Konsep "bangsa pilihan" adalah suatu keyakinan dalam kepercayaan orang Yahudi yang
menyatakan bahwa mereka dipilih oleh Tuhan untuk menjadi umat yang istimewa atau
terpilih. Konsep ini memiliki dasar dalam kitab suci orang Yahudi, khususnya dalam Tanakh
atau Alkitab Ibrani, yang mencakup kitab-kitab seperti Taurat, Nabi-nabi, dan Ketuvim
(Tulisan-tulisan).
Dalam perspektif Yahudi, konsep bangsa pilihan ini sering dihubungkan dengan perjanjian
antara Tuhan dan orang-orang Israel yang terjadi di Gunung Sinai, yang terdokumentasikan
dalam Kitab Keluaran dan Kitab Ulangan. Dalam perjanjian ini, Tuhan memberikan hukum-
hukum (Taurat) kepada bangsa Israel dan berjanji untuk melindungi mereka sebagai umat
yang dipilih.
Analisis dari perspektif Islam dapat mencerminkan pemahaman yang berbeda. Dalam Islam,
ada pengakuan terhadap kitab-kitab sebelumnya, termasuk Taurat yang diberikan kepada
Nabi Musa (Moses) dalam agama Yahudi. Namun, konsep "bangsa pilihan" tersebut tidak
diakui dalam Islam dengan cara yang sama.
Dalam Islam, konsep khusus tentang "bangsa pilihan" tidak ada. Allah SWT dinyatakan
sebagai Tuhan yang adil dan penyayang, dan semua umat manusia dianggap sama di
hadapan-Nya. Pemilihan atau keistimewaan seseorang tidak didasarkan pada keturunan atau
kebangsaan, tetapi pada taqwa (ketakwaan kepada Allah) dan amal shaleh (perbuatan baik).
Penting untuk diingat bahwa sementara Islam mengakui nabi-nabi dan kitab-kitab
sebelumnya, pemahaman terhadap konsep-konsep tertentu dapat berbeda antara agama-
agama. Dalam Islam, prinsip kesetaraan umat manusia dan penekanan pada keadilan menjadi
landasan utama, sementara keistimewaan berdasarkan keturunan atau bangsa kurang
ditekankan.
Sebaiknya, dialog antaragama dan pemahaman yang mendalam tentang keyakinan masing-
masing agama dapat membantu masyarakat untuk lebih menghargai perbedaan dan
membangun rasa saling pengertian.
B. NYATAKAN PERBEZAAN ANTARA KITAB BIBLE DAN TANAKH. (3
MARKAH)
Bible Tanakh
Alkitab Kristen mencakup Taurat dan tulisan- Tanakh mencakup tulisan-tulisan yang dianggap
tulisan lain dari Tanakh, tetapi juga mencakup sebagai kitab suci oleh orang Yahudi. It tidak
Perjanjian Baru, yang menyoroti kehidupan, mencakup Perjanjian Baru, yang merupakan
karya, dan ajaran Yesus Kristus. bagian integral dari Alkitab Kristen.
Perjanjian Lama (mirip dengan Tanakh) ditulis Ditulis dalam bahasa Ibrani, dengan beberapa
dalam bahasa Ibrani, sementara Perjanjian Baru bagian kecil dalam bahasa Aram.
ditulis dalam bahasa Yunani.
Kitab suci ini diakui oleh umat Kristen sebagai Kitab suci ini diakui oleh orang Yahudi sebagai
dasar kepercayaan agama mereka. Alkitab sumber ajaran keagamaan mereka.
Kristen mencakup Tanakh, tetapi juga
menambahkan Perjanjian Baru sebagai otoritas
Hubungan dengan Kaum Yahudi sebagai Bangsa Pilihan: Konsep Sabat memiliki
hubungan yang erat dengan keyakinan kaum Yahudi sebagai bangsa pilihan. Ada beberapa
aspek yang terkait dengan konsep ini:
1. Perintah Tuhan:
o Sabat dilihat sebagai perintah langsung dari Tuhan kepada bangsa Israel.
Dalam Taurat, Allah memerintahkan orang Israel untuk menguduskan hari
Sabat sebagai tanda perjanjian antara Dia dan mereka (Keluaran 31:13-17).
2. Pembedaan:
o Pemeliharaan Sabat membedakan kaum Yahudi dari masyarakat di sekitarnya.
