Anda di halaman 1dari 21

Agama yahudi

Pendahuluan

Asal Usul Bangsa Yahudi

Sejarah bangsa Yahudi yang dijadikan sebagai matarantai sejarah Yahudi secara formal
oleh pemerintah negara Israel didasarkan pada urutan sejarah yang dimulai dari masa Nabi
Ibrahim.1 sampai tahun berdirinya negara Israel pada tahun 1948. Bagi bangsa Yahudi, pendirian
negara Israel adalah sah secara teologis dan historis, meskipun telah mendapat kritik historis dan
teologis yang dipandang menyimpang seperti dilakukan oleh Paul Fundley, Roger Garoudy dan
Ishak Shahak.2
Selama 4000 tahun lamanya, yaitu dari abad 20 SM hingga abad 20 M, pengembaraan
hidup Yahudi akhirnya eksis kembali menemukan peradabannya, jati dirinya, sebagai bangsa
yang pernah menetap, kemudian berpindah-pindah, dan kemudian menetap dengan mendirikan
negara Israel di Palestina.3 Sejarah bangsa Israel yang sudah berlangsung selama ribuan tahun itu
berbeda dengan sejarah berdirinya negara mereka. Jika dibandingkan dengan sejarah berdirinya
negara-negara lainnya, Israel dapat dikategorikan sebagai negara baru.
Secara geografis, negara Israel terletak dalam kawasan Timur Tengah yang berbatasan
dengan Mesir, Yordania, Syiria, dan Libanon, persis seperti posisi Palestina yang merupakan
salah satu kota suci umat Islam dengan keberadaan mesjid al-Aqsa yang diabadikan dalam Al-
Qur’an terkait peristiwa isra’ dan mi’raj Nabi Muhammad saw.

1
Sejarah Israel berawal dari hijrahnya Nabi Ibrahim (1900 SM) bersama pengikutnya dari Babilonia guna
menghindari tekanan Raja Namrud. Orang-orang Asyiria dan Kan’an menyebut mereka sebagai Ibrani. Menurut
Bahasa Arami atau Siryani, ibrani berarti orang yang menyeberang, karena mereka hijrah dari Babilonia ke Kan’an
(Palestina) melintasi sungai Eufrat. Sejak itu, kelompok dan turunannya disebut bangsa Ibrani. Lihat Rizem Aizid,
Al-Qur’an Mengungkap tentang Yahudi (Cet. I; Yogyakarta: DIVA Press, 2015), h. 6-7.

2
Adian Husain, Tinjauan Historis; Konflik Yahudi, Kristen dan Islam (Jakarta; Gema Insani Press, 2004),
h. 20-21.

3
Muhammad Amri, Teologi Yahudi dalam Al-Qur’an (Cet. I; Makassar: Alauddin University Press, 2013),
h. 73.

1
Pendirian negara Israel memicu masalah berkepanjangan antara Israel dan Palestina,
karena menurut sejarahnya, tanah Israel tidak lain adalah tanah Kan’an.4 yang kemudian menjadi
Palestina. Dengan kata lain, negara Israel didirikan dalam kawasan negeri Palestina. Masalah
kedua negara ini kemudian menjadi masalah besar dalam dunia Islam karena menyangkut
perebutan wilayah Baitul Maqdis.
Keberhasilan bangsa Israel dalam mendirikan negara pada kawasan yang sudah “bertuan”
tidak lepas dari kekuatan gerakan pemikiran dan ideologi yang mem-back up nya, yaitu
Zionisme. Zionisme inilah yang diklaim menyulut api konflik berkepanjangan dan mengobarkan
permusuhan turun-temurun di bumi Palestina dan sampai sekarang ini masih sering bergejolak.
Konflik Palestina-Israel adalah konflik yang paling lama berlangsung di wilayah Timur
Tengah selain Perang Salib5, yang menyebabkannya menjadi perhatian utama masyarakat
internasional. Konflik antara keduanya yang telah berlangsung lebih dari setengah abad ini
melibatkan banyak negara Arab dan Barat, serta menjadi agenda pertama dalam Sidang Majelis
Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ketika PBB baru terbentuk, dan sampai saat ini
belum terselesaikan meski telah banyak resolusi yang dikeluarkan.
Dalam perspektif sejarah dunia Islam, konflik dua negara ini menarik perhatian, karena
terbentuknya negara Israel berarti berkurangnya daerah Islam dalam peta kawasan dunia

4
Cikal bakal bangsa Kan’an datang dari jazirah Arab pada 2500 SM. Kemudian mereka membangun sekitar
200 kota dan desa di sana, seperti Pisan, Alqolan, Aka, Haifa, al-Khalil, Bi’r al-Saba’, dan Betlehem. Mayoritas
penduduk Palestina sekarang, khususnya di pedesaan, merupakan keturunan kabilah bangsa Kan’an, Umuriyah, dan
Filistin. Nama Palestina diambil dari salah satu nama bangsa pelaut yang bermukim di wilayah-wilayah pesisir yang
berasimilasi dengan bangsa Kan’an. Bangsa Filistin kemungkinan datang dari daerah barat Asia kecil dan wilayah
laut Ijah, sekitar abad 12 SM. Lihat Rizem Aizid, Al-Qur’an Mengungkap tentang Yahudi, h. 6.

5
Penamaan “perang salib” menurut para sejarawan, bisa saja dinamai dengan nama lain, tergantung dari
sudut pandang melihat pelaku dan maksud dari tujuan perang tersebut. Jika dilihat dari segi pelaku, maka perang ini
dinamakan perang antara pasukan Timur dan pasukan Barat, jika dilihat dari segi tujuan maka daerah Persia dari
satu sisi dan Yumania, Rumania, dan Rum dari sisi lain maka perang tersebut lebih kepada perang perebutan tahta
dan kekuasaan untuk menguasai dunia. Adapun pada masa pertengahan sejarah maka barulah muncul penamaan
perang salib karena dilihat dari sisi yang lebih khusus yang berperang dalam kejadian tersebut yaitu antara pasukan
Muslim melawan pasukan Nashrani khusunya dari Eropa. Zaenal Abidin, “Perang Salib; Tinjauan Kronologis dan
Pengaruhnya terhadap Hubungan Islam dan Kristen” Jurnal Rihlah Vol. 1 Nomor 1/2013, h. 129.

2
Islam. Pada sisi lain, konflik tersebut bukan hanya konflik antar dua negara atau beberapa
negara yang terlibat, tetapi menjadi lebih “sensitif” ketika dinilai sebagai perang antar
peradaban atau ketegangan antar ideologi dunia, yaitu Zionisme-Yahudi melawan Islam.

