PENDAHULUAN
a. LatarBelakang
Alquran merupakan mukjizat yang paling besar yang Allah turunkan kepada
Nabi Muhammad Saw sebagai kitab suci dan pedoman bagi seluruh umat islam.
Sehingga kita sebagai umat islam hendaknya mampu mengkaji apa isi dan kandungan
yang terdapat di dalam Al-quran agar kita semua mengetahui makna dan hakekat
sebenarnya yang tertera di dalamnya.
Dalam kisah- kisah yang tercantum dalam Al-quran tak jarang memiliki pesan
moral yang membuat orang tertarik dan coba menggali lebih dalam maksud dari kisah
tersebut. Seseuai firman Allah yang artinga :" Sesungguhnya pada kisah-kisah
mereka itu terdapat pengajaran yang besar bagi orang-orang yang mempunyai akal.
Oleh karena itu,kisah sejarah dalm Al-quran memiliki makna tersendiri. Maka
perlu kiranya kita sebagai umat Islam mengetahui isi sejarah yang ada di dalam Al-
quran sehingga kita dapat mengambil pelajaran dan pengetahuan dari kisah-kisah
umat terdahulu.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
putra Nabi Adam, Ahlul Kahfi, Dzul Qarnain, Qarun, Ashab as-Sabti,
Maryam, Ashabul Uhdud, Ashabul Fil, dan lainnya.
3. Kisah yang berkaitan dengan kejadian yang terjadi pada masa Rasulullah
seperti Perang Badar, Uhud, dalam surah Ali Imran, Perang Hunain,
Tabuk dalam surah At-Taubah, perang Al-Ahzab dalam surah Al-Ahzab,
Hijrah, Al-Isra', dan semacamnya.
3
diharamkan sebelum turun Taurat), maka bawalah Taurat itu, lalu bacalah dia
jika kamu orang-orang yang benar. (QS Ali 'Imran [3]: 93)
Sesudah Taurat diturunkan, ada beberapa makanan yang diharamkan bagi
mereka sebagai hukuman. Nama-nama makanan itu disebut misalnya , dalam
surah An-Nisa' ayat 160 dan surah Al-An'am ayat 146.
6. Kisah atau cerita merupakan salah satu metode yang cukup baik dalam
berdakwah dan ungkapannya lebih cepat menancap dalam jiwa. Sebagaimana
firman Allah Swt.:
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-
orang yang mempunyai akal. (QS Yusuf [12]: 111)
D. Hikmah Pengulangan Qashash dalam Al-Qur'an
4
E. Perbedaan Kisah dalam Al-Qur'an dengan Lainnya
Sebagai kitab suci, Al-Qur'an bukanlah kitab sejarah sehingga tidak adil jika
Al-Qur'an dianggap mandul hanya karena kisah-kisah yang ada didalamnya tidak
dipaparkan secara gamblang. Akan tetapi, berbeda dengan cerita fiksi, kisah-kisah
tidak didasarkan pada khayalan yang jauh dari realitas.
Melalui studi yang mendalam, diantara kisah Al-Qur'an dapat ditelusuri akar
sejarahnya, misalnya situs-situs sejarah bangsa Iran yang diidentifikasikan sebagai
bangsa 'Ad dalam kisah Al-Qur'an, Al-Mu'tafikat yang diidentifikasikan sebagai kota-
kota Palin, Sodom, Gomorah yang merupakan kota-kota wilayah Nabi Luth.
Kemudian berdasarkan penemuan-penemuan modern, mummi Ramses II
disinyalir sebagai Fir'aun yang dikisahkan dalam Al-Qur'an. Disamping itu, memang
terdapat kisah-kisah yang tampaknya sulit untuk dideteksi sisis historisnya, misalnya
peristiwa Isra' Mi'raj dan kisah Ratu Saba'. Karena itu, sering disinyalir bahwa kisah-
kisah dalam Al-Qur'an itu ada yang historis ada juga yang ahistoris.
Meskipun demikian, pengetahuan sejarah sangat kabur dan penemuan-
penemuan arkeologi sangat sedikit untuk dijadikan bahan penyelidikan menurut
kacamata pengetahuan modern, misalnya mengenai raja-raja Israil yang dinyatakan
dalam Al-Qur'an. Karena itu, sejarah pengetahuan lainnya tidak lebih merupakan
sarana untuk mempermudah usaha untuk memahami Al-Qur'an.
Di samping itu, sejarah yang disampaikan oleh manusia mengandung
kemungkinan benardan salah, karena manusia memiliki subjektivitas sebab ia
dipengaruhi oleh keinginan dan hawa nafsunya, atau punya kepentingan politik dan
sebagainya. Ambil saja misalnya supersemar, sampai saat ini masih ada sebagian
orang yang meragukan keautentikannya.
Sedangkan sejarah dalam Al-Qur'an pasti benar karena datangnya dari Allah
dan tidak ada kepentingan kecuali untuk kemaslahatan manusia. Kisah-kisah yang
disampaikan pasti sesuai dengan kenyataan. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt.:
(Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah
(Tuhan) yang haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah
yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah yang Maha Tinggi Lagi Maha Besar. (QS
Al-Hajj [22]: 62).
Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar.
Sesungguhnya mereka adalah pemuda pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka,
dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk. (QS Kahfi [18]: 13).Juga sesuai
firmannya:
Kami membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Fir'aun dengan
benar untuk orang-orang yang beriman. (QS Al-Qashash [28]: 3).
5
Memang diakui bahwa Al-Qur'an tidak menceritakan kejadian dan peristiwa
secara kronologis dan tidak memaparkannya secara terperinci. Hal ini dimaksudkan
sebagai peringatan tentang berlakunya hukum Allah dalam kehidupan sosial serta
pengaruh baik dan buruknya dalam kehidupan manusia.
Sebagian kisah dalam Al-Qur'an merupakan petikan sejarah yang bukan
berarti menyalahi sejarah, karena (sebagaimana dijelaskan diatas) pengetahuan
sejarah sangat kabur dan pertemuan-pertemuan arkeologi sangat sedikit untuk
mengungkap kisah-kisah dalam Al-Qur'an, dalam kerangka pengetahuan modern.
Karena itu, kisah-kisah Al-Qur'an memiliki realitas yang diyakini
kebenarannya, termasuk peristiwa yang ada di dalamnya. Ia adalah bagian dari ayat-
ayat yang diturunkan dari sisi Yang Maha Tahu dan Maha Bijaksana. Maka dari
manusia mukmin, tidak ada kata kecuali menerima danmengambil 'ibrah (pelajaran)
darinya.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manfaat qashash dalam Al-Qur'an adalah sebagai penunjuk dari Allah yang
diemban para Nabi dan Rasul Allah sebagai penjelasan syari'at ke-Islaman mereka.
B. Saran
Berdasarkan penguraian tentang qashash Al-Qur'andiatas, menceritakan
kisah-kisah dalam Al-Qur'an sebagai metode pembelajaran pendidikan agama
terutama untuk para pendidik adalah cara yang tepat mengingat usia anak-anak yang
dapat lebih menyerap kisah tersebut dan akan berlanjut dari pembicaraan meraka
dengan individu-individu lainnya.
Dalam menyampaikan kisah-kisah Al-Qur'an tersebut, seorang pendidik dapat
mengungkapkannya dengan metode yang sesuai dengan tingkat berpikir para
pelajarnya atau sesuai dengan tigkat kecerdasan mereka.