Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Studi ke- Islaman sangat erat dengan Al-Qur’an yang memiliki posisi sentral
menyentuh kehidupan manusia secara kaffah, tidak hanya untuk dipahami
kandungannya yang bersifat universal, tetapi kehadirannya untuk mengubah sebuah
realitas sosial duniawi ke arah yang lebih berkualitas dan damai, bukan hanya sebagai
kitab sumber ilmu pengetahuan, tetapi menjadi ibrah dan penyejuk hati.
Al-Qur’an bukan hanya tentang kitab suci yang mengharuskan umat muslim
mengimani dan mengagumkannya, melainkan karena ada faktor internal, memiliki
daya tarik bagi siapa saja yang mengkaji kandungannya. Semakin dalam
menyelaminya, maka semakin menarik para pembaca ataupun pendengarnya untuk
terus mengaguminya. Al-Qur’an banyak mengandung kisah-kisah tentang peristiwa-
peristiwa pada masa lalu, sejarah bangsa-bangsa, keadaan negeri-negeri serta
peninggalan suatu kaum. Kisah-kisah ini diceritakan dan dibalut dengan tatanan bahasa
yang mempesona dalam penyampaiannya.2
1
Mardan, Wawasan Al-Qur’an tentang Malapetaka (Jakarta: Pustaka Arif, 2009), hlm, 2.
Manna Al-Khatan, Studi-Studi Ilmu Qur’an (Bogor: Litera Antar Nusantara, 2016),hlm. 436-
2
437.
merupakan seorang Nabi yang diberi banyak mukjizat salah satunya melalui kitab Injil
yang diperuntukkan umat Nasrani pada masa itu. Nabi Isa dilahirkan oleh seorang
perempuan hebat yang kisahnya turut di kisahkan dalam Al-Qur’an, yakni Siti Maryam
binti Imran. Kisah Nabi Isa ini disebutkan beberapa kali di dalam Al-Qur’an beberapa
diantaranya yakni Q.S Al-Imran, Q.S An-Nisa’, Q.S Al-Maidah, dan Q.S Maryam.
Kisah Nabi Isa merupakan kisah nabi yang penuh dengan kontoversial dan
banyak diperbincangkan tentang bagaimana peranan Nabi Isa pada masa nya sebagai
Abdi Allah. Eksistensi Nabi Isa as sebagai nabi dan rasul Allah swt, memiliki peranan
yang sangat penting, seperti peranan nya sebagai pendakwah, peranan pengikut setia
Nabi Isa (Al-Hawariyyun) dalam perjalanan dakwah nya, dan penisbatan Nabi Isa
sebagai Tuhan yang masih dipergunjingan.
Kisah Nabi Isa mengandung hikmah, pelajaran dan menuntun kita untuk lebih
percaya atas apa yang ada dalam Al-Qur’an, meskipun kita dalam keragu-raguan
karena semua sudah tercantum di dalamnya. Oleh karena itu, penelitian ini sangat
penting untuk dilakukan dalam kajian sejarah. Dalam kisah Nabi Isa banyak yang
membahas kisah tersebut dalam berbagai tinjauan dan aspek, salah satu nya yang akan
penulis bahas dalam penelitian ini yaitu tentang eksistensi Nabi Isa sebagai abdi Allah.
B. METODE PENELITIAN
3
Nursapia Harahap, Penelitian Kepustakaan, (Jurnal Iqra’, Vol. 8, No. 1, 2014), hlm. 68.
C. MISI NABI ISA AS SEBAGAI ABDI ALLAH SWT
Eksistensi Nabi Isa as sebagai Abdi Allah memiliki peranan yang sangat
penting. Seperti halnya Nabi Muhammad yang sangat dimuliakan oleh umat Islam
sebagai penyampai wahyu dari Allah swt, disisi lain Nabi Isa as sangat dimuliakan oleh
orang yang memuliakannya. Kedua tokoh agama tersebut yakni Islam dan Nasrani
mewakili setiap agama yang dianggap sebagai juru bicara Tuhan, Nabi Muhammad
saw dianggap sebagai penyampai dari Firman Tuhan sedangkan menurut umat Nasrani,
Nabi Isa as adalah ingkarnasi Tuhan yakni Firman Tuhan yang menjadi manusia.4 Hal
ini sejalan dengan diutusnya nabi oleh Allah swt memiliki tujuan atau misi dalam
berdakwah. Adapun misi dakwah seorang nabi sesuai dengan situasi dan kondisi
umatnya. Nabi Isa as adalah nabi yang melanjutkan risalah kenabian sebelumnya, yakni
risalah Nabi Musa as sebagaimana terdapat dalam Q.S as-Shaf: 6, Allah swt berfirman:
“Dan (ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil,
Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab
sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya)
seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad
(Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan
membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang
nyata”. - (Q.S 61:6).
