Anda di halaman 1dari 2

Nama: Ali Mursyid Azisi (E92218061)

Mata Kuliah: Pluralime Agama

Ada beberapa kutipan lain dari pendefinisian tentang Pluralisme Agama, berikut
diantraranya adalah istilah inklusifisme, toleransi beragama, keragaman beragama,
ekuminisme beragama. Inklusifisme berarti kesadaran dalam beragama, bahwa tidak hanya
agamanya yang paling benar (eksklusif). Namun, pemahaman seorang yang inklusif
cenderung mengakui bahwa dalam agama lain terdapat kebenaran dan nilai-nilai sejati di
dalamnya yang tidak dapat/boleh di justifikasi sebagai agama yang salah. Biasanya orang
yang inklusif ini cenderung terbuka terhadap siapa saja tanpa memandang agama, suku dan
bangsa.
Selanjutnya adalah toleransi yang berartikan saling menghargai, dan hidup harmonis secara
berdampingan meskipun beda Agama, rasa toleransi penerapannya cukup tidak mengganggu
penganut Agama lain saja sudah bisa dikatakan toleransi dalam beragama. Orang yang
mengedepankan toleransi cenderung lebih menerima kehadiran Agama lain untuk hidup
bersama. Selanjutnya dari keragaman beragama berarti kita meyakini bahwa adanya Adanya
Agama-agama lain yang juga hidup berdampingan, dan juga beragam cara yang dilakukan
dalam beragama. Seperti contoh di Indonesia ada beberapa Agama yang diakui oleh
pemerintah yaitu Islam, Katholik, Protestan, Hindu, Buddha, Konghucu dan ada banyak
aliran kepercayaan yang menjadi identitas masyarakat lokal Indonesia. juga dalam Islam
banyak aliran-aliran Agama yang berbeda.
Ekomenisme Agama adalah upaya untuk meningkatkan dan mengedepankan
persatuan dan kerjasama antar Agama. Artian dalam hal ini adalah tidak membeda-bedakan
Agama dalam mencapai persatuan dan dengan tujuan hidup harmoni. Setelah kita memahami
dari beberapa hal diatas yang mengarah pada Pluralisme Agama, selanjutnya ada beberapa
pendefinisian tentang Pluralisme Agama yang patut dipahami. Pertama, Pluralisme Agama
merupakan sinonim dari keragaman Agama. Jadi disini Pluralisme Agama di anggap sama
dengan keragaman Agama, padahal keragaman Agama sendiri merupakan sekedar mengakui
bahwa ada banyak Agama di dunia ini dan itu hanya sekedar mengetahui saja dan menerima
kenyataan bahwa di dunia Agama sangat beragam. Padahal dalam pluralisme Agama sendiri
tidak sekedar mengetahui dan menerima tentang adanya banyak Agama di dunia, namun juga
mendalami ajaran atau seluk beluk yang ada dalam Agama lain tanpa mengurangi dan tidak
bergoyah keyakinan dan kadar ke imanan terhadap Agamanya sendiri. Dengan begitu
semakin memperkuat keimanan sendiri dalam beragama, tentunya hal ini sangat bermanfaat
khususnya bagi kaum muslim.
Kedua, yaitu bahwa pluralisme agama yaitu melibatkan dialog antar agama. dalam
berdialog antar agama disini tidak saling membenarkan Agamanya sendiri dan menjustifikasi
bahwa agama lain salah, akan tetapi disini bersama-sama belajar tentang agama lain tanpa
meyakinkan keyakinan kita yang paling benar atau bersifat eksklusif. Seseorang jika terjun
dalam Pluralisme agama pasti akan butuh yang Namanya dialog antar Agama. Ketiga,
tentang pendefinisian pluralime agama yaitu meyakini keyakinan atau ajaran yang ada dalam
Agama lain yang dianggap valid. Seperti contoh seorang pluralis Islam meyakiani bahwa
yang dikatakan orang Kristen bahwa Isa itu adalah anak Tuhan jika pluralis tersebut
memandang dari sudut Kristen juga, akan tetapi seorang pluralis tersebut tetap tidak
mengakui
Selanjutnya ada beberapa anggapan semua Agama itu sama dan valid. Persepsi ini
menganggap bahwa semua agama sama dan lebih dari satu agama yang yang dapat dikatakan
benar dalam artian untuk mencapai zat tertinggi atau jalan menuju keselamatan dan juga
menuju Tuhan yang diungkapkan oleh Anton Hein. Ada beberapa pernyataan yang
menganggap agama sama-sama valid yaitu. Pertama, John Stott menyatakan bahwa
pluralisme adalah penegasan validitas setiap agama, dan penolakan untuk memilih di antara
mereka, dan penolakan penginjilan dunia. Kedua, Grogory Koukl menyatakan nahwa konsep
pluralisme adalah konsep yang bodoh, konsep bodoh yang dimaksud adalah pada dasarnya
semua agama itu sama. Lalu yang terakhir pernyataan dari Reobert E, Regier yaitu
menyatakan banyak orang saat ini mencampuradukkan toleransi agama barat tradisional
dengan pluralisme agama. Surat itu mengasumsikan semua agama sama-sama valid, yang
mengakibatkan relativisme moral dan kekacauan etika.

Anda mungkin juga menyukai