Makalah ini ditulis untuk memenuhi kebutuhan tugas mata kuliah Ulumul Qur’an
Disusun Oleh:
Kelompok 8
SUGIONO 22S1KPI0039
FAKULTAS TARBIYAH
2022
1
BAB I
PENDAHULUAN
Suatu peristiwa yang berhubungan dengan sebab dan akibat dapat menarik
perhatian para pendengar. Apabila dalam peristiwa itu terselip pesan-pesan dan pelajaran
mengenai berita-berita bangsa terdahulu, rasa ingin tahu merupakan faktor paling kuat
yang dapat menanamkan kesan peristiwa tersebut ke dalam hati. Dan nasihat dengan tutur
kata yang disampaikan tanpa variasi tidak mampu menarik perhatian akal, bahkan semua
isinya pun tidak akan bisa dipahami. Akan tetapi bila nasihat itu dituangkan dalam bentuk
kisah yang menggambarkan peristiwa dalam realita kehidupan maka akan terwujudlah
memperhatikannya dengan penuh kerinduan dan rasa ingin tahu, dan pada gilirannya ia
akan terpengaruh dengan nