Anda di halaman 1dari 13

EKSISTENSI NABI ISA AS SEBAGAI ABDI ALLAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah:


Kajian Sejarah dalam Qur’an dan Hadist (Sejarah Profetik)

Dosen Pengampu:

1. Prof. Dr. Nurwadjah, E.Q., M.A


2. Dr. Asep Supianudin, M.Ag

Disusun Oleh:

Fauzan Manaanul Hakim 2220120004

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM


PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
1444 H/2022 M
EKSISTENSI NABI ISA AS SEBAGAI ABDI ALLAH
Fauzan Manaanul Hakim
Mahasiswa Pascasarjana Universitas Islam Negeri
Sunan Gunung Djati Bandung

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang Eksistensi


Nabi Isa Sebagai Abdi Allah pada masa nya. Penelitian ini menggunakan metode
studi kepustakaan (Library Research) yang berfokus pada bahan-bahan koleksi
perpustakaan untuk memperoleh data, dengan cara membaca, menelaah dan
menganalisis bahan-bahan yang relevan dengan topik yang dibahas dari berbagai
sumber literatur dan sumber pustaka. Dalam penelitian ini, penulis membahas
beberapa gambaran kejadian yang menjadi peranan akan eksistensi Nabi Isa sebagai
abdi Allah sebagai berikut: Pertama, adanya misi Nabi Isa sebagai Nabi dan Rasul
Allah swt yaitu menjadi pendakwah. Kedua, yaitu peranan pengikut Nabi Isa yang
disebut Al-Hawariyyun yang membantu Nabi Isa dalam perjalanan dakwah nya.
Ketiga, kontroversi penisbatan Nabi Isa sebagai Tuhan.

Kata kunci: Kisah, Eksistensi, Nabi Isa, Abdi Allah


A. PENDAHULUAN

Studi ke- Islaman sangat erat dengan Al-Qur’an yang memiliki posisi sentral
menyentuh kehidupan manusia secara kaffah, tidak hanya untuk dipahami
kandungannya yang bersifat universal, tetapi kehadirannya untuk mengubah sebuah
realitas sosial duniawi ke arah yang lebih berkualitas dan damai, bukan hanya sebagai
kitab sumber ilmu pengetahuan, tetapi menjadi ibrah dan penyejuk hati.

Fungsi dari Al-Qur’an yakni menjadi sebuah petunjuk jalan menuju


kemaslahatan hidup di dunia dan di akhirat serta menjadi tolok ukur pembeda antara
kebenaran dan kebatilan. Al-Qur’an sebagai kitab pedoman umat muslim turut
mengajarkan sejumlah nilai, norma, sifat, dan tindakan yang bersifat universal yang
dapat mengantar manusia untuk mencapai kualitas hidup mulia.1

Al-Qur’an bukan hanya tentang kitab suci yang mengharuskan umat muslim
mengimani dan mengagumkannya, melainkan karena ada faktor internal, memiliki
daya tarik bagi siapa saja yang mengkaji kandungannya. Semakin dalam
menyelaminya, maka semakin menarik para pembaca ataupun pendengarnya untuk
terus mengaguminya. Al-Qur’an banyak mengandung kisah-kisah tentang peristiwa-
peristiwa pada masa lalu, sejarah bangsa-bangsa, keadaan negeri-negeri serta
peninggalan suatu kaum. Kisah-kisah ini diceritakan dan dibalut dengan tatanan bahasa
yang mempesona dalam penyampaiannya.2

Kisah dalam Al-Qur’an bermacam-macam dan menyebar dibanyak surat, ada


yang berulang dalam pembahasan di surat lainnya, adapula yang pengulangannya
dalam surat lain memiliki konteks yang berbeda. Salah satu kisah yang diceritakan di
dalamnya adalah tentang kelahiran Nabi Isa yang tidak memiliki seorang bapak. Beliau

1
Mardan, Wawasan Al-Qur’an tentang Malapetaka (Jakarta: Pustaka Arif, 2009), hlm, 2.

Manna Al-Khatan, Studi-Studi Ilmu Qur’an (Bogor: Litera Antar Nusantara, 2016),hlm. 436-
2

437.
merupakan seorang Nabi yang diberi banyak mukjizat salah satunya melalui kitab Injil
yang diperuntukkan umat Nasrani pada masa itu. Nabi Isa dilahirkan oleh seorang
perempuan hebat yang kisahnya turut di kisahkan dalam Al-Qur’an, yakni Siti Maryam
binti Imran. Kisah Nabi Isa ini disebutkan beberapa kali di dalam Al-Qur’an beberapa
diantaranya yakni Q.S Al-Imran, Q.S An-Nisa’, Q.S Al-Maidah, dan Q.S Maryam.

Kisah Nabi Isa merupakan kisah nabi yang penuh dengan kontoversial dan
banyak diperbincangkan tentang bagaimana peranan Nabi Isa pada masa nya sebagai
Abdi Allah. Eksistensi Nabi Isa as sebagai nabi dan rasul Allah swt, memiliki peranan
yang sangat penting, seperti peranan nya sebagai pendakwah, peranan pengikut setia
Nabi Isa (Al-Hawariyyun) dalam perjalanan dakwah nya, dan penisbatan Nabi Isa
sebagai Tuhan yang masih dipergunjingan.

Kisah Nabi Isa mengandung hikmah, pelajaran dan menuntun kita untuk lebih
percaya atas apa yang ada dalam Al-Qur’an, meskipun kita dalam keragu-raguan
karena semua sudah tercantum di dalamnya. Oleh karena itu, penelitian ini sangat
penting untuk dilakukan dalam kajian sejarah. Dalam kisah Nabi Isa banyak yang
membahas kisah tersebut dalam berbagai tinjauan dan aspek, salah satu nya yang akan
penulis bahas dalam penelitian ini yaitu tentang eksistensi Nabi Isa sebagai abdi Allah.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan riset studi kepustakaan yang kegiatannya berfokus


pada bahan-bahan koleksi perpustakaan. Riset pustaka ini dilakukan dengan cara,
membaca, menelaah dan menganalisis bahan-bahan yang relevan dengan topik yang
dibahas dari berbagai sumber literatur dan sumber pustaka berupa literatur buku,
ensiklopedi, jurnal dan lain sebagainya.3

3
Nursapia Harahap, Penelitian Kepustakaan, (Jurnal Iqra’, Vol. 8, No. 1, 2014), hlm. 68.
C. MISI NABI ISA AS SEBAGAI ABDI ALLAH SWT

Eksistensi Nabi Isa as sebagai Abdi Allah memiliki peranan yang sangat
penting. Seperti halnya Nabi Muhammad yang sangat dimuliakan oleh umat Islam
sebagai penyampai wahyu dari Allah swt, disisi lain Nabi Isa as sangat dimuliakan oleh
orang yang memuliakannya. Kedua tokoh agama tersebut yakni Islam dan Nasrani
mewakili setiap agama yang dianggap sebagai juru bicara Tuhan, Nabi Muhammad
saw dianggap sebagai penyampai dari Firman Tuhan sedangkan menurut umat Nasrani,
Nabi Isa as adalah ingkarnasi Tuhan yakni Firman Tuhan yang menjadi manusia.4 Hal
ini sejalan dengan diutusnya nabi oleh Allah swt memiliki tujuan atau misi dalam
berdakwah. Adapun misi dakwah seorang nabi sesuai dengan situasi dan kondisi
umatnya. Nabi Isa as adalah nabi yang melanjutkan risalah kenabian sebelumnya, yakni
risalah Nabi Musa as sebagaimana terdapat dalam Q.S as-Shaf: 6, Allah swt berfirman:

“Dan (ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil,
Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab
sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya)
seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad
(Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan
membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang
nyata”. - (Q.S 61:6).

