Anda di halaman 1dari 3

Assingment Examplary Living of Jesus

Pinasang, Gabriel Jason


1. Sinagoge
Sinagoga atau sinagoge adalah nama tempat beribadah orang Yahudi. Di dalam
bahasa aslinya terdiri dari kata Yunani συν (syn, = bersama), dan αγωγή agogé,
belajar atau pendidikan, sinagoge memiliki arti "belajar bersama" selain berkumpul
bersama. Kata tersebut merupakan terjemahan dari kata Ibrani, eda, yang berarti
jemaah, sehingga pengertian sinagoge yang sebenarnya bukanlah suatu tempat atau
gedung tertentu melainkan persekutuan. Sinagoge, bersama gerakan yudaisme
rabinik, memiliki peran penting dalam membentuk pola keagamaan Yahudi hingga
kini, khususnya setelah Bait Suci yang menjadi pusat peribadah umat Yahudi hancur
pada tahun 70 M. Selain itu, sinagoge juga diduga membawa pengaruh besar terhadap
pola ibadah umat Kristen dan Islam melalui penggunaan gereja dan masjid.
2. Orang Farisi
Dalam Perjanjian Baru, suatu kelompok keagamaan di antara orang-orang Yahudi
yang namanya memberi kesan terpisah atau tersendiri. Orang-orang Farisi
menyombongkan diri mereka karena ketatnya menaati hukum Musa dan menghindari
apa pun yang berhubungan dengan orang-orang bukan Israel. Mereka percaya pada
kehidupan setelah kematian, Kebangkitan, serta keberadaan para malaikat dan roh.
Mereka percaya bahwa hukum lisan dan tradisi adalah setara pentingnya dengan
hukum-hukum tertulis. Ajaran-ajaran mereka membatasi agama pada ketaatan akan
peraturan-peraturan dan mendorong kesombongan rohani. Mereka menyebabkan
banyak orang Yahudi meragukan Kristus dan Injil-Nya. Tuhan mencela orang-orang
Farisi dan pekerjaan mereka dalam Matius 23; Mrk. 7:1–23; serta Luk. 11:37–44.

3. Saduki adalah nama dari golongan aristokratik Yahudi yang berkuasa


di Yerusalem sampai Bait Suci dihancurkan pada tahun 70 M. [1] Kaum Saduki juga
bertanggung jawab terhadap ibadah yang dilakukan di Bait Suci sebagai kaum imam,
di mana hampir seluruh imam-imam dapat digolongkan sebagai kaum ini.
[1]
 Jabatan Imam Akbar Yahudi biasanya didiami oleh orang Saduki, tetapi tidak
semua orang Saduki adalah imam.[2] Benar probabilitas bahwa orang-orang Saduki
juga terdiri dari orang awam yang kaya dan tuan-tuan tanah.

Kaum Saduki tidak meninggalkan bukti tertulis tentang diri mereka, sehingga
keterangan mengenai kaum ini didapat dari kelompok-kelompok yang menentang
mereka, sehingga banyakan pandangan terhadap mereka adalah negatif..

4. Eseni adalah nama bagi salah satu sekte Yahudi yang hidup dan berkembang di tepi
Laut Mati sejak tahun 65-an SM hingga 70-an M. Informasi tentang kelompok ini
terdapat di dalam naskah-naskah Laut Mati, meskipun di dalam naskah-naskah
tersebut tidak pernah disebut mengenai nama Eseni. Nama Eseni digunakan oleh Filo,
Yosefus, dan Plinius untuk menyebut kelompok yang memiliki banyak persamaan
dengan kelompok yang disebut di dalam naskah-naskah Laut Mati. Kaum Eseni
disebut juga komunitas Qumran sebab Qumran adalah nama tempat yang menjadi
pusat kelompok Yahudi tersebut, sebagaimana dikisahkan oleh naskah-naskah Laut
Mati. Para ahli Perjanjian Baru cenderung menyamakan komunitas Qumran dengan
kaum Eseni, atau menganggap Qumran sebagai pusat dari kelompok-kelompok Eseni
lainnya yang terpencar-pencar di Palestina atau di luarnya. Kaum Eseni menganggap
bahwa dunia telah menjadi sangat jahat dan kotor, sehingga mereka berupaya
membentuk komunitas sendiri, di mana mereka dapat menjaga kesucian hidup mereka
serta terlindungi dari dunia yang jahat. Mereka percaya bahwa Allah akan segera
mengintervensi jalannya dunia ini dan menetapkan pemerintahan Allah yang benar di
dunia. Karena itulah, mereka membentuk komunitas yang mandiri di Qumran dan
mempraktikkan hidup yang terpisah dari dunia luar.
5. Orang Zelot adalah satu golongan orang Yahudi pada zaman Yesus Kristus (abad
pertama SM - masa zaman pertama M), yang dinamakan Yosefus sebagai sekte ke-4
(selain golongan Saduki, Farisi dan Eseni).[1] Salah satu dari 12 murid
utama Yesus Kristus, adalah Simon orang Zelot. Menurut sejarahwan Flavius
Yosefus, Yudas, yang berasal dari kota Gamala di Galilea, dan Zadok (atau Sadduc),
seorang Farisi mendirikan golongan Zelot ini. Yosefus menyalahkan orang-orang
Zelot karena menghasut orang-orang muda untuk memberontak, menyebut bahwa
pajak sama saja dengan masuk perbudakan dan mendorong bangsa Israel untuk
memperjuangkan kemerdekaan (dari Romawi), seakan-akan ini akan membawa
kebahagiaan.

6. Proselyt atau proselit memiliki arti pendatang yang berasal dari bahasa Yunani.


[1]
 Dalam Perjanjian Lama, proselit dimaksudkan untuk orang yang bukan suku
bangsa Israel. Mereka mengenyam hak tamu dan berada di bawah perlindungan
undang-undang. Pada kemudian hari terutama pada zaman Helenisme, sekitar abad
ke-3 sebelum masehi sampai abad ke-1 sesudah masehi, menjadi sebutan bagi orang
yang bertobat dari kekafiran dan mau masuk agama Yahudi. Kemudian mereka
dibedakan sebagai proselit salaeh dan proselit gerbang. Yang terakhir ini memuliakan
Allah tetapi tidak disunat dan karena itu tidak diterima ke dalam masyarakat Yahudi.
Disebut proselit gerbang karena mereka tinggal di luar gerbang Bait Allah di
Yerusalem yaitu di pelataran bagi orang kafir dan hanya boleh menjalankan doa di
sana. Orang Kristen bukan proselit yang menerima agama itu, melainkan pentobat
yang seluruh hidupnya berubah. Seperti orang Yahudi, harus meninggalkan
pandangan lama mereka, begitu juga orang yang bertobat. Pada masa sekarang,
proselit mendapat arti lain yaitu orang yang pindah agama karena tergoda keuntungan
duniawi.

7. Orang Samaria adalah penduduk wilayah Palestina bidang utara, yang dulunya


dijadikan wilayah kerajaan Israel Utara.[1] Sejak masa zaman ke-6 SM, benar
pertentangan selang orang-orang Samaria dengan orang-orang Yahudi, yang berlanjut
hingga masa Akad Baru.[1]. Pertentangan tersebut terutama disebabkan gagasan
etnisitas, yang mana orang-orang Yahudi mengasumsikan orang-orang Samaria tidak
berdarah Israel murni karena merupakan hasil pernikahan campur orang Yahudi
dengan non-Yahudi.[1] Selain itu, dalam hal keagamaan juga benar perbedaan di
selang keduanya sehingga orang-orang Yahudi mengasumsikan ibadah orang-orang
Samaria tidaklah berlaku.[1] Di sisi lain, orang-orang Samaria juga melihat orang-
orang Yahudi secara negatif. Orang-orang Samaria mengasumsikan diri mereka
sebagai bangsa Israel yang berlaku, dan memisahkan diri dari kalangan bangsa Israel
yang telah dicemarkan oleh imam Eli pada zaman Samuel.[2]

Anda mungkin juga menyukai