Anda di halaman 1dari 19

QASAS AL-QUR’AN

MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Dosen Pengampu:
Ahmad Natsir, M.Pd.I

Disusun oleh:
Muhammad Rizal Hikmawan (126201211053)
Nujilla Choirunnisak (126201211062)
Yohana Eka Prasetaningtyas (126201211086)

SEMESTER 5
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
SEPTEMBER 2023
i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Quran merupakan mukjizat yang paling besar yang Allah turunkan
kepada Nabi Muhammad Saw sebagai kitab suci dan pedoman bagi seluruh
umat islam. Sehingga kita sebagai umat islam hendaknya mampu mengkaji
apa isi dan kandungan yang terdapat di dalam Al-quran agar kita semua
mengetahui makna dan hakekat sebenarnya yang tertera di dalamnya.
Kandungan dalam Al-quran telah banyak menyuguhkan kisah-kisah orang
terdahulu dari para Nabi dan Rosul .Al-quran telah membicarakan kisah-
kisah yang menjelaskan hikmah danmanfaat yang dapat diambil sebagai
pelajaran dan manfaat untuk kita,yang memudahkan kita untuk memahami
nya dan berinteraksi dengannya.

Kandugan Al-quran yang menceritakan tentang kisah-kisah di masa


lampau disebut dengan Qashashul Quran.Bahkan jika dibandingkan dengan
ayat-ayat tentang hokum atau mamalat,ayat tentang kisah-kisah ini jauh lebih
banyak. Dalam kisah- kisah yang tercantum dalam Al-quran tak jarang
memiliki pesan moral yang membuat orang tertarik dan coba menggali lebih
dalam maksud dari kisah tersebut. Seseuai firman Allah yang artinya:
"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran yang besar
bagi orang-orang yang mempunyai akal. Oleh karena itu, kisah sejarah dalam
Al-quran memiliki makna tersendiri. Maka perlu kiranya kita sebagai umat
Islam mengetahui isi sejarah yang ada di dalam Al-quran sehingga kita dapat
mengambil pelajaran dan pengetahuan dari kisah-kisah umat terdahulu.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Qasas Al-Qur’an?
2. Bagaimana Macam-Macam Qasas Al-Qur’an?
3. Bagaimana Peran Qasas Al-Qur’an dalam Pendidikan ?
C. Tujuan Masalah

1
1. Untuk mengetahui pengertian qasas al-qur’an.
2. Untuk mengetahui macam-macam qasas al-qur’an.
3. Untuk mengetahui peran qasas al-qur’an dalam pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Qasas Al-Qur’an


Secara Etimologi Qashash al-Qur’an merupakan kata yang tersusun
dari dua kalimat yang berasal dari bahasa arab, yakni dari kata Qashash dan
al-Qur’an. Kata qashash merupakan jamak dari qishshah yang berarti kisah,
cerita, atau hikayat.1 Kalimat qishash bentuk plural dari kata qish-shah,apabila
disambung dengan al-Qur’an maka boleh dibaca qashash atau qishash, maka
menjadi qashashul Qur’an atau Qishashul Qur’an, kedua-duanya dalam bahasa
Indonesia berarti kisah-kisah al-Qur’an.

Kata kisah mempunyai persamaan makna dalam bahasa arab dengan


lafaz sejarah, tarikh, sirah, dan atsar. akan tetapi kata-kata itu tidak terdapat
dalam al-Qur’an, hanya kata kisah yang dipakai al-Qur’an setelah
menceritakan suatu rangkaian, baik itu kisah Nabi dengan umatnya maupun
kisah-kisah lainnya. Maka kisah secara bahasa mempunyai banyak arti ada
yang artinya mengikuti jejak, berita yang berurutan dan urusan, berita,
perkara, dan keadaan.Jadi, dari keterangan kata kisah menurut bahasa,
dapatlah dikatakan bahwa kisah al-Qur’an adalah kisah-kisah yang tedapat
dalam al-Qur’an. Secara bahasa kisah berasal dari bahasa Arab qishshah yang
berarti suatu cerita, hikayat atau riwayat. Kata tersebut berasal dari al-qish
yang berarti menelusuri atsar (jejak).2 Kisah menurut istilah ialah suatu media
untuk menyalurkan tentang kehidupan atau suatu kebahagiaan tertentu dari
kehidupan yang mengungkapkan suatu peristiwa atau sejumlah peristiwa yang
satu dengan yang lain saling berkaitan, dan kisah harus memiliki pendahuluan

1
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, ( Surabaya :
Progressif, 1997 ) 1126
2
Susilawati, “Nilai-Nilai Pendidikan Melalui Kisah Dalam Al-Qur’an”, dalam Jurnal
Pendidikan Islam vol. 1, no 01, 2016, Hlm. 25.

