Anda di halaman 1dari 16

FENOMENA NABI DAN KENABIAN

DALAM PERSPEKTIF ALQURAN


Abdurrohman Abbas
2019080016
Fakultas Sains Al Quran Wonosobo Jawa Tengah
Jl. Raya kalibeber Km. 03 Wonosobo
Email: embun679@gmail.com
_________________________

Abstract
Prophetic discussion in Islam is a fundamental understanding in Islamic doctrins. The discourse
of prophetic is usually discussed under philosophical study. However, in fact, this topic can be
discussed by tracing its based on Quranic verses and Hadith. In phiosophical discussion,
prophetic is viewed through its epistemological point of view, while in the Qur’an it can be
studied through the prophetic terms and missions. This study shows that Prophetic in the Qur’an
is represented by the term Naby and Rasul. Naby is derived from naba‟ which means
information, news or story. Meanwhile, Rasul (pl. Rusul) means messenger. Alquran also used
the term al-mursalin to indicate the person who sent as messengers. Disputes among Muslim
scholars in this issues related to the number of nabi and rasul as well as the qualities assigned to
them.
Keywords:
Wahyu; ilham; Nabi; Siddiqah; Rasul; Prophet; Prophethness; wali.
__________________________

penulis, pembahasan kembali kenabian hari


ini masih diperlukan, fenomena yang cukup
A . PENDAHULUAN meresahkan terjadi di masyarakat kita, yakni
Islam is no longer understood merely in dengan bermunculan orang yang mengaku
terms of doctrinal and historical, but it has nabi atau wali. Parahnya setelah itu mereka
become a complex phenomenon.1 Alquran melakulan tindakan penipuan materil atau
yang diyakini sebagai wahyu oleh melakukan pelecehan seksual.
pemeluknya, hanya dapat dikaji sejauh telah Keresahan yang lahir di tengah masyarakat
“dibudayakan” dalam bahasa manusia dengan terkait persoalan nabi palsu, menurut penulis
“toleransi' tujuh ahruf. Fenomena lahirnya merupakan kenyataan pada adanya kebutuhan
nabi palsu sekarang ini sebenarnya bahasan pembahasan yang tuntas tentang nabi dan
yang sudah klasik. Topik ini sudah dibahas kenabian dalam ajaran Islam. Oleh karena itu
oleh para cendikiawan muslim terdahulu pembahasan nabi dan kenabian dalam agama
hingga abad moderen. Kajian tentang Islam bagaikan jantung dalam tubuh manusia.
perbedaan nabi dan rasul juga wali Ia memiliki peran penting karena
melahirkan perdebatan yang panjang di dunia bersangkutan dengan misi suci penerimaan
Islam. Pendek kata, diskursus tentang wahyu juga penegakan batas- batas ajaran
kenabian dalam kajian tafsir Alquran dan yang dianggap benar dan sesuai ajaran Allah.
hadits telah banyak melahirkan pemahaman Hampir semua ajaran dasar agama Islam
yang beragam serta sektarianis. Menurut bermuara pada persoaln nabi dan kenabian,
misalnya tafsir, hadits, tasawuf, filsafat.
1 Masripah, “Indonesian Islamic Women
Movement (A Case Study of Bkswi West Java),”
Pendek kata diperlukan rumusan yang jelas
International Journal of Nusantara Islam 1, no. 2 dan tuntas pada persoalan tersebut.
(2013): 9–21.
Abdurrohman Abbas Fenomena Nabi dan Kenabian dalam Perspektif Alquran

Rasulullah merupakan sosok sentral yang masdar (kata benda, noun) dari naba‟
wajib ditaati oleh seluruh umat Islam.2. bermakna kenabian (prophecy, ramalan atau
Tulisan ini akan menitikberatkan kajiannya prophethood, kenabian), sifat (hal) nabi;
pada pengertian nabi dan kenabian dalam yang berkenaan dengan nabi.5
Alquran dan Hadits. Hal ini agar dapat Dalam bahasa Inggris, nabi biasa disebut
mengingatkan kembali prinsip-prinsip dengan prophet berarti seseorang yang
primordial bahasan ini. Sehingga tulisan ini mengajarkan agama, dan mengklaim,
diharapkan bermanfaat untk memberikan mendapat inspirasi ataupun petunjuk dari
informasi yang komperhensip persoalan Tuhan dan prophetess sebutan untuk nabi
kenabian berdasarkan pada dalil-dalil aqli dan perempuan;6 dan dalam bahasa Yunani
naqli. Dan lebih jauh dharapkan dapat prophetes yang berarti orang yang berbicara
mencounter pemikran lain yang akan atas nama orang lain. Dalam hal ini, ia berarti
mengakibatkan lahirnya kembali nabi palsu. "orang yang mengkomunikasikan wahyu
Tema-tema yang akan dibahas dalam Tuhan." Kata prophetes diterjemahkan ke
tulisan ini berkisar seputar pengertian nabi dalam bahasa Hebrew menjadi kata 'nabi'.
dan Rasul, karakteristik kenabian dalam Ditinjaud darietimologis berarti "memanggil",
Alquran, Misi kenabian dan Ayat-ayat "berbicara dengan keras". Ada juga yang
Alquran tentang Nabi, dengan menggunakan mengartikan sebagai "orang yang dipanggil
metode Deskriptif analitis. Segmentasi tulisan Tuhan untuk berbicara atas namanya".7
ini adalah para pengkaji keagamaan dengan Menurut Mawlana Muhammad 'Ali, kata
perspektif nabi berasal dari kata naba‟a (jamaknya
Alquran dan hadits. Maka dari itu, tulisan ini anbiyā') yang artinya adalah " membertahukan
tidak menghadirkan perpektif filsafat atau sesuatu yang besar faedahnya," menyebabkan
ilmu lainnya dalam pembahasannya. orang-orang mengetahui sesuatu. Imam
Tulisan ini membahas pengertian nabi dan alRaghib al-Asfahani dalam kitabnya
Rasul, karakteristik kenabian dalam Alquran, alMufradāt fī Gharīb al-Qur'ān
Misi kenabian dan Ayat-ayat Alquran tentang menambahkan bahwa maksud berita ialah
Nabi. bukan berita biasa, tetapi berita yang tidak
mungkin salah.8
B. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Istilah nabi, Gibb dan Kramers
Pengertian Nabi memberikan pendapat yang
Secara etimologis, kata nabi berasal dari
bahasa Arab, naba‟, berarti warta (al-khabar,
5 David A. Kerr, "Prophethood" in John L. Esposito
news), berita (tidings), informasi (ed.), Oxford Encyclopedia of the Modern Islamic
(information), laporan (report)3. Dalam World, vol. iii, 364; T. Fahd, "Nubuwwa," dalam
bentuk transitif (anba' 'an) ia berarti memberi Bernard Lewis (ed.), The Encyclopedia of Islam, vol.
informasi (to inform), meramal (to predict), viii (Leiden: t.p, 1995), 93; Tim Penyusun Kamus Pusat
to foretell (menceritakan masa depan), dan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Edisi Kedua (Jakarta: Balai Pustaka,
istanba'a (meminta untuk diceritakan).4Kata 1994), 679.
nabi ini bentuk jamaknya nabiyyūn dan 6 A.S. Hornby, Oxford Advanced Learner's
anbiyā'. Sedangkan nubuwwah adalah bentuk Dictionary of Current English, Jonathan Crowther (ed.)
(Oxford: Oxford University Press, 1995), 929.
2 Sihabuddin Afroni, “Makna Ghuluw Dalam 7 David E. Aune, "Prophet, Prophecy," Everett
Islam: Benih Ekstremes Beragama,” Wawasan: Jurnal Ferguson (ed.), Encyclopedia of Early Christianity, ed.
Ilmiah Agama Dan Sosial Budaya 1, no. 1 (2016): 71. 6 (New York and London: Garland Publishing, Inc,
3 Abdullah Ibn Manzhur, Lisan al-'Arab, vol. VI 1997), 952; Felix N. Nwahaghi, "Priesthood and
(Beirut: Dar Sadir, [t.t]), 561; Hans Wehr, A Dictionary Prophecy in Judeo-Christian Religion," Journal of
of Modern Written Arabic (Wiesbaden: Otto Dharma 15 (1990), 5.
Harrassowitz, 1971), 937. 8 8M. Dawam Rahardjo, Ensiklopedi alQur'an
4 Hans Wehr, A Dictionary, 937. (Jakarta: Paramadina, 1997), 303.
Abdurrohman Abbas Fenomena Nabi dan Kenabian dalam Perspektif Alquran