Dasar-Dasar Agama Yahudi

Ajaran Yudaisme tidak menyebut adanya hari kiamat, akhirat, siksaan pada hari akhirat
dan pembalasan dalam bentuk pahala. Mereka tidak membicarakan keselamatan pribadi
penganut-penganut ajaran mereka. Kepada mereka selalu diindoktrinasikan adanya kejayaan
yang abadi di palestina sebagai negara yang dijanjikan Tuhan bagi minoritas Yahudi, satu-
satunya umat yang mewarisi bumi Tuhan sebagai umat yang terpilih.

Hingga kini kita dapat melihat mengapa Israel begitu ngotot menguasai Palestina dengan
menteror semua bangsa yang bukan Yahudi agar minggat dari tanah Palestina.
peribadahan mereka dilakukan terutama pada hari sabtu mulai terbit fajar sampai terbenam
matahari. Segala pekerjaan tangan seperti menyalakan lampu, memadamkan api dan lain-lainnya
terlarang pada hari tersebut. Pelanggaran terhadap ketentuan di atas diberikan ancaman keras.

Mereka dianjurkan berjamaah dan minimal 10 orang dan dilakukan tiga kali
sehari. Sebelum shalat mereka juga berhadas dan mengambil wudhu. Di dalam shalat mereka
diharuskan memakai penutup kepala. Puasa mereka dilakukan pada hari-hari tertentu, seperti
“Yom Kippur” selama 24 jam, tanggal 10 bulan Tishri dan setiap hari senin dan kamis.

Di dalam kitab Imamat orang Lewi Thaurat [10]: [9], [10]: [11] minuman yang
memabukkan terlarang untuk setiap penganut ajaran Yudaisme. Larangan ini tidak pernah
diperdulikan, malah minuman keras merupakan suatu keharusan dalam upacara-upacara
keagamaan dan mereka meminumnya pada nama Tuhan.

Setiap orang yahudi tidak memiliki kewajiban untuk menyampaikan ajaran mereka
kepada orang-orang yang bukan keturunan Yahudi, sehingga ajaran mereka bersifat “non
missionary “. Orang Yahudi tidak mengakui Nabi Isa as Mereka menentang sekali ketuhanan Isa

3
atau Yesus yang diajarkan oleh agama Kristen. Juga tidak mengenal kantor agama (hirarki
gereja).6

Konsep Ketuhanan

Yahudi adalah salah satu agama yang mengklaim dirinya sebagai agama yang
Monotheisme, yaitu mengakui hanya satu Tuhan Yang disembah.

Umat Yahudi termasuk kaum musyabbihah, yaitu kaum yang menyerupakan Allah
dengan makhluk, sebagaimana tersebut dalam Taurat pada Kitab Kejadian Pasal I:

“Alloh berkata:” Kami telah membuat manusia berdasarkan bentuk Ka- mi, seperti serupaan dari
Kami. ”

Sehingga apa saja yang bisa terjadi pada manusia, bisa pula dialami oleh Allah. Bahkan
dalam keyakinan orang-orang Yahudi, Allah bisa menga-lami kelelahan dan kecapaian sehingga
harus beristirahat, sebagaimana ter sebut dalam Taurat pada Kitab Kejadian Pasal II:

“Allah menyelesaikan pekerjaan yang Dia kerjakan pada hari yang ke-7, kemudian Di
beristirahat di hari ke-7 dari seluruh pekerjaan yang Dia ker jakan.”

Demikian umat Yahudi meyakini tentang Allah ta’ala, yaitu dengan keyakinan model
kaum musyabbihah. Maha Suci dan Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka sifatkan.

Bahkan tidak hanya meyakini keserupaan Allah dengan makhluk, mereka pun mensifati
Alloh ta’ala dengan sifat-sifat yang tidak layak bagi Allah, seperti: kikir, miskin, bisa diperdaya
dan lain -lain. Sebagaimana diberitakan oleh Allah ta’ala:

(“Orang-orang Yahudi berkata:” Tangan Alloh terbelenggu (yakni kikir)”, ‫وقالت اليهود يد هللا مغلولة‬
(Qs. Al-Maidah: 64)

:Berkata Ibnu ‘Abbas

‫ تعالى هللا عما يقولون علوا كبيرا‬,‫ بخيل أمسك ما عنده‬:‫ال يعنون بذلك أن يد هللا موثقة ولكن يقولون‬

6
Achmad Salaby, Agama Yahudi,

4
“Mereka tidak memaksudkan dengan kata mereka itu bahwa tangan Allah terikat, tetapi mereka
akan mengatakan:” Kikir, menahan apa yang ada di sisi-Nya. Maha tinggi Alloh dari apa yang
mereka katakan dengan ketinggian yang besar. ”

Demikian pula tafsir dari ‘Ikrimah, Qotadah, Mujahid, dan lain-lainnya.


Maka Allah pun membantah ucapan mereka:

‫غلت أيديهم و لعنوا بما قالوا بل يداه مبسوطتان ينفق كيف يشاء‬

“Tangan mereka itu sebenarnya yang terbelenggu, dan mereka dilaknat atas apa yang mereka
telah katakan. Bahkan kedua tangan-Nya terbentang, Dia menafkahkan sebagaimana yang Dia
kehendaki. ” (Qs. Al-Maidah: 64)

“Berkata Ibnu Jarir Ath-Thobari: “Ayat ini dan ayat setelahnya turun berkenaan dengan sebagian
orang Yahudi yang ada pada zaman Nabi

Yaitu mereka mengatakan demikian karena Allah ta’ala dalam banyak ayat
memerintakan manusia untuk berinfaq. Lalu muncullah anggapan jelek orang-orang Yahudi
yang terkenal kikir, bahwa Allah itu miskin sehingga butuh kepada harta manusia . Ini adalah
alasan yang paling jelek untuk menolak berinfaq, dan lebih jauh lagi adalah alasan untuk
menolak masuk ke dalam agama Islam.

Begitulah orang-orang Yahudi yang tidak hanya menyamakan Allah dengan makhluk,
tetapi juga mensifati Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak, bahkan menghina Allah
ta’ala. Namun pada saat yang sama, mereka mengaku sebagai kekasih Allah.

‫وقالت اليهود والنصارى نحن أبناء هللا وأحباؤه‬

“Orang-orang Yahudi dan Nashrani berkata:” Kami adalah anak-anak Allah dam kekasih-
kekasih-Nya. “(Qs. Al-Maidah: 18)

Bahkan mereka menyakini bahwa mereka tercipta dari unsur-unsur Allah sedangkan
manusia selain bangsa Yahudi mereka yakini berasal dari tanah setan atau tanah najis. Oleh
karena itu mereka menganggap dirinya sebagai bangsa pilihan yang layak memimpin dunia,
sedangkan bangsa-bangsa lainnya mereka yakini sebagai ras budak yang harus mengabdi kepada

5
mereka. Bertolak dari pemikiran yang buruk ini lahir-lah doktrin Zionisme dengan protokolatnya
guna mewujudkan mimpi gila orang-orang Yahudi ini.

Dalam kondisi demikian, mereka yakin bakal masuk surga.

‫وقالوا لن يدخل الجنة إال من كان هودا أو نصارى‬

” mereka berkata: “Tidak akan pernah bisa masuk surga kecuali orang-orang yang beragama
Yahudi pada Nashrani.” (Qs. Al-Baqoroh: 111)

Maka Allah pun membantah mereka dengan firman-Nya:

‫تلك أمانيهم قل هاتوا برهانكم إن كنتم صادقين‬

“Itulah angan-angan kosong mereka, katakan: “Datangkan bukti ucapan kalian kalau memang
kalian benar!” (Qs. Al-Baqoroh: 111).

Dalam ayat yang lain Alloh menyatakan:

‫قل إن كانت لكم الدار اآلخرة عند هللا خالصة من دون الناس فتمنوا الموت إن كنتم صادقين ولن يتمنوه أبدا بما قدمت أيديهم‬
‫وهللا عليم بالظالمين‬

“Katakan:” Kapan khusus hanya untuk kalian saja negeri Akhirat yang ada di sisi Allah, bukan
untuk manusia yang lain, maka inginkanlah kematian bila kalian memang orang-orang yang
benar! “Mereka sekali -kali tidak akan pernah menginginkan kematian itu selama-lamanya
karena kesalahan-kesalahan yang telah mereka perbuat, dan Allah Maha Mengetahui terhadap
orang-orang yang berbuatan zhalim. “(Qs. Al-Baqoroh: 94 – 95)

Dalam perkembangannya, agama Yahudi juga meyakini bahwa Allah memiliki anak,
yaitu Uzair (Ezra) . Uzair adalah seorang sholih yang hafal kitab Taurat, kemudian Allah
mematikannya selama 100 ta-hun. Ketika diaktifkan kembali setelah kematiannya itu, kitab
Taurat telah hancur karena serbuan dari Bukhtunshir. Maka Ezra membawa bukti akan
keberadaan dirinya dengan menampilkan hafalan Tauratnya, lalu mereka meyakini Uzair sebagai
anak Allah, dan mereka pun menyembahnya. Uzair datang kepada mereka membawa Taurat
dalam bentuk kitab maka ia diyakini sebagai Rosul utusan Allah, sedangkan Uzair datang
membawa Taurat dengan tanpa kitab, yaitu hanya dengan hafalannya, maka Uzair lebih tinggi

6
kedudukannya dari Musa Ketika itulah orang-orang Yahudi mengkultuskannya dengan
anggapan, kalau Musa bukan nabi. Ada pun Uzair berlepas diri dari perbuatan syirik kaum
Yahudi (Bani Isroil).7

Wahyu Dalam Pandangan Islam, Yahudi dan Kristen


Tahap awal dari proses pembentukan sebuah kitab suci adalah pewahyuan. Secara
bahasa, wahyu berarti sebuah isyarat dengan cepat yang dilakukan dengan tangan atau dengan
cara lainnya, baik dengan cara-cara yang bersifat fisikal ataupun non fisikal. Dalam Al Qur'an
disebutkan :

ِ ‫فَخ ََر َج َعلَى قَ ْو ِم ِه ِمنَ ْال ِمحْ َرا‬


َ ‫ب فَأ َ ْو َحى ِإلَ ْي ِه ْم أَن‬
.‫س ِب ُحوا بُ ْك َرة َو َعشِيا‬

Maka dia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu dia memberi isyarat (fa auhaa)
kepada mereka; bertasbihlah kamu pada waktu pagi dan petang. (QS. Maryam [19] : 11)

ُ ‫ف ْالقَ ْو ِل‬
‫غ ُرورا َولَ ْو شَاء َربُّكَ َما فَعَلُوهُ فَذَ ْر ُه ْم‬ َ ‫ض ُه ْم ِإلَى بَ ْعض ُز ْخ ُر‬ ِ ‫نس َو ْال ِج ِن ي‬
ُ ‫ُوحي بَ ْع‬ ِ ‫اإل‬
ِ َ‫اطين‬ َ ‫َو َكذَلِكَ َجعَ ْلنَا ِل ُك ِل نِبِي َعد ُوا‬
ِ َ‫شي‬
. َ‫َو َما يَ ْفت َُرون‬

Dan demikianlah untuk setiap nabi Kami menjadikan musuh yang terdiri dari setan-setan
manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan (yuuhii) kepada sebagian yang lain perkataan
yang indah sebagai tipuan. Dan jika Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak akan
melakukannya, maka biarkanlah mereka bersama apa (kebohongan) yang mereka ada-adakan.
(QS. al An’am [6] : 112)

Contoh pertama dalam surat Maryam menunjukkan pewahyuan dengan cara fisikal, yaitu
isyarat dengan menggunakan tangan. Contoh kedua dalam surat al An’am menunjukkan wahyu
yang terjadi secara non fisikal, yaitu berupa bisikan batin. Contoh lain penggunaan kata wahyu
terhadap manusia biasa yang bukan nabi adalah pada surat al Ma’idah ayat 111, yaitu berupa
bisikan batin kepada para murid Nabi Isa alaihissalam untuk beriman dan surat al Qasas ayat 7
yang berupa bisikan batin kepada ibunda Nabi Musa alaihissalam untuk meletakkan keranjang
yang berisi bayi Nabi Musa ke aliran air sungai. Wahyu juga dapat terjadi kepada para binatang,
sebagaimana digambarkan dalam surat an Nahl ayat 68, yaitu bisikan kepada lebah untuk

7
Rikiseptiawan.blogspot.com/2010/07/konsep-ketuhanan-agama-yahudi.html

7
membuat sarang di gunung dan di pohon-pohon kayu. Barangkali pewahyuan kepada binatang
inilah yang dipahami oleh para ilmuwan sebagai instink.

Ini semua adalah makna umum dari kata wahyu. Sedangkan kata wahyu yang
didefinisikan memiliki otoritas keagamaan secara khusus hanya dilekatkan kepada seorang Nabi.
Maka pewahyuan yang bermakna umum sebagaimana dijelaskan di atas biasanya dalam
pembahasan teologi Islam disebut “ilham”, sedangkan kata “wahyu” dalam Islam dikhususkan
pada wahyu yang memiliki otoritas keagamaan, yaitu wahyu kepada para Nabi.

Dari sebagian ayat-ayat kitab Perjanjian Lama dapat diketahui bahwa wahyu Tuhan pada
Musa dan nabi-nabi lainnya adalah wahyu secara bahasa. Kata-kata dan kalimat seperti: kalam
Tuhan, Tuhan berfirman, dan Tuhan berbicara, Tuhan berkata, kalian mendengar kalam Tuhan,
dan kalam Tuhan diturunkan kepadaku, Tuhan berbicara pada Musa, kelak berbicara denganmu,
dan kalimat-kalimat lainnya yang serupa, banyak diulang-ulang.

Dalam Agama Yahudi secara umum ada tiga pandangan dalam menyikapi naskah-naskah
kitab suci yang di anggap memiliki otoritas sebagai wahyu dan harus di taati, di antaranya adalah
:

a. Kelompok yang memandang bahwa semua naskah kitab suci yang telah di sepakati
beserta tradisi lisan yang dibacakan dalam upacara-upacara keagamaan sebgai wahyu
karena di yakini kitab suci ini di wariskan secara turun temurun tidak terputus, tradisi
lisan ini kemudian dibukukan yang di kenal dengan Talmud. Dalam buku perbandingan
8
Agama Yahudi sebelum mejadi Talmud pada tahun 150 sesudah al Masih, seseorang
Hakham yang bernama Judas merasa bimbang kalau pelajaran-pelajaran lisan dan riwayat
yang berpindah-pindah itu akan hilang begitu saja, maka ia pun kemudian
mengumpulkannya dalam sebuah kitab yang dinamakan Al-Masyna ()Midras). Maka
Misyna ialah syartiat yang diulang-ulang, karena al-Misyna itu sebenarnya merupakan
daro apa yang telah disebut dalam Taurat Musa, dan ia tidak lain melainkan sebagai
penerangan dan penafsiran yang lengkap terhadap syariat itu.

8
Dr. Ahamad salaby . perbandingan Agama Yahudi hal. 277

8
Pada tahun-tahun berikutnya, Hamkham Palestina dan Bablyon banyak masukan oleh
Judas, dan pasa tahun 216 M. Pendeta agama yang bernama Yahuza juga menuliskan
semua tambahan-tambahan ini serta riwayat dari mulut ke mulut itu. Dengan demikian
maka kitab Misyna itu telah mengumpulkan semua yang telah di tulis dari zaman Judas
ke zaman Yahuza.

Sebagai penulis terlalu berat untuk memahami Misyna, maka untuk mempermudahnya
Para ula Yahudi menuliskan keterangan-leterangan dan catatan kaki yang keduanya-
duanya “Jimara”. Dari Misyna dan Jimara ini lalu dibuat sebuah buku yang dinamakan
Talmud.
b. Kelompok yang hanya memandang Naskah-Naskah Kitab suci saja sebagai Wahyu.
Sedangkan tradisi lisan tidak mereka anggap sebagai Kitab suci.
c. Kelompok yang hanya memandang Taurat saja yang memiliki otoritas sedangkan kitab-
kitab lainnya tidak.
Dengan demikian diantara mereka tidak sepakat, bahkan menolak sastra hikmah sebagian
dari wahyu ilahi.
Allah dan Talmud . Talmud telah meriwayatkan Bahwasanya Allah menyesal atas bencana yang
telah ditimpakan kepada kaum Yahudi dan Hajkal. Di antara yang telah diriwayatkan atas lisan
Alla, ialah firman-Nya Celakalah bagi-Ku, karena aku telah menyatakan kehencuran rumah-Ku
dan pembakaran Haikal, sera perampasan terhadap anak-anak-Ku.

Ismah,9 menurut Talmud tidak terkira dari sifat-sifat Allah, kaeena suatu ketika Dia
pernah murka terhadap Bani Israil, dan karena terlalu mengikuti perasaan, lalu Ia bersumpah
untuk menyingkirkan Bani Israil, dari kehidupan yang abadi, tetapi ketika marahnya telah reda,
ia menyesal atas perbuatannya itu.

Talmud juga menyatakan bahwasanya Allah ialah sumber Kejahatan sebagaimana Dia
juga merupakan sumber kebaikan10.

Menurut penulis wahyu yang di di phami orang-orang yahudi hanya buatan manusia dari
masa ke-masa bukan lagi wahyu yang berada dalam Taurat . akan tetapi sudah jelas ciptaan

9
Ismah terpelihara dari kesalahn dan khilaf
10
At-Talmud Syariat Israil hal 17-19

9
Manusia, bukan wahyu dari Allah. Mereka mengatakan Taurat itu bukan lagi merupakan buku
suci yang tunggal bagi orang-orang yahudi11. maka di ambillah referensinya yang di anggap
sumber-sumbernya kuat oleh orang yahudi, di antranya :

 Taurat atau the Old Testament


 Talmud
 Protokol-protokol para Pendeta Zionis

A. Konsep Nabi dalam Ajaran Agama Yahudi


Mereka menganggap nabi Musa itu adalah anak dari Allah yang turun ke bumi untuk
mengorbankan dirinya sebgai penebus dosa. Akan tetapi mereka menghina dan
menyelewengkan sejarah para Nabi yang terdapat dalam al qu’an seperti Nabi Ibrahim, Nabi
Ismail, Nabi Ishak, Nabi Ya’kub, Nabi Yusuf, Nabi Musa, Nabi Harun, Nabi Daud dan
Nabi Sulaiman.

Kaum Yahudi mempunyai pemikiran sebenarnya orang-orang yang disebut-sebut berbgai


Nabi-nabi’ itu tidak semuanya patut menerima penghormatan. Sebagian dari mereka itu
adalah peramal-peramal yang mencoba membaca hati manusia untuk mengetahui masa lalu
dan masa depannya. Melalui jalan seperti inilah mereka memperoleh upah-upahnya.

