MAKALAH KELOMPOK 6
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
Oleh :
Muhammad Yus Aditya T. (672019033)
Ivan Joshua (672019040)
Dion Tobok Purba (672019085)
Nicolaus Rainaldi (672019268)
0
A. Hambatan dari Agama Yahudi
1
setelah peristiwa Pentakosta ketika para murid mulai menyebarkan ajaran Yesus dari
Yehuda dan Samaria bahkan hingga ke seluruh dunia.
Gelombang penganiayaan pun dimulai. Yang pertama adalah terbunuhnya
Stefanus yaitu ketua kelompok pelayan (Diakonia) jemaat Kristen. Orang-orang
Yahudi menangkap Stefanus karena dituduh mengucapkan kata-kata hujat kepada
Musa dan Allah. Setelah mendengar kesaksiannya, orang-orang menyeretnya keluar
dan meletakkan jubah mereka di dekat kaki seorang muda yang bernama Saulus.
Kemudian, mereka melempari Stefanus dengan batu hingga ia mati. Sehingga,
Stefanus dinobatkan sebagai martir yang pertama (Kis. 7:51-60).
Sebelumnya, orang muda yang bernama Saulus tersebut merupakan seorang
Farisi ‘garis keras’ yang telah mendapat surat perintah dari ketua Sanhedrin, yakni
Imam Besar untuk membasmi “agama baru” itu di Yerusalem dengan cara memburu,
menganiaya, bahkan membunuh para warga gereja. Dia juga yang menyetujui
pembunuhan Stefanus (Kis. 8:1-3, 9:1-2, 22:3-5. 26:9-11). Setelah Saulus bertobat
dan menjadi orang percaya, kondisinya berbanding terbalik, ia menjadi Rasul yang
aktif dalam memberitakan kabar baik ke seluruh Imperium Romawi dan yang paling
banyak menulis surat-surat di Perjanjian Baru. Ia juga mulai diadili dan bahkan
dianiaya dengan pukulan dan diludahi oleh orang-orang Yahudi karena imannya
kepada Kristus.
Menurut Bavinck (2009), kesulitan lain yang pernah terjadi pada jemaat
Kristen mula-mula adalah soal kedudukan orang Kristen asal Yahudi dan orang
Kristen dari bangsa-bangsa lain. Misalnya pernah terjadi orang Kristen Yahudi
berbahasa Yunani bersungut-sungut terhadap orang Kristen berbahasa Ibrani, karena
pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari.
Kemudian masalah perubahan tata cara peribadatan, yaitu apakah orang Kristen non-
Yahudi (Goyim) harus disunat dan harus mengikuti hukum Musa (Kis. 15:1). Tetapi,
Petrus berkata bahwa Allah telah mengaruniakan Roh Kudus kepada mereka yang
sebagian juga merupakan orang-orang dari bangsa lain, sehingga hal itu membuktikan
bahwa Allah juga berkenan kepada mereka yang tidak pernah menjalankan hukum
Musa (Kis. 15:7, 8).
Menurut H. Berkhof & I.H. Enklaar (2009), menjelang tahun 66 M, orang-
orang Yahudi mulai melakukan aksi pemberontakan yang memicu terkepungnya kota
Yerusalem oleh legiun Romawi. Akan tetapi, orang Kristen di Yerusalem mulai
mengingat nubuatan Yesus, bahwa ketika Yerusalem telah dikepung, itu adalah tanda
2
kehancurannya dan orang-orang di Yudea harus lari ke pegunungan. Pada saat itu,
legiun Romawi yang mengepung Yerusalem mundur ke Roma karena suatu alasan.
Bagi orang Yahudi, peristiwa itu dianggap kemenangan bagi mereka. Sedangkan bagi
orang Kristen, mereka memanfaatkan kesempatan itu untuk melarikan diri ke Pella,
Trans Yordania. Dan pada tahun 70 M, jenderal Titus beserta legiun tentaranya
kembali ke Yerusalem, membunuh seluruh penduduk kota, dan berhasil merebut Bait
Suci lalu membakarnya. Dan orang-orang Yahudi yang tersisa mulai diserakkan ke
seluruh dunia (diaspora). Dengan begitu, tergenaplah apa yang dikatakan oleh Tuhan
Yesus dan berakhirlah riwayat Yahudi sebagai suatu bangsa, serta berakhir pula
hambatan serta penganiayaan agama Kristen oleh agama Yahudi.
Kesimpulannya adalah hambatan dari agama Yahudi disebabkan karena
ketidaksenangan pemimpin agama Yahudi terhadap Yesus Kristus, sehingga mereka
juga membenci para pengikutnya dengan menuduh mereka menyebarkan kesesatan
serta berakhir dengan penghukuman Allah terhadap Israel untuk kedua kalinya.
1. Kaisar Nero
3
menyuruh orang-orangnya melakukan pembakaran itu. Orang Kristen dianiaya
dengan sangat kejam di negerinya, contohnya ditusuk dengan gala (mirip garpu
rumput) lalu dibakar hidup-hidup dan dijadikan obor pada pesta malam. Namun
sebenarnya penghambatan yang pertama itu hanya sebentar dan terbatas kepada kota
Roma saja. Dalam abad ke-3 barulah kebencian Roma dan rakyat kafir terhadap kaum
Kristen dinyatakan dengan sangat dahsyat di seluruh kekaisaran.
2. Kaisar Decius
Penghambatan yang kedua yaitu oleh Decius (249-251 M). Kali ini, bukan
lagi dengan maksud menguji kesetiaan orang Kristen terhadap Negara, melainkan
untuk mendapat kembali anugerah dewa dan untuk menjadi ketentraman Negara
untuk waktu waktu yang akan datang. Penghambatan ini dipraktekkan di seluruh
kekaisaran. Beberapa korbannya adalah Fabianus (Uskup Roma), Babylas (Uskup
Antiokhia), dan Alexander (Uskup Yerusalem).
3. Kaisar Diokletianus
Menurut Enklaar (1984), sikap jemaat dalam kesengsaraan pada masa itu
munculah kalangan yang menunjukkan kepada kita keberanian dan iman orang
percaya pada zaman itu, yaitu orang-orang yang mati sahid (saksi) yang sangat
mengharukan hati. Orang Kristen dituduh orang kafir dan selalu ditangkap dan
dibawa kehadapan hakim (bdk. Luk. 12:8, 9, 11-12).
4
C. Penyebaran Agama Kristen ke Seluruh dunia
1. Afrika
Di Afrika, kekristenan pertama kali merambah di bagian utara benua,
yaitu Aljazair, Libya, Maroko, Mesir, dan Sahara Barat. Itu dikarenakan
wilayah ini dekat dengan benua Eropa di bagian utara sehingga tidak lepas
dari misionaris yang melakukan ekspansi di negara-negara pinggiran
Eropa seperti Spanyol. Pada abad ke-8, pasukan Islam melakukan
penaklukan di utara benua Afrika yang menyebabkan surutnya
5
perkembangan agama Kristen hingga ke Eropa Barat, sehingga kekristenan
di Afrika dapat dikatakan lenyap kembali hingga abad modern.
2. Amerika Latin
Setelah Eropa Barat dikuasai muslim, di semenanjung Iberia terjadi
peristiwa Reconquista, atau penaklukkan kembali, dengan dimulainya
pertempuran Covadonga dimana sejumlah kecil pasukan Kristen berhasil
memukul mundur Kekhalifahan Umayyah di pegunungan Iberia Utara dan
kekristenan kembali menguasai Spanyol. Setelah Reconquista berakhir
dengan perjanjian Grenada, Spanyol berganti tujuan dalam memperoleh
kekayaan dan kekuasaan yaitu dengan mencari laba sebesar-besarnya
dengan menjual rempah-rempah Asia. Pada abad ke-15, Christopher
Columbus pergi berlayar ke barat untuk ke India, akan tetapi mereka tidak
menyadari adanya benua di sebelah barat Eropa, saat tiba, mereka mulai
menyebarkan agama Kristen ke penduduk suku Indian.
3. Amerika Utara
Setelah menemukan benua Amerika, orang-orang Spanyol dan
Portugis mulai bersaing untuk mendirikan koloni baru di sana dan ternyata
banyak negara-negara Eropa yang melakukan migrasi besar-besaran
seperti Inggris. Sehingga, secara otomatis Kekristenan yang dianut oleh
orang-orang Eropa serta penginjilan di Amerika Latin oleh pelayaran
Columbus, mulai menyebar hingga ke bagian utara benua.
