A. Konteks Sosio-Historis
1. Konteks Keagamaan
Keagamaan dalam masyarakat Yahudi ada tiga golongan keagamaan yang utama
yaitu Farisi, Saduki dan Eseni, serta disamping itu masih ada golongan keagamaan
yang lebih kecil seperti Herodian, Zelot dan masyarakat pada umumnya 1 Mereka
Dalam Injil Markus, Para ahli Taurat, orang Farisi, imam-imam kepala,
kaum Saduki, dan kaum Herodian digambarkan secara tidak simpatik dan
bermufakat untuk membunuh Yesus.2 Hal ini terjadi karena Yesus menentang
tradisi Yahudi yang menjadi pengajaran atau aturan yang dibuat oleh Para ahli
Taurat, orang Farisi, imam-imam kepala. Memang pemimpin Yahudi ini bersama
membebaskan mereka dari kekuasaan Romawi. Namun Yesus yang datang pada
1
Samuel B. Hakh, Perjanjian Baru: Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok Teologisnya,
(Bandung: Bina Media Informasi, 2010) 33.
2
Ibid, 271.
9
masa itu tidaklah sesuai dengan harapan mereka sehingga mereka tidak menerima
dan mengakui Yesus sebagai Mesias karena Yesus datang sebagai Mesias yang
Injil ini ditulis agar jemaat Markus yang baru saja percaya kepada Yesus
dan yang baru bertumbuh, tetap memiliki semangat dan iman yang tetap kokoh di
dalam Yesus. Karena mereka berada dalam situasi yang dapat menggoncangkan
iman mereka dengan berbagai peristiwa yang terjadi pada saat itu.
2. Konteks Budaya
kebudayaan Yunani. Bahasa Yunani Koine digunakan secara luas oleh orang-
orang kecil dan miskin, bahasa rakyat jelata. Ketika kekaisaran Roma menguasai
Roma.4
Allah berada dalam keadaan sistem ekonomi tradisional yang dimana mayoritas
penduduk memiliki pekerjaan sebagai petani dan nelayan. Budaya yang menonjol
dalam masyarakat pada saat itu ialah umumnya budaya lisan. Orang-orang lebih
tidak banyak yang memiliki kemampuan untuk menulis kecuali hanya kelompok
3
Jhon Drane, Memahami Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008) 253.
4
Samuel Benyamin Hakh, Perjanjian Baru: Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok
Teologisnya, (Bandung: Bina Media Informasi, 2010) 18-20
10
tertentu yang bekerja dilingkungan pemerintah di kota besar wilayah kekaisaran
Romawi.5
Kondisi sosial dalam Injil ini terdapat para imam serta kelompok orang
kaya menguasai baik perdagangan maupun pajak bahkan sampai di bait suci.
Sementara kaum miskin dan rakyat biasa menjadi petani, peternak, nelayan dan
sebagainya. Ada dugaan bahwa kondisi sosial politik masa itu berada pada masa
membakar kota Roma, sehingga situasi itu merupakan situasi yang mencekam bagi
orang Kristen dan mereka terancam penganiayaan. 6 Tidak bisa dipungkiri bahwa
keadaan jemaat pada saat itu berada dalam berbagai tantangan yang berat.
Jemaat Kristen yang ada di Roma harus mengalami tekanan anti Kristen
kaisar Nero. Hal ini menunujukkan seorang pemimpin pada masa itu berkuasa dan
ini memperlihatkan suatu keadaan politik yang tidak baik atau menindas orang lain
karena jabatan yang tinggi. Sehingga jemaat Markus yang berada di Roma pada
Dalam pemerintahan pada masa itu yang berkuasa dan memerintah dengan
Roma sehingga kehidupan mereka berada dalam tekanan yang juga kemudian
membuat iman mereka goyah. Kepemimpinan kaisar Nero yang seperti ini tidaklah
5
Samuel Benyamin Hakh, Pemberitaan tentang Yesus Menurut Injil Sinoptik, (Bandung:
Jurnal Info Media, 2008) 5.
6
Jhon Drane, Memahami Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008) 209-210
11
membawa keadilan dan damai sejahterah bagi rakyat Roma dan terlebih khusus
Penulis Injil ini tidak menyebutkan namanya secara jelas. Namun Papias,
berkata bahwa Injil ini ditulis oleh Markus. 7 Sejak abad ke-2, orang menyebut
Markus sebagai penulis Injil ini. Markus yang dimaksudkan di sini adalah
jurubahasa Petrus, yang menurut tradisi, ia sama dengan Yohanes Markus. 8 Selain
ini masih ada beberapa pendapat tentang Markus sebagai penulis Injil ini.
Tempat penulisan Injil Markus sering diusulkan di Italia, kota Roma, hal
ini didasarkan pada alasan bahwa penulis Injil Markus menggunakan banyak kata
Latin dalam Injilnya seperti ungkapan dinar, legion, kodrantes dan ungkapan
lainnya.9 Namun hal ini tidak selalu menunjuk ke Italia karena bahasa Latin juga
mempengaruhi bahasa Yunani di berbagai tempat, sehingga hal ini tidak dapat
dijawab dengan pasti. Kemudian alasan lain bahwa Injil ini ditulis di Roma, dapat
dilihat dari waktu penulisannya di tahun 65-70 M di masa pemeritahan kaisar Nero
yaitu di Galilea, dapat dilihat bahwa Markus menekankan Galilea sebagai wilayah
kegiatan Yesus. Menurut Marxsen, usulan tentang Kota Roma hanyalah dugaan
7
Donald Guthrie, Pengantar Perjanjian Baru Volume 1, (Surabaya: Momentum, 2008) 61.
8
Samuel Benyamin Hakh, Perjanjian Baru: Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok Teologisnya,
(Bandung: Bina Media Informasi, 2010) 269
9
M.E. Duyverman, Pembimbing Ke Dalam Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996)
54
12
semata karena Injil ini tidak berkaitan dengan kesimpulan pada 1 Petrus 5:13. 10
Tempat penulisan Injil ini sulit untuk dipastikan, namun penulis lebih pada
selaku hal yang masih akan terjadi, maka kesemuanya ini menuju pada suatu
waktu antara tahun 64 (kematian Petrus) dan tahun 70, kira-kira lebih dekat pada
dipertimbangkan:12
mereka yang membakar kota Roma, yang sebenarnya Kaisar Nero sendirilah
b) Nubuat tentang hancurnya kota Yerusalem yang terlihat dalam Markus 13:1-2,
M.
10
Willi Marxsen, Pengantar Perjanjian baru: Pendekatan Kritis Terhadap Masalah-
Masalahnya, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008) 166-172
11
M.E. Duyverman, Pembimbing Ke Dalam Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1996) 60-61
12
Samuel Benyamin Hakh, Perjanjian Baru: Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok
Teologisnya, (Bandung: Bina Media Informasi, 2010) 270-271.
13
d) Ada penafsiran tentang Markus 13:14 bahwa perkataan binasa keji
5. Tujuan Penulisan
Penulisan Injil Markus memiliki tujuan yang dapat di lihat dari latar
belakang yang terjadi pada waktu itu. Dalam konteks yang terjadi dimana jemaat
kaisar Nero. Peristiwa yang dialami jemaat Kristen ini merupakan peristiwa yang
membuat iman mereka tergoncang sehingga membuat mereka menjadi putus asa
dengan keadaan. Dengan berbagai peristiwa yang dialami oleh jemaat Kristen di
Roma pada waktu itu akhirnya membuat Markus menulis kitab ini. Tujuan
penulisan Injil Markus ialah supaya jemaat Kristen mula-mula tetap memiliki iman
yang kokoh kepada Yesus Kristus, walaupun berada dalam situasi yang penuh
tekanan.
1) Seperti yang disinggung oleh tradisi-tradisi purba, ada hubungan Injil Markus
2) Kitab Injil Markus juga ditulis dengan mengingat suatu situasi khusus. Ada
sejumlah aspek yang menonjol dan khusus tentang potret Yesus di dalam Injil
13
Ibid, 210-211.
14
Markus. Ia diperkenalkan di sini sebagai seorang tokoh yang sangat
manusiawi.
memelihara cerita atau kesaksian tentang potret Yesus oleh jemaat sehingga
Ada beberapa ciri khas dalam kerangka berpikir Injil Markus ketika menyusun
Injil tentang Yesus Kritus, Anak Allah.” Ia tidak membiarkan kita ragu tentang
c. Injil Markus memberikan gambaran tentang Yesus sebagai sosok yang sangat
manusiawi. Bagi markus, “Yesus adalah tukang kayu” (Mrk 13:55), Yesus
mengeluh dalam hati (Mrk 7:34; Mrk 8:12), berbelas kasih (Mrk 6:34), Ia
berdukacita (Mrk 3:5), Ia marah (Mrk 8:33, Mrk 10:14) dan sebagainya
d. Salah satu ciri Injil Markus adalah memasukan perincian yang hidup ke dalam
14
William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap hari: Injil markus, (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2011) 8-13.
15
e. Realisme dan Kesederhanaan Injil Markus terlihat dari gaya bahasa
Yunaninya.
menggunakan bentuk present tense (kata kerja waktu kini) dari pada past
Yesus. Misalnya, “Talita kum” (Mrk 5:41), “Efata” (Mrk 7:34), “Abba,
Bapa” (Mrk 14:36), dan “Eloi, Eloi, lama sabakhtani” (Mrk 15:34).
