Anda di halaman 1dari 13

Mukjizat Al-Qur’an

A. Definisi Mu’jizat
Mukjizat secara etimologi adalah isim fa’il kata benda subjek berasal dari kata al-
I’jaz (‫ (أعجاز‬masdar dari a’jaza (‫ )أعجز‬yang artinya melemahkan atau mengalahkan.1
Contohnya sbagai berikut,
‫ وأعجزه األمر إذا حاوله فلم يستطعه ولم تتسع له مقدرته وجهده‬,‫عجز فالن عن األمر‬
”fulan lemah dalam masalah ini, dan ia di kalahkan oleh masalah ini ketika ia
berusaha, ia tak mampu dan daya upayanya belum mampu mengatasi permasalahan.”
Secara terminologi menurut imam as-Suyuthi dalam kitab Al-Itqan fii ‘Ulum Al-
Qur’an jilid 2 hal. 116, “Mukjizat dalam pemahaman syara’ adalah kejadian yang
melampaui batas kebiasaan, didahului oleh tantangan, tanpa ada tandingan.”
Ibnu Khaldun dalam Muqoddimah hal 90 berpendapat. “Mukjizat adalah
perbuatan-perbuatan yang tidak mampu ditiru oleh manusia. Maka ia dinamakan
mu’jizat, tidak masuk dalam katagori yang dilakukan oleh hamba, dan berada diluar
standar kemampuan mereka.”
Imam as-Suyuthi menulis dalam kitabnya bahwa sebagian besar mu’jizat yang
diturunkan oleh Bani Israel berbentuk material. Karena kekebalan dan kurangnya
pemahaman mereka. Sedangkan sebagian besar mu’jizat yang diturunkan kepada umat
Islam (melalui Nabi Muhammad) berbentuk rasional. Karena kecerdasan dan
kesempurnaan pemahaman mereka. Karena syariat ini akan tetap abadi pada lembaran
sejarah umat manusia sampai hari kiamat, maka ia dispesifikasikan dengan mu’jizat akal
yang abadi. Tujuannya agar tetap dapat dianalisis oleh mereka yang mempunyai
penalaran.

‫معجزة القرآن الكريم هي معجزة خالدة باقية الى يوم القيامة والقرآن خاتم الكتب السماوية ليس له‬
2
‫عصر معين في اعجازه وال زمن محدد في تحديد للبشرية كلها‬

1
Muhammad Kamil Abdushshamad. MUKJIZAT ILMIAH DALAM AL-QURAN. Akbar Medika Sarjana. Jakarta
2003, hlm 1

1
Al-Quranul Karim merupakan mu’jizat yang bersifat abadi, berbeda dengan
mu’jizat rasul-rasul sebelumnya. Al-Quran adalah mu’jizat ilmiah yang mengajak untuk
membahas dan meneliti ayat-ayat dalam rangka menemukan hakekat ilmiah yang
ditetapkan oleh ilmu kontemporer.
Maka tidaklah mengherankan apabila Al-Quran menegaskan pembenaran dan
kecocokan terhadap apa yang dihasilkan oleh penemuan-penemuan ilmu pengetahuan
kontemporer setelah ratusan tahun para pakar baru menemukannya dengan kajian,
pembahasan dan penalaran. Mereka menemukan fenomena-fenomena sosial, politik,
hukum, fisika dan lainnya. Al-Quran telahembawanya sebelum segala sesuatu terlintas
dalam pengetahuan manusia waktu diturunkannya. Kemudian muncul secara jelas sinyal-
sinyanya pada era modern ini.

B. Tahap-Tahap Rasulullah Menentang Bangsa Arab Dengan Al-Quran


Nabi telah meminta kepada orang arab untuk menandingi Al-Quran. Mereka tidak
mampu menentangnya, padahal mereka mempunyai kecakapan dalam bidang fashahah
dan balaghah. Hal ini dikarenakan Quran itu mu’jiz.
Rasulullah meminta orangArab menandingi dalam tiga marhalah:3
a) Menantang kepada mereka untuk membuat seperti Al-Quran. Firman Allah
Ta’ala
   
   
   
   
   
Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang
serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa
dengan Dia, Sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang
lain". (QS Al-Israa: 88)