Sejak usia enam tahun, Nabi Isa sudah mempelajari Taurat. Ia memahami
hukum Taurat lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Pada usia 12
tahun, dia bertanya jawab soal Taurat dengan orang- orang Yahudi yang jauh lebih tua
darinya baik soal hukum sampai soal ketuhanan.5

4
William E.Phipps, Muhammad dan Isa (Telaah Kritis atas Risalah dan Sosoknya, (Bandung:
Mizan, 1998), hlm, 13.
5
Mujahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-agama (Rajawali Press: Jakarta,1996), hlm, 70.
Setelah Nabi Isa as berumur 30 tahun, Malaikat Jibril datang sebagai utusan
Allah swt. untuk mengangkat Isa menjadi Rasul Allah. Hal ini ditandai dengan
diberikannya mukjizat kepada Nabi Isa as, dainataranya:

1. Membuat burung dari tanah;


2. Dapat menyembuhkan orang buta;
3. Menyembuhkan penyakit kusta;
4. Dapat menerangkan apa yang disimpan dan dimakan di ruamh-rumah
penduduk;
5. Menurunkan makanan dari langit ketika diminta oleh kaumnya.

Mukjizat Nabi Isa as selain yang disebutkan sebelumnya ialah diajari kitab, diberi
pengetahuan menulis dan membaca. Dalam Q.S Ali Imran: 48 Allah swt berfirman

“Dan Dia (Allah) mengajarkan kepadanya (Isa) Kitab, Hikmah, Taurat dan
Injil”. - (Q.S 3:48).

Ayat tersebut memberi keyakinan kepada umat Nabi Muhammad bahwa Nabi Isa
mencatat Injil sebagai wahyu yang diterima dari Allah diajarkan hikmat, yakni
kebijaksanaan dan akal budi yang luas dan jauh berpandangan. Ia diajar kitab Taurat
dan diberi wahyu Injil.6 Selain itu, terdapat juga yang mengatakan bahwa Nabi Isa as
diakui sebagai guru oleh ulama Yahudi. Hal ini ditadai dengan Nabi Isa as dibaptis
(dimandikan) sebagai pertanda pengakuan bahwa ilmunya sudah cukup untuk
mengajar.7

Dalam Alquran tidak dijelaskan kapan Nabi Isa as diangkat menjadi nabi, dan
di mana tempatnya. Akan tetapi, perintah kenabian Nabi Isa as dikenal sejak ia lahir

6
Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juz 1, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1986), hlm, 247.
7
Mujahid Abdul Manaf, Op.Cit., hlm, 71.
dan sejak ia berbicara kepada Bani Israil ketika masih dalam buaian. Seperti yang
terdapat dalam Q.S Maryam: 30, Allah swt berfirman:

“Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku kitab (Injil)
dan Dia menjadikan aku seorang nabi”. – (Q.S 19:30)

Salah satu tujuan Nabi Isa as yakni memberitakan bahwa dikemudian hari akan
diutus oleh Allah swt. seorang rasul, yakni Nabi Muhammad saw yang dibekali sebuah
kitab suci (Al-Qur’an) yang berisi tentang ajaran-ajaran Allah swt yang membenarkan
kitab-kitab suci sebelumnya dan akan disampaikan kepada manusia sebagai pedoman.8
Dalam berdakwah Nabi Isa as terkenal sebagai seseorang yang sering berkelana
(berpindah-pindah) tempat untuk membawa kabar gembira akan keselamatan.
Diperjalanan Nabi Isa as melarang pengikutnya membawa tongkat, bekal, uang dan
senjata. Selain itu, misi Nabi Isa as dalam berdakwah adalah menyiarkan agama yang
benar, membetulkan kesalahan dan kesesatan dari pendeta Yahudi yang telah jauh
menyimpang dari ajaran Nabi Musa yang sebenarnya. Bahkan terbukti kepada Nabi Isa
bahwa mereka telah lupa dengan ajaran-ajaran yang diberikan oleh Nabi Musa dalam
kitab suci Taurat.9 Maka dari itu Nabi Isa menyerukan kepada pendeta-pendeta Yahudi
yang menyimpang tersebut untuk kembali ke jalan yang lurus dengan menyembah
Allah swt. Hal ini disebutkan dalam surat Az-Zukhruf: 63-64, Allah swt berfirman

“Dan tatkala Isa datang membawa keterangan Dia berkata: "Sesungguhnya


aku datang kepadamu dengan membawa hikmat dan untuk menjelaskan
kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya, Maka
bertakwalah kepada Allah dan taatlah (kepada) ku". “Sesungguhnya Allah

8
Olaf Scuhumann, 10 Ulama Bicara tentang Isa Al-masih dan Ajarannya (Jakarta: PT Elex
Media Komputindo, 2013), hlm, 31.
9
Nurhidayat, Kisah Nabi Isa A.S dalam Al-Qur’an (Suatu Kajian Sejarah), Tesis, (UIN
Alauddin Makassar: Makassar, 2017), hlm, 62.
Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu Maka sembahlah Dia, ini adalah jalan yang
lurus”. – (Q.S 43: 63-64).

