Anda di halaman 1dari 20

NE TIMEAS: MENISBAHKAN PERISTIWA ANUNSIASI

ZAKHARIA DAN MARIA DALAM BINGKAI PERSPEKTIF


KRISTEN DAN ISLAM
SECARA HISTORIS

Gabrielle Howard Tanjung


Institut Agama Kristen Negeri Toraja
gabriellehowardtanjung@gmail.com

Abstract:
The Annunciation is the story of the angel Gabriel preaching to Zechariah
and Mary. However, there is a different story between the annunciation story in
the Bible and the Qur'an. Therefore, the author wants to find a ratio between
these two stories. Although they have differences, there are similarities in them.
This story is also a debate of the two major religions. So that it is attributable,
namely looking for the same similarities and distinguishing the differences in
the stories in it. Then there will be a connecting point between these stories.

Keywords: Annunciation, Zechariah, Mary, the angel Gabriel

Abstrak:
Anunsiasi merupakan kisah pewartaan malaikat Gabriel kepada Zakharia
dan Maria. Namun terdapat kisah berbeda antara cerita anunsiasi dalam Alkitab
dan Al-Qur’an. Maka dari itu, penulis hendak mencari nisbah antara kedua kisah
ini. Meskipun memiliki perbedaan, namun terdapat kesamaan-kesamaan di
dalamnya. Kisah ini juga menjadi perdebatan dari kedua agama besar ini.
Sehingga menisbahkan, yaitu mencari persamaan yang sama dan membedakan
perbedaan kisah di dalamnya. Maka akan didapatkan suatu titik penghubung
antara kisah ini.

Kata Kunci: Anunsiasi, Zakharia, Maria, malaikat Gabriel

PENDAHULUAN
Bangsa Semit merupakan bangsa yang menjadi penghasil agama yang saat ini
menjadi agama-agama terbesar di dunia. Agama-agama yang tersebut adalah agama
Abrahamik yang meliputi Yahudi, Kristen, dan Islam. Dikatakan sebagai agama
Abrahamik karena sama-sama mengakui Abraham sebagai Bapa leluhur mereka. Oleh
karena itu, terdapat beberapa kesamaan cerita atau sejarah dalam kitab suci yang
dipegang oleh agama-agama tersebut.
Dalam agama Yahudi dan Kristen mengakui Tanakh sebagai Kitab Suci yang
memiliki otoritas dan diterima secara utuh, sedangkan dalam Islam hanya mengakui
beberapa bagian dalam Tanakh tersebut. Sebab Al-Qur’an memiliki kemiripan cerita
dalam Tanakh utamanya Torah atau Taurat. Kemiripan cerita atau alur dalam kitab ini
dilatarbelakangi oleh karena Islam mengimani 4 kitab yang diberikan oleh Allah kepada
nabi-nabi-Nya. Adapun kitab tersebut adalah kitab Taurat yang diberikan Allah kepada
nabi Musa A. S. (Alaihis Salam), kitab Zabur yang diberikan nabi Daud A. S., kitab Injil
kepada nabi Isa A. S., dan kitab Al-Qur’an kepada nabi Muhammad SAW (Shalallaahu
Alaihi Wassalaam). Karena hal inilah terdapat beberapa kemiripan cerita antara Al-
Qur’an dalam agama Islam dengan Tanakh agama Yahudi dan Kristen.
Dalam Al-qur’an, kemiripan-kemiripan yang nampak dengan Tanakh atau dalam
Kekristenan disebut sebagai PL, adalah beberapa kisah nabi-nabi di dalamnya. Dalam
Al-Qur’an diceritakan kisah nabi-nabi di mana Islam mengakui adanya 25 nabi
termasuk rasul di dalamnya. Nabi-nabi tersebut bila diparalelkan adalah Adam,
Idris/Henokh, Nuh, Hud/Heber, Sholeh/Selah, Ibrahim/Abraham, Luth/Lot,
Ismail/Ismael, Ishaq/Ishak, Ya’kub/Yakub, Yusuf, Ayub, Syu’aib/Yitro, Musa, Harus,
Zulkifli/Yehezkiel, Daud, Sulaiman/Salomo, Ilyas/Elia, Ilyasa/Elisa, dan Yunus.
Beberapa nabi yang telah diparalelkan atau diberikan padanan tersebut merupakan
suatu contoh kemiripan yang terdapat antara Al-Qur’an dan Tanakh. Selanjutnya Al-
Qur’an juga memiliki kemiripan dengan kitab dalam PB khususnya dalam Injil.
Kemiripan yang ditemukan adalah diakuinya pula Zakariyya/Zakharia, ayah dari
Yohanes Pembaptis dalam 25 nabi tersebut termasuk Yahya/Yohanes Pembaptis dan
Isa yang kadangkala disepadankan dengan Yesus.
Melalui catatan Lukas diketahui bahwa malaikat Gabriel membawa kabar
sukacita kepada Imam Zakharia dan Maria bahwa akan lahir tokoh yang akan menjadi
besar namanya dalam Perjanjian Baru. Hal yang sama juga diutarakan oleh Al-Qur’an, di
mana Zakariyya dan Maryam juga diberitahukan oleh malaikat Jibril akan kelahiran
Yahya dan Isa yang akan menjadi tokoh dan nabi. Kemiripan 2 cerita ini menjadi unik
dikarenakan memiliki tokoh yang mirip dalam 2 agama Abrahamik. Baik Kristen
maupun Islam sama-sama mengakui bahwa Yohanes atau Yahya merupakan nabi yang
diutut oleh Allah demikian pula bagi Yesus. Namun perbedaan yang mencolok di sini
adalah bahwa Kekristenan mengakui keilahian Kristus sebagai Anak Allah, sedangkan
Isa hanyalah seorang nabi yang diutus oleh Allah dengan berbagai mukjizat yang
meliputinya mulai ketika ia sebelum ia lahir.
Oleh karena persamaan-persamaan dan perbedaan inilah yang terkadang
menjadi kontra antar kedua agama Abrahamik ini. Sehingga terkadang hal ini dapat
menimbulkan perpecahan dan melupakan jadi diri mereka sebagai anak-anak Abraham.
Terkadang untuk mengangkat isu teologis ini, kadang memunculkan perdebatan yang
tiada berujung, karena pemahaman yang saling bertolak belakang. Isu ini telah menjadi
bahan perdebatan alot bagi gereja dan kaum muslim dalam mencari titik terang dalam
masalah ini.
Dalam mencari suatu nisbah dalam peristiwa ini, maka pengkajian ini akan
berusaha melakukan pencarian mengenai perbandingan atau paralelisasi mengenai
kejadian bersejarah ini melalui tokoh-tokoh yang berperan di dalamnya. Keterkaitan
yang hendak dicapai adalah mencari persamaan dan perbedaan peristiwa
pemberitahuan kabar sukacita pada imam Zakharia dan Maria menurut kesaksian
Lukas yang diparalelkan dengan peristiwa sama yang dialami oleh Zakariyya dan
Maryam dalam Al-Qur’an serta mencari pemaknaan Logos dalam perpektif Islam dan
Kristen. Sehingga penelitian mengenai peristiwa ini dapat diketahui nisbahnya di
tengah perdebatan historis-dogmatik. Penelitian ini dilakukan oleh karena hendak
memberikan informasi mengenai perbedaan peristiwa yang dialami kedua tokoh oleh
malaikat yang selama ini dipahami oleh Islam dan Kristen. Agar baik Gereja maupun
masyarakat Muslim dapat memahami pluralisasi yang ada dalam kehidupan agama
Abrahamik. Sehingga toleransi dapat diindahkan oleh keduanya. Oleh karena itu,
penelitian ini hendak menganalisis dan mencari nisbahnya walau sampai saat ini masih
menjadi suatu perdebatan secara dogmatik.

Metode Penelitian
Untuk mencapai suatu penelitian yang sahih, adapun pendekatan dan jenis
penelitian yang dipakai adalah jenis penelitian kualitatif. Adapun jenis ini dipilih sebab
karena dapat memberikan suatu kesempatan dalam mengembangkan wawasan secara
spesifik utamanya dalam mata kuliah Islamologi dalam jurusan Teologi Kristen.
Kemudian metode penelitian ini digunakan agar dapat menjadi suatu bahan untuk
pengembangan yang lebih dalam mengenai Studi Biblikal dalam Alkitab dan Al-Qur’an.
Sehingga penelitian ini tidak berhenti sampai di sini, akan tetapi dapat menjadi suatu
bahan dalam memperdalam penelitian yang akan datang.
Adapun instrumen yang dipakai oleh penulis dalam mewujudkan penelitian ini
adalah cara melakukan studi kepustakaan. Untuk mendapatkan suatu penelitian yang
akurat, maka studi kepustakaan adalah sumber prioritas yang dipakai agar teori yang
dipaparkan mempunyai dasar dalam berteori. Buku dalam bidang Islamologi
merupakan bahan rujukan utama bagi dalam melakukan penelitian ini. Sehingga
penelitian ini dapat dilakukan secara mendalam.

Hasil dan Pembahasan


1. Pengantar
Dalam Alkitab, Yesus merupakan tokoh sentral dalam sejarah penebusan
manusia. Sebab Yesus merupakan Anak Domba yang telah dijanjikan oleh Allah
untuk membebaskan manusia dari belenggu dosa. Sedangkan Maria dipakai oleh
Allah untuk melahirkan Sang Mesias. Melalui Maria, Yesus dapat menjadi manusia
dan turut merasakan kelemahan-kelemahan manusia.
Adapun Yusuf merupakan suami bagi Maria. Allah melihat pentingnya peran
seorang suami, sehingga Yusuf dijadikan sebagai pelindung bagi Maria. Sebab bila
masyarakat Yahudi mendapati Maria dalam keadaan hamil masyarakat Yahudi akan
merajamnya. Sebab aturan Yahudi pada saat itu mengatakan bahwa bila ada orang
yang kedapatan berbuat zinah akan dirajam atau dilempari batu hingga meninggal
(Im 20:10).
Walaupun Yusuf bukanlah ayah biologis dari Yesus, melainkan lahir dari Roh
Kudus. Akan tetapi ia dan Maria berasal dari garis keturunan Daud berdasarkan
catatan dalam Injil Matius dan Lukas (Ma 1:1-17; Luk 3:23-38). Sehingga peran
Yusuf sebagai suami menjadi suatu penggenapan janji Allah kepada Daud (II Sam
7:16). Sebagai suami Yusuf bertindak sebagai pelindung bagi Maria dan Yesus
sebagai suatu keluarga dan mencarikan nafkah bagi mereka.
Namun dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa Maryam merupakan seorang
perempuan suci yang oleh Roh Kudus dapat mengandung dan melahirkan Isa.
Dikatakan bahwa Isa merupakan nabi yang tidak berbapak 1, sebab ia tidak lahir dari
hasil hubungan suami-istri melainkan oleh karena Roh yang ditiupkan oleh malaikat
Jibril kepadanya. Selain itu, ia diberikan pula gelar al-Masih dan Ibnu Maryam
karena tidak memiliki bapak. Kemudian dikatakan bahwa Isa mendapatkan
pengajaran hanya dari ibunya dalam tuntunan roh kehidupan. 2 Dalam hal ini Roh
Kudus yang menggerakkan Maryam dan Isa untuk melakukan segala sesutau.
Dalam cerita imam Zakharia, ia dan istrinya merupakan orang tua yang telah
lanjut usia sehingga secara biologis mereka tidak dapat melanjutkan keturunan lagi.
Sedangkan mereka sama sekali belum mendapatkan keturunan, sebab Elisabet
mandul (Luk 1:7,18). Sedangkan dalam Al-Qur’an, Zakariyya juga dikatakan sebagai
seorang imam.3 Dikatakan pula bahwa Zakariyya dan Istrinya telah tua dan belum
mendapatkan keturunan (Qs Ali Imran:40), hampir sama dengan yang dikatakan
oleh Alkitab. Akan tetapi, perbedaan di dalamnya tetap ada.
Bila dilihat bahwa akan nampak beberapa persamaan dan perbedaan dalam
pandangan antara yang dialami oleh Zakharia dan Maria atau Zakariyya dan
Maryam. Baik secara historis terlebih doktrin, yang kadang menjadi isu sensitif
antar kedua agama tersebut. Dari segi historis, memiliki tokoh-tokoh yang dikatakan
mirip namun dari segi dogmatik sangat berbeda jauh. Maka dari itu penulis akan
memberikan beberapa perbedaan dan persamaan dari segi historis dan dogmatik.

2. Nabi Zakariyya dan Siti Maryam


Dikisahkan dalam Al-Qur’an bahwa Zakariyya merupakan seorang nabi yang
yang telah lanjut umurnya bersama dengan Istrinya yang mandul. Adapun keluarga

1
Nurhidayat, “Kisah Nabi Isa AS Dalam Al-Qur’an (Suatu Kajian Sejarah)” (Tesis M. Ag., Universitas
Alauddin Makassar, 2017), 48
2
Ahmad Mesiyyakh, Tradisi Tuhan (Depok: Penerbit Dermaga Wacana Pustaka Indonesia, 2008), 64
3
Nurhidayat, opcit, 43
Zakariyya memiliki hubungan kekeluargaan dengan keluarga Imran, yaitu keluarga
dari Maryam yang menjadi anak asuhnya.4 Dikatakan oleh seorang penafsir, Ibnu
Katsir bahwa Zakariyya merupakan seorang imam dan pemelihara Baitul Maqdis. 5
Baitul Maqdis jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah rumah suci. Ini
berarti istilah Baitul Maqdis dapat berarti Bait Allah yang ada di Yerusalem. Sebab
Zakariyya dan Maryam hidup dalam kalangan orang bani Israil atau masyarakat
Yahudi. Dalam hal nafkah, ia menghidupi keluarganya dengan bekerja sebagai
tukang kayu.6 Istri dari Zakariyya tidak disebutkan namanya dalam Al-Qur’an.
Namun Al-Buruzwi meriwayatkan bahwa Aisyah merupakan nama dari Istri
Zakariyya.7
Zakariyya dikenal sebagai sosok yang terpandang dan memiliki perilaku yang
terpuji.8 Ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk beribadah di Baitul Maqdis. 9
Namun ia dan istrinya sama sekali belum dikaruniai momongan. Oleh karena itu,
setiap hari ia memanjatkan doa yang sama kepada Allah agar segera untuk
menerima momongan (Qs Ali Imran:38 & Maryam:3-6).
Kemudian Allah menjawab doanya dengan mengutus malaikat Jibril
kepadanya ketika sedang melaksanakan salat di mihrab (tempat ibadah). Di tempat
tersebut, Jibril menyampaikan bahwa Allah telah memberikan Yahya kepadanya. Ia
akan membenarkan kalimat/firman dari Allah, panutan, berkemampuan menahan
diri dari nafsu dan seorang nabi di antara orang-orang saleh (Qs Ali Imran:39). Akan
tetapi Zakariya meresponnya dengan berkata bahwa ia dan istrinya telah tua,
bagaimana ia akan mendapatkan seorang anak (QS Ali Imran:40 & Maryam:8).
Namun Jibril menjawab bahwa Allah berbuat apa yang Dia kehendaki. Namun
Zakariyya meminta tanda akan hal tersebut, maka Jibril berkata bahwa Zakariyya
akan bisu selama tiga hari dan diminta untuk menyebutkan nama Tuhan sebanyak-
banyaknya sambil bertasbih pada pagi dan petang hari (Qs Ali Imran:41 & Maryam:
10-11). Adapun Yahya lebih dahulu dilahirkan daripada Isa, ketika Maryam
kemungkinan masih kanak-kanak.
Perjumpaan yang sama juga dialami oleh Maryam. Maryam merupakan
anggota keluarga Imran. Imran merupakan ayah dari Maryam dan Hannah adalah
ibunya,10 meskipun nama ibunya tidak pernah disebutkan dalam Al-Quran. 11
4
Ibid, 45
5
Ibid, 45
6
Ibid, 43
7
Rodliyah Khuzai, “Nabi Zakaria AS. dan Siti Maryam AS. Figur Manusia Unggul,” Hikmah: Jurnal Dakwah
& Sosial Vol. 1, No. 1(Maret 2021), 6
8
Nurhidayat, opcit, 43
9
Ibid
10
Nor Faridatunnisa, , “Intertekstualitas Kisah Isa dan Maryam dalam Al-Qur’an dan Al-Kitab,” Jurnal Al-
Risalah Vol. 16 No. 1 (Januari-Juni 2020), 41
11
Beko Hendro, “Studi Komparatif Karateristik Maryam dan Isa dalam Quran dan Bible” JSA Th. 3 No. 2
(Desember 2019), 76
Dikatakan pula bahwasanya sama seperti keluarga Zakariyya, keluarga Imran juga
tidak memiliki dan telah mencapai usia lanjut. Kemudian, mereka juga memohon
kepada Allah untuk diberikan pula keturunan, dan hal itu kemudian dikabulkan.
Ketika Maryam sedang dikandung, istri Imran bernazar kepada Allah bahwa
ketika bayinya telah lahir, ia akan diserahkan untuk menjadi abdi bagi-Nya (Qs Ali
Imran:35). Setelah melahirkan, bayi itu perempuan dan timbul keraguan dalam hati
ibunya. Namun Hannah memberi nama anaknya, Maryam dan memohon
perlindungan baginya dan bagi cucunya dari setan (Qs Ali Imran:36). Bahkan
menurut hadits Abu Hurairah mengatakan bahwa ketika dilahirkan, Maryam dan Isa
tidak menangis sebab mereka telah dijaga dari sentuhan setan. 12 Maryam dalam
bahasa Arab tidak memiliki arti dan hanya sekedar nama menurut Ibnu Asyur. 13
Dalam Al-qur’an dikatakan bahwa keluarga Imran merupakan keluarga yang
telah dipilih oleh Allah melebihi segala umat (Qs Ali Imran:33). Sebab melalui
keluarganya, Tuhan akan berperkara atasnya. Di mana Maryam telah dipilih Allah
untuk disucikan dan akan melebihi segala perempuan (Qs Ali Imran:42). Maryam
akan melahirkan seorang terkemuka di dunia dan akhirat yaitu Al-Masih Isa yang
akan berbicara ketika masih bayi dan bila dewasa akan dimasukkan dalam orang
saleh (Qs Ali Imran:45-46).
Dikatakan bahwa ketika ayah Maryam meninggal, 14 terjadi perdebatan sengit
terkait hak asuh Maryam akan jatuh kepada siapa. Karena ibunya akan menepati
nazarnya kepada Allah dengan menyerahkan Maryam. Hingga akhirnya terjadi
pengundian dan Zakariyya terkena undian tersebut.15 Ketika telah berada dalam
asuhan Zakariyya, hal ajaib yang selalu ditemukan olehnya adalah ketika ia
memasuki mihrab (tempat ibadah) adalah ia mendapati makanan di sisinya. Lalu
bertanya kepada Maryam dari mana ia mendapatkan makanan tersebut. Maryam
berkata bahwa itu dari Allah (Qs Ali Imran:37). 16 Maryam senantiasa memberi diri
dalam Baitul Maqdis hingga usia remaja.17
Mulai dari Qs Maryam:16 berisi tentang pemberitahuan kepada Maryam
mengenai kelahiran Isa. Di mana dikatakan bahwa ketika Maryam sedang
mengasingkan diri ke suatu tempat di sebelah timur.Allah mengutus malaikat Jibril
kepadanya dalam rupa manusia. Tidak diketahui secara pasti alasan Maryam
melakukan pengasingan diri, Al-Qur’an hanya mengatakan bahwa Maryam
mengadakan tabir bagi orang lain. Ada kemingkinan bahwa alasan Maryam
mengasingkan diri adalah untuk lebih berkonsentrasi pada ibadahnya atau pada

12
Nurhidayat, opcit, 42
13
Hendro, opcit, 76
14
Rodliyah Khuzai, opcit, 6
15
Nor Faridatunnisa, opcit, 94
16
Ibid
17
Ibid
saat itu ia sedang haid. 18 Menurut Quraisy Shihab, alasan timur dipilih oleh karena
sebagai isyarat ilahi, sebab timur menjadi tempat matahari terbit. 19 Matahari
merepresentasikan Al-masih yang akan segera datang bagi Bani Israil.
Pada saat mengasingkan diri, Jibril mendatanginya dalam rupa seorang laki-
laki. Oleh karena hal itu, Maryam ketakutan karena takut akan dinodai maka ia
meminta pertolongan kepada Allah (Qs Maryam:18). 20 Namun setelah Jibril
menjelaskan bahwa dia adalah utusan Allah dan bahwa ia menerima anugerah akan
melahirkan seorang anak laki-laki suci 21 dan ia telah dipilih dan disucikan oleh Allah
melebihi segala perempuan. Tetapi hal itu direspon Maryam dengan penuh
kegelisahan karena dirinya adalah seorang perawan dan belum pernah disentuh
oleh laki-laki. Namun Jibril mengatakan bahwa tidak ada sesuatu yang mustahil bagi
Allah. Kemudian Maryam pun mengandung dan pergi mengasingkan diri ke tempat
yang jauh (Qs Maryam:19-22).
Menurut al-Maraghi bahwa Jibril meniupkan roh kedalam rahim Maryam
dengan perintah Allah.22 Kemudian, ulama berpendapat bahwa mengenai masa
kehamilan Maryam hanya berkisar satu jam saja, namun ada pula yang berpendapat
bahwa masa kehamilannya adalah 9 bulan layaknya wanita lain. 23 Sehingga
menimbulkan banyak dugaan dan penafsiran terkait dengan kehamilan Maryam.

3. Imam Zakharia dan Bunda Maria


Berbeda dengan tradisi Islam, dalam Kekristenan nama orang tua Maria tidak
dijelaskan dalam Alkitab. Akan tetapi terdapat silsilah Maria dalam Injil Lukas.
Menurut tradisi Kristen pada abad ke-2, bahwa ayah dan ibu dari Bunda Maria
adalah Yoakhim dan Anna.24 Hal ini dipertegas dalam kitab-kitab Apokrif khususnya,
kitab Protoevangelium Jacobii (Injil Purba menurut Yakobus). 25 Dalam Injil ini
disebutkan beberapa keterangan tentang mengenai riwayat hidup Maria.
Berdasarkan Injil Purba Yakobus, termuat beberapa hal yang termuat, yaitu
Suatu janji Maria tetap perawan; Keterangan mengenai Yusuf adalah seorang duda
yang telah mempunyai anak laki-laki sebelum bertunangan dengan Maria; kesaksian
Maria mengenai keperawanannya ketika sedang mengandung; reminisensi
mengenai Hawa dan kesejajarannya dengan Maria; dan keperawanan Maria tetap
ada setelah melahirkan Yesus, serta Maria tidak mengalami kesakitan karena

18
Nurhidayat, opcit, 45
19
Ibid
20
Ibid, 46
21
Nor Faradatunnisa, opcit, 95
22
Nurhidayat, opcit, 49
23
Muhammad Thaib Muhammad, “Hakikat Nabi Isa dalam Perspektif Al-Qur’an,” Muhammad Tahib
Muhammad: Hakikat Nabi Isa dalam Perspektif Al-Qur’an (t.t.), 86
24
Al. Purwa Hadiwardoyo, MSF, Pandangan Katolik tentang Maria, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2017),10
25
Dr. Niko Syukur Dister, OFM, Teologi Sistematika 2, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2004), 447-448
dibebaskan dari dosa asal.26 Hal inilah yang mendasari gereja Katolik Roma dan
Ortodoks merayakan beberapa perayaan terkait dengan Maria.
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Maria, imam Zakharia merupakan
penerima penerima kabar sukacita yang pertama. Ditinjau dari latar belakangnya,
Zakharia merupakan seorang Imam dari rombongan Abia, keturunan Harun,
demikian pula istrinya juga bagian dari kaum imam bernama Elisabet (Luk 1:5). 27
Rombongan Abia merupakan rombongan ke-8 dari 24 golongan imam (I Taw
24:10).28 Rombongan ini merupakan keturunan Eleazar, anak sulung Harun. 29 Akan
tetapi ada dugaan bahwa pada masa pembuangan, banyak keturunan dari keluarga
imam ini telah meninggal.30 Sehingga ketika kembali, mereka mengambil anggota
keluarga lain demi tetap menyandang nama kepala rombongan. 31 Sedangkan dari
istri Zakharia, ia memiliki nama yang sama dengan istri Harun, yaitu Eliseba.
Zakharia dan istrinya tidak tinggal di Yerusalem, melainkan tinggal di suatu daerah
di pegunungan kota Yehuda (Luk 1:39). Daerah Yehuda bagian selatan merupakan
wilayah yang memiliki daerah yang berbukit-bukit, namun untuk tempat tinggal
Zakharia secara rinci tidak diketahui letaknya.32Sebab mereka bukanlah dari
golongan imam-imam besar dan imam rombongan pertama. 33
Alasan Zakharia mengambil Elisabet sebagai istri adalah karena masih satu
keturunan dengan Harun. Hal ini didasarkan dalam catatan sejarah Josephus bahwa
adat Yahudi mengatur para imam Yahudi hanya menikah dengan orang-orang yang
memiliki keturunan yang sama dengan mereka. 34 Oleh karena itu, para imam sangat
berhati-hati dalam menjaga kekudusan mereka, agar martabat keimamatannya
dapat terjaga dan tidak ikut dalam pernikahan campuran. 35 Walaupun hal demikian
tidak wajib,36 namun telah menjadi tradisi agar hal tersebut dapat dihindari.
Zakharia dan Elisabet merupakan orang yang benar di hadapan Allah serta
hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan sempurna. Akan tetapi
mereka belum memiliki anak, karena istrinya mandul dan keduanya telah lanjut usia
(Luk 1:6-7). Dalam adat Yahudi, perempuan yang mandul merupakan aib besar,
sebab anggapan masyarakat mengatakan bahwa itu merupakan suatu kesialan,
tanda Allah menahan berkat orang tersebut dalam mendapatkan keturunan, dan
26
Ibid, 448-449
27
LAI, Alkitab Edisi Studi, (Jakarta: Percetakan LAI, 2010), 1560
28
Dr. B. J. Boland, Tafsiran Alkitab: Injil Lukas (Jakarta: BPK Gunung Mulai, 1969), 21
29
Menurut Dr. Lightfoot, seorang sejarawan Inggris abad ke-17. Matthew Henry, Tafsiran Matthew Henry: Injil
Lukas 1-12 (Surabaya: Penerbit Momentum, 2009), 9
30
Ibid
31
Ibid.
32
LAI, opcit, 1561
33
Boland, loc cit
34
Henry, opcit, 9.
35
Ibid.
36
Boland, loc cit
sebagai hukuman dari Allah karena telah melakukan suatu dosa tertentu. 37 Akan
tetapi, ada kemungkinan bahwa Elisabet tidak dipermalukan oleh tetangganya
mengingat ia dan suaminya tidak bercacat dalam melakukan perintah Tuhan dan
jabatan Zakharia sebagai imam yang terpandang.
Matthew Henry menafsirkan bahwa jika Zakharia merupakan nabi terakhir
dalam Perjanjian Lama yang bertemu dengan malaikat, maka ia adalah imam
Perjanjian Baru pertama yang bertemu dengan malaikat. 38 Hal ini dapat diketahui
ketika ia melakukan pelayanannya di Bait Suci, Saat ia terpilih untuk memasuki
ruang kudus untuk membakar ukupan. Pemilihan seorang imam untuk melakukan
pembakaran ukupan adalah dengan cara diundi dan sistem bergilir dalam
rombongannya (Luk 1:8-9). Hal ini bertujuan agar beberapa orang tidak
mengabaikan tugas dan tanggung jawabnya, sedangkan yang lain tidak memonopoli
tugas pelayanan tersebut karena melalui pengundian tersebut Allah memilih orang
yang akan melayani-Nya.39 Pelayanan ini dilakukan oleh seorang imam sekali
seumur hidup, mengingat banyaknya imam yang ada di Israel. 40 Kemudian dilakukan
2 kali sehari, yakni pagi dan petang.41 Ukupan tersebut merupakan campuran dari
kemenyan, aneka ragam getah, rempah-rempah, dan garam. 42
Ada kemungkinan bahwa Zakharia melakukan pembakaran ukupan pada hari
Sabat. Sebab, jemaat berkumpul di luar dan melakukan sembahyang, sementara
Zakharia melakukan pembakaran tersebut (Luk 1:10) yang tidak terjadi pada hari-
hari biasa..43 Ketika imam membakar ukupan, umat akan berdoa, “Kiranya Allah
yang pengasih memasuki tempat kudus dan kiranya Ia berkenan menerima korban
umat-Nya” sebagai pemanjatan doa kepada Allah. 44 Dr. Lighfoot menghitung
berdasarkan kalender Yahudi, waktu upacara itu dilaksanakan pada bulan Sivan di
hari ketujuh belas. Yang mana pembacaan saat itu mengambil hukum mengenai
orang nazir (Bil 6) dan cerita mengenai dikandungnya Simson (Hak 13) 45 yang
sangat mengena pada diri Zakharia.
Ketika ia masuk dan membakar ukupan, ia bertemu dengan seorang malaikat
di sisi kanan mezbah tersebut. Sisi kanan dalam PL merupakan suatu pertanda yang
baik. Sebagai manusia biasa, reaksi yang ditunjukkan Zakharia adalah terkejut dan
menjadi takut. Karena ia bertemu dengan utusan langsung dari Tuhan. Dikatakan
oleh Matthew Henry, Zakharia mengalami ketakutan saat bertemu dengan malaikat
37
Boland, opcit, 22
38
Henry, opcit, 12
39
Ibid
40
Ibid.
41
Boland, opcit, 23
42
LAI, op cit, 1560
43
Henry, opcit, 12
44
Boland, loc cit.
45
Henry, opcit, 13
oleh karena semenjak manusia jatuh ke dalam dosa, manusia pikirannya sudah tidak
mampu lagi menanggung keagungan Allah dan hati nuraninya takut menerima suatu
kabar buruk.46
Akan tetapi, malaikat tersebut berkata “jangan takut” (Yunani= me fobou;
Vulgata= ne timeas). Sebab ia datang membawa kabar sukacita dari Allah, yakni doa
Zakharia telah didengarkan oleh Allah dan Elisabet akan mengandung dan
melahirkan seorang anak laki-laki dan harus dinamai Yohanes (Luk 1:13). Tentu
kabar ini menjadi kabar sukacita besar bagi Zakharia dan istrinya, sebab selama ini
Elizabet yang menjadikan dirinya suatu aib, akan menjadi wanita yang berbahagia.
Sebab orang tidak akan percaya akan seorang wanita yang telah lansia, dapat
melahirkan seorang bayi. Terlebih anakya tersebut akan menjadi perintis jalan bagi
kedatangan Mesias. Yohanes ini akan menjadi seorang Elia kedua, karena ia akan
bertindak karena didorong oleh roh yang sama seperti Elia dan akan memberitakan
firman Allah dengan kekuatan yang sama dengan Elia.
Karena berita yang melampaui akal tersebut, Zakharia menjadi ragu,
disebabkan kondisi mereka yang telah lanjut usia. Keraguan Selain itu, ada
kemungkinan bahwa karena terlalu sering mendoakan doa tersebut maka rumusan
doa itu menjadi rumusan tetap, kemudian menjadi pudar pengharapannya karena
doa tersebut tidak akan dikabulkan karena kondisi mereka. 47 Akan tetapi, tanpa
sadar oleh karena keraguan tersebut, Zakharia secara tidak langsung meragukan
kuasa Allah di hadapan-Nya. Sebab dia sedang berada di hadapan utusan-Nya dan
berada di depan ruang Mahakudus. Zakharia secara penuh sadar akan kehadiran
Tuhan, akan tetapi ia mencerna perkataan malaikat itu dengan nalar manusia.
Namun Allah tidak dapat dijangkau dengan isi nalar pikiran manusia yang terbatas,
karena Ia sendiri memiliki sifat yg tidak terbatas. Akibat keraguan tersebut, Allah
menghukumnya dengan membuatnya bisu, sampai ketika anak tersebut dilahirkan.
Ketika Zakharia masih berada dalam ruang kudus, orang-orang yg berada di luar
ruang kudus, yaitu pelataran merasa curiga dengan Zakaria. Sebab ia sudah terlalu
lama berada di dalam Bait Allah.
Ketika Zakharia keluar dari Bait Allah, mereka mendapati bahwa Zakharia
telah bisu. Ada kemungkinan ia didapati bisu ketika hendak memberikan berkat
imam (Bil 6:24-26) kepada orang-orang yg berkumpul tersebut. 48 Kemudian barulah
orang-orang tersebut mengerti alasan Zakharia begitu lama berada dalam Bait Suci.
Bahwa telah terjadi sesuatu atas dirinya dan bahwa ia telah melihat suatu
penglihatan selama ia berada dalam Bait Suci itu. Karena kebisuan tersebut maka
Zakharia memberikan suatu isyarat kepada mereka. Namun di ayat 62 dikatakan

46
Ibid, 15-16
47
Bolad, opcit, 25
48
Boland, opcit, 25
bahwa Zakharia juga menjadi tuli, sebab tetangga Zakharia memberikan kepadanya
isyarat untuk berkomunikasi.49
Bisu merupakan hukuman dan tanda dr Tuhan bagi Zakharia. Supaya nyata
bagi dirinya bahwa meragukan Tuhan adalah dosa yg secara sadar ia lakukan karena
telah menjangkau Allah dengan nalar pemikiran yang terbatas. Pemikiran Zakharia
dapat diibaratkan sebagai hendak menakar air laut dengan sebuah gayung. Selain
itu, tanda ini juga menjadi suatu pelajaran dan semakin memperteguh keimanan
Zakharia kepada Tuhan.
Adapun setelah tugas keimamatannya selesai di Yerusalem, ia pun kembali ke
tempat tinggalnya. Tidak diketahui, apakah Zakharia memberitahukan hal itu
kepada istrinya atau tidak mengenai apa yg terjadi padanya. Sebab ia dalam keadaan
bisu dan satu-satunya cara untuk menceritakan hal tersebut kepada istrinya adalah
melalui tulisan. Lukas langsung menceritakan mengenai keadaan Elisabet yg telah
mengandung.
Selama lima bulan Elisabet menyembunyikan dirinya. Tidak diketahui secara
pasti alasan Elisabet melakukan hal tersebut. Menurut Boland, ada kemungkinan hal
ini suatu adat yg memiliki hubungan dengan kenaziran, atau Elisabet ingin
menyimpan hal itu dari masyarakat kemudian akan ditunjukkan setelah 5 bulan. 50
Akan tetapi, tafsiran lain mengatakan bahwa motivasi Elisabet merahasiakan
kehamilannya adalah Pertama, ia tidak ingin merugikan dirinya sendiri bila terjadi
hal buruk pada dirinya dan janinnya. 51 Kedua, agar tidak melanggar suatu ketetapan
mengenai kenaziran anak tersebut seperti dalam Hak 13:14. 52 Ketiga, bisa jadi
merasa risih dengan pandangan orang lain yg dapat membuatnya malu karena baru
mengandung di usia senja. Atau kemungkinan merupakan sikap rendah hati dari
Elisabet dengan tidak menyombongkan kehormatan yg Allah berikan. 53 Terakhir,
bahwa ia menyembunyikan dirinya untuk fokus beribadah kepada Allah sebagai
wujud ungkapan syukur dan pujiannya kepada Allah yg telah memberikan anugerah
terbesar dalam hidupnya.54 Namun apapun alasan Elisabet, hal itu tidak akan
mempengaruhi cerita dalam kelahiran Yohanes.
Peristiwa anunsiasi yang dialami oleh Zakharia juga dialami oleh Maria.
Ketika Maria sedang berada di rumahnya di Nazaret di Galilea (Luk 1:26-27), ia
berjumpa dengan malaikat Gabriel pada bulan yang keenam. Bulan keenam dipilih
Allah untuk menyatakan kuasanya kepada Maria. Sebab bulan ini merupakan usia
bagi kandungan Elisabet. Yang mana selama lima bulan lamanya, Elisabet