berbeda.9Mereka mengatakan bahwa kata dengan kata naba‟ yang maknanya berita,
nabi merupakan pinjaman dari istilah Ibrani, kabar, warta atau cerita. Makna
nabi dan Aram n-b-a. Istilah ini baru muncul sesungguhnya dari kata naba‟ ini perlu
pada ayat-ayat periode Makkah kedua. dilihat dalam konteks ayat-ayat Alquran
Tetapi keduanya tidak menjelaskan apa arti sendiri,12 seperti misalnya dalam surat Ali
kata itu. Memang, Alquran sering meminjam Imran [3]: 43
istilah-istilah non-Arab, seperti bahasa "Ini adalah sebagian berita (naba‟,)
Ibrani.Tetapi setelah ditampilkan dalam yang telah kami wahyukan kepadamu.
Alquran, istilah-istilah itu selalu Engkau tidak berada di antara mereka
mengandung muatan makna baru yang tatkala melemparkan pena mereka
berbeda dari arti lamanya. Realitas (untuk menentukan) siapa diantaranya
kehidupan sosial menjadi mungkin karena ia yang akan memelihara Maryam,
mengakomodasi perbedaan dan keragaman begitupula engkau tidak berada di
di antara manusia.10. antara mereka ketika bertengkar satu
Secara istilah, kata nabi memiliki banyak sama lain." (Ali Imran [3]: 43).
definisi. Nabi adalah seseorang yang Pembicaraan tentang terma nabi (an-
menerima wahyu dari Allah SWT melalui nabī, prophet) dan kenabian (an-nubuwwah,
perantaraan malaikat atau ilham maupun prophecy/prophethood) tidak terlepas dari
mimpi yang benar. Mereka juga adalah term rasul (ar-rasul, apostol) dan kerasulan
mubasysyir (pembawa berita baik, yaitu (ar-risālah, apostolos).Banyak yang
mengenai ridha Allah dan kebahagiaan hidup menyamakan antara keduanya dan dengan
di dunia serta di akhirat bagi orang-orang demikian dapat dipakai secara bergantian,
yang mengikutinya) dan mundzir (pemberi namun tidak sedikit pula yang melakukan
peringatan, yaitu pembalasan bagi mereka pembedaan.Namun secara umum, nabi dan
serta kesengsaraan terhadap orang-orang rasul adalah manusia yang dipilih Allah
yang ingkar) (QS. al-Baqarah [2]: 213).11 SWT untuk menerima dan menyampaikan
Kata nabī terulang 75 kali dalam 20 surat, wahyu
sedangkan kata naba‟ terulang 29 kali dalam Allah.13
21 surat. Salah satu ayat yang menyebut kata
Secara tradisional, penulis-penulis
nabi adalah terdapat dalam surat Maryam
Muslim mengenai Alquran membuat sebuah
[19]: 30-31. Dalam ayat ini, 'Isa
perbedaan antara nabi dan rasūl. Nabi ialah
utusan Allah yang tidak membawa hukum
menjelaskan bahwa dirinya sebagai seorang
(syari'at) dan mungkin pula kitab Allah
hamba Allah biasa, maksudnya bukan putra
kepada manusia; sedang rasul yang bentuk
Allah, dia telah pula diberi Kitab, yakni Injil
jamaknya rasūl, dalam pengertian bahasa
dan ditetapkan sebagai seorang nabi. Dengan
berarti utusan, dan menurut istilah ialah
begitu, 'Isa merupakan orang yang diberkati
utusan Allah yang membawa hukum dan
Allah dan dia merasakan berkat itu. Dan
kitab Allah sebgai pedoman manusia. Atau
mempunyai misi kenabian, yang tujuannya
menurut pendapat yang masyhur, nabi
untuk menegakkan shalat dan menunaikan
adalah orang yang menerima wahyu dari
zakat. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa
Allah SWT tanpa kewajiban menyampaikan
pengertian tentang istilah nabi, berkaitan
kepada orang lain, sedangkan rasul adalah
orang yang mendapatkan wahyu dari Allah
9 9H.A.R. Gibb dan J.H. Kramers, Shorter
yang mempunyai kewajiban
Encyclopedia of Islam (Leiden: E.J. Brill, 1974).
10 Casram, “Membangun Sikap Toleransi
Beragama,” Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama Dan 12 M. Dawam Rahardjo., Ensiklopedi, 303.
Sosial Budaya 1, no. 2 (2016): 187. 13 Taufik Abdullah (ed), Ensiklopedi Tematis
11 1Departemen Agama RI, Ensiklopedi Islam Dunia Islam (Jakarta: PT. Ichtiar Van Houve, 2000),
Indonesia (Jakarta: Depag, 1987-1988), 659. 14.
Abdurrohman Abbas Fenomena Nabi dan Kenabian dalam Perspektif Alquran

menyampaikannya kepada dari Allah berupa hukum syari'at tetapi


manusia.14Batasan ini menunjukkan bahwa diperintahkan untuk
nabi menyampaikan wahyu Allah kepada menyampaikannya. Lain lagi definisi yang
17

kaumnya melalui keteladanan pribadi yang diberikan oleh al-Bazdawi yang menyatakan
terbentuk atas bimbingan wahyu, sedang bahwa rasul adalah seseorang yang didatangi
rasul, disamping keteladanan, mereka oleh Jibril untuk menjadikannya sebagai rasul
dituntut pula menyampaikan wahyu yang bagi suatu kaum dan supaya mengajak kaum
diterimanya secara aktif. Islam autentik tersebut kepada Islam dan mengajarkan
dicirikan terutama sekali oleh seruan kepada mereka hukum syari'at. Sedang nabi
kembali kepada sumber ajaran Islam adalah seseorang yang mendapat ilham dari
utama15. Allah (tanpa perantara Jibril) atau melalui
Dalam ensiklopedia karya Cyril Glasse, mimpi, atau berdasarkan khabar dari rasul
The Concise Encyclopedia of Islam, makna bahwa ia seorang nabi yang mempunyai tugas
nabi merupakan seseorang yang menjalankan untuk mengajak umatnya kepada
tugas kenabiannya dalam bingkai wahyu yang Islam. Sedangkan menurut Ibn Tahir at-
18

telah ada, berlawanan dengan rasul, yang Tamimiy al-Bagdadiy, nabi adalah orang
membawa wahyu yang baru.15Rasūl, secara yang mendapat wahyu dari Allah melalui
harfiah berarti pesuruh atau diutus. Kata malaikat dan rasul adalah orang yang diberi
jamaknya adalah rusul.Alquran sering pula syari'at untuk memulai atau menghapus
menyebut para rasul itu dengan istilah sebagian syariat sebelumnya.19
almursalīn, yaitu "mereka yang diutus". Untuk menguatkan pendapatnya, mereka
Seorang rasul, menurut Glasse mengemban mengajukan argumen di antaranya hadis Nabi
misi membawa religi baru atau wahyu baru Saw.yang menyebutkan jumlah nabi itu
dalam konteks masyarakatnya.Mereka itu 124.000 sedangkan jumlah rasul ada
disebut juga ulual-'azm (QS. Al-Ahqaf [46]: 315.20Argumen lain adalah QS. Al-Hajj [22]:
35). Menurut al-Tabary, disebut ulul 'azmi 52 yang menyebutkan nabi dan rasul secara
karena mereka mempunyai kesabaran dan terpisah,
keuletan dalam menghadapi berbagai cobaan
ketika menyampaikan amr al-ma'rūf wan ”Dan Kami tidak mengutus sebelum
nahy „an al-munkar.16 engkau seorang rasulpun dan tidak pula
seorang nabi kecuali apabila dia
Selanjutnya, di antara orang yang
menginginkan (membaca),
membedakan dua terma tersebut adalah
maka syetan mengganggu
Muhammad 'Ali ash-Shabuni. Menurutnya,
keinginannya..." QS. Maryam [19]: 51.
nabi adalah seseorang yang mendapat wahyu
dari Allah berupa hukum syari'at, tetapi tidak "Dan ingatlah (berita) Musa dalam Kitab;
dibebani untuk menyampaikannya, sedang sesungguhnya dia adalah seorang yang
rasul adalah seseorang yang mendapat wahyu terpilih dan dia adalah seorang rasul dan
nabi."
14 Depag RI, Ensiklopedi Islam Indonesia, 659. 15
Aceng Abdul Kodir, “Sejarah Bid’ah: Ashhab AL-
Hadith Dan Dominasi Wacana Islam Autentik Pada 17 Muhammad 'Ali ash-Shabuni, An-Nubuwwah wa
Tiga Abad Pertama Hijriyah,” Wawasan: Jurnal al-Anbiya' (Beirut: 'Alim al-Kutub,1985), 14.
Ilmiah Agama Dan Sosial Budaya 1, no. 2 (2016): 18 Abu al-Yusr Muhammad bin Muhammad bin
212. Abdul Karim al-Bazdawi, Kitab Usul ad-Din (Kairo:
15 Cyril Glasse, The Concise Encyclopedia of Dar Ihya al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1963), 223.
Islam (San Francisco: Harper & Row, Publishers, Inc, 19 Abu Mansur Abdul Qahir ibn Tahir at-Tamimi
1989), 342. alBagdadi, Kitab Usul ad-Din (Beirut: Dar al Kutub
16 Abu Ja'far Muhammad b. Jarir al-Thabari, Jami' al'Ilmiyah, 1981), 154.
al-Bayan 'an Ta'wil ay al-Qur‟an, vol. 13, (Beirut: 20 Hadis Shahih diriwayatkan oleh Imam Ahmad
Dar al-Fikr, 1988), 37. bin Hanbal.
Abdurrohman Abbas Fenomena Nabi dan Kenabian dalam Perspektif Alquran