3
dan bagian akhir. Sedangkan Hasby Ash Shidiqiy mendefinisikan kisah ialah
pemberitaan masa lalu tentang umat, serta menerangkan jejak.3

Maka pengertian Qashash al Qur-an merupakan kejadian, cerita atau


kisah dalam al-Qur’ān yang menceritakan hal-ihwal umat-umat terdahulu dan
Nabi-Nabi mereka dan peristiwa yang telah terjadi, yang sedang terjadi dan
akan terjadi. Kisah dalam al-Quran cukup dominan, hampir setiap surat dalam
alQuran disajikan dalam bentuk kisah. Seperti surat Al-Baqarah menyajikan
kisah pencarian sapi betina yang berwarna kuning keemas-emasan untuk
mengungkap misteri kriminalitas oleh Nabi Musa AS dengan seizin Allah.
Surat Ali Imran memaparkan kisah keluarga Imran yang saleh-saleh. Surat
Yusuf menyajikan kisah perjalanan hamba Allah yang saleh, mulai disakiti
dan diusir hingga menjadi budak belian dan akhirnya menjadi imam yang
ditaati. Surat Al-Isra menyajikan kisah Isra dan Mi`raj Nabi Muhammad Saw.
Surat Al-Kahfi menyajikan kisah para pemuda pejuang keimanan dan keadilan
karena dikejar-kejar penguasa zalim akhirnya diselamatkan oleh Allah dengan
ditidurkan dalam sebuah gua selama lebih dari 300 tahun dan kisah-kisah
serupa lainnya. Surat Ar-Rum mengisahkan proses kehancuran Negara
adikuasa dan kemenangan Islam. Surat Muhammad menuturkan watak Nabi
Muhammad Saw beserta para pengikut setianya yang sangat keras terhadap
orang-orang kafir tapi berkasih-sayang dengan sesama orang-orang beriman.
Surat AlMunafiqun mengisahkan kemunculan kaummunafiq ketika revolusi
Islam hampir mencapai kemenangan.

Surat Nuh dan Surat Hud menuturkan kisah para Nabi yang dalam
berdakwah dan memperjuangkan misi Islam (tauhid dan keadilan) di tengah
kaum `Ad dan kaum Tsamud yang kaya-raya dan melecehkan seruan Islam.
Surat Al-Fil dan Surat Al-Quraisy yang mengisahkan karunia Allah bagi kaum
Quraisy tapi malah disalah-artikan dengan tenggelam dalam kehidupan
jahiliyah. Surat At-Takatsur yang menuturkan kisah orang-orang kaya yang

3
Ira Puspita Jati, Kisah-Kisah Dalam Al-Quran Dalam Perspektif Pendidikan, Dalam
Jurnal Didaktika Islamika Volume 8 Nomor 2 – Agustus 2016. Hlm 78

4
tidak puas-puasnya menumpuknumpuk harta hingga ajal merenggutnya. Serta
surat Al-Lahab yang mengisahkan perlawanan Abu Lahab terhadap
perjuangan Nabi Muhammad Saw dengan segala kekuatan dan hartanya, tapi
sia-sia belaka karena Allah Swt membela hamba-hamba Allah yang saleh dan
selalu berjihad di jalan-Nya. Selain surat diatas ada satu surat dalam al-Qur’an
yang diberi nama dengan kisah, yaitu Surat Al-Qashash. Serta selain surat-
surat yang bertemakan kisah terdapat ayat-ayat Al-Quran yang menguraikan
tentang kisah-kisah umat terdahulu. 4

Dari definisi tersebut terdapat beberapa unsur-unsur yang terkandung


dalam kisah-kisah Al-Quran mencakup:5
a. Keadaan suatu subyek yang dipaparkan. Sekalipun tokoh yang dimaksud
bukan sebagai titik sentral dan bukan pula tujuan dalam kisah bahkan sang
tokoh kadang-kadang tidak disebutkan.
b. Kisah mengandung unsur waktu latar belakang lahirnya kisah.
c. Mengandung tujuan-tujuan keagamaan
d. Peristiwa tidak selamanya diceritakan sekaligus tapi secara bertahap atau
pengulangan sesuai dengan kronologis.
Sedangkan menurut Ahmad Jamal al Umry, bahwa kisah dalam Al
Quran terdiri atas:
a. Kisah Waqiyyat: yang mengungkapkan gejala-gejala kejiwaan manusia
seperti kisah dua putra Nabi Adam (QS. Al Maidah (5) : 27 – 30).
b. Kisah Tamsiliyyat: yang tidak menggambarkan kejadian yang sebenarnya
akan tetapi kejadian tersebut mungkin terjadi pada waktu yang lain seperti
kisah Ashbab al Jannatain yang telah digambarkan kejadian dan
peristiwanya dalam Surat al Kahfi.
c. Kisah Tarrikhiyat: yang mengungkap tentang tempat, peristiwa dan orang
yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Seperti kisah para nabi, kisah

4
Susilawati, Nilai-Nilai Pendidikan Melalui Kisah Dalam Al-Qur’an, dalam Jurnal
Pendidikan Islam vol. 1, no 01, 2016. Hlm 27
5
Ira Puspita Jati, Kisah-Kisah Dalam Al-Quran Dalam Perspektif Pendidikan, Dalam
Jurnal Didaktika Islamika Volume 8 Nomor 2 – Agustus 2016 hlm 80

5
orang-orang yang mendustakan nabi, kisah fir’aun, bani Israil dan lain-
lain.
Peristiwa dan kisah-kisah Al-Quran merupakan gambaran realitas dan
logis kisah yang benar-benar pernah terjadi, bukan kisah fiktif yang hanya
menceritakan kejadian tanpa dialami secara nyata. Maka kisah-kisah dalam
Al-Quran selalu memberi makna, mempunyai nilai, yang dapat dijadikan
renungan dan pemikiran, kesadaran dan ibrah bahkan dapat di terapkan dalam
kehidupan sekarang.

B. Macam-Macam Qasas Dalam Al-Qur’an


Kisah-kisah di dalam al-Qur’an itu bermacam-macam. Diantaranya ialah
menceritakan para Nabi dan umat terdahulu, mengisahkan berbagai macam
peristiwa dan keadaan dari masa lampau, masa kini ataupun masa yang akan
datang. Pembagian kisah ini dapat ditinjau dari beberapa segi yaitu:
1. Ditinjau dari segi waktu6
a. Kisah hal-hal gaib pada masa lalu (al-qashashul ghuyub al-
madhiyah), yaitu kisah yang menceritakan kejadian-kejadian gaib
tidak bisa ditangkap panca indra yang terjadi di masa lampau.
Contohnya seperti:
1) Kisah tentang dialog malaikat dengan Tuhannya mengenai
penciptaan khalifah Bumi (QS. Al-Baqarah ayat 30-34)
2) Kisah tentang penciptaan Alam Semesta (QS. Al-Furqan
ayat 59; QS. Qaf ayat 38)
3) Kisah tentang penciptaan Nabi Adam dan kehidupannya
ketika di Surga (QS. Al-A’raf ayat 11-25)
4) Kisah nabi Nuh, nabi Musa, dan kisah Maryam seperti yang
diterangkan dalam surat Al-Imran ayat 44
‫وحي ِه إِلَيْكَ ۚ َو َما كُنتَ لَدَ ْي ِه ْم إِذْ ي ُْلقُونَ أ َ ْق َٰلَ َم ُه ْم أَيه ُه ْم‬ِ ُ‫ب ن‬ ِ ‫َٰذَلِكَ ِم ْن أ َ ۢنبَا ٓ ِء ْٱلغَ ْي‬
َ‫َص ُمون‬ِ ‫يَ ْكفُ ُل َم ْريَ َم َو َما كُنتَ لَدَ ْي ِه ْم إِذْ يَ ْخت‬

