Anda di halaman 1dari 5

BAB IX

PERSPEKTIF KRISTIANI MENGENAI PLURALISME

Pluralisme ( bahasa Inggris : pluralism), terdiri dari dua kata plural ( beragam) dan isme (=
paham ) yang berrti beragam pemahaman,atau bermacam-macam paham. Untuk itu kata ini termasuk kata
yang ambigu.Pluralisme Agama ( Religios Pluralism) adalah istilah khusus dalam kajian agama-
agama.Sebagai satu paham (isme ),yang membahas cara pandang terhadap agama-agama yang ada, istilah
“Pluralisme Agama” telah menjadi pembahasan panjang di kalangan para ilmuwan dalam studi agama (
religios studies).

Dalam tradisi Kristen,dikenal ada tiga cara pendekatan atau car pandang teologis terhadap agama lain.

 Eklusivime, yang memandang hanya orang-orang yang mendengar dan menerima yang
diselamatkan.Diluar itu,ia tidak selamat
 Inklusivisme,yang berpandangan meskipun Kriste merupakan agama yang benar,tetapi
keslamatan juga mungkin terdapat pada agama lain.
 Pluralisme,yang memandang semua agama adalahjalan yang sama-sama sa menuju inti dari
realitas agama.

Pluralisme agama adalah sebuah konsep yang mempunyai makna luas,berkaitan dengan penerimaan
terhadap agama-agama yang berbeda,dan dipergunakan dalam cara yang berlain-lainan:

 Sebagai pandangan dunia yang menyatakan bahwa agama seseorang bukanlah sumber satu-
satunya yang ekslusif bagi kebenaran.
 Sebagai penerimaan atas konsep bahwa dua atau lebih agama yang sama-sama memiliki klaim-
klaim kebenaran yang ekslusif sama-sama sah.
 Kadang-kadang juga digunakan sebagi sinonim untuk ekumenisme,yakni upaya untuk
mempromosikan suatu tingkat kesatuan,kerja sama dan pemahaman yang lebih baikantar agama-
agama.
 Dan sebagai sinonim untuktoleransi agama,yang merupakan prasyrat untuk ko-eksistensi
harmonis antara brbagai pemeluk agama.
- Agama adalah sistem kepercayaan yang diwujudkan melalui tata ibadah dan aturan
perilaku yang berhubungan dengan Tuhan maupun sesame.
- Religi adalah nama betuk lain dari agama.Setiap religi mepunyaipenghayatan iman
tersendiri.Penghayatan iman ini sangat penting dan merupakan dasar seseorang memilih
masuk ke dalam religi tersebut .
- Ko-Kristenan adalah system keagamaan.Ke-Kristenan mengklaim kitab sucinya sebagai
standar tertinggi,demikian juga agama yang lain terhadap kitab sucinya.Memaksakan
bahwa agama lain HARUS menerima Alkitab sebagai standar tertinggi ,adalahsama
seperti memkasakan Al Quran sebagai standar tertinggi bagi orang Kristen.
- Pembentukan agama adalah reaksi semua manusia,baik yang dipilih maupun
tidkan.Karena itu,sikap arogansi yang memusuhi agama perlu kita waspadai dan
hindarkan.

 DEFENISI PLURALISME AGAMA

Pluralisme agama bias dipahami dalam minimum tiga kategori :

1. Kategori Sosial
Pluraisme agama berarti “ semua agama berhak untuk ada dan hidup “.Secara social,kita
harus belajar untuk toleran dan bahkan menghormati iman atau kepercayaan dari peganut
agama lainnya.
2. Kategori Etika atau Moral
Pluralisme agama berarti bahwa “semua pandangan moral dari masing-masing agama bersifat
relative dan sah “,kita didorong untuk tidak menghakimi penganutagama lain yang memiliki
pandangan moral berbeda,misalnya terhadap isu pernikahan,abrosi,hukuamn gantung dan
sebagainya.
3. Kategori Teologi-filsofi
Agama-agama pada hahikatnya setara,sama-sama besar dan sama-sama “menyelamatkan “.

 FAKTOR-FAKTOR PENDORONG PLURALISME AGAMA

1. Iklim Demokrasi
Dalam iklim demokrasi,kata toleransi memengang peranan penting.Sejak kecil dinegara ini
kita diajar untuk saling menghormati kemajemukansuku;bahasa dan agama.Berbeda-beda
tetapi satu.
2. Pragmatisme
Dalam konteks Indonesia maupun dunia yang penuh dengan konflik horizontal anatar
pemeluk agama,keharmonisan merupkan tema yang digemakan dimana-mana.Dalm konteks
ini,pragmatism bertumbuh subur.banyak orang mulai tertarik pada ide bahwa menganut
pluralism agama (menjadi pluralis) akan lebih baik daripada seseorang penganut agama
tertentu yang “fanatic’”.

3. Relativisme
Kebenaran itu relative,tergantung siapa yang melihatnya.Ini adalah pandangan yang
populer,sehingga seorang tukang sapu pun memahaminya. Dalamera postmodern ini
penganut relativisme percaya bahwa agama-agama yang ada juga bersifat
relative.Relativisme agama seolah-olah inginmembawa prinsip win-winsolution kedalam
area kebenraan

4. Perenialisme
Mengutip Komarudin Hidayat, filsafat perennial adalah kepercayaan bahwa kebenaran
Mutlak ( The Truth ) hanyalah satu,tidak terbagi,tetapi dari Yang Satu ini memancar berbagai
“kebenaran”.Hakekat dari semua agama adalah sama,hanya tamplan luarnyayang berbeda.

