Anda di halaman 1dari 8

Nama : Joe Van Lodi Purba

NIM : 200501092
Mata Kuliah : Agama Katolik

1. Pendahuluan
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, ilmu pengetahuan dan tekhnologi
terus mengalami perkembangan. Bersamaan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan tekhnologi tentu saja pengetahuan manusia juga ikut meningkat. Tapi dengan
meningkatnya pengetahuan manusia, hal ini dapat menyebabkan menurunnya norma-
norma kita dalam beragama. Selain itu juga hal-hal tersebut, membawa dampak
negatif yang di antaranya munculnya agama-agama baru di dunia.
Agama yang di anut umat manusia terbagi menjadi menjadi 2,yaitu agama yang hak
dan agama yang batil. Agama terdiri dari dua unsur pokok, yaitu akidah (keyakinan-
keyakinan) yang merupakan prinsip agama, dan hukum-hukum praktis yang
merupakan konsekuensi logis dari prinsip agama tersebut.
Agama Katolik merupakan salah satu agama yang cukup terkenal di dunia.
Agama Katolik merupakan agama yang bersifat universal/menyeluruh. Karena secara
etimologi, kata “Katolik” sebenarnya bermakna “universal atau keseluruhan atau
umum” (dari ajektiva bahasa Yunani (katholikus) ) yang menggambarkan sifat gereja
yang didirikan oleh Yesus Kristus.Maka,dapat disimpulkan bahwa agama Katolik
adalah agama yang bersifat universal/menyeluruh/terbuka untuk siapapun yang ingin
menganutnya dan mengetahuinya serta mendalaminya.
Sesuai dengan petunjuk sejarah, Yesus Kristus adalah pembawa agama
Kristen. Ia berasal dari Nazaret.Ia lahir kurang lebih pada tahun ke 4 sebelum
masehi,tetapi sebagian ada yang berpendapat antara tahun ke 7-5 sebelum masehi,
ketika berumur 27 tahun, Ia mulai mengajar di Galilea dan kemudian meluas di
kalangan penduduk Palestina. Ia dipercayai membawa kabar gembira tentang
penebusan dosa manusia sambil memperlihatkan banyak mukjizat. Untuk kelanjutan
ajaran yang dibawanya Ia mengangkat 12 orang rasul. Satu tahun sebelum Ia
meninggal dunia di kayu salib pada 7 april 30 M. Ketika berusia lebih kurang 30-31
tahun, Yesus telah membentuk gereja di Yerusalem, yaitu ketika menunjuk Petrus,
salah seorang muridnya dari ke-12 murid, sebagai kepala gereja.
Selain Petrus, Paulus adalah seorang rasul yang mempunyai peran besar dalam
penyiaran agama Katolik.Ia berasal dari Tarsus di Sisilia, tetapi juga orang Yahudi
sebagaimana halnya Petrus. Pada mulanya,ia menjadi penentang agama Kristen. Pada
tahun 36 M ia pergi ke Damaskus untuk mencari orang-orang Kristen untuk
disiksanya. Tetapi di depan pintu gerbang kota tersebut, konon Yesus menampakkan
diri padanya sehingga ia jatuh pingsan. Setelah siuman, ia lantas bertaubat dan
kemudian dibaptiskan. Dalam sejarah hidupnya disebutkan bahwa ia menyiarkan
agama Kristen karena mendapat wahyu dari Tuhan, sekalipun ia bukan murid Yesus
dan belum pernah berjumpa dengan Yesus.