6
Abdul Djalal, Ulumul Qur’an (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000), hlm. 300

6
“Itulah sebagian dari berita-berita gaib yang Kami
wahyukan kepadamu (Muhammad), padahal engkau tidak
bersama mereka ketika mereka melemparkan pena7 (mereka
untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan
memelihara Maryam, dan engkau pun tidak bersama
mereka ketika mereka bertengkar”7
b. Kisah-kisah gaib pada masa kini (al-qashashul ghuyub al-hadhirah).
kisah yang menerangkan hal gaib pada masa sekarang, (meski
sudah ada sejak dulu dan masih akan tetap ada sampai masa yang
akan datang) dan menyingkap rahasia orang munafik. Contohnya
seperti kisah yang menerangkan Allah swt dengan segala sifat-sifat
Nya, para malaikat, jin, setan, siksaan neraka, kenikmatan surge,
dan lain sebagainya.
1) Kisah tentang turunnya malaikat-malaikat pada malam
Lailatul Qadar (QS. Al-Qadar ayat 1-5)
2) Kisah tentang kehidupan makhluk-makhluk gaib seperti
setan, jin, atau iblis (QS. Al-A’raf ayat 13-14)
c. Kisah hal-hal gaib pada masa yang akan datang (al-qashashul
ghuyub al-mustaqbilah). Kisah-kisah yang menceritakan peristiwa
yang akan datang yang belum terjadi pada waktu turunnya al-
Qur’an, kemudian peristiwa tersebut betul-betul terjadi. Contohnya
seperti kisah nabi Muhammad bermimpi akan dapat masuk Masjidil
Haram bersama para sahabat. Pada saat perjanjian Hudaibiyah nabi
gagal masuk Makkah sehingga dihina oleh orang-orang kafir. Maka
turunlah ayat yaitu surat Al-Fath ayat 27:
ُ ‫شا ٓ َء ٱللَّه‬
َ ‫ام ِإن‬ َ ‫ق ۖ لَتَدْ ُخلُ َّن ْٱل َمس ِْجد َ ْٱل َح َر‬
ِ ‫ٱلر ْء َيا ِب ْٱل َح‬
‫سولَهُ ه‬ ُ ‫صدَقَ ٱللَّهُ َر‬َ ْ‫لَّقَد‬
‫وا فَ َج َع َل ِمن‬ ۟ ‫ص ِرينَ ََل تَخَافُونَ ۖ فَ َع ِل َم َما لَ ْم ت َ ْعلَ ُم‬ ِ َ‫سكُ ْم َو ُمق‬
َ ‫امنِينَ ُم َح ِلقِينَ ُر ُءو‬
ِ ‫َء‬
‫ُون َٰذَلِكَ فَتْ ًحا قَ ِريبًا‬
ِ ‫د‬

7
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 55

7
Sungguh, Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang
kebenaran mimpinya bahwa kamu pasti akan memasuki Masjidil
Haram, jika Allah menghendaki dalam keadaan aman, dengan
menggundul rambut kepala dan memendekkannya, sedang kamu
tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui, dan selain itu Dia telah memberikan kemenangan yang
dekat.
2. Ditinjau dari segi materi
a. Kisah para nabi, mukjizat mereka, fase-fase dakwah mereka,
penentang, serta pengikut mereka. Contoh:8
1) Kisah Nabi Adam (QS. Al-Baqarah ayat 30-39; QS. Al-
A’raf ayat 11)
2) Kisah Nabi Nuh (QS. Hud ayat 25-49)
3) Kisah Nabi Hud (QS. Al-A’raf ayat 65, 72, 50, 58)
4) Kisah Nabi Idris (QS. Maryam: 56-57; QS. Al-Anbiya ayat
85- 86)
5) Kisah Nabi Yunus (QS. Yunus ayat 98; QS. Al-An’am ayat
86-87)
6) Kisah Nabi Luth (QS. Hud ayat 69-83)
7) Kisah Nabi Saleh (QS. Al-A’raf ayat 85-93)
8) Kisah Nabi Musa (QS. Al-Baqarah ayat 49, 61; QS. Al-
A’raf ayat 103-157)
9) Kisah Nabi Harun (QS. An-Nisa’ ayat 163)
10) Kisah Nabi Daud (QS. Saba ayat 10; QS. Al-Anbiya ayat
78)
11) Kisah Nabi Sulaiman (QS. An-Naml ayat 15, 44; QS. Saba
ayat 12-14)
12) Kisah Nabi Ayub (QS. Al-An’am ayat 34; QS. Al-Anbiya’
ayat 83-84)

8
Ahmad Syadali, dan Ahmad Rofi’i, Ulumul Qur’an II, (Bandung: Pustaka Setia, 1997),
hlm. 27-28

8
13) Kisah Nabi Ilyas (QS. Al-An’am ayat 85)
14) Kisah Nabi Ilyasa (QS. Shad ayat 48)
15) Kisah Nabi Ibrahim (QS. Al-Baqarah ayat 124, 132; QS. Al-
An’am ayat 74-83)
16) Kisah Nabi Ismail (QS. Al-An’am ayat 86-87)
17) Kisah Nabi Ishaq (QS. Al-Baqarah ayat 133-136)
18) Kisah Nabi Ya’qub (QS. Al-Baqarah ayat 132-140)
19) Kisah Nabi Yusuf (QS. Yusuf ayat 3-102)
20) Kisah Nabi Yahya (QS. Al-An’am ayat 85)
21) Kisah Nabi Zakaria (QS. Maryam ayat 2-15)
22) Kisah Nabi Isa (QS. Al-Maidah ayat 110-120)
23) Kisah Nabi Muhammad SAW (QS. At-Takwir ayat 22-24;
QS. Al-Furqan ayat 4; QS. Abasa ayat 1-10; QS. At-Taubah
ayat 42-57).
b. Kisah kesalehan orang-orang yang belum diketahui status
kenabiannya agar diteladani dan kisah tokoh-tokoh durjana masa
lalu agar dijauhi dan tidak diikuti. Contoh:9
1) Kisah tentang Luqman (QS. Luqman ayat 12-13)
2) Kisah tentang Dzul Qarnain (QS. Al-Kahfi ayat 83-98)
3) Kisah tentang Ashabul Kahfi (QS. Al-Kahfi ayat 9-26)
4) Kisah tentang Thalut dan Jalut (QS. Al-Baqarah ayat 246-
251)
5) Kisah tentang Maryam (QS. Maryam: 16-35)
6) Kisah tentang Yajuj Ma’juj (QS. Al-Anbiya’ ayat 95-97)
7) Kisah tentang Bangsa Rumawi (Q.S. Ar-Rum ayat 2-4), dan
kisah-kisah lainnya.
c. Kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa yang terjadi pada
masa Rasulullah SAW. Contoh:
1) Perang Badr, Perang Uhud (QS. Ali-Imran)
2) Perang Hunain dan Perang Tabuk (QS. At-Taubah)

9
Ahmad Munir, Tafsir Tarbawi (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2007), hlm. 144

9
3) Perang Ahzab (QS. Al-Ahzab)
4) Hijrah dan Isra’ (QS. Al-Isra’ ayat 1) Mi’raj (QS. Al-Najm
ayat 1-18)
5) Kisah tentang turunnya malaikat-malaikat pada malam
Lailatul Qadar (QS. Al-Qadar ayat 1-5)
6) Kisah tentang Abu Lahab kelak di Akhirat (QS. Al-Lahab
ayat 1-5)
7) Kisah tentang kehidupan orang-orang di surga dan orang-
orang yang hidup di dalam neraka (QS. Al-Ghasiyyah)
3. Ditinjau dari jenisnya
Dilihat dari jenisnya, kisah-kisah dalam al-Qur’an dibagi dalam tiga
macam yaitu:10
a. Kisah Sejarah (al-Qishash al-Tarikhiyyah) Berkisar tentang kisah-
kisah sejarah, seperti para nabi dan rasul.
b. Kisah Perumpamaan (al-Qishash al-Tamliziyah) Untuk
menerangkan atau memperjelas suatu pengertian atau keadaan,
bahwa peristiwa itu tidak benar terjadi tetapi hanya sebagai
perumpamaan.
c. Kisah Futurolog Kisah ini bertujuan untuk mewujudkan tujuan-
tujuan ilmiah atau menafsirkan, fenomena yang ada menguraikan
masalah yang sulit diterima akal.
4. Ditinjau dari segi panjang pendeknya
Dilihat dari panjang pendeknya, kisah-kisah Al-Qur’an dibagi menjadi
3 yaitu:
a. Kisah Panjang, contohnya kisah Nabi Yusuf a.s dalam QS. Yusuf
yang hampir seluruh ayatnya mengungkapkan kehidupan Nabi
Yusuf, sejak masa kanak-kanak sampai dewasa dan memiliki
kekuasaan.

10
Suhadi, Ulumul Qur’an, (Kudus: Nora Media Enterprise, 2011) hlm. 208-210

10
b. Kisah yang lebih pendek dari bagian yang pertama (sedang) seperti
kisah Maryam dalam QS. Maryam, kisah Ashabul Kahfi dalam QS.
Al-Kahfi, kisah Nabi Adam dalam QS. Al-Baqarah dan QS. Thaha.
c. Kisah Pendek, kisah yang jumlahnya kurang dari sepuluh ayat,
misalnya kisah Nabi Hud a.s, Nabi Luth a.s dalam QS. Al-A’raf.

C. Peran Kisah Al-Qur’an Dalam Pendidikan


Tidak diragukan lagi bahwa kisah yang baik dan cermat akan digemari ia
menembus relung jiwa manusia dengan mudah. Segenap perasaan mengikuti
alur kisah tersebut tanpa merasa jemu atau kesal, serta unsure-unsurnya dapat
dijelajahi akal sehingga ia dapat memetik dari keindahan tamannya aneka
ragam bunga dan buah-buahan. Pelajaran yang disampaikan dengan metode
talqin dan ceramah akan menimbulkan kebosanan, bahkan tidak dapat diikuti
sepenuhnya oleh generasi muda kecuali dengan sulit dan berat serta
memerlukan waktu yang cukup lama pula. Oleh karena itu, maka uslub qasasi
(narasi) sangat bermanfaat dan mengandung banyak faedah.Pada umumnya,
anak-anak suka mendengarkan cerita-cerita, memperhatikan riwayat kisah,
dan ingatannya segera menampung apa yang diriwayatkan kepadanya.
Kemudian ia menirukan dan mengisahkannya.
Fenomena fitrah kejiwaan ini sudah seharusnya di manfaatkan oleh para
pendidik dalam lapangan pendidikan, khususnya pendidikan agama yang
merupakan inti pengajaran dan soko guru pendidikan.
Dalam kisah-kisah Al-Qur’an terdapat lahan subur yang dapat membantu
kesuksesan para pendidik dalam melaksanakan tugasnya dan membekali
mereka dengan bekal kependidikan berupa peri hidup para Nabi, berita-berita
tentang umat dahulu, Sunnatullah dalam kehidupan masyarakat dan hal ihwal
bangsa-bangsa. Dan semua itu dikatakan dengan benar dan jujur. Para
pendidik hendaknya mampu menyuguhkan kisah-kisah Qur’ani ini dengan
uslub bahasa yang sesuai dengan tingkat nalar pelajar dalam nalar pelajar
dalam segala tingkatan. Sejumlah kisah kegamaan yang disusun oleh Ustaz
Sayid Qutub dan Ustaz as-Sahhar telah berhasil memberikan bekal bermanfaat

11
dan berguna bagi anak-anak kita, dengan keberhasilan yang tiada bandingnya.
Demikian pula al Jarim telah menyajikan kisahkisah Qur’ani dengan gaya
sastra yang indah dan tinggi, serta lebih banyak analisis mendalam. Alangkah
baiknya andaikata orang lain pun mengikuti dan meneruskan metode
pendidikan baik ini. 11
Bahkan ketika sebuah kisah disampaikan dengan cara yang tepat dan
suasana yang tepat, maka saat itu bukan hanya kedua belah otak yang sedang
bekerja, tetapi juga kalbu dan perasaannya tengah diarahkan mengikuti nilai-
nilai yang terkandung di dalamnya. Saat itulah proses transfer ilmu tengah
berlangsung, yang bukan hanya melibatkan antara otak pengajar dengan
siswanya, tapi juga kalbu guru dengan kalbu muridnya. Untuk mencapai hasil
yang pengaruh maksimal kisah-kisah yang diajarkan di rumah maupun di
sekolah dan lembaga pendidikan lainnya, terhadap perilaku maupun
perjalanan hidup seseorang. membutuhkan kerja keras, waktu dan tenaga,
tetapi pastinya bermanfaat untuk menjadi bukti ilmiah tentang betapa
pentingnya berkisah kepada anak-anak dan murid kita.
Cerita mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap manusia. Secara
sifat alamiah manusia juga mempunyai kesenangan terhadap cerita. Oleh
sebab itu sangat wajar jika cerita dijadikan salah satu metode dalam
pendidikan Islam. Metode cerita ini sangat penting dalam pendidikan karena
ia bersifat mengasah intelektualitas dan amat berpengaruh dalam menanamkan
nilai-nilai moralitas serta humanisme yang benar.12 Dalam dunia pendidikan,
metode cerita ini harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta
didik. Dalam usia anak-anak misalnya, guru bisa memberikan cerita dengan
mendongeng. Materi dongeng bisa mengambil cerita-cerita faktual para nabi
dan rasul ataupun orang-orang shaleh. Selain itu guru juga bisa membuat
cerita fiktif sendiri dengan mempertimbangan perkembangan keagamaan
anak. Sesuai hasil penelitian Ernest Harms, pada usia anak-anak konsep

11
Muh.Ansori Pengaruh Kisah-Kisah Al-Qur’an Dalam Aktivitas Pendidikan, Jurnal
Dirasah, Vol.3 No.2 – Agustus 2020. Hlm 164
12
Ismail SM, Paradigma Pendidikan Islam: Teoritis dan Praktis, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2001), hlm. 48

12
mengenai sesuatu lebih banyak dipengaruhi oleh fantasi dan emosi.
Kehidupan pada masa ini banyak dipengaruhi kehidupan fantasi, hingga dalam
menanggapi agamapun masih menggunakan konsep fantastis yang meliputi
dongeng-dongeng yang kurang masuk akal. 13
Metode cerita dalam dunia pendidikan harus memperhatikan situasi kapan
metode ini cocok digunakan, tentunya juga dengan memperhatikan tujuan
pembelajaran tersebut. Hal tersebut untuk menjadikan metode cerita yang
digunakan tepat sasaan dan dapat menjadikan materi pembelajaran
tersampaikan dengan baik. Situasi penggunaan metode cerita dalam
pendidikan daintaranya: 14
a. Mendidik keteladanan Guru harus jeli melihat materi yang akan diajarkan
pada peserta didik. Apabila materi yang akan diajarkan memang untuk
menggiring peserta didik pada penguasaan akhlak dan moral, maka metode
ini sangat tepat digunakan. Sebab dengan menceritakan sebuah kisah peserta
didik biasanya akan lebih terikat dan mengikuti ide cerita sembari
membandingkan dengan dirinya hari ini. Bila demikian halnya, maka
keteladanan yang ada dalam cerita diharapkan dapat diresapi oleh peserta
didik dalam kehidupan sehari-hari.
b. Menarik perhatian dan merangsang otak Kisah-kisah yang mengandung
hikmah sangat efektif untuk menarik perhatian dan merangsang otak.
Dengan mendengarkan cerita peserta didik akan merasa senang sekaligus
menyerap nilainilai pendidikan islam tanpa merasa dipaksakan. Hal ini juga
telah dicontohkan Rasulullah, beliau sering bercerita tentang kaumkaum
terdahulu agar mengambil hikmah dan pelajaran darinya.
c. Menanamkan nilai akhlak dan emosional Metode bercerita dapat
mengungkapkan peristiwa yang mengandung nilai-nilai pendidikan moral,
rohani, dan social untuk peserta didik, baik cerita bersifat kebaikan,
kedzaliman, atau cerita tentang ketimpangan jasmani-rohani, material-
spiritual yang dapat melumpuhkan semangat manusia. Dengan

13
Jalaludin, Psikologii Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 66.
14
Syahraini Tambak, 6 Metode Komunikatif Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2014), hlm. 163-165.

