Anda di halaman 1dari 48

TUGAS STUDI PERJANJIAN BARU

Oleh : Emmanuela Felicia Paat (1701041)


Kelas PAK Manajemen D

SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN MANADO


2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii
1. Penulis Kitab…………………………………………………………………1
2. Waktu dan Tempat Penulisan………………………………………..2
3. Penerima Kitab…………………………………………………………..…3
4. Zaman dan Situasi Penulisan Kitab………………………………...4
5. Tujuan Penulisan Kitab………………………………………………….5
6. Garis – garis Besar Isi Kitab………………………………..................6
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan kita Yesus Kristus yang telah
melimpahkan rahmat-NYA sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas ini pada mata kuliah STUDI PERJANJIAN BARU : INJIL MATIUS.
Tugas ini dibuat sebagai salah satu syarat yang diberikan oleh
dosen agar bias bermanfaat untuk pelajaran.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini terdapat
kesalahan maupun kekurangan, maka dari itu kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat saya harapkan untuk menyempurnakan
tugas ini.
Semoga tugas ini dapat memberikan manfaat dan menambah
wawasan teman – teman dalam mempelajari kitab – kitab Perjanjian
baru.

Desember 2017
1. Penulis Kitab Matius
Walaupun dokumen ini tidak mencantumkan nama penulisnya, namun kesaksian
semua bapa gereja yang mula-mula (sejak kira-kira tahun 130 M) menyatakan bahwa
Injil ini ditulis oleh Matius. Matius adalah seorang pemungut cukai (petugas pajak pada
zaman itu) yang menjadi salah satu dari kedua belas rasul Yesus. Meskipun ada yang
menduga ditulis oleh Matius lain yang hidup 80 tahun setelah Yesus wafat. Namun,
penemuan naskah papirus yang sekarang disimpan di Magdalen
College, Oxford, Inggris, menunjukkan bahwa Injil Matius ini sudah selesai ditulis
sebelum tahun 66.
Irenaeus menulis:
"Matius, sekali lagi, mengisahkan penjelmaan-Nya (Yesus) sebagai seorang
manusia, katanya, ‘Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham;’ dan
juga, ‘ Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut.’ Jadi, ini adalah Injil
Kemanusiaan-Nya; dengan alasan itu juga (karakter) manusia yang rendah hati
dan lembut ini terus dinyatakan dalam seluruh Injil." (Melawan Ajaran
Sesat 3.11.8)
Epifanius (atau Epiphanius; ~320-403 M) yang hidup sezaman dengan Hieronimus
(=Jerome) menulis dalam catatannya "Panarion" bahwa Matius menulis Injil dalam
bahasa Yunani yang dikutipnya dan dengan jelas ia menggunakan frasa baku yang
menyatakan status pengarang.[1]

 Epiphanius Panarion 8.2


“Karena St. Matius mendaftarkan generasi-generasi (dari Silsilah Kristus) dalam
tiga paragraf, dan mengatakan ada empat belas generasi dari Abraham sampai
Daud, empat belas dari Daud sampai ke pembuangan, dan empat belas dari
pembuangan sampai ke Kristus.”[1]

 Epiphanius Panarion 51.5.4


“Dan ia menulis pada awalnya, ‘Kitab generasi (=silsilah) Yesus Kristus, putra
Daud,’ dan kemudian mengatakan ‘putra Abraham.’ Kemudian, kembali ke poin
utamanya, ia mengatakan “Kelahiran Yesus Kristus adalah sebagai berikut.
Ketika ibunya Maria bertunangan dengan Yusuf, sebelum mereka berkumpul
bersama ia didapati mengadung anak oleh Roh Kudus.”[1]

 Epiphanius Panarion 51.6.2


“Bukankah Allah memberikan setiap penulis Injil tugas tersendiri, sehingga
masing-masing dari empat penulis Injil yang kewajibannya adalah mengabarkan
Injil dapat menemukan apa yang harus dilakukan dan menyampaikan hal-hal
yang bersesuaian dan mirip untuk menunjukkan bahwa semuanya dari sumber
yang sama, tetapi juga menulis apa yang tidak dimuat oleh yang lain, karena
masing-masing menerima bagian yang disediakan dari Roh?”[1]
Jika diteliti, dapat dilihat bahwa Eusebius merujuk kepada Injil Matius dalam
bahasa Ibrani pada ayat 5-7 sebagai salah satu dari “ketiga Injil tersebut
sebelumnya” tetapi ia merujuk kepada Injil Matius dalam bahasa Yunani ketika ia
berkata, “ telah sampai ke tangan semua orang.” Satu-satunya kemungkinan
adalah Eusebius menganggap kedua versi itu sebagai satu karya, versi Ibrani
dan Yunani dari satu Injil Matius. Dapat dipahami benar jika Injil Matius bahasa
Yunani merupakan tenrjemahan yang dikembangkan dari Injil Matius bahasa
Ibrani, keduanya ditulis oleh Matius.
2. Waktu dan Tempat Penulisan Kitab Matius
Dalam Injil ini hanya terdapat sedikit fakta yang dapat menunjukkan kapan tulisan ini
dibuat; sehingga tanggal dan tempat Injil ini berasal tidak dapat dipastikan. Beberapa
ahli konservatif memiliki alasan kuat untuk memperkirakan bahwa ia ditulis
sebelum Yerusalem dihancurkan, antara tahun 60 sampai 65, ketika Matius berada
di Palestina atau Antiokiadi Siria, meskipun ada pakar liberal yang memperkirakan
antara tahun 180 dan 200. Semua ahli sepakat bahwa tulisan-tulisan Ignatius merujuk,
namun tidak mengutip langsung Injil Matius, yang berarti Injil ini sudah selesai ditulis
pada awal abad ke-2 Masehi.

Penemuan naskah-naskah papirus, "The Oxford Papyri", oleh Prof. Casten Peter
Thiede, memberi bukti kuat bahwa Injil Matius ditulis sebelum tahun 65 M. Di antara
naskah-naskah tersebut ditemukan 3 lembar yang berisi ayat-ayat dari Injil Matius pasal
26, tentang pengurapan Yesus di rumah Simon, orang lepra di Betania, dan
pengkhianatannya oleh Yudas Iskariot. Di antara naskah-naskah itu juga ditemukan
surat dari seorang petani bernama Harmiysis yang mengajukan banding pada
pengadilan Romawi untuk menambah jumlah ternaknya dengan menyebut tanggal
"tahun ke-12 kaisar Nero, Epeieph 30." atau pada penanggalan Gregorian, 24 Juli
65/66 M.
Beberapa sarjana Alkitab percaya bahwa Injil ini merupakan Injil yang pertama
ditulis, sedangkan ahli-ahli yang lain beranggapan bahwa Injil yang ditulis pertama
adalah Injil Markus.
3. Penerima Kitab Matius
Matius ingin sekali agar pembacanya memahami bahwa:

1. Hampir semua orang Israel menolak Yesus dan kerajaan-Nya. Mereka tidak mau
percaya karena Ia datang sebagai Mesias yang rohani dan bukan sebagai
Mesias yang politis (yang akan membebaskan mereka dari penjajahan Romawi.
2. Hanya pada akhir zaman, Yesus akan datang dalam kemuliaan-Nya sebagai
Raja segala raja untuk menghakimi dan memerintah semua bangsa.
4. Zaman dan Situasi Penulisan Kitab Matius
Jika Injil Markus ditulis untuk orang Romawi dan Injil Lukas untuk Teofilus dan
semua orang percaya bukan Yahudi, maka Injil Matius ditulis untuk orang percaya
bangsa Yahudi.
Latar Belakang Yahudi dari Injil ini tampak dalam banyak hal, termasuk:

1. ketergantungannya pada penyataan, janji, dan nubuat Perjanjian Lama (PL)


untuk membuktikan bahwa Yesus memang Mesias yang sudah lama dinantikan;
2. hal merunut garis silsilah Yesus, bermula dari Abraham (Matius 1:1-17);
3. pernyataannya yang berulang-ulang bahwa Yesus adalah "Anak Daud" (Matius
1:1; Mat 9:27; Mat 12:23; Mat 15:22; Mat 20:30-31; Mat 21:9,15; Mat 22:41-45);
4. penggunaan istilah yang khas Yahudi seperti "Kerajaan Sorga" (yang searti
dengan "Kerajaan Allah") sebagai ungkapan rasa hormat orang Yahudi sehingga
segan menyebut nama Allah secara langsung, dan
5. petunjuknya kepada berbagai kebiasaan Yahudi tanpa memberikan penjelasan
apa pun (berbeda dengan kitab-kitab Injil yang lain).
Sekalipun demikian, Injil ini tidak semata-mata untuk orang Yahudi. Seperti
amanat Yesus sendiri, Injil Matius pada hakikatnya ditujukan kepada seluruh gereja,
serta dengan saksama menyatakan lingkup universal Injil (misalnya Matius 2:1-12; Mat
8:11-12; Mat 13:38; Mat 21:43; Mat 28:18-20). Secara umum, kitab ini
bertemakan Yesus, Raja Mesianis.
5. Tujuan Penulisan Kitab Matius
1. untuk memberikan kepada sidang pembacanya kisah seorang saksi mata
mengenai kehidupan Yesus,
2. untuk meyakinkan pembacanya bahwa Yesus adalah Anak Allah yang
dinubuatkan oleh nabi-nabi Perjanjian Lama, yang sudah lama dinantikan, dan
3. untuk menunjukkan bahwa Kerajaan Allah dinyatakan di dalam dan melalui
Yesus Kristus dalam cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
6. Garis – garis besar isi Kitab Matius
1. Berisi silsilah, kelahiran, dan masa pertumbuhan Yesus (1; 2).
2. Ajaran dan tindakan Yohanes Pembaptis persiapan terhadap misi umum Yesus
Kristus (3; 4:11).
3. Ajaran dan tindakan Yesus di Galilea (4:12-20:16).
4. Penderitaan, wafat, dan kebangkitan Yesus (20:17-28).
Menurut judul perikop LAI Terjemahan Baru[15]
Cerita kelahiran

 Silsilah Yesus Kristus (1:1–17)


 Kelahiran Yesus Kristus (1:18–25)
 Orang-orang majus dari Timur (2:1–12)
 Penyingkiran ke Mesir (2:13-15)
 Pembunuhan anak-anak di Betlehem (2:16–18)
 Kembali dari Mesir (2:19-23)
Pembaptisan dan pelayanan mula-mula

 Yohanes Pembaptis (3:1–12, 11:2-19, 14:1–12)


 Yesus dibaptis Yohanes (3:13–17)
 Pencobaan di padang gurun (4:1–11)
 Yesus tampil di Galilea (4:12–17)
 Yesus memanggil murid-murid yang pertama (4:18–22)
 Yesus mengajar dan menyembuhkan banyak orang (4:23-25)
Khotbah di Bukit (5–7)

 Ucapan bahagia (5:1-12)


 Garam dan terang dunia (5:13-16)
 Yesus dan hukum Taurat (5:17-48)
 Hal memberi sedekah (6:1-4)
 Hal berdoa (6:5-14)
 Hal berpuasa (6:16-18)
 Hal mengumpulkan harta (6:19-24)
 Hal kekuatiran (6:25-34)
 Hal menghakimi (7:1-5)
 Hal yang kudus dan berharga (7:6)
 Hal pengabulan doa (7:7-11)
 Jalan yang benar (7:12-14)
 Hal pengajaran yang sesat (7:15-23)
 Dua macam dasar (7:24-27)
 Kesan pendengar (7:28-29)
Penyembuhan dan Mujizat
 Yesus menyembuhkan seorang yang sakit kusta (8:1-4)
 Yesus menyembuhkan hamba seorang perwira di Kapernaum (8:5-13)
 Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus dan orang-orang lain (8:14-17)
 Hal mengikut Yesus (8:18-22,16:21-26,17:22-23,20:18-19)
 Angin ribut diredakan (8:23–27)
 Dua orang yang kerasukan disembuhkan (8:28–34)
 Orang lumpuh disembuhkan (9:1-8)
 Matius pemungut cukai mengikut Yesus (9:9–13)
 Hal berpuasa (9:14–17)
 Anak kepala rumah ibadat
Perempuan yang sakit pendarahan (9:18-26)
 Yesus menyembuhkan mata dua orang buta (9:27-31)
 Seorang bisu disembuhkan (9:32-34)
 Belas kasihan Yesus terhadap orang banyak (9:35-38)
Instruksi untuk para murid sebagai misionaris

 Yesus memanggil kedua belas rasul (10:1–4)


 Yesus mengutus kedua belas rasul (10:5-15)
 Penganiayaan yang akan datang dan pengakuan akan Yesus (10:16-33)
 Yesus membawa pemisahan
Bagaimana mengikut Yesus(10:34–42,11:1)
Respon untuk Yesus

 Yesus dan Yohanes Pembaptis (11:2-19)


 Yesus mengecam beberapa kota (11:20-24)
 Ajakan Juru Selamat (11:25-30)
 Murid-murid memetik gandum pada hari Sabat (12:1–8)
 Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat (12:9:15a)
 Yesus Hamba Tuhan (12:15b-21)
 Yesus dan Beelzebul (12:22–37)
 Tanda Yunus (12:38–42; 16:1–4)
 Kembalinya roh jahat (12:43-45)
 Yesus dan sanak saudaraNya (12:46-50)
Perumpamaan Yesus

 Perumpamaan tentang seorang penabur (13:1-23)