 SEBUAH MODEL PLURALISME AGAMA VERSI JOHN HICK


 Semua agama adalah respon terhadap keberadaan tertinggi yangbersifattrasenden ( Allah
yangdisebutthe real ).
 “The Real” itu melampui konsep manusia sehingga semua agama tidak sempurna dalam
relasinya terhadap “The Real “ tersebut.
 Agama-agama tidak mungkin semuanya benar secara penuh,mungkin tidak ada yang benar
secara penuh; mungkin semua adalah benar secara sebagian.
 John Hick membedakan “The Real “sebagai realitas ultimat dan “The Real “ yang ditangkap
dan dipersepsikan oleh agam-agama.
 Persone dan Impersonae adalah penafsiran terhadapa The Real.The Real itutidak dapat
disebut personal atau impersonal,memilki tujuan atau tidak memiliki tujuan,baik atau
jahat.The Real itu melampui semua kategori manusiawi.
 Kriteria untuk mengetahui apakah seseorang sudah diselamatkan atau tidak adalah
kehidupan moral dan spritualnyayang mencerminkan kekudusan.
 PLURALISME AGAMA : SEBUAH TINJAUAN KRITIS

Pluralism agama memang “ simpati “ karena ingin membangun teologi ynag terdengar amat
toleran,” semua agama sama-sama benar.Semua agama menyelamatakan.Walaupun demikian teologi
pluralism agama padadasarnya menyangkkal iman Kristen sejati yang kembali pada Alkitab.

Bebarapa kritik terhadap pluralism agama :

1. Pluralism agama merupakan pandangkalan iman

Orang yang percaya pada teologi pluralisme agama biasanya tidak benar-benar mendasarkan
pandangannya atas dasar kitab suci yang dianutnya atau tidak benar-benar berteologi berdasarkan sumber
utama (kitab suci ). Sebagai contoh : Buddhisme tidak percaya pada kehidupan kekal (surga) sebagai
tempat bersama Allah.Buddhisme percaya pada Nirwana dan Reinkarnasi.

- Nirwana adalah keadaan .Damai yang membahagiakan yang merupakan kepadaman


segala perpaduan yang bersyarat.
- Yang ada adalah Reinkarnasi bagi mereka yang belum mampu memadamkan keiginan-
keiginan duniawinya.

2. Pluralisme agama memiliki dasar yang lemah

Pragmatisme yang mendasari pluralism agama adalah sebuah cara berpikir yang tidak tepat.Demi
keharmonisan maka menggangap semua agama benar adalah mentalitas orang yang dangkal dan penakut.
Relativisme kebenaran adalah sebuah pandangan yang salah.Pengaut relativisme agama tampaknya sering
tidak bias membedakan antara relativisme dalam hal ini selera,opini,sudut pandang.Kebenaran itu
mutlak,sedagkan selera,opini dan sudut pandang memang relative.

3. Penganut pluralism Agama seringkalai tidak konsisten

Penganut pluralism agama sering menuduh golongan yang percaya bahwa hanya agama hanyalah
yang benar ( sering disebut eksklusivisme atau partikularisme dalam teologi Kristen ) sebagai
fanatic,fundamentalisme dan memutlakan agamanya.Dalam realita,kita menemukan banyak pluralis
memutlakan pandangan bahwa “ semua agama benar “.Kaum pluralis seringkali terjebak dalam
ekslusivisme baru yangmereka buat yaitu haya mau mengahargai kaum pluralis lainnya dan kurang
enghargai kaum eksklusif.
4. Pluralisme agama menghasilkan toleransi yang semu

Jika kita membangun toleransi atas dasar kepercyaan bahwa semua agama-sama-sama benar,hal
itu adalah toleransi semu.Toleransi yang sejati justru muncul sebagaimana dikatakan Frans Magnis
Suseno, “ meskipun sayatidak menyakini iman-kepercayaan Anda,meskipun iman,Anda bukan kebenaran
bagi saya,saya sepenuhya menerima keberadaan Anda.Saya gembira bahwa Anda ada,saya bersedia
belajar dari Anda,saya bersedia bekerja sama dengan Anda.

5. Kritik terhadap pluralism agama John Hick

Jika “ The Real “ atau Allahnya Hick memang melampui konsep yang baik atau yang
jahat,mengapa Hick justru menggunakan kriteria “kekudusan “ untuk mengetahui seseorang itu sudah
diselamatkan atau tidak diselamtkan? Ini adalah sebuah kriteria yang bias kita pertanyakan kesalhannya.
Teologi alkitabiah menunjukan bahwa keslamatan bukan hasil perilaku etika atau moralitas tertentu tetapi
kebenaran Allah di dalam karya penebusan Yesus Kristus di kayu salib yang kita terima secara Cuma-
Cuma melalui iman.

6. Perspektif Kristiani mengenai Kerukunan

Perjalanan bangsa Israel dipadag gurun merupakan suatu momen pembelajaran tentang solidaritas
dan toleransi kehidupan bersama.Puncak solidaritas dan kerukunan yang dimaksud,terwujud ketikabangsa
Israel tiba di tanak Kanaan,tempat yang dijanjikan Tuhan.Kerukan juga dibicarakan dalam Mazmur 133
mengenai persaudaraan yang rukun.Serin dengan itu,Yesus juga mengemukakan prinsip hidup yang
bersifat universal mengenai kasih kepada sesame dengan melewati batas-batas suku,bangsa,ras,kelas
social agama.Perumpaan tentang orang Samarian yang murah hati merupakan bukti sikap Yesus yang
tidak memandang perbedaan.

Anda mungkin juga menyukai