Dalam Markus terdapat tiga kumpulan, yaitu ‘kisah pengantar’ (1:1-13), pelayanan
dalam dan di sekitar Yerusalem (11:1-16:8). 15Garis besar Injil Markus sebagai
berikut:16
16
Yesus memanggil para pengikut-Nya yang pertama (1:14-20)
a) Ke Tirus (7:24-30)
b) Ke Dekapolis (7:31-8:10)
B. Konteks/Bentuk Teks
1. Konteks Umum
Adapun konteks umum kitab injil Markus ini bersisi sekumpulan cerita
melakukan pelayanan.17 Kehidupan dan pelayanan Yesus juga diceritakan tiga Injil
lainnya yaitu Matius, Lukas dan Yohanes. Kitab-kitab Injil ini saling melangkapi
satu dengan lainnya walaupun Injil Yohanes berbeda sedikit dengan Injil sinoptik
18
Kisah tentang hehidupan dan pelayanan Yesus dalam Injil Markus
Yesus yang memiliki kuasa atas dunia ini bahkan kepada setan-setan pun tunduk
Mesias yang datang membebaskan umatNya dari dosa dan juga membebaskan
Selain itu Markus juga memaparkan sebagai fase perlawanan orang Farisi
Yesus dan mencari cara untuk membunuh Yesus. Ketidaksukaan itu menjadi kisah
2. Konteks Khusus
perikop atau nats sebelum dan juga sesudah dari perikop yang menjadi tujuan
kajian tersebut.
a. Hubungan Kebelakang
Salah satu perikop yang mendahului Markus 10:35-45 ialah Markus 10:32-
18
Samuel B. Hakh, Perjanjian Baru: Sejarah, Pengatar, dan Pokok-pokok Teologisnya, (Bandung:
Bina Media Informasi, 2010) 273-274
19
Donald Guthrie, Pengantar Perjanjian Baru – Volume 1, (Surabaya: Momentum, 2010) 44.
19
kematianNya di Yerusalem yang adalah tempat yang telah ditentukan-Nya.
Kedua perikop ini memiliki hubungan yang erat, dapat dilihat dari
b. Hubungan Kedepan
20
Marie Noonan Sabin, Tafsir Perjanjian Baru, ed. Daniel Durken (Yogyakarta: Kanisius, 2018)
276.
21
Jacob V. Bruggen, Markus: Injil Menurut Petrus, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011), 373.
20
ada seorang pengemis yang buta beranama Bartemeus berseru meminta
pengasihan dari Yesus. Lalu Yesus dengan belas kasihan menyembuhkan ia.
para pendengar Petrus dan para pembaca Injil Markus sehingga cerita tentang
dirinya tidak bersifat anonim seperti lazim kisah penyembuhan. 22 Dalam teks
ini, Bertimeus dikenal seorang pengemis buta dan sebagai anak Timeus. Dalam
injil Matius tidak menyebut Namanya, tetapi dalam kisahnya (Matius 20:30)
permintaan Yakobus dan Yohanes tentang duduk disebalah kanan dan kiri Yesus
dalam kemuliaan-Nya. Dapat dilihat bahwa narasi perikop ini mengandung nasihat
yang bijak dari Yesus mengenai kedudukan dalam kemuliaan-Nya. Dari perkataan
22
Ibid,.
23
Ibid, 374.
21
Yesus yang merupakan nasihat, menegaskan kepada Yohanes dan Yakobus dan juga
kepada murid yang lain agar menjadi seorang pemimpin yang melayani dengan rendah
hati dan berkorban. Nasihat Yesus ini memberikan pandangan yang baru kepada
murid-murid-Nya bahwa seorang pemimpin yang sejati adalah dia yang melayani
Kesepuluh Murid yang lain dan Yesus sebagai Guru. Pada sesi yang pertama, tokoh
dialog ialah Yakobus dan Yohanes. Mereka datang menghampiri Yesus dengan
keinginan agar permintaan mereka dikabulkan oleh Yesus. Permintaan mereka ialah
duduk disebelah kiri dan kanan Yesus dalam kemuliaan-Nya yang akan datang.
Kemudian dalam sesi yang kedua, Yesus merespon permintaan Yakobus dan Yohanes.
menanggapi pertanyaan mereka “kamu tidak tahu apa yang kamu minta” yang
menunjukkan bahwa mereka tidak menyadari apa saja yang diperlukan untuk
Pada sesi yang ketiga, kesepuluh murid yang lain menjadi marah kepada
Yakobus dan Yohanes (ayat 41). Kemarahan ini menunjukkan ambisi yang sama
tentang kedudukan dan kekuasaan. Kemudian pada sesi yang terakhir, Yesus
dunia.25 Hal ini, Yesus menjelaskan bahwa menjadi yang terbesar dan yang terkemuka
24
Jacob V. Bruggen, Markus: Injil Menurut Petrus, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011), 364.
25
William Barclay, pemahaman Alkitab Setiap Hari:Injil Markus, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2003), 425.
22
memimpin dengan tangan besi atau dengan kekerasan. Pada bagian terakhir ini Yesus
menunjukkan contoh tentang Diri-Nya yang datang kedunia bukan untuk dilayanai
Jadi dalam teks ini yang memperlihatkan dialog antar para murid dan Guru
melainkan menjadi pelayan yang melayani dan menjadi tebusan bagi semua orang.
Yesus adalah pemimpin yang memiliki karakter rendah hati, rela berkorban dan taat
kepada Allah Bapa. Hal ini menunjukkan kepemimpinan yang melayani yang
digambarkan Yesus yaitu berkarakter seperti pelayan dan hamba, bukan untuk
23