Di antra mereka juga terdapat orang-orang fanatik, tidak sadarkan diri dan suka mengusik
perasaan orang banyak dengan lagu-lagu musik-musik yang aneh, dengan minuman keras,
kemudain jika mereka sudah berada pada kondisi tidak sadarkan diri, mereka mengucapkan
beberapa perkataan yang bisa dianggap oleh orang-orang yang mempercayakannya itu sebgai
wahyu yang turun kepadanya. 12

Hazkiyal termasuk Nabi terbesar selain dari Asy’ya , irmiya dan Dani 13. Pernah
mengancam terhadap golongan ini dengan mengatakan “ Katakanlah kepada orang yang
mengaku dirinya Nabi, denganlah firman Tuhan ; begitu katanya: Neraka bagi para Nabi
yang bodoh dan sombong yang senantiasa menurun tanpa melihat apa-apa. Hai Israil, para
Nabi kamu sama dengan musang-musang yang kelaparan.. mereka telah cenderung melihat
perkara-perkara yang salah dan ramalan-ramalan nujum yang bohong, mengaku Tuhan
mewayuhkannya, padahal mereka sebenarnya bukan pesuruh tuhan.14

11
Perbandingan Agama Yahudi, Ahmad Salaby hl 235
12
Sulaiman Mazhar : Qisasul hal. 321-322
13
Perbandingan agama Yahudi hal 145
14
Hazkiyal pasal 13:2-6

10
Konsep Konsep Lainnya

Konsep Ibadah Yahudi

Beberapa Contoh Perkara yang diatasi oleh Perundang-Undangan Yahudi

Pengakuan dan Pensucian

Anasir-anasir dosa terlalu banyak terdapat di dalam alam pikiran yahudi. Pada setiap
hawa nafsu bersaranglah dosa-dosa. Dosa itu mengotori diri orang yang berbuat dosa tersebut.
Haid dan melahirkan anak, juga dianggap sebagai dosa yang mengotori diri setiap perempuan,
dan keduanya (haid dan nifas) itu mengharuskan pensucian menurut garis-garis dan adat istiadat
tertentu, serta pengorbanan dan sembah yang melalui tangan para kahin. Memberikan sedekah
dan menghadiahkan korban-korban adalah suatu cara untuk menebus dosa tersebut, yakni setelah
membuat pengakuan sepenuhnya sedekan dan korban itu kepada para Kahin sebagai syarat.

Berdasarkan hal ini, nyatalah bahwa masyarakat yang diliputi oleh dosa-dosa, dan
masyarakat yang dikelilingi oleh unsur-unsur dan pengampunan pada saat bersamaan, sehingga
seorang pedagang telah dan akan selalu mengurangi timbangan dan empunya, kemudian segera
pulalah ia mengupayakan penebusan terhadap dosanya denan sembahyang dan pengorbanan.

Penghambaan

Taurat telah memperbolehkan perhambaan melalui pembelian atau dengan sebab


peperangan. Maka Taurat telah menjadikan seorang Ibrani memperhambakan diri kepada
seorang Ibrani yang lain ketika ia menjadi miskin. Seorang miskin diperbolehkan untuk menjual
dirinya kepada seorang kaya, atau seorang yang berutang menyerahkan dirinya kepada si
empunya utang sehingga ia dapat menebus kembali utangnya atau ia akan tetap menjadi hamba
kepada siempunya utang selama enam tahun, kemudian barulah ia menjadi bebas.

Di dalam Sifir Khuruj dijelaskan, bahwa jika anda membeli seorang hamba berbangsa
Ibrani maka ia diperhambakan selama enam tahun, dan pada tahun ketujuh ia bebas kembali

11
tanpa bayaran apa-apa. Jika seorang mencuuri seekor binatang ternak lalu dosembelihnya atu
apa-apa saja yang dapat digunakan, maka si pencuri dijual disebabkan pencuriannya tersebut.

Berkhitan (Bersunat)

Berkhitan itu bagi kaum yahudi berkaitan dengan hukum kurban. Pada masa dahulu,
manusia sendiri yang menyerahkan dirinya untuk dijadikan kurban, kemudian Tuhan-Tuhan itu
merasa cukup dengan sebagian dari manusia, dan sebagian itu cukuplah yang dipotong ketika
melakukan khitan.

Khitan pada masa dulu juga pernah menjadi pekerjaan yang tersebar di antara orang-
orang mesir purba. Ia dilakukannya dengan motivasi untuk menjaga kesehatan dari kotoran-
kotoran yang sering menyeleksi anggota-anggota persetubuhan. Orang-orang yahudi ini meniru
aktivitas khitan ini dari orang-orang Mesir, lalu dijadikan sebagai hal yang berkaitan dengan
korban-korban dan pengorbanan-pengorbanan yang dikemukakan untuk tugas-tugas mencari
keampunan dan kerelaan Tuhan-Tuhan.

Dalam perkembangan selanjutnya, kemudian khitan menjadi suatu perkara yang


diwajibkan atas bangsa Yahudi sebagai tanda persetiaan dan kebangsaan. Setiap bangsa Yahudi
berkewajiban melaksanakan khitan untuk membuktikan bahwa ia adalah seorang Yahudi.
Sebelum zaman Makkabi, berkhitan diperlukan untuk kaum laki-laki dan perempuan dengan cara
yang ringkas saja sehingga memungkinkan seorang itu mengaku bahwa dia tidak berkhitan, agar
dapat menghindarkan diri dari kekejian dan penganiayaan orang-orang Yahudi. Setelah datang
kaum Wakkabi, maka para Kahin mendapat perintah agar dipotong semua kulitnya agar orang-
orang Yahudi tidak bercampur aduk dengan bukan Yahudi dari bangsa-bangsa lain.

Pewarisan

Orang pertama yang mewarisi si mayit adalah anaknya yang lelaki. Jika anak lelakinya
banyak, maka yang sulung di antaranya mendapat dua kali lipat dari saudara-saudaranya. Tidak
ada bedanya antara anak sah dan anak yang tidak sah dalam pembagian warisan tersebut. Setiap
anak mendapat bagiannya tanpa memperhitungkan nikah yang kerenanya ia dilahirkan. Anak
sulung tidak dapat disingkirkan disebabkan ia telah dilahirkan. Anak sulung juga tidak dapat d

12
isingkirkan dari perkawinan yang bukan syar’i/ legal. Adapun anak perempuan, bagi mereka
yang mencapai umur 12 tahun, maka ia memperoleh hak nafkah dan pendidikan sehingga
mencapai umur 12 tahun, sesudah itu ia tidak mempunyai hak lagi. Jika si mayit tidak
mempunyai anak laki-laki, maka warisannya berpindah kepada cucu laki-laki dari anak laki-laki,
dan jika tidak ada cucu laki-laki dari anak laki-laki, maka warisan itu pindah kepada anak
perempuan dan seterusnya kepada anak laki-lakinya, dan demikian seterusnya. Jika anak
perempuan itu tidak melahirkan, maka warisan itu dipindahkan kepada datuk neneknya.

Nikah/ Perkawinan

Umur yang wajib untuk seseorang dapat melakukan perkawinan adalah 13 tahun bagi
laki-laki dan 12 tahun bagi perempuan. Tetapi dibolehkan juga seseorang yang telah mencapai
tanda baligh seperti bermimpi sebelum umur yang ditetapkan tadi untuk melakukan perkawinan.
Seseorang yang telah mencapai umur 21 tahun tapi belum mau menikah maka dia berhak di
laknat. Poligami diperbolehkan, walau berapa banyak sekalipun. Di dalam Taurat menunjukkan
bahwa para Nabi atau bukan Nabi mempunyai banyak istri. Sekte Rabbani menetapkan jika
paligami hanya empat sahaja. Tapi sekte Pembaca memperbolehkan sesuka hati.

Menurut Yahudi, orang yang selain Yahudi adalah penyembah berhala, dan mereka
dilarang kawin dengan selain Yahudi. Yahudi juga melarang mengawini siapa saja yang pernah
di kawini oleh bapak saudaranya dari pihak bapak, atau yang pernah menjadi istri saudar laki-
lakinya jika ia telah melahirkan anak. Sepersusuan tidak menjadikan diharamkannya nikah.15

Sebagian dari Kewajiban-Kewajiban Agama

Hosmer menyatakan bahwasanya kewajiban-kewajiban agama pada kaum Yahudi


mengambil kadar yang banyak dari masa dan kecerdasan mereka. Di sini akan kami kutipkan
sebagian sebagian dari kewajiban-kewajiban agama tersebut, antara lain ialah:

Ziarah Baitul Maqdis

15
Ahmad Shalabi, Perbandingan Agama : Agama Yahudi, Jakarta:Bumi Aksara, 1996, hal 313-319

13
Adalah menjadi kewajiban bagi setiap orang Yahudi mengingat secara jujur akan
menziarahi baitul maqdis duakali dalamsetahun, dan hendaklahia berada disitu selama seminggu
pada setiap kali berziarah kesana. Minggu itu dimulai hari jumat. Pada hari-hari itu diadakan
berbagai macam perayaan yang dihadiri oleh para penziarah. Perayaan itu dipimpin oleh kahin
dan kaum lawi. Ziarah itu bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada penduduk pelestina
tidak peduli dari pelosok mana saja mereka datang, untuk berkenal-kenalan dan bersatu padu.

Hari-hari perayaan

Hari-hari perayaan yahudi sangat banyak diantaranya ada yang bersangkut paut dengan
peristiwa sejarah ada yang bersangkut dengan musim-musim penanaman dan penuaian, dan ada
yang bersangkut paut dengan hilil/ anak bulan, atau taubat atau penebusan dosa. Kebanyakan
dari hari-hari perayaan ini telah disebutkan didalam ishah kedua puluh tiga dari sifir lawi. Disini
kami hanya akan menyebutkan beberapa hari-hari perayaan yang penting saja, antara lain,

1. Hari Raya Fish (Passover)


Hari raya ini merupakan peringatan hari keluarnya kaum Bani Isroil dari mesir dan
terbebasnya mereka dari penghambaan yang dahulu mereka tunduk di bawahnya. Ulama-ulama
yahudi mengingatkan bahwa hari peringatan ini tidak boleh dilupakan sebab tuhan telah datang
dengan sendirinya, tidak merasa puas dengan malaikat-malaikatnya sendiri. Dan memimpin
umatnya serta mengeluarkan mereka dari belenggu penghambaan. Oleh karena terlalu kalang
kabut karna hendak segera keluar mereka tidak sempat mengyiapkan roti seperti biasanya pada
hari itu, akan tetapi mereka hanya sempat menyiapkan roti yang bantut tidak bercanai. Dari
sebab itu maka pada sekitar hari raya fish yang memakan waktu seminggu lamanya, pada
minggu ketiga pada bulan abib (nisan =april mulai dari petang hari ke-14 hingga petang hari ke-
21, roti yang tidak bercanai menjadi makanan kaum yahudi.
Hari pertama dari minggu perayaan itu dimulai dari upacara-upacara sakral dan ditutup
dengan upacara-upacara sakral pula. Pada kedua upacara itu dibaca berbagai doa, didirika
sembahnayang serta dikemukakan korbankorban kepada api.

2. Hilal (Anak Bulan) yang Baru :


Perayaan mengenai hilal yang baru mendapat perhatian yang besar dalam pemikiran
yahudi, dan ia dinamakan hari “peniupan terompet”. Sebab terompet-terompet digunakan sebagai

14
pemberitahuan lahirnya hilal yang baru. Orang masyarakat berlomba-lomba hendak melihatnya
dan mencoba menjadi orang pertama yang melihatnya. Orang yang telah melihatnya akan segera
ke baitul maqdis untuk menyampaikan berita itu kepada kahin dan ketua-ketua mereka. Sering
juga diadaka semacam perlombaan di antara orang-orang yang pergi melihat anak bulan itu.
Siapa yang dapat melihatnya terlebih dahulu dan memberitahukannya lebih awal dari yang lain.
Sesudah anak bulan terlihat maka ditiupkan terompet-terompet itu sebagai tanda peryataan
munculnya bulan baru dan api-api pun dinyalakan diatas pegunungan zaitun. Ketika api itu
terlihat oleh penduduk dari pegunungan yang lain mereka pun menyalakan api-api yang lain
diatas pegunungan mereka.

3. Hari Sabtu
Hari sabtu adalah satu-satunya hati suci bagi kaum yahudi yang mesti diperhatikan
penghormatan dan pemeliharaannya. Orang yahudi tidak dibenarkan bekerja pada hari itu.
Siapapun yang melanggar penghormatan hari itu atau mengotorkannya dengan bekerja dia telah
melakukan dosa besar.
Tidak ada dosa yang lebih besar bagi kaum yahudi dari mengabaikan pemeliharaan hari
sabtu, kecuali penyembahan terhadap berhala-berhala. Sebab sabtu berasal dari bahasa ibrani
“shabath” yang berarti bebas, karena hari itu hari tuhan, hari istirahat, tuhan memerintahkan
kepada hambanya supaya beristirahat dan diberkatinya. Wasiat keempat yang memerintahkan
supaya memelihara dan menjaga harti sabtu itu.
Para pemikir yahudi telah meletakkan masalash ini dalam perspektif yang ditolak oleh
Islam. Arthur Hertzberg berkata, sesungguhnya manusia itu adlah kongsi tuhan dan bersam-
sama dengan nya dalam penciptaan alam ini. Tuhan telah bekerja kemudian beristirahat, dan
manuisa juga memainkan paranannya dalam penciptaan itu, kemudian patutlah ia beristirahat
juga. Sifir-sifir musa telah mewasiatkan hal-hal tersebtu dan mengharuskan manusia berhentri
kerja pada hari sabtu. Para nabi telah menerangkan kepentingan beristirahat pada hari sabtu
dengn menjadikan hari sabtu sebagai sumebr kerohanian atau untuk mencapai tuhan sebagai
puncak yang di cita-citakan manusia itu.
Mungkin sekali penamaan hari tersebut, bahkan juga kebiasaan yang diadakan
didalamnya bersumber dari kaum babilon. Mereka menamakan hari-hari puasa dan hari-hari
berdoa dengan nama syabtu. Dan sebutan yang kita temui dalam kitab suci bunyinya adalah

15
sebagai berikut,: kamu memlihara hari sabtu karna hari itu suci bagi kamu, barangsiapa yang
mengotorkannya dihukum bunuh. Barang siapa yang membuat pekerjaan pada hari itu jiwanya
dipisahkan dantara umatnya. Enam hari dibuat pekerjaan sedangkan pada hari ketujuh padanya
hari sabtu hari libur suci bagi tuhan, karena pada enam hari itulah tuhan telah menciptakan langit
dan bumi dan pada hari yang ketujuh dia beristirahat dan bernafas.

4. Penebusan Dosa
Hari penebusan itu hanya sehari dalam setahun, dimana kaum yahudi menyembah allah
padanya bukan seperti penyembahan manusia kepada tuhannya, bahkan seperti malaikat.
Malaikat tidak makan dan tidak minum dan waktunya dihabiskan semuanya untuk ibadah kepada
allah dan membesarkannya. Maka pada hari itu kaum yahudi menjalani hidupnya seperti
kehidupan malaikat, dalam puasa dan ibadah yang berkelanjutan, hari itu sebelumnnya didahului
pula dengan sembilan hari dengan dinamakan hari-hari bertaubat. Dimana orang-orang yahudi
pada hari itu membersihakan dirinya sebersih-bersihnya hingga dapat untuk menjamin kesuciaan
pada setahun yang akan datang. Sedang pada hari yang kesepuluh yakni hari puasa dan hari
ibadah maka sempurnalah kebersihan orang itu dan semua dosa-dosanya pada masa yang
lalutelah diampunkan, lalu kini ia menyediakan dirinya untuk menyambut tahun baru. Hari-hari
itu tejatuh pada bulan ketujuh dari tahun bangsa yahudi.16

Konsep Da’wah Yahudi


Gerakan-Gerakan dalam Kegelapan

Kaum Yahudi telah memainkan peranan yang besar secara sembunyi-sembunyi dalam
merealisasikan cita-citanya, tidak kurang dari peran yang dimainkannya secara terang-terangan.
Permainannya semakin meluas sehingga meliputi persengkokolan jahat, pembunuhan, spionase
dan membakar semangat pemberontakan dan lain-lainnya dari aspek-aspek penghianatan. Disini
akan disebutkan goresan-goresan yang luas terhadap kasus yang besar itu.

Mengapi-api dan Memfitnah

16
Ahmad Shalabi, Perbandingan Agama : Agama Yahudi, Jakarta:Bumi Aksara, 1996, hal 323-326

16
Para peneliti menyatakan, bahwa peranan yang dimainkan oleh kaum Yahudi dalam
menaikkan semangat pemberontakan serta pembentukan komplotan-komplotan bawah tanah atau
gerakan-gerakan menghancurkan adalah besar sekali dan tidak diragukan lagi. Mereka adalah
agitator-agitator17 pemberontakan dan pemimpin-pemimpin ke arah perpecahan.
Kaum Yahudi juga mengakui hal itu, suatu teks yang berbahaya mengenai hal ini pernah
ditulis dalam suatu majalah di Universitas Israel, yang dipetik oleh Louis Daste dan kemudian
diterbitan secara berseri dalam sebuah buku mengenai, “Bangsa Yahudi dan Komplotan-
Komplotan Rahasia”. Teks itu berbunyi sebagai berikut:
Pada setiap perubahan-perubahan dalam skala besar, kita selalu mendapatkan adanya
campur tangan Yahudi di dalamnya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan ini
maka sejarah Yahudi akan meluas seluas sejarah dunia dalam segala lapangan, di mana mereka
akan menyeludupkan beribu-ribu kepalsuan di dalamnya.
Ketika agama Islam datang, orang-orang Yahudi itu menghembuskan racun-racun
permusuhan terhadap umat Islam, begitu pula pemimpin Parsi dan pembesar-pembesarnya.
Kedua bangsa ini yang bekerja sama mencetuskan permusuhan, huru-hara serta fitnah terhadap
umat Islam.
Di antara ciri-ciri tentang percobaan menimbulkan bibit-bibit huru-hara dan kehancurkan
yang disebutkan oleh sejarah, ialah apa yang mereka lakukan di Madinah, ketika mereka
mencoba menghidupkan kembali dendam dalam diri kaum Aus dan Khazraj. Ketika itu telah ada
tanda-tanda bahwa rencana Yahudi akan berhasil, kalaulah bukan karena pemeliharan Allah
terhadap kaum Muslimin, maka Rasulullah ikut campur tangan dan memberikan petunjuknya.
Ketika itu turunlah firman Allah:
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebagian dari orang-orang yang
diberi Al-Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi kafir sesudah kamu
beriman.” (QS. Al- Baqarah: 100)
Kemudian orang-orang itu mencari jalan lagi untuk menimbulkan keraguan-raguan dan
mengadakan masalah-masalah yang samar-samar agar iman dalam dada kaum Muslimin
menjadi lemah, dan keyakinan mereka terhadap Islam menjadi goyah. Dalam hal ini Allah
menurunkan firman-Nya:

17
Orang yang melakukan agitasi; penghasut

17
“Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu
kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri”.
(Al- Baqarah: 109)
Dan Allah berfirman:
“Segolongan dari Ahli Kitab ingin menyesatkan kamu, padahal (sebenarnya) tidak
menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak menyadarinya. Hai Allah Kitab.
Mengapa kamu mengingkari ayat-ayat Allah, padahal kamu mengetahui (kebenarannya). Hai
Ahli Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang hak dan yang batil, dan menyembunyikan
kebenaran, padahal kamu mengetahui?”. (QS. Ali Imran: 69-71)
Hingga hari ini, kaum Yahudi masih tetap mengikuti datuk nenek moyang mereka dalam
menaburkan keraguan, diantara hal yang paling busuk dari yang mereka lakukan ialah
mentahrifkan/ mengubah mushaf Al-Qur’an dan setelah itu mereka hendak menyebarkan.
Demikian terhadap hadits-hadits Nabi saw. Tetapi niat busuk mereka dapat dideteksi oleh kaum
Muslimin, kalau tidak, tentulah akan menimbulkan kerusakan-kerusakan yang sangat fatal.
Sebagian pakar penelitian menyatakan bahwa, dimana-mana ada kegaduhan di muka
bumi ini, disitu ada Yahudi. Tujuan Yahudi adalah menghancurakan sebuah ideologi apapun
bentuknya. Itulah gambaran sepintas tentang peranan Yahudi di dalam mencetusan huru-hara,
menimbulkan fitnah dan meracuni pikiran.
Di Balik Mass Media

Kaum Yahudi telah berhasil merealisir tujuan mereka untuk menguasai media massa
pada tingkat yang mengejutkan. Pada sebuah survey yang dilakukan pada tahun 1956 khusus
mengenai persuratkabaran, ternyata kaum Yahudi telah menerbitkan sebanyak 819 surat kabar
dan majalah dalam bermacam bahasa seluruh dunia. Bagi kaum Yahudi mass media yang lain
juga mempunyai pengaruh yang sama, seperti penerbitan-penerbitan, perwakilan berita sedunia,
bioskop-bioskop, stasiun-stasiun Radio dan TV pada negara-negara Internasional.