49
Matthew Henry, opcit, 27
50
Boland,opcit, 26
51
Matthew Henry, opcit, 30
52
Ibid.
53
Ibid.
54
Ibid.30-31
menyembunyikan diri, dan baru pada masa tersebut ia menampakkan diri. Maria
dan Elisabet baru dapat saling mengunjungi setelah lima bulan lamanya.
Antara Maria dan Elisabet memiliki hubungan kekeluargaan. Dalam ayat 36,
Maria sekaum dengan Elisabet, sebab dikatakan bahwa Elisabet adalah sanak dari
Maria. Ada kemungkinan bahwa Maria berasal dari suku Lewi atau misalnya dari
pihak ibunya masih berkaum dengan Elisabet, atau di pihak lain termasuk keluarga
Daud.55 Sehingga kemungkinan yang sangat terjadi adalah mereka memiliki
hubungan kekeluargaan baik dari keturunan Lewi atau pihak lain dari keluarga
Daud.
Jika ditelaah ke belakang, kisah kelahiran Maria juga memiliki mempunyai
cerita luar biasa dalam Protoevangelium Jacobii atau Injil Purba Menurut Yakobus.
Dalam Injil Purba Yakobus, ada sedikit kemiripan dengan apa yang diceritakan
dalam tradisi Islam. Diceritakan bahwa Yoakhim, ayah Maria merupakan seorang
yang kaya raya. Ketika hendak mempersembahkan persembahannya, Ruben
menolak persembahan persembahan Yoakhim dengan alasan bahwa ia tidak
berketurunan di Israel. Mendengar hal itu, ia sangat berdukacita dan tidak menemui
istrinya, lalu menyingkir ke padang belantara. Di sana, Yoakhim mendirikan kemah
dan berpuasa empat puluh hari empat puluh malam sampai Allah mengunjunginya. 56
Kemudian Hanna atau Anna meratap dan menangisi dirinya. Ia bersedih
karena akan menjadi seorang janda dan seorang yang mandul. Namun, Yudit datang
menghiburnya, lalu Anna melepaskan kain kabungnya. Anna pergi ke kebun untuk
berjalan-jalan dan di bawah sebuah pohon, ia berdoa kepada Allah dan meratapi
kemandulannya karena melihat sarang burung gereja. Kemudian, datanglah
malaikat dan berkata bahwa Tuhan telah mendengar doanya dan ia akan
mengandung dan melahirkan, serta keturunannya akan menjadi masyur. Kemudian
Anna mulai bernazar bahwa nantinya anak yang ia lahirkan akan dipersembahkan
dan melayani Allah. Lalu datang dua malaikat dn berkaa bahwa Yoakhim telah
pulang dengan membawa kawanannya. Yoakhim datang dan memeluk Anna karena
Gembira. Keesokan harinya Yoakhim mempersembahkan korban. 57
Ketika telah genap harinya, Anna kemudian melahirkan anaknya dan
diberikan nama Maria. Ketika berusia satu tahun, Yoakhim mengadakan pesta besar
dan mengundang para imam, ahli Taurat, tetua-tetua, dan seluruh umat Israel. Para
Imam dan Imam Agung memberkati Maria agar namanya termasyur di antara
generasi dan diberikan berkat tertinggi. Setelah itu, Anna membawa Maria ke
mihrab kamar tidurnya dan menyusuinya sambil memuji Allah. Maria kemudian
berusia dua tahun, dan ayahnya ingin menyerahkan Maria ke Bait Tuhan untuk
membayar nazarnya. Namun Anna menolak dan menunggu hingga usia tiga tahun.
55
Boland, opcit, 28-29
56
Proto-Injil Yakobus 1:1-4
57
Proto-Injil Yakobus 2-5
Setelah tiga tahun, Maria kemudian diserahkan ke Bait Allah. Ia disambut dengan
sukacita oleh para imam dan Israel. Dalam Bait Allah Mariam terpelihara dan
menerima makanan dari tangan malaikat.58
Masalah muncul ketika ia berusia dua belas tahun. Para imam mengadakan
persidangan mengenai Maria yang dikuatirkan di usia tersebut akan mencemari
mihrab Tuhan. Lalu para imam meminta imam agung untuk masuk ke mezbah
Tuhan dan berdoa. Ketika Imam Agung sedang berdoa, malaikat datang
menampakkan diri dan berkata untuk mengumpulkan para duda dan membawa
masing-masing sebatang tongkat, sebagai undi bagi Maria untuk menjadi suami.
Kemudian semua laki-laki Israel berkumpul kepada imam agung sambil membawa
tongkatnya masing-masing. Tongkat-tongkat tersebut kemudian dikumpulkan dan
imam agung masuk dan berdoa. Setelah itu, imam mengembalikan tongkat mereka,
dan Yusuf terpilih menjadi orang yang akan merawat Maria. Yusuf menolak hal itu
karena sebelumnya ia telah memiliki anak dan ia takut Israel akan mengolok-
oloknya karena Maria adalah seorang gadis sedangkan dirinya adalah seorang yang
telah tua. Imam Agung kemudian memperingatkan Yusuf untuk hanya takut akan
Tuhan agar kejadian yang terjadi atas Korah, Datan, dan Abiram tidak terjadi
kepadanya. Setelah itu, Yusuf menerima Maria dalam rumahnya. 59
Ketika para Imam mengadakan persidangan mengenai pembuatan tabir
untuk Bait Allah, imam-imam mengumpulkan tujuh anak dara dari suku Daud,
ternasuk maria. Maria kemudian mendapatkan undian untuk menenun kain kirmizi
dan ungu. Kemudian Maria mulai melaksanakan tugasnya tersebut. Pada saat
tersebut pula, Imam Zakaria sedang bisu dan Samuel menggantikan jabatannya
sampai dapat berbicara.60
Kisah tersebut merupakan kisah yang tercantum dalam kitab Apokrifa Injil
Purba menurut Yakobus. Sebagaimana layaknya kitab Apokrifa yang lain, kitab ini
tidak dimasukkan dalam kanon Alkitab. Isi dari kitab-kitab ini juga kadang
diragukan keaslian dan ceritanya. Namun memiliki keterhubungan dengan Yesus
dan para rasul, atau dapat juga menjadi suatu keterangan atau informasi tambahan
mengenai Yesus dan para rasul.
Dalam Injil Lukas dikatakan bahwa ketika malaikat Gabriel mengunjungi
Maria, keadaan Maria saat itu adalah sedang bertunangan dengan Yusuf, atau
dipanggil pula Yosef. Sebelumnya telah diceritakan dalam Proto-Injil Yakobus bahwa
Maria hanya diserahkan kepada Yusuf. Tapi mengacu pada perkataan malaikat
kepada Imam Agung bahwa pada orang yang memenangkan undian, kepadanya
Maria akan diserahkan untuk menjadi istrinya. Kemungkinan bahwa dalam hal ini,
Maria dan Yusuf telah melakukan pertunangan.
58
Proto-Injil Yakobus 6-8:1
59
Proto-Injil Yakobus 8:2-9:2
60
Proto-Injil Yakobus 10
Dalam kebiasaan Yahudi, pertunangan atau nikah ganggang menunjuk pada
penyerahan mas kawin dari kedua belah pihak. 61 Secara hukum, pertunangan dapat
disamakan dengan perkawinan, sebab kedua calon mempelai telah dihubungkan
oleh upacara tersebut.62 Akan tetapi untuk upacara pernikahan, baru akan diadakn
setahun setelah pertunangan tersebut dilaksanakan. 63 Pasangan tersebut juga sudah
dapat tinggal bersama setelah melakukan pertunangan, sehingga tidak ada
hubungan perzinahan.
Mengawali perjumpaan dengan Maria, malaikat Gabriel memulai dengan
ucapan salam, yakni “Salam hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau”.
Dalam beberapa terjemahan dan edisi lain terdapat kalimat “Terpujilah engkau di
antara wanita”, kalimat ini juga ada dalam Injil Purba Yakobus. Kata salam di sini
dapat diartikan dalam bahasa Yunani sebagai “bersukacitalah”, sedangkan
penyebutan “engkau yang dikaruniai” dipahami juga sebagai engkau yang
diselamatkan.64 Kalimat “engkau yang dikaruniai” juga merupakan suatu anugerah
dari Allah kepada Maria, sebab ia akan mendapatkan kehormatan dan kemuliaan
karena Allah memilihnya untuk melahirkan Mesias. 65 Kalimat “Tuhan menyertai
engkau berarti”, mengingatkan Maria akan kata “Imanuel”, yaitu Allah beserta kita,
yang menjanjikan bahwa seorang anak perawan akan mengandung dan akan
melahirkan, seperti dalam nubuat Yesaya.66
Salam tersebut membuat Maria terkejut dan bingung lalu menanyakan arti
salam tersebut dalam hatinya. Melihat hal tersebut malaikat tersebut berkata untuk
jangan takut, seperti yang dilakukannya kepada Zakharia. 67 Sebab ia membawa
kabar sukacita, bahwa ia telah menerima karunia dari Tuhan lebih dari apa yang ia
pikirkan.68 Maria seorang perawan yang akan memperoleh kehormatan untuk
menjadi seorang ibu dari Mesias. 69 Kehormatan tersebut akan ia alami tanpa rasa
takut dan cemas.70 Ia akan diberi nama Yesus dan akan disebut sebagai Anak Allah
Yang Mahatinggi. Yesus akan ditinggikan karena meskipun lahir dalam keadaan hina
dan tampil sebagai seorang hamba, Tuhan akan mengaruniakan takhta Daud
kepada-Nya71 dan takhta-Nya takkan berkesudahan.
Malaikat tersebut menekankan kepada Maria bahwa sifat kerajaan Yesus
adalah secara rohani.72 Sebab ia akan menjadi raja atas keturunan Yakub
61
Boland, opcit, 29
62
Ibid.
63
Ibid.
64
Ibid.
65
Henry, opcit, 34
66
Ibid.
67
Boland, opcit, 29
68
Henry, loc cit..
69
Ibid.
70
Ibid.
71
Ibid. 37
72
Ibid.
berdasarkan perjanjian, bukan menurut daging. 73 Sehingga pemerintahan-Nya akan
kekal dan tak berkesudahan, sebab Kristus sebagai raja yang kekal, tanpa adanya
seorang pengganti.74
Maria kemudian bertanya mengenai cara hal tersebut dapat terjadi atas
dirinya yang perawan. Pertanyaan ini merupakan hasrat yang ingin mencari tahu
lebih lanjut tentang hal tersebut.75 Pandangan kuno mengatakan bahwa pada saat
Mari bertanya, pada saat itu juga ia hamil atau sudah hamil padahal ia belum
berbaur dengan laki-laki.76 Maka malaikat tersebut menjawab rasa ingin tahunya
bahwa Roh Kudus akan turun atasnya dan menguduskannya, kemudian melalui
kuasa ilahi, Allah akan bekerja secara ajaib. 77 Kuasa Allah akan menaunginya seperti
awan menutupi kemah suci, dan janin dalam diri Maria akan terbentuk secara
rahasia.78 Karena itu, bayi yang dilahirkannya akan kudus melalui cara yang luar
biasa, sebab Ia tidak boleh berbagi sifat dengan manusia yang rusak dan cemar. 79
Untuk memperteguh perkataan tersebut, malaikat Gabriel memberikan suatu
tanda. Tanda ini diberikan oleh malaikat tanpa dipertanyakan oleh Maria seperti ang
dialami oleh Zakharia.80 Tanda tersebut adalah bahwa Elisabet, sanaknya, sedang
mengandung dalam masa tuanya. Dikatakan oleh Matthew Henry bahwa ada
kemungkinan garis keturunan Elisabet dari ibunya tergolong garis keturunan Daud
karena kedua keluarga ini sering melakukan pernikahan silang, sebagai ungkapan
kesungguhan mereka untuk menyatukan kerajaan dan keimaman Mesias. 81 Malaikat
tersebut menutup perkataannya dengan tidak ada yang mustahil bagi Allah, untuk
semakin memperteguh Maria.
Maria kemudian menerima perkataan tersebut dengan tulus hati.
Pengakuannya yaitu “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut
perkataanmu itu” merupakan pengakuan dan penyerahan penuh Maria kepada
Allah. Maria menyerahkan seluruh konsekuensi yang akan dihadapinya nanti karena
mengandung bayi Kudus tersebut, termasuk pernikahannya. 82 Juga pengharapan
akan janji Allah atas dirinya. Setelah itu, malaikat kemudian meninggalkannya.