Bagi mereka, jika sebagian nabi disifati (QS. At-Taubah [9]: 94),
sebagai nabi sekaligus rasul, maka itu
" Mereka mengemukakan 'uzurnya
menunjukkan bahwa rasul itu lebih daripada
kepadamu, jika Telah kembali kepada
sekedar nabi, yakni risalah mempunyai
mereka (dari medan perang). Katakanlah:
kedudukan lebih tinggi daripada
"Janganlah kamu mengemukakan(alasan)
kenabian.Setiap rasul adalah nabi namun
'uzur; kami tidak percaya lagi kepadamu,
tidak setiap nabi adalah rasul. Dengan
(karena) Allah telah memberitahukan
demikian tentunya jumlah rasul tentu lebih
kepada kami informasi yang sebenarnya.
sedikit daripada nabi.21
Allah serta rasulnya akan melihat
Yang menjadi alasan kelompok yang pekerjaanmu, Kemudian kamu dikembalikan
membedakan antara nabi dan rasul bagi kepada yang Maha Nengetahui lagi ghaib
pendapatnya bahwa baik nabi maupun rasul serta yang nyata, lalu dia memberitahukan
keduanya dituntut untuk menyampaikan kepadamu apa yang Telah dikerjakan."
(tablīgh). 2) Mengabaikan tugas penyampaian Berdasarkan ayat di atas, maka nabi
berarti menyembunyikan (kitmān) wahyu mempunyai tugas menyampaikan apa saja
Allah. Dalam hal keyakinan eskatologis, ahli yang diwahyukan kepadanya. Oleh karena
hadis meyakini hanya berdasarkan itu, setiap nabi wajib menyampaikan apa
pemberitaan wahyu sesuatu bisa diyakini. yang diwahyukan kepadanya berupa syari'at.
Padahal Allah menurunkan wahyu untuk Jika tabligh (penyampaian) merupakan buah
disebarluaskan, bukan untuk disimpan dalam dari kenabian, maka tidak ada dalam hukum
diri sendiri. 3) Sabda Nabi SAW.: "Telah Allah orang yang diberi wahyu tapi tidak
diperlihatkan kepadaku umat-umat di mana diperintahkan untuk menyampaikannya.22
kulihat seorang nabi yang disertai banyak Hal ini diperkuat oleh pendapat 'Umar
pengikut, nabi yang diikuti oleh satu dua Sulaiman al-Asyqar, walaupun dia juga
orang serta nabi yang tidak ada membedakan terma nabi dan rasul, namun
pengikutnya." pembedaan ini bukan terletak pada adanya
Hadis di atas juga menunjukkan bahwa tuntutan menyampaikan wahyu atau tidak,
para nabi itu diperintahkan untuk sebagaimana definisi yang umum, tapi lebih
menyampaikan wahyu-nya.Selanjutnya dia pada isi wahyu atau syariat yang dibawa. Dia
mengemukakan definisi yang cukup bagus berargumen di antaranya: 1) QS. Al-Hajj
bahwa rasul adalah orang yang mendapat [22]: 52: sebagaimana disebut di atas.
wahyu dari Allah berupa syari'at yang baru; Demikian juga dalam QS. Al-Baqarah [2]:
sedangkan nabi adalah seorang yang diutus 285.
untuk meneguhkan dan melanjutkan syari'at
sebelumnya. Dalam ayat 285 disebut dengan istilah
Adapun mereka yang menyamakan dua rusul dan ayat 283 dengan istilah nabi, namun
term tersebut berargumen pada: pertama, QS. hakikatnya adalah sama (an-Nabiyyūn sama
Al-Muddassir [74]:12. dengan al-Mursalīn). Maksud ayat ini adalah
larangan membeda-bedakan di antara para
"Hai orang yang berkemul (berselimut). nabi atau rasul.Menyebut sebagian mereka
Bangunlah, lalu berilah peringatan!" yang mendapat wahyu dari Allah sebagai
Ayat tersebut secara jelas memerintahkan nabi, karena tidak diperintahkan untuk
nabi untuk berdakwah dan memberi menyampaikannya; sedang sebagian lainnya
peringatan.Kata Nabi yang merupakan adalah nabi sekaligus rasul karena mendapat
derivasi dari kata naba', yang berarti bahwa
Allah memberikan kabar kepadanya melalui
wahyu kepada siapa saja yang dikehendaki 22 Syaikh Abdullah bin Zaid Ali Mahmud, al-Ittihaf
Ahfiya' bi Risalah al-Anbiya' (Qatar: Ri'asah
21 Umar Sulaiman al-Asygar, Al-Rusul wa al- alMahakim asy-Syar'iyyah wa asy-Syu'un ad-
Risalat (Kuwait: Maktabah al-Falah, 1985), 14. Diniyyah, 1991), 4.
Abdurrohman Abbas Fenomena Nabi dan Kenabian dalam Perspektif Alquran

perintah menyampaikan, dalam hal ini adalah manusia. Salah satu keterangan tentang terma
dianggap sebagai pembedaan.24 nabi dan rasul dalam Alquran diberikan oleh
Menurut Murtadha Mutahhari, nabi adalah Alquran surat al-An'am [6]: 89,
seorang manusia yang bertindak sebagai "Mereka orang-orang yang telah kami
penerima wahyu dan kemudian beri kitab, hukum dan ramalan (nubuwah).
menyampaikan pesan-pesan Tuhan (baca: Apabila mereka menolak hal (tiga kriteria)
wahyu) kepada umat manusia. Nabi adalah tersebut, niscaya kami akan menyerahkannya
manusia pilihan yang memenuhi prasyarat kepada kaum yang sekali-kali tidak
untuk menerima pesan-pesan tersebut dari mengingkarinya."
alam gaib.25 Pengutusan para nabi atau rasul
oleh Tuhan merupakan adanya garis
perbedaan antara Tuhan dan makhluk. Dalam Hammudah Abdalati, Islam Dalam Sorotan (terj)
26

hal tersebut, Hammudah Abdalati Anshari Thayib (Surabaya: Bina Ilmu,1981), 32.
menyatakan tujuan kenabian adalah Ayat di atas menjelaskan bahwa nabi itu
menunjukkan apa yang harus atau yang dapat mempunyai tiga kriteria. Pertama, menerima
diketahui manusia dan wahyu yang selanjutnya terhimpun dalam
suatu kitab. Kedua, membawa syariat atau
hukum untuk pedoman hidup, karena itu
teladan nabi dan rasul itu merupakan sumber
24AlMurtadha
25
-Asyqar, AlMuthahhari, -Rusul. hukum. Ketiga, memprediksi berbagai hal di
masa yang akan datang, hal tersebut dapat
terlihat pada Nabi Nuh, Ibrahim atau Luth
Falsafah Kenabian (Jakarta: Pustaka Hidayah, 1991), 9.
yang telah memperingatkan umatnya,
sekalipun telah didustakan. Nabi Muhammad
mengajar apa yang tidak atau belum diketahui saw pernah meramalkan dengan tepat
dan dimengerti.26 kekalahan parsi melawan Roma, berdasarkan
Dalam Alquran, kata nabi dan rasul selalu wahyu Ilahi Karena itu maka ayat selanjutnya
digunakan secara bergantian. Hal tersbut mengatakan: "mereka itulah orang-orang
ditujukan untuk membedakan artinya, karena yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka
ulama melihat dari arti kata ataupun asal ikutilah petunjuk mereka." QS. Ar-Rum [30]:
katanya, istilah nabi menekankan dari segi 2.
kesanggupannya menerima berita Ilahi Di dalam Alquran, Nabi yang
(wahyu), sedangkan rasul menekankan pada "menyampaikan khabar" bukan berarti "yang
misinya untuk menyampaikan risālah atau menjelaskan keadaan di masa mendatang",
nubuwwah pada manusia, adakalanya bukan melainkan "yang menyampaikan khabar dari
manusia, melainkan juga malaikat (QS. Allah". Nabi diutus Allah untuk mencegah
AlFathir [35]: 1) kejahatan dan menyampaikan kabar gembira
"Segala puji bagi Allah Pencipta langit kepada orangorang yang saleh. Itulah
dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai sebabnya mengapa istilah-istilah "yang
utusan-utusan (untuk mengurus berbagai menyampaikan kabar gembira" dan "yang
macam urusan) yang mempunyai sayap, menyampaikan peringatan" sering dinyatakan
masing-masing (ada yang) dua, tiga dan Alquran, terutama sekali di masa-masa awal
empat. Allah menambahkan pada ciptaannya kenabian Muhammad.23
apa yang dikehendakinya. Sesungguhnya Rasul mempunyai arti "utusan", atau yang
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." diutus oleh Allah kepada umat manusia
Dengan demikian seorang nabi menerima walaupun di dalam Alquran perkataan rasul
wahyu bagi dirinya sendiri, sedangkan rasul
23 Fazlur Rahman, Tema Pokok al-Qur‟an, terj.
menerima wahyu untuk disampaikan kepada
Ahsin Muhammad (Bandung: Mizan, 1996), 119.
Abdurrohman Abbas Fenomena Nabi dan Kenabian dalam Perspektif Alquran