Sebenarnya monopoli kaum Yahudi itu meliputi semua lapangan. Mereka berusaha untuk
dapat menguasai apa yang akan masuk ke dalam perut manusia. Mereka berusaha memonopoli
untuk menguasai apa yang akan diinginkan akal dan perasaannya. Oleh karena itu memonopoli
terhadap surat kabar, perusahaan-perusahaan penerbitan dan pemberitaan merupakan langkah-
langkah seperti ini, orang-orang Yahudi dapat menyebarkan berita yang menonjolkan

18
kepentingan mereka, dan juga dapat melarang penyebaran segala macam berita yang
bertentangan dengan kepentingan mereka.

Diantara cara-cara lain yang bersembunyi di belakangnya orang-orang Yahudi, ialah


bintang-bintang Film, opera, seniman dan seniwati secara umum. Melalui mereka ini, orang-
orang Yahudi berhasil mempersembahkan kepada dunia film-film dan cerita-cerita yang
disuntingkan dengan benih-benih Zionis.

Spionase/ Pengintaian Rahasia

Tugas pengintaian rahasia ini telah dan masih menjadi tugas penting bagi kaum Yahudi.
Kaum Kristen sejak awal pemunculannya, dari pemimpin-pemimpin dan pemikiran-
pemikirannya telah tertangkap didalam jaringan spionase Yahudi. Bukan kah diantara kaum
Hawariyyin itu ada seorang yang memata-matai bagi pihak bangsa Yahudi.

Injil-injil yang empat juga menyebutkan bahwasanaya Yahuza al-Iskharyuti bekerja


sebagai spion bagi kepentingan kaum Yahudi, menawarkan penyerahan Nabi Isa denga upah 30
duit perak. Setelah diterimanya upah itu, iapun membawa sekumpulan Yahudi untuk menangkap
Isa di tempat persembunyiannya.

Pada fajar permulaan Islam, orang-orang Yahudi menjadikan spionase itu sebagai jalan
untuk menjatuhkan Islam. Ada golongan kaum Yahudi yang mengaku Islam, akan tetapi mereka
sebenarnya orang-orang munafik. Diantara mereka itu ialah Da’is, Saad bin Hunaif, Zaid ibnul
Lashit, Rafi’ dan Huraimalah dan lain-lainnya. Pada hari meninggalnya Rafi’, Rasulullah saw
bersabda:

Hari ini telah mati seorang munafik besar. Mereka itu menjadikan masjid dan lingkaran-
lingkaran ilmu sebagai suatu majlis, dimana mereka mengorek berita-berita kaum muslimin serta
menjaring informasi tentang acara-acara yang akan dirancang, kemudian rahasia-rahasia itu
mereka sampaikannya pula kepada kaum Yahudi dan sekutu-sekutunya dari kaum musyrikin.
Akan tetapi keum muslimin mulai menaruh curiga terhadap amal ibadat dan gerak-gerik mereka,
diawasinya mereka itu, sehingga terbuktilah apa yang dulu dikatakannya sebagai kekhawatiran
telah berubah menjadi yakin. Ketika itulah kaum muslimin menjebak mereka lalu menghalau
mereka dari masjid-masjid dengan membebarkan kepada masyarakat luas tentang kemunafikan
mereka.

19
Berlindung Dibalik Agama-Agama Lain

Banyak dari kaum Yahudi memeluk agama yang masyhur di dunia seperti Budha, Kristen
dan Islam. Mereka cari keuntungan bagi kepentingan kaum Yahudi.

Di lingkungan Budhisme, bahwa sejumlah kaum Yahudi di Timur Jauh yang


menganutnya masing-masing masih giat berusaha bagi kepentingan Israel dengan penuh ikhlas
dan semangat yang biasanya ada pada diri seorang Yahudi. Adapun kesibukan dan pengadilan
yang mengalir dalam bangunan-bangunan kedutaan pada umumnya, semuanya bekerja demi
kepentingan Israel.

Kemudian kalau kita melihat kegiatan Yahudi di Kristen, maka kita akan melihat Paulus
dari golongan Yahudi Parisi yang memeluk kristiani itu telah melakukan beberapa peristiwa
yang berbahaya. Paulus telah memindahkan corak agama Kristen dari perspektif agama bagi
Bani Israel menjadi agama bercorak International. Dia juga telah memindahkan dari agama
Tauhid menjadi agama Trinitas. Dia yang mengatakan al-Masih ketuhanan Ruhul Qudus, dan
mengarang cerita tentang penebusan dosa dikarenakan kesalahan-kesalahan manusia. Paulus
yang mengotori agama Kristen. Paulus berpura-pura masuk Kristen untuk menghancurkan
Agama Kristen agar dia dapat memeranginya dalam senjata penghancur dan perusak, dengan
kerjasama bersama anak buahnya dari kaum Yahudi untuk melenyapkan agama itu.

Di dalam Islam sendiri, sejumlah orang Yahudi yang mencoba meruntuhkan Islam adalah
tokoh Abdullah bin Saba. Dialah yang menghasut pemberontakan terhadap Utsman bin Affan
dari perang mulut menjadi perang fisik.

Demikian karakter orang Yahudi hingga saat ini. Mereka mendorong keluarga-
keluarganya, atau individu-individunya untuk menganut agama ini, atau agama itu, kemudian
mengubah namanya sambil berpindah dari suatu negeri ke negeri yang lain sekaligus mendalami
kajian agama yang baru dipeluknya itu. Hingga ketika masanya tiba, ketika orang-orang
disekitarnya melupakan sejarah masalahnya masa lalu, maka orang itu akan berjuang untuk
bangsanya tanpa menerima tuduhan apa-apa yang dilontarkan kepadanya.18

18
Ahmad Shalaby, Perbandingan Agama : Agama Yahudi, hal. 329-340

20
Daftar Pustaka

Ahmad Shalaby, perbandingan Agama :Yahudi , Jakarta. Penerbit Bumi Aksara


Mokoginta, Insan Ls, Mana yang bisa dipercaya Al Kitab atau Al qur’an , Jakarta: 2009,
Yayasan Birul Walidain

21

Anda mungkin juga menyukai