Anda di halaman 1dari 248

Suparman, M.

Th
1 Pengantar Perjanjian Baru

PENGENALAN
KITAB PERJANJIAN BARU

Nama “Perjanjian Baru” berasal dari Bahasa latin “Novum


Testamentum” yang dalam bahasa Yunani diterjemahkan “He Kaine Diatheke”.
Artinya pesan atau masihat terakhir/ wasiat.
Tetstament atau covenant berarti suatu perjanjian, ketetapan atau
kontrak yang melibatkan persetujuan kedua belah pihak (bnd. Kel. 24:1-8).
Perjanjian Baru adalah suatu catatan mengenai sifat serta perwujudan dari
kesepakatan yang baru antara Allah dan manusia melalui Kristus Yesus.

Pengelompokan Kitab Perjanjian Baru


Kitab Perjanjian Baru terdri dari 27 kitab. Berdasarkan isinya dapat
dikelompokkan berdasrkan 3 cara yaitu:
1. Berdasarkan sifat kesusastraannya.
 Kitab yang termasuk sejarah yaitu Injil dan Kisah Para Rasul.
 Kitab yang berisi doktrin yaitu Roma sampai Yudas.
 Kitab Nubuatan yaitu Wahyu.
Bisa juga digolongkan sebagai berikut:
 Injil: Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.
 Sejarah: Kisah Para Rasul.
 Surat-surat Paulus: Roma – Filemon.
 Surat-Surat Umum: Ibrani – Yudas.
 Surat Nubuatan: Wahyu.
2. Berdasarkan penulisnya.
PENULIS KITAB
Matius Kitab Matius
Markus Kitab Markus
2 Pengantar Perjanjian Baru

Lukas Kitab Lukas, Kisah para Rasul


Yohanes Kitab Yohanes, Kitab I, II, III
Yohanes, Wahyu
Yakobus Kitab Yakobus
Yudas Kitab Yudas
Paulus Kitab Roma, I dan II Korintus,
Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, I dan
II Tesalonika, I dan II Timotius,
Titus, Filemon, Ibrani
Petrus I dan II Petrus

3. Berdasarkan Periodenya.
 Periode kelahirannya yang meliputi seluruh masa kehidupan Yesus
( Th. 6 SM – 30 M ).
 Periode perkembangan (Th. 30 – 60 M), memberikan kesaksian
tentang perkembangan karya kerasulan.
 Periode pemantapan atau misteri (Th. 60-100 M), karena tidak banyak
sejarah gereja yang diketahui pada masa ini.

Penulis Kitab Perjanjian Baru


Perjanjian Baru ditulis oleh 8-9 orang dengan latar belakang yang berbeda.
Matius adalah seorang pemungut cukai, Markus rakyat biasa. Lukas seorang
tabib, Paulus pembuat tenda. Yohanes dan Petrus adalah para nelayan,
sementara Yakobus dan Yudas adalah saudara Tuhan Yesus.

Jangka Waktu Penulisan


Kitab-kitab dalam Perjanjian Baru ditulis kira-kira 50-55 tahun. Dimana Injil
Markus ditulis kira-kira tahun 50 M, sedangkan kitab Wahyu sebagai kitab
terakhir ditulis kira-kira tahun 100 M.
3 Pengantar Perjanjian Baru

Alamat Surat
Kitab-kitab Perjanjian Baru ada yang ditujukan kepada seseorang, tetapi ada
juga yang ditujukan kepada jemaat. selain itu kitab-kitab Perjanjian Baru ada
yang ditujukan kepada orang Yahudi dan juga non Yahudi.

Bahasa Yang Digunakan


Semua Kitab Perjanjian Baru ditulis dengan menggunakan bahasa Yunani.
sebab bahasa itu yang pada waktu itu digunakan pada jaman Perjanjian Baru.

Tempat Penulisan
Kitab-kitab Perjanjian Baru ditulis dibeberapa tempat dengan situasi yang
berbeda. Ada yang di penjara, di perjalanan, dan di pembuangan.

Tema Utama Kitab Perjanjian Baru


“Keselamatan Di Dalam Tuhan Yesus Kristus”. Penjabarannya yaitu kitab Injil
berisi tentang kabar keselamatan dikhotbahkan dan disebarkan ke seluruh
dunia. surat-surat berisi tentang keselamatan diuraikan. kitab Wahyu berisi
tentang kesempurnaan keselamatan.

Hubungan Antara Kitab PL Dan PB


 Kitab PL menubuatkan sedangkan PB menggenapkan (Kej. 3:15
digenapkan dalam Yoh. 3:16, Luk. 4:21). Dalam kitab Matius ditegaskan
sebanyak 11 kali bahwa kitab PB adalah kegenapan rencana Allah (Mat.
1:22; 2:15, 17, 23, dll). Sementara di kitab Yohanes sebanyak 7 kali (Yoh.
12:38; 13:18, dll).
 Dalam PL Yesus Kristus menjadi pengharapan tertinggi, sedang dalam PB
fakta tertinggi dan alami.
 Dalam PL Tuhan Yesus jalannya dipersiapkan, sedang dalam PB sekarang
dilaksanakan.
4 Pengantar Perjanjian Baru

LATAR BELAKANG
KITAB PERJANJIAN BARU

Latar Belakang Politik


 Palestina dikuasai oleh kerajaan Romawi yang mengalahkan Yunani pada
tahun 63 SM.
 Jendral Pompeius mengangkat Hyrcanus II sebagai gubernur Palestina.
 Antipater dari Idumea menjadi penguasa di Galilea
 Dalam perkembangannya di kerajaan Romawi terjadi peperangan antara
Jendral Pompey dan Yulius Caesar yang berakhir dengan kematian
keduanya.
 Kerajaan Romawi dipegang oleh 3 orang jendaralnya: Oktavianus, Lepidus,
Antonius.
 Lepidus mengundurkan diri, sementara Antonius menetap di mesir dan
menikah dengan Ratu Mesir yaitu Cleopatra.
 Pada tahun 31 SM Oktavianus mengalahkan Antonius di dekat Aktium (kota
kecil yang terletak di pantai barat Makedonia) dan menjadi kaisar dengan
sebutan “Augustus”, yang berarti “orang yang diberkati dan dilindungi
dewa”.
 Cara yang dipakai Oktavianus untuk menguasai daerahnya yang begitu luas
dan berbeda-beda dalam sejarah, bahasa dan agama, adalah semacam
“politik kebebasan”, dimana pemerintah pusat tidak mencampuri urusan
daerah, kecuali pada saat yang kritis, yang mengganggu stabilitas
keamanan, ataupun perkara-perkara berperikemanusiaan (mis. penganut
Agama Druid di Britania yang menjadikan manusia sebagai korban).
 Oktavianus berhasil membawa Romawi menikmati kedamaian yang dikenal
dengan istilah “Pax Romana”. kecuali Italia sendiri, seluruh kawasan
Romawi terdiri dari wilayah territorial yang dipimpin oleh pemerintah
5 Pengantar Perjanjian Baru

propinsi. Propinsi yang relatif damai dan setia pada Roma dipimpin oleh
Gubernur (Kis. 13:7) yang bertanggung jawab pada senat (parlemen
Romawi di kota Roma) Romawi. Misalnya, Akhaya, dimana Galio menjabat
sebagai gubernur pada saat kunjungan Paulus ke sana (Kis. 18:12).
 Sementara yang rawan konflik dibawah pengawasan prokurator/wali negeri
dan bertanggung jawab kepada kaisar.
 Di Palestina Oktavianus mengangkat Herodes menjadi raja Yahudi dengan
gelar “Herodes Agung” (Putra Antipater, seorang Idumea, sehingga ia
bukanlah seorang Yahudi asli, tetapi dia penganut agama Yahudi), setelah
berhasil mengalahkan Antigonus. wilayahnya meliputi Yudea, Samaria,
Galilea, Perea, Auranitis, Trachonitis, dan beberapa daerah kecil. Ialah yang
memerintah pada waktu Yesus dilahirkan (Mat. 2:1-19; Luk. 1:5).
 Setelah Herodes mati, kerajaan dibagi 3, dimana Arkelaus (4 SM – 6 M;
Mat. 2:22) memerintah di Yudea dan Samaria; Herodes Antipas (4 SM – 39
M) memerintah di Galilea dan Perea; dan Filipus (Luk. 3:1) memerintah di
Iturea dan Trachonitis.
 Arkelaus pada tahun 6 M digulingkan sehingga Yudea dan Samaria dipimpin
prokurator yaitu Pontius Pilatus.
 Raja terakhir dari dinasti Herodes yaitu Herodes Agripa II (bnd. Kis. 25:23
– 26:32)
 Kaisar Oktavianus / Augustus kemudian diganti oleh Tiberius (14-37 M).
pada masa kaisar Tiberius Yesus melayani hingga wafat (Luk. 3:1)
 Selanjutnya Kaisar Caligula (37 – 41 M)
 Claudius (41 – 54m). Penyebaran Injil (Kis. 18:2), Nero (54 -68 M), Galba
(68 M), Vitellius (69 M), Vespasianus (69 -79 M) – Yerusalem diratakan
dengan tanah, Titus (79 – 81 M), Domitianus (81-96 M) – Kitab Wahyu
ditulis.
6 Pengantar Perjanjian Baru

Latar Belakang Sosial


Pada jaman PB ada 2 kelompok masyarakat yaitu :
1. Masyarakat Yahudi
Masyarakat Yahudi sering disebut dengan golongan Yudaisme. Terbagi
menjadi 2 yaitu kaum ningrat atau kaya : yaitu para alim ulama yang terdiri
atas kel. para imam dan tokoh para rabi. mereka menguasai perdagangan
dan pemerintahan. kemudian kaum miskin, mereka adalah para petani,
seniman dan pedagang.
2. Masyarakat Kafir
Masyarakat terbagi dalam 4 golongan yaitu, pertama, kaum ningrat, yaitu
orang-orang kaya, para pemilik tanah. Kedua, kelas menengah yaitu rakyat
yang menggantungkan hidup pada negara, orang-orang merdeka. Ketiga,
rakyat jelata yaitu kaum papa dan tuna karya. Keempat, kaum budak. Di
Romawi banyak budak yang diperjualbelikan.

Latar Belakang Ekonomi


 Ekonomi Palestina ditentukan oleh beberapa bidang usaha: pertanian,
perindustrian, keuangan, dan pengangkutan.
 Pertanian : ada tempat-tempat yang subur (lembah Yordan) yang
merupakan tempat pertanian.
 Industri : pabrik masih bersifat kepemilikan personal
 Perdagangan : pedagang Yahudi banyak mengimpor bejana perunggu dari
Campania, kain lenan dan kertas dari Mesir, keramik dari Italia Utara,
emas, gading, dan kayu-kayuan dari Afrika.
 Pengangkutan masih memakai binatang sehingga lama dan mahal.
 Mata uang standar Romawi adalah Denarius (Dinar) dan uang emas
Aureus.
7 Pengantar Perjanjian Baru

Latar Belakang Kebudayaan


1. Seni Dan Ilmu Arsitektur
 Pembangunan maju pesat : ilmu bangunan berkembang.
 Seni pahat dan patung
 Seni musik dan panggung : lawakan, drama, dll. alat musik yang
dipakai : alat musik petik, seruling, harpa biasanya untuk pawai
keagamaan dan kaum bangsawan untuk menghibur tamu.
2. Arena
 Gedung pertunjukan : Koloseum
 Adanya gladiator, badut yang biasanya oleh para bangsawan
dipertontonkan untuk menarik dukungan massa.
3. Bahasa
Bahasa di dunia Romawi yaitu Latin, Yunani, Aram, Dan Ibrani. Bahasa
Latin dipakai untuk bahasa hukum, kesusastraan, dan sehari-hari. Bahasa
Yunani dipakai untuk bahasa kebudayaan yang dilakukan oleh kaum
cendekiawan. Bahasa Aram merupakan bahasa utama timur dekat.
4. Ilmu Pengetahuan
Pada zaman Romawi berkembang tentang ilmu dasar ukur, sedang di Mesir
berkembang ilmu tentang geometri dan ilmu ukur. Tokoh-tokoh penting :
Eukhid dari Aleksandria merumuskan ilmu ukur bidang, Archimedes dari
Sirakusa merumuskan mekanika dan fisika, Ptolomeus dari Aleksandria
menciptakan teori Astronomi, membuat peta dunia, Hipparkus menciptakan
teori Trigonometri dan teori pergerakan planet pada porosnya.
5. Di Bidang Kedokteran
 Ada rumah sakit universitas di Kuil Aesculapius.
 Celcus dokter ilmu bedah
 Dioscorides menulis 600 tanaman dan kasiatnya
 Galen merumuskan ilmu kedokteran
8 Pengantar Perjanjian Baru

6. Sekolah
 Sudah ada sekolah dengan pelajaran : membaca, menulis, berhitung.
 Perguruan tinggi di Atena, Rodos, dan Tarsus.
 Orang Yahudi bersekolah di sinagoge untuk mempelajari adat-istiadat
dan upacara-upacara Yudaisme. Mereka belajar pada para rabi. Paulus
sendiri belajar pada Gamaliel (Kis. 22:3)

Latar Belakang Agama


Pada jaman Perjanjian Baru ada 5 jenis agama:
1. Pantheon Romawi Yunani. Penyembahan para dewa, dimana dewa-dewa
disatukan di Pantheon.
2. Pemujaan Kaisar. Wangsa Ptolomeus menganggap diri sebagai raja-raja
yang setaraf dewa. Dimana gelarnya tuhan (kurios), penyelamat (soter).
oleh karena itu kaisar dipuja-puja dan setelah meninggal dinyatakan
sebagai dewa.
3. Agama-Agama Rahasia. berasal dari timur, yaitu Eleusis, Cybele, Isis,
Serapis dari Mesir. Agama ini mengajarkan bahwa manusia dapat
memperoleh hidup kekal dan menekankan pemerataan sosial.
4. Pemujaan Alam Gaib. Kepercayaan ini mempercayai akan tahyul-tahyul,
roh-roh, dan jin-jin. Mengajarkan mantra-mantra sihir dan astrologi.
mereka lawan para penginjil (Kis. 8:9-24)
5. Filsafat-Filsafat.
 Platoisme : Mengajarkan dunia misteri dan dualisme.
 Gnostik menjanjikan keselamatan melalui pengetahuan.
 Epikurianisme : Menekankan kesenangan dan anti agama.
 Stoisisme : Alam diatur akal budi mutlak dan tidak mengakui Allah.
 Sinisme : Tekanan menghilangkan keinginan
 Skeptisisme menekankan pengalaman.
9 Pengantar Perjanjian Baru

Sementara di Palestina sendiri berkembang agama Yudaisme (agama hasil dari


pembuangan)
1. Teologi : Percaya pada Tuhan Yang Esa
2. Ibadah : Di bait suci atau sinagoge sebagai pelestarian Yudaisme.
3. Hari Raya : Paskah, Pentakosta, Meniup Serunai, Pendamaian, Pondok
Daun, Pelita, Purim.
Sekte-sekte dalam Yudaisme :
1. Kaum Parisi
Kata Parisi berasal dari kata “parash” artinya memisahkan. Mereka
berpegang pada Taurat Musa dan adat-istiadat nenek moyang (Mat.15:2).
mereka terdiri dari para rabi dan ahli Taurat.
2. Kaum Saduki
Berpegang pada Taurat, menolak adat-istiadat dan tidak percaya
kebangkitan dan malaikat. Mereka terdiri dari para imam.
3. Kaum Eseni
Hidup membiara di gua-gua qumran.
4. Kaum Zelot
Partai Nasionalis yang ingin bebas dari kekuasaan Roma.
Selain tinggal di Palestina, orang-orang Yahudi banyak juga tinggal di luar
Palestina. Mereka biasa disebut orang Yahudi Diaspora. Orang Yahudi Diaspora
terbagi dalam 2 golongan yaitu Golongan Hebraik (Golongan yang menganut
Yudaisme dan adat-istiadat Ibrani) dan golongan Helenisme (Golongan
penganut Yudaisme dan kebudayaan Yunani)

Latar Belakang Geografi


 Keadaan wilayah Palestina terdiri dari : pegunungan, perbukitan, padang
rumput, hutan, dataran rendah.
 Gunung : Karmel, Gerizim, Tabor.
10 Pengantar Perjanjian Baru

 Palestina juga dialiri sungai Yordan. Di daerah aliran sungai ini tanahnya
subur.
 Sungai Yordan menghubungkan 2 buah danau, Galilea dan laut mati.
Daerah Galilea sangat subur, sedangkan daerah laut mati sangat tidak
subur.
 Laut Mati permukaannya 427 di bawah permukaan laut, oleh karena itu
kandungan garamnya sangat tinggi sehingga tidak ada kehidupan di laut
ini.
 Palestina beriklim subtropis, namun kenyataannya salju hanya turun di
puncak gunung.
11 Pengantar Perjanjian Baru

KANONISASI KITAB PERJANJIAN BARU

Pengertian Kanon
 Secara etimologi istilah kanon (Yun. Kanoon) berasal dari kata qaneh
(Ibrani) atau qanu (Babilonia) yang berarti “batang gelagah”.
 Dalam perkembangannya kata ini berarti “tongkat pengukur” yang dipakai
oleh tukang batu/tukang kayu.
 Akhirnya kata ini menjadi kiasan bagi pedoman, norma, standar ukuran,
model, peraturan.
 Lihat Galatia 6:16; 2 Korintus 10:13; 15-16.
 Dengan demikian kanon berarti standar ukuran tertentu.
 Di bidang kesusantraan, kanon menunjuk kumpulan tulisan yang dianggap
baik untuk dijadikan contoh karena keaslian bahasanya.
 Dan berkaitan dengan Alkitab, kanon yaitu kumpulan kitab-kitab yang
sudah teruji keaslian dan keabsahannya sebagai kitab yang diilhamkan oleh
Allah. Proses pengkanonan disebut kanonisasi.
 Dan setiap kitab yang termasuk di dalam daftar ini disebut kitab kanonik

Kanonisasi Kitab Perjanjian Baru


Garis besar proses pengkanonan kitab Perjanjian Baru dapat dijelaskan sebagai
berikut :
 Penulisan materi kitab Perjanjian Baru berakhir pada abad pertama (tahun
50 – 100 M). Dimana waktu itu naskah-naskah kitab Perjanjian Baru ditulis
tangan oleh para penulis Alkitab dalam lembar-lembar Papirus.
 Selama seabad materi-materi Perjanjian Baru beredar di lingkungan
gerejawi (tahun 100 – 200 M).
 Naskah-naskah kitab Perjanjian Baru mulai diperbanyak dengan cara disalin
oleh para pengikut Tuhan Yesus. Namun pada waktu itu orang percaya
12 Pengantar Perjanjian Baru

banyak menghadapi penindasan oleh tentara Romawi, sehingga banyak


naskah-naskah Alkitab dan salinan-salinan dimusnahkan. Pada waktu itu
muncul juga guru-guru palsu dikalangan orang percaya yang mengajarkan
ajaran sesat.
 Menjelang akhir abad kedua, keempat Injil, Kisah Para Rasul, dan surat-
surat Paulus sangat dihargai hampir di semua pelosok. Namun perdebatan
masih berlangsung terhadap kitab Ibrani, Yakobus, 2 Petrus, 2 Dan 3
Yohanes, Yudas, serta Wahyu.
 Ignatius, Clemens dari Roma, dan Polikarpus telah menjadikan tulisan-
tulisan ini mendapat pengakuan yang luas.
 Verifikasi keaslian material juga berlangsung selama seabad (tahun 200 –
300 M). Dalam masa-masa ini naskah asli Alkitab mulai dikumpulkan dan
diuji keasliannya. Hal ini dilakukan karena saat itu begitu banyak naskah-
naskah Alkitab yang beredar. Pada masa itu muncul beberapa model
kanon.
 Kanon Muratori gereja Roma (200 M) meliputi sebagian besar Perjanjian
Baru seperti sekarang ini dan menambahkan wahyu Petrus dan
kebijaksanaan Salomo.
 Pada tahun 254 Origenes dari Alexandria juga menyusun sebuah daftar
kitab.
 Persetujuan kanonisasi tercapai tahun 300 – 400 M. Pada masa itu para ahli
mulai merumuskan dan menetapkan kitab-kitab yang dapat disebut kitab
yang diilhamkan Allah atau kitab-kitab Kanonik. persetujuan itu dilakukan
melalui berbagai konsili.
 Penggunaan pertama ditemukan di dalam keputusan Athanasius dalam
konsili di Nicea, dimana ia menyatakan bahwa kitab Gembala Hermes tidak
termasuk kanon.
13 Pengantar Perjanjian Baru

 Dalam konsili Laodicea yang diselenggarakan di Phyrigia pada tahun 363,


ditandaskan bahwa hanya kitab-kitab yang kanonik sajalah yang boleh
dibacakan di dalam gereja.
 Athanasius pulalah yang pertama kali pada tahun 367 mengidentifikasikan
ke-27 kitab Perjanjian Baru sebagai kitab yang kanonik.

Kriteria Kanonisasi
Dalam proses pengkanonan Alkitab ada 2 kriteria, yaitu:
1. pertimbangan dari segi internal
Secara umum kanonisasi kitab Perjanjian Baru didasarkan pada
pertimbangan sebagai berikut :
 Kata-kata Tuhan Yesus yang mereferensikan kemungkinan otoritas.
 Laporan-laporan para saksi mata yang diterima sebagai suara yang
berotoritas.
 Setara dengan pelayanan para rasul. Surat mereka diterima dari Yesus
dan konfirmasi Roh Kudus (Yohanes 16:13-14; Kisah Rasul 2:4).
 juga ada pertukaran surat-surat antar gereja bertetangga.
 paska sahidnya para rasul. urgensitas kanonisasi menjadi kian penting
berkenaan dengan munculnya sejumlah edaran atau tulisan-tulisan
tambahan di lingkungan gereja.
2. Pertimbangan dari segi eksternal
Pertimbangan dari segi eksternal adalah pertimbangan-pertimbangan dari
luar Alkitab, yaitu kutipan bapa-bapa gereja.
 Kutipan Yustinus Martir (tahun 100 – 165 M) menyinggung keempat
kitab Injil, Kisah Para Rasul dan surat Paulus.
 Kutipan Irenius (kira-kira tahun 170 M) mengakui semua kitab
Perjanjian Baru.
14 Pengantar Perjanjian Baru

INTRODUKSI KITAB-KITAB
PERJANJIAN BARU

Injil Dan Kitab-Kitab Injil


 Kata “Evangelium” yang berasal dari yunani memiliki arti “kabar baik”.
Dalam PB istilah ini tidak pernah dipakai untuk kitab Injil, tetapi senantiasa
tentang berita keselamatan.
 Baru pada abad ke-2 istilah ini dipakai dalam arti “Kitab Injil”
Latar belakang penulisan kitab-kitab Injil :
 Berita keselamatan diturunkan secara lisan (Kis. 2:14-40; 3:11-26; 4:8-12)
 Keterbatasan para saksi mata
 Semakin meluasnya jangkauan pelayanan
 Masalah kontroling
 Pentingnya bahan pengajaran dari para rasul dan saksi kebenaran
Karakteristik masing-masing kitab Injil :
 Walaupun jumlah kitab yang diklasifikasikan kedalam Kitab Injil berjumlah 4
kitab, namun “Injil”, yaitu berita keselamatan tetap satu.
 Ada penekanan-penekanan khusus dalam kitab-kitab Injil yang ingin
disampaikan oleh para penulisnya, meskipun semua bertujuan orang
percaya bahwa Yesus Kristus adalah Mesias (Yoh. 20:31)
Penekanan masing-masing Kitab Injil :
 Matius : Yesus Kristus raja orang Yahudi di perkenalkan.
 Markus : Menggambarkan Yesus sebagai Hamba Allah. Menekankan
pekerjaan Kristus dan karya penebusan-Nya.
 Lukas : Menggambarkan Yesus sebagai Anak Manusia, teladan
kemanusiaan yang sempurna.
 Yohanes : Menampilkan Yesus sebagai Putra Allah, Firman Kekal yang
datang untuk menyatakan Allah kepada manusia.
15 Pengantar Perjanjian Baru

KITAB MATIUS

Kitab Matius merupakan Kitab pertama berdasarkan kanonisasi. Dan


juga merupakan kitab pertama dalam Kitab perjanjian Lama. Kitab ini termasuk
dalam kategori Injil Sinoptis.

Penulis
Kitab Matius ini bersifat anonim, sebab penulis tidak mencantumkan
namanya dalam kitab ini. Akan tetapi ada beberapa alasan membuktikan
bahwa penulis kitab ini yaitu Matius Lewi. Ia merupakan anak dari Alfeus. Ia
juga seorang pemungut cukai, yang dipanggil Yesus menjadi salah seorang dari
kedua belas muridNya (Mat. 9:9). Alasan-alasan itu antara lain:
1. Hal itu sesuai dengan tradisi yahudi yang mengakui bahwa Matius Lewi
sebagai penulis Injil Matius.
2. Sesuai dengan kesaksian dari isi Injil itu sendiri, misalnya: Hanya Injil
Matius yang mengatakan “ Matius pemungut cukai” (Mat. 10:3), sedangkan
kitab lain tidak menjelaskan hal itu. Hal ini menunjukkan hanya seorang
hamba Tuhan yang mau merendahkan diri, berani menyebut dirinya
sebagai pemungut cukai karena pemungut cukai sangat dibenci oleh orang
Yahudi. Sedangkan penulis lain tidak mau menjelaskan temannya dengan
menyebut secara terus terang.
3. Kesaksian Bapa-Bapa Gereja.
Seorang Uskup di Hierapolis yang bernama Papias, pada tahun 130 AD
mengatakan bahwa: “Matius telah mencatat pengajaran-pengajaran
Yesus.” Hal ini juga disinggung oleh Eusebius, seorang ahli sejarah abad
ke-3 dan ke-4. Menurut Ireneus (tahun 185 AD) mengatakan bahwa
pengajaran-pengajaran yang ditulis Matius itu adalah Injil Matius.
16 Pengantar Perjanjian Baru

Pendapat ireneus ini didukung oleh bapak-bapak gereja lain yaitu:


Tertulianus, Origenes dan Klement dari Aleksandria.
Sesuai dengan alasan diatas maka dapat dipastikan bahwa penulis Kitab matius
ini yaitu Matius lewi.

Tanggal Dan Tempat Penulisan


Tidak ada bukti yang jelas yang dapat dijadikan pegangan tentang
tanggal penulisan Kitab Matius. Tetapi ada beberapa ahli menafsirkan bahwa
Kitab ini ditulis anatar tahun 60 sampai 65 AD yaitu sebelum kehancuran
Yerusalem oleh tentara Romawi tahun 70 AD. Pandangan ini didukung oleh
kesaksian Irenius yang mengatakan bahwa Injil Matius ditulis “pada waktu
Petrus dan Paulus mengabarkan Injil di Roma” yaitu sekitar tahun 60 sampai 65
AD. Sampai saat ini pandangan ini banyak diterima oleh para ahli. Oleh karena
itu dapat disimpulkan bahwa Kitab Matius ditulis sekitar tahun 60 sampai 65 AD.
Untuk tempat penulisan kemungkinan di Antiokia. Karena kitab ini
banyak dipakai oleh jemaat-jemaat di Siria Yahudi, khususnya Antiokia. Gereja
di Antiokia adalah gereja pertama yang mempunyai anggota orang Yahudi. Dan
menurut Papias, salah seorang bapa gereja, Kitab matius ini ditulis dalam
bahasa Ibrani.

Penekanan Dan tema Utama


Tema utama kitab Matius yaitu mengenai Yesus Kristus sebagai Mesias
seperti yang dinubuatkan para nabi Perjanjian Lama. Mesias artinya yang
diurapi. Hal ini nampak dalam isi kitab ini, yang menekankan akan kuasa Allah
dalam diri Yesus sebagai Juru Selamat yang dinantikan.
Selain itu dalam kitab ini juga dijelaskan lima khotbah besar yang
dilakukan oleh Yesus. Khorbah-khotbh ini biasanya diakhiri dengan perkataan:
“Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah ...” (Mat. 7:28). Kelima
khotbah itu yaitu:
17 Pengantar Perjanjian Baru

1. Khotbah di bukit (5:1 – 7:27).


2. Pengutusan kedua belas rasul (10:1-42).
3. Perumpamaan-perumpamaan (13:1-52).
4. Khotbah tentang jemaat Allah (18:1-53).
5. Khotbah tentang akhir zaman (23:1 – 25:46).
Dalam kitab ini juga ada beberapa peristiwa yang tidak terdapat dalam
kitab lain, diantaranya yaitu: Penglihatan Yususf (1:20-24), kunjungan orang-
orang Majus (2:1-12), pelarian ke Mesir (2:13-15), pembunuhan bayi (2:18),
mimpi istri Pilatus (27:19), kematian Yudas (27:3-10), pemberian uang suap
kepada para penjaga (28:12-15) dan amanat pembabtisan (28:19-20).
Kisah-kisah perumpamaan yang hanya terdapat dalam kitab Matius
diantaranya: lalang diantara gandum (13:24-30), harta yang terpendam
(13:44), mutiara (13:45-46), pukat (13:47), hamba yang tidak mengampuni
(18:23-35), orang-orang upahan di kebun anggur (20:1-16), dua orang anak
(21:28-32), perjamuan kawin putra raja (22:1-13), sepuluh gadis pengiring
mempelai (25:1-13) dan talenta (25:14-30).
Tiga mujijat yang hanya terdapat dalam kitab Matius yaitu dua orang
buta (9:27-31), orang bisu yang kerasukan setan (9:32-34) dan mata uang
didalam mulut ikan (17:24-27). Mujijat-mujijat ini menekankan bukti tentang
kekuasaan Yesus sebagai Mesias.
Unsur pendidikan juga menjadi tekanan dalam kitab ini. Hal ini dapat
dilihat dari khotbah-khotbah yang dikutib dari ajaran Yesus. Misalnya pasal 5,
6, 7, 10, 13, 18, 23, 24, dan 25.

Tokoh
Secara umum tokoh-tokoh dalam Kitab Matius sama dengan tokoh-
tokoh dalam kitab Injil lainnya. Misalnya: Yusuf (1:18-25), Herodes Agung (2:1-
16), ibu Yakobus dan Yohanes (20:20-21), Yohanes Pembabtis (3:1-12), Maria
18 Pengantar Perjanjian Baru

ibu Yesus, kedua belas rasul, Kayafas, Pilatus, Simon dari Kirene, Yusuf dari
Arimatea dan banyak tokoh kecil lainnya.

Sifat-Sifat Khusus
Sifat-sifat khusus dari kitab Matius diantaranya:
1. Matius adalah Injil penganjaran.
Dalam setiap bagian dari Injil ini terdapat satu contoh ajaran yang panjang,
misalnya: Bagian nubuat diwujudkan (1:1 – 4:11), ajaran khotbah Yohanes
(3:1-12), prinsip diberitakan (4:12 – 7:29), ajaran khotbah di bukit (5:1 –
7:29), kekuasaan diungkapkan (8:1 – 11:1), ajaran amanah penginjilan
(10:1-42), rencana dijelaskan (11:2 – 13:53), ajaran kisah perumpamaan
(13:1-52), tujuan dinyatakan (13:54 – 19:2), ajaran makna pengampunan
(18:1-35), kesulitan timbul (19:3 – 26:2), ajaran kecaman dan ramalan
(23:1 – 25:46), penderitaan dijalani (26:3 – 28:10), tidak ada ajaran
tindakan dan penutup (28:11-20) dan ajaran Amanat Agung (28:19-20).
2. Matius adalah Injil jemaat.
Injil Matius adalah satu-satunya Injil yang memunculkan kata jemaat
(16:18; 18:17). Kedua ayat ini diucapkan oleh Yesus menunjukkan bahwa
Ia mempunyai gagasan yang pasti tentang gereja sebagai suatu lembaga
yang akan datang. Secara khusus kontek dalam 18:17 mengandung unsur
penggembalaan yaitu menekankan perhatian pada anggota jemaat yang
menyeleweng (yaitu “domba yang hilang” 18:10-14) dan berbuat salah
(yaitu “aoabila saudara berbuat dosa” 18:15-20).

3. Matius adalah Injil Raja.


Injil ini menekankan sifat Kristus sebagai Raja. Hal ini nampak dalam
silsilahNya pada pasal 1, dimana Ia adalah keturunan raja Yehuda, saay
19 Pengantar Perjanjian Baru

Yesus memasuki Yerusalem sebagai raja (21:5-7) dan tulisan di atas kayu
salib yang dipasang Pilatus (inilah raja orang Yahudi, 27:37).

Alamat Dan Tujuannya


Kitab ini ditulis untuk orang percaya bangsa Yahudi. Hal ini sesuai
dengan latar belakang Yahudi yang ada dalam kitab ini yaitu:
1. Ketergantungannya pada penyataan, janji dan nubuatan Perjanjian Lama
untuk membuktikan bahwa Yesus memang Mesias yang dinantikan (2:17-
18; 3:15; 4:14; 5:17).
2. Hal ini menurut garis silsilah Yesus, bertolak dari Abraham (1:1-17).
3. Pernyataan berulang-ulang bahwa Yesus adalah anak Daud (1:1; 9:27;
12:23; 15:22; 20:30-31; 21:9).
4. Penggunaan istilah yang khas Yahudi seperti “Kerajaan Sorga” yang searti
dengan Kerajaan Allah, sebagai ungkapan rasa hormat orang Yahudi yang
segan menyebut nama Allah secara langsung.
Walaupun begitu, kitab ini juga ditujukan kepada semua orang secara universal.
Matiuslah yang menyinggung orang-orang Majus dari timur (2:1) dan yang
menyampaikan perintah Yesus untuk memberitakan Injil sampai ke ujung bumi
(28:19-20). Selain itu ada aspek misi yang kuat dalam Injil Matius, misalnya
perkataan Yesus “Injil kerajaan itu akan diberitakan di seluruh dunia menjadi
kesaksian semua bangsa” (24:14). Kitab ini juga menjelaskan bahwa kerajaan
Allah akan diambil dari orang Yahudi dan akanj diberikan kepada bangsa lain
(21:43 bdn. 25:32; 26:13).

Tujuan Penulisan
Tujuan penulisa kitab ini adalah:
20 Pengantar Perjanjian Baru

1. Untuk memberikan kesaksian kepada pembacanya kisah seorang saksi


mata mengenai kehidupan Yesus.
2. Untuk menyakinkan pembacanya bahwa Yesus adalah Anak Allah dan
Mesias yang dinubuatkan oleh nabi Perjanjian Lama yang sudah lama
dinantikan.
3. Untuk menunjukkan bahwa Kerajaan Allah dinyatakan didalam dan melalui
Yesus Kristus dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
4. Matius ingin membela kebenaran Injil terhadap serangan-serangan orang
Yahudi (Misalnya: 5:20; 22:1-14; 22:1-14; 23:1-36).

Ciri Khas
Ciri khas kitab Matius adalah:
1. Kitab ini merupakan Injil yang mencolok sifat ke-Yahudi-annya.
2. Ajaran dan pelayanan Yesus dibidang penyembuhan dan pelepasan
disajikan secara teratur.
3. Kerajaan Sorga disebutkan dua kali lebih banyak dari pada kitab lain di
Perjanjian baru.
4. Matius menekankan standart kebenaran dari Kerajaan Allah (psl. 5-7).
Kuasa kerajaan itu diatas dosa, penyakit, setan-setan bahkan kematian dan
kejayaan kerajaan itu dimasa depan secara mutlak terjadi pada akhir
zaman.
5. Hanya Injil ini yang menyebutkan atau menubuatkan gereja sebagai suatu
wadah yang menjadi milik Yesus dikemudian hari (16:18; 18:17).

Garis Besar
Secara garis besar kitab ini dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu:

1. Pendahuluan.
a. Silsilah (1:1-17).
21 Pengantar Perjanjian Baru

b. Kelahiran (1:18 – 2:23).


c. Babtisan (3:1-17).
d. Pencobaan (4:1-11).
2. Pelayanan Tuhan Yesus di Galilea.
a. Pendahuluan (4:12-25)
b. Pengajaran: Khotbah di bukit (5:1 – 7:27).
c. Pekerjaan: 10 macam tanda mujijat (8:1 – 9:38).
d. Pengajaran: Khotbah pengutusan (10:1-42).
e. Berita pelayanan Tuhan Yesus (11:1 – 12:50).
f. Pengajaran: Perumpamaan-perumpamaan (13:1-52).
g. Berita pelajaran Tuhan Yesus (13:53 – 17:27).
h. Pengajaran: Tentang jemaat Allah (18:1-35).
3. Pelayanan Tuhan Yesus di Yudea.
a. Berita pelayanan Tuhan Yesus Kristus (19:1 – 22:46).
b. Pengajaran: Tentang akhir zaman (23:1 – 25:46).
c. Penyaliban Yesus (26:1 – 27:66).
d. Kebangkitan Yesus (28:1-15).
e. Perintah untuk memberitakan Injil (28:16-20).

Penjelasan Kristus Sebagai Raja Dalam Injil Matius


Dibawah ini akan dijelaskan hal-hal yang berhubungan dengan Kristus
sebagai Raja dalam Injil Matius. Hal-hal itu diantaranya:
1. Nama Raja itu disebut “Imanuel, Allah beserta kita” (1:23; 2:2).
2. Proklamasi Raja itu ialah “Persiapkanlah jalan Tuhan” (3:3).
3. Kedudukannya sebagai Raja dinyatakan dengan “seorang pemimpin” (2:6).
4. Dalam upacara naik tehtaNya Allah Bapa mengatakan: “Inilah Anak yang
Kukasihi, kepadanyalah Aku berkenan” (3:17).
22 Pengantar Perjanjian Baru

5. Kristus harus dihormati sebagai Raja sebagaimana nyata dalam


perkataanNya: “Engkau harus menyembah Tuhan Allahmu dan hanya
kepada Dialah engkau berbakti” (4:10).
6. Kewibawaan Kristus nyata dalam kata-kata: “Ia mengajar mereka sebagai
seorang yang berkuasa” (5:2).
7. Ia mempersatukan kerajaan BapaNya dengan ucapan: “Siapa tidak
bersama Aku melawan Aku” (12:23-25).
8. Dialah Raja yang mempunyai musuh sebagaimana dikatakan: “Yesus mulai
menyatakan bahwa Ia harus menanggung banyak penderitaan dari pihak
tua-tua” (16:21).
9. Cinta kasih Raja itu nyata dalam perkataanNya: “Anak manusia datang
untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang” (20:28).
10. Kemuliaan Raja itu nampak, “Anak manusia datang dalam kemuliaanNya”
(25:31-34).
11. Raja itu dipersembahkan, yang dibuktikan dengan “Inilah Yesus, Raja orang
yahudi” (27:35-37).
12. Kemenangan Raja itu jadi sebagaimana dinubuatkan: “Ia telah bangkit,
sama seperti yang telah dikatakanNya” (28:6).

Yesus Adalah Mesias yang Dijanjikan Dalam Perjanjian Baru


Yang diutamakan Matius dalam kitabnya adalah Yesus sebagai Mesias
yang dinantikanbangsa Yahudi, yang telah dinubuatkan oleh para nabi
Perjanjian Lama. Tidak kurang dari 15 kali Matius membandingkan peristiwa-
peristiwa yang terjadi dalam diri Yesus dengan isi Perjanjian Lama. Diantaranya
yaitu:
1. Kelahiran Yesus (Mat. 1:18 dengan Yes. 7:14).
2. Pembunuhan anak-anak di Betlehem (Mat. 2:6-8 dengan Yer. 31:15).
3. Penyingkiran ke Mesir (Mat. 2:13-15 dengan Hos. 11:1).
4. Pelayanan Yesus di galilea (Mat. 4:12-16 dengan Yes. 9:1-2).
23 Pengantar Perjanjian Baru

5. Yudas mengkhianati Yesus (Mat. 26:14-16 dengan Maz. 41:10).


6. Ketiga puluh uang perak dikembalikan (Mat. 27:3-10 dengan Zak. 11:13).
7. Saksi-saksi dusta menyerang Yesus (Mat. 26:60-61 dengan Maz. 27:12).
8. Yesus tinggal iam terhadap saksi-saksi dusta itu (Mat. 26:62-63 dengan
Yes. 53:7).
9. Yesus memikul kelemahan kita (Mat. 8:16-17 dengan Yes. 53:4-5).
10. Yesus disalib diantara dua orang penyamun (Mat. 27:38 dengan Yes.
53:12).
11. Yesus menanggung penyakit kita (Mat. 8:16-17 dengan Yes. 53:4-5).
12. Yesus dihina dan diolok-olok (Mat. 27:39-44 dengan Maz. 22:7-9).
13. Yesus diberi minum anggur (Mat. 27:34,38 dengan Maz. 69:22).
14. Yesus dikuburkan (Mat. 27:57-60 dengan Yes. 53:9).
15. Kebangkitan Yesus (Mat. 28:9 dengan Maz. 16:10).

Penutup
Secara garis besar isi kitab Matius berhubungan dengan Tuhan Yesus.
Baik itu kepribadianNya maupun pelayananNya. Dan Injil ini menekankan Yesus
Kristus sebagai mesias, Anak Allah yang hidup. Yang mampu menyelamatkan
manusia dari dosa menuju hidup yang kekal.
24 Pengantar Perjanjian Baru

KITAB MARKUS

Kitab Markus merupakan Injil kedua sesuai dengan urutan kitab-kitab


Injil kanonisasi Yunani. Kitab ini hanya terdiri dari enam belas pasal, dan
dibandingkan dengan Injil lainnya, Injil ini termasuk yang paling pendek. Selain
itu sebagian besar isi Injil ini terdapat dalam ketiga Injil lainnya.

Penulis
Kitab markus bersifat anonim, karena nama penulisnya tidak
disebutkan didalamnya. Walaupun begitu ada beberapa bukti menjelaskan
bahwa Injil ini ditulis oleh Yohanes Markus. Bukti-bukti itu yaitu:
1. Tradisi gereja mula-mula menegaskan bahwa Yohanes Markus penulis kitab
Markus.
2. Kesaksian kitab Markus sendiri. Kitab ini diwarnai oleh latar belakang
sipenulis. Ia adalah orang Yahudi karena sesuai isi kitab ini, ia mengenal
adat istiadat orang yahudi dan hal ini sesuai dengan keadaan Markus yang
merupakan orang yahudi asli. Selain itu ada kemungkinan bahwa Markus
pernah bertemu dengan Yesus dan para rasul. Hampir semua penafsir
sependapat bahwa “orang muda” dalam mark. 14:51-52 adalah Markus
sendiri. Salah satu sebab adalah hanya kitab markus yang mencatat
peristiwa itu. Rupanya penulis kitab Injil yang lain tidak tahu atau tidak
ada informasi bahwa ia ada di taman Getsemani saat Yesus ditangkap,
hanya ia yang tahu dan hal itu ditulis dalam tulisannya.
25 Pengantar Perjanjian Baru

3. Kesaksian tokoh-tokoh gereja mula-mula. Tokoh-tokoh gereja mula-mula


mengakui Yohanes markus sebagai penulis kitab ini. Hal ini nampak
melalui tulisan Papias. Dia menulis: “Markus juru bahasa Petrus mencatat
dengan teliti, walaupun dia tidak memperhatikan urutan-urutan peristiwa
itu. Dia menulis sesuai ingatannya tentang Yesus. Dia dididik dibawah
pimpinan Petrus, oleh karena itu benar semua yang ditulis Markus. Segala
sesuatu ditulis dengan teliti dan dia berusaha untuk tidak melupakan
sedikitpun dari apa yang didengarnya.” Sedangkan Klement dari
Aleksandria (tahun 220 AD) mengatakan bahwa Injil yang kedua itu ditulis
oleh markus atas dorongan dan keinginan para pendengar di kota Roma.
Selain kedua tokoh diatas masih banyak tokoh gereja yang mengaku
Markus sebagai penulis Injil ini.

Riwayat Penulis
Yohanes Markus berasal dari keluarga yang berada, ia anak dari maria,
kawan para rasul (Kis. 12). Rumahnya pernah dijadikan markas para pemimpin
umat Kristen di Yerusalem. Hal itu terbukti waktu Petrus dilepaskan dari
penjara, ia langsung menuju rumah Markus untuk menemui rekan-rekannya
(Kis. 12:12). Dan ada kemungkinan juga ruang atas rumag Markus ini yang
dijadikan tempat oleh Yesus dan para muridNya menyantap perjamuan malam
terakhirNya, dimana doa pra pentakosta diselenggarakan.
Markus ini adalah saudara sepupu Barnabas (Kol. 4:10), ia dibesarkan
di Yerusalem dan termasuk angkatan pertama orang Kristen (Kis. 12:12). Ia
pernah ikut dalam pelayanan tiga orang rasul Perjanjian baru yang terkenal
yaitu: Paulus (Kis. 13:1-13), Barnabas (Kis. 15:39) dan Petrus (1 Petrus 5:13).
Penginjilan pertama yang pernah ia ikuti adalah ketika Barnabas dan Paulus
melakukan pelayanan misinya yang pertama, yaitu menginjili bangsa-bangsa
lain di luar Yahudi. Namun ketika mereka meninggalkan Siprus dan menuju
kedaratan Asia, Markus memisahkan diri dan kembali ke Yerusalem (Kis. 13:13).
26 Pengantar Perjanjian Baru

Ada kemungkinan ia meningggalkan misi itu karena kesulitan-kesulitan


penginjilan (Kis. 15:38), tetapi ada juga yang mengatakan bahwa Markus tak
terpanggil untuk melayani bangsa-bangsa lain. Pada perjalanan misi yang
kedua, Barnabas tetap ingin mengajak Markus ikut serta tapi hal itu ditentang
Paulus sebab Markus pernah meninggalkan mereka waktu penginjilan pertama.
Sehingga pada penginjilan ini Barnabas dan paulus berpisah.
Namun akhirnya hubungan Paulus dan markus ini baik kembali, karena
waktu pelayanan di Roma markus menjadi penolong yang baik bagi Paulus.
Selain itu Paulus pernah memuji Markus dengan mengatakan: “pelayanannya
penting bagiku” (2 Tim. 4:11) dan kepada jemaat di Kolose ia meminta supaya
dapat menerima Markus (Kol. 4:10-11).
Selain pelayanan dengan Paulus dan Barnabas, Markus juga memiliki
hubungan pelayanan yang erat dengan Petrus. Rasul Petrus pernah memanggil
markus sebagai anaknya. Kaarena rupanya Petruslah yang membawa Markus
kepada Yesus (1 Petr. 5:13). Untuk pelayanan markus selanjutnya tidak ada
kepastian tetapi menurut tradisi, ada yang menyatakan bahwa Markuslah yang
mendirikan jemaat-jemaat di Aleksandria daerah mesir dan kemudian mati
syahid disana.

Tempat Dan tanggal Penulisan


Tempat penulisan kitab Markus ini kemungkinan besar dilakukan di
Roma. Karena beberapa ahli berpendapat bahwa penulisan ini dilakukan pada
saat Markus pelayanan bersama-sama Paulus di Roma. Sedangkan untuk
tanggal penulisannya kira-kira tahun 50 sampai 68 AD. Hal ini juga didasarkan
pada masa-masa pelayanan Markus di Roma yaitu pada dekade ketujuh pada
masa kekristenan. Selain itu para pemimpin gereja diantaranya Papias (tahun
115 AD), Klement (tahun 180 AD), Origenes (tahun 225 AD) dan Eusebius
(tahun 375 AD) juga mengakui bahwa tempat penulisan kitab markus ini di
27 Pengantar Perjanjian Baru

Roma dan untuk waktu penulisannya yaitu tahun 50 sampai 68 AD yaitu waktu
pelayanan Markus di Roma.

Alamat
Seperti penjelasan diatas, Injil ini ditulis atas dorongan keingnan para
pendengar Petrus di Roma. Dan secara tidak langsung kitab ini mendukung
pandangan itu. Yang jelas ialah bahwa kitab markus dialamatkan kepada orang
bukan yahudi yang berbahasa Latin. Ada beberapa sebab mengenai hal itu
yaitu:
1. Adat istiadat Yahudi dan cara pemakaiannya dijelaskan (Mark. 7:2, dst;
14:12). Hal ini membuktikan bahwa para pembacanya tidak tahu tentang
adat istiadat orang Yahudi.
2. Kata-kata Ibrani atau Aram selalu diterjemahkan (7:34).
3. Dia sering memakai istilah-istilah Latin, atau menerjemahkan istilah-istilah
Yunani kedalam bahasa Latin. Markus memakai istilah latin untuk
menjelaskan tentang tempat kemana Tuhan Yesus dibawa setelah Dia
ditangkap, yaitu istilah “istana” (15:16).
4. Satu-satunya kitab Injil yang menyebut tentang Rufus dan Alexander,
anak-anak Simon orang Kirene adalah kitab markus. Ini berarti baik
Markus sendiri maupun para pembaca sudah mengenal kedua orang itu.
Rufus ini juga disebut dalam Rom. 16:13 sebagai orang Roma.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kitab markus ini ditujukan kepada orang kristen
di Roma, dan melalui mereka diteruskan kepada kita semua.

Analisa Kitab Markus


1. Tema Utama Kitab Markus
Tema utama kitab ini yaitu Yesus sebagai Putra dan Hamba. Pada
kitab Markus 1:1 berbunyi: “Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus
Anak Allah.” Markus ingin menyatakan Yesus sebagai Anak Allah. Memang
28 Pengantar Perjanjian Baru

istilah Yesus kristus Anak Allah, banyak terdapat dalam kitab ini. Dan
biasanya selalu dikaitkan dengan pemberitaan tentang Yesus yang
berkuasa atas segalanya. Misalnya: Dia menyembuhkan segala penyakit
dengan kuasa ilahiNya, Dia mengusir setan-setan, Dia juga meredakan
angin ribut, dan lain-lain. Memang dalam kitab ini, Markus lebih
menekankan tentang perbuatan-perbuatan Yesus dari pada perkataan-
perkataanNya.
Selain sebagai Anak Allah, kitab ini juga menekankan Yesus kristus
sebagai Hamba. Hal ini nyata dalam Markus 10:45 yang berbunyi: “Karena
Anak manusia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani.”
Karena sifat itu maka:
a. Kelahiran Yesus tidak disebutkan, karena keturunan seorang hamba
tidak penting, lain halnya keturunan seorang raja.
b. Tidak ada keterangan mengenai orang-orang Majus, karena bagi
seorang hamba tidak perlu diberi penghormatan.
c. Tidak ada keterangan mengenai khotbah di bukit yang prnah disebut
sebagai pengumuman Kerajaan Allah, karena seorang hamba tidak
memerintah.
d. Markus tidak memakai gelar seperti Matius, misalnya: Raja Imanuel,
dan sebagainya, melainkan ia hanya memanggil “guru” (Mark. 4:38).
e. Kitab ini banyak menceritakan tentang mujijat sebagai pernyataan dari
seorang hamba yang giat melayani. Dalam kitab markus ini ada
sebanyak 20 mujijat yang dicatat dengan lengkap.
Walaupun begitu Yesus merupakan Hamba yang Mulia. Hal ini
dikarenakan:
a. Adanya persiapan menjelang kedatangan Hamba itu (Mark. 1:1-13).
Misalnya: Kedatangan Yohanes Pembabtis merupakan penggenapan
nubuatan dalam Yes. 40:3, yang berbunyi: “ada suara yang berseru-
seru: Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk Tuhan, luruskanlah di
29 Pengantar Perjanjian Baru

padang belantara jalan bagi Allah (Mark. 1:2). Hamba itu dipersiapkan
dengan urapan Roh Kudus (Mark. 1:18). Pada saat itu juga Allah
menetapkan Dia sebagai wakilNya di dunia (Mark. 1:11; 9:7). Dan
langkah persiapan yang amat sukar ialah pencobaan yang dialaminya
(Mark. 1:12-13).
b. Hamba itu mulai bekerja. Hal itu dilakukan dengan mengajar orang,
memimpin mereka yang dalam gelap, menghibur yang berduka cita,
menyembuhkan yang sakit, melepaskan dan memerdekakan mereka
yang diperbudak iblis dan mengampuni orang yang bertobat.
Demikianlah Ia senantiasa melayani masyarakat, sesuai kehendak
Tuhan di sorga. Selain itu ada hal yang terpenting bagi seorang
hamba yaitu selalu berdoa (Mark. 1:35-39, 40-45; 2:18-22; 4:35-41).
c. Mereka yang menolak Hamba yang Mulia (Mark. 8:31 – 15:47),
diantaranya: Anak manusia harus menanggung banyak penderitaan
dan ditolak oleh tua-tua (Mark. 8:31), Ia akan dibeci oleh ahli-ahli
Taurat (Mark. 14:1) dan Ia juga akan dibenci oleh para penghulu
Yahudi (Mark. 2:27-28; 3:1-5).
d. Akhirnya Hamba itu dipermuliakan (Mark. 16:1-20), yaitu Tuhan Yesus
duduk disebelah kanan BapaNya di sorga (Mark. 16:19).
2. Penekanan.
a. Kitab Markus adalah Injil perbuatan. Hal ini nyata dari isi yang
terkandung didalamnya. Injil ini banyak menjelaskan tentang
perbuatan-perbuatan dalam bentuk mujijat dari pada menjelaskan
tentang perumpamaan-perumpamaan yang bersifat penafsiran. Dari
kira-kira 35 kejadian (mujijat) yang ada dalam kitab ini, kitab Markus
mencatat sebanyak 18 kejadian.
b. Kitab Markus adalah Injil tentang reaksi pribadi. Dalam isinya, kitab ini
banyak mencatat tentang berbagai reaksi dari para pendengarnya.
Reaksi itu adalah: takjub (Mark. 1:27), mencela (Mark. 2:7), takut
30 Pengantar Perjanjian Baru

(Mark. 4:41), bertanya-tanya (Mark. 6:14), tercengang (Mark. 7:37),


dengki (Mark. 14:1) dan sekurang-kurangnya ada 23 sebutan
semacam itu. Selain mengenai reaksi pendengar, kitab ini juga
mencatat rekaman pembicaraan dengan Yesus bahkan catatan tentang
gerak-gerik Yesus (Mark. 3:5; 5:41; 7:33; 8:23; 9:27). Oleh karena itu
kitab Markus ini menjadi Injil yang hidup.
Dalam kitab ini ada 151 kata kerja present tense dan banyak kata kerja
imperfect tense, yang melukiskan perbuatan sebagai suatu proses
bukan sebagai suatu peristiwa. Misalnya: “segera sesudah itu, roh
memimpin Dia ke padang gurun” (Mark. 1:12), “lalu mereka membuka
atap yang diatasnya” (Mark. 2:4), “ombak menyebur masuk kedalam
perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air” (4:37). Kata-
kata yang diberi garis bawah diatas termasuk jenis kata kerja present
tense.

Garis Besar Kitab Markus


Garis besar kitab markus ini terdiri dari tiga bagian penting yaitu:
Pendahuluan dan persiapan (1:1-13).
1. Pelayanan Tuhan Yesus di Galilea (1:14 – 9:50).
a. Berita pertama dan murid-murid pertama (1:14-20).
b. Mujijat pertama dan hasilnya (1:21 – 2:12).
c. Kecaman pertama dan jawaban pertama (2:13 – 3:6).
d. Orang banyak: memilih 12 murid (3:7-19).
e. Ahli Taurat diperingatkan. Jawab kepada saudara-saudara Tuhan
Yesus (3:20-35).
f. Perumpamaan-perumpamaan (4:1-34).
g. Mujijat-mujijat dan hasilnya (4:35 – 6:6).
h. Kedua belas murid diutus (6:7-13).
i. Pemikiran Herodes, laporan kedua belas murid (6:14-31).
31 Pengantar Perjanjian Baru

j. Mujijat-mujijat besar (6:32-56).


k. Kecaman, tanda terakhir, pengakuan (7:1 – 8:30).
l. Pemberitaan tentang salib, syarat mengikut Yesus (8:31 – 9:50).
2. Pelayanan Tuhan Yesus di Yudea (10:1 – 13:37).
a. Perkataan-perbuatan (10:1-31).
b. Ke Yerusalem: nampak salib (10:32-52).
c. Masuk ke Yerusalem (11:1-11).
d. Pelayanan di yerusalem (11:12 – 13:37).
3. Penderitaan/kematian/kebangkitan (14:1 – 16:20).
a. Betania-Paskah-Getsemani-Mahkamah Agama (psl. 14).
b. Pilatus-Disalibkan-Dikuburkan (psl. 15).
c. Bangkit-Terangkat ke sorga (psl. 16).

Tujuan Penulisan Kitab


Pada tahun 60-an AD, orang percaya diperlakukan secara kejam dan
banyak diantara mereka disiksa bahkan dibunuh oleh pemerintahan kaisar Nero.
Menurut tradisi diantara orang kristen yang mati syahid saat itu yaitu Rasul
Petrus dan Paulus. Oleh karena itu, selaku salah seorang pemimpin gereja di
Roma, Yohanes Markus dengan digerakkan oleh Roh Kudus menulis kitab
Markus, sebagai suatu antisipasi yang bersifat nubuatan atau tanggapan
penggembalaan terhadap masa penganiayaan tadi. Tujuannya yaitu:
1. Memperkuat dasar iman orang percaya di Roma. Mendorong mereka untuk
dengan setia menderita demi Injil, dengan memperhadapkan kepada
mereka kehidupan, penderitaan, kematian dan kebangkitan Yesus.
2. Penginjilan atau penyampaian kabar baik. Yaitu suatu usaha untuk
memperkenalkan diri dan karya Yesus kepada masyarakat sebagai suatu
kabar baru, “Injil”, tanpa mengharapkan terlalu banyak pengetahuan pihak
pendengar tentang teologi atau ajaran Perjanjian Lama. Cerita-ceritanya
yang singkat, ajarannya yang berupa kata-kata bijaksana, penerapan
32 Pengantar Perjanjian Baru

tentang kebenaran yang mengena adalah sesuatu yang lazim digunakan


oleh pengkhotbah di depan umum untuk menceritakan tentang Kristus
diantara kelompok pendengar yang terdiri dari pelbagai golongan.

Ciri Khas Kitab Markus


Ada beberapa yang menjadi ciri utama kitab Markus diantaranya yaitu:
1. Injil ini penuh kegiatan, yang menekankan apa yang dilakukan Yesus dari
pada apa yang diajarkan olehNya.
2. Injil ini khususnya untuk orang Romawi, karena didalamnya dijelaskan
mengenai adat istiadat orang Yahudi, memadamkan semua daftar
keturunan Yahudi didalam kisah kelahiran dan penggunaan bahasa latin,
dll.
3. Injil ini bernada mendesak, dimulai dengan tiba-tiba dan bergerak dengan
cepat dari episode yang satu ke episode yang lain dengan menggunakan 42
kali kata keterangan Yunani yang diterjemahkan dengan “seketika itu juga”.
4. Injil ini ditulis dengan hidup, seraya menggambarkan peristiwa-peristiwa
dalam kehidupan Yesus dengan ringkas dan tepat, dengan gamblang dan
dengan keahlian seorang pujangga.
5. Yang diberitakan oleh Markus adalh sesuatu yang baru untuk para
pembacanya. Oleh karena itu sangat sederhana.

Tokoh
Markus tidak terlalu istimewa dalam membuat sketsa tokoh-tokohnya,
meskipun banyak pribadi digambarkan lebih jelas dibanding Ijil matius. Anak
muda di taman Getsemani (Mark. 14:51-52), Alexander dan Rufus (Mark.
15:21), Simon Si Kusta (Mark. 14:3) disebutkan sebagai kenalan pengarang.
Markus tidak banyak menyebut nama tokoh dibanding Lukas dan Yohanes,
karena Markus lebih menaruh perhatian pada kelangsungan ceritanya dari pada
analisis tokoh-tokohnya.
33 Pengantar Perjanjian Baru

Kesimpulan
Markus merupakan Injil kedua setelah matius. Kitab ini menekankan
mengenai Yesus sebagai Putra dan Hamba. Oleh karena itu kitab ini lebih
banyak menjelaskan mengenai perbuatan-perbuatan Yesus dari pada
pengajaran-pengajaranNya. Injil ini sangat relevan dengan kehidupan
kekristenan sekarang ini, dimana setiap orang Kristen dituntut untuk dapat
menjadi seorang hamba, yang tidak untuk dilayani tetapi untuk melayani. Dan
siap sedia menjalankan tugas dari tuannya yaitu Yesus Kristus untuk
memberitakan Injil ke seluruh bumi (Mark. 16:15).
34 Pengantar Perjanjian Baru

KITAB LUKAS

Kitab Lukas adalah kitab pertama dari dua kitab yang dialamatkan
kepada seorang yang bernama Teofilus. Kitab ini termasuk Injil Sinoptik. Dan
merupakan Injil ketiga dari kanonisasi kitab Perjanjian Baru.

Penulis
Sama seperti kitab Injil yang lainnya, kitab Lukas ini bersifat anonim
yaitu nama penulis tidak dicantumkan dalam isi kitab. Walaupun begitu ada
beberapa bukti yang menunjukkan bahwa kitab ini ditulis oleh Lukas. Bukti itu
anatara lain:
1. Penulis kitab ini juga merupakan penulis kitab Kisah Para Rasul sebab
kedua kitab ini dialamatkan kepada seorang pribadi yang sama yaitu
Teofilus (Luk. 1:1 band. Kis. 1:1). Selain itu dalam Kis. 1:1 juga disinggung
tentang “buku yang pertama” tentang “segala sesuatu yang dikatakan dan
diajarkan Yesus”, hal ini menunjuk pada kitab Lukas. Para ahli mengakui
bahwa Kisah Para rasul yang menulis adalah Lukas. Oleh karena itu kitab
Lukas merupakan karya Lukas.
2. Dalam Kisah Para rasul juga dijelaskan bahwa penulis kitab Lukas adalah
teman seperjalanan Paulus, sebab dibeberapa bagian ayat menggunakan
istilah “kami” yang merupakan suatu petunjuk mengenai jati diri penulisnya
yaitu Lukas.
3. Gereja mula-mula menyetujui bahwa penulis kitab Lukas yaitu Lukas.
Dalam kanon Muratori dikatakan: “Injil Lukas adalah yang ketiga dan ditulis
35 Pengantar Perjanjian Baru

oleh Lukas. Lukas ini sering mendampingi Paulus dalam perjalanan-


perjalanannya. Oleh karena Lukas itu bukan saksi mata, ia menulis
kitabnya sesuai dengan informasi yang diberikan kepadanya”. Selain itu
bapa-bapa gereja yaitu Ireneus, Klemens dan Tertulianus mendukung
pernyataan di atas.
4. Kesaksian isi kitab Lukas. Dibandingkan dengan kitab Injil lain, kitab ini
lebih jelas menceritakan mengenai keadaan orang yang sakit. Misalnya:
tentang orang kusta yang disembuhkan. Penulis menyebut beratnya
penyakit itu “seorang yang penuh kusta” (Luk. 5:12). Hanya seorang ahli
media yang sanggup memastikan hal itu (Bnd. Mat. 8:1-4, Mark. 1:40).
Oleh karena itu penulis kitab ini sesuai dengan Lukas yang adalah seorang
tabib (Kol. 4:14).

Riwayat Lukas
Lukas merupakan seorang petobat Yunani. Menurut tradisi, ia berasal
dari Antiokia di Syria. Ia adalah orang yang berpendidikan tinggi, penulis yang
terampil, sejarawan yang teliti dan teolog yang diilhami oleh Roh Kudus. Hal ini
nyata dalam tulisan-tulisannya yang memiliki nilai sastra tinggi. Ia merupakan
orang yang pertama kali menulis atau mengarang tentang sejarah gereja, sejak
dari permulaan sampai tersebar luas di seluruh Kerajaan Romawi (lht. Injil
Lukas lalu Kisah Para Rasul).
Lukas adalah rekan kerja Paulus. Karena ia ambil bagian dalam
beberapa peristiwa perjalanan misiyang diadakan oleh Paulus. Hal ini nampak
dalam kitab Kisah Para Rasul, dimana kitab itu sering memakai istilah “kami”
untuk menunjukkan bahwa penulis adalahteman perjalanan Paulus dalam
pelayanan. Misalnya: Kis. 16:10-17 menjelaskan bahwa penulis mengikuti
perjalanan Paulusdalam perjalanan ke Makedonia dalam misi pelayanan Paulus
yang kedua. Namun saat tinggal di Filipi, ia tetap tinggal disana dan menjadi
gembala sidang. Kis. 20:5 – 21:18 menjelaskan saat Paulus kembali ke Filipi
36 Pengantar Perjanjian Baru

dan hendak ke Yerusalem (misi pelayanan ketiga), ia ikut mendampingi Paulus


ke Yerusalem. Kis. 27:1 – 28:16 menjelaskan saat Paulus pergi ke Roma untuk
diadili dan dipenjarakan, Lukas ikut dalam rombongan itu. Selain ikut
pelayanan Paulus, Lukas juga ambil bagian dalam pendirian jemaat Anthiokia
(Kis. 11:19-30).
Lukas juga merupakan seorang tabib. Dalam Kol. 4:14, Paulus
menyebutnya “tabib Lukas yang terkasih”. Pandangan ini juga didukung oleh
para bapak gereja dan isi Injil itu sendiri. Selain itu ada suatu anggapan bahwa
Lukas merupakan dokter pribadi Paulus dalam perjalanan misinya. Ia setia
pada Paulus, hal ini nampak saat Paulus di penjara, Lukas tetap bersamanya
walaupun teman lain telah pergi “hanya Lukas yang tinggal dengan aku” (2 Tim.
4:9-11). Oleh karena itu mungkin pekerjaan Lukas Dalah tabib.

Tanggal Dan Tempat penulisan


Dapat dipastikan bahwa penulisa Injil Lukas yaitu sebelum zaman Kisah
Para rasul. Istilah “buku yang pertama” dalam Kis. 1:1 menunjukkan bahwa
Injil Lukas ditulis sebelum Lukas menulis Kitab Kisah Para rasul. Namun perlu
diperhatikan juga waktu Injil ini ditulis “banyak orang telah menyusun suatu
berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi diantara kita (Luk. 1:1). Ini
berarti penulisan Injil ini setelah Tuhan Yesus naik ke sorga. Oleh karena
alasan-alasan diatas dapat disimpulkan kemungkinan besar Injil Lukas ditulis
kira-kira 60-63 M.
Untum tempat penulisan Injil ini juga tidak jelas. Ada anggapan bahwa
Injil ini ditulis diluar Palestina yaitu di Kaisarea, tetapi yang lain mengatakan di
Roma atau Akhaya. Namun yang jelas Injil ini ditulis di wilayah Hellenis oleh
seorang umat Tuhan yang tidak berasal dari bangsa Yahudi.
37 Pengantar Perjanjian Baru

Tema Dan isi Injil Lukas


Dalam kitab Matius Yesus digambarkan sebagai Raja, dalam kitab
Markus Yesus digambarkan sebagai Hamba sedang dalam kitab Lukas Yesus
digambarkan sebagai manusia sejati. Hal ini nampak dari isi kitab Lukas, dimana
kitab Lukas banyak menceritakan keberadaan Yesus sebagai manusia sejati
yang dijadikan satu-satunya teladan dan pola hidup yang sempurna bagi
manusia. Ada beberapa hal penting dalam kehidupan Yesus yang perlu
diperhatikan yaitu:
1. Masa persiapan Tuhan Yesus dianggap penting (1:5 – 4:13). Bagian ini
menjelaskan mengenai kehidupan Yesus sebelum masuk pelayanan, yaitu:
Anak Allah lahir sebagai manusia biasa, Ia dilahirkan oleh seorang perawan
Maria (2:1-8). Kehidupan masa kecil Yesus (2:21-52), Ia dibabtis dan
diurapi oleh Roh Kudus (3:21-22) dan pernah dicobai iblis (4:1-125).
2. Masa pelayanan Yesus (4:14 – 24:53). Bagian ini menjelaskan bahwa Dia
melayani dengan kuasa Roh (4:14), pelayanan pertamanya Ia dimarahi dan
ditolak, Ia banyak mengalami kesedihan dalam pelayanan tetapi sukacita
dan kuasanya tidak dapat dibinasakan bahkan akhirnya Dia menang. Pada
bagian ini Lukas juga sering melukiskan keadaan Tuhan Yesus secara
jasmaniah, misalnya: waktu Yesus menangisi kota Yerusalem (19:42-44),
waktu Ia berdoa di taman Getsemani (22:41-44), dan lain-lain.
Sedangkan mengenai penekanan dalam kitab ini yaitu:
1. Lukas menulis kitab ini dengan menekankan latar belakang penulisan kitab
ini (1:1-4), ia menjelaskan:
a. Sudah ada berita tertulis tentang riwayat Yesus, Lukas ingin
menyusunnya secara teratur.
b. Semua bahan berasal dari “mereka yang dari semula adalah saksi mata
dan pelayanan Firman”, artinya isi kitab ini bukan merupakan kayalan
atau cerita palsu.
38 Pengantar Perjanjian Baru

2. Lukas menekankan historisitas Yesus Kristus. Lukas menghubungkan


semua peristiwa dengan sejarah umum tentang Yesus (1:5; 2:1; 3:1-2),
dan dibandingkan dengan Injil-Injil lain. Lukaslah yang memberi kesaksian
lengkap tentang Yesus.
3. Lukas adalah Injil yang universal yang artinya Yesus Kristus adalah Juru
selamat bagi semua bangsa, seperti dijelaskan dibawah ini:
a. Silsilah Yesus menghubungkan kepada Adam bapa umat manusia
(3:38), berarti Yesus tidak hanya untuk orang Yahudi saja tapi untuk
semua bangsa.
b. Pemberitaan para malaikat tentang kelahiran Juru selamat ditujukan
kepada semua manusia (2:10,14).
c. Kutiban dari Perjanjian Lama (Yes. 40:3-5) tentang Yohanes
Pembabtis, mencakup kalimat: “semua orang akan melihat
keselamatan Tuhan” (3:4-6).
d. Orang Samaria ditempatkan sederajat dengan orang Yahudi (9:51-56).
e. Lukas mencatat bahwa Tuhan yesus mengambil tiga orang berlatar
belakang kafir sebagai contoh iman yang bercahaya yaitu: penghulu
laskar Romawi (7:9), janda Sarepta dan panglima Naaman (4:25-27).
f. Lukas melaporkan bahwa orang akan datang dari timur dan barat,
utara dan selatan dan mereka akan duduk makan didalam Kerajaan
Allah (13:29).
g. Lukas menjelaskan bahwa “berita keselamatan dan pengampunan dosa
harus disampaikan kepada segala bangsa mulai dari Yerusalem”
(24:47).
4. Pokok utama yang lain yaitu pokok keselamatan (19:10), yang
menjelaskan: “Anak manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan
yang hilang.” Kalimat ini dianggap sebagai tema kitab Lukas. Lukaslah
yang paling sering menggambarkan Tuhan Yesus sebagai Juru selamat
orang berdosa (7:36-50; 15:11-32; 19:1-10; 23:39-43).
39 Pengantar Perjanjian Baru

5. Pokok lain yang penting adalah tentang Roh Kudus. Roh Kudus lebih sering
disebut dalam Injil Lukas dari pada Injil Sinoptik yang lain, misalnya:
mengenai Yohanes Pembabtis (1:15), Maria (1:35), Elisabet (1:41),
Zakharia (1:67) dan Yesus Sendiri (4:1,14). Mengenai kehidupan Yesus, Ia
selalu dipenuhi oleh Roh Kudus, Ia dikandung dari Roh, dibabtis oleh Roh
(3:22), diuji oleh roh (4:1) dan diurapi oleh Roh (4:14-18).
6. Lukas menekankan pentingnya doa dalam kehidupan orang percaya,
seperti diteladankan oleh Yesus sendiri (3:21; 5:16; 6:12-16; 9:30-31;
11:1-4).
7. Lukas menekankan segi doktrin. Hal ini nyata dalam tulisan-tulisannya.
Misalnya: mengenai Kristus, Anak Allah yang mendapat pengakuan dari
para malaikat (1:35), setan (4:41) dan Bapa (9:35). Yang digambarkan
sebagai Tuhan dan manusia. Perumpamaan dalam pasal 15
menggambarkan arti keselamatan dan kata ‘dibenarkan’ sering dipakai
dalam kitab ini.
8. Lukas amat memperhatikan golongan-golongan tertentu misalnya golongan
wanita. Kata ‘wanita’ diulang sebanyak 43 kali (1:5; 2:26-28; 1:26-38;
24:1-11). Selain itu Lukas juga berbicara masalah keadilan sosial,
misalnya: Yesus muncul sebagai pembela kaum tertindas. Tujuh
perumpamaan yang ditulis Lukas berbicara tentang kesenjangan sosial
antara orang kaya dan miskin (7:41-43; 11:5-8; 12:13-21; 15:8-10; 16:1-3;
16:19-31 dan 18:1-8).
9. Lukas memiliki nilai sastra yang tinggi. Hal ini nampak dalam 4 buah lagu
atau puisi indah yang termuat dalam karyanya yaitu:
a. Magnificat (1:46-55) berisi nyanyian Maria.
b. Benedictus (1:67-79) berisi ucapan syukur Zakharia pada saat
kelahiran Yohanes Pembabtis.
c. Gloria In Excelsis (2:14) berisi nyanyian bala tentara sorga saat
kelahiran Yesus.
40 Pengantar Perjanjian Baru

d. Nune Dimittis (2:28-32) berisi puji-pujian Simeon saat Yesus


diserahkan.

Garis Besar
Secara garis besar kitab ini dapat dibagi dalam empat bagian yaitu:
1. Yesus disiapkan untuk pelayananNya (1:1 – 4:13).
a. Kata pendahuluan: Maksud dinyatakan (1:1-4).
b. Kelahiran Tuhan Yesus (1:5 – 3:38).
c. Pencobaan di padang gurun (4:1-13).
2. Pelayanan Yesus di Galilea (4:14 – 9:50).
a. Kabar baik tentang Kerajaan Allah (4:14 – 5:11).
b. Permulaan pertikaian dengan orang-orang Farisi (5: 12 – 6:11).
c. Pengajaran Yesus kepada murid-muridNya (6:12-49).
d. Belas kasihan Sang Mesias (7:1-50).
e. Perumpamaan-perumpamaan dan mujijat-mujijat (8:1-56).
f. Yesus dan keuda belas muridNya (9:1-50).
3. Perjalanan Yesus ke Yerusalem (9:51 – 19:10).
a. Kewajiban-kewajiban, hak-hak dan ciri-ciri khusus seorang murid (9:51
– 11:13).
b. Perlawanan terhadap Yesus (11:14-54).
c. Persiapan terhadap krisis mendatang (12:1 – 13:9).
d. Sekilas dari pelayanan Tuhan Yesus terhadap umum (13:10 – 16:31).
e. Pengajaran kepada murid-murid Yesus (17:1-19).
f. Kedatangan kerajaan Allah (17:20 – 18:8).
g. Luasnya keselamatan (18:9 – 19:10).
4. Pelayanan Yesus di yerusalem (19:11 – 21:38).
a. Pelayanan terhadap kota Yerusale4m (19:11 – 21:38).
b. Perjamuan terakhir (22:1-38).
c. Penangkapan dan penyaliban Yesus (22:39 – 23:49).
41 Pengantar Perjanjian Baru

d. Penguburan Yesus (23:50-56).


e. Kebangkitan Yesus (24:1-53).

Alamat
Dalam Lukas 1:1 dikatakan bahwa kitab ini dialamatkan kepada
“Teofilus yang mulia “, sebutan yang mulia menunjukkan bahwa Teofilus
berkedudukan tinggi dalam masyarakat. Dan ada anggapan bahwa Teofilus ini
bukan orang Yahudi tetapi orang non Yahudi. Hal ini didukung oleh 2 sebab
yaitu:
1. Lukas menjelaskan tentang geografi Palestina. Hal itu tidak perlu untuk
orang yahudi (bnd. 1:26; 2:4; dst).
2. Ketika Lukas mentarichkan peristiwa-peristiwa penting ia menghubungkan
dengan sejarah umum dan tidak dengan sejarah yahudi secara khusus,
misalnya: mengenai silsilah Yesus, dll (1:5; 2:1-2; 31:1).
Dari keterangan diatas jelas bahwa kitab Lukas dialamatkan kepada orang
bukan Yahudi.

Tujuan
Lukas menulis kitab ini ditujukan kepada orang bukan Yahudi dengan
tujuan:
1. Untuk menyediakan suatu catatan yang lengkap dan cermat tentang segala
sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus sampai pada hari Ia terangkat
ke sorga (Kis. 1:1b-2a).
2. Agar Teofilus dan para petobat bukan Yahudi serta orang-orang lain yang
ingin mengetahui kebenaran yang tepat yang telah diajarkan kepada
mereka secara lesan (1:3-4).

Ciri Khas
Ciri khas kitab Lukas ini dapat dijelaskan sebagai berikut yaitu:
42 Pengantar Perjanjian Baru

1. Kitab yang terlengkap mencatat mengenai peristiwa kehidupan dan


pelayanan Yesus.
2. Kitab Injil terpanjang dalam perjanjian baru.
3. Kitab ini mempunyai kesusastraan terbaik dari semua kitab Injil karena
gaya penulisan, isi yang luar biasa, kaya akan kosa kata dan penguasaan
bahasa Yunani yang baik.
4. Lukas menekankan cakupan yang universal dari Injil yaitu keselamatan
untuk semua bangsa.
5. Injil menekankan kehidupan doa Yesus dan menganjurkan mengenai doa.
6. Gelar utama Yesus dalam Injil ini yaitu Anak Manusia.
7. Roh Kudus diberikan peranan penting dalam kehidupan Yesus dan umatNya
(1:15, 41, 67; 2:25-27; 4:1, 18; 10:21; 12:12).

Tokoh
Ada tokoh baru yang muncul dalam kitab ini, diantaranya: Zakharia
dan Elisabet istrinya, Simeon, Hana, Zakheus dan Kleopas yang tidak muncul
dalam kitab Injil lain. Selain itu Lukas juga memunculkan tokoh-tokoh yang
memiliki watak dan sifat yang berbeda-beda, misalnya: dalam Luk. 10:29-37
dijelaskan mengenai orang Samaria yang baik hati, Luk. 10:38-42 menjelaskan
mengenai tokoh Maria dan Marta, Luk. 12:13-21 menjelaskan mengenai tokoh
orang kaya yang bodoh, dalam Luk. 15:11-32 menjelaskan mengenai ayah yang
sabar dan murah hati.

Perbedaan Dengan kitab Injil Lain


Lukas menekankan Yesus sebagai manusia sejati dalam tulisannya.
Selain itu Lukas banyak menceritakan tentang masa muda Tuhan Yesus. Hanya
Lukas yang menceritakan kunjungan Yesus ke Yerusalem pada umur 12 tahun.
Lukas juga banyak menyinggung tentang persoalan para pemimpin
pemerintahan, seperti zaman Herodes, raja Yudea (1:5), dalam tahun kelima
43 Pengantar Perjanjian Baru

belas dari pemerintahan Tiberius (3:1), sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di
Siria(2:2), ketika Pontius Pilatus menjadi wali negeri di Yudea (3:1), dan pada
waktu Hamas dan Kayafas menjadi imam besar (3:2). Hanya Lukas yang
mengatakan bahwa Yesus berumur kira-kira tiga puluh tahun waktu Ia mulai
pekerjaanNya (3:23).
44 Pengantar Perjanjian Baru

KITAB YOHANES

Di antara keempat kitab Injil kanonik, kitab Yohanes merupakan kitab


Injil yang paling berbeda. Kitab Injil lain banyak menekankan mengenai sejarah
dan pelayanan Yesus, kitab Yohanes menekankan corak teologis mengenai
keberadaan pribadi Yesus, baik itu sifat-sifatNya maupun keberadaanNya yang
berasal dari Allah yang memiliki unsur ilahi. Oleh karena itu kitab Injil ini tidak
dimasukkan dalam kitab Injil sinoptik.

Latar Belakang penulisan


Kitab Yohanes ini memiliki latar belakang yang komplek. Dalam kitab
ini ditemukan banyak sekali bahan dan cara berfikir agama Yahudi. Misalnya:
mengenai Abraham, Musa dan lain-lain. Selain itu juga ada cara menafsir
Perjanjian lama, menurut cara para nabi yang banyak ditiru oleh penulis kitab
ini. Walaupun begitu penulis kitab ini sangat menentang agama dan tokoh-
tokoh Yahudi.
Selain berlatar belakang keagamaan Yahudi, kitab ini juga kaya dengan
pola pikiran Yunani (Hellenisme), terutama aliran pemikiran Gnostik. Banyak
bahan dari kebudayaan Yunani dan alam pikiran Gnostikyang terdapat dalam isi
kitab ini. Istilah logos, terang, dunia atas dan dunia bawah adalah contoh-
contoh dari bahan alam pikiran Yunani Gnostik. Oleh karena itu sebenarnya
latar belakang penulisan kitab ini bersamaan dengan adanya percampuran
keagamaan antara keyahudian, keyunanian, Gnostik dan kekristenan.
45 Pengantar Perjanjian Baru

Penulis
Penulis kitab Yohanes tidak menyebutkan namanya, oleh karena itu
kitab ini bersifat anonim. Namun ada beberapa fakta yang membuktikan bahwa
penulis kitab ini adalah Yohanes. Fakta-fakta itu antara lain:
1. Kesaksian dari kitab Yohanes sendiri. Dalam kitab ini banyak menjelaskan
bahwa penulis kitab adalah:
a. Seorang Yahudi yang sudah terbiasa berpikir dalam bahasa Aram. Hal
ini nampak dalam tulisan-tulisannya yang kadang-kadang memakai
kata-kata Ibrani atau Aram yang diartikan. Penulis sangat mengenal
adat istiadat Yahudi, misalnya: penghargaan orang Yahudi akan Mesias
(1:19-28), percecokan antara orang Yahudi dengan orang Samaria
tentang tempat ibadah (4:20), ia mengerti mengenai hari raya Yahudi
baik waktunya maupun artinya (7:2; 11:55). Selain itu penulis
memiliki hubungan pribadi dengan Yerusalem dan sekitarnya (9:7;
11:18; 18:1), ia mengenai geografi Galilea (1:44), Samaria (4:5),
Yerusalem dan sekitarnya (11:18).
b. Saksi mata dari kejadian-kejadian yang dilaporkannya. Dalam 1:14
dijelaskan: “kita telah melihat kemuliaanNya...” dan dalam pasal 19:35,
dimana ia berbicara melalui orang ketiga, “orang yang melihat hal itu
sendiri yang memberi kesaksian itu.” Dari dua ayat diatas penulis
melaporkan apa yang telah dilihatnya. Selain itu penulis adalah orang
yang dekat dengan Yesus, karena tulisan-tulisannya menjelaskan
dengan teliti mengenai kejadian yang dilakukan Yesus, misalnya: jam
saat Yesus duduk ditepi sumur (4:6), jumlah dan ukuran tempayan
pada pesta perkawinan di Kana (2:6, dll.
c. Murid yang dikasihi Yesus (21:20-24), yang berada dekat Yesus saat
perjamuan terakhir (13:23), dan ia hadir saat pengadilan Yesus
(18:15-16).
46 Pengantar Perjanjian Baru

Dari kesaksian kitab Yohanes diatas jelas bahwa penulis kitab ini yaitu
Yohanes sebab yang memenuhi kriteria diatas adalah Yohanes.
2. Kesaksian gereja mula-mula. Gereja mula-mula tidak ragu-ragu mengenai
penulis kitab Yohanes ini. Uskup Ireneus (142-202 AD) menulis “Yohanes
murid Tuhan Yesus, dan yang bersandar dekat kepadaNya, menulis Injil
keempat pada waktu ia tinggal di Efesus.” Pandangan ini didukung oleh
bapak gereja yang lain diantaranya: Klement dari Aleksandria (190 AD),
Origenes (220 AD), Hippolytus (225 AD), Tertullianus (200 AD) dan
Fragmen Mutori (170 AD).

Riwayat Penulis
Yohanes adalah anak dari Zebedius (Mat. 4:21). Ia adalah seorang
nelayan dari Galilea. Ibunya bernama Salome (Mark. 15:40), ada kemungkinan
bahwa Salome ini saudara wanita Maria ibu Yesus (Mat. 27:56 bnd. Mark. 15:40
dan Yoh. 19:25).Keluarga Yohanes adalah orang yang kaya. Ayahnya banyak
memiliki orang upahan (Mark. 1:20), memiliki perusahaan di Kapernaum dan
mempunyai rumah di yerusalem (Yoh. 19:27) serta menjadi kenalan seorang
imam besar (Yoh. 18:15,16). Walaupun begitu ia menjadi dewasa di Galilea
dan bersama saudaranya Andreas dan Petrus, ia bekerja sebagai nelayan.
Yohanes pernah menjadi murid Yohanes Pembabtis. Dan setelah
mendengar kesaksian Yohanes Pembabtis tentang Yesus, ia pergi meninggalkan
Yohanes Pembabtis an mengikut Yesus. Di pantai danau galilea, ia dipanggil
menjadi “penjala manusia” (Mat. 4:21). Oleh Yesus, Yohanes diberi nama
Boanerges yang artinya ‘anak-anak guruh’ (Mark. 3:17). Hal ini berkaitan
dengan wataknya yang keras, misalnya: keinginan untuk memanggil api ke atas
orang Samaria (Luk. 9:54), melarang orang bukan pengikut Yesus untuk
mengusir setan (Mark. 9:38). Yohanes termasuk tiga murid inti dan termasuk
murid yang terdekat dengan Yesus. Lima kali ia disebut murid yang dikasihi
Yesus (Yoh. 13:23; 19:26; 20:2; 21:7,20). Yesus juga mempercayakan ibunya
47 Pengantar Perjanjian Baru

kepada pemeriharaan Yohanes (Yoh. 19:26). Ia menjadi saksi pertama


mengenai kubur yang kosong bersama Petrus (Yoh. 20:3-8).
Dalam Kisah Para Rasul, Yohanes sering disebut. Karena ia sering
bersama-sama Petrus melayani jemaat mula-mula di Yerusalem (Kis. 3:1).
Ketika Paulus melapor tentang sidang di Yerusalem (Kis. 15), dia mengatakan
bahwa Yohanes adalah soko guru jemaat (Gal. 2:9). Yohanes pernah melayani
di Asia kecil khususnya di Efesus. Pada waktu kaisar Domitian mengadakan
penganiayaan terhadap orang Kristen di Asia kecil, Yohanes ditawan dan
diasingkan di pulau Patmos. Di pulau inilah ia menulis kitab Wahyu. Kemudian
ia dilepas dan kembali ke Efesus. Ia mati di Efesus pada usia kira-kira 100
tahun.

Tanggal Dan Tempat Penulisan


Para penafsir Alkitab mengatakan bahwa kitab Yohanes ditulis
menjelang akhir abad pertama dan kemungkinan sebelum tahun 100 AD. Hal
ini dikarenakan bahwa tradisi gereja mengatakan bahwa Yohanes
menyelesaikan kitab ini sebelum ia meninggal. Sedang ia meninggal tahun 100
AD. Selain itu kitab Yohanes ini ada, setelah Injil-Injil Sinoptic beredar di
masyarakat. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kitab Yohanes ditulis
antara tahun 80 sampai 95 AD.
Untuk tempat penulisan banyak ahli berpendapat bahwa kitab ini ditulis
di Asia kecil tepatnya di Efesus. Hal ini dikarenakan menurut tradisi yahudi,
Yohanes mengakhiri pelayanannya di Efesus sedang kitab ini ditulis Yohanes
pada masa tuanya. Oleh karena itu kitab Yohanes ditulis di Efesus.

Alamatnya
Dua kali Yohanes menyinggung para pembaca secara langsung yaitu
melalui kalimat: “supaya kamu percaya” (19:33; 20:31). Kamu disini yaitu:
bukan orang Yahudi asli sebab ada penjelasan-penjelasan tentang hari raya
48 Pengantar Perjanjian Baru

orang Yahudi yang tidak perlu bagi orang Yahudi sendiri (2:13; 11:55). Dan ia
juga menjelaskan mengenai adat istiadat orang Yahudi (2:6).
Dari segi lain kita lihat bahwa istilah “Mesias, Anak Allah” (20:31)
hanya dimengerti oleh orang Yahudi. Semuanya ini berarti bahwa kitab ini
ditulis untuk orang Yahudi yang sudah lama tinggal di luar palestina atau orang
Yahudi di perantauan.

Integritas Kitab Yohanes


Dalam kitab ini ada dua bagian pasal yang sering dianggap sebagai
pasal-pasal tambahan. Yaitu pasal 7:53 – 8:11 dan pasal 21. Hal ini
disebabkaan karena kedua bagian itu tidak terdapat dalam naskah tertua dan
bapak-bapak gereja juga tidak mengenal bagian itu. Tetapi sebenarnya kalau
kita kaji lebih dalam yang dipersoalkan oleh bapak-bapak gereja bukanlah
masalah keaslian Firman Tuhan tetapi tempatnya. Oleh karena itu, persoalan
itu tak perlu dipertentangkan karena bapak-bapak gerejapun mengakui otoritas
kedua bagian kitab itu buktinya tetap memasukkan kedua bagian kitab itu
kedalam kitab Yohanes. Dan sebenarnya kedua bagian yang dianggap
tambahan itu tidak bertentangan dengan pengajaran Yesus bahkan berisi
mengenai pengajaran Yesus. Ada bukti yang menyatakan keaslian kitab
Yohanes ini yaitu adanya fragmen-fragmen tua yang berisi Yoh. 18:31-33 dan
37-38 yang berasal sekitar tahun 125 AD.

Tema Dan isi


Tema utama kitab Yohanes ini adalah menekankan keilahian Yesus,
Anak Allah. Kitab ini banyak menjelaskan mengenai keberadaan Yesus yang
menyatakan diriNya dengan Allah. Misalnya Ia mengatakan: “Ia adalah Firman
dan Firman itu adalah Allah” (1:1), “Aku dan Bapa adalah satu” (10:30),
“barang siapa melihat Aku ia melihat Bapa” (8:58). Selain itu dalam Yoh. 5:17-
49 Pengantar Perjanjian Baru

29 juga dijelaskan mengenai keberadaan Yesus sebagai Anak Allah yang


memiliki kesamaan dengan Allah, yaitu:
1. Pekerjaan Yesus yang tidak berbeda dengan pekerjaan Allah yaitu
persamaan dengan Allah dalam sifat (5:17-19).
2. Allah membangkitkan, demikianlah juga Yesus, yaitu persamaan dengan
Allah dalam kuasa (5:21).
3. Sama-sama menghakimi, yaitu persamaan dengan Allah dalam wewenang
(Yoh. 5:22).
4. Sama-sama terhormat (5:23).
5. Sama-sama menghidupkan kembali (Yoh. 5:24-25).
6. Sama-sama mempunyai hidup dalam diriNya sendiri (Yoh. 5:26).
Adapun ayat-ayat yang lain mengenai kesamaan antara Allah dengan Yesus
sebagai Anak Allah yaitu Yoh. 10:30; 14:9; 17:3 dan 20:28. Selain itu kitab ini
juga menekankan sifat kemanusiaan Yesus. Hal ini nampak misalnya: Ia letih
(4:6), haus (4:7), kesal (6:26), susah hati (12:27), mengasihi (13:1), setia
(18:8), berani (18:23), dan lain-lain. Dan bagi mereka yang tinggal
bersamaNya Ia adalah “Yang Kudus dari Allah” (6:59).
Ada beberapa hal yang berkaitan dengan isi dari kitab Yohanes ini
yaitu:
1. Kitab Yohanes ini memulai kitabnya dengan menunjukkan preeksistensi
Tuhan Yesus, yaitu “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-
sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” (Yoh. 1:1). Dalam kitab
ini inkarnasi Tuhan Yesus ditekankan dengan cara sebagai berikut: “Firman
itu telah menjadi manusia, dan dian diantara kamu” (1:14). Dari
permulaan sampai penutup Tuhan Yesus disoroti sebagai Firman yang
menjadi manusia. Sorotan ini merupakan pusat kemuliaan dan keindahan
kitab Yohanes.
2. Mengenai mukadimah. Dalam mukadimah kitab Yohanes memiliki empat
sebutan bagi Yesus yaitu Kalam atau Firman, Hidup, Terang dan Anak.
50 Pengantar Perjanjian Baru

Selain itu juga disinggung mengenai Yesus sebagai Firman yang menjadi
manusia maupun Anak Tunggal. Dua puluh tiga kali Yesus mengatakan
perkataan yang benar dan Ia menggunakan istilah “Akulah” (4:26; 6:20,
35, 41, 48, 51; 8:12, 18, 24, 28, 58; 10:7, 9, 11, 14; 11:25; 13:19; 14:6;
15:1,5; 18:5, 6, 8). Dari kedua puluh tiga pernyataan itu kami pilih tujuh
pernyataan yang merupakan kiasan pekerjaan penyelamatan manusia
yaitu:
a. Akulah roti hidup (6:35, 41, 48, 51).
b. Akulah terang dunia (8:12).
c. Akulah pintu ke domba (10:7, 9).
d. Akulah gembala yang baik (10:11, 14).
e. Akulah kebangkitan dan hidup (11:25).
f. Akulah jalan kebenaran dan hidup (14:6).
g. Akulah pokok anggur yang benar (15:1,5).
3. Kata-kata yang sering dipakai oleh Yohanes yaitu:
a. Kata tanda-tanda sering dipakai oleh Yohanes untuk menyatakan
mujijat-mujijat Yesus (bnd. 2:11, 23; 4:48; 12:37). Antara tanda dan
mujijat ini tidak bertentangan, karena mujijat sebagai tanda yang
digunakan Yesus untuk mengajak pendengarNya ke hal-hal yang
bersifat rohani.
b. Kata kedua yang sering muncul dalam kitab ini yaitu kata “percaya”.
Kata ini dipakai untuk menegaskan bahwa siapa yang percaya pada
Yesus ia menjadi pengikut Yesus yang nantinya akan selamat. Kata
lain yang sering dipakai untuk menjelaskan apa artinya percaya yaitu:
“menerima” (1:12), “datang” (6:35), dll.
c. Kata ketiga yang sering dipakai yaitu “hidup”. Istilah percaya tadi
menyangkut respon manusia terhadap Yesus. Istilah hidup
menyangkut sifat ilahi yang diberikan kepada orang yang percaya.
51 Pengantar Perjanjian Baru

“Menerima hidup” berarti menjadi Anak Allah dengan cara dilahirkan


kembali (Yoh. 3:3).
4. Kita perlu memperhatikan Yoh. 13-16, karena bagian ini merupakan
keunikan dari kitab Yohanes. Ada 4 unsur penting yang terdapat dalam
bagian ini yaitu:
a. Murid-murid harus saling mengasihi dan saling melayani seperti teladan
Kristus (13:1-38; 15:9-17).
b. Yesus akan segera meninggalkan mereka namun Ia akan kembali
untuk menyambut mereka dalam rumah Bapa (Yoh. 14:1-14).
c. Roh Kudus akan dikirim untuk menggantikan Dia. Oleh karena itu
jangan takut (14:15-31; 16).
d. Murid-murid harus siap untuk memasuki proses penyucian dengan
segala kerendahan hati (15:1-8).
5. Kitab Yohanes melengkapi ketiga kitab Injil lainnya. B. F. Westcott
menghitung bahwa 92 % dari bahan dalam kitab Yohanes adalah unik dan
8 % dari kitab Yohanes sama dengan kitab Injil-Injil sinoptik. Perbedaan
antara kitab Yohanes dengan kitab Injil Sinoptik yaitu:
a. Bahan-bahan yang sudah tercantum dalam kitab Injil sinoptik hampir
tidak ada dalam kitab Yohanes. Yohanes tidak menyebut tentang
kelahiran Yesus, mujijat-mujijat penyembuhan dan perumpamaan-
perumpamaan.
b. Kitab Yohanes bahan-bahannya banyak yang tidak terdapat dalam Injil
sinoptik, khususnya tentang pelayanan Yesus di Yerusalem dan Yudea.
Oleh karena itu kitab Yohanes melengkapi ketiga kitab Injil yang pertama
secara mendetail. Conyohnya mengenai Yohanes Pembabtis yang
dimasukkan ke penjara (Yoh. 3:24), sebagai penjelas mengenai apa yang
diungkapkan oleh Matius dalam Mat. 4:12 mengenai Yohanes Pembabtis.
Hubungan antara ketiga kitab Injil pertama dengan kitab Yohanes
dapat dijelaskan sebagai berikut:
52 Pengantar Perjanjian Baru

a. Ketiga kitb Injil pertama memamerkan Tuhan Yesus sedang kitab


Yohanes menafsirkan.
b. Ketiga kitab Injil pertama menceritakan khotbah-khotbah Yesus
kepada orang banyak dan bercerita mengenai pelayanan di Galilea
sedangkan kitab Yohanes menceritakan percakapan-percakapan Yesus
dibawah empat mata (psl. 3-4) dan pengajaran khusus ditujukan
kepada murid-muridNya (psl. 13-17) serta bercerita mengenai
pelayananNya di Yudea.
c. Ketiga kitab Injil pertama bersifat bercerita sedangkan kitab Yohanes
bersifat mengajar, hal ini nampak melalui percakapan-percakapan yang
dilakukanNya (lht. 5:19-47; 6:35; 18:12, dll).

Garis Besar
Garis besar kitab Yohanes ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pendahuluan: Prolok Anak Allah diperkenalkan (1:1-18).
1. Pelayanan Umum Anak Allah.
a. Menghadapi pribadi-pribadi (1:19 – 4:54).
b. Menghadapi orang banyak (5:1 – 6:71).
c. Pertentangan dengan orang banyak (7:1 – 11:53).
d. PelayananNya di depan umum mencapai klimaksnya (11:54 – 12:50).
2. Pelayanan Anak Allah kepada MuridNya.
a. Perjamuan Akhir (13:1 – 17:26).
b. Percakapan terakhir (13:31 – 16:33).
c. Doa Anak Allah (17:1-26).
3. Pelayanan Penderitaan Anak Allah.
a. Anak Allah ditangkap dan dokhianati (18:1 – 19:16).
b. Anak Allah disalib dan dikuburkan (19:17-42).
c. Anak Allah bangkit (20:1-10).
4. Pelayanan Khusus Kepada Para Murid.
53 Pengantar Perjanjian Baru

a. Persiapan untuk pelayanan (20:11 – 21:23).


Tambahan: Kata penutup (21:24-25).

Ciri Khas
Ciri khas kitab ini dapat dijelaskan sebagai berikut yaitu:
1. Keilahian Yesus sebagai Anak Allah ditekankan. Yesus adalah Putra Allah
yang menjadi manusia (Yoh. 1:14).
2. Kata “percaya” dipakai sebanyak 98 kali yang artinya sama dengan
menerima Yesus (1:12).
3. “Hidup kekal” adalah konsep kunci dari Yohanes.
4. Pertemuan pribadi dengan Yesus diutamakan dalam kitab ini (lebih kurang
dari 27 kali).
5. Kitab ini menekankan “Kebenaran Yesus” adalah kebenaran, Roh Kudus
adalah Roh kebenaran dan Firman Allah adalah kebenaran (8:32; 15:3;
8:44-47, 51).
6. Angka tujuh sangat menonjol: tujuh tanda, tujuh ajaran dan tujuh
pernyataan “Aku adalah” menegaskan siapa Yesus itu.
7. Pelayanan Roh Kudus memungkinkan orang mengalami kelahiran kembali
dalam Yesus Kristus.
8. Kata-kata dan konsep lainnya dari Yohanes adalah firman, terang, daging,
kasih, kesaksian, tahu, kegelapan dan dunia.

Maksud Dan Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan dari kitab Yohanes adalah:
1. Untuk mmenguatkan dasar iman supaya orang percaya dapat terus percaya
kepada Yesus sehingga dapat masuk dalam persekutuan dengan Bapa dan
Anak (Yoh. 17:3).
2. Untuk menyakinkan orang yang tidak percaya untuk percaya kepada Tuhan
Yesus dan diselamatkan (Yoh. 20:31).
54 Pengantar Perjanjian Baru

3. Untuk mempertahankan suatu keyakinan (apologetic).


4. Untuk melengkapi berita tentang kehidupan dan pekerjaan Yesus yang
sudah ada pada waktu itu dan yang sudah dinyatakan secara tertulis dalam
kitab Injil sinoptik.

Tokoh
Satu keunikan dari kitab Yohanes yaitu pengembangan tokoh
pelakunya dalam gambaran yang terpisah-pisah didalam keseluruhan kisah.
Maksudnya tokoh-tokoh itu tidak hanya muncul satu kali saja tetapi beberapa
kali untuk mendukung cerita utama. Lihat tokoh: Nikodemus (Yoh. 3:1-15;
7:50-52; 19:39), Filipus (1:43-46; 6:5-7; 14:8-11), Tomas (11:16; 14:5-6;
20:24-29), maria dan Marta (11:1-40); 12:2-8) dan Maria Ibu Yesus (2:1-5;
19:26-27).

Hal – Hal Lain


Ada tujuh peranan Roh Kudus yang ditekankan Yohanes yaitu:
1. Seorang penolong yang menyertai kamu yaitu Roh Kebenaran (14:6).
2. Roh itu akan “Mengajar segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan
kamu akan semua yang telah kukatakan (14:26).
3. Roh itu bersaksi tentang Yesus (16:13-14).
4. Roh itu akan menginsafkan dunia akan dosa(16:8).
5. Roh itu memimpin anak-anak Tuhan dalam kebenaran (16:13).
6. Roh itu akan memulyakan Kristus (16:14).
7. Roh itu akan mengambil hak Allah dan hak Yesus, lalu Ia akan
mengamanatkannya kepada anak-anak Tuhan (16:15).
Krtujuh orang sajsi yang menyaksikan bahwa Yesus adalah Anak Allah
yaitu:
1. Yohanes Pembabtis “Ia inilah Anak Allah” (1:34).
2. Natanael, “Rabi, Engakau Anak Allah...” (1:49).
55 Pengantar Perjanjian Baru

3. Petrus, “Engkau adalah yang Kudus dari Allah”(6:69).


4. Marta, “Engkaulah Mesias Anak Allah” (11:27).
5. Tomas, “Ya Tuhanku dan Allahku” (20:28).
6. Yohanes, penulis Injil ini, “Yesuslah Mesias Anak Allah” (20:31).
7. Tentang diriNya sendiri Yesus berkata, “Akulah Anak Allah” (10:36).

Kesimpulan
Injil Yohanes memiliki perbedaan yang mendasar dengan ketiga Injil
pertama. Injil Yohanes banyak memberikan pengajaran-pengajaran yang
kadang mengandung makna filsafat sedangkan ketiga Injil pertama banyak
menceritakan mengenai sejarah Yesus.
Dalam Injil ini Yohanes menekankan mengenai keilahian Yesus Kristus
sebagai Anak Allah yang telah menjelma menjadi manusia, dengan tujuan untuk
menyellamatkan orang yang berdosa (Yoh. 3:16; 14:6).
56 Pengantar Perjanjian Baru

KITAB KISAH PARA RASUL

Kisah Para rasul merupakan kitab dalam Perjanjian


Baru yang unik. Sebab kitab ini menceritakan sejarah
perkembangan kekristenan setelah Tuhan Yesus naik ke
sorga, yaitu mengenai jemaat mula-mula dan bagaimana
cara Para rasul menyebarluaskan Injil dari Yerusalem
sampai ke bangsa-bangsa luar Yahudi.

Penulis Kitab
Kitab Kisah Para Rasul ini tidak menyebutkan
penulisnya secara jelas (bersifat anonim). Namun banyak
ahli mengakui bahwa kitab ini ditulis oleh Lukas. Alasan-
alasannya yaitu:
1. Penulis kitab Kisah Para Rasul dan Injil Lukas adalah
sama yaitu:Tabib Lukas. Hal ini disebabkan kedua kitab
itu ditujukan pada orang yang sama yaitu Teofilus (Luk.
1:3 bdg. Kis. 1:1). Pada permulaan Kitab Kisah Para
57 Pengantar Perjanjian Baru

Rasul, penulis mengingatkan Teofilus akan karangannya


yang pertama yaitu Injil Lukas. Selain itu kedua kitab
diatas memiliki banyak persamaan diantaranya:
ungkapan-ungkapan gaya bahasa, cara penyajian cerita
dan istilah-istilah medis yang digunakan.
2. Kesaksian kitab menunjukkan bahwa Lukas penulis kitab
ini. Dalam Kis. 16:10 dan 20:6 terdapat kata ganti
“kami” ini berarti penulis kitab adalah teman perjalanan
Paulus. Diantara teman-teman Paulus hanya Lukas
yang memenuhi kriteria teman Paulus itu.
3. Tradisi Kristen semenjak Irenius pada abad keuda
menjelaskan bahwa kitab ini ditulis oleh Lukas. Hal ini
didukung oleh bapak gereja lainnya.
Tanggal Dan tempat Penulisan
Banyak ahli berpendapat bahwa kitab ini ditulis
setelah kenaikan Tuhan Yesus (Kis. 1:9-11) dan sebelum
kematian Paulus. Dalam ayat-ayat terakhir (Kis. 28:30-31)
dijelaskan mengenai keadaan Paulus waktu di penjara di
Roma selama dua tahun. Kemudian Paulus dilepaskan dan
melayani jemaat beberapa waktu. Dan bila Kisah Para
Rasul ini ditulis sesudah tahun 63 M, yaitu saat Paulus
dilepaskan dari penjara maka pasti peristiwa itu ditulis
58 Pengantar Perjanjian Baru

dalam kitab ini. Tetapi peristiwa itu tidak disinggung sama


sekali sedangkan Lukas menyertai Paulus sampai akhir
hayatnya (2 Tim. 4:6, 11). Oleh karena itu jelas bahwa
Kitab Kisah Para rasul ini ditulis kira-kira tahun 62-63 M.
Dan untuk tempat penulisannya banyak ahli setuju bahwa
kitab ini ditulis di Roma. Hal ini disebabkan karena
pelayanan Lukas waktu menulis kitab ini, ia berada bersama
Paulus di Roma.

Alamat
Sama seperti Injil Lukas, Kitab Kisah Para rasul
dialamatkan kepada teofilus (1:1). Hal ini sebenarnya
bukan untuk Teofilus saja, tetapi juga untuk orang-orang
percaya yang berlatar belakang kafir. Maksudnya supaya
kitab ini dapat mengisi keperluan gereja-gereja non Yahudi
akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan, yaitu
bagaimana Allah menyatakan perbuatan-perbuatanNya
yang ajaib sehingga iman mereka dikuatkan.

Asal bahan
Lukas memang cocok sebagai penulis kitab ini, sebab
ia mengenal tokoh-tokoh yang disebut didalamnya. Bahkan
59 Pengantar Perjanjian Baru

ia terlibat langsung dalam peristiwa-peristiwa yang


diceritakan dalam kitab ini, lihat pemakaian istilah “kami”
dalam Kis. 16:10-17, 20:5 – 21:18, 27:1 – 28:6.
Banyak ahli bertanya bagaimana Lukas mendapat
informasi mengenai jemaat yerusalem sedangkan ia tidak
pernah pelayanan disana? Memang ia tak pernah melayani
di yerusalem tetapi perlu diketahui bahwa Lukas pernah
pelayanan bersama-sama dengan Markus di Roma (Kol.
4:10, 14). Dan kita tahu bahwa Markus mengenal jemaat
Yerusalem, karena ia adalah orang Yerusalem (Kis. 12:12).
Sama dengan yakobus yang bertemu dengan Lukas
mendapat informasi tentang jemaat di Yerusalem dari
mereka.
Ada kemungkinan Lukas adalah orang Antiokhia. Ini
berarti ia mengenal situasi jemaat disana, sehingga ia dapat
menulis mengenai perkembangan jemaat Antiokhia. Hal ini
dikuatkan dengan keberadaan Lukas yang mengenal
Barnabas secara dekat (Kis. 13:1-2), sedang Barnabas
adalah salah satu orang yang ambil bagian dalam
mendririkan jemaat di Antiokhia. Selain itu Lukas juga
memiliki hubungan pribadi dengan Filipus. Filipus adalah
kawan sekerja Stefanus (Kis. 6:5). Oleh karena itu dari
60 Pengantar Perjanjian Baru

Filipuslah Lukas mendapat keterangan tentang


penganiayaan di Yerusalem. Dari keterangan diatas jelas
bahwa Lukas menguasai bahan sebab ia mendapat bahan
informasi dari sumber yang jelas dan dapat dipercaya.

Tema Dan isi


Tema utama kitab Kisah para rasul adalah
penyebaran Injil yang penuh keberanian melalui kuasa Roh
Kudus. Kalau dibaca secara keseluruhan memang kitab ini
menceritakan mengenai pelayanan para rasul setelah Tuhan
Yesus naik ke sorga. “Bersaksi bagi Kristus” menjadi
tekanan kitab ini. Rumusan hal ini terdapat dalam pasal 1
ayat 8. Ayat itu menyatakan bahwa saksi-saksi Kristus yang
diutus, sekaligus diberi perlengkapan rohani dan daerah
pelayanannya. Lukas ingin menceritakan tentan g
penyebarluasan Injil, mulai dari Yerusalem sampai ke
Roma. Itulah sebabnya Petrus adalah oknum pertama dan
terpenting dalam bagian pertama, sedangkan dalam bagian
terakhir yang menyangkut penyebarluasan Injil diantara
bangsa-bangsa kafir, Pauluslah yang terpenting. Ada tiga
unsur yang melatar belakangi Kisah para rasul yaitu
Penebusan Anak (Luk. 24:46), rencana Allah tentang
61 Pengantar Perjanjian Baru

penginjilan sedunia (Luk. 24:47) dan kuasa Roh Kudus


(Luk. 24:48-49). Hal itu dapat digambarkan sebagai
berikut:

Kuasa Roh
Kudus

Kisah Para
Rasul Penginjilan sampai
Kuasa Roh
akhir zaman
Kudus

Kuasa Roh
Kudus

Dibawah ini juga dijelaskan mengenai hal-hal yang


berkaitan dengan isi kitab ini yaitu:
1. Nama kitan ini memberi penjelasan tentang maksud dan
tujuan kitab ini yaitu Kisah Para rasul. Ada penafsir
yang lebih suka menamakan kitan ini “Kisah Perbuatan
Roh Kudus” karena dalam isinya banyak dibicarakan
62 Pengantar Perjanjian Baru

tentang perbuatan Roh Kudus. Selain itu ada penafsir-


penafsir lain yang membandingkan dengan Lukas 1:1,
yaitu bahwa Injil Lukas itu menyangkut perbuatan Yesus
Kristus “sampai pada hari Ia terangkat “ (Kis. 1:1), dan
buku yang kedua menceritakan “perbuatan Tuhan Yesus
sesudah terangkat”. Walaupun begitu nama “Kisah Para
Rasul” nama paling tepat untuk kitab ini. Memang
benar Kristus yang naik ke sorga maupun Roh Kudus
yang diam dalam hati orang percaya, turut bekerja
bersama-sama dalam segala sesuatu, namun yang
senantiasa kelihatan adalah Para Rasul, utusan Kristus
yang dikuasai oleh Roh Kudus. Dan jika kita ingin
memahami arti kenaikan Kristus dan keajaiban
Pentakosta maka kita harus memandang kepada para
rasul.
2. Kata kunci adalah kata “saksi” yang terdapat dalam
berbagai bentuk sebanyak kira-kira dua puluh kali.
3. Kisah Para Rasul adalah lanjutan dari Injil Lukas. Injil
Lukas diakhiri dengan cerita kenaikan Tuhan Yesus dan
Kisah Para Rasul diawali dengan kenaikan itu. Dengan
demikian boleh dikatakan bahwa Kisah Para Rasul ialah
lanjutan dari pekerjaan Allah yang ada dalam Injil Lukas.
63 Pengantar Perjanjian Baru

4. Yesus menguasai segala sesuatu melalui pelayanan Para


Rasul. Dialah yang mencurahkan Roh Kudus (2:33),
Dialah yang menyembuhkan orang lumpuh (13:16,
4:10), Dialah yang menambah jumlah orang Kristen
(2:47), Dialah yang tampak berdiri disebelah kanan Allah
(7:55), Dialah yang manampakkan Diri kepada Paulus di
jalan menuju Damsik sehingga ia bertobat (9:5), dll.
Jadi kenaikanNya tidak memisahkan Dia dari murid-
muridNya tetapi Dia selalu menyertai murid-muridNya
dengan menurunkan Roh Kudus sebagai daya
penggerak dan dalam memberitakan Injil. Berkali-kali
Roh Kudus memenuhi mereka (2:4, 4:8, 6:5, 7:55, 9:17,
11:24 dan 13:9). Dalam keadaan dimana diperlukan
disiplin (5:3,4), hikmat (6:3), atau dipimpin (16:6,7) Roh
Kudus bekerja dalam diri orang percaya.
5. Kunci untuk mengerti Kisah Para rasul ialah kuasa Roh
Kudus. Pencurahan Roh Kudus dalam pasal 2 memiliki
peranan yang penting dalam masa pelayanan para rasul.
Dalam pasal-pasal berikutnya dijelaskan: Roh Kuduslah
yang memimpin Filipus sehingga ia bertemu dengan
sida-sida dari Etiopia (8:26, dst), Roh Kuduslah yang
mempertemukan Petrus dengan Kornelius (psl. 10-11),
64 Pengantar Perjanjian Baru

Dialah yang membawa Ananias bertemu dengan paulus


(9:10), Roh Kudus yang memimpin Paulus sehingga Injil
akhirnya diberitakan sampai ke Eropa (16:6, dst).
6. Keselamatan itu bersifat universial. Paulus mengakhiri
khotbahnya di Roma dengan mengatakan demikian:
“Sebab itu kamu harus tahu bahwa keselamatan yang
dari pada Allah ini disampaikan kepada bangsa-bangsa
lain” (28:28). Maksudnya keselamatan itu tidak hanya
untuk orang Yahudi saja melai9nkan untuk semua
bangsa. Dengan pimpinan Roh Kudus para rasul
memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa kafir.
7. Dalam Kisah Para rasul, banyak dijelaskan mengenai
para rasul yang sangat peka terhadap pimpinan Roh
Kudus. Hal itu nyata dalam kisah-kisah sebgai berikut:
a. Filipus dalam Kis. 8:4-40.
Filipus sibuk melayani di Samaria, pelayanannya
sungguh maju dan berkembang (8:4-8). Tetapi pada
suatu saat Allah memanggilnya ke tempat yang sunyi
(8:26), dan Filipus mendengar suara Allah itu dan ia
menurutinya. Melalui ketaatannya itu ia
dipertemukan dengan sida-sida dari Etiopia. Dan
65 Pengantar Perjanjian Baru

melalui pelayanannya itu akhirnya Injil boleh


diberitakan masuk ke benua Afrika.
b. Petrus dalam Kis. 10:1 – 11:18.
Dalam Kisah Para Rasul ini, Petrus memang terbeban
untuk orang Yahudi. Tetapi pada waktu ia
mendengar suara Tuhan yang menyuruh dia
melayani seorang kafir, dia rela pergi walaupun itu
bertentangan dengan keyakinannya. Dia membabtis
Kornelius walaupun dia tidak memenuhi syarat
menurut Hukum yahudi (Kis. 10:14 dan 11:2-3),
karena sebenarnya Kornelius orang kafir.
c. Paulus dalam Kis. 16:4-10.
Bagian ini menjelaskan pelayanan Paulus di Asia.
Dalam pelayanannya dia selalu minta petunjuk
kepada Tuhan. Dia bertanya: “Kemana Tuhan?”
Oleh karena itu Roh Kudus selalu menutup pintu-
pintu yang tidak sesuai dengan kehendakNya dan
membuka pintu-pintu lain (6:7). Satu kali Tuhan
menjawab pertanyaan Paulus melalui penglihatan
(16:9). Dan setelah paulus melihat penglihatan itu,
segeralah ia mencari kesempatan untuk berangkat ke
Makedonia (16:10).
66 Pengantar Perjanjian Baru

Dari ketiga kisah diatas dapat disimpulkan bahwa


memang setiap rasul memiliki pelayanan dan rencana
sendiri-sendiri tetapi pada saat mereka mendengar
suara Roh Kudus mereka langsung menjalankan karena
mereka sadar bahwa rencana Allah lebih penting
daripada rencana sendiri.
8. Kisah Para Rasul adalah “Buku Pertama Sejarah Misi”.
Sebagaimana sudah dijelaskan, kitab ini menceritakan
mengenai meluasnya Injil sesuai psl. 1:8. Hal itu dapat
digambarkan sebagai berikut:
a. Pasal 1:1 – 8:3 menjelaskan mengenai pelayanan di
Yerusalem. Disinilah jemaat mula-mula didirikan.
b. Pasal 8:4 – 11:18 menjelaskan mengenai pelayanan
di Yudea dan Samaria. Jemaat mula-mula mulai
berkembang dan bertambah besar.
c. Pasal 11:19 – 28:31 menjelaskan mengenai
pelayanan para rasul sampai ke Roma. Orang
Kristen mulai sadar bahwa keselamatan tidak hanya
untuk orang Yahudi saja tetapi juga untuk semua
bangsa. Pada bagian ini jemaat diperluas tidak
67 Pengantar Perjanjian Baru

hanya orang Yahudi tetapi juga untuk orang non


Yahudi.
Kitab Para Rasul bukanlah buku terakhir sejarah misi.
Kitab ini berakhir dengan tercapainya kota Roma sebagai
permulaan dari penggenapan istilah “ujung bumi” (1:8).
Selain itu kitab ini juga tidak diakhiri dengan salam
ataupun “titik”, tetapi menceritakan pelayanan Paulus di
Roma, dimana pelayanan itu hampir selesai. Dan
sekarang hamba-hamba Tuhan lain yang harus
mengambil alih tugas penginjilan yang sudah
diteladankan oleh Rasul Paulus.
Secara selektif Kisah Para Rasul menjelaskan mengenai
30 tahun pertama sejarah gereja yaitu penyebaran Injil
dari Yerusalem sampai ke Roma. Lukas juga
menyebutkan bahwa Injil telah diberitakan pada 32
negara, 54 kota dan 9 pulau di laut Tengah serta 95
orang yang berbeda diantaranya sebagai pejabat dan
administrator pemerintah dengan jabatan yang tinggi.
9. Pentakosta. Hari lahirnya gereja adalah Pentakosta.
Pada saat itu setelah Tuhan Yesus naik ke sorga,
kesebelas rasul, Maria ibu Yesus dan murid-murid lain
berkumpul berjumlah seratus dua puluh orang. Mereka
68 Pengantar Perjanjian Baru

berdoa dan menantikan Roh Kudus seperti yang telah


diperintahkan Tuhan Yesus. Dan saat mereka
berkumpul itu, tiba-tiba Roh Kudus turun atas mereka
dengan tanda-tanda yang dapat didengar dan dilihat
manusia. Mereka berkata-kata dalam bahasa yang baru,
sehingga para pendengarnya dapat mengerti karena
mereka berbicara dalam bahasa daerah mereka masing-
masing tentang “perbuatan-perbuatan besar yang
dilakukan Allah” (2:5-13). Kedatangan Roh Kudus ini
adalah pemenuhan nubuat Yohanes (Luk. 3:15-16) dan
janji Kristus (24:49). Petrus mengatakannya sebagai
penggenapan nabi Yoel (Kis. 2:16-21) dan bukti dari
kebangkitan Kristus (2:32-36). Ia mempersatukan
orang-orang yang percaya dan memberi mereka
keberanian untuk menginjil dan menghadapi siksaan
(2:4, 4:8, 6:8-15).

Garis Besar
Garis besar kitab ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pendahuluan: Rasul-rasul disiapkan dan diberi tugas (1:1-
26).
a. Sebelum Kristus naik ke sorga (1:1-8).
69 Pengantar Perjanjian Baru

b. Sesudah Kristus naik ke sorga (1:9-26).


1. Pekabaran Injil di Yerusalem (2:1 – 8:3).
a. Pelayanan Petrus (2:1 – 8:3).
b. Pelayanan Stefanus (6:1 – 8:3).
2. Pekabaran Injil di Yudea dan Samaria (8:4 – 11:18).
a. Pelayanan Filipus (8:4-40).
b. Pelayanan Paulus dimulai (9:1-31).
c. Pelayanan Petrus berakhir (9:32 – 11:18).
3. Pekabaran Injil kepada bangsa-bangsa kafir (11:19 –
28:29).
a. Pelayanan Barnabas (11:19 – 12:25).
b. Pelayanan Rasul Paulus (13:1 – 28:29).
i. Perjalanan misi pertama (13:1 – 15:1).
ii. Sidang di yerusalem (15:1-35).
iii. Perjalanan misi yang kedua (15:36 – 18:22).
iv. Perjalanan misi yang ketiga (18:23 – 21:14).
v. Paulus ditawan di Yerusalem (21:15 –
23:10).
vi. Paulus sebagai tawanan di Kaesarea (23:11
– 26:32).
vii. Paulus sebagai tawanan di Roma (27:1 –
28:29).
70 Pengantar Perjanjian Baru

Penutup: Tugas Paulus diselesaikan, tetapi penginjilan


sedua akan diteruskan (28:30-31).

Tujuan
Tujuan dari penulisan kitab Kisah Para Rasul ini
yaitu:
1. Untuk mengisi keperluan gereja-gereja non Yahudi akan
kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan dimana
kuasa Allah dinyatakan.
2. Untuk menguatkan iman orang percaya bahwa Allah
selalu menyertai anak-anakNya.
3. Sebagai bukti sejarah mengenai keadaan gereja mula-
mula.
4. Untuk menjelaskan bahwa Injil bersifat universal yaitu
untuk semua bangsa.
5. Untuk mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam
kehidupan dan misi gereja. Menekankan babtisan Roh
Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat
gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan
pelayanan Yesus. Lukas secara eksplisit mengisahkan
tiga kali mengenai babtisan Roh Kudus yang disertai
bahasa lidah (2:4- dst, 10:45-46, 19:1-7).
71 Pengantar Perjanjian Baru

Ciri Khas
Ciri khas dari kitab Kisah Para Rasul adalah sebagai
berikut:
1. Gereja: Kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat
sejati dari misi gereja.
2. Roh Kudus: Oknum ketiga dari trinitas disebur secara
khusus 50 kali, Mis: Babtisan Roh (1:8), karunia Roh
(19:6).
3. Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat
mencatat khotbah-khotbah yang diilhami Roh Kudus
yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, dll.
Yang memberi pengetahuan tentang gereja mula-mula.
4. Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri dalam doa
yang tetap dan sungguh-sungguh sehingga hasilnya luar
biasa.
5. Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mujijat-mujijat:
Pernyataan ini menyertakan pekabaran Injil dalam kuasa
Roh Kudus.
6. Penganiayaan: Pekabaran Injil terus menerus
membangkitkan pertentangan dan penganiayaan.
72 Pengantar Perjanjian Baru

7. Wanita: Keterlibatan wanita disebutkan secara khusus


dalam pelaksanaan pelayanan gerejawi.
8. Kemenangan: Tembok pemisah (nasionalisme,
keagamaan, suku dan budaya) dan pertentangan dan
penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.

Perbandingan Antara Kisah Para Rasul Dengan Keempat


Injil
Perbandingan itu akan dijelaskan sebagai berikut
yaitu:
1. Kenaikan Tuhan Yesus yang menjadi peristiwa terakhir
dalam kitab Injil, menjadi peristiwa yang pertama dalam
Kisah Para Rasul.
2. Dalam keempat Injil, Anak Manusia datang untuk
menanggung hukuman dosa manusia, sedang dalam
Kisah Rasul Anak Allah dinyatakan dengan kuasa melalui
Roh Kudus (Kis. 2:1-4).
3. Dalam keempat Injil permulaan pekerjaan Yesus dicatat
sedang dalam Kisah Para Rasul pekerjaan Tuhan
berlangsung terus menerus dengan pimpinan dan kuasa
Roh Kudus.
73 Pengantar Perjanjian Baru

4. Dalam keempat Injil, kita membaca tentang ajaran dan


pelayanan Yesus sedang dalam Kisah Para Rasul kita
menyaksikan akibat dari ajaran dan pelayanan Yesus.

Tokoh-Tokoh
Dalam Kitab Kisah Para Rasul ini banyak tokoh
muncul didalamnya. Tokoh-tokoh itu anatar lain yaitu:
1. Pada pasal 1 sampai 11 tokoh yang penting yaitu Petrus.
Petrus sangat berperan dalam pembentukan jemaat
mula-mula. Ada empat khotbah penting yang pernah
dilakukan Petrus yaitu khotbah Petrus pada hari
Pentakhosta (2:14-36), khotbah di serambi Salomo
(3:11-26), kesaksian dihadapan mahkamah agama (4:1-
31) dan khotbah di rumah Kornelius (10:34-48). Selain
Petrus tokoh yang lain yaitu Yohanes (psl. 3-5), Stefanus
(psl. 6-7) dan Filipus (8:4-40). Juga Barnabas (psl. 4-
15), Saulus dari Tarsus, dll.
2. Pasal 12 sampai 28 tokoh yang penting adalah Paulus.
Walaupun begitu tokoh lain yaitu: Barnabas, Silas (15:41
– 18:22), Apolos (psl. 18:23 – 21:17) dan Prsikilla Akwila
(18:23-28).
74 Pengantar Perjanjian Baru

Dalam pelayanannya Paulus melakukan tiga kali


pekabaran Injil yaitu:
a. Perjalanan Misi Yang Pertama (13:4 – 14:28).
Misi ini dilakukan tahun 47-48 AD. Dan diikuti oleh
Paulus, Barnabas dan Markus. Rutenya yaitu
berangkat dari Antiokhia Seleukia Siprus: Salamis
Pafos, lalu ke Pamfilia: Perga lalu ke Galatia:
Antiokhia, Ikonium, Listra, Derbe kembali ke
Antiokhia.
b. Perjalanan Misi Yang Kedua (15:36 – 18:22).
Misi ini dilakukan tahun 48-52 AD. Dan diikuti oleh
Paulus, Silas, Timotius dan Lukas. Rutenya:
berangkat dari Antiokhia (Siria): Siria dan Kilikia lalu
ke Galatia: Derbe, Listra dan Troas lalu ke
Makedonia: Filipi, Tesalonika dan Berea lalu ke
Akhaya: Atena, Korintus lalu ke Asia: Efesus dan
Kaisarea lalu kembali ke Antiokhia di Siria.
c. Perjalanan Misi Yang Ketiga (18:23 – 21:17).
Misi ini dilakukan tahun 52-56 AD. Diikuti oleh
Paulus, Silas, Timotius, Lukas, Gayus, Aristarkhus,
Sopater, Sekudus, Tikhikus dan Trofimus. Rutenya
yaitu: berangkat dari Antiokhis (Siria) lalu ke Galatia
75 Pengantar Perjanjian Baru

dan Frigia kemudian ke Asia: Efesus, makedonia,


Yunani dan kota-kota di Makedonia serta Troas lalu
ke Asia: Miletus kemudian ke Siria: Tirus, Ptolemis,
Kaisarea dan Yerusalem.

Kesimpulan
Kisah Para Rasul menceritakan mengenai kisah
pekabaran Injil yang dilakukan oleh para rasul, mulai dari
Yerusalem sampai ke daerah non Yahudi dengan kuasa dari
Roh Kudus.
76 Pengantar Perjanjian Baru

KITAB ROMA
“ Inilah Magnum Opus (Karya yang terbesar) Paulus.
Surat ini menunjukkan bahwa pengarangnya ahli pikir dan
ahli teologi yang besar. Dalam surat ini ia menguraikan
pokok-pokok pengajaran yang paling lengkap dan
sempurna. Bagi dokmatika surat inilah bagian Alkitab yang
paling utama. Sebab surat ini menetukan jalan pikiran
Kristen.” (Findlay)

Penulis
Penulis kitab Roma adalah Paulus. Hal ini nampak
dalam Rom. 1:1, yang menjelaskan Paulus sebagai penulis
kitab ini. Selain itu ada beberapa hal yang dikatakan
penulis kitab ini sesuai dengan apa yang dikatakan Paulus.
Misalnya: bnd Rom. 15:25-27 dengan Kis. 19:21; 20:1-5; 1
Kor. 16:1-5 mengenai perjalanan Paulus ke Yerusalem
dengan membawa persmebahan dari Makedonia. Menurut
77 Pengantar Perjanjian Baru

Rom. 16:3 dan Kis. 18:2-3, ia mengenal Priskila dan Akwila.


Dan menurut Rom. 1:10-15; 15:22-23 dan Kis. 19:21
Paulus rindu mengunjungi orang percaya di Roma. Dari
kesamaan-kesamaan itu jelas bahwa rasul pauluslah penulis
kitab Roma.

Tempat Dan Tanggal Penulisan


Kemungkinan besar kitab ini ditulis oleh Paulus di
Korintus, yaitu waktu ia tinggal di Korintus selama tiga
bulan sesudah ia diusir dari Efesus (Kis. 20:3). Di Korintus
Paulus tingggal di rumah Gayus (Rom. 16:23). Gayus
merupakan salah satu orang yang dibabtis oleh Paulus (1
Kor. 1:14). Dan saat itu Paulus pada akhir pelayanan
misinya yang ketiga, menjelang keberangkatannya ke
Yerusalem (Kis. 15:22-27).
Untuk tanggal penulisannya yaitu: kira-kira akhir
tahun 56 M. Hal ini dikarenakan Paulus mengadakan
pelayanan misinya yang ketiga antara tahun 55-56 M
sedangkan Korintus merupakan kota terakhir yang
disinggahi Paulus. Oleh karena itu tanggal penulisan kitab
ini yaitu: kira-kira tahun 56 M.
78 Pengantar Perjanjian Baru

Alamat
Surat ini dialamatkan kepada “kamu sekalian yang
tinggal di Roma, yang dikasihi Allah, yang dipanggil dan
dijadikan orang-orang kudus” (Rom. 1:7). Pada saat Paulus
menulis surat ini, ia belum pernah pergi ke Roma (rom.
1:13). Walaupun ia sudah beberapa kali ingin pergi kesana
dan melayani jemaat disana (Rom. 15:23).
Hal-hal yang berkaitan dengan jemaat dan kota
Roma:
1. Keadaan Kota Roma Saat Itu.
Kota Roma dikenal sebagai pusat peradapan dunia,
tetapi peradapannya itu sangat merosot. Ibu kota ini
mempunyai kedudukan yang mulia dan berkuasa dalam
pemerintahan, tetapi kejahatan meraja lela. Korupsi
dimana-mana, separuh penduduknya budak belian.
Status moralitasnya sangat rendah, orang dapat hidup
dan bergaul dengan bebas. Kebobrokan moral itu
masuk kedalam rumah ibadah, segala macam kejahatan,
percabulan dan kemesuman seperti yang tercatat dalam
Rom. 1:23-30 makin hari makin bertambah parah.
2. Asal Mula Jemaat.
79 Pengantar Perjanjian Baru

Sulit dipastikan siapa pendiri jemaat di Roma, tetapi ada


beberapa hal yang bisa dijadikan pegangan tentang
pendiri jemaat di Roma yaitu:
a. Kota Roma dianggap sebagai pusat dunia saat itu,
tentu banyak pendatang dari tempat-tempat lain.
Salah satunya tempat yang pernah dilayani oleh rasul
Paulus, misalnya dalam Rom. 16 dijelaskan bahwa
Priskila dan Akwila (ayat 3) yang dahulu begitu sibuk
melayani di Korintus (Kis. 18:2), mungkin pindah ke
sana. Jelaslah bahwa orang-orang yang
diselamatkan melalui pelayanan Paulus di tempat-
tempat lain ada yang kemudian pindah ke Roma dan
menjadi soko guru jemaat-jemaat di sana.
b. Kis. Psl. 2 menceritakan bahwa diantara orang-orang
yang mendengar khotbah Petrus pada hari
Pentakhosta yang pertama, ada pendatang-
pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun
penganut agama Yahudi. Diantaranya terdapat
orang-orang yang benar-benar bertobat pada hari itu
dan menjadi saksi-saksi Kristus setelah kembali ke
Roma.
80 Pengantar Perjanjian Baru

c. Gereja Katolik berpendapat bahwa Petruslah pendiri


jemaat di Roma, dengan memakai Kis. 12:17 sebagai
landasannya. Istilah tempat lain dalam ayat tersebut
dianggap sebagai kota Roma. Tetapi pendapat ini
tak dapat dipertahankan sebab pelayanan Petrus tak
disinggung dalam ayat tersebut. Selain itu tak ada
bukti yang jelas mengenai pelayanan Petrus di
Roma.
Pada saat Paulus mengirim surat Roma, jemaat di Roma
sudah berdiri (1:8-15), Paulus sudah banyak
mendengar tentang jemaat itu. Menurut Roma psl. 16
dijelaskan bahwa orang Kristen di Roma biasanya
berkumpul di beberapa rumah (ayat 5, 10, 11, 14, 15)
untuk bersekutu. Jemaat Roma bukanlah sekelompok
orang yang homogen, tetapi merupakan campuran
antara orang-orang yahudi dan bangsa-bangsa lain
(bnd. 1:13; 11:13). Hal ini juga nampak dalam daftar
nama yang diberikan dalam psl. 16. Diantaranya 26
orang yang diberi salam, ada 2/3 yang memakai nama
yahudi sedang 1/3 memakai nama yang lain.

Latar Belakang Penulisan


81 Pengantar Perjanjian Baru

Ada beberapa hal yang merupakan latar belakang


penulisan kitab Roma yaitu:
1. Paulus menulie surat Roma karena ia ingin melayani
orang-orang kudus di Roma (1(10-11) dan supaya
melalui kunjungannya mereka saling menguatkan (1:12-
13). Mungkin dia telah mendengar tentang persoalan-
persoalan yang ada dalam jemaat itu, sehingga dia mau
mengarahkan mereka (16:17-19).
2. Dia mau mencari pertolongan dan dukungan dari jemaat
di Roma untuk perjalanannya ke Spanyol (15:22-29)
bnd. Kis. 19:21). Memang untuk persiapan
pelayanannya di Spanyol, ia menggunakan sistem
deputasi atau perwakilan. Ia berharap nantinya jemaat
Roma mau ambil bagian dalam rencana pelayannya ke
Spanyol, dengan mengantarkan dia ke Spanyol (15:24).
Dia juga berencana untuk menjadikan kota Roma
sebagai pusat misi di Eropa sama seperti Antiokhia di
Asia (bnd. Kis. 13).
3. Selain alasan diatas, ia menulis surat ini karena ia ingin
menerangkan pokok-pokok dasar dari iman Kristen,
karena dia mau memperkenalkan diri dan teologianya
82 Pengantar Perjanjian Baru

dengan sungguh-sungguh sebelum dia berkunjung ke


Roma.
4. Jangan dilupakan juga, Dia yang berdiri di belakang
Paulus yang memimpin Paulus menulis surat ini yaitu
Roh Kudus.

Tema Utama Dan Isi


Tema utama dari surat Roma ini adalah tentang
pernyataan kebenaran Allah untuk semua manusia.
Pernyataan ini dijelaskan dalam Rom. 1:16-17 yang
berbunyi: “Injil adalah keuatan Allah yang menyelamatkan
setiap orang yang percaya, karena didalamnya nyata
kebenaran Allah, yang bertolak dari iman, seperti ada
tertulis: orang benar akan hidup moleh imannya.”
Pernyataan ini berkaitan dengan keberadaan manusia yang
telah jatuh dalam dosa dan telah kehilangan kemuliaan
Allah. Oleh karena itu supaya manusia bebas dari dosa ia
harus dibenarkan oleh karena iman.
Hal-hal yang berkaitan dengan isi surat Roma yaitu:
1. Analisa Surat Roma.
83 Pengantar Perjanjian Baru

a. Pasal 1-8 menjelaskan mengenai manusia yang


terikat oleh dosa dan perlu diselamatkan. Bagian ini
dapat diuraikan dalam tiga golongan yaitu:
Pertama, tentang manusia yang hidup di luar Allah
(1:18 – 3:20) yang mencakup: manusia yang telah
rusak karena menyembah berhala (1:20-32), karena
kemunafikan (2:1-16), karena mau menyelamatkan
diri melalui usaha sendiri (2:17 – 3:8) dan semua
manusia telah berdosa (3:9-20).
Kedua, berita Injil merupakan kebenaran Allah yang
dianugerahkan kepada kita (3:21 – 5:21). Dasarnya
yaitu penebusan yang dilakukan oleh Kristus dan itu
diberikan secara Cuma-Cuma kepada mereka yang
percaya kepadaNya (3:24).
Ketiga, walaupun telah dibenarkan dalam Kristus,
setiap orang percaya masih hidup dalam tabiat orang
berdosa (6:1 – 8:39). Oleh karena itu maka orang
percaya pasti menghadapi peperangan rohani.
Manusia memang merupakan medan peperangan
antara kuasa terang dam kuasa maut dari lahir
sampai mati. Secara praktis Paulus menyebutnya
sebagai peperangan antara “Roh” dan “daging”.
84 Pengantar Perjanjian Baru

Sebagai anak-anak Allah, setiap orang percaya harus


mampu menghadapi peperangan itu. Dan harus
mampu mengalahkan sifat kedagingan yang berasal
dari iblis. Denagn cara hidup dalam Kristus atau
dalam Roh (Rom. 8:9) sehingga kita memperoleh
kemenangan. Hal ini sesuai dengan apa yang
dijelaskan dalam Rom. 6:11-12 yang mengatakan:
“Demikianlah hendaknya kamu memandangnya:
bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup
bagi Allah dalam Kristus Yesus. Sebab itu hendaklah
dosa jangan berkuasa lagi didalam tubuhmu yang
fana, supaya kamu jangan lagi menuruti
keinginannya.” Jadi dengan hidup dalam yesus maka
kita dapat mengalahkan keinginan dosa kita atau
dosa tidak berkuasa atas kita.
b. Pasal 9 – 11 menjelaskan mengenai kaitan Injil
dengan bangsa Israel. Paulus menegaskan bahwa
Injil tidak meniadakan kehendak Allah bagi bangsa
Israel (psl. 9). Sebaliknya Injil menggenapi janji
Allah bagi bangsa Israel (psl. 10) dan meneguhkan
pengharapan bagi Israel (psl. 11). Israel sebagai
umat pilihan Allah memang dikesampingkan untuk
85 Pengantar Perjanjian Baru

sementara waktu, karena mereka tidak menerima


Yesus sebagi Mesias. Walaupun begitu Allah tidak
menolak mereka (11:1). Dia Maha Kuasa dan hanya
melaksanakan rencana penebusan untuk seluruh
umat manusia (9:12-32). Dan pada suatu hari Israel
akan dipulihkan kembali dan diberkati oleh Allah
(11:25-32). Dengan demikian Injil dapat diberitakan
kepada semua manusia di dunia ini, dan “barang
siapa yang berseru kepada nama Tuhan akan
diselamatkan” (10:13).
c. Pasal 12-15 menjelaskan mengenai pengaruh Injil
dalam kehidupan orang-orang percaya secara
keseluruhan hidupnya atau eksistensinya. Bagian ini
dibagi dalam tiga bagian yaitu:
Pertama, psl. 12 menjelaskan aspek-aspek sosial dari
kehidupan kekristenan. Ayat 1-2 merupakan
dasarnya yaitu perubahan batin. Buah pengudusan
itu ialah melayani sesama manusia dengan
kerendahan hati dan penuh kasih.
Kedua, psl. 13 menerangkan aspek-aspek kewargaan
dalam hidup Kristen. Ayat 1-7 menjelaskan
tanggungjawab kita kepada pemerintah. Sedangkan
86 Pengantar Perjanjian Baru

ayat 8-14 menjelaskan dasar dari segala perbuatan


orang percaya yaitu kasih kepada sesama manusia.
Ketiga, psl. 14-15 menerangkan beberapa hubungan
timbal balik dalam kehidupan Kristen, seperti
hubungan antara orang yang lemah dengan orang
yang kuat dalam menghadapi godaan. Dasar dari
tingkah laku timbal balik itu yaitu saling mengasihi
(14:1-23). Dasar itu dikuatkan dalam psl. 15:1-13
dengan menunjuk kepada keteladanan Kristus.
d. Bagian terakhir, pasal 15:15 – 16:27 yang berisi
petunjuk-petunjuk yang bersifat pribadi untuk orang
percaya yang disertai salam dan doa. Dalam
mengakhiri suratnya Rasul Paulus mengatakan: “Bagi
Dia, satu-satunya Allah yang penuh hikmat, oleh
Kristus Yesus: Segala kemuliaan sampai selama-
lamanya” (16:27). Hal ini menunjukkan bahwa surat
Roma menekankan perbuatan Allah didalam diri
Yesus Kristus.
2. Kata-Kata Kunci
Ada beberapa kata yang menonjol sebagai kata kunci
untuk memahami surat Roma secara tepat. Kata itu
yaitu:
87 Pengantar Perjanjian Baru

a. aion/ 
“sampai  lepas ” diterjemahkan “selama-
lamanya” dan  sendiri diterjemahkan “dunia”
karena istilah ini mengandung unsur “zaman” dan
juga “dunia” (Rom. 1:25; 9:5; 11:36; 12:2; 16:27).
 Aionios/ 
“kekal”, “abadi”, “berabad-abad” (Rom. 2:7; 5:21;
6:25; 16:26).
c. dikaios
Istilah ini berarti "benar" atau "adil" (Rom. 1:17;
2:13; 3:10; 3:26; 5:7; 5:19 dan 7:12).
d. Dikaiosune/ 
Istilah ini berarti “kebenaran” atau “keadilan” (Rom.
1:17; 3:5; 3:21; 3:25; 3:26; 4:5; 4:9; dst).
e. Pisteuo/
Kata kerja ini berarti “percaya” (Rom. 1:16; 3:23;
4:3; 4:17; 4:24; 6:8; 9:33; dst).
f. Pistis/ 
Istilah ini berarti “iman” (Rom. 1:5; 1:17; 3:25; dst).
Selain itu kata-kata kunci lain yaitu:
a. Kasih karunia. Istilah ini terdapat lebih dari 20 kali
dalam surat ini yakni kasih karunia keselamatan.
88 Pengantar Perjanjian Baru

b. Kuasa. Dari bahasa aslinya “dunamis/ ”.


Kata ini berkaitan dengan kuasa Allah dalam InjilNya
(1:16).
c. Dosa. Ditekankan dalam Rom. 6:23.
d. Kebenaran Allah (Rom. 3:22).
e. Pendamaian, yang diperoleh karena iman kepada
Kristus.
f. Anak Allah. Oleh Roh Kudus orang percaya dijadikan
anak-anak Allah dan ahli waris Kerajaan Allah (8:15-
17).
g. Penebusan. Yaitu penebusan oleh darah Yesus
(3:24).
3. Akibat pembenaran.
Ada tujuh akibat bila orang percaya dibenarkan oleh
iman sesuai Rom. 5:1-11, yaitu:
a. “Kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah”
(5:1).
b. “Kita beroleh jalan masuk kepada kasih karunia”
(5:2).
c. “Kita bermegah dalam pengharapan akan menerima
kemuliaan Allah” (5:2).
d. “Kita bermegah dalam kesengsaraan” (5:3).
89 Pengantar Perjanjian Baru

e. “Kasih Allah telah dicurahkan didalam hati kita oleh


Roh Kudus” (5:5).
f. “Kita ... akan diselamatkan dari murka Allah” (5:9).
g. “Kita bermegah dalam Allah” (5:11).
4. Tiga Macam Kematian.
Ada tiga macam kematian yang terjadi pada orang
percaya yaitu:
a. “Mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam
Kristus Yesus” (6:11).
b. “Mati bagi hukum Taurat ... supaya menjadi milik
orang lain (Kristus)” (7:4).
c. “Mati bagi daging ... hidup dipimpin Roh” (8:13).
5. Keselamatan Bersifat Universal.
Dalam surat Roma ini Paulus menjelaskan bahwa dirinya
sebagai rasul bagi semua bangsa (1:5) dan ia juga
melukiskan secara singkat sejarah dunia kafir sebagai
pembuka pernyataannya (1:18-32). Paulus juga
meyakinkan bahwa keselamatan Allah adalah juga bagi
“bangsa-bangsa lain” (3:29) dan dalam hal keselamatan
tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang
Yunani, keselamatan bersifat universal.
90 Pengantar Perjanjian Baru

Garis Besar
Garis besar kitab Roma ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Pendahuluan (1:1-17).
a. Salam (1:1-7)
b. Hubungan antara Paulus dengan para pembacanya
(1:8-15).
c. Tema (1:16-17).
2. Bagian Ajaran (1:18 – 11:36).
a. Pembenaran karena iman (1:18 – 8:39).
 Latar belakangnya: manusia terjual dibawah dosa
(1:18 – 3:20).
 Tentang keselamatan/ pembenaran karena iman
(3:21 – 5:21).
 Akibatnya dalam kehidupan Kristen (6:1 – 8:39).
b. Penyelematan Israel (9:1 – 11:36).
3. Bagian Praktis (12:1 – 15:13).
a. Nasehat-nasehat yang bersifat umum (12:1 – 13:14).
 Aspek-aspek sosial dari hidup Kristen (psl. 12).
 Aspek-aspek kewargaan dari hidup kristen (psl.
13).
b. Nasehat-nasehat yang khusus (14:1 – 15:13).
91 Pengantar Perjanjian Baru

4. Penutup Dan Salam (15:14 – 16:27).

Maksud dan Tujuan


Paulus menulis surat ini untuk mempersiapkan jalan
bagi pelayanannya di Roma serta rencana pelayanannya ke
Spanyol. Tujuannya yaitu:
1. Untuk menguatkan dan menjelaskan ajaran yang benar
mengenai injil karena jemaat Roma rupanya mendengar
kabar angin yang diputarbalikkan mengenai berita dan
ajaran Paulus (3:8; 6:1-2, 15).
2. Paulus berusaha untuk memperbaiki beberapa persoalan
yang terjadi didalam gereja karena sikap yang salah
orang-orang Yahudi terhadap mereka yang bukan
Yahudi (2:1-29; 3:1,9) dan orang bukan Yahudi
terhadap orang Yahudi (Mis. 11:11-36).

Ciri Khas
Ciri khas dari surat Roma ini yaitu:
1. Surat Roma merupakan surat Paulus yang paling
sistematis, surat teologis yang paling hebat.
92 Pengantar Perjanjian Baru

2. Paulus menulis dengan gaya tanya jawab atau gaya


diskusi (3:1, 4-6, 9, 31).
3. Paulus menyampaikan “kebenaran Allah” sebagai inti
pernyataan Injil (1:16-17).
4. Paulus memusatkan perhatian kepada sifat rangkap dari
dosa bersama dengan persediaan Allah didalam Kristus
untuk masing-masing aspek dosa, yaitu:
a. Dosa sebagai pelanggaran pribadi (1:1 – 5:11).
b. Prinsip “dosa” (bhs. Yunani: he hamartia) yaitu
kecenderungan bawaan yang dalam untuk berbuat
dosa yang tinggal dalam hati setiap orang sejak
kejatuhan Adam (5:12 – 8:39).
5. Roma psl. 8 adalah uraian yang paling luas dalam
Alkitab mengenai peranan Roh Kudus dalam kehidupan
setiap orang percaya.
6. Surat Roma ini berisi pembahasan yang paling berbobot
mengenai penolakan Kristus oleh orang Yahudi dan
tentang rencana penebusan Allah yang bermula dari
Israel dan akhirnya menuju kembali kepada Israel (psl.
9:11).

Hal – Hal lain Dalam Kitab Roma


93 Pengantar Perjanjian Baru

1. Tugas Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya yaitu:


a. Roh itu memerdekakan (8:2).
b. Roh itu menanam hidup dan damai sejahtera dalam
diri orang percaya (8:6).
c. Roh itu memimpin orang percaya (8:14).
d. Roh itu menjadikan orang percaya Anak-Anak Allah
(8:15).
e. Roh itu meyakinkan orang percaya akan
pengharapan (8:16).
f. Roh itu menanamkan pengharapan kekal (8:23-25).
g. Roh itu membantu orang percaya dalam kelemahan
saat berdoa (8:26).
2. Tokoh-tokoh dalam Kitab Roma.
Paulus merupakan tokoh utama kitab Roma ini sebab
dialah yang menulis kitab ini. Selain itu tokoh-tokoh
yang lain yaitu: Priska dan Akwila (16:3-5), Febe (16:1-
2), Epenetus (16:5), Maria (16:6), Andronikus dan
Yunias (16: 7), Ampliatus, Urbanus, Stakis dan Apeles
(16:8-10), Aristobulus dan Narkisus (16:10-11), Trifena,
Trifosa dan Persis (16:12), Rufus (16:13), Filologus
(16:15), Tertius (16:22), Gayus (16:23) dan Eratus
(16:23).
94 Pengantar Perjanjian Baru

Kesimpulan
Kitab ini menjelaskan bahwa keselamatan itu bersifat
universal yaitu bahwa keselamatan tidak hanya untuk orang
Yahudi saja tetapi untuk bangsa lain juga. Kitab ini juga
menekankan bahwa keselamatan anugerah Tuhan.
Manusia yang selamat yaitu manusia yang telah dibenarkan
dalam Kristus, karena hidup oleh iman.
95 Pengantar Perjanjian Baru

KITAB 1 DAN 2 KORINTUS


Kitab 1 dan 2 Korintus adalah kitab yang ditulis oleh
rasul Paulus dan dialamatkan kepada jemaat di Korintus.
Tema surat 1 Korintus yaitu masalah-masalah jemaat dan
pemecahannya, sedang surat 2 Korintus yaitu kemuliaan
melalui penderitaan. Kedua kitab ini ditulis oleh Paulus kira-
kira tahun 55 sampai 56 AD.

Alasan Penulisan Surat 1 Korintus


Kitab 1 Korintus ini ditulis Paulus waktu ia pelayanan
di Efesus. Surat ini ditulis sebagai jawaban atau sebagai
balasan atas surat-surat yang datang dari orang-orang
Korintus yang dibawa oleh jemaat Korintus yaitu Stefanus,
Fortunatus dan Akhayaikus.
Memang saat itu di jemaat Korintus banyak terjadi
masalah-masalah. Masalah itu timbul karena saat itu di
96 Pengantar Perjanjian Baru

Korintus terjadi kevakuman kepemimpinan. Apolos dan


Kefas yang tadinya melayani disitu, sudah pindah ke tempat
lain. Masalah itu berkaitan dengan keadaan jemaat, dimana
dalam jemaat di Korintus terjadi perpecahan (1:10, dst),
ada dosa yang merajalela dalam tubuh jemaat yaitu dosa
percabulan (5:1, dst), dan lain-lain. Untuk mengatasi hal
itu orang-orang Korintus mengirim surat kepada paulus,
supaya mau membantu menyelesaikan permasalahan yang
terjadi. Setelah membaca surat jemaat Korintus itu, Paulus
menjadi gelisah lalu ditulislah surat 1 Korintus untuk
memberi jawaban dan nasehat kepada jemaat di Korintus.
Selain itu ada satu alasan lagi yang khusus mengenai
mengapa Paulus menulis surat 1 Korintus yaitu dia mau
mengingatkan orang-orang Korintus akan bantuan untuk
jemaat di Yerusalem yang hidup dalam kemiskinan (bnd.
16:1, dst). Karena memang zaman itu di Yerusalem terjadi
kekurangan makanan, sedang bantuan yang seharusnya
sudah diberikan oleh jemaat Korintus terhambat dan tak
berjalan.

Alasan Penulisan surat 2 Korintus


97 Pengantar Perjanjian Baru

Setelah mengirim surat 1 Korintus, Paulus angat


kuatir dengan keadaan jemaat di Korintus, karena surat itu
berisi nasehat dan teguran yang bernada tegas dan keras.
Olehkarena itu ia lalu mengirim Titus ke jemaat Korintus
untuk mengetahui situasi di sana. Pada saat itu di Efesus
Paulus juga menghadapi kesusahan yang besar karena
adanya huru hara yang ditimbulkan oleh tukang-tukang
perak yang membuat kuil dewa Artemis (Kis. 19:21-40).
Sehingga akhirnya ia pergi dari Efesus menuju ke
Makedonia.
Pada waktu sampai di Troas, ia tidak ketemu dengan
Titus sehingga hatinya tidak merasa tenang (2:13). Ia
kecewa dan kuatir, tubuhnya sakit. Agaknya inilah masa
yang paling gelap dalam pelayanannya, dimana ia harus
menanggung kesusahan besar baik dalam roh maupun
dalam tubuhnya.
Sesampai tiba di Makedonia, Paulus dengan jemaat
disana berusaha untuk mengumpulkan dana bagi jemaat di
Yerusalem. Pada saat itulah tiba-tiba Titus muncul dengan
membawa berita gembira bahwa telah timbul suatu
kebangunan rohani dalam jemaat di Korintus. Jemaat telah
melakukan nasehat yang disampaikan Paulus dalam surat 1
98 Pengantar Perjanjian Baru

Korintus, dengan berindak tegas terhadap orang yang hidup


dalam dosa (1 Kor. 5). Berita ini sangat menggembirakan
Paulus sehingga, dia lalu menulis surat 2 Korintus untuk
dikirim kepada jemaat di Korintus. Surat ini dikirim dengan
perantaraan Titus yang akan kembali ke Korintus untuk
menyelesaikan pekerjaannya yang belum selesai (2 Kor.
7:15-16; 8:16). Tujuan penulisan surat 2 Korintus ini yaitu:
Pertama, untuk mengingatkan jemaat Korintus akan
bantuan untuk jemaat di Yerusalem yang belum terkumpul.
Paulus bermaksud untuk mengutus Titus dan dua orang lagi
untuk mengaturnya (8:16, dst).
Kedua, surat ini juga berisi pembelaan paulus akan dirinya
sendiri sebagai rasul Kristus. Memang saat itu ada guru-
guru Yahudi yang ingin meruntuhkan wibawa dan
kerasulannya serta memutarbalikkan nerita Injil dan
mengajarkan Injil lain.
Ketiga, surat ini ditulis untuk mendorong menyoritas jemaat
di Korintus supaya tetap setia kepadanya sebagai bapa
rohani mereka.

Pelayanan Paulus Di Korintus


99 Pengantar Perjanjian Baru

Pertama kali Paulus mengunjungi Korintus adalah


pada perjalanan misinya yang kedua (Kis. 18:1-17).
Sebelum melayani di Korintus Paulus melayani di Athena.
Di Athena Paulus mengalami banyak kekecewaan karena
khotbah-khotbahnya tak membawa hasil (Kis. 17). Di
Korintus paulus tinggal bersama-sama dengan Priskila dan
Akwila. Mereka bekerja bersama-sama sebab mereka
sama-sama tukang kemah. Sebenarnya tempat asal Akwila
adalah kota Roma, tetapi karena dia keturunan orang
Yahudi, ia diusir oleh kaisar Klaudius.
Di Korintus paulus mengubah sistem penginjilannya.
Waktu di Athena ia banyak khotbah yang bersifat filsafat,
tetapi di Korintus ia “memutuskan untuk tidak mengetahui
apa-apa diantara kamu selain Yesus kristus, yaitu Dia yang
disalibkan.” (1 Kor. 2:2). Seperti biasa ia mulai
pelayanannya di rumah ibadah orang Yahudi. Dia tidak
langsung mencari kontak orang kafir. Tetapi pada suatu
saat Paulus terpaksa menghentikan pelayanannya di rumah
ibadah karena orang Yahudi melawannya. Ia melanjutkan
di rumah seorang yang bernama Titius Yustus. Ada banyak
yang bertobat melalui pelayanan di rumah itu, antara lain
Krispus kepala rumah ibadah. Dalam pelayanannya Paulus
100 Pengantar Perjanjian Baru

juga dibantu oleh Timotius dan Silas yang datang dari


Makedonia (Kis. 18:5).
Dalam pelayanannya di Korintus Paulus banyak
mengalami kesulitan, terutama dari pihak orang Yahudi.
Tetapi Tuhan selalu menguatkannya melalui suatu
penglihatan (Kis. 18:9, dst). Paulus melayani di Korintus
selam satu setengah tahun. Pada waktu ia meninggalkan
Korintus sudah ada satu jemaat yang mampu berdiri sendiri
tanpa tergantung dari bantuan pihak luar. Kebanyakan
anggota jemaat itu berlatar belakng orang kafir. Setelah
Paulus, Apolos yang melayani di Korintus. Dan ada
kemungkinan besar bahwa Petrus juga pernah melayani di
Korintus (1 Kor. 1:12). Dari keterangan diatas jelas bahwa
jemaat di Korintus didirikan oleh paulus waktu pelayanan
misinya yang kedua.