kadang-kadang dikenakan juga kepada Dalam tradisi Islam yang notabene datang
malaikat yang menyampaikan wahyu dari paling belakang di antara tradisi Yahudi dan
Allah kepada Nabi; di dalam pengertian yang Kristen, perkembangan kenabian merupakan
terakhir ini istilah sufarā' (plural dari sāfir suatu rangkuman dari pemberitaan yang ada
yang berarti "duta") hanya dipergunakan pada wahyu Alquran. Alquran mengakui
sekali saja, yaitu di dalam surat 'Abasa (80): bahwa risalah kenabian adalah satu dan tidak
15. dapat dibagi (indivisible), dalam arti bahwa
Sementara bisa disimpulkan bahwa, para nabi adalah pembawa risalah yang sama
sebutan rasul menunjukkan peranan yang dari Tuhan yang sama.25Oleh karenanya,
lebih penting daripada seorang nabi.Seorang dalam Islam, aspek kepengutusan Tuhan
nabi dapat berperan sekedar sebagai kepada para manusia pilihan untuk
pembantu rasul, misalnya Harun yang menyampaikan risalah bersifat universal
berperan sebagai pembantu Musa (QS. karena setiap bangsa pasti telah datang
Maryam [19]: 51, 53), walaupun rasul-rasul kepadanya seorang nabi sebagai pemberi
(atau lebih tepatnya: mursal, "yang diutus") kabar berita dan peringatan. (QS. Fatir [35]:
dapat ditugaskan Allah secara bersama-sama 24, Yunus [10]: 47, an Nisa [4]: 164).26
(QS. Al-Ahzab [33]: 13 dan 16) Dengan demikian, dalam tradisi Islam, para
Terlepas dari perdebatan di atas, kata nabī nabi diyakini telah diutus mulai dari zaman
dan rasūl keduanya digunakan di dalam Adam sampai nabi Muhammad sebagai nabi
Alquran. Kadang-kadang disebut nabi, pada terakhir dalam arti yang sebenarnya.
waktu lain disebut rasul, dan adakalanya Nabi adalah manusia pilihan dan yang
dipakai secara bersamaan. Untuk kepentingan dimuliakan Allah.Mereka diberi kemampuan
penelitian ini, penulis lebih cenderung untuk berhubungan dengan Allah dan
menggunakan istilah nabi dan rasul. Nabi dan mengekspresikan kehendaknya.27 Oleh karena
rasul adalah orang-orang yang dimuliakan itu, seorang nabi adalah manusia yang
oleh Allah karena mereka adalah manusia bertindak sebagai penerima yang
pilihan. Kenabian dan kerasulan diperoleh menyampaikan pesan-pesan Tuhan
seseorang melalui karunia dan pemberian dari (baca:wahyu) kepada umat manusia.28
Tuhan kepada manusia pilihan-Nya.Kenabian Oleh sebab itu, seseorang manusia dapat
tidak dapat diperoleh melalui usaha dan dikatakan sebagai nabi, apabila memenuhi
pengorbanan jerih payah, juga tidak didapat beberapa kriteria. Salah satunya pendapat
melalui warisan maupun ketaatan beribadah. AlMusayyar yang menjelaskan syarat-syarat
Adalah merupakan hak Allah semata dalam seorang nabi atau rasul, yakni: (1) manusia,
menentukan dan memilih hamba-nya yang (2) laki-laki, (3) merdeka (bukan budak), (4)
patut dan memikul tanggungjawab terhindar dari aib (cacat): maksum dari
kenabian.Yang membedakan keduanya adalah perbuatan dosa dan salah, dan (5) Allah
isi wahyu, wahyu yang sampai kepada rasul mewahyukan syari'at kepadanya.29
berupa syariat baru sedangkan wahyu yang
datang kepada nabi adalah peneguhan dari
no. 2 (2016): 233.
syari'at yang telah ada. Hukum Islam
25 Fazlur Rahman, Major Themes of The Qur'an
diturunkan oleh Allah Swt bertujuan untuk (Minneapolis dan Chicago: Bibliotecha Islamica,
mencegah kerusakan pada manusia dan 1980), 53, 80.
mendatangkan kemaslahatan bagi mereka, 26 Rahman, Major Themes, 80.
mengarahkan kepada kebenaran, keadilan dan 27 Ibrahim Madkour, Filsafat Islam Metode dan
kebijakan serta menerangkan jalan yang harus Penerapan, (terj) Yudian Wahyudi (Jakarta: CV.
dilaluinya24. Rajawali, 1991), 85.
28 Muthahhari, Falsafah, 9.
24 Qosim, “Analysis of Critical Thought Wahbah 29 Ibn Katsir, al-Bidayah wa al-Nihayah, vol. I, Juz
Wahbah Az-Zuḥailī Concerning Determination I, cet. I (Cairo: Dar al-Taqwa, 1999), 56, 58, 59, & 60)
Separations,” Jurnal Studi Agama Dan Masyarakat 10, 34
Muthahhari, Falsafah, 1018.
Abdurrohman Abbas Fenomena Nabi dan Kenabian dalam Perspektif Alquran

Adapun ciri utama nabi ialah mendapat Wahyu ilahi merupakan suatu kenyataan
wahyu dari Allah, baik melalui malaikat yang universal, yang tidak hanya diterima oleh
Jibril, atau lainnya. Sementara ciri lain yang para nabi tertentu dan hanya dimiliki oleh
dimiliki nabi ialah mendapatkan mukjizat umat keagamaan tertentu. Seperti halnya Nabi
sebagai perbuatan luar biasa yang muncul Muhammad yang menjadi pemimpin di
pada seorang nabi (yang telah mendapatkan Mekkah, “The Madina Charter is proof that
wahyu). Prophet Muhammad was a religious leader as
Sedangkan menurut Murtadha Muthahhari, well as a political leader”.33.
seseorang dapat disebut sebagai nabi, apabila Dalam Islam, kata "wahyu" banyak
memiliki beberapa karakteristik,34 di digunakan dalam Alquran dengan berbagai
antaranya: bentuk, baik dalam bentuk kata benda atau
1) Wahyu (yaitu nabi merupakan seseorang kata kerja. Apabila term wahyu ini
yang diberi wahyu oleh Allah) Istilah wahyu dikembalikan kepada pengertian teologi
(al-wahy, revelation) dalam Islam adalah kata Islam, tentunya dapat diambil dua pengertian
yang paling penting dari semua kata-kata dasar yaitu: Wahyu syari'ah dan wahyu bukan
Arab yang menunjukkan fenomena syari'ah atau identik dengan istilah ilham.
diturunkannya ayat-ayat Tuhan Wahyu Syari'ah, dalam kepercayaan sebagian
(Alquran).30Berkaitan dengan pewahyuan besar umat Islam, lebih berupa seluruh sabda
Alquran, maka kata kunci yang sangat Tuhan yang diterima oleh para nabi sebelum
signifikan untuk diperhatikan, selain kata Muhammad yang berisi hukum-hukum
awḥā beserta kata turunannya, adalah inzāl (syari'ah) dan diyakini telah disempurnakan
dan tanzīl. Dalam Bahasa Arab, bertitik tolak oleh kenabian Muhammad yang kemudian
dari asumsi Syahrur "bahwa tidak ada terkodifikasi dalam wujud Alquran.
sinonim dalam bahasa", maka elaborasi setiap Sedangkan pengertian wahyu yang kedua ini
kata dalam Alquran menjadi sangat penting sering oleh sementara kelompok dalam Islam
untuk mendapatkan pengertian secara lebih dianggap wahyu yang masih tetap akan
utuh.31Walaupun kata-kata itu simbolis, tapi turun walaupun sepeninggal Nabi
makna primernya berbeda.Wahyu berarti Muhammad Saw. 34