1. Pengikut setia Nabi Isa

Dalam perjalanan dakwah Nabi Isa untuk melurusakn pendeta-pendeta ini


tidaklah mudah, dan mendapatkan ancaman dari kaum Yahudi. Bahkan, tindakan-
tindakan mencelekakan dan pembunuhan pun turut direncanakan terhadap Nabi Isa.
Nabi Isa memiliki pengikut (murid) yang senantiasa membantunya dalam
melaksanakan dakwah-dakwahnya. Pengikut Nabi Isa ini dinamakan dengan al-
Hawariyyun. Ciri-ciri mencoloknya dari pengikut setia Nabi Isa ini adalah seringkali
menggunakan pakaian putih sebagai lawan dari kebiasaan masyarakat mereka
menggunakan pakaian hitam.

Pengikut setia Nabi Isa ini tetap setia menemani dan membantu nabi Isa
berdakwah ditengah-tengah kaum Yahudi (Bani Israil) yang mengingkari dan
mesdutainya. Meskipun diantara pengikut setia ini terdapat perbedaan sifat dan
kepribadian yang mecolok. Namun, sebagai wujud kesetiaan tersebut mereka tidak
mencampuradukkan anatar keimanan dan kesetiaan tersebut dengan kekafiran.10

Ketika Nabi Isa as meminta perlindungan kepada Allah swt, ia berdoa agar
menghunyamkan keimanan di hati kaumnya dan memberikan murid- murid yang dapat
membantu menyebarkan dakwah. Allah swt. mengabulkan dan memberi murid yang
setia, beriman, dan mengikuti jejak Nabi Isa as. Hal ini tertulis dalam QS Ali-Imran
:52, Allah berfirman:

“Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia:
"Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan
agama) Allah?" Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab:
"Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, Kami beriman kepada Allah; dan

10
Ibid., hlm, 65.
saksikanlah bahwa Sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang berserah
diri.” – (Q.S 3:52)

Juga terdapat dalam surat as-Saff: 14, Allah berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah


sebagaimana Isa Ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut- pengikutnya
yang setia: "Siapakah yang akan menjadi penolong- penolongku (untuk
menegakkan agama) Allah?" Pengikut-pengikut yang setia itu berkata:
"Kamilah penolong-penolong agama Allah", lalu segolongan dari Bani Israil
beriman dan segolongan lain kafir; Maka Kami berikan kekuatan kepada
orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka
menjadi orang-orang yang menang.” – (Q.S 37:14)

Berdasarkan ayat di atas penyebutan pengikut Nabi Isa as. disebut al-
Hawariyyun adalah orang-orang yang ditugaskan oleh Nabi Isa as ke berbagai desa dan
pelosok untuk memberikan kabar gembira dengan agama barunya dan menyeru
manusia kepada keimanan.11 Tidak disebutkan siapa saja yang menemani Nabi Isa
dalam perjalanan dakwahnya, namun menurut para ahli terdapat 12 orang pengikut
setia yaitu Simon (Petrus), Andreas, Yakub bin Zahdi, Yahya saudara Yakub, Piliphus,
Batolomeus, Toas, Matius, Yakub bin Alpius, Tadius, Simon, dan Yudas Iskariot.