Masalah-Masalah Dalam Jemaat Di Korintus


1. Ada perpecahan yang timbul oleh karena anggota-
anggota jemaat menggolongkan diri (1 Kor. 1:10 –
4:21). Ada golongan Paulus, golongan Apolos, golongan
Kefas dan golongan Yesus (1:12). Golongan Paulus
mungkin mau membela kemerdekaan orang-orang
101 Pengantar Perjanjian Baru

percaya dan pembenaran karena iman, golongan Apolos


mungkin menekankan segi pendidikan akademis,
golongan Kefas mungkin memelihara adat istiadat
Yahudi dan golongan Kristus mungkin menganggap
dirinya yang paling rohani. Oleh karena itu timbullah
perpecahan dalam kesatuan jemaat.
Cara menangani Paulus:
Dalam 1 Kor. 1:18 – 3:9 Paulus menegaskan bahwa
perpecahan karena penggolongan yang mengandalkan
manusia adalah salah bahkan dosa. Orang yang
berhikmat adalah orang yang mengandalkan salib
Kristus bukan hikmat manusia. Paulus berkata:”Kami
memberitakan kristus yang disalibkan: untuk orang
Yahudi suatu kebodohan, tetapi untuk mereka yang
dipanggil baik orang Yahudi maupun orang bukan
Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan himat Allah”
(1:23-24). Mengandalkan golongan tertentu hanya
membawa pemisahan sedang salib kristus membawa
kedamaian dan kesatuan. Manusia memang menanam
dan menyiram tetapi Allah yang memberi pertumbuhan
(3:6-7). Tanpa Allah hamba-hambaNya tak bisa berbuat
apa-apa, karena kuasa yang sejati hanya terdapat pada
102 Pengantar Perjanjian Baru

Allah (3:3-23). Dan Tuhan yang akan menghakimi


setiap perbuatan anak-anakNya dan mengujinya (3:14-
15). Jadi penggolongan diri dalam suatu kelompok itu
tidak benar hanya akan memecah belah jemaat.
Relevansi Dengan Gereja Masa Kini
Memang kalau kita tinjau sekarang ini, perpecahan
dalam gereja sering terjadi. Bahkan perpecahan itu
mengakibatkan beberapa gereja terbagi-bagi. Karena
kurang puas dengan pemimpin atau adanya perselisihan
antar pemimpin menyebabkan timbulnya gereja baru.
Oleh karena itu para pemimpin gereja harus menyadari
dengan membaca kembali surat Korintus supaya di
gerejanya tidak terjadi perpecahan.
2. Mengenai dosa-dosa yang terjadi dalam jemaat yaitu
percabulan, mencari keadilan pada hakim-hakim kafir
dan kenajisan, serta kesucian dalam pernikahan.
Cara Menangani Paulus
Paulus mengatakan bahwa kenyataan dosa yang saat itu
merajalela di Korintus adalah kekalahan secara rohani
bagi jemaat (bnd. 6:7). Memang sebagai orang Kristen
telah dimerdekakan dari dosa. Tetapi jemaat tidak bisa
menggunakan kemerdekakan itu untuk berbuat dosa,
103 Pengantar Perjanjian Baru

sehingga diperhamba oleh dosa. Tubuh bukanlah untuk


percabulan melainkan untuk Tuhan (6:13). “Tidak
tahukan kamu bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus
?” (6:15). Sedang untuk mencari keadilan dalam
perkara antar jemaat, Paulus mengajarkan sebaiknya
masalah itu diselesaikan dalam jemaat sendiri bukan ke
pengadilan dunia. Selain itu Paulus juga memberi
perintah agar kesucian hubungan dipelihara oleh orang
yang mau menikah, antara suami istri dan orang yang
tak mau menikah.
Relevansi Dengan gereja Masa Kini
Gereja-gereja sekarang ini juga mengalami hal yang
sama. Memang mungkin tak separah gereja di Korintus,
tetapi percabulan juga sering terjadi dalam jemaat,
walaupun secara sembunyi-sembunyi. Dan ada juga
gereja yang mengajukan masalah internnya ke
pengadilan dunia karena merasa tak mampu lagi
mengatasi masalahanya. Sedang untuk perkawinan di
luar nikah juga banyak terjadi dalam jemaat, ya
mungkin karena pergaulan yang bebas. Hal-hal di atas
menjadi masalah yang besar yang dihadapi gereja saat
ini.
104 Pengantar Perjanjian Baru

3. Masalah mengenai makanan bekas sajian kepada


berhala. Hal ini menyangkut mengenai: kebiasaan
makan, pakaian, perhiasan, dll.
Cara Menangani Paulus
Jawaban Paulus mengandung beberapa prinsip yaitu:
orang Kristen boleh menggunakan segala sesuatu yang
diciptakan Tuhan (8:6), orang Kristen tidak boleh
menahan sesuatu dalam hidupnya yang menjadi batu
sandungan orang lain, orang Kristen harus melakukan
segala sesuatu untuk kemuliyaan Tuhan (10:31) dan
dilandasi oleh kasih (psl. 8). Paulus sendiri menjadi
teladan semuanya itu (psl. 9).
Relevansi Gereja Masa Kini
Ada beberapa gereja yang melarang anggota jemaatnya
memakan makanan bekas dipersembahkan berhala
tetapi ada juga gereja yang memperbolehkannya.
Memang seperti nasehat Paulus kita bebas memakan
segala sesuatu asal sudah didoakan, tapi jadi batu
sandungan tidak ? Jadi sebenarnya kita bisa makan apa
saja tapi bila itu menjadi batu sandungan ya jangan
dilakukan.
105 Pengantar Perjanjian Baru

Pengajaran 2 Korintus
1. Surat 2 Korintus termasuk surat pribadi. Surat ini
banyak berisi mengenai pembelaan rasul Paulus
terhadap orang Yahudi.
2. Prinsip-prinsip rohani dalam 2 Korintus ini yaitu:
a. 2 Korintus mengajarkan bahwa “dari buahnya pohon
itu dikenal.”
b. Hamba-hamba Tuhan harus tampil dengan
kerendahan hati dan wibawa. Wibawa adalah kuasa
yang dianugerahkan Tuhan untuk membangun
jemaat (13:10). Sedangkan kerendahan hati tidak
selalu diam, Paulus cukup rendah hati (bnd. 11:30),
dia berdiri teguh dan membela diri dan Injil Kristus
dari yang jahat.
c. Pengajaran mengenai harta rohani dalam bejana
tanah (4:1-15). Dalam cerita ini ada beberapa hal
penting yaitu: Injil tidak dapat dimengerti oleh
orang-orang yang dibutakan oleh iblis (4:1-7), Injil
Kritus yang diberitakan hamba-hambaNya
merupakan harta yang besar kuasanya.
d. Dalam psl. 5 diajarkan dua hal penting yaitu:
kerinduan anak-anak Allah untuk mengenakan
106 Pengantar Perjanjian Baru

tempat kediaman sorgawi (5:1-10) dan pelayanan


orang-orang Kristen adalah pelayanan pendamaian
(5:11-21).
e. Dalam psl. 6 dijelaskan mengenai pengajaran-
pengajaran yang penting untuk para hamba Tuhan,
misalnya: situasi pelayanan tidak senantiasa
gampang (6:1-10) lalu mengenai hamba-hamba
Tuhan yang mau berhasil dalam pelayanan harus
hidup dalam kesucian hidup dan sikap tegas
terhadap dosa dan kegelapan yang selalu menggoda.
3. Pengajaran lain yang indah yaitu mengenai keteladanan
Rasul Paulus sendiri. Selalu setia kepada Tuhan dalam
segala keadaan, tabah dalam menghadapi penderitaan
dan selalu bergantung sepenuhnya pada pimpinan
Tuhan.
107 Pengantar Perjanjian Baru

KITAB GALATIA

Latar Belakang
Penulis kitab ini yaitu Rasul Paulus. Surat ini ditulis
kira-kira tahun 49 sampai 52 AD, yaitu sesudah sidang di
Yerusalem, pada waktu paulus melayani sendirian di
Korintus sebelum Silas dan Timotius datang dari Makedonia
(Kis. 15:35).
Kitab Galatia adalah satu-satunya surat Paulus yang
dialamatkan kepada kumpulan jemaat, sebab Galatia adalah
sebuah propinsi (1:2), yang daerahnya meliputi Antiokhia,
Ikonium, Derbe dan Listra. Jemaat-jemaat di Galatia ini
didirikan Paulus pada perjalanan misinya yang pertama.
Latar belakang penulisan kitab ini yaitu: Paulus sudah
menerima berita tentang keadaan jemaat di Galatia yang
menguatirkan menyangkut relasi antara Injil dan ketentuan-
ketentuan dalam Perjanjian Lama khususnya tentang sunat.
108 Pengantar Perjanjian Baru

Memang saat itu di Galatia muncul guru-guru palsu dari


golongan Yahudi. Mereka bermaksud memutar balikkan
Injil Kristus (1:6, dst), yaitu menuntut orang-orang Kristen
di Galatia menuruti hukum Musa dalam segala hal secara
khusus tentang sunat, memelihara hari-hari tertentu, dll
(3:6, dst). Mereka juga mempersalahkan ajaran Paulus
mengenai keselamatan. Menurut mereka keselamatan
tidak cukup hanya beriman pada Kristus tetapi ditambah
dengan melakukan hukum-hukum Taurat. Hal ini sangat
membahayakan kehidupan jemaat Galatia. Karena
pengaruh itu sempat mengacaukan jemaat disana (1:7).
Bahkan ada beberapa jemaat sudah mulai meninggalkan
ajaran-ajaran Paulus dan mengikuti ajaran-ajaran sesat.
Untuk mengatasi hal itu lalu rasul Paulus mengirim surat
Galatia.

Tema Utama Dan Isi


Tema utama dari kitab Galatia ini adalah
keselamatan karena kasih karunia oleh iman. Maksudnya
bahwa keselamatan itu sepenuhnya anugerah Tuhan bukan
anugerah ditambah dengan melakukan hukum taurat
seperti yang diajarkan oleh orang Yahudi.
109 Pengantar Perjanjian Baru

Ringkasan inti berita kitab Galatia dapat dijelaskan


sebagai berikut:
1. Pentingnya panggilan bagi seorang hamba Tuhan.
Dalam Gal. !:1 menjelaskan panggilan Paulus untuk
menjadi hamba Tuhan yang langsung dilakukan oleh
Yesus. Karena Paulus dipanggil langsung dari Allah
maka Injil yang ia beritakanpun berasal dari Allah (Gal.
1:11-12).
2. Pada psl. 3 dan 4 menekankan keunggulan Injil diatas
hukum Taurat, diantaranya yaitu: Roh lebih tinggi dari
pada gaging (3:3), karena iman lebih tinggi dari pada
karena melakukan hukum Taurat (3:2), dibenarkan
karena iman jauh lebih tinggi dari pada dibenarkan
melakukan hukum Taurat (3: 8, 11). Sebenarnya
Paulus melukiskan adanya dua jalan keselamatan yaitu
karena iman dan karena melakukan hukum Taurat.
Barang siapa yang dengan sempurna melakukan hukum
Taurat sampai pada titiknya akan hidup karenanya
(3:12). Tetapi hal itu tidak mungkin dilakukan oleh
siapapun yang terjual berdosa (3:11), hanya Kristus
yang dapat melakukannya dengan sempurna. Dan
barang siapa percaya kepada Yesus akan dibenarkan
110 Pengantar Perjanjian Baru

dihadapan Allah, karena orang benar akan hidup oleh


imannya (3:11) bukan karena melakukan hukum Taurat.
Oleh karena itu hukum Taurat tidak akan bisa
menyelamatkan, hukum Taurat hanya menuntun kita
kepada Kristus (3:24).
3. Arti kemerdekaan dalam Kristus. Dalam psl. 5 dan 6
Paulus menjelaskan arti kemerdekaan dalam Kristus.
Kemerdekaan itu memiliki dua segi yaitu: Kita
dimerdekakan untuk melayani yaitu kita merdeka untuk
melayani dalam kasih (5:1), kemerdekaan itu
mempunyai tujuan positif (5:13), bukan kemerdekaan
untuk menambah dosa. Lalu selanjutnya kemerdekaan
didalam Roh, bukan perhambaan dibawah keinginan
daging (5:15 – 6:10). Jadi dalam surat ini Paulus
menekankan kemerdekaan oleh Injil. Perkataan bebas
atau merdeka terdapat kurang lebih 1o kali dalam kitab
ini.
4. Paulus membentangkan kemerdekaan dalam Roh
dengan menggunakan 4 hal yaitu mengeluarkan buah:
“Buah Roh ialah kasih, sukacita, damai sejahtera, ...”
(5:22-23). Menanggung beban: “Bertolong-tolonglah
menanggung bebanmu!” (6:2). Menabur: “Apa yang
111 Pengantar Perjanjian Baru

ditabur orang itu yang dituainya” (6:7). Menanggung


tanda-tanda milik: “Pada tubuhmu ada tanda-tanda milik
Yesus” (6:7).
5. Aspek-aspek dari kuasa salib yaitu:
a. Kuasa salib melepaskan kita dari kuasa dosa (2:21).
b. Kuasa salib melepaskan kita dari kutuk hukum Taurat
(3:13).
c. Kuasa salib melepaskan kita dari kuasa daging dan
segala hawa napsu (2:20, 5:24).
d. Kuasa slain melepaskan kita dari kuasa dunia (6:14).
e. Kuasa salib melepaskan kita dari perbudakan hukum
Taurat (4:4-7).
f. Kuasa salib membuka pintu bagi kita untuk menjadi
anak-anak perjanjian melalui Roh Kudus (3:14).
g. Kuasa salib membawa kita kepada langkah-langkah
kemenangan melalui buah Roh (5:22-23).
6. Peranan Hukum Taurat yaitu:
a. Taurat menjatuhkan orang kebawah kutuk (3:10).
b. Taurat tidak menghilangkan janji-janji yang diberikan
kepada Abraham dan keturunannya (3:16-17).
c. Taurat tidak menghidupkan malahan menyatakan
kesalahan (3:21-22a).
112 Pengantar Perjanjian Baru

d. Taurat menuntun kita kepada Kristus (3:24-25).


e. Kristus takluk dibawah hukum Taurat waktu Ia
menjelma menjadi manusia (4:4).

Tujuan
Tujuan penulisan kitan Galatia ini yaitu:
1. Untuk menegaskan bahwa syarat-syarat yang dituntut
hukum Taurat, tidak ada hubungannya dengan
pekerjaan kasih karunia Allah dalam Kristus.
2. Menegaskan orang percaya menerima Roh Kudus dan
hidup rohani oleh iman kepada Yesus bukan oleh ikatan
kepada hukum Taurat dalam Perjanjian Lama.

Ciri Khas
Ada 4 ciri unik yang menandai surat Galatia ini yaitu:
1. Surat ini merupakan pembelaan yang paling
bersemangat dalam Perjanjian Baru tentang sifat hakiki
Injil.
2. Surat ini banyak memberikan petunjuk tentang diri
Paulus.
3. Surat ini merupakan satu-satunya surat yang
dialamatkan kepada beberapa jemaat.
113 Pengantar Perjanjian Baru

4. Surat ini berisi daftar buah Roh (5:22-23) dan daftar


paling lengkap mengenai perbuatan-perbuatan tabiat
manusia yang berdosa (5:19-21).

Garis Besar
Garis besar kitab Galatia ini yaitu:
Pendahuluan: 1:1-9
1. Paulus membela diri sebagai rasul (1:10 – 2:21).
a. Kerasulan Paulus dijelaskan (1:10-17).
b. Hubungan dengan rasul lain di Yerusalem (1:18-24).
c. Kerasulan Paulus ditegaskan (2:1-10).
d. Hubungan dengan Petrus (2:11-21).
2. Paulus menjelaskan berita Injilnya (3:1 – 4:31).
a. Dijelaskan dari pengalaman orang Galatia (3:1-5).
b. Dijelaskan dengan contoh Abraham (3:6-9).
c. Dijelaskan atas dasar hukum Taurat (3:10 – 4:11).
d. Dijelaskan dengan hubungan antara Paulus dan
jemaat di Galatia pada waktu perlayanannya (4:12-
20).
e. Dijelaskan atas dasar janji Allah (4:21-31).
3. Berita Injil diterapkan secara praktis (4:21-31)
a. Injil membawa kemerdekaan (5:1-12).
114 Pengantar Perjanjian Baru

b. Kemerdekaan Kristen harus dipraktekkan dengan


kasih (5:13-15).
c. Kemerdekaan Kristen adalah kemerdekaan Roh
(5:16).
d. Kemerdekaan Kristen untuk melayani (6:1-10).
e. Kemerdekaan Kristen memisahkan kita dari hal-hal
duniawai (6:11-15).
Kata penutup: 6:16-18.
115 Pengantar Perjanjian Baru

KITAB EFESUS

Latar Belakang
Untuk penulis kitab Efesus ini yaitu Rasul Paulus.
Surat ini ditulis kira-kira tahun 62 AD, yaitu pada waktu
Paulus dalam tahanan di Roma (Kis, 28:30). Surat Efesus
ini dialamatkan kepada “orang-orang kudus di Efesus.”
Paulus pernah melayani di Efesus selama tiga tahun
(Kis. 19 dan 20:17-38), sehingga hubungannya dengan
jemaat di Efesus sangat erat. Latar belakang penulisan
kitab ini yaitu: Memang setiap jemaat pasti menghadapi
banyak masalah, demikian juga jemaat Efesus. Pernah
terjadi perselisihan diantara jemaat Efesus, namun dapat
diselesaikan. Surat ini ditulis sebagai jawaban terhadap
suatu kontroversi doktrinal atau persoalan pastoral. Selain
itu Paulus melalui surat ini ingin menguatkan jemaat di
116 Pengantar Perjanjian Baru

Efesus. Surat ini dikirim melalui atau dititipkan Tikhikus


yang berasal dari Asia (Efesus) (6:21).

Tema Utama Dan isi


Tema utama dari kitab Efesus ini yaitu: Gereja
sebagai tubuh Kristus. Pokok ini dapat ditinjau dari dua
segi yaitu tentang kekayaan gereja didalam Kristus (psl. 1-
3) dan tentang akibat-akibat praktis dalam kehidupan
gereja (psl. 4-6).
1. Pada psl. 1-3, temanya terdapat pada pasal 3:4 yaitu
tentang Rahasia Kristus. Rahasia itu adalah gereja
Kristen yaitu tubuh Kristus dimana orang Yahudi dan
orang kafir disatukan menjadi satu bangsa pilihan yang
tidak saling membeda-bedakan. Gereja merupakan
persekutuan yang hidup dalam kesatuan dan kasih
sehingga gereja itu disebut tubuh Kristus (3:6). Dalam
psl. 3:14 Paulus mendoakan jemaat sebagai anggota
tubuh Kristus supaya mereka mempunyai: kekuatan Roh
Allah yang dapat meneguhkan (3:16), kasih Allah (3:17)
dan kepenuhan Allah (3:19). Kepenuhan Allah adalah
Kristus. Orang yang dipenuhi Allah berarti dipenuhi
Kristus yaitu dimiliki, dikuasai dan dijiwai oleh Roh
117 Pengantar Perjanjian Baru

Kudus. Psl. 1 dan 2 meletakkan dasar untuk rahasia


Kristus yaitu jemaat. Dasarnya adalah karya
penyelamatkan Kristus untuk seluruh umat manusia.
Pada psl. 1:3-14 Paulus mengucap syukur atas
keselamatan yang diterimanya. Penyebab Paulus
mengucap syukur yaitu:
a. Dipilih oleh Allah sebelum dunia dijadikan (ayat 4).
b. Allah telah menetapkan kita dari semula oleh Yesus
Kristus untuk menjadi anak-anakNya (1:5).
c. Allah tidak hanya memilih kita dari semula tetapi Ia
telah membeli kita dengan darah Kristus (1:7).
Dalam 1 Kor. 6:20 dijelaskan “Kamu telah dibeli dan
harganya telah lunas dibayar.”
d. Di dalam Dialah kita mendapat bagian yang
dijanjikan (1:11). Yesus Kristus adalah ahli waris
segala sesuatu. Didalam Dia kita juga mendapat
warisan (Gal. 4:7).
e. Didalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya
dimeteraikan dengan Roh Kudus yang dijanjikannya
itu. Dan Roh Kudus diberikannya dahuku sebagai
jaminan bagian kita sampai kita mempewroleh
seluruhnya (1:13-14). Kita yang percaya telah
118 Pengantar Perjanjian Baru

diberikan Roh Kudus sebagai meterai untuk


kepastian keselamatan kita.
Pada psl. 2 Paulus mulai dengan menggambarkan
keadaan kita sebelum diselamatkan (2:1-3; 2:11-12) dan
sesudah kita diselamatkan (2:4-10; 2:13-22).
2. Pada psl. 4-6, Paulus menjelaskan mengenai beberapa
aplikasi praktis dalam kehidupan jemaat. Hal ini dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Psl. 4:1-16, diuraikan tentang kesatuan jemaat dan
fungsinya karunia yang berbeda-beda. Kesatuan
terwujud apabila tiap jemaat hidup dalam
persekutuan kasih Kristus. Sedang karunia
digunakan untuk melayani jemaat.
b. Psl. 4:17-32, memberi petunjuk praktis bahwa tubuh
Kristus harus hidup dalam kesucian dengan
mengenakan manusia baru.
c. Psl. 5:1-21, memberi nasehat bahwa standart tubuh
Kristus adalah belajar menjadi penurut Allah (ayat 1)
dan Kristus Yesus (ayat 2). Dengan kata lain bagian
ini berbicara tentang Imitatio Dei yaitu menjadi
serupa dengan Kristus (Fil. 3:10).
119 Pengantar Perjanjian Baru

d. Psl. 5:22 – 6:9 berisi tentang nasehat praktis tentang


rumah tangga Kristen yaitu hubungan suami istri
(5:22-33), hubungan orang tua dengan anak (6:1-4)
dan hubungan tuan dengan hamba (6:5-9).
e. Psl. 6:10-20 menjelaskan mengenai perlengkapan
rohani. Sebagai orang percaya pasti menghadapi
peperangan rohani. Dalam ayat 14-15 dijelaskan
mengenai sikap kita sebagai pasukan Kristus dan
ayat 18-20 dijelaskan mengenai perlengkapan yang
tersedia untuk perang.

Tujuan
Tujuan penulisan kitab Efesus ini dapat dijelaskan
sebagai berikut: Tujuan penulisan kitab Efesus ini tersirat
dalam 1:15-17. Dengan tekun Paulus berdoa dan
merindukan supaya pembaca dapat bertumbuh dalam iman,
kasih, hikmat dan penyataan Bapa yang Mulia. Oleh karena
itu ia berusaha untuk menguatkan iman dan dasar rohani
mereka dengan menyatakan kepenuhan maksud kekal Allah
dari penebusan dalam Kristus (1:3-14; 3:10-12) untuk
gereja (1:22-23; 5:25-27) dan untuk semua orang (1:15-
21; 5:1 – 6:20).
120 Pengantar Perjanjian Baru

Ciri Khas
Ciri khas dari kitab Efesus ini yaitu:
1. Penyingkapan kebenaran teologis akbar oleh doa rasuli
yang berkuasa dalam PB.
2. Pemakaian kata “didalam Kristus” sebanyak 36 kali.
3. Maksud dan tujuan abadi Allah ditekankan dalam surat
Efesus ini.
4. Beraneka ragam peranan Roh Kudus ditekankan (1:13-
14; 2:13).
5. Surat Efesus kadang dianggap sebagai surat kabar
dengan Kolose karena persamaan dalam isi dan ditulis
kira-kira pada waktu yang sama.

Garis Besar
Garis besar kitab Efesus ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Pendahuluan: 1:1-2.
1. Gereja yang hidup didalam Kristus (1:3 – 3:21).
a. Berkat rahasia Allah (1:3-14).
b. Doa Paulus yang pertama (1:15-23).
c. Gereja diselamatkan oleh anugerah Allah (2:1-10).
121 Pengantar Perjanjian Baru

d. Kesatuan gereja (2:11-23).


e. Rahasia Allah dinyatakan (3:1-13).
f. Doa Paulus yang kedua (3:14-21).
2. Gereja yang berfungsi di dalam dunia (4:1 – 6:24).
a. Kesatuan di dalam Roh – berbeda-beda karunia (4:1-
16).
b. Kehidupan gereja berbeda dari kehidupan dunia
(4:17-32).
c. Kehidupan gereja adalah didalam kasih (5:1-21).
d. Kehidupan rumah tangga Kristen (5:22 – 6:9).
e. Kehidupan gereja mengalami peperangan rohani
(6:10-20).
Penutup: 6:21-24
122 Pengantar Perjanjian Baru

KITAB FILIPI

Latar Belakang
Penulis kitab Filipi yaitu Rasul Paulus. Kitab ini ditulis
sekitar tahun 62 sampai 63 AD. Yaitu waktu Paulus berada
di Roma. Surat Filipi ini ditujukan kepada “semua orang
kudus dalam Kristus di Filipi” (1:1).
Jemaat Filipi merupakan jemaat pertama di Eropa.
Dididrikan Paulus pada perjalanan misinya yang kedua (Kis.
16:9-40). Kebanyakan anggota jemaat berlatar belakang
agama kafir. Latar belakang penulisan kitab ini yaitu:
adanya seorang pesuruh jemaat Filipi yang bernama
Epafroditus yang datang ke Roma, untuk membawa
persembahan jemaat Filipi yang diberikan kepada Paulus
sebagai tanda kasih mereka (2:25, 4:10). Dalam perjalanan
Eprafroditus mengalami sakit dan hal itu didengar oleh
jemaat Filipi (2:25-29). Waktu Eprafroditus kembali ke Filipi
123 Pengantar Perjanjian Baru

Paulus titip surat kepadanya. Surat itu sebagai curahan


terima kasih Paulus kepada jemaat di Filipi yang selalu
mendoakannya dan mengirim bantuan kepadanya.
Memang jemaat Filipi termasuk jemaat yang misioner yang
selalu membantu utusan Injil.

Tema Utama Dan isi


Tema utama dalam kitab Filipi adalah sukacita
didalam Kristus. Dalam surat ini memang banyak
menekankan mengenai sukacita. Kata sukacita ditulis
sebanyak 16 kali. Selain sukacita kitab ini juga
menekankan mengenai persekutuan.
Dibawah ini akan dijelaskan mengenai analisa kitab
Filipi yaitu:
1. Psl. 1 menyatakan Kristus sebagai kehidupan orang
percaya. Hal itu dapat diterangkan dalam tujuh
kenyataan sebagai berikut yaitu:
a. Seorang Kristen yang penuh dengan Kristus
mempunyai kasih mesra Kristus Yesus (1:8).
b. Seorang Kristen yang penuh dengan Kristus mau
memberitakan Injil (1:12-17).
124 Pengantar Perjanjian Baru

c. Orang yang penuh dengan Kristus mempunyai Roh


Kristus (1:19).
d. Seorang Kristen yang penuh dengan Kristus hanya
mempunyai satu tujuan yaitu Kristus dipermuliakan
dalam tubuhnya.
e. Seorang Kristen yang penuh dengan Kristus
mengasihi Yesus Kristus diatas segalanya.
f. Orang yang penuh dengan Kristus mempunyai hdiup
dan kelakuan yang berbau Kristus (1:27).
g. Orang yang penuh dengan Kristus menganggapnya
sebagai hak istimewa untuk mengambil bagian dalam
kesengsaraan Kristus (1:29-30).
2. Psl. 2 bagian ini menjelaskan hubungan kita dengan
Kristus. Dalam 2:1-5 dijelaskan bila pikiran dan
perasaan Kristus menguasai hati orang Kristen maka:
Roh persekutuan dipelihara (2:2), ketulusan hati yang
tidak gila hormat dipelihara (2:3a), Roh perdamaian
dipelihara (2:3b-4) dan 2:5 merupakan kesimpulan.
Dalam 2:6-11 mempunyai makna Kristologis. Bagian ini
juga memberikan tujuh kenyataan alam pikiran Kristus
yang sangat penting untuk setiap orang percaya yaitu:
125 Pengantar Perjanjian Baru

a. Walaupun setara dengan Allah Kristus tidak


menganggap itu sebagai keuntungan yang harus
dipertahankan.
b. Yesus menghambakan diri.
c. Yesus mengambil keadaan seorang hamba sama
dengan manusia.
d. Yesus membatasi diriNya dengan menaklukkan diri
kepada sifat-sifat manusia.
e. Yesus merendahkan diri dengan melayani manusia.
f. Yesus taat sampai mati.
g. Yesus mati tersalib.
3. Psl. 3 menggambarkan Kristus sebagai tujuan seorang
Kristus. Dalam psl. 3:10-11 Paulus menjelaskan tujuan
akhirnya yaitu menjadi serupa dengan Kristus dan
akhirnya beroleh kebangkitan dari antara aorang mati.
Psl. 3:12-16 menjelaskan tentang perlombaan iman
menuju kesempurnaan. Memang kita sudah
diperbaharui oleh Kristus (3:15), tetapi untuk mencapai
kesempurnaan yang kekal kita perlu mengejarnya
sampai memperoleh hadiah yaitu panggilan sorgawi dari
Allah dalam Yesus (3:14). Denagn cara melupakan apa
yang ada dibelakangnya dan mengarahkan pandangan
126 Pengantar Perjanjian Baru

yang dihadapannya dan berlari-lari kepada tujuan itu


(3:13-14).
4. Psl. 4 menyatakan Kristus adalah kekuatan kita. Pada
psl. 4:13 dijelaskan Kristus telah memberi kekuatan
pada Paulus dan kekuatan itu menyanggupkan Paulus
melakukan segala sesuatu. Oleh karena itu apabila
Kristus didalam kita, kita akan disanggupkan melakukan
segala sesuatu.

Tujuan
Tujuan penulisan kitab ini yaitu:
1. Paulus ingin mengucapkan terima kasih kepada jemaat
di Filipi yang selalu memperhatikannya.
2. Paulus memberikan kabar tentang keadaannya di Roma.
3. Paulus ingin meyakinkan jemaat akan kasih Kristus.
4. Paulus mendorong jemaat untuk maju dalam
pengenalannya akan Tuhan dan menguatkan iman
mereka.

Ciri Khas
Ciri khas surat Filipi ini yaitu:
127 Pengantar Perjanjian Baru

1. Sifatnya sangat pribadi dan penuh kasih sayang.


2. Sangat memusatkan perhatian pada Kristus yang
mencerminkan hubungan Paulus dengan Kristus (1:21).
3. Memberikan pernyataan yang mendalam tentang
Kristologi.
4. Merupakan surat sukacita dalam PB.

Garis Besar
Garis besar kitab Filipi ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Pendahuluan: 1:1-2
1. Kristus – Inti kehidupan kita (1:3-30).
a. Ucapan syukur dan doa bagi orang-orang kudus
(1:3-11).
b. Paulus dan keadaannya (1:12-26).
c. Orang percaya dan kelakuan mereka (1:27-30).
2. Kristus – Alam pikiran kita (2:1-30).
a. Kristus dan teladannya (2:1-18).
b. Timotius dan Eprafroditus sebagai teladan praktis
(2:19-30).
3. Kristus – Tujuan kita (3:1 – 4:1).
a. Paulus seblum percaya (3:1-6).
128 Pengantar Perjanjian Baru

b. Tujuan yang baru setelah bertobat (3:7-11).


c. Perlombaan iman untuk mencapai tujuan akhir (3:12-
16).
d. Nasehat kepada jemaat di Filipi (3:17 – 4:1).
4. Kristus – kekuatan kita (4:2-20).
a. Nasehat-nasehat dan terima kasih
Penutup: 4:21-23.
129 Pengantar Perjanjian Baru

KITAB KOLOSE

Latar Belakang
Surat Kolose ditulis oleh Rasul Paulus, yaitu pada
tahun kira-kira 62 AD. Penulisan dilakukan Paulus di Roma
(Kis. 28:30). Surat Ko;ose ini ditujukan kepada “suadara-
suadara yang kudus dan yang percaya dalam Kristus di
Kolose”(1:2).
Jemaat di Kolose ini tidak didirikan oleh Paulus,
dalam suratnya itu Paulus berkata bahwa anggota jemaat di
Kolose belum mengenal dia secara pribadi (2:1, dst). Salah
satu pendapat mengatakan bahwa agama Kristen dibawa ke
Kolose oleh orang=orang yang bertobat dalam kebangunan
rohani di Efesus (Kis. 19:17-20), dan secara khusus oleh
Eprafas. Selain itu ada juga team penginjilan dari ruang
kuliah Tiranus yang membawa Injil ke Kolose (Kis. 19:8-10).
Latar belakang Paulus menulis surat ini yaitu bahwa ia
130 Pengantar Perjanjian Baru

mendengar berita dari Eprafas bahwa ada ajaran sesat


yang mempengaruhi jemaat di Kolose. Ajaran sesat itu
diajarkan oleh orang-orang Yudaisme yang mempersoalkan
orang-orang kafir khususnya hubungannya dengan hukum
Taurat. Selain itu ada juga ajaran Gnostik yang berbau
mistik. Ajarannya dapat digolongkan dalam tiga unsur yaitu
dunia roh menjadi lebih penting dari pada Yesus Kristus
(2:18), membesar-besarkan hal-hal sekunder mis:
makanan, bulan baru, dll. Dan ada kesan bahwa beberapa
anggota jemaat mencari hikmat yang lebih unggul dari pada
hikmat Yesus Kristus. Oleh karena itu Paulus menulis surat
Kolose.

Tema Utama Dan Isi


Tema utama surat Kolose ini yaitu Keunggulan
Kristus. Paulus menggambarkan Kristus sebagai kepala
jemaat yang penuh dengan kehormatan dan kemuliaan.
Sedangkan jemaat di Kolose adalah jemaat Tuhan.
Dibawah ini akan dijelaskan analisa tentang kitab ini,
yaitu:
1. Pada psl. 1:1 – 3:4 tema utamanya yaitu Keutamaan
Kristus. Dialah gambar Allah yang tidak kelihatan
131 Pengantar Perjanjian Baru

(1:15), sulung dari segala yang diciptakan. Dia ada


terlebih dahulu dari segala sesuatu (1:17). Dia kepala
tubuh yaitu jemaat (1:18), melalui Yesus manusia
diperdamaikan dengan Allah (1:20). Pada psl. 2
dijelaskan bahwa didalam Yesus tersembunyi segala
harta hikmat dan pengetahuan (2:3). Selain itu Paulus
juga menjelaskan orang Kristen tidak perlu lagi sunat
secara lahiriah karena Kristus telah mengampuni dan
menghapus dosa kita melalui pengorbananNya di kayu
salib di bukit Golgota (2:8-15).
2. Pada psl. 3:5 – 4:18 berisi nasehat-nasehat praktis yaitu
mengenai sikap manusia baru (3:5-17) kemudian
tentang hubungan antara anggota-anggota rumah
tangga (3:18 – 4:6).
3. Dalam surat Kolose ini Paulus menekankan doa safaat
sebagai peperangan rohani. Ada dua bagian yang
secara khusus menjelaskan hal itu yaitu 1:3-14 dan
2:15. Tujuan dari doa safaat itu juga harus jelas.
Paulus berdoa supaya orang-orang yang bertobat tidak
hanyut oleh bermacam-macam ajaran, tetapi supaya
mereka berakar di dalam Kristus, dibangun di atas Dia,
132 Pengantar Perjanjian Baru

bertambah teguh di dalam iman dan hati mereka


melimpah dengan ucapan syukur.

Tujuan Penulisan Surat Kolose


Tujuan Paulus menulis surat ini yaitu
1. Untuk memberantas ajaran palsu di Kolose yang sedang
menggantikan keunggulan Kristus dan kedudukanNya
sebagai inti dalam ciptaan, penyataan, penebusan dan
gereja.
2. Untuk menekankan sifat sebenarnya dari hidup baru
didalam Kristus dan tuntutannya pada orang percaya.

Ciri Khas
Ciri khas dari kitab Kolose ini yaitu:
1. Kolose memusatkan perhatiannya pada kebenaran
rangkap dua yaitu keutamaan Kristus dan kesempurnaan
orang percaya.
2. Kitab ini dengan tegas meneguhkan ke-Allah-an Kristus.
3. Kitan ini sering dianggap surat kembar dari kitab Efesus
karena keduanya memiliki beberapa kesamaan yaitu
waktu dan tempat penulisan, tema dan isinya.
133 Pengantar Perjanjian Baru

Garis Besar
Garis besar Kitab Kolose ini yaitu:
Pendahuluan: 1:1-2
1. Sifat Ketuhanan Kristus (1:3 – 2:7).
a. Ucapan syukur untuk jemaat di Kolose (1:3-8).
b. Doa syafaat untuk pertumbuhan rohani mereka (1:9-
14).
c. Kristus adalah Tuhan (1:15-19).
d. Kristus adalah Pendamai (1:20-23).
e. Paulus sebagai Hamba Allah (1:24-29).
f. Perjuangan Paulus untuk jemaat di Kolose (2:1-7).
2. Ketuhanan Kristus dan ajaran palsu dalam jemaat Kolose
(2:8 – 3:4).
a. Kepenuhan hidup dalam Kristus (2:8-15).
b. Orang-orang Kolose menolak Ketuhanan Kristus
karena ajaran sesat (2:16-19).
c. Kehidupan orang-orang Kolose berlawanan dengan
hidup didalam Kristus (2:20 – 3:4).
3. Wujud Ketuhanan Kristus iddalam kehidupan orang
Kristen (3:5 – 4:6).
a. Manusia baru (3:5-17).
b. Nasehat-nasehat khusus (3:18 – 4:6).
134 Pengantar Perjanjian Baru

Penutup: 4:7-18.

Kesimpulan
Kitab Kolose merupakan salah satu kitab yang berisi
mengenai pelayanan pastoral yaitu Paulus berusaha
menguatkan hati jemaat, menasehati mereka supaya tidak
terseret oleh ajaran-ajaran sesat dan Paulus menginginkan
supaya jemaat-jemaat semakin dekat dengan Tuhan.
135 Pengantar Perjanjian Baru

SURAT PAULUS PERTAMA DAN KEDUA


KEPADA JEMAAT DI TESALONIKA

Dalam pelayanan misinya ke bangsa-bangsa luar


yahudi, Paulus banyak singgah ke beberapa kota dan
mendirikan jemaat disana. Slah satunya di kota Tesalonika.

Kota Tesalonika
Kota Tesalonika adalah kota kedua di Makedonia
yang menjadi pusat perdagangan, pelabuhan dan
pemerintahan. Kota Tesalonika didirikan tahun 315 BC oleh
Kassander. Pendudukanya kira-kira 100.000 jiwa yang
terdiri dari orang Romawi, orang Yunani dan orang Yahudi.

Jemaat Tesalonika
Pertama kali Paulus mengunjungi kota Tesalonika
pada perjalanan misinya yang kedua. Setelah dari Filipi,
136 Pengantar Perjanjian Baru

Paulus dan Silas menuju Tesalonika. Dalam Kis. 17:1 dst,


dijelaskan Paulus mulai pelayanannya di Tesalonika dengan
mengajar di rumah ibadat orang Yahudi. Dalam tiga hari
berturut-turut ia berbicara dengan orang Yahudi di
sinagoge. Hasilnya ada “beberapa orang dari mereka
(orang yahudi) menjadi yakin (percaya) dan
menggabungkan diri dengan Paulus dan Silas dan juga
sejumlah besar orang Yahudi yang takut akan Allah dan
tidak sedikit dari perempuan terkemuka”. (Kis. 17:4).
Karena pelayanan Paulus berkembang pesat, menyebabkan
orang Yahudi iri. Lalu mereka dengan beberapa penjahat
“menyerbu rumah Yason (tempat Paulus dan Silas tinggal),
dengan maksud menghadapkan Paulus dan Silas kepada
sidang rakyat” (Kis. 17:5). Tetapi mereka tidak
menemukan Paulus dan Silas sebab Paulus dan Silas telah
pergi ke Berea. Pelayanan Paulus yang singkat inilah yang
mengakibatkan terbentuknya jemaat di Tesalonika.

SURAT 1 TESALONIKA
137 Pengantar Perjanjian Baru

Surat Tesalonika termasuk surat-surat pertama rasul


Paulus kepada jemaat yang pernah dilayaninya. Sebab
surat ini ditulisnya waktu ia dalam pelayanan misinya yang
kedua.

Latar Belakang
Penulis kitab 1 Tesalonika ini yaitu rasul Paulus. Hal
ini dijelaskan dalam 1 Tes. 2:18 dimana Paulus menyebut
dirinya dalam “orang pertama” yaitu aku. Untuk waktu
penulisan, kitab ini ditulis Paulus waktu ia melayani di
Korintus yaitu kira-kira tahun 51 sampai 52 M.
Latar belakang penulisan surat 1 Tesalonika ini yaitu
setelah melayani jemaat beberapa Minggu, timbullah
keributan di Tesalonika. Orang-orang Yahudi menghasut
rakyat dan penguasa untuk menganiaya orang Kristen,
sehingga Paulus dan Silas meninggalkan Tesalonika. Tetapi
setelah berada di tempat pelayanan baru hati Paulus
gelisah, memikirkan jemaat di Tesalonika yang masih baru
yang ditinggalkannya, yang saat itu menghadapi
penganiayaan. Oleh karena itu lalu Paulus menyuruh
Timotius ke Tesalonika, untuk menayakan keadaan mereka
dan meneguhkan iman mereka (1 Tes. 3:2). Kemudian
138 Pengantar Perjanjian Baru

Timotius kembali kepada Paulus (Kis. 18:5) dengan


membawa berita gembira (1 Tes. 1:6, dst). Walaupun
begitu juga ada beberapa persoalan yang dihadapi jemaat
yang sulit diselesaikan, yaitu mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan etika Kristen dan akhir zaman. Untuk
membantu menyelesaikan persoalan itu Paulus mengirim
surat 1 Tesalonika.