'pertunjukan' atau 'pernyataan' diri Kata Wahyu adalah kata benda, dalam
Tuhan.Tanzil ialah 'penurunan' nya dari langit bentuk kata kerjanya adalah auha-yuhi,
ke bumi. Dalam QS. Maryam [19]: 11, awḥā artinya adalah pemberitahuan secara
(kata kerja) digunakan untuk Zakaria ketika tersembunyi dan cepat (i'lām al-khafī as-
mengalami bisu dan secara jelas berarti sarī')35.
'diperlihatkan' atau 'dipertunjukkan dengan Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan,
suatu tanda'. dapat dinyatakan bahwa wahyu adalah
Namun demikian, dalam makna sentralnya,
masyarakat Arab pada saat itu, di mana peradaban
wahyu adalah proses komunikasi antar dua
sebelum Islam telah mengenal pola dan mekanisme
pihak yang mengandung pemberian pesan yang hampir sama dengan wahyu; yaitu komunikasi
secara samar, rahasia dan sangat pribadi.32 dengan jin (tajnin). Nasr Hamid Abu Zaid, Tekstualitas
al-Qur‟an Kritik Terhadap Ulum al-Qur'an, terj.
30 Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia, Khoiron Nahdliyyin (Yogyakarta: LKiS, 2001), 34, 43.
terj. Agus Fahri Husein, dkk, cet. 1 (Yogyakarta: Tiara 33 Fatmawati, “Inter-Religious Relations In The
Wacana, 1997), 171. Period Of Prophet Muhammad,” Al-Albab 5, no. 2
31 Muhammad Syahrur, Al-Kitab wa al-Qur‟an: (2016): 175–193.
Qira'ah Mu'asirah (Damaskus: AlAhaly, 1990), 47. 34 Muslih Fathoni, Faham Mahdi Syi'ah dan
32 Tentang bagaimana proses komunikasi antar Ahmadiyah Dalam Perspektif (Jakarta: PT Raja
berbagai pihak berlangsung, terjadi perdebatan, karena Grafindo Persada, 1994), 108.
pada dasarnya di antara pihak yang satu berbeda secara 35 Muhammad Ismail Sya'ban, Ma' al-Qur‟an
ontologis dengan pihak yang lain. Namun demikian, alKarim (Kairo: Dar al-Ittihad al-'Arabi li at-Tiba'ah,
fenomena ini bisa dipahami dan dianggap lumrah oleh 1978), 85.
Abdurrohman Abbas Fenomena Nabi dan Kenabian dalam Perspektif Alquran

kenyataan universal, yang tidak hanya kemampuan berpikir, daya menalar dan
diberikan kepada para nabi melainkan analisis yang tinggi sehingga mampu
diberikan pula kepada semua ciptaannya, merumuskan teori-teori dan kemampuan
termasuk benda-benda tak bernyawa. Dalam membuat kesimpulan. Para nabi selain
pengertian ini, maka mereka membagi wahyu memiliki kemampuan di atas juga dilengkapi
pada lima macam: yaitu, (a) wahyu Tuhan dengan kemampuan lain yang disebut wahyu.
kepada langit dan bumi (QS. Fusjilat [41]: Inilah yang bisa membebaskan mereka dari
1112; QS. Al-Zalzalah [99]: 15); (b) wahyu kekeliruan.44
Tuhan kepada binatang (QS. an-Nahl [16]: 5) Kepemimpinan
6869); (c) wahyu Tuhan kepada para malaikat Berawal dari misi kenabian tentu akan
(QS. Al-Anfal [8]: 12); (d) wahyu Tuhan berujung pada langkah kembali kepada
kepada manusia biasa (QS. Al-Qashas [28]: masyarakat dan dunia luar untuk
7; QS. Al-Maidah [5]: 111) dan (e) wahyu mengorganisasi dan memimpin kehidupan
Tuhan kepada para nabi (QS. Al-Anbiya [21]: masyarakat
7; QS. An-Nisa'[4]:164).36
2) Mu'jizat
Darul Kutubil Islamiyah bekerjasama dengan LPMAT
Nabi yang diangkat oleh Tuhan diberi PIRI, 2003), 21-24.
anugerah kemampuan luar biasa yang mampu 42
Muthahhari, Falsafah, 10.
melakukan tindakan-tindakan tertentu yang 43
Fahd, "Nubuwwa," 94-95. 44

tidak bisa dilakukan oleh manusia biasa. Hal Muthahhari, Falsafah, 14.
tersebut menunjukkan kebenaran kenabian pada jalan yang benar. Dalam pengalaman
dan firman Tuhan yang mereka sampaikan. "bersatu" dengan Tuhan, para nabi kembali
Perbuatan luar biasa yang dikerjakan oleh para untuk terjun dalam arus waktu dengan niat
nabi dengan izin Tuhan tersebut, oleh Alquran untuk mengendalikan kekuatan-kekuatan
dinamakan ayat atau tanda kenabian sejarah dan menciptakan dunia baru yang
sedangkan para teolog Islam menyebutnya ideal. Konsekwensinya, memimpin manusia,
mu'jizat (harfiah: yang membuat orang lain ialah kemampuan untuk mengelola dan
lemah).42 menggerakkan potensi-potensi manusia
(masyarakat) ke arah kehendak Tuhan dan
3) 'Ishmaḥ.
demi kebaikan umat manusia, yang
Bahwa para nabi itu terjaga dari perbuatan
merupakan bagian tak terpisahkan dari misi
dosa dan kekeliruan yang disebabkan karena
kenabian. Sehingga penyusunan hadist pun
pemahaman dan kedalaman iman mereka.
tidak terlepas dari sosok nabi atau wali,
Semakin tinggi keimanan dan kesadaran
seperti ungkapan Putra, “sunnah adalah
mereka terhadap akibat buruk dari dosa,
sesuatu yang dipraktikkan secara kontinu
semakin berkurang kemungkinan melakukan
(terus-menerus) oleh sosok yang menjadi
perbuatan dosa. Para nabi memiliki derajat
panutan baik seorang Nabi atau wali37.
keimanan yang mencapai tingkat intuitif dan
pandangan batin sehingga mampu 6) Ketulusan niat
membedakan dan menghindari perbuatan Para nabi memiliki dedikasi yang tinggi
dosa.43 dalam mengemban misinya. Mereka tidak
meminta imbalan jasa dalam membimbing
4) Kecerdasan
umatnya menuju Tuhan (QS. Asy-Su'ara [26]:
Kecerdasan dan kemampuan menalar
127); Pesan-pesan mereka selalu bersifat
yang dimiliki para nabi berbeda dengan
keputusan akhir yang tidak dapat ditawar lagi.
kemampuan orang jenius dalam hal yang
7) Konstruktivitas
sama. Perbedaan yang mendasar ialah bahwa
jenius merupakan orang yang mempunyai 37 Afriadi Putra, “Pemikiran Hadis KH. M.
Hasyim Asy‟ari Dan Kontribusinya Terhadap Kajian
36 Mulyono, Bunga Rampai Paham Keagamaan Hadis Di Indonesia,” Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama
Gerakan Ahmadiyah Indonesia (Yogyakarta: Penerbit Dan Sosial Budaya 1, no. 1 (2016): 52.
Abdurrohman Abbas Fenomena Nabi dan Kenabian dalam Perspektif Alquran