2. Pengertian Agama
Ada beberapa definisi tentang agama. Kamus Besar Bahasa Indonesia
mendefinisikannya sebagai “Ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan
(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan yang Mahakuasa serta tata kaidah yang
berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya: — Islam;
— Kristen; — Buddha;” Dari sini, kita melihat adanya dimensi iman, ibadah,
moralitas di dalamnya. Dimensi yang sama ini, juga diberikan oleh kamus Webster,
yang mendefinisikan agama sebagai “Religion, in its most comprehensive sense,
includes a belief in the being and perfections of God, in the revelation of his will to
man, in man’s obligation to obey his commands, in a state of reward and punishment,
and in man’s accountableness to God; and also true godliness or piety of life, with the
practice of all moral duties. It therefore comprehends theology, as a system of
doctrines or principles, as well as practical piety; for the practice of moral duties
without a belief in a divine lawgiver, and without reference to his will or commands,
is not religion.” Dalam Glossary Katekismus Gereja Katolik dikatakan bahwa agama
adalah “A set of beliefs and practices followed by those committed to the service and
worship of God. The first commandment requires us to believe in God, to worship and
serve him, as the first duty of the virtue of religion” atau “Satu perangkat kepercayaan
dan tindakan yang diikuti oleh mereka yang berkomitmen untuk melayani dan
menyembah Allah. Perintah pertama menuntut kita untuk percaya pada Tuhan, untuk
menyembah dan melayani Dia, sebagai tugas pertama dari kebajikan agama.”
KGK 2135 “Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada
Dia sajalah engkau berbakti ” (Mat 4:10). Menyembah Allah, berdoa kepadaNya,
menyampaikan penghormatan yang wajar kepada-Nya, dan memenuhi janji serta ikrar
yang telah dibuat kepada-Nya, adalah tindakan-tindakan kebajikan agama, yang ada
di bawah ketaatan terhadap perintah pertama.
Dari beberapa definisi ini, maka kita melihat bahwa agama mengajarkan satu
perangkat kepercayaan atau iman dan bagaimana mewujudkan iman atau kepercayaan
ini, baik dengan doa, ritual atau liturgi yang mengatur bagaimana untuk menyembah
Tuhan yang dipercayai, maupun dengan satu pengajaran moral yang mengatur
bagaimana untuk hidup dengan baik sesuai dengan apa yang dipercayai.
Itu adalah agama dalam arti yang sangat luas. Kalau kita melihat sumbernya,
ada agama atau kepercayaan berdasarkan kebijaksanaan manusia maupun berdasarkan
wahyu Allah. Agama berdasarkan wahyu Allah adalah agama Yahudi, agama Islam
dan agama Kristen. Dalam agama wahyu, maka Allah yang berbicara kepada umat-
Nya, memperkenalkan Diri-Nya sehingga umat dapat tahu secara lebih mendalam
tentang siapakah Allah yang mereka sembah, serta memberikan perintah kepada
umat-Nya. Dalam konteks agama Kristen, maka kita melihat bagaimana
Allah telah berfirman mulai dari Perjanjian Lama melalui perantaraan para nabi, dan
digenapi dengan kedatangan Kristus, yang datang ke dunia untuk membebaskan
manusia dari belenggu dosa serta memberikan contoh bagaimana seharusnya menjadi
umat Allah. Dan dalam konteks agama Katolik, maka tugas untuk meneruskan ajaran
ini dilanjutkan oleh Gereja Katolik melalui Magisterium Gereja, yang senantiasa
mendasarkan pengajarannya pada Kitab Suci dan Tradisi Suci.

3. Penyebab Munculnya Agama


Secara umum, agama muncul dari keyakinan yang sudah tertanam kepada
orang-orang terdahulu. Sebagian penganut agama menunjukkan bukti kebenaran
keyakinannya dengan berbagai dokumentasi keagamaan. Sebagian lainnya hanya
meyakininya dalam hati saja. Penganut meyakini agama adalah perintah Tuhan yang
disampaikan melalui manusia pilihan (Nabi) untuk ditaati.
Terbentuknya 3 agama tua (Kristen, Yahudi, dan Islam) memiliki sejarah atau
asal usul yang sama yaitu dari asal usul Bangsa Semit. Bangsa Semit berasal dari
Jazirah Arab. Kata Arab yang pertama kali muncul pada abad ke-9 sebelum masehi.
Bangsa Arab tidak semua terdiri oleh orang-orang Islam, tapi juga ada orang Kristen
dan orang Yahudi. Beberapa buktinya adalah adanya perabadan Nabath yang
didirikan oleh bangsa Arab beragama Kristen.
Kristen, Yahudi, dan Islam mempunyai latar belakang yang sama, dapat
dibuktikan dari adanya Kitab Agama Islam, Kitab Agama Kristen (Perjanjian lama),
ditulis dalam suatu rumpunan yang sama yaitu dari bahasa Semit. Salah satu isi dari
perjanjian lama kata “Tuhan” yang mempunyai arti yang sama dengan kata “Allah”
yang di maksud oleh kaum Muslim (kata “Allah” berarti Tuhan).
Bangsa Indo – Eropa percaya ada banyak Dewa pada masa itu. Sementara
Bangsa Semit juga menjadikan ciri khas Bangsa Semit disatukan dengan kepercayaan
satu Tuhan (Monoteisme). Agama Islam, Yahudi, dan Kristen mempunyai gagasan
dasar yang sama yaitu percaya kepada satu Tuhan (Monoteisme). Bangsa Semit
mempunyai pandangan yang Linier terhadap sejarah, seperti sebuah garis lurus
dimana garis itu merupakan lambangan terciptanya dunia adalah awal dari kehidupan
dan kiamat sebagai akhir dari kehidupan.
Sekarang ini, Yerusalem adalah kota yang dianggap penting bagi ketiga agama
tersebut. ini juga merupakan suatu bukti bahwa ketiga agama tersebut berasal dari
satu asal yang sama. Di kota jerusalem tersebut terdapat berbagai Sinagog (Yahudi),
Greja ( Kristen), dan juga Mesjid (Islam) yang terkemuka atau terkenal.

