Anda di halaman 1dari 104

JURNAL

JURNAL AKUNTANSI
ISSN : 2089-4333 (Print)

AKUNTANSI
J U R NA L A KU NT A N S I

PENGARUH KEPEMILIKAN NPWP, PEMERIKSAAN PAJAK,


PENERIMAN PAJAK, DAN KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP
PENERIMAAN PAJAK
Rita J. D. Atarwaman

Volume 6 No 2 Desember 2020


PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR),
INDONESIAN SUSTAINABLE PALM OIL SYSTEM (ISPO),
DAN RETURN ON INVESTMENT (ROI) TERHADAP HARGA SAHAM
PERUSAHAAN PADA SEKTOR PERKEBUNAN YANG TERDAFTAR
DI BEI PERIODE 2014–2018
Yustus Sangur

PENGARUH GOOD PUBLIC GOVERNANCE DAN PENGENDALIAN


INTERNAL TERHADAP KUALITAS INFORMASI LAPORAN
KEUANGAN DI PEMERINTAHAN KOTA AMBON
Retno Widia Astuti

PENGARUH PENILAIAN TINDAKAN SUPERVISI DAN PENGALAMAN


KERJA DENGAN PENDEKATAN DYADIC TERHADAP KEPUASAN
KERJA AUDITOR
(STUDI EMPIRIS PADA BPK, INSPEKTORAT KOTA
DAN PROVINSI MALUKU)
Chistina Sososutiksno, Yuyun Yuniarti Layn
ISSN : 2089-4333 (Print)

IIMPLEMENTASI PERMENDAGRI NO.113 TAHUN 2014


Penerbit TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
Jurusan Akuntansi Hartina Husein, Safaat Warandi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pattimura
Jl. Ir. M. Putuhena Kampus Poka Ambon
Email : jurnalakuntansi@yahoo.com
Website : ojs3.unpatti.ac.id/index.php/jak
Jurnal Halaman ISSN
Vol. 6 No. 2 Desember 2020
Akuntansi 1-98 2089-4333
Jurnal
Akuntansi
ojs3.unpatti.ac.id/index.php/jak

Rita J. D. Atarwaman
Pengaruh Kepemilikan NPWP, Pemeriksaan Pajak, Peneriman Pajak,
Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak

Yustus Sangur
Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR), Indonesian
Sustainable Palm Oil System (ISPO), Dan Return On Investment (ROI)
Terhadap Harga Saham Perusahaan Pada
Sektor Perkebunan yang Terdaftar
di BEI Periode 2014 – 2018

Retno Widia Astuti


Pengaruh Good Public Governance dan Pengendalian Internal
Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan
di Pemerintahan Kota Ambon

Christina Sososutiksno, Yuyun Yuniarti Layn


Pengaruh Penilaian Tindakan Supervisi dan Pengalaman Kerja dengan
Pendekatan Dyadic Terhadap Kepuasan Kerja Auditor
(Studi Empiris Pada Bpk, Inspektorat Kota
Dan Provinsi Maluku)

Hartina Husein, Safaat Warandi


Implementasi Permendagri No.113 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Keuangan Desa

Ambon
Jurnal Halaman ISSN
Vol. 6 No 2 Desember
Akuntansi 1-98 2089 - 4333
2020
(Journal of Accounting)
Volume 6, Nomor 2, Desember 2020

Journal of Accounting, ISSN: 2089 – 4333 (Print) is also known as jurnal


akuntansi is dedicated to explore and disseminate the latest issues and
developments of accounting research to academicians and professional
communities, practitioners, students and other interested parties through the
publication. JAK publishes articles on accounting research in a wide range of
topics about financial accounting, management accounting, public sector,
taxation, banking and finance, accounting and information systems, capital
markets, corporate management, international accounting, social and
environmental accounting, Islamic accounting and accounting education.

Chairman
Head of Accounting and Business Department
Pattimura University

Editor in-Chief:
Jeffry Gasperz

Reviewers
Christina Sososutiksno
Pattimura University
Paul Usmany
Pattimura University
Ferry H Basuki
Pattimura University

Editorial Secretary
Rita J. D. Atarwaman

Correspondence:
Department of Accounting
Faculty of Economics, Pattimura University
Jl.Ir.M. Putuhena Kampus Poka Ambon 97234
Email : jurnalakuntansi@yahoo.com
Website : ojs3.unpatti.ac.id/index.php/jak
Co-published twice a year (June and December) by:
Laboratory of Financial Accounting and Business Development(LP2AKB)
Department of Accounting, Faculty of Economic and Business
Jurnal
Akuntansi
ojs3.unpatti.ac.id/index.php/jak ISSN: 2089 – 4333

Pengaruh Kepemilikan NPWP, Pemeriksaan Pajak, Peneriman Pajak,


Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak
Rita J. D. Atarwaman 1

Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR), Indonesian Sustainable Palm


Oil System (ISPO), Dan Return On Investment (ROI)
Terhadap Harga Saham Perusahaan Pada
Sektor Perkebunan yang Terdaftar
di BEI Periode 2014 – 2018
Yustus Sangur 18

Pengaruh Good Public Governance dan Pengendalian Internal


Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan
di Pemerintahan Kota Ambon
Retno Widia Astuti 39

Pengaruh Penilaian Tindakan Supervisi dan Pengalaman Kerja dengan


Pendekatan Dyadic Terhadap Kepuasan Kerja Auditor
(Studi Empiris Pada Bpk, Inspektorat Kota
Dan Provinsi Maluku)
Chistina Sososutiksno, Yuyun Yuniarti Layn 52

Implementasi Permendagri No.113 Tahun 2014


tentang Pengelolaan Keuangan Desa
Hartina Husein, Safaat Warandi 72
Jurnal
Akuntansi
ojs3.unpatti.ac.id/index.php/jak ISSN: 2089 – 4333

Pedoman Penulisan

Artikel yang dikirim ke JAK harus mengikuti pedoman berikut:


a. Artikel secara sistematis meliputi:
Abstract, isinya mencakup masalah riset, tujuan, metode, temuan dan
konstribusi. Abstrak harus terdiri dari 150-400 kata dan diikuti dengan
sedikitnya 4 kata kunci
Pendahuluan, cakupunnya adalah motivasi riset, latar belakang,
pertanyaan penelitian dan tujuan riset.
Telaah Literatur dan Perumusan Hipotesis (jika ada) untuk menjelaskan
rerangka teori yang digunakan sebagai basis logis dalam
mengembangkan hipotesis atau proposisi dan model riset
Metode, menggambarkan pemilihan dan pengumpulan data, pengukuran
variable dan defenisi operasional serta metode analisis data.
Hasil dan Pembahasan, memberikan temuan penelitian
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan dan Saran, meliputi ringkasan
temuan, implikasi dan usulan bagi riset masa datang.
Daftar Pustaka semua referensi, yang dirujuuk dalam penelitian
dinyatakan dalam artikel
Appendiks, memuat tabel, gambar dan instrumen riset
b. Naskah diketik dengan ukuran kertas A4 jarak 1 spasi menggunakan
huruf Bookman Old Style (11 size) sebanyak 20-25 halaman
c. Jarak Margin diatur dengan jarak margin atas 1,5 inch (1.5”), dan bawah,
kiri, dan kanan 1 inch (1”)
d. Tiap gambar dan tabel harus diberi nomor dan label
e. Sitasi dalam naskah mengikuti contoh berikut:
a. Satu sumber sitasi dengan satu penulis (Roychowdhury, 2009)
b. Satu sumber sitasi dengan dua penulis (Healy dan Wahlen, 2010)
c. Satu sumber sitasi dengan tiga penulis (Hofstede et al., 2005)
d. Dua sumber sitasi dengan penulis yang berbeda (Ball, 2011; Brown,
2015)
e. Dua sumber sitasi dengan satu penulis (Basu, 1990,2005)
f. Dua sumber sitasi dengan satu penulis terpublikasi pada tahun yang
sama (Stubben, 2005a,2005b)
g. Sumber sitasi berupa institusi harus dinyatakan menggunakan
akronim dari nama institusi (IAPI, 2005).

Artikel disertai dengan CV, alamat korespondensi dan surat


pernyataan bahwa artikel tidak dikirimkan atau telah dipublikasikan
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 1-17 • Desember 2020 JAK

Pengaruh Kepemilikan NPWP, Pemeriksaan Pajak,


Peneriman Pajak, Dan Kesadaran Wajib Pajak
Terhadap Penerimaan Pajak

Rita J. D. Atarwaman
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi, Universitas
Pattimura
*(rita.atarwaman72@gmail.com)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Kewajiban
Kepemilikan NPWP, Pemeriksaan Pajak, Penagihan Pajak, dan Kesadaran
Wajib Pajak dalam meningkatkan Penerimaan Pajak. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian Deskriptif Kuantitatif. Lokasi penelitian
dan Responden pada penelitian ini adalah kantor dan pegawai dengan
sampel 82 pegawai pada lima seksi yang bertanggung jawab yaitu Seksi
Pelayanan Pajak, Seksi Pemeriksaan Pajak, Seksi Penagihan Pajak, Seksi
Ekstensifikasi dan Penyuluhan (bagi wajib pajak yang belum mengetahui),
dan di Seksi Pengawasan dan Konsultasi (bagi wajib pajak yang sudah
mengetahui) pada KPP pratama di wilayah Ambon.
Penerimaan Pajak merupakan sumber penerimaan yang dapat diperoleh
secara terus-menerus dan dapat dikembangkan secara optimal sesuai
kebutuhan pemerintah serta kondisi masyarakat. Kepemilikan NPWP,
Pemeriksaan Pajak, Penagihan Pajak, dan Kesadaran Wajib Pajak menjadi
sektor yang memiliki potensi dalam menyumbang Penerimaan Pajak. Hasil
penelitian menunjukan pengaruh Kepemilikan NPWP, Pemeriksaan Pajak,
Penagihan Pajak, dan Kesadaran Wajib Pajak menunjukan hasil yang positif
terhadap Penerimaan Pajak. Dengan nilai signifikan masing-masing variabel
Kepemilikan NPWP sebesar (0,187), Pemeriksaan Pajak sebesar (0,015),
Penagihan Pajak (0,040), dan Kesadaran Wajib Pajak sebesar (0,005).
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Satria Pamber
(2016).

Kata Kunci: Kewajiban Kepemilikan NPWP, Pemeriksaan Pajak, Penagihan


Pajak, Kesadaran Wajib Pajak dan Penerimaan Pajak.

ABSTRACT
This study aims to analyze the effect of NPWP ownership obligation, tax audit,
tax collection, and taxpayer awareness in increasing tax revenue. This study
uses a descriptive quantitative research method. Research locations and
respondents in this study are offices and employees with a sample of 82
employees in the five responsible sections, namely the Tax Service Section, the
Tax Audit Section, the Tax Collection Section, the Extensification and
Counseling Section (for taxpayers who don't know yet), and the Section
Supervision and Consultation (for taxpayers who already know) at KPP
Pratama in Ambon area.
Tax revenue is a source of revenue that can be obtained continuously and can
be developed optimally according to government needs and conditions of

1
Atarwaman – Pengaruh Kepemilikan NPWP, Pemeriksaan Pajak

society. NPWP ownership, tax audit, tax collection and taxpayer awareness
are sectors that have the potential to contribute to tax revenue. The results
showed the effect of NPWP Ownership, Tax Audit, Tax Billing, and Taxpayer
Awareness showing positive results on Tax Revenues. With a significant value
of each variable of NPWP Ownership of (0.187), Tax Audit of (0.015), Tax
Collection (0.040), and Taxpayer Awareness of (0.005). This research supports
research conducted by Satria Pamber (2016).

Keywords: Obligation of NPWP Ownership, Tax Audit, Tax Billing, Taxpayer


Awareness and Tax Receipts.

1. PENDAHULUAN Titik tolak penelitian maupun


pemeriksaan pajak adalah
Sebagai negara yang berkembang pemberitahuan pajak yang dilakukan
Indonesia memiliki berbagai macam sendiri oleh wajib pajak dalam Surat
potensi untuk menjadi negara yang Pemberitahuan Pajak. Surat
lebih maju. Akan tetapi pada Pemberitahuan Pajak ini disampaikan
kenyataannya Indonesia tidak wajib pajak pada setiap akhir tahun
sepenuhnya memanfaatkan berbagai pajak. Pada saat penerimaan SPT
potensi tersebut. Hal ini dikarenakan Tahunan ini petugas pajak akan
pajak merupakan potensi penerimaan melakukan penelitian kelengkapan
terbesar dalam negeri karena pajak formal dan penulisan pada
merupakan penerimaan langsung kolomkolom yang terdapat pada SPT
yang segera bisa diolah guna untuk tersebut. Apabila SPT yang
pembiayaan berbagai macam disampaikan telah lengkap maka akan
keperluan negara (Listyaningtyas, diberikan tanda terima SPT Tahunan
2012). kepada wajib pajak dan selanjutnya
Untuk lebih memaksimalkan SPT akan direkam, namun apabila SPT
penerimaan pajak, pemerintah telah belum lengkap dan/atau terdapat
mengambil langkah-langkah kesalahan dalam penulisan maka SPT
kebijakan agar dapat memancing akan dikembalikan kepada wajib pajak
kesadaran masyarakat untuk mau untuk dilengkapi dan/atau diperbaiki
membayar pajak. (Purba, 2012:2).
Pada tahun 2008 pemerintah Selain pemeriksaan pajak, ada
melalui Direktorat Jederal Pajak juga kebijakan yang dilakukan dalam
mengeluarkan kebijakan berupa usaha untuk mengoptimalkan
sunset policy. Kebijakan sunset policy penerimaan pajak yaitu dengan
ini diharapkan dapat meningkatkan melakukan penagihan pajak secara
partisipasi dan kesadaran masyarakat lebih aktif kepada setiap wajib pajak
dalam membayar pajak sehingga dana yang menunggak pembayaran
pajak yang dirasakan dapat lebih luas pajaknya (Ginting, 2006:12).
bagi kemakmuran dan kesejahteraan Penagihan pajak dilakukan karena
masyarakat. masih banyaknya wajib pajak terdaftar
Semua wajib pajak yang telah yang tidak melunasi hutang pajaknya
memenuhi persyaratan subjektif dan sehingga diperlukan tindakan
objektif sesuai dengan ketentuan penagihan yang mempunyai kekuatan
peraturan perundang-undangan hukum yang bersifat mengikat dan
perpajakan berdasarkan sistem self memaksa.
assessment, wajib mendaftarkan diri Ketepatan penyampaian
pada kantor Direktorat Jenderal Pajak pelaporan SPT WP dapat dipengaruhi
untuk dicatat sebagai wajib pajak dan beberapa faktor, di antaranya adalah
sekaligus untuk mendapatkan NPWP. kesadaran wajib pajak. Kesadaran

2
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 1-17 • Desember 2020 JAK

wajib pajak adalah suatu kondisi pajak negara menjadi modal bagi
dimana wajib pajak mengetahui, pemerintah untuk mengejar target
memahami dan melaksanakan penerimaan pajak. Data ini diperoleh
ketentuan perpajakan dengan benar dari program pengampunan pajak
dan sukarela. Semakin tinggi tingkat serta kebijakan Pertukaran Informasi
kesadaran wajib pajak maka Secara Otomatis (AeOI) yang berjalan
pemahaman dan pelaksanaan mulai pertengahan 2018.(Medcom.id)
kewajiban perpajakan semakin baik
sehingga dapat meningkatkan 2. TELAAH LITERATUR DAN
penerimaan pajak (Muliari, 2010:24). PERUMUSAN HIPOTESIS
Pemerintah melalui Kementerian 2.1. Telaah Literatur Dan
Keuangan (Kemenkeu) mengklaim Perumus-an Hipotesis
telah menjalankan Anggaran 2.1.1. Theory of Planned Behavior
Pendapatan dan Belanja Negara Pada Theory of Planned Behavior
Perubahan (APBNP) 2017 secara ini menjelaskan bahwa perilaku
efektif, efisien, kredibel, dan individu muncul karena adanya niat
berkesinambungan. Klaim itu memang berperilaku. Sedangkan munculnya
bukan tanpa alasan lantaran indikator niat untuk berperilaku ditentukan oleh
makroekonomi berjalan positif di tiga faktor (Mustikari, oleh Susi
tengah ketidakpastian ekonomi di Rusdiati, 2016), yaitu : 1). Behavioral
sepanjang tahun lalu. Salah satunya Beliefs 2). Normative Beliefs 3). Control
realisasi pendapatan dan belanja Beliefs.
negara belum mencapai target yang
ditetapkan dalam postur APBNP 2017. 2.1.2. Dasar Dasar Perpajakan
Realisasi pendapatan negara baru 1. Defensi Pajak
mencapai Rp1.655,8 triliun atau 95,4 Menurut Prof. Dr. Soemitro, SH
persen dari APBNP sebesar Rp1.736,1 dalam buku Mardiasmo (2011:1)
triliun, terdiri atas realisasi adalah sebagai berikut: “Pajak adalah
penerimaan perpajakan sebesar iuran kepada Indivkas negara
Rp1.339,8 triliun atau 91,0 persen berdasarkan undang-undang (yang
dari APBNP, dan PNPB sebesar dapat dilaksanakan) dengan tiada
Rp308,4 triliun. Dalam kurun waktu mendapat jasa timbal (kontraprestasi)
13 tahun terakhir pula, pemerintah yang langsung dapat ditunjukkan dan
baru dua kali berhasil mencapai yang digunakan untuk membayar
proyeksi penerimaan pajak yang pengeluaran umum.”
ditetapkan di APBN maupun APBNP.
Penerimaan pajak terbaik terjadi pada 2.1.3. Nomor Pokok Wajib Pajak
2008 dengan capaian kenaikan cukup (NPWP)
signifikan di zaman Darmin Nasution Menurut (Mardiasmo, 2009:23)
ketika menjabat Direktur Jenderal Nomor pokok wajib pajak (NPWP)
Pajak Kementerian Keuangan. adalah nomor yang diberikan kepada
Ekonom Institute for Economic and wajib pajak sebagai sarana dalam
Development Finance(Indef) Bhima administrasi perpajakan yang
Yudhistira menilai upaya dipergunakan sebagai tanda pengenal
meningkatkan penerimaan pajak diri atau identitas wajib pajak dalam
dalam negeri cukup berat meskipun melaksanakan hak dan kewajiban
pemerintah melakukan berbagai perpajakannya.
reformasi perpajakan. Bahkan
program pengampunan pajak yang 2.1.4. Pemeriksaan Pajak
diluncurkan nyatanya belum mampu Pengertian pemeriksaan pajak
mendongkrak penerimaan negara menurut (Mardiasmo, 2009:50) adalah
sesuai ekspektasi awal. Sementara itu, serangkaian kegiatan mencari,
Ani menambahkan, data dari otoritas mengumpulkan, mengolah data dan

3
Atarwaman – Pengaruh Kepemilikan NPWP, Pemeriksaan Pajak

atau keterangan lainnya untuk 2.1. Pengembangan Hipotesis


menguji kepatuhan pemenuhan 2.2.1. Pengaruh Kewajiban Kepemilikan
kewajiban perpajakan dan tujuan lain NPWP terhadap Penerimaan Pajak.
dalam rangka melaksanakan Pemberian NPWP dilakukan
ketentuan peraturan perundang- dengan pemberian Surat Keterangan
undang perpajakan. Terdaftar. Surat tersebut
menginformasikan pemenuhan
2.1.5. Penagihan Pajak kewajiban perpajakan setiap wajib
Menurut (Diana Sari, 2013:264) pajak. Berdasarkan hasil penelitian
penagihan pajak adalah serangkaian petugas Seksi Tata Usaha Perpajakan,
tindakan agar penanggung pajak kewajiban perpajakan tersebut diisi
melunasi utang pajak dan biaya dan harus dilaksanakan oleh setiap
penagihan pajak dengan menegur dan wajib pajak. Pengisian kewajiban
memperingatkan, melaksanakan perpajakan harus didasarkan pada
penagihan seketika dan sekaligus ketentuan peraturan perundang-
memberitahukan surat paksa. undangan perpajakan yang berlaku,
Pelaksanaan penagihan pajak yang sehingga pelaksanaan atas kewajiban
tegas, konsisten dan konsekuen perpajakan oleh setiap wajib pajak
diharapan akan dapat membawa dapat mengamankan penerimaan
pengaruh positif terhadap kepatuhan pajak.
wajib pajak dalam membayar Penelitian sebelumnya yang
hutangnya. dilakukan oleh Setiawan (2007),
Wiranata Saragih (2017) dan Budi
2.1.6. Kesadaran Wajib Pajak Sutrisno, Rina Arifati dan Rita Andini
Menurut (Muliari, 2010:69) (2016), yang membuktikan dan
Kesadaran wajib pajak adalah suatu menyatakan Kepemilikan Nomor Pokok
kondisi dimana wajib pajak Wajib Pajak (NPWP) memiliki pengaruh
mengetahui, memahami dan secara signifikan terhadap Penerimaan
melaksanakan ketentuan perpajakan Pajak. Berdasarkan landasan teori dan
dengan benar dan sukarela. Semakin penelitian terdahulu, maka hipotesis
tinggi tingkat kesadaran wajib pajak dalam penelitian ini adalah:
maka pemahaman dan pelaksanaan H1 : Kewajiban Kepemilikan
kewajiban perpajakn semakin baik NPWP berpengaruh terhadap
sehingga dapat meningkatkan Penerimaan Pajak.
kepatuhan.
2.2.2. Pengaruh Pemeriksaan Pajak
2.1.7. Penerimaan Pajak terhadap Penerimaan Pajak
Menurut (John Hutagaol, Pemeriksaan Pajak adalah
2007:325) adalah: ”Penerimaan pajak serangkaian kegiatan menghimpun
merupakan sumber penerimaan yang dan mengolah data, keterangan
dapat diperoleh secara terus-menerus dan/atau bukti yang dilaksanakan
dan dapat dikembangkan secara secara objektif dan profesional
optimal sesuai kebutuhan pemerintah berdasarkan suatu standar
serta kondisi masyarakat.” pemeriksaan untuk menguji
1. Sumber Penerimaan Pajak kepatuhan pemenuhan kewajiban
a. Pajak Penghasilan perpajakan dan/atau untuk tujuan
b. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) lain dalam rangka melaksanakan
c. Pajak Penjualan atas Barang ketentuan peraturan perundang-
Mewah (PPnBM) undangan perpajakan.
d. Bea Meterai Penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Wiranata Saragih
(2017) dan Budi Sutrisno, Rina Arifati
dan Rita Andini (2016), menyatakan

4
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 1-17 • Desember 2020 JAK

bahwa Pemeriksaan Pajak berpengaruh terhadap Penerimaan


berpengaruh secara signifikan Pajak.
terhadap Penerimaan Pajak.
Berdasarkan landasan teori dan 2.2.4. Pengaruh Kesadaran Wajib
penelitian terdahulu, maka hipotesis Pajak terhadap Penerimaan Pajak
dalam penelitian ini adalah: Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak
H2: Pemeriksaan Pajak berada pada suatu kondisi dimana
berpengaruh terhadap Penerimaan wajib pajak mengetahui, memahami
Pajak dan melaksanakan ketentuan
perpajakan dengan benar dan
2.2.3. Pengaruh Penagihan Pajak sukarela. Kesadaran wajib pajak akan
terhadap Penerimaan Pajak perpajakan adalah rasa yang timbul
Penagihan Pajak dilakukan dari dalam diri Wajib Pajak atas
karena masih banyaknya wajib pajak kewajibannya membayar pajak dengan
terdaftar yang tidak melunasi hutang ikhlas tanpa adanya unsur paksaan.
pajaknya sehingga diperlukan Dengan kesadaran pajak yang tinggi,
tindakan penagihan yang mempunyai kepatuhan wajib pajak terhadap
kekuatan hukum yang bersifat kewajiban pajaknya dapat meningkat.
mengikat dan memaksa. Maka dengan Penelitian sebelumnya yang
persetujuan Dewan Perwakilan dilakukan oleh Budi Sutrisno, Rina
Rakyat, pemerintah mengeluarkan Arifati dan Rita Andini (2016) dan
Undang – Undang nomor 19 tahun Savira Warlina, Syamsuul Bahri Arifin
2000 tentang Penagihan Pajak dengan (2016) menyatakan bahwa Kesadaran
Surat Paksa. Wajib Pajak berpengaruh signifikan
Penelitian sebelumnya yang terhadap Penerimaan Pajak.
dilakukan oleh Budi Sutrisno, Rina Berdasarkan landasan teori dan
Arifati dan Rita Andini (2016), penelitian terdahulu, maka hipotesis
menyatakan bahwa Penagihan Pajak dalam penelitian ini adalah:
berpengaruh secara signifikan H4: Kesadaran Wajib Pajak
terhadap Penerimaan Pajak. berpengharuh terhadap Penerimaan
Berdasarkan landasan teori dan Pajak.
penelitian terdahulu, maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah: 2.2.5. Model Penelitian
H3: Penagihan Pajak

Kewajiban Kepemilikan
NPWP (X1)

Pemerikaan Pajak (X2)

Penagihan Pajak (X3) Penerimaan Pajak


(Y)

Kesadaran Wajib Pajak


(X4)

5
Atarwaman – Pengaruh Kepemilikan NPWP, Pemeriksaan Pajak

3. METODE PENELITIAN dengan melihat dan


3.1 Populasi, Sampel dan Teknik menentukan ciri-ciri atau
Pengambilan Sampel karakeristik ataupun kriteria
1. Populasi sampel yang ingin di teliti.
Populasi dalam penelitian ini
dilakukan pada KPP Pratama 3.2 Sumber Data
di Wilayah Ambon, yang Sumber data pada penelitian ini
menjadi objek dalam adalah data primer yang berasal dari
penelitian ini adalah petugas sumber data asli atau data pertama
pajak (fiskus) yang berada di
KPP Pratama di Wilayah 3.3 Teknik Pengumpulan Data
Ambon. Dalam penelitian ini dilakukan
2. Sampel metode pendekatan deskriptif analitis
Sampel adalah sebagian yaitu suatu metode yang berusaha
populasi yang diambil mengumpulkan dan menganalisis
sebagai sumber data dan sehingga dapat memberikan gambaran
dapat mewakili seluruh objek yang diteliti. Adapun teknik
populasi. Sampel dalam pengumpulan data yang akan
penelitian ini dilakukan pada dilakukan oleh peneliti adalah
Pegawai Pajak (fiskus) pada kuesioner.
KPP Pratama di Wilayah
Ambon. 3.4 Variabel Penelitian dan
3. Teknik Pengambilan Sampel Defenisi Operasional Variabel
Pengambilan sampel dalam Variabel penelitian adalah
penelitian menggunakan segala sesuatu yang bertindak apa
teknik Purposive Sampling. saja yang ditetapkan oleh peneliti
Purposive Sampling adalah untuk dipelajari sehingga diperoleh
Teknik pengambilan sampel informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya.

Tabel 3.4 Variabel Penelitian dan Operasional Variabel


Variabel Defenisi Indikator Skala
Variabel Menurut 1. NPWP dapat memudahkan Likert
Independen : (Mardiasmo, Wajib Pajak dalam 1-5
Kewajiban 2009:23) NPWP melaksanakan administrasi
Kepemilikan adalah nomor yang perpajakan.
NPWP (X1) diberikan kepada 2. NPWP dapat memberikan
informasi tentang identitas
Wajib Pajak yang sebenarnya..
wajib pajak sebagai 3. NPWP merupakan syarat yang
sarana dalam harus dipenuhi dalam
administrasi pembuatan rekening koran di
perpajakan yang Bank – Bank.
dipergunakan 4. NPWP merupakan salah satu
sebagai tanda syarat ketika akan melakukan
pengenal diri atau pengurusan Surat Izin Usaha
identitas wajib pajak Pedagangan (SIUP) bagi Wajib
dalam melaksanakan Pajak yang ingin membuka
hak dan kewajiban usaha.
perpajakannya.

6
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 1-17 • Desember 2020 JAK

Variabel Defenisi Indikator Skala


5. NPWP dapat menjaga
ketertiban dalam hal
pembayaran pajak.
6. NPWP diterbitkan jika Wajib
Pajak telah memenuhi
persyaratan objektif dan
subjektifnya.
7. Penghapusan NPWP dilakukan
jika WP tidak memenuhi syarat
objektif dan subjektifnya,
penghentian atau
penggabungan usaha, dan Wajib
Pajak (Bentuk usaha tetap) BUT
sudah tidak melakukan kegiatan
usaha di Indonesia.
8. Wajib Pajak yang sengaja tidak
mendaftarkan diri akan
dikenakan sanksi pidana paling
singkat 6 (enam) bulan dan
paling lama 6 (enam) tahun,
Wajib pajak juga dikenakan
denda paling sedikit 2 kali
jumlah pajak terutang dan
paling banyak 4 kali jumlah
pajak terutang yang tidak atau
kurang bayar.
Variabel Menurut 1. Dengan adanya pemeriksaan, Likert
Independen : (Mardiasmo,2009:50) dapat mendorong wajib pajak 1-5
Pemeriksaan Pemeriksaan Pajak untuk menghitung dengan
Pajak (X2) adalah serangkaian benar besar pajak yang harus
kegiatan mencari, dibayarkan.
mengumpulkan, 2. Pemeriksaan pajak dapat
mengolah data dan meningkatkan kepatuhan wajib
atau keterangan pajak.
lainnya untuk 3. Dengan adanya pemeriksaan,
menguji kepatuhan dapat mendorong wajib pajak
pemenuhan untuk menyampaikan SPT tepat
kewajiban waktu.
perpajakan dan 4. Apabila ada wajib pajak yang
melaksanakan terlambat menyampaikan SPT,
ketentuan peraturan maka harus dilakukan
perundang-undang pemeriksaan.
perpajakan. 5. Apabila ada wajib pajak yang
kurang bayar maka harus
dilakukan pemeriksaan.
6. Apabila ada wajib pajak yang
kurang bayar maka harus
dilakukan pemeriksaan.

7
Atarwaman – Pengaruh Kepemilikan NPWP, Pemeriksaan Pajak

Variabel Defenisi Indikator Skala


7. Dengan Adanya pemeriksaan
dapat mengantisipasi adanya
kecurangan pajak.
8. Kecurangan pajak dapat diatasi
dengan dilakukanya
pemeriksaan.
Variabel Menurut Diana Sari 1. Surat Teguran, Surat Peringatan Likert
Independen : (2013: 264) atau surat lain yang sejenis 1-5
Penagihan Penagihan Pajak diterbitkan untuk menegur
Pajak (X3) adalah serangkaian atau memperingatkan kepada
tindakan agar Wajib Pajak untuk melunasi
penanggung pajak utang pajaknya.
melunasi utang 2. Penagihan Seketika dan
Sekaligus dilakukan tanpa
menunggu tanggal jatuh tempo
pajak dan biaya pembayaran yang meliputi
penagihan pajak seluruh utang pajak dari semua
dengan menegur dan jenis pajak, masa Pajak dan
memperingatkan, Tahun Pajak.
melaksanakan 3. Surat Perintah Penagihan
penagihan seketika Seketika dan Sekaligus
dan sekaligus diterbitkan sebelum penerbitan
memberitahukan Surat Paksa.
surat paksa. 4. Surat Paksa diterbitkan apabila
penanggung pajak tidak dapat
melunasi utang pajaknya.
5. Pelaksanaan Surat Paksa tidak
dapat dilanjutkan dengan
penyitaan sebelum lewat waktu
2 kali 24 jam setelah Surat
Paksa diberitahukan.
6. Surat Perintah Melaksanakan
Penyitaan dilakukan apabila
penanggung pajak tidak
melunasi utang pajak dalam
jangka waktu yang telah
ditentukan.
7. Penyitaan tambahan dilakukan
apabila barang yang disita
nilainya tidak cukup untuk
melunasi biaya penagihan pajak
dan utang pajak.
8. Pencabutan sita dilaksanakan
apabila penanggung pajak telah
melunasi biaya penagihan pajak
dan utang pajak.
Variabel Menurut (Muliari, 1. Masyarakat mendaftarkan Likert
Independen : 2010, hal 69) sebagai wajib pajak 1-5
Kesadaran Kesadaran Wajib berdasarkan kemauan sendiri.
Pajak adalah suatu

8
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 1-17 • Desember 2020 JAK

Variabel Defenisi Indikator Skala


Wajib Pajak kondisi dimana wajib 2. Adanya kesadaran masyarakat
(X4) pajak mengetahui, untuk melaksanakan hak dan
memahami dan kewajiban perpajakannya
melaksanakan sesuai peraturan yang berlaku
ketentuan 3. Dengan adanya tingkat
perpajakan dengan kepercayaan masyarakat yang
benar dan sukarela. tinggi terhadap kinerja aparat
Semakin tinggi pajak dapat meninggkat
tingkat kesadaran kesadaaran masyarakat akan
wajib pajak maka pentingnya pajak.
pemahaman dan 4. Dengan adanya pemahaman
pelaksanaan yang disosialisasikan kepada
kewajiban masyarakat melalui kampanye
perpajakan semakin sadar akan pajak seperti
baik sehingga dapat seminar dapat meningkatkan
meningkatkan kesadaran dalam membayar
kepatuhan. pajak
5. Kesadaran timbul dari manusia
dikarenakan adanya rasa
tanggung jawab sebagai warga
Negara
Variabel Menurut John 1. Peran penerimaan pajak Likert
Dependen : Hutagaol (2007:325) sangat penting bagi 1-5
Penerimaan adalah: ”Penerimaan kemandirian pembangunan
Pajak (Y) pajak merupakan Negara.
2. Sumber utama penerimaan
Negara salah satunya berasal
dari Pajak.
sumber penerimaan 3. Peningkatan penerimaan pajak
yang dapat diperoleh memegang peranan strategis
secara terus- karena akan meningkatkan
menerus dan dapat kemandirian pembiayaan
dikembangkan pemerintah.
secara optimal sesuai 4. Pajak sebagai sumber
kebutuhan penerimaan terbesar Negara.
pemerintah serta 5. Dengan adanya kewajiban
kondisi masyarakat.” kepemilikan NPWP,
Pemeriksaan dan Penagihan
pajak, penerimaan pajak
semakin meningkat. Kerjasama
antara fiskus dan wajib pajak
diperlukan.
6. Kerjasama antara fiskus dan
wajib pajak diperlukan dalam
meningkatkan penerimaan
pajak dimasa depan.
Sumber : Variabel Penelitian

9
Atarwaman – Pengaruh Kepemilikan NPWP, Pemeriksaan Pajak

3.5 Metode Analisis Data regresi linier berganda adalah sebagai


Metode analisis data yang berikut:
digunakan dalam penelitian ini Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+e
adalah metode analisis statistic
dengan menggunakan SPSS 22.0. 3.7 Uji Hipotesis
Metode analisis data yang digunakan 1. Uji Signifikan Parameter Individual
pada penelitian ini adalah analisis (Uji Statistik t)
regresi linier berganda (Multiple Uji statistik t disebut juga
Regression Analysis). uji signifikasi individual. Uji
ini menunjukkan seberapa
3.6 Analisis Regresi Linear jauh pengaruh variabel
Berganda independen secara parsial
Analisis regresi linear berganda terhadap variabel dependen
adalah hubungan secara linear antara Uji F (uji simultan)
dua atau lebih variabel independen adalah untuk melihat
(X1,X2,X3,X4) dengan variabel dependen apakah variabel independen
(Y). Berdasarkan hubungan antara secara bersama-sama
variabel kewajiban kepemilikan NPWP mempunyai pengaruh yang
(X1), pemeriksaan pajak (X2), signifikan terhadap variabel
penagihan pajak (X3), kesadaran wajib dependen.
pajak (X4), dan penerimaan pajak (Y),
maka akan digunakan model analisa 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Uji Deskriptif

Tabel 4.1 Hasil Uji Deskriptif


Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kewajiban
82 21 40 35.18 4.071
Kepemilikan NPWP
Pemeriksaan Pajak 82 24 40 32.44 4.403
Penagihan Pajak 82 24 40 33.44 3.614
Kesadaran Wajib
82 13 25 20.55 2.842
Pajak
Penerimaan Pajak 82 23 30 27.27 2.639
Valid N (listwise) 82

Berdasarkan penjelasan Tabel deviasi 4,403 dengan sampel


4.1, maka dapat dilihat Hasil Uji sebanyak 82
Deskriptif sebagai berikut: c. Penagihan Pajak (X3)
a. Kewajiban Kepemilikan memiliki nilai maksimum 40,
NPWP (X1) memiliki nilai nilai minimum 24, nilai rata-
maksimum 40, nilai rata 33,44, dan standar
minimum 21, nilai rata-rata deviasi 3,614 dengan sampel
35,18, dan standar deviasi sebanyak 82
4,071 dengan sampel d. Kesadaran Wajib Pajak (X4)
sebanyak 82 memiliki nilai maksimum 25,
b. Pemeriksaan Pajak (X2) nilai minimum 13, nilai rata-
memiliki nilai maksimum 40, rata 20,55, dan standar
nilai minimum 24, nilai rata- deviasi 28,42 dengan
rata 32,44, dan standar sampel sebanyak 82

10
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 1-17 • Desember 2020 JAK

e. Penerimaan Pajak (Y) dilakukan dengan bantuan SPSS 25


memiliki nilai maksimum 30, dengan tujuan untuk mengetahui
nilai minimum 23, nilai rata- seberapa besar pengaruh variabel
rata 27,27, dan standar bebas Kewajiban Kepemilikan NPWP
deviasi 2,639 dengan sampel (X1), Pemeriksaan Pajak (X2), Penagihan
sebanyak 82 Pajak (X3), dan Kesadaran Wajib Pajak
(X4) terhadap variabel terikat yaitu
4.2 Analisis Regresi Linear Penerimaan Pajak (Y).
Berganda
Analisis regresi linear berganda

Tabel 4.2 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda


Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model t Sig.
Std.
B Beta
Error
1 (Constant) 15.662 2.818 5.557 .000
Kewajiban
.103 .078 .159 1.731 .187
Kepemilikan NPWP
Pemeriksaan Pajak .201 .081 .336 2.487 .015
Penagihan Pajak .051 .084 .070 2.608 .040
Kesadaran Wajib
.154 .112 .166 1.969 .005
Pajak
Sumber: Data diolah 2020

Berdasarkan tabel 4.2 maka kata lain jika Kewajiban


persamaan analisis regresi linear Kepemilikan NPWP (X1)
berganda dalam penelitian ini adalah: ditingkatkan sebesar satu-
satuan, maka nilai
Y= 15,662+ 1,731X1 + 2,487X2 Penerimaan Pajak (Y) akan
+2,608X3 + 1.969X4 + e meningkat sebesar 1,731.
Koefisien bernilai positif
Berdasarkan persamaan artinya terjadi hubungan
tersebut dapat digambarkan sebagai positif antara variabel
berikut Kewajiban Kepemilikan
a. Konstanta (a) = 15,662 ini NPWP dengan Penerimaan
menunjukan harga constant Pajak, semakin tinggi nilai
, dimana jika variabel Kewajiban Kepemilikan
Kewajiban Kepemilikan NPWP maka akan semakin
NPWP (X1), Pemeriksaan meningkatkan nilai
Pajak (X2), Penagihan Pajak Penerimaan Pajak.
(X3), dan Kesadaran Wajib c. Pemeriksaan Pajak (X2) =
Pajak (X4), maka Penerimaan 2,487 ini berarti bahwa
Pajak (Y) = 15,662. variabel Pemeriksaan Pajak
b. Kewajiban Kepemilikan (X2) berpengaruh positif
NPWP (X1) = 1,731 ini berarti terhadap Penerimaan Pajak,
bahwa Kewajiban dengan kata lain jika
Kepemilikan NPWP (X1) Pemeriksaan Pajak (X2)
berpengaruh positif terhadap ditingkatkan sebesar satu-
Penerimaan Pajak, dengan satuan, maka nilai

11
Atarwaman – Pengaruh Kepemilikan NPWP, Pemeriksaan Pajak

Penerimaan Pajak (Y) akan semakin tinggi nilai


meningkat sebesar 2,487. Penagihan Pajak maka akan
Koefisien bernilai positif semakin meningkatkan nilai
artinya terjadi hubungan Peneriman Pajak
positif antara variabel e. Kesadaran Wajib Pajak (X4) =
Pemeriksaan Pajak dengan 1,969 ini berarti bahwa
Peneriman Pajak, semakin variabel Kesadaran Wajib
tinggi nilai Pemeriksaan Pajak (X4) berpengaruh positif
Pajak maka akan semakin terhadap Penerimaan Pajak,
meningkatkan nilai dengan kata lain jika
Penerimaan Pajak. Kesadaran Wajib Pajak (X4)
d. Penagihan Pajak (X3) = ditingkatkan sebesar satu-
2,608 ini berarti bahwa satuan, maka nilai
variabel Penagihan Pajak (X3) Penerimaan Pajak (Y) akan
berpengaruh positif terhadap meningkat sebesar 1,969.
Peneriman Pajak, dengan Koefisien bernilai positif
kata lain jika Penagihan artinya terjadi hubungan
Pajak (X3) ditingkatkan positif antara variabel
sebesar satu-satuan, maka Kesadaran Wajib Pajak
nilai Peneriman Pajak (Y) dengan Peneriman Pajak,
akan meningkat sebesar semakin tinggi nilai
2,608. Koefisien bernilai Kesadaran Wajib Pajak maka
positif artinya terjadi akan semakin meningkatkan
hubungan positif antara nilai Penerimaan Pajak.
variabel Penagihan Pajak
dengan Peneriman Pajak, 4.3 Uji Hipotesis

Tabel 4.3 Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-t)


Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 15.662 2.818 5.557 .000
KewajibanKepe .103 .078 .159 1.731 .187
milikanNPWP
PemeriksaanPaj .201 .081 .336 2.487 .015
ak
PenagihanPajak .051 .084 .070 2.608 .040
KesadaranWajib .154 .112 .166 1.969 .005
Pajak

Berdasarkan Table 4.3 dapat Kepemilikan NPWP berpengaruh dan


dilihat bahwa: tidak siginifikan (0,187 > 0,05) secara
a. Kewajiban Kepemilikan NPWP (X1) parsial terhadap Penerimaan Pajak.
Nilai thitung variabel Independen Dengan demikian, Hipotesis I ditolak
Kewajiban Kepemilikan NPWP 1,731 b. Pemeriksaan Pajak (X2)
dan nilai ttabel 1,66462 maka thitung < Nilai thitung variabel Pemeriksaan
ttabel (1,731 > 1,66462) sehingga dapat Pajak 2.487 dan nilai ttabel 1,66462
disimpulkan bahwa variabel Kewajiban maka thitung < ttabel (2.487 > 1,66462)

12
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 1-17 • Desember 2020 JAK

sehingga dapat disimpulkan bahwa Dengan demikian, Hipotesis III


variabel Pemeriksaan Pajak diterima.
berpengaruh dan siginifikan (0,015 < d. Kesadaran Wajib Pajak (X4)
0,05) secara parsial terhadap Nilai thitung variabel Kesadaran
Penerimaan Pajak. Dengan demikian, Wajib Pajak 1,969 dan nilai ttabel
Hipotesis II diterima. 1,66462 maka thitung < ttabel (1,969 >
c. Penagihan Pajak (X3) 1,66462) sehingga dapat disimpulkan
Nilai thitung variabel Penagihan bahwa variabel Kesadaran Wajib Pajak
Pajak 2.608 dan nilai ttabel 1,66462 berpengaruh dan siginifikan (0,05 <
maka thitung < ttabel (2.608 > 1,66462) 0,05) secara parsial terhadap
sehingga dapat disimpulkan bahwa Peneriman Pajak. Dengan demikian,
variabel Penagihan Pajak berpengaruh Hipotesis IV diterima.
dan siginifikan (0,040 < 0,05) secara
parsial terhadap Peneriman Pajak. 4.4. Uji Signifikan Simultan (Uji-f)

Tabel 4.4 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji-f)


ANOVAa
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 153.760 4 38.440 7.213 .000b
Residual 410.337 77 5.329
Total 564.098 81
a. Dependent Variable: Penerimaan Pajak
b. Predictors: (Constant), Kesadaran Wajib Pajak, Kewajiban Kepemilikan NPWP,
Penagihan Pajak, Pemeriksaan Pajak

Pada table 4.4 dapat dilihat ftabel dan tingkat sig. 0,000 > 0,05
bahhwa hasil perolehan fhitung pada menunjukan bahwa pengaruh variabel
kolom F yakni sebesar 7,213 dengan bebas (Kewajiban Kepemilikan NPWP,
tingkat signifikan = 0,000. Sedangkan Pemeriksaan Pajak, Penagihan Pajak,
ftabel pada tingkat kepercayaan 95% dan Kesadaran Wajib Pajak) secara
(α=0,05) adalah 2,49. Dengan demikian serempak atau simultan adalah
Kewajiban Kepemilikan NPWP, dan signifikan terhadap variabel terikat
Pemeriksaan Pajak, Penagihan Pajak, Penerimaan Pajak
dan kesadaran Wajib Pajak
berpengaruh positif dan signifikan 4.5. Uji Koefisien Determinasi
terhadap Penerimaan Pajak. Oleh (Adjusted R Square)
karena kedua perhitungan yaitu fhitung >

Tabel 4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)

Adjusted R Std. Error of R Square


Model R R Square Square the Estimate Change
1 .522a .273 .235 2.308 .273

13
Atarwaman – Pengaruh Kepemilikan NPWP, Pemeriksaan Pajak

Berdasarkan table 4.5 dapat Pemeriksaan Pajak sebesar 2,487


dilihat bahwa: sedangkan besarnya nilai ttabel dengan
1. R = 0,522 berarti hubungan antar tingkat keyakinan 95% atau (α : 0,05)
variabel Kewajiban Kepemilikan adalah 1,66462 karena thitung > ttabel
NPWP (X1), Pemeriksaan Pajak (X2), maka HII diterima, yang berarti
Penagihan Pajak (X3), dan penerapan Pemeriksan Pajak
Kesadaran Wajib Pajak (X4), mempunyai pengaruh terhadap
terhadap Penerimaan Pajak (Y) Penerimaan Pajak. Semakin banyak
sebesar 52,2%. Pemeriksa Pajak melakukan
2. Nilai Koefisien Determinasi pemeriksaan pajak maka Penerimaan
(Adjusted R Square) sebesar 0,235. Pajak akan semakin meningkat.
Hasil ini berarti bahwa ada Sesuai dengan tugas dan fungsinya
kontribusi sebesar 23,5% dari maka Pemeriksaan Pajak menghimpun
Kewajiban Kepemilikan NPWP (X1), dan mengolah data, keterangan
Pemeriksaan Pajak (X2), Penagihan dan/atau bukti yang dilaksanakan
Pajak (X3), dan Kesadaran Wajib secara objektif dan professional
Pajak (X4), terhadap Penerimaan berdasarkan suatu standar
Pajak (Y) pemeriksaan untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan
4.6. Pembahasan dan/atau untuk tujuan lain dalam
4.6.1. Pengaruh Kewajiban rangka melaksanakan peraturan
Kepemilikan NPWP perundang-undangan perpajakan.
berpengaruh terhadap
Penerimaan Pajak 4.6.3. Pengaruh Penagihan Pajak
Hasil analisis diketahui secara berpengaruh terhadap
statistik nilai thitung variabel Pengaruh Penerimaan Pajak
Kewajiban Kepemilikan NPWP sebesar Hasil analisis diketahui secara
1,731 sedangkan besarnya nilai ttabel statistik nilai thitung variabel Pengaruh
dengan tingkat keyakinan 95% atau (α Penagihan Pajak sebesar 2,608
: 0,05) adalah 1,66462 karena thitung > sedangkan besarnya nilai ttabel dengan
ttabel maka HI ditolak, yang berarti tingkat keyakinan 95% atau (α : 0,05)
penerapan Kewajiban Kepemilikan adalah 1,66462 karena thitung > ttabel
NPWP tidak mempunyai pengaruh maka HIII diterima, yang berarti
terhadap Penerimaan Pajak. penerapan Penagihan Pajak
Sesuai dengan tugas dan mempunyai pengaruh terhadap
fungsinya NPWP merupakan suatu Penerimaan Pajak. Semakin Penagihan
sarana administrasi perpajakan yang Pajak itu dilakukan maka Penerimaan
dipergunakan sebagai tanda pengenal Pajak semakin meningkat.
diri atau identitas wajib pajak. NPWP Sesuai dengan tugas dan fungsinya
juga dipergunakan untuk menjaga maka Penerimaan Pajak bertanggung
ketertiban dalam membayar pajak jawab atas pembayaran pajak,
dan pengawasan administrasi termasuk wakil yang menjalankan hak
perpajakan. Sehingga bagi wajib pajak dan memenuhi kewajiban wajib pajak
yang telah memiliki NPWP diharuskan sesuai dengan ketentuan peraturan
membayar pajak terutang. perundang-undangan perpajakan.

4.6.2. Pengaruh Pemeriksaan Pajak 4.6.4. Pengaruh Kesadaran Wajib


berpengaruh terhadap Pajak berpengaruh terhadap
Penerimaan Pajak Penerimaan Pajak
Hasil analisis diketahui secara Hasil analisis diketahui secara
statistik nilai thitung variabel Pengaruh statistik nilai thitung variabel Pengaruh

14
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 1-17 • Desember 2020 JAK

Kesadaran Wajib Pajak sebesar 1,969 5.2. Keterbatasan Penelitian


sedangkan besarnya nilai ttabel dengan 1. Jumlah sampel yang diteliti
tingkat keyakinan 95% atau (α : 0,05) terbatas pada pegawai KPP
adalah 1,66462 karena thitung > ttabel Pratama Ambon pada bagian
maka HVI diterima, yang berarti ke bagian Seksi Pelayanan
penerapan Kesadaran Wajib Pajak Pajak sebanyak 17 pegawai,
mempunyai pengaruh terhadap Seksi Pemeriksaan Pajak
Penerimaan Pajak. Semakin banyak sebanyak 20 pegawai, Seksi
Kesadaran Wajib Pajak itu dilakukan Penagihan Pajak sebanyak 7
maka Penerimaan Pajak semakin pegawai, Seksi Ekstensifikasi
meningkat. dan Penyuluhan (bagi wajib
Sesuai tugas dan fungsinya pajak yang belum
maka Kesadaran Wajib Pajak sebagai mengetahui) sebanyak 10
pembiayaan negara dan kesadaran pegawai, dan di Seksi
membayar pajak sangat diperlukan Pengawasan dan Konsultasi
untuk meningkatkan kepatuhan (bagi wajib pajak yang sudah
wajib pajak. Maka masyarakat mengetahui) sebanyak 28
sebagai wajib pajak aktif harus sadar pegawai
akan keberadaannya sebagai warga 2. Variabel Independen hanya
negara yang selalu menjunjung tinggi meliputi Kewajiban
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai Kepemilikan NPWP (X1),
dasar hukum penyelenggaraan Pemeriksaan Pajak (X2),
Negara. Penagihan Pajak (X3), dan
Kesadaran Wajib Pajak (X4)
5. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN dalam mempengaruhi
KETERBATASAN PENELITIAN Variabel dependen yaitu
5.1. Kesimpulan Penerimaan Pajak (Y).
Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan untuk menguji 5.3 Implikasi
Pengaruh Kewajiban Kepemilikan Model teoritis yang
NPWP, Pemeriksaan Pajak dan dikembangkan dan diuji dalam
Penagihan Pajak, Kesadaran Wajib penelitian ini diharapkan dapat
Pajak terhadap Penerimaan Pajak. memberikan kontribusi bagi
Responden penelitian ini berjumlah 82 pemahaman kita tentang Kewajiban
orang pegawai pajak (fiskus) pada Kepemilikan NPWP, Pemeriksaan
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pajak, Penagihan Pajak, dan Kesadaran
di wilayah Ambon. Berdasarkan data Wajib Pajak yang mempengaruhi
yang telah dikumpulkan dan proses Penerimaan Pajak. Hasil penelitian ini
pengujian yang telah dilakukan memiliki beberapa implikasi penting
terhadap permasalahan dengan bagi masyarakat khususnya wajib
menggunakan model regresi berganda, pajak dan petugas pajak (fiskus).
maka penguji dapat menarik Proses dari Penerimaan Pajak
kesimpulan bahwa Pengaruh disarankan kepada KPP Pratama
Kewajiban Kepemilikan NPWP tidak Ambon agar lebih giat lagi dalam
berpengaruh terhadap Peneriman mensosialisasikan perpajakan melalui
Pajak sedangkan Pemeriksaan Pajak iklan atau artikel-artikel yang mudah
dan Penagihan Pajak, Kesadaran Wajib dipahami untuk menjelaskan sistim
Pajak berpengaruh positif terhadap perpajakan bagi wajib pajak agar
Penerimaan Pajak. menjadi wajib pajak yang aktif dan
berguna bagi proses pendapatan
negara dan tidak terjadi tunggakan

15
Atarwaman – Pengaruh Kepemilikan NPWP, Pemeriksaan Pajak

atau hutang pajak dari wajib pajak Denpasar. Skripsi Jurusan


tersebut. Akuntansi Pada Falkutas
Ekonomi Universitas Udayana.
DAFTAR PUSTAKA Mardiasmo. 2006. Perwujudan
Anggraeni, Rika. 2007. Faktor-faktor Transparansi dan Akuntabilitas
Yang Mempengaruhi Wajib Publik Melalui Akuntansi Sektor
Pajak Orang Pribadi di kawasan Publik: Suatu Sarana Good
Sidoarjo Barat tidak Mengisi Governance. Jurnal Akuntansi
Sendiri SPT Tahunannya. Pemerintahan, 2: 1. (1-17).
Universitas Kristen Petra : Mardiasmo. 2009, “Perpajakan”, Edisi
Fakultas Ekonomi Bisnis. Revisi, Andi, Yogyakarta.
Budi, Rina, dan Rita Andini. 2016. Mardiasmo. 2011 .Perpajakan Edisi
“Pengaruh Kewajiban Revisi 2011 .Yogyakarta:Penerbit
Kepemilikan NPWP, Andi.
Pemeriksaan Pajak, Penagihan Muliari, N.K. dan Setiawan P.E. 2010.
Pajak, dan Kesdaran Wajib Pengaruh Persepsi tentang
Pajak Terhadap Penerimaan Sanksi Perpajakan dan
Pajak (Pada Kantor Pelayanan Kesadaran Wajib Pajak pada
Pajak Pratama di Kota Kepatuhan Pelaporan Wajib
Semarang), Journal Of Pajak Orang Pribadi di Kantor
Accounting, Volume 2 No.2 Pelayanan Pajak Pratama
Casavera. 2009. “Perpajakan”, Cetakan Denpasar Timur. Jurnal
Pertama, Graha Ilmu, Akuntansi dan Bisnis: Fakultas
Yogyakarta. Ekonomi Universitas Udayana
Diana Sari. 2013. Konsep Dasar Pamber, Satria. 2016. ”Pengaruh
Perpajakan.PT Refika Aditama. Kepemilikan NPWP,
Fouktone. 2007. “Optimalisasi Pemeriksaan Pajak dan
Penerimaan Pajak Melalui Penagihan Pajak Terhadap
Pembenahan Sistem Penerimaan Pajak (Pada Kantor
Administrasi Pajak”. Pelayanan Pajak Pratama
Ghozali, Imam. 2007, Aplikasi Analisis Pekanbaru Tampan)”.
Multivariate Dengan Program Saragih, Wiranata. 2017. “ Pengaruh
SPSS,Universitas Diponogoro, Kepemilikan NPWP dan
Semarang. Pemeriksaan Pajak Terhadap
Ginting, Riskon. 2006. “Pengaruh Penerimaan Pajak Undang-
Pemberian Surat Penagihan Undang Republik Indonesia
terhadap Pembayaran Nomor 36 Tahun 2008 tentang
Tunggakan Pajak Penghasilan”. pajak penghasilan (Study Kasus
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol.5, Pada KPP Ptarama Majalaya
No.1. 2011-2015), E-jurnal Akuntansi
Hutagaol, Jhon. 2007. Strategi Universitas Komputer Indonesia
Meningkatkan Kepatuhan Wajib 2017.
Pajak, Jurnal Akuntansi, Vol. Savira Warlina, Syamsul Bahri Arifin,
6(2): h :186-193. S.E, M.Ak2. (2016). ” Pengaruh
Manik Asri. 2009. Pengaruh Kualitas Kesadaran Wajib Pajak dan
Pelayanan, Biaya Kepatuhan Sanksi Pajak Terhadap
Pajak, dan Kesadaran Wajib Penerimaan Pajak ( Kantor
Pajak pada Kepatuhan Pelayanan Pajak Pratama Medan
Pelaporan Wajib Pajak Badan Barat). Jurnal Riset Akuntansi &
yang Terdaftar di Kantor Bisnis Vol, 16No. 1, ISSN : 1693-
Pelayanan Pajak Madya 7597.

16
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 1-17 • Desember 2020 JAK

Setiawan, Deddy Arief. 2007. “Analisis pemahaman akuntansi dan


Hubungan antara Ekstensifikasi ketentuan perpajakan serta
Wajib Pajak dan Surat Setoran transparansi dalam pajak
Pajak dengan Penerimaan Pajak terhadap kepatuhan wajib pajak
(Studi kasus pada KPP Jakarta badan. Universitas
Palmerah)”, Media Riset Muhammadiyah.
Akuntansi, Auditing dan Tansuria, Billy Ivan. 2010. “Pokok-
Informasi, Vol.7, No.1. pokok Ketentuan Umum
Siti Kurnia Rahayu. 2010, Perpajakan (KUP)”, Cetakan
PERPAJAKAN INDONESIA: Pertama, Graha Ilmu,
Konsep dan Aspek Formal, Yogyakarta.
Yogyakarta: Graha Ilmu. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007
Suandy, Early. 2008. “Perpajakan”, tentang Ketentuan Umum dan
Salemba Empat, Jakarta. Tata Cara Perpajakan.
Sugiyono. 2009. “Metode Penelitian Waluyo. 2009, “Perpajakan Indonesia”,
Bisnis”, Cetakan ke-13, Alfabeta Salemba Empat, Jakarta.
cv, Bandung. Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia
Sukirman. 2011. “Pengaruh Edisi 10 Buku 1.Penerbit
Manajemen Pemeriksaan Pajak Salemba Empat,Jakarta.
terhadap Penerimaan Pajak”, https://timdata.wordpress.com/2014/
Analisis Manajemen, Vol.5, 05/19/format-penulisan-npwp,
No.1. artikel tersebut diakses tanggal
Sumarsan, Thomas. 2010. “Perpajakan 19 Mei 2014, pada pukul 11:12
Indonesia (Pedoman Perpajakan AM
yang Lengkap Berdasarkan https://www.medcom.id/ekonomi/ana
Undang-undang Terbaru)”, lisa-ekonomi/3NOEae0k-
Indeks, Jakarta. penerimaan-pajak-masih-jadi-
Sri, Y. Pudyatmoko, 2009, Pengantar pr-pemerintah, artikel tersebut
Hukum Pajak, Penerbit Andi diakses tanggal 03 Januari 2018
Edisi Terbaru, Yogyakata. pada pukul 18:41
Susi Rudiati. 2016. Pengaruh

17
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 18-38 • Desember 2020 JAK

Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR),


Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO),
Dan Return On Investment (ROI) Terhadap
Harga Saham Perusahaan Pada Sektor
Perkebunan yang Terdaftar di BEI
Periode 2014 – 2018

Yustus Sangur
Program Studi Ekonomi Pasca Sarjana, Universitas Pattimura

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menguji secara empiris pengaruh Corporate Social
Responsibility (CSR), Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO).
Return On Investment (ROI) terhadap Harga Saham Perusahaan Pada Sektor
Perkebunan yang Terdaftar di BEI Periode 2014 – 2018.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan
tahunan dan laporan keberlanjutan. Jumlah sampel penelitian sebanyak 65
sampel. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dilanjutkan
uji asumsi klasik. Pengujian hipotesis menggnakan teknik analisis regresi
berganda.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Corporate Social
Responsibility (CSR) yang diukur dengan GRI (Global Reporting Initiative)
dalam pengungkapan CSR berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
(2) Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO) yang diukur dengan
prinsip dan kriteria Peraturan Mentri Pertanian Republik Indonesia No. 11
Tahun 2015 tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. (3) Return
On Investment (ROI) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Kata Kunci: Corporate Social Responsibility (CSR), Indonesian Sustainable


Palm Oil System (ISPO), Return On Investment (ROI), dan
Harga Saham.

ABSTRACT
This study aims to test empirically the effect of Corporate Social Responsibility
(CSR), the Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO). Return On
Investment (ROI) to Company Stock Prices in the Estate Sector Listed on the
IDX for the 2014 - 2018 Period.
This study uses secondary data obtained from annual reports and
sustainability reports. The number of research samples was 65 samples. The
data analysis used was descriptive analysis followed by the classical
assumption test. Hypothesis testing uses multiple regression analysis
techniques.
The research results show that (1) Corporate Social Responsibility (CSR) as
measured by the GRI (Global Reporting Initiative) in CSR disclosure has a
significant effect on stock prices. (2) Indonesian Sustainable Palm Oil System
(ISPO) as measured by the principles and criteria of the Regulation of the
Minister of Agriculture of the Republic of Indonesia No. 11 of 2015 has no

18
Sangur – Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR)

significant effect on stock prices. (3) Return on investment (ROI) has no


significant effect on stock prices.
Keywords: Corporate Social Responsibility (CSR), Indonesian Sustainable
Palm Oil System (ISPO), Return On Investment (ROI), and Stock
Prices.

1. PENDAHULUAN (Nugraha & Saturi. 2017)9. Data


Kelapa sawit merupakan salah menunjukkan bahwa terdapat kaitan
satu komoditas unggulan yang antara kelapa sawit dan tingkat
memberikan kontribusi penting pada deforestasi tertinggi yang berujung
pembangunan ekonomi Indonesia, pada kehancuran hutan, lahan gambut
khususnya pada pengembangan (peatlands) dan lahan basah (wetlands)
Agroindusri. Sejak 2006 Indonesia serta menghasilkan emisi gas rumah
telah menjadi produsen minyak sawit kaca secara terus-menerus (Siaran
terbesar di dunia. Bersama dengan Pers. 2019).
Malaysia, Indonesia menguasai Kinerja keuangan perusahaan
hampir 90% produksi minyak sawit kelapa sawit yang menurun
dunia (Hanafi sofyan dalam Hilmi, memberikan signal buruk bagi investor
2017). tentang kemampuan perusahaan
Namun, Pada tahun 2018 menghasilkan laba, sehingga perlu
menjadi tahun yang sulit bagi industri dianalisa menggunakan rasio
minyak kelapa sawit akibat keuangan. Retrun On Investment (ROI)
penurunan harga di pasar merupakan salah satu rasio keuangan
internasional yang berdampak pada yang digunakan untuk mengukur
kinerja keuangan yang menurun pada efektivitas operasi perusahaan dalam
awal tahun 2018 (Chiew Sin Cheok menghasilkan laba menggunakan
Presiden Komisaris PT Astra Agro aktivanya. Munawir dalam Isyani
Lestari Tbk dalam Annual Report AALI (2015: 21) menjelaskan Retrun On
2018:18). Investment (ROI) sebagai salah satu
Sejalan dengan kemampuan kegunaan yang prinsipil ialah sifatnya
perusahaan menghasilkan laba, yang menyeluruh. Apabila perusahaan
pergerakan harga saham menjadi sudah menjalankan praktik akuntansi
indikator keberhasilan perusahaan dengan baik maka manajemen dengan
dalam pengelolaan sumber dayanya menggunakan teknik analisis Retrun
artinya semakin tinggi harga saham, On Investment (ROI) dapat mengukur
maka semakin tinggi pula nilai efisiensi penggunaan modal kerja,
perusahaan tersebut dan sebaliknya efisiensi produk dan efisiensi
(Jogiyanto dalam Ningsih, 2016). penjualan.
Trend penurunan harga saham Permasalahan yang diapat
Perusahaan Kelapa Sawit mulai diangkat dalam penelitian ini adalah :
menurun sejak bulan april tahun 2017 Apakah ada pengaruh Corporate Social
hingga tahun 2018. Trend penurunan Responsibility (CSR) terhadap Harga
harga saham Perusahaan Kelapa Sawit Saham Perusahaan Pada Sektor
ini diduga sebagai akibat dari Perkebunan yang Terdaftar di BEI
Renewable Energy Directives II (RED II) Periode 2014 – 2018 ?, Apakah ada
atau resolusi sawit dan pelanggaran pengaruh Indonesian Sustainable Palm
biodiesel berbasis sawit yang Oil System (ISPO), terhadap Harga
dikeluarkan oleh Parlemen Uni Eropa Saham Perusahaan Pada Sektor
pada bulan april 2017, karena dinilai Perkebunan yang Terdaftar di BEI
masih menciptakan banyak masalah Periode 2014 – 2018 ?, Apakah ada
terutama masalah deforestasi pengaruh Return On Investment (ROI)

19
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 18-38 • Desember 2020 JAK

terhadap Harga Saham Perusahaan investasi adalah laba operasi bersih


Pada Sektor Perkebunan yang dibagi investasi dalam aset yang
Terdaftar di BEI Periode 2014 – 2018 ? digunakan untuk meraup laba bersih”.
Analisis Du Pont menggabungkan
2. TELAAH LITERATUR DAN rasio-rasio aktivitas dan profit margin,
PERUMUSAN dan menunjukkan bagaimana rasio-
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia rasio tersebut berinteraksi untuk
dalam Solihin (2018. 181) bahwa: menentukan profitabilitas aktiva-
“Kinerja perusahaan dapat diukur aktiva yang dimiliki perusahaan. Jika
dengan menganalisa dan rasio perputaran dikalikan dengan
mengevaluasi laporan keuangan. margin laba penjualan, hasilnya
Informasi posisi keuangan dan kinerja adalah tingkat pengembalian aktiva
keuangan di masa lalu seringkali (ROA) atau sering disebut juga tingkat
digunakan sebagai dasar untuk pengembalian investasi (ROI) (Sawir,
memprediksi posisi keuangan dan 2005:28). Return On Investment (ROI)
kinerja di masa depan dan hal-hal lain metode Du Pont adalah satu bentuk
yang langsung menarik perhatian dari rasio profibilitas yang
pemakai seperti dividen, upah, dimaksudkan untuk dapat mengukur
pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan dengan
kemampuan perusahaan untuk keseluruhan dana yang ditanamkan
memenuhi komitmennya”. dalam aktiva yang digunakan untuk
Konsep kinerja keuangan operasinya perusahaan untuk
menurut Indriyo Gitosudarmo dan menghasilkan keuntungan. Besarnya
Basri dalam Kurniawati (2012: 11) Return On Investment (ROI)
adalah rangkaian aktivitas keuangan dipengaruhi oleh dua faktor :
pada suatu periode tertentu yang 1. Tingkat perputaran aktiva yang
dilaporkan dalamlaporan keuangan digunakan untuk operasi.
diantaranya laporan laba rugi dan 2. Profit Margin, yaitu besarnya
neraca. Menurut Irhan Fahmi dalam keuntungan operasi yang
Kurniawati (2012: 11) kinerja dinyatakan dalam prosentase dan
keuangan adalah suatu analisis yang jumlah penjualan bersih
dilakukan untuk melihat sejauh mana Sedangkan menurut Kasmir
suatu perusahaan telah (2010:139) Return On Investment (ROI)
melaksanakan dengan menggunakan merupakan analisis rasio keuangan
aturan-aturan pelaksanaan keuangan yang menunjukan hasil (Return) atas
secara baik dan benar. jumlah aktiva yang digunakan dalam
Pada penelitian ini untuk perusahaan atau suatu ukuran
mengukur Kinerja keuangan maka tentang efesiensi manajemen. Rasio ini
menggunakan harga saham sebagai menunjukan hasil dari seluruh aktiva
proxynya. Harga saham yang yang dikendalikannya dengan
dimaksudkan yaitu harga saham saat mengabai-kan sumber pendanaan dan
penutupan (closing price) setiap biasanya rasio ini diukur dengan
bulannya pada setiap perusahaan persentase (Wordpress.com. 2015).
sektor perkebunan kelapa sawit yang Perhitungan Return On Investment
diteliti. (ROI) dengan menggunakan analisis
Menurut Mulyadi (2001:440) Du Pont System sebagai berikut:
dalam Permadi (2013:3) adalah 1. Assets Turn Over
“merupakan perbandingan laba Assets Turn Over merupakan
dengan investasi yang digunakan salah satu rasio aktivitas. Rasio ini
untuk menghasilkan laba”. Sedangkan menunjukan kemampuan perusahaan
menurut Simamora (2002:280), dalam mengelola seluruh
“Return on Investment atau yang juga asset/investasi untuk menghasilkan
disebut dengan tingkat imbalan atas penjualan atau Digunakan untuk

20
Sangur – Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR)

mengetahui efektifitas perusahaan di sebagai berikut:


dalam menggunakan aktiva yang 1. Salah satu kelemahan yang
dimiliki.. prinsipil ialah kesukaran dalam
membandingkan Rate of Return
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 suatu perusahaan dengan
𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑇𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑣𝑒𝑟 = perusahaan lain yang sejenis,
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
mengingat bahwa praktek
Sumber: (Hanafi, 2010:120 dalam akuntansi yang digunakan
Pebriandana 2014:3) masing-masing perusahaan
tersebut adalah berbeda-beda.
2. Net Profit Margin (Return On Perbedaan metode dalam
Sales) penilaian berbagai aktiva antara
Net Profit Margin (return on sales) perusahaan yang satu dengan
merupakan salah satu rasio perusahaan yang lain,
profitabilitas. Rasio yang perbandingan tersebut akan
membandingkan antara laba bersih memberikan gambaran yang
sesudah pajak dengan penjalan. salah.
Semakin tinggi Net Profit Margin (NPM) 2. Kelemahan lain terletak adanya
semakin baik operasi suatu fluktuasi nilai dari uang (daya
perusahaaan. Rasio ini dapat dihitung beli) suatu mesin atau
dengan formula: perlengkapan tertentu yang dibeli
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ dalam keadaan inflasi nilainya
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 berbeda dengan kalau beli pada
Sumber: (Hanafi, 2010:42 dalam waktu tidak terjadi inflasi dan hal
Pebriandana 2014:3) ini akan berpengaruh dalam
menghitung investment dan profit
3. Return On Investment (ROI) margin.
dalam Du Pont Formula 3. Analisa Return On Investment
Return On Investment (ROI) (ROI) tidak dapat digunakan
merupakan analisis analisis rasio yang untuk mengadakan perbandingan
menggambarkan kondisi profitabilitas antara dua perusahaan atau
perusahaan. Berikut ini disajikan hasil lebih. Return On Investment (ROI)
dari analisis Return On Investment diperoleh dari dua ratio yang
(ROI) dengan Du Pont System Formula masing-masing mengandung
unsur penjualan dimana
𝑅𝑂𝐼 penganalisa tidak mengetahui
= 𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑥 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 sebab terjadnya perubahan dalam
Atau pejualan tersebut.
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 Pada penelitian ini untuk
𝑅𝑂𝐼 = 𝑥 mengukur Return On Investment (ROI)
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
Sumber: (Hanafi, 2010:42 dalam dengan menggunakan rumus
Pebriandana 2014:4) modifikasi Du Pont. Pada sistem ini
terdapat gabungan rasio aktivitas
Semakin rendah Return On (perputaran aktiva) dengan rasio laba
Investment (ROI), maka semakin (profit margin atas penjualan) dan
rendah tingkat efektivitas dari bagaimana keduanya dapat
keseluruhan operasi perusahaan berinteraksi untuk menentukan
(Kasmir, 2016:202 dalam Alfiah, 2018: besarnya nilai Return On Investment
149). (ROI) pada suatu perusahaan. Metode
Disamping kelebihan/kegunaan sistem Du Pont ini digunakan peneliti
dari analisis Return On Investment untuk menilai kinerja keuangan
(ROI) terdapat kelemahan-kelemahan perusahaan pada sektor perkebunan
Return On Investment (ROI) yaitu kelapa sawit yang terdiri dari tiga

21
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 18-38 • Desember 2020 JAK

langkah: (1) Menentukan Total 2.1. Pengembangan Hipotesis


Perputaran Aset (2) Margin Laba Pengaruh Corporate Social
Bersih (3) Pengembalian Investasi Responsibility (CSR) terhadap Harga
(ROI). Saham Perusahaan Pada Sektor
Menurut Alfred pakasi (2009:11) Perkebunan yang terdaftar di BEI
komoditas adalah barang dagangan Periode 2014 – 2018
atau bahan yang memiliki nilai Kepedulian terhadap
ekonomis yang ditawarkan atau lingkungan hidup merupakan salah
disedikan oleh produsen untuk satu prioritas perusahaan dalam
memenuhi keinginan konsumen. keberlangsungan kegiatan
Komoditas memiliki peran penting produksinya. Selain menjalankan
sebagai salah satu penunjang fungsinya untuk memperoleh profit,
pergerakan perekonomian karena perusahaan diwajibkan
dibutuhkan dalam proses produksi, memperhatikan dan melestarikan
sehingga hal tersebut menjadikannya lingkungan terkhusunya lingkungan
alternative investasi yang aman dan yang terkena dampak dari proses
menguntungkan. produksinya. Wujud pelaksanaan
Saham yang masuk dalam list tanggungjawab sosial perusahaan
BEI akan ditempatkan pada sektor kepada masyarakat dikenal dengan
yang sesuai dengan bidang yang Corporate Social Responsibility (CSR).
dikerjakan oleh perusahaan tersebut. Corporate Social Responsibility (CSR)
Salah satu sektor yang ada di BEI merupakan suatu konsep terintegrasi
adalah sektor perkebunan dimana yang menggabungkan aspek bisnis dan
perusahaan yang masuk dalam sektor sosial dengan selaras agar perusahaan
tersebut merupakan perusahaan yang dapat membantu tercapainya
berhubungan dengan kelapa sawit kesejahteran para pemegang
atau komoditas. Kinerja perusahaan kepentingan (stakeholders), serta
tersebut tentu sangat dipengaruhi oleh dapat mencapai profit maksimum
jumlah produksi serta harga sehingga dapat meningkatkan harga
komoditas yang dijual di pasar. saham (Tarigan, 2013).
Semakin tinggi harga komoidtas yang Hal ini didukung dengan
dijual maka semakin tinggi earning penelitian terdahulu Liliana Nicoleta,
yang didapatkan. Hal ini tentu aan dkk (2018) yang menunjukkan sebuah
mempengaruhi harga saham hubungan positif antara Corporate
perusahaan tersebut dan jika Social Responsibility (CSR) dan kinerja
pergerakan yang ada terjadi serentak keuangan perusahaan, ketika
maka akan memberikan pengaruh perusahaan menerapkan kebijakan
positif pada pergerakan IHSG Corporate Social Responsibility (CSR)
(Manurung, 2008:1 dalam Martono, mengenai karyawan, perlindungan
2010: 22-23). lingkungan, etika sebagai praktik
Pengusahaan kelapa sawit di sosial. Raluca Miruna, dkk (2016)
Indonesia terdiri dari tiga bentuk menunjukkan hubungan yang positif
utama, yaitu perkebunan rakyat, secara statistik signifikan antara
perkebunan besar swasta, dan tanggung jawab perusahaan dan
perkebunan besar negara. Bentuk lain kinerja sosial, melihat bahwa
dari pengusahaan kelapa sawit dikenal keuangan mendukung kinerja
dengan PIR (Perusahaan Inti Rakyat), perusahaan yang bertanggungjawab
yang pada dasarnya merupakan secara sosial dapat dikaitkan dengan
bentuk gabungan antara perkebunan serangkaian manfaat bottom-line. Dan
rakyat dengan perkebunan besar Anis Fitriani (2013) menunjukkan
negara atau dengan perkebunan besar kinerja lingkungan dan biaya
swasta. lingkungan berpengaruh secara
simultan terhadap kinerja keuangan.