 Perumpamaan tentang lalang di antara gandum (13:24-30)
 Perumpamaan tentang biji sesawi dan ragi (13:31-35)
 Penjelasan perumpamaan tentang lalang di antara gandum (13:36-43)
 Perumpamaan tentang harta terpendam dan mutiara yang berharga (13:44-46)
 Perumpamaan tentang pukat (13:47-52)
 Yesus ditolak di Nazaret (13:53–58)
 Yohanes Pembaptis dibunuh (14:1-12)
 Yesus memberi makan lima ribu orang (14:13–21)
 Yesus berjalan di atas air (14:22–33)
 Yesus menyembuhkan orang-orang sakit di Genesaret (14:34-36)
 Perintah Allah dan adat istiadat Yahudi (15:1–20)
 Perempuan Kanaan yang percaya (15:21-28)
 Yesus menyembuhkan banyak orang sakit (15:29-31)
 Yesus memberi makan empat ribu orang (15:32–39)
 Orang Farisi dan Saduki meminta tanda (16:1-4)
 Tentang ragi orang Farisi dan Saduki (16:5-12)
 Pengakuan Petrus (16:13–20)
 Pemberitahuan pertama tentang penderitaan Yesus dan syarat-syarat mengikut
Dia (16:21-28)
 Yesus dimuliakan di atas gunung (17:1–13)
 Yesus menyembuhkan seorang anak muda yang sakit ayan (17:14-20)
 Pemberitahuan kedua tentang penderitaan Yesus (17:22-23)
 Yesus membayar bea untuk Bait Allah (17:24-27)
Kehidupan dalam komunitas Kristen

 Siapa yang terbesar dalam Kerajaan Surga (18:1–7)


 Siapa yang menyesatkan orang (18:8-11)
 Perumpamaan tentang domba yang hilang (18:12–14)
 Tentang menasihati sesama saudara (18:15-20)
 Perumpamaan tentang pengampunan (18:21-35)
Yesus di Yerusalem

 Perceraian (19:1–12)
 Yesus memberkati anak-anak (19:13–15)
 Orang muda yang kaya (19:16–26)
 Upah mengikut Yesus (19:27-30)
 Perumpamaan tentang orang-orang upahan di kebun anggur (20:1–16)
 Pemberitahuan ketiga tentang penderitaan Yesus ((20:17-19)
 Permintaan ibu Yakobus dan Yohanes
Bukan memerintah melainkan melayani (20:20–28)
 Yesus menyembuhkan dua orang buta (20:29-34)
 Yesus dielu-elukan di Yerusalem (21:1–11)
 Yesus menyucikan Bait Allah (21:12–17)
 Yesus mengutuk pohon ara (21:18–22)
 Pertanyaan mengenai kuasa Yesus (21:23-27)
 Perumpamaan tentang dua orang anak (21:28–32)
 Perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur (21:33-46)
 Perumpamaan tentang perjamuan kawin (22:1-14)
 Tentang membayar pajak kepada Kaisar (22:15–22)
 Pertanyaan orang Saduki tentang kebangkitan (22:23-33)
 Hukum yang terutama (22:34–40)
 Hubungan antara Yesus dan Daud (22:41-46)
 Yesus mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi (23:1-36)
 Keluhan terhadap Yerusalem (23:37-39)
Kotbah tentang akhir zaman

 Bait Allah akan diruntuhkan (24:1-2)


 Permulaan penderitaan (24:3-14)
 Siksaan yang berat dan Mesias-mesias palsu (24:15-28)
 Kedatangan Anak Manusia
Perumpamaan tentang pohon ara (24:29-36)
 Nasihat supaya berjaga-jaga (24:37-44)
 Perumpamaan tentang hamba yang setia dan hamba yang jahat (24:45-51)
 Gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh (25:1-13)
 Perumpamaan tentang talenta (25:14-30)
 Penghakiman terakhir (25:31-46)
 [ Perumpamaan domba dan kambing ] (25:31-34)
Yesus dihakimi, disalib, mati, dikuburkan, lalu dibangkitkan

 Pemberitahuan keempat tentang penderitaan Yesus Rencana untuk membunuh


Yesus (26:1-5)
 Yesus diurapi (26:6–13)
 Yudas mengkhianati Yesus (26:14-16)
 Yesus makan Paskah dengan murid-muridNya (26:17–25)
 Penetapan Perjamuan Malam (26:26-29)
 Petrus akan menyangkal Yesus (26:30-35,69–75)
 Di taman Getsemani (26:36–46)
 Yesus ditangkap (26:47-56)
 Yesus di hadapan Mahkamah Agama (26:57–68)
 Petrus menyangkal Yesus (26:69–75)
 Yesus diserahkan kepada Pilatus
Kematian Yudas (27:1–10)
 Yesus di hadapan Pilatus (27:11-26)
 Yesus diolok-olokkan (27:27-31)
 Yesus disalibkan (27:32–44)
 Yesus mati (27:45-56)
 Yesus dikuburkan (27:57–61)
 Kubur Yesus dijaga (27:62–66)
 Kebangkitan Yesus (28:1-10)
 Dusta Mahkamah Agama (28:11-15)
 Perintah untuk memberitakan Injil (28:16–20
DAFTAR PUSTAKA
^ a b c d The Panarion of Epiphanius of Salamis, Terjemahan: Frank Williams, BRILL,
Boston, Mass. 1987.

 ^ a b The Hebrew and Greek Gospels Written by Matthew the Apostle of Jesus
Christ. The Main Evidence. ("Injil bahasa Ibrani dan Yunani ditulis oleh Matius
rasul Yesus Kristus. Bukti Utama.) oleh Rev. Ron Jones dan the Titus Institute.
 ^ Thomas, Robert L. and Farnell, F. David, Jesus Crisis, Kregel Publications,
1998, 53.
 ^ a b c Why Matthew is the First Gospel – and not Mark (or Q) oleh Dr Taylor
Marshall
 ^ St. Augustine, The Harmony of the Gospels, 2.
 ^ a b c Old texts make case that Matthew wrote first gospel ("Teks kuno memberi
kesaksian bahwa Matius yang pertama menulis Injil")
 ^ Was Mark the First Gospel? - Josh McDowell Ministry
 ^ Papias. Explanation of the Sayings of the Lord [dikutip oleh Eusebius dalam
History of the Church 3:39].
 ^ Irenaeus. Melawan Ajaran Sesat 3:1:1.
 ^ Origen. Commentaries on Matthew [dikutip oleh Eusebius dalam History of the
Church 6:25].
 ^ Eusebius. History of the Church 3:24 [inter 300-325].
 ^ Eusebius, Questiones Ad Marinum (Membandingkan Mat 28:1 dengan Yoh
20:1)
 ^ Kutipan ini dari "Bukti-bukti Injil" ("Proof of the Gospel Being The Demonstratio
Evangelica of Eusebius of Caesarea"), Tr. W.J. Ferrar, Vol.1 The Macmillan
Company, New York, 1920 (CCEL).
 ^ Owen, John, A commentary, critical, expository and practical, on the Gospels
of Matthew and Mark, New York, Leavitt and Allen, 1857, 398
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii
1. Penulis Kitab…………………………………………………………………1
2. Waktu dan Tempat Penulisan………………………………………..2
3. Penerima Kitab…………………………………………………………..…3
4. Zaman dan Situasi Penulisan Kitab………………………………...4
5. Tujuan Penulisan Kitab………………………………………………….5
6. Garis – garis Besar Isi Kitab………………………………..................6
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..iii
1. Penulis Kitab Markus
1. Penulis Injil ini adalah Markus, yang disebut juga
Yohanes,[1] kemenakan Barnabas, rekan sekerja Paulus[2] dan yang
disebut Simon Petrus sebagai "anaknya", yaitu "anak rohani" atau murid
terdekatnya.[3]
2. Menurut catatan gereja mula-mula, Markus menulis Injilnya berdasarkan
penuturan Petrus. Eusebius mengutip tulisan Papias (~60-130), uskup
Hierapolis, sekitar tahun 120, demikian:[4]


Ini juga dikatakan oleh penatua (Yohanes): Markus, yang menjadi
penterjemah bagi Petrus, menulis dengan teliti, meskipun tidak berurutan,
apa yang diingat-nya [Petrus] dari perkataan atau tindakan Kristus. Karena
dia [Markus] tidak mendengar sendiri maupun menjadi pengikut langsung
dari Tuhan, tetapi kemudian, seperti saya katakan, menjadi pengikut
Petrus, yang menyesuaikan pengajarannya menurut kebutuhan
pendengarnya, tetapi tidak dengan maksud untuk memberikan riwayat
yang beruntunan dari pengajaran Tuhan, sehingga Markus tidak keliru
ketika menuliskan sejumlah hal menurut ingatannya. Karena dia berhati-


hati dalam satu hal, yaitu tidak menghilangkan apa pun yang didengarnya,
maupun tidak menyatakannya dengan tidak tepat." Hal-hal ini dituliskan
Papias mengenai Markus.
2. Waktu dan Tempat Penulisan Kitab Markus
Injil Markus, bersama-sama dengan Injil Matius dan Injil Lukas seringkali disebut
sebagai Injil Sinoptik, karena kemiripan isi ketiga buku tersebut. Secara tradisi,
Yohanes Markus dipercaya menulis buku ini antara tahun 64-67. Menuruti
tulisan Agustinus dari Hippo, gereja mula-mula berpendapat bahwa Injil ini ditulis
setelah Matius menulis Injil Matius, namun sejumlah sejarawan modern berpendapat
bahwa Injil Markus merupakan Injil yang paling awal ditulis, dan kedua Injil Sinoptik
lainnya menggunakan Injil Markus sebagai sumber mereka.

3. Penerima Kitab Markus

Markus menulis Injil ini terutama untuk orang-orang Yunani atau Grika dan
bangsa-bangsa lainnya yang berbicara bahasa Yunani di kekaisaran Romawi, berbeda
dengan Matius rupanya yang menulis untuk orang-orang Yahudi. Hal ini dapat dilihat
dari pilihan kata yang digunakan, referensi-referensi Perjanjian Lama yang
dicantumkan, penjelasan tentang adat-istiadat orang Yahudi yang ditujukan kepada
kaum non-Yahudi.
Markus juga menggunakan istilah Anak Allah untuk menyebut
Tuhan Yesus (Markus 1:1), bandingkan dengan Matius yang menggunakan istilah Anak
Daud (Matius 1:1) dan Lukas yang menggunakan istilah Anak Manusia dan Yohanes
yang memakai istilah Firman atau bahkan Allah.

4. Zaman dan Situasi Penulisan Kitab Markus


Dua tema besar dalam Injil Markus adalah tentang
kerahasiaan Yesus sebagai Mesias dan kelambanan murid-muridnya untuk
memahaminya. Dalam Injil ini, Yesus sering dikutip memerintahkan murid-muridnya
untuk tidak memberitahu siapapun identitasnya (sebagai Mesias). Yesus
menggunakan perumpamaan untuk menyampaikan pesan-pesannya. Seringkali, murid-
muridnya kesulitan menangkap maksud dari perumpamaan-perumpamaan tersebut,
dan Yesus menjelaskannya kepada mereka secara pribadi. Murid-muridnya juga
seringkali tidak dapat memahami arti mujizat yang dilakukan oleh Yesus.
Sebagaimana Injil Matius, Injil Markus tidak dituliskan sesuai kronologi waktu
yang teratur. Beberapa peristiwa terjadi tidak berurutan, melainkan berdasarkan
kemiripan isi (perumpamaan-perumpamaan / mujizat-mujizat). Hanya Injil Lukas yang
ditulis secara kronologis dari awal hingga akhirnya.
5. Tujuan Penulisan Kitab Markus

Markus menulis Injil ini terutama untuk orang-orang Yunani atau Grika dan
bangsa-bangsa lainnya yang berbicara bahasa Yunani di kekaisaran Romawi, berbeda
dengan Matius rupanya yang menulis untuk orang-orang Yahudi. Hal ini dapat dilihat
dari pilihan kata yang digunakan, referensi-referensi Perjanjian Lama yang
dicantumkan, penjelasan tentang adat-istiadat orang Yahudi yang ditujukan kepada
kaum non-Yahudi.

6. Garis – garis besar isi Kitab Markus


Menurut judul perikop LAI Terjemahan Baru[5]
Awal mula pelayanan Yesus

 Yohanes Pembaptis (1:1–8)


 Yesus dibaptis Yohanes (1:9–11)
 Pencobaan di padang gurun (1:12–13)
 Yesus tampil di Galilea (1:14)
 Yesus memanggil murid-murid yang pertama (1:15–20)
 Yesus dalam rumah ibadat di Kapernaum (1:21–28)
Mujizat Yesus dan Pengajaran Yesus

 Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus dan orang-orang lain (1:29–34)


 Yesus mengajar di kota-kota lain (1:35–39)
 Yesus menyembuhkan seorang yang sakit kusta (1:40–45)
 Orang lumpuh disembuhkan (2:1–12)
 Lewi pemungut cukai mengikut Yesus (2:13-17)
 Hal berpuasa (2:18–22)
 Murid-murid memetik gandum pada hari Sabat (2:23-28)
 Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat (3:1–6)
 Yesus menyembuhkan banyak orang (3:7-12)
 Yesus memanggil keduabelas rasul (3:13-19)
 Yesus dan Beelzebul (3:20-30)
 Yesus dan sanak saudaranya (3:31-35)

 Perumpamaan tentang seorang penabur (4:1–20)


 Perumpamaan tentang pelita dan tentang ukuran (4:21–25)
 Perumpamaan tentang benih yang tumbuh (4:26-29)
 Perumpamaan tentang biji sesawi (4:30-33)

 Angin ribut diredakan (4:35-41)


 Yesus mengusir roh jahat dari orang Gerasa (5:1-20)
 Yesus membangkitkan anak Yairus dan menyembuhkan seorang perempuan yang sakit
pendarahan (5:21-43)
 Yesus ditolak di Nazaret (6:1-6a)
 Yesus mengutus keduabelas rasul (6:6b-13)
 Yohanes Pembaptis dibunuh (6:14-29)
 Yesus memberi makan lima ribu orang (6:30-44)
 Yesus berjalan di atas air (6:45-52)
 Yesus menyembuhkan orang-orang sakit di Genesaret (6:45-52)
 Perintah Allah dan adat istiadat Yahudi (7:1-23)
 Perempuan Siro-Fenisia yang percaya (7:24-30)
 Yesus menyembuhkan seorang tuli (7:31-37)
 Yesus memberi makan empat ribu orang (8:1-10)
 Orang Farisi meminta tanda (8:11-13)
 Tentang ragi orang Farisi dan ragi Herodes (8:14-21)
 Yesus menyembuhkan seorang buta di Betsaida (8:22-26)
 Pengakuan Petrus (8:27-30)
 Pemberitahuan pertama tentang penderitaan Yesus dan syarat-syarat mengikut Dia(8:31–38,
9:1)
 Yesus dimuliakan di atas gunung (9:2-13)
 Yesus mengusir roh dari seorang anak yang bisu (9:14-29)
 Pemberitahuan kedua tentang penderitaan Yesus (9:30-32)
 Siapa yang terbesar di antara para murid (9:33-37)
 Seorang yang bukan murid Yesus mengusir setan (9:38-41)

 Siapa yang menyesatkan orang ─ Tentang garam (9:42-50)


 Perceraian (10:1–12)
 Yesus memberkati anak-anak (10:13-16)
 Orang kaya sukar masuk Kerajaan Allah (10:17-27)
 Upah mengikut Yesus(10:28-31)
 Pemberitahuan ketiga tentang penderitaan Yesus (10:32-34)
 Permintaan Yakobus dan Yohanes ─ Bukan memerintah melainkan melayani (10:35-44)
 Yesus menyembuhkan Bartimeus (10:46-52)
Yesus di Yerusalem

 Yesus dielu-elukan di Yerusalem (11:1-11)


 Yesus mengutuk pohon ara (11:12-14)
 Yesus menyucikan Bait Allah (11:15-19)
 Pohon ara yang sudah kering ─ Nasihat Yesus tentang doa (11:20-26)
 Pertanyaan mengenai kuasa Yesus (11:27-33)
 Perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur (12:1–12)
 Tentang membayar pajak kepada Kaisar (12:13-17)
 Pertanyaan orang Saduki tentang kebangkitan (12:18-27)
 Hukum yang terutama (12:28-34)
 Hubungan antara Yesus dan Daud (12:35-37)
 Yesus menasihatkan supaya hati-hati terhadap ahli-ahli Taurat (12:38–40)
 Persembahan seorang janda miskin (12:41-44)
Kotbah tentang akhir zaman

 Bait Allah akan diruntuhkan (13:1-2)


 Permulaan penderitaan (13:3-13)
 Siksaan yang berat dan Mesias-mesias palsu (13:14-23)
 Kedatangan Anak Manusia ─ Perumpamaan tentang pohon ara (13:24-32)
 Nasihat supaya berjaga-jaga (13:33-37)
Minggu terakhir Yesus

 Rencana untuk membunuh Yesus (14:1-2)


 Yesus diurapi (14:3–9)
 Yudas mengkhianati Yesus (14:10-11)
 Yesus makan Paskah dengan murid-muridNya (14:12-21)
 Penetapan Perjamuan Malam (14:22-25)
 Petrus akan menyangkal Yesus (14:26-31)
 Di taman Getsemani (14:32-42)
 Yesus ditangkap (14:43-52)
 Yesus di hadapan Mahkaman Agama (14:53-65)
 Petrus menyangkal Yesus (14:66-72)
 Yesus di hadapan Pilatus (15:1–15)
 Yesus diolok-olokkan (15:16-20a)
 Yesus disalibkan (15:20b-32)
 Yesus mati (15:33-41)
 Yesus dikuburkan (15:42-47)
 Kebangkitan Yesus (16:1-8)
 Yesus beberapa kali menampakkan diri dan mengutus murid-muridNya ─ Yesus terangkat ke
sorga (16:9-20)
DAFTAR PUSTAKA
 Brown, R., et al. The New Jerome Biblical Commentary, Prentice Hall, 1990.
 Bultmann, R., History of the Synoptic Tradition, Harper & Row, 1963.
 Dewey, J., The Survival of Mark’s Gospel: A Good Story?, JBL 123.3 (2004) 495-
507.
 Ehrman, Bart D., Misquoting Jesus, Harper Collins, 2005.
 Grant, Robert M., A Historical Introduction to the New Testament Harper and Row,
1963: Chapter 8: The Gospel Of Mark
 Dormeyer, Detlev , Das Markusevangelium, Wiss. Buchgeselschaft Darmstadt
2005, ISBN 978-3-534-15613-9
 Guy, Harold A, The Origin of the Gospel of Mark, Hodder & Stoughton 1954
 Holmes, M. W., "To Be Continued... The Many Endings of Mark", Bible Review 17.4
(2001).
 Ladd, George Eldon. A Theology of the New Testament Grand Rapids: Eerdmans,
1987.
 R. T. France, The Gospel of Mark: A Commentary on the Greek text, NICNT, Wm.
Eerdmans, 2002.
 Mack, Burton L., 1993. The Lost Gospel: The Book of Q and Christian origins,
HarperSanFrancisco.
 McKnight, E. V., What is Form Criticism?, 1997.
 Neill, Stephen and Wright, Tom, The Interpretation of The New Testament 1861-
1986, Oxford University Press, 1990, 1989, 1964, ISBN 0-19-283057-0
 Perrin, N., What is Redaction Criticism?
 Perrin, Norman & Duling, Dennis C., The New Testament: An Introduction, Harcourt
Brace Jovanovich 1982, 1974
 Schnelle, Udo, 1998. The History and Theology of the New Testament Writings (M.
Eugene Boring translator), Minneapolis: Fortress Press, 1998.
 Telford, W. (ed.), The Interpretation of Mark, Fortress Press, 1985.
 Tuckett, C. (ed), The Messianic Secret, Fortress Press, 1983
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii
1. Penulis Kitab…………………………………………………………………1
2. Waktu dan Tempat Penulisan………………………………………..2
3. Penerima Kitab…………………………………………………………..…3
4. Zaman dan Situasi Penulisan Kitab………………………………...4
5. Tujuan Penulisan Kitab………………………………………………….5
6. Garis – garis Besar Isi Kitab………………………………..................6
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..iii
INJIL LUKAS

1. Penulis Kitab Lukas


Menurut tradisi, penulis Injil Lukas adalah Lukas yang merupakan rekan
sekerja Rasul Paulus.[2] Akan tetapi, pada perkembangan selanjutnya pendapat
mengenai penulis Injil Lukas menjadi beragam.[2] Berdasarkan kesaksian diperoleh
dari Kanon muratori, Irenaeus, Klemens dari Aleksandria, Origenes dan Tertullianus,
umumnya berpendapat bahwa penulis Injil Lukas dan Kisah Para Rasul adalah orang
yang sama yaitu Lukas.[2] Pendapat ini muncul dengan melihat bagian pendahuluan
pada Injil Lukas dan Kisah Para Rasulyang sama-sama ditujukan
kepada Teofilus.[2] Selain itu, ditemukan beberapa kesamaan linguistik dan teologis
sehingga menimbulkan kesan keduanya berasal dari satu penulis yang
sama.[2] Namun, dalam Injil Lukas sendiri sebenarnya tidak dicantumkan nama
penulisnya (anonim).[2]

2. Waktu dan Tempat Penulisan Kitab Lukas

Tempat Injil ini ditulis tidak diketahui secara


pasti.[1] Kaisarea, Akhaya dan Roma adalah beberapa nama kota yang diduga menjadi
tempat Injil ini dituliskan.[1] Yang dapat dipastikan adalah Injil ini dituliskan di
luar Palestina tetapi mengenai lokasinya sulit ditentukan.[1] Ada yang menganggap
tulisan pada pasal 21 ayat 24[4] mengindikasikan bahwa Lukas mengingat kembali pada
peristiwa hancurnya kota Yerusalem, sehingga muncul anggapan Lukas menulis
dengan memakai sudut pandang sebagai orang Kristen generasi ke-3 dan dengan
demikian penulisan Injil Lukas dilakukan sekitar tahun 80/85 M.[1] Namun, peristiwa
terakhir yang dicatat di Kisah Para Rasul adalah masa penjara rasul Paulus yang
pertama, dan sama sekali tidak menyebutkan mengenai matinya Paulus (~64-67 M)
maupun kejatuhan Yerusalem (70 M), sehingga kitab ini lebih tepatnya diperkirakan
ditulis paling lambat tahun 62 M.

3. Penerima Kitab Lukas


Jemaat yang digambarkan dalam Injil Lukas adalah jemaat yang tengah
menghadapi rupa-rupa persoalan.[1] Pertama, komunitas Lukas sedang mengalami
krisis pengharapan akan kedatangan Tuhan (parousia}.[1] Di antara mereka ada yang
tetap bertekun dalan pengharapan kedatangan Tuhan sementara yang lain sudah mulai
lesu imannya dan terus mempertanyakan kapan hari kedatangan Tuhan itu tiba
(Lukas 17:8).[1] Injil Lukas sendiri menegaskan bahwa Hari Tuhan pasti akan datang
(Lukas 21:8,9b) asalkan Injil telah diberitakan ke seluruh dunia.[1] Dengan demikian,
4. Zaman dan Situasi Penulisan Kitab Lukas
Persoalan kedua adalah banyaknya orang kaya yang sudah menjadi
Kristen.[1] Orang-orang kaya ini kemudian menimbulkan masalah di dalam
jemaat.[1] Mereka memiliki watak yang egois dan tamak serta mengabaikan keadaan
orang miskin.[1] Karena ketamakan ini, mereka berada pada posisi yang berbahaya dan
mereka dapat dengan mudah jatuh dari imannya.[1] Persoalan ketiga adalah mengenai
hubungan gereja dan negara.[1] Hubungan keduanya digambarkan oleh Injil Lukas
tidaklah saling bermusuhan atau terlibat dalam konflik.[1]

5. Tujuan Penulisan Kitab Lukas


Berdasarkan kalimat pembukaan, penulisan Injil Lukas dimaksudkan untuk
memberitahukan Teofilus tentang kebenaran dari segala sesuatu yang telah diajarkan
kepadanya.[3]Penulis Injil Lukas juga hendak menuliskan sebuah sejarah untuk
meyakinkan orang-orang, terutama para penguasa bahwa kekristenan merupakan
agama yang sah dan tidak perlu dicurigai.[3] Kita dapat menemukan di dalamnya kisah-
kisah yang berisi perdebatan antara kekristenan dengan pihak penguasa. [3]
Melalui tulisannya, penulis Injil Lukas ingin menolong para pembacanya untuk
memahami iman Kristen lebih baik lagi dengan cara menceritakan tentang kehidupan
pelayanan dan pengajaran Yesus.[6] Untuk itu dia memberikan perhatian secara khusus
terhadap fakta-fakta historis tentang Yesus dengan mempelajari dan menggunakan
data-data dari laporan-laporan yang dibuat orang lain.

6. Garis – garis besar isi Kitab Lukas


 Prolog Injil Lukas (Lukas 1:1-4)
Kelahiran

 Pengumuman Kelahiran Yohanes Pembaptis kepada Zakharia (Lukas 1:5-25)


 Pengumuman Kelahiran Yesus kepada Maria (Lukas 1:26-38)
 Nyanyian Pujian Elisabet (Lukas 1:39-45)
 Nyanyian Pujian Maria (Lukas 1:46-56)
 Kelahiran Yohanes Pembaptis dan Nyanyian Pujian Zakharia (Lukas 1:57-80)
 Kelahiran Yesus Sang Mesias (Lukas 2:1-7)
 Penampakan Para Malaikat (Lukas 2:8-14)
 Para Gembala Menyembah Yesus (Lukas 2:15-20)
Masa Bayi Yesus

 Yesus Disunat (Lukas 2:21)


 Ucapan Syukur Simeon dan Hana (Lukas 2:22-38)
 Ke Nazaret (Lukas 2:39)
Masa Kanak-kanak Yesus

 Masa Kanak-kanak di Nazaret (Lukas 2:40)


 Paskah di Yerusalem (Lukas 2:41-50)
 Masa Tenang di Nazaret (Lukas 2:51-52)
Permulaan Pelayanan Yesus Kristus

 Pelayanan Yohanes Pembaptis (Lukas 3:1-20; Matius 3:1-12, Markus 1:1-8)


 Yesus Dibaptis (Lukas 3:21-23; Matius 3:13-17, Markus 1:9-11, Yohanes 1:15-18)
 Silsilah Yesus Kristus (Lukas 3:23-38)
 Yesus Dicobai (Lukas 4:1-13; Matius 4:1-11, Markus 1:12-13)
Pelayanan Kristus di Daerah Galilea

 Ketibaan di Galilea (Lukas 4:14-15; Yohanes 4:43-45,Matius 4:17, Markus 1:14-15)


 Yesus Ditolak di Nazaret (Lukas 4:16-30)
 Berangkat ke Kapernaum (Lukas 4:31)
 Membebaskan Orang yang Kerasukan (Lukas 4:31-37; Markus 1:21-28)
 Ibu Mertua Petrus Disembuhkan (Lukas 4:38-41; Markus 1:29-34, Matius 8:14-17)
 Yesus Mulai Mengajar di Galilea (Lukas 4:42-44; Markus 1:35-39, Matius 4:23-25)
 Memanggil Orang Galilea sebagai Murid-murid Yesus (Lukas 5:1-11; Matius 4:18-
22, Markus 1:16-20)
 Penyembuhan Orang Kusta (Lukas 5:12-16; Markus 1:40-45, Matius 8:2-4)
 Orang Lumpuh Disembuhkan (Lukas 5:17-26; Markus 2:1-12, Matius 9:1-8)
 Matius Dipanggil sebagai Murid Yesus (Lukas 5:27-35; Markus 2:13-20, Matius 9:9-
15)
 Perumpamaan tentang Hal yang Baru dan Hal yang Lama (Lukas 5:36-39; Matius
9:16-17, Markus 2:21-22)
 Memetik Gandum pada Hari Sabat (Lukas 6:1-5; Matius 12:1-8, Markus 2:23-28)
 Yesus Menyembuhkan Orang Lumpuh pada Hari Sabat (Lukas 6:6-11; Matius 12:9-
14, Markus 3:1-6)
 Yesus Memilih Keduabelas Rasul (Lukas 6:12-16; Matius 10:2-4, Markus 3:13-19)
 Khotbah di Bukit (Lukas 6:17-49; Matius 5:1-8:1)
 Penyembuhan Hamba Seorang Perwira Kapernaum (Lukas 7:1-10; Matius 8:5-11)
 Yesus membangkitkan anak seorang janda di Nain (Lukas 7:11-17)
 Penghargaan kepada Yohanes Pembaptis (Lukas 7:18-35; Matius 11:2-19)
 Yesus di rumah Simon orang Farisi (Lukas 7:36-50)
 Yesus Mengajar di Galilea untuk Kedua Kalinya (Lukas 8:1-3)
 Perumpamaan tentang Penabur (Lukas 8:4-15; Matius 13:1-23, Markus 4:1-20)
 Perumpamaan tentang Pelita (Lukas 8:16-18; Markus 4:21-25)
 Pengajaran Mengenai Hubungan Rohani (Lukas 8:19-21)
Mujizat-mujizat yang Dilakukan oleh Tuhan Yesus
 Yesus Menenangkan Badai (Lukas 8:22-25; Markus 4:35-41, Matius 8:18; 23-27)
 Yesus Menyembuhkan Orang-orang Gadara yang Kerasukan (Lukas 8:26-40;
Markus 5:1-21, Matius 8:28-34)
 Yesus Membangkitkan Puteri Yairus dan Menyembuhkan Seorang Perempuan
yang Sakit Pendarahan (Lukas 8:41-56; Markus 5:22-43, Matius 9:18-26)
 Pelayanan Pengabaran Injil dari Kedua Belas Rasul (Lukas 9:1-6; Matius 10:1,10:5-
11:1, Markus 6:7-13)
 Yohanes Pembaptis Dibunuh (Lukas 9:7-9; Markus 6:14-29, Matius 14:1-12)
 Kedua-belas Murid yang Kembali dari Perjalanan Penginjilan (Lukas 9:10-11;
Markus 6:30-34, Matius 14:13-14, Yohanes 6:1-2)
 Yesus Memberi Makan 5000 Orang (Lukas 9:12-17; Markus 6:35-44, Matius 14:15-
21, Yohanes 6:3-14)
 Petrus Mengakui Yesus adalah Mesias (Lukas 9:18-21; Matius 16:13-20, Markus
8:27-30)
 Pemberitahuan Pertama tentang Penderitaan Yesus dan Syarat-syarat Mengikuti
Dia (Lukas 9:22-27; Markus 8:31-9:1, Matius 16:21-28)
 Yesus Dimuliakan di atas Gunung (Lukas 9:28-36; Matius 17:1-13, Markus 9:2-13)
 Yesus Mengusir Roh dari Seorang Anak yang Bisu (Lukas 9:37-43; Markus 9:14-29,
Matius 17:14-21)
 Pemberitahuan Kedua tentang Penderitaan Yesus (Lukas 9:43-45, Markus 9:30-
33a, Matius 17:22-23)
 Pengajaran tentang Kerendahan Hati (Lukas 9:46-50; Markus 9:33b-41, Matius
18:1-6)
Pelayanan Kristus di Yudea

 Perjalanan Melalui Samaria (Lukas 9:51-56)


 Harga Mengikuti Yesus (Lukas 9:57-62, Matius 8:19-22)
 Penginjilan oleh Ketujuh-puluh Murid (Lukas 10:1-16)
 Kembalinya Ketujuh-puluh Murid dari Penginjilan (Lukas 10:17-24)
 Perumpamaan Orang Samaria yang Baik Hati (Lukas 10:25-37)
 Yesus Mengunjungi Marta dan Maria (Lukas 10:38-42)
 Pengajaran tentang Doa (Lukas 11:1-13)
 Dosa Menghujat Roh Kudus (Lukas 11:14-28, Matius 12:43-45)
 Permintaan Mengenai Tanda, Pengajaran Mengenai Tanda Yunus (Lukas 11:29-32)
 Perumpamaan Tentang Pelita yang Menyala (Lukas 11:33-36)
 Mengecam Orang Farisi (Lukas 11:37-44)
 Peringatan tentang Kemunafikan (Lukas 11:45-12:12)
 Peringatan Tentang Ketamakan (Lukas 12:13-34)
 Berwaspada Saat Menunggu Kedatangan Kristus Yang Kedua-kali (Lukas 12:35-59)
 Pengajaran tentang Pertobatan (Lukas 13:1-9)
 Penyembuhan Perempuan yang Bungkuk pada Hari Sabat (Lukas 13:10-17)

 Perumpamaan Biji Sesawi (Lukas 13:18-19)


 Perumpamaan tentang Ragi (Lukas 13:20-21)
 Jalan Sempit ke Sorga (Lukas 13:22-30)
 Yesus Memberitahukan KesengsaraanNya untuk Ketiga-kalinya (Lukas 13:31-35)
 Menyembuhkan Orang yang Sakit Ayan (Lukas 14:1-6)
 Perumpamaan tentang Tamu Pesta (Lukas 14:7-15)
 Perumpamaan tentang Pesta Agung (Lukas 14:16-24)
 Harga Mengikuti Yesus (Lukas 14:25-27)
 Perumpamaan tentang Menara (Lukas 14:28-30)
 Perumpamaan tentang Raja yang Mau Maju Berperang (Lukas 14:31-33)
 Perumpamaan tentang Garam yang Tawar (Lukas 14:34-35)
 Perumpamaan tentang Domba yang Hilang (Lukas 15:1-7)
 Perumpamaan tentang Uang yang Hilang (Lukas 15:8-10)
 Perumpamaan tentang Anak yang Hilang (Lukas 15:11-32)
 Perumpamaan tentang Manager yang Kehilangan Pekerjaan (Lukas 16:1-13)
 Peringatan tentang Ketamakan (Lukas 16:14-18)
 Orang Kaya dan Lazarus (Lukas 16:19-31)
 Instruksi tentang Pengampunan dan Pelayanan (Lukas 17:1-10)
 Yesus Menyembuhan 10 Orang Kusta (Lukas 17:11-19)
 Tanda-tanda Akhir Zaman (Lukas 17:20-37)
 Perumpamaan tentang Janda yang Gigih (Lukas 18:1-8)
 Perumpamaan Tentang Farisi dan Pemungut Cukai (Lukas 18:9-14)
 Yesus dan Anak-anak (Lukas 18:15-17; Markus 10:13-16, Matius 19:13-15)
 Orang Muda yang Kaya (Lukas 18:18-30; Matius 19:16-20:16, Markus 10:17-31)
 Pemberitahuan yang ke 4 Mengenai Kesengsaraan Yesus (Lukas 18:31-34; Markus
10:32-34, Matius 20:17-19)
 Menyembuhkan si Buta Bartimeus (Lukas 18:35-43; Markus 10:46-52, Matius
20:29-34)
 Pertobatan Zakheus (Lukas 19:1-10)
 Perumpamaan tentang Mata Uang (Lukas 19:11-28)
Kesengsaraan Kristus

 Yesus dielu-elukan di Yerusalem (Lukas 19:29-40, Markus 11:1-10, Matius 21:1-9,


Yohanes 12:12-19)
 Keluhan Mengenai Yerusalem (Lukas 19:41-44)
 Yesus Menyucikan Bait Allah (Lukas 19:45-48; Markus 11:15-18, Matius 21:12-13)
 Pertanyaan Mengenai Kuasa Yesus (Lukas 20:1-8; Matius 21:23-27, Markus 11:27-
33)
 Perumpamaan tentang Penyewa Kebun yang Jahat (Lukas 20:9-19; Matius 21:33-
46, Markus 12:1-12)
 Yesus Ditanya Mengenai Pembayaran Pajak pada Kaisar (Lukas 20:20-26; Matius
22:15-22, Markus 12:13-17)
 Yesus Ditanyai Mengenai Kebangkitan Orang Mati (Lukas 20:27-40, Matius 22:23-
33, Markus 12:18-27)
 Pertanyaan Yesus Tidak Dapat Dijawab oleh Orang Farisi (Lukas 20:41-44; Matius
22:41-46, Markus 12:35-37)
 Yesus Mengecam Ahli-ahli Taurat dan Orang-orang Farisi (Lukas 20:45-47; Matius
23:1-39, Markus 12:38-40)
 Persembahan Seorang Janda Miskin dari Semua Uang yang Ia Miliki (Lukas 21:1-4;
Markus 12:41-44)
 Khotbah Yesus tentang Akhir Zaman (Lukas 21:5-38; Matius 24:1-25, Markus 13:1-
37)
 Untuk Kelima-kalinya Yesus Memberitahukan KesengsaraanNya (Lukas 22:1-2;
Matius 26:1-5, Markus 14:1-2)
 Yudas Iskariot Mengkhianati Yesus (Lukas 22:3-6, Matius 26:14-16, Markus 14:10-
11)
 Perjamuan Malam Terakhir (Lukas 22:7-18, Matius 26:17-20, Markus 14:12-17)
 Penetapan Perjamuan Kudus (Lukas 22:19-20; Matius 26:26-29, Markus 14:22-25,
1 Korintus 11:23-25)
 Yesus Memberitahukan Siapa yang Akan Mengkhianati Dia (Lukas 22:21-23;
Yohanes 13:21-35, Matius 26:21-25, Markus 14:18-21)
 Yesus Menegur Ambisi Murid-muridNya yang Mementingkan Diri (Lukas 22:24-30)
 Yesus Memberitahukan bahwa Petrus akan menyangkal Yesus (Lukas 22:31-38,
Matius 26:31-35, Markus 14:27-31, Yohanes 13:36-38)
 Di Taman Getsemani (Lukas 22:39-46, Matius 26:30,36-46, Markus 14:26, 32-42,
Yohanes 18:1)
 Pengkhianatan dan Penangkapan (Lukas 22:47-53, Matius 26:47-56, Markus 14:43-
52, Yohanes 18:2-12)
 Yesus Diadili oleh Kayafas dan Penyangkalan Petrus (Lukas 22:54-62, Matius
26:57-58, 69-75, Markus 14:53-54, 66-72, Yohanes 18:15-18, 25-27)
 Yesus Diadili oleh Mahkamah Agama (Lukas 22:63-71; Matius 26:59-68, Markus
14:55-65)
 Yesus diadili oleh Pilatus (Lukas 23:1-5; Yohanes 18:28-38, Matius 27:1-2, 11-14,
Markus 15:1-5)
 Diadili oleh Herodes Antipas (Lukas 23:6-12)
 Yesus Diadili Lagi oleh Pilatus (Lukas 23:13-25, Matius 27:15-26, Markus 15:6-15,
Yohanes 18:39-40)
 Jalan Kesengsaraan (Lukas 23:26-33, Matius 27:31-34, Markus 15:20-23, Yohanes
19:16-17)
 Yesus Disalib
 Tiga Jam Pertama (Lukas 23:33-43, Matius 27:35-44, Markus 15:24-32,
Yohanes 19:18-27)
 Tiga Jam Kedua (Lukas 23:44-46, Markus 15:33-37, Matius 27:45-50, Yohanes
19:28-30)
 Hal-hal yang Segera Terjadi Setelah Yesus Mati (Lukas 23:45-49; Matius 27:51-56,
Markus 15:38-41)
 Yesus Dikubur (Lukas 23:50-56; Yohanes 19:31-42, Matius 27:57-61, Markus
15:42-47)
Kebangkitan Yesus

 Wanita-wanita Mengunjungi Kubur Yesus yang kosong (Lukas 24:1-3, Markus 16:2-
4, Yohanes 20:2)
 Para Malaikat Menampakkan Diri (Lukas 24:4-8; Matius 28:5-7, Markus 16:5-7)
 Laporan dari Wanita-wanita (Lukas 24:8-11)
 Petrus dan Yohanes ke kubur (Lukas 24:12, Yohanes 20:3-10)
 Yesus Menampakkan Diri kepada Murid-murid yang Sedang Menuju ke
Emaus pada Petang Hari di Minggu Paskah (Lukas 24:13-32, Markus 16:12)
 Yesus Menampakkan Diri kepada Petrus pada Minggu Paskah (Lukas 24:33-35,
Markus 16:13, 1 Korintus 15:5)
 Yesus Menampakkan Diri Kepada Sebelas Murid tanpa Tomas di Yerusalem pada
Petang Minggu Paskah (Lukas 24:36-49, Markus 16:14-18, Yohanes 20:19-25)
 Yesus Menampakkan Diri Kepada Sebelas Rasul di Gunung Zaitun pada Hari Ke
Empat Puluh Setelah Paskah (Kisah Para Rasul 1:3-8, Lukas 24:50)
 Kenaikan Yesus Ke Sorga (Lukas 24:51-53; Kisah Para Para Rasul 1:9-12, Markus
16:19-20)
Persoalan kedua adalah banyaknya orang kaya yang sudah menjadi
Kristen.[1] Orang-orang kaya ini kemudian menimbulkan masalah di dalam
jemaat.[1] Mereka memiliki watak yang egois dan tamak serta mengabaikan keadaan
orang miskin.[1] Karena ketamakan ini, mereka berada pada posisi yang berbahaya dan
mereka dapat dengan mudah jatuh dari imannya.[1] Persoalan ketiga adalah mengenai
hubungan gereja dan negara.[1] Hubungan keduanya digambarkan oleh Injil Lukas
tidaklah saling bermusuhan atau terlibat dalam konflik.[1]

5. Tujuan Penulisan Kitab Lukas


Berdasarkan kalimat pembukaan, penulisan Injil Lukas dimaksudkan untuk
memberitahukan Teofilus tentang kebenaran dari segala sesuatu yang telah diajarkan
kepadanya.[3]Penulis Injil Lukas juga hendak menuliskan sebuah sejarah untuk
meyakinkan orang-orang, terutama para penguasa bahwa kekristenan merupakan
agama yang sah dan tidak perlu dicurigai.[3] Kita dapat menemukan di dalamnya kisah-
kisah yang berisi perdebatan antara kekristenan dengan pihak penguasa. [3]
Melalui tulisannya, penulis Injil Lukas ingin menolong para pembacanya untuk
memahami iman Kristen lebih baik lagi dengan cara menceritakan tentang kehidupan
pelayanan dan pengajaran Yesus.[6] Untuk itu dia memberikan perhatian secara khusus
terhadap fakta-fakta historis tentang Yesus dengan mempelajari dan menggunakan
data-data dari laporan-laporan yang dibuat orang lain.
6. Garis – garis besar isi Kitab Lukas
Garis Besar

1. I. Pendahuluan Injil Lukas


(Luk 1:1-4)
2. II. Kedatangan Juruselamat
(Luk 1:5-2:52)
1. A. Pemberitahuan Kelahiran Yohanes
(Luk 1:5-25)
2. B. Pemberitahuan Kelahiran Yesus
(Luk 1:26-56)
3. C. Kelahiran Yohanes Pembaptis
(Luk 1:57-80)
4. D. Kelahiran Yesus
(Luk 2:1-20)
5. E. Yesus di Bait Allah Sebagai Seorang Bayi
(Luk 2:21-39)
6. F. Kunjungan Yesus ke Bait Allah Sebagai Seorang Anak
(Luk 2:40-52)
3. III.Persiapan bagi Pelayanan Juruselamat
(Luk 3:1-4:13)
1. A. Pemberitaan Yohanes Pembaptis
(Luk 3:1-20)
2. B. Pembaptisan Yesus
(Luk 3:21-22)
3. C. Silsilah Yesus
(Luk 3:23-38)
4. D. Pencobaan Yesus
(Luk 4:1-13)
4. IV. Pelayanan di Galilea
(Luk 4:14-9:50)
1. A. Permulaan Pelayanan Yesus dan Penolakan di Nazaret
(Luk 4:14-30)
2. B. Kapernaum: Wibawa Ilahi Yesus Dinyatakan
(Luk 4:31-44)
3. C. Penangkapan Ikan yang Ajaib
(Luk 5:1-11)
4. D. Penyembuhan Orang yang Sakit Kusta
(Luk 5:12-16)
5. E. Wewenang Yesus Ditantang
(Luk 5:17-26)
6. F. Juruselamat Orang-Orang Berdosa
(Luk 5:27-32)
7. G. Peresmian Tatanan Baru
(Luk 5:33-6:49)
8. H. Demonstrasi Kuasa Ilahi
(Luk 7:1-8:56)
9. I. Yesus Memberikan Kuasa kepada Murid-Murid-Nya
(Luk 9:1-6)
10. J. Herodes dan Yohanes Pembaptis
(Luk 9:7-9)
11. K. Memberi Makan Lima Ribu Orang
(Luk 9:10-17)
12. L. Pengakuan Petrus dan Tanggapan Yesus
(Luk 9:18-27)
13. M. Kemuliaan Juruselamat Dinyatakan
(Luk 9:28-50)
5. V. Pelayanan Selama Perjalanan Terakhir ke Yerusalem
(Luk 9:51-19:28)
1. A. Misi Penebusan Juruselamat
(Luk 9:51-10:37)
2. B. Petunjuk Khusus Yesus Mengenai Pelayanan dan Doa
(Luk 10:38-11:13)
3. C. Peringatan Yesus kepada Para Musuh dan Para Pengikut
(Luk 11:14-14:35)
4. D. Perumpamaan-Perumpamaan tentang yang Terhilang dan Ditemukan Kembali
(Luk 15:1-32)
5. E. Perintah-Perintah Kristus kepada Para Pengikut-Nya
(Luk 16:1-17:10)
6. F. Sembilan Orang Kusta yang Disembuhkan Namun Tak Berterima Kasih
(Luk 17:11-19)
7. G. Kedatangan Kembali Kristus Secara Mendadak Dinubuatkan
(Luk 17:20-18:14)
8. H. Juruselamat, Anak-Anak Kecil dan Seorang Pemimpin yang Kaya
(Luk 18:15-30)
9. I. Menjelang Akhir Perjalanan
(Luk 18:31-19:28)
6. VI. Minggu Penderitaan
(Luk 19:29-23:56)
1. A. Yesus Memasuki Yerusalem
(Luk 19:29-48)
2. B. Yesus Mengajar Setiap Hari di Bait Allah
(Luk 20:1-21:4)
3. C. Yesus Bernubuat tentang Kebinasaan Bait Allah dan Kedatangan-Nya
Kembali (Luk 21:5-38)
4. D. Persiapan-Persiapan Terakhir dan Perjamuan Malam
(Luk 22:1-38)
5. E. Getsemani dan Pengkhianatan
(Luk 22:39-53)
6. F. Pengadilan Yahudi
(Luk 22:54-71)
7. G. Pengadilan Romawi
(Luk 23:1-25)
8. H. Penyaliban
(Luk 23:26-49)
9. I. Penguburan
(Luk 23:50-56)
7. VII.Kebangkitan Sampai Kenaikan
(Luk 24:1-53)
1. A. Pagi Kebangkitan
(Luk 24:1-12)
2. B. Penampakan Diri Tuhan yang Sudah Bangkit
(Luk 24:13-43)
3. C. Pesan-Pesan Perpisahan
(Luk 24:44-53)
Penulis Kitab Yohanes
Menurut tradisi yang berkembang pada zaman Ireneus, seorang bapak gereja pada
abad ke-2, penulis Injil ini adalah Yohanes bin Zebedeus, murid Yesus.[3] Tradisi yang
dianut oleh gereja hingga sekarang juga menyamakan penulis Injil dengan "murid yang
dikasihi Yesus".[3] Dalam seluruh Injil ini, nama Yohanes bin Zebedeus tidak disebutkan
sama sekali, padahal menurut Injil Sinoptik, murid-murid yang paling akrab
dengan Yesus adalah Petrus, Yohanes bin Zebedeus,
dan Yakobus bin Zebedeus (Matius 17:1;Markus 5:37;14:33); hal ini menunjukkan
bahwa Yohanes sendirilah yang menuturkan kisah-kisah dalam Injil
tersebut.[3] Penguatan pendapat bahwa Yohanes bin Zebedeus sebagai penulis Injil ini
terdapat dalam Yohanes 21:22-23 karena ia murid yang hidup cukup lama
dibandingkan Yakobus yang mati terbunuh pada 41 M.[3] Kanon
Muratori mengindikasikan bahwa Yohanes menyusun Injil ini dengan sepengetahuan
bahkan atas dorongan rasul-rasul yang lain, antara lain Andreas. Bukan
juga Petrus karena Yohanes 13:23; 20:2; 21:20menjelaskan kalau ia adalah murid yang
dipertentangkan.[3]
Waktu dan Tempat Penulisan[sunting | sunting sumber]
Waktu penulisannya diperkirakan terjadi pada tahun 40-140 M.[2] Menurut Irenaeus, Injil
Yohanes ditulis di Asia Kecil, yaitu di Efesus ketika pertumbuhan gereja mulai matang
dan timbul kebutuhan akan ajaran yang lebih lanjut tentang kaidah iman. [2] Penemuan-
penemuan arkeologi mengindikasikan Injil Yohanes memuat detail akurat mengenai
Bait Allah di Yerusalem dan lingkungannya sebelum tahun 70 M (misalnya Yohanes
9:7; 10:22-23; 19:13) yang mendukung bahwa Injil ini ditulis sebelum tahun 70 M, yaitu
ketika Bait Allah dihancurkan.[5]
Maksud Penulisan[sunting | sunting sumber]
Maksud Injil ini ditulis adalah untuk melawan Gnostikisme dengan mempertahankan
suatu keyakinan (apologetic).[2] Yohanes menyatakan tujuan untuk tulisannya
dalam 20:31, yaitu "supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan
supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya." Naskah
kuno Yunani dari Yohanes memakai satu dari dua bentuk waktu untuk kata Yunani
yang diterjemahkan "percaya", yaitu aorist subjunctive ("sehingga kamu dapat mulai
mempercayai") dan present subjunctive("sehingga kamu dapat terus percaya").
Jikalau Yohanes bermaksud yang pertama, ia menulis untuk meyakinkan orang yang
tidak percaya untuk percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan diselamatkan. Kalau
yang kedua, Yohanes menulis untuk menguatkan dasar iman supaya orang percaya
dapat terus percaya kendatipun ada ajaran palsu, dan dengan demikian masuk dalam
persekutuan penuh dengan Bapa dan Anak (bandingkan 17:3). Walaupun kedua tujuan
ini didukung dalam kitab Yohanes, isi dari Injil ini pada umumnya mendukung yang
kedua sebagai tujuan utama. Injil ini juga ditujukan bagi mereka yang memiliki minat
terhadap filsafat.[2] Kisah-kisah yang terkandung dalam Injil Yohanes juga sengaja
ditulis untuk melengkapi berita tentang kehidupan dan pekerjaan Yesus yang sudah
ada pada masa itu dan yang sudah dinyatakan secara tertulis di dalam Injil-
injil Sinoptis.[2] Walaupun ada pakar yang meragukan adanya ketergantungan Injil ini
dengan Injil Sinoptik, kebanyakan pakar menerima bahwa Injil ini memang mempunyai
ketergantungan dengan Injil-injil yang lain, paling tidak, penulisnya mengetahui isi
ketiga Injil yang lain.[5]

Struktur dan Isi[


Struktur dan isi Injil Yohanes, dapat dijabarkan sebagai berikut:[2]

 Pembukaan Surat (1:1-18)


 Periode Renungan (1:19-4:54)
 Kesaksian Yohanes (1:19-51)
 Kesaksian Pekerjaan Yesus (2:1-22)
 Kesaksian Perkataan Yesus (2:23--4:54)
 Periode Perdebatan antara Orang yang Percaya dan Tidak Percaya (5:1-6:71)
 Dinyatakan dalam Perbuatan (5:1-18)
 Dinyatakan dalam Argumentasi (5:19-47)
 Dinyatakan dalam Peragaan (6:1-21)
 Dinyatakan dalam Ajaran (6:22-71)
 Periode Pertentangan antara Orang yang Percaya dan Tidak Percaya (7:1-11:53)
 Pertentangan dijelaskan pada:
 Sanak Keluarga Yesus (7:1-9)
 Pada Orang Banyak (7:10-52)
 Wanita yang berzinah (7:53-8:11)
 Kaum Farisi dan Orang Yahudi (8:12-59)
 Pertentangan digambarkan dalam:
 Peristiwa Orang Buta (9:1-41)
 Ajaran Gembala yang baik (10:1-21)
 Argumentasi (10:22-42)
 Kebangkitan Lazarus (11:1-53)
 Periode Genting (11:54-12:36a)
 Periode Pertemuan (12:36b-17:26)
 Peneguhan Iman
 Peralihan (12:36b-13:30)
 Pertemuan dengan Para Murid (13:31-16:33)
 Pertemuan dengan Bapa (17:1-26)
 Periode Pelaksanaan (18:1-20:31)
 Kemenangan atas Ketidakpercayaan
 Pengkhianatan (18:1-27)
 Pengadilan di Hadapan Pilatus (18:28-19:16)
 Penyaliban (19:38-42)
 Penguburan (19:38-42)
 Kebangkitan (20:1-29)
 Kata Penutup (21:1-25)
 Tanggung Jawab Kepercayaan

Daftar Pustaka
1. ^ David L. Bartlett. 2003. Pelayanan dalam Perjanjian Baru. Jakarta: BPK
Gunung Mulia. Hlm 114-142.
2. ^ a b c d e f g h i j k l Merrill C. Tenney. 1995. Survei Perjanjian Baru. Malang:
Yayasan Penerbit Gandum Mas. Hlm 231-245.
3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u Samuel Benyamin Hakh. 2010. Perjanjian Baru:
Sejarah dan Pokok-pokok Teologisnya. Bandung: Bina Media Informasi. Hlm
302-310.
4. ^ a b Bambang Subandrijo. 2010. Menyingkap Pesan-pesan Peranjian Baru
2.Bandung: Bina Media Informasi. Hlm 82-84.
5. ^ a b The New Oxford Annotated Bible. 4th ed. New York: Oxford Press, 2010.
6. ^ Graham N. Stanton. 1989. The Gospels and Jesus. New York: Oxford
University Press. Hlm 114.
7. ^ May, Herbert G. and Bruce G. Metzger, The New Oxford Annotated Bible with
the Apocrypha, Revised Standard Version, New York: Oxford University Press,
1977, p. 1286
8. ^ Judul perikop menurut TB LAI
ROMA

1. Penulis kitab Roma


Penulis surat ini adalah rasul Paulus, yang memperkenalkan dirinya di awal surat
(Roma 1:1) dengan namanya ("Paulus"), identitasnya ("hamba") Yesus Kristus), tugas
panggilannya ("rasul" atau apostolos) dan tujuan pekerjaannya ("dikuduskan untuk
memberitakan Injil Allah").[5] Surat ini sendiri tidak ditulis tangan oleh Paulus, melainkan
menggunakan jasa seorang sekretaris bernama Tertius, yang menyatakan dirinya pada
ayat Roma 16:22. Paulus bukanlah pendiri jemaat di Roma, sehingga ia tidak
mengetahui langsung keadaan jemaat ini, tetapi ia mendapat informasi dari orang-
orang Kristen yang datang dari Roma ke Korintus, tempat ia membuat surat ini.[2] Sudah
sejak lama Paulus ingin mengunjungi orang-orang Kristen di Roma, dan sangat ingin
menyampaikan Injil di sana, tetapi keinginannya tersebut selalu terhalang, padahal
sewaktu di Efesus, Paulus merencanakan untuk pergi
melalui Akhaya dan Makedonia.[6] Keinginan Paulus bertambah besar ketika ia
mengalami kesulitan di Yerusalem dan ia merasa kehidupannya seolah-olah akan
segera berakhir, saat itu ia mendapatkan penglihatan bahwa Tuhan berdiri di
sampingnya dan menguatkannya untuk dapat terus menguatkan hati sehingga Paulus
dapat bersaksi juga di Roma.[6]
Sebutan Paulus untuk dirinya sendiri, yaitu sebagai hamba atau budak sahaya (doulos)
Yesus Kristus dan juga sebagai "rasul" (apostolos) sama seperti di surat-suratnya yang
lain.[7] Paulus merasa dirinya menjadi seorang hamba bukan karena keinginan dirinya
sendiri tetapi karena kuasa Kristus Yesus.[2]
2. Maksud Penulisan
Surat Paulus ini sudah pasti ditujukan kepada jemaat di Roma.[6] Jemaat Roma
pada saat itu sedang mendapat banyak tekanan baik dari orang Yahudi maupun orang-
orang Romasendiri dan selain itu di dalam tubuh jemaat Roma sendiri sedang terjadi
konflik.[2] Oleh karena itu Paulus mengirimkan surat ini untuk menasihati jemaat di
Roma, bagaimana seharusnya bersikap terhadap keadaan mereka dan bagaimana
sikap mereka kepada pemerintah.[2] Paulus menulis surat ini untuk menjelaskan
pengertiannya tentang agama Kristen dan tuntutan-tuntutannya yang praktis untuk
kehidupan orang-orang Kristen.[8] Sepanjang surat ini, Paulus menekankan bahwa
hukum Taurat tidak lagi mengikat sebagai hukum, karena Taurat tersebut tidak lagi
berlaku, kecuali sebagai sejarah kudus yang menceritakan bagaimana umat bisa
sampai pada keadaan sekarang ini.[8] End menuliskan bahwa data mengenai makna
penulisan Surat Roma yang dapat ditemukan dalam surat itu sendiri dapat diringkaskan
sebagai berikut[9]:
(a) berkenalan dengan jemaat, yang tidak didirikan Paulus (1:11 dyb.).
(b) meminta dukungan keuangan dan penyediaan sarana untuk perjalanan ke Spanyol
yang sedang direncanakan Paulus (15:24).
(c) meminta doa syafaat jemaat Roma berhubung dengan konfrontasi dengan orang
Yahudi di Yerusalem (15:30-31).
(d) meminta doa syafaat jemaat Roma berhubung dengan ketidakpastian paulus
mengenai sikap jemaat Kristen di Yerusalem terhadap sumbangan jemaat-jemaat di
Makedonia dan Akhaya yang dibawa Paulus ke Yerusalem (15:30-31).
(e) Agaknya juga meredakan perselisihan yang sedang berlangsung dalam jemaat
Roma (14:1-15:13).
3. Waktu dan Tempat Penulisan Kitab Lukas
Informasi dari Surat 1 Korintus, Surat 2 Korintus, Surat Roma ini dan Kisah Para
Rasul menunjukkan bahwa surat ini ditulis di Korintus sekitar waktu Paulus
mengumpulkan uang untuk membantu jemaat di Yerusalem yang saat itu sangat miskin
dan membutuhkan dana dari berbagai jemaat di sekitar Laut Tengah.[10] Ketika surat ini
dibuat, Paulus sudah selesai mengumpulkan[11] dan sedang bersiap-siap untuk
membawakan dana kepada jemaat di Yerusalem.[6] Diperkirakan bahwa Paulus menulis
surat ini ketika tinggal di rumah Gayus di Korintus.[2] Nampaknya Paulus berniat naik
kapal langsung dari Korintus ke Yudea. Pada waktu itu juga, Febe,
seorang diaken perempuan yang melayani di Kengkrea,[12]akan berangkat dari Korintus
ke Roma dan ialah pembawa surat Roma ini, sehingga Paulus meminta jemaat di sana
menyambutnya dengan baik.[13]
Semua pelayaran di Laut Tengah praktis dihentikan setelah tanggal 11 November,
karena cuaca buruk selama musim dingin, dan baru dimulai lagi tanggal 10 Maret setiap
tahunnya, sehingga surat Roma rupanya ditulis sebelumnya, yaitu pada musim gugur
tahun 57 M.[5] Robinson meyakini penulisannya pada musim semi (antara bulan Maret -
Juni) tahun 57 M.[14] Pendapat lain memberi perkiraan tahun 53-54,[15] atau tahun 53-
56.[16]

Rencana Paulus sendiri berubah karena ancaman orang Yahudi, sehingga Paulus tidak
jadi naik kapal dari Korintus, melainkan berjalan kaki ke Makedonia[17] dan berlayar
ke Yerusalem dari Filipi pada musim semi tahun berikutnya (58 M).[18]. Paulus baru
sampai di [Roma]] setelah ditangkap dan diadili di Yudea.[19]

4. Daftar Pustaka
1. ^ Pengantar Alkitab Lembaga Alkitab Indonesia, 2002
2. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai Samuel Benyamin
Hakh. 2010, Perjanjian Baru: Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok Teologisnya.
Bandung: Bina Media Informasi. hlm. 201-210.
3. ^ M.E. Duyverman. 1990, Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru. Jakarta: BPK
Gunung Mulia. hlm. 94-101.
4. ^ a b c (Indonesia) John Drane. 2005, Memahami Perjanjian Baru. Jakarta: BPK
Gunung Mulia. hlm. 369-372.
5. ^ a b The Nelson Study Bible. Thomas Nelson, Inc. 1997
6. ^ a b c d e f (Indonesia) William Barclay. 1986, Pemahaman Alkitab Setiap Hari -
Roma. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 9-21.
7. ^ a b c d e f g (Inggris) Udo Schnelle. 2005, Apostle Paul, His Life and Theology.
Grand Rapids Michigan: Baker Academic. hlm. 306-310.
8. ^ a b Hadiwiyata, A.S. 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisus.
9. ^ Th. Van den End. 2003. Tafsiran Alkitab: Surat Roma. Jakarta: BPK Gunung
Mulia. Hal. 4
10. ^ 1 Korintus 16:1-3; 2 Korintus 8:1-9:1
11. ^ Roma 15:22-29
12. ^ Roma 16:1
13. ^ Roma 16:2
14. ^ John Arthur Thomas Robinson (1919-1983). "Redating the New Testament".
Westminster Press, 1976. 369 halaman. ISBN 10: 1-57910-527-0; ISBN 13: 978-
1-57910-527-3
15. ^ A. Harnack, Geschichte der altchristlichen Litteratur bis Eusehius, Leipzig
1893-7, vol. II.
16. ^ W. G. Kummel, "Introduction to the New Testament" (Heidelberg i963),ET
1966; 21975.
17. ^ Kisah Para Rasul 20:3
18. ^ Kisah Para Rasul 20:6
19. ^ Kisah Para Rasul 28:17-31
20. ^ a b c (Inggris) Frank Tielman. 2005, The Theology of the New Testament.
Grand Rapids Michigan: Zondervan. hlm. 368-370.
21. ^ Roma 12:1
Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di
Korintus
Penulis dan Tempat Penulisan Surat I Korintus
Surat ini menyebut Paulus sebagai pengarang utama surat ini,
bersama Sostenes, seperti yang tertulis di 1 Korintus 1:1. Nampaknya surat ini ditulis
dengan bantuan seorang sekretaris (mengingat tidak mudahnya penulisan surat di atas
kertas perkamen, tetapi di akhir surat ini, Paulus menulis dengan tulisan tangannya
sendiri.[7] Ia menulis surat ini di kota Efesus.[8]

Waktu penulisan]
Berdasarkan informasi dari Kisah Para Rasul 20:31 kemungkinan besar pada tahun terakhir dari
masa tinggal selama 3 tahun di Efesus, sekitar bulan Maret-April 56 M, yang berarti gereja Korintus
saat itu berusia sekitar 4 tahun.[5] Robinson meyakini penulisannya pada musim semi (antara
bulan Maret - Juni) tahun 55 M.[9] Pendapat lain memberi perkiraan tahun 53,[10] atau tahun 53-56.[11]

Tujuan penulisan
Keberadaan jemaat di Korintus dikenal karena perpecahan mereka antara berbagai golongan dan
karena perilaku moral mereka yang menyimpang, sehingga masing-masing membanggakan
keunggulannya dan berbuat semaunya tanpa ada aturan.[6][12] Adanya perbedaan antara mereka
sebenarnya bukan timbul dari kejahatan mereka saja, namun juga disebabkan oleh guru-guru
agama yang membuat perbedaan golongan.[12] Atas perbedaan-perbedaan inilah Paulus menulis
suratnya untuk menegur perpecahan yang telah merusak iman jemaat.[12]

Garis Besar Isi


Secara garis besar, isi surat I Korintus terbagi menjadi sebelas, yaitu:[2]

 Salam dan pengantar (1:1-9).


 Perpecahan dalam jemaat; terdapat perbandingan antara ajaran Paulus dengan ajaran Apolos
(1:10-4:21).
 Kejadian maksiat (asusila) (5:1-13).
 Peringatan lebih lanjut terhadap masalah asusila (6:1-20).
 Pembicaraan mengenai perkawinan (7:1-40).
 Persoalan tentang daging yang dipersembahkan kepada berhala: tafsiran Paulus mengenai
pelayanan yang rasuli (8:1-11:1).
 Pembenaran terhadap ketidakberaturan dalam perkumpulan ibadah; tutup kepala wanita, pesta
kasih, dan perjamuan kudus (11:2-34).
 Karunia-karunia rohani (12:1-31; 14:1-40).
 Konsep tentang Kasih (13:1-13).
 Ajaran Kristen yang benar tentang kebangkitan orang mati (15:1-58).
 Petunjuk tentang pengumpulan persembahan bagi Yerusalem; berbagai macam peringatan;
salam penutup (16:1-24)
Garis Besar
Pergumulan kepemimpinan dalam gereja[sunting | sunting sumber]
Jemaat terpecah menjadi berbagai kelompok yang memilih salah satu dari tiga pemimpin: Paulus,
Petrus, atau Apolos (1:12). Paulus menasihatkan, "adakah Kristus terbagi-bagi? Adakah Paulus
disalibkan karena kamu?" (1:10,13).

Orang Kristen yang bertindak buruk


Paulus heran dengan banyaknya tindakan yang bertentangan dengan sikap Kristen. Orang Kristen
berkewajiban untuk mengkritik dan mendisiplin anggota-anggota mereka. Ia menasihati agar "jangan
bergaul dengan orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu" (5:11).
Bahkan lebih tegas Paulus menambahkan, "usirlah orang yang melakukan kejahatan dari tengah-
tengah kamu" (5:13).

Pernikahan
Tuhan memberikan kepada sebagian orang karunia menjadi suami atau istri, dan sebagian
diberikan karunia untuk tinggal membujang, demi kepentingan kerajaan-Nya (7:7,32). Paulus
mengakui "lebih baik kawin daripada hangus karena hawa nafsu." (7:9).

Makan hidangan yang telah dipersembahkan kepada


berhala[sunting | sunting sumber]
Paulus menganggap masalah ini tidak terlalu penting, karena semua makanan berasal dari Tuhan,
namun demikian orang Kristen harus peka terhadap orang-orang percaya lain yang berkeberatan
makan hidangan seperti itu (8:1-13).

Pakaian untuk ibadah[sunting | sunting sumber]


Orang harus berpakaian dengan pantas, bukan sebagai orang yang pamer, menarik perhatian untuk
diri sendiri, atau sebagai godaan untuk lawan jenis (11:1-16).

Perjamuan Tuhan[sunting | sunting sumber]


Ini merupakan perayaan bersama untuk mengenang kematian dan kebangkitan Kristus. Jemaat
Korintus telah menggantinya menjadi pemisahan makanan bagi orang yang kaya dan miskin. Orang
miskin hanya makan makanan yang tersisa (11:20-33).

Karunia Rohani[sunting | sunting sumber]


Tuhan memberikan kemampuan yang berbeda kepada berbagai orang. Setiap karunia penting dan
bermanfaat dalam pekerjaan Tuhan (12:1-31).

Kasih[sunting | sunting sumber]


Puisi tentang kasih muncul setelah Paulus berbicara mengenai karunia-karunia. Paulus
menekankan bahwa semua kemampuan itu tidak berarti jika tidak keluar dari hati yang penuh kasih.
Kemampuan untuk mengasihi seseorang adalah karunia terbesar dari semua karunia -lebih besar
dari pengharapan bahkan lebih besar dari iman (13:13).

Kebangkitan Kristus dan iman kita[sunting | sunting sumber]


Beberapa orang percaya saat itu tidak percaya bahwa tubuh akan dibangkitkan. Paulus
mengajarkan bahwa, "jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu." Inilah
jaminan bahwa orang yang telah mati akan dihidupkan kembali. Sebab kematian masuk ke dalam
dunia dengan perantaraan satu orang, begitu juga hidup kembali dari kematian diberikan kepada
manusia dengan perantaraan satu orang (15:20-21).

Daftar Pustaka
1. ^ John Drane. 1996. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar Historis-Teologis. Jakarta: BPK Gunung
Mulia. Hlm.346-360.
2. ^ a b c d e f g h i (Indonesia)J.D Douglas. 1992. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini: Jilid I (A-L). Jakarta:
Yayasan Bina Kasih/OMF. Hlm.583-587.
3. ^ a b c Bambang Subandrijo. 2010. Menyingkap Pesan-pesan Perjanjian Baru. Bandung: Bina Media
Informasi. Hlm.33-34.
4. ^ a b c d V.C.Pfitzner. 2000. Kesatuan dalam Kepelbagaian: Tafsiran atas Surat 1 Korintus. Jakarta:
BPK Gunung Mulia. Hlm.1-11.
5. ^ a b The Nelson Study Bible. Thomas Nelson, Inc. 1997
6. ^ a b c Klaus Koch. 1997. Kitab Yang Agung. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm.119-124.
7. ^ 1 Korintus 16:21
8. ^ 1 Korintus 16:8
9. ^ John Arthur Thomas Robinson (1919-1983). "Redating the New Testament". Westminster Press,
1976. 369 halaman. ISBN 10: 1-57910-527-0; ISBN 13: 978-1-57910-527-3
10. ^ A. Harnack, Geschichte der altchristlichen Litteratur bis Eusehius, Leipzig 1893-7, vol. II.
11. ^ W. G. Kummel, "Introduction to the New Testament" (Heidelberg i963),ET 1966; 21975.
12. ^ a b c d Howard M. Gering. 1992. Analisis Alkitab Perjanjian Baru. Jakarta: Yayasan Pekabar Injil
"IMMANUEL". Hlm.64-67.
13. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s Samuel B.Hakh. 2010. Perjanjian Baru: Sejarah, Pengatar dan Pokok-
pokok Teologisnya. Bandung: Bina Media Informasi. Hlm.137-155.
Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di
Korintus
Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Korintus merupakan salah satu dari ketiga surat
(1 & 2 Korintus serta Roma) yang menempati posisi sentral dalam bagian Perjanjian
Baru di Alkitab Kristen.[1] Adalah lanjutan dari surat pertama yang juga ditujukan untuk jemaat di
kota Korintus, Yunani. Surat ini langsung ditulis oleh rasul Paulus.[2] Melalui surat ini Paulus ingin
menerangkan mengapa ia melakukan perubahan rencana perjalanan ke Korintus.[2] Ia juga
menyampaikan pujiannya kepada jemaat Korintus karena telah menaati pesan yang
disampaikannya pada suratnya yang pertama.[2] Titus adalah orang yang ditunjuk Paulus untuk
mengantarkan surat ini, dengan harapan agar surat yang kedua juga disambut dengan baik oleh
jemaat di Korintus.[2]

Ayat-ayat terkenal
 2 Korintus 3:17: Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada
kemerdekaan.
 2 Korintus 4:6: Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga
yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari
pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.

Konteks Surat
Surat ini berusaha menjawab permasalahan yang terjadi di Korintus.[3] Ketika itu terjadi pertikaian
antara Paulus dan golongan orang yang memfitnahnya.[3] Mereka adalah rasul-rasul palsu yang
memberitakan Yesus yang lain.[4] Akan tetapi, lawannya justru mengklaim Paulus sebagai rasul
palsu sehingga kewenangannya sebagai rasul patut diragukan.[3]Tindakan Paulus meninggalkan
mereka dengan terburu-buru akhirnya menjadi hal yang disesalinya dikemudian hari, karena
tindakannya itu seolah-olah membuktikan kebenaran tuduhan yang dikenakan
kepadanya.[3] Akhirnya orang-orang Kristen di Korintus ditinggalkan dalam keadaan yang kacau, di
tengah-tengah pertikaian yang belum usai.[3]

Tempat Penulisan
Surat ini dikirim setelah Paulus bertemu dengan Titus di Makedonia.[1] Titus kemudian diutus
kembali ke Korintus untuk mengantarkan surat dari Paulus bagi jemaat di Korintus.[4]

Waktu Penulisan
Berdasarkan waktu pertemuan dengan Titus, besar kemungkinan surat ini ditulis di Makedonia pada
akhir tahun 56 M. [5] Robinson meyakini penulisannya pada awal tahun 56 M.[6]Pendapat lain
memberi perkiraan tahun 53,[7] atau tahun 53-56.[8]

Maksud Penulisan
Maksud penulisan surat ini terkait erat dengan pertikaian yang pernah terjadi
sebelumnya.[4] Berdasarkan hal itu ia ingin membenarkan dirinya dari tuduhan yang sudah
dikenakan pada dirinya, sekaligus menjelaskan bahwa ia adalah rasul yang sebenarnya dan bukan
rasul palsu seperti yang mereka tuduhkan.[4] Surat ini juga mencatat ungkapan syukur Paulus
karena segala sesuatu yang sudah dibenarkan, dan bahwa Tuhan selalu menghiburnya ketika
mengalami masa-masa sulit, hal ini disampaikan untuk menghibur jemaat Korintus yang juga
sedang mengalami masa-masa sulit (pasal 1-7).[2] Dalam surat ini Paulus juga menasehati mereka
memenuhi janjinya untuk mengumpulkan uang yang nantinya akan diberikan kepada orang-orang
kudus yang miskin di Yerusalem.[2] Surat ini juga menceritakan kesedihan Paulus karena tidak bisa
datang ke Korintus untuk mengunjungi mereka, dengan ini Paulus berharap kalau mereka tahu
kesedihan Paulus karena sangat mengasihi mereka.[5]

Garis Besar
 Pembukaan Surat (1:1-11).
 Salam (ay. 1, 2).
 Ungkapan syukur (ay. 3-11).
 Paulus membela diri di hadapan jemaat Korintus ( 1:12-7:16).
 Pertanyaan mengenai perjalanan Paulus ke Korintus (1:12-2:13).
 Paulus mempertahankan kerasulan (2:14-7:4).
 Kesetiaan Rasul (2:14-3:6).
 Keunggulan Rasul dalam Perjanjian Baru (3:7-4:6).
 Kelemahan dan penderitaan Rasul (4:7-5:10).
 Pengalamannya pada masa lalu dan masa sekarang (4:7-12).
 Harapannya (4:13-5:10).
 Rasul sebagai duta besar dan pelayan Allah (5:11-6:10).
 Kesimpulan ganda (6:11-7:4).
 Perjalanan Paulus berikutnya (7:5-16).
 Pengumpulan uang untuk Gereja Yerusalem (8:1-9:15).
 Rekomendasi untuk pengumpulan uang dan utusan-utusan (pasal 8).
 Rekomendasi kedua (pasal 9).
 Pertentangan pendapat dan pertahanan (10:1-13:10).
 Paulus mempertahankan diri an pekerjaannya melawan tuduhan pribadi (pasal 10).
 Sanjungan diri Paulus (11:1-12:18).
 Pemberitahuan akhir (12:19-13:10).
 Penutup Surat (13:11-13).
Penghiburan di Tengah Penderitaan
Surat ini diawali dengan ucapan syukur kepada Allah karena telah membebaskan Paulus dari
kesedihan dan penderitaan.[10] Penderitaan yang Paulus alami dalam pelayanannya sangatlah berat,
sehingga ia merasa seperti dijatuhi hukuman mati.[10] Paulus memuji Allah karena penghiburan yang
diberikan oleh-Nya di tengah penderitaan.[10] Penghiburan yang ia rasakan akhirnya menguatkannya
dalam melakukan pelayanan, karena itulah ia pun akhirnya harus membagi penghiburan tersebut ke
orang lain agar merekapun dapat merasakan penghiburan dari Allah.[10]
Hidup di Tengah Kesedihan
Perubahan rencana Paulus untuk mengunjungi jemaat Korintus menimbulkan banyak tanggapan
negatif dari lawan-lawannya di Korintus.[10] Perubahan rencana tersebut memojokkan Paulus,
Paulus dituduh sebagai orang yang memiliki ketidakmampuan dan ketidakpedulian terhadap
pelayanan di jemaat Korintus.[10] Di satu sisi memang benar kalau Paulus mengadakan perubahan
rencana mengenai perjalanannya ke Korintus, tetapi di sisi lain tuduhan yang dikenakan padanya
tidaklah benar.[10] Itulah sebabnya ia menulis surat kepada mereka dan menceritakan kesedihan
yang ia rasakan supaya ketika ia datang lagi mereka akan bersukacita (2:3).[10] Surat ini justru ingin
mengungkapkan bahwa Paulus mengasihi mereka.[10]
Hidup di Tengah Ancaman Kematian
Bagian ini pun ingin menceritakan tentang penderitaan yang Paulus hadapi dalam melakukan
pelayanan.[10] Penderitaan yang ia alami, membuat hidupnya seperti terancam dengan
kematian.[10] Inilah hal yang membuat ia berserah penuh pada Allah sehingga ia dimampukan.[10]
Membantu yang Miskin sebagai Wujud Kasih Allah
Sukacita yang ia alami tidak membuatnya lupa dengan keadaan jemaat lain yang sedang
mengalami kesulitan.[10] Ia meminta agar jemaat Korintus mengumpulkan uang untuk membantu
saudara-saudara seiman yang miskin di Yerusalem.[10] Pemberian persembahan ini merupakan
wujud dari pembaharuan yang telah dilakukan Allah kepada mereka.[10]Tujuan lainnya adalah agar
tercipta keseimbangan di antara umat Allah.[10]

Daftar Pustaka
1. ^ a b John Drane. 1996. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar Historis-Teologis.
Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm.346-360.
2. ^ a b c d e f J. Wesley Brill. 2003. Tafsiran Surat Korintus. Bandung: Yayasan Kalam
Hidup. Hlm 10-11.
3. ^ a b c d e John Drane. 1996. Memahami Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Hlm 360-361.
4. ^ a b c d Drs. M.E. Duyverman. 1990. "Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru". Jakarta:
BPK Gunung Mulia. Hlm 110.
5. ^ a b Bambang Subandrijo. 2010. "Menyingkap Pesan-pesan Perjanjian Baru 1".
Bandung: Bina Media Informasi. Hlm 35.
6. ^ John Arthur Thomas Robinson (1919-1983). "Redating the New Testament".
Westminster Press, 1976. 369 halaman. ISBN 10: 1-57910-527-0; ISBN 13: 978-1-
57910-527-3
7. ^ A. Harnack, Geschichte der altchristlichen Litteratur bis Eusehius, Leipzig 1893-7, vol.
II.
8. ^ W. G. Kummel, "Introduction to the New Testament" (Heidelberg i963),ET
1966; 21975.
9. ^ Ralph P. Martin. 1986. World Biblical commentary 2 Corintians. Texas: Word Books.
viii.
10. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p Samuel Benyamin Hakh. 2010. Perjanjian Baru: Sejarah dan
Pokok-pokok Teologisnya. Bandung: Bina Media Informasi. Hlm 155-168.
Surat Paulus kepada Jemaat di Galatia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Surat Paulus kepada Jemaat di Galatia adalah salah satu kitab dalam Perjanjian
Baru di Alkitab Kristen.[1] Kitab ini sebenarnya berwujud sebuah surat yang ditulis oleh rasul
Paulus untuk jemaat di kota Galatia (sekarang di wilayah negara Turki).[1] Nama Kitab ini berasal
dari nama tempat yang menjadi tujuannya.[1] Orang-orang Galatia adalah orang-orang yang berasal
dari suku bangsa Keltikyang masa itu tinggal di Asia Kecil.[1]
Setelah Injil tentang Yesus mulai diberitakan dan diterima di antara orang-orang bukan Yahudi,
timbullah pertanyaan apakah untuk menjadi seorang Kristen yang sejati orang harus mentaati
hukum agama Yahudi.[1] Paulus mengemukakan bahwa hal itu tidak perlu -- bahwa sesungguhnya
satu-satunya dasar yang baik untuk kehidupan Kristen adalah percaya kepada Kristus.[1] Dengan
kepercayaan itu hubungan manusia dengan Tuhan menjadi baik kembali.[1] Tetapi orang-orang yang
menentang Paulus telah datang ke jemaat-jemaat di Galatia, yaitu sebuah daerah di Anatolia Pusat
di Asia Kecil.[1] Mereka berpendapat bahwa untuk berbaik kembali dengan Tuhan, orang harus
melaksanakan hukum agama Yahudi.[1]

Tujuan
Surat Galatia ini ditulis untuk menolong orang-orang yang telah disesatkan oleh ajaran-ajaran
palsu.[1] Dengan kata lain, supaya mereka kembali taat kepada ajaran yang benar.[1]Paulus memulai
suratnya ini dengan berkata bahwa ia adalah rasul Yesus Kristus.[1] Paulus dengan tegas
mengatakan bahwa dia dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi rasul dan bukan dari manusia.[1] Dia
juga mengatakan bahwa tugasnya ditujukan terutama untuk orang yang bukan Yahudi (1-
2).[1] Setelah itu, Paulus mengajarkan kepada jemaat Galatia bahwa hubungan manusia dengan
Tuhan diperbaharui atau menjadi baik kembali hanya melalui percaya kepada Kristus (3-4).[1] Di
dalam pasal-pasal terakhir kitab ini (5-6), Paulus menjelaskan bahwa cinta kasih yang timbul pada
diri orang Kristen itu disebabkan karena iman percayanya kepada Kristus.[1] Iman percaya tersebut
akan dengan sendirinya menyebabkan orang itu melakukan perbuatan-perbuatan yang sesuai
dengan karakter Kristus, yaitu kasih.[1]

Waktu penulisan
Surat ini diyakini ditulis pada pertengahan kedua (antara bulan Juli - Desember) tahun 56
M.[2] Pendapat lain memberi perkiraan tahun 53,[3] atau tahun 53-56.[4]

Garis-garis Besar
Garis-garis besar surat Paulus kepada jemaat Galatia:[5][6]

 Pendahuluan 1:1-10
 Hak Paulus sebagai rasul 1:11--2:21
 Injil tentang rahmat Tuhan 3:1--4:31
 Kebebasan dan kewajiban orang Kristen 5:1--6:10
 Penutup 6:11-18
Ayat-ayat terkenal
 Galatia 3:28: Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau
orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam
Kristus Yesus.
 Galatia 5:22-23: Buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan,
kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.

Latar Belakang
Surat Galatia ini ditulis oleh Paulus dengan alasan tertentu.[7] Paulus diberitahu bahwa jemaat di
Galatia dikacaukan oleh pengajaran yang sesat.[7] Surat Paulus ini juga ditulis di tengah-tengah
hangatnya pergumulan di komunitas yahudi pada saat itu.[7] Orang-orang Yahudi ingin men-yahudi-
kan segala jemaat dan mereka memasuki juga jemaat yang didirikan oleh Paulus.[7] Hal ini pun
mendapat perlawanan dari Paulus.[7]
Orang Yudais itu mencoba meyakinkan orang-orang Galatia bahwa keselamatan harus dikerjakan
dengan jalan menaati Hukum Taurat.[7] Paulus pun mendapat cobaan dan tantangan dalam halam
hal ini.[7] Mereka sengaja melakukan hal tersebut untuk menghasut orang-orang Galatia untuk
melawan Paulus, dengan menghasut kerasulannya.[7]
Paulus memang tidak diteguhkan menjadi rasul oleh rasul dan dia juga tidak menjadi murid Yesus
ketika Yesus hidup.[7] Bahkan Paulus tidak pernah melihat Yesus dengan mata kepalanya
sendiri.[7] Hal inilah yang dipertanyakan oleh orang yang menghasut oleh Paulus.[7] Dari isi surat
Galatia ini, kita dapat menyimpulkan bahwa usaha tersebut hampir berhasil (1:6).[7] Oleh karena itu,
Paulus bereaksi dengan tegas, emosi, dan terus terang, tetapi juga memiliki argumen yang kuat.[7]

Daftar isi
1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q J. J. W. Gunning.1975.Tafsiran Alkitab: Surat Galatia.Jakarta.Gunung
Mulia.17-64.
2. ^ John Arthur Thomas Robinson (1919-1983). "Redating the New Testament". Westminster Press,
1976. 369 halaman. ISBN 10: 1-57910-527-0; ISBN 13: 978-1-57910-527-3
3. ^ A. Harnack, Geschichte der altchristlichen Litteratur bis Eusehius, Leipzig 1893-7, vol. II.
4. ^ W. G. Kummel, "Introduction to the New Testament" (Heidelberg i963),ET 1966; 21975.
5. ^ E.P. Sanders, Paulus. Eine Einführung, Reclam , Stuttgart: Reclam, 1995.
6. ^ Berdasarkan Pengantar Alkitab oleh Lembaga Alkitab Indonesia, 2002.
7. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s W. R. F Brown.2002.Kamus Alkitab.Jakarta.Gunung Mulia.112-113.
Wahyu kepada Yohanes
Penulis kitab Wahyu
Penulis kitab ini menyebut nama Yohanes,[6][7] sebagai "saudara dan sekutumu dalam kesusahan,
dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos
oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus."[8] Jelas ia tidak menulis secara
anonim[9] Sejumlah pakar menganggap penulisnya adalah rasul Yohanes bin Zebedeus.[10] Hal ini
juga didukung oleh pendapat Yustinus Martir yang tertulis dalam Dialog dengan Trypho pada
tahun 135.[11] Penulis Wahyu memperkenalkan diri sebagai seorang nabi (Wahyu 1:2-3; Wahyu
22:6,9,19).[10] Ia berkarya di Asia Kecil dan merupakan seorang keturunan Yahudi.[10] Pada masa itu
umat Kristen disiksa dan dikejar-kejar karena kepercayaan mereka
kepada Yesus Kristus sebagai Anak Allah, sehingga dengan menulis kitab ini sang penulis berharap
ingin memberi semangat kepada para pembaca dan pendengarnya, dan juga untuk mendorong
mereka supaya tetap percaya pada waktu situasi demikian.[10]
Kitab Wahyu kepada Yohanes (singkatnya Kitab Wahyu) adalah kitab terakhir dalam kanon yang
menutup sejarah Perjanjian Barudalam Alkitab Kristen.[1] Kitab ini juga merupakan sebuah
kitab Kristen yang berisikan penglihatan, lambang, tanda, bilangan, serta hal-hal yang berkaitan
dengan pengajaran Tuhan kepada bangsa Yahudi.[2] Selain itu, Kitab Wahyu merupakan salah satu
kitab yang sulit dipahami dalam Alkitab sehingga menimbulkan banyak penafsiran atasnya.[3] Pada
abad 2 Masehi, orang Kristen memiliki pemahaman bahwa kitab Wahyu adalah kode simbolis yang
meramalkan orang-orang atau peristiwa-peristiwa tertentu yang mengantar pada akhir
zaman.[4] Pada saat itu, sekelompok kaum Montanis pergi ke padang gurun Frigia untuk
menyaksikan Yerusalem surgawi turun dari langit, namun mereka semua kecewa dengan penantian
mereka.[4]

Struktur
Menurut Metzger, kitab Wahyu ini dapat dibagi sebagai berikut:[5]

 Prolog {{Alkitab|Wahyu 1:1-8


 Tujuh bagian paralel, dengan pembatas pada ayat-ayat:
 Wahyu 3:22
 Wahyu 8:2
 Wahyu 11:19
 Wahyu 14:20
 Wahyu 16:21
 Wahyu 19:21
 Epilog Wahyu 22:6-21
Kaisar Titus Flavius Caesar Domitianus Augustus

Setelah kekaisaran Romawi mengalahkan kerajaan Yunani/Greece pada tahun 168 sebelum
masehi, maka pemerintah mengharuskan rakyat menyembah dewi Roma.[2] Namun, dewi ini tidak
memiliki wujud dan terdapat sebuah pemikiran apabila dewi ini nantinya akan disembah maka akan
sulit untuk mendapat dukungan dari berbagai suku bangsa yang berbeda.[2] Oleh karena hal inilah,
maka kekaisaran Romawi mulai memberlakukan pemujaan terhadap kaisar.[2] Pada saat itu kaisar
Nerolah yang memimpin bangsa Romawi. Ia melakukan kekerasan dan penganiayaan pada
orang Kristen hingga akhirnya pada tahun 64 Nero membakar kota Roma dan orang Kristen
dijadikan kambing hitam atas kebakaran tersebut.[2]
Pada masa pemerintahan Domitian, kaisar dengan giat melaksanakan pendewaan atas dirinya
sendiri.[1] Ia menyebut dirinya sebagai allah, bagi siapa saja yang tidak setia kepada dia akan
dinyatakan menghujat allah serta dinilai sebagai penghianat kerajaan.[1] Ia juga membuat peraturan
di dalam kerajaan, salah satunya adalah setiap pembesar kerajaan yang ingin berbicara dengannya
atau datang memberikan laporan kepadanya haruslah menyapanya dengan Tuhan.[2]
Setelah kuasa politik pemerintahan kekaisaran Romawi stabil, misalnya sistem transportasi yang
maju, jaminan keamanan bagi masyarakat, serta jaminan keamanan perdagangan, maka
tercetuslah sebuah istilah dalam sejarah politik Romawi yaitu Pax Romana.[2] Pax
Romana merupakan sebuah istilah yang dipakai oleh rakyat untuk mengucapkan tanda terimakasih
pada kaisar.[2] Setiap tahun juga telah ditetapkan bahwa rakyat wajib untuk membakar kemenyan
untuk menyembah kaisar dalam kuil.[2] Orang-orang Kristen yang hidup pada masa ini mengalami
tekanan dari para pembesar pemerintah.[2] Namun, demi iman kepercayaan mereka yang terus
mereka pertahankan mereka rela untuk dianiaya dan dibunuh.[2] Hal ini menyebabkan banyak
orang Kristen yang menjadi martir.[2]

Apokaliptik
Kitab Wahyu merupakan sebuah kitab yang mengutarakan pemikiran serta
kesusasteraan apokaliptik.[10] Pemikiran dan jenis sastra apokaliptik sebetulnya sudah berkembang
di kalangan orang-orang Yahudi sejak zaman kelompok Makabe (abad ke-2 SM) sampai akhir abad
ke-2 Masehi(sekitar tahun 200).[10] Kesusasteraan apokaliptik dalam kitab Wahyu diperlihatkan
dengan adanya berbagai macam bentuk penglihatan.[10]Penglihatan yang disampaikan terutama
menyangkut pada zaman terakhir.[10] Pada zaman terakhir ini, kuasa-kuasa jahat akan menindas
umat yang setia pada ajaran agama, tetapi pada akhirnya kejahatan itu akan dihancurkan dan umat
yang beriman akan diselamatkan.[10] Kristusakan menang melawan kejahatan dan membebaskan
semua umat beriman.[10]
Penglihatan-penglihatan dalam kitab Wahyu penuh dengan kiasan dan lambang yang sulit untuk
dipahami.[10] Namun, kiasan dan lambang dalam kitab Wahyu tidak dapat dimengerti secara
harafiah.[10] Lambang tersebut tidak dapat digambarkan atau dikhayalkan sebagai suatu
kenyataan.[10]
Daftar Pustaka
^ a b c Merrill C. Tenney. 1995. Survei Perjanjian Baru. Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas.
Hal. 473.
^ a b c d e f g h i j k l Peter Wongso. 1999. Eksposisi Doktrin Alkitab: Kitab Wahyu. Malang:
Seminari Alkitab Asia Tenggara. Hlm. 1.
^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af Bambang Subandrijo. 2010. Menyingkap
Pesan-pesan Perjanjian Baru 2. Bandung: Bina Media Informasi. Hlm. 135-150.
^ a b Dianne Bergant & Robert J. Karris (eds). 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta:
Kanisius. 477.
^ a b Metzger, Bruce M., Breaking the code. Understanding the Book of Revelation. Nashville,
Abingdon Press. 1993.
^ Wahyu 1:1-4
^ Wahyu 22:4
^ Wahyu 1:9
^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan
kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
^ a b c d e f g h i j k l m C. Groenen. 1984. Pengantar ke Dalam Perjanjian Baru. Yogyakarta:
Kanisius. Hlm.394-398.
^ Dave Hagelberg. 1997. Tafsiran Kitab Wahyu. Yogyakarta: Yayasan Andi. Hlm.1.
^ a b c (Indonesia)Donald Guthrie. 1992. Teologi Perjanjian Baru 3. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Hal. 156-157
^ Wahyu 1:3
^ Wahyu 14:13
^ Wahyu 16:15
^ Wahyu 19:9
^ Wahyu 20:6
^ Wahyu 22:7
^ Wahyu 22:14

Anda mungkin juga menyukai