4. Iman dan Wahyu


 Iman
Sejauh dilihat dari pihak Allah yang menjumpai dan memberikan Diri kepada
manusia, wahyu merupakan pertemuan Allah dan manusia. Dilihat dari pihak manusia
yang menanggapi wahyu dan menyerahkan diri kepada Allah, iman adalah pertemuan
yang sama. Secara konsekuen Konsili Vatikan II berkata: “Kepada Allah yang
menyampaikan wahyu, manusia wajib menyatakan ketaatan iman. Demikianlah
manusia dengan bebas menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah, dengan
mempersembahkan kepatuhan akal budi serta kehendak yang sepenuhnya kepada
Allah yang mewahyukan, dan dengan sukarela menerima sebagai kebenaran, wahyu
yang dikaruniakan oleh-Nya” (DV5).
Dalam iman, manusia menyadari dan mengakui bahwa Allah yang tak-terbatas
berkenan memasuki hidup manusia yang serba terbatas, menyapa dan memanggilnya.
Iman berarti jawaban atas panggilan Allah, penyerahan pribadi kepada Allah yang
menjumpai manusia secara pribadi juga. Dalam iman manusia menyerahkan diri
kepada Sang Pemberi Hidup. Pengalaman religius memang merupakan pengalaman
dasar, kendati belum berarti pertemuan dengan Allah dalam arti penuh. Di atas
pengalaman dasar itulah dibangun iman, penyerahan kepada Allah, pertemuan dengan
Allah. Manusia dari dirinya sendiri tak mungkin mengenal Allah. Umat Kristen
mengenal Allah secara pribadi sebagai Bapa, melalui Yesus. “Tidak seorang pun
mengenal Bapa, selain Anak dan orang yang kepadanya Anak berkenan menyatakan-
Nya” (Mat 11:27).
Iman merupakan hubungan pribadi dengan Allah, yang hanya mungkin karena rahmat
Allah. Akan tetapi iman tidaklah buta. Orang beriman mengetahui kepada siapa ia
percaya (lih. 2Tim 1:12). Unsur pengetahuan ini, yang berakar dalam pengalaman
hidup manusia, sungguh-sungguh bersifat insani. Oleh karena itu, pengalaman religius
perlu dibedakan (bukan dipisahkan!) dari iman sendiri. Mengenai hal ini tradisi
Katolik dan tradisi Protestan berbeda pendapat. Protestantisme sangat menekankan
ketidakmampuan manusia (karena dosanya) untuk mengenal, bahkan mengetahui
Allah. Sebaliknya tradisi Katolik mengajarkan bahwa tanpa pengetahuan yang
sungguh manusiawi, (artinya, yang berakar dalam pengalaman hidup manusia) iman
kurang “kena” pada manusia. Tanpa pengetahuan yang sungguh manusiawi mengenai
Allah, iman kurang rasional dan dalam arti itu juga kurang manusiawi.