3 ‫ م صفحة‬1978 - ‫ ه‬1398 ‫ الطبعة االولى‬.‫ معجزة القرآن‬.‫الشيخ متولي الشعراوي‬ 2


3
Teungku Muhammad Hasbi ash Shiddieqy, Ilmu-Ilmu Al-Quran (‘Ulum Al-Quran) Membahas Ilmu-Ilmu
Pokok Dalam Menafsirkan Al-Quran, Pustaka Rizki Putra, semarang 2010 hlm 294

2
b) Nabi menantang mereka membuat 10 surat saja didalam Al-Quran
    
  
 
   
    

”Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Quran itu",
Katakanlah: "(Kalau demikian), Maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang
dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup
(memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar".(QS
Hud:13)
c) Kemudian Nabi menantang dengan sebuah surat saja
    
  
   
    

“atau (patutkah) mereka mengatakan "Muhammad membuat-buatnya."
Katakanlah: "(Kalau benar yang kamu katakan itu), Maka cobalah datangkan
sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil
(untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang yang benar."( QS Yunus:38)
Dan di ulangi pada Surah Al-Baqarah ayat 23,
    
   
  
  
    


3
“dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan
kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah[31] satu surat (saja) yang semisal Al
Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang
yang benar.
Orang-orang Arab yang pantang ditantang itu tidak sanggup melakukannya
mereka menyerah kalah. Tidak ada seorang pun yang mencobanya. Dengan demikian
terbuktilah kemukjizatan Al-Quran.

C. Macam-Macam Kemukjizatan Al-Quran


Abu Qasim al-Ashfahany menerangkan rahasia kemukjizatan al-Quran sebagai
berikut:4
1. Hissy (Mukjizat Material Inderawi)
Hissy ialah yang dapat dilihat dengan pandangan mata seperti taufan Nuh dan
Tongkat Musa. Mukjizat ini terdapat pada nabi-nabi terdahulu, artinya bahwa
keluarbiasaan tersebut dapat disaksikan dan dijangkau langsung lewat indera oleh umat-
umat tempat nabi-nabi menyampaikan risalah.
Perahu Nabi Nuh yang dibuat atas petunjuk Allah sehingga mampu bertahan
dalam situasi ombak dan gelombang yang demikian dahsyat. Tidak terbakarnya Nabi
Ibrahim a.s dalam kobaran api yang sangat besar; berubah wujudnya tongkat Nabi Musa
a.s. menjadi ular, penyembuhan yang dilakukan oleh Nabi Isa a.s. atas izin Allah, dan
lain-lain, kesemuanya bersifat material indrawi, sekaligus terbatas pada lokasi tempat
mereka berada, dan berakhir dengan wafatnya mereka.
2. Aqly (Mukjizat Immaterial Logis)
Aqly ialah yang dapat dirasakan dengan mata hati seperti mengabarkan berita-
berita baik, baik secara sindiran maupun secara terang, tegas dan menerangkan hakikat-
hakikat ilmu yang diperoleh tanpa dipelajari.
Mukjizat yang diturunkan kepada nabi terakhir yaitu Muhammad shallalu’alai
wasallamberupa mukjizatal-Quranyang sifatnya bukan inderawi atau material tetapi dapat

4
Tengku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Quran dan Tafsir, PT. Pustaka
Rizki Utama, Semarang 2002, hlm : 125