6
Australia, dan Kekristenan Inggris mulai membudaya bagi masyarakat
Australia.
Menurut Olaf Schumann (2017), seperti orang – orang Islam yang pertama,
orang-orang Kristen pun pertama kali datang ke kawasan Nusantara didorong oleh
niat perdagangan. Sebagai saudagar, mereka menempuh perjalanan yang terbuka pada
waktu itu dengan bertolak dari pelabuhan - pelabuhan yang terletak di Arab Selatan
dan Timur (Qatar), sekali-sekali juga singgah di bandar-bandar Persia atau India atau
melintas dekat dengan Pantai Persia dan India, melintasi Teluk Benggala, dan
akhirnya berlabuh di salah satu pelabuhan Asia Tenggara. Biasanya, wilayah-wilayah
penghasil rempah-rempah di Kepulauan Maluku atau Tiongkok menjadi tujuan
mereka.
7
tentara, melakukan peperangan, mengadakan perjanjian, dan juga diperbolehkan
mengeluarkan mata uang sendiri. Dengan posisi tersebut maka bagi VOC juga berlaku
hubungan erat dengan Gereja Reformed. Tahun 1622, VOC diimbau untuk
menegakkan “iman yang umum dianut”, yakni yang mengikuti haluan Calvinis dalam
Protestantisme.
VOC memberikan pelayanan rohani kepada pekerja VOC. Baik orang Spanyol
dan Portugis, mereka memulai conquitas dengan tetap disemangati oleh kemenangan
atas orang “Sarasen”(Muslim). Di situlah mereka mengambil tindakan sedapat
mungkin untuk merugikan atau memerangi Islam. Meskipun VOC dalam beberapa
segi berkuasa seperti sebuah negara, pada dasarnya ia tetap merupakan sebuah serikat
perdagangan.
Orang-orang Kristen di era kolonial Belanda punya akses yang lebih baik
kepada institusi pendidikan. Dari sekolah, mereka mengenal huruf latin yang
membuat mereka bisa dipekerjakan orang-orang Belanda dan menyerap banyak buah
kemajuan kebudayaan Barat. Kebanyakan berasal dari Minahasa, Ambon, Batak, juga
Timor. Sebagai bagian dari anak bangsa terjajah, orang-orang Kristen, baik Protestan
maupun Katolik, juga banyak yang terlibat dalam pergerakan nasional. Namun kiprah
mereka dalam pergerakan sering diabaikan karena cap Kristen sebagai agama (yang
dibawa) penjajah.
Peran Pemuda Kristen juga penting yaitu sebagai penerus pekabaran Injil.
Dalam konteks berbangsa, peran dan tanggung jawab Kristen sangat besar. Pemuda
Kristen harus berani menempatkan dirinya di garda terdepan dalam mewujudkan
kedamaian, kesejahteraan, keadilan, kebenaran, dan demokrasi di Indonesia yang
berdasarkan kasih. Hal ini akan menunjukkan bagaimana pemuda Kristen
merelevansikan imannya di tengah-tengah kehidupan dunia.
E. Kesimpulan
8
Jadi, dari semua materi dan penjelasan diatas, kita menyimpulkan bahwa hambatan
dan perkembangan agama Kristen, berawal dari sejarah Tuhan Yesus. Hambatan pada
zaman yahudi dimana pemimpin agama yahudi tidak senang terhadap Yesus Kristus,
hambatan yang juga dilakukan pada pemerintahan Romawi, zaman dimana
Kekristenan memiliki jumlah martir dan juga penyebaran nya Kekristenan ke seluruh
benua selain Asia dan Eropa dibawakan oleh pelayar asal Eropa untuk mencari
rempah – rempah, serta misionaris dari eropa melalui jalur perdagangan dan
kolonialisme pada penjajahan di Indonesia sehingga membutuhkan peran pengikut
seperti pemuda untuk penyebaran agama Kristen dengan melakukan pekabaran Injil.
9
DAFTAR PUSTAKA
10