2. Penisbatan Nabi Isa Sebagai Tuhan.

Apa yang disampaikan Alquran tidak bisa disangkal kebenarannya. Pada kenyataannya
ada di antara pemeluk agama Nasrani yang mempertuhankan Nabi Isa as. Akan tetapi,
dialog ini bukan kepentingan Allah swt semata, namun untuk kepentingan kita dan
kaum Nasrani bahwa hal seperti itu bukanlah ajaran Nabi Isa. Jika hal tersebut
diingkari, maka pasti terdapat sekte-sekte di antara agama Nasrani. Dalam Q.S Al-
Maidah: 116, Allah berfirman:

11
Hilmy Ali Sya’ban, Nabi Isa, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2004), hlm, 82.
“Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, Adakah
kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang
Tuhan selain Allah?". Isa menjawab: "Maha suci Engkau, tidaklah patut
bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). jika aku pernah
mengatakan Maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan
aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau
Maha mengetahui perkara yang ghaib-ghaib". – (Q.S 5: 116).

Sekte-sekte ini bermunculan karena ada pemahaman tentang ketuhanannya berbeda.


Namun, tidak dapat dipungkiri ada pula sekte-sekte dalam Nasrani yang telah punah
dan ada pula yang baru lahir. Terdapat pula sekte dalam pemahaman ketuhanan Nasrani
yang menolah ketuhanan Yesus dengan alasan bahwa Nabi Isa dalam Injil Markus
melarang menyembah selain kepada Allah swt. Hal ini menjadi bukti bahwa
pengajaran Nabi Isa dalam menjalankan dakwahnya adalah menyebarkan agama
dengan Tuhan Yang Esa, yaitu Allah swt. Dalam Al-Quran surat Al-Maidah: 117 Allah
berfirman:

“Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau
perintahkan kepadaku (mengatakan)nya Yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku
dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku
berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan Aku, Engkau-lah
yang mengawasi mereka. dan Engkau adalah Maha menyaksikan atas segala
sesuatu.” – (Q.S 5:117).

Menurut Muhammad Ali dalam bukunya, Nabi Isa yang dikandung oleh
Maryam tidak cocok dengan sifat ketuhanan, kerasnya penderitaan yang dialami
Maryam ini sama dengan penderitaan sebagaimana penderitaan seorang ibu yang
hendak melahirkan. Selain itu, Nabi Isa as disebut akan mengalami perubahan dari
buaian sampai usia lanjut, sedangkan Tuhan tidak mungkin mengalami perubahan.12
Pada kenyataannya, ada yang mengakui dan mempertuhankan Nabi Isa as yakni agama
Kristen, sebuah ajaran yang dibangun oleh Paulus. Nama Nabi Isa as tidak disebut
dalam Alkitab tetapi diganti dengan nama Yesus.13

Pengangkatan Nabi Isa as sebagai Tuhan ini berdasarkan keputusan kaisar


Konstantin serta kesepakatan dari setiap uskup untuk mempertuhankan Nabi Isa as.
Selain itu, Alquran telah menerangkan dengan jelas bahwa Nabi Isa as hanyalah utusan
Allah yang membawa risalah dan menyeru agar menyembah Allah swt.

D. PENUTUP

Nabi Isa Ibnu Maryam merupakan nabi yang memiliki mukjizat yang diluar
nalar manusia. Lahir dari rahim seorang perempuan yang tidak pernah disentuh oleh
laki-laki. Nabi Isa merupakan anak suci yang berasal dari tiupan Roh Ilahi melalui
malaika Jibril. Namun, kaum nasrani menyebut prosesi tersebut merupakan tiupan Roh
Kudus, sehingga acapkali oleh kaum nasrani disebut sebagai anak dari Tuhan.
Sedangkan, bagi uma muslim Tuhan itu tidak beranak dan diperanakkan. Kisah Nabi
Isa dapat menjadi ibrah untuk umat muslim agar senantiasa rendah hati dan sabar akan
keadaan. Nabi Isa mengemban tugas sebagai Sang Pencerah untuk kaumnya tentang
agama Allah, serta menjadi The Messenger untuk umatnya bahwa akan datang nabi
terakhir yakni Muhammad saw setelahnya yang akan menyempurnakan agama Allah.

