b. Bangsa Romawi
Penguasa Romawi yang menduduki tanah Israel (Palestina) menciptakan suasana yang
relatif damai sehingga pembangunan jalan-jalan dan keamanan menjadi prioritas negara. Keadaan
ini sangat diperlukan dalam mempersiapkan kedatangan Kristus dan juga ketika Injil disebarkan.
Selain itu ada banyak kontribusi yaim diberikan oleh orang-orang Romawi, baik dalam bidang
hukum maupun filsafat yang sangat berguna bagi persiapan penulisan kitab-kitab. Banyaknya
Fasilitas budaya, transprotasi dan komunikasi.
c. Bangsa Yahudi/Ibrani
Bangsa pilihan Allah ini tidak selalu berhasil dalam mentaati dan mengemban tugasnya
sebagai umat pilihan Allah, sehingga Allah sering harus menghukum mereka dengan membuang
mereka menjadi tawanan bangsa-bangsa lain. Namun justru dengan cara itu Allah
menggunakannya untuk maksud baik-Nya. Pada waktu bangsa Israel dibuang ke tanah Babilonia,
mereka tercerai berai ke seluruh dunia. Ketika bangsa ini hidup di tengah-tengah bangsa kafir yang
tidak mengenal Tuhan, bangsa Israel disadarkan akan pentingnya mempertahankan iman,
menyembah Allah yang satu (monotheisme) dan menaati Hukum Taurat. Melalui bangsa inilah
Allah menyediakan jalan yang sangat baik untuk melihara kelangsungan sejarah keselamatan yang
dijanjikan-Nya bagi umat manusia.
2. Situasi politik:
a. Masa Pemerintahan Romawi
Negara Romawi berdiri sejak tahun 753 SM. Semula, Negara ini hanya terdiri dari beberapa
kelompok masyarakat di beberapa desa yang akhirnya merebut banyak kota. Negara ini menjadi
Kekaisaran yang besar sejak tahun 265 SM. Wilayah kekuasaan Kekaisaran Romawi terbentang
3. Situasi sosial
Di kalangan masyarakat Yahudi, para alim ulama adalah kelompok ningrat yang kaya karena
merekalah yang menguasai perdagangan dan pajak di bait suci. Sedangkan kelompok mayoritas
penduduk biasanya miskin. Mata pencaharian mereka antara lain: petani, peternak, nelayan dan
wiraswastawan kecil lainnya. Dalam masyarakat non-Yahudi, ada pembagian kelas masyarakat
sbb: kaum ningrat, kelas menengah, rakyat jelata, kaum budak dan penjahat.
4. Situasi ekonomi
Keadaan tanah daerah sekitar Laut Tengah masa itu cukup subur sehingga hasil pertanian
menjadi sumber hasil utama. Industri belum berkembang, masih terbatas hanya untuk
menghasilkan kebutuhan sehari-hari, misalnya bejana, kain linen, hasil keramik barang rumah
tangga. Barang-barang mahal adalah hasil import dari negara lain.
Mata uang logam yang berlaku saat itu adalah denarius (dinar), dan uang emas aureus. Satu
dinar adalah upah pekerja untuk satu hari kerja (Mat 20:2). Karena pemerintahan provinsi
diizinkan mencetak uang sendiri, maka tidak heran kalau banyak beredar mata uang - mata uang
yang berbeda (Mat 21:l2). Usaha pinjam meminjam uang juga sangat populer saat itu.
Arus perjalanan sangat lancar zaman itu, karena adanya sistem jalan raya yang sangat baik.
Sistem jalan raya ini menghubungkan kota Roma dengan daerah-daerah jajahan yang terbentang
luas. Sedangkan arus perdagangan dari dan ke luar negeri dilakukan lewat laut. Pelabuhan
Aleksandria adalah salah satu pelabuhan terpenting. Banyak kapal-kapal besar berlayar dari sini.
Hasil perdagangan yang banyak didatangkan adalah biji-bijian.
• Susunan kitab-kitab dalam PB tidaklah diurutkan berdasarkan waktu penulisannya, tetapi alur
peristiwa yang dikisahkannya. Maka sekarang kita mengenal penggolongan 27 kitab Perjanjian
Baru sbb : Injil (4 Kitab); sejarah Gereja Perdana (1 Kitab); Surat-surat Paulus (13 Kitab) dan
Surat-surat umum/katolik/pastoral (8 Kitab); Nubuat akhir zaman (1 Kitab).
1. Injil
Ada empat Injil : Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes, masing-masing menceritakan kisah
hidup, ajaran-ajaran, sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus. Ketiga Injil pertama: Matius,
Markus dan Lukas disebut Injil Sinoptik. Sinoptik berasal dari kata Yunani yang artinya 'satu
pandangan', sebab ketiga Injil tersebut mirip dalam struktur maupun isinya. Injil Yohanes,
meskipun tidak bertentangan dengan Injil Sinoptik, berbeda dalam struktur dan mencakup
beberapa kisah dan perkataan-perkataan Yesus yang tidak ditemukan dalam Injil Sinoptik. Banyak
kisah Kitab Suci yang terkenal tentang Yesus ditemukan dalam Injil, termasuk kisah kelahiran-
Nya di Betlehem, kisah-kisah tentang Yesus menyembuhkan mereka yang sakit, juga
perumpamaan-perumpamaan, misalnya perumpamaan tentang Anak yang Hilang.
3. Surat-surat/epistola
Surat-surat merupakan bagian terbesar dari Perjanjian Baru. Surat-surat ini dibagi dalam dua
kelompok: Surat-surat Paulus dan Surat-surat Apostolik lainnya yang disebut juga sebagai Surat-
surat umum/katolik/pastoral. Semua surat ini mengikuti format penulisan surat pada masa itu.
Setiap surat biasanya diawali dengan salam dan identitas pengirim serta penerima surat.
Selanjutnya adalah doa, biasanya dalam bentuk ucapan syukur. Isi surat adalah penjelasan
terperinci tentang ajaran-ajaran Kristiani, biasanya menanggapi keadaan penerima surat. Bagian
berikutnya dapat berupa pembicaraan tentang rencana perjalanan misi penulis surat dan diakhiri
dengan nasehat-nasehat praktis dan salam perpisahan.
a. Surat-surat Paulus
Surat-surat Paulus ditulis oleh St. Paulus atau salah seorang muridnya; tak lama sesudah
wafat dan kebangkitan Yesus, yaitu antara tahun 54 M hingga 80 M. Surat-surat tersebut
menggambarkan perkembangan awal ajaran dan praktek Kristiani. Dari antara para Rasul, Paulus
paling banyak menulis surat. Ada 13 Surat Paulus : Roma, 1 Korintus, 2 Korintus, Galatia, Efesus,
Filipi, Kolose, 1 Tesalonika, 2 Tesalonika, 1 Timotius, 2 Timotius, Titus dan Filemon
b. Surat-surat umum/katolik/pastoral
Surat-surat ini dimaksudkan untuk ditujukan, bukan kepada suatu komunitas atau individu
tertentu, tetapi kepada pembaca yang lebih universal. Surat-surat Apostolik ditulis oleh beberapa
penulis antara tahun 65 M hingga 95 M. Yang termasuk surat-surat umum/katolik/pastoral adalah
Ibrani, Yakobus, 1 Petrus, 2 Petrus, 1 Yohanes, 2 Yohanes, 3 Yohanes, Yudas.
PAUS FRANSISKUS: “Seandainya saja kita memperlakukan Alkitab seperti ponsel kita…”
[…] Sebagai orang Kristen, kita diundang untuk mengikuti jejak Yesus dan untuk
menghadapi perjuangan rohani melawan si jahat dengan kekuatan Sabda Allah. Bukan dengan
kata-kata kita sendiri, itu tidak berguna. Sabda Allah memiliki kekuatan untuk mengalahkan Setan.
Oleh karena itu kita perlu mengakrabkan diri dengan Alkitab: sering membacanya,
merenungkannya, meresapkannya dalam hidup kita. Alkitab berisikan Sabda Allah, yang selalu
aktual dan efektif.
Ada orang yang berkata: apa yang akan terjadi jika kita memperlakukan Alkitab
sebagaimana kita memperlakukan ponsel kita? Jika kita selalu membawanya bersama kita, paling
tidak Alkitab saku, apa yang akan terjadi? Jika kita kembali ke rumah ketika kita melupakannya.
Waktu anda lupa membawa ponsel Anda: “Oh saya tidak membawanya, saya akan pulang dulu
untuk mengambilnya”. Jika kita membukanya beberapa kali sehari. Jika kita membaca pesan-
pesan Tuhan yang terdapat dalam Alkitab sebagaimana kita membaca pesan di ponsel kita, apa
yang akan terjadi?
Perbandingan ini jelas sangat paradoksal, tetapi membuat kita berpikir dan merenung secara
serius. Sungguh, jika kita selalu memiliki Sabda Allah di dalam hati, tidak ada godaan yang dapat
menjauhkan kita dari Allah dan tidak ada halangan yang dapat membuat kita menyimpang dari
jalan kebaikan. Kita akan mampu mengatasi bujuk rayu kejahatan yang ada di dalam kita dan di
luar kita. Kita akan lebih mampu menjalani kehidupan yang dibangkitkan menurut Roh, dengan
menyambut dan mengasihi sesama kita, terutama yang paling lemah dan paling membutuhkan,
dan juga musuh kita. […]
https://fr.zenit.org/articles/angelus-et-si-nous-traitions-la-bible-comme-notre-telephone-portable-
traduction-complete/
Disusun oleh
Rm. D. Dimas Danang A.W.