22
Sangur – Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR)

Berdasarkan pernyataan-pernyataan tujuan yang sama mengenai ktiteria


diatas maka hipotesis yang dapat sustainable palm oil. Terlebih lagi,
dirumuskan adalah Indonesian Sustainable Palm Oil
H1 : Corporate Social System (ISPO) memberikan efek yang
Responsibility (CSR) berpengaruh baik terhadap permintaan ekpor
signifikan terhadap Harga Saham minyak kelapa sawit Indonesia ke UE.
Perusahaan Pada Sektor Perkebunan Dengan demikian, Indonesian
yang terdaftar di BEI Periode 2014 - Sustainable Palm Oil System (ISPO)
2018 memiliki potensi yang besar untuk
Pengaruh Indonesian dapat mencapai tujuan dari
Sustainable Palm Oil System (ISPO) sustainable palm oil dan meningkatkan
terhadap Harga Saham Perusahaan ekspor minyak kelapa sawit Indonesia
Pada Sektor Perkebunan yang terdaftar ke Eropa di masa depan. Melalui
di BEI Periode 2014 – 2018 kepemilikan sertifikan Indonesian
Pemerintah Indonesia berupaya Sustainable Palm Oil System (ISPO)
meminimalkan kerusakan lingkungan, diharapkan dapat meningkatkan
maka diwajibkan setiap perusahaan kepercayaan konsumen pada pasar
kelapa sawit harus memiliki Sertifikat internasional sehingga tingkat
Indonesian Sustainable Palm Oil penjualan meningkat dan berdampak
System (ISPO) dengan tujuan pada kenaikan harga saham.
meningkatkan daya saing produk Berdasarkan pernyataan-pernyataan
Crude Palm Oil (CPO) dan diatas maka hipotesis yang dapat
membuktikan ikut berpartisipasi dirumuskan adalah:
mengurangi gas rumah kaca. Hal ini H2 : Indonesian Sustainable
dituangkan dalam Peraturan Mentri Palm Oil System (ISPO) berpengaruh
Pertanian Republik Indonesia Nomor signifikan terhadap Harga Saham
11 Tahun 2015 tentang Sistem Perusahaan Pada Sektor Perkebunan
Sertifikasi Kelapa Sawit Berkelanjutan yang terdaftar di BEI Periode 2014 –
Indonesia (Indonesian Sustainable 2018
Palm Oil Certification System/ISPO) Pengaruh Return On Investment
pada pasal 2 (Permentan. 2015)32. (ROI) terhadap Harga Saham
Dengan adanya sertifikat Perusahaan Pada Sektor Perkebunan
Indonesian Sustainable Palm Oil yang terdaftar di BEI Periode 2014 –
System (ISPO) maka Crude Palm Oil 2018
(CPO) dapat diterima di pasar Perusahaan kelapa sawit juga
internasional dan meningkatkan daya perlu melakukan penilaian terhadap
saing, karena telah memperoleh kinerja keuangan, guna memberikan
sertifikat yang membuktikan bahwa informasi tentang kemampuan
proses produksi yang dijalankan perusahaan dalam menghasilkan laba
menghindari dan mengurangi dampak bagi investor. Return On Investment
pengrusakan lingkungan, emisi gas (ROI) merupakan salah satu rasio
rumah kaca, hingga pemicu pengukuran kinerja yang biasa
deforestasi (Eva Martha Rahayu. dilakukan untuk mengukur efisiensi
2013)28. tindakan-tindakan yang dilakukan dan
Hal ini dibuktikan melalui profitabilitas dari masing-masing
penelitian terdahulu oleh Ariance produk yang dihasilkan oleh
Valentina Hia & Natasya perusahaan, selain itu berguna juga
Kusumawardani (2016) yang untuk kontrol dan perencanaan dalam
menunjukkan bahwa prinsip dan pengambilan keputusan oleh
kriteria yang terdapat dalam ISPO pimpinan. Hal ini semata-mata
memenuhi kriteria sustainable meningkatkan kinerja perusahaan
biofuels sebagaimana yang terdapat sehingga harga saham dapat
dalam EU RED. Keduanya memiliki meningkat.

23
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 18-38 • Desember 2020 JAK

Hal ini didukung dengan hipotesis yang dapat dirumuskan


penelitian terdahulu oleh Denies adalah:
Priatinah (2012) yang menunjukkan H3 : Return On Investment
bahwa bahwa Return on Investment (ROI) berpengaruh signifikan
secara parsial berpengaruh positif dan terhadap Harga Saham Perusahaan
signifikan terhadap Harga Saham. Dan Pada Sektor Perkebunan yang
M. Taufiq Noor Rokhman (2017) terdaftar di BEI Periode 2014 - 2018
menunjukkan secara parsial dan
bersama-sama Return On Investment 2.2. Kerangka Pemikiran
(ROI) dan Earnings Per Share (EPS) Berdasarkan telaah teori
memiliki pengaruh signifikan terhadap hipotesis yang telah dikemukakan
saham perusahaan. Berdasarkan diatas, maka peneliti membuat
pernyataan-pernyataan diatas maka kerangka konseptual sebagai berikut:

Corporate Social Responsibility


(CSR)
X1

Indonesian Sustainable Palm Oil Kinerja Keuangan


(ISPO) X2 Y

Return On Investment (ROI) X3

3. METODE PENELITIAN perusahaan pada sektor perkebunan


Penelitian ini termasuk dalam kelapa sawit (CPO) yang terdaftar di
tipe penelitian kausal komparatif, Bursa Efek Indonesia pada tahun
penelitian ini bertujuan untuk 2014-201843.
mengetahui hubungan sebab akibat Teknik pengambilan sampel
antara dua variabel atau lebih, yaitu dalam penelitian ini dilakukan secara
variabel independen terhadap variabel purposive sampling dengan kriteria
dependen (Sugiyono, 2013 dalam sebagai berikut:
Dityarukmana. 2018: 49). 1. Perusahaan tetap aktif di BEI dari
tahun 2014 sampai dengan 2018
3.1. Polulasi dan Sampel 2. Perusahaan tergolong dalam
Populasi merupakan wilayah subsektor perkebunan
generalisasi yang terdiri atas perusahaan kelapa sawit
subjek/objek yang memiliki kualitas 3. Selama periode penelitian,
dan karakteristik tertentu yang perusahaan mengeluarkan
ditetapkan oleh peneliti untuk laporan keuangan tahunan dari
dipelajari dan kemudian ditarik tahun 2014 – 2018
kesimpulannya Sugiyono (2013: 80 Berdasarkan kriteria diatas
dalam Dityarukmana. 2018: 53)39. maka diperoleh perusahaan-
Populasi yang digunakan dalam perusahaan kelapa sawit yang
penelitian ini adalah seluruh menjadi sampel dalam penelitian ini
adalah

24
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 1, Hal: 17-16 • Juli 2020 JAK

Tabel 3.1 Sampel Perusahaan – Perusahaan Kelapa Sawit


No Kode Saham Nama Perusahaan
1 AALI PT Astra Agro Lestari Tbk
2 BWPT PT Eagle High Plantations Tbk
3 GZCO PT Gozco Plantations Tbk
4 JAWA PT Jaya Agra Wattie Tbk
5 LSIP PT London Sumatra Indonesia Tbk
6 SGRO PT Sampoerna Agro Tbk
7 SMAR PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk
8 TBLA PT. Tunas Baru Lampung Tbk
Sumber : Data Sekunder 2019

3.2. Jenis dan Sumber Data Dityarukmana. 2018: 50)39. Variabel


Jenis data dalam penelitian ini independen dalam penelitian ini adalah
adalah data sekunder (secondary Corporate Social Responsibility (CSR),
data). Data sekunder merupakan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO),
sumber data penelitian yang diperoleh Return On Investment (ROI).
peneliti secara tidak langsung melalui Corporate Social Responsibility
media perantara (diperoleh dan (CSR) menurut Wineberg dan Rudolph
dicatat oleh pihak lain). Data yang (2004:72) dalam Tanudjaja (2006:93)
digunakan yaitu laporan keuangan adalah: “The contribution that a
tahunan dari setiap perusahaan yang company makes in society through its
merupakan sampel penelitian tahun core business activities, its social
2014-2018 dan harga saham. Data investment and philanthropy programs,
yang dibutuhkan peneliti adalah: and its engagement in public policy”.
Laporan Tahunan Perusahaan Variable Corporate Social
(Annual Report), Laporan Responsibility (CSR) pada penelitian ini
Keberlanjutan Perusahaan diukur menggunakan CSRIj atau
(Sustainability Report), Kepemilikan indeks luas pengungkapan tanggung
Sertifikat Indonesian Sustainable jawab sosial dan lingkungan
Palm Oil (ISPO), Nilai Return On perusahaan sebagai proxynya.
Investment (ROI) dan Harga Saham. Pengukuran pengungkapan CSR
dilakukan dengan cara mengamati dan
3.3. Variabel Penelitian memberikan skor (bentuk angka 0-
3.3.1. Variabel Independen 4/skala likter) terhadap laporan
Variabel independen atau yang tahunan perusahaan (annual report)
biasa disebut dengan variabel bebas dan laporan keberlanjutan perusahaan
merupakan variabel yang (sustainability report) yang
mempengaruhi atau yang menjadi berdasarkan standar indeks Global
sebab perubahan atau timbulnya Reporting Initiative G4 dalam kategori
variabel dependen (variabel terikat) lingkungan
(Sugiyono, 2013: 39 dalam

25
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 18-38 • Desember 2020 JAK

Tabel 3.3.1 Skala Likter Terhadap Indikator Pengungkapan CSR


Skor Keterangan
0 Perusahaan tidak memberikan penjelasan untuk indicator
1 Perusahaan hanya menyebutkan indicator tanpa adanya penjelasan
2 Perusahaan menyebutkan indicator dan memberikan penjelasan secara singkat
Perusahaan menyebutkan indicator dan memberikan penjelasan dengan beberapa
3
detail atau rincian
4 Perusahaan menjelaskan indicator secara lengkap dan rinci

Indonesian Sustainable Palm Oil Sustainable Palm Oil/ISPO) untuk


System (ISPO) adalah suatu kebijakan perusahaan perkebunana yang
yang diambil oleh Pemerintah melakukan usaha budidaya
Indonesia dalam hal ini Kementrian perkebunan terintegrasi dengan usaha
Pertanian dengan tujuan untuk pengolahan dan energy terbarukan
meningkatkan daya saing minyak sebagai proxynya. Pengukuran
sawit Indonesia di pasar dunia dan ikut pengungkapan ISPO dilakukan dengan
berpartisipasi dalam rangka cara mengamati dan memberikan skor
memenuhi komitmen Presiden (bentuk angka 0-4/skala likter)
Republik Indonesia untuk mengurangi terhadap laporan tahunan perusahaan
gas rumah kaca serta memberi (annual report) dan laporan
perhatian terhadap masalah keberlanjutan perusahaan
lingkungan Pada penelitian ini untuk (sustainability report) yang
mengukur Indonesian Sustainable berdasarkan prinsip dan kriteria pada
Palm Oil (ISPO) maka menggunakan Lampiran II Peraturan Mentri Pertanian
prinsip dan kriteria kelapa sawit Republik Indonesia No 11 Tahun 2015.
berkelanjutan Indonesia (Indonesian

Tabel 3.3.2 Skala Likter Terhadap Indikator Pengungkapan CSR


Skor Keterangan
0 Perusahaan tidak memberikan penjelasan untuk indicator
1 Perusahaan hanya menyebutkan indicator tanpa adanya penjelasan
Perusahaan menyebutkan indicator dan memberikan penjelasan secara
2
singkat
Perusahaan menyebutkan indicator dan memberikan penjelasan dengan
3
beberapa detail atau rincian
4 Perusahaan menjelaskan indicator secara lengkap dan rinci

Return On Investment (ROI) 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛


𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑇𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑣𝑒𝑟 =
menurut Mulyadi (2001:440) dalam 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
Permadi (2013: 3) adalah “merupakan Sumber: (Hanafi, 2010:120 dalam
perbandingan laba dengan investasi Pebriandana 2014: 3)
yang digunakan untuk menghasilkan 2. Margin Laba Bersih
laba”34. Pada penelitian ini untuk 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
mengukur Return On Investment (ROI) 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
dengan menggunakan rumus Sumber: (Hanafi, 2010:42 dalam
modifikasi Du Pont. Metode ini terdiri Pebriandana 2014: 3)
dari tiga langkah: 3. Pengembalian Investasi atau Return
1. Menentukan Total Perputaran Aset On Investment (ROI)

26
Sangur – Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR)

𝑅𝑂𝐼 autokorelasi, dan heteroskedasitas.


= 𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑥 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 Cara pengujian gejala penyimpangan
Sumber: (Hanafi, 2010:42 dalam asumsi klasik adalah sebagai berikut:
Pebriandana 2014: 3) a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk
3.3.2. Variabel Dependen menguji apakah dalam suatu model
Variabel dependen sering juga regresi, variabel dependen, variabel
disebut dengan variabel terikat, yaitu independen atau keduanya memiliki
variabel yang dipengaruhi atau yang distribusi data yang normal/tidak, uji
menjadi akibat karena adanya variabel yang dipakai adalah Kolmogorov-
bebas (Sugiyono, 2013: 39 dalam Smirnov. Menurut Singgih Santoso
Dityarukmana. 2018: 50-51)39. (2012:293) dalam Anggraeni (2015: 84)
Variabel dependen dalan penelitian ini dasar pengambilan keputusan bisa
adalah kinerja keuangan perusahaan dilakukan berdasarkan probabilitas
pada sektor perkebunan kelapa sawit (Asymtotic Significance), yaitu:
(CPO) yang terdaftar di BEI tahun • Jika probabilitas > 0,05 maka
2014-2018. distribusi dari model regresi
Menurut Irhan Fahmi (2011: 2) adalah normal.
kinerja keuangan adalah suatu • Jika probabilitas < 0,05 maka
analisis yang dilakukan untuk melihat distribusi dari model regresi
sejauh mana suatu perusahaan telah adalah tidak normal45.
melaksanakan dengan menggunakan b. Uji Multikolinieritas
aturan-aturan pelaksanaan keuangan Multikolinearitas adalah suatu
secara baik dan benar. Pada penelitian hubungan linear yang sempurna
ini untuk mengukur kinerja keuangan (mendekati sempurna) antara beberapa
maka menggunakan harga saham atau semua varaibel bebas (Kuncoro,
sebagai proxynya. Harga saham yang 2007 dalam Sari 2013: 55)43. Uji
dimaksudkan yaitu harga saham saat Multikolinieritas adalah situasi adanya
penutupan (closing price) setiap korelasi variabel-variabel bebas
bulannya pada setiap perusahaan diantara satu dengan yang lainnya.
sektor perkebunan kelapa sawit yang Uji multikolinieritas dapat
diteliti. dilihat dari Variance Inflation Factor
(VIF) dan nilai Tolerance. Kedua ukuran
3.4. Teknik Analisis Data ini menunjukkan setiap variabel
3.4.1. Metode Analisis Deskriptif independen manakah yang dijelaskan
Statistik deskriptif merupakan oleh variabel independen lainnya. Jika
statistik yang digunakan untuk terbukti ada multikolinieritas,
menganalisa data yang telah sebaiknya salah satu independen yang
terkumpul sebagaimana adanya ada dikeluarkan dari model, lalu
tanpa bermaksud membuat pembuatan model regresi diuang
kesimpulan yang berlaku untuk kembali (Singgih Santoso, 2010: 234
umum atau generalisasi (Sugiyono, dalam Anggraeni 2015: 85)45. Pedoman
2013:147 dalam Dityarukmana. suatu model regresi yang bebas
2018: 57). multikolinieritas adalah mempunyai
3.4.2. Asumsi Klasik angka tolerance mendekati 1. Batas VIF
Sebelum pengujian hipotesis adalah 10, jika nilai VIF dibawah 10,
dilakukan, terlebih dahulu perlu maka tidak terjadi gejala
dilakukan pengujian terhadap gejala multikolinieritas (Gujarati, 2012:432
penyimpangan asumsi klasik. Asumsi dalam Anggraeni 2015: 85)45.
model linear klasik adalah tidak c. Uji Heteroskedastistas
terdapat multikolinearitas, Situasi heteroskedastisitas akan

27
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 18-38 • Desember 2020 JAK

menyebabkan penaksiran koefisien- Anggraeni 2015: 87). Jadi rumus


koefisien regresi menjadi tidak efisien regresi linear berganda:
dan hasil taksiran dapat menjadi
kurang atau melebihi dari yang 𝒚 = 𝒂 + 𝜷𝟏 𝑪𝑺𝑹 + 𝜷𝟐 𝑰𝑺𝑷𝑶 + 𝜷𝟑 𝑹𝑶𝑰 + 𝝐
semestinya. Dengan demikian, agar
koefisien-koefisien regresi tidak Keterangan Y : Kinerja
menyesatkan, maka situasi Keuangan
heteroskedastisitas tersebut A : Konstanta
dihilangkan dari model regresi. Adapun β1, : Koefisien
untuk mendeteksi adanya β2, Regresi
heteroskedastisitas yaitu dengan β3
melihat ada tidaknya pola tertentu X1 : Corporate Social
pada grafik scatterplot. (Singgih Responsibility
Santoso, 2000:210 dalam Marliah. (CSR)
2016: 79)46. X2 : Indonesian
d. Uji Autokorelasi Sustainable
Menurut Algifari (2000) dalam Palm Oil System
Sari (2013: 55), penyimpanagan model (ISPO)
regresi klasik salah satunya dalah X3 : Return On
adanya auto korelasi dalam model Investment
regresi. Artinya, adanya korelasi antara (ROI)
anggota sampel yang diurutkan 3.4.4. Pengujian Hipotesis
berdasarkan waktu. Penyimpangan ini Setelah dilakukan uji asumsi
biasanya muncul pada observasi yang klasik terhadap data, selanjutnya
menggunakan data time series. dilakukan uji hipotesis. Untuk
Untuk mengetahui ada atau membuktikan hipotesis pertama
tidaknya autokorelasi dapat dilakukan sampai dengan hipotesis keempat
dengan uji Durbin Watson dengan maka digunakan alat uji sebagai
ketentuan sebagai berikut berikut:
(C.Trihendradi,2011:166 dalam Uji Koefisien Determinasi
Lelyana 2014: 45)44 : bertujuan untuk mengetahui seberapa
• 1,65 < DW < 2,35 tidak terjadi besar kemapuan variabel bebas
autokorelasi menjelaskan variabel terikat yang
• 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < dilihat melalui Adjust R. Semakin besar
DW < 2,79 tidak dapat angka R2 maka semakin baik model
disimpulkan yang digunakan untuk menjelaskan
• DW < 1,21 atau DW > 2,79 hubungan variabel bebas terhadap
terjadi autokorelasi variabel terikat. Jika R2semakin kecil
3.4.3. Analisis Regresi Linier berarti semakin lemah model tersebut
Berganda untuk menjelaskan dari variabel
Analisis regresi linier berganda terikatnya (Supranto. 2005: 75 dalam
adalah hubungan secara linear antara Rijal. 2017: 66)47.
dua atau lebih variabel independen Uji t, dengan maksud untuk
dengan variabel dependen. Analisis menguji apakah secara parsial variabel
regresi linier berganda bermaksud independen berpengaruh terhadap
meramalkan bagaimana keadaan (naik variabel dependen, dengan tingkat
turunnya) variabel dependen keyakinan 95% (α = 0.05). Variabel
(kriterium), bila dua atau lebih variabel independen dikatakan berpengaruh
independen sebagai faktor prediator terhadap variabel dependen bisa dilihat
dimanipulasi (dinaik turunkan dari probabilitas variabel independen
nilainya) (Sugiyono. 2014:277 dalam dibandingkan tingkat kesalahannya (α).

28
Sangur – Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR)

Menurut Sugiyono (2014: 250) dalam berupa Laporan Tahunan (Annual


Anggraeni (2015: 91) (t-test) hasil Report) dan Laporan Keberlanjutan
perhitungan ini selanjutnya (Sustainability Report) pada periode
dibandingkan dengan t tabel dengan tahun 2014 hingga 2018. Kedua
menggunakan tingkat kesalahan 0,05. laporan ini digunakan untuk
memperoleh data pada variable CSR,
4. HASIL PENELITIAN DAN ISPO, dan ROI. Sedangkan data harga
PEMBAHASAN saham untuk mengukur kinerja
4.1. Deskripsi data penelitian keuangan perusahaan Perkebunan
Data dalam penelitian ini Kelapa Sawit periode 2014 hingga 2018
berasal dari data sekunder yang dapat diperoleh dari Ringkasan
diperoleh dari website masing-masing Performa Perusahaan Tercatat melalui
perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit website www.finance.yahoo.com.

Grafik 4.1 Sustainability Report Berpedoman GRI G4

LAPORAN CRS BERPEDOMAN GRI G4


2
1
0
AALI BWPT DSNG GZCO JAWA LSIP MAGP SIMP SMAR SRGO SSMS TBLA UNSP

2014 2015 2016 2017 2018

Berdasarkan Grafik 4.1 diatas, hanya mempublikasikan laporan


menunjukkan bahwa 4 perusahaan keberlanjut-an terhitung tahun 2017
yang secara penuh mempublikasikan dan 2018, sedangkan sisanya hanya
laporan keberlanjutan berpedoman mempublikasikan laporan tahunan.
GRI G4 terhitung tahun 2014 hingga
2018, sementara 3 perusahaan lainnya

Grafik 4.2 Kempemilikan Sertifikat ISPO


Perusahaan Yang Mengikuti ISPO
Periode 2014 - 2018
30
20 21
20
12 12
9
10 64 5 5 4 4 5
3 3 1 13 3 123 1 1 1 111 2 11 1 1 3 121
0
AALI BWPT DSNG GZCO JAWA LSIP MAGP SIMP SMAR SRGO SSMS TBLA UNSP

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Berdasarkan Grafik 4.2 sertifikat maka hanya tiga perusahaan


menunjukkan bahwa hanya yang memiliki sertifikat ISPO. Adapula
perusahaan AALI secara berturut- beberapa perusahaan yang sedang
turut menerima sertifikat ISPO, apabila memproses kempemilikan sertifikat
dilihat berdasarkan banyaknya ISPO. Selain itu kepemilikan sertifikat

29
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 18-38 • Desember 2020 JAK

ISPO hanya berlaku selama 5 tahun, sertifikat ISPO pada tahun 2014 maka
apabila perusahaan memperoleh akan berakhir pada tahun 2018.

Grafik 4.3 Rasio ROI Periode 2014 - 2018

ROI Perusahaan Sektor Perkebunan Kelapa Sawit


30%
20%
10%
0%
-10%
-20%
-30%
-40%
-50%
AALI BWPT DSNG GZCO JAWA LSIP MAGP SIMP SMAR SRGO SSMS TBLA UNSP
2014 14% 2% 9% 2% 2% 11% -4% 4% 7% 6% 18% 6% -4%
2015 3% -1% 4% -1% 0% 7% -8% 1% -2% 4% 8% 0% -3%
2016 9% -2% 3% -44% -7% 6% -4% 2% 10% 6% 8% 5% -3%
2017 8% -1% 7% -5% -6% 8% 0% 2% 4% 3% 8% 7% -12%
2018 6% -3% 4% -12% -9% 3% -5% -1% 2% 1% 1% 5% -11%

2014 2015 2016 2017 2018

Berdasarkan Grafik 4.3 mencatat ROI yang paling rendah pada


menunjukkan bahwa tingkat imbalan tahun 2016. Apabila dihitung rata-rata
atas investasi yang digunakan untuk setiap tahun berdasarkan 13
menghasilkan laba paling tinggi pada perusahaan dan diurutkan dari nilai
beberapa perusahaan mengalami ROI paling tinggi hingga terendah
penurunan dari tahun 2014 sampai maka didapat urutan SSMS, AALI,
dengan tahun 2018, bahkan GZCO LSIP, DSNG, SMAR, SRGO, TBLA,
SIMP, JAWA, MAGP, UNSP, dan GZCO.

Grafik 4.4 Harga Saham Periode 2014 - 2018


HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
PERIODE 2014 - 2018
25000
20000
15000
10000
5000
0
AALI BWPT DSNG GZCO JAWA LSIP MAGP SIMP SMAR SRGO SSMS TBLA UNSP
2014 23106 400 770 135 378 1890 50 705 8100 2100 1665 755 500
2015 15102 138 600 95 220 1320 50 332 4200 1700 1950 510 500
2016 16775 274 550 75 127 1740 50 494 4350 1910 1400 990 500
2017 13150 183 436 62 202 1420 50 464 3420 2570 1500 1225 163
2018 11825 164 410 50 135 1250 50 460 4050 2370 1250 865 107

2014 2015 2016 2017 2018

30
Sangur – Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR)

Berdasarkan Grafik 4.4 menunjukkan 4.2. Uji Kualitas Data


tren penurunan harga saham 13 a. Uji Asumsi Normalitas Data
perusahaan sector perkebunan kelapa Pengujian normalitas dilakukan
sawit. Hingga tahun 2018 perusahaan dengan melihat normal plot. Menurut
berkode AALI, SMAR, SRGO, SSMS dan Imam Ghozali (2011:161) model regresi
LSIP masih mencatatkan harga saham dikatakan berdistribusikan normal jika
diatas seribu. Bahkan perusahaan data ploting (titik-titik) yang
MAGP masih tetap mencatatkan harga menggambarkan data sesungguhya
saham yang sama dari tahun 2014 mengikuti garis diagonal. Hasil
hingga 2018 dan tidak mengalami pengujian normalitas dapat dilihat
peningkatan. pada gambar 4.1 berikut ini:

Gambar 4.1 Uji Normalitas

Pada gambar 4.1 diatas terlihat predicted value (ZPRED) dengan


titik-titik atau ploting bersusun studentized residual (SRESID).
mengikuti garis diagonal, sehingga Menurut Imam Ghozali (2011:139)
data yang digunakan dalam penelitian tidak terjadi heteroskedastisitas, jika
ini berdistribusi normal. tidak ada pola yang jelas
b. Uji Heteroskedastisitas (bergelombang, melebar kemudian
Uji heteroskedastisitas menyempit) pada gambar scatterplots,
bertujuan untuk mengetahui adanya serta titik-titik menyebar di atas dan
penyimpangan saat uji regresi linier. dibawah angka 0 pada sumbu Y. hasil
Metode yang digunakan adalah melihat pengujian heteroskedastisitas dapat
grafik scatterplot antara standardized dilihat pada gambar 4.2 diberikut ini:

31
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 18-38 • Desember 2020 JAK

Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas

Gambar 4.2 diatas dengan yang lainnya. Pengujian ini


memperlihatkan bahwa titik-titik menggunakan nilai Variance Inflation
menyebar diantara titik nol dan tidak Factor (VIF) dan nilai Tolerance.
membentuk suatu pola, sehingga data Menurut Imam Ghozali (2011: 107-
yang digunakan dalam penelitian ini 108) tidak terjadi gejala
dinyatakan tidak mengalami multikolinearitas, jika nilai Tolerance >
heteroskedastisitas. 0,100 dan nilai VIF < 10,00. Hasil
c. Uji Multikolinearitas pengujian multikolinearitas dapat
Uji multikolinearitas dilihat pada table 4.1 dibawah ini:
menunjukkan adanya korelasi
variable-variabel bebas diantara satu

Tabel 4.1 Uji Multikolinearitas


Collinearity
Variabel Statistics Keterangan
Tolerance VIF
LAG_TOTAL_CSR 0,318 3,143 Tidak ada multikolinearitas
LAG_TOTAL_ISPO 0,321 3,117 Tidak ada multikolinearitas
LAG_TOTAL_ROI 0,985 1,015 Tidak ada multikolinearitas

Pada table 4.1 menunjukkan nilai VIF diurutkan berasarkan waktu.


pada variable CSR, ISPO, dan ROI Pengujian autokorelasi menggunakan
kurang dari 10, selain itu nilai metode Durbin Watson, menurut Imam
Tolerance pada ketiga variable Ghozali (2011:111) tidak ada gejala
independen lebih dari 0,1. Sehingga autokorelasi, jika nilai Durbin Watson
dinyatakan tidak ada multikolinearitas terletak antara Du sampai 4-Du. Nilai
yang terjadi diantara variable CSR, Du dicari pada distribusi nilai tabel
ISPO, dan ROI. Durbin Watson berdasarkan k (3) dan
d. Uji Autokorelasi N (65) dengan signifikansi 5%. Du
Salah satu penyimpangan (1,731) < Durbin Watson < 4-Du
model regresi klasik adalah adanya (2,269).
korelasi antara anggota sampel yang

32
Sangur – Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR)

Tabel 4.2 Uji Autokorelasi 1


Nilai Kriteria
Durbin Keterangan
Nilai Dl Nilai Du Nilai 4-Du
Watson
Terjadi autokorelasi
0,494 1,535 1,662 2,337
positif

Pada tabel 4.2 menunjukkan terdapat autokorelasi negative,


nilai Durbin Watson pada hasil Jika Dl < (4 – d) < Du maka
perhitungan IBM SPSS tidak berada pengujikan tidak menyakinkan
diantara nilai Du sampai 4-Du, nilai atau tidak dapat disimpulkan.
Durbin Watson kurang dari nilai Dl. Berdasarkan kriteria diatas
Autokorelasi yang terjadi dicari maka arah autokorelasi pada data yang
arahnya melalui kriteria berikut: digunakan adalah autokorelasi positif.
a. Deteksi Autokorelasi Positif Masalah ini biasanya terjadi pada
Jika d < Dl maka terdapat regresi linear dengan menggunakan
autokorelasi positif, data runtut waktu/time series. Data
Jika d > Du maka tidak terdapat penelitian ini berbentuk data panel
autokorelasi positif, (pooled data), dimana data gabungan
Jika Dl < d < Du maka antara data time series dengna data
pengujikan tidak menyakinkan cross section. Setelah terdeteksi
atau tidak dapat disimpulkan. adanya autokorelasi positif maka
b. Deteksi Autokorelasi Negatif dilakukan perbaikan menggunakan
Jika (4 – d) < Dl maka terdapat metode Cochrane Orcutt dan hasil
autokorelasi negative, perhitungan disajikan pada tabel
Jika (d – d) > Du maka tidak berikut:

Tabel 4.3 Uji Autokorelasi 2


Nilai Kriteria
Durbin Keterangan
Watson Nilai Dl Nilai Du Nilai 4-Du

Terjadi autokorelasi
2,063 1,535 1,662 2,337
positif

Berdasarkan hasil perhitungan 4.3. Pengujian Hipotesis


Cochrane Orcutt pada tabel 4.3 Setelah melakukan uji asumsi
diperoleh nilai Durbin Watson yang klasik, kemudian dilanjutkan
berada pada kategori nilai Du dan pengujian hipotesis dalam peneltian
nilai 4-Du. Sehingga dinyatakan data ini menggunakan analisis regresi
penelitian ini tidak terjadi linier berganda. Hasil pengujian ketiga
autokorelasi. hipotesis disajikan pada tabel 4.4
berikut ini:

33
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 18-38 • Desember 2020 JAK

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Hipotesis


Unstandardized
Coefficients Konfirmasi
Variabel Uji_t Sig.
Hipotesis
B
(Constant) -1.201,988 -1,996 0,051
LAG_TOTAL_CSR 25,891 2,035 0,046 Tolak H0
LAG_TOTAL_ISPO -21,228 -0,297 0,768 Terima H0
LAG_TOTAL_ROI 4.285,847 1,659 0,102 Terima H0

R Square 0,191
Adjusted R Square 0,150
F 4,708
Sig 0,005

Berdasarkan tabel 4.4 maka digunakan..


dapat disimpulkan hasil regresi sebagi Selain itu nilai t-hitung pada
berikut. variabel CSR, ISPO, dan ROI sebesar
Harga Saham = -1.201.98 + 25,89 2,035, -0,297, 1,659 dengan nilai
CSR -21,22 ISPO + 4.285,84 ROI signifikansi 0,046, 0,768, dan 0,102
Nilai konstanta sebesar -1.201,98 apabila dibandingkan dengan nilai t-
memiliki arti bahwa apabila CSR, ISPO tabel sebesar (df = n (65) – k (3), satu
dan ROI konstan, maka Harga Saham sisi dengan signifikansi 5%), maka nilai
akan turun sebesar 1.201,98 persen. t-hitung < t-tabel yang berarti variabel
Nilai Koefisien regresi CSR sebesar Corporate Social Responsibility (CSR)
25,89 memiliki arti bahwa apabila CSR berpengaruh signifikan terhadap Harga
meningkat sebesar 1 persen, maka Saham Perusahaan Pada Sektor
Harga Saham akan meningkat sebesar Perkebunan yang Terdaftar di BEI
25,89 persen. Nilai koefisien regresi Periode 2014- 2018. Sebaliknya
ISPO sebesar -21,22 memiliki arti variabel Indonesian Sustainable Palm
bahwa apabila ISPO meningkat 1 Oil System (ISPO) dan Return On
persen, maka Harga Saham akan Investment (ROI) tidak berpengaruh
menurun sebesar 21,22 persen. Nilai signifikan terhadap Harga Saham
koefisien regresi ROI sebesar 4.285,84 Perusahaan Pada Sektor Perkebunan
memiliki arti bahwa apabila ROI yang Terdaftar di BEI Periode 2014-
meningkat 1 persen, maka Harga 2018.
Saham akan meningkat sebesar Pada nilai F-hitung sebesar 4,708
4.285,84 persen. dengannilai signifikansi 0,005 apabila
Koefisien determinasi (R2) diukur dibandingkan dengan nilai F-tabel
untuk mengetahui presentase sebesar 2,525 (p= 0,05, df1 = 4, df2 =
pengaruh variabel indenpenden 4-1), maka nilai F-hitung > F-tabel. Hal
terhadap perubahan variabel depenen. ini menunjukkan bahwa variabel
Pada tabel 4.4 nilai Adjusted R Square Corporate Social Responsibility (CSR),
sebesar 0,150 menunjukkan bahwa Indonesian Sustainable Palm Oil
15% variabel harga saham perkebunan System (ISPO) dan Return On
kelapa sawit yang dapat dijelaskan Investment (ROI) mempengaruhi
oleh variable CSR, ISPO, dan ROI, secara simultan terhadap variabel
sedangkan sisanya sebesar 85% Harga Saham.
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
terdapat dalam model persamaan yang

34
Sangur – Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR)

4.4. PEMBAHASAN perusahaan kelapa sawit di Indonesia


Pengaruh Corporate Social maka perlu mengungkapkan
Responsibility (CSR) terhadap Harga pelaksanaan CSR terutama dibidang
Saham Perusahaan Pada Sektor social dan lingkungan yang
Perkebunan yang terdaftar di BEI berpedoman pada Global Reporting
Periode 2014 – 2018 Initiative (GRI) G4. Global Reporting
Kondisi pasar global untuk Initiative (GRI) merupakan sebuah
komoditas ekspor CPO menjadi lembaga independen yang
perhatian khusus bagi perusahaan menyediakan framework untuk
sector perkebunan kelapa sawit, pelaporan berkelanjutan yang dipakai
dengan adanya keteganan antara Uni secara luas oleh banyak organisasi di
Eropa dan Indonesai yang terjasi banyak negara. Melalui peningkatan
sebelum tahun 2018 hingga penularan pengungkapan CSR berpedoman
wabah Covid-19 dan perang dagang Global Reporting Initiative (GRI) G4
Amerika – China. Uni Eropa menjadi dapat meningkatkan harga saham,
salah satu importir terbesar selain sebaliknya bila kurangnya
China dan India untuk komoditas pengungkapan CSR akan menurunkan
CPO. Kebijakan RED I dan RED II yang harga saham.
dikeluarkan oleh Uni Eropa melarang Berdasarkan grafik 1.1
impor CPO dari Indonesia disebabkan menunjukkan dari 13 perusahaan yang
proses produksi produk CPO yang diteliti hanya 4 perusahaan secara
tidak mematuhi sistem keberlanjutan penuh mempublikasikan laporan
atau Corporate Social Responsibility keberlanjutan (sustainablitiy report)
(CSR) seperti kebakaran lahan sampai dan 3 perusahaan lainnya hanya
masalah hak asasi manusia di mempublikasikan pada tahun 2017
perusahaan sector perkebunan kelapa dan 2018. Publikasi laporan
sawit di Indonesia. Menurut Kepala keberlanjutan ini berpedoman pada
Badan Nasional Penanggulangan Global Reporting Initiative (GRI) G4,
Bencana (BNPB) Doni Monardi tetapi ada beberapa perusahaan
menyampikan bahwa kebakaran lahan kurang mengungkapkan item-item
sering menjadi motif land clearing secara penuh sesuai kriteria Global
karena lebih murah dan sebesar 80 Reporting Initiative (GRI) G4. Hal ini
lahan yang terbakar berubah menjadi sesuai dengan penelitian Apriani (2016)
lahan perkebunan49. Sejalan dengan yang menjelaskan bahwa perusahaan
itu larangan import berdampak pada Astra Agro Lestari lebih banyak
penurunan harga di pasar mengungkapkan laporan sustainability
internasional, hingga menurunnya report dibandingkan dengan
laba perusahaan selama tahun 2014 perusahaan Bakrie Sumatera
hingga 2018. Plantations. Apabila perusahaan yang
Laba menjadi salah satu mampu memperhatikan pengelolaan
parameter investor dalam menilai lingkungannya, maka keberadaaan
kinerja perusahaan. Menurunnya laba perusahaan memiliki citra yang baik
memberikan informasi bagi investor akan direspon positif oleh masyarakat,
atau stakeholder tentang prosepek investor dan konsumen.
yang kurang baik terhadap Selain itu hasil penelitian ini
perusahaan sector perkebunan kelapa sejalan dengan beberapa penelitian
sawit yang berdampak menurunnya tentang pengaruh Corporate Social
harga saham. Untuk memberikan Responsibility (CSR) terhadap harga
informasi yang relevan dan saham, seperti Rizki (2019) dan
meyakinkan stakeholder atau investor Rosiana, et al., (2013) menunjukkan
terhadap pandangan negatif terhadap hasil variabel CSR berpengaruh positif

35
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 18-38 • Desember 2020 JAK

dan signifikan terhadap nilai perusahaan dalam rantai pasokan


perusahaan. Adapula penelitian kelapa sawit, maka dapat memberikan
Nicoleta et al., (2018) dan Miruna et al., persepsi negatif terhadap produk
(2016), menunjukkan hubungan komoditas ekspor CPO Indonesia di
positif antara CSR dan kinerja pasar global. Berdasarkan grafik 1.2
keuangan. menunjukkan hingga tahun 2018
Pengaruh Indonesian Sustainable terdapat 12 perusahaan yang telah
Palm Oil System (ISPO) terhadap Harga memperoleh sertifikat ISPO, sedangkan
Saham Perusahaan Pada Sektor perusahaan AALI setiap tahunnya
Perkebunan yang terdaftar di BEI memperoleh sertifikat apabila
Periode 2014 – 2018 dibandingkan dengan perusahaan
Tren penurunan harga saham lainnya.
yang sedang dilanda perusahaan Hasil penelitian ini sejalan dengan
kelapa sawit dari tahun 2014 hingga penelitian Harsono et al., (2012) yang
2018 berimbas dari isu defortasi dari menunjukkan masih sangat sedikit
pihak Uni Eropa dengan kebijakan industri yang menerapkan prinsip
yang melarang import komoditas CPO berkelanjutan, kondisi yang diperlukan
Indonesia. Hal ini menginformasikan untuk penerapan ISPO. Adapula
bahwa perusahaan sector perkebunan penelitian Faudah (2018) menunjukkan
kelapa sawit di Indonesia kurang tidak terpenuhinya ha katas tanah,
meyakinkan stakeholder dalam proses memfasilitasi kebun masyarakat
produksi CPO yang berkelanjutan. sekitar dan pemanfaatan limbah pada
Menanggapi hal ini, pemerintah PTPN VIII Cikasungka. Hal yang sama
Indonesia mengeluarkan kebijakan juga ditemukan oleh Anwar et al.,
yang menyadarkan perusahaan kelapa (2016) menunjukkan indikator yang
sawit untuk mengikuti tata kelola yang masih belum sesuai dengan ketentuan
benar dan berkelanjutan. Indonesian ISPO yaitu; 1). Sistem perijinan dan
Sustainable Palm Oil (ISPO) adalah manajemen kebun, 2). Penerapan
solusi jitu untuk melawan kampanye pedoman teknis budidaya dan
negatif yang dilancarkan oleh pasar pengolahan kelapa sawit. 3).
global terhadap komoditas primadona Pengelolaan dan pemantauan
perkebunan Indonesia ini, yang selalu lingkungan. 4). Tanggung jawab
berkutat pada tudingan deforestasi, terhadap pekerja. 5). Tanggung jawab
pekerja di bawah umur dan kebun sosial dan komunitas.
yang tidak berkelanjutan. Masalah kepercayaan stakeholder
Berbeda dengan RSPO, sejak menjadi unsur penting, Ketua Komisi
tahun 2011 hingga saat ini masih ISPO Gamal berpendapatan bahwa
banyak permasalahan dalam penerapan ISPO penting bagi
penerapan Sertifikasi ISPO seperti perusahaan kelapa sawit untuk
banyak kebun sawit yang secara meyakinkan negara-negara lain bahwa
administrasi masih dalam kawasan produk minyak sawit mentah Indonesia
hutan dan masih banyak yang belum sudah mementingkan keberlangsungan
memiliki sertifikat kepemilikan. dan ramah lingkungan49. Pemerintah
Menurut Ketua GAPKI Sumsel Harry Indonesia terus berupaya memberikan
Hartanto mengatakan bahwa masalah penjelasan tentang produk sawit
legalitas yang terkait Hak Guna Usaha Indonesia dan mensosialisasikan ISPO
yang belum terbit serta tumpang tindih di Negara India, Prancis, Jepang,
kawasan dan lainnya48. Hal ini Jerman, dan Belgia50. Akan tetapi
menjadi batu sandungan bagi petani tanggapan yang diberikan Uni Eropa
swadaya yang jumlahnya lebih banyak mewajibkan esportir CPO memberikan
dibandingkan petani plasma dan label RSPO kepada produk CPO-nya.

36
Sangur – Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR)

Pengaruh Return On Investment 2013:6). Karena alasan inilah


(ROI) terhadap Harga Saham berdasarkan hasil penelitian ini ROI
Perusahaan Pada Sektor Perkebunan yang memiliki kedua rasio saling
yang terdaftar di BEI Periode 2014 – berinteraksi sehingga menghasilkan
2018 pengaruh yang besar tetapi tidak
Pergerakan harga saham yang bermakna terhadap harga saham.
cepat di pasar mengharuskan investor Hasil penelitian ini sejalan dengan
menentukan pengambilan keputusan penelitian Arifin & Agustami (2016)
untuk membeli suatu saham dengan menunjukkan profitabilitas
membaca rasio-rasio keuangan yang berpengaruh positif terhadap harga
ada pada suatu laporan keuangan saham.
yang diterbitkan perusahaan sector
perkebunan kelapa sawit. Return On 5. KESIMPULAN, DAN SARAN
Investment (ROI) menjadi salah satu 5.1. Kesimpulan
rasio profitabilitas yang digunakan Berdasarkan data yang telah
untuk menentukan harga saham, akan didapat dan dianalisis dalam penelitian
tetapi ROI tidak memiliki pengaruh ini maka dapat disimpulkan adalah:
yang bermakna terhadap harga saham. 1. Penelitian ini membuktikan
Untuk mengambil keputusan yang Corporate Social Responsibility
tepat dan cepat maka investor lebih (CSR) memberikan pengaruh yang
tertarik terhadap Net profit margin signifikan terhadap harga saham
dibandingkan Total Aset turn over. Net pada perusahaan perkebunan
profit margin merupakan rasio antara kelapa sawit periode tahun 2014
laba bersih setelah pajak dengan sampai dengan 2018.
penjualan, dimana Semakin tinggi nilai 2. Penelitian ini membuktikan
NPM maka semakin tinggi laba bersih Indonesian Sustainable Palm Oil
yang dihasilkan dari setiap penjualan, System (ISPO) memberikan
dan hal itu dapat menunjukan bahwa pengaruh yang tidak signifikan
kinerja perusahaan baik, hal tersebut terhadap harga saham pada
akan menarik investor untuk perusahaan perkebunan kelapa
berinvestasi, semakin banyak investor sawit periode tahun 2014 sampai
yang berinvestasi di perusahaan dengan 2018.
tersebut maka pergerakan harga Penelitian ini membuktikan
saham perusahaan tersebut akan naik Return On Investment (ROI)
(Azianur1 & Abdurrahman, 2013:6). memberikan pengaruh yang tidak
Berbeda dengan NPM, investor signifikan terhadap harga saham pada
kurang memperhatikan Total aset turn perusahaan perkebunan kelapa sawit
over (TATO) sebagai cerminan kinerja periode tahun 2014 sampai dengan
perusahaan sector perkebunan kelapa 2018.
sawit. Di karenakan industri kelapa
sawit adalah bagian dari industri 5.2 Saran
perkebunan yang di mana hasil Hasil penelitian ini diharapkan
penggunaan aset untuk kegiatan dapat membantu memberikan
produksi tidak akan langsung dapat masukan kepada perusahaan-
dirasakan dengan cepat, hal tersebut perusahaan sektor perkebunan kelapa
dikarenakanpada industri sawit untuk lebih meningkatkan
perkebunan perusahaan harus kinerja ekonomi, social dan lingkungan
menunggu sampai tanaman yang melalui penerapan dan pengungkapan
ditanam tumbuh hingga dapat Corporate Social Responsibility (CSR)
menghasilkan produk yang dapat yang berpedoman pada kriteria GRI G4
dijual (Azianur1 & Abdurrahman, dan mempublikasikannya dalam

37
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 18-38 • Desember 2020 JAK

bentuk laporan keberlanjutan dikarenakan petani swadaya termasuk


(sustainability report). Selain itu kelompok terbesar dalam rantai
perusahaan juga perlu melengkapi pasokan CPO di Indonesia. Pemerintah
dokumen, status penilaian kelas harus meningkatkan penyerapan CPO
kebun dan status legalitas kebun serta dalam negeri dan diolah sebagai
turut mensosialisasikan kebijakan alternatif energy yakni B30, sehingga
Indonesian Sustainable Palm Oil mengurangi resiko global yang
(ISPO) bagi petani plasma dan petani menurunkan harga jual CPO.
swadaya/mandiri. Apabila kedua hal
ini telah meyakinkan stakeholder
maka perusahaan harus
meningkatkan efisiensi tindakan-
tindakan yang dilakukan oleh bagian-
bagian maupun anak-anak
perusahaan sehingga penggunaan
aktiva dalam menghasilkan
keuntungan dan meningkatkan harga
saham.
Bagi pemerintah perlu
memperhatikan kapasitas dan skill
lembaga sertifikasi, membangun
kominikasi yang aktif dengan
perusahaan, petani plasma dan petani
swadaya. Menyediakan atau
memberikan subsidi bagi petani
swadaya untuk memiliki sertifikat,

38
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 39-51 • Desember 2020
JAK

Pengaruh Good Public Governance dan Pengendalian


Internal Terhadap Kualitas Informasi Laporan
Keuangan di Pemerintahan Kota Ambon

Retno Widia Astuti


Fakultas Ekonomi Program Pasca Sarjana Universitas Pattimura

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh good public governance
dan pengendalian internal terhadap kualitas informasi laporan keuangan
pemerintah daerah kota ambon. Melihat sejauh mana laporan keuangan
menyajikan informasi yang benar dan jujur, yang dapat dirasakan oleh
berbagai kepentingan untuk terciptanya keadilan di dalam sistem dan saling
berinteraksi satu sama lain agar tercapainya suatu target atau sasaran yang
telah ditetapkan di dalam pengendalian internal. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan berbasis aktual, laporan keuangan pemerintah harus
memenuhi 4 karakteristik kualitatif/kualitas informasi berikut: relevan,
andal, dapat dibandingkan, dapat dipahami.
Populasi pada penelitian ini adalah kepala dinas atau sekretaris dinas,
kepala subbagian keuangan dan perencanaan, kepala bagian, dan staf yang
bekerja lebih dari setahun di Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kota
Ambon. Teknik pengambilan sampel Penelitian ini dilakukan pada 24
Organisasi Perangkat Daerah, terdiri dari Dinas dan Badan di Pemerintahan
Kota Ambon, dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling
menghasilkan 96 sampel untuk diolah. Teknik pengumpulan data melalui
penelitian lapang berupa menyebarkan kuisioner kepada responden, Data
yang diperoleh dianalisis menggunakan program SPSS versi 24 dengan
metode analisis data menggunakan teknik analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa good public governance dan
pengendalian internal berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan
keuangan pemerintah daerah. Dibuktikan dengan nilai uji t menunjukan
angka -2,958 dan signifikasinya 0,004<0,05 dari hasil tersebut maka ada
pengaruh yang signifikan antara good public governance dan kualitas
informasi laporan keuangan. Sedangkan uji t untuk variabel pengendalian
internal menunjukan angka 6,805 dan signifikansinya 0,000<0,05 dari hasil
tersebut maka ada pengaruh yang signifikan antara pengendalian internal
dan kualitas informasi laporan keuangan. Hasil analisis koefisien
determinasi (R2) menunjukan besarnya pengaruh good public governance
dan pengendalian internal terhadap kualitas informasi laporan keuangan
yaitu 0,325 artinya 32,5% dan sisanya 67,5% dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Kata Kunci: good public governance, pengendalian internal, kualitas


informasi laporan keuangan.

39
Astuti – Pengaruh Good Public Governance Dan Pengendalian Internal

ABSTRACT
This study aims to determine the effect of good public governance and internal
control on the quality of information on the financial statements of the Ambon
city government. Seeing the extent to which the financial statements provide
true and honest information, which can be felt by various interests for the
creation of justice in the system and interact with each other in order to achieve
a target or objectives that have been set in internal control. Based on
Government Regulation Number 71 of 2010 concerning Actual-based
Government Accounting Standards, government financial reports must meet
the following 4 qualitative / quality information characteristics: relevant,
reliable, comparable, understandable.
The population in this study were the heads of offices or service secretaries,
heads of finance and planning subsections, heads of sections, and staff who
worked for more than a year in the Ambon City Government Regional
Apparatus Organization. Sampling technique This research was conducted at
24 Regional Apparatus Organizations, consisting of Agencies and Agencies in
Ambon City Government, with the sampling technique using purposive
sampling to produce 96 samples to be processed. Data collection techniques
through field research in the form of distributing questionnaires to
respondents. The data obtained were analyzed using SPSS version 24 with
the data analysis method using multiple linear regression analysis techniques.
The results showed that good public governance and internal control had an
effect on the quality of information on local government financial reports.
Evidenced by the t-test value shows the number -2,958 and the significance is
0.004 <0.05, so there is a significant influence between good public
governance and the quality of financial statement information. While the t test
for the internal control variable shows the number 6.805 and the significance
is 0.000 <0.05, so there is a significant influence between internal control and
the quality of financial statement information. The results of the analysis of
the coefficient of determination (R2) show the magnitude of the influence of
good public governance and internal control on the quality of financial
statement information, namely 0.325, which means 32.5% and the remaining
67.5% is influenced by other variables not discussed in this study.

Keywords: good public governance, internal control, quality of financial report


information.

1. PENDAHULUAN berkualitas akan mewujudkan suatu


Tata pemerintahan yang baik kehidupan negara yang teratur dan
(good public governance) merupakan akan mewujudkan good public
harapan dari setiap warga negara goverance yang diharapkan. Setiap
dalam sebuah pemerintahan. masyarakat memiliki pola pemikiran
Pemerintah daerah bekerja sesuai yang berbeda mengenai sebuah
dengan aturan perundang-undangan, pemeritahan yang disebut good public
dalam menjalankan setiap governance. Kehidupan masyarakat
pekerjaannya dengan tujuan yang makmur bisa menjadi tolak ukur
kesejahteraan rakyat bersama pada apakah sistem pemerintahan daerah
daerah tempat para pegawai bekerja (I yang dijalankan oleh pemerintah
Wayan; 2018). daerah sudah terlaksana dengan baik
Konsep good public governance ini atau belum (I Wayan;2018).
muncul karena kurang efektifnya Pengendalian internal merupakan
kinerja pemerintah yang selama ini bagian yang sangat penting agar
dipercaya sebagai penyelenggara tujuan pemerintah daerah dapat
urusan publik. Pemerintahan yang tercapai, tanpa adanya pengendalian

40
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 39-51 • Desember 2020
JAK

internal tujuan pemerintah tidak akan kenyataannya, fenomena yang terjadi


tercapai secara efektif dan efisien. tidak sesuai dengan harapan tersebut.
Maka dari itu pengendalian internal Hal ini berarti berbeda antara
juga berperan penting dalam membuat fenomena lapangan (kenyataan)
kualitas informasi laporan keuangan dengan teori (harapan) (Haliah;2013).
yang baik dan dapat diandalkan. Badan Pemeriksaan Keuangan
Pemahaman yang sama tentang (BPK) menemukan ada
efektivitas pengendalian internal ketidakpatuhan dalam pengelolaan
merupakan suatu hal yang sangat finansial negara, BPK juga mencatat
penting. Mengingat kompleksnya masih banyak kementrian negara atau
permasalahan yang dihadapi lembaga (k/l) yang laporan
pemerintah daerah dalam keuangannya tidak memiliki opini
mewujudkan good public governance (TMP) (Moermahadi Soerja; didownload
pada kualitas informasi laporan dari www.tribunnews.com/nasional).
keuangan daerah (Pratiwi, 2014;12). Opini BPK atas laporan
Laporan keuangan yang keuangan merupakan bentuk
berkualitas merupakan laporan yang akuntabilitas pengelolaan keuangan
dapat menyajikan informasi yang negara, (Sri Mulyani, 2019; didownload
benar, jujur, relevan, andal, dapat dari www.republika.co.id).
diperbandingkan, dan dapat Di Indonesia yang belum capai
dipahami. Laporan keuangan yang WTP hanya Provinsi NTT dan Maluku.
berkualitas penting karena akan Hal itu karena sumber daya manusia
dipakai sebagai dasar dalam belum memadai dan sistem
pengambilan keputusan pengendalian internalnya masih harus
(Governmental Accounting Standards terus diperbaiki, sehingga saya akan
Board – GASB, Concepts Statement sampaikan langsung saran-saran
No.1, 1999). Selain itu informasi kepada Gubernur NTT dan Maluku,”
laporan keuangan yang berkualitas kata Harry di Kupang, seperti ditulis
akan mengikis kekurang percayaan Kompas. com, Jumat, (12/2/16).
masyarakat terhadap pemerintah Ambon mendapatkan Opini WTP
daerah dengan adanya berbagai karena dalam LKPD Kota Ambon
skandal keuangan (Haliah;2013) Tahun 2017 mampu menyajikan
Informasi laporan keuangan yang secara wajar dalam semua hal yang
tidak berkualitas (buruk) memberikan material, posisi keuangan tanggal 31
peluang bagi adanya penyimpangan Desember 2017, dan realisasi
dan kekeliruan di bidang keuangan. anggaran, perubahan saldo anggaran
Hal tersebut akan menimbulkan lebih, operasional, arus kas, serta
kecurangan, korupsi, kolusi yang bisa perubahan ekuitas untuk tahun yang
menimbulkan tuntutan hukum. Jika berakhir pada tanggal tersebut, namun
berlangsung terus menerus tentu saja dari laporan hasil pemeriksaan
rakyat akan menanggung akibatnya, tersebut terdapat beberapa
biaya transaksi yang tinggi dan rekomendasi yang harus diperbaiki
pelayanan kepada publik yang buruk. oleh Pemerintah Kota Ambon untuk
Selanjutnya, berakibat pada melengkapi laporan keuangan tersebut
terjadinya krisis kepercayaan baik dengan waktu yang ditentukan
masyarakat, kreditur, dan investor selambat-lambatnya 60 hari setelah
internasional akan ragu menempatkan hasil pemeriksaan diterima,” tutur
dananya di Indonesia, kecuali dengan Muhammad Abidin Kepala BPK
beban (cost of money) yang tinggi. Perwakilan Maluku.
Dengan demikian, diharapkan Ambon kembali mendapat WTP
pemerintah daerah memperhatikan pada tahun 2018 namun masih
dan meningkatkan kualitas dari banyak yang harus dibenahi karena
informasi laporan keuangan. Namun BPK masih mendapat temuan-temuan

41
Astuti – Pengaruh Good Public Governance Dan Pengendalian Internal

yang harus diperhatikan meski 2.2. Kajian Dan Teori Terhadap


pemerintah kota ambon melaksanakan Good Publik Governance (X1)
mencapai 70% karena target maksimal Konsep good governance dari segi
pemerintah kota ambon harus fungsional aspek governance dapat
mencapai 90%,” kata Walikota Ambon, ditinjau dari apakah pemerintah telah
Richard Louhenapessy. berfungsi secara efektif dan efisien
dalam upaya mencapai tujuan yang
2. TELAAH LITERATUR DAN telah digariskan, atau justru
PERUMUSAN sebaliknya dimana pemerintahan tidak
2.1. Kajian Dan Teori Terhadap berfungsi (Sedarmayanti, 2012:4 ).
Kualitas Informasi Laporan Hal yang paling mendasar untuk
Keuangan (Y) melaksanakan prinsip menciptakan
Kualitas didefinisikan suatu kondisi keadilan dibutuhkan beberapa
dinamis dimana yang berhubungan prasyarat yang saling terkaitan dan
dengan produk, jasa, manusia, proses, satu sama lainnya saling
dan lingkungan yang memenuhi atau mempengaruhi adalah: 1.
melebihi harapan (Tjiptono, 2004:51). Transparansi; 2. Akuntabilitas;
Selanjutnya kualitas didefinisikan 3. Kepastian hukum; 4. Partisipasi.
sebagai “kesesuaian dengan standar, Empat syarat tersebut akan
diukur berbasis kadar berdampak pada dampak selanjutnya
ketidaksesuaian, serta dicapai melalui terhadap public governance yang akan
pemeriksaan (Mulyana, 2010:94). dirasakan stakeholders yang berbagai
IAI (2009:1) menyatakan bahwa kepentingan, adalah terciptanya
laporan keuangan adalah suatu keadilan (fairness) dalam supra
penyajian terstruktur dari posisi system, untuk saling berinteraksi satu
keuangan dan kinerja keuangan suatu sama lain (Adrian Sutedi, 2012:44).
entitas. Berdasarkan pengertian yang
telah dikemukakan dapat disimpulkan 2.3. Kajian Dan Teori Terhadap
bahwa pengertian laporan keuangan Pengendalian Internal (X2)
merupakan bentuk Pengendalian internal adalah
pertanggungjawaban atau dibuat suatu proses yang dijalankan oleh
sebagai dasar untuk pengambilan dewan direksi, manajemen dan
keputusan. Laporan keuangan personel lainnya dalam suatu entitas,
tersebut didalamnya mencakup semua yang dirancang untuk menyediakan
posisi keuangan dan transaksi- keyakinan yang memadai berkenaan
transaksi yang dibuat oleh suatu dengan pencapaian tujuan dalam
entitas akutansi. Entitas Akuntansi kategori berikut ini: (1) keandalan
dilingkup pemerintah pusat yaitu pelaporan keuangan, (2) kepatuhan
setiap kuasa pengguna anggaran di terhadap hukum dan peraturan yang
lingkungan suatu kementrian berlaku, (3) efektifitas dan efisiensi
Negara/Lembaga. Adapun operasi (Boynton,2006:391, dalam
karakteristik kualitatif laporan Riris Dwi 2015).
keuangan merupakan ciri khas yang Sistem pengendalian intern
membuat informasi dalam laporan adalah suatu proses yang dijalankan
keuangan tersebut berguna bagi para eksekutif (kepala daerah,
pemakai dalam pengambilan instansi/dinas, dan segenap personel)
keputusan ekonomi, karakteristik yang didesain untuk memberikan
kualitatif laporan keuangan menurut keyakinan yang memadai tentang
IAI (2009 : I) yaitu : Dapat Dipahami, pencapaian tiga golongan yang terdiri
Relevan, Keandalan dan Dapat atas : (1). Keandalan laporan
dibandingkan. keuangan, (2). Kepatuhan terhadap

42
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 39-51 • Desember 2020
JAK

hokum dan peraturan yang berlaku, dengan baik, maka dilakukan


(3). Efektifitas dan efisiensi operasi pembagian tugas dan tanggung jawab
(Indra bastian, 2007:7). Selain itu, yang dipercayakan kepada aparatur
sistem pengendalian internal harus yang berkompeten.
terintegrasi dengan baik supaya dapat Berdasarkan kajian teori dan
dipercaya tingkat keandalan datanya. hasil penelitian terdahulu telah
Faktor ketepatan waktu dalam dijelaskan beberapa faktor yang
memposting data maupun otorisasi menyebabkan timbulnya pengaruh
dokumen transaksi harus diperhatikan kualitas informasi laporan keuangan.
sehingga sistem yang berjalan tidak Adapun kerangka pemikiran penelitian
mengalami kebocoran. Untuk ini dapat dilihat pada Gambar 2.1
memastikan sistem tersebut berjalan berikut ini:

Good public
governance
(X1)
Kualitas informasi
laporan keuangan
(Y)

Pengendalian
internal
(X2)

Berdasarkan permasalahan Alat analisis yang digunakan


penelitian, tujuan penelitian dan dalam penelitian ini adalah analisis
kajian teoritis yang ada, maka regresi linear berganda. Analisis regresi
hipotesis dalam penelitian ini adalah: adalah studi mengenai ketergantungan
H1: “Good public governance variabel dependen dengan satu atau
berpengaruh terhadap kualitas lebih variabel independen bertujuan
informasi laporan keuangan”. untuk mengestimasi dan memprediksi
H 2: “Pengendalian internal rata-rata populasi atau nilai rata-rata
berpengaruh terhadap kualitas variabel dependen berdasarkan nilai
informasi laporan keuangan”. variabel independen yang diketahui
(Ghozali, 2011 dalam Harlinda, 2016).
3. METODOLOGI PENELITIAN
Pengujian dengan regresi linear
Populasi dalam penelitian ini
berganda digunakan untuk
adalah seluruh pegawai yang bekerja
mengetahui pengaruh good public
pada dinas dan badan pada
governance dan pengendalian internal
pemerintah kota ambon. Ada 24 dinas
terhadap kualitas informasi laporan
pemerintahan yang akan diteliti.
keuangan. Hubungan antar variabel-
Jumlah sampel dalam penelitian
variabel dalam penelitian ini dapat
ini adalah responden bagian keuangan
digambarkan dalam persamaan
pada setiap dinas di bagian keuangan,
sebagai berikut: Y = a+b1X1+b2X2+ є
sampel diambil sesuai kriteria teknik
dimana Y adalah Kualitas Informasi
sampling yaitu setiap dinas 4
Laporan Keuangan, a adalah Nilai
responden.
Konstanta , X1 adalah Good public

43
Astuti – Pengaruh Good Public Governance Dan Pengendalian Internal

governance, X2 adalah Pengendalian dikatakan reliabel jika memberikan


internal, b1, b2 adalah Koefisien regresi nilai Cronbach Alpa lebih besar dari
dari masing-masing variabel є (eror) 0,60 .
adalah Faktor lain yang tidak diteliti. Untuk melihat apakah
Uji parsial (Uji t) digunakan untuk instrument tersebut valid, maka
mengetahui pengaruh masing-masing dilakukan uji validitas dengan cara
variabel Tingkat signifikansi yang mengkorelasikan antara skor masing-
digunakan sebesar 5%, dengan derajat masing butir pertanyaan terhadap
kebebasan df=(n-k-1), dimana n adalah total skor. Bila korelasi antara masing-
jumlah responden dan k adalah jumlah masing butir terhadap total skor
variabel bebas (Sunyoto, 2011a : 13). tersebut signifikan maka data tersebut
diteliti. dinyatakan valid.
Uji Reliabilitas Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika 4. HASIL PENELITIAN DAN
jawaban seseorang terhadap PEMBAHASAN
pertanyaan adalah konsisten atau Uji validitas menguji masing-
stabil dari waktu ke waktu. Menurut masing variabel yang digunakan dalam
Azwar (1997), reliabilitas adalah sejauh penelitian ini, dimana keseluruhan
mana hasil suatu pengukuran dapat variabel penelitian adalah 26
dipercaya dan dapat memberikan hasil pernyataan yang harus dijawab oleh
yang relatif tidak berbeda apabila responden, yaitu 11 pernyataan untuk
dilakukan kembali kepada subyek yang X1, 4 pernyataan juga untuk X2 dan 11
sama. Nunnaly (1960) dalam Ghozali pernyataan untuk Y. Berikut Tabel 4.3
(2006) mengatakan pada umumnya data validitas :
suatu konstruk atau variabel

Tabel 4.1 Validasi data


Variabel / Indikator
Korelasi r tabel Korelasi R Tabel Keterangan
Keterangan
Good Public Governance (X1)
0,608 0,201 Valid
0,591 0,201 Valid
0,646 0,201 Valid
0,617 0,201 Valid
0,603 0,201 Valid
0,693 0,201 Valid
0,602 0,201 Valid
0,488 0,201 Valid
0,617 0,201 Valid
0,722 0,201 Valid
0,681 0,201 Valid
Pengendalian Internal (X2)
0,850 0,201 Valid
0,859 0,201 Valid
0,845 0,201 Valid
0,846 0,201 Valid
Kualitas Informasi Laporan Keuangan (Y)
0,544 0,201 Valid
0,695 0,201 Valid

44
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 39-51 • Desember 2020
JAK

Variabel / Indikator
Korelasi r tabel Korelasi R Tabel Keterangan
Keterangan
0,553 0,201 Valid
0,665 0,201 Valid
0,599 0,201 Valid
0,626 0,201 Valid
0,660 0,201 Valid
0,547 0,201 Valid
0,601 0,201 Valid
0,613 0,201 Valid
0,625 0,201 Valid
Sumber : Data SPSS 24 (2020)

Tabel 4.1 diatas menunjukkan Kuesioner dikatakan reliabel


bahwa semua indikator untuk variabel ketika responden konsisten menjawab
X1, X2 dan Y yang digunakan untuk setiap pertanyaan dari waktu ke waktu.
mengukur variabel dalam penelitian ini Sebelum dilakukan pengolahan hasil
dinyatakan sebagai item yang valid. Hal data kuesioner, maka dilakukan uji
ini karena indikator variabel yang kehandalan data supaya kesimpulan
digunakan dalam penelitian ini semua yang diperoleh handal. Hasil pengujian
memiliki nilai korelasi yang lebih besar reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.4
dari nilai r tabel 0,201. dibawah ini:

Tabel 4.2 Uji Realibilitas


Varibel Nilai Alfa Keterangan
Good Public Governance 0,841 Reliabel
Pengendalian Internal 0,871 Reliabel
Kualitas Informasi Laporan 0,829 Reliabel
Keuangan
Sumber : Data SPPS 24 (2020)

Nilai apha variabel Good Public juga reliabel.


Governance adalah 0,841 sehingga Uji t bertujuan untuk
data Good Public Governance dikatakan mengetahui seberapa jauh pengaruh
raliabel, nilai alpha dari variabel satu variabel independen (good public
Pengendalian Internal adalah 0,871, govenance dan pengendalian internal)
sehingga data Pengendalian Internal dan variabel dependen (Kualitas
dikatakan reliabel dan nilai alpha informasi laporan keuangan). Hasil uji
variabel Kualitas Informasi Laporan t pada penelitian ini dapat dilihat pada
Keuangan adalah 0,829 sehingga data Tabel 4.7 dibawah ini:
Kualitas Informasi Laporan Keuangan

45
Astuti – Pengaruh Good Public Governance Dan Pengendalian Internal

Tabel 4.3 Uji t


Coefficientsa
Sta
Unstandandardized
rdized Coefficient Collinea
Coefficients s rity Statistics
T
St oleranc
S V
Model Bd. Error Beta Tig. e IF
1 (Constant) 3 3.3 1 .
8.218 06 1.560 000
Good Public - .08 - - . .6 1
Governance .259 8 .305 2.958 004 69 .494
Pengendalia 1 .17 .701 6 . .6 1
n Internal .211 8 .805 000 69 .494
a. Dependent Variable: Kualitas Informasi Laporan Keuangan
Sumber : Data SPPS 24 (2020)

Variabel good public governance dengan baik bahkan ada yang tidak
memiliki thitung sebesar -2,958 dan nilai memberikan transparansi terhadap
signifikansi sebesar 0,004 pada akses informasi yang siap, mudah
tingkat signifikansi 0,05. Dapat di dijangkau, bebas diperoleh dan tepat
simpulkan bahwa 0,004<0,05 maka waktu untuk di ketahui masyarakat
H1 yang berbunyi “good public maupun dalam hal ketaatan hukum.
govenanc berpengaruh negatif dan Variabel pengendalian internal
signifikan terhadap kualitas informasi memiliki thitung sebesar 6,805 dan nilai
laporan keuangan di Pemerintahan signifikansi sebesar 0,004 pada tingkat
Kota Ambon”. Selain itu hasil good signifikansi 0,05. Dapat di simpulkan
public govenanc perbandingan antara bahwa 0,000<0,05 maka H2 yang
thitung dan ttabel yang menunjukan nilai berbunyi “pengendalian internal
thitung sebesar -2,958 sedangkan ttabel berpengaruh positif dan signifikan
sebesar (1,661), maka di katakan H1 terhadap kualitas informasi laporan
diterima, artinya variabel independen keuangan di Pemerintahan Kota
(good public govenance) berpengaruh Ambon”. Perbandingan antara thitung
terhadap variabel dependen kualitas dan ttabel pengendalian internal yang
informasi laporan keuangan dan menunjukan nilai thitung sebesar 6,805
signifikan. dan ttabel sebesar 1,986 maka di
Hal ini dikarenakan masih ada katakan bahwa H2 diterima, artinya
yang belum maksimal dalam variabel independen (pengendalian
menjalankan good public govenance, internal) berpengaruh positif terhadap
terlihat dari segi kurangnya akses variabel dependen kualitas informasi
pada informasi yang siap, mudah laporan keuangan dan signifikan.
dijangkau, bebas diperoleh dan tepat Pengujian hipotesis dalam
waktu, dan dilihat juga dari penelitian ini menggunakan analisis
pernyataan tentang meningkatkan regresi berganda (Multiple regression
dan melaksanakan ketaan hukum, analysis). Hasil pengujian untuk
rata-rata dijawab oleh responden hipotesis 1 dan 2 dapat terlihat pada
netral, artinya belum dilakukan Tabel 4.9 dibawah ini :

46
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 39-51 • Desember 2020
JAK

Tabel 4.4 Coeficients regregi


Coefficientsa
Standardi
zed
Unstandardize Coefficient Collinearity
d Coefficients s Statistics
Std. Toleran
Model B Error Beta T Sig. ce VIF
1 (Constant) 38.21 3.306 11.56 .000
8 0
Good Public -.259 .088 -.305 -2.958.004
.669 1.494
Governance
Pengendalian 1.211 .178 .701 6.805 .000 .669 1.494
Internal
a. Dependent Variable: Kualitas Informasi Laporan Keuangan
Sumber : Data SPPS 24 (2020).

Dalam persamaan Y= 38,218 - antara Good public governance dan


0,259X1 + 1,211X2 + e menyatakan Kualitas Informasi Laporan Keuangan.
bahwa jika nilai Good public Bahwa semakin baik penerapan good
governance naik satu satuan, maka governance maka semakin baik pula
Kualitas Informasi Laporan Keuangan kualitas laporan keuangan pemerintah
naik sebesar -0,259 dan jika nilai daerah yang dihasilkan.
Pengendalian internal naik satu Nilai t pada variabel Pengendalian
satuan maka Kualitas Informasi internal menunjukan angka 6,805 dan
Laporan Keuangan naik sebesar signifikansinya 0,000 < 0,05 maka
1,211. Selain itu pada tabel coefisients dapat diambil kesimpulan H2 diterima,
diatas juga menunjukan bahwa angka artinya ada pengaruh yang signifikan
0,669 pada standardized coeffisients antara Pengendalian internal terhadap
(Beta). Angka sebesar 0,669 atau jumlah Kualitas Informasi Laporan
66,9% menunjukan tingkat korelasi Keuangan. Hal ini memberikan
antara Good public governance, keyakinan yang memadai mengenai
Pengendalian internal dengan Kualitas pencapaian tujuan pemerintah daerah
Informasi Laporan Keuangan yang yang tercermin dari kualitas informasi
kuat (hubungan dikatakan kuat laporan keuangan melalui sistem
karena mencapai 66,9% dan jauh pengendalian internal, yang berarti
diatas 50%). semakin baik sistem pengendalian
Nilai t yang dijelaskan di atas internal pemerintah daerah maka
adalah nilai yang dapat digunakan kualitas informasi laporan
untuk pengujian, apakah pengaruh keuangannya semakin baik.
Good public governance dan Hasil regresi pada Tabel 4.8 di
Pengendalian internal terhadap atas dapat dilihat bahwa diperoleh nilai
jumlah Kualitas Informasi Laporan Adjust R Square sebesar 0,325
Keuangan benar-benar signifikan atau menunjukkan 32,5% variabel kualitas
tidak. Nilai t pada variabel Good public informasi laporan keuangan yang
governance menunjukan angka -2,958 dapat dijelaskan oleh variabel good
dan signifikasinya 0,004 < 0,05 dari public governance dan pengendalian
penjelasan diatas dapat diambil internal sedangkan sisanya sebesar
kesimpulan bahwa H1 diterima, 67,5% dijelaskan oleh variabel lain
artinya ada pengaruh yang signifikan yang tidak terdapat dalam model

47
Astuti – Pengaruh Good Public Governance Dan Pengendalian Internal

persamaan yang digunakan. Nilai sejalan dengan aturan yang


statistik F sebesar 23,837 dengan nilai dilaksanakan secara adil dan
signifikansi 0,000 < 0,05 melibatkan partisipasi dari
menunjukkan bahwa model yang masyarakat baik secara langsung
digunakan dalam penelitian layak maupun tidak langsung untuk
untuk digunakan. Hipotesis pertama pembangunan daerah tetapi
dalam penelitian ini adalah good public belum cukup baik melakukan
governance berpengaruh signifikan transparansi dalam memberikan
terhadap kualitas informasi laporan akses informasi yang siap tepat
keuangan. Hasil pengujian waktu, mudah dipahami, bebas
menunjukkan nilai koefisien b1 diperoleh, terhadap akses
sebesar -0,259 dengan nilai informasi yang diberikan oleh
signifikansi 0,004 < 0,05 yang berarti pemerintah terhadap masyarakat.
bahwa berpengaruh negatif dan 2. Peningkatan pengendalian
signifikan variabel good public internal di setiap Organisasi
governance terhadap kualitas Pemerintah Daerah/OPD, dapat
informasi laporan keuangan. mempengaruhi kualitas informasi
Hipotesis kedua dalam penelitian laporan keuangan karena
ini adalah pengendalian internal pengendalian internal
berpengaruh positif dan signifikan mengendalikan kinerja Organisasi
terhadap kualitas informasi laporan Pemerintah Daerah/OPD,
keuangan. Berdasarkan hasil uji sehingga dapat mencegah
hipotesis pada Tabel 4.9 bahwa nilai kesalahan pegawai saat
koefisien b2 sebesar 1,211 dengan nilai menjalankan tugas, pada
signifikansi 0,000 < 0,05 berarti akhirnya dapat melindungi aset
terdapat pengaruh positif dan pemerintah.
signifikan variabel pengendalian
internal terhadap kualitas informasi 5.2 Saran
laporan keuangan. Hasil pengujian 1. Organisasi Pemerintah
sejalan dengan hipotesis yang telah Daerah/OPD dapat menyediakan
dibuat dimana terdapat pengaruh layanan customer service berupa
yang positif dan signifikan website agar masyarakat bisa
pengendalian internal terhadap menyalurkan kritik dan saran
kualitas informasi laporan keuangan. secara online sehingga
Nilai thitung sebesar 6,805 sedangkan pemerintah daerah dapat
ttabel sebesar 1,986. menerima langsung masukan
masyarakat secara cepat dan
5. KESIMPULAN DAN SARAN masyarakat dapat mudah
5.1. Kesimpulan memberikan saran dimana dan
Dari pembahasan dan landasan kapan saja untuk pembangunan
teori diatas, maka dapat ditarik daerah.
beberapa kesimpulan dalam penelitian 2. Organisasi Pemerintah
tesis ini antara lain : Daerah/OPD konsisten di dalam
1. Good public governance menerapkan SOP sesuai dengan
berpengaruh negative terhadap fungsi dan tugas kinerja agar
kualitas informasi laporan setiap fungsi dan kewenangan
keuangan pada Organisasi yang melekat pada jabatan tidak
Pemerintah Daerah/OPD digunakan menyimpang dari
pemerintah kota ambon. good SOP/ Standar Operasional
public governance atau cara Prosedur yang pada akhirnya
mengelola urusan-urusan publik memperkuat sistem pengendalian

48
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 39-51 • Desember 2020
JAK

internal. Perangkat Daerah di Kabupaten


3. Untuk peneliti selanjutnya Batang), Universitas
diharapkan dapat melengkapi Diponegoro, Semarang.
kekurangan dan melanjutkan Fikri, M. Ali, Inapty, B. Adha.,
variabel-variabel yang tidak Martiningsih, R. R. S.
diteliti pada penelitian ini agar Pancawati. 2015. Pengaruh
bisa menjadi suatu pembelajaran Penerapan Standar Akuntansi
untuk kita semua dalam hal Pemerintahan, Kompetensi
memajukan pemerintah kota Aparatur Dan Peran Audit
ambon. Internal Terhadap Kualitas
Informasi Laporan Keuangan
DAFTAR PUSTAKA Dengan Sistem Pengendalian
Adisasmito, Rahardjo, 2011. Intern Sebagai Variabel
“Pengelolaan Pendapatan Dan Moderating (Studi Empiris Pada
Anggaran Daerah, Graha Ilmu, SKPD-SKPD Di Pemprov. NTB).
Yogyakarta. Jurnal Simposium Nasional
Adrian, Sutedi. 2012. “Good Corporate Akuntansi 18.
Governance”. Sinar Grafika. Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis
Jakarta. Multivariate Dengan Program
Bastian, Indra. 2007. “Audit Sektor IBM SPSS 19. Semarang: Badan
Publik”. Jakarta: Salemba Penerbit Universitas
Empat. Diponegoro.
Celviana Winidyaningrum dan Governmental Accounting Standards
Rahmawati, 2010. Pengaruh Boards (GASB). 1999. Concepts
Sumber Daya Manusia dan Statement No. 1: Objectives Of
Pemanfaatan Teknologi Financial Reporting In
Informasi Terhadap Governmental Accounting
Keterandalan dan Standards Boards Series
Ketepatwaktuan Pelaporan Statement No. 34: Basic
Keuangan Pemerintah Daerah Financial Statement And
dengan Variabel Intervening Management Discussion And
Pengendalian Intern Akuntansi Analysis For State And Local
(Studi Empiris di Pemda Government. Norwalk.
Subosukawonosraten). Harlinda, 2016, Analisis Faktor-faktor
(Purwokerto: SNA XIII). yang Mempengaruhi Kualitas
Darwanis, M, dan D. Dwi. 2009. Informasi Laporan Keuangan
Pengaruh Kapasitas Pemerintah Daerah (Studi
Sumberdaya manusia, Empiris pada Pemerintah
Pemanfaatan Teknologi Kabupaten/Kota di Provinsi
Informasi Dan Pengendalian Riau), Jurnal Sorot Magister
Intern Akuntansi Terhadap Akuntansi Fakultas Ekonomi
Keterandalan Pelaporan Universitas Riau.
Keuangan Pemerintah Daerah. Harnovinsah, Metodologi Penelitian.
Jurnal Telaah & Riset Akuntansi Pusat Bahan Ajar dan Elearning.
Universitas Syiah Kuala Vol. 2. Universitas Mercu Buana.
No. 2 Juli : 133151. Hidayat. 1986. Teori Efektifitas Dalam
Dita Arfianti. 2011. Analsisis Faktor- Kinerja Karyawan. Gajah Mada
Faktor yang Mempengaruhi University Press. Yogyakarta.
Nilai Informasi Pelaporan https://kumparan.com/ambonnesia/
Keuangan Pemerintah Daerah bpk-laporan-keuangan-kota-
(Studi pada Satuan Kerja ambon-raih-wtp-

49
Astuti – Pengaruh Good Public Governance Dan Pengendalian Internal

27431110790549262 I Putu Upabayu Rama Mahaputra dan


https://www.malukuprov.go.id/index I Wayan Putra. 2014. ‘Analisis
.php/2016-10-06-01-22- Faktor-Faktor Yang
07/dinas?start=12 Memengaruhi Kualitas
http://www.tribunnews.com/nasional Informasi Pelaporan Keuangan
/2017/10/04/bpk-temukan- Pemerintah Daerah,” jurnal
1137-ketidakpatuhan-dalam- akuntansi Universitas Udayana
laporan-keuangan-pemerintah 8.2.
https://terasmaluku.com/pemkot- Mardiasmo, 2002. “Elaborasi Reformasi
ambon-kembali-raih-wtp-atas- Akuntansi Sektor Publik: Telaah
laporan-keuangan/ Kritis Terhadap Upaya
https://www.republika.co.id/berita/e Aktualisasi Kebutuhan Sistem
konomi/keuangan/18/05/04/ Akuntansi Keuangan Pemerintah
p879mh335-iai-nilai-kualitas- Daerah. (JAAI Volume 6 No. 1,).
pelaporan-keuangan- Marsdenia, 2016.” Kualitas Informasi
pemerintah-rendah Laporan Keuangan Entitas
https://www.republika.co.id/berita/e Sektor Publik Daerah X”, Jurnal
konomi/keuangan/18/05/04/ Of Vocational Program University
p879mh335-iai-nilai-kualitas- Indonesia, Volume 4. Nomor 1.
pelaporan-keuangan- Januari – Juni 2016.
pemerintah-rendah Masdupi, 2005. ”Analisis Dampak
https://www.researchgate.net/public Struktur Kepemilikan Pada
ation/326161268_Kualitas_Info Kebijakan Hutang Dalam
rmasi_Laporan_Keuangan_Pem Mengontrol Konflik Keagenan.”
erintah_Daerah_Dan_Faktor_Ya Jurnal Ekonomi Bisnis vol.20,
ng_Memengaruhinya_The_Qual No.1. Desember .
ity_of_Information_in_Local_Go Moh., Nazir, 2009. Metode Penelitian,
vernment_Financial_Statement (Cet.VII; Jakarta: Graha
_and_the_Influential_Factors Indonesia).
Husaini Usman, dan Purnomo Setiady Nur Fitri Dewia, Ferdous Azama and
Akbar, 1996, , Metodologi Siti Khalidah Mohd Yusoff,
penelitian sosial, PT. Bumi 2019, Factors Influencing The
Aksara Jakarta. Cetakan 1. Information Quality Of Local
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Government Financial
Laporan Keuangan Daerah, Statement And Financial
Mengapa Mutu Laporan Accountability, Journal
Keuangan Daerah menurun? Management Science Letter,
Pemerintah Daerah Belum 1373–1384.
Paham Akuntansi ? Penerapan Payanta, 2006 :Pengaruh Kualitas
SAP Baru Kulit Luarnya. Auditor, Independensi, Dan
Ikatan Akuntan Indonesia. 1994. Opini Audit Terhadap Kualitas
Standar Akuntansi Keuangan, Laporan Keuangan” , Jurnal
Jakarta: Salemba Empat. Bisnis Dan Manajemen Vol 6 No
I Wayan Hari Kurniawan. 2018. 1.
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Republik Indonesia, Peraturan
Governance Dalam Pemerintah Nomor 71 Tahun
Penyusunan Rpjmd Di Bappeda 2010 tentang Standar
Provinsi Lampung (Studi Akuntansi Pemerintahan.
Dalam Tahap Musrenbang Dan Riris Dwi Wahyu Rahmawati, 2015 :
Penetapan Rpjmd 2015-2019 Analisis Sistem Pengendalian
Provinsi Lampung). Intern Penerimaan Kas pada PT.

50
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 39-51 • Desember 2020
JAK

Graha Sarana Gresik. Sunyoto, Danang. 2011. Analisis


Sahya Anggra. 2012. Ilmu Administrasi Regresi dan Uji Hipotesis.
Negara Kajian Konsep, Teori Yogyakarta: CAPS.
Dan Fakta Dalam Upaya Tantriani Sukmaninggrum, 2012.
Menciptakan Good Governance. Analisis Faktor-Faktor yang
Penerbit: Bandung;Pustaka Mempengaruhi Kualitas
Setia Cetakan 1. Informasi Laporan Keuangan
Sanusi, A. 2013. Metodologi Penelitian Pemerintah Daerah (Studi
Bisnis. Jakarta : Salemba Empiris pada Pemerintah
Empat. Kabupaten dan Kota Semarang).
Sedarmayanti, 2012. Good Governance Tohardi, 2008. Petunjuk Praktis
Kepemerintahan Yang Baik Penelitian Sosial, Bandung:
Bagian Pertama edisi revisi , Mander Maju.
Mandar Maju, Bandung.
Sedarmayanti, 2012. Good Governance
Kepemerintahan Yang Baik
Bagian Kedua edisi revisi ,
Mandar Maju, Bandung

51
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 52-71 • Desember 2020
JAK

Pengaruh Penilaian Tindakan Supervisi dan


Pengalaman Kerja dengan Pendekatan Dyadic
Terhadap Kepuasan Kerja Auditor
(Studi Empiris Pada Bpk, Inspektorat Kota Dan Provinsi Maluku)

Christina Sososutiksno1*, Yuyun Yuniarti Layn2


1 Universitas Pattimura
2 Universitas Pattimura

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan penilaian yang berasal
dari supervisor dan subordinat, dan untuk mengetahui pengaruh penilaian
supervisor maupun subordinat atas tindakan supervisi dan pengalaman
kerja dengan pendekatan dyadic terhadap kepuasan kerja auditor pada BPK,
Inspektorat Kota dan Provinsi Maluku.
Penelitian ini merupakan penelitian empiris dengan sumber data primer
yang diperoleh melalui instrument kuesioner serta menggunakan metode
purposive sampling atau sampel bertujuan untuk pengambilan sampel.
Selain itu data dalam penelitian ini dianalisis dan diuji dengan
menggunakan program statistik SPSS dan menggunakan 2 tahap pengujian
hipotesis; pengujian beda dan pengujian regresi berganda.
Penelitian ini menunjukan bahwa secara statistik penilaian kedua pihak
tersebut (supervisor/atasan dan subordinat/bawahan) tidaklah berbeda
karena tindakan supervisi yang dilakukan untuk sektor publik adalah
merata, baik untuk aspek kepemimpinan dan mentoring, kondisi kerja dan
penugasan. Selain itu, hasil lain menunjukan bahwa terdapat hubungan
positif antara penilaian subordinat dan superior atas tindakan supervisi
terhadap kepuasan kerja auditor, serta terdapat hubungan positif antara
penilaian subordinat dan superior atas pengalaman kerja terhadap
kepuasan kerja auditor di BPK, Inspektorat Kota dan Provinsi Maluku.

Kata Kunci: Tindakan Supervisi, Pengalaman kerja, Kepuasan Kerja, Dyadic


Supervisor dan Subordinat BPK , Inspektorat Kota dan
Inspektorat Provinsi.

ABSTRACT
The purpose of this study was to compare the supervisory and subordinate
assessments, and to determine the effect of supervisory and subordinate
assessments on supervision actions and work experience using a dyadic
approach on auditors' job satisfaction at the BPK, City Inspectorate and
Maluku Province.
This study is an empirical study with primary data sources obtained through
a questionnaire instrument and using purposive sampling method or sample
aims to take samples. In addition, the data in this study were analyzed and
tested using the SPSS statistical program and using 2 stages of hypothesis
testing; different testing and multiple regression testing.
This research shows that statistically the assessment of the two parties
(supervisor / superior and subordinate / subordinate) is not different because
the supervision measures taken for the public sector are even, both for the
aspects of leadership and mentoring, working conditions and assignments. In

52
Sososutiksno, Layn – Pengaruh Penilaian Tindakan Supervisi dan Pengalaman Kerja

addition, other results show that there is a positive relationship between


subordinate and superior assessments of supervision measures on auditor job
satisfaction, and there is a positive relationship between subordinate and
superior assessments of work experience on auditor job satisfaction at BPK,
City Inspectorate and Maluku Province.

Keywords: Supervision Action, Work Experience, Job Satisfaction, Dyadic


Supervisors and Subordinates of BPK, City Inspectorate and
Provincial Inspectorate.

1. PENDAHULUAN meningkatkan kepuasan kerja


1.1. Latar Belakang akuntan pemula. Salah satu isinya
Tindakan supervisi dan adalah Recommendations for
kepuasan kerja merupakan topik Supervisors of Early Work Experience
menarik dalam akuntansi manajemen, yang mendorong pemberdayaan
dikarenakan tindakan supervisi dan akuntan pemula di kantor akuntan
kepuasan kerja berpengaruh terhadap publik melalui tindakan supervisi yang
kinerja dan pencapaian tujuan tepat dan bisa menumbuhkan motivasi
organisasi suatu entitas. Dalam profesi intrinsik sehingga kepuasan kerja
akuntan publik, supervisi merupakan akuntan pemula meningkat (Nurahma
hal yang sangat penting, yang dan Indriantoro, 2000). Tindakan
disebutkan dalam Statement on supervisi terbagi menjadi tiga aktivitas
Auditing Standard (SAS) Nomor 22 yang terdapat dalam AECC Statement
tentang Standar Lapangan Pertama N0. 4 yaitu : aspek kepemimpinan dan
berbunyi ‘The work is to be adequately mentoring, aspek kondisi kerja dan
planned and assistants, if any, are to be aspek penugasan.
properly supervised/ Pekerjaan harus Kenyataannya, auditor yang
direncanakan sebaik-baiknya dan jika berpengalaman dan yang kurang
digunakan asisten harus disupervisi berpengalaman mengalami tindakan
dengan semestinya”. supervisi yang berbeda. Hal ini bisa
Dalam tindakan supervisi berdampak pada kepuasan kerja
terdapat dua pihak yang terlibat, yaitu auditor yang dirasakan. Miller, Dkk
pihak yang melakukan tindakan (2001) melakukan studi tentang
supervisi dan pihak yang menerima pengaruh diskusi verbal terhadap
tindakan supervisi. Patten (1995) peningkatan motivasi dan kinerja
menemukan hasil bahwa kepuasan auditor dengan pengalaman sebagai
kerja akuntan pemula di kantor variabel moderating. Hasil studinya
akuntan publik dipengaruhi oleh sikap menunjukkan bahwa pada auditor
supervisor mereka dalam aspek yang kurang berpengalaman, dengan
kepemimpinan dan mentoring, aspek adanya diskusi verbal dapat
kondisi kerja, dan aspek penugasan. meningkatkan motivasi dan
Tindakan supervisi wajib kinerjanya. Namun pada auditor yang
dilakukan oleh auditor jika dalam sudah berpengalaman, dengan adanya
penugasannya menggunakan asisten diskusi verbal malah menurunkan
sesuai dengan Standar Pekerjaan motivasi dan kinerja dibandingkan
Lapangan yang pertama (SPAP, 2001). dengan auditor yang kurang
The Accounting Education Change berpengalaman.
Commision (AECC) sebagai suatu Badan Pemeriksa Keuangan
badan yang menangani pendidikan Republik Indonesia (BPK-RI) adalah
akuntan menerbitkan Issues suatu Lembaga Tinggi Negara yang
Statement No.4 yang ditujukan untuk bertugas melaksanakan pemeriksaan

53
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 52-71 • Desember 2020
JAK

pengelolaan dan tanggungjawab terhadap kepuasan kerja auditor


Keuangan Negara dan Merupakan satu di BPK, Inspektorat Tk I dan Tk II
– satunya auditor eksternal ?
pemerintah serta mempunyai Kantor
Perwakilan BPK-RI di seluruh 1.3. Tujuan Penelitian
Indonesia. Tugas pemeriksaan yang Berdasarkan latar belakang dan
dilaksanakan oleh BPK-RI (dalam hal perumusan masalah yang telah di
ini adalah Kantor Perwakilan BPK-RI) uraikan di atas, maka penelitian ini
dilakukan oleh para pemeriksa dilakukan dengan tujuan untuk :
(auditor) dan dalam pelaksanaannya 1. Menemukan bukti empiris
dilakukan tindakan supervise oleh mengenai perbedaan penilaian
atasan auditor agar tujuan antara superior dan subordinat
pemeriksaan yang telah ditetapkan atas tindakan supervisi sesuai
dapat tercapai. rekomendasi AECC di BPK,
Begitupun Inspektorat Provinsi Inspektorat Tk I dan Tk II.
Maluku dan Inspektorat Kota berperan 2. Menguji dan memberikan bukti
sebagai auditor internal pemerintah, empiris tentang pengaruh
untuk menunjukan pemerintahan penilaian superior atas tindakan
yang baik dan bersih. Inspektorat supervisi terhadap kepuasan
daerah merupakan salah satu lembaga kerja auditor di BPK, Inspektorat
yang memiliki fungsi utama sebagai Tk I dan Tk II.
pengawasan internal pemerintah 3. Menguji pengaruh penilaian
daerah. subordinat atas tindakan
supervisi terhadap kepuasan
1.2. Rumusan Masalah kerja auditor di BPK, Inspektorat
Berdasarkan uraian pada latar Tk I dan Tk II.
belakang di atas, maka dirumuskan 4. Menguji pengaruh penilaian
permasalahan sebagai berikut. superior atas pengalaman kerja
1. Apakah ada perbedaan penilaian terhadap kepuasan kerja auditor
antara superior (atasan) dan di BPK, Inspektorat Tk I dan Tk II.
subordinat (bawahan) atas 5. Untuk menguji pengaruh
tindakan supervisi sesuai penilaian subordinat atas
rekomendasi AECC di BPK, pengalaman kerja terhadap
Inspektorat Tk I dan Tk II ? kepuasan kerja auditor di BPK,
2. Apakah ada pengaruh penilaian Inspektorat Tk I dan TK II.
superior atas tindakan supervisi
terhadap kepuasan kerja auditor 2. TELAAH LITERATUR DAN
di BPK, Inspektorat Tk I dan Tk II PERUMUSAN
? 2.1. Landasan Teori
3. Apakah ada pengaruh penilaian 2.1.1. Teori Ketidaksesuaian
subordinat atas tindakan (Discrepancy theory)
supervisi terhadap kepuasan Teori ini dipelopori oleh Porter (1961)
kerja auditor di BPK, Inspektorat yang mengukur kepuasan kerja dengan
Tk I dan Tk II ? menghitung selisih antara apa yang
4. Apakah penilaian superior atas seharusnya dengan kenyataan yang
pengalaman kerja berpengaruh dirasakan. Porter mendefinisikan
terhadap kepuasan kerja auditor kepuasan kerja sebagai “the differences
di BPK, Inspektorat Tk I dan Tk II between how much of something these
? should be must how much there is now”.
5. Apakah penilaian subordinat atas Locke (1969) menjelaskan bahwa
pengalaman kerja berpengaruh kepuasan kerja seseorang tergantung

54
Sososutiksno, Layn – Pengaruh Penilaian Tindakan Supervisi dan Pengalaman Kerja

pada discrepancy antara apa yang terhadap kerja terbagi menjadi dua
seharusnya (should be) yang terdiri dari golongan, yaitu: satisfiers/ motivator
expectation, needs dan value dengan dan dissatisfiers/ hygiene factors.
apa yang menurut persepsinya telah Satisfiers adalah factor – factor atau
diperoleh dalam pekerjaan. situasi yang bisa menimbulkan
Seseorang akan merasa puas jika kepuasan kerja, yaitu karakteristik
tidak terdapat perbedaaan antara yang pekerjaan yang relevan dengan
diinginkan dengan persepsinya atas kebutuhan – kebutuhan, urutan lebih
kenyataan. Discrepancy bisa positif tinggi seseorang serta
bisa juga negatif. Discrepancy positif perkembangannya, psikologinya,
terjadi jika apa yang diperoleh lebih mencakup pekerjaanyang menarik,
besar dari apa yang diharapkan, penuh tantangan, kesempatan
artinya orang tersebut memperoleh berprestasi, dan penghargaan dan
kepuasan yang lebih besar. promosi (achievement, recognition,
Discrepancy negatif terjadi jika apa work it self, responsibility,
yang diperoleh lebih kecil dari apa yang advancement). Jika alam pekerjaan
diharapkan, artinya orang tersebut terdapat factor – factor ini maka
memperoleh ketidakpuasan yang lebih kepuasan kerja akan terwujud.
besar. Dissatisfiers adalah factor – factor yang
menjadi sumber ketidakpuasan, yang
2.1.2. Teori Keadilan (Equity theory) terdiri dari: compacy policy,
Teori yang dikembangkan oleh interpersonal relations working
Adams (1963) ini mengungkapkan conditions, jobsecurities, dan
bahwa orang akan merasa puas atau status(Wexley dan Yukl, 1977).
tidak puas, tergantung pada ada atau Perbaikan terhadap kondisi ini akan
tidaknya keadilan dalam suatu situasi, mengurangi atau menghilangkan
khususnya situasi kerja. Teori ini ketidakpuasan kerja tetapi tidak akan
membandingkan antara input dan menimbulkan kepuasan kerja karena
outcomes yang dimilikinya dengan faktor tersebut bukan sumber
input dan outcomes orang lain. Jika kepuasan kerja.
hasil perbandingannya dirasa cukup
adil, maka individu akan berada dalam 2.1.4. Tindakan supervisi
kondisi puas. Jika perbandingannya Supervisi merupakan proses yang
tidak seimbang dan menguntungkan berkelanjutan untuk mengawasi atau
(over compensation inequity), dalam arti mengarahkan pekerjaan yang dimulai
hasil perbandingannya lebih besar dari dengan perencanaan dan diakhiri
orang lain yang dijadikan pembanding, dengan penyimpulan atas jalannya
maka individu bisa mengalami tugas. Seiring dengan perjalanan
kepuasan bisa pula tidak. Jika waktu, supervisi dikatakan sebagai
perbandingannya tidak seimbang, proses yang dinamis. Pada awalnya,
tetapi merugikan (under compensation supervisi bersifat kaku atau otoriter.
inequtiy) maka individu akan Jika seorang karyawan tidak bekerja
cenderung berada dalam kondisi seperti yang diperintahkan maka ia
ketidakpuasan. akan dihukum. Pada masa sekarang
ini, supervisi diwarnai dengan gaya
2.1.3. Teori Dua Faktor (Two kepemimpinan partisipatif (Comstock,
factors theory) 1994). Parker et al (1989) mengatakan
Teori ini dikemukakan oleh bahwa kebutuhan yang paling penting
Herzberg. Hasil dari penelitian bagi akuntan yang berkaitan dengan
Herzberg menunjukkan bahwa situasi kerja adalah evaluasi secara fair (adil)
yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap dirinya, kemudian kebutuhan

55
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 52-71 • Desember 2020
JAK

kedua yang penting adalah supervisi terperinci, lengkap, dan sophisticated


yang kompeten dan fair. dibandingkan dengan orang yang
Ketika pekerja merasakan bahwa belum berpengalaman. Mohammadi
supervisor berlaku adil dan kompeten dan Wrigt (1987) menunjukkan bahwa
serta yakin bahwa supervisor staff yang berpengalaman akan
mempunyai niat baik dan sepenuh hati memberikan pendapat yang berbeda
maka kepuasan akan cenderung dengan auditor junior untuk tugas –
meningkat atau naik. Sebaliknya, tugas yang sifatnya tidak terstruktur.
ketika pekerja memandang bahwa Karakteristik tugas yang tidak
supervisor berlaku tidak adil, tidak terstruktur adalah tugas tersebut unik,
kompeten atau mendorong motivasi tidak ada petunjuk pasti untuk
pribadi maka kepuasan akan dijadikan acuan, lebih cenderung
cenderung menurun (Trempe et al, berupa prediksi serta banyak
1985). Sebagian orang cenderung membutuhkan intuisi dalam membuat
menyukai pekerjaan yang menantang keputusan.
dengan tetap mampu untuk Purnamasari (2005 : 24)
menangani tingkat kesibukannya memberikan kesimpulan bahwa
tetapi tidak terlalu memberatkan karyawan yang memiliki pengalaman
(overly exhausting). Dengan kata lain kerja yang tinggi akan memiliki
bahwa pekerjaan tersebut timbul pada keunggulan dalam beberapa hal
tingkat kepuasan yang sedang atau diantara : 1) mendeteksi kesalahan, 2)
medium dimana beban pekerjaan memahami kesalahan dan 3) mencari
tersebut tidak terlalu tinggi yang penyebab munculnya kesalahan.
menyebabkan stress ataupun terlalu Keunggulan tersebut bermanfaat bagi
rendah yang menyebabkan kebosanan. pengembangan keahlian. Berbagai
Secara umum, pekerjaan yang macam pengalaman yang dimiliki
memberikan sekurang-kurangnya individu akan mempengaruhi
beberapa variasi dalam aktivitasnya pelaksanaan suatu tugas. Seseorang
akan memberikan tingkat kepuasan yang berpengalaman memiliki cara
kerja yang lebih tinggi disbanding berpikir yang lebih terperinci, dan
aktivitas yang statis dan penuh dengan lengkap dibandingkan seseorang yang
pengulangan (Curry et al, 1986). Bagi belum berpengalaman.
akuntan publik, tindakan supervisi di Pengalaman kerja seseorang
atur dalam Standar Profesional menunjukan jenis – jenis pekerjaan
Akuntan Publik (SPAP) pada Standar yang pernah dilakukan seseorang dan
Pekerjaan Lapangan yang pertama, memberikan peluang yang besar bagi
yang berbunyi : “pekerjaan harus seseorang untuk melakukan pekerjaan
direncanakan sebaik – baiknya dan yang lebih baik. Semakin luar
jika digunakan asisten harus di pengalaman kerja seseorang, semakin
supervisi dengan semestinya” (SPAP, terampil melakukan pekerjaan dan
2001). semakin sempurnah pola berpikir dan
sikap dalam bertindak untuk
2.1.5. Pengalaman kerja mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Penelitian tentang pengalaman (Puspaningsih, 2004 : 14)
dalam bidang auditing telah banyak
dilakukan oleh berbagai pihak. Bedard 2.1.6. Pendekatan Dyadic
(1989) berpendapat bahwa berbagai Penelitian ini dilakukan melalui
macam pengalaman individu akan pendekatan pada kedua belah pihak,
mempengaruhi pelaksanaan suatu atasan dan bawahan secara
tugas. Seseorang yang berpengalaman berpasangan (dyadic).pendekatan ini
akan memiliki cara berpikir yang lebih dikembangkan oleh Dansereau et al.

56
Sososutiksno, Layn – Pengaruh Penilaian Tindakan Supervisi dan Pengalaman Kerja

(1975) dalam Choo dan Tan (1997). tidak dapat dilihat, tetapi hanya bisa
Pendekatan dyadic ini mengakui diperkirakan. Kedua, bila hasil
adanya kemungkinan dalam suatu pekerjaan telah memenuhi atau
kelompok terdapat dua pihak (superior melampaui yang diharapkan, misalnya
dan subordinat) yang mana perlakuan kalau seseorang telah bekerja keras,
superior terhadap semua bawahannya namun menerima imbalan yang lebih
tidak sama satu dengan yang lain. sedikit, mungkin yang bersangkutan
Cherrington (1994) mengatakan akan bersikap kurang menyenangkan
bahwa dalam suatu hubungan saling (negatif) pada teman sekerja, atasan
ketergantungan, kedua pihak (superior atau juga pada pekerjaannya.
dan subordinat) saling Kebalikannya kalau diperlakukan
mengembangkan ekspektasi terhadap dengan baik dan dibayar dengan
satu sama lain. Ketika ekspektasi ini cukup, maka sikapnya akan cenderung
“dilanggar” (violated), konflik atau positif. Ketiga, kepuasan kerja
problem serius kemungkinan dapat merupakan beberapa sikap yang
terjadi. berhubungan dengan pekerjaan, dalam
hal ini terdapat lima dimensi sebagai
2.1.7. Kepuasan Kerja sifat dari kerja yang akan
Kepuasan kerja didefinisikan mempengaruhi perilaku yaitu
sebagai suatu sikap umum yang pekerjaan itu sendiri, imbalan,
merupakan hasil dari beberapa sikap kesempatan promosi, supervisi, dan
khusus terhadap factor – factor rekan kerja.
pekerjaan, penyesuaian diri, dan Seseorang yang memiliki tingkat
hubungan sosial individu di kepuasan kerja yang tinggi akan
lingkungan kerja (As’ad, 1995). menampakkan sikap yang professional
Menurut Luthans (1989), kepuasan terhadap pekerjaannya, sedangkan
kerja merupakan suatu keadaan seseorang yang tidak atau kurang
emosional yang positif yang diperoleh memperoleh kepuasan dalam bekerja
dari hasil penilaian kerja atau akan menampakkan sikap yang
pengalaman kerja seseorang. Seorang sebaliknya. Sikap positif yang
individu yang memiliki tingkat dimaksud dapat berupa rendahnya
kepuasan kerja tinggi akan tingkat ketidakhadiran karyawan,
menunjukkan sikap yang positif produktivitas karyawan yang tinggi,
terhadap pekerjaannya (Robbins, dan rendahnya tingkat turnover yang
1989). terjadi, sedangkan sikap negatif
Kepuasan kerja berpangkal dari berupa tingginya tingkat
berbagai aspek pekerjaan seperti upah, ketidakhadiran dan turnover karyawan
kesempatan promosi, supervisor, dan dan rendahnya produktivitas.
rekan kerja. Kepuasan kerja juga
berasal dari faktor–faktor lingkungan 2.2. Penelitian Terdahulu
kerja seperti gaya supervisi, Beberapa penelitian telah
kebijaksanaan dan prosedur, dilakukan guna memperoleh bukti
keanggotaan kelompok kerja, kondisi adanya suatu hubungan antara
kerja, dan tunjangan. Kepuasan kerja berbagai aspek yang berkaitan dengan
mendapat tempat yang sangat penting tindakan supervisi dan tingkat
bagi perilaku organisasi (Luthans, kepuasan kerja bagi auditor.
1989). Diantaranya terdapat penelitian yang
Faktor – faktor yang penting bagi menguji hubungan antara tindakan
kepuasan kerja dapat dilihat dari tiga supervisi yang direkomendasikan oleh
segi. Pertama, kepuasan kerja AECC dengan tingkat kepuasan kerja
merupakan faktor emosional yang auditor pada level bawah (Patten, 1995;

57
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 52-71 • Desember 2020
JAK

Nurrahma, 1998; Haryoko, 1996; dan terhadap dirinya. Kemudian,


Martiah, 2000). Patten (1995) meneliti kebutuhan kedua yang penting adalah
tentang hubungan penelitian tindakan supervisi yang kompeten dan fair.
supervisi dengan kepuasan kerja. Supervisi merupakan tindakan
Penelitian yang dilakukan Patten mengawasi atau mengarahkan
(1995) menggunakan penilaian yang penyelesaian pekerjaan agar pekerjaan
dilakukan oleh satu pihak saja, yaitu yang dilaksanakan dapat terselesaikan
subordinat. Hasil penelitian tersebut dengan baik. Dalam tindakan supervisi
menunjukan adanya hubungan positif terdapat tiga aktivitas menurut AECC
antara tindakan supervisi dengan Statement N0. 4 Recommendations for
kepuasan kerja auditor yunior. Supervisors of Early Work Experience
Martiah (2000) melakukan yaitu : aspek kepemimpinan dan
pengembangan atas penelitian Patten mentoring, aspek kondisi kerja dan
(1995) tentang hubungan tindakan aspek penugasan.
supervisi dengan kepuasan kerja Pada penelitian ini, peneliti
auditor yunior dengan menambahkan menggunakan pendekatan dyadic yang
superior sebagai pihak yang dikembangkan oleh Dansereau et al
melakukan penilaian tindakan (1975) dalam Choo dan Tan (1997).
supervisi melalui pendekatan dyadic. Pendekatan dyadic ini memiliki asumsi
hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa dalam suatu evaluasi kinerja
bahwa tindakan supervisi superior, terdapat dua kelompok penilai
berhubungan negatif dengan kepuasan (yang terdiri dari superior dan
kerja auditor yunior. Syafri Rahman subordinat). Selain itu pendekatan ini
(2006) melakukan pengembangan atas juga mengakui kemungkinan bahwa
penelitian Patten (1995) dan Martiah supervisor tidak melakukan hal yang
(2000) tentang pengaruh penilaian sama terhadap semua subordinat
tindakan supervisi dengan pendekatan mereka. Dansereau et al (1975) dalam
dyadic terhadap kepuasan kerja Choo dan Tan (1997) juga
auditor yunior. Hasil penelitian ini menyarankan bahwa pendekatan
mendukung penelitian (Patten, 1995 dyadic pantas digunakan untuk
Nurrahma, 1998; dan Haryoko 1999) menganalisis hubungan superior –
yang menunjukan adanya hubungan subordinat (atasan dan bawahan)
positif antara tindakan supervisi karena the dyadic mencerminkan
dengan kepuasan kerja auditor yunior. proses hubungan mereka.
Rostiana dan Tethool (2003) Berdasarkan uraian diatas, maka
meneliti tentang dampak interaksi peneliti merumuskan hipotesis
tindakan supervisi dan pengalaman penelitian pertama (H1) sebagai
kerja terhadap kepuasan kerja auditor. berikut:
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa H1 : Terdapat perbedaan
interaksi tindakan supervisi dengan penilaian antara superior dan
pengalaman kerja berdampak negatif subordinat atas tindakan supervisi
terhadap kepuasan kerja. sesuai rekomendasi AECC.
Hipotesis penelitian tersebut
2.3. Pengembangan Hipotesis kemudian dirinci sesuai dengan ketiga
2.3.1. Tindakan Supervisi Dan aspek yang ada dalam tindakan
Kepuasan Kerja supervisi yaitu :
Dalam Parker et al (1989) 1. H1a : Terdapat Perbedaan
dikatakan bahwa kebutuhan yang penilaian antara superior dan
paling penting bagi auditor yang subordinat atas tindakan
berkaitan dengan kepuasan kerja supervisi pada aspek
adalah evaluasi secara fair (adil) kepemimpinan dan mentoring.