Para nabi memberikan energi kepada yang dapat diketahui manusia dan mengajar
kekuatan-kekuatan masyarakat dan apa yang tidak atau belum dimengerti.40
mengorientasikan mereka agar melatih Maka, seorang nabi adalah manusia yang
individu dan membimbingnya, dan bertindak sebagai penerima yang
membangun masyarakat manusia. 8) Konflik menyampaikan pesanpesan Tuhan
dan Perjuangan (baca:wahyu) kepada umat manusia.50
Tanda lain dari ketulusan seorang nabi Adapun tugas pokok seorang nabi
dalam klaimnya adalah bahwa ia berjuang sebagaimana tercantum dalam Alquran
menentang politheisme, tahayul, kebodohan, adalah memberikan kabar gembira (at-
kepalsuan, penindasan, kekejaman dan tabsyīr) sekaligus memberi peringatan (al-
ketidakadilan. Setiap nabi adalah berjuang indzār), QS.al-Baqarah [2]: 213 dan QS. An-
meneguhkan monotheisme (tauhid), Nisa
kebijaksanaan dan keadilan. lazimnya, umat
38
[4]:165.,
Islam merumuskan sifat-sifat yang harus
dimiliki nabi adalah: shiddīq (benar), amānah Muhammad 'Ali ash-Shabuniy menyebutkan
(bisa dipercaya), tablīgh (mampu tugas para nabi, yaitu menyelamatkan umat
menyampaikan) dan fathanah (cerdas).47 9)
Aspek manusiawi dari cengkeraman syirik dan keberhalaan,
Meskipun para nabi memiliki karakteristik kekacauan dan kebejatan moral (QS.
seperti di atas, namun mereka adalah manusia
AlBaqarah [2]: 213), dengan cara:41
biasa. Artinya, mereka memiliki semua
karakteristik yang dimiliki oleh seorang 1) Mengajak manusia untuk beribadah
manusia; mereka tidak akan hidup selamanya kepada Allah. Ini adalah tugas dasar dan
(QS. Al-Anbiya [21] : 8), makan dan minum, sasaran para rasul (QS. An-Nahl [16]:
pergi ke pasar, serta mempunyai anak dan
'isteri' (QS. Al-Furqan [25]: 7). " Kami telah mengutus Rasul pada
Dari kriteria yang disebutkan oleh ulama tiaptiap umat (untuk menyerukan):
maupun diindikasikan oleh Alquran, menurut "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah
penulis, kriteria utama yang harus dipenuhi Thaghut " . Di antara umat itu ada orang-
seseorang untuk disebut sebagai nabi, orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan
minimal ada 3, yaitu: (1) seorang manusia; ada pula di antaranya yang telah pasti
(2) mendapat wahyu; (3) memiliki mukjizat. kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu
2. Misi Kenabian dan Ayat-ayat yang dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana
Menyebut Nama-nama Nabi kesudahan orangorang yang mendustakan
Nabi adalah manusia yang diberi (rasulrasul)." 2) Menyampaikan perintah dan
kemampuan untuk berhubungan dengan larangan Allah (QS. Al-Ahzab [33]: 39);
Allah dan mengekspresikan kehendaknya.39 "(yaitu) orang-orang yang menyapaikan
Pengiriman para nabi atau rasul oleh Tuhan risalah-risalah Allah, mereka takut
merupakan perwujudan adanya garis kepadanya dan tidak merasa takut kepada
perbedaan antara langit dan bumi dan antara seorang (pun) melainkan kepada Allah, dan
Tuhan dan makhluknya. Maka dalam hal ini, cukuplah Allah sebagai pembuat
Hammudah Abdalati menyatakan bahwa perhitungan."
tujuan kenabian adalah menunjukkan apa
40 Hammudah Abdalati, Islam Dalam Sorotan
38 Muthahhari, Falsafah, 15. 47As- (terj) Anshari Thayib (Surabaya: Bina Ilmu, 1981), 32.
Sabuni, Kenabian, 66. 50
Muthahhari, Falsafah, 9.
39 Ibrahim Madkour, Filsafat Islam Metode dan 41 Muhammad 'Ali as-Sabuni, An-Nubuunvah wa
Penerapan, (terj) Yudian Wahyudi (Jakarta: CV. alAnbiya' (Beirut: 'Alim al-Kutub, 1985), 2830.
Rajawali, 1991), 85. Bandingkan dengan Al-Asyqar, Ar-Rusul, 4355.
Abdurrohman Abbas Fenomena Nabi dan Kenabian dalam Perspektif Alquran

3) Membimbing manusia dan sebenarnya dari misi para nabi adalah


menunjukkannya ke jalan yang lurus (QS. membimbing masyarakat dan memberikan
Ibrahim [14]: 5); kepada mereka kebahagiaan, keselamatan,
" Kami Telah mengutus Musa dengan kebaikan dan kesejahteraan.Para nabi
membawa ayat-ayat kami, (dan kami ditunjuk untuk membimbing masyarakat ke
perintahkan kepadanya): "Keluarkanlah arah jalan yang benar, dan memberikan
kaummu dari gelap gulita kepada cahaya kepada mereka kebahagiaan dan kemerde-
terang benderang dan ingatkanlah mereka kaan.42
kepada hari-hari Allah ". Sesungguhnya
pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda Selanjutnya, Murtadha Muthahhari
(kekuasaan Allah) bagi setiap orang menunjuk dua konsep yang secara khusus
penyabar dan banyak bersyukur." disebut dalam Alquran sebagai misi kenabian.
4) Memberi teladan bagi umatnya (QS. Kedua konsep tersebut adalah: (1) mengajak
AlAhzab[33]: 21); manusia kearah pengakuan terhadap Tuhan
"Sesungguhnya Telah ada pada (diri) dan pendekatan diri kepadanya, (2)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu menegakkan keadilan dan kesederajatan
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) dalam masyarakat manusia. Semua ajaran
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia para nabi merupakan semacam perkenalan
banyak menyebut Allah." kepada kedua konsep ini.53
5) Menerangkan adanya kebangkitan dari Misi pertama mengacu pada Qs. Al-Ahzab
kubur (QS. Al-An'am [6]: 130-131); [33]: 45-46,Sedangkan misi kedua mengacu
pada QS. Al-Hadid [57]: 25:
Berkaitan dengan surat al-Hadid: 25,
"Wahai golongan jin dan manusia, alThabathaba'i menyatakan bahwa tujuan
apakah belum datang kepada kalian rasul- Allah mengutus seorang rasul dan
rasul dari golongan kamu sendiri, yang menurunkan alKitab dan Mizan ialah untuk
menyampaikan ayat-ayat-Ku dan memberi meneguhkan keadilan diantara sesama
peringatan kepada kalian terhadap manusia atau untuk menegakkan masyarakat
pertemuan dengan hari ini? mereka berkata: yang adil. Selain itu, ayat tersebut juga
"Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri", mengandung pengertian bahwa diutusnya
kehidupan dunia telah menipu dan menjadi seorang rasul oleh Allah adalah untuk
saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka menguji mereka dalam mempertahankan
adalah orang-orang yang kafir. Yang kebenaran dalam masyarakat.43 Makna mizan
demikian itu ialah karena Tuhanmu tidaklah di sini adalah agama Islam itu sendiri yang
membinasakan kota-kota secara aniaya, mengatur segala persoalan, baik akidah
sedang penduduknya dalam keadaan ataupun muamalah. Dengan begitu,
lengah." tujuannya tidak lain kecuali untuk mencari
6) Mengubah kehidupan manusia dari kebahagiaan hidup baik secara individual
kehidupan yang fana kepada kehidupan maupun sosial, ketika di dunia dan
yang kekal (QS. Al-'Ankabut [29]: 64); diakhirat.44
Menurut al-Tabathaba'i lebih lanjut bahwa
"Dan tiadalah kehidupan dunia Ini
diutusnya seorang rasul disertai dengan bukti
melainkan senda gurau dan main-main, dan
yang berupa kitab dan mizan untuk
Sesungguhnya akhirat itulah yang
menegakkan keadilan diantara sesame umat
sebenarnya kehidupan, kalau mereka
Mengetahui." 42 Muthahhari, Falsafah, 29.
Sekarang pertanyaannya adalah apakah 53
Ibid., 30.
tujuan dari misi para nabi dan 43 Al-Tabataba'i, Mizan, 19, 177.
diwahyukannya firman Ilahi? Tujuan 44 Al-Tabataba'i, Mizan, 178.
Abdurrohman Abbas Fenomena Nabi dan Kenabian dalam Perspektif Alquran

manusia. Hal ini menunjukan bahwa para menjadikan pengenalan dan penyembahan
rasul datang untuk menyampaikan ajaran kepada-nya sebagai prasyarat bagi tegaknya
tauhid serta muamalah. Misi seorang rasul monotheisme sosial. Karena merekalah Islam
dapat ditinjau dari dua dimensi, yaitu dimensi bisa menjadi seperti sekarang. “Islam has
horizontal dan dimensi vertikal. Dimensi become a system of culture, civilization,
pertama berkaitan dengan aturan bagaimana political, economic and legal part of the
melakukan muamalah diantara sesama development of world
makhluk termasuk manusia. Dimensi ini civilization.” 46
diperlukan agar ketika manusia melakukan Ketiga, tujuan sebenarnya misi kenabian
muamalah diantara sesamanya mampu berbuat adalah agar manusia mengenal Tuhan dan
adil, tidak saling merugikan antara satu mendekatkan diri kepada-nya, maka
dengan yang lainnya.45 Sedangkan dimensi monotheisme sosial menjadi prasyarat dan
kedua berkaitan terhadap bagaimana sarana bagi monotheisme teoritis dan
berhubungan dengan Tuhan, yaitu monotheisme praktis individual.Argumennya
menyangkut persoalan ibadah. adalah bahwa manusia memiliki privelese
Mengajak manusia kepada Tuhan, khusus, yaitu semua realitas berakar pada
mengenal-nya dan mendekatkan diri Tuhan dan fitrahnya adalah mencari Tuhan
kepadanya, dalam konsep Muthahhari, adalah sesuai dengan ayat "Dan telah Kutiupkan
monotheisme teoritis dan monotheisme praktis ruhKu ke dalam dirinya" (QS.Al-Hijr [15]:
yang bersifat individual.Tetapi menegakkan 29), yakni dunia memiliki sifat "berasal dari-
keadilan di tengah-tengah masyarakat berarti nya" dan "kembali kepada-nya". Maka nilai-
menegakkan monotheisme praktis yang nilai sosial seperti keadilan, kemerdekaan,
bersifat sosial.57Lalu pertanyaannya adalah kesederhanaan, demokrasi dan segala
apakah tujuan sesungguhnya dari misi moralitas sosial tidak dipandang secara an
kenabian adalah monotheisme teoritis dan sich mencerminkan kesempurnaan manusia,
praktis yang bersifat individual, ataukah tetapi lebih merupakan alat untuk mencapai
monotheisme praktis yang bersifat sosial? kesempurnaan.
Beberapa pendapat bisa dikemukakan di sini. Keempat, pandangan sebelumnya, yaitu
Pertama, para nabi mempunyai tujuan pandangan ketiga menjelaskan bahwa tidak
ganda, artinya, mereka mempunyai dua hanya kesempurnaan manusia dan tujuan
tujuan yang berdiri sendiri.Salah satu akhirnya saja, tetapi kesempurnaan setiap
diantaranya adalah berkaitan dengan manusia terletak dari langkah menuju kepada
kehidupan dan kebahagiaan di akhirat yang Tuhan. Pandangan ini menolak pandangan
bersifat spiritual dan subyektif (monotheisme yang mengatakan nabi memiliki tujuan
teoritis dan monotheisme praktis individual). ganda, karena sama halnya mengatakan
Tujuan yang lain berkaitan dengan bahwa keselamatan duniawi adalah tujuan
kebahagiaan duniawi (monoteisme sosial). akhir manusia, dan ini adalah pandangan
Kedua, tujuan sebenarnya dari misi kenabian materialistik bertentangan dengan pandangan
adalah monotheisme sosial dan prasyarat ketiga, dimana nilai-nilai sosial dan moral
utamanya adalah monotheisme teoritis dan merupakan sarana menuju orisinal manusia,
monotheisme praktis individual. Manusia yakni menyembah dan beriman kepada
dapat dikatakan sempurna ketika mampu Tuhan.
mengubah diri dari "aku" menjadi "kita" Hubungan antara nilai-nilai moral dan
dalam monotheisme sosial, yang tak bisa sosial terhadap pengenalan dengan Tuhan dan
dicapai tanpa monotheisme teoritis dan penyembahannya, merupakan hubungan
monotheisme praktis individual, maka Tuhan normatif dan praksis. Jika manusia telah