 Wahyu

Allah bersabda kepada Abraham, maka Abraham tidak hanya tahu mengenai
Allah secara samar-samar saja. Abraham bertemu dengan Allah dan ia percaya
kepada-Nya. Keesaan Allah bukan teori, melainkan menjadi nyata dalam tuntutan
supaya menaati Tuhan secara penuh. Abraham tidak mengakui allah lain selain
Tuhan. Seluruh hidupnya ditentukan oleh janji Allah itu. Misteri wahyu Allah dan
iman Abraham adalah misteri pertemuan Abraham dengan Allah.
Sejarah pewahyuan itu berjalan terus, dari Abraham ke Musa, dari Musa ke
zaman para raja dan nabi; sesudah pembuangan, melalui sejarah Yahudi sampai
kepada Yesus dan Gereja, dan akhirnya sampai kepada kita. Pada akhir uraiannya
mengenai hakikat wahyu, Konsili Vatikan II mengajarkan bahwa “melalui wahyu itu
kebenaran yang sedalam-dalamnya tentang Allah dan keselamatan manusia nampak
bagi kita dalam Kristus, yang sekaligus menjadi pengantara dan kepenuhan seluruh
wahyu”. Atau dengan kata-kata dari surat Ibrani,”Pada zaman akhir ini Allah telah
berbicara kepada kita dengan perantaraan Dia yang adalah Anak-Nya” (Ibr 1:2).
Dalam diri Yesus pewahyuan Allah mencapai puncak keakraban dan kedekatannya.
Musa mengatakan dengan bangga, “Bangsa besar manakah yang mempunyai allah
yang demikian dekat kepadanya seperti Tuhan, Allah kita, dekat pada kita setiap kali
kita memanggil kepada-Nya?” (Ul 4:7). Namun “dalam hukum Taurat hanya terdapat
bayangan saja dari keselamatan yang akan datang” (Ibr 10:1). Kesempurnaan dan
kepenuhan wahyu datang dalam Yesus Kristus, yang tidak hanya “menyampaikan
firm an Allah” (Yoh 3 :34), tetapi yang adalah “Firman Allah” sendiri (Yah 1:1; Why
19:13). Yesus adalah “Imanuel, yang berarti: Allah beserta kita” (Mat 1:23). Dalam
diri Yesus Allah memberikan diri secara penuh kepada manusia. Maka Yesus adalah
wahyu Allah yang penuh dan menentukan.
Menurut iman Kristiani Yesus tidak hanya menyampaikan wahyu Allah, tetapi
mewujudkan wahyu itu dalam diri-Nya, dalam hidup, wafat dan kebangkitan-Nya.
Wahyu Allah bukanlah pertama-tama suatu ajaran, melainkan janji Allah mengenai
karya keselamatan-Nya. Keselamatan itu tidak lain dari kesatuan Allah dengan
manusia dan terlaksana dengan sepenuhnya dalam diri Yesus Kristus.

5. Disclosure dalam Hidup


Disclosure sendiri memiliki pengertian yaitu Keterbukaan manusia pada
dimensi melalui pengalaman dalam hidupnya dan umumnya menyedihkan,
memalukan, menyakitkan, bahkan merugikan. Tetapi peristiwa tersebut tidak dapat
kita mengerti apa maksudnya. Namun, pada saat tertentu kita mengerti bahwa tangan
Tuhan membimbing hidup kita secara Istimewa.
Dalam hidup saya, peristiwa tersebut sangat menyadarkan saya bahwa hidup
kita diatur oleh Tuhan secara pasti. Selama saya bersekolah selama SMA, proses
pembelajaran dapat saya ikuti dengan sangat maksimal. Oleh karena itu, saya selalu
mendapatkan Juara 1 umum setiap tahunnya. Saya rasa tuhan selalu memberikan jalan
yang saya sukai. Namun kebenarannya tidak. Beberapa semester, saya menganggap
remeh pelajaran sekolah, yang biasanya selau mengerjakan tugas secara maksimal,
saya menjadi merasa malas karena kesombongan saya yang menganggap kalau dunia
SMA terlalu mudah. Pada suatu ketika saya dihadapkan pada jalur SNMPTN. Dalam
pemilihan jalur tersebut, saya sangat yakin pada nilai saya yang akan mengantarkan
saya pada Perguruan Tinggi Negeri. Namun Tuhan berkehendak lain. Saya tidak
lulus.
Kekecewaan, kesedihan, marah, dan ketidakpercayaan bercampur aduk pada
waktu itu. Saya bertanya pada Tuhan, mengapa saya tidak diluluskan. Padahal nilai
saya bagus, selalu berdoa, dan aktif dalam pelayanan. Berbulan bulan saya larut
dalam kekecewaan dan ketidakpastian. Namun pada akhirnya saya sadar, bahwa
Tuhan menginginkan say untuk berusaha lebih keras, bekerja lebih keras, dan selalu
mengandalkannya. Saya merasakan betapa susahnya untuk masuk PTN, Try out demi
Try out say lewati menyadarkan saya untuk lebih berusaha. Hasil yang saya dapatkan
membuat saya mengerti mengapa Tuhan tidak meluluskan saya pada SNMPTN. Dia
ingin memberikan sesuatu yang lbih baik dan bahkan yang terbaik bagi saya. Saya
bisa mendapatkan Smartphone dari Try out yang saya kerjakan, memiliki banyak
teman untuk berdiskusi soal SBMPTN, dan yang paling saya syukuri adalah saya
dapat masuk ke Perguruan Tinggi Negeri melalui jalur SBMPTN dimana saya
mengandalkan usaha dan doa saya pada Tuhan. Hal ini menyadarkan saya bahwa
campur tangan Tuhan membimbing kita secara Istimewa

6. Kesimpulan
 Agama mengajarkan satu perangkat kepercayaan atau iman dan
bagaimana mewujudkan iman atau kepercayaan ini, baik dengan doa,
ritual atau liturgi yang mengatur bagaimana untuk menyembah Tuhan
yang dipercayai, maupun dengan satu pengajaran moral yang mengatur
bagaimana untuk hidup dengan baik sesuai dengan apa yang
dipercayai.
 Agama muncul karena ketidakpastian pada diri setiap orang dimana
Manusia buta akan segala hal dan membutuhkan bimbingan dan jalan.
Agama menjadi jawaban atas ketidakpastian Manusia tersebut. Segala
kebutuhan dan kepuasan Manusia yang tidak terbatas mengakibatkan
munculnya Agama sebagai pemuasnya.
 Iman adalah pengalaman hubungan dengan Allah dan pengalaman
akan kehadiran Allah. Merupakan pengalaman terindah akan kehadiran
Allah pada diri seseorang. Mengalami Allah sebagai yang Mahakuasa,
Bapa yang maha pengasih, pengampun, penyelamat, pelindung,
penolong, penghibur, kekuatan dan bahawa Dia adalah segala-galanya
bagi orang yang sungguh-sungguh beriman.
 Wahyu. Yesus adalah Wahyu Allah yang penuh dan sangat
menentukan. Dan Iman kita adalah tanggapan kita terhadap Wahyu
Allah tersebut
 Disclosure adalah keterbukaan manusia pada dimensi melalui
pengalaman yang kita rasakan dan umumnya menyedihkan,
memalukan, menyakitkan, bahkan merugikan. Dan dalam waktu lama
kita tidak mengerti akan pengalaman tersebut. Tetapi pada waktu
tertentu kita dapat mengerti bahwa Tangan Tuhan membimbing hidup
kita secara istimewa.

7. Pesan untuk Hidup Saya


Dalam menjalani kehidupan ini, saya selalu berusaha untuk mengikuti motto
hidup saya. Dimana moto hidup saya yaitu “ Hidup Ini Adalah Pilihan “ . Maksud dari
moto saya tersebut adalah dalam menjalani kehidupan ini kita selalu dipertemukan
dengan berbagai pilihan dan kesempatan. Pilihan yang kita ambil hari ini akan
menentukan kehidupan kita di masa yang akan datang. Dimana saya dituntut untuk
selalu mempertimbangkan dan memutuskan semua pilihan dengan tepat. Namun
dalam menjalani pilihan tersebut, saya harus tetap yakin bahwa apa yang kita
kehendaki bisa jadi bukan kehendak-Nya. Jadi lakukanlah apa yang bisa kita perbuat
dengan baik, maka Tuhan akan selalu memberikan yang terbaik untuk Kita. Karena
kehendak Tuhan lah yang merupakan jalan terbaik bagi kita.

Anda mungkin juga menyukai