4. Persamaan dan Perbedaan Kisah Aninsiasi

73
Ibid.
74
Ibid, 38
75
Ibid.
76
Boland, opcit, 30-31
77
Henry, loc cit.
78
Ibid, 38-39
79
Ibid, 39
80
Boland, opcit, 31
81
Henry, opcit,39-40
82
Ibid, 40
Persamaan yang dapat ditarik dari kedua kisah ini adalah bahwa baik Islam
maupun Kristen mengakui tokoh-tokoh yang sama, dan latar tempat. Adapun
persamaan tersebut adalah :
a. Segi Penokohan
1.) Tokoh Zakharia dalam Al-Qur’an dan Alkitab memiliki pekerjaan yang
sama, yaitu seorang imam.
2.) Adapun Elisabet yang juga merupakan istri dari Zakharia merupakan
seorang yang mandul.
3.) Zakharia dan Elisabet baru menerima keturunan ketika telah telah berusia
lanjut.
4.) Kemudian anak yang dilahirkan akan menjadi suatu nabi dan tidak akan
meminum anggur serta menjadi membuat Israel berbalik kepada Allah.
5.) Tanda yang dipakai kepada Zakharia adalah bisu.
6.) Maria dan Elisabet memiliki hubungan kekeluargaan.
7.) Maria merupakan seorang perawan yang mendapatkan karunia karena
dipilih oleh Allah.
8.) Maria mengandung secara ajaib dari Tuhan.
9.) Bayi yang akan dilahirkan Maria akan menjadi nabi yang masyur dan
dimuliakan nama-Nya.
10.) Malaikat merupakan penyampai berita kepada Zakharia dan Maria.
11.) Dalam cerita Injil Apokrif, terdapat kesamaan cerita, yaitu cerita ayah dan
ibu Maria, serta saat ketika Maria diserahkan ke Bait Allah.
12.) Baik Islam maupun Kristen mengakui keperawanan Maria.
b. Latar Tempat: cerita ini berlatar belakang tempat di Israel.
Setelah mengetahui beberapa perbedaan tersebut, terdapat banyak perbedaan
mengenai kisah anunsiasi ini. Perbedaan yang paling mencolok adalah :
a. Dalam tradisi Islam, selain bekerja sebagai imam Zakharia menghidupi
keularganya dengan bekerja sebagai tukang kayu, sedangkan dalam
kekristenan, Zakharia hanya memiliki jabatan tunggal yaitu seorang imam,
karena dirinya adalah seorang Lewi bersama istrinya.
b. Dalam keislaman, Jibril berkata bahwa Zakharia akan bisu selama tiga hari dan
dianjurkan untuk bertasbih dan menyebutkan nama Allah sebanyak-banyaknya.
Sedangkan dalam kekristenan, Zakharia mengalami bisu dan tuli sampai ketika
Yohanes Pembaptis dilahirkan.
c. Dalam Al-Qur’an, peristiwa anunsiasi oleh malaikat kepada Maria terjadi ketika
ia sedang mengasingkan diri ke sebelah timur Baitul Maqdis. Sedangkan dalam
Alkitab, peristiwa anunsiasi ketika ia berada di rumahnya di Nazaret.
d. Dalam Islam, bayi yang dikandung oleh Maria akan menjadi seorang nabi.
Sedangkan dalam Kristen, bayi yang dilahirkan oleh Maria merupakan Anak
Allah yang Mahatinggi yang akan mewarisi takhta Daud yang tidak akan
berkesudahan.
e. Dalam Islam, Maria diserahkan ke Baitul Maqdis hanya ditemani oleh ibunya.
Sedangkan dalam Injil Apokrif, ditemani oleh kedua orang tuanya.
f. Zakharia merupakan orang yang bertanggung jawab dalam mengasuh Maria,
menurut Al-Qur’an. Sedangkan menurut Injil Apokrif, Yusuf-lah yang
bertanggung jawab terhadap Maria.
5. Pandangan Gereja Katolik terhadap Maria
Dalam Gereja Katolik, peran Maria sangat diperhatikan secara penuh oleh
gereja. Peranan Maria sebagai ibu Yesus mengungkapkan keyakinan Kristiani bahwa
Yesus, Putra Maria, adalah tokoh sekaliber Daus, memiliki mutu sebagaimana bapa
leluhurnya yang diurapi oleh Roh Kudus.83 Umat katolik menghormati Bunda Maria
dengan mendoakan doa “Salam Maria”. 84 Doa ini mengungkapkan kesadaran seluruh
jemaat beriman akan karya Allah dalam diri Bunda Maria.85
Ada begitu banyak penghormatan atau devosi yang diberikan kepada Bunda Maria.
Tujuan devosi kepada Maria adalah memuat aspek penghormatan kepada Allah
Tritunggal dan kepada Yesus Kristus.86 Adapun devosi yang paling populer adalah doa
Rosario, di mana merupakan pengenangan kisah Yesus selama di dunia melalui doa-doa
dalam butiran manik Rosario. Rosario merupakan salah satu bentuk dari devosi.
Dalam Gereja Katolik, gereja memahami beberapa dogma terkait dengan Maria, yaitu :
a. Maria Bunda Allah
Gelar Maria sebagai Bunda Allah, baru mulai disebutkan pada abad ke IV.
87
Gelar Bunda Allah juga disebut ebagai Theotokos dalam gereja Timur. Kitab
Suci menerangkan bahwa Elisabet mengakui Maria sebagai ibu Tuhanku (Luk
1:43). Adapun gelar ini diresmikan oleh gereja pada Konsili Efesus tahun 431
yang mana perhatian utamanya adalah masalah mengenai gelar Maria sebagai
Bunda Allah, pada paragraf yang keempat.88
b. Maria Tetap Perawan
Gereja Katolik memahami bahwa Maria sebelum mengandung Yesus adalah
perawan. Kemudian ketika dan setelah melahirkan Maria tetap perawan. Hal ini
karena Maria mengandung tanpa adanya campur tangan benih laki-laki
melainkan oleh kuasa Roh Kudus, sehingga keperawanan Maria tetap tidak
terganggu.89 Adapun keperawanan Maria dirumuskan dalam Konsili
83
St. Darmawijaya, Pr., Yesus Kristus dan Bunda Maria (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2003), 17
84
Ibid, 19
85
Ibid.
86
Hadiwardoyo, MSF, opcit, 27
87
Intan Martina & Don Bosco Karnan Ardijanto, “Pandangan Umat Katolik Tentang Maria Bunda Allah” Jurnal
STKIP Widya Yuwana (t.t.),
88
Norman P. Tanner, Konsili-Konsili Gereja Awal (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2003), 45
89
Katolisitas.org, “Bagaimana Menjelaskan Keempat Dogma Maria Secara Garis Besar”
https://katolisitas.org/unit/bagaimana-menjelaskan-keempat-dogma-maria-secara-garis-besar/ (diakses 27 Mei
Konstantinopel II dan Sinode lateran II, bahwa Bunda Maria adalah Perawan,
sebelum, pada saat, dan setelah kelahiran Kristus.90
c. Maria Dikandung tanda noda dosa
Dogma Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa, dikeluarkan oleh Paus Pius IX
dalam Konstitusi Apostolik Ineffabilis Deus pada 8 Desember 1854, yang
berbunyi bahwa Bunda maria ketika terbentuk sebagai janin, oleh rahmat yang
istimewa dan satu-satunya diberikan Tuhan, karena Kristus, dibebaskan dari
dosa asal.91 Itulah sebabnya Maria ketika melahirkan Yesus tidak merasakan
kesakitan. Adapun konsep ini mendapatkan banyak perdebatan, sebab Allah
tidak mungkin mentolerir adanya dosa. 92 Namun, Maria perlu mendapatkan
rahmat tersebut, sebab Yesus mengambil darah dan daging Maria dan menerima
kodrat manusianya dari Maria.93
d. Maria diangkat ke Surga
Dogma maria Diangkat ke surga dinyatakan oleh Paus Pius XII pada tanggal 1
November 1950 dalam ensikliknya, Municentissimus Deus, yang berbunyi bahwa
Bunda Maria setelah selesai hidupnya di dunia, ia diangkat tubuh dan jiwanya ke
dalam kemuliaan surgawi.94 Dalam kitab Apokrif ditemukan bahwa ditemukan
sejarah pengangkatan Maria ke sorga pada sekitar tahun 200-an.95

