Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH AL-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN

FASE-FASE DAN HIKMAH TURUNNYA AL-QUR’AN

OLEH

KELOMPOK 7

RAHMAYANTI (105441106917)

SRI WAHYUNI (105441106817)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Betapa pun awamnya seorang muslim/muslimat, niscayabmereka tahun


dan memang harus tahu bahwa sumber utama dan pertama ajaran agama
yang dianutnya (islam) ialah Al-Qur’an al-karim. Kemudian diikuti dengan
sumber hadist/al-sunnah sebagai sumber penting kedua agama islam.
Beberapa hari menjelang wafatnya, Nabi Muhammad SAW berwasiat
kepada umatnya supaya berpegang teguh dengan kedua sumber ajaran
islam tersebut (Al-Qur’an dan Al-Sunnah).

Memepelajari buku-buku keagamaan yang lain semisal kalam, fiqih, dan


khususnya hadist juga penting, tetapi betapa pun banyaknya buku-buku
keagamaan dan keislaman yang tumbuh dan berkembang dewasa ini,
semangat untuk mempelajari ilmu-ilmu Al-Qur’an janganlah diabaikan. Inilah
beberapa pokok pikiran yang menjadi dasar utama dalam makalah ini.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana fase-fase turunnya Al-Qur’an ?
2. Apa saja hikmah turunya Al-Qur’an selama berangsur-angsur ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. FASE- FASE TURUNNYA AL-QUR’AN

Ayat-ayat alqur’an yang diterima nabi Muhammad SAW turun secara


berangsur-angsur selama kurang lebih 22 Tahun atau tepatnya, menurut
sementara ulama, 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari, yakni sejak ia berusia 41
tahun samapai ia wafat dalam usia 63 tahun.
Salah seorang guru bsar dari Harvard University pernah melakukan
prnrlitian pada 40 negara untuk mengetahui faktor kemajuan atau
kemunduran suatu negara. Dari hasil penelitiannya, ia mengungkapkan
bahwa salah satu faktor utama yang berpengaruh adalah materi bacaan dan
sajian yang disuguhkan , khususnya kepada generasi muda. Ditemukannya
bahwa 20 tahun menjelang kemajuan dan kemunduran Negara yang
ditelitinya itu, para generasi muda dibekali dengan sajian dan bacaan
tertentu. Setelh 20 tahungenerasi muda itu berperan dalam berbagai
aktivitas, peranan yang ditampilkannya, pada hakekatnya, diarahkan pada
kandungan bacaan dan sajian yang telah disuguhkan kepadanya 20 tahun
yang lalu itu.
Ayat-ayat Al-Qur’an yang turun dalam masa 22 tahun 2 bulan 22 hari itu
dengan selisih berganti turun, yang selama dalam masa itu pula Nabi SAW,
dan para sahabatnya tekun mengajarkan Al-Qur’an dan membimbing
umatnya. Sehingga pada akhirnya, mereka berhasil membangun masyarakat
yang di dalamnya terpadu antara ilmu an iman, nur ilahi dan hidah-Nya,
keadilan dan kemakmuran di bawah lindungan rida dan ampunan Allah.
Boleh jadi kita mempertanyakan, mengapa, 20 tahun lebih baru selesai
perjuangan Nabi SAW, dan berhasil ? Boleh juga jawabannya dapat disimak
dari hasil penelitian Guru Besar dari Harvard University di atas. Kendatipun
Al-Qur’an merupakan satu kesatuan paket, ysng ayat-ayatnya tidak dapat
dipisahkan satu sama lain, namun proses turunnya wahyu yang memkan
waktu 22 tahun 2 bula dan 22 hari itu menunjukkan adanya hubungan erat
antara Al-Qur’an dengan realita sosial dalam kehidupan manusia, yakni :
antara teks, penerima wahyu pertama, dan objek realita sosial. Dan tidak
dapat sisepelekan apalagi diabaikan begitu saja. Hubungan erat dimaksud
adalah bahwa wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW itu bukan bertujuan untuk menghapus budaya yang ad,
akan tetapi ia dating untuk mempersuntingnya, lalu mendudukkannya pada
posisi yang lebih terhormat ari keadaan sebelumnya.
Wahyu yang pertama tuun adalah 5 ayat pertama surah al- alaq (surah
ke-96) di Guwa Hira (terletak di Jabal Nur, bebrapa kilometer di sebelah
Utara Mekkah) pada malam Qadar, 17 Ramadhan 610 M, sedang ayat
hukum yang terkhir turun adalah ayat ketiga suarah Al-Maidah(surah ke 5)
yang diterima Nabi SAW, di Padang Arafah pada tahun 632 M (9 Zulhijjah
tahun ke 10 hijriyah), namun dilihat dari keseluruhan ayat al-qur’an, maka
yang paling terkhir turun adalah ayat ke 281 surah al-baqarah(surah ke 2).
Al-Qur’a terdiri atas 30 jus, 114 surah, 6236 ayat, 97439 kata, 323015
huruf, yang saat turun pertama kali itu juga disebut ‘yawum al-furqan’,
sebagai isyarat bahwa Al-Qur’an membawa ajaran-ajaran dan hukum-hukum
yang jelas, yang memberikan batas yang terang antara yang hak dan yang
batil, yang salah dan yang benar, serta antara yang halal dan haram.
Dimaksud dengan ‘hari al-furqan’ adalah hari jelasnya kemenangan umat
islam dan kekalahn orang kafir, yaitu hari bertemunya dua pasukan dalam
peperangan Badar, pada hari Jum’at 17 Ramadhan, tahun k dua hijriah.
SEbagian mufasir mengatakan bahwa ayat ini mengisyaratkan sebagai hari
permulaan turunya Al-Qur’an pada mala 17 ramadhan itu.
Adapun fase-fase turunnya Al-Qur’an adalah terbagi dua fase, yakni fase
alam gaib dab fase alam syahadah. Fase alam gaib adalah turunnya Al-
Qur’an dari al-lawh al-mahfuz ke bait al-izzah,di langit dunia. Pada fase ini Al-
Qur’an diturunkan sekaligus dan utuh pada malam al-Qadar(malam
kemuliaan) dari ayat pertama sampai ayat terakhir, seperti yang dibaca umat
islam hingga masa kini. Sedang fase kedua yakni fase alam syahadah, ayt-
ayat al-qur’an diturunkan secara berangsur-angsur dari malaikat jibril kepada
Nabi Muhammad SAW, selama 23 tahun.
Dengan pemahaman bahwa nuzulul qur’an itu mengalami dua fase, yaki
fase alam gaib/alam azali dan fase alam dunia/alam syahadah yang dapat
diketahui sejarahnya, maka para ulama membagi tahapan nuzulul qur’an itu
pada dua tahapan.
1. Nuzulul Qur’an pada fase pertama ini, menurut Ibnu Abbas, Bapak
Musafir Al-Qur’an, al-qur’an turun sekaligus dari Allah SWT di Lawh
Mahfuz ke jibril di langit dunia pada malam qadar.
2. Nuzulul Qur’an pada fase kedua adalah sampainya wahyu al-Qur’an
ke dala hati rasulullah SAWmelalui malaikat jibril.