Ini adalah praktik keagamaan yang menandai identitas mereka sebagai umat
pilihan yang hidup sesuai dengan hukum-hukum dan perintah-perintah Tuhan.
3. Hubungan dengan Perjanjian:
o Sabat dihubungkan dengan perjanjian antara Tuhan dan bangsa Israel,
terutama melalui Taurat. Pengamatan Sabat menjadi cara bagi umat Yahudi
untuk mengekspresikan ketaatan mereka terhadap perjanjian tersebut.
4. Identitas Keagamaan:
o Sabat mencerminkan identitas keagamaan dan budaya kaum Yahudi.
Pengamatan Sabat menjadi salah satu cara bagi mereka untuk
mempertahankan dan merayakan warisan agama mereka sebagai bangsa
pilihan.
5. Ketekunan Spiritual:
o Sabat memberikan kesempatan untuk refleksi spiritual, doa, dan pembacaan
kitab suci. Ini adalah waktu di mana umat Yahudi dapat lebih mendalami
hubungan mereka dengan Tuhan dan memperkuat identitas spiritual mereka.
6. Pentingnya Keluarga:
o Sabat juga menekankan nilai-nilai keluarga, dengan umat Yahudi sering
berkumpul untuk beribadah dan berbagi waktu bersama keluarga. Ini
memperkuat hubungan keluarga dan komunitas.
Sementara Sabat adalah praktik keagamaan yang sangat penting bagi kaum Yahudi sebagai
bangsa pilihan, penting untuk diingat bahwa interpretasi dan pengamatan Sabat dapat
bervariasi di antara komunitas Yahudi yang berbeda. Sabat tidak hanya menjadi tanda
identitas keagamaan tetapi juga simbol kekudusan dan komitmen terhadap Tuhan dalam
tradisi Yahudi.
SOALAN 2
A. ANALISIS KONSEP TRINITI MENURUT PERSPEKTIF ISLAM. (4 MARKAH)
Dalam perspektif Islam, konsep Trinitas dianggap tidak sesuai dengan ajaran tauhid (keyakinan akan
keesaan Allah) yang mendasari agama Islam. Tauhid adalah konsep keesaan mutlak Allah, dan Islam
mengajarkan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang tidak memiliki sekutu, tidak dilahirkan,
dan tidak melahirkan.
Islam menekankan keesaan absolut Allah. Menurut ajaran Islam, tidak boleh ada
konsep bahwa Allah ada dalam bentuk tiga pribadi yang terpisah. Allah adalah satu
dan tidak dapat dibagi-bagi.
Konsep Trinitas mencakup pandangan bahwa Yesus Kristus adalah inkarnasi Allah,
yaitu Allah yang menjelma menjadi manusia. Dalam Islam, Allah tidak bisa menjadi
manusia; Allah tetap Transenden dan tidak terbatas oleh sifat-sifat manusia.
Konsep Trinitas juga mencakup gagasan bahwa Allah Bapa "melahirkan" Allah Anak.
Islam menolak gagasan bahwa Allah dapat melahirkan atau memiliki keturunan,
karena Allah dianggap Maha Suci dan Maha Tidak Terbatas.
Dalam Islam, Allah tidak memiliki kesejajaran atau kesamaan dengan makhluk
ciptaan-Nya. Konsep Trinitas menempatkan tiga pribadi ilahi dalam kesejajaran, yang
bertentangan dengan prinsip bahwa Allah Maha Unik dan Tidak Terbandingkan.
B. BINCANGKAN DUA PENYELEWENGAN PAUL KE ATAS AJARAN NABI ISA
AS. (3 MARKAH)
1. Konsep Trinitas:
o Salah satu perbedaan signifikan antara ajaran Nabi Isa dalam Injil dan ajaran
Paulus adalah pengembangan konsep Trinitas. Konsep ini menyatakan bahwa
Allah adalah satu, tetapi ada dalam tiga pribadi yang sama-sama hakiki: Allah
Bapa, Allah Anak (Yesus), dan Roh Kudus. Bagi sebagian besar umat Islam,
konsep ini dianggap sebagai penyimpangan dari ajaran tauhid (keesaan Allah)
yang dianut dalam Islam. Islam menekankan bahwa Allah adalah satu dan
tidak dapat dibagi-bagi dalam pribadi-pribadi yang terpisah.
Pemahaman kedudukan Yesus Kristus sebagai manusia dan Tuhan dalam keyakinan Kristen
mencerminkan konsep Trinitas, yang mengajarkan bahwa Allah eksis sebagai satu entitas
dalam tiga pribadi ilahi yang sama-sama hakiki: Allah Bapa, Allah Anak (Yesus Kristus), dan
Roh Kudus. Pemahaman ini dijelaskan dalam ajaran Perjanjian Baru, khususnya dalam Injil-
injil dan surat-surat rasul. Berikut adalah beberapa poin yang mencerminkan cara penganut
Kristen memahami kedudukan Yesus Kristus:
SOALAN 3
A. BAGAIMANAKAH KONSEP MANUSIA PERTAMA MANU BERKAIT RAPAT
DENGAN PEMBENTUKAN SISTEM KASTA DALAM KEPERCAYAAN HINDU? (4
MARKAH)
Menurut mitologi Hindu, Manu adalah tokoh manusia pertama, seorang leluhur manusia yang diberi
tugas oleh Tuhan untuk memulai manusia baru setelah kehancuran dunia. Manu juga dikenal
sebagai penulis "Manusmriti" atau "Laws of Manu," sebuah teks klasik yang memuat aturan hukum
dan norma-norma sosial yang dianggap sebagai pedoman etika dan moral dalam kehidupan
manusia.
Hubungan dengan Sistem Kasta: Pembentukan sistem kasta dalam kepercayaan Hindu dapat
ditemukan dalam konsep varna dan jati. Varna mengacu pada empat kelas utama dalam masyarakat,
sedangkan jati mengacu pada subdivisi yang lebih spesifik di dalam masing-masing varna.
3. Pengaruh Manusmriti: Manusmriti, yang diatributkan kepada Manu, berisi petunjuk hukum dan
norma-norma sosial yang memandu perilaku dan hubungan sosial. Beberapa bagian dari teks ini
telah diinterpretasikan sebagai melegitimasi dan memberikan dasar filosofis untuk sistem kasta.
Misalnya, teks ini mencatat bahwa varna dan jati ditentukan oleh kelahiran dan keturunan.
B. JELASKAN KONSEP KARMA DAN SAMSARA DALAM MEMBENTUK TEORI
KELAHIRAN SEMULA AGAMA HINDU. (3 MARKAH)
Konsep karma dan samsara adalah dua unsur kunci dalam teori kelahiran semula (reincarnation)
dalam agama Hindu. Keduanya saling terkait dan membentuk dasar pandangan Hindu terhadap
kehidupan, kematian, dan siklus kelahiran semula. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai
kedua konsep ini:
1. Karma:
o Definisi: Karma merujuk pada hukum aksi dan reaksi moral yang mengikat
individu ke tindakan mereka di kehidupan ini. Artinya, setiap tindakan atau
perbuatan seseorang, baik baik maupun buruk, akan memiliki konsekuensi
atau dampak yang sesuai.
o Prinsip Utama: Prinsip utama karma adalah bahwa setiap perbuatan memiliki
konsekuensi yang tidak terhindarkan, dan individu bertanggung jawab atas
akibat dari tindakan mereka sendiri. Karma membentuk suatu rangkaian
tindakan dan reaksi yang mempengaruhi nasib dan pengalaman seseorang di
kehidupan ini dan di kehidupan selanjutnya.
2. Samsara:
o Definisi: Samsara adalah siklus kelahiran, kematian, dan kelahiran kembali.
Dalam konteks agama Hindu, samsara menggambarkan roh (atman) yang
terus-menerus mengalami proses kelahiran kembali di dunia fisik dalam
bentuk yang berbeda-beda.
o Prinsip Utama: Prinsip utama samsara adalah bahwa kehidupan ini adalah
bagian dari siklus yang tak berujung dan bahwa setiap individu akan terus
menjalani kelahiran dan kematian berulang-ulang. Tujuan akhir samsara
adalah mencapai moksha, yang merupakan pembebasan dari siklus kelahiran
semula dan penyatuan dengan Brahman, asal usul ilahi.
Dengan konsep-konsep ini, agama Hindu mengajarkan bahwa manusia memiliki kendali atas
nasib mereka sendiri melalui tindakan dan keputusan yang mereka ambil. Pengetahuan akan
karma dan kesadaran akan samsara menjadi landasan moral dan spiritual bagi individu Hindu
dalam perjalanan mereka menuju moksha, yang merupakan tujuan tertinggi.