Eksistensi Nabi Isa as dalam berdakwah menyampaikan ketauhidan dan tidak


ada yang berhak disembah kecuali Allah. Hal tersebut menjadi misi utama dalam
berdakwah. Selain itu, dia tidak merubah ajaran Taurat tetapi mengukuhkan apa yang
menjadi ajaran dalam Perjanjian Lama. Oleh karena itu, dalam Alkitab berisi dua

12
Muhammad Ali, Sejarah Para Nabi (Studi Banding Alquran dan Alkitab), (Jakarta: Darul
Kutubil Islamiyah, 2007), hlm, 137.
13
Muhammad Yahya Waloni, Islam Meruntuhkan Iman Sang Pendeta, (Bandung: Cahaya
Iman, 2008), hlm, 24.
perjanjian yaitu Perjanjian Lama adalah ajaran dari Nabi Musa dan Perjanjian Baru dari
ajaran Nabi Isa as sehingga ajaran Nabi Musa dan Nabi Isa tidak dapat dipisahkan. Dari
kisah Nabi Isa ini mengajarkan kita untuk menjadi umat yang patuh dan taat, serta bertanggung
jawab atas apa yang telah diperintahkan oleh Allah swt.

E. DAFTAR PUSTAKA

Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juz 1, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1986)


Hilmy Ali Sya’ban, Nabi Isa, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2004)
Manna Al-Khatan, Studi-Studi Ilmu Qur’an (Bogor: Litera Antar Nusantara, 2016)
Mardan, Wawasan Al-Qur’an tentang Malapetaka (Jakarta: Pustaka Arif, 2009)
Muhammad Ali, Sejarah Para Nabi (Studi Banding Alquran dan Alkitab), (Jakarta:
Darul Kutubil Islamiyah, 2007)
Muhammad Yahya Waloni, Islam Meruntuhkan Iman Sang Pendeta, (Bandung:
Cahaya Iman, 2008)
Mujahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-agama (Rajawali Press: Jakarta,1996)
Nurhidayat, Kisah Nabi Isa A.S dalam Al-Qur’an (Suatu Kajian Sejarah), Tesis, (UIN
Alauddin Makassar: Makassar, 2017)
Nursapia Harahap, Penelitian Kepustakaan, (Jurnal Iqra’, Vol. 8, No. 1, 2014)
Olaf Scuhumann, 10 Ulama Bicara tentang Isa Al-masih dan Ajarannya (Jakarta: PT
Elex Media Komputindo, 2013)
William E.Phipps, Muhammad dan Isa (Telaah Kritis atas Risalah dan Sosoknya,
(Bandung: Mizan, 1998)
Pertanyaan dan Tanggapan:

1. Irda
 Terkait penisbatan Nabi Isa as sbg tuhan itu dasarnya dari mana? Apakah
dijelasakan dalam Al-Qur’an dan Hadist? Dan Mengapa uskup-uskup dapat
membuat keputusan tersebut?
2. Hj. Sofiah
 Dalam Q.S. An-Nisa : 156-160 dijelaskan bahwasanya bukanlah Nabi Isa
yang disalib dan tidak ada penjelasan tentang penisbatan Nabi Isa.
 Uskup-uskup tersebut merupakan orang yg memiliki ilmu yang dimana
memiliki kekuatan untuk memutuskan keputusan terkait keagamaan yang
dikeluarkan oleh gereja dan bersifat mutlak.
3. Hendro
 Pada masa pemerintahan raja Konstantin diadakan kongres pemuka agama
dari seluruh negeri yang dihadiri oleh uskup-uskup. Dalam kongres tersebut
dibuka dialog tentang posisi Nabi Isa as (Yesus) itu bagaimana. Terdapat
dua pandangan yang bertolak belakang. Ada yang mendukung Yesus
sebagai perpanjangan tangan Tuhan saja dan adapula yang menyebutkan
bahwa Yesus memiliki kemuliaan dan merupakan anak Tuhan maka layak
disebut sebagai Tuhan. Hal ini diputuskan diakhir pertemuan tersebut oleh
Raja Konstantin yang mengangkat serta menyebutkan bahwa Yesus adalah
Tuhan.
 Hendro turut menambahakan bahwasanya pada masa kegerejaan tersebut
para uskup dan gereja menjadi pedoman yang dipedomani oleh masyarakat
setelah tidak adanya Nabi Isa as sebagai pemandu ajaran agama.

Anda mungkin juga menyukai