nisbi.
III. Penyimpangan Aqidah Yahudi, Nasrani, Agama Ardhi dan Bangsa-bangsa lain
Agama samawi atau disebut juga agama langit, adalah
agama yang dipercaya oleh para pengikutnya dibangun berdasarkan
wahyu Allah. Beberapa pendapat menyimpulkan bahwa suatu agama
disebut agama Samawi jika ;
• Mempunyai definisi Tuhan yang jelas.
•Mempunyai penyampai risalah (Nabi/Rasul).
• Mempunyai kumpulan wahyu dari Tuhan yang diwujudkan dalam Kitab
Suci.
Di dunia ini agama-agama besar yang dianggap agama samawi
diantaranya Yahudi, Kristen, Islam.Ketiga agama ini mempunyai
beberapa kesamaan seperti percaya Adam adalah manusia pertama dan
nenek moyang seluruh manusia, Ibrahim adalah seorang Nabi, dan kitab
suci Taurat sebagai wahyu Allah.Meski demikian ada juga perbedaan
yang beberapa di antaranya sangat mendasar.Kebalikan dari agama
samawiadalahAgama Ardhi.Ada beberapa ciri dan karakteristik utama
yang membedakan antara agama samawi dan agama ardhi, berikut ini ;
a). Bukan tumbuh dari masyarakat, tapi diturunkan untuk masyarakat
Agama samawi tidak diciptakan oleh manusia lewat
kontemplasi atau perenungan. Berbeda dengan agama Budha, yang
diciptakan oleh Sidharta Gautama.Sang Budha konon dahulu duduk
merenung di bawah pohon Bodi, lalu mendapatkan temuan-temuan
berupa nilai-nilai kehidupan, yang kemudian dijadikan sebagai dasar
agama itu.
Demikian juga agama samawi sangat jauh berbeda dengan
konsep pengertian agama menurut beberapa ilmuwan barat, yang
memandang bahwa asalkan sudah mengandung pengabdian kepada
suatu kekuatan tertentu, atau ada ajaran tertentu, atau ada
penyembahan tertentu, maka sudah bisa disebut agama.Umumnya para
ilmuwan barat cenderung menganggap sebuah aliran kepercayaan,
spiritulisme tertentu serta nilai-nilai tertentu sebagai sebuah agama.
Sementara konsep agama samawi adalah sebuah paket
ajaran lengkap yang turun dari langit.Kata samawi mengacu kepada arti
langit, karena tuhan itu ada di atas langit menurunkan wahyu.Wahyu
bukan sekedar kata-kata ghaib atau magis, melainkan berisi hukum dan
undang-undang yang mengatur semua tatanan hidup manusia, mulai dari
masalah yang paling kecil hingga yang paling besar.Dari masalah mikro
sampai masalah makro.
Agama samawi tidak pernah menciptakan sendiri
ajarannya, tetapi menerima ajaran itu dari atas langit begitu
saja.Berbeda dengan agama ardhi, di mana ajarannya memang
diciptakan, disusun, dibuat dan diolah oleh sesama makhluk penghuni
bumi, manusia.
b). Disampaikan oleh manusia pilihan Allah, utusan itu hanya
menyampaikan bukan menciptakan
Karena agama samawi datang dari tuhan yang ada di
langit, dan tuhan tidak menampakkkan diri-Nya secara langsung, maka
agama samawi mengenal konsep kenabian.
Fungsi dan tugas nabi ini adalah menyampaikan semua kemauan,
perintah, aturan, syariah, undang-undang dari tuhan kepada umat
manusia.Seorang nabi tidak diberi wewenang untuk menciptakan ajaran
sendiri.Nabi bukan manusia setengah dewa, maka tidak ada konsep
penyembahan kepada nabi.
Dalam konsep agama samawi, seorang nabi hanyalah
seorang manusia biasa.Dia bisa lapar lalu makan, dia bisa haus lalu
minum, dia juga bisa berhasrat kepada wanita lalu dia menikah.Namun di
balik semua sifat kemanusiaannya, seorang nabi mendapat wahyu dari
langit.Serta mendapatkan penjagaan dan pemeliharaan dari langit agar
tidak melakukan kesalahan.Satu lagi fungsi seorang nabi yang tidak
boleh dilupakan, yaitu sosok diri seorang nabi dijadikan suri tauladan,
contoh hidup yang nyata, dan model untuk bisa ditiru oleh manusia.
c). Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia
Perbedaan lainnya lagi antara agama samawi dan agama ardhi
adalah bahwa tiap agama samawi memiliki kitab suci yang turun dari
langit.Kitab suci itu datang langsung dari tuhan, bukan hasil ciptaan
manusia.
Diturunkan lewat malaikat Jibril alaihissalam, kepada para
nabi.Lalu para nabi mengajarkan isi wahyu itu kepada umatnya.Jadilah
kumpulan wahyu itu sebagai kitab suci. Itu adalah proses turunnya Al-
Quran. Atau bisa jadi Allah SWT menurunkan kitab itu sekaligus dalam
satu penurunan, seperti yang terjadi para kitab-kitab suci yang turun
kepada Bani Israil.