58
Sososutiksno, Layn – Pengaruh Penilaian Tindakan Supervisi dan Pengalaman Kerja

2. H1b : Terdapat perbedaan mengatakan bahwa supervisi


penilaian antara superiordan merupakan salah satu sumber penting
subordinat atas tindakan yang mempengaruhi kepuasan kerja,
supervisi pada aspek kondisi kerja disamping pekerjaan itu sendiri, gaji,
3. H1c : Terdapat perbedaan promosi, dan kerjasama antar individu.
penilaian antara superior dan Berdasarkan uraian diatas maka
subordinat atas tindakan hipotesis penelitian yang dibangun
supervisi pada aspek penugasan. yaitu:
H3 : Penilaian subordinat atas
2.3.2. Hubungan Superior, Tindakan tindakan supervisi berpengaruh
Supervisi dan Kepuasan Kerja positif terhadap kepuasan kerja
Dengan menggunakan auditor.
pendekatann dyadic memungkinkan
terjadi konflik atau ketidaksepakatan 2.3.4. Hubungan Superior,
dalam hubungan antara atasan dan Pengalaman Kerja dan
bawahan, sehingga akan menimbulkan Kepuasan kerja
pengaruh terhadap kepuasan kerja. Purnamasari (2005 : 24)
Ketidaksepakatan tersebut diakibatkan memberikan kesimpulan bahwa
oleh perbedaan ekspektasi masing – karyawan yang memiliki pengalaman
masing pihak kepada pasangannya kerja yang tinggi akan memiliki
(atasan terhadap bawahan dan keunggulan dalam beberapa hal
bawahan terhadap atasannya) yang diantara : 1) mendeteksi kesalahan, 2)
disebabkan adanya egocentric bias. memahami kesalahan dan 3) mencari
Cherrington (1994) mengatakan penyebab munculnya kesalahan.
bahwa dalam suatu hubungan saling Keunggulan tersebut bermanfaat bagi
ketergantungan, kedua pihak (superior pengembangan keahlian. Berbagai
dan subordinat) saling macam pengalaman yang dimiliki
mengembangkan ekspektasi terhadap individu akan mempengaruhi
satu sama lain. Ketika ekspektasi ini pelaksanaan suatu tugas. Seseorang
terlanggar (violated), konflik atau yang berpengalaman memiliki cara
problem serius kemungkinan dapat berpikir yang lebih terperinci, dan
terjadi dan sebaliknya. Berdasarkan lengkap dibandingkan seseorang yang
uraian diatas, maka hipotesis yang belum berpengalaman.
dapat dibangun yaitu : Berdasarkan uraian diatas, maka
H2 : Penilaian superior atas hipotesis penelitian yang dibangun oleh
tindakan supervisi berpengaruh peneliti yaitu :
positif terhadap kepuasan kerja H4 : Penilaian superior atas
auditor. pengalaman kerja berpengaruh
positif terhadap kepuasan kerja
2.3.3. Hubungan Subordinat, auditor.
Tindakan Supervisi Dan
Kepuasan Kerja 2.3.5. Hubungan Subordinat,
Penelitian oleh Belkaoui (1989) Pengalaman Kerja Dan
yang menyatakan bahwa interaksi Kepuasan Kerja
antara superior (atasan) dan Pengalaman kerja dapat
subordinat (bawahan) dapat digunakan memperdalam dan memperluas
sebagai alat analisis kerja subordinat. kemampuan kerja seseorang. Semakin
Interaksi tersebut dalam penelitian ini sering seseorang melakukan pekerjaan
berupa tindakan supervisi (supervisory yang sama, semakin terampil dan
action). semakin cepat dia menyelesaikan
Sementara itu, Luthans (1998) pekerjaan tersebut. Semakin banyak

59
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 52-71 • Desember 2020
JAK

macam pekerjaan yang dilakukan uraian diatas, maka hipotesis


seseorang, pengalaman kerjanya penelitian yang dibangun sebagai
semakin kaya dan luas, dan berikut :
memungkinkan peningkatan kinerja H5 : Penilaian Subordinat atas
(Simanjuntak, 2005 : 45). pengalaman kerja berpengaruh
Peningkatan pengetahuan yang positif terhadap kepuasan kerja
muncul dari penambahan pelatihan auditor.
formal sama bagusnya dengan yang di Jika hipotesis – hipotesis tersebut
dapat dari pengalaman khusus dalam digambarkan dalam sebuah model
rangka memenuhi persyaratan sebagai penelitian maka terlihat sebagai
seorang professional. Berdasarkan berikut:

Pengalaman Kerja Oleh


Superior
X3 ( IV) H4

X1 (IV)
H2
Tindakan Supervisi
oleh Superior

H1a H1b H1c


X1a X1b X1c

H1 Kepuasan
Kerja
(Y)

X2a X2b X2c

Tindakan Supervisi
oleh Subordinat H3
X2 (IV)

Pengalaman Kerja Oleh


Subordinat H5
X4 ( IV )

Gambar 2.1. Model Penelitian Tindakan Supervisi dan Pengalaman Kerja


Terhadap Kepuasan Kerja

Keterangan Gambar 2.1 :


X1 (IV) : Penilaian tindakan supervisi oleh superior (Independent Variabel)
X1a : Penilaian tindakan supervisi oleh superior pada aspek kepemimpinan

60
Sososutiksno, Layn – Pengaruh Penilaian Tindakan Supervisi dan Pengalaman Kerja

dan mentoring.
X1b : Penilaian tindakan supervisi oleh superior pada aspek kondisi kerja.
X1c : Penilaian tindakan supervisi oleh superior pada aspek penugasan.
X2 (IV) : Penilaian tindakan supervisi oleh subordinat (Independent Variabel)
X2a : Penilaian tindakan supervisi oleh superior pada aspek kepemimpinan
dan mentoring.
X2b : Penilaian tindakan supervisi oleh subordinat pada aspek kondisi kerja.
X2c : Penilaian tindakan supervisi oleh suordinat pada aspek penugasan.
X3 (IV) : Penilaian pengalaman kerja oleh superior (Independent Variabel)
X4 (IV) : Penilaian pengalaman kerja oleh subordinat (Independent Variabel)
Y (DV) : Kepuasan kerja (Dependent Variabel)

3. METODOLOGI PENELITIAN Kriteria supervisor di BPK, adalah


3.1. Populasi, Sampel dan Teknik auditor yang menjabat sebagai kepala
Pengambilan Sampel seksi dan/atau kepala sub auditorat
3.1.1. Populasi yang telah memiliki sertifikasi peran
Populasi penelitian ini adalah Ketua Tim Senior (KTS). Ketua Tim
seluruh auditor yang bekerja di BPK Senior adalah peran yang dimiliki oleh
Perwakilan Provinsi Maluku, pemeriksa BPK dengan tanggungjawab
Inspektorat Tk I dan Tk II. memimpin pelaksanaan tugas
pemeriksaan dengan kompleksitas
3.1.2. Sampel tinggi dan disandang oleh pemeriksa
Sampel dalam penelitian ini muda atau pemeriksa madya.
adalah para auditor junior dan Berdasarkan peraturan BPK No
supervisor dari auditor yang 04 Tahun 2010 tentang Jabatan
melaksanakan audit untuk dan atas Funsional Pemeriksa Pada Badan
nama BPK Perwakilan Provinsi Pemeriksa Keuangan pasal 13 ayat (3)
Maluku. Dalam penelitian ini, kriteria pemeriksa madya harus lulus
auditor yunior di BPK, adalah auditor sertifikasi peran paling rendah sebagai
yang belum memperoleh Sertifikasi Ketua Tim Senior. sedangkan di
Peran Ketua Tim Yunior (KTY). Ketua Inspektorat kota dan Provinsi adalah
Tim Yunior adalah peran yang dimiliki auditor yang berpendidikan serendah-
oleh pemeriksa BPK dengan rendahnya sarjana (S1) dan
tanggungjawab memimpin mempunyai pengalaman audit
pelaksanaan tugas pemeriksaan sekurang – kurangnya 5 (lima) tahun.
dengan kompleksitas rendah dan
disandang oleh pemeriksa pertama 3.2. Pengukuran Variabel
atau pemeriksa muda. Berdasarkan 3.2.1. Pengukuran Variabel
peraturan BPK No 04 Tahun 2010 Adapun pengukuran variabel
tentang Jabatan Fungsional Pemeriksa dalam penelitian ini sebagai berikut :
Pada Badan Pemeriksa Keuangan pasal a. Variabel Tindakan Supervisi
13 ayat (1) pemeriksa pertama harus Tindakan supervisi merupakan
lulus sertifikasi peran paling rendah pengarah usaha asisten yang
sebagai Anggota Tim Yunior. terkait dalam pencapaian tujuan
sedangkan di Inpektorat Kota dan audit dan penentuan apakah tujuan
Provinsi adalah auditor yang tersebut tercapai (SPAP, 1997).
berpendidikan paling rendah diploma Supervisi mencakup pengarahan
(D3) atau berpendidikan Sarjana (S1) usaha asisten dalam mencapai
yang memiliki pengalaman tujuan audit dan penentuan apakah
melaksanakan audit lebih kurang satu tujuan tersebut tercapai (SA Seksi
tahun. 311.5 – SPAP, 2001).

61
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 52-71 • Desember 2020
JAK

Tindakan supervisi yang digunakan persetujuan atau tidak setuju


dalam penelitian ini meliputi hal – terhadap pernyataan yang ada.
hal yang direkomendasikan oleh c. Kepuasan kerja
The Accounting Education Change Kepuasan kerja didefinisikan
Commission (AECC) yang terdiri dari sebagai perbedaan antara jumlah
tiga aspek, yaitu aspek penghargaan yang diterima
kepemimpinan dan mentoring karyawan dengan jumlah yang
(leadership and mentoring), aspek diyakini seharusnya diterima oleh
kondisi kerja (working condition), karyawan (Luthans, 1998). Variabel
dan aspek penugasan (assignment). tingkat kepuasan kerja diukur
Tindakan supervisi diukur dengan dengan menggunakan alat ukur
menggunakan instrument yang Minnesato Satisfaction Questionaire
dibuat oleh Patten (1995) terdiri dari (MSQ) yang dikembangkan oleh
22 item pernyataan. Instrument Albrecht et al (1897). MSQ terdiri
tersebut mengukur variabel aspek dari 20 item pertanyaan dengan
kepemimpinan dan mentoring lima skala likert. Angka 1
dengan delapan pernyataan menunjukkan sikap sangat tidak
(pernyataan 1 s.d 8), aspek kondisi puas dan angka 5 menunjukkan
kerja dengan delapan pernyataan sikap sangat puas. Instrument ini
(pernyataan 9 s.d 16) dan aspek dipilih karena pengukuran ini
penugasan dengan enam menghasilkan convergent validity
pernyataan (pernyataan 17 s.d 22) tinggi, memiliki kemampuan yang
dengan menggunakan lima skala lebih baik dalam memprediksi
likert, yang menunjukan tingkat kepuasan kerja dibandingkan
persetujuan atau tidak setuju dengan pengukuran lainnya, dan
terhadap pernyataan yang ada. lebih komprehensif mengukur segi
b. Variabel Pengalaman kerja – segi spesifik dari kepuasan kerja
Pengalaman kerja merupakan (Scarpello dan Chambell, (1983).
suatu proses pembelajaran dan
pertumbuhan perkembangan 3.3. Teknik Pengujian Hipotesa
potensi bertingkah laku baik dari Untuk kepentingan pengujian
pendidikan formal maupun non hipotesis, maka dilakukan 2 tahap
formal atau bisa diartikan sebagai pengujian, yaitu uji beda, dan uji
suatu proses yang membawa regresi. Uji beda dilakukan
seseorang kepada suatu pola menggunakan teknik analisis
tingkah laku yang lebih tinggi. Independent Samples T-test yang
Suatu pembelajaran juga dimaksudkan untuk membandingkan
mencakup perubahan yang relatif pelaksanaan tindakan Supervisi,
tepat dari perilaku yang pengalaman kerja dan Kepuasan Kerja
diakibatkan pengalaman, antara auditor di BPK Pewakilan
pemahaman dan praktek (Knoers Provinsi Maluku, sedangkan uji regresi
dan Haditono, 1999 : 46). bertujuan untuk mengetahui pengaruh
Pengalaman kerja merupakan tindakan Supervisi yang dikeluarkan
pengalaman auditor dalam oleh AECC (aspek Kepemimpinan &
mengaudit kliennya dalam tiga Mentoring, aspek Kondisi Kerja dan
aspek (lamanya penugasan, jumlah aspek Penugasan) dan pengalaman
perusahaan yang diaudit dan kerja dengan Kepuasan Kerja.
perusahaan klien yang telah go Sebelum melakukan kedua
public) dan terdiri dari 4 item pengujian hipotesis tersebut,
pertanyaan dengan lima skala diperlukan uji normalitas data agar
likert, yang menunjukan tingkat hasil yang diperoleh tidak bias.

62
Sososutiksno, Layn – Pengaruh Penilaian Tindakan Supervisi dan Pengalaman Kerja

Pengujian ini juga untuk menentukan secara langsung masing-masing objek


alat statistic yang akan dipakai penelitian untuk menyerahkan
(parametrik atau non – parametric). kuesioner dan mengumpulkannya
Setelah itu dilanjutkan dengan Uji kembali setelah selang waktu yang
beda dan uji regressi. telah ditentukan. Dari 90 kuesioner
yang disebarkan, masing-masing
4. HASIL PENELITIAN DAN untuk Inspektorat Provinsi sebanyak
PEMBAHASAN 50 eksemplar, untuk Inspektorat Kota
4.1. Hasil Pengumpulan Data sebanyak 20 eksemplar, dan untuk
Populasi dalam penelitian ini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
adalah seluruh auditor yang bekerja sebanyak 20 eksemplar, kuesioner
pada Badan Pemeriksa Keuangan yang kembali sebanyak 65 buah dan
(BPK) Inspektorat Kota dan Provinsi tidak ada kuesioner yang cacat atau
Maluku. Sampel dipilih dengan tidak diisi dengan lengkap. Jadi total
menggunakan metode purposive kuesioner yang dapat digunakan untuk
sampling artinya sampel dipilih dengan melakukan analisis data selanjutnya
menggunakan kriteria-kriteria sebanyak 65 buah yaitu sebesar 72.22
tertentu. Kriteria yang dimaksud yaitu %.
yang dapat menjadi sampel haruslah
auditor yang belum mempunyai Statistik Deskriptif
sertifikasi untuk yunior auditor dan Statistika deskriptif variabel-variabel
auditor yang sudah mempunyai penelitian ini ditampilkan untuk
sertifikasi untuk senior auditor dan mempermudah dalam mengetahui
sudah mempunyai pengalaman audit tanggapan umum responden terhadap
minimal 1 tahun untuk yunior auditor variabel-variabel yang diteliti dalam
dan 5 tahun untuk senior auditor. penelitian ini antara lain tindakan
Alasan menggunakan auditor yunior supervisi (X1), pengalaman kerja (X2)
dan auditor senior adalah untuk dan kepuasan auditor (Y). Untuk
mengetahui perbedaan tindakan mengetahui gambaran mengenai
supervisi. Data penelitian karakteristik variabel secara rinci
dikumpulkan dengan cara melakukan dapat di lihat pada tabel 4.6 di bawah
survei kuesioner yaitu mendatangi ini.

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Penelitian


Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

Tindakan Supervisi
65 35 48 40,25 ,368 2,963
(X1)

Pengalaman Kerja (X2) 65 5 10 8,00 ,157 1,262

Kepuasan Kerja (Y) 65 11 33 26,69 ,578 4,660

Valid N (listwise) 65
Sumber : hasil penelitian (2018)

63
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 52-71 • Desember 2020
JAK

Dari tabel tabel 4.1 di atas dapat pengujian hipotesis (Ghozali, 2012). Uji
dilihat bahwa variabel tindakan asumsi klasik dalam penelitian ini
supervisi (X1) dengan sampel (N) dilakukan sebanyak dua kali.
sebanyak 65 orang memiliki nilai Pengujian dilakukan terhadap dua
minimum sebesar 35, nilai maksimum sampel yaitu supervisor dan
sebesar 48, rata-rata sebesar 40.25 subordinate. Pada Penelitian ini telah
dan standar deviasinya sebesar 2.963. memenuhi Uji Asumsi klasik yaitu Uji
Selanjutnya, untuk variabel Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji
pengalaman kerja (X2) dengan sampel Heteroskedastisitas.
(N) sebanyak 65 orang memiliki nilai
minimum sebesar 5, nilai maksimum 4.3. Uji Beda dan Pengujian
sebesar 10, rata-rata sebesar 8.00 dan Hipotesis
standar deviasinya sebesar 1.262. Dan Untuk mengetahui adanya
yang terakhir variabel kepuasan kerja perbedaan tindakan supervisi antara
auditor (Y) dengan sampel (N) sebanyak supervisor dan subordinate mengenai
65 orang memiliki nilai minimum aspek kepemimpinan, kondisi kerja
sebesar 11, nilai maksimum sebesar dan penugasan dilakukan uji
33, rata-rata sebesar 26.69 dan Independent SampleT-Test. Tujuan
standar deviasinya sebesar 4.660. pengujian Independent SampleT-Test
adalah ingin mengetahui apakah ada
4.2. Uji Asumsi Klasik perbedaan rata-rata (mean) antara dua
Pengujian asumsi klasik populasi, dengan melihat rata-rata dua
bertujuan untuk mengetahui, menguji sampelnya. Lebih lanjut, tujuan
serta memastikan kelayakan model Independent SampleT-Test untuk
regresi yang digunakan dalam membandingkan rata-rata dari dua
penelitian ini, dimana variabel tersebut grup yang tidak berhubungan satu
terdistribusi secara normal, bebas dari dengan yang lain, apakah kedua grup
multikolonieritas dan tersebut mempunyai rata-rata yang
heterskodastisitas. Uji asumsi klasik sama ataukah tidak secara signifikan.
yang digunakan adalah Uji normalitas, Berdasarkan hasil pengujian yang
Uji multikolonieritas, dan Uji dilakukan diperoleh hasil sebagai
heteroskedastisitas. Pengujian ini berikut:
dilakukan sebelum melakukan

Tabel 4.2 Hasil Uji Independent Samples T-Test


Group Statistics
Std. Error
Kode N Mean Std. Deviation
Mean
Supervisor 20 12,55 1,050 ,235
Kepemimpinan dan
Mentoring Subordinat 45 12,47 ,894 ,133

Supervisor 20 15,75 1,410 ,315


Kondisi Kerja
Subordinat 45 15,89 1,283 ,191

Supervisor 20 11,90 1,294 ,289


Penugasan
Subordinat 45 11,91 1,184 ,176

64
Sososutiksno, Layn – Pengaruh Penilaian Tindakan Supervisi dan Pengalaman Kerja

Independent Samples Test


Levene's
Test for
Equality t-test for Equality of Means
of
Variances
95%
Confidence
Sig.
Mean Std. Error Interval of
F Sig. t df (2- the
Difference Difference
tailed) Difference
Lower Upper
Equal
variances ,586 ,447 ,328 63 ,744 ,083 ,254 -,424 ,590
assumed
Kepemimpinan
dan Mentoring Equal
variances
,309 31,801 ,760 ,083 ,270 -,467 ,633
not
assumed
Equal
variances ,242 ,625 -,391 63 ,697 -,139 ,355 -,849 ,571
assumed
Kondisi Kerja Equal
variances
-,377 33,604 ,709 -,139 ,369 -,888 ,611
not
assumed
Equal
variances ,193 ,662 -,034 63 ,973 -,011 ,327 -,665 ,643
assumed
Penugasan Equal
variances
-,033 33,750 ,974 -,011 ,339 -,700 ,678
not
assumed
Sumber: data primer diolah 2018

Dari tabel 4.2 di atas dapat sama untuk persepsi aspek


dilihat bahwa rata-rata perbedaan kepemimpinan. Selanjutnya, dapat
persepsi untuk aspek kepemimpinan dilihat bahwa rata-rata perbedaan
pada responden supervisor adalah persepsi untuk aspek kondisi kerja
12.55 sedangkan untuk kelompok pada responden supervisor adalah
responden subordinate adalah 12.47. 15.75 sedangkan untuk kelompok
Secara absolut jelas bahwa rata-rata responden subordinate adalah 15.89.
persepsi tidak berbeda antara kedua Secara absolut jelas bahwa rata-rata
kelompok responden tersebut. Dapat persepsi tidak berbeda antara kedua
dilihat pula bahwa F hitung levene test kelompok responden tersebut. Dapat
0.586 dengan probabilitas 0.447, dilihat pula bahwa F hitung levene test
karena probabilitas > 0.05 maka dapat 0.242 dengan probabilitas 0.625,
disimpulkan bahwa H0 diterima atau karena probabilitas > 0.05 maka dapat
kedua group memiliki variance yang disimpulkan bahwa H0 diterima atau

65
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 52-71 • Desember 2020
JAK

kedua group memiliki variance yang antara supervisor dan subordinate


sama untuk persepsi aspek kondisi terhadap aspek kepemimpinan, kondisi
kerja. Dan yang terakhir, dapat dilihat kerja dan penugasan, yang berarti
bahwa rata-rata perbedaan persepsi bahwa hipotesis satu H1abc ditolak.
untuk aspek penugasan pada Hasil penelitian ini mendukung hasil
responden supervisor adalah 11.90 penelitian (Martiah, 2000) yang
sedangkan untuk kelompok responden menyatakan bahwa tidak terdapat
subordinate adalah 11.91. Secara perbedaan yang signifikan antara
absolut jelas bahwa rata-rata persepsi penilaian superior dan penilaian
tidak berbeda antara kedua responden subordinat pada ketiga aspek tindakan
tersebut. Dapat dilihat pula bahwa F supervisi.
hitung levene test 0.193 dengan
probabilitas 0.662, karena probabilitas 4.4. Analisis Regresi Berganda dan
> 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa Pengujian Hipotesis
H0 diterima atau kedua group memiliki
variance yang sama untuk kedua Berikut ini adalah uraian hasil
kelompok tersebut. pengujian regresi linear berganda dan
Lebih lanjut nilai t pada equal output table pengujian dengan
variances assumed untuk aspek menggunakan bantuan program IBM
kepemimpinan, kondisi kerja dan SPSS versi 20.0 dalam bentuk output
penugasan adalah < 1.96 dengan model summary, ANOVA (uji F), serta
probabilitas signifikansi > 0.05 (two coefficient (uji t) seperti dapat dilihat
tail). Jadi dapat disimpulkan bahwa pada tabel sebagai berikut:
tidak terdapat perbedaan persepsi

Tabel 4.3 Hasil Uji Persamaan Regresi (1)


Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,788a ,620 ,576 3,662
a. Predictors: (Constant), Pengalaman Kerja (X2), Tindakan Supervisi (X1)
b. Dependent Variable: Kepuasan Kerja Supervisor (Y)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 372,587 2 186,294 13,893 ,000b


1 Residual 227,963 17 13,410
Total 600,550 19
a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja Supervisor (Y)
b. Predictors: (Constant), Pengalaman Kerja (X2), Tindakan Supervisi (X1)

66
Sososutiksno, Layn – Pengaruh Penilaian Tindakan Supervisi dan Pengalaman Kerja

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 1,768 5,863 ,302 ,767
Tindakan Supervisi
,454 ,191 ,457 2,376 ,030
1 (X1)
Pengalaman Kerja
1,402 ,648 ,416 2,163 ,045
(X2)
a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja Supervisor (Y)
Sumber : hasil penelitian 2018

Dari tabel 4.3 di atas dapat dilihat penilaian supervisor atas tindakan
bahwa model persamaan regresi yang supervisi (X1) berpengaruh positif
pertama dalam penelitian ini adalah: Y signifikan terhadap kepuasan kerja
= 1.768 + 0.454 X1 + 1.402 X2. auditor (Y) Badan Pemeriksa Keuangan
Koefisien Determinasi (Adjusted R (BPK) serta Inspektorat Kota dan
Square) sebesar 0.576 yang memiliki Provinsi Maluku. Hasil penelitian ini
arti bahwa pengaruh variabel tindakan konsisten dengan hasil penelitian
supervisi (X1) dan pengalaman kerja (Rahman, 2006; dan Patten, 1995).
(X2) terhadap kepuasan kerja auditor Selanjutnya, untuk variabel
(Y) adalah sebesar 57.6 % dan sisanya pengalaman kerja (X2) diperoleh nilai
42.4 % dipengaruhi oleh variabel lain signifikansi 0.045 < 0.05 dengan beta
di luar model penelitian ini. Nilai koefisien standardized sebesar 0.416.
koefisien R yang positif menunjukkan Karena nilai signifikansi 0.045 < 0.05
pengaruh hubungan yang searah atau maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal
jika nilai variabel independen naik ini berarti H4 diterima atau terbukti
maka nilai variabel dependen juga signifikan, yang berarti bahwa
naik. penilaian supervisor atas pengalaman
Kelemahan mendasar kerja (X2) berpengaruh positif
penggunaan koefisien determinasi signifikan terhadap kepuasan kerja
adalah bias terhadap jumlah variabel auditor (Y) Badan Pemeriksa Keuangan
bebas yang dimasukkan kedalam (BPK) serta Inspektorat Kota dan
model. Setiap tambahan satu variabel Provinsi Maluku. Hasil penelitian ini
bebas, maka R² pasti meningkat tidak merupakan harapan peneliti. Hasil
perduli apakah variabel tersebut penelitian ini berbeda dengan
berpengaruh secara signifikan penelitian Tethool dan Rustiana (2003)
terhadap variabel terikat. Oleh karena yang menyimpulkan bahwa ada
itu, banyak peneliti menganjurkan pengaruh interaksi antara pengalaman
untuk menggunakan nilai Adjusted R² dengan tindakan supervisi terhadap
pada saat mengevaluasi mana model kepuasan kerja auditor dapat
regresi yang terbaik. dijelaskan lebih lanjut. Pengaruh
Secara parsial untuk variabel interaksi ini sifatnya negatif, artinya
tindakan supervisi (X1) diperoleh nilai bahwa semakin banyak pengalaman
signifikansi 0.030 < 0.05 dengan beta auditor dalam mengaudit laporan
koefisien standardized sebesar 0.457. keuangan klien dan dengan semakin
Karena nilai signifikansi 0.030 < 0.05 tingginya tindakan supervisi malah
maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal menurunkan kepuasan kerja auditor.
ini berarti H2 diterima atau terbukti Sebaliknya semakin sedikit
signifikan, yang berarti bahwa pengalaman auditor dalam mengaudit

67
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 52-71 • Desember 2020
JAK

dan semakin tinggi tindakan supervisi Miller, dkk (2001) menemukan hasil
bisa menaikkan kepuasan kerja bahwa diskusi verbal dalam review
auditor. Bagi auditor yang kurang kertas kerja bisa meningkatkan
berpengalaman, tindakan superivisi motivasi dan kinerja para auditor yang
diperlukan untuk meningkatkan kurang berpengalaman. Namun untuk
kepuasan kerja, sebaliknya bagi auditor yang berpengalaman diskusi
auditor yang lebih berpengalaman verbal dalam review kertas kerja
tindakan supervisi yang berlebihan auditor malah menurunkan motivasi
bisa menurunkan kepuasan kerja. dan kinerja auditor.
Penelitian serupa yang dilakukan

Tabel 4.4 Hasil Uji Persamaan Regresi (2)


Model Summaryb
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square
Estimate
1 ,637 a ,405 ,377 4,556
a. Predictors: (Constant), Pengalaman Kerja (X2), Tindakan Supervisi (X1)
b. Dependent Variable: Kepuasan Kerja Subordinate (Y)

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 594,234 2 297,117 14,316 ,000b
1 Residual 871,677 42 20,754
Total 1465,911 44
a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja Subordinate (Y)
b. Predictors: (Constant), Pengalaman Kerja (X2), Tindakan Supervisi (X1)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 10,106 3,440 2,937 ,005
Tindakan Supervisi
,299 ,098 ,416 3,052 ,004
1 (X1)
Pengalaman Kerja
1,039 ,441 ,321 2,355 ,023
(X2)
a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja Subordinate (Y)
Sumber : hasil penelitian 2018

Tabel 4.4 di atas menjelaskan 62.3 % dipengaruhi oleh variabel lain di


bahwa model persamaan regresi yang luar model penelitian ini.
kedua dalam penelitian ini adalah: Y = Secara parsial untuk variabel
10.106 + 0.299 X1 + 1.039 X2. tindakan supervisi (X1) diperoleh nilai
Koefisien Determinasi (Adjusted R signifikansi 0.004 < 0.05 dengan beta
Square) sebesar 0.377 yang memiliki koefisien standardized sebesar 0.416.
arti bahwa pengaruh variabel tindakan Karena nilai signifikansi 0.004 < 0.05
supervisi (X1) dan pengalaman kerja maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal
(X2) terhadap kepuasan kerja auditor ini berarti H3 diterima atau terbukti
(Y) adalah sebesar 37.7 % dan sisanya signifikan, yang berarti bahwa

68
Sososutiksno, Layn – Pengaruh Penilaian Tindakan Supervisi dan Pengalaman Kerja

penilaian subordinate atas tindakan kepuasan kerja auditor di BPK,


supervisi (X1) berpengaruh positif Inspektorat Kota dan Provinsi
signifikan terhadap kepuasan kerja Maluku. Kesimpulan penelitian
auditor (Y) Badan Pemeriksa ini mendukung penelitian
Keuangan (BPK) serta Inspektorat sebelumnya (Rahman, 2006)
Kota dan Provinsi Maluku. Hasil 3. Hasil uji hipotesis tiga (H3)
penelitian ini mendukung hipotesis menunjukan adanya pengaruh
yang dirumuskan serta konsisten positif penilaian subordinat atas
dengan penelitian yang dilakukan oleh tindakan supervisi terhadap
peneliti sebelumnya ( Patten, 1995; kepuasan kerja auditor di BPK,
Nurrahma, 1998; dan haryoko, 1999). Inspektorat Kota dan Provinsi
Selanjutnya, untuk variabel Maluku. Kesimpulan penelitian
pengalaman kerja (X2) diperoleh nilai ini konsisten dengan penelitian
signifikansi 0.023 < 0.05 dengan beta sebelumnya (Patten, 1995;
koefisien standardized sebesar 0.321. Nurrahma, 1998; dan Haryoko,
Karena nilai signifikansi 0.023 < 0.05 1999) yang menyatakan bahwa
maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal tindakan supervisi berhubungan
ini berarti H5 diterima atau terbukti positif dengan kepuasan kerja
signifikan, yang berarti bahwa karyawan.
penilaian subordinate atas 4. Hasil uji hipotesis empat (H4)
pengalaman kerja (X2) berpengaruh menunjukan adanya pengaruh
positif signifikan terhadap kepuasan positif penilaian superior atas
kerja auditor (Y) Badan Pemeriksa pengalaman kerja terhadap
Keuangan (BPK) serta Inspektorat kepuasan kerja auditor di BPK,
Kota dan Provinsi Maluku. Inspektorat Kota dan Provinsi
Maluku. Kesimpulan penelitian
5. KESIMPULAN DAN SARAN ini mendukung hipotesis
5.1. Kesimpulan penelitian yang dirumuskan dan
Berdasarkan pada pembahasan harapan peneliti serta konsisten
diatas, maka kesimpulan yang dapat dengan penelitian yang di
penulis rumuskan dari hasil penelitian lakukan oleh Tethool dan
ini adalah sebagai berikut : Rustiana (2003).
1. Hasil uji hipotesis satu untuk 1. Hasil uji hipotesis lima (H5)
(H1a) pada aspek kepemimpinan menunjukan adanya pengaruh
dan mentoring, (H1b) pada aspek positif penilaian subordinate atas
kondisi kerja dan (H1c) pada pengalaman kerja terhadap
aspek penugasan tidak kepuasan kerja auditor di BPK,
menunjukan adanya perbedaan Inspektorat Kota dan Provinsi
yang signifikan antara penilaian Maluku. Hasil penelitian ini
superior dan subordinate atas sesuai dengan hipotesis yang
tindakan supervisi sesuai dirumuskan. Sedangkan pada
dengan rekomendasi AECC di penelitian-penelitian
BPK, Inspektorat Kota dan sebelumnya, hipotesis penelitian
Provinsi Maluku. Kesimpulan ini tidak dirumuskan
penelitian ini konsisten dengan
penelitian sebelumnya (Martiah, 5.2. Keterbatasan
2000). Penelitian ini memiliki keterbatasan,
2. Hasil uji hiptesis dua (H2) yaitu:
menunjukan adanya pengaruh 1. Hasil penelitian ini menggunakan
positif penilaian superior atas objek hanya terbatas pada
tindakan supervisi terhadap instansi pemerintah saja. Selain

69
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 52-71 • Desember 2020
JAK

itu terdapat responden yang Supervervisors of Early Work


menolak mengisi kuesioner Experience No.4
peneliti. Albercht, W. S., Scoot W. B. dan David
2. Penelitian ini tidak R. Field, (1897), “Toward
memperhitungkan adanya Increased Job Satisfaction of
pengaruh-pengaruh psikologis Practicing CPAs”, Journal of
terhadap probabilitas personal Accountancy pp. 61-66.
yang mungkin dimiliki oleh setiap Basset, G., 1994,The Case Against Job
individu atau responden. Satisfaction, Business Horisons,
May-June,volume 37, No. 3.
5.3. Saran Belkaoui, Ahmed, 1989, Behavioral
Penelitian di masa mendatang Accounting, New York :
diharapkan dapat menyajikan hasil QUORUM Books
penelitian yang lebih berkualitas lagi BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)
dengan adanya beberapa masukan Peraturan Badan Pemeriksa
mengenai beberapa hal diantaranya : Keuangan No.4, 2010, tentang
1. Bagi Auditor BPK Dan Jabatan Fungsional Pemeriksa
Inspektorat Perlunya tindakan Pada BPK.
supervisi dari unsur pimpinan Cherrington, David J., 1994,
khususnya dapat mengawasi Organizational Behavior, Second
pekerjaan hingga selesai dan Edition, Massachusetts : Allyn &
dapat menyerahkan tugas sesuai Bacon.
dengan kesiapan dan Choo, Freddie, & Kim B. Tan, 1997, A
kemampuan para auditor Study of the Relations Among
pemula. Supervisi dalam bentuk Disagreement in Budgetary
mentoring dan juga pelatihan Performance Evaluation Style,
secara kontinyu dapat Job-Related Tension, Job
menumbuhkan motivasi kerja Satisfaction and Performance,
sehingga dapat mencapai kinerja Behavioral Research in
yang diharapkan. Accounting, Vol. 9.
2. Untuk peneliti mendatang, Comstock, Thomas W., 1994,
diharapkan ketika menentukan Fundamental of Supervision,
obyek penelitian, sebaiknya telah New York : Delmar Publisher
mengadakan pendekatan- Inc.
pendekatan terlebih dahulu Curry, J.P., Wakefield, D.S., Price, J.L.,
dengan obyek terkait sehingga & Mueller, C.W., 1986, On the
masalah – masalah yang tidak causal order of job satisfaction
diinginkan dalam proses and organizational commitment,
penelitian dapat diatasi. Academy of Management
Journal, Volume 29.
DAFTAR PUSTAKA Emory dan Cooper (1991-243) dalam
Abdolmohammadi, Moh., dan Arnol Agus Harjito (1996),
Wright, (1987), “ An http://rac/uji.ac.id.
Examination Of The Effect Of Gaertner, J.F. & Ruhe J.A., 1981, Job-
Experience And Task Completion Related Stress in Public
Audit Judgement”, The Accounting, Journal of
Accounting Review. Vol 1 pp. 1- Accountancy (June).
13. Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi
AECC (Accounting Education Change Analisis Multivariate dengan
Commision) Issues Program SPSS, Badan
Recommendations for Penerbit Universitas

70
Sososutiksno, Layn – Pengaruh Penilaian Tindakan Supervisi dan Pengalaman Kerja

Diponegoro, Semarang. Riggio, R.E., 1990, Introduction to


Handoko (1998) dalam Skripsi- Industrial/Organizational
Tesis.com, Pengaruh Kepuasan Psychology, Glenview, Illois:
Kerja Dan Motivasi Kerja Scott, Foresman/Little Brown
Terhadap Prestasi Karyawan Higher Education.
Pada Pt.Amico dan Curio, Robbins, Stephen P., 1993,
Semarang. Organizational Behavior,
Huda, Mitfahul. (2000), “Hubungan Prentice Hall.
Tindakan Supervisi dengan Rustiana dan Tethool (2003). Dampak
Kepuasan Kerja”, Jurnal Bisnis Interaksi Tindakan Supervisi
dan Akuntansi,Vol. 3 pp. 33-34. Dan Pengalaman Kerja Terhadap
Locke, E.A., 1969, What is job Kepuasan Kerja Auditor. Studi
satisfaction?, Organizational Empiris Di KAP Yogyakarta,
Behavior and Human Semarang Dan Solo). Artikel
Performance, Volume 4. Akuntansi Volume 7, No.1, Hal.
Luthans, Fred, 1995, Organizational 12 – 20.
Behavior, 8th Edition, McGraw- Standar Profesional Akuntan Publik,
Hill, Inc, USA. (2001), Ikatan Akutan Indonesia.
Nurahma, Myrna dan Nur Indriantoro, Salemba, Jakarta.
(2000), Tindakan Supervisi dan Syafri Rahman A (2006) . Pengaruh
Kepuasan Kerja di Penilaian Tindakan Supervisi
KantorAkuntan Publik, Jurnal Dengan Pendekatan DYADIC
Riset Akuntansi, Vol. 3 No. 1 hal Terhadap Kepuasan Kerja
102-117, UGM. Auditor Yunior. Studi Empiris
Parker, Lee D., Kenneth R. Fenis & Pada Kantor Perwakilan BPK – RI
David T. Otley, 1989, Accounting Dan KAP). Tesis S2, Sekolah
for The Human Factor, Australia Pasca Sarjana Ilmu Akuntansi,
: Prentice Hall. Universitas Sumatera Utara,
Patten, D.M. (1995). ‘Supervisory Medan.
Action and job Satisfaction: An Tubbs, Richard. M., (1992), “The Affect
Analysis of Difference Between of Experience on The Auditor’s
Large and Small Public Organization and Amount of
Accounting Firm’. Accounting Knowledge,” The Accounting
Horizon, 9 volume, no.2 June. Review, Vol 67. No.4 pp. 783-
Purnamasari, Dian Indri, 2005. 801.
Pengaruh pengalaman kerja Wexley Kenneth N. and Yulk Gary A.
terhadap hubungan partisipasi (1985). Perilaku Organisasi.
dengan efektifitas sistem Edisi Bahasa Indonesia Jilid I,
informasi. Jurnal riset Jakarta: Bina Aksara.
akuntansi keuangan.
Puspaningsih, Abriyani, 2004. Faktor-
faktor yang berpengaruh
terhadap kepuasan kerja dan
kinerja manajer perusahaan
manufaktur, JAAI.
Puspita, Lisa Martiah Nila, (2000),
“Pengaruh Tindakan Supervisi
terhadap Kepuasan Kerja
Auditor Junior: Melalui
Pendekatan Dyadic”, Thesis S2.
tidak dipublikasikan.

71
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 72-98 • Desember 2020
JAK

Implementasi Permendagri No.113 Tahun 2014


tentang Pengelolaan Keuangan Desa

Hartina Husein1*, Safaat Warandi2


1 Universitas Pattimura, Ambon, Maluku. Indonesia
2Ambon, Maluku. Indonesia

*(hartina_husein@yahoo.com)

ABSTRAK
Dana desa yang dikucurkan pemerintah pusat mencapai 60 Triliun dan
beberapa penelitian menunjukkan kelemahan aparatur desa dalam proses
penyajian laporan pertanggungjawaban dana desa. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis sejauh mana pengelolaan laporan keuangan dana desa
menurut permendagri No. 113/2014 agar diketahui kelemahan aparatur
desa dari sisi pengelolaan keuanagan dana desa yang terdiri tahapan
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan desa. Oleh karea itu penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis implementasi permendagri No.113/2014
tentang pengelolaan keuangan daerah.
Penelitian ini merupakan studi kasus dengan Teknik pengembilan data
berupa wawancara, observasi pada informan yang relevan. Dengan jenis
data primer berupa jawaban atas daftar pertanyaan yang disusun
berdasarkan 5 tahapan pengelolaan keuanagan dana desa 1). Tahap
Perencanaan, 2) Tahap Pelaksanaan, 3) Tahap Penatausahaan, 4) Pelaporan
dan 5) pertanggungjawaban sesua dengan permendagri No.113/2014
tentang pengelolaan keuangan dana desa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada setiap ke lima tahapan
pengelolaan keuangan dana desa ada beberapa yang tidak sesuai dalam
penerapannya dalam pengelolaan keuangan dana desa.

