• Teologi Agama-
agama (dalam bahasa
Inggris Theology of
Religions, dalam bahasa
Latin Theologia
Religionum) adalah
cabang dari ilmu
teologi yang membahas
bagaimana kekeristenan
memberi respons teologis
terhadap kenyataan
adanya pluralisme agama
di luar dirinya.
• Fokus studi teologi agama-
agama adalah bagaimana
umat Kristen dan umat
lainnya memandang dan
menilai agama-agama
disekitarnya , serta bagaimana
hubungan yang positif antar-
agama dimungkinkan melalui
teologi yang
dikonstruksi. Salah satu pionir
di dalam teologi agama-
agama adalah teolog Inggris
Theologia religionum
Pada dasarnya merupakan upaya
dari dalam komunitas keagamaan
tertentu untuk melakukan refleksi
atau pemikiran yang runtut tentang
kesadaran baru sebagai upaya
untuk memberi respon terhadap
persoalan pluralisme
Theologia religionum
merupakan usaha untuk
mencari makna teologis
dari pluralisme agama-
agama tersebut. Dan
tugas esensial dari
agama adalah membuat
dirinya relevan dengan
keadaan.
theologia religionum
merupakan respon orang
beragama terhadap
keseluruhan masa depan
masyarakat maupun
agama-agama. Masa depan
menjadi masa depan
bersama.
Latar belakang
• Teologi Religionum
dipandang sebagai salah
satu jaln keluar dalam upaya
yang tulus untuk
mempertahankan kerukunan
antar umat bergama.
Salah satu tokoh penting dari gerakan
religionum, Th. Sumartana dalam buku,
Meretas Jalan Teologia Agama-Agama di
Indonesia, mengatakan bahwa:
1. Inklusivisme
2. Pluralisme
3. Ekslusivisme
Paul Knitter menciptakan dan
memberikan deskripsi yang
berbeda yaitu :
1.Model Penggantian
2. Model Pemenuhan
3.Model Mutualitas
4.Model penerimaan
1. Inklusifisme
mengklaim bahwa hanya agama,
bahkan ng benar dan satu-satunya
jalan menuju ke Agama lain
dipandang sesat, tidak ada
keselamat- penganut agama lain ke
dalam apa yang dipahaminya. ya,
dengan begitu ia berusaha untuk
memasukkanInklusivismeInklusivism
e merupakan satu dari tiga tipologi
yang di- kemukakan Alan Race
• dalam diskursus teologi agama-
agama sebagaimana yang
disebutkan dalam bagian
sebelumnya. Ini merupakan sikap
atau pandangan yang melihat
bahwa agama- agama lain di luar
kekristenan juga dikaruniai rahmat
dari Allah dan bisa diselamatkan,
namun pemenuhan keselamatan
hanya ada di dalam Yesus Kristus.
Kristus hadir dan bekerja juga di
kalangan mereka yang mungkin
tidak mengenal Kristus secara
pribadi
• Dalam pandangan ini, orang-
orang dari agama melalui atau
rahmat Kristus, di- ikutsertakan
dalam rencana keselamatan
Allah.Liza Wahyuninto dalam
buku, Memburu Akar Pluralisme
Agama, mengatakan bahwa:
Pandangan inklusivisme yang
bertolak belakang dengan
pandangan ekslusivisme.
Menjadi inklusif berarti percaya
bahwa kebenaran tidak menjadi
monopoli agama tertentu, tetapi
juga ditemukan dalam agama-
• Dalam gereja Katolik
terdapat dokumen yang
disebut “Nostra Aetate”
( hasil dari konsili Vatikan II
1962-1965 ) Dokumen ini
adalah sebuah deklarasi
gereja katolik terhadap
agam-agama lain. Gereja
katolik tidak menolak
apapun yang benar dan suci
dalam agama-agama lain,
bahkan menganggap hal
tersebut sebagai pantulan
kebenaran dari kekristenan.
• Dokumen Nostra Aetate
mengungkapkan juga mengenai
pertanyaan abadi yang telah ada di
dalam pemikiran manusia sejak
awal mulanya dan bagaimana
berbagai tradisi keagamaan yang
beraneka ragam telah berupaya
untuk menjawabnya. la
menyatakan jawaban-jawaban
filosofis Agama Hindu dan Budha."
Sikap gereja Katolik yang akhirnya
menerima keberadaan agama-
agama lain dinyatakan dengan jelas
dalam dokumen yang dihasilkan
melalui persidangan Vatikan.
• Gereja Katolik tidak menolak
apa pun yang dalam agama-
agama itu serba benar dan
suci. Dengan sikap hormat
yang tulus, Gereja
merenungkan cara-cara
bertindak dan hidup, kaidah-
kaidah serta ajaran-ajaran yang
memang dalam banyak hal
berbeda dari apa yang diyakini
dan di- ajarkannya sendiri,
tetapi tidak jarang
memantulkan
• Keyakinan Alkitab bahwa
hanya ada keselamatan boleh
menentang agama-agama lain
sebagai ajaran palsu dan tidak
mempunyai keselamatan.