Sedangkan agama ardhi seperti Hindu, Budha, Konghucu,
Shinto, dan lainnya, meski juga punya kitab yang dianggap suci, namun
bukan wayhu yang turun dari langit.Kitab yang mereka anggap suci itu
hanyalah karangan dari para pendeta, rahib, atau pun pendiri agama
itu.Bukan wayhu, bukan firman, bukan kalamullah, bukan perkataan
tuhan.
Dari sisi isi materi, umumnya kitab suci agama samawi
berisi aturan dan hukum.Kitab-kitab itu bicara tentang hukum halal dan
haram.Adapun kitab suci agama ardhi umumnya lebih banyak bicara
tentang pujian, kidung, nyanyian, penyembahan.
d).Konsep tentang Tuhannya adalah tauhid
Agama samawi selalu mengajarkan konsep ketauhidan, baik Islam,
yahudi atau pun nasrani.Tuhan itu hanya satu, bukan dua atau tiga,
apalagi banyak.Sedangkan agama ardhi umumnya punya konsep bahwa
tuhan itu ada banyak.Walau pun ada yang paling besar dan senior, tetapi
masih dimungkinkan adanya tuhan-tuhan selain tuhan senior itu, yang
boleh disembah, diagungkan, diabdi dan dijadikan sesembahan oleh
manusia.
Konsep bertuhan kepada banyak objek ini dikenal dengan
istilah polytheisme.Agama dan kepercayaan yang beredar di Cina telah
mengarahkan bangsa itu kepada penyembahan dewa-dewa. Ada dewa
api, dewa air, dewa hujan, dewa tanah, dewa siang, dewa malam, bahkan
ada dewa yang kerjanya minum khamar, dewa mabok.
Kepercayaan bangsa-bangsa di Eropa pun tidak kalah
serunya terhadap konsep dewa-dewa ini. Semua bintang di langit
dianggap dewa, diberi nama dan dikait-kaitkan dengan nasib seseorang.
Kemudian ada dewa senior di gunung Olympus, Zeus namanya.Dewa ini
punya anak, setengah dewa tapi setengah manusia, Hercules
namanya.Lalu para dewa itu bertindak-tanduk seperti manusia, bahkan
hewan.Ada yang perang, ada yang berzina, ada yang mabuk-mabukan
bahkan ada dewa yang kerjaannya melacurkan diri.
Kepercayaan bangsa Romawi kuno hingga hari ini masih
saja berlangsung di masyarakat barat, mereka masih sangat kental
mempercayai adanya dewa-dewa itu.
Agama samawi datang menolak semua konsep tuhan
banyak dan beranak pinak.Dalam konsep agama samawi, tuhan hanya
satu. Dia Maha Sempurna, tidak sama dengan manusia, Maha Agung dan
Maha Suci dari segala sifat kekurangan. Selain tuhan yang satu, tidak
ada apa pun yang boleh disembah. Maka tidak ada paganisme (paham
kedewaaan) dalam agama samawi.
· Penyimpangan Yahudi dan Nasrani dari Karakteristik Agama Samawi
Sebagai agama samawi, agama nasrani dan yahudi
awalnya memenuhi 4 kriteria di atas.Namun seiring dengan berjalannya
waktu, satu persatu karakteristik itu tanggal dan lenyap.Sepeninggal
para nabi mereka, keadaan menjadi berubah 180 derajat.
a). Agama Diciptakan oleh Tokoh Agama
Tidak ada lagi konsep bahwa agama itu berasal dari tuhan, sebab
para pemuka agama baik pendeta, rahib, atau pun tokoh spiritul mereka
telah mulai membuat sendiri agama itu, tambahan demi tambahan di
sana sini mulai dibuat. Pengurangan-pengurangan juga acap
dilakukan.Walhasil, dalam waktu yang singkat, agama nasrani dan yahudi
sudah bukan lagi bersifat samawi, karena nyaris sudah dipermak habis-
habisan oleh para tokohnya.
Allah subhanahu wata’ala tegas sekali menyatakan bahwa
apa dilakukan oleh umat nasrani dan yahudi itu sama saja dengan
menyembah para tokoh agama.Mereka menjadikan orang-orang alimnya
dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan Al-Masih putera
Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa,
tidak ada Tuhan selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka
persekutukan.(QS. At-Taubah: 31)
Para tokoh agama nasrani dan yahudi dilaknat oleh Allah
karena mereka punya kebiasan mengubah isi kitab suci.Dan umat Islam
tidak terlalu diminta untuk berharap terlalu banyak dari umat nasrani dan
yahudi untuk beriman.Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan
percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman
Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang
mereka mengetahui? (QS. Al-Baqarah: 75)
b). Menyembah Nabi dan Orang Shalih
Penyimpangan berikutnya adalah umat nasrani dan yahudi sudah
tidak lagi menyembah Allah yang Esa, tetapi menambahi satu lagi
sebagai tuhan baru (junior), yaitu nabi mereka sendiri.Konsep kenabian
agama samawi telah mereka hancurkan, diganti dengan konsep
penyembahan kepada orang suci.Maka dibuatlah patung-patung para nabi
dan orang-orang shalih.Patung itu semula hanya sekedar untuk
pengingat, namun beberapa generasi berikutnya mulai memberikan
takzhim, penghormatan hingga berakhir dengan penyembahan.
Ketika nabi Muhammad SAW dilahirkan di Makkah tahun
570 Masehi, di seputar ka’bah sudah bertengger 360 patung para nabi
dan orang shalih.Dari mana datangnya patung-patung yang disembah?
Awalnya datang dari negeri Yaman yang saat itu berpenduduk nasrani.
Umat nasrani sedunia 500-an tahun setelah ditinggalkan oleh nabi Isa
alaihissama, sudah menjadi penggemar penyembahan patung nabi dan
orang shalih mereka.
Dari mana datangnya penyembahan patung di kalangan umat nasrani?
Datang dari Eropa, ibukota dan surga para dewa
sesembahan.Patung dan penyembahan berhala datang dari Eropa para
saat negeri Eropa didatangi oleh agama nasrani yang masih bersih dari
bumi Palestina.
Sayang sekali, agama nasrani ini meski diterima di Eropa,
namun nasibnya apes sekali. Alih-alih mentauhidkan bangsa Eropa,
agama ini malah diberhalakan di Eropa.Masuklah paham keberhalaan
khas Eropa dan diasimilasi di dalam agama nasrani.Sampai 300 tahun
kemudian, resmilah nabi Isa naik pangkat menjadi tuhan dalam
pemahaman agama ini.Lalu bunda Mariam yang di dalam Quran
disebutkan sebagai wanita yang suci dan beriman, juga ikut-ikutan
dijadikan tuhan, disembah dan dipatungkan.
Ketika Al-Quran turun 200 tahun kemudian, vonis Allah kepada
agama dan orang-orang nasrani yang berpaham Polytheisme ini tegas dan
jelas: KAFIR.
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata,
“Sesungguhnya Allah ialah Al-Masih putera Maryam”, padahal Al-Masih
berkata, “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan
Tuhanmu.”Sesungguhnya orang yang mempersekutukan Allah, maka
pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah
neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.
(QS. Al-Maidah: 72)
Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan,
“Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga”, padahal sekali-kali
tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti
dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara
mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.(QS. Al-Maidah: 73)
c). Memalsu Kitab Suci
Kitab suci Injil yang asalnya adalah firman Allah SWT, lama
kelamaan berubah isinya menjadi karangan Petrus, Yohanes, Markus,
Lukas, dan lainnya.Bukan lagi firman Allah tetapi karangan manusia.
Kitab itu lalu diperdebatkan keotentikannya oleh mereka
sendiri, maka berdirilah sekte-sekte yang saling berbeda.Muncul aliran-
aliran gereja yang saling mengkafirkan.
Awalnya bermula dari tidak adanya naskah asli Injil.Yang
ada hanya catatan-catatan yang tidak pernah terjaga
keasliannya.Ditambah lagi ciri khas para pemuka agama nasrani yang
punya hobi membuat tambahan, sisipan, bahkan sampai menghapus
naskah asli, demi sekedar kepentingan pribadi.
Itulah pembahasan agama samawi dan agama ardhiserta
malapetaka yang menimpa pada agama samawi, yahudi dan
nasrani.Adapun agama Islam, tetap kokoh, konsisten, konsekuen dan
mantap dalam karakteristiknya sebagai agama samawi. Tidak ada
penciptaan agama, tetapi agama itu datang dari Allah 100 persen, tidak
ada penambahan dan pemalsuan kitab suci, tidak pernah menyembah
nabi, juga tidak pernah menduakan Allah.
IV. Koreksi Islam atas Aqidah Yahudi, Nasrani, Agama Ardhi dan Bangsa lain

Agama ardhi adalah agama yang berlandaskan logika atau dengan kata lain
adalah agama yang berdasarkan akal sehat manusia. seperti Hindu, Budha, Konghucu,
Shinto, dan lainnya, meski juga punya kitab yang dianggap suci, namun bukan wahyu
yang turun dari langit. Kitab yang mereka anggap suci itu hanyalah karangan dari para
pendeta, rahib, atau pun pendiri agama itu.Bukan wahyu, bukan firman, bukan
kalamullah, bukan perkataan tuhan.Jadi untuk ketauhidannya sangat diragukan.
Koreksi Islam terhadap aqidah Yahudi, Nasrani, agama ardhi, dan bangsa-
bangsa lain. Islam adalah agama yang sangat membumi dengan wahyu yang jelas dan
senantiasa dipelihara, sehingga semua tata aturan dan lain sebagainya nyata dan masuk
logika kalau kita mendapatkan hidayah dari Allah. Kalau berhubungan dengan aqidah
maka agama lain harus dikoreksi mengenai misalnya hubungan lawan jenis yang
senantiasa lumrah padahal dalam Islam sangat dijaga hubungan baik sesama manusia
maupun hubungan hamba kepada Tuhan-Nya.

Anda mungkin juga menyukai