Devosi dipahami sebagai sebuah kegiatan seperti kebaktian atau berdoa, dan
melaksanakan janji-janji keselamatan. 96 Devosi dalam gereja Katolik tidak hanya kepada
Perawan Maria saja akan tetapi dapat juga dilakukan kepada Santo-Santa yang lain atau
bahkan kepada Sakramen Mahakudus. Adorasi kepada Sakramen Mahakudus
merupakan suatu devosi yang diharapkan dapat membantu seseorang dalam
menghayati ekspresi imannya kepada Allah. 97 Hal ini berdasar pada perkataan St.
Agustinus yang berkata bahwa tidak seorang pun dapat memakan tubuh Kristus tanpa
menyembahnya terlebih dahulu.98 Adorasi sakramen Mahakudus merupakan
perpanjangan dari Sakramen Ekaristi.

Kesimpulan
Terdapat perbedaan dan persamaan dalam alur cerita mengenai kisah anunsiasi
dalam perspektif Islam dan Kristen. Persamaan yang dapat ditarik dari kedua kisah ini
2022)
90
Ibid
91
Ibid.
92
Petrus Danan Widharsana & RD Victorius Rudy Hartono, Pengajaran Iman Katolik (Yogyakarta: Kanisius,
2017), 215
93
Ibid.
94
Katolisitas.org, loc cit
95
Widharsana, opcit. 222
96
Alex Jebadu, Bukan Berhala: Penghormatan Kepada Leluhur (Maumere: Penerbit Ladarero, 2009), 196
97
Ignatius Ledot, “Adorasi Sakramen Mahakudus: Hidup Karena Ditantang” (t.t.), 8
98
E. Martasujita, Adorasi Ekaristi: Tuntunan Ringkas (Yogyakarta: Penerbit Kanisius), 15
adalah bahwa baik Islam maupun Kristen mengakui tokoh-tokoh yang sama, dan latar
tempat yang sama. Namun pembawaan cerita ini memberikan penyajian yang berbeda
sehingga menciptakan teologi yang berbeda. Oleh karena itu, dalam menyikapi
perbedaan ini, gereja dipanggil tidak hanya dipanggil untuk menghargai dan toleransi,
melainkan pula untuk menampakkan jati dirinya sebagai Kristen yang sejati.
Selain itu, melalui penelitian ini, pembaca dapat mengerti makna dan perbedaan
dalam cerita anunsiasi beserta tokoh-tokoh di dalamnya. Adapun gereja Katolik sangat
memperhatikan peran Maria dalam sejarah penebusan. Maka dari itu, gereja Katolik
memberikan ruang untuk menghormatinya.

Referensi

Mesiyyakh, Ahmad, Memahami dan Menyikapi Tradisi Tuhan (Depok: Dermaga Wacana
Pustaka Indonesia, 2008)

Al-Quran dan Terjemahan

Nurhidayat, “Kisah Nabi Isa AS Dalam Al-Qur’an (Suatu Kajian Sejarah)” Tesis M. Ag.,
UIN Alauddin, 2017

Khuzai,Rodliyah, “Nabi Zakaria AS. dan Siti Maryam AS. Figur Manusia Unggul,” Hikmah:
Jurnal Dakwah & Sosial Vol. 1, No. 1(Maret 2021), 6

Faridatunnisa, Nor, “Intertekstualitas Kisah Isa dan Maryam dalam Al-Qur’an dan Al-
Kitab,” Jurnal Al-Risalah Vol. 16 No. 1 (Januari-Juni 2020), 41

Hendro, Beko, “Studi Komparatif Karateristik Maryam dan Isa dalam Quran dan Bible”
JSA Th. 3 No. 2 (Desember 2019)

Muhammad, Muhammad Thaib, “Hakikat Nabi Isa dalam Perspektif Al-Qur’an,”


Muhammad Tahib Muhammad: Hakikat Nabi Isa dalam Perspektif Al-Qur’an
(t.t.), 86

Dister, OFM, Dr. Niko Syukur, Teologi Sistematika 2, Yogyakarta: Penerbit Kanisius,
2004, 447-448

LAI, Alkitab Edisi Studi, Jakarta: Percetakan LAI, 2010, 1560

Boland, Dr. B. J., Tafsiran Alkitab: Injil Lukas Jakarta: BPK Gunung Mulai, 1969

Henry, Matthew, Tafsiran Matthew Henry: Injil Lukas 1-12 Surabaya: Penerbit
Momentum, 2009
Proto-Injil Yakobus, https://www.academia.edu/46127460/PROTO_INJIL_YAKOBUS
(diakses pada 26 Mei 2022)

Darmawijaya, Pr., St., Yesus Kristus dan Bunda Maria Yogyakarta: Penerbit Kanisius,

2003, 17

Intan Martina & Don Bosco Karnan Ardijanto, “Pandangan Umat Katolik Tentang Maria

Bunda Allah” Jurnal STKIP Widya Yuwana (t.t.),

Tanner, Norman P., Konsili-Konsili Gereja Awal Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2003

Katolisitas.org, “Bagaimana Menjelaskan Keempat Dogma Maria Secara Garis Besar”


https://katolisitas.org/unit/bagaimana-menjelaskan-keempat-dogma-maria-
secara-garis-besar/ (diakses 27 Mei 2022)

Widharsana, Petrus Danan & RD Victorius Rudy Hartono, Pengajaran Iman Katolik
Yogyakarta: Kanisius, 2017

Jebadu, Alex, Bukan Berhala: Penghormatan Kepada Leluhur Maumere: Penerbit

Ladarero, 2009

Ledot, Ignatius, “Adorasi Sakramen Mahakudus: Hidup Karena Ditantang” (t.t.)

Martasujita, E., Adorasi Ekaristi: Tuntunan Ringkas Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2007

Anda mungkin juga menyukai