Anda di halaman 1dari 10

2020

A. Hambatan Dari Agama Yahudi.

Menurut Berkhof & Enklaar (2009) ,Gereja kristus mulai timbul di tengah bangsa
Yahudi, dan pertama – tama di tujukan kepada orang Yahudi dalam perserakan. Sebab itu
baiklah kita lebih dahulu menguraikan keadaan kaum Yahudi pada zaman itu.

Ditanah palestina . Pada masa kelahiran gereja , Bagian selatan (Yudea) dikepalai
oleh seorang wali negri Romawi, di antaranya pilatus, festus, felix, Raja bagian utara
(Galilea) pada masa itu ialah Herodes Antipas. Kaum Yahudi adalah bebas , artinya mereka
berhak menyembah Allahnya menurut hukum tauratnya . Agamanya di pimpin oleh majelis
(“sanhendrin”) anggotanya terdiri dari iman iman dan ahli ahli taurat, 70 orang banyaknya,
dan di ketahui oleh iman besar. Pusat agama Yahudi adalah bait Allah di Yerusalem , tetapi
kebanyakan orang yahudi tak sempat berbakti kesana , sehingga tiap tiap jamaat Yahudi
dibangunkan rumah ibadah (sinagoge) , tempat mereka berhimpun pada sabat di bawah
pimpinan ahli taurat.

Harapan akan menyambut Mesias. Sungguhpun orang Yahudi tak di-aniaya, tetapi
sepenuhnya rohani mereka merasa tertindas. Hatinya sakit, sebab mereka dipilih Tuhan
untuk memerintah dunia, sekarang dikuasai oleh bangsa kafir. Semangat kebangsaan hidup
berkobar dalam hati banyak orang, sehingga kadang-kadang ada yang memberontak seperti
orang Zelot (lihat Mrk 3:18; Luk 6:15). Tapi para pemberontak itu akhirnya harus mengakui,
tetapi memenangkan senantiasa meminta tibanya kesempurnaan alam yang telah dekat, pada
waktu mana Tuhan akan menghakimi semua bangsa kafir dan akan memulihkan kedudukan
umat manusia. Kedatangan Mesias (Almasih) yang dijanjikan itu, dinantikannya dengan
kerinduan besar.

Diaspora. Permbuangan sesudah di Babel, kaum Yahudi yang hidup bers serak-serak
atau "dalam diaspora" (dalam perserakan). Yang tinggal di Palestina sejuta saja, sedang di
luarnya kira-kira enam juta orang. Sebagai saudagar, mereka berdagang di semua kota besar
di sekitar bagian timur Laut Tengah dan di kota Roma. Pada masa Tuhan Yesus di Roma
terdapat 10.000 orang Yahudi di antara 600.000 penduduk kota itu, Di Mesir jumlah orang
Yahudi sampai satu juta jumlah. Di Alexandria sepertiga dari penduduk adalah orang
Yahudi. Sungguhpun berserak-serak, tetapi mereka tetap setia kepada agamanya. Mereka
berhak mendapatkan pengadilan sendiribpun mereka membebaskan dari keharusan
mempersembahkan korban untuk kaisar. Taurat Musa membantah sedapat mungkin dalam

1
dunia persaingan itu. Di mana-mana ter-dapat rumah ibadah (sinagoge). Pajak untuk umpan
Allah di Yerusalem tetap dibayar, dan sedapat-dapatnya sekali lagi mereka berziarah ke
Yerusalem untuk disetujui hari pesta besar di umpan Allah. Kaum Yahudi dalam diaspora
(Yunani), sebab sudah lupa bahasa Ibrani. Sebab itu Perjanjian Lama perlu diterjemahkan ke
dalam bahasa Yunani itu, kira-kira 200 tahun s.m. Terjemahan ini dikerjakan di Mesir,
disebut Septuaginta (artinya tujuh puluh, biasa ditulis LXX), karena sesuai dengan dongeng
ada 70 ahli bahasa yang mengarangnya.

Pengaruh Yahudi. Banyak orang kafir sakit hati karena adat dan agama orang
Yahudi serta sikap mereka yang sombong itu. Namun demikian, semua dilihat sebagai
agama, karena dilihatnya: kaum Yahudi sehati sepakat, sebab dianggap sebagai umat Allah,
umat yang terpilih; mereka menyembah satu allah saja (jadi mereka "monotheis"); ibadatnya
rohani dan tidak memakai patung-patung; kitab kudusnya sangat tua dan indah, dan hidup
amalnya sangat baik. Orang kafir yang benar-benar harus masuk agama Yahudi dan takluk
ke taurat, disebut "proselit" (atau penganut agama Yahudi, lihat Kis 2:11; 6: 5; 13:43).
Selain itu, mereka juga "orang yang takut akan Allah"; Mereka ini percaya kepada Allah dan
suka ikut beribadah di sinagoge, tetapi belum menganut agama Yahudi secara resmi (lihat Kis
13:16; 17: 4). Orang proselit, yang menyambut pekabaran Injil dari rasul-rasul, menjadi
orang-orang yang dipersembahkan bagi Gereja untuk memulai dunia Yunani-Romawi.

Philo dari Alexandria. Philo adalah seorang filsuf Yahudi yang berbisnis
menyesuaikan Perjanjian Lama dengan filsafat Yunani dari Plato dan Stoa. Ia mau
membuktikan segala sesuatu yang nikmat. Bahasa Yunani sudah termasuk juga dalam taurat
dan surat-surat nabi-nabi Israel. Karena itu, Philo mengambil alih Alkitab secara alegoris
(yaitu suatu cerita atau perkara yang biasa ditanyakan secara rohani, sehingga mendapat
makna yang lebih dalam dan indah). Dengan demikian nisbah / relasi / hubungan Allah
dengan manusia selaku khalik dan hubungan disamakannya saja dengan "roh dan zat benda"
dari filsafat Plato, dan firman Tuhan yang melengkapi selaku "logo" . Metode Philo ini
menantang dalam sejarah Gereja, karena kemudian ditiru oleh para pemimpin Kristen, yang
juga berusaha mengembangkan agamanya dengan mencocokkan ajaran Injil dengan filsafat
kafir, menerjemahkan akan diuraikan nanti (lihat Bab 10,1).

2
Menurut Brotosudarmo (2009) Gereja yang baru tumbuh membuat iri agama
Yahudi. Hal itu disebabkan oleh kesaksian Para Rasul tentang Yesus Kristus yang telah mati
lalu bangkit. Sedangkan sebagian besar warga gereja pertama yang bergabung itu berasal dari
agama Yahudi. Para tokoh agama Yahudi merasa bahwa agama Yahudi mengalami kerugian
besar karena banyak orang menjadi pengikut Yesus Kristus.

Sebetulnya dalam sistem kepercayaan Yahudi terdapat pengharapan akan janji tentang
kedatangan sang Mesias, namun mereka (orang Yahudi) tidak yakin apabila Yesus Kristus
adalah Mesias yang dinantikan. Bagi orang Yahudi, Mesias adalah tokoh politik yang akan
memimpin bangsa Yahudi untuk melepaskan diri dari penjajahan Romawi. Itulah sebabnya,
semangat nasionalisme berkobar, dan memicu berdirinya kelompok ekstrem yang
mengadakan pemberontakan terhadap Romawi. Kelompok tersebut adalah kaum zelot, dan
memang benar Yesus Kristus bukanlah penyelamat dalam bidang politik untuk memimpin
kaum Yahudi yang tergabung dalam kelompok Zelot guna melakukan pemberontakan
terhadap pemerintahan Romawi, melainkan dalam bidang Rohani. Oleh sebab itu, sejak
Tuhan Yesus mulai melayani, Dia selalu mendapat tantangan dari pemimpin agama Yahudi
dan Para ahli Taurat.

Seorang pemuda yakni Saulus, lulusan Perguruan Tinggi Besar Ilmu Taurat yanng di
pimpin oleh guru besar Gamaliel, telah mendapat surat perintah dari ketua Sanhendrin, yakni
Imam Besar, untuk mambasmi pengikut Yesus di Yerusalem dengan cara; memburu,
menganiayaya, bahkan membunuh para warga gereja (Kisah Para Rasul 8:1-3). Banyak orang
menjadi Saksi, misalnya Stefanus, ketua kelompok pelayan, diakonia gereja pertama.

Gereja pertama memang mendapat hambatan dan penganiayayaan dari pihak agama
Yahudi, bahkan mereka semakin diburu dan dianiyaya. Namun semua warga gereja pertama
semakin bersemangat untuk bersaksi kepada semua orang tentang Yesus Kristus. Sampai
akhirnya, penganiaya itu (Saulus) justru bertobat setelah bertemu sendiri dengan Yesus yang
telah bangkit dan naik ke Surga bahkan Ia menjadi Rasul (Kisah Para Rasul 9:1-19a).

Kesimplan :

Mereka ini percaya pada Allah dan suka turut beribadah dalam sinagoge, tetapi belum
menganut agama Yahudi secara resmi sehingga Orang Proselit , yang menyambut pekabaran
injil dari Rasul – rasul menjadi orang orang perantara bagi gereja untuk memasuki dunia
Yunani-Romawi

3
Kepercayaan Yahudi terdapat pengharapan akan janji tentang kedatangan sang
Mesias, namun mereka (orang Yahudi) tidak yakin apabila Yesus Kristus adalah
Mesias yang dinantikan. Bagi orang Yahudi, Mesias adalah tokoh politik yang akan
memimpin bangsa Yahudi untuk melepaskan diri dari penjajahan Romawi. Itulah
sebabnya, semangat nasionalisme berkobar, dan memicu berdirinya kelompok
ekstrem yang mengadakan pemberontakan terhadap Romawi.

B. Hambatan dari Pemerintahan Romawi

Menurut H. Berkhof dan I.H. Enklaar, (1986), Pada mulanya, pemerintahan Romawi
menganggap orang–orang Kristen sebagai Mazhab (Haluan) orang Yahudi, sehingga orang
Kristen dibebaskan untuk melakukan kabaktian-kebaktian. Namun, ternyata di kemudian hari
orang-orang Kristen di anggap sebagai agama baru yang tidak tunduk terhadap peraturan
Romawi dan dianggap membahayakan Negara Romawi, karena semua Dewa orang Romawi
disangkal bahkan Kaisar yang dianggap anak Dewa tidak disembahnya.

Penghambatan pertama terjadi di kota Roma pada tahun 64, atas perintah Kaisar Nero
(54-68). Ia menduh orang Kristenlah yang membakar kota Roma. Penganiayaan orang
Kristen tahap kedua dimulai pada tahun ± 250 M oleh Kaisar Decius dan pada masa
Valerianus juga terjadi penghambatan. Puncak dari penganiayaan terhadap orang Kristen ada
pada masa Diocletianus dan pengantinya Galerius, dari tahun 303 sampai 311.

Akhirnya tibalah masa yang sangat menggembirakan bagi gereja, ketika Konstantinus
naik tahta. Kisah pertobatannya yang mengharukan tersebar luas dikalangan kekasisaran
romawi pada masa itu. sebelum berperang Konstantinus mendapat pengelihatan tanda salib
di atas langit dengan tulisan: “Menanglah dengan perantaraan tanda ini

Dari sinilah orang Kristen mendapat fitnah yang sangat hebat sehingga dibenci oleh
masyarakat umum dan dikatakan sebagai sumber malapetaka dan tanda murka dari para
Dewa Romawi. Dari kecurigaan tersebut bangsa Romawi berencana memusnakan agama
Kristen, karena Bangsa Romawi mencurigai orang Kristen sebagai ansir-anasir jahat yang
kelak akan memberontak terhadap Kaisar Romawi.

Menurut Th. Van Den End (1986), penganiayaan yang tidak berperikemanusiaan
dilakukan oleh Kaisar Nero yang memuncak pada abad ke-3. Kemudia dibawah
pemerintahan Kaisar Domitianus (tahun 81-96), dikeluarkan larangan tentang keberadaan

4
Gereja Kristen, barulah dibawah pemerintahan Kaisar Trayanus (98-117) penganiayaan agak
berkurang.

Penganiayaan yang dilakukan ke Kaisaran Romawi itu baru berakhir pada masa
kepemerintahan Kaisar Konstantinus Agung bertakhta (Tahun 312-337). Bahkan gereja
mendapat pengakuan dari Negara Romawi yang dikeluarkan oleh Kaisar Konstantinus Agung
yang isinya :

1. Warga Romawi bebas untuk menjadi Kristen


2. Agama Kristen tidak dilarang bahkan semua gereja yang pernah dirampas
Negara harus di kembalikan, bahkan semua kebutuhan gereja ditangguang
oleh pemerintah. Kemudian kebijakan tersebut berkembang dibawah
pemerintahan Kaisar Theodosius yang isinya ialah agama Kristen menjadi
agama Negara.
Sampai pada akhir abad ke 4 banyak orang yang masuk Kristen. Kaisar Theodosius I
pada tahun 380, menetapkan agama Kristen menjadi agama resmi negara. Tetapi sayangnya
dukungan Negara dan ketika gereja menjadi berkembang membawa dampak yang buruk bagi
gereja. Dalam gereja, mulai masuk sekularisme, yaitu dunia kondrati masuk dalam gereja.
Gereja menggunakan kebaktian dengan upacara yang megah, jubah pejabat gereja yang
indah, gefung gereja yang megah dan berbagai prosesi dalam gereja. Bahkan gereja mulai
menghormati orang-orang kudus, malaikat dan Maria serta menyembah patung dan relikwi.
Dalam hubungannya dengan Negara, gereja dijadikan pembantu Negara. Dalam artian gereja
digunakan sebagai alat Negara untuk mempersatukan bangsa.

Kesimpulan :
Jadi pemerintahan Romawi menganggap orang–orang Kristen sebagai orang
Yahudi, sehingga orang Kristen dibebaskan untuk melakukan kabaktian-kebaktian.
Namun, ternyata di kemudian hari orang-orang Kristen di anggap sebagai agama baru
yang tidak tunduk terhadap peraturan Romawi dan dianggap membahayakan Negara
Romawi, karena semua Dewa orang Romawi disangkal bahkan Kaisar yang dianggap
anak Dewa tidak disembahnya.

5
C. Penyebaran Agama Kristen ke Seluruh Dunia

Menurut Brotosudarmo (2009) dalam “Amanat Agung” Matius 28 :19-20, Bahwa injil
harus disampaikan keseluruh dunia. Injil adalah kabar baik yang berarti kabar keselamatan
bagi semua manusia. Itulah sebabnya orang Kristen memberitakan injil Yesus Kristus yang
berarrti Tuhan Allah telah mengutus anaknya yang tunggal turun kedunia untuk menebus
dosa manusia. Itu sebabnya para rasul dan semua orang Kristen wajib memberitakan injil.

Penginjilan itu telah sampai ke seluruh Eropa, Asia, Afrika, Amerika, Australia dan
keseluruh tempat di Dunia. Perkembangan dan penyebaran injil bukan berarti tanpa
hambatan, namun pada prinsipnya hambatan yang ada akan menjadikan Gereja semakin
bertumbuh dalam penginjilan serta pelayananya di seluruh tempat penginjilan.

Menurut Brotosudarmo (2009) dulu pusat gereja berada di Yerusalem lalu berpindah
ke Anthiokia, kemudia berpindah lagi di Roma (Italia) pada zaman pemerintahan Romawi
raya. Memang benar, bahwa gereja berkembang mulai dari yerusalem, anthiokia dan
kemudian berpusat di Roma, sedangkan di Roma agama Kristen menjadi agama Negara
dibawah kekuasaan Kaisar Konstatinus Agung sampai ke pemerintahan kaisar Theodosius
Agung.

Kekaisaran Romawi Raya saat itu mempunyai wilayah yang sangat luas sehingga
secara politis kekaisaran Roma dibagi menjadi dua provinsi, yakni Roma Barat dan Roma
Timur. Selain itu, pola pemikiran Roma Barat dan Roma Timur sangatlah berbeda. Perstiwa
ini terjadi sesudah Kaisar Theodosius agung meninggal sekitar tahun 400, hal ini dijelaskan
oleh Th. Van Den End (1983).

Dalam hal pembagian provinsi secara politis mengakibatkan gereja-gereja yang


berada di Roma Barat dan Roma Timur berpisah. Ada pun gereja-gereja yang berada di
provinsi Roma Barat berpusat di kota Roma yang kemudian disebut gereja khatolik Roma,
dengan kepala gereja yang kerab disapa “Paus”. Sedangkan geraja-gereja yang berada di
provinsi timur berpusat di Konstantinopel, yang kemudian disebut gereja Kristen Ortodoks
dengan kepala gereja yang kerab kita sapa Patriarkh.

6
Kesimpulan :

Dahulu pusat gereja berada di Yerusalem lalu berpindah ke Anthiokia, kemudia


berpindah lagi di Roma (Italia) pada zaman pemerintahan Romawi raya. Memang benar,
bahwa gereja berkembang mulai dari yerusalem, anthiokia dan kemudian berpusat di Roma,
sedangkan di Roma agama Kristen menjadi agama Negara dibawah kekuasaan Kaisar
Konstatinus Agung sampai ke pemerintahan kaisar Theodosius Agung. Kekaisaran Romawi
Raya saat itu mempunyai wilayah yang sangat luas sehingga secara politis kekaisaran Roma
dibagi menjadi dua provinsi, yakni Roma Barat dan Roma Timur. Selain itu, pola pemikiran
Roma Barat dan Roma Timur sangatlah berbeda. Perstiwa ini terjadi sesudah Kaisar
Theodosius agung meninggal sekitar tahun 400. Sehingga, menyebabkan gereja yang berada
di Roma Barat dan Roma Timur berpisah. gereja-gereja yang berada di provinsi Roma Barat
berpusat di kota Roma yang kemudian disebut gereja khatolik Roma, dengan kepala gereja
yang kerab disapa “Paus”. Sedangkan geraja-gereja yang berada di provinsi timur berpusat di
Konstantinopel, yang kemudian disebut gereja Kristen Ortodoks dengan kepala gereja yang
kerab kita sapa Patriarkh.

D. Kekristenan di Asia dan di Indonesia

 Kekristenan di Asia

Menurut Brotosudarmo (2009) dalam “Amanat Agung” Matius 28 :19-20, bahwa injil
harus disampaikan keseluruh dunia. Injil adalah kabar baik yang berarti kabar keselamatan
bagi semua manusia. Itulah sebabnya orang Kristen memberitakan injil Yesus Kristus yang
berarrti Tuhan Allah telah mengutus anaknya yang tunggal turun kedunia untuk menebus
dosa manusia. Itu sebabnya para rasul dan semua orang Kristen wajib memberitakan injil.

Penginjilan itu telah sampai ke seluruh Eropa, Asia, Afrika, Amerika, Australia dan
keseluruh tempat di Dunia. Perkembangan dan penyebaran injil bukan berarti tanpa
hambatan, namun pada prinsipnya hambatan yang ada akan menjadikan Gereja semakin
bertumbuh dalam penginjilan serta pelayananya di seluruh tempat penginjilan.

Menurut Brotosudarmo (2009) dulu pusat gereja berada di Yerusalem lalu berpindah ke
Anthiokia, kemudia berpindah lagi di Roma (Italia) pada zaman pemerintahan Romawi raya.

7
Memang benar, bahwa gereja berkembang mulai dari yerusalem, anthiokia dan kemudian
berpusat di Roma, sedangkan di Roma agama Kristen menjadi agam Negara dibawah
kekuasaan Kaisar Konstatinus Agung sampai ke pemerintahan kaisar Theodosius Agung.

Kekaisaran Romawi Raya saat itu mempunyai wialayah yang sangat luas sehingga ssecara
politis kekaisaran Roma dibagi menjadi dua provinsi, yakni Roma Barat dan Roma Timur.
Selain itu, pola pemikiran Roma Barat dan Roma Timur sangatlah berbeda. Perstiwa ini
terjadi sesudah Kaisar Theodosius agung meninggal sekitar tahun 400, hal ini dijelaskan oleh
Th. Van Den End (1983).

Dalam hal pembagian provinsi secara politis mengakibatkan gereja-gereja yang berada di
Roma Barat dan Roma Timur berpisah. Ada pun gereja-gereja yang berada di provinsi Roma
Barat berpusat di kota Roma yang kemudian disebut gereja khatolik Roma, dengan kepala
gereja yang kerab disapa “Paus”.

Kesimpulan :

Bahwa injil harus disampaikan keseluruh dunia. Injil adalah kabar baik yang berarti kabar
keselamatan bagi semua manusia. Itulah sebabnya orang Kristen memberitakan injil Yesus
Kristus yang berarrti Tuhan Allah telah mengutus anaknya yang tunggal turun kedunia untuk
menebus dosa manusia. Itu sebabnya para rasul dan semua orang Kristen wajib
memberitakan injil.

Penginjilan itu telah sampai ke seluruh Eropa, Asia, Afrika, Amerika, Australia dan
keseluruh tempat di Dunia. Perkembangan dan penyebaran injil bukan berarti tanpa
hambatan, namun pada prinsipnya hambatan yang ada akan menjadikan Gereja semakin
bertumbuh dalam penginjilan serta pelayananya di seluruh tempat penginjilan.

 Kekristenan di Indonesia

Menurut Y. Bambang Mulyono (1993) gereja terpanggil untuk menaikan doa syafaat bagi
kehidupan negara, agar kehidupan bangsa dan negara dimana gereja berada dalam
perlindungan dan bimbingan Allah. Yang berarti gereja berfungsi sebagai alat penyalur
firman Allah. Karena itu gereja mempunyai kewajiban untuk memperingatkan pemerintah
apabila mereka melakukan sesuatu yang melanggar firman Allah.

8
Hal ini dilakukan agar firman Allah dapat mencapai tujuannya. Selain itu negara dan
gereja dapat bekerja sama dalam memikirkan dan mencari jalan keluar terhadap
permasalahan-permasalahan sosial. Misalnya: kenakalan remaja, kriminalitas, kemerosotan
akhlak, peledakan jumlah penduduk, kemiskinan, dan sebagainya. Sebab gereja juga
mempunyai tugas untuk menggumuli masalah-masalah yang ada di negara.

Kesimpulan :

Doa syafaat bagi bangsa sangat berpengaruh besar bagi kehidupan bermasyarakat di
Indonesia. Gereja dan pemerintahan harus bekerja sama untuk memberantas segala

9
DAFTAR PUSTAKA

Brotosudarmo, Pendidikan Agama Kristen untuk Perguruan Tinggi, Andi, Jakarta, 2009

H.Berkhof dan I.H. Enklaar,Sejarah Gereja,BPK Gunung Mulia.Surabaya,1986

Th.Van Den End,Ragi Carita,BPK Gunung Mulia. Jakarta,1986

Mulyono, Bambang, TUHAN, AJARLAH AKU, Gandum Mas, Malang, 1993

10

Anda mungkin juga menyukai