C. HURAIKAN TUHAN-TUHAN HINDU DALAM KONSEP TRIMURTI SERTA
TUHAN-TUHAN YANG DIPUJA PENGANUT HINDU DI MALAYSIA. (3
MARKAH)
Ajaran ini mencerminkan inti ajaran Buddha yang mengajarkan cara mengatasi penderitaan
dan mencapai pembebasan dari siklus kelahiran kembali melalui pemahaman, sikap hidup
yang benar, dan pengembangan batin.
Fokus Utama Ajaran Buddha berfokus pada Konfusianisme Taoisme berfokus pada
pemahaman dan berfokus pada pencarian harmoni
penanggulangan penderitaan pencarian harmoni dengan Tao, kekuatan
manusia (dukkha) serta sosial dan moralitas dasar dan alam semesta
pencarian pembebasan melalui yang tidak dapat
(Nirvana) dari siklus kelahiran- pengembangan diungkapkan dengan
kematian (samsara). nilai-nilai kehidupan kata-kata.
yang benar, etika,
dan tatanan sosial
yang baik.
Pandangan Buddha menekankan pada Konfusianisme Taoisme mengajarkan
Etika Jalan Lapan Anggota (Eightfold menekankan etika sifat alami dan
Path), yang melibatkan dan moralitas spontanitas sebagai
pemahaman benar, niat sebagai dasar dari panduan etis. Penganut
benar, perkataan benar, tatanan sosial yang Taoisme diharapkan
tindakan benar, mata baik. Konsep utama untuk hidup sesuai
pencaharian benar, usaha termasuk ren (belas dengan aliran Tao tanpa
benar, kesadaran benar, dan kasihan), yi (etika), li menciptakan hambatan
konsentrasi benar, sebagai (ritual dan etika), zhi atau konflik.
panduan untuk kehidupan (bijaksana), dan xin
etis. (kejujuran).
SOALAN 5
A. JELASKAN KONSEP KHALSA SERTA 5K DALAM KEPERCAYAAN SIKH. (6
MARKAH)
Khalsa adalah konsep utama dalam kepercayaan Sikh yang muncul pada abad ke-17 di bawah arahan
Guru Gobind Singh, guru kesepuluh dalam ajaran Sikh. Kata "Khalsa" berasal dari bahasa Punjabi dan
berarti "murni" atau "suci". Konsep Khalsa mewakili komunitas Sikh yang telah menyelesaikan
inisiasi khusus dan berkomitmen untuk hidup sesuai dengan ajaran-ajaran Sikh yang murni dan
moral.
Ia terdiri daripada cantuman 2 bilah pedang. Pada luarnya 2 pedang yang terhunus, bercantum pada
hulunya dan bertembung hujung matanya yang mengawal dua pedang yang tercantum
keseluruhannya diikat dengan bingkai bulatan melambangkan kepercayaan tentang keesaan tuhan
dan kawalan terhadap sebarang pencerobohan dan penindasan.
Kesh (rambut yang tak terpotong): Anggota Khalsa tidak memotong rambut
mereka sebagai tanda kesetaraan dan ketaatan pada kehendak alam.
Kanga (sisir kecil): Digunakan untuk merapikan rambut.
Kara (gelang besi): Digunakan sebagai tanda persatuan dan tak terputusnya Sikhs
dengan Tuhan.
Kachera (celana dalam khusus): Mencerminkan kehormatan dan ketaatan.
Kirpan (pedang kecil): Mewakili keberanian dan kewajiban untuk melindungi orang
yang lemah dan tidak bersenjata.
Reinkarnasi (Samsara): Konsep siklus kelahiran dan kematian yang terus berulang, atau
reinkarnasi, hadir dalam ajaran Sikh. Sikhs meyakini bahwa roh individu mengalami
serangkaian kehidupan berurutan sehubungan dengan perbuatan (karma) mereka.
Karma: Prinsip karma, yaitu hukum tindakan dan konsekuensinya, juga diterima dalam
ajaran Sikh. Sikhs meyakini bahwa tindakan baik atau buruk seseorang dalam kehidupan ini
akan memengaruhi nasib mereka di kehidupan berikutnya.