Kata Kunci: dana desa, permendagri no. 113/2014

ABSTRACT
Village funds disbursed by the central government reach 60 trillion and several
studies have shown weaknesses of village officials in the process of presenting
village fund accountability reports. This study aims to analyze the extent of
the management of village fund financial reports according to Minister of Home
Affairs Regulation No. 113/2014 so as to know the weaknesses of the village
apparatus in terms of financial management of village funds which consists of
the stages of planning, implementation, administration, reporting and
accountability for village financial management. Therefore, this study aims to
analyze the implementation of Permendagri No.113 / 2014 concerning regional
financial management.
This research is a case study with data collection techniques in the form of
interviews, observations of relevant informants. With the type of primary data
in the form of answers to a list of questions compiled based on 5 stages of
village fund financial management 1). Planning Stage, 2) Implementation
Stage, 3) Administration Stage, 4) Reporting and 5) accountability in
accordance with Minister of Home Affairs Regulation No.113 / 2014 regarding
financial management of village funds.

72
Husein, Warandi – Implementasi Permendagri No.113 Tahun 2014

The results showed that at each of the five stages of financial management of
village funds there were several that were not appropriate in their application
in the financial management of village funds.

Keywords: village funds, Permendagri no. 113/2014

1. PENDAHULUAN dan setiap desa menerima Rp 321 juta.


Pada tahun 2018 pemerintah Dari 30 desa dan negeri setidaknya ada
Indonesia menganggarkan Dana Desa sejumlah desa yang menerima dana
mencapai Rp.60 Triliun yang akan yang lebih besar dibandingkan dengan
dibagikan ke sekitar 74.957 desa. desa lainnya diantaranya adalah Desa
Dengan penekanan pada desa yang Batumerah. Anggaran tersebut akan
memiliki ketertinggalan geografis, dan diberikan sesuai denga kriteria desa
pemberian bobot yang lebih besar pada yakni jumlah penduduk sebesar 35%,
jumlah penduduk miskin tertinggi. jumlah penduduk miskin 25%, bobot
Besaran anggaran tersebut akan luas wilayah 10% dan Indeks Kesulitan
diterima masing-masing desa sekitar (Antara Maluku, 2015). Alokasi Dana
Rp.800 juta. Nilai yang cukup besar Desa (ADD) diperuntukkan bagi
untuk dikelola bagi desa yang pembangunan sarana dan prasarana
sebelumnya tidak pernah mengelola fisik sebesar 50%, pelayanan
anggaran desa sebesar itu. Untuk pemerintah dan penguatan
wilayah Kota Ambon sendiri menerima kelembagaan sebesar 30% dan
sebesar Rp.70 Miliar yang dibagikan ke pemberdayaan perempuan di desa atau
30 desa dengan besaran rata-rata per negeri sebesar 20%.).
desa mencapai nilai Rp.2 M. Peraturan Menteri Dalam Negeri
Permasalahan timbul dalam Nomor 113 Tahun 2014 tentang
pengelolaanya, dari 30 desa yang Pengelolaan Keuangan Desa, mengatur
dibagikan hanya 12 desa yang mampu bahwa pemerintah desa mempunyai
menyajikan laporan pengelolaan dana kewenangan yang lebih luas dalam
desa selain beberapa kelemahan pengelolaan desanya. Untuk saat ini
pengelolaan keuangan dana public kendala umum yang dirasakan oleh
lainnya. sebagian besar desa adalah terkait
Guna mewujudkan transparansi pengelolaan keuangan yang baik dan
dan akuntabilitasi sesuai agenda good benar. Seringkali tahapan
governance dan clean government, perencanaan, pelaksanaan,
maka Pemerintah Kota Ambon penatausahaan, pelaporan dan
melakukan penataan dan pengelolaan pertanggungjawaban tidak sesuai
keuangan daerah, dengan melakukan dengan kenyataan dilapangan. Apa
perbaikan sistem penataan organisasi yang sudah dimusyawarahkan dan
serta pembinaan sumber daya disepakati bersama, tidak diikuti pada
manusia (SDM) pengelola keuangan saat pelaksanaannya.
daerah dalam rangka mewujudkan Berdasarkan uraian di atas,
tertib pengelolaan keuangan daerah, peneliti akan melakukan penelitian di
yang akan berdampak pada Desa Batumerah yang terletak di
peningkatan jenis penilaian yang Kecamatan Sirimau, Kota Ambon. Desa
dikeluarkan oleh BPK (Badan Batumerah terletak di pusat Kota
Pemeriksa Keuangan). Terdapat 30 Ambon yang memiliki jumlah
desa di lima Kecamatan di Kota Ambon penduduk terpadat dari berbagai
menerima bantuan Alokasi Dana Desa kompleksitas elemen masya rakat.
(ADD) tahun 2015 sebesar 9,6 miliar Alokasi Dana Desa sebesar

73
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 72-98 • Desember 2020
JAK

Rp1.857.103,00 yang bisa digunakan terhadap prosedur akuntansi dan


oleh pemerintah desa dalam kualitas laporan keuangan
melaksanakan program pembangunan sebagaimana yang vatter nyatakan:
dan pemberdayaan. “A fund … cannot be identified
Berbagai macam potensi yang ada with or related to a specific
di desa Batumerah tentu saja dapat personality – there is no person
meningkatkan kesejahteraan for whom the fund accounts are
masyarakat jika dikelola dengan baik. kept or to whom the reports
Pengelolaan keuangan desa yang relate (Vatter, 1947, p.40)
dikelola berdasarkan Permendagri Oleh Vatter Fund menjelaskan
Nomor 113 Tahun 2014 akan “Dana” sebagai konsep utama pada
berdampak baik bagi Desa Batu teori tersebut yang menjelaskan dana
Merah. Penelitian ini akan sebagai hasil atas potensi jasa yang
menganalisis implementasi diupayakan oleh organisasi/entitas.
pengelolaan keuangan dana desa Pada sektor public, dana
mulai dari perencanaan, pelaksa naan, merupakan suatu kesatuan entitas
penatausahaan, pelaporan, dan akuntansi yang dibentuk dalam suatu
pertanggungjawaban di Desa Batu anggaran. Anggaran yang diusulkan
Merah berdasarkan Permendagri harus disetujui oleh Lembaga legislatif
Nomor 113 Tahun 2014. sebelum dieksekusi oleh pihak
Ini memuat tentang latar eksekutif. Anggaran yang sudah
belakang penelitian, motivasi dibentuk diperuntukkan untuk tujuan
penelitian, kebaruan penelitian, tertentu yang sudah direncanakan
pertanyaan penelitian dan tujuan dalam proses perencanaan anggaran.
penelitian. Pengelolaan anggaran yang
bertanggungjawab serta memenuhi
2. TELAAH LITERATUR DAN syarat transparansi dan
PERUMUSAN akuntanbilitaslah yang
Fund Accounting Theory dipertanggungjawabkan kepada public.
(William J Vatter 1947) dalam bukunya Dari sisi pengelolaan keuangan
menjelaskan akuntansi dana sebagai dan pertanggungjawaban keuangan
alternatif teori entitas akuntansi dan desa, Pemeritah pusat menyalurkan
teori proprietory. Teori ini menjelaskan sejumlah anggara ke setiap
bahwa dalam penyajian laporan pemerintahan desa untuk digunakan
keuangan melibatakan beberapa pihak sesuai dengan peruntukannya yang
terkait yakni: bertujuan untuk meningkatakan taraf
1. Manajemen hidup dan kesejahteraan masyarakat
2. Pemerintah sebagai perwakilan pedesaan melalui kemandirian
yang melakukan kontrol sosial berkarya dengan memaksimalkan
3. Pihak lainnya terkait kegiatan perolehan dana desa untuk mengejar
ketertinggalan pembangunan.
investasi dan pembiayaan
Vatter menegaskan bahwa pada Dana Desa
teori entitas dan proprietary belum Menurut Permendagri No.113
dapat menjelaskan proses akuntansi tahun 2014 tentang Pengelolaan
pada level praktikal. “Fund” yang Keuangan Desa, Dana Desa
dimaksudkan oleh Vatter merupakan merupakan dana yang bersumber dari
unit operasi yang menjadi pusat Anggaran Pendapatan dan Belanja
perhatian pada entitas akuntansi. Negara yang diperuntukkan bagi Desa
Teori akuntansi dana mengeliminir yang ditransfer melalui Anggaran
efek dan dampak personaltitas Pendapatan dan Belanja Daerah

74
Husein, Warandi – Implementasi Permendagri No.113 Tahun 2014

Kabupaten/Kota dan digunakan Perencanaan pembangunan desa


untuk membiayai penyelenggaran dibagi menjadi RPJM dan RKP. RPJM
pemerin-tahan, pelaksanaan Desa (Rencana Pembangunan Jangka
pembangunan, pembinaan Menengah Desa) adalah perencanaan
kemasyarakatan dan pemberdayaan yang dilakukan untuk rencana enam
masyarakat. Dana desa sendiri tahun. RPJM Desa dalam
berbeda dengan alokasi dana desa penyusunannya wajib melibatkan
(ADD) yang merupakan dana Musrenbangdes (Mus-yawarah
perimbangan yang diterima Perencanaan Pembangunan Desa)
kabupaten/kota dalam Anggaran secara partisipatif. Musrenbangdes
Pendapatan dan Belanja Daerah sendiri diikuti oleh pemerintah desa,
Kabupaten/Kota setelah dikurangi BPD (Badan Permusyawaratan Desa)
Dana Alokasi Khusus. dan unsur masyarakat desa, yang
terdiri atas tokoh adat, tokoh agama,
Pengelolaan Keuangan Desa tokoh masyarakat dan/atau tokoh
Menurut Permendagri No.113 pendidikan. RPJM sendiri paling lama
Tahun 2014 dijelaskan bahwa ditetapkan paling lama tiga bulan
“Pengelolaan Keuangan Desa adalah setelah pelantikan kepala desa.
keseluruhan kegiatan yang meliputi Sementara itu untuk RKP sendiri
perencanaan, pelaksanaan, dibuat untuk jangka waktu lebih
penatausaha-an, pelaporan, dan sedikit yaitu satu tahun. RKP desa
pertangungjawaban keuangan desa. disusun oleh pemerintah desa sesuai
Menurut permendagri tersebut, dengan informasi dari pemerintah
keuangan desa dikelola berda-sarkan kabupaten/kota berkaitan dengan
asas-asas transparan, akuntabel, pagu indikatif desa dan rencana
partisipatif serta dilakukan dengan kegiatan pemerintah, pemerintah
tertib dan disiplin anggaran. Dengan daerah provinsi, dan pemerintah
adanya asas-asas tersebut, maka kabupaten/kota. RKP Desa berisi
pemerintah desa dalam pengelolaan uraian tentang:
keuangannya diharap-kan akan 1. Evaluasi pelaksanaan RKP Desa
transparan dalam pelaporan anggaran, tahun sebelumnya
bertanggung jawab dengan laporan 2. Prioritas program, kegiatan, dan
keuangannya, melibatkan masya- anggaran desa yang dikelola oleh
rakat dalam pembentukan laporan desa
keuangan, serta tertib dan disiplin 3. Prioritas program, kegiatan, dan
dalam penggunaan anggaran. anggaran desa yang dikelola
Sekretaris Desa bertindak selaku melalui kerja sama antar-desa dan
koordinator pelaksana teknis pihak ketiga
pengelolaan keuangan dengan tugas 4. Rencana program, kegiatan, dan
menyusun dan melaksanakan anggaran desa yang dikelola oleh
APBDesa, melakukan pengendalian desa sebagai kewenangan
terhadap kegiatan yang dibiayai penugasan dari pemerintah,
APBDesa, menyuusn laporan pemerintah daerah provinsi, dan
tanggungjawab dan melakukan pemerintah kabupaten/kota
verifikasi bukt-bukti penerimaan dan 5. Pelaksana kegiatan desa, yang
pengeluaran APBDesa. terdiri atas unsur perangkat desa
dan/atau unsur masyarakat desa.
Perencanaan
Perencanaan keuangan desa Pelaksanaan
mengacu pada perencanaan Pelaksanaan keuangan desa
pembangunan kabupa-ten/kota. merupakan serangkaian kegiatan yang

75
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 72-98 • Desember 2020
JAK

berkaitan dengan pengeluaran uang laporan pertanggungjawaban. Laporan


dan kegiatan di lapangan. Kegiatan pertang-gungjawaban disampaikan
yang dilakukan sesuai kewenangan setiap bulan kepada kepala desa dan
desa yang diolah melalui rekening paling lambat tanggal 10 bulan
desa. Artinya, semua penerimaan dan berikutnya. Menurut Permendagri No
pengeluaran desa harus dikelola 113 tahun 2014 laporan
melalui rekening desa yang didukung pertanggungjawaban yang wajib dibuat
dengan bukti yang lengkap dan sah. oleh bendahara desa adalah:
Sehingga harus benar-benar 1. Buku Kas Umum
dilakukan pencatatan transaksi secara Buku kas umum digunakan
tertib dan dapat untuk mencatat berbagai aktivitas
dipertanggungjawabkan. yang menyangkut penerimaan
Pelaksanaan keuangan desa dan pengeluaran kas, baik secara
harus berdasarkan prinsip-prinsip tunai maupun kredit, digunakan
sebagai berikut: juga untuk mencatat mutasi
1. Tidak diperbolehkan melakukan perbankan atau kesalahan dalam
transaksi belanja jika tidak ada pembukuan. Buku kas umum
dalam Perdes APBDesa. dapat dikatakan sebagai sumber
2. Setiap transaksi penerimaan dan dokumen transaksi.
belanja harus didukung dengan 2. Buku Kas Pembantu Pajak
bukti yang lengkap dan sah. Buku pajak digunakan untuk
3. Seluruh bukti transaksi harus membantu buku kas umum,
mendapat pengesahan kepala dalam rangka penerimaan dan
desa dan bertanggung jawab atas pengeluaran yang berhubungan
kebenaran material yang timbul dengan pajak.
dari penggunaan bukti dimaksud. 3. Buku bank
4. Pengeluaran kas yang Buku bank digunakan untuk
mengakibatkan beban APB Desa membantu buku kas umum,
tidak dapat dilakukan sebelum dalam rangka penerimaan dan
rancangan Peraturan Desa pengeluaran yang berhubungan
tentang APB Desa ditetapkan dan dengan uang bank.
ditempatkan dalam lembaran
desa. Pelaporan
Tahap dalam pembuatan laporan
Penatausahaan keuangan desa adalah sebagai berikut:
Kepala desa dalam melaksanakan 1. Membuat rencana berdasarkan
penatausahaan keuangan desa harus visi misi yang dituangkan dalam
menetapkan bendahara desa. penyusunan anggaran.
Penetapan bendahara desa harus 2. Anggaran yang dibuat terdiri dari
dilakukan sebelum dimulainya tahun akun pendapatan, belanja, dan
anggaran bersangkutan dan pembiayaan. Setelah anggaran
berdasarkan keputusan kepala desa. disahkan maka perlu
Bendahara adalah perangkat desa dilaksanakan.
yang ditunjuk kepala desa untuk 3. Dalam pelaksanaan anggaran
menerima, menyimpan, menyetorkan, timbul transaksi. Transaksi
menatausaha-kan, membayar dan tersebut harus dilakukan
mempertanggungja-wabkan keuangan pencatatan lengkap berupa
desa dalam rangka pelaksanaa pembuatan buku kas umum,
APBDes, Ardi Hamzah (2015). buku kas pembantu, buku bank,
Bendahara desa wajib memper- buku pajak, buku inventaris
tanggungjawabkan uang melalui dengan disertai pengumpulan

76
Husein, Warandi – Implementasi Permendagri No.113 Tahun 2014

bukti-bukti transaksi. Pertanggungjawaban


4. Untuk memperoleh informasi Realisasi Pelaksanaan
posisi keuangan, kemudian APBDesa Tahun Anggaran
berdasarkan transaksi yang berkenaan;
terjadi dapat dihasilkan sebuah b. Format Laporan Kekayaan
neraca. Neraca ini fungsinya Milik Desa per 31 Desember
untuk mengetahui Tahun Anggaran berkenaan;
kekayaan/posisi keuangan desa. dan
5. Selain menghasilkan neraca c. Format Laporan Program
bentuk pertanggungjawaban Pemerintah dan Pemerintah
pemakaian anggaran dibuatlah Daerah yang masuk ke desa.
laporan realisasi anggaran desa. 5. Laporan Pertanggungjawaban
Basis akuntansi yang digunakan Realisasi Pelaksanaan APBDesa
dalam laporan keuangan adalah basis merupakan bagian tidak
kas untuk pengakuan pendapatan, terpisahkan dari laporan
belanja, dan pembiayaan dalam penyelenggaraan Pemerintahan
laporan realisasi anggaran. Basis Desa.
akrual untuk pengakuan aset, 6. Laporan realisasi dan laporan
kewajiban, dan ekuitas dana dalam pertanggungjawaban realisasi
neraca. pelaksa naan APBDesa
diinformasikan kepada
Pertanggungjawaban masyarakat secara tertulis dan
Formulir/daftar yang dengan media informasi yang
dipergunakan dalam proses mudah diakses oleh masyarakat.
pertanggungjawaban: 7. Media informasi antara lain papan
1. Laporan Pertanggungjawaban pengumuman, radio komunitas,
Realisasi Pelaksanaan APBDesa. dan media informasi lainnya.
2. Peraturan Desa. 8. Laporan realisasi dan laporan
3. Laporan Kekayaan Milik Desa. pertanggungjawaban realisasi
4. Laporan Program Pemerintah dan pelaksanaan APBDesa
Pemerintah Daerah yang masuk disampaikan kepada Bupati/
ke desa. Walikota melalui ca-mat atau
Tahapan kegiatan dalam proses sebutan lain.
pertanggungjawaban: 9. Laporan pertanggungjawaban
1. Kepala Desa menyampaikan realisasi pelaksanaan APBDesa,
laporan pertanggungjawaban di-sampaikan paling lambat 1
realisasi pelaksanaan APBDesa (satu) bulan setelah akhir tahun
kepada Bupati/ Walikota setiap anggaran berkenaan.
akhir tahun anggaran.
2. Laporan pertanggungjawaban 3. METODOLOGI PENELITIAN
pelaksanaan APBDesa, terdiri Tipe Penelitian
dari pendapatan, belanja, dan Jenis penelitian yang dilakukan
pembiayaan. adalah jenis penelitian studi kasus.
3. Laporan pertanggungjawaban Menurut (Shona McCombes 2019) studi
realisasi pelaksanaan APBDesa kasus merupakan penelitian mengenai
ditetapkan dengan Peraturan subjek yang spesifik seperti orang,
Desa. gambar, tempat, peristiwa organisasi
4. Peraturan Desa tentang laporan atau fenomena. Studi kasus seringkali
pertanggungjawaban realisasi digunakan pada penelitian sosial,
pelaksanaan APBDesa dilampiri: edukasi, klinis dan bisnis. Penelitian ini
a. Format Laporan mendeskripsikan gambaran yang

77
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 72-98 • Desember 2020
JAK

senyatanya dari fenomena yang terjadi berupa peraturan terkait pengelolaan


di pemerintah desa khususnya keuangan dana desa, wawancara pada
kepatuhan aparatur desa dalam responden yang relevan serta
pengelolaan keuangan desa. pengamatan. Sementara data
Studi kasus dipilih untuk kuantitatif berupa data laporan
memperoleh pengetahuan tentang keuangan dana desa yang disusun oleh
aturan akuntansi, regulasi serta pemerintah desa Batu Merah.
praktik akuntansi yang diadopsi oleh
pemerintah desa. Selain itu studi Metode Analisis Data
kasus juga membantu memahami Analisis data dalam penelitian ini
akuntansi baik dari sisi teknologi, dilakukan secara mendalam sebagai
prosedur atau sistem yang digunakan upaya mencari dan menata secara
dalam proses penyajian informasi sistematis catatan hasil observasi,
keuangan (Ryan B et al 2002). wawancara dan informasi lainnya
Pendekatan studi kasus pada dalam meningkatkan pemahaman
penelitian ini menggunakan perspektif peneliti tentang kasus yang diteliti.
analitik dan pada analisis komparatif Proses analisis dalam penelitian ini
antara regulasi yakni permendagri 113 yaitu:
dan level praktik penggunaan dana 1. Menyiapkan daftar pertanyaan
desa. untuk disodorkan kepada
informan terkait dengan
Subjek dan Objek Penelitian Permendagri Nomor 113 Tahun
Penelitian ini dilakukan pada 2014
Kantor Desa Batumerah yang terdapat Pertanyaan yang disusun
di Kecamatan Sirimau Kota Ambon, bersumber pada Permendagri
dengan objek penelitian ini adalah No.113/2014 sebagaimana yang
persepsi informan mengenai tercantum pada lampiran yang
perencanaan, pelaksanaan, diawali pada tahap perencanaan
penatausahaan, pelaporan, dan hingga tahap
pertanggungjawaban keuangan desa pertanggungjawaban.
yang dilakukan oleh aparatur desa. 2. Mengolah data untuk dianalisis
Penelitian dilakukan terhadap para Langkah ini melibatkan transkrip
informan antara lain perwakilan dari wawancara, mengetik data
Pemerintah Desa Batumerah yang lapangan dari hasil observasi dan
terdiri dari kepala desa, bendahara dokumentasi, memilah-milah dan
desa, sekretaris desa atau kepala seksi menyusun data tersebut ke dalam
keuangan yang ada pada Desa jenis-jenis yang berbeda
Batumerah di Kota Ambon, Tahun tergantung pada sumber
Anggaran 2018. informasi. Pada saat melakukan
wawancara, peneliti mencatat
Instrumen Penelitian hasil jawaban dari narasumber
Pada penelitian ini menggunakan dan menggunakan alat bantu
metode kualitatif yang diperoleh perekam suara. Hasil transkrip
melalui wawancara, pengamatan dan wawancara narasumber akan
analisis serta metode kuantitatif deikelompokkan berdasarkan
berupa data laporan keuangan dana proses pengelolaan keuangan desa
desa Batu Merah. sesuai dengan Permendagri Nomor
113 Tahun 2014 yang dimulai dari
Jenis Data perencanaan, pelaksanaan,
Jenis data yang digunakan dalam penatausahaan, pelaporan, dan
penulisan ini adalah pada data primer pertanggungjawaban. Daftar

78
Husein, Warandi – Implementasi Permendagri No.113 Tahun 2014

pertanyaan wawancara terdapat pelaksanaan,


di bagian lampiran. penatausahaan, pelaporan,
Data penelitian ini diperoleh dari dan pertanggungjawaban
dokumentasi dan wawancara. sesuai dengan Permendagri
Narasumber dalam penelitian ini Nomor 113 Tahun 2014.
adalah Penjabat Desa Batumerah, Berikut merupakan deskripsi
Bapak Fenly Masawoy, S.STP dan proses perencanaan keuangan desa di
Sekretaris Desa Batumerah, Desa Batumerah:
Bapak M. A rlis Lisaholet, S.Sos 1) Pendeskripsian proses
selaku orang yang lebih perencanaan keuangan desa di
memahami terkait pengelolaan Desa Batumerah.
keuangan desa di Batumerah. Tahapan perencanaan diawali dari
Hasil dokumentasi pada musrenbag dimana pemerintah
penelitian ini merupakan data- desa membentuk tim 11 untuk
data terkait teknis pengelolaan menyortir aspirasi dari
keuangan desa mulai dari masyarakat berdasarkan skala
perencanaan, pelaksanaan, prioritas kemudia disusun dalam
penatausahaan, pelaporan, dan bentuk Rencana Kerja Pemerintah
pertanggungjawaban di Desa Desa dan disahkan dalam bentuk
Batumerah untuk periode Rancangan Anggaran Pemerintah
anggaran tahun 2018 yang Desa (RAPBDesa)
berupa RKPDesa dan RAPBDesa. Proses selanjutnya, Penjabat Desa akan
3. Menganalisis lebih detail data menyampaikan RAPBDesa kepada
yang diperoleh BPDesa untuk dibahas dan
Data hasil wawancara, disepakati bersama kemudian
pengamatan dan analisis data disampaikan kepada Walikota
laporan keuangan dana desa melalui Camat. Biasanya dalam
sesuai dirangkum dan disusun kurun waktu tiga hari RAPBDesa
per tahapan sesuai klasifikasi tersebut dikembalikan ke desa
pentahapan pada permendagri karena ada beberapa hal yang
No. 113/2014 yakni tahapan tidak sesuai pada penempatan pos
perencanaan, pelaksanaan, anggaran. Proses selanjutnya,
penatausahaan, pelaporan dan Penjabat Desa melakukan
pertanggungjawaban. penyempurnaan terhadap
4. Membandingkan ketentuan APBDesa tersebut dan membahas
setiap ayat dalam Permendagri serta menyepakati dengan BPDesa
No.113 tahun 2014 dan untuk diserahkan kembali kepada
implementasi pengelolaan Walikota. Proses penyempurnaan
keuangan desa yang ada di Desa ini paling lama tujuh hari kerja
Batumerah. Perbandingan sejak diterimanya hasil evaluasi.
tersebut kemudian akan Jika hasil RAPBDesa telah
dianalisis dan dideskripsikan diterima dan disepakati Walikota,
dalam bentuk narasi yang maka akan dilakukan rapat
diperkuat dengan kutipan hasil pengesahan RAPBDesa melalui
wawancara dengan narasumber Badan Permusyawaratan Desa.
Berikut merupakan dua langkah 2) Pendeskripsian proses
yang akan dilakukan peneliti pelaksanaan keuangan Desa
dalam proses ini, yaitu: Batumerah
a. Mendeskripsikan proses Pelaksanaan pengelolaan
pengelolaan keuangan desa keuangan desa di Desa
mulai dari perencanaan, Batumerah dimulai dari masing-

79
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 72-98 • Desember 2020
JAK

masing Kepala Seksi (Kasi) kemudian akan disepakati


mengajukan Surat Permintaan bersama Badan Permusyawaratan
Pembayaran (SPP) yang dilampiri Desa yang akan disampaikan oleh
dengan Rencana Anggaran Biaya Penjabat Desa paling lambat pada
(RAB). Surat ini ditujukan kepada bulan Juli setiap tahun berjalan.
Penjabat Desa melalui Sekretaris Selanjutnya, pelaporan semester
Desa. Tugas Sekretaris Desa akhir tahun akan disampaikan
adalah melakukan verifikasi paling lambat pada bulan Januari
terhadap Surat Permintaan tahun berikutnya oleh Penjabat
Pembayaran (SPP) dan Rencana Desa.
Anggaran Biaya (RAB) tersebut 5) Pendeskripsian proses
yang selanjutnya disahkan oleh pertanggungjawaban keuangan
Penjabat Desa. Setelah mendapat Desa Batumerah
pengesahan, masing-masing Kasi Proses pertanggungjawaban
mengajukan ke bendahara untuk laporan realisasi pelaksanaan
selanjutnya dilakukan proses APBDesa dilakukan oleh Penjabat
pancairan dana. Bendahara desa Desa dengan melaporkan kepada
akan mencatatnya sebagai Walikota melalui Camat setiap
pengeluaran desa. akhir tahun anggaran. Laporan
3) Pendeskripsian proses tersebut terdiri dari pendapatan,
penatausahaan keuangan Desa belanja, dan pembiayaan. Selain
Batumerah itu, Penjabat Desa akan
Penatausahaan keuangan desa melaporkan laporan tersebut
Batumerah dilakukan oleh Kaur kepada Badan Permusyawaratan
Keuangan selaku Bendahara Desa, saniri, Lembaga
Desa. Ia mencatat setiap Pemberdayaan Masyarakat Desa,
penerimaan dan pengeluaran Karang Taruna, dan PKK Desa.
desa serta melakukan tutup buku Laporan pertanggungjawaban
setiap akhir bulan secara tertib. realisasi pelaksanaan APBDesa
Dokumen yang digunakan dilampiri dengan format laporan
melakukan penatausahaan pertanggungjawaban realisasi
penerimaan dan pengeluaran pelaksanaan APBDesa tahun
desa melalui buku kas umum, anggaran berkenaan dan format
buku kas pembantu pajak, dan laporan kekayaan milik desa per
buku bank. Bendahara Desa 31 Desember tahun anggaran
melaporkan pertanggungjawaban berkenaan. Laporan realisasi dan
pengelolaan keuangan desa pada laporan pertanggungjawaban
tanggal 10 bulan berikutnya. realisasi pelaksanaan APBDesa
4) Pendeskripsian proses pelaporan selanjutnya akan diinformasikan
keuangan Desa Batumerah kepada masyarakat melalui papan
Pelaporan APBDesa di Desa pengumuman.
Batumerah dimulai dengan Menunjukkan Bagaimana
pembuatan laporan pertanggung Deskripsi dan Tema-Tema ini
jawaban setiap Kepala Seksi akan Disajikan Kembali dalam
(Kasi) dan tim pelaksana. Laporan Narasi/Laporan Kualitatif.
pertanggungjawaban tersebut
diberikan kepada Bendahara 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Desa yang akan digunakan Gambaran Objek Penelitian
sebagai dasar dalam pembuatan Jumlah penduduk Desa
laporan realisasi APBDesa. Batumerah sebanyak 69.266 jiwa
Laporan realisasi APBDesa terdiri dari laki-laki sebanyak 34.723

80
Husein, Warandi – Implementasi Permendagri No.113 Tahun 2014

jiwa dan perempuan sebanyak 34.543 semua penerimaan uang yang


jiwa. Mayoritas penduduk bekerja merupakan hak desa dalam
pada bidang perdagangan karena satu tahun anggaran.
menjadi pusat pasar di Kota Ambon. 2. Belanja Desa: Meliputi semua
Perekonomian Desa Batumerah pengeluaran yang merupakan
didominasi oleh sektor dagang. Hal ini kewajiban desa tahun anggaran
terlihat dari data profil Desa yang tidak akan diperoleh
Batumerah yang menunjukkan pembayarannya kembali oleh
jumlah penduduk yang bekerja di desa.
sektor ini sebanyak 6.647 jiwa (laki- 3. Pembiayaan Desa: Meliputi
laki) dan 2.033 jiwa (perempuan). semua penerimaan yang perlu
Mereka sebagian besar beraktivitas di dibayar kembali dan/atau
pasar yaitu Pasar Batumerah, Pasar pengeluaran yang akan diterima
Arumbai, dan Pasar Mardika. kembali.

Rencana Kerja Pembangunan Desa Komparasi data dan pengamatan


Rencana Kerja Pembangunan di lapangan dan PermendagrI
Desa yang selanjutnya disingkat No.113/2014
dengan RKPDesa adalah hasil Penyajian data ini bertujuan
musyawarah masyarakat desa tentang untuk menyampaikan hasil analisis.
program dan kegiatan yang akan Berdasarkan analisis data, peneliti
dilaksanakan untuk periode satu akan memberikan laporan kualitatif
tahun mulai 1 Januari 2018 sampai tentang proses pengelolaan keuangan
dengan 31 Desember 2018. Penjabat desa di Desa Batumerah mulai dari
Desa Batumerah dan Badan perencanaan, pelaksanaan,
Permusyawaratan Desa Batumerah penatausahaan, pelaporan, dan
menetapkan Peraturan Negeri pertanggungjawaban dalam bentuk
Batumerah No.03 Tahun 2018 tentang perbandingan tercantum pada
RKPDesa yang memuat rencana lampiran
program dan kegiatan yang meliputi
bidang penyelenggaraan pemerintah Hasil Penelitian
desa, pembangunan, bidang Hasil interpretasi dalam
pembinaan masyarakat, bidang penelitian ini diambil dari hasil
pemberdayaan masyarakat dan penyajian data yang telah dilakukan
bidang tak terduga. Peraturan desa sebelumnya. Proses ini dilakukan
tentang RKPDesa tersebut bertujuan untuk membandingkan teori-teori
agar dalam program yang dijalankan pengelolaan keuangan desa pada
pemerintah desa dapat berjalan lancar Permendagri Nomor113 Tahun 2014
dan sesuai dengan ketentuan hukum dengan hasil penelitian di lapangan
yang berlaku sehingga dapat berdaya sehingga bisa ditarik kesimpulan. Hal
guna, berhasil, dan tepat sasaran. ini untuk mengetahui apakah
impelementasi pengelolaan keuangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja desa di Desa Batumerah sudah sesuai
Desa dengan Permendagri Nomor 11 Tahun
Anggaran Pendapatan dan 2014 atau tidak. Berikut ini
Belanja Desa, selanjutnya disebut merupakan hasil dari pemaknaan data
APBDesa, adalah rencana keuangan dalam proses pengelolaan keuangan
tahunan Pemerintah Desa. Ada tiga desa di Desa Batumerah dimulai dari
bagian utama dalam APBDesa di Desa proses perencanaan, pelaksanaan,
Batumerah, yaitu: penatausahaan, pelaporan, dan
1. Pendapatan Desa: Meliputi pertanggungjawaban:

81
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 72-98 • Desember 2020
JAK

Perencanaan (PAD) langsung disetor kepada


Proses perencanaan keuangan Kaur Keuangan.
Desa Batumerah banyak yang sudah b. Pasal 26 ayat (2) dimana semua
sesuai dengan Permendagri Nomor pengeluaran operasional desa
113/2014 karena dari hasil penelitian. yang terkait dengan gaji, honor,
Terdapat tiga ketentuan yang belum dan upah kegiatan termasuk
dilaksanakan Pemerintah Desa urusan Pemerintah Desa
Batumerah mengenai pasal 20 ayat Batumerah.
(4), RAPBDesa tidak disepakati paling c. Pasal 28 ayat (2) dimana ada
lambat bulan Oktober karena sering Surat Permintaan Pembayaran
terjadi keterlamabatan pencairan definitif yang dibayarkan sebelum
anggaran, pasal 21 ayat (3), Desa barang atau jasa, ada juga Surat
Batumerah tetap menunggu hasil Permintaan Pembayaran panjar
evaluasi dari Walikota terkait dengan pembayaran sesudah barang atau
Peraturan Desa, dan ketentuan pada jasa.
pasal 23 ayat (5) yang belum d. Pasal 29 dimana Surat
dilaksanakan karena selama ini Permintaan Pembayaran hanya
Penjabat Desa Batumerah melakukan Rincian Anggaran Biaya dan bukti
evaluasi terhadap RAPBDesa dari transaksi.
Camat. Penjabat Desa tidak
mengetahui langkah selanjutnya yang Penatausahaan
akan di ambil Camat jika tidak Proses penatausahaan keuangan
ditindaklanjuti. Pemerintah Desa Desa Batumerah banyak yang sudah
Batumerah memiliki rekening sendiri sesuai dengan Permendagri Nomor 113
di Bank Negara Indonesia (BNI). Tahun 2014. Kegiatan penatausahaan
Semua penerimaan dan pengeluaran dilakukan Kaur Keuangan selaku
desa dilengkapi dengan bukti yang Bendahara Desa dan mencatat setiap
lengkap dan sah. Pemerintah Desa penerimaan dan penegeluaran serta
Batumerah tidak melakukan melakukan tutup buku setiap akhir
pungutan selain yang ditetapkan bulan. Kaur Keuangan membuat
dalam Perdes. Kaur Keuangan Laporan Pertanggungjawaban dibantu
menyimpan uang sebesar oleh Sekretaris Desa selaku kordinator
Rp255.832.000 untuk keperluan pelaksana teknis pengelolaan
operasional desa. Pengaturan jumlah keuangan desa dan menyampaikan
uang dalam kas desa akan ditetapkan Laporan Pertanggungjawaban kepada
dalam Peraturan Walikota (Perwali). Penjabat Desa paling lambat tanggal 10
bulan berikutnya, namun kadang
Pelaksanaan mengalami keterlambatan. Proses
Proses pelaksanaan keuangan penatausahaan penerimaan dan
Desa Batumerah banyak yang sudah pengeluaran desa menggunakan buku
sesuai dengan Permendagri Nomor kas umum, buku kas pembantu pajak,
113 Tahun 2014 karena dari hasil dan buku bank.
penelitian. Terdapat empat ketentuan
yang belum dilaksanakan oleh Pelaporan
Pemerintah Desa Batumerah. Proses pelaporan keuangan Desa
a. Pada pasal 24 ayat (1) dimana Batumerah sudah sesuai dengan
tidak semua penerimaan dan Permendagri Nomor 113 Tahun 2014.
pengeluararan desa dalam Pertama, Penjabat Desa telah
rangka pelaksanaan desa menyampaikan laporan realisasi
dilaksanakan melalui rekening pelaksanaan APBDesa kepada
kas desa. Pendapatan Asli Desa Walikota berupa laporan semester

82
Husein, Warandi – Implementasi Permendagri No.113 Tahun 2014

pertama dan laporan semester akhir Walikota.


