Anda di halaman 1dari 12

JURNAL TEOLOGI, Volume 06, Nomor 02, November 2017: 143-154

MAKNA TEOLOGIS KETURUNAN SEBAGAI


PEMBERIAN ALLAH BAGI KELUARGA DALAM
PERJANJIAN LAMA

Yohanes K. Susanta

Abstrak:
Barrenness is a serious problem for couples in a culture that emphasizes the
importance of generating descendants such as one of the time of the Judeo-Christian
Scripture. This writing offers a theological reflection that comes from the Old
Testament. Children is God’s grace for the family. Nevertheless, having no children
should no longer be seen solely as a burden for a couple but rather as part of the
mystery of God's grace for their lives as family. God may use barrenness to increase
faith in God. God may direct barren married couple to use their time and freedom
to serve Him. Still, God may use barrenness as an opportunity for adoption. Finally,
God may use barrenness as a witness to those who have children to cherish them as
God's grace.

Kata-kata Kunci:
kemandulan, keturunan, Israel, keluarga, Perjanjian Lama

PENDAHULUAN untuk menghentikan kelahiran melainkan


untuk menekan jumlah kelahiran. Kenya-
Indonesia merupakan salah satu negara taan ini menunjukkan meski ada upaya
paling padat penduduk di dunia. Berdasar- mengurangi jumlah kelahiran, namun toh
kan data sensus penduduk tahun 2010, kehadiran keturunan tetap dianggap sebagai
jumlah penduduk Indonesia adalah hal penting bagi kebanyakan keluarga di
237.641.326 jiwa.1 Untuk mengatasi laju Indonesia.
pertumbuhan penduduk tersebut, pemerin-
tah melakukan sejumlah upaya, salah satu- Dengan demikian, kehadiran seo-rang
nya dengan mencanangkan program Kelu- anak merupakan peristiwa yang dinantikan
arga Berencana (KB) yang sudah dimulai oleh setiap keluarga. Kegembiraan akan
sejak tahun 1957 dan menjadi program lebih dirasakan oleh pasangan suami-istri
resmi pemerintah dengan ditandainya yang sudah lama tidak memiliki anak ketika
pencanangan “Hari Keluarga Nasional” sang bayi telah lahir. Tidak mengherankan
pada 29 Juni 1970.2 Salah satu slogan dari jika sebagian besar pasangan yang telah
program KB adalah “dua anak cukup, laki- menikah berharap bahwa mereka kelak akan
laki atau perempuan sama saja.” Meski memiliki keturunan, sama seperti keluarga-
program tersebut berjalan sukses, akan keluarga lainnya. Dalam kehidupan rumah
tetapi hal itu tidak menyurutkan niat tangga, keinginan memiliki anak dari
keluarga-keluarga untuk memperoleh ba- pasangan suami-istri seringkali disertai
nyak keturunan dari perkawinan mereka. dengan tuntutan dari orangtua atau pihak
Apalagi, program KB juga tidak dimaksudkan keluarga besar. Hal tersebut membuat

143
Makna Teologis Keturunan sebagai Pemberian Allah bagi Keluarga dalam PL (Yohanes K. Susanta)

pasangan yang belum memiliki keturunan Batak Toba, tujuan hidup yang ideal dapat
dalam waktu yang cukup lama akan tercapai dengan menjalankan tiga misi bu-
berusaha keras untuk segera memiliki anak. daya yaitu hagabeon (kebahagiaan), hamo-
Berbagai usaha baik medis maupun tradi- raon (kekayaan) dan hasangapon (kehor-
sional, bahkan yang berhubungan dengan matan).4 Bagi masyarakat Batak Toba,
budaya serta tradisi keagamaan akan dila- kekayaan yang paling berharga dalam kehi-
kukan. dupan mereka adalah keturunan, anak-
cucu.5
Berdasarkan fenomena tersebut, dapat
ditarik kesimpulan awal bahwa harapan Pentingnya memiliki keturunan juga
untuk memiliki keturunan oleh setiap dijumpai dalam kehidupan masyarakat Bali.
keluarga umumnya dianggap sebagai bagian Keluarga yang tidak memiliki anak dianggap
dari tujuan perkawinan. Harapan senada sebagai keluarga yang tidak beruntung.
dapat dapat dijumpai dalam kisah-kisah Sebutan yang muncul untuk menggam-
Alkitab. Oleh karena itu, tulisan ini akan barkan kondisi tersebut adalah Nang Pocol
berusaha memahami arti penting keturunan dan Men Pocol atau Nang Bekung dan Men
bagi keluarga Israel kuno dan kemudian Bekung (pocol berarti rugi sedangkan
menarik pelajaran serta pemahaman yang bekung berarti mandul. Nang berarti
tepat bagi keluarga masa kini yang bergumul ayahnya sedangkan Men berarti ibunya).6
dengan isu keturunan dan kesulitan memi- Bagi keluarga Bali, mempunyai anak sangat
liki anak (kemandulan). penting karena hal itu dianggap menjadi
salah satu cara untuk membayar hutang
NILAI ANAK BAGI SEBAGIAN BESAR kepada orangtua.7 Hal tersebut dipertegas
SUKU DI INDONESIA dengan adanya pandangan bahwa seseorang
baru mencapai tujuan hidup setelah
Dalam sebuah acara resepsi pernikahan,
memiliki cucu, yang tampak dalam ungka-
salah satu perkataan atau ungkapan khas
pan “I cucu nyupat I kaki” (cucunya menye-
yang seringkali terdengar dari para
lamatkan kakeknya).8
undangan adalah: “Selamat menempuh
hidup baru, cepat dapat momongan, ya.” Hal serupa berlaku pula bagi suku
Selain itu, keluarga dan anak seringkali Toraja. Bagi suku Toraja, keturunan sangat
menjadi topik pembicaraan ketika dua penting karena dua hal mendasar. Pertama,
sahabat lama bertemu kembali. Kesuksesan tongkonan (rumah tradisional Toraja) men-
dan kekayaan rupanya kurang dibahas. Hal jadi tanda persekutuan dan persaudaraan
tersebut sekaligus mengindikasikan betapa sesama turunan nenek. Karena itu, jika tidak
penting nilai anak dalam kehidupan ada keturunan, tidak ada yang akan mem-
seseorang atau keluarga yang melebihi nilai bangun tongkonan. Kedua, adanya pesta ke-
harta kekayaan yang dimiliki.3 Berdasarkan matian (rambu solo’). Jika tidak ada ketu-
fenomena yang terjadi dalam konteks runan, maka tidak ada yang akan
Indonesia tersebut, tampak bahwa masya- melaksanakan upacara kematian.9 Singkat
rakat masih menganggap bahwa salah satu kata, kehadiran seorang anak (keturunan)
tujuan perkawinan adalah untuk mem- merupakan harapan bagi hampir seluruh
peroleh keturunan. keluarga di Indonesia.
Bagi sebagian besar suku di Indonesia, Berdasarkan fenomena tersebut, dapat
anak merupakan dambaan dan harapan bagi ditarik kesimpulan bahwa bagi sebagian
setiap keluarga. Di dalam budaya Jawa, besar suku di Indonesia, keturunan memi-
misalnya, dikenal ungkapan “banyak anak, liki arti penting dalam kehidupan perka-
banyak rezeki.” Maksud dari ungkapan winan pasangan suami-istri. Kondisi serupa
tersebut adalah: keluarga yang memiliki juga dapat dijumpai dalam beberapa kisah
banyak anak berharap bahwa keluarga tokoh dalam Alkitab. Oleh sebab itu, setelah
tersebut akan dipenuhi dengan rezeki dan memperlihatkan pentingnya keturunan bagi
hidup dengan sejahtera. Nilai penting sebagian besar suku di Indonesia, bagian
seorang anak juga dapat dijumpai dalam selanjutnya dari tulisan ini akan dimulai
masyarakat Batak Toba. Bagi masyarakat dengan penelusuran beberapa teks-teks dan

144
JURNAL TEOLOGI, Volume 06, Nomor 02, November 2017: 143-154

kisah Alkitab khususnya Perjanjian Lama Akan tetapi perlu diingat bahwa bentuk
yang mengindikasikan pentingnya keturu- perkawinan yang demikian adalah sesuai
nan bagi keluarga Israel. Hal tersebut dengan konteks zaman pada waktu itu.
bertujuan untuk menarik pelajaran dari Banyaknya istri berarti peluang untuk
kisah-kisah keluarga dalam Alkitab yang memiliki keturunan akan semakin besar.
bergumul dengan persoalan tersebut. Meski demikian, hal lain yang perlu diingat
Pentingnya keturunan bagi orang Israel adalah - sesuai catatan de Vaux – bentuk
dapat dijumpai dalam beberapa kisah dalam perkawinan poligami berpotensi besar
Alkitab. Salah satunya dapat dilihat melalui menimbulkan konflik antaristri dalam satu
dua bentuk perkawinan yang mengindi- rumah sebab istri yang mandul biasanya
kasikan pentingnya memiliki keturunan bagi akan dihina dan direndahkan oleh istri yang
keluarga dan masyarakat Israel. lain (misalnya sikap Penina kepada Hana,
atau Hagar kepada Sara).12 Sikap suami
PERKAWINAN POLIGAMI DAN yang cenderung lebih memperhatikan
LEVIRAT DALAM KELUARGA ISRAEL seorang istri juga akan turut menimbulkan
KUNO kecemburuan dari istri yang lain (Kejadian
29:30-31).13 Bentuk perkawinan poligami
Praktik perkawinan monogami yang
terjadi pada masa kini dapat dijumpai dalam ternyata berpotensi besar untuk menghasil-
Alkitab. Roland de Vaux mengatakan, kan lebih banyak masalah dibandingkan
“bagaimanapun, bentuk paling umum dari bentuk perkawinan monogami.14
pernikahan di Israel adalah monogami.”10 Bentuk perkawinan selanjutnya adalah
Israel kuno memandang perkawinan sebagai perkawinan Levirat atau perkawinan ipar
relasi perjanjian (covenant). Indikasi terse- (Ulangan 25:-10). Istilah “levirat” berasal
but misalnya terlihat dalam Amsal 2:7 dan dari bahasa Latin levir, yang dalam bahasa
Maleakhi 2:14 memperlihatkan bahwa Ibrani dipakai istilah yabam (ipar laki-
perkawinan merupakan ikatan perjanjian laki).15 Di dalam hukum perkawinan levirat,
dan Tuhan menjadi saksi perkawinan dikatakan bahwa apabila suami dari seorang
tersebut.11 istri meninggal tanpa keturunan, maka
saudara laki-laki dari suami tersebut harus
Meskipun demikian, Alkitab juga
menikahi istri saudaranya untuk membang-
menunjukkan bahwa masyarakat pada za-
kitkan keturunan baginya. Di dalam Alkitab
man itu mempraktikkan bentuk perkawinan
ada dua contoh perkawinan demikian yaitu
yang pada masa kini dianggap tidak lumrah
dalam kisah Tamar (Kejadian 38:6-7) dan
yaitu perkawinan poligami dan levirat.
kisah Rut.16 Anak-anak hasil dari perkawin-
Poligami dan levirat adalah dua bentuk
an tersebut akan menjadi ahli waris dari
perkawinan dalam Perjanjian Lama. Poli-
saudara laki-laki yang telah meninggal
gami merupakan perkawinan antara laki-laki
supaya “nama itu jangan terhapus dari
dengan banyak istri. Alkitab mencatat bebe-
antara orang Israel” (Ulangan 25:6). Apabila
rapa contoh laki-laki atau suami yang memi-
seorang laki-laki menolak untuk menikahi
liki istri lebih dari satu misalnya Lamekh,
ipar perempuannya yang telah menjadi
Abraham, Yakub, Daud, Salomo, dan lain-
janda, ia akan dipermalukan di depan
lain. Perkawinan poligami juga membuka
umum” (Ulangan 25:7-10 ; Rut 4:1-7).17
peluang bagi seorang laki-laki (suami) untuk
Dari kisah tersebut terlihat jelas betapa
berhubungan dengan budak perempuan
pentingnya keturunan bagi keluarga Israel.
demi melahirkan keturunan baginya seperti
Dalam konteks zaman tersebut juga tampak
yang dijumpai dalam kisah Abraham, Sara
jelas bahwa tujuan dari perkawinan, per-
dan Hagar, budaknya.
tama-tama dipandang sebagai usaha untuk
Bagi orang yang hidup pada zaman mo- mendapatkan keturunan.
dern, kesan negatif dari bentuk perkawinan
Dua bentuk perkawinan yang berlaku
poligami akan langsung terlihat. Bentuk
pada zaman tersebut secara tidak langsung
perkawinan demikian memang lahir dalam
mempertontonkan sistem budaya yang
budaya yang mengedepankan dominasi laki-
menekankan dominasi laki-laki dalam kehi-
laki, termasuk dalam hidup berkeluarga.
dupan keluarga Israel. Dari kedua bentuk

145
Makna Teologis Keturunan sebagai Pemberian Allah bagi Keluarga dalam PL (Yohanes K. Susanta)

perkawinan tersebut juga dapat disimpulkan Firman Allah kepada mereka, “Aku tidak
bahwa tujuan perkawinan bagi orang Israel dapat menemukannya dalam nenek
adalah untuk memiliki anak (dalam jumlah moyangmu... Berikanlah kepada-Ku pen-
yang besar) demi meneruskan garis jamin, maka Aku akan memberikannya
kepadamu.” Kata mereka, “Penguasa alam
keturunan keluarga.
semesta, para nabi kami adalah penjamin
kami.” Ia menjawab, “Aku tidak dapat
KETURUNAN SEBAGAI PENJAMIN menemukannya pada mereka...” Mereka
MASA DEPAN KELUARGA ISRAEL pun berkata kepada-Nya, “Anak-anak
Harapan untuk mempunyai banyak kami adalah penjamin kami.” Allah pun
menjawab, “sesungguhnya, ini adalah
keturunan seolah menjadi prioritas dalam
penjamin yang baik; demi mereka Aku
perencanaan suami-istri dan keluarga besar
akan memberikannya kepadamu.”20
di Israel. Hal tersebut salah satunya dapat
dijumpai dalam kisah peminangan Ribka Itu sebabnya setiap keluarga Israel sa-
untuk menjadi istri Ishak. Sebelum Ribka ngat menantikan kehadiran anak dalam
pergi ke rumah mertuanya untuk menjadi keluarga mereka. Berbagai usaha dilakukan
istri dari Ishak, juru bicara keluarga meng- untuk memperoleh seorang anak yang tidak
ucapkan sepenggal kalimat yang berisi hanya menjadi ahli waris tetapi sekaligus
harapan, “Saudara kami, moga-moga eng- menjadi kebanggaan dan penjamin keluarga
kau menjadi beribu-ribu laksa, dan moga- Israel. Karena itu, menurut Perdue, tidak
moga keturunanmu menduduki kota-kota mengherankan jika reproduksi merupakan
musuhnya” (Kejadian 24:60). Ungkapan salah satu fungsi penting dari keluarga
yang serupa juga diberikan kepada Rut (Kejadian 1:28; 9:1) dan perempuan memi-
sebelum pernikahannya dengan Boas (Rut liki peran yang sangat penting dalam meng-
4:11-12).18 Ungkapan tersebut secara se- hasilkan banyak keturunan (Kejadian 24:
derhana memperlihatkan bahwa keturunan 60).21 Keturunan yang dihasilkan akan
menjadi penting bagi masyarakat Israel pada menyambung nama nenek moyang sekaligus
masa itu. memelihara tradisi keluarga serta menjadi
Selain itu, bagi orang Israel, kehidupan penjamin kehidupan umat secara kese-
adalah sesuatu yang dipandang sakral sekali- luruhan.
gus pemberian Allah. Hal yang menarik
dalam Mazmur 127:3 dikatakan bahwa anak KEMANDULAN SEBAGAI CELA
bukan hanya pemberian Tuhan melainkan KELUARGA ISRAEL
milik pusaka Tuhan.19 Dengan demikian, Apabila keturunan dipandang sebagai
secara tidak langsung, memiliki keturunan harapan bagi keluarga dan masyarakat
berarti selaras dengan kehendak Allah. Israel, maka tentunya kemandulan menjadi
Memiliki keturunan berarti menyambung persoalan serius bagi setiap keluarga Israel.
kehidupan keluarga dan kehidupan tersebut Itu sebabnya, di dalam Alkitab dijumpai
adalah anugerah dari Allah. Memiliki ketu- kisah-kisah tentang keluarga mandul yang
runan berarti menjamin kehidupan kelu- berusaha untuk keluar dari situasi tersebut.
arga. Bahkan menjamin kehidupan bangsa. Salah satu kisah yang terkenal dalam Alkitab
Seto Marsunu mengutip Midrash adalah kisah Abraham, Sara dan Hagar.
Kidung Agung yang memberikan ilustrasi Alkitab menceritakan tentang Sara yang
menarik tentang hal tersebut, mandul, yang memberikan Hagar, budak-
nya, kepada Abraham untuk membang-
Ketika Israel berdiri di hadapan Gunung kitkan keturunan baginya meskipun hal
Sinai untuk menerima Taurat, Yang tersebut tidak sesuai dengan rencana Tuhan
Kudus berkata kepada mereka, “Apakah (Kejadian 16:1-16).
Aku akan memberimu Taurat? Berilah
Aku penjamin bahwa engkau akan Kemandulan ibarat musuh bagi setiap
menaatinya, maka Aku akan memberi- keluarga Israel. Kemandulan dipandang
kannya kepadamu.” Mereka menjawab, sebagai aib keluarga. Dalam konteks zaman
“Penguasa alam semesta, nenek moyang itu (ilmu kedokteran belum maju), perem-
kami akan menjadi penjaminnya.”... puan dianggap sebagai penyebab ketidak-

146
JURNAL TEOLOGI, Volume 06, Nomor 02, November 2017: 143-154

mampuan untuk memiliki keturunan. ALASAN PENTINGNYA KETURUNAN


Gambaran tentang istri mandul adalah salah BAGI KELUARGA ISRAEL
satu dari gambaran kesedihan dan rasa
Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan
tertolak yang paling kuat dalam Alkitab. 22
mengenai arti penting keturunan sebagai
Seorang istri yang tidak dapat mempunyai
penjamin bagi Israel serta kemandulan seba-
anak sering kali menjadi objek ejekan karena
gai keadaan yang sangat tidak diharapkan
ketidakmampuannya mengandung dan me-
oleh setiap keluarga Israel. Pada bagian ini
lahirkan anak, khususnya anak laki-laki
akan ditelusuri lebih lanjut pertanyaan
(Kejadian 30:1-2, 23; 1 Samuel 1:6-10).23
mengapa hal memiliki keturunan tersebut
Dalam keadaan demikian, kita dapat
sangat penting bagi setiap keluarga Israel.
memperkirakan bahwa dari sudut pandang
sosial, perempuan akan merasa malu Leo G. Perdue dalam bukunya, “Families
sedangkan dari sudut pandang psikis, in Ancient Israel” memperlihatkan beberapa
kemungkinan besar perempuan atau istri fungsi keluarga yang meliputi fungsi
akan sangat tertekan. Belum lagi dari sudut ekonomi, reproduksi, pendidikan, pemeliha-
pandang keagamaan atau kerohanian, ia raan (nurture), militer dan hukum.26 Ber-
mungkin merasa bersalah karena berpikir angkat dari pengelompokkan Perdue
bahwa ketidakmampuannya menghasilkan tersebut, maka dalam tulisan ini akan diru-
keturunan adalah karena dosa yang ia muskan 3 alasan utama mengenai penting-
perbuat di masa lalu. nya anak (keturunan) bagi keluarga Israel
yang meliputi alasan ekonomi, keamanan
Kondisi tersebut dapat dijumpai dalam dan penghormatan leluhur.
kisah Hana, Ibu Samuel. Ia merasa malu
dan sakit hati karena memperoleh peng-
Alasan Ekonomi
hinaan dari Penina, istri kedua suaminya,
Elkana (1 Samuel 1:6-8). Meskipun bukan Keturunan dalam keluarga Israel sangat
hanya istri yang menanggung beban berat penting dari segi ekonomi sebab adanya
tersebut (suami juga merasakannya), 24 anak-anak dalam jumlah yang banyak
akan tetapi dalam konteks zaman itu, (khususnya laki-laki) akan sangat mem-
posisi laki-laki sedikit lebih mengun- bantu pekerjaan keluarga Israel sebagai
tungkan sebab ia tidak dipersalahkan oleh
bagian dari masyarakat agraris.27 Pekerjaan
masyarakat serta dapat mencari solusi
dengan cara menikah lagi (poligami) atau
berat seperti berladang dan menggembala-
berhubungan dengan budak perempuan kan ternak tentu membutuhkan sumber
untuk memperoleh keturunan. daya manusia dalam jumlah yang besar. Hal
tersebut dipertegas oleh tulisan Perdue yang
Di dalam kitab Yeremia terdapat kesan menunjukkan bahwa kegiatan pertanian di
bahwa demi memenuhi keinginan mem- Israel tidak hanya melibatkan laki-laki
peroleh keturunan tersebut, bangsa Israel dewasa, tetapi juga perempuan serta anak
sampai melakukan hal yang mendukakan laki-laki dan anak perempuan tertua.28 Oleh
hati Allah. Nabi Yeremia memperhatikan sebab itu, menurut penulis, tidak menghe-
suatu kebiasaan kafir yang umum: kaum rankan apabila mengandung dan melahir-
wanita Yehuda meremas adonan, memberi kan anak menjadi cara paling logis yang
korban curahan, dan membakar dupa kepa- ditempuh oleh keluarga Israel pada saat itu
da "ratu surga" untuk menjamin kesuburan (untuk menyediakan tenaga kerja). Peker-
(Yeremia 44:17-19; 7:18). "Ratu" yang jaan tersebut bisa saja dikerjakan oleh para
disebut dalam ayat-ayat ini kemungkinan budak, akan tetapi hal tersebut hanya
adalah Asytoret, dewi kesuburan.25 Hal berlaku bagi keluarga Israel yang memiliki
tersebut sekali lagi menunjukkan bahwa banyak harta (orang kaya). Hal tersebut
keinginan untuk memperoleh keturunan kembali mempertegas fakta bahwa kelahiran
dan lepas dari masalah kemandulan begitu anak merupakan hal yang sangat diharapkan
kuat dalam kehidupan setiap keluarga Israel. untuk menambah jumlah anggota keluarga
Israel.29

147
Makna Teologis Keturunan sebagai Pemberian Allah bagi Keluarga dalam PL (Yohanes K. Susanta)

Alasan Keamanan pulan bahwa meninggal tanpa seorang ketu-


runan merupakan keadaan yang tidak
Keluarga Israel dengan anggota dalam
diinginkan oleh setiap orangtua di Israel.
jumlah yang besar (extended family)
berfungsi sebagai pertahanan terhadap Pandangan menarik terkait dengan hal
musuh yang hendak menyerang mereka. 30 tersebut diungkapkan oleh Perdue yang
Perdue mengangkat kisah dalam Hakim- mengatakan bahwa dalam pengertian figur-
hakim 5 yang menceritakan tentang koalisi atif, orang yang telah meninggal akan
dari suku-suku dan klan Israel untuk bertahan hidup (survive) melalui keber-
berperang melawan orang Kanaan (Hak. adaan keluarga (keturunan) dan pemeliha-
6:33-35).31 Pada bagian sebelumnya juga raan makam keluarga yang berada di tanah
telah disinggung sebuah teks yang me- keluarga.33 Adanya keturunan akan mem-
ngatakan, “Saudara kami, moga-moga berikan jaminan bagi seseorang untuk
engkau menjadi beribu-ribu laksa, dan meninggal dalam damai (rest in peace).
moga-moga keturunanmu menduduki kota- Kemungkinan hal tersebut juga mendasari
kota musuhnya” (Kejadian 24:60). Ucapan harapan janda dalam kisah di atas. Ia tidak
tersebut adalah harapan dari keluarga Ribka ingin dirinya dan suaminya yang telah me-
sebelumnya ia pergi ke rumah mertuanya ninggal, kehilangan anak sehingga mereka
untuk menjadi istri Ishak. Hal itu meng- mati tanpa seorang anak untuk mengurus
indikasikan bahwa jumlah anggota yang makam mereka. Pandangan yang lebih jelas
banyak akan menyediakan jumlah tentara terkait dengan persoalan ini diungkapkan
yang banyak pula. Jumlah tentara yang oleh Klaas Spronk yang memperlihatkan
banyak tentunya akan menunjang sekaligus bahwa orang Israel di Perjanjian Lama -
menjadi jaminan untuk memperoleh keme- seperti halnya masyarakat Timur Dekat
nangan atas lawan-lawan mereka. Un-tuk Kuno - sangat mengenal dan melakukan
memperoleh angkatan perang yang banyak praktik penyembahan leluhur (cult of
tentu memerlukan persiapan dan waktu ancestors). Spronk menunjuk kepada
yang panjang. Dalam konteks zaman itu, beberapa teks misalnya Yeremia 16:6-8 yang
memiliki keturunan merupakan langkah berisi larangan bagi orang Israel untuk pergi
awal untuk mencapai tujuan tersebut. ke tempat yang memperingati perkabungan
Semakin banyak jumlah anggota keluarga untuk orang mati atau atau sebagaimana
yang dimiliki, maka semakin besar potensi yang tertuang dalam Yesaya 8:19.34
bagi keluarga tersebut untuk bertahan hidup Selain itu, salah satu contoh yang
dalam konteks budaya dan masyarakat yang (mungkin) paling terkenal adalah kisah Saul
keras pada saat itu. yang meminta pertolongan perempuan di
En-Dor untuk memanggil arwah Samuel (1
Alasan Penghormatan (kepada Leluhur)
Samuel 28). Hal tersebut mengindikasikan
Di dalam 2 Samuel 14:4-7 terdapat kisah bahwa – meskipun praktik tersebut dilarang
menarik tentang seorang janda yang - namun sebagian orang Israel masih
memiliki dua anak laki-laki. Kedua anak memegang pemahaman tersebut dan tradisi
laki-laki dari janda tersebut terlibat tersebut diturunalihkan kepada anak dan
pertengkaran yang berakhir dengan tewas- cucu mereka. Keyakinan tersebut tentunya
nya seorang dari mereka. Anak laki-laki yang berakar dari keyakinan bahwa orang yang
bersalah tersebut dituntut dan diancam sudah meninggal masih dapat berhubungan
dengan hukuman mati. Akan tetapi janda dengan orang atau keluarga yang masih
tersebut memohon di hadapan raja, “Mereka hidup. Oleh karena itu, -bertolak dari pema-
hendak memusnahkan keturunanku yang paran Perdue sebelumnya- dapat dipahami
masih tersisa itu dengan tidak meninggalkan salah satu alasan seseorang mengharapkan
nama atau keturunan bagi suamiku di muka keturunan adalah agar ia kelak dapat dima-
bumi” (2 Samuel 14:7b).32 Kisah tersebut kamkan oleh keturunannya di tanahnya
menunjukkan bahwa seorang anak laki-laki sendiri. Meninggal tanpa keturunan akan
harus tetap hidup untuk meneruskan nama menimbulkan masalah sebab bukan hanya
orang tuanya. Akan tetapi, dari kisah karena tidak ada keturunan yang akan
tersebut juga dapat ditarik sebuah kesim- menguburkan, tetapi juga karena tidak akan

148
JURNAL TEOLOGI, Volume 06, Nomor 02, November 2017: 143-154

ada yang merawat makam mereka termasuk utama dari perkawinan adalah untuk mem-
(mungkin) memberikan mereka makanan/ bangkitkan keturunan. Hal tersebut terlihat
persembahan. Praktik penghormatan lelu- dari dua bentuk perkawinan yang ada,
hur ini juga didukung oleh penemuan arkeo- poligami dan levirat. Terhadap bentuk per-
logi di kota kuno Qatna pada tahun 2002 kawinan tersebut, di satu sisi, pembaca masa
berupa piring-piring dan tulang binatang kini sebaiknya tidak buru-buru menjatuhkan
yang diyakini sebagai persembahan bagi tuduhan bahwa hal tersebut adalah tindakan
orang yang telah meninggal.35 sewenang-wenang dari pihak laki-laki
(suami) kepada pihak perempuan (istri).
SUMBANGSIH PEMAHAMAN Kemungkinan, untuk konteks zaman itu, hal
ALKITABIAH TENTANG KETURUNAN tersebut adalah lumrah sekaligus tuntutan
DAN KEMANDULAN BAGI pada zaman itu (misalnya untuk menyedia-
KEHIDUPAN UMAT MASA KINI kan angkatan perang dalam jumlah yang
besar agar dapat bertahan hidup). Akan
Setelah mengetahui arti penting ketu- tetapi, di sisi lain, bentuk perkawinan yang
runan dan persoalan kemandulan dalam tercatat dalam Alkitab tersebut juga tidak
Alkitab, bagian ini akan memperlihatkan dapat dijadikan sebagai dasar pembenaran
sumbangsih pemahaman alkitabiah bagi bagi perkawinan di masa kini. Oleh sebab
kehidupan keluarga kristen yang hidup pada itu, perceraian dan poligami sebagai alasan
masa kini. Sebelumnya, perlu diingat untuk memperoleh keturunan tidak dapat
kembali bahwa Alkitab, khususnya Perjan- dibenarkan karena tidak sesuai dengan
jian Lama bukanlah buku teks yang membe- konteks zaman yang telah berubah. Ketika
rikan rumusan yang jelas dan sistematis konteks berubah, seharusnya tuntutan dan
terhadap topik tertentu. Demikian halnya paradigma berpikir masyarakat juga ikut
dengan konsep keluarga yang ideal. Alkitab berubah. Perlu diingat kembali bahwa
hanya memberikan narasi mengenai kehidu- bentuk perkawinan yang umum pada zaman
pan keluarga-keluarga tertentu pada masa Alkitab adalah monogami. Prinsip tersebut
itu. Meskipun demikian, bukan berarti bah-
juga tertuang dalam Kejadian 1 dan 2. 36
wa kita tidak dapat menarik pelajaran
Perkawinan pada masa kini seharusnya
mengenai kehidupan keluarga pada zaman
tidak didasari dengan tujuan untuk menda-
tersebut dan melihat kontribusinya bagi
patkan anak. Keinginan tersebut memang
kehidupan umat masa kini.
tidak keliru dan berdosa, tetapi seharusnya
Ketiadaan anak dalam keluarga sering- tidak menjadi tujuan utama. Menurut Alber-
kali dianggap oleh sebagian orang sebagai hal tus Purnomo, tujuan pernikahan harus
yang kurang wajar bahkan seringkali dipahami dalam kedewasan iman bahwa
menjadi bahan pembicaraan (entah secara setiap suami-istri dipanggil untuk menik-
sengaja atau tidak). Justru di sini gereja mati kebersamaan secara eksklusif dalam
memiliki peran besar untuk meluruskan rangka perjanjian -dengan Allah sebagai
pemahaman yang keliru tentang keturunan inisiatornya- melalui cinta di antara pa-
dan kemandulan. Gereja perlu memberikan sangan suami-istri tersebut.37
pemahaman yang benar sehingga pasangan
Sementara itu, berhadapan dengan per-
yang belum memilki anak tidak perlu merasa
soalan kemandulan yang dianggap sebagai
malu di dalam komunitasnya sendiri dan
hukuman dari Tuhan, Phyllis Trible dalam
memikirkan solusi instan seperti bercerai
bukunya yang berjudul God and the Rhetoric
atau menikah lagi. Dengan memberikan
of Sexuality memberikan pemaparan yang
pemahaman yang tepat, maka jemaat,
menarik. Trible mengangkat tiga kisah yaitu
khususnya pasangan suami-istri yang belum
Sara di istana Abimelekh, Lea dan Rahel,
memiliki anak tidak perlu merasa malu,
serta Hana untuk memperlihatkan bahwa di
apalagi berpikir bahwa kemandulan adalah
Perjanjian Lama, Allah digambarkan sebagai
hukuman dari Tuhan.
sang empunya rahim (kandungan).38 Allah
Perjanjian Lama memang memperlihat- melindungi Sara dengan cara menutup
kan bahwa sistem atau kondisi masyarakat kandungan setiap perempuan dalam istana
pada zaman itu memandang bahwa tujuan Abimelekh sebagai bentuk hukuman karena

149
Makna Teologis Keturunan sebagai Pemberian Allah bagi Keluarga dalam PL (Yohanes K. Susanta)

ia mengambil istri Abraham – walaupun atas rusnya tidak dipandang sebagai persoalan
persetujuan Abraham sendiri - (Kej. 20:1- yang sangat besar. Ketika anak-anak belum
18). Dalam kisah lain diceritakan bahwa hadir dalam sebuah keluarga, hal tersebut
Allah sendirilah yang membuka kandungan kemungkinan karena Tuhan belum berke-
Lea sebagai bentuk berkatnya bagi Lea. nan memberikan anugerah-Nya berupa ke-
Selain itu, Allah juga yang mengingat dan turunan sehingga manusia hanya dapat
membuka kandungan Rahel serta Hana berusaha, namun tidak perlu sampai
setelah sebelumnya menutup kandungan memaksakannya.41
tersebut. Apabila dalam kisah Sara dan
Bagi mereka yang pada akhirnya tidak
Abimelekh, Allah menutup kandungan
dikaruniai anak, mungkin Allah memiliki
sebagai bentuk hukuman, maka tidak ada
maksud agar mereka (pasangan suami-
penjelasan mengapa dalam kisah Rahel dan
isteri) dapat menggunakan waktu dan
Hana, Allah menutup kandungan mereka
kebebasannya untuk melayani dan bekerja
sebelumnya, akan tetapi setelah itu, Ia
secara maksimal – sesuatu yang mungkin
mengingat dan membuka kandungan mere-
tidak sepenuhnya dapat dikerjakan oleh
ka. Tidak disebutkan pula bahwa tindakan
mereka yang mempunyai anak.42 Selain itu,
tersebut adalah hukuman atas dosa
kemandulan juga dapat digunakan sebagai
perempuan-perempuan tersebut di masa
sebuah kesempatan untuk mengadopsi,
lalu. Hal itu menjadi kedaulatan dan misteri
sebuah anugerah baik bagi anak yang akan
Allah.39 Kisah tersebut memperlihatkan
diadopsi maupun bagi orang tua yang mau
bahwa kontrol atas rahim perempuan bukan
mengadopsi.43 Akan tetapi adopsi seharus-
berada pada perempuan atau sang suami,
nya tidak dimaknai hanya sekadar solusi bagi
tetapi hanya Allah yang berkuasa membuka
yang tidak memiliki anak, sebab jika
dan menutup kandungan dalam penghu-
demikian, akan timbul degradasi nilai dari
kuman, berkat dan misteri.40 Dengan demi-
adopsi: adopsi merupakan sebuah pelarian.
kian, kecuali kisah Abraham dan Sara di Adopsi harus dimaknai pula sebagai
istana Abimelekh, dapat disimpulkan bahwa komitmen pasangan suami-istri di hadapan
kemandulan tidak identik dengan hukuman Allah untuk menjadi orang tua. Setiap
Allah. Penulis menarik kesimpulan bahwa keluarga dapat diajak untuk memperhatikan
isah-kisah tentang perempuan mandul kehidupan orang lain dengan cara meng-
dalam Alkitab diangkat untuk menekankan angkat anak, sebab ada banyak anak di dunia
bahwa Allah sendiri yang berkuasa mengatur ini yang tidak memiliki orangtua. Langkah
siapa yang dapat mengandung, kapan dan alternatif ini perlu diperkenalkan sebab
bagaimana mereka dapat mengandung. Jadi entah disadari atau tidak, keinginan mem-
tidak terkait dengan hukuman Allah atas peroleh anak seringkali dipaksakan untuk
pasangan suami-istri tersebut. memenuhi ego, melayani kepentingan diri
Setelah memiliki pemahaman yang tepat sendiri. Tidak heran jika anak seringkali di-
mengenai kemandulan, jemaat juga perlu anggap sebagai aset (bukan sebagai pribadi)
memahami ulang hal memiliki anak/ketu- untuk kehidupan di masa mendatang.
runan. Pada bagian sebelumnya telah Menurut penulis, tindakan mengangkat
disinggung bahwa anak adalah milik pusaka anak bukanlah sebagai pancingan untuk
Tuhan, demikian dikatakan dalam Mazmur memperoleh keturunan - sebagaimana yang
127:3. Anak adalah milik Tuhan! Melalui dipahami dan dipercaya oleh sebagian orang
prinsip alkitabiah ini, keluarga-keluarga saat ini - melainkan sebagai salah satu wujud
Kristen disadarkan bahwa anak bukanlah dari penghargaan dan ungkapan syukur
milik keluarga secara eksklusif. Kehadiran terhadap kehidupan yang diberikan Tuhan.
anak dalam sebuah keluarga semata-mata Dengan mengangkat anak, maka pasangan
adalah pemberian atau anugerah Tuhan. suami-istri tersebut secara sadar mengambil
Menurut penulis, apabila orang Kristen sebuah tanggung jawab sebagai orangtua,
sungguh-sungguh menyadari anak sebagai (meskipun anak tersebut adalah anak
pemberian yang hanya diperoleh karena angkat) sekaligus menjalankan mandat dari
kemurahan Tuhan, maka belum atau tidak Tuhan.
adanya anak dalam sebuah keluarga seha-

150
JURNAL TEOLOGI, Volume 06, Nomor 02, November 2017: 143-154

Hal yang sama juga berlaku bagi keluarga ini mereka pegang. Memiliki anak bukanlah
yang telah diberikan anugerah berupa ketu- tujuan utama dalam perkawinan. Perkawin-
runan. Ketika keluarga tersebut memiliki an adalah wadah yang disediakan oleh Allah
anak, hendaknya mereka tidak meng- bagi laki-laki dan perempuan untuk
anggapnya sebagai hal yang lumrah dan menikmati kebersamaan secara eksklusif.
wajar (taken for granted) atau sebaliknya, Kehadiran anak hanyalah salah satu dari
merasa bangga karena memiliki keturunan. aspek perkawinan tersebut dan kehadiran-
Keluarga tersebut perlu mengingat kembali nya merupakan anugerah dari Allah sendiri.
bahwa anak-anak tersebut hadir dalam Keluarga yang diberikan anugerah tersebut
keluarga mereka karena Tuhan mau, sudah sepatutnya mengucap syukur dan
berkenan, dan berkehendak atas hal ter- memandangnya sebagai tanggung jawab
sebut. Tuhan memberikan anugerah-Nya yang harus dilaksanakan dengan penuh
berupa keturunan. Itu sebabnya keluarga perhatian. Sebaliknya, keluarga yang belum
yang memiliki anak juga tidak dapat berlaku memiliki anak diajak untuk bersabar dan
sewenang-wenang, apalagi sampai menelan- menerima keadaan yang ada. Usaha dari
tarkan anak mereka. Sebab anak-anak pasangan dapat tetap dilakukan tetapi tidak
tersebut bukanlah milik mereka sendiri, dengan menghalalkan segala macam cara,
anak-anak tersebut adalah milik Tuhan, sebab mungkin Allah di dalam kedaulatan-
milik pusaka Tuhan. Nya memang belum berkenan memberikan
anugerah-Nya. Mungkin Allah memiliki
PENUTUP rencana lain dalam kehidupan pasangan
Harapan untuk memiliki keturunan suami isteri tersebut. Rencana Allah terse-
but mungkin tak terselami pikiran manusia,
masih dianggap sebagai hal yang sangat
penting bagi masyarakat masa kini. Itu namun rancangan Allah tersebut dapat
sebabnya ketidakhadiran seorang anak akan dirasakan melalui perjalanan iman pasangan
menjadi persoalan, khususnya bagi pasang- suami isteri tersebut.
an suami-istri yang telah lama menikah.
Yohanes K. Susanta.
Dengan demikian, kemandulan menjadi
kabar buruk yang tidak diharapkan dan tidak Alumuni MTh dari STT Jakarta dalam bi-
ingin didengar oleh setiap pasangan suami- dang Perjanjian Lama. Menjadi staff
istri. Berhadapan dengan persoalan terse- pengajar di Sekolah Tinggi Agama Kris-
but, jemaat perlu diajak untuk membingkai ten Negeri (STAKN) Toraja.
ulang (reframing) pemahaman yang selama

Hamoraon (kekayaan) adalah segala sesuatu yang


CATATAN AKHIR dimiliki oleh seseorang di mana kekayaan ini
diidentikkan dengan harta kekayaan dan anak.
1
Badan Pusat Statistik, “Penduduk Indonesia Hasangapon (kemuliaan dan kehormatan)
Menurut Provinsi 1971, 1980, 1990, 1995, 2000 dan merupakan kedudukan seseorang dalam lingkungan
2010. “ masyarakat. Untuk mencapai hasangapon seseorang
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&id_ harus terlebih dahulu berketurunan (gabe) dan
subyek=12 (diakses 26 Februari 2017). memiliki kekayaan (mora)” Basyral Hamidy
2
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, “Situasi Harahap dan Hotman Siahaan, Orientasi Nilai-nilai
dan Analisis Keluarga Berencana.” Budaya Batak Toba: Suatu Pendekatan Terhadap
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdat Perilaku Batak Toba dan Angkola-Mandailing (Ja-
in/infodatin/infodatin-harganas.pdf (diakses 12 karta: Sanggar Willem Iskandar, 1987), 85.
Maret 2017). 5
Basyral Hamidy Harahap dan Hotman Siahaan,
3
Tjok Istri Putra Astiti, “Nilai Anak dalam Kehidupan Orientasi Nilai-nilai Budaya Batak Toba:, 136.
Keluarga Orang Bali,” dalam Bunga Rampai 6
Astiti, “Nilai Anak dalam Kehidupan Keluarga Orang
Sosiologi Keluarga, peny. T. O. Ihromi (Jakarta: Bali,” 227.
Yayasan Obor Indonesia, 1999), 226. 7
Astiti, “Nilai Anak...”, 228.
4
Harahap dan Siahaan mengatakan: “Hagabeon sama 8
Astiti, “Nilai Anak...”, 228-229.
artinya dengan “bahagia dan sejahtera.” 9
T. O. Ihromi, Adat Perkawinan Toraja Sa’dan dan
Kebahagiaan yang dimaksudkan di sini adalah Tempatnya dalam Hukum Positif. Jakarta: Gadjah
kebahagiaan dalam hal memiliki keturunan. Mada University Press dan Yayasan Obor Indonesia,
Keturunan dipandang sebagai pemberi harapan 1981), 111-116
hidup karena keturunan adalah kebahagiaan yang
tidak ternilai bagi orangtua, keluarga, dan kerabat.

151
Makna Teologis Keturunan sebagai Pemberian Allah bagi Keluarga dalam PL (Yohanes K. Susanta)

semakin besar biaya yang diperlukan. Akan tetapi


10
Roland de Vaux, Ancient Israel Volume 1: Social risiko tersebut tampaknya terpaksa diambil oleh
Institutions (New York: McGraw-Hill Book keluarga Israel sebagai langkah antisipasi dan
Company, 1965), 25. persiapan untuk mengerjakan setiap pekerjaan berat
11
Daniel I. Block, “Marriage and Family in Ancient dalam keluarga tersebut.
Israel,” dalam Marriage and Family in the Biblical
30
Perdue, “The Israelite ...,” 171.
World, peny. Ken M. Campbell (Louisville:
31
Perdue, “The Israelite ...,” 171.
InterVarsity Press, 2003), 44.
32
Ensiklopedi Fakta Alkitab, s.v. “Kelahiran dan Masa
12
de Vaux, Ancient Israel Volume 1: Social Bayi” (Malang: Gandum Mas, 2001), 785.
Institutions, 25.
33
Perdue, “The Israelite and Early Jewish Family:
13
de Vaux, Ancient, 25. Summary and Conclusions,” 170.
14
Hal tersebut tidak mengherankan sebab gagasan
34
Klaas Spronk, “The Ancestors in the Religion of
atau gambaran tentang perkawinan monogami Ancient Israel and in Christian Theology: A
tercermin di dalam kitab Kejadian melibatkan dua Contribution to the Intercultural Reading of the
pribadi (seringkali dipahami sebagai dasar dari Bible,” Gema Teologi Vol. 34 No. 1 (April 2010): 29.
perkawinan monogami). Hal tersebut juga didukung
35
Spronk, “The Ancestors in the Religion of Ancient
oleh tulisan de Vaux sebelumnya yang mengatakan Israel and in Christian Theology,”: 28-29.
bahwa perkawinan monogami adalah bentuk umum
36
Kejadian 1 dan 2 tentu tidak dapat dipahami sebagai
yang berlaku di Israel. perkawinan dalam pengertian modern, tetapi secara
15
de Vaux, Ancient, 37. tradisional diterima bahwa gagasan mengenai
16
Kisah Rut dan Boas adalah salah satu contoh perkawinan monogami tercermin di dalam kitab
perkawinan levirat yang unik. Kerabat yang terdekat tersebut. Laki-laki dan perempuan dipersatukan
tidak bersedia menikahi Rut. Oleh karena itu Boas, oleh Allah menjadi satu daging dan perceraian tidak
sebagai kerabat terdekat berikutnya, bertindak dibenarkan oleh Allah.
sebagai kerabat penebus. Setelah membayar utang
37
Meskipun dalam Perjanjian Lama, unsur cinta
atas tanah pusaka Elimelekh, Boas mengambil Rut seringkali dianggap bukan faktor utama bagi
menjadi istrinya “untuk menegakkan nama orang pasangan yang akan menikah (sebab pasangan
yang telah mati itu di atas milik pusakanya. tersebut biasanya dijodohkan). Akan tetapi beberapa
Demikianlah nama orang itu tidak akan lenyap dari bagian Alkitab seperti kitab Kidung Agung
antara saudara-saudaranya dan dari antara warga memberikan sudut pandang lain tentang ungkapan
kota” (Rut 4:10). Lih. Ensiklopedi Fakta Alkitab, s.v. cinta sebagai fondasi yang memperkuat ikatan
“Pernikahan dan Perceraian” (Malang: Gandum pernikahan seseorang, bukan semata-mata untuk
Mas, 2001), 787. memperoleh keturunan. Lih. Albertus Purnomo,
17
Ensiklopedi Fakta Alkitab, 787. “Antara Kontrak dan Cinta: Perkawinan dalam
18
Ensiklopedi Fakta Alkitab, s.v. “Kelahiran dan Masa Perjanjian Lama,” Wacana Biblika Vol. 13 No. 1
Bayi” (Malang: Gandum Mas, 2001), 782. (Januari-Maret 2013): 10.
19
Y. M. Seto Marsunu, “Pendidikan Iman Anak dalam
38
Phyllis Trible, God and the Rhetoric of Sexuality,
Perjanjian Lama dan Tradisi Yahudi,” Wacana edisi ketiga (Philadelphia: Fortress Press, 1983), 34.
Biblika Vol. 13 No. 4 (Oktober-Desember 2013):
39
Phyllis Trible, God and the Rhetoric, 35.
148.
40
Phyllis Trible, God and the Rhetoric, 35.
20
Marsunu, “Pendidikan Iman Anak dalam Perjanjian
41
Pandangan ini tidak bermaksud untuk
Lama dan Tradisi Yahudi,” 148-149. menyederhanakan masalah kemandulan sebab hal
21
Leo G. Perdue, “The Israelite and Early Jewish tersebut merupakan persoalan yang tidak begitu
Family: Summary and Conclusions,” dalam Families populer namun sangat sensitif. Oleh sebab itu perlu
in Ancient Israel, peny. Don S. Browning dan Ian S. diberikan pemahaman teologis untuk menerima
Evison (Louisville: Westminster John Knox Press, kehendak Allah tersebut secara bertahap dan hati-
1997), 170. hati.
22
Dictionary of Biblical Imagery, s.v. “Barrenness”
42
Ashmon Scott and Robert W. Weise, “Give Me
(Downers Grove: Intervarsity Press, 2000), 1032. Children, or I Will Die: Procreation Is God's Work,”
23
Maura A. Ryan, Ethics and Economics of Assisted Concordia Journal (Oktober 1998): 344-345.
Reproduction (Washington: Georgetown University
43
Ashmon Scott. “Give Me Children, ...”, 347.
Press, 2003), 52.
24
Ketika Rahel yang putus asa karena belum memiliki
anak mengatakan, “Berikanlah kepadaku anak; DAFTAR RUJUKAN
kalau tidak, aku akan mati” (Kej. 30:1). Yakub
memberikan jawaban yang tidak kalah sengit,
“Akukah pengganti Allah, yang telah menghalangi Buku
engkau mengandung?” (Kej. 30:2).
25
Ensiklopedi Fakta Alkitab, s.v. “Kelahiran dan Masa Astiti, Tjok Istri Putra “Nilai Anak dalam
Bayi” (Malang: Gandum Mas, 2001), 783. Kehidupan Keluarga Orang Bali,” da-
26
Perdue, “The Israelite and Early Jewish Family: lam Bunga Rampai Sosiologi
Summary and Conclusions,” 168-174.
27
Perdue, “The Israelite...”, 168.
Keluarga, peny. T. O. Ihromi. 226-
28
Perdue, “The Israelite...”, 169. 238. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
29
Hal tersebut (alasan ekonomi) – dari sudut pandang 1999.
logika - sebenarnya mengandung risiko dan agak
aneh. Kenyataannya, semakin banyak anak, maka
152
JURNAL TEOLOGI, Volume 06, Nomor 02, November 2017: 143-154

Block, Daniel I. “Marriage and Family in Marsunu, Y. M. Seto. “Pendidikan Iman


Ancient Israel,”dalam Marriage and Anak dalam Perjanjian Lama dan
Family in the Biblical World. Peny. Tradisi Yahudi.” Wacana Biblika, Vol.
Ken M. Campbell. 33-102. Louisville: 13 No. 4 (Oktober-Desember 2013):
InterVarsity Press, 2003. 147-158.

de Vaux, Roland. Ancient Israel Volume 1: Purnomo, Albertus. “Antara Kontrak dan
Social Institutions. New York: Cinta: Perkawinan dalam Perjanjian
McGraw-Hill Book Company, 1965. Lama,” Wacana Biblika Vol. 13 No. 1
(Januari-Maret 2013): 3-10.
Harahap, Basyral Hamidy dan Hotman
Siahaan. Orientasi Nilai-nilai Budaya Spronk, Klaas. “The Ancestors in the
Batak Toba: Suatu Pendekatan Religion of Ancient Israel and in
Terhadap Perilaku Batak Toba dan Christian Theology: A Contribution to
Angkola-Mandailing. Jakarta: Sanggar the Intercultural Reading of the
Willem Iskandar, 1987. Bible.” Gema Teologi, Vol 34 No. 1
(April 2010): 24-34.
Ihromi, T. O. Adat Perkawinan Toraja
Sa’dan dan Tempatnya dalam Hukum Kamus dan Ensiklopedi
Positif. Yogyakarta dan Jakarta:
Gadjah Mada University Press dan Packer, J. I., Merrill C. Tenney, William
Yayasan Obor Indonesia, 1981. White Jr, peny. Ensiklopedi Fakta
Alkitab 2. Terj. Johan C. Pandelaki
Perdue,Leo G. “The Israelite and Early dan Sutrisno. Malang: Gandum Mas,
Jewish Family: Summary and 2001. S.v. Kelahiran dan Masa Bayi.
Conclusions,” dalam Families in
Ancient Israel. Peny. Don S. Browning ______. Ensiklopedi Fakta Alkitab 2. Terj.
dan Ian S. Evison. 163-222. Louisville: Johan C. Pandelaki dan Sutrisno.
Westminster John Knox Press, 1997. Malang: Gandum Mas, 2001. S.v.
Pernikahan dan Perceraian.
Ryan, Maura A. Ethics and Economics of
Assisted Reproduction. Washington: Ryken, Leland, Jim Wilhoit, dan Tremper
Georgetown University Press, 2003. Longman III, peny. Dictionary of
Biblical Imagery. Downers Grove:
Tinambunan, Djapiter dan Rayendra L. InterVarsity Press, 2000. S.v.
Toruan. Orang Batak Kasar? Barrenness.
Membangun Citra dan Karakter.
Jakarta: Elex Media Komputindo, Internet
2010.
Badan Pusat Statistik. “Penduduk Indonesia
Trible, Phyllis. God and the Rhetoric of Menurut Provinsi 1971, 1980, 1990,
Sexuality, edisi ketiga. Philadelphia: 1995, 2000 dan 2010. “
Fortress Press, 1983. http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?t
abel=1&id_subyek=12 (diakses 26 Febru-
Vergouwen, Jacob Cornelis. Masyarakat dan ari 2017).
Hukum Adat Batak Toba. Yogyakarta:
LkiS, 2004.

Jurnal dan Majalah Departemen Kesehatan Republik Indonesia.


“Situasi dan Analisis Keluarga
Ashmon Scott and Robert W. Weise. “Give Berencana.”
Me Children, or I Will Die: http://www.depkes.go.id/resources/do
Procreation Is God's Work.” Concordia wnload/pusdatin/infodatin/infodatin-
Journal (Oktober 1998): 337-345. harganas.pdf (diakses 12 Maret 2017).

153
Makna Teologis Keturunan sebagai Pemberian Allah bagi Keluarga dalam PL (Yohanes K. Susanta)

154

Anda mungkin juga menyukai