Sejak usia enam tahun, Nabi Isa sudah mempelajari Taurat. Ia memahami
hukum Taurat lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Pada usia 12
tahun, dia bertanya jawab soal Taurat dengan orang- orang Yahudi yang jauh lebih tua
darinya baik soal hukum sampai soal ketuhanan.5
4
William E.Phipps, Muhammad dan Isa (Telaah Kritis atas Risalah dan Sosoknya, (Bandung:
Mizan, 1998), hlm, 13.
5
Mujahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-agama (Rajawali Press: Jakarta,1996), hlm, 70.
Setelah Nabi Isa as berumur 30 tahun, Malaikat Jibril datang sebagai utusan
Allah swt. untuk mengangkat Isa menjadi Rasul Allah. Hal ini ditandai dengan
diberikannya mukjizat kepada Nabi Isa as, dainataranya:
Mukjizat Nabi Isa as selain yang disebutkan sebelumnya ialah diajari kitab, diberi
pengetahuan menulis dan membaca. Dalam Q.S Ali Imran: 48 Allah swt berfirman
“Dan Dia (Allah) mengajarkan kepadanya (Isa) Kitab, Hikmah, Taurat dan
Injil”. - (Q.S 3:48).
Ayat tersebut memberi keyakinan kepada umat Nabi Muhammad bahwa Nabi Isa
mencatat Injil sebagai wahyu yang diterima dari Allah diajarkan hikmat, yakni
kebijaksanaan dan akal budi yang luas dan jauh berpandangan. Ia diajar kitab Taurat
dan diberi wahyu Injil.6 Selain itu, terdapat juga yang mengatakan bahwa Nabi Isa as
diakui sebagai guru oleh ulama Yahudi. Hal ini ditadai dengan Nabi Isa as dibaptis
(dimandikan) sebagai pertanda pengakuan bahwa ilmunya sudah cukup untuk
mengajar.7
Dalam Alquran tidak dijelaskan kapan Nabi Isa as diangkat menjadi nabi, dan
di mana tempatnya. Akan tetapi, perintah kenabian Nabi Isa as dikenal sejak ia lahir
6
Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juz 1, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1986), hlm, 247.
7
Mujahid Abdul Manaf, Op.Cit., hlm, 71.
dan sejak ia berbicara kepada Bani Israil ketika masih dalam buaian. Seperti yang
terdapat dalam Q.S Maryam: 30, Allah swt berfirman:
“Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku kitab (Injil)
dan Dia menjadikan aku seorang nabi”. – (Q.S 19:30)
Salah satu tujuan Nabi Isa as yakni memberitakan bahwa dikemudian hari akan
diutus oleh Allah swt. seorang rasul, yakni Nabi Muhammad saw yang dibekali sebuah
kitab suci (Al-Qur’an) yang berisi tentang ajaran-ajaran Allah swt yang membenarkan
kitab-kitab suci sebelumnya dan akan disampaikan kepada manusia sebagai pedoman.8
Dalam berdakwah Nabi Isa as terkenal sebagai seseorang yang sering berkelana
(berpindah-pindah) tempat untuk membawa kabar gembira akan keselamatan.