4
dipahami akal dan tidak dibatasi oleh suatu tempat atau masa tertentu. Mukjizat al-Quran
dapat dijangkau oleh setiap orang yang menggunakan akalnya dimana dan kapan-pun.
Perbedaan ini disebabkan oleh dua hal pokok :
a. Para Nabi sebelum Nabi Muhammad shalallahu’alai wasallam, ditugaskan untuk
masyarakat dan masa tertentu. Karena itu,mukjizat mereka hanya berlaku untuk
masa dan masyarakat tersebut, tidak untuk sesudah mereka. Ini berbeda
dengan mukjizat Nabi Muhammadshalallahu’alai wasallam yang diutus untuk
seluruh umat manusia sampai akhir zaman.
b. Manusia mengalami perkembangan dalam pemikiranya. Umat para Nabi
khususnya sebelum Nabi Muhammadshalallahu’alaiwasallam membutuhkan bukti
kebenaran yang sesuai dengan tingkat pemikiran mereka. Bukti tersebut harus
demikian jelas dan langsung terjangkau oleh indra mereka. Akan tetapi, setelah
manusia mulai menanjak ke tahap kedewasaan berpikir, bukti yang bersifat
indrawi tidak dibutuhkan lagi.
Mengenai hissy dapat dilihat baik oleh orang-orang awam ataupun orang-orang
khauwash (berilmu). Dan itu lebih cepat dapat mempengaruhi golongan-golongan awam
dan lebih cepat mereka memahaminya. Dalam pada itu mereka tidak dapat membedakan
antara yang sebenarnya mukjizat dengan yang sebenarnya bukan mukjizat seperti sulap,
tenungan tukang tenung, sihir, sesuatu sebab yang kebetulan terjadi. Yang dapat
membedakan hanyalah orang-orang yang mempunyai ilmu dalam.
Mengenai aqly maka hanya diketahui oleh orang-orang khauwash (berilmu) yang
mempunyai akal yang kuat dan pendapat yang cemerlang.
Tuhan telah menjadikan kebanyakan mukjizat Bani Israil, bersifat hissy,
mengingat kedunguan, ketumpulan pandangan mata hati mereka itu. Kebanyakan
mukjizat yang dikemukakan kepada umat Muhammad bersifat aqly.
Mukjizat-mukjizat yang didatangkan Nabi Muhammad bersifat hissy, seperti batu
kerikil bertasbih ditangannya, berbicara dengan serigala, pohon datang kepadanya, semua
itu telah dikumpulkan oleh ahli-ahli hadist. Adapun mukjizat-mukjizat Muhammad yang
bersifat aqliyah, maka orang memikirkan hikmah-hikmah yang telah didatangkan Nabi
tidak sanggup didatangkan oleh hukama, tentulah akan menyelami soal-soal yang
menakjubkan.

5
Diantara mukjizat yang ditentukan Allah untuk Muhammad ialah Al-Quran. Al-
Quran itu suatu ayat hissiyah yang dapat dirasakan panca indera, aqliyah yang bersifat
kekal, diam tidak berbicara dan kekal sepanjang masa berkembang didalam dunia.5
Al Mawardy membagikan macam-macam mukjizat al-Quran menjadi 20 wajah:6
1. Mengenai kefasahannya dan cara penjelasannya
2. Mengenai ringkasan lafadznya, kesempurnaan maknanya
3. Mengenai nazam uslubnya. Dia tidak masuk dalam kalam yang bernazam, tidak
masuk dalam syi’ar atau rajaz, tidak bersajak dan bukan pula brsifat khatbah
4. Mengenai banyak makna-maknanya yang dapat di kumpulkan oleh pembicaraan
manusia. Lihat firman Allah
  
    
   
   
   
  
 
“Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa; “Susuilah Dia, dan apabila kamu khawatir
terhadapnya Maka jatuhkanlah Dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir
dan janganlah (pula) bersedih hati, karena Sesungguhnya Kami akan
mengembalikannya kepadamu, dan men- jadikannya (salah seorang) dari Para rasul.
(QS Al-Qashash: 7)
Didalam ayat yang satu ini Allah mengumpulkan dua perintah, dua larangan, dua
khabar, dan dua berita kegembiraan.
5. Al-Quran mengumpulkan ilmu-ilmu yang tidak dapat diliputi oleh manusia dan
tidak dapat berkumpul pada seorang makhluk.
6. Al-Quran mengandung beberapa hujjah dan keterangan untuk menetapkan
ketauhidan dan menolak i’tiqad-itiqad yang salah.

5
Tengku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Quran dan Tafsir. Hlm 126
54 ‫ صفحة‬.2010 ‫ بيروت‬.‫ دار المكتبة الهالل‬.‫ أعالم النبوة للماوردي‬.‫ الشيخ أبي الحسن علي بن محمد الماوردي الشافعي‬6