Walaupun tidak sesempurna
yang ada dalam gereja namun
karena anugerah yang
universal itu, maka
keselamatan dalam Kristus pun
ada di sana walaupun tidak
memakai nama Kristus.
• Jadi dalam agama-agama lain, Kristus
yang menyelamatkan itupun ada di
sana tanpa bernama Kristus.
Anonymous Christ Ini yang
dinamakan Carl Rahner sebagai atau
Kristen Anonim atau Kristus tak
bernama dan oleh sebab itu
penganut agama-agama lain adalah
sebenarnya juga orang-orang Kristen
tanpa nama atau Anonymous
Christian. Jadi Kristus tidak serta
merta menjadi milik orang Kristen
saja.
Kaum inklusivis memercayai
bahwa Allah bisa dikenali melalui
setiap tradisi religius dunia, namun
pengetahuan tentang diri-Nya
sepenuhnya dan selengkapnya bisa
ditemukan hanya di dalam
kekristenan.
2. Pluralisme
yang disebutnya sebagai 'umat
Kristen tanpa nama.' Kaum pluralis
percaya bahwa Allah bisa dikenali
melalui setiap tradisi dunia dan
karena itu kekristenan harus
mengambil tempat berdampingan
dengan agama-agama lain sebagai
jalan yang otentik menuju Allah.
• John Hick, misalnya menyerukan
revolusi Copernican dalam teologi
sehingga manusia modern harus
menerima bahwa Allahlah dan
bukan kekristenan yang adalah
pusat dari alam semesta religius,
dan bahwa manusia di mana saja
menyembah Allah yang sama
sekalipun melalui sarana dari ide
dan praktik yang berbeda. Sama
seperti orang banyak yang pada
akhirnya harus menerima bahwa
matahari merupakan pusat alam
semesta.
3.Ekslusifisme
Ekslusifisme berpandangan bahwa
hanya ada satu jalan menuju Allah dan
bahwa jalan itu harus ditemukan di
dalam kekristenan.Oleh karena itu,
agama-agama non-Kristen merupakan
upaya-upaya yang keliru untuk encari
Allah. Ini pada dasarnya merupakan
pandangan Kristen ortodoksi, dan bisa
ditemukan dengan mudah
berkembang dalam konteks situasi
modern melalui para penulis seperti
H. Kraemer, J. H. Bavink, & Neill (1900-
1984), L. Newbigin (lahir 1909) dan J.
N. D. Anderson (lahir 1908).
• Pernyataan modern yang paling berkesan
mungkin ditemukan di dalam Karl Barth.
Barth mengontraskan agama dengan wahyu.
Semua agama, termasuk kekristenan, dapat
didefinisikan sebagai ketidakpercayaan, atau
upaya yang bersumber dari usaha yang sia-
sia untuk menemukan Allah melalui sarana-
sarana dari sumbernya sendiri. Wahyu,
seba- liknya, melawan semua upaya
manusia dan melemparkannya kembali
sepenuhnya pada anugerah Allah di dalam
Yesus Kristus. Semua kaum eksklusivis
memberikan penekanan yang berat pada
sentralitas dan keunikan Yesus Kristus
dibandingkan dengan kaum inklusivis, yang
cenderung pada konsepsi kaum idealis
tentang Kristus, dan kaum pluralis, yang
sama sekali meninggalkan kristologi
1. Model Penggantian: Hanya Satu
Agama yang Benar.
Penganut model ini berkeyakinan
bahwa agama Kristen adalah agama
yang benar. sedangkan agama-agama
lain dianggap tidak benar. Oleh
karena itu, yang harus diperjuangkan
umat Kristen ialah mengganti semua
agama lain. Sikap ini sudah lama
dianut umat Kristen dan para
misionaris yang berkeyakinan bahwa
Allah berkehendak agar setiap orang
menjadi Kristen. Agama-agama lain
hanya me- miliki nilai kebenaran
semu.
Model Penggantian ini menitikberatkan
partikularitas. Kasih Allah memang
universal, untuk semua orang, tetapi
diwujudkan lewat Yesus Kristus yang
partikular dan singular. Tokoh yang
menganut model ini ialah Karl Barth dan
Hendrik Kraemer.Barth menegaskan,
keselamatan hanya ada di dalam Yesus
Kristus dan tidak adapada agama lain atau
di tempat lain. Kraemer juga menegaskan
bahwa agama Kristen adalah agama yang
benar dan semua penganut agama lain
akan men-dapatkan keselamatan dan
kebenaran di dalam Yesus Kristus. Sampai
sekarang,model ini dianut oleh penganut
Fundamentalisme maupun
• Kraemer juga menegaskan bahwa
agama Kristen adalah agama
yang benar dan semua penganut
agama lain akan men-dapatkan
keselamatan dan kebenaran di
dalam Yesus Kristus. Sampai
sekarang,model ini dianut oleh
penganut Fundamentalisme
maupun Evangelicalisme.Salah
satu tokoh penting
Evangelicalisme adalah Billy
Graham yang sangatbersemangat
untuk mewujudkan kejayaan
kekristenan.
2. Model Pemenuhan: Yang Satu
Menyempurnakan yang lain.