Diperjalanan Nabi Isa as melarang pengikutnya membawa tongkat, bekal, uang dan
senjata. Selain itu, misi Nabi Isa as dalam berdakwah adalah menyiarkan agama yang
benar, membetulkan kesalahan dan kesesatan dari pendeta Yahudi yang telah jauh
menyimpang dari ajaran Nabi Musa yang sebenarnya. Bahkan terbukti kepada Nabi Isa
bahwa mereka telah lupa dengan ajaran-ajaran yang diberikan oleh Nabi Musa dalam
kitab suci Taurat.9 Maka dari itu Nabi Isa menyerukan kepada pendeta-pendeta Yahudi
yang menyimpang tersebut untuk kembali ke jalan yang lurus dengan menyembah
Allah swt. Hal ini disebutkan dalam surat Az-Zukhruf: 63-64, Allah swt berfirman
8
Olaf Scuhumann, 10 Ulama Bicara tentang Isa Al-masih dan Ajarannya (Jakarta: PT Elex
Media Komputindo, 2013), hlm, 31.
9
Nurhidayat, Kisah Nabi Isa A.S dalam Al-Qur’an (Suatu Kajian Sejarah), Tesis, (UIN
Alauddin Makassar: Makassar, 2017), hlm, 62.
Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu Maka sembahlah Dia, ini adalah jalan yang
lurus”. – (Q.S 43: 63-64).
Pengikut setia Nabi Isa ini tetap setia menemani dan membantu nabi Isa
berdakwah ditengah-tengah kaum Yahudi (Bani Israil) yang mengingkari dan
mesdutainya. Meskipun diantara pengikut setia ini terdapat perbedaan sifat dan
kepribadian yang mecolok. Namun, sebagai wujud kesetiaan tersebut mereka tidak
mencampuradukkan anatar keimanan dan kesetiaan tersebut dengan kekafiran.10
Ketika Nabi Isa as meminta perlindungan kepada Allah swt, ia berdoa agar
menghunyamkan keimanan di hati kaumnya dan memberikan murid- murid yang dapat
membantu menyebarkan dakwah. Allah swt. mengabulkan dan memberi murid yang
setia, beriman, dan mengikuti jejak Nabi Isa as. Hal ini tertulis dalam QS Ali-Imran
:52, Allah berfirman:
“Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia:
"Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan
agama) Allah?" Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab:
"Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, Kami beriman kepada Allah; dan
10
Ibid., hlm, 65.
saksikanlah bahwa Sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang berserah
diri.” – (Q.S 3:52)
Berdasarkan ayat di atas penyebutan pengikut Nabi Isa as. disebut al-
Hawariyyun adalah orang-orang yang ditugaskan oleh Nabi Isa as ke berbagai desa dan
pelosok untuk memberikan kabar gembira dengan agama barunya dan menyeru
manusia kepada keimanan.11 Tidak disebutkan siapa saja yang menemani Nabi Isa
dalam perjalanan dakwahnya, namun menurut para ahli terdapat 12 orang pengikut
setia yaitu Simon (Petrus), Andreas, Yakub bin Zahdi, Yahya saudara Yakub, Piliphus,
Batolomeus, Toas, Matius, Yakub bin Alpius, Tadius, Simon, dan Yudas Iskariot.
Apa yang disampaikan Alquran tidak bisa disangkal kebenarannya. Pada kenyataannya
ada di antara pemeluk agama Nasrani yang mempertuhankan Nabi Isa as. Akan tetapi,
dialog ini bukan kepentingan Allah swt semata, namun untuk kepentingan kita dan
kaum Nasrani bahwa hal seperti itu bukanlah ajaran Nabi Isa. Jika hal tersebut
diingkari, maka pasti terdapat sekte-sekte di antara agama Nasrani. Dalam Q.S Al-
Maidah: 116, Allah berfirman:
11
Hilmy Ali Sya’ban, Nabi Isa, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2004), hlm, 82.
“Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, Adakah
kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang
Tuhan selain Allah?". Isa menjawab: "Maha suci Engkau, tidaklah patut
bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). jika aku pernah
mengatakan Maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan
aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau
Maha mengetahui perkara yang ghaib-ghaib". – (Q.S 5: 116).
“Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau
perintahkan kepadaku (mengatakan)nya Yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku
dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku
berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan Aku, Engkau-lah
yang mengawasi mereka. dan Engkau adalah Maha menyaksikan atas segala
sesuatu.” – (Q.S 5:117).
Menurut Muhammad Ali dalam bukunya, Nabi Isa yang dikandung oleh
Maryam tidak cocok dengan sifat ketuhanan, kerasnya penderitaan yang dialami
Maryam ini sama dengan penderitaan sebagaimana penderitaan seorang ibu yang
hendak melahirkan. Selain itu, Nabi Isa as disebut akan mengalami perubahan dari
buaian sampai usia lanjut, sedangkan Tuhan tidak mungkin mengalami perubahan.12
Pada kenyataannya, ada yang mengakui dan mempertuhankan Nabi Isa as yakni agama
Kristen, sebuah ajaran yang dibangun oleh Paulus. Nama Nabi Isa as tidak disebut
dalam Alkitab tetapi diganti dengan nama Yesus.13
D. PENUTUP
Nabi Isa Ibnu Maryam merupakan nabi yang memiliki mukjizat yang diluar
nalar manusia. Lahir dari rahim seorang perempuan yang tidak pernah disentuh oleh
laki-laki. Nabi Isa merupakan anak suci yang berasal dari tiupan Roh Ilahi melalui
malaika Jibril. Namun, kaum nasrani menyebut prosesi tersebut merupakan tiupan Roh
Kudus, sehingga acapkali oleh kaum nasrani disebut sebagai anak dari Tuhan.
Sedangkan, bagi uma muslim Tuhan itu tidak beranak dan diperanakkan. Kisah Nabi
Isa dapat menjadi ibrah untuk umat muslim agar senantiasa rendah hati dan sabar akan
keadaan. Nabi Isa mengemban tugas sebagai Sang Pencerah untuk kaumnya tentang
agama Allah, serta menjadi The Messenger untuk umatnya bahwa akan datang nabi
terakhir yakni Muhammad saw setelahnya yang akan menyempurnakan agama Allah.
12
Muhammad Ali, Sejarah Para Nabi (Studi Banding Alquran dan Alkitab), (Jakarta: Darul
Kutubil Islamiyah, 2007), hlm, 137.
13
Muhammad Yahya Waloni, Islam Meruntuhkan Iman Sang Pendeta, (Bandung: Cahaya
Iman, 2008), hlm, 24.
perjanjian yaitu Perjanjian Lama adalah ajaran dari Nabi Musa dan Perjanjian Baru dari
ajaran Nabi Isa as sehingga ajaran Nabi Musa dan Nabi Isa tidak dapat dipisahkan. Dari
kisah Nabi Isa ini mengajarkan kita untuk menjadi umat yang patuh dan taat, serta bertanggung
jawab atas apa yang telah diperintahkan oleh Allah swt.
E. DAFTAR PUSTAKA
1. Irda
Terkait penisbatan Nabi Isa as sbg tuhan itu dasarnya dari mana? Apakah
dijelasakan dalam Al-Qur’an dan Hadist? Dan Mengapa uskup-uskup dapat
membuat keputusan tersebut?
2. Hj. Sofiah
Dalam Q.S. An-Nisa : 156-160 dijelaskan bahwasanya bukanlah Nabi Isa
yang disalib dan tidak ada penjelasan tentang penisbatan Nabi Isa.
Uskup-uskup tersebut merupakan orang yg memiliki ilmu yang dimana
memiliki kekuatan untuk memutuskan keputusan terkait keagamaan yang
dikeluarkan oleh gereja dan bersifat mutlak.
3. Hendro
Pada masa pemerintahan raja Konstantin diadakan kongres pemuka agama
dari seluruh negeri yang dihadiri oleh uskup-uskup. Dalam kongres tersebut
dibuka dialog tentang posisi Nabi Isa as (Yesus) itu bagaimana. Terdapat
dua pandangan yang bertolak belakang. Ada yang mendukung Yesus
sebagai perpanjangan tangan Tuhan saja dan adapula yang menyebutkan
bahwa Yesus memiliki kemuliaan dan merupakan anak Tuhan maka layak
disebut sebagai Tuhan. Hal ini diputuskan diakhir pertemuan tersebut oleh
Raja Konstantin yang mengangkat serta menyebutkan bahwa Yesus adalah
Tuhan.
Hendro turut menambahakan bahwasanya pada masa kegerejaan tersebut
para uskup dan gereja menjadi pedoman yang dipedomani oleh masyarakat
setelah tidak adanya Nabi Isa as sebagai pemandu ajaran agama.