Anda di halaman 1dari 8

QASHASH AL-QUR’AN

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Ulumul Qur’an yang diampu oleh:

Nama anggota:

Anis Yusnaini
Galih Anggi vadia
Siti Murtafiah

ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dan puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
waktu. Tanpa ridha dan petunjuk dari-Nya mustahil makalah ini dapat di rampungkan.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak selaku dosen pengampuh
mata kuliah ULUMUL QUR’AN sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“ QASHASH AL-QUR’AN”
Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bermanfaat dan dapat di jadikan sebagai pegangan
dalam mempelajari materi tentang Qashash al-Qur’an. Juga merupakan harapan kami dengan
hadirnya makalah ini, akan mempermudah semua pihak dalam proses perkuliahan pada mata
kuliah Ulumul Qur’an..
Sesuai kata pepatah “tiada gading tak retak”, kami mengharapkan saran dan kritik, khususnya
dari rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi. Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Akhir
kata, semoga segala daya dan upaya yang kami lakukan dapat bermanfaat, amin.

Mesuji, 18 Mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Qashash al-Qur’an
B. Bentuk-bentuk Qashash al-Qur’an
C. Manfaat Qashash al-Qur’an
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Quran merupakan kitab suci umat islam, berfungsi sebagai sumber
pedoman dalam menjalani kehidupan di bumi. Keberadaanya menjadi bukti
atas rasa cinta Allah kepada hamba-Nya. Secara tidak langsung al-Qur’an
merupakan rahmat Allah yang mengambarkan bahwa Allah sangat ingin agar
hambanya bisa kembali dengan selamat kepadaNya. Al-Quran mempunyai
peran yang sangat fital yang menjadikan manusia akan buta pemahaman
kehidupan, apabila keberaanya hilang atau dihilangkan. Dilihat dari masa
turunya al-Qur’an mempunyai predikat sebagai kitab petunjuk terakhir namun
memiliki cangkupan paling sempurna dibandingakan kitab-kitab terdahulunya.
Pemaknaan istilah tersebut berkar dari pemahaman bahwa
Nabi Muhammad saw yang berperan sebagi Nabi pembawa al-Qur’an
merupakan nabi terakhir yang menyempurnakan ajaran nabi-nabi terdahulunya.
Demikian posisi penting dan kemu’jizatan al-Qur’an yang
menjadikannya sebagai sumber primer dalam sistem ajaran Islam.
keseluruhan isi kandungan al-Qur’an merupakan representasi firman Allah
SWT sebagaimana diwahyukan kepada Nabi Saw yang disesuaikan dengan era
masa turunya berupa kondisi aktual Mekkah, Madinah dan ountentik
substansi pesan dalam al-Quran relevan sepanjang zaman.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian qashash al-Qur’an?


2. Bagaimana bentu-bentuk qashash al-Qur’an?
3. Bagaimana manfaat qashash al-Qur’an?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian qashash al-Qur’an.


2. Mengetahui bentuk-bentuk qashash al-Quran.
3. Mengetahui manfaat Qashash al-Qur’an.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Al-Qur’an

1. Pengertian secara etimologi


Qashash al-Qur’an merupakan kata yang tersusun dari dua kalimat yang
berasal dari bahasa arab, yakni dari kata Qashash dan al-Qur’an. Kata
qashash merupakan jamak dari qishshah yang berarti kisah, cerita, atau
hikayat. Kalimat qishash bentuk plural dari kata qish-shah,18apabila
disambung dengan al-Qur’an maka boleh dibaca qashash atau qishash, maka
menjadi qashashul Qur’an atau Qishashul Qur’an, kedua-duanya dalam
bahasa Indonesia berarti kisah-kisah al-Qur’an.
Kata kisah mempunyai persamaan makna dalam bahasa arab dengan lafaz
sejarah, tarikh, sirah, dan atsar19. akan tetapi kata-kata itu tidak terdapat dalam
al-Qur’an, hanya kata kisah yang dipakai al-Qur’an setelah menceritakan
suatu rangkaian, baik itu kisah Nabi dengan umatnya maupun kisah-kisah
lainnya.
Maka kisah secara bahasa mempunyai banyak arti ada yang artinya
mengikuti jejak, berita yang berurutan dan urusan, berita, perkara, dan
keadaan.Jadi, dari keterangan kata kisah menurut bahasa, dapatlah dikatakan
bahwa kisah al-Qur’an adalah kisah-kisah yang tedapat dalam al-Qur’an.
2. Pengertian secara terminology
Imam Fakhruddin al-Razi mendefinisikan kisahal-Qur’an sebagai
kumpulan perkataan-perkataan yang memuat petunjuk yang membawa
manusia kepada hidayah agama Allah dan menunjukkan kepada kebenaran
serta memerintahkann untuk mencari sebuah keselamatan. Ada juga yang
mendefinisikan dengan pemberitaan al-Qur’an tentang hal ihwal umat yang
telah lalu, Nubuwat/Kenabian yang terdahulu, dan peristiwa-peristiwa yang
telah terjadi.
Sementara yang lain seperti Quraish Shihab dalam buku Kaidah Tafsirnya
mengatakan bahwa kisah al-Qur’an adalah menelusuri peristiwa atau kejadian
dengan jalan menyampaikan atau menceritakannya tahap demi tahap sesuai
dengan kronologi kejadiannya22. Musa Syahin Lasin mendefinisikan dengan
cerita-cerita al-Qur’an tentang keadaan umat-umat dan para Nabi-Nabi
terdahulu, serta kejadian-kejadian nyata lainnya.
Dari beberapa definisi di atas, bahwasannya kisah al-Qur’an itu informasi
dari al-Qur’an yakni dari Allah yang terdapat dalam al-Qur’an untuk seluruh
manusia yang mau menjadikan al-Qur’an petunjuk hidup, informasi itu
tentang kisah umat-umat terdahulu, tentang kenabian, orang-orang yang tidak
dapat dipastikan apakah mereka dari golongan Nabi atau orang-orang pilihan,
juga menceritakan tentang peristiwa-peristiwa yang lama terjadi termasuk
peristiwaperistiwa yang pernah terjadi pada masa Nabi Muhammad, jadi
kisah al-Qur’an itu berisi pelajaran bagi manusia untuk membawa kepada
petunjuk agama yang akhirnya manusia sampai kepada jalan keselamatan
dunia akhirat.
B. Bentuk-bentuk qashash al-Qur’an
Nur Faizin membagi kisah al-Qur’an terdiri dari beberapa bentuk24,
demikian juga Muhammad Chirzin dalam bukunya al-Qur’an dan ‘Ulumul
Qur’an, yaitu:
1. Kisah para Nabi terdahulu. Kisah mengandung informasi mengenai
dakwah mereka kepada kaumnya, mukjizat-mukjizat yang memperkuat
dakwahnya, sikap orang-orang yang memusuhinya, tahapan-tahapan
dakwah dan perkembangannya serta akibat-akibat yang diterima oleh
mereka yang mempercayai dan golongan yang mendustakan syariat yang
dibawa Nabi mereka, seperti kisah Nabi Nuh, Hud, Shaleh, Nabi Isa dan
Nabi-Nabi yang lainnya.
2. Kisah-kisah yang menyangkut pribadi-pribadi yang bukan termasuk Nabi
dan golongan-golongan dengan segala kejadiannya yang dinukil oleh
Allah untuk dijadikan pelajaran, seperti kisah Maryam, Dzulqarnain,
Lukmanul Hakim, dan Ashabul Kahfi.
3. Kisah yang menyangkut peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa
Rasulallah, seperti perang Badar, Uhud, Ahzab, dan perang Bani Nadzir.

C. Manfaat qashash al-Qur’an

1. Mengokohkan kewahyuan al-Qur’an dan risalah Muhammad saw. Muhammad


adalah seorang nabi yang tidak tahu menulis dan membaca. Kedatangannya dalam
kisah al-Qur’an menjadi bukti atas kewahyuan al-Qur’an. Hal tersebut kadang-
kadang dinashkan sendiri oleh al-Qur’an pada awal atau akhir kisah. Hal tersebut
dapat dilihat pada beberapa permulaan beberapa kisah, seperti kisah Yusuf pada
Surah Yusuf (12), kisah Nabi Musa pada Surah al-Qashash (23).
2. Sebagai keterangan bahwa sesungguhnya semua agama berasal dari Allah. Mulai
dari masa Nabi Nuh sampai Muhammad, agama yang menjadi anutan mereka
semuanya berasal dari Allah. Oleh karena itu, orang-orang yang beriman dari masa
Nuh sampai masa sekarang ini merupakan satu umat yang menyembah hanya satu
tuhan yaitu Allah. Hal ini dapat kita lihat pada Surah al-Anbiya (21) : 48, 49, 50, 51,
52 dan ayat-ayat yang lain.
3. Sebagai keterangan bahwa semua agama mempunyai kesatuan asas atau dasar. Hal
tersebut banyak digambarkan melalui kesamaan akidah para rasul Allah, yaitu
konsep keimanan kepada Allah. Hal ini dapat dilihat pada Surah al- A’raf (7) : 59, 65,
73 dan 85 dan ayat-ayat yang lain.
4. Sebagai pembenar akan hal-hal yang mengembirakan dan menakutkan. Hal ini
dibuktikan dengan mengemukakan kenyataan sebagai contoh, sebagaimana terlihat
pada Surah al-Hijr : 49 dan ayat-ayat yang lain.
5. Untuk menjelaskan nikmat Allah kepada para nabi-Nya dan orang-orang pilihan-Nya.
Hal ini dapat dilihat pada kisah Sulaiman, Kisah Daud, Kisah Ayyub, Kisah Ibrahim,
Kisah Yunus dan Kisah Musa.
6. Menjelaskan bahwa hubungan antara agama Nabi Muhammad dengan agama Nabi
Ibrahim lebih dekat dan lebih khusus jika dibandingkan dengan agama-agama yang
dibawa oleh nabi-nabi yang lain. Hal ini dapat disaksikan secara berulang-ulang pada
kisah Nabi Ibrahim, Nabi Musa dan Nabi Isa.
BAB III
PENUTUP
 KESIMPULAN
Qashash al Qur-an merupakan kejadian, cerita atau kisah dalam
al-Qur’ā n yang menceritakan hal-ihwal umat-umat terdahulu dan
Nabi-Nabi mereka dan peristiwa yang telah terjadi, yang sedang
terjadi dan akan terjadi.
Bentuk-bentuk qashash al-Qur’an merupakan kisah-kisah yang
diambil dari kisah para Nabi, mereka yang bukan nabi, dan
peristiwa-peristiwa pada masa Rasulullah SAW.
Tujuan dari kisah al-Qur’an diantaranya adalah seperti
mengenalkan ilmu tauhid, mengokohkan kwahyuan al-Qur’an, dan
lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Nur Subhan. Qashash sebagai Materi dan Metode Pendidikan Akhlak:
Kajian Tafsir QS al-Lahab

Abdul Karim Zaidan, Al-Mustafad Min Qashash Al-Qur’an Wa As-Sunnah, Jil. I, (Beirut :
Muassasa Al-Risalah, 2002) 5.

Anda mungkin juga menyukai