Tema Utama Dan isi


Tema utama surat 1 Tesalonika yaitu mengenai
kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Hal ini nyata
dalam setiap pasal dari surat ini, dimana setiap pasal selalu
diakhiri dengan ayat yang menjelaskan tentang kedatangan
Tuhan.
Dibawah ini akan dijelaskan mengenai analisa surat
ini, yaitu:
1. Surat 1 Tesalonika ini ditulis untuk mengucap syukur
karena “pekerjaan iman mereka”, “usaha kasih mereka
dan ketekunan pengharapan mereka kepada Tuhan kita
Yesus Kristus dihadapan Allah dan Bapa kita” (1:2-3).
Rupa-rupanya 1 Kor. 13 tentang “iman, pengharapan
139 Pengantar Perjanjian Baru

dan kasih” sungguh-sungguh berfungsi dalam jemaat di


Tesalonika (bnd. 1 Tes. 2:13-16; 1:9-10).
2. Surat 1 Tesalonika terbagi dalam 5 pasal, dimana 3
pasal pertama bersifat kenangan yaitu Paulus menoleh
kebelakang dan mengucap syukur untuk pertobatan
mereka akibat pelayanannya sedangkan kedua pasal
berikutnya Paulus memandang kedepan.
3. Pada pasal 1, menjelaskan mengenai pertobatan jemaat
Tesalonika. Dimana pertobatan mereka itu patut di
contoh karena: keteguhan iman dalam pelayanan kasih
dan ketekunan dalam pengharapan akan Kristus (1:3),
kerajinan dalam memberitakan Injil dalam kekuatan Roh
Kudus (1:5), teladan yang baik bagi semua orang (1:7-
8) dan pertobatannya yang sungguh-sungguh dengan
meninggalkan agama lama (1:9-10).
4. Psl. 2, Paulus menjelaskan mengenai mptif pemberitaan
Injil yang ia lakukan (2:1-6), ia mengingat waktu ia
memberitakan Injil di tengah-tengah jemaat atau orang-
orang Tesalonika (2:7-12) dan dalam psl. 2:13-16 ia
menjelaskan bahwa yang diberitakannya yaitu Firman
Tuhan. Oleh karena itu pasal ini menerangkan
mengenai pekabaran Injil yang perlu dicontoh.
140 Pengantar Perjanjian Baru

5. Pada psl. 3 ini dijelaskan mengenai perhatian Paulus


terhadap jemaat Tesalonika yang masih baru
bertumbuh, yaitu dia mengirim Timotius kepada mereka
untuk melayani dan menguatkan iman mereka (3:1-5).
Ayat 6-8 menjelaskan kedatangan Timotius kembali ke
Korintus dengan mebawa berita gembira dan itu
menyenangkan hati Paulus sehingga Paulus selalu
mendoakan mereka (3:9-13).
6. Pada psl. 4 dan 5 Paulus memandang ke muka. Ia
menjelaskan mengenai masalah-masalah yang
berhubungan dengan kedatangan Tuhan yang kedua
kali. Dengan wibawa Firman Tuhan Paulus memberi
kepastian kepada jemaat di Tesalonika bahwa orang
percaya yang sudag mati dan yang masih hidup pada
suatu hari akan dipertemukan kembali dan “akan
diangkat bersama-sama ... dalam awan menyongsong
Tuhan di angkasa” (4:17). Selain itu Paulus juga
menasehati supaya orang percaya waspada akan
kedatangan Yesus yang kedua kali supaya bisa ambil
bagian didalamnya. Yaitu dengan hidup berkenan
kepada Tuhan (bnd. 4:1-12; 5:1-11) dan dalam psl. 5:8
Paulus menasehati “kita, yang adalah orang-orang
141 Pengantar Perjanjian Baru

siang, baiklah kita sadar, berbajusirahkan iman dan


kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan”.
Pada psl. 5:12-24 berisi nasehat supaya jemaat
memelihara persekutuan dan persatuan tubuh Kristus
dalam terang Roh Kudus. Nasehat-nasehat itu
diantaranya:
a. Hormati hamba Tuhan (5:12-13), karena mereka itu
melayani sebagai wakil Allah.
b. Hiduplah selalu berdamai dengan orang lain (5:13).
c. Tegorlah, hiburlah dan belalah sesamamu menurut
keperluan masing-masing dan sabarlah terhadap
semua orang (5:14).
d. Balaslah kejahatan dengan kebaikan agar kejahatan
menjadi padam (5:15 dan Rom. 12:19-20).
e. Bersukacitalah senantiasa (5:16), baik dalam senang
maupun dalam kesukaran.
f. Tetaplah berdoa (5:17).
g. Mengucap syukur dalam segala hal (5:18).
h. Jangan padamkan Roh (5:19).
i. Jangan anggap remeh nubuat-nubuat (5:20).
j. Ujilah segala sesuatu, apa itu dari Tuhan atau bukan
dan peganglah yang baik (5:21).
142 Pengantar Perjanjian Baru

k. Jauhkanlah dirimu dari segala kejahatan (5:27).


Sedangkan pasal. 5:23 merupakan kesimpulan terakhir
yaitu “ Semoga Allah damai sejahtera menguduskan
kami seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu
terpelihara sempurna dengan baik tak bercacat pada
kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.”
7. Mengenai keangkatan gereja (4:16-17).
Kata “keangkatan” berasal dari kala Latin “raptu” yang
artinya ‘diangkat terbawa atau diangkat ke atas’. Orang
yang diangkat yaitu orang yang setia dari gereja Kristus.
Hal yang berkaitan dengan pengangkatan gereja Tuhan
yaitu:
a. Waktu Kristus turun dari sorga. Orang-orang yang
mati dalam Kristus diabngkitkan (1 Tes. 4:16).
b. Bersamaan dengan itu orang percaya yang masih
hidup akan diubah, tubuh mereka diubah dengan
tubuh kekekalan (1 Kor. 13:51-53).
c. Baik orang yang dibangkitkan dari kubur maupun
yang diubah akan bersama-sama menyongsong
Kristus diangkasa.
143 Pengantar Perjanjian Baru

d. Mereka dipersatukan dengan Kristus secara nyata (1


Tes. 4:16-17), dibawa ke rumah bapa di sorga (1
Tes. 4:13-18).
e. Segala kesusahan diangkat dari mereka dan mereka
dibebaskan dari kesusahan yang besar (1 Tes. 5:9).
f. Gereja yang gagal menjauhkan diri dari kejahatan
akan ditimpa murka Allah dan akhirnya dibinasakan.

Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan kitab 1 Tesalonika ini yaitu:
1. Untuk mengungkapkan sukacita tentang keteguhan
iman dan ketekunan mereka ditengah-tengah
penganiayaan.
2. Untuk mengajar mereka lebih lanjut tentang kekudusan
dan kehidupan yang saleh.
3. Untuk menerangkan beberapa kepercayaan khususnya
mengenai status orang percaya yang telah mati sebelum
Yesus datang kembali.

Garis Besar
Garis besar kitab ini yaitu:
Kata Pendahuluan: 1:1
144 Pengantar Perjanjian Baru

1. Paulus mengingat pelayanannya di Tesalonika (1:2 –


3:13).
a. Paulus mengucap syukur karena jemaat (1:1-10).
b. Pelayanan Paulus di Tesalonika (2:1-20).
c. Kabar baik dari Timotius dan reaksi Paulus (3:1-13).
2. Nasehat praktis mengenai masa depan (4:1 – 5:24).
a. Tentang menjaga kesucian hidup (4:1-3).
b. Tentang kasih Persaudaraan (4:9-10).
c. Tentang pekerjaan dan pergaulan (4:11-12).
d. Tentang kedatangan Tuhan (4:13-18).
e. Tentang hal berjaga-jaga (5:1-11).
f. Tentang persekutuan tubuh Kristus yang diatur oleh
Roh Kudus (5:12-24).
Penutup: 5:25-28.

Ciri Khas
Ciri khas kitab ini yaitu:
1. Surat ini berisi bagian penting mengenai eskhatologi.
2. Kelima pasal berisi petunjuk tentang kedatangan Kristus
dan artinya bagi orang percaya (1:10; 2:10; 3:13; 5:23).
145 Pengantar Perjanjian Baru

3. Surat ini memberikan wawasan yang unik tentang


kehidupan gereja yang baru tapi bersemangat dan mutu
pelayanan Paulus sebagai perintis pekabaran Injil.

SURAT 2 TESALONIKA

Latar Belakang
Sama seperti surat 1 Tesalonika, surat 2 Tesalonika
juga ditulis oleh rasul Paulus, suart 2 Tesalonika ini
meruapakan surat lanjutan dari 1 Tesalonika. Dimana surat
2 Tesalonika melengkapi ajaran tentang kedatangan Tuhan
yang kedua kali yang pernah Paulus ajarkan dalam surat
yang pertama. Kitab 2 Korintus ini juga ditulis Paulus di
Korintus yaitu beberapa bulan setelah Paulus mengirim
surat yang pertama, atau menjelang akhir pelayanan Paulus
di Korintus yaitu permulaan tahun 52 Masehi.
Latar belakang penulisan kitab ini yaitu setelah
menulis surat pertama, Paulus mendengar berita dari
jemaat Tesalonika bahwa di Tesalonika timbul masalah
yang besar. Masalah itu berkaitan dengan ajaran tentang
146 Pengantar Perjanjian Baru

kedatangan Tuhan yang kedua kali. Ada beberapa jemaat


yang salah menafsirkan ajaran tentang “hari Tuhan telah
tiba” (2 Tes. 2:2), sehingga mereka “tidak tertib hidupnya
dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang
tidak berguna” (2 Tes. 3:11). Dengan kata lain mereka
menanti-nantikan kedatangan Tuhan sambil tak bekerja.
Selain itu ada pengajar-pengajar palsu yang sengaja
memutarbalikkan ajaran tentang kedatangan Kristus,
sehingga jemaat menjadi “bingung dan gelisah” (2 Tes.
2:2), Oleh karena itu Paulus lalu mengirim surat 2
Tesalonika.

Tema Utama Dan isi


Tema utama dari kitab 2 Tesalonika ini yaitu
kedatangan Kristus yang kedua kali. Dalam surat ini Paulus
memberikan penjelasan yang lebih dalam mengenai
kedatangan Kristus yang kedua kali. Baik itu mengenai
waktunya, tanda-tandanya, prosesnya dan lain-lain, dan
dijelaskan secara rinci pada pasal 2.
Analisa mengenai kitab 2 Tesalonika ini akan
dijelaskan sebagai berikut:
147 Pengantar Perjanjian Baru

1. Pada psl. 1 dijelaskan Paulus memuji jemaat di


Tesalonika sebelum menegurnya. Paulus memuji jemaat
karena didalam penderitaan mereka makin bertambah
dalam iman, kasih terhadap sesama makin kuat dan
mereka bisa dijadikan teladan bagi umat Tuhan dimana-
mana (1:1-5). Dalam ayat selanjutnya Paulus
memberikan penghiburan kepada jemaat tentang
kedatangan Yesus (ayat 6-7) dan penghiburan untuk
masa depan yaitu tentang upah yang akan diterima oleh
setiap orang yang setia (ayat 8-12).
2. Pada psl. 2 paulus mengingatkan jemaat mengenai
ajaran-ajaran yang salah, lalu menjelaskan ajaran yang
benar. Dalam psl. 2:1-12 Paulus menjelaskan tentang
soal waktu dan cara kedatangan Tuhan yesus yaitu
“kapan” dan “bagaimana”. Lalu psl. 2:13-17 Paulus
menerangkan soal menantikan kedatangan Tuhan
Yesus. Sebelum Tuhan Yesus datang ada beberapa
tanda yang harus diperhatikan yaitu: meningkatnya
jumlah orang murtad (ayat 3), haruslah dinyatakan dulu
“manusia durhaka”. Sesuai dengan matius 24, 2 Tim.
3:1-9, wahyu 13 dan 19 manusia durhakan itu diberi
148 Pengantar Perjanjian Baru

nama “binatang” (Wah. 19:20), “antikristus” (1 Yoh.


2:18).
Menurut Wah. 13 dijelaskan bahwa antikristus adalah
seorang pemimpin dunia dan boleh jadi pemimpin
sistem idiologis (Wah. 13:15-16). Sifat-sifat antikristus
adalah melawan segala sesuatu. Dia mempunyai
kemampuan untuk meninggikan diri dan menyamakan
diri dengan segala yang disembah sebagai Allah.
Disamping itu ia akan memerintah dunia ini (Wah.
13:7b-8a). Denagn kata lain dia ingin seperti Allah,
bahkan menggantikan Allah (Wah. 13:7-15). Ini berari
sesuai dengan kata antikristus yaitu anti yang berarti
‘mengganti’.
Dalam psl. 2:6-8 disebut tentang yang menahan
manusia durhaka untuk bekerja secara leluasa. Ada
banyak tafsiran mengenai siapa yang menahan manusia
durhaka. Tetapi tafsiran yang paling tepat mengenai
pribadi yang dapat menahan manusia durhaka itu yaitu
Roh Kudus.
Ada beberapa prinsip yang berkaitan dengan hal diatas
yaitu:
149 Pengantar Perjanjian Baru

a. Walaupun iblis semakin aktif, Roh Kuduslah yang


dapat menolong kita. Kekuatan kita ditentukan oleh
ketergantungan kita pada Roh Kudus.
b. Selama Roh Kudus masih berfungsi di dunia, iblis
tertahan. Tetapi setelah nanti Roh Kudus
disingkirkan maka manusia durhaka akan merajalela.
3. Pada psl. 3 secara khusus memberi nasehat tentang
masa menanti-nanti kedatangan Tuhan Yesus. Nasehat
itu menyangkut hidup dan tingkah laku orang-orang
Kristen. Paulus memberi nasehat dengan masalah yang
paling mendasar yaitu tentang pentingnya menghadapi
masa yang gelap dengan sikap doa pada Tuhan (3:1-2).
Kemudian ia memuji jemaat di Tesalonika karena
mereka tekun berbuat seperti yang dipesankan Paulus
kepada mereka (3:3-5). Mulai ayat 6 Paulus menasehati
supaya jemaat Tesalonika bekerja dan melayani selama
menunggu kedatangan Tuhan Yesus.
4. Secara keseluruhan surat 2 Tesalonika ini berisi 4 pokok
besar yaitu puji syukur, penghiburan, penjelasan dan
nasehat.
5. Perbedaan-perbedaan tentang kedatangan Kristus
sebagai mana tercantum dalam 1 Tes. 4:13-18 dengan
150 Pengantar Perjanjian Baru

kedatanganNya seperti terdapat dalam 2 Tes. 1:7-10


yaitu:
a. Dalam 1 Tes. 4:16, seorang penghulu malaikat saja
yang disebutkan sedang dalam 2 Tes. 1:7, Tuhan
akan datang bersama-sama dengan malaikat-
malaikatNya yang banyak.
b. Hanya anak-anak Tuhan saja yang boleh mengambil
bagian dalam kedatangan Kristus (1 Tes. 4:16-17)
sedang dalam 2 Tes. 1:8-9 dijelaskan bahwa
kedatangan Tuhan untuk membalas atau
membinasakan orang-orang durhaka.
c. Dalam 1 Tes. 4:16 kedatangan Kristus untuk
menyambut anak-anakNya dan menghibur anak-
anakNya sedang dalam 2 Tesalonika kedatanganNya
untuk menghakimi musuh-musuh Injil yaitu
antikristus.
6. Dalam surat ini juga dijelaskan bahwa orang yang
menerima Injil diberi kesempatan yang indah untuk
menerima kemuliaan Yesus Kristus dan untuk melayani
Tuhan dalam “pekerjaan dan perkataan yang baik”
(2:15-17).
151 Pengantar Perjanjian Baru

Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan kitab 2 Tesalonika yaitu:
1. Untuk menghibur jemaat Tesalonika yang saat itu dalam
penganiayaan.
2. Untuk menasehati jemaat supaya mereka hidup
berdisiplin dan bekerja mencari nafkah serta sambil
melayani Tuhan.
3. Untuk memperbaiki beberapa kepercayaan yang keliru
tentang peristiwa akhir zaman yang berkaitan dengan
hari Tuhan (2 Tes. 2:2).

Garis Besar Kitab


Garis besar kitab 2 Tesalonika ini dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Kata Pendahuluan: 1:1-2
1. Penghiburan dalam penganiayaan (1:3-12).
a. Ucapan syukur karena iman mereka (1:3-4).
b. Penjelasan tentang penganiayaan (1:5-10).
c. Doa syafaat (1:11-12).
2. Penjelasan tentang hari kedatangan Tuhan (2:1-12).
152 Pengantar Perjanjian Baru

3. Ucapan syukur dan caranya menanti-nantikan


kedatangan Tuhan (2:13-17).
4. Nasehat-nasehat praktis (3:1-15).
a. Pentingnya doa dalam menghadapi kesudahan (3:1-
2).
b. Kepercayaan Paulus terhadap jemaat itu (3:3-5).
c. Rumus nasehat-nasehat Paulus: sambil berjaga-jaga,
bekerja (3:6-15).
Penutup: 3:16-18

Ciri Khas Kitab


Ciri khas kitab 2 Tesalonika ini dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Surat ini berisi bagian yang paling lengkap dalam
Perjanjian Baru mengenai pelanggaran hukum yang
tanpa kendali dan penipuan pada akhir sejarah (2:3-12).
2. Surat ini menjelaskan penghakiman Allah yang adil akan
menyertai kedatangan kedua Kristus yang digambarkan
dengan istilah apokaliptis, mirip dengan kitab Wahyu
(1:6-10; 2:8).
153 Pengantar Perjanjian Baru

3. Kitan ini memakai istilah-istilah eskatologi yang


berkaitan dengan antikristus yang tidak digunakan
dibagian kitab yang lain (2:3,8).

Kesimpulan
Kitab 1 dan 2 Tesalonika ini memiliki tema yang
sama yaitu mengenai kedatangan Yesus yang kedua kali.
Dan keduanya saling memperlengkapi. Selin itu keduanya
juga berisi mengenai nsehat-nasehat Paulus yang sifatnya
penggembalaan. Oleh karena itu kitab ini sangat penting
bagi kehidupan jemaat baik dulu sampai sekarang.
154 Pengantar Perjanjian Baru

SURAT-SURAT PENGGEMBALAAN

Surat 1 dan 2 Timotius serta surat Titus termasuk


dalam surat penggembalaan atau surat-surat kiriman
pastoral. Hal itu dikarenakan ketiga surat itu menitik
beratkan tanggung jawab perorangan dan fungsi gembala
gereja setempat dalam melayani jemaat.

Penulis Surat
Ada beberapa ahli peragukan bahwa surat-surat
penggembalaan ini ditulis oleh Paulus. Walaun begitu
banyak bukti menjelaskan bahwa penulisnya Paulus. Bukti
itu antara lain:
1. Dari kesaksian surat penggembalaan itu sendiri bahwa
Paulus penulis surat-surat itu (1 Tim. 1:1; Tit. 1:1).
155 Pengantar Perjanjian Baru

2. Gereja mula-mula mengakui Paulus sebagai penulis


surat penggembalaan itu. Hal itu dinyatakan oleh
Ignatius, Polikarpus dan Klement.
3. Selain itu dalam 1 Tim. 1:15, 1 Tim. 5:23 dan 2 Tim.
4:13 memberi kesaksian tentang pribadi Paulus.

Waktu Dan Tempat Penulisan


Untuk memastikan waktu penulisan surat-surat itu,
tidak bisa lepas dengan pelayanan Paulus sendiri. Ada
suatu pendapat menjelaskan bahwa Paulus melayani di Asia
Kecil sebelum ke Spanyol. Oleh karena itu maka surat 1
Timotius kemungkinan ditulis di Makedonia yaitu kira-kira
tahun 63 AD. Sedangkan surat Titus menyusul beberapa
waktu kemudian yaitu kira-kira tahun 64 AD. Sesudah itu
Paulus pergi ke Spanyol dan sekembalinya ia dari sana ia
ditawan di Roma, kemudian surat 2 Timotius ditulis Paulus
di Roma waktu ia di penjara sebelum ia mati syahid yaitu
kira-kira tahun 66 AD.

SURAT 1 TIMOTIUS
156 Pengantar Perjanjian Baru

Alamat Surat
Menurut 1 Tim. 1:2, surat ini ditujukan kepada
“Timotius anakku yang syah didalam iman.” Ini berarti
Timotius adalah anak rohani dari Paulus. Timotius ini
berasal dari Listra (Kis. 16:1), ibunya adalah seorang Yahudi
yang bernama Eunike yang sudag menjadi orang percaya (2
Tim. 1:5) sedang neneknya bernama Lois.
Persahabatan paulus dan Timotius terjadi pada saat
Paulus melayani kota Listra dalam perjalanan misinya yang
pertama (Kis. 14:6, dst). Timotius bertobat masih sangat
muda (1 Tim. 4:12), menurut para teolog waktu itu ia
berumur 15 tahun. Waktu Paulus meninggalkan Listra,
Timotius ikut Paulus sampai diBerea (Kis. 17:14).
Kemudian mereka bertemu kembali di Korintus (Kis. 13:5).
Pada perjalanan misi yang ketiga Timotius mendampingi
Paulus sampai di Yerusalem (Kis. 20:4). Dan waktu Paulus
tinggal dalam penjara di Roma, Timotius tinggal denganNya
(Kol. 1:1; Fil. 1:11). Waktu Paulus menulis surat ini,
Timotius sedang menjadi gembala sidang di Efesus (1 Tim.
4:12).

Latar Belakang Surat 1 Timotius


157 Pengantar Perjanjian Baru

Pada saat paulus berpisah dengan tua-tua Efesus,


Paulus katakan bahwa mereka tidak akan melihat dia lagi
(Kis. 20:25). Oleh karena itu, waktu ia mau melanjutkan
perjalanannya ke Makedonia, ia meninggalkan Timotius di
Efesus untuk menggembalakan mereka. Surat ini dikirim
Paulus untuk memberi petunjuk kepada Timotius mengenai
apa yang harus ia kerjakan dan juga berisi nasehat.

Tema Utama Dan Analisa Surat


Tema utama dari surat 1 Timotius ini yaitu mengenai
doktrin yang benar dan kesalehan hidup. Dalam surat ini
Paulus menasehati Timotius supaya tetap berpegang pada
Firman Tuhan sebagai doktrin yang benar dalam
menghadapi ajaran-ajaran guru-guru palsu. Selain itu
Paulus menekankan mengenai beberapa nasehat praktis
yang berhubungan dengan kehidupan dalam bergereja.
Dibawah ini dijelaskan analisa mengenai surat 1
Timotius yaitu:
1. Pada psl. 1 Paulus menekankan mengenai cara
menghadapi ajaran sesat. Diantaranya yaitu supaya
dalam menghadapi ajaran sesat jangan menggunakan
akal budi atau diskusi-diskusi yang panjang lebar,
158 Pengantar Perjanjian Baru

melainkan dengan memberitakan Injil seperti Paulus


sendiri pernah mengajarkan kepada dia (1:3-20).
2. Pada psl. 2 dan 3 Paulus menekankan tentang
ketertiban dan pengurus gereja. Tentang ibadah jemaat
ada satu hal yang ditekankan Oaulus yaitu mengenai
pentingnya doa syafaat (2:1, dst). Doa syafaat harus
mencakup banyak orang, baik itu raja-raja dan
pembesar juga orang belum percaya karena Allah
menghendaki semua orang diselamatkan (2:4). Mulai
psl. 3:1 dijelaskan mengenai syarat-syarat bagi pelayan
jemaat, penekannannya mengenai kekudusan hidup.
3. Pada psl. 4 sampai 6 lebih banyak berisikan nasehat-
nasehat yang berkaitan dengan gembala jemaat dan
kelakuannya. Ada dua hal yang menjadi ciri khas hamba
Tuhan yang baik yaitu:
a. Mengajar dengan setia (4:1-11).
b. Hidup sebagai teladan (4:12-16).
Oleh karena itu seorang hamba Tuhan harus
mempersiapkan diri dalam dua arah yang tak dapat
dipisahkan yaitu secara teologis melalui pendidikan
teologis (persiapan teoritis) dan secara pembentukan
melalui belajar disiplin (persiapan praktika).
159 Pengantar Perjanjian Baru

Dalam psl 5 dan 6 Paulus mengajar tentang sikap


gembala jemaat terhadap golongan-golongan tertentu
yaitu orang tua dan orang muda (5:1-2), penatua-
penatua (5:17-25), orang-orang yang menderita
penyakit bersilat kata, pencinta-pencinta uang (6:1-19)
dan janda-janda (5:3-16).
Pokok-pokok lain yang menonjol dalam surat ini yaitu:
1. Dalam setiap nasehatnya, Paulus sering menggunakan
istilah “pertama-tama aku menasehatkan”. Istilah ini
mengandung maksud dua segi yaitu:
a. Pertama-tama dari segi waktu.
b. Pertama-tama yaitu yang terpenting.
2. Paulus menegaskan bahwa keselamatan hanya dapat
diperoleh melalui percaya pada Yesus (1:16 bnd. 2 Tim.
1:9).
3. Dari segi Kristologi, 1 Timotius menjelaskan tentang
status Kristus yaitu sebagaimana ditulis dalam 2:5-6
yang berbunyi: “Allah itu Esa dan Esa pula Dia yang
menjadi Pengantara antara Allah dan manusia, yaitu
manusia Kristus Yesus yang telah menyerahkan diriNya
sebagai tebusan bagi semua manusia.”
4. Ajaran yang membahayakan jemaat Efesus yaitu:
160 Pengantar Perjanjian Baru

a. Yudaisme yaitu yang menambahkan syarat-syarat


disamping Injil untuk menerima keselamatan (1:7).
b. Gnostik yang mengajarkan mengenai dongeng-
dongeng dan silsilah (1:4)
5. Beberapa istilah yang penting yang terdapat dalam surat
ini yaitu:
a. Mengenai “Allah, Juruselamat kita.”
b. Mengenai “Manusia Allah” atau “menusia kepunyaan
Allah” (1 Tim. 6:11 dan 2 Tim. 3:17).
c. Mengenai “Perkataan itu benar” atau “benarlah
perkataan ini” ditulis empat kali dalam surat kepada
Timotius dan sekali dalam surat kepada Titus.
6. Syarat moral bagi penilik jemaat yaitu:
a. Pemimpin jemaat harus bersifat moral dan rohani.
b. Harus menjadi teladan bagi orang percaya.
c. Harus mampu memimpin keluarganya sendiri.
d. Orang itu tidak melakukan pelanggaran moral dalam
gereja.
e. Harus setia pada Allah, Firman, istri dan keluarga.

Tujuan Penulisan Surat


Tujuan penulisan surat ini yaitu:
161 Pengantar Perjanjian Baru

1. Menasehati Timotius mengenai kehidupan pribadi dan


pelayanannya.
2. Mendorong Timotius untuk mempertahankan kemurnian
iman dan standar kemurnian Injil dalam menghadapi
pencemaran ajaran-ajaran palsu.
3. Memberi pengarahan kepada Timotius mengenai
berbagai macam urusan dan persoalan gereja di Efesus.

Ciri Khas
Ciri khas surat ini yaitu:
1. Menekankan tanggungjawab pendeta dalam memelihara
jemaat.
2. Menekankan keunggulan Injil dari ajaran sesat.
162 Pengantar Perjanjian Baru

SURAT 2 TIMOTIUS

Latar Belakang
Surat ini ditulis oleh Paulus pada mana-mana terakhir
hidupnya, sebelum ia meninggal. Dan isinya mengenai
pesan terakhir Paulus kepada Timotius sebagai anak
rohaninya. Memang pada waktu menulis surat ini kondisi
Paulus sangat menderita. “Ia dibelenggu seperti seorang
penjahat” (2:9). Dan beberapa teman sekerjanya yang
dulu bersama-sama mulai meninggalkan ia. Demas pergi
ke Tesalonika (4:10). Titus pergi ke Dalmatia (4:10)
sehingga Paulus merasa kesepian dan kesedihan yang
mendalam (4:9-18). Memang pada saat itu pemerintah
yang berkuasa yaitu kaisar Nero sangat kejam. Mereka
menindas orang Kristen serta menganiaya jemaat sehingga
banyak orang Kristen yang undur dan pergi ke tempat lain.
Dalam surat 2 Timotius ini Paulus menulis dan meminta
163 Pengantar Perjanjian Baru

Timotius datang secepatnya dengan membawa serta


Markus (4:11).

Tema Utama Dan Analisa Surat


Tema utama dari surat 2 Timotius ini yaitu mengenai
bertekun dalam kesabaran. Hal ini berkaitan dengan
keadaan Timotius sendiri di Efesus yang saat itu
menghadapi banyak masalah (1:6-7; 4:2) yang
membuatnya putus asa. Oleh karena itu Paulus menasehati
supaya Timotius tekun dalam ketabahan dan tetap
memelihara semangat rohani yang tinggi.
Dibawah ini akan dijelaskan mengenai analisa dari
surat 2 Timotius:
1. Bagian pertama: 1:1 – 2:13, bagian ini menjelaskan
mengenai nasehat Paulus yang bersifat pribadi kepada
Timotius. Nasehat itu antara lain: mengenai
penggunaan karunia Allah dan dedikasi yang harus
diperbaharui setiap saat (1:6), seorang hamba Tuhan
tidak boleh memusingkan diri dengan hal-hal duniawi
(2:3), ia harus memelihara ajaran yang sehat yaitu
Firman Tuhan (1:13), rela menderita karena Injil Kristus
(2:8-13) dan sabarlah sebab “segala penderitaan tidak
164 Pengantar Perjanjian Baru

berarti dibandingkan dengan mahkota kebenaran yang


akan kita nikmati kelak bersama dengan Yesus Kristus”
(2:4-7).
2. Bagian kedua 2:14 – 4:5 berisi mengenai nasehat-
nasehat dalam menghadapi pengajar-pengajar yang
sesat (2:14-26). Ada dua hal yang ditekankan yaitu:
a. Berjuang terus menerus melawan ajaran sesat.
b. Jagalah supaya jangan dipengaruhi oleh ajaran sesat
itu.
Memang pada zaman akhir banyak muncul pengajar
sesat yang harus kita jahui (3:5) dan akan datang masa
yang sukar yang membawa masa kesukaran. Oleh
karena itu ada dua hal yang penting yang harus kita
lakukan yaitu:
a. “Beritakanlah Firman Tuhan, siap sedialah baik atau
tidak baik waktunya, ... tegurlah dan nasehatilah
dengan segala kesabaran dan pengajaran” (4:2).
b. “Kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah
menderita, ... dan tunaikanlah tugas pelayananmu.”
(4:5)
3. Bagian ketiga: 4:6-18, bagian ini berisi penjelasan
Paulus tentang dirinya sendiri, dimana ia mengerti
165 Pengantar Perjanjian Baru

bahwa sudah tidak ada lagi harapan untuk meneruskan


pelayanan. Tetapi ia bersyukur atas “mahkota
kebenaran yang akan dikaruniakan kepadanya” (4:8),
apabila ia nanti mati dan bertemu dengan Yesus dalam
kemuliaan. Bagian ini diakhiri dengan kesaksian yang
indah dari Paulus mengenai dirinya yaitu: “ Mengenai
diriku, ... Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik,
aku telah mencapai garis akhir dan aku telah
memelihara iman. Sekarang tersedia bagiku mahkota
kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh
Tuhan, ... pada hariNya, ... BagiNya kemuliaan selama-
lamanya” (2 Tim. 4:6-8, 18).
Pokok-pokok lain yang menjadi penekanan dalam surat ini
yaitu:
1. Keberadaan Paulus yang perlu diteladani. Walaupun ia
dalam kesengsaraan dan penderitaan dia tetap
memikirkan dan memperhatikan orang lain yaitu
Timotius kawan sekerjanya.
2. Ada nasehat penting yang diberikan Paulus kepada
Timotius yaitu mengenai pemuridan. Dimana Paulus
telah membentuk dan mendidik banyak hamba Tuhan
yang dapat diikuti sertakan dalam pekabaran Injil.
166 Pengantar Perjanjian Baru

Timotius diajak untuk mempercayakan segala sesuatu


yang telah didengarnya sari Paulus kepada orang yang
“cakap mengajar orang lain” (2:2). Itulah prinsip
pemuridan.
3. Dalam surat ini Paulus selalu menekankan nasehat
mengenai panggilan untuk melayani. Paulus
mengingatkan Timotius akan penggilan pelayanannya
(1:18; 4:6; 5:21; 6:11, 20), dan memberikan empat
perintah sebagai ringkasan unsur-unsur dari kehidupan
pelayanan pribadi yaitu: jahuilah, kejarlah,
bertandinglah dan rebutlah (6:11-12, 14).

Tujuan Penulisan
Paulus menyadari dan mengerti akan kondisi
Timotius di Efesus. Dimana Timotius saat itu banyak
menghadapi kesukaran bahkan penganiayaan yang berat
dari orang luar dan guru-guru palsu. Malalui surat ini
Paulus berusaha menguatkan iman Timotius dan
menasehati supaya Timotius tetap memelihara Injil,
memberitakan Firman Allah, tabah menanggung kesukaran
dan melaksanakan tugas-tugas pelayanannya.
167 Pengantar Perjanjian Baru

Ciri Khas
Ciri khas surat 2 Timotius ini yaitu:
1. Surat ini berisi perkataan terakhir Paulus sebelum ia
mati.
2. Surat ini berisi pernyataan paling terang dalam Alkitab
mengenai pengilhaman dan tujuan ilahi Alkitab (3:16-
17).
3. Surat ini menekankan nasehat tentang berpegang pada
iman dan menjaga iman dalam menghadapi ajaran
sesat.
4. Surat ini berisi kesaksian terakhir Paulus yang
mengharukan.

Garis Besar Surat 1 Dan 2 Timotius


Garis besar surat 1 Timotius adalah sebagai berikut
Yaitu:
Kata Pendahuluan: 1:1-20
1. Jemaat dan kelakuannya (2:1 – 3:16).
a. Tata tertib ibadah (2:1-15).
b. Jabatan-jabatan dalam jemaat (3:1-16).
2. Gembala jemaat dan kelakuannya (4:1 – 6:19).
168 Pengantar Perjanjian Baru

a. Kelakuan dalam menghadapi ajaran sesat (4:1-16).


b. Sikap terhadap golongan tertentu (5: 1 – 6:19).
Kata penutup: 6:20-21.

Garis besar surat 2 Timotius adalah sebagai berikut:


Kata Pendahuluan: 1:1-2.
1. Ucapan syukur dan nasehat untuk Timotius secara
pribadi (1:6 – 2:13).
a. Ucapan syukur karena iman Timotius (1:3-5).
b. Nasehat tentang penyebarluasan Injil (1:6-18).
c. Panggilan untuk melayani dengan setia (2:1-13).
2. Tuntutan terhadap pelayanan Paulus dimasa depan
(2:14 – 4:5).
a. Cara menghadapi pengajar sesat (2:14-26).
b. Sikap hamba Tuhan menghadapi akhir zaman (3:1-
5).
3. Kesaksian Paulus yang terakhir (4:6-18).
Kata Penutup: 4:19-20.
169 Pengantar Perjanjian Baru

SURAT TITUS

Alamat Surat
Surat Titus ini dialamatkan kepada Titus. Titus
adalah seorang Yunani (1:4). Titus adalah anak rohani
Paulus. Ada kemungkinan Titus berasal dari Antiokhia.
Titus mulai pelayanan saat ia ikut Paulus ke Yerusalem
untuk mengikuti sidang (Kis. 16; Gal. 2:1-2). Selain itu
Titus pernah diutus Paulus dua kali ke Korintus (2 Kor. 7:6
dan 8:16) untuk menyampaikan surat dan untuk
menyelesaikan persoalan yang terjadi di Korintus serta
untuk memulai pengumpulan uang bagi jemaat di
Yerusalem (2 Kor. 8:6, 10). Titus selalu ikut Paulus dalam
berbagai penginjilan. Pada saat Paulus mengunjungi pulau
Kreta, setelah ia di penjara, Tituspun menyertai. Tetapi
saat Paulus mau melanjutkan perjalanan ke tempat lain
Titus ditinggalkan di pulau itu (Tit. 1:5), tujuannya supaya
170 Pengantar Perjanjian Baru

ia mendewasakan jemaat dan mengatur apa yang masih


perlu diatur serta menetapkan penatua-penatua di setiap
kota (1:5).

Latar Belakang
Paulus mengirim surat Titus ini saat Titus pelayanan
di pulau Kreta. Jemaat di Kreta termasuk jemaat yang
baru. Beberapa jemaat bertobat pada saat hari
Pentakhosta pertama (Kis. 2:10). Oleh karena itu mereka
memerlukan bimbingan dan pembinaan. Hal itu menjadi
tugas Titus yang menjadi gembala sidang saat itu. Surat
Titus dikirim Paulus untuk menasehati Titus dan
menguatkan dia dalam menjalankan tugasnya di Kreta.

Tema Utama Dan Isi Surat


Tema utama dari surat Titus ini yaitu mengenai
ajaran yang benar dan kebajikan. Hal ini nampak dalam
Tit. 3:8 yaitu: “berusahalah melakukan pekerjaan yang
baik”. Maksudnya bukan pekerjaan baik yang menghasilkan
keselamatan tetapi iman yang berdasarkan Injil dibuktikan
melalui pekerjaan baik.
171 Pengantar Perjanjian Baru

Dibawah ini akan dijelaskan analisa mengenai surat


Titus yaitu:
1. Pada pasal 1:5-16, Paulus menjelaskan mengenai
syarat-syarat menjadi penatua dan penilik jemaat.
Syarat utama jadi penatua yaitu memiliki kualitas rohani
yang mantap, khususnya dalam tiga yaitu dalam
masalah keluarga jadi teladan (3:5), dalam masalah
kepribadian dan kesucian hidup (1:7-8) dan dalam
masalah doktrinnya (1:9).
2. Pada pasal 2 paulus menjelaskan nasehat-nasehat yang
berkaitan dengan seluruh jemaat. Pada bagian pasal
2:11-15 berisi mengenai soteriologi yang penting dalam
Perjanjian Baru. Ayat 11 menyatakan fakta masa
lampau yaitu bahwa kasih karunia Allah yang
menyelamatkan semua manusia telah nyata, melalui
kedatangan Yesus Kristus. Ayat 12 berbicara tentang
akibat kasih karunia Allah untuk masa kini. Ayat 13
berbicara tentang masa yang akan datang, yaitu
pengharapan akan janji Kristus.
3. Pada pasal 3berisi mengenai hal mengutamakan
perbuatan baik yang wajib dilakukan oleh setiap orang
Kristen (3:1,8,14). Hal itu supaya kita memperoleh
172 Pengantar Perjanjian Baru

mahkota kemuliaan yang kekal (3:7). Perbuatan baik itu


anatar lain tunduk pada pemerintah (3:1), menghindari
persoalan yang dicari-cari dan yang bodoh (3:9) dan
menjahui orang bidat (3:10). Dan dalam menjalankan
semuanya Tuhan selalu menyertai (3:15).
Pokok-pokok lain yang ditekankan dalam surat ini yaitu:
1. Dalam surat ini Paulus menekankan rumusan
kepercayaan Kristen yang paling lengkap dalam kitab
Perjanjian Baru yaitukepribadian Tuhan (2:11), ciri kasih
dan karunia Tuhan (3:4), gelar Juruselamat (2:13), Roh
Kudus (3:5), keterlibatan Allah Tritunggal (3:5-6), sifat
dasar keilahian Kristus (2:13), keselamatan bagi seluruh
bangsa (2:11), pembenaran oleh iman (3:7), pewarisan
hidup kekal (3:7) dan kedatangan Kristus kembali
(2:13).
2. Perbedaan dengan surat Timotius yaitu: Timotius
menekankan pengajaran, Titus menekankan pekerjaan
yang baik. Timotius bersifat pesan, Titus bersifat
peringatan.

Tujuan Penulisan
173 Pengantar Perjanjian Baru

Paulus menulis surat ini bertujuan untuk menugaskan


Titus menata kembali kehidupan gereja di Kreta terutama
penatuanya. Kemudian membina jemaat (1:1),
membungkam guru-guru palsu (1:11) dan menegakkan Injil
dalam jemaat sebagai pedoman utama.

Ciri Khas
Ciri utama dari kitab ini yaitu:
1. Surat ini berisi dua ringkasan klasik mengenai sifat
sesungguhnya dari keselamatan dalam Kristus (2:11-
14).
2. Surat ini menekankan bahwa gereja dan pelayanannya
harus dibangun atas dasar landasan rohani, teologis dan
etis yang kuat.
3. Surat ini berisi salah satu dari dua daftar panjang
mengenai syarat menjadi pemimpin dalam pelayanan
gerejawi (1:5-9).

Garis Besar Kitab


Garis besar surat Titus ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Kata Pendahuluan: 1:14
174 Pengantar Perjanjian Baru

Tugas Titus: Menggembalakan dan mengatur jemaat (1:5 –


3:11).
1. Syarat bagi penatua dan penilik jemaat (1:5-16).
2. Mengenai golongan-golongan tertentu (2:1-15).
a. Orang tua dan muda (2:1-8).
b. Hamba yang bekerja pada tuannya (2:9-10).
c. Dasar untuk ketaatan mereka (2:11-15).
3. Mengenai anggota jemaat pada umumnya (3:1-11).
Kata Penutup: 3:12-15.
175 Pengantar Perjanjian Baru

KITAB FILEMON

Latar Belakang
Kitab Filemon termasuk kitab atau surat
penggembalaan rasul Paulus. Surat ini bersifat pribadi dan
berisikan nasehat-nasehat pastoral. Surat ini ditulis oleh
Paulus, waktu Paulus dipenjara di Roma (ayat 1,9). Surat
Filemon ini sangat berkaitam erat dengan surat Efesus dan
Kolose, sebab ketika Tikhikus mengantar surat Efesus dan
Kolose ia juga membawa surat Filemon untuk disampaikan
kepada Filemon di Kolose (bnd. Kol. 4:7-9, Flm. 1, 10).
Oleh karena itu kemungkinan besar kitab ini ditulis tahun 62
M, bersamaan penulisan kitab Efesus dan Kolose.
Surat ini ditulis dan dialamatkan kepada “Filemon
yang kekasih, teman sekerja kami dan kepada Apfia,
saudara perempuan kita dan kepada Arkhipus teman
seperjuangan kita dan kepada jemaat di rumahmu” (Flm. 1-
176 Pengantar Perjanjian Baru

2). Filemon adalah seorang Kolose yang merupakan buah


PI Paulus (Flm. 19). Menurut Kis. 19, Paulus pelayanan di
Efesus kira-kira 2 sampai 3 tahun. Paulus sering melayani
di ruang kuliah Tiranus, kemungkinan Filemon bertobat
waktu itu. Filemon ini orang yang kaya dan berkedudukan
tinggi. Rumahnya dipakai sebagai tempat kebaktian (Flm.
2) dan juga dipakai untuk menyambut hamba-hamba Tuhan
(Flm. 22), ia adalah teman kerja Paulus (Flm. 1).
Latar belakang penulisan kitab ini yaitu: Filemon
sebagai orang yang kaya, ia banyak memiliki budak-budak
(Flm. 15-16). Salah satunya bernama Onesimus. Pada
suatu saat Onesimus melarikan diri ke Roma sambil mencuri
harta majikannya (Flm. 18). Di Roma ia bertemu dengan
paulus dan diinjili. Akhirnya ia bertobat dan percaya Yesus.
Ia lalu melayani Paulus di penjara (Flm. 10-13). Paulus
ingin supaya Onesimus kembali kepada Filemon. Tetapi bila
ia kembali, sesuai peraturan ia kan dihukum mati. Oleh
karena itu Paulus menulis surat kepada Filemon yang berisi
permohonan supaya Onesimus diterima kembali bukan
sebagai budak tetapi sebagai saudara didalam Kristus (ayat
17).
177 Pengantar Perjanjian Baru

Tema Utama Dan Analisa Isi


Tema utama kitab ini yaitu mengenai perdamaian.
Hal ini sesuai dengan isi keseluruhan kitab, dimana intinya
Paulus memperdamaikan anatar Onesimus dengan Filemon,
yang sebenarnya Onesimus sebagai budak yang telah
melarikan diri harus dihukum mati. Tetapi karena ada
perdamaian itu Onesimus selamat dari hukuman mati.
Dibawah ini akan dijelaskan mengani analisa isi surat
Filemon ini:
1. Bagaian pertama menekankan, “didalam Kristus sikap
orang Kristen sudah menjadi baru”. Hal ini nampak
dalam kehidupan Filemon. Ia sebagai teman kerja
Paulus (Flm. 1), mengampuni Onesimus budaknya yang
telah melarikan diri.
2. Bagian kedua menekankan, “dosa harus dibereskan”.
Paulus memuji Onesimus karena perubahan yang terjadi
dalam hidupnya, tetapi dia tidak menutup dosanya. Dia
minta supaya Onesimus kembali kepada tuannya untuk
membereskan segala masalahnya.
3. Bagian ketiga menekankan, “Roh Kudus bekerja dalam
hati orang percaya”. Untuk menyelesaikan masalah
Onesimus ini Paulus mempercayakan sepenuhnya pada
178 Pengantar Perjanjian Baru

Roh Kudus. Ia yakin bahwa Roh Kudus bekerja di hati


Filemon dan Onesimus. Paulus sungguh percaya akan
buah Roh Kudus pada diri Filemon, sehingga ia akan
menerima Onesimus dengan penuh kasih. Paulus tidak
memaksa Filemon. Paulus juga percaya bahwa Roh
Kudus juga bekerja dalam hati Onesimus, sehingga tak
mungkin Onesimus akan melarikan diri sekali lagi.
Dalam Ef. 6:5-8 dijelaskan Onesimus bersedia
menghormati dan mengindahkan tuannya sesuai
nasehat Paulus.
4. Bagian keempat adalah kesimpulan. Dari keterangan
diatas dapat disimpulkan bahwa: dalam menghadapi
masalah kita harus percayakan pada Roh Kudus. Yang
kedua, orang yang sudah lahir baru harus membereskan
masalah-masalah duniawi dan ketiga, setiap orang
percaya memiliki tugas mengabarkan Injil baik kepada
orang kaya (Filemon) maupun kepada orang miskin
(Onesimus).
Hal-hal lain yang terdapat dalam surat ini yaitu:
1. Martin Luther menafsirkan surat Filemon ini secara
allegoris artinya: Apa yang Paulus perbuat untuk
Onesimus dihadapan Filemon, itulah yang diperbuat
179 Pengantar Perjanjian Baru

Yesus dihadapan Allah Bapa. Kita sama seperti


Onesimus yang telah melarikan diri dari Allah, sehingga
hukuman siap menanti kita. Paulus memperdamaikan
Onesimus dengan Filemon menggambarkan Yesus yang
memperdamaikan kita dengan Allah, sehingga kita dapat
bersatu kembali dengan Allah dan menjadi milikNya
untuk selama-lamanya (Flm. 15).
2. Ada prinsip penting dalam surat ini yaitu: maslah-
masalah antara orang-orang Kristen dapat diatasi
dengan kebijakan rohani (ayat 8-16).
3. Dalam surat ini terdapat makna teologis mengenai
pengampunan. Unsur-unsur pengampunan itu antara
lain: pelanggaran (11,18), belas kasihan (10), perantara
(10,18-19), penggantian (18-19), pemulihan hubungan
(15) dan pembinaan suatu hubungan baru (16).

Garis Besar
Garis besar kitab Filemon ini adalah sebagai berikut:
Pendahuluan: ayat 1-3.
1. Doa bagi pelayanan Filemon serta pengucapan syukur
(ayat 4-7).
180 Pengantar Perjanjian Baru

2. Permintaan supaya Onesimus diterima kembali (ayat 8-


21).
3. Kemungkinan kunjungan Paulus (ayat 22)
Penutup: ayat 23-25.

Tujuan Panulisan
Tujuan penulisan kitab ini yaitu Paulus menulis surat
ini untuk menyelesaikan persoalan anatar Onesimus dengan
Filemon. Ia memohon Filemon untuk menerima kembali
Onesimus sebagai saudara dalam Kristus.

Ciri Khas
Ciri khas surat Filemon ini adalah sebagai berikut:
1. Surat ini adalah surat yang terpendek diantara surat-
surat Paulus.
2. Surat ini menjelaskan bagaimana Paulus dan gereja
mula-mula menghadapi perbudakan.
3. Surat ini menjelaskan kehidupan unik Paulus yang
manunggal dengan seorang hamba sehingga Onesimus
disebut “buah hatiku” (ayat 12).
181 Pengantar Perjanjian Baru

KITAB IBRANI

Latar Belakang
Penulis surat Ibrani ini tidak jelas. Banyak pendapat
yang berbeda-beda tentang siapa penulisnya. Ada yang
mengatakan penulisnya adalah Barnabas. Menurut Marthin
Luter penulisnya adalah Apolos, sedang gereja mula-mula
mengakui Paulus sebagai penulisnya. Walaupun demikian
pendapat itu sulit untuk dibuktikan. Misalnya bila
penulisnya itu Paulus maka hal itu pasti bertentangan
dengan Ibr. 2:3 yang menjelaskan bahwa penulisnya tidak
menerima Injil secara langsung dari Yesus. Yang pasti
penulis surat Ibrani ini memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Ia seorang terpelajar yang mempunyai pengetahuan
yang tinggi tentang bahasa Yunani.
2. Ia bukan rasul Yesus sebab ia menerima Injil melalui
mereka yang mendengar langsung dari Yesus (2:3).
182 Pengantar Perjanjian Baru

3. Ia dalah seorang Yahudi sebab ia mengenal tokoh-tokoh


Yahudi dan tokoh-tokoh Kristen pertama serta mengenal
kitab Perjanjian Lama secara mendalam.
Jadi kitab Ibrani ini bersifat anonim, dan seperti pendapat
Origenes: “hanya Allah yang mengetahui penulis surat
Ibrani dengan pasti.” Untuk waktu penulisan, sesuai isi
kitab ini dijelaskan: kitab Ibrani ini ditulis pada masa
generasi Kristen kedua (2:1-4), dimana banyak orang
bertobat (5:12) dan pemimpin-pemimpin mereka telah riada
(13:7). Timotius telah di penjara (13:23), tetapi masih
hidup dan dibebaskan. Sebutan tentang imamat
menyiaratkan bait suci masih berdiri (12:27). Oleh karena
itu penulisannya mungkin antara tahun 65 sampai 69 M.
Kitab Ibrani ini dialamatkan kepada “orang Ibrani”.
Menurut tradisi, mereka adalah orang Kristen Yahudi yaitu
golongan orang Yahudi didalam salah satu jemaat
campuran seperti jemaat di kota Roma. Pembacanya saat
itu sedang mengalami penganiayaan dan menurut Ibr.
13:14 pembacanya tinggal di kota besar.
Latar belakang penulisan kitab ini yaitu: para
pembaca saat itu berada dalam bahaya besar. Mereka
sudah lama Kristen tetapi belum menjadi dewasa dalam
183 Pengantar Perjanjian Baru

iman (5:12-14). Mereka mulai terpengaruh ajaran


Yudaisme sehingga untuk berbalik ke agama Yahudi sangat
besar (3:12; 14:1, 11; 12:13). Oleh karena itu surat ini
ditulis dan dikirimkan kesana sebagai “kata-kata nasehat”
(13:22).

Tema Utama Dan Analisa Isi


Tema utama surat Ibrani adalah “kristus adalah jalan
yang baru dan yang hidup” (10:20), yaitu tentang
keunggulan Kristus. Dalam hal ini penulis menekankan
bahwa Yesus datang untuk menyempurnakan dan
menggenapi hukum Taurat, kesempurnaan Yesus
diwujudkan melalui pengorbananNya di atas kayu salib
“satu kali untuk selama-lamanya” (7:27; 9:12, 26, 28; 10:2,
10; 12:26, 27). Kata kunci mengenai keunggulan Yesus
yaitu “lebih baik” terdapat sebanyak 13 kali dalam surat ini
(1:4; 6:9; 8:16, dst.).
Analisa surat Ibrani ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Bagian pertama, berisi mengenai keunggulan Kristus
dibandingkan dengan malaikat dan manusia (1:5 –
4:13).
184 Pengantar Perjanjian Baru

a. Yesus lebih unggul dari malaikat (psl. 1-2). Yesus


adalah Anak sedang malaikat adalah hamba (1:5-9),
Yesus adalah pencipta sedang malaikat adalah
makluk yang diciptakanNya (1:10-12), Yesus adalah
penguasa sedang malaikat adalah pelayan (1:13-14)
dan Yesus adalah pokok keselamatan (2:5, 9-10).
b. Yesus lebih unggul dari manusia (psl. 3). Musa
adalah perantara bagi PL sedangkan Yesus adalah
ahli bangunan yang mendirikan PB (3:3-4), Musa
setia sebagai pelayan sedang Yesus sebagai Anak
(3:5-6) dan Musa sebagai saksi hal-hal yang akan
datang sedang Yesus yang menggenapi.
2. Bagian kedua, menjelaskan puncak kebesaran dan
keunggulan Yesus (4:14 – 10:18). Dimana Yesus
dilukiskan sebagai imam besar. Ia lebih besar dari pada
Harun, imam besar orang Yahudi (4:14 – 7:23). Harun
melayani di dunia ini, Yesus melayani di Sorga (4:14).
Harun mempersembahkan kurban binatang sedang
Yesus mengorbankan diriNya sekali untuk selamanya.
Kristus meneguhkan keimaman Melkisedek yang lebih
baik dari pada keimaman Harus (5:6; 7:3, 17).
185 Pengantar Perjanjian Baru

Keunggulan Yesus dalam PB, dijelaskan mulai psl. 8,


dimana setelah menyelesaikan tugasNya di dunia, Yesus
meneruskan pelayananNya di sorga (8:1-5). Sedang
puncak surat Ibrani terletak pada korban Yesus, “sebab
oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk
selama-lamanya ..., tidak perlu lagi dipersembahkan
korban karena dosa” (10:14,18). Oleh karena itu surat
Ibrani ini adalah “surat kemerdekaan” semua orang
yang percaya Pada Kristus.
3. Bagian ketiga, berisi peringatan (10:19 -13:25). Setelah
menjelaskan tentang dokmatis pribadi Yesus, surat ini
dilanjutkan dengan beberapa nasehat yaitu: tentang
iman (“Marilah kita menghadap Allah dengan keyakinan
iman yang teguh”. Ayat 22), tentang pengharapan
(“Marilah kita berpegang pada pengakuan tentang
pengharapan kita”. Ayat 23) dan tentang kasih (“Marilah
kita saling memperhatikan”. Ayat 24).
Pasal 11 dan 12 berkisar pada iman dan pengharapan.
“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita
harapkan” (11:1). Dalam hal ini iman dan pengharapan
memiliki hubungan erat.
186 Pengantar Perjanjian Baru

Pasal 13 menguraikan tentang kasih, baik kasih


persaudaraan maupun kasih terhadap orang yang belum
percaya.
Hal-hal lain yang terdapat dalam surat ini yaitu:
1. Ada inti rohani pada psl. 12 yaitu mengenai memandang
pada Yesus dan memang dalam ujian iman dan
pengharapan iman dalam hidup sehari-hari. Ada
beberapa implikasinya yaitu:
a. Pandanglah Yesus karena Dialah contoh kemenangan
dalam perlombaan iman dan peperangan rohani (ay.
1-3).
b. Pandanglah Yesus karena dengan demikian kita
tinggal teguh dalam menerima didikan Tuhan (ay. 4-
11).
c. Pandanglah Yesus maka kita tidak lesu dalam
perlombaan itu (ay. 12-15).
d. Pandanglah Yesus karena dengan demikian kita tidak
melalaikan kedudukan kita sebagai anak sulung (ay.
16-17).
e. Pandanglah Yesus karena dengan demikian kita
sampai pada tujuan yaitu kota sorgawi (ay. 18-29).
187 Pengantar Perjanjian Baru

2. Dalam surat ini juga dijelaskan mengenai imam


Melkisedek. Melkisedek ini tidak berbapak, tidak beribu,
harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan
(7:3). Hidupnya salah tanpa salah, tanpa dosa, terpisah
dari orangt-orang berdosa (7:26).
3. Dalam surat ini ada tali marah yang menerangkan
kesempurnaan korban Tuhan Yesus yang dinyatakan
dalam istilah “satu kali untuk selama-lamanya” (7:27;
9:12, 26; 10:2, 10; 12:26).
4. Dalam surat ini juga dijelaskan keunggulan PB dalam
Yesus:
a. PB berdasarkan janji yang lebih baik (8:6-13).
b. PB membuka jalan ke tempat Maha Suci (9:1-14).
c. PB dimeteraikan oleh korban yang lebih baik (9:15-
20).
d. PB mendatangkan hasil yang lebih baik (10:1-18).

Garis besar
Garis besar surat Ibrani ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Kata Pendahuluan: 1:1-4.
1. Keunggulan Pribadi Yesus Kristus (1:5 – 4:13).
188 Pengantar Perjanjian Baru

a. Kristus lebih unggul dari malaikat (1:5 – 2:18).


b. Kristus lebih unggul dari Musa dan Yosua (3:1 –
4:13).
2. Keunggulan Pekerjaan Yesus Kristus (4:14 – 10:18).
a. Kristus adalah imam besar menurut Melkisedek dan
lebih besar dari imam Harun (4:14 – 7:28).
b. Kristus adalah imam besar untuk perjanjian yang
baru (8:1 – 10:18).
3. Respon Manusia terhadap Pribadi Yesus Kristus dan
PekerjaanNya (10:19 – 13:17).
a. Cara hidup dalam iman (10:19-39).
b. Contoh-contoh hidup dalam iman (11:1-40).
c. Contoh utama yaitu Kristus (12:1-4).
d. Keadaan orang-orang Kristen dalam zaman
Perjanjian Baru (12:5-29).
e. Kehidupan Kristen sehari-hari (13:1-17).
Kata Penutup: 13:18-25.

Maksud Dan Tujuan Penulisan


Surat Ibrani ini ditujukan kepada orang Kristen
Yahudi yang saat itu sedang dalam penganiayaan.
Tujuannya: untuk memperkuat iman mereka dan mengajar
189 Pengantar Perjanjian Baru

mereka mengenai keunggulan Yesus. Untuk menasehati


mereka supaya tetap mempertahankan iman mereka
kepada Kristus, supaya maju menuju kedewasaan rohani
dan tidak kembali kekehidupan lama.

Ciri Khas
Ciri khas kitab Ibrani ini yaitu:
1. Inilah kitab satu-satunya dalam Perjanjian Baru yang
mengembangkan konsep pelayanan Yesus sebagai imam
besar.
2. Ajarannya tentang Kristus bervariasi dan memakai lebih
dari dua puluh nama dan gelar.
3. Kitab ini syarat dengan kutipan kitab Perjanjian Lama
mengenai penafsiran umat Kristen mula-mula terhadap
ibadah PL.
4. Kitab ini banyak memberikan peringatan mengenai
bahaya kemurtadan rohani dalam Perjanjian Baru.
190 Pengantar Perjanjian Baru

KITAB YAKOBUS

Surat Yakobus bersama surat 1 dan 2 Petrus, 1, 2


dam 3 Yohanes dan surat Yudas digolongkan dalam surat-
surat yang “Am”. Artinya surat-surat ini merupakan surat
sumbangan dari kalangan luar Paulus. Ciri khasnya yaitu
alamatnya lebih bersifat um um dibandingkan dengan surat-
surat Paulus.

Latar Belakang
Penulis kitab Yakobus ini yaitu Yakobus. Nama
Yakobus disebut 40 kali dalam Perjanjian Baru. Memang
ada 3 nama Yakobus dalam kitab Perjanjian Baru yaitu:
1. Yakobus, anak Zebedeus (Mark. 1:19; Kis. 1:13).
Menurut Kis. 12, dia mati syahid dibunuh oleh Herodes
kira-kira tahun 42 M.
2. Yakobus, anak Alfeus (Mark. 3:18; Kis. 1:13). Tetapi ia
tidak memiliki peranan yang penting dalam PB.
191 Pengantar Perjanjian Baru

3. Yakobus, saudara Tuhan Yesus (Mark. 6:3; Kis. 12:17;


Gal. 1:19). Dia memainkan peranan penting dalam
sidang di Yerusalem (Kis. 15:13), ia pemimpin orang
Yahudi (Gal. 2:12).
Dari ketiga Yakobus diatas, Yakobus saudara Yesus lebih
cocok sebagai orang yang menulis surat ini.
Untuk tanggal penulisan, menurut Yosefus Yakobus
mati syahid di Yerusalem tahun. 62 M. Selain itu ada
kemungkinan bahwa surat ini ditulis waktu jumlah orang
Kristen yang berlatar belakang kafir belum banyak, mungkin
sebelum sidang di Yerusalem tahun 49 M. Kalau itu benar
maka surat ini ditulis antara tahun 45 sampai 49 M. Sedang
untuk tempat penulisan kemungkinan dilakukan yakobus di
Yerusalem sebab pelayanan Yakobus kebanyakan di
Yerusalem.
Alamat surat ini adalah “kedua belas suku di
perantauan” (1:1), yaitu orang-orang Kristen Yahudi yang
tinggal di luar Palestina. Surat ini ditulis dalam bahasa
Yunani, berarti pembacanya menguasai Bahasa Yunani.
Latar belakang penulisan kitab ini yaitu: Yakobus
sebagai pemimpin jemaat di Yerusalem banyak mendengar
informasi mengenai keadaan orang-orang Kristen yang
192 Pengantar Perjanjian Baru

berlatar belakang Yahudi yang tinggal di luar Palestina.


Dimana saat itu orang-orangnya sedang mengalamai
banyak pencobaan (1:2), mereka juga terjadi perselisihan
(4:1), ada kecenderungan mereka mengasihi dunia (4:4),
dll. Untuk mengatasi persoalan itu Yakobus mengirim surat
Yakobus ini.

Tema Utama Dan Analisa Isi


Tema utama kitab ini yaitu mengenai iman yang
berhasil guna. Dalam surat ini Yakobus mengajarkan
bahwa iman yang dimiliki oleh setiap orang percaya harus
disertai dengan perbuatan sebagai wujud iman yang hidup,
sebab iman tanpa perbuatan adalah mati.
Dibawah ini akan dijelaskan mengenai analisa kitab
Yakobus yaitu:
1. Bagian pertama, menjelaskan tentang masalah
pencobaan. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan
pencobaan yaitu:
a. Pencobaan bukan dari Allah (1:13, 16, 17).
b. Pencobaan datang karena “keinginan sendiri” (1:14-
15).
193 Pengantar Perjanjian Baru

c. Allah memakai pencobaan untuk memberi ketakutan


(1:2-4).
d. Oleh sebab itu pencobaan membawa keuntungan
bagi kita (1:2, 12).
Yakobus menekankan bahwa setiap orang Kristen pasti
menghadapi pencobaan, tetapi Allah memakai
pencobaan itu untuk membentuk mental dan spiritual
anak-anakNya.
2. Bagian kedua, mengenai hubungan pembaca dengan
Firman Tuhan (1:19-25). Yakobus menjelaskan bahwa
orang Kristen tidak cukup hanya menjadi pendengar
Firman tetapi mereka harus melakukan Firman itu dalam
hidupnya sehingga Firman itu benar-benar tertanam
dalam hatinya.
3. Bagian ketiga menjelaskan ciri khas dan bukti iman yang
benar (1:25 – 5:6). Ciri khas dan bukti iman yang benar
yaitu:
a. Orang yang mendengar dan melakukan Firman Allah
berlaku murni dan tak bercacat (1:26-27).
b. Mereka tidak memandang muka (2:1-13).
194 Pengantar Perjanjian Baru

c. Mereka berbuah dalam kehidupan mereka. Iman


tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati (2:14-
26).
d. Mereka mengawasi diri sehingga tidak jatuh kedalam
dosa lidah (3:1-12).
e. Mereka tidak mementingkan diri sendiri (3:13-18).
f. Mereka hidup saleh dalam segala perkara (4:1 –
5:6). Mereka tidak suka bertengkar (4:1-10),
mereka tidak suka memfitnah (4:11-12) dan mereka
tidak melupakan Tuhan dalam segala perencanaan
(4:13-17) serta mereka tidak mengandalkan
kekayaannya (5:1-6).
4. Bagian keempat, berisi anjuran dan dorongan untuk
tetap bersabar dalam penderitaan (5:7-20). Yak. 5:13-
16 menekankan pentingnya doa syafaat terutama untuk
orang sakit. Dalam ayat 16 dijelaskan bahwa doa orang
benar, bilamana dengan yakin didoakan sangat besar
kuasanya. Oleh karena itu iman sangat penting dalam
berdoa, dengan iman maka kuasa Allah akan
dinyatakan.
Hal-hal lain yang berkaitan dengan surat Yakobus yaitu:
195 Pengantar Perjanjian Baru

1. Dalam surat ini dijelaskan mengenai hikmat. Ada


beberapa macam hikmat yaitu: Hikmat dalam
kehidupan rohani (4:1-10), dalam hubungan hukum
(4:11-12), dalam rencana perdagangan (4:13-17),
dalam hubungan perbutuhan (5:1-16), dalam
menantikan Tuhan (5:7-11), dalam berkata-kata (5:12)
dan dalam menderita (5:13-18).
2. Dalam surat ini dijelaskan tujuh langkah untuk
mengalahkan kemauan daging kita yaitu:
a. Tunduklah kepada Allah.
b. Lawanlah Iblis.
c. Mendekatlah kepada Allah.
d. Tahirkanlah tanganmu.
e. Sucikanlah hatimu.
f. Sadarlah kemalanganmu.
g. Rendahkanlah dirimu dihadapan Allah.
3. Perbandingan teologi Paulus dan Yakobus. Paulus
mengatakan orang dibenarkan karena iman sedang
yakobus mengatakan bahwa orang dibenarkan karena
perbuatannya. Sebenarnya antara keduanya tidak
bertentangan tetapi saling melengkapi karena manusia
dibenarkan oleh iman; iman dibenarkan oleh perbuatan.
196 Pengantar Perjanjian Baru

Yakobus tidak meniadakan pembenaran oleh iman, dia


menekankan bahwa iman harus berbuah karena kalau
tidak berbuah iman itu iman yang mati. Yakobus
berkata: “Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan
perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu
iman menjadi sempurna” (2:22).

Garis Besar
Garis besar kitab ini yaitu:
Kata Pendahuluan: 1:1.
1. Nasehat dalam menghadapi pencobaan (1:2-18).
2. Nasehat untuk menjadi pelaku Firman Tuhan (1:19-25).
3. Bukti iman yang benar (1:26 – 5:6).
a. Kelakuan yang murni dan tak bercacat (1:26-27).
b. Tidak memandang muka (2:1-13).
c. Tanpa bukti perbuatan, iman itu mati (2:14-26).
d. Mengawasi diri terhadap dosa (3:1-12).
e. Mengawasi diri terhadap iri hati dan mementingkan
diri sendiri (3:13-18).
f. Hidup saleh dalam segala perkara (4:1 – 5:6).
4. Anjuran dan dorongan (5:7-20).
197 Pengantar Perjanjian Baru

Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan surat yakobus ini yaitu:
1. Untuk membangun semangat orang Kristen Yahudi yang
sedang dalam penderitaan.
2. Untuk memperbaiki pengertian yang salah mengenai
sifat iman yang menyelamatkan.
3. Untuk menasehati dan membina pembacanya mengenai
hasil-hasil praktis iman dalam hidup yang benar dan
perbuatan yang baik.

Ciri Khas
Ciri khas kitab Yakobus ini adalah sebagai berikut:
1. Dalam banyak hal surat ini merupakan Amsal dalam
kitab PB, karena penuh dengan hikmat ilahi dan intruksi
praktis untuk menjalankan kehidupan Kristen yang sejati
serta penulisannya tegas dan tepat.
2. Dari 108 ayat, lebih dari separuhnya adalah perintah.
3. Surat ini lebih menekankan hubungan antara iman dan
perbuatan.
4. Yakobus sering disebut Amos PB karena dia
bersemangat membahas persoalan ketidak adilan dan
ketidak setaraan sosial.
198 Pengantar Perjanjian Baru

Kesimpulan
Dari analisa ketiga surat di atas dapat disimpulkan:
Kitab Filemon menekankan mengenai perdamaian sebagai
lukisan perdamaian antara manusia dengan Allah. Kitab
Yakobus menekankan mengenai keunggulan Kristus,
dimana Kristus yang adalah Allah lebih unggul dari
segalanya. Sedangkan kitab Yakobus menekankan
mengenai iman yang berguna, artinya iman yang hidup
harus disertai dengan perbuatan sebab iman tanpa
perbuatan pada hakekatnya adalah mati.
199 Pengantar Perjanjian Baru

KITAB 1 PETRUS

Latar Belakang
Penulis kitab 1 Petrus ini yaitu Petrus. Dalam Pet.
1:1 dijelaskan: “Dari Petrus, rasul Yesus Kristus.” Kitab ini
ditulis Petrus waktu ia hendak meninggal. Yaitu pada saat
terjadi penganiayaan yang besar dialami oleh orang Kristen
yang dilakukan oleh kaisar Nero. Dimana banyak orang
Kristen dianiaya dan dibunuh, bahkan Petruspun akhirnya
mati syahid di tangan kaisar Nero. Oleh karena itu kitab ini
ditulis kira-kira tahun 64 M. Untuk tempat penulisan surat
yaitu di “Babilon” (5:13).
Surat 1 Petrus ini dialamatkan kepada “orang-orang
pendatang, yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia,
Asia Kecil dan Bitinia, yaitu orang-orang yang dipilih sesuai
dengan rencana Allah” (1:1-2). Dari dua ayat diatas jelas
bahwa surat ini diselamatkan kepada jemaat-jemaat di Asia.
200 Pengantar Perjanjian Baru

Walaupun begitu istilah “dipilih sesuai rencana Allah” itu


juga cocok diartikan mengenai semua orang Kristen di
muka buni. Hal ini didukung oleh 1 Pet. 1:17 dan 2:11.
Latar belakang penulisan surat yaitu pada waktu itu
umat Kristen di wilayah kekaisaran Roma sedang
menghadapi penganiayaan yang berat. Kaisar Nero yang
berkuasa berusaha menghancurkan kekristenan. Orang-
orang Kristen disiksa dan dibunuh. Menurut 1 Pet. 5:12
Petrus menulis surat ini untuk menguatkan mereka dan
meyakinkan akan kasih karunia Allah yang besar.

Riwayat Petrus
Riwayat Petrus dapat dibagi dalam 4 periode yaitu:
1. Periode pertama, kisah Petrus sebelum ketemu Tuhan
Yesus. Nama Petrus sebenarnya yaitu “Simon” (Kis.
15:14; 2 Pet. 1:1). Dia berasal dari Betsaida (Yoh.
1:45). Kemudian ia pindah ke Kapernaum bersama
Andreas saudaranya (Mar. 1:21). Kapernaum dekat
dengan danau Genesaret (Mat. 4:18-22), oleh karena itu
Petrus bekerja sebagai nelayan. Waktu itulah Yesus
memanggil Petrus untuk dijadikan penjala manusia.
201 Pengantar Perjanjian Baru

2. Periode kedua, dalam Yoh. 1:33-42 diceritakan tentang


pertobatan Petrus. Kemudian dia dipanggil menjadi
hamba Tuhan (Mat. 4:18-20). Dan bersama murid
Yesus yang lain ia ikut pelayanan Yesus sampai hari
Pentakosta.
3. Periode ketiga yaitu setelah hari Pentakosta Petrus
menjadi pemimpin murid-murid Yesus. Ia memiliki
peranan penting dalam pembentukan jemaat yang
pertama. Selain itu ia juga berperan dalam pelayanan
misi di Samaria (Kis. 8:14-17). Ia banyak berkotbah dan
PI khususnya di daerah Yerusalem dan sekitarnya, ia
memprakarsai sidang di Yerusalem (Kis. 15).
4. Periode keempat yaitu pelayanan Petrus mulai sidang di
Yerusalem sampai ia mati syahid. Setelah sidang di
Yerusalem, Petrus juga melakukan pelayanan ke luar
Yerusalem. Menurut 2:11 Petrus pernah pelayanan di
Anthiokia. Sesuai tradisi Petrus mati syahid di Roma.

Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan kitab ini yaitu
1. Untuk menguatkan orang percaya yang saat itu dalam
penderitaan.
202 Pengantar Perjanjian Baru

2. Memberi bimbingan praktis supaya mereka lebih


mengenal Yesus.
3. Menasehati mereka untuk taat pemerintah dan
mengikuti teladan Yesus

Tema Utama Dan Analisa isi


Tema utama dari kitab 1 Petrus ini yaitu “Kristus,
harapan dan teladan kita.” Tema ini dapat diuraikan dalam
dua segi yaitu:
1. Keselamatan adalah hanya didalam Kristus (1:3 – 2:10).
Keselamatan itu adalah dasar pengharapan orang
percaya.
2. Kristus adalah teladan bagi kehidupan Kristen yang
sebenarnya (2:11 – 5:11).
Dalam surat ini Petrus menekankan bahwa dalam setiap
kehidupan manusia baik itu saat dalam penderitaan,
kesusahan, penganiayaan, orang percaya harus berharap
hanya kepada Kristus serta mengikuti teladan Yesus dengan
sikap rendah hati dan sabar.
Analisa kitab 1 Petrus ini adalah sebagai berikut:
1. Bagian pertama yaitu mengenai “Kristus, harapan kita”
(1:2 – 2:10). Dasar pengharapan Kristen adalah kasih
203 Pengantar Perjanjian Baru

karunia Allah yang dinyatakan dalam diri Yesus Kristus


(1:2). Pada 1 Pet. 1:3 – 2:10 Petrus mengucapkan
syukur atas keselamatan yang dianugerahkan Allah
melalui pengorbanan Kristus di kayu salib, sehingga
orang percaya mempunyai pengharapan yang pasti.
Oleh karena itu Petrus menasehatkan supaya orang
percaya selalu menguatkan diri melalui Firman Tuhan
yang merupakan “air susu yang murni dan yang rohani.”
2. Bagian kedua, berisi nasehat tentang cara hidup yang
baik di tengah-tengah dunia (2:11 – 5:11). Nasehat-
nasehat itu antara lain:
a. Sebagai warga negara orang Kristen harus tundak
pada pemerintah (2:11-17) seperti hamba tunduk
pada tuannya (2:18-25).
b. Nasehat kepada suami istri (3:17).
c. Nasehat tentang menahankan kesusahan dan
penderitaan (3:8 – 4:19). Dalam menghadapi
kesukaran orang Kristen harus bergembira dan
bersukacita, karena Kristus akan datang untuk
menyatakan kemulyaan Allah (4:13-19).
d. Nasehat tentang mengurus rumah gereja yaitu
jemaat (5:1-11). Ada nasehat untuk penatua supaya
204 Pengantar Perjanjian Baru

menjadi gembala yang baik. Juga nasehat supaya


kaum muda tunduk kepada orang yang lebih tua.
Hal-hal lain yang terdapat dalam surat 1 Petrus yaitu:
1. Ada dua nasehat praktis yang ditekankan Petrus yaitu:
mengenai pola hidup yang baik adalah mengikuti
teladan Kristus (5:5) dan prinsip kerendahan hati (5:8).
2. Kata-kata kunci dalam kitab ini yaitu pengharapan (1:4-
5, 7, 13, 21; 3:15), penderitaan Kristus dan penderitaan
anak-anakNya (1:6, 11; 2:12-15; 3:14; 4:1) dan barang
yang mahal harganya (1:7; 2:6-7; 3:4).

Garis Besar
Garis besar kitab ini yaitu:
Kata Pendahuluan: 1:1-2
1. Keselamatan didalam Kristus (1:3 – 2:10).
a. Pengucapan syukur untuk keselamatan itu (1:3-9).
b. Para nabi dan masalah keselamatan (1:10-12).
c. Keselamatan itu mahal harganya (1:13-25).
d. Soal bertumbuh dalam keselamatan supaya menjadi
bangsa yang memberitakan keselamatan (2:1-10).
2. Nasehat-nasehat tentang kehidupan Kristen (2:11 –
5:11).
205 Pengantar Perjanjian Baru

a. Dalam hubungan dengan pemerintah (2:11-17).


b. Hubungan antara hamba dengan tuan (2:18-25).
c. Hubungan suami istri (3:1-17).
d. Nasehat praktis untuk menghadapi penderitaan-
penderitaan (3:8 – 4:19).
e. Nasehat-nasehat tentang jemaat (5:1-11).
Penutup: 5:12-14.
206 Pengantar Perjanjian Baru

KITAB 2 PETRUS

Latar Belakang
Oleh beberapa ahli, surat 2 Petrus ini banyak
disangsikan keasliannya. Hal ini dikarenakan adanya
perbedaan perbendaharaan bahasa dan maksud antara
kitab 1 Petrus dan 2 Petrus. Selain itu ada beberapa istilah
yang sepertinya tidak cocok dengan keadaan zaman Petrus
yaitu “sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal” (2 Pet. 3:4)
dan “semua surat (Paulus)”. Namun sebenarnya hal itu tak
perlu dipermasalahkan sebab alasan itu kurang kuat untuk
menyangkal keaslian surat itu.
Penulis surat 2 Petrus ini yaitu “Simon Petrus, hamba
dan rasul Yesus Kristus” (1:1). Hal ini didukung oleh 2 Pet.
1:16-18 dan 3:1. Untuk waktu penulisan, surat ini ditulis
setelah Petrus menulis surat pertama yaitu waktu ia sudah
mendekati ajalnya kira-kira tahun 65 M. Untuk tempat
207 Pengantar Perjanjian Baru

penulisan yaitu di Babilon. Surat ini dialamatkan kepada


orang-orang yang sudah menerima suratnya yang pertama.
Maksudnya surat 1 dan 2 Petrus ini dialamatkan pada
tujuan yang sama.
Latar belakang penulisan yaitu: Pada waktu itu selalu
menghadapi penganiayaan dari penguasa orang Kristen
juga menghadapi tantangan dari pengajar-pengajar sesat.
Pengajar sesat ini banyak mempengaruhi jemaat sehingga
kerohanian jemaat merosot. Oleh karena itu Petrus menulis
surat ini untuk memberi nasehat dan memperingatkan
mereka.

Tema Utama Dan Analisa Isi


Tema utama surat 2 Petrus ini yaitu: Kebenaran
sejati lawan guru-guru palsu. Dalam surat ini Petrus
menekankan supaya orang percaya waspada terhadap
penyesat-penyesat. Penyesat itu yaitu orang-orang yang
mengajarkan ajaran Gnostik. Akibat ajaran Gnostik ini
yaitu:
1. Cara hidupnya dikuasai oleh hawa napsu (2 Pet. 2:2, 13,
dst).
208 Pengantar Perjanjian Baru

2. Mereka suka mengucapkan kata-kata yang congkak (2


Pet. 2:18).
3. Mereka adalah orang yang kikir atau serakah (2 Pet.
2:14-15).
4. Mereka suka menghujat kebenaran (2 Pet. 2:10).
5. Mereka menyangkal kedatangan Tuhan Yesus yang
kedua (3:1-7).
Analisa isi kitab ini yaitu:
1. Pasal pertama menekankan bahwa hanya pengenalan
akan Allah dan akan Yesus dapat membendung bahaya
kesesatan (1:2, 3, 5). Dengan mengenal Allah maka
iman orang percaya bertumbuh dan menjadi kuat. Ada
dua bahaya yang ditekankan oleh psl. 1 yaitu: bahaya
pengenalan yang statis yang mengakibatkan hidup
tanpa bertumbuh (1:3-8) dan bahaya pengenalan yang
tidak disertai dengan perbuatan (1:9-15).
2. Pasal kedua, Petrus menentang secara keras pengajar-
pengajar sesat. Petrus menekankan segala sesuatu
yang tidak memulyakan kristus dan yang membinasakan
jiwa tidak boleh dibiarkan. Segala ajatan harus diuji dan
ajaran sesat harus ditolak.
209 Pengantar Perjanjian Baru

3. Pasal tiga Petrus membafas mengenai kedatangan Yesus


yang kedua kali. Dalam hal ini Petrus menekankan
beberapa hal yaitu:
a. Tuhan pasti akan datang kembali. Oleh karena itu
bersiap sedialah untuk menyambutnya. “Hari Tuhan
akan tiba seperti pencuri” (2 Pet. 3:8-10).
b. “Di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu
tahun, dan seribu tahun sama seperti satu hari” (2
Pet, 3:8).
c. Dalam menanti kedatangan Tuhan sikap orang
Kristen yaitu “menantikan dan mempercepat
kedatangan Allah”, dengan ambil bagian dalam
pelayanan misi.
Hal-hal lain yang terdapat dalam surat ini yaitu:
1. Ada dua hal penting yang ditekankan dalam surat ini
yaitu: “pengenalan yang benar” dan “pengharapan yang
pasti”. Pengenalan yang benar adalah dasar untuk
pengajaran yang benar yang senantiasa bertalian
dengan hidup yang suci.
2. Ada tujuh sifat ilahi yang dijelaskan dalam pasal 1:5-11
yaitu: kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri,
210 Pengantar Perjanjian Baru

ketekunan, kesalehan, kasih akan saudara-saudara dan


kasih kepada semua orang.
3. Persamaan antara kitab 2 Petrus dan Yudas yaitu: Kitab
2 Petrus berisi peringatan supaya pembaca tidak
menjadi sesat sedang kitab Yudas ini bersifat
mengingatkan jemaat yang tersesat. Kedua kitab ini
bersifat menentang ajaran sesat.

Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan kitab ini yaitu:
1. Untuk menasehati orang percaya agar mereka tekun
dalam Tuhan.
2. Untuk membeberkan dan menolak tindakan para nabi
dan guru-guru palsu di kalangan gereja di Asia kecil.
Petrus menjelaskan dua tindakan orang percaya dalam
menghadapi ajaran sesat yaitu: waspada terhadap
ajaran sesat supaya tidak tersesat yaitu: waspada
terhadap ajaran sesat supaya tidak terseret olehnya
(3:17) dan mengharapkan supaya orang Kristen
bertumbuh dalam kasih karunia dan pengenalan akan
Tuhan Yesus (3:18).
211 Pengantar Perjanjian Baru

Ciri Khas Kitab


Ciri khas kitab ini yaitu:
1. Surat ini berisi pernyataan yang kuat tentang
pengilhaman keterandalan dan kekuasaan Alkitab.
2. Surat 2 Petrus ini banyak mengecam guru-guru palsu.
3. Psl. 3 merupakan pasal PB yang agung yang
menjelaskan tentang kedatangan Yesus.
4. Dalam surat ini hal pengenalan akan Kristus diuraikan
secara jelas (1:2, 3, 5). Selain itu surat ini juga
menguraikan tentang kebinasaan orang yang murtad
terhadap Allah (1:4; 2:1, 6, 9, 12).

Garis Besar Kitab


Garis besar kitab 2 Petrus ini yaitu:
Kata Pendahuluan: 1:1-2
1. Bertumbuh dalam pengenalan akan Allah (1:3-11).
2. Berakar didalam kebenaran (1:12-21).
3. Tentang pengajar-pengajar sesat (2:1-22).
4. Tentang kedatangan Tuhan Yesus untuk kedua kali (3:1-
16).
Penutup: 3:17-18
212 Pengantar Perjanjian Baru

KITAB YUDAS

Latar Belakang
Penulis kitab Yudas ini yaitu “Yudas hamba Yesus
Kristus dan saudara Yakobus” (ay. 1). Dalam Kitab
Perjanjian Baru memang ada beberapa orang yang
bernama Yudas, tetapi penulis surat ini yaitu Yudas saudara
Yesus (Mat. 13:55). Untuk tanggal penulisannya, kitab ini
ditulis kira-kira tahun 67 M. Alasannya yaitu: karena latar
belakang dan keadaan yang dijelaskan oleh kitab Yudas ini
sama seperti kitab 2 Petrus. Selain itu kehancuran
Yerusalem tidak disinggung dalam kitab ini. Oleh karena itu
tahun 67 kemungkinan yang tepat untuk penulisan kitab
Yudas ini. Untuk tempat penulisan kitab, kemungkinan
dilakukan oleh Yudas di Yerusalem sebab pelayanan
terakhir Yudas di Yerusalem.
213 Pengantar Perjanjian Baru

Kitab ini dialamatkan kepada orang yang “terpanggil


yang dikasihi dalam Allah Bapa dan yang dipelihara untuk
Yesus Kristus” (Yud. 1). Sepertinya kitab ini ditujukan
kepada semua orang Kristen. Walaupun begitu ada
kemungkinan surat ini dialamatkan kepada jemaat di Asia
kecil seperti surat 2 Petrus.
Latar belakang dari penulisan kitab ini yaitu pada
saat itu jemaat-jemaat Kristen yang tersebar di Asia Kecil
dan di tempat-tempat lain sedang menghadapi tantangan
dari pengajar-pengajar sesat. Pengajar sesat itu giat untuk
mempengaruhi iman jemaat supaya mereka meninggalkan
Allah dan mengikuti ajaran mereka. Untuk mengatasi hal
itu, Yudas menulis surat ini dan mengirimkan kepada
mereka.
Tema Utama Dan Analisa Isi
Tema utama dari kitab Yudas ini yaitu “Berdiri teguh
didalam kasih Allah” (aya. 17-23). Maksud dari tema ini
yaitu Yudas menasehati supaya orang percaya tetap
berjuang untuk mempertahankan iman walaupun banyak
penyesat. Mereka harus memegang teguh kebenaran
Firman Allah sebagai penangkal ajaran sesat.
Analisa isi kitab ini yaitu:
214 Pengantar Perjanjian Baru

1. Bagian pertama yaitu ayat 3-16 berisi sebab orang


percaya “berjuang untuk mempertahankan iman”, yaitu
untuk melawan pengajar-pengajar sesat.
2. Bagian kedua, ayat 17-25 menyatakan cara “berjuang
untuk mempertahankan iman”. Caranya yaitu:
a. Hidup didalam Firman Tuhan (ay. 17-19).
b. Membangun kerohanian kita diatas dasar iman yang
suci, Dasar iman kita adalah kebenaran Firman
Tuhan yang menjadi makanan rohani (ay. 20).
c. Berdoa (ay. 20).
d. Menantikan rahmat Tuhan Yesus Kristus untuk hidup
yang kekal (ay. 21).
e. Menunjukkan belas kasihan kepada mereka yang
ragu-ragu (ay. 22), yaitu dengan sabar membimbing
mereka melalui Firman Tuhan (ay. 23).
Hal-hal lain yang terdapat dalam surat ini yaitu:
1. Anatar surat Yudas dengan surat 2 Pet. 2:1 – 3:4
terdapat persamaan. Karena keduanya membicarakan
hal yang sama yaitu mengenai pengajar sesat. 2 Pet.
2:1 berbicara tentang guru palsu yang akan datang yang
merupakan ancaman bagi jemaat (2 Pet. 3:3) sedang
215 Pengantar Perjanjian Baru

Yudas 4 berbicara tentang “orang-orang tertentu yang


sudah masuk ke jemaat dan mengacaukannya.”
2. Untuk menyingkapkan kepalsuan pengajar sesat itu
Yudas menggunakan enam perumpamaan yaitu: noda
dalam perjamuan kasih, gembala-gembala yang
mengejar upah, awan yang tak berair, pohon-pohom
yamh tak menghasilkan buah, ombak laut yang ganas
dan bintang-bintang beredar (ay. 12-16).
3. Sikap orang-orang yang murtad yaitu: sikap pembenci
dan pencemburu (11), sikap menceburkan diri kedalam
kesesatan karena upah yang diharapkan (11), sikap
ingin berkuasa (11), menuruti hawa napsu dan
mementingkan diri sendiri (12), suka menggerutu dan
mengeluh tentang nasip (16), suka memecah belah
karena dikuasai oleh keinginan duniawi (19).

Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan kitab ini yaitu:
1. Untuk mengingatkan orang percaya akan ancaman dari
guru palsu dengan segala pengaruhnya.
216 Pengantar Perjanjian Baru

2. Menasehati orang Kristen untuk berjuang


mempertahankan iman dengan berpegang Firman
Tuhan.

Ciri Khas Surat


Ciri khas surat ini yaitu:
1. Surat ini berisi celaan yang paling jelas dalam kitab PB
terhadap ajaran sesat.
2. Surat ini berisi ucapan berkat PB yang paling agung.
3. Surat ini memakai ilustrasi rangkaian tiga, mis: tiga
contoh penghukuman dalam PL (ay. 11).
4. Surat ini memiliki sumber-sumber tertulis yaitu Alkitab
PL (ay. 5-7, 11), tradisi Yahudi (ay. 9, 14, 15) dan
mengutip surat 2 Pet. 3:3.

Garis Besar
Garis besar kitab ini yaitu:
Salam Kristen (1-2).
1. Penjelasan mengenai penulisan surat (3-4).
2. Menyingkapkan guru-guru palsu (5-16).
a. Ajal mereka digambarkan dalam masa lampau (5-7).
 Pengalaman Israel (5).
217 Pengantar Perjanjian Baru

 Pengalaman malekat-malaekat pemberontak (6).


 Pengalaman Sodom dan Gomora (7)
b. Penggambaran mereka sekarang ini (8-16).
 Bahasa yang tidak sopan (8-10).
 Sifat yang tidak kudus (11).
 Perilaku yang salah (12-16).
3. Nasihat bagi orang percaya sejati (17-23).
a. Ingat nubuat para rasul (17-19).
b. Peliharalah dirimu didalam kasih allah (20-21).
c. Tolonglah orang lain dengan kemurahan (22-23).
Lagu pujian: (24-25).
218 Pengantar Perjanjian Baru

SURAT 1 YOHANES

Latra Belakang
Surat 1 Yoh. 1:1-3 memberi penjelasan tentang si
penulis, anatar lain: Dia adalah saksi mata dari hidup dan
pelayanan Yesus (bnd. 4:14). Dia sendiri bersaksi tentang
perbuatan Yesus (bnd. 4:14) dan dia adalah seorang
pemimpin yang menulis dengan wibawa rasuli (bnd. 2:12-
14). Dari keterangan itu dapat disimpulkan bahwa penulis
surat ini yaitu Yohanes, waktu ia pelayanan di Efesus.
Sesuai tradisi, sebelum Yerusalem dihancurkan Yohanes
pelayanan disana tetapi setelah dihancurkan ia pindah ke
Efesus. Ia menulis surat 1 Yohanes ini di efesus.
Surat 1 Yohanes ini dialamatkan kepada satu jemaat
di Asia kecil yang mempunyai hubungan erat dengan
Yohanes (2:7, 18, 20, 21, 24, 27; 3:11). Jemaat ini berlatar
belakang kafir. Walaupun begitu mereka dekat dengan
219 Pengantar Perjanjian Baru

Yohanes. Yohanes menganggap mereka dengan istilah


“anak-anakku” (2:1).
Latar belakang surat ini yaitu pada waktu itu jemaat-
jemaat Kristen khususnya di Asia kecil banyak menghadapi
tantangan dari pengajar-pengajar sesat. Pengajar sesat itu
yaitu para penganut aliran Gnostik. Mereka berusaha
mempengaruhi orang Kristen dengan mengajarkan filsafat-
filsafat Yunani yang sebenarnya bertentangan dengan
Firman Tuhan. Untuk mengatasi hal itu Yohanes menulis
surat 1 Yohanes dan mengirimkan kepada jemaat supaya
mereka dapat bertahan terhadap ajaran sesat.

Tema Utama Dan Analisa Isi


Tema utama surat 1 Yohanes ini yaitu: Persekutuan
kasih. Ada tujuh pertentangan yang menggambarkan
anatar persekutuan yang benar dan persekutuan yang
salah. Tujuh pertentangan itu yaitu:
1. Terang dengan gelap (1:5 – 2:11).
2. Bapa dengan dunia (2:12 – 2:17).
3. Kristus dengan anti Kristus (2:18 – 2:28).
4. Pekerjaan baik dengan pekerjaan jahat (2:29 – 3:24).
220 Pengantar Perjanjian Baru

5. Roh Kristus dengan roh penyesat (4:1 – 4:6).


6. Kasih dengan munafik (4:7 – 4:21).
7. Orang yang berasal dari Allah dengan orang-orang lain
(5:1 – 5:21).
Dalam surat ini Yohanes menjelaskan bahwa di dunia ini
ada dua kuasa yang saling berperang, yaitu pengikut Tuhan
dengan pengikut setan. Supaya dapat menang orang
Kristen harus memiliki persekutuan kasih dengan Tuhan
yang erat.
Analisa surat 1 Yohanes ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Bagian pertama menjelaskan landasan persekutuan
orang-orang Kristen (1:1-4). Dalam bagian ini Yohanes
menjelaskan uraian secara dogmatis dan sistematis
mengenai dasar persekutuan kasih yaitu Allah.
2. Bagian kedua menjelaskan syarat-syarat untuk hidup
dalam persekutuan itu (1:5 – 2:17). Syarat-syarat itu
yaitu:
a. Hidup didalam terang (1:5-7).
b. Mengaku dosa (1:8-10).
c. Jangan hidup didalam dosa (2:1-1).
221 Pengantar Perjanjian Baru

d. Tinggallah didalam kasih persaudaraan dan


janganlah mengasisihi dunia (2:3-17).
3. Bagian ketiga menguraikan tentang pertentangan antara
Kristus dan anti Kristus (2:18 – 2:27). Yohanes
menjelaskan beberapa istilah musuh orang Kristen yaitu:
a. Anti Kristus (2:18).
b. Orang-orang yang berusaha menyesatkan mereka
(2:26).
c. Pendusta-pendusta (2:22).
d. Nabi-nabi palsu (4:1).
4. Bagian keempat menguraikan sikap orang Kristen dalam
menghadapi pengajaran sesat dan hidup didalam dunia
ini (2:28 – 5:12). Sikap itu antara lain:
a. Tinggallah didalam Kristus (2:28-29).
b. Kejarlah kesucian (3:1-10).
c. Peliharalah kasig persaudaraan (3:11-18; 4:7-21).
d. Hindarilah kebimbangan (3:19-24).
e. Ujilah setiap roh (4:1-6).
f. Percayalah kepada Kristus, karena iman
mengalahkan dunia (5:1-5). Barang siapa memiliki
Kristus, ia memiliki hidup (5:6-12).
222 Pengantar Perjanjian Baru

Jadi yang penting dipelihara oleh setiap orang Kristen


adalah “kebenaran” yang tidak mengenal kompromi dan
“kasih”.
5. Bagian kelima menjelaskan keyakinan akan hidup kekal
(5:13-21). Dalam sembilan ayat terakhir ini istilah “kita
tahu” diulangi terus untuk menggaris bawahi keyakinan
bahwa orang yang percaya dan taat kepada Injil
memiliki kepastian berkat-berkat ilahi yang akan
dinikmati sepenuhnya dalam kekekalan.
Hal-hal lain dalam surat ini yaitu:
1. Keyakinan akan keselamatan (1 Yoh. 5:13). Kita
memiliki keyakinan akan hidup kekal jika:
a. Percaya kepada Anak Allah (5:13).
b. Menghormati Kristus sebagai Tuhan dan berusaha
mentaati perintah-perintahNya (2:3-5).
c. Mengasihi Bapa dan Anak bukan dunia (2:15-16).
d. Mengasihi sesama (3:14).
e. Sadar bahwa Roh Kudus diam didalam diri kita
(3:24).
f. Percaya, menerima dan tetap tinggal didalamNya
(1:1).
223 Pengantar Perjanjian Baru

2. Tujuh batu ujian kemurnian orang Kristen yaitu mereka


tidak hidup dalam:
a. Persekutuan yang palsu (1:6).
b. Kekudusan yang palsu (1:8).
c. Kebenaran yang palsu (1:10).
d. Kesetiaan yang palsu (2:4).
e. Kelakuan yang palsu (2:6).
f. Hati yang palsu (2:9).
g. Kasih yang palsu (4:20).

Tujuan
Tujuan penulisan kitab ini yaitu:
1. Untuk membeberkan dan menyangkal doktrin dan etika
yang salah dari guru-guru palsu.
2. Menasehati mereka supaya mengejar kehidupan
persekutuan yang kudus dengan Allah dalam kebenaran,
dalam sukacita penuh (1:4) dan kepastian hidup kekal
(5:13) dan dengan kehadiran Roh Kudus (2:20).

Ciri Khas Kitab


Ciri khas surat ini yaitu:
224 Pengantar Perjanjian Baru

1. Surat ini menggunakan istilah pertentangan untuk


menggambarkan antara orang percaya dengan dunia.
2. Surat ini menekankan Yesus sebagai pengantara antara
manusia dengan Bapa.
3. Berita dalam surat ini hampir seluruhnya didasarkan
pada kesaksian para rasul.
4. Surat ini menyoroti Kristologi dikairkan ajaran sesat.

Garis Besar
Garis besar kitab ini yaitu:
Kata pendahuluan: 1:1-4
1. Persyaratan bagi persekutuan (1:5 – 2:17).
2. Musuh-musuh persekutuan (2:18-27).
3. Berjalan dalam terang berarti hidup dalam kasih
persaudaraan (2:28 – 3:22).
4. Hubungan antara kasih persaudaraan dan iman yang
benar (3:23 – 5:12).
5. Tentang hidup kekal (5:13-21).
225 Pengantar Perjanjian Baru

SURAT 2 YOHANES

Latar Belakang
Penulis, tanggal penulisan dan tempat penulisan
sama dengan surat 1 Yohanes. Surat ini dialamatkan
kepada “ibu yang terpilih”. Istilah ibu yang terpilih ini
mengacu pada salah satu jemaat di Asia kecil (ay. 4-5 dan
ay. 8-10). Sesuai tradisi, jemaat adalah ibu untuk semua
orang yang percaya, sedang istilah “anak-anaknya”
melambangkan anggota jemaat Ibnd. Gal. 4:26-31).
Latar belakang penulisan yaitu sama dengan surat 1
Yohanes yaitu adanya “banyak penyesat telah muncul dan
pergi ke seluruh dunia” (ay. 7). Penyesat yang dimaksud
adalah aliran Gnostik. Oleh karena itu surat ini ditulis.

Tema Utama Dan Analisa isi


226 Pengantar Perjanjian Baru

Tema utama dalam surat 2 Yohanes ini yaitu:


berjalan dalam kebenaran. Dalam pembukaan surat ini (ay.
1-3) perkataan “kebenaran” disebut empat kali.
Analisa isi surat:
1. Bagian pertama pembukaan kitab, menjelaskan
mengenai hidup dalam kebenaran (ay. 1-3).
2. Bagian kedua menerangkan tentang kelakuan orang
Kristen yaitu segi praktis dari “hidup dalam kebenaran”.
Orang percaya harus berjalan dalam kasih.
3. Bagian ketiga menerangkan segi doktrin. Orang percaya
harus hati-hati, jangan sampai jatuh dalam kesesatan.
Hal-hal lain yang terdapat dalam surat ini yaitu:
1. Pengajar sesat tidak mengakui Yesus telah datang
sebagai manusia (ay. 7).
2. Kata kunci dalam ay. 8 yaitu “waspada”. Yohanes
menasehati orang percaya supaya waspada terhadap
ajaran sesat dan menolak mereka (ay. 9-11).
3. Kata “kasih” ditemukan lima kali. Dalam surat ini kasih
dan kebenaran seperti anak kembar yang dijadikan
dasar pendirian. Adapun bukti kasih yaitu bila kita
menuruti perintahnya dan kebenaranNya (ay. 6).
227 Pengantar Perjanjian Baru

Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan surat ini yaitu untuk mengingatkan
“ibu yang terpilih” supaya memberi tumpangan, salam dan
sokongan kepada pekerja keliling (guru, penginjil dan nabi).
Menasehati jemaat supaya tidak ikut ajaran sesat. Melalui
surat ini Yohanes mengecam ajaran sesat.

Ciri Khas
Ciri khas surat 2 Yohanes ini adalah sebagai berikut:
1. Surat ini merupakan kitab terpendek dalam PB.
2. Surat ini isinya menetang jaran sesat.
3. Berita, kosakata, gaya penulisannya mirip dengan surat
1 dan 3 Yohanes.

Garis Besar Kitab


Garis besar kitab ini yaitu:
Salam pendahuluan (1-3).
1. Berjalan dalam kebenaran dan dalam kasih (4-6).
2. Waspadalah terhadap ajaran yang sesat (7-11).
Salam penutup (12-13).
228 Pengantar Perjanjian Baru

SURAT 3 YOHANES

Latar Belakang
Penulis, tanggal penulisan dan tempat penulisan
sama dengan surat 1 dan 2 Yohanes. Surat ini dialamatkan
kepada seorang pribadi yang bernama Gayus. Ia adalah
kawan Yohanes, kemungkinan ia bertobat melalui
pelayanan Yohanes (ay. 3-4). Gayus adalah salah satu
anggota jemaat gereja di Asia Kecil. Pada waktu itu ada
beberapa pekerja Tuhan yang berkeliling dari kota ke kota
untuk menguatkan jemaat. Gayus adalah salah satu orang
yang giat menyokong dan menampung penginjil keliling itu
(ay. 1-8). Ia sangat ramah dan teman sekerja Paulus (Kis.
19:29; 20:4 dan Rom. 16:23).
Latar belakang surat ini yaitu ada beberapa laporan
dari jemaat kepada Yohanes tentang kebaikan Gayus untuk
menolong dan menyambut hamba Tuhan (ay. 5). Lalu
229 Pengantar Perjanjian Baru

mengenai Diotrefes yang bersifat sombong dan menentang


kewibawaan Yohanes serta mengenai Demetrius yang
sangat baik (ay. 12). Yohanes menulis surat ini untuk
menanggapi laporan itu.

Tema Utama Dan Analisa isi


Tema utama dari surat 3 Yohanes in yaitu mengenai
petunjuk melayani para hamba Tuhan. Surat ini
memberikan petunjuk supaya orang percaya setia dalam
menyambut dan membantu para hamba Tuhan dalam
pelayanan.
Analisa surat 3 Yohanes yaitu:
1. Bagian pertama berisi salam pendahuluan (ay. 1-4).
Dalam bagian ini Yohanes memuji Gayus yang hidup
dalam kebenaran.
2. Bagian kedua berisi pujian terhadap Gayus (ay. 5-8).
Karena kesediaannya menerima penginjil keliling dan
sikapnya yang penuh kasih.
3. Bagian ketiga berisi dakwaan terhadap Diotrefes (ayt. 9-
11). Dimana dia ingin menjadi orang yang terkemuka
dan mencari keuntungan diri sendiri.
230 Pengantar Perjanjian Baru

4. Bagian keempat berisi kebaikan Demitrius dipuji (ay.


12).
5. Bagian kelima berisi salam penutup kepada Gayus
secara pribadi (ay. 13-15).

Tujuan penulisan
Tujuan penulisan kitab ini yaitu
1. Untuk memuji Gayus atas kesetiaannya menyediakan
tumpangan dan bantuan bagi para penginjil keliling.
2. Untuk mengingatkan si pemberontak Diotrefes.
3. Mmepersipakan jalan untuk kunjungannya sendiri.

Ciri Khas Kitab


Ciri khas kitab 3 Yohanes ini yaitu:
1. Surat ini memberikan pengertian tentang keadaan
gereja mula-mula.
2. Surat ini ditujukan kepada pribadi yaitu gayus.
3. Surat ini berisi kesaksian tiga pribadi yaitu Gayus,
Diotrefes dan Demitrius.

Garis Besar Kitab


Garis besar kitab ini yaitu:
231 Pengantar Perjanjian Baru

Salam pendahuluan (ay. 1-4).


1. Keramahan dan kebenaran Gayus dipuji (ayt. 5-8).
2. Dakwaan terhadap Diotrefes (ayt. 9-11).
3. Kebaikan demitrius dipuji (ayt. 12)
Salam penutup (ayt. 13-15).
232 Pengantar Perjanjian Baru

KITAB WAHYU

Kitab ini banyak berisi keterangan yang lengkap


tentang pembicaraan Yesus mengenai hal-hal yang akan
datang (Mat. 24; Mark. 13 dan Luk. 21).

Latar Belakang
Penulis kitab Wahyu ini adalah rasul Yohanes. Hal ini
dijelaskan dalam Wahy. 1:1, 4, 9; 22:8. Selain itu para
pemimpin gereja yaitu Yustinus, Ireniusdan Klement
mengakui Yohanes sebagai penulis kitab terakhir ini. Kitab
Wahyu ini ditulis oleh Yohanes, pada waktu ia diasingkan di
pulau Patmos (1:9). Menurut tradisi Yahudi hal itu terjadi
pada waktu pemerintahan kaisar Domitianus yaitu kira-kira
tahun 90-96 M.
Alamat surat ini yaitu Roh Kudus mengintruksikan
Yohanes untuk mengirim apa yang dilihatnya kepada tujuh
233 Pengantar Perjanjian Baru

jemaat di Asia Kecil yaitu: jemaat Efesus, Smirna,


Pergamus, Tiatira, Sardis, Filadelfia dan Laodikia (1:11).
Walaupun begitu bila diperhatikan lebih mendalam,
khususnya Wah. 2:7, 11, 17, 26; 3:5, 12, 21, maka jelas
bahwa alamat surat tidak hanya kepada tujuh jemaat tetapi
juga kepada semua orang pada segala zaman dan
dimanapun mereka berada.
Latar belakang surat yaitu setelah Yerusalem
dihancurkan banyak orang Kristen pergi kedaerah lain.
Walaupun begitu mereka tetap dianiaya, ada yang dibunuh,
di penjara dan diasingkan. Orang-orang Kristen di
Efesustermasuk Yohanes ditangkap oleh penguasa yaitu
kaisar Domitianus dan dibuang ke pulau Patmos. Di pulau
Patmos inilah Yohanes “dikuasai oleh Roh Kudus dan
mendengar dari belakang suatu suara yang nyaring, seperti
bunyi sangkakala” (1:10). Dia diminta untuk menuliskan
apa yang dilihatnya dan mengirimkannya kepada tujuh
jemaat yang semuanya terletakdi Asia kecil.

Metode Penafsiran
Ada beberapa pandangan untuk menafsirkan kitab
Wahyu ini antara lain:
234 Pengantar Perjanjian Baru

1. Pandangan Simbolis.
Menurut pandangan ini kitab ini hanya dapat ditafsirkan
secara simbolis tentang kebenaran-kebenaran rohani
yang berlaku untuk segala zaman. Kitab Wahyu bukan
bersifat nubuatan. Pandangan ini sulit diterima karena
kitab Wahyu bersifat nubuatan tentang akhir zaman.
2. Pandangan Preteris.
Menurut pandangan ini kitab Wahyu hanya menunjuk
pada zaman Yohanes sendiri yang penuh pergumulan
dengan kekaisaran Roma dan penganiayaan. Ketujuh
raja dalam Wahy. 17:10 diartikan tentang Agustus,
Domitian, Tiberias, Gayus, Nero, Klaudius dan
Vespasian. Tujuh kaisar besar yang memerintah abad
pertama. Pandangan ini juga sulit diterima.
3. Pandangan Historis.
Menurut pandangan ini kitab Wahyu adalah suatu
nubuatan kejadian-kejadian penting dalam sejarah dari
zaman para rasul sampai akhir zaman. Dan hanya psl.
19-22 yang akan digenapi nanti oleh Tuhan. Menurut
pandangan ini malaikat dalam Wahy. 10 tentang
reformasi abad ke-16. Psl. 19-22 diartikan tentang
gereja Katolik dengan institusi kepausan yang akan
235 Pengantar Perjanjian Baru

diruntuhkan. Memang prinsip pandangan ini dapat


dipertanggung jawabkan tetapi kalau setiap kejadian
dalam kitab Wahyu dilaporkan maka akan timbul
persoalan tentang kejadian-kejadian mana yang
sebetulnya dimaksud.

4. Pandangan Futuris.
Pandangan ini juga disebut Eskatologis, dan menggaris
bawahi kitab Wahyu bersifat nubuatan tentang kejadian-
kejadian yang akan terjadi menjelang kedatangan Tuhan
yesus yang kedua kali, untuk menyempurnakan kerajaan
Allah. Psl. 20 memberitakan kerajaan seribu tahun
sampai terjadinya “hukum terakhir” bagi semua manusia
dan psl. 21 dan 22 memberitakan hal “langit dan bumi
yang baru”. Pandangan futuris inilah yang paling
banyak dianut para teolog sebab tafsirannya paling
sesuai dengan maksud dan isi dari kitab Wahyu.

Tema Utama Dan Analisa Isi


Tema utama kitab Wahyu ini adalah perjuangan dan
penyelesaian. Dalam kitab ini banyak dijelaskan mengenai
kekuasaan Yesus sebagai Anak allah yang mampu
236 Pengantar Perjanjian Baru

mengalahkan kekuasaan anti Kristus atau iblis. Puncak


kemenangan itu nyata setelah Ia menjadi hakim atas segala
makhluk.
Analisa kitab Wahyu ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Bagian pertama pendahuluan (1:1-8). Judul kitab ini
adalah “Wahyu kepada Yohanes”. Maksudnya
dinyatakan dalam Wahy. 1:1-3 yaitu “Inilah wahyu
Yesus Kristus yang dikaruniakan Allah kepadanya,
supaya ditunjukkan kepada hamba-hambanya apa yang
harus segera terjadi.”
2. Bagian kedua berisi penglihatan tentang Yesus Kristus
sebagai Anak Manusia (1:9-20). Penglihatan itu yaitu:
a. Dia memanggil dan menugaskan kita (ay. 9-11).
b. Dia mendampingi kita dan tidak meninggalkan kita
(ay. 12-16).
c. Dia menghibur dan memberi dorongan kepada kita
(ay. 17-20).
3. Bagian ketiga berisi tulisan surat-surat kepada ketujuh
jemaat di Asia Kecil. Ada tiga unsur dalam setiap surat
yaitu:
237 Pengantar Perjanjian Baru

a. Kemuliaan Kristus ditekankan dalam permulaan


setiap surat.
b. Kemudian diuraikan tentang keadaan jemaat dan
panggilan untuk bertobat.
c. Ada janji untuk yang menang.
Keadaan jemaat itu dapat digambarkan sebagai berikut:
Jemaat di Efesus telah meninggalkan kasihnya yang
semula (2:1-7). Jemaat di Smirna sduah menderita
kesusahan, tetapi masih harus emnderita lagi (2:8-11),
dalam jemaat di Pergamus ada beberapa orang yang
kompromi dengan iblis dan harus bertobat (2:12-17).
Sedangkan jemaat di Tiatira membiarkan ajaran yang
menyesatkan (2:18-20), jemaat di Sardis tidak ada
kesungguhan, mereka dikatakan hidup padahal mereka
mati (3:1-6). Dalam jemaat di Filadelfia ada pintu
terbuka untuk pengabar Injil (3:7-13) dan jemaat di
Laodikia suam-suam kuku (3:14-22). Dengan demikian
dapat disimpulkan ciri gereja sejati yaitu: kasih,
penderitaan, kesucian, ajaran yang sehat, kesungguhan,
pekabaran Injil dan kerendahan hati.
238 Pengantar Perjanjian Baru

4. Bagian empat berisi dua penglihatan (4:1 – 5:14).


Penglihatan itu yaitu penglihatan tentang Allah (4:1-11)
dan penglihatan tentang Anak Domba Allah (5:1-14).
5. Bagian kelima berisi penglihatan yang akan berlangsung
di atas dunia (6:1 – 20:15). Garis besar penglihatan ini
yaitu:
a. Ketujuh meterai dibuka (6:1 – 8:5).
Dalam kitab Wahyu dipakai tiga macam lambang
untuk menyatakan penghakiman Allah yaitu meterai,
sangkakala dan cawan. Penghakiman yang
dinyatakan melalui dibukanya ketujuh meterai lebih
ringan dibanding yang lain.
b. Penghakiman yang dinyatakan melalui ketujuh
sangkakala (8:6 – 9:21; 11:15-19).
Penghakiman yang dinyatakan melalui bagian ini
lebih berat sebab tidak ada lagi pertobatan di muka
bumi ini (9:20). Keempat sangkakala pertama
menyangkut nyala api. Sangkakala ketujuh baru
ditiup dalam 11:15, dan menyatakan kebesaran dan
kedasyatan Allah.
c. Penghakiman yang dinyatakan melalui ketujuh cawan
murka Allah (15:1 – 16:21).
239 Pengantar Perjanjian Baru

Inilah penghakiman yang paling ngeri di muka bumi.


Setelah cawan yang ketujuh ditumpahkan di
angkasa, “kedengaranlah suara yang nyaring dari
tahta itu katanya: Sudah terlaksana” (16:17).
Sekarang sudah digenapi apa yang masih merupakan
ancaman sebelum ketiga sangkakala terakhir ditiup
yaitu “ Celaka, celaka, celakalah yang diam di atas
bumi” (8:13).
d. Penghakiman terakhir (19:1 – 20:15).
Wahyu 19:1-5 berisi nyanyian syukur yang terdengar
“dari himpunan besar orang banyak di sorga”. Itu
nyanyian syukur atas penghakiman yang sudah
berlangsung dan sekaligus merupakan “prolok” untuk
peristiwa-peristiwa yang dasyat yang akan terjadi
sehubungan dengan kedatangan Kristus kembali dan
kemenangan terakhir. Pada waktu itu sudah tahu
siapa yang selamat, sebab “setiap orang yang tidak
ditemukan namanya tertulis didalam kitab kehidupan,
ia dilempar didalam lautan api” (20:15).
6. Bagian keenam berisi tentang penjelasan langit yang
baru dan bumi yang baru (psl. 21-22). Alkitab dimulai
dengan penciptaan langit dan bumi dan isinya (Kej. 1),
240 Pengantar Perjanjian Baru

lalu dilanjutkan dengan kejatuhan manusia dalam dosa


(Kej. 3). Bagian akhir Alkitab berisikan cerita tentang
langit yang baru dan bumi yang baru. Sesudah itu
dilanjutkan tentang orang-orang suci dan keadaan
mereka serat kehidupan mereka di dalam kesempurnaan
di Yerusalem baru. Tidak ada lagi dosa, penderitaan
ataupun kutuk (Wah. 21-22).
Hal-hal lain yang terdapat dalam kitab ini yaitu:
1. Mengenai Kerajaan Seribu tahun.
Yang menjadi persoalan mengenai kaitannya dengan
kedatang Kristus kedua kali. Ada beberapa pandangan
mengenai hal itu yaitu:
a. Premillennialisme.
Menurut pandangan ini kedatangan Yesus terjadi
sebelum kerajaan seribu tahun dan sesudah
kesusahan besar. Sedang pandangannya terhadap
kitab Wahyu yaitu: Wahy. 1-3 berisi mengenai
jemaat-jemaat pada abad pertama, dan
melambangkan keadaan jemaat sampai kedatangan
Kristus. Wahyu 4-18 berisi mengenai pandangan
futuris. Wahyu 19-22 berisi tentang Kristus datang
241 Pengantar Perjanjian Baru

kembali sebelum kerajaan seribu tahun, hukuman


terakhir dan langit yang baru dan bumu yang baru.
b. Postmillennialisme.
Menurut pandangan ini kedatangan Yesus terjadi
setelah setelah kerajaan seribu tahun. Sedang
pandangannya terhadap kitab wahyu yaitu: Wahy. 1-
3 mengenai jemaat-jemaat pada abad-abad pertama.
Wahy. 4-18 berisi mengenai pandangan historis.
Wahy. 19-22 berisi mengenai kedatangan Kristus
sesudah kerajaan seribu tahun, hukuman terkahir
dan langit yang baru dan bumi yang baru.
c. Amillenniallisme.
Menurut pandangan ini kerajaan seribu tahun
daiartikan secara kiasan yaitu tentang pemerintahan
Kristus di sorga yang dimulai dengan terangkatnya
Kristus ke sorga (bnd. Kis. 1:9-11). Pandangannya
terhadap kitab Wahyu yaitu: Wahy. 1-3 berisi
mengenai jemaat pada abad-abad pertama. Wahy.
4-18 berisi mengenai pandangan simbolis, preteris
dan historis. Wahy. 19-22 berisi mengenai
kedatangan Kristus, hukuman terakhir dan langit
yang baru dan bumi yang baru.
242 Pengantar Perjanjian Baru

2. Ada “tujuh kebahagiaan” dalam kitab Wahyu yaitu:


a. Berbahagialah ia yang membacakan nubuat ini (1:3).
b. Berbahagialah orang mati yang matinya dalam Tuhan
(14:13).
c. Berbahagialah orang yang berjaga-jaga (16:15).
d. Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan
kawin Anak Domba (19:9).
e. Berbahagialah ia yang mendapat bagian dalam
kebangkitan yang pertama (20:6).
f. Berbahagialah orang yang menuruti perkataan-
perkataan nubuat kitab ini (22:7).
g. Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya
(22:14).

Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan kitab ini yaitu:
1. Untuk menegur jemaat-jemaat yang tindakannya
kompromi dengan dosa dan menghimbau mereka
supaya bertobat.
2. Untuk meneguhkan iman, ketetapan hati dan kesetiaan
mereka serta memberi semangat buat mereka agar
tetap tinggal dalam iman pada Yesus sampai mati.
243 Pengantar Perjanjian Baru

3. Untuk memperlengkapi orang percaya sepanjang zaman


dengan segi pandangan Allah terhadap perang yang
sengit melawan gabungan kekuatan iblis dengan
menyingkapkan hasil sejarah yang akan datang.

Ciri Khas Surat


Ciri khas surat Wahyu ini yaitu:
1. Wahyu merupakan satu-satunya kitab PB yang
digolongkan sebagai nubuat dan wahyu.
2. Merupakan kitab Apokaliptik karena beritanya
disampaikan dalam bentuk lambang-lambang.
3. Banyak menggunakan angka, secara khusus
menonjolkan angka tujuh yang terdapat kira-kira 54 kali
yang dilambangkan kesempurnaan atau kepenuhan.
4. Isinya banyak berupa penglihatan-penglihatan.
5. Malaikat banyak dikaitkan dengan penglihatan-
penglihatan dan ketetapan sorgawi.
6. Kitab ini bersifat roh nubuat PL tanpa menggunakan
kutiban-kutiban secara formal dari PL.

Garis Besar
Garis besar kitab ini yaitu:
244 Pengantar Perjanjian Baru

Kata pendahuluan: 1:1-8


1. Kemuliaan Kristus: 1:9-20.
2. Surat-surat kepada ketujuh jemaat (2:1 – 3:22).
a. Kepada jemaat di Efesus (2:1-7).
b. Kepada jemaat di Smirna (2:8-11).
c. Kepada jemaat di Pergamus (2:12-17).
d. Kepada jemaat di Tiatira (2:18-29).
e. Kepada jemaat di Sardis (3:1-6).
f. Kepada jemaat di Filadelfia (3:7-13).
g. Kepada jemaat di Laodikia (3:14-22).
3. Penglihatan-penglihatan (4:1 – 5:14).
a. Tentang Allah (4:1-11).
b. Tentang Anak Domba Allah (5:1-14).
4. Penghakiman-penghakiman (6:1 – 20:15).
a. Meterai-meterai penghakiman (6:1 – 7:17).
b. Sangkakala-sangkakala penghakiman (8:1 – 9:21).
c. Kitab terbuka, dua saksi Allah dan sangkakala yang
ketujuh (10:1 – 11:19).
d. Bintang-bintang itu dan pertarungannya (12:1 –
14:20).
e. Cawan-cawan penghakiman (15:1 – 16:21).
f. Jatuhnya Babel (17: 1 – 18:24).
245 Pengantar Perjanjian Baru

g. Penghakiman terakhir (19:1 – 20:15).


5. Kemuliaan terakhir (21:1 – 22:20).
a. Langit yang baru dan bumi yang baru (21:1 –
22:15).
b. “Aku datang segera” (22:6-20).
Kata penutup: 22:21.
246 Pengantar Perjanjian Baru

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Guthrie Donald, Pengantar Perjanjian baru: volume 2, diterj.
Henry Ongkowidjojo, Surabaya: Momentum, 2008.
Marxen, Pengantar Perjanjian Baru, Jakarata: BPK Gunung Mulia.
Tenney, Survey Perjanjian Baru, Malang: Gandum Mas, 1992.
Tuluan, Ola, Introduksi Perjanjian Baru, Batu: Literatur YPPII, tth.

Anda mungkin juga menyukai