6
7. Al-Quran mengandung kabar-kabar orang-orang yang telah lalu dan umat-umat
purbakala. Jika orang mengatakan, mengabarkan apa yang telah lalu tidak dapat
dipandang mukjizat, karena orang lain dari pada Nabi pun mengetahuinya. Maka
kita jawab: mungkin dapat dikabarkan oleh orang yang mengetahuinya.
Muhammad saw tidak termasuk orang yang mengetahuinya karena itulah menjadi
mukjizat apa yamg beliau kabarjkan itu
8. Al-Quran itu mengandung kabar-kabar yang belum terjadi, kemudian terjadi
persis seperti yang dikabarkan. Perkabaran Al-Quran diyakini terjadinya dan
semuanya terjadi, sedangkan ramalan-ramalan itu tidak diyakini terjadinya dan
tidak pula semuanya tepat.
9. Al-Quran menerangkan isi-isi hati yang tidak dapat diketahui melainkan oleh
Allah sendiri.
10. Lafadz-lafadz Al-Quran melengkapi jazal mustarghab dan sahl al-mustaqrab.
Dalam pada itu, tidak dipandang sukar jazalnya dan tidak dipandang muda
sahlnya.
11. Pembacaan Al-Quran mempunyai khushusiyah dengan kelima penggerak yang
tidak didapatkan pada selainnya.
 Kelembutan tempat keluarnya
 Keindahan dan kecantikannya
 Mudah dibaca nazamnya dan saling berkaitan satu dengan lainnya
 Enak didengar
 Pembacanya tidak jemu membacanya dan pendengarnya pun tidak bosan
mendengarnya.
12. Al-Quran ini di nukilkan dengan lafadz-lafadz yang diturunkan. Jibril
menyampaikannya dengan lafadz dan nazamnya. Rasulpun meneruskan kepada
umat persis sebagai yang diterima dari Jibril. Sedang kitab-kitab yang lain yang
diperlukan menghafal maknanya bukan lafadznya. Tuhan menurunkan Taurat
kepada musa, makna-maknanya, kemudian Musa menerangkan dengan memakai
lafadznya sendiri. Injil di tulis oleh murid-murid Isa dengan memakai susunan
mereka sendiri. Zabur hanya berisi doa-doa yang dibangsakan kepada Daud,

7
demikian pula lafadznya. Walaupun makna-makna kitab itu disandarkan kepada
Tuhan, namun lafadznya bukan lafadz yang di turunkan.
13. Terdapat makna-makna yang berlainan didalam sesuatu. Yakni dalam suatu surat
itu kita mendapatkan berbagai rupa masalah. Kemudian masalah-masalah itu kita
mendapatkan pula dalam surat-surat yang lain.
14. Perbedaan ayat-ayatnya yakni ada yang panjang dan ada yang pendek, tidak
mengeluarkan al-Quran dari uslubnya. Misalnya surah al-Kausar yang dipandang
sebagai surah yang terpendek melengkapi empat makna yaitu mengabarkan
nikmat, menyuruh ibadah, menggembirakan dan mempunyai uslub yang menjadi
mukjizatnya.
15. Walapun kita banyak sekali membacanya, namun kita tidak dapat mencapai
kefasahannya karena al-Quran itu diluar dari tabi’at manusia.
16. Al-Quran itu mudah dihafal oleh segala lidah, berbeda dengan kitab-kitab yang
lain
17. Al-Quran itu lebih tinggi dari segala martabat pembicaraan
Martabat pembicaraan terbagi menjadi tiga:
 Mantsur yang dapat dibuat oleh segenap manusia
 Syi’ir yang hanya disusun oleh sebagian manusia
 Al-Quran melampaui kedua martabat itu.
18. Tambahan yang disisipkan terus dapat diketahui, mengubah lafadz-lafadznya pun
demikian
19. Tidak ada umat yang sanggup menentang Al-Quran. Meskipun ada beberapa
orang telah mencoba-coba menentang Al-Quran akan tetapi mereka tidak sanggup
menyusunnya, seimbang dengan fashahnya Al-Quran
20. Allah memalingkan manusia yang menentangnya.

D. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Kegagalan Dan Ketidak Mampuan Bangsa


Arab Dalam Menandingi Al-Quran.7
1. Ketika menyusun syi’ir-syi’ir atau teks lisan lainnya, bangsa arab hanya mampu
mensifati benda-benda yang bisa dilihat, seperti kuda, unta, perempuan, dll.

7
Usman. Ulumul Quran. Teras Yogtakarta. 2009 hlm 307-308

8
Namun al-Quran, selain mensifati benda-benda yang bisa dilihat, tapi juga mampu
memaparkan hal-hal ghaib, termasuk sejarah-sejarah masa lalu dan menjelaskan
peristiwa-peristiwa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
2. Bagaimanapun hebatnya para pujangga dan orator Arab dalam menyusun kata-
kata dan merangkai kalimat, mereka tidak mampu menyusun kata dan rangkaian
kalimat yang semuanya fasih dan baligh. Sedangkan semua susunan kata dan
rangkaian kalimta al-Quran fasih dan baligh, sehingga tidak seorang pun mampu
menandinginya
3. Ketika para sastrawan Arab berulang-ulang memberikan sifat tentang sesuatu
benda atau peristiwa yang terjadi dengan kalimat berbeda-beda, maka kalimat
yang kedua berbeda maksudnya dengan kalimat yang pertama. Tetapi al-Quran
tidaklah demikian, sekalipun kalimat yang satu diulang-ulang dengan
menggunakan kalimat yang lain, namun ayat-ayat al-Quran tidak berubah dari
tujuan yang semula, bahkan akan menambah kefasihannya.
4. Para sastrawan Arab yang paling tersohor sekalipun, hanya dapat menyusun
syi’ir yang fasih dan baligh hanya dalam satu bidang saja, sedang dalam bidang
lainnya tidak. Tetapi al-Quran semua susunan kalimat dan ayat –ayatnya fasih dan
baligh
5. Kandungan syi’ir –syi’ir para pujangga dan sastrawan Arab banyak berisi
kebohongan dan kepalsuan, namun semua kandungan al-Quran sangat bersih dari
kedustaan dan kepalsuan.
E. Dalil-Dalil Kemukjizatan Al-Quran
Dalil-dalil yang menyatakan bahwa Al-Quran itu sebagai mukjizat adalah sebagai
bukti-bukti bahwa tiada yang sanggup menandingi Al-Quran baik dari kalangan fusaha
maupun bulagha. Sifat-sifat Al-Quran yang menjadikannya sebagai kitab Allah yang
terakhir terus-menerus dapat dipergunakan dan terus-menerus bersesuaian dengan
sepanjang masa, tempat dan keadaan, juga sangat di perlukan oleh umat Islam, terlebih
lagi untk menghadapi orang lain dalam menolak hujjah-hujjah mereka.

9
Diantara firman Allah tersebut adalah:
23 : ‫سورة البقرة‬ .1
    
  
  
 
   
   
"Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada
hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan
ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.” (QS Al-
Baqarah : 23)8
38 : ‫سورة يونس‬ .2
   
  
  
   
   
"Atau (patutkah) mereka mengatakan “Muhammad membuat-buatnya.” Katakanlah:
“(Kalau benar yang kamu katakan itu), Maka cobalah datangkan sebuah surat
seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya)
selain Allah, jika kamu orang yang benar.” (QS Yunus : 38)9

53 : ‫الفرقان‬ .3
   
  
   
8
Al-Quranul Karim. Surah Al-Baqarah : 23
9
Al-Quranul Karim. Surah Yunus : 38

10
  
  
"dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar
lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan
batas yang menghalangi.

43 : ‫ النور‬.4
    
   
   
  
  
   
    
   
    
  
"tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan
antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, Maka
kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan
(butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti)
gunung-gunung, Maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang
dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan
kilat awan itu Hampir-hampir menghilangkan penglihatan.

11
Kesimpulan
Al-Quran merupakan mukjizat terbesar yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
Saw. Yang mana mukjizat ini berbeda dengan mukjizat-mukjizat yang diturunkan kepada
para Nabi sebelumnya. Para Nabi sebelumnya Allah berikan mukjizat kepada mereka
hanya sebatas ketika mereka hidup dipermukaan bumi saja akan tetapi Al-Quran datang
bukan hanya ketika Rasulullah hidup didunia saja akan tetapi Quran terus Allah jaga
sampai kiamat datang. Isi kandungan al-Quran tidak kalah dengan kemajuan informasi-
informasi modern sekarang ini bahkan banyak para ilmuan yang mendapatkan ilmu-ilmu
baru ketika mereka mengkaji Al-Quran.

12
13

Anda mungkin juga menyukai