tahun. Selanjutnya, Penjabat
membuat laporan semester pertama 5. KESIMPULAN DAN SARAN
berupa laporan realisasi APBDesa dan 5.1. Kesimpulan
menyampaikan laporan realisasi Penelitian ini diusahakan untuk
APBDesa paling lambat akhir bulan dilaksanakan dengan baik dan benar
Juli sesuai regulasi. Selanjutnya sesuai dengan prosedur ilmiah, namun
Penjabat telah menyampaikan laporan masih memiliki keterbatasan yang
semester akhir tahun paling lambat dapat digunakan sebagai acuan
akhir bulan Januari tahun berikutnya. penelitian selanjutnya agar diperoleh
hasil yang lebih baik lagi. Berikut ini
Pertanggungjawaban keterbatasan-keterbatasan dalam
Proses pertanggungjawaban penelitian ini:
keuangan Desa Batumerah sudah 1. Penelitian ini dilakukan pada
sesuai dengan Permendagri Nomor Kantor Desa Batumerah, dimana
113/2014. Pertama, Penjabat Desa informan yang diwawancarai
Batumerah menyampaikan Laporan
hanya Penjabat Desa dan
Pertanggungjawaban realisasi
pelaksanaan APBDesa kepada Sekretaris Desa karena
Walikota setiap akhir tahun anggaran. pegawai/staf lainnya tidak
Selanjutnya, Laporan memiliki waktu.
Pertanggungjawaban yang 2. Keterbatasan waktu penelitian
disampaikan Penjabat Desa berupa untuk memperoleh data.
pendapatan, belanja, dan pembiayaan
yang ditetapkan dalam Peraturan 5.2. Saran
Desa sesuai dengan regulasi. Laporan Saran untuk penelitian berikutnya
Pertanggungjawaban yang adalah menganalisis kesesuaian
disampaikan Penjabat Desa dilampiri peruntukkan alokasi dana desa untuk
dengan format LPJ realisasi pemberdayaan masyarakat desa.
pelaksanaan APBDesa tahun Ini memuat tentang rangkuman
berkenaan, format laporan kekayaan atas temuan-temuan penelitian,
milik desa per 31 Desember tahun implikasi hasil penelitian serta saran
berkenaan, dan format laporan dan rekomendasi bagi penelitian
program pemerintah dan pemerintah selajutnya.
daerah yang masuk dan tidak terpisah
dari laporan penyelenggaran DAFTAR PUSTAKA
pemerintahan Desa Batumerah. Ananda, Khairunnisa Primavera;
Selanjutnya, Pemerintah Desa Purnamasari, Pupung;
Batumerah telah menginformasikan Gunawan, Hendra;. (2016).
laporan pertanggungjawaban realisasi Pengaruh Pengendalian Internal
pelaksanaan APBDesa kepada dan Religiusitas terhadap
masyarakat melalui papan Pencegahan Fraud. Prosiding
pengumuman. Berikutnya, LPJ Desa Akuntansi, 2(2).
Batumerah telah disampaikan kepada Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian:
Camat Sirimau paling lambat satu Suatu Pendekatan Praktek.
bulan setelah tahun anggaran Jakarta: Rineka Cipta.
berkenaan dan merupakan bagian Board of Governors of the Federal
yang tidak terpisahkan dengan reserve Sytem, Federal Deposit
Peraturan Menteri. Ketentuan Insurance Corporation, National
mengenai pengelolaan keuangan Desa Credit Union Administration,
Batu Merah diatur dalam Peraturan

83
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 72-98 • Desember 2020
JAK

Office of the Controller of the Analisis Multivariate dengan


Currency and Office of Thrift Program IBM SPSS. Yogyakarta:
Supervision. (2006). Bank Universitas Diponegoro.
Secrecy Act/ Anti-Money Irphani Ardi. (2017). Pengaruh
Laundering Examination Tekanan, Keefektifan Sistem
Manual. Federal Financial Pengendalian Internal, Perilaku
Institusions Examination tidak Etis dan Jabatan Dalam
Council. Keuanga Terhadap Fraud. Tesis.
Conroy, Stephen J; Emerson, Tisha Ivancevich J M. (2007). Human
L.N;. (2004). Business Ethics resource Management. New York:
and Religion: religiosity as a McGraw-Hill Irwin.
Predictor of Ethical Awareness Jiang, Zhou; Qian, Xiao; Henan, Qi; Lei,
Among Students. Journal of Xiao;. (2009, November). Total
Business Ethics, 383-396. Reward Strategy: A Human
Darto. (2016). Perilaku Prososial Bagi Resources Management Stratgey
Revolusi Mental: Seri Penelitian. Going with the Trend of the
Malang: Selaras Media Times. International Journal of
Kreasindo. Business and Management,
Diaz Priantara. (2013). Fraud Auditing 4(11).
dan Investigation. Surabaya: Johnson. (1999). Preventing Fraud.
Mitra Wacana Media. Accountancy Ireland, 5(31).
Dinata, Ruri Octari; Irianto, Gugus; Karyono. (2013). Forensic Fraud.
Mulawarman, Aji Dedi;. (2018, Yogyakarta: Andi.
April). Menyingkap Budaya Kreitner; Kinicki, Robert; Angelo;.
Penyebab Fraud: Studi (2005). Organizational Behavior .
Etnografi di Badan Usaha Milik New York: McGraw-Hill.
Negara. Jurnal Economia, 14(1), Kurtulus Kaymaz. (2010). The Effects of
66-86. Job Rotation Practices on
Fadipe, Joseph O.A; Titiloye, E O;. Motivation: A Research on
(2012). Application of Managers in the Automotive
Continued Fractions in Organizations. International
Controlling Bank Fraud. Journal of Economics and
International Journal of Business Research, 1(3).
Business and Social Science, Lado, Augustine A; Javckson, Susan E;
210-213. Schuler, Randall S;. (2000, July
Fetzer John E. (2003). 2020). Strategic Humsn
Multidimensional Measurement Resource. The Academy of
of Religiousness/Spirituality For Management Review, 25(3).
use in Health Research. A report Mahsun Mohammad. (2006).
of The Fetzer Institute National Pengukuran Kinerja Sektor
Institute on Aging Working Publik . Yogyakarta: BPFE.
Group. Mangkunegara, A A; Prabu, Anwar;.
Glock, Charles Y. (1962). On the Study (2000). Manajemen Sumber
of Religious Commitment. Daya Manusia Perusahaan.
Religious Education, 98-110. Bandung: PT. Remaja
Graham,MD and Mnus, TM. (2002). Resdakarya.
Creating a Tool reward Strategy: Mansur A Tolkah. (2009). Analisis
A toolkit for designing business- Pengaruh Budaya Organisasi
based plans. New York: dan Rotasi Pekerjaan terhadap
Amacom. Motivasi Kerja untuk
Imam Ghozali. (2012). Aplikasi Meningkatkan Kinerja Pegawai

84
Husein, Warandi – Implementasi Permendagri No.113 Tahun 2014

Ditjen Pajak (Studi pada Kantor faktor Ekonomi, Modal Sosial


Pelayanan Pajak Berbasis dan Religiusitas terhadap
Administrasi Modern KPP Pengembalian Pembiayaan
Pratama Semarang Timur). Murabahah. Jurnal Ekonomi
Tesis. Pembangunan, 10-20.
Mc Daniel, Stephen W; Burnett, John Sahat Parulian Remus. (2016). Analisis
J;. (1990). Consumer Religiosity Reward and Punishment
and Retail Store Evaluative terhadap Produktivitas Kerja
Criteria. Journal of the Academy Karyawan pada PT. Mina Jaya
of Marketing Science, 101-112. Persada Makmur Medan. Jurnal
Melilia Permatasari. (2016). Pengaruh Ilmiah Methonomi, 2(1).
Penerapan Reward and Siagian. (2006). academia.edu.
Punishment dan Job Rotation Retrieved from academia:
terhadap Fraud. Skripsi. www.academia.edu
Muhammad, Ali. (2011). Memahami Siregar, Syofian. (2013). Metode
riset Perilaku dan Sosial. Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
Bandung: Pustaka Cendekia. Kencana.
Nur Laila Istiqomah. (2017). Analisis Steers, R M; Porter, L W;. (1991).
Pengaruh reward and Motivation and Work Behavior.
punishment, Job Rotation dan New York: McGraw-Hill.
Religiusitas terhadap Fraud Sugiyono. (2016). Statistika Untuk
pada BMT Yogyakarta . Skripsi. Penelitian. Jakarta: Alfabeta.
Nurmiyati, E. (2011). Hubungan Sutherland, Edwin H;. (1940). White
Pemberian Reward dan Collar Criminality. American
Punishment dengan Kinerja Sociological Association, 5(1), 1-
Karyawan pada BPRS Harta 12.
Insan Karimah . Muamalat TM Tuanakotta. (2015). Audit
(Ekonomi Islam). Kontemporer. Jakarta: Salemba
Pamungkas, Imang D;. (2014). Empat.
Pengaruh Religiusitas dan Wahyudi. (2002). Manajemen Sumber
Rasionalisasi dalam Mencegah Daya Manusia (MSDM). Bandung
dan Mendeteksi Kecendrungan : Sulita.
Kecurangan Akuntansi. Jurnal Wilopo. (2006). Analisis Faktor-faktor
Ekonomi dan Bisnis, 48-59. Yang Berpengaruh Terhadap
Permatasari, Meilia;. (2016). Pengaruh Kecendrungan Kecurangan
Penerapan Reward and Akuntansi: Studi Pada
Punishment dan Job Rotation Perusahaan Publik dan Badan
terhadap Fraud: Sebuah Studi Usaha Milik Negara di
Eksperimen. Tesis. Indonesia. The Indonesian
Pradipha Wisnu Wibisono. (2015). Journal of Accounting research,
Pengaruh Reward and 9(3).
Punishment dan Job Rotation Wolfe, David T; Hermanson, Dana R;.
terhadap Fraud. Skripsi. (2004). The Fraud Diamond:
Purwanto. (2007). Instrumen Penelitian Considering the Four Elements
Sosial dan Pendidikan. of Fraud. CPA Journal, 38-42.
Yogyakarta: Pustaka Belajar. Worthington L E. (1998). Dimensions of
Rivai, V; Sagala, J;. (2010). Manajemen Forgiveness; Psychological
Sumber Daya Manusia dari Teori Research and Theological
ke Praktek. Jakarta: Grafindo Perspectives. Philadelphia:
Persada. Templeton Foundation Press.
Sa'adah Yuliana. (2015). Pengaruh Yesi Mutia Basri. (2015). Pengaruh

85
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 72-98 • Desember 2020
JAK

Gender, Religiusitas dan Sikap Mahasiswa Akuntansi . Jurnal


Love of Money pada Persepsi Ilmiah Akuntansi dan Bisnis.
Etika Penggelapan Pajak

86
Husein, Warandi – Implementasi Permendagri No.113 Tahun 2014

Lampiran 1 Daftar Pertanyaan menurut Permendagri No.113/2014

Tabel 1 Pertanyaan tahap Perencanaan


No Pertanyaan
1 Apa saja isi RAPBDes?

2 Bagaimana proses perencanaan APBDes?

3 Siapa saja yang terlibat dalam proses perencanaan APBDes?

4 Apakah sekretaris desa menyampaikan RAPBDes kepada Penjabat Desa?

5 Kapan sekretaris Desa menyampaikan RAPBDes kepada Penjabat desa?

6 Apakah RAPBDes dibahas dan disepakati bersama dengan BPD?

7 Apakah RAPBDes yang telah dibahas dan disepakati, disampaikan kepada


Walikota?
8 Bagaimana prosedur yang berlaku apabila RAPBDes tidak disetujui?

9 Berapa lama walikota memberi hasil evaluasi RAPBDes?

10 Siapa yang akan diberikan RAPBDes oleh Bupati?

11 Apabila Walikota menyampaikan kepada camat, apakah camat tersebut


melakukan evaluasi terhadap RAPBDes tersebut?
12 Berapa lama Camat menetapkan hasil evaluasi tersebut?

13 Apabila camat tersebut tidak memberikan hasil evaluasi RAPBDes tersebut,


apakah berarti Perdes berlaku dengan sendirinya?
14 Berapa lama penjabat desa melakukan penyempurnaan RAPBDes?

15 Bagaimana tindak lanjut camat apabila Penjabat Desa tidak menindak


lanjuti hasil evaluasi RAPBDes?
16 Jika Perdes batal, apakah hal itu akan menyatakan berlakunya pagu APBDes
tahun sebelumnya?
17 Jika terjadi pembatalan Perdes apakah penjabat desa hanya dapat
melakukan pengeluaran terhadap operasional Pemerintahah Desa?
18 Apabila terjadi pembatalan, apakah penjabat desa memberhentikan
pelaksanaan Perdes?
19 Apabila terjadi pembatalan, apakah penjabat desa melakukan evaluasi
terhadap rancangan Perdes?

87
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 72-98 • Desember 2020
JAK

Tabel 2 Tahap Pelaksanaan


No Pertanyaan
1 Berasal dari mana saja penerimaan dan pengeluaran desa?

2 Apakah semua penerimaan dan pengeluaran dilakukan melalui rekening


kas desa?
3 Bagaimana prosedur pencairan dana dalam RAPBDes?

4 Apakah ada pengesahan dari penjabat desa dan bendahara terkait dengan
pencairan dana tersebut?
5 Apakah penerimaan dan pengeluaran dilengkapi dengan bukti yang lengkap
dan sah?
6 Berupa apa saja bukti yang lengkap dan sah tersebut?

7 Apakah pengeluaran desa tidak boleh dilakukan sebelum RAPBDes


ditetapkan menjadi Perdes?
8 Apakah ada pihak-pihak tertentu yang dibentuk dalam pelaksanaan
APBDes?
9 Bagaimana mekanisme pengajuan pendanaan oleh pelaksana kegiatan?

10 Apabila pelaksana kegiatan ingin mengajukan pendanaan, apakah harus


dilengkapi dengan dokumen tertentu? Dokumen itu seperti apa?
11 Apakah dokumen tersebut harus diverifikasi dan disahkan oleh Sekdes dan
Penjabat Desa?
12 Apakah pelaksana kegiatan mengajukan LPJ?

13 Apabila pelaksana mengajukan SPP, apakah harus disahkan oleh Penjabat


Desa terlebih dahulu?
14 Apakah SPP boleh dilakukan sebelum barang dan jasa diterima?

15 Pengajuan SPP berupa apa saja?

16 Apabila pelaksana kegiatan mengajukan SPP, apa yang dilakukan oleh


Sekdes?
17 Kapan bendahara boleh melakukan pembayaran atas SPP tersebut?

18 Bagaimana prosedur yang berlaku jika ada biaya tak terduga timbul saat
kegiatan pelaksanaan?
19 Jika ada biaya tak terduga, apakah perlu dilakukan perubahan Perdes?

20 Biasanya apa saja yang menyebabkan Perdes mengalami perubahan?

21 Apabila ada perubahan APBDesa, apakah diinformasikan kepada BPD?

22 Apakah ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan desa?

23 Jika ada bantuan dari pihak ketiga yang tidak mengikat, apakah perlu
dilakukan perubahan Perdes?
24 Apakah Bendahara Desa telah melakukan pungutan pajak dan disetorkan
ke kas negara?
25 Apakah dalam pengadaan barang dan jasa diatur dalam Perwali?

88
Husein, Warandi – Implementasi Permendagri No.113 Tahun 2014

Tabel 3 Tahap Penatausahaan


No Pertanyaan
1 Siapa saja pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan penatausahaan
APBDes?
2 Kapan Bendahara Desa melaporkan pertanggungjawaban keuangan desa
kepada Penjabat Desa?
3 Apakah bukti transaksi penerimaan dan pengeluaran diarsipakn oleh
Bendahara Desa?
4 Apakah ada kendala dalam setiap pelaksanaan tutup buku?
5 Apa saja kendala yang dihadapi Bendahara Desa dalam melakukan tutup
buku?

Tabel 4 Tahap Pelaporan


No Pertanyaan
1 Bagaimana proses penyusunan laporan realisasi APBDes?

2 Kepada siapa laporan realisasi APBDes tersebut disampaikan?

3 Apa saja laporan yang terdapat dalam realisasi APBDes tersebut?

4 Kapan laporan-laporan tersebut disampaikan kepada Walikota?

Tabel 5 Tahap Pertanggungjawaban


No Pertanyaan

1 Bagaimana pertanggunngjawaban pelaksanaan APBDesa?


Apakah Penjabat Desa telah melaporkan pertanggungjawaban realisasi
2
pelaksanaan APBDesa?
Terdiri dari apa saja isi laporan pertanggungjawaban realisasi APBDesa
3
tersebut?
Kapan Pemerintah Desa melaporkan pertanggungjawaban realisasi
4
pelaksanaan APBDesa?
Apakah Pemerintah Desa telah menyampaikan laporan realisasi anggaran
5
pelaksanaan APBDesa melalui media tertentu?
Apa saja media yang digunakan dalam meyampaiakan laporan realisasi
6
pelaksanaan APBDesa?
Apakah semua pihak yang membutuhkan bisa mendapatkan akses yang
7
sama untuk memperoleh informasi mengenai realisasi APBDesa?
Kapan laporan realisasi dan pertanggungjawaban disampaikan kepada
8
Masyarakat Desa?
Apakah ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan desa diatur
9
dalam Perwali?

89
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 72-98 • Desember 2020
JAK

Lampiran 2 Data Perbandingan Tahapan Pengelolaan Keuangan dengan


Permendagri No.113/2014

Tabel 6 Perbandingan Tahap Perencanaan Keuangan Desa


dengan Permendagri No.113/2014
Sesuai/
Permendagri No.113
No Desa Batumerah Tidak
Tahun 2014
Sesuai
1 Pasal 20 ayat (1), Sekretaris Sekretaris Desa telah
menyusun RAPBDesa menyusun RAPBDesa
Sesuai
berdasarkan RKPDesa tahun berdasarkan RKPDesa tahun
berkenaan berkenaan
2 Pasal 20 ayat (2), Sekretaris Sekretaris Desa telah
Desa menyampaikan menyampaikan RAPBDesa
Sesuai
RAPBDesa kepada Kepala kepada Penjabat
Desa
3 Pasal 20 ayat (3), RAPBDesa RAPBDesa telah disampaikan
disampaikan oleh Kepala oleh Penjabat Desa kepada
Desa kepada BPDesa untuk BPDesa untuk dibahas dan Sesuai
dibahas dan disepakati disepakati bersama
bersama
4 Pasal 20 ayat (4), RAPBDesa RAPBDesa tidak disepakati
telah disepakati bersama paling lambat bulan Oktober
paling lambat bulan Oktober karena sering terjadi
tahun berjalan keterlamabatan mengenai Tidak
proses pencairan anggaran. sesuai
Desa Batumerah biasanya
menyepakati pada bulan
November
5 Pasal 21 ayat (1), RAPBDesa Penjabat Desa telah
yang telah disepakati menyampaikan RAPBDesa
bersama disampaikan oleh yang telah disepakati kepada
Kepala Desa kepada Walikota Walikota melalui Camat Sesuai
melalui Camat paling lambat
3 hari sejak disepakati untuk
dievaluasi
6 Pasal 21 ayat (2), Walikota Walikota telah menetapkan
menetapkan hasil evaluasi hasil evaluasi RAPBDesa
RAPBDesa paling lama 20 dalam waktu 2 minggu Sesuai
hari kerja sejak diterimanya
RAPBDesa
7 Pasal 21 ayat (3), Walikota Desa Batumerah tetap Tidak
tidak memberikan hasil menunggu hasil evaluasi dari sesuai
evaluasi dalam batas waktu Walikota
20 hari, maka Perdes berlaku
dengan sendirinya
8 Pasal 21 Ayat (4), Walikota Penjabat Desa sudah
menyatakan hasil evaluasi melakukan penyempurnaan
Sesuai
RAPBDesa tidak sesuai RAPBDesa yag tidak sesuai
dengan kepentingan umum dengan kepentingan umum

90
Husein, Warandi – Implementasi Permendagri No.113 Tahun 2014

Sesuai/
Permendagri No.113
No Desa Batumerah Tidak
Tahun 2014
Sesuai
dan peraturan perundang- dan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi, undangan yang berlaku
Kepala Desa melakukan paling cepat 3 hari
penyempurnaan paling lama
7 hari terhitung sejak
diterimanya hasil evaluasi
9 Pasal 22 ayat (1), apabila hasil Penjabat Desa tidak
evaluasi tidak ditindaklanjuti melakukan revisi dan tetap
oleh Kepala Desa dan Kepala mengesahkan Rancangan
Desa tetap menetapkan Peraturan Desa tentang
RAPBDesa menjadi Perdes, APBDesa menjadi Peraturan Sesuai
Walikota akan membatalkan Desa, maka Walikota akan
Perdes dengan Perwali membatalkan Peraturan
Desa dengan Peraturan
Walikota (Perwali)
10 Pasal 22 ayat (2), apabila Pemerintah Desa akan
terjadi pembatalan Perdes, menggunakan pagu anggaran
maka dinyatakan berlakunya tahun sebelumnya jika terjadi Sesuai
pagu anggaran tahun pembatalan Perdes
sebelumnya
11 Pasal 22 ayat (3), dalam hal Desa Batumerah tidak
pembatalan Perdes, Kepala pernah terjadi pembatalan,
Desa hanya dapat melakukan jika terjadi pembatalan
pengeluaran terhadap terkait dengan Peraturan
operasional penyelenggaraan Desa oleh Walikota, maka
Sesuai
pemerintahan desa Penjabat Desa hanya dapat
melakukan pengeluaran
terhadap operasional
penyelenggaraan
pemerintahan desa
12 Pasal 22 ayat (4), Kepala Desa Penjabat Desa besama
memberhetikan Perdes paling BPDesa akan mencabut
Sesuai
lama 7 hari setelah terjadi Perdes tersebut jika terjadi
pembatalan pembatalan
13 Pasal 23 ayat (1), Walikota Camat Sirimau telah
dapat mendelegasikan mengevaluasi RAPBDesa
Sesuai
evaluasi RAPBDesa kepada Batumerah
Camat
14 Pasal 23 ayat (2), Camat Biasanya camat memberikan
menetapkan hasil evaluasi hasil evaluasi RAPBDesa
RAPBDesa paling lama 20 dalam kurun waktu 14 hari Sesuai
hari sejak diterimanya kerja
RAPBDesa
15 Pasal 23 ayat (3), dalam hal Jika Camat Sirimau tidak
Camat tidak memberikan memberikan hasil evaluasi
Sesuai
hasil evaluasi dalam batas maka Perdes akan berlaku
waktu, Perdes berlaku

91
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 72-98 • Desember 2020
JAK

Sesuai/
Permendagri No.113
No Desa Batumerah Tidak
Tahun 2014
Sesuai
dengan sendirinya
16 Pasal 23 ayat (4), dalam hal Penjabat Desa akan
Camat menyatakan hasi mengevaluasi RAPBDesa
evaluasi RAPBDesa tidak yang tidak sesuai dengan
sesuai dengan kepentingan kepentingan umum dan
umum dan peraturan peraturan perundang-
perundang-undangan yang undangan selama seminggu Sesuai
lebih tinggi, Kepala Desa
melakukan penyempurnaan
paling lama 7 hari kerja
terhitung sejak diterimanya
hasil evaluasi
17 Pasal 23 ayat (5), apabila hasil Selama ini Penjabat Desa
evaluasi tidak ditindaklanjuti Batumerah melakukan
dan Kepala Desa tetap evaluasi terhadap RAPBDesa
menetapkan RAPBDesa dari Camat. Penjabat Desa Tidak
menjadi Perdes, maka Camat tidak mengetahui langkah sesuai
akan menyampaikan usulan selanjutnya yang akan di
pembatalan kepada Walikota ambil Camat jika tidak
ditindaklanjuti
18 Pasal 23 ayat (6), ketentuan Pendelegasian evaluasi
lebih lanjut mengenai RAPBDesa Batumerah
pendelegasian RAPBDesa kepada Camat diatur dalam Sesuai
kepada Camat diatur dalam Perwali
Perwali

Tabel 7 Perbandingan Proses Pelaksanaan Keuangan Desa


dengan Permendagri No.113/2014
Permendagri No.113 Sesuai/Tidak
No Desa Batumerah
Tahun 2014 Sesuai
1 Pasal 24 ayat (1), semua Tidak semua penerimaan dan
penerimaan dan pengeluararan desa dalam
pengeluaran desa dalam rangka pelaksanaan desa
rangka pelaksanaan dilaksanakan melalui
Tidak sesuai
kewenangan desa rekening kas desa.
dilaksanakan melalui Pendapatan Asli Desa (PAD)
rekening kas desa langsung disetor kepada Kaur
Keuangan Desa
2 Pasal 24 ayat (2), khusus Pemerintah Desa Batumerah
bagi desa yang belum sudah memiliki rekening
memiliki pelayanan sendiri di BNI
perbankan di wilyahnya, Sesuai
maka pengaturannya
ditetapkan oleh Pemerintah
Kota
3 Pasal 24 ayat (3), semua Semua penerimaan dan
Sesuai
penerimaan dan pengeluaran desa wajib

92
Husein, Warandi – Implementasi Permendagri No.113 Tahun 2014

Permendagri No.113 Sesuai/Tidak


No Desa Batumerah
Tahun 2014 Sesuai
pengeluaran desa harus dilengkapi dengan bukti yang
didukung oleh bukti yang lengkap dan sah
lengkap dan sah
4 Pasal 25 ayat (1), Pemerintah Desa Batumerah
pemerintah desa dilarang tidak melakukan pungutan
melakukan pungutan selain yang ditetapkan Perdes
Sesuai
sebagai penerimaan desa
selain yang ditetapkan
dalam Perdes
5 Pasal 25 ayat (2), Kaur keuangan menyimpan
bendahara dapat uang dengan nominal tertentu
menyimpan uang dalam untuk keperluan operasional
kas desa pada jumlah desa sebesar Rp255.832.000
Sesuai
tertentu dalam rangka
memenuhi kebutuhan
operasional pemerintah
desa
6 Pasal 25 ayat (3), Pengaturan jumlah uang
pengaturan jumlah uang dalam kas desa akan
Sesuai
dalam kas desa ditetapkan ditetapkan dalam Perwali
dalam Perwali
7 Pasal 26 ayat (1), Pemerintah Desa menunggu
pengeluaran desa yang Perdes untuk pengeluaran
mengakibatkan beban desa
APBDesa tidak dapat Sesuai
dilakukan sebelum
RAPBDesa ditetapkan
menjadi Perdes
8 Pasal 26 ayat (2), Semua pengeluaran
pengeluaran desa tidak operasional desa termasuk
termasuk belanja pegawai urusan Pemerintah Desa
yang bersifat mengikat dan Batumerah. Gaji, honor, dan Tidak sesuai
operasional perkantoran uapah kegiatan dibiayai oleh
yang ditetapkan dalam ADD
Peraturan Kepala Desa
9 Pasal 26 ayat (3), Penggunaan biaya tak terduga
penggunaan biaya tak terlebih dahulu harus dibuat
terduga terlebih dahulu RAB yang telah disahkan oleh
Sesuai
harus dibuat RAB yang Penjabat Desa
telah disahkan oleh Kepala
Desa
10 Pasal 27 ayat (1), pelaksana Tim 11 harus mengajukan
kegiatan mengajukan RAB untuk mendapatkan
pendanaan untuk pendanaan
Sesuai
melaksanakan kegiatan
harus disertai dengan
dokumen antara lain RAB
11 Pasal 27 ayat (2), RAB Rencana Anggaran Biaya Sesuai

93
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 72-98 • Desember 2020
JAK

Permendagri No.113 Sesuai/Tidak


No Desa Batumerah
Tahun 2014 Sesuai
diverifikasi oleh Sekretaris telah diverifiksi oleh
Desa dan disahkan oleh Sekretaris Desa dan disahkan
Kepala Desa oleh Penjabat Desa
12 Pasal 27 ayat (3), pelaksana Tim 11 bertanggungjawab
kegiatan terhadap tindakan
bertanggungjawab pengeluaran yang
terhadap tindakan menyebabkan atas beban
Sesuai
pengeluaran yang yang beban anggaran belanja
menyebabkan atas beban kegiatan dengan
anggaran belanja kegiatan menggunakan buku
dengan menggunakan pembantu kas kegiatan
buku kas kegiatan
13 Pasal 28 ayat (1), pelaksana Tim 11 sudah mengajukan
kegiatan mengajukan SPP SPP kepada Penjabat. Sesuai
kepada Kepala Desa
14 Pasal 28 ayat (2), SPP tidak Ada SPP definitif yang
boleh dilakukan sebelum dibayarkan sebelum barang
barang dan atau jasa atau jasa, ada juga SPP panjar Tidak sesuai
diterima pembayaran sesudah barang
atau jasa
15 Pasal 29, pengajuan SPP SPP hanya RAB dan bukti
terdiri atas SPP, transaksi
pernyataan tanggungjawab Tidak sesuai
belanja, dan lampiran
buku transaksi
16 Pasal 30 ayat (1), Sekretaris Sekretaris Desa sudah
Desa berkewajiban untuk melakukan tugasnya sesuai
meneliti kelengkapan dengan regulasi yang
permintaan pembayaran ditetapkan kepada Tim 11
diajukan oleh pelaksana sebagai pelaksana kegiatan
kegiatan, menguji
kebenaran atas beban
APBDesa yang tercantum
dalam permintaan Sesuai
pembayaran, menguji
ketersediaan dana untuk
kegiatam dimaksud, dan
menolak pengajuan SPP
oleh pelaksana kegiatan
apabila tidak memenuhi
persyaratan yang
ditetapkan
17 Pasal 30 ayat (2), SPP yang Kaur Keuangan telah
telah diverifikasi oleh melakukan pembayaran
Sekretaris Desa, Kepala setelah SPP diverifikasi oleh
Sesuai
Desa menyetujui Sekretaris Desa dan disahkan
permintaan pembayaran oleh Penjabat Desa
dan bendahara melakukan

94
Husein, Warandi – Implementasi Permendagri No.113 Tahun 2014

Permendagri No.113 Sesuai/Tidak


No Desa Batumerah
Tahun 2014 Sesuai
pembayaran
18 Pasal 30 ayat (3), Kaur Keuangan mencatat
bendahara melakukan pengeluaran atas pembiayaan
pencatatan pengeluaran yang disepakati Penjabat Desa Sesuai
atas pembayaran yang
telah dilakukan
19 Pasal 31, bendahara desa Kaur Keuangan sudah
sebagai wajib pungut PPh menyetorkan semua
dan pajak lainnya, wajib penerimaan yang
menyetorkan seluruh dipungutnya ke kas Negara
penerimaan potongan dan Sesuai
pajak yang dipungutnya ke
rekening kas Negara sesuai
dengan peraturan
perundang-undangan
20 Pasal 32, pengadaan Pengadaan barang dan jasa
barang dan atau jasa di sudah disesuaikan dengan
desa diatur dengan Perwali
Peraturan Walikota dengan Sesuai
berpedoman pada
ketentuan peraturan
perundang-undangan
21 Pasal 33 ayat (1), faktor Peraturan Desa terjadi
yang mengakibatkan perubahan pada pagu
Sesuai
perubahan Perdes pada anggaran dikarenakan
pagu anggaran masalah bencana alam
22 Pasal 33 ayat (2), Pemerintah Desa sudah
perubahan APBDesa hanya melakukan perubahan 1 kali
Sesuai
dapat dilakukan 1 kali sesuai dengan regulasi
dalam 1 tahun anggaran
23 Pasal 33 ayat (3), tata cara Pengajuan perubahan
pengajuan perubahan APBDesa Batumerah sama
APBDesa adalah sama dengan penetapan APBDesa Sesuai
dengan tata cara sesuai hasil musyawarah
penetapan APBDesa
24 Pasal 34 ayat (1), bantuan Bantuan dari APBD Provinsi
dari APBD Provinsi dan dan Kota sudah diterima oleh
APBD Kota serta hibah dan Pemdes setelah ditetapkannya
bantuan ketiga yang tidak RAPBDesa Sesuai
mengikat ke desa
disalurkan setelah
ditetapkannya RAPBDesa
25 Pasal 34 ayat (2), Pemdes sudah
perubahan APBDesa menginformasikan perubahan
Sesuai
diinformasikan kepada APBDesa kepada BPDesa
BPDesa

95
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 72-98 • Desember 2020
JAK

Tabel 8 Perbandingan Proses Penatausahaan Keuangan desa


dengan Permendagri No.113/2014
Permendagri No.113 Tahun Sesuai/Tidak
No Desa Batumerah
2014 Sesuai
1 Pasal 35 ayat (1), Kegiatan penatausahaan
penatausahaan dilakukan dilakukan Kaur Keuangan Sesuai
oleh Bendahara Desa selaku Bendahara Desa
2 Pasal 35 ayat (2), bendahara Kaur Keuangan sudah
desa melakukan pencatatan mencatat setiap penerimaan
setiap penerimaan dan dan penegeluaran serta
pengeluaran serta melakukan tutup buku setiap Sesuai
melakukan tutup buku akhir bulan
setiap akhir bulan secara
tertib
3 Pasal 35 ayat (3), bendahara Kaur Keuangan sudah
desa wajib membuat LPJ dibantu oleh
Sesuai
mempertanggungjawabkan Sekdes
uang melalui LPJ
4 Pasal 35 ayat (4), LPJ Kaur Keuangan sudah
disampaikan setiap bulan menyampaikan LPJ kepada
kepada Kepala Desa dan Penjabat Desa paling lambat
Sesuai
paling lambat tanggal 10 tanggal 10 bulan berikutnya,
bulan berikutnya namun kadang mengalami
keterlambatan
5 Pasal 36, penatausahaan Proses penatausahaan
penerimaan dan penerimaan dan pengeluaran
pengeluaran menggunakan desa menggunakan buku kas
Sesuai
buku kas umum, buku kas umum, buku kas pembantu
pembantu pajak, dan buku pajak, dan buku bank
bank

Tabel 9 Perbandingan Tahap Pelaporan Keuangan


Menurut Pemendagri No.113/2014
Permendagri No.113 Sesuai/Tidak
No Desa Batumerah
Tahun 2014 Sesuai
1 Pasal 37 ayat (1), Kepala Penjabat Desa sudah
Desa menyampaikan menyampaikan laporan
laporan realisasi realisasi pelaksanaan
pelaksanaan APBDesa APBDesa kepada Walikota
Sesuai
kepada Walikota berupa berupa laporan semester
laporan semester pertama pertama dan laporan semester
dan laporan semester akhir akhir tahun
tahun
2 Pasal 37 ayat (2), laporan Penjabat membuat laporan
semester pertama berupa semester pertama berupa Sesuai
laporan realisasi APBDesa laporan realisasi APBDesa
3 Pasal 37 ayat (3), laporan Penjabat sudah
realisasi pelaksanaan menyampaikan laporan
Sesuai
APBDesa disampaikan realisasi APBDesa paling
paling lambat pada akhir lambat akhir bulan Juli sesuai

96
Husein, Warandi – Implementasi Permendagri No.113 Tahun 2014

bulan Juli tahun berjalan regulasi


4 Pasal 37 ayat (4), laporan Penjabat sudah
semester akhir tahun menyampaikan laporan
disampaikan paling lambat semester akhir tahun paling Sesuai
pada akhir bulan Januari lambat akhir bulan Januari
tahun berikutnya tahun berikutnya

Tabel 10 Perbandingan Tahap Pertanggungjawaban


dan Permendagri No.113/2014
Permendagri No.113 Sesuai/Tidak
No Desa Batumerah
Tahun 2014 Sesuai
1 Pasal 38 ayat (1), Kepala Penjabat Desa Batumerah
Desa menyampaikan LPJ menyampaikan LPJ realisasi
realisasi pelaksanaan pelaksanaan APBDesa kepada
Sesuai
APBDesa kepada Walikota Walikota setiap akhir tahun
setiap akhir tahun anggaran
anggaran
2 Pasal 38 ayat (2), LPJ LPJ yang disampaikan
realisasi pelaksanaan Penjabat Desa berupa
APBDesa terdiri dari pendapatan, belanja, dan Sesuai
pendapatan, belanja, dan pembiayaan
pembiayaan
3 Pasal 38 ayat (3), LPJ LPJ yang disampaikan
realisasi pelaksanaan Penjabat Desa ditetapkan
Sesuai
APBDesa ditetapkan dalam Perdes sesuai dengan
dengan Perdes regulasi
4 Pasal 38 ayat (4), LPJ LPJ yang disampaikan
realisasi pelaksanaan Penjabat Desa dilampiri
APBDesa dilampiri dengan dengan format LPJ realisasi
format LPJ realisasi pelaksanaan APBDesa tahun
pelaksanaan APBDesa berkenaan, format laporan
tahun berkenaan, format kekayaan milik desa per 31
laporan kekayaan milik Desember tahun berkenaan, Sesuai
desa per 31 Desember dan format laporan program
tahun berkenaan, dan pemerintah dan pemerintah
format laporan program daerah yang masuk
pemerintah dan
pemerintah daerah yang
masuk
5 Pasal 39, LPJ merupakan LPJ APBDesa tidak terpisah
bagian tidak terpisahkan dari laporan penyelenggaran
dengan laporan pemerintahan Desa Sesuai
penyelenggaran Batumerah
Pemerintahan Desa
6 Pasal 40 ayat (1) dan (2), Pemerintah Desa Batumerah
LPJ APBDesa sudah menginformasikan
diinformasikan kepada laporan pertanggungjawaban
Sesuai
masyarakat secara tertulis realisasi pelaksanaan
dan dengan media APBDesa kepada masyarakat
informasi yang mudah melalui papan pengumuman

97
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 2, Hal: 72-98 • Desember 2020
JAK

Permendagri No.113 Sesuai/Tidak


No Desa Batumerah
Tahun 2014 Sesuai
diakses oleh masyarakat
antara lain papan
pengumuman, radio
komunitas, dan media
informasi lainnya
7 Pasal 41 ayat (1), LPJ LPJ Desa Batumerah sudah
realisasi pelaksanaan disampaikan kepada Camat
APBDesa disampaikan Sirimau Sesuai
kepada Walikota melalui
Camat
8 Pasal 41 ayat (2), LPJ Penjabat sudah
realisasi pelaksanaan menyampaikan LPJ realisasi
paling lambat 1 bulan pelaksanaan APBDesa paling Sesuai
setelah akhir tahun lambat 1 bulan
anggaran bekenaan
9 Pasal 42, format Penjabat Desa membuat LPJ
RAPBDesa, buku sesuai dengan regulasi yang
pembantu kas kegiatan, merupakan bagian yang tidak
RAB dan SPP serta terpisahkan dengan Permen
pernyataan tanggung
jawab belanja, laporan
realisasi pelaksanaan
Sesuai
APBDesa pada semester
pertama dan semester
akhir tahun serta LPJ
realisasi pelaksanaan
APBDesa merupakan
bagian yang tidak
terpisahkan dari Permen
10 Pasal 43, ketentuan lebih Ketentuan mengenai
lanjut mengenai pengelolaan keuangan Desa
Sesuai
pengelolaan keuangan desa Batumerah diatur dalam
diatur dalam Perwali Perwali

98

Anda mungkin juga menyukai