Anda di halaman 1dari 6

*

*
Pluralisme agama adalah sebuah konsep yang mempunyai makna yang luas,
berkaitan dengan penerimaan terhadap agama-agama yang berbeda, dan
dipergunakan dalam cara yang berlain-lainan pula:
Sebagai pandangan dunia yang menyatakan bahwa agama seseorang bukanlah
sumber satu-satunya yang eksklusif bagi kebenaran, dan dengan demikian di
dalam agama-agama lain pun dapat ditemukan, setidak-tidaknya, suatu
kebenaran dan nilai-nilai yang benar.
Sebagai penerimaan atas konsep bahwa dua atau lebih agama yang sama-sama
memiliki klaim-klaim kebenaran yang eksklusif sama-sama sahih. Pendapat ini
seringkali menekankan aspek-aspek bersama yang terdapat dalam agama-
agama.
Kadang-kadang juga digunakan sebagai sinonim untuk ekumenisme, yakni
upaya untuk mempromosikan suatu tingkat kesatuan, kerja sama, dan
pemahaman yang lebih baik antar agama-agama atau berbagai denomisasi
dalam satu agama.
Dan sebagai sinonim untuk toleransi agama, yang merupakan prasyarat untuk
ko-eksistensi harmonis antara berbagai pemeluk agama ataupun denominasi
yang berbeda-beda.
*
Pluralisme di Indonesia tidak dapat dipahami hanya dengan
mengatakan bahwa masyarakat kita majemuk, beraneka ragam, terdiri dari
berbagai suku dan agama, yang justru hanya menggambarkan kesan
fragmentasi bukan pluralisme. Pluralisme juga tidak boleh dipahami sekadar
sebagai “kebaikan negatif” hanya ditilik dari kegunaannya untuk
menyingkirkan fanatisme. Pluralisme harus dipahami sebagai “pertalian sejati
kebinekaaan dalam ikatan-ikatan keadaban”. Bahkan pluralisme adalah juga
suatu keharusan bagi keselamatan umat manusia, antara lain melalui
mekanisme pengawasan dan pengimbangan yang dihasilkannya.
Dalam kitab suci justru disebutkan bahwa Allah SWT menciptakan
mekanisme pengawasan dan pengimbangan antara sesama manusia guna
memelihara keutuhan bumi, dan merupakan salah satu wujud kemurahan
Tuhan yang melimpah kepada umat manusia. “Seandainya Allah SWT tidak
mengimbangi segolongan manusia dengan segolongan yang lain, maka
pastilah bumi hancur; namun Allah SWT mempunyai kemurahan yang
melimpah kepada seluruh alam.”(QS. Al-Baqarah : 251).
Pluralisme menurut berbagai agama
Islam
Dalam pandangan Islam, sikap menghargai dan toleran
kepada pemeluk agama lain adalah mutlak untuk dijalankan,
sebagai bagian dari keberagaman(pluralitas). Namun
anggapan bahwa semua agama adalah sama (pluralisme)
tidak diperkenankan, dengan kata lain tidak menganggap
bahwa Tuhan yang 'kami' (Islam) sembah adalah Tuhan yang
'kalian' (non-Islam) sembah. Pada 28 Juli 2005, Majelis Ulama
Indonesia (MUI) menerbitkan fatwa melarang paham
pluralisme dalam agama Islam.[1] Dalam fatwa tersebut,
pluralisme didefiniskan sebagai ""Suatu paham yang
mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan
karenanya kebenaran setiap agama adalah relatif; oleh
sebab itu, setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim
bahwa hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama
yang lain salah. Pluralisme juga mengajarkan bahwa semua
pemeluk agama akan masuk dan hidup dan berdampingan di
surga".
Kristen
Dalam dunia kristen, pluralisme agama pada beberapa dekade terakhir
diprakarsai oleh John Hick. Dalam hal ini dia mengatakan bahwa
menurut pandangan fenomenologis, terminologi pluralisme agama arti
sederhananya ialah realitas bahwa sejarah agama-agama menunjukkan
berbagai tradisi serta kemajemukan yang timbul dari cabang masing-
masing agama. Dari sudut pandang filsafat, istilah ini menyoroti sebuah
teori khusus mengenai hubungan antartradisi dengan berbagai klaim dan
rival mereka. Istilah ini mengandung arti berupa teori bahwa agama-
agama besar dunia adalah pembentuk aneka ragam persepsi yang
berbeda mengenai satu puncak hakikat yang misterius.
*

Pluralisme Agama Ancam Universitas Indonesia


Kemusyrikan Baru yang kini disebut pluralisme agama
semakin tampak merasuk ke UI (Universitas Indonesia).
Telah terjadi perubahan paradigma pendidikan di UI.
Perubahan itu tercermin dari masuknya tema Liberal Art
semua mata kuliah mahasiswa.
Dampak dari penerapan kebijakan itu tercermin dari
masuknya sub pokok bahasan tentang Islam dan
Multikulturalisme serta Islam dan Pluralisme.

Anda mungkin juga menyukai