13
mendengarkan suatu cerita, kepekaan jiwa dan perasaan anak didik dapat
tergugah pe,berian stimulus pada peserta didik dengan bercerita secara
otomatis mendorong anak didik untuk berbuat kebaikan, dan dapat
membentuk akhlak mulia serta membina rohani.
d. Anak usia pra sekolah Orang tua memberikan cerita dari hal-hal yang
sederhana. Menurut Muhammad Quthb dengan cerita, anak mempunyai
daya tarik yang menyentuh perasaan dan mempunyai pengaruh terhadap
jiwa anak.
e. Peserta didik yang mempunyai kecerdasan verbal-linguistik Peserta didik
yang memiliki kecerdasan verbal linguistic cenderung mempunyai
kemampuan retoris bahasa atau kemampuan untuk meyakinkan orang lain
dari serangkaian tindakan, potensi dalam mengingat bahasa, atau
kemampuan untuk mengingat bahasa. Oleh karena kecerdasan linguistik ada
pada pengolahan kata-kata atau berbicara, maka dengan mendengarkan
cerita peserta didik akan memiliki banyak perbendaharaan kata dan dapat
mengambil hikmah dari isi cerita tersebut

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Qashash al Qur-an merupakan kejadian, cerita atau kisah dalam al-Qur’ān
yang menceritakan hal-ihwal umat-umat terdahulu dan Nabi-Nabi mereka
dan peristiwa yang telah terjadi, yang sedang terjadi dan akan terjadi.
Kisah dalam al-Quran cukup dominan, hampir setiap surat dalam alQuran
disajikan dalam bentuk kisah.
2. Kisah-kisah di dalam al-Qur’an itu bermacam-macam. Diantaranya ialah
menceritakan para Nabi dan umat terdahulu, mengisahkan berbagai
macam peristiwa dan keadaan dari masa lampau, masa kini ataupun masa
yang akan datang. Pembagian kisah ini dapat ditinjau dari beberapa segi
yaitu Ditinjau dari segi waktu, materi, jenisnya dan jenis panjang
pendeknya.
3. Metode cerita dalam dunia pendidikan harus memperhatikan situasi kapan
metode ini cocok digunakan, tentunya juga dengan memperhatikan tujuan
pembelajaran tersebut. Hal tersebut untuk menjadikan metode cerita yang
digunakan tepat sasaan dan dapat menjadikan materi pembelajaran
tersampaikan dengan baik
B. Saran
Dengan selesainya makalah ini, penulis memberikan saran kepada
pembaca agar dapat meningkatkan pemahaman tentang Qasas Al-Qur’an,
Macam-Macam, dan peranan dalam pendidikan. Karena keterbatasan
pengetahuan dan referensi, penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini
masih banyak kesalahan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
meminta kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar makalah
ini bisa diperbaiki menjadi lebih baik.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ansori, M. (2020). Kisah Kisah Al-Qur'an Dalam Aktivitas Pendidikan. Jurnal


Dirasah, 164.

Djalal, A. (2000). Ulumul Qur'an. Surabaya: Dunia Ilmu.

Ismail. (2001). Paradigma Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jalaludin. (2012). Psikologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Jati, I. P. (2016). Kisah-Kisah Dalam Al-Qur'an Dalam Prespektif Pendidikan.


Jurnal Didaktika Islamika Vol.8 No.2, 78.

Munawwir, A. W. (1997). Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia. Surabaya:


Progressif.

Munir, A. (2007). Tafsir Tarbawi. Ponorogo: STAIN Ponorogo Press.

RI, D. A. (t.thn.). Al-Qur'an dan Terjemahanya. 55.

Suhadi. (2011). Ulumul Qur'an. Kudus: Nora Media Enterprise.

Susilawati. (2016). Nilai-Nilai Pendidikan Melalui Kisah Dalam Al-Qur'an.


Jurnal Pendidikan Islam Vol.1 No,1, 25.

Syadali, A. (1997). Ulumul Qur'an II. Bandung: Pustaka Setia.

Syahraini. (2014). 6 Metode Komunikatif Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

16
17

Anda mungkin juga menyukai