Anda di halaman 1dari 6

Kitab Suci Perjanjian Lama

Makna istilah “Perjanjian Lama”


• Kitab –kitab yang termasuk dalam Kitab Suci Perjanjian Lama itu ada 46, Jika
ditambah dengan Kitab Suci Perjanjian Baru tentu saja jumlahnya menjadi 73 kitab. Tentu
saja kitab-kitab itu tidak ditulis dalam waktu bersamaan, melainkan melalui suatu proses
panjang. Berikut ini garis besar proses tersusunnya Kitab Suci Perjanjian Lama.
• Istilah “Perjanjian Lama” dipergunakan untuk membedakan dengan “Perjanjian
Baru”. Dalam sejarah keselamatan, relasi manusia dengan Allah diikat dengan perjanjian,
yang dalam Perjanjian Lama manusia diwakili oleh bangsa Israel, teristimewa melalui para
pemimpin mereka. Perjanjian itu adalah perjanjian kasih yang menyelamatkan. Dalam
perjanjian itu, Allah berjanji akan senantiasa menyelamatkan manusia, dan dari pihak
manusia Allah menuntut kesetiaan.

Proses Penyusunan Kitab Suci Perjanjian Lama


• Kitab –kitab yang termasuk dalam Kitab Suci Perjanjian Lama itu ada 46. Tentu saja
kitab-kitab itu tidak ditulis dalam waktu bersamaan, melainkan melalui suatu proses
panjang. Berikut ini garis besar proses tersusunnya Kitab Suci Perjanjian Lama.
 Secara garis besar Kitab Suci Perjanjian Lama memuat dua bagian besar, yakni Kitab
Prasejarah dan Kitab Sejarah. Kitab Prasejarah, mulai dari Kisah Penciptaan sampai
dengan Menara Babel (Kej 1-11), sedangkan Kitab Sejarah Israel mulai dari Abraham
yang hidup sekitar tahun 2000/1800 sebelum Masehi sampai menjelang Yesus Kristus.
Namun, sejarah yang ditulis dalam Perjanjian Lama lebih merupakan sejarah iman.
 Maka untuk mengetahui proses tersusunnya Kitab Suci Perjanjian Lama, proses akan
dimulai pada saat awal sejarah Israel, yaitu sekitar tahun 1800 SM
Antara tahun 1800 - 1600 S.M.: Zaman Bapa-bapa bangsa (Abraham–Ishak–
Yakub). Periode ini adalah awal sejarah bangsa Israel yang dimulai dari panggilan
Abraham sampai dengan kisah tentang Yakub. Dalam tahun inilah Bapa-bapa bangsa
hidup. Sebagian kisah mereka tersimpan dalam Kej 12 - 50.
Antara tahun 1600 - 1225 S.M.: Kisah bangsa Israel mengungsi ke Mesir,
perbudakan di Mesir, pembebasan dari Mesir sampai Perjanjian Sinai.
Antara tahun 1225 - 1030 S.M.: Perebutan tanah Kanaan dan zaman Hakim-
Hakim. Pada periode ini, bangsa Israel merebut tanah Kanaan yang diyakini sebagai
Tanah Terjanji di bawah pimpinan Yosua dan kehidupan bangsa Israel di tanah yang
baru di bawah para tokoh yang diberi gelar Hakim. Hakim-hakim itu antara lain
adalah Debora, Simson, dan sebagainya.
Antara tahun 1030 - 930 S.M.: Periode Raja-Raja. Pada periode ini, bangsa
Israel memasuki tahap baru dalam kehidupannya. Mereka mulai menganut sistem
kerajaan yang diawali dengan raja Saul, kemudian digantikan oleh raja Daud dan
diteruskan oleh raja Salomo, putra Daud.
Antara tahun 930 - 722 S.M.: Kerajaan Israel dan Yahuda. Sesudah raja
Salomo wafat, kerajaan Israel terpecah menjadi dua, yaitu kerajaan Utara (Israel)
dan kerajaan Selatan (Yuda). Kerajaan Utara hanya berlangsung sampai tahun 722
S.M.
Antara tahun 722—587 S.M.: Kerajaan Yehuda masih berlangsung sesudah
kerajaan Israel jatuh. Kerajaan Yehuda atau Yuda masih tetap berdiri kokoh sampai
akhirnya mereka dibuang ke Babilon pada tahun 587 S.M.
Antara tahun 586 - 539 S.M.: Zaman pembuangan Babilon. Orang-orang
Israel yang berasal dari Kerajaan Yuda hidup di pembuangan Babilon atau Babel
selama kurang lebih 50 tahun. Pada masa ini, penulisan Kitab Sejarah dilanjutkan.
Muncul pula tulisan yang kemudian kita kenal dengan kitab Ratapan.
Antara tahun 538 - 200 S.M: Sesudah pembuangan, bangsa Israel diizinkan
pulang kembali ke tanah airnya oleh raja Persia yang mengalahkan Kerajaan Babilon.
Pada masa ini kelima kitab Taurat telah diselesaikan. Juga kitab-kitab Sejarah Yosua,
Hakim-hakim, 1-2 Samuel, dan Raja-raja sudah selesai ditulis.
Dua abad terakhir: Pada masa ini ditulislah kitab-kitab seperti: Daniel, Ester,
Yudith, Tobit, 1, 2 Makabe, Sirakh dan Kebijaksanaan Salomo.

Kanonisasi Kitab Suci dan Kitab Deuterokanonika

• Kata “kanon” berasal dari bahasa Yunani “canon”, yang artinya:


norma, ukuran atau pedoman. Kitab-kitab yang terdapat dalam kanon disebut kitab-
kitab kanonik. Kitab-kitab yang diakui sebagai kanonik tersebut diakui resmi sebagai
Kitab Suci dan dijadikan patokan atau norma iman mereka
• Terjemahan ini diselesaikan sekitar tahun 250 - 125 SM dan disebut
Septuagint, yaitu dari kata Latin yang berarti 70 (LXX), sesuai dengan jumlah
penterjemah.
Ideologi dan Tren Yang berkembang Pada Zaman Yesus

1. Ideologi
 Nasionalisme
Nasionalisme dapat disebut semacam etno-sentrisme atau pandangan yang
berpusat pada bangsa sendiri. Gejala seperti semangat nasionalisme, patriotisme, dsb.
terdapat pada semua bangsa untuk menciptakan rasa setia kawan dari suatu kelompok yang
senasib.
 Teokrasi
Teokrasi merupakan sebuah paham yang menghendaki agama menguasai
masyarakat politis. Dalam hal ini, pemerintahan dianggap melakukan kehendak ilahi seperti
diwahyukan menurut kepercayaan agama tertentu. Negara adalah negara agama.
 Neo-Liberalisme
Liberalisme adalah suatu paham dan gerakan yang memperjuangkan kebebasan dari
penindasan apapun.
Neo-Liberalisme ialah paham yang berkembang dewasa ini dalam hubungannya
dengan globalisasi dan pasar bebas, yang akan dikuasai oleh mereka yang kuat secara
ekonomis dan politis.

Liberalisme memang memiliki segi positif dan negatif.

Positif karena liberalisme memperjuangkan kebebasan dan hak asasi manusia.


Negatif karena liberalisme, terutama neo-liberalisme dapat menguasai pasar karena
terjadi persaingan yang tidak seimbang. Neo-Liberalisme melahirkan sikap-sikap
asosial.

Tren Yang Berkembang

 Budaya Materialistik dan HedonistikBudaya materialistik dan hedonistik adalah hidup


berlimpah materi dan berkesenangan. Manusia diukur dari apa yang dia miliki (rumah,
mobil, dsb), bukan karakter
 Konsumerisme adalah sikap orang yang terdorong untuk terus-menerus menambahkan
tingkat konsumsi, bukan karena konsumsi itu dibutuhkan, melainkan lebih demi status yang
dianggap akan diperoleh melalui konsumsi tinggi itu.
 Individualisme umumnya muncul akibat dari perkembangan sosial, ekonomi, politik, dan
budaya yang sedang berlangsung. Sikap individualistik ini umumnya muncul pada
masyarakat yang hidup di kota, terutama pada masyarakat kelas menengah ke atas.
 Pluralisme berarti bahwa orang dari berbagai suku, daerah, agama, keyakinan religius, dan
politik bercampur-baur di kampung-kampung, di tempat kerja, kendaraan umum, di rumah
sakit, dan di mana pun juga; tidak ada masyarakat yang tertutup dan tradisional murni.

Kelompok-Kelompok yang hidup pada zaman Yesus

 FARISI (dari kata Ibrani Pharesees = ‘terpisah’) Kelompok Farisi adalah kelompok orang-
orang Yahudi saleh yang menerima hukum tertulis dan lisan dan dengan amat teliti menaati
berbagai macam kewajiban.
 Kelompok Saduki merupakan salah satu kelompok politik Palestina zaman Yesus. Mereka
mempunyai pengaruh besar dalam bidang politik. Mereka berhubungan erat dengan para
Imam Agung, kaum ningrat, dan golongan konservatif.
 ESENI (mungkin berasal dari kata Ibrani Kasidim =’orang-orang setia’)Kelompok Eseni ini
menganggap diri sebagai orang terpilih dari antara orang-orang saleh. Mereka hidup
bermatiraga melaksanakan Hukum Taurat dengan sangat ketat, hidup berkelompok tanpa
milik pribadi, dan sebagian dari mereka tidak menikah.
 Kelompok Zelot adalah pejuang-pejuang kemerdekaan Yahudi melawan orang-orang Roma
pada awal abad pertama Masehi dan dalam perang yang berakhir dengan kehancuran
Yerusalem pada tahun 70 Masehi.

Kitab Suci Perjanjian Baru

Proses penyusunan Kitab Suci Perjanjian Baru Ke 27 Kitab dalam Perjanjian Baru, tentu saja
tidak langsung jadi, tetapi melalui proses yang kurang lebih 100 tahun. Ketika Yesus masih hidup,
tidak seorangpun di antara murid-murid-Nya yang terpikir untuk mencatat tentang apa yang Ia
lakukan atau Ia katakan, atau segala sesuatu tentang kehidupan-Nya. Mereka hanya ingin menjadi
murid Yesus yang mengikuti Yesus ke manapun Ia pergi, mereka tinggal bersama Yesus, mereka
belajar mendengarkan ajaran-Nya, dan menyaksikan tindakan Yesus.Baru sesudah Yesus
dibangkitkan, mereka mulai merasakan arti kehadiran Yesus bagi hidup mereka, dan bagi banyak
orang yang selama ini mengikuti Yesus percaya kepada-Nya. Sesudah Yesus bangkit, para murid
mulai sadar, bahwa Ia yang selama ini diikuti adalah sosok yang menjadi kegenapan janji Allah,
sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Peristiwa Pentakosta seolah membakar hati mereka untuk mulai
berani bercerita kepada banyak orang tentang siapa Yesus sesungguhnya. Berkat Pentakosta,
mereka mulai keluar dari persembunyian, dan pergi ke berbagai tempat menceritakan secara lisan
tentang ajaran, karya (mukjizat-mukjizat), serta hidup Yesus. Dari situ terbentuklah semakin banyak
kelompok orang yang percaya

Antara Tahun 40 - 120 Masehi: penyusunan dan penulisan Kitab Suci Perjanjian Baru.

a). Karangan tertua dari Kitab Suci Perjanjian Baru adalah 1 Tesalonika (ditulis sekitar tahun 40 an)
sedangkan yang paling akhir adalah 2 Petrus (tahun 120-an).

Antara tahun 120 - 400 Masehi: pembentukan kanon (Daftar resmi Kitab Suci Perjanjian Baru).

a). Pada awal abad kedua sampai akhir abad kedua muncul begitu banyak tulisan tentang Yesus,
yang membingungkan umat beriman. Dalam situasi seperti itu umat mulai mencari kepastian,
manakah Kitab-Kitab yang membina iman sejati.

Sekitar tahun 254, Origines, memberikan daftar kisah yang umum diterima dan daftar Kitab-Kitab
yang harus ditolak. Juga Eusebius pada tahun 303 menyajikan Kitab yang umum diterima dan
sejumlah karangan yang mesti ditolak. Pada tahun 300 secara umum yang sudah diterima sebagai
Kitab Suci adalah: 4 injil seperti sekarang; 13 surat Paulus, Kisah Para Rasul, 1 Ptr, 1 Yoh dan Wahyu

Pada tahun 367 Batrik Aleksandria yang bernama Atanasius menyusun daftar Kitab Suci yang
termasuk Perjanjian Baru. Jumlahnya 27 seperti yang kita miliki sekarang. Demikian juga Konsili
Hippo (393) dan Karthago (397) menetapkan daftar yang sama.

4 Golongan besar Kitab Perjanjian Baru

 Keempat Injil

Kitab Suci Perjanjian Baru dibuka dengan empat tulisan yang disebut Injil (Matius,
Markus, Lukas dan Yohanes). Sebagian besar isinya berupa cerita mengenai Yesus selagi hidup di
dunia, karya-Nya, wejangan-wejangan-Nya dan perjuangan-Nya. Tulisan mereka berhenti
dengan kisah tentang Yesus yang menampakkan diri sesudah bangkit dari antara orang mati.
Mengingat isinya, maka keempat Kitab Injil itu dipandang sebagai Kitab yang paling utama
(paling penting).

 Kisah Para Rasul

“Kisah Para Rasul” sebenarnya bukan berisi kisah tentang semua rasul, melainkan lebih
bercerita tentang apa yang terjadi setelah Yesus wafat dan bangkit. Intinya, berkisah tentang
munculnya jemaat kristen pertama dan perkembangannya selama kurang lebih 30 tahun dengan
dua tokoh utama

 Surat-surat

Tulisan berikutnya adalah 21 tulisan yang gaya penulisannya semacam “surat”. Isinya
lebih merupakan wejangan, anjuran dan ajaran yang bermacam-macam tentang hidup sesuai
dengan Yesus Kristusyaitu Petrus dan Paulus.

 Wahyu

Tulisan terakhir adalah Kitab Wahyu Yohanes. Kitab ini berisi serangkaian penglihatan
mengenai hal ihwal umat Kristen dan dunia seluruhnya. Kitab ini terarah ke masa depan atau
akhir zaman, dan sekaligus merupakan rangkuman atau penegasan tentang karya keselamatan
Allah.

TRADISI

Pengertian Tradisi Gereja

• Menurut Kamus Bahasa Indonesia, tradisi diartikan sebagai adat kebiasaan turun-temurun
(berupa upacara, peralatan, kesenian, adat, kepercayaan, kebiasaan, ajaran) yang masih dijalankan
oleh masyarakat. Tradisi dapat mengalami perubahan dan penyesuaian dengan situasi dan kondisi
masyarakat bersangkutan. Bilamana tradisi dianggap tidak lagi relevan dengan tata nilai masyarakat
atau tidak mampu menjawab tantangan zaman maka tradisi semacam ini biasanya ditinggalkan dan
punah dengan sendirinya.

Anda mungkin juga menyukai