45 Al-Tabataba'i, Mizan, 178. 46 Masripah, “Indonesian Islamic Women


57
Muthahhari, Falsafah, 30. Movement (A Case Study of Bkswi West Java).”
Abdurrohman Abbas Fenomena Nabi dan Kenabian dalam Perspektif Alquran

mencapai derajat pengetahuan yang sempurna Alquran sebagai sumber otoritatif ajaran
mengenai Tuhan dan penyembahan Islam tidak secara definitif menyatakan
kepadanya, maka kejujuran, kemurahan hati, jumlah para nabi dan rasul, dan tidak secara
kebenaran, dan keadilan merupakan refleksi spesifik menyatakan urutan kronologis
darinya. Bagi manusia, moralitas tertinggi kenabian .Namun yang pasti, pemahaman dan
adalah menjadi 'seperti' Tuhan. Artinya, tafsir atas redaksi tekstual Alquran mengarah
pencarian manusia atas nilai-nilai tersebut ke pemahaman bahwa kenabian yang pertama
bersumber pada dorongan yang inheren dalam adalah Adam, yang "dipilih" Allah (QS. Taha
jati dirinya untuk meraih kualitas-kualitas [20]: 122; QS. 'Ali 'Imran [3]: 33), "diberi
mirip Tuhan, meskipun manusia sendiri tidak petunjuk" (QS. Al-Baqarah [2]: 38), dan
sadar, tetapi akar inheren tersebut, dan bahkan "diberi pengajaran" (QS. Al-Baqarah [2]:
mungkin mengingkarinya dalam pemikiran 31,33,37), dan terakhir adalah nabi
sadarnya. Muhammad (QS. Al-Ahzab [33]: 40).
Adapun menurut Rahman, ada dua tugas Selanjutnya, berdasarkan karakteristik di
pokok seorang nabi, yaitu tugas terhadap atas tradisi keislaman akhirnya menetapkan
Tuhan dan tugas terhadap sesama manusia. jumlah nabi dan rasul yang wajib diimani
Tugas yang pertama dapat dicermati dari sejumlah duapuluh lima. Ke25 nabi dalam
beberapa ayat Alquran seperti QS. Alquran itu adalah: Adam, [5] Idris, [6] Nuh,
AlMu'minun (23): 23. dan QS. al-Baqarah (2): [7] Hud, [8] Shalih, [9] dan Ibrahim, [10].
21. Selain itu, terdapat juga nama-nama seperti
Sedangkan tugas yang kedua ialah Luth, [11] Ismail, [12] Ishaq, [13] Ya'qub,
membebaskan pikiran manusia dari berbagai [14] Yusuf, [15] Ayyub, [16] Syu'ayb, [17]
macam takhayul dan mengajak manusia untuk Musa, [18] Harun, [19] Dzu 'l-Kifl, [20]
mengamati, menganalisa, dan mengambil Dawud, [21] Sulayman, [22] Ilyas, [23]
kesimpulan/pelajaran dari penalaran Ilyasa', [24] Yunus, [25] Zakariya, [26]
deduktif.47 Tugas yang kedua ini berkaitan Yahya, [27] 'Isa, [28] dan Muhammad. [29]
dengan bagaimana pembentukan character Di antara para nabi tersebut, terdapat 5 orang
building. Oleh sebab itu, terdapat dua hal rasul yang disebut ulu al'azm, yang berarti
penting mengenai hal ini, yaitu taqwa dan "orang yang berhati teguh" dan memiliki
tazkiyah. Misi yang kedua, yaitu misi kepada kesabaran yang tangguh.[30] Mereka adalah
sesama manusia jika ditinjau dari surat al- Muhammad, Ibrahim, Musa,
Baqarah [2]: 151 'Isa, dan Nuh.
Dalam Islam, seruan kenabian Berdasarkan QS. Al-Mu'min [40]:78 yang
digambarkan sebagai berikut: 1) Dakwah menceritakan tentang sebagian nabi yang
kepada Allah swt; 2) berita gembira dan diceritakan dan sebagian lain yang tidak
ancaman at-tabsyīr dan at-tanzīr); 3) janji diceritakan Allah kepada Nabi dalam
dan ancaman (al-wa'd dan al-wa'īd) dan lain- Alquran, bisa diambil pemahaman bahwa
lain.48Bahkan dalam Islam, para Nabi tidak semua nabi di masa lalu disebut dengan
termasuk Muhammad adalah tokoh reformasi namanya masing-masing dalam teks Alquran.
terhadap sistem kepercayaan dan sosial Bagaimanapun, tafsir telah menetapkan bahwa
masyarakat yang dianggap telah garis kenabian diperluas dalam rangkaian
menyimpang. Penyelewengan yang dilakukan keturunan yang bersambung dari Adam
berdasarkan keimanan dan sosial jelas hingga Muhammad.50
merupakan bidang garapan reformasi oleh
para nabi di suatu masyarakat.49 50 Namun tentu pendapat para mufassir tersebut
belakangan mendapat respon para ulama khususnya
47 Afzalur Rahman, Islam Ideology, 36. tokoh dari Ahmadiyah yang beranggapan bahwa
48 Al-Asyqar, Ar-Rusul, 45-49. Muhammad bukanlah sebagai penutup para nabi
49 Ziaul Haque, Revelation and Revolution in Islam (khatam an-nabiyyin) dan tidak ada nabi lagi
(New Delhi: International Islamic Publishers, 1992), 4. sesudahnya.
Abdurrohman Abbas Fenomena Nabi dan Kenabian dalam Perspektif Alquran

Daftar para nabi yang paling panjang secara tegas menyebut Adam sebagai nabi,
terdapat dalam surat al-Anbiya' ayat 48-91 melainkan sebagai khalīfah fī al-ardl, wakil
(periode Makkah pertengahan) dan dalam Tuhan di bumi.56 Namun, karena alasan
surat al-An'am ayat 83-86 (periode Makkah bahwa ia seorang khalifah di muka bumi
akhir), sementara lainnya tertera dalam itulah, maka ia dapat digolongkan sebagai
berbagai surat yang terpisah. seorang nabi atau rasul.
Dalam surat al-Anbiya', disebutkan
namanama nabi beserta kelebihan dan C. SIMPULAN
keistimewaan masing-masing secara terpisah Meskipun para ulama berdebat persoalan
dalam beberapa ayat, di antaranya adalah: pengertian nabi dan Rasul, namun
Musa dan Harun (ayat 48-50), Ibrahim (ayat argumentasi mereka tentang dua istilah itu
51-70), Luth (ayat 71 dan 74-75), Ishaq dan tidak mengakibatkan konflik yang signifikan.
Ya'qub (ayat 72-73), Nuh (ayat 76-77), Karena umumnya mereka hanya berdebat
Dawud (ayat 78-80), Sulaiman (ayat 81-82), pada fungsi dan pernan nabi berdasarkan
Ayyaub (ayat 83-84), Ismail, Idris dan Dzul kajian pada ayat Alquran dan hadis nabi.
Kifli (ayat 85-86), Dzun Nun51 (ayat 87-88), Kajian tentang karakteristik kenabian dalam
Zakariyya dan Yahya (ayat 8990), Maryam52 Alquran dan misi kenabian dan Ayat-ayat
dan anaknya (Isa) (ayat 91). Alquran dapat memberikan prinspi berpikir
Sedangkan nama nabi-nabi yang lain untuk membedakan nabi utusan Allah, dan
disebut pula secara terpisah di berbagai ayat nabi palsu yang belakangan ini sering
dan surat. bermunculan.
Menurut Hadiyah Salim, Khaidlir termasuk
salah seorang nabi yang ilmunya lebih tinggi DAFTAR PUSTAKA
dari Musa.53 Namun, ia bukanlah seorang Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Munir fi al-`aqidah
rasul. Bey Arifin54 bahkan menyebut 'Uzair wa asy-. Syar`iah wa al-Manhaj, Suriah,
yang ada dalam Alquran sebagai nabi (QS. (Damaskus : Darul Fikri, 1991)
AtTaubah [9]: 30). Abdalati, Hammudah. Islam Dalam Sorotan
Muhammad Ali menyebut nama lain, (terj) Anshari Thayib. Surabaya: Bina
yaitu Luqman dari Ethiopia dan Dzu al- Ilmu,1981.
Qarnayn sebagai nabi.55Hal yang selalu Abdullah, Taufik. (ed), Ensiklopedi Tematis
diperdebatkan hingga kini adalah apakah Dunia Islam. Jakarta: PT. Ichtiar Van
Adam itu seorang nabi, rasul, manusia Houve, 2000.
pertama, atau ketigatiganya? Bahkan muncul Ali Mahmud, Abdullah bin Zaid. al-Ittihaf
pertanyaan apakah Adam itu tokoh historis Ahfiya' bi Risalah al-Anbiya'. Qatar:
ataukah hanya simbolis saja? Sebagian Ri'asah al-Mahakim asy-Syar'iyyah wa
pendapat mengatakan bahwa al Qur'an tidak asy-Syu'un ad-Diniyyah, 1991.
Asyqar, Umar Sulaiman. Al-Rusul wa
51 Nama Dzun Nun dalam tradisi Islam terkenal
alRisalat. Kuwait: Maktabah al-Falah,
sebagai nama lain dari nabi Yunus.
1985.
52 Nama Maryam tidak disebut secara ekspilisit
dalam ayat ini, ia disebut dengan ungkapan "wa allati Aune, David E. "Prophet, Prophecy," Everett
ahshanat farjaha fa nafakhna fiha min ruhina". Ferguson (ed.), Encyclopedia of Early
Walaupun demikian, Maryam tetap disebut dalam Christianity, ed. 6. New York and
rangkaian nama-nama para nabi yang notabene adalah London: Garland Publishing, Inc, 1997.
laki-laki. Bagdadi, Abu Mansur Abdul Qahir ibn Tahir
53 Hidayah Salim, Qishashul Anbiya (Bandung: PT.
Al-Ma'arif, 1962), 54.
at-Tamimi. Kitab Usul ad-Din. Beirut:
54 Bey Arifin, Rangkaian Cerita dalam al-Qur‟an Dar al Kutub al-'Ilmiyah, 1981.
(Bandung: PT. Al-Ma'arif, 1971), 62.
55 Muhammad Ali, The Religion of Islam ([t.k.]: 56 Keith Crim, The Perennial Dictionary of World
[t.p.], 1980), 35. Religion, ( [t.k.]: [t.p.], 1989), 187.
Abdurrohman Abbas Fenomena Nabi dan Kenabian dalam Perspektif Alquran

Bazdawi, Abu al-Yusr Muhammad bin (Jakarta: CV. Rajawali, 1991).


Muhammad bin Abdul Karim. Kitab Masripah. “Indonesian Islamic Women
Usul ad-Din. Kairo: Dar Ihya al-Kutub Movement (A Case Study of Bkswi West
al-'Ilmiyyah, 1963. Java).” International Journal of
Casram. “Membangun Sikap Toleransi Nusantara Islam 1, no. 2 (2013): 9–21.
Beragama.” Wawasan: Jurnal Ilmiah Mursyid, Ali, and Zidna Khaira Amalia.
Agama dan Sosial Budaya 1, no. 2 “Isra’iliyyat.” Wawasan: Jurnal Ilmiah
(2016): 187–98. Agama dan Sosial Budaya 1, no. 1
Departemen Agama RI, Ensiklopedi Islam (2016): 94–115.
Indonesia. Jakarta: Depag, 1987-1988. Murtadha Muthahhari, Falsafah Kenabian.
Fahd, T. "Nubuwwa," dalam Bernard Lewis Jakarta: Pustaka Hidayah, 1991.
(ed.), The Encyclopedia of Islam, vol. Muslim bin Al-Hajjaj Al-Nisaburi, Shahih
viii (Leiden: t.p, 1995), hlm. 93; Tim Muslim XV dan XVI .
Penyusun Kamus Pusat pembinaan dan Nwahaghi, Felix N. "Priesthood and
Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Prophecy in Judeo-Christian Religion,"
Bahasa Indonesia, Edisi Kedua. Jakarta: Journal of Dharma 15 (1990).
Balai Pustaka, 1994. Putra, Afriadi. “Pemikiran Hadis KH. M.
Fatmawati. “Inter-Religious Relations In The Hasyim Asy’ari Dan Kontribusinya
Period Of Prophet Muhammad.” Al- Terhadap Kajian Hadis Di Indonesia.”
Albab 5, no. 2 (2016): 175–93. Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan
Gibb, H.A.R. dan J.H. Kramers, Shorter Sosial Budaya 1, no. 1 (2016): 46–55.
Encyclopedia of Islam. Leiden: E.J. Qosim. “Analysis of Critical Thought
Brill, 1974. Wahbah
Glasse, Cyril. The Concise Encyclopedia of Wahbah Az-Zuḥailī Concerning
Islam .San Francisco: Harper & Row, Determination Separations.” Jurnal
Publishers, Inc, 1989. Studi Agama dan Masyarakat 10, no. 2
Hornby, A.S. Oxford Advanced Learner's (2016): 233–56.
Dictionary of Current English, Jonathan Rahardjo, M. Dawam. Ensiklopedi Alqur'an.
Crowther (ed.) (Oxford: Jakarta: Paramadina, 1997.
Oxford Rahman, Fazlur. Tema Pokok Al-Qur‟an, terj.
University Press, 1995). Ahsin Muhammad. Bandung: Mizan,
Ibnu Katsir, al-Bidayah wa al-Nihayah, jilid I, 1996.
juz I, cet. I. Kairo: Dar al-Taqwa, 1999. Razi, Fakhruddin. Mafatih al-Ghaib al-Tafsir
Ibnu Katsir. Tafsir Ibn Kathir dalam al-Kabir. Kairo: Maktabah al-Amirah
CDROOM versi 6.5, Sakhr, 1993-1997. asy-Syarqiyah, 1889/1308.
Ibnu Manzhur, Abdullah. Lisan al-'Arab, juz Schleifer, Aliah. Sejarah Hidup Maryam:
VI. Beirut: Dar Sadir, [t.t]). Sebuah Kajian Tafsir Tematik, (terj.) Ali
Kerr, David A. "Prophethood" in John L. Masrur. Yogyakarta, UII Press, 2004.
Esposito (ed.), Oxford Encyclopedia of the Shabuni, Muhammad 'Ali. An-Nubuwwah wa
Modern Islamic World, vol. 3. Kodir, Aceng al-Anbiya'. Beirut: 'Alim al-Kutub,1985.
Abdul. “Sejarah Bid’ah: Ashhab AL-Hadith Solahudin, Muhammad. “Metodologi Dan
Dan Dominasi Wacana Islam Autentik Pada Karakteristik Penafsiran Dalam Tafsir
Tiga Abad Pertama Hijriyah.” Wawasan: Al-Kashshaf.” Wawasan: Jurnal Ilmiah
Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 1, Agama dan Sosial Budaya 1, no. 1
no. 2 (2016): 211–26. (2016): 116–26.
Madkour, Ibrahim. Filsafat Islam Metode Thabari, Abu Ja'far Muhammad b. Jarir, Jami'
dan Penerapan, (terj) Yudian al-Bayan 'an Ta'wil ay al-Qur‟an, vol.
Wahyudi 13 . Beirut: Dar al-Fikr, 1988.
Abdurrohman Abbas Fenomena Nabi dan Kenabian dalam Perspektif Alquran

Wehr, Hans. A Dictionary of Modern Written


Arabic. Wiesbaden: Otto Harrassowitz,
1971.
Zainudin, Ilmu Tauhid Lengkap. Jakarta: Rhineka Cipta,
1992.

Anda mungkin juga menyukai