B. HIKMAH TURUNYA AL-QUR’AN SECARA BERANGSUR-ANGSUR

Al-Qur’an sebagai firman-firman Allah, diturunkan melalui malaikat jibril


kepada nabi Muhamma SAW secara berangsur-angsur selama kurang
lebih23 tahun. Bukti diturunkannya secra berangsur-angsur diantaranya:
1. Bahwa ia turun selama kurang lebih 23 tahun, yang dimulai dengan 5
ayat dalam QS al-alaq ayat 1-5, dan diakhiri dengan QS al-maidah
ayat 3 dan ayat yang paling terakhir adalah QS al-baqarah ayat 281.
2. Al-Qur’an turun mengikuti peristiwa yang terjadi untuk menyampaikan
pandangan al-qur’an tentang peristiwa itu.
Turunya scara berngsur-angsur tersebut, tidak hanya disebabkan karena
Al-Qur’an itu lebih besar dari kitab-kitab yang turunkan oleh Allah
sebelumnya, melainkan juga juga karena adanya beberapa hikmah,
sekaligus sebagai dalil dan bukti bahwa Al-Qur’an diturunkan secara
berangsur-angsur.

Kebijaksanaan Allah menurunkan kitab suci Al-Qur’an memang berbeda


caranya dibanding dengan kitab-kitab suci sebelumnya. Al-Qur’an punya ciri
khas, yakni tidak diturunkan sekaligus sebagaimana Taurat dan Injil maupun
Zabur, melainkan diturunkan secara berangsur-angsur.

Orang yang mendalami rahasia kebijakan Ilahi itu dapat merenungkan


hikmah Al-Qur’an turun secara berangsur-angsur. Hal ini dapat diringkas
sebagai berikut :

1. Memantapkan jiwa Nabi Muhammad.


2. Untuk memuliakan Nabi dan menunjukkan sifat lemah lembut Allah
kepada beliau.
3. Untuk berangsur-angsur mendapatkan hukum.
4. Untuk memudahkan menghapal Al-Qur’an.
5. Sebagai koreksi terhadap kesalahan-ksalahan atau mengikuti
peristiwa-peristiwa pada waktu trjadinya.
6. Sebagai bukti bahwa wahyu yang di ucapkan Muhammad berasa dari
Allah.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Turunya scara berngsur-angsur tersebut, tidak hanya disebabkan karena


Al-Qur’an itu lebih besar dari kitab-kitab yang turunkan oleh Allah
sebelumnya, melainkan juga juga karena adanya beberapa hikmah,
sekaligus sebagai dalil dan bukti bahwa Al-Qur’an diturunkan secara
berangsur-angsur.

Kebijaksanaan Allah menurunkan kitab suci Al-Qur’an memang berbeda


caranya dibanding dengan kitab-kitab suci sebelumnya. Al-Qur’an punya ciri
khas, yakni tidak diturunkan sekaligus sebagaimana Taurat dan Injil maupun
Zabur, melainkan diturunkan secara berangsur-angsur.

B. SARAN

Disampaikan kepada semua orng terutama para pembaca agar dapat


memahami tentang pentingnya suatu pendidikan yang nantinya sangat
berguna bagi diri sendiri dan mampu memahami materi yang disampaikan
oleh penulis. Serta tidak melakukan kekeliruan dalam menyampaikan
pendidikan untuk orang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Mardan. 2010. Al-Qur’an sebuah Pengantar. Jakarta. Mahzab Ciputat.

Nurchalish Majid. Pengantar Studi Al-Qur’an: memahami Al-Qur’an secara


utuh. Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina, 1997.
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat,hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Fase-fase dan Hikmah turunnya
Al-Qur’an secara berangsur-angsur”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal sehingga dapat


memperlancar pembuatan makalah ini untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun


inspirasi terhadap pembaca.

Makassar, April 2018


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang....................................................................
2. Rumusan Masalah...............................................................
BAB II PEMBAHASAN

1. Fase-fase turunnya Al-Qur’an.............................................


2. Hikmah turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur........

BAB III PENUTUP..........................................................................

1. Kesimpulan..........................................................................
2. Saran...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai