Anda di halaman 1dari 12

PERAN KEMENTRIAN PERTANIAN

Disusun Oleh :

Naila Kamalika Yusmalia 2305025100

PROGRAM STUDI GIZI

FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur atas rahmat dan ridho
Allah Swt. Karena tanpa rahmat dan ridho-nya yang telah memberikan rahmat dan
kebaikannya sehingga kami sanggup menyelesaikan makalah tentang Kementerian Pertanian
sesuai tenggang waktu.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Andra Vidyarni, S.Gz., M.Si. Selaku
dosen mata kuliah Sosiologi Antropologi yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan.

Tugas ini untuk melengkapi nilai akademik mata kuliah Sosio Antropologi di Fakultas Ilmu-
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka. Bertujuan untuk mengetahui
fungsi dan tugas dari Kementerian Pertanian.

Penyusunan laporan ini tentu masih jauh dari kesempurnaan. Penulis menyadari masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Semoga laporan Kementerian Pertanian
ini dapat menambahkan wawasan para pembaca dan dapat bermanfaat untuk pengetahuan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kementerian Pertanian Republik Indonesia (disingkat Kementan RI)


adalah kementerian negara di lingkungan Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan
pertanian. Kementerian Pertanian tidak hanya berfungsi sebagai penyelenggara urusan
pemerintahan di bidang pertanian, tetapi juga sebagai pengelola dan pengatur kebijakan
untuk mencapai tujuan nasional di bidang pangan dan pertanian. Sejarah Kementerian
Pertanian mencerminkan evolusi kebijakan pertanian dari masa ke masa, yang selalu
beradaptasi dengan dinamika lingkungan global, teknologi, dan kebutuhan masyarakat .
Kementerian Pertanian Republik Indonesia dipimpin oleh seorang Menteri Pertanian.
Sejak 25 Oktober 2023, Menteri Pertanian dijabat oleh Amran Sulaiman.

Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 23 September 1904 No. 20


Staatsblaad 982 yang didasarkan pada Surat Keputusan Raja Belanda No. 28 tanggal 28
Juli 1904 (Staatsblaad No. 380). Direktur Pertama Departemen Pertanian adalah Dr.
Melchior Treub.[2] Pada masa penjajahan Belanda urusan pertanian ditangani oleh
Departement van Landbouw (1905), Departement van Landbouw, Nijverheid en Handel
(1911) dan Departement van Ekonomische Zaken (1934). Sedangkan pada masa
pendudukan jepang, Gunseikanbu Sangyobu yang berperan dalam menangani urusan
pertanian.

Sejak tanggal 19 Agustus 1945, urusan pertanian, perdagangan,


dan perindustrian berada di bawah Kementerian Kemakmuran yang merupakan kabinet
pertama Republik Indonesia setelah kemerdekaan. Menteri Kemakmuran yang pertama
adalah Ir. Pandji Soerachman Tjokroadisoerjo.

Tujuan pembangunan pertanian menurut Departemen Pertanian (2004) adalah : 1)


Membangun sumber daya manusia aparatur profesional, petani mandiri, dan kelembagaan
pertanian yang kokoh; 2) Meningkatkan pemanfaatan sumber daya petani secara
berkelanjutan; 3) Memantapkan ketahanan dan keamanan pangan; 4) Meningkatkan daya
saing dan nilai tambah produk pertanian; 5) Menumbuh kembangkan usaha pertanian
yang dapat memacu aktivitas ekonomi pedesaan; dan 6) Membangun sistem
ketatalaksanaan pembangunan pertanian yang berpihak kepada petani.
Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran dan fungsi Kementerian Pertanian?

2. Bagaimana program pertanian?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah ;
1. Mengetahui peran Kementerian Pertanian
2. Mengetahui fungsi saat ini serta program pertanian
3. Mengetahui anggota dari Kementrian Pertanian
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peran Kementerian Pertanian

Indonesia merupakan negara agraris, seperti yang dijelaskan oleh Mubyarto (1989),
bahwa Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang
peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal itu dapat ditunjukan dari
banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada sektor pertanian atau
dari produk nasional yang berasal dari pertanian. Pertanian Indonesia adalah pertanian
tropika, karena sebagian besar daerahnya berada di daerah tropik yang langsung
dipengaruhi oleh garis katulistiwa yang memotong Indonesia hampir menjadi dua. Di
samping pengaruh katulistiwa, ada dua faktor alam lain yang ikut memberi corak
pertanian Indonesia. Pertama, bentuknya sebagai kepulauan dan kedua topografinya yang
bergunung-gunung. Pertanian Indonesia dibagi menjadi dua yaitu usahatani pertanian
rakyat (small holder) dan perusaahan pertanian. Perusahaan pertanian sebagai lawan
pertanian rakyat adalah perusahaan pertanian untuk memproduksi hasil tertentu dengan
sistem pertanian seragam di bawah manajemen yang terpusat dengan menggunakan
berbagai metode ilmiah dan teknik pengolahan yang efisien.

Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembangunan


ekonomi nasional terutama sebagai penyedia pangan rakyat Indonesia. Pertanian juga
berkontribusi nyata dalam penyediaan bahan baku industri, bio-energi, penyerapan tenaga
kerja yang nantinya akan berdampak pada penurunan tingkat kemiskinan dan menjaga
pelestarian lingkungan. Berhubungan dengan hal tersebut, maka Kementerian Pertanian
telah menetapkan visi pembangunan pertanian untuk tahun 2010-2014 sebagai berikut:
“Pertanian Industrial Unggul Berkelanjutan, Berbasis Sumberdaya Lokal untuk
Meningkatkan Kemandirian Pangan, Nilai Tambah, Ekspor dan Kesejahteraan Petani
(Menteri Pertanian, 2013 : 5).

Pertanian menghasilkan bahan kebutuhan pokok (pangan, sandang, dan papan).


Sebagai penghasil pangan, pertanian belum ada yang menggantikan sehingga dalam
keadaan darurat atau perang, peranan pertanian sangat strategis.
2.2 Fungsi

Fungsi adalah Fungsi secara umum merupakan hal-hal yang harus bahkan wajib
dikerjakan oleh seorang anggota organisasi atau pegawai dalam suatu instansi secara rutin
sesuai rutin dengan kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan program yang telah
dibuat berdasarkan tujuan, visi dan misi suatu organisasi. Dalam melaksanakan tugas,
Pengertian fungsi menurut kamus lengkap Bahasa Indonesia merupakan kegunaan suatu hal,
daya guna serta pekerjaan yang dilakukan. Adapun menurut 18 para ahli, defenisi fungsi yaitu
menurut The Liang Gie dalam Haslinda Zainal (skripsi: ”Analisis Tugas Pokok Dan Pegawai
Pada Sekretariat Pemerintah Kota Makassar”,2008), fungsi merupakan sekelompok aktivitas
yang tergolong pada jenis yang sama berdasarkan sifatnya, pelaksanaan ataupun
pertimbangan lainnya. Defenisi tersebut memiliki presepsi yang sama dengan defenisi fungsi
menurut Sutarto dalam buku Zainal (2008:22),yaitu fungsi adalah rincian tugas yang sejenis
atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh seorang pegawai tertentu yang
masing-masing berdasarkan sekelompok aktivitas sejenis menurut sifat atau pelaksanaannya.

Kementerian Pertanian menjalankan fungsi: perumusan, penetapan, dan pelaksanaan


kebijakan di bidang pertanian. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi
tanggung jawab Kementerian Pertanian. pengawasan atas pelaksanaan tugas di
lingkungan Kementerian Pertanian.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Peran dan Fungsi Kementerian Pertanian


Peran Kementerian Pertanian sangat luas dan mencakup beberapa fungsi utama, antara
lain:
Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian: Kementerian Pertanian bertanggung
jawab untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kerja pertanian melalui program
pelatihan dan pendidikan.
Pengembangan Teknologi Pertanian: Melalui riset dan inovasi, Kementerian Pertanian
berusaha meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian dengan memperkenalkan
teknologi terbaru.
Pengaturan dan Pengawasan: Kementerian Pertanian memiliki peran dalam mengatur dan
mengawasi kebijakan pertanian, termasuk pengelolaan lahan, penggunaan pupuk dan
pestisida, serta perlindungan hukum bagi petani.
Pengembangan Infrastruktur Pertanian: Dalam rangka meningkatkan konektivitas dan
distribusi hasil pertanian, Kementerian Pertanian berkontribusi dalam pembangunan
infrastruktur pertanian seperti irigasi, jalan, dan gudang penyimpanan.
Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, Kementerian Pertanian memiliki tanggung
jawab untuk memastikan bahwa pertanian dikembangkan secara berkelanjutan,
memperhatikan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Implementasi praktik pertanian
berkelanjutan dapat mendukung ketahanan pangan, mengurangi kemiskinan, dan melindungi
lingkungan.
Kementerian Pertanian mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang pertanian
dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan
negara. Dalam melaksanakan tugas, Kementerian Pertanian menjalankan fungsi:

1. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pertanian


2. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Pertanian
3. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pertanian
4. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan
Kementerian Pertanian di daerah
5. pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional

3.2 Program Kementerian Pertanian


1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
– Pelatihan petani dan pelaku agribisnis
– Anti Poverty Program (APP) Bidang Pertanian
– Jalinkesra Penanganan Rumah Tangga Sangat Miskin
2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)
– Pembinaan dan Pengembangan sarana dan prasarana petani
– Pengembangan jaringan irigasi usaha tani, desa (JITUT, JIDES)
– Pengembangan pupuk organik
– Pengembangan usaha tani pertanian
– Identifikasi, Monitoring, dan penyebaran informasi program pertanian
– Proteksi tanaman pangan dan hortikultura
– Pengelolaan data statistik tanaman pangan dan hortikultura
– Pengembangan teknologi pertanian
– Pengembangan tanaman pangan
– Pendidikan Kemasyarakatan dalam Rangka Mendukung Proteksi Tanaman Pangan
dan Hortikultura
– Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam rangka Pengembangan Tanaman
Pangan

3. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan


– Pembinaan dan Pengembangan Hortikultura
– Pengembangan Produksi Benih Hortikultura
– Pengembangan Produksi Benih Padi

4. Program Pengembangan Agribisnis


– Pengembangan sistem agribisnis melalui Cooperatif Farming
– Pengembangan kualitas dan mutu produk melalui Sistem Good Agricultural
Practices (GAP)
– Peningkatan penanganan pasca panen dan pengolahan hasil
– Peningkatan standar mutu produk
– Peningkatan pemasaran produk-produk komoditas
– Pengembangan Kerjasama antar daerah
– Pengembangan PUSPA Lebo-Sidoarjo

5. Program Pengembangan Kawasan Agropolitan


– Fasilitasi Pengembangan Kawasan Agropolitan

6. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan


Perikanan
– Fasilitasi sarana prasarana penyuluhan

7. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran


– Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran

8. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur


– Pemeliharaan rutin/ berkala gedung kantor
– Pemeliharaan rutin/ berkala kendaraan dinas/operasional

9. Program Peningkatan Disiplin Aparatur


– Pengadaan pakaian dinas berserta perlengkapannya
– Peningkatan Disiplin Aparatur
10. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
– Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

11. Program Peningkatan Pembangunan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan


Keuangan
– Penyusunan laporan keuangan semesteran

12. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah


– Penyusunan Database SKPD sebagai Penunjang Pusat Data Provinsi Jawa Timur

3.3 Anggota (Susunan Organisasi).

Kementerian Pertanian terdiri atas:

Eselon Ia

1. Sekretariat Jenderal
2. Inspektorat Jenderal
3. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
4. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
5. Direktorat Jenderal Hortikultura
6. Direktorat Jenderal Perkebunan
7. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
8. Badan Standardisasi Instrumen Pertanian
9. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian
10. Badan Karantina Pertanian
Eselon Ib

1. Staf Ahli Bidang Pengembangan Bio Industri


2. Staf Ahli Bidang Perdagangan dan Hubungan Internasional
3. Staf Ahli Bidang Investasi Pertanian
4. Staf Ahli Bidang Lingkungan Pertanian
5. Staf Ahli Bidang Infrastruktur Pertanian
Selain, itu terdapat beberapa staf khusus Menteri Pertanian, yaitu:

1. Staf Khusus Menteri Bidang Kebijakan Pertanian


2. Staf Khusus Menteri Bidang Komunikasi Pembangunan Pertanian
3. Staf Khusus Menteri Bidang Kelembagaan dan Tata Hubungan Kerja
Terdapat pula beberapa unit eselon IIa yang bertanggung jawab kepada Menteri
Pertanian, tetapi dikoordinasikan melalui Sekretaris Jenderal, yaitu:

1. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


2. Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian
3. Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian
4. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Kementerian Pertanian memegang peran sentral dalam mencapai tujuan pembangunan
nasional, khususnya dalam konteks ketahanan pangan dan pengembangan ekonomi. Oleh
karena itu, penting untuk terus mengembangkan kebijakan yang progresif, beradaptasi
dengan perubahan lingkungan, dan berorientasi pada pembangunan berkelanjutan. Dengan
demikian, Kementerian Pertanian dapat menjadi pilar utama dalam mencapai kesejahteraan
masyarakat melalui pengembangan sektor pertanian yang berkelanjutan dan berdaya saing.

4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang dapat diharapkan:
Dengan menerapkannya, Departemen Pertanian dapat bekerja lebih efektif dalam
mencapai tujuan pembangunan pertanian yang berkelanjutan dan kompetitif yang bertujuan
untuk kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional.
BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan : Lingkup Eselon I Kementerian

Pertanian. (2019). Retrieved December 19, 2023.

K. (2006, March 20). badan kementerian di Indonesia. Retrieved December 19, 2023.

Penyuluhan, B. Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian Kementerian Pertanian.


2019. Peraturan Menteri Pertanian Nomor, 49.

Program dan Kegiatan – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur.
Jatimprov.go.id. Published November 29, 2023. Accessed December 19, 2023.

Saputra, I. N. A. F., & Wardana, I. G. (2018). Pengaruh luas lahan, alokasi waktu dan
produksi petani terhadap pendapatan. E-Jurnal EP Unud, 7(9), 2038-20170.

Suhady, I. (2010). Telaah Singkat Struktur dan Desain Organisasi Perangkat Pemerintahan
Nasional Pasca Pemilu 2009. Jurnal Ilmu Administrasi: Media Pengembangan Ilmu
dan Praktek Administrasi, 7(1), 04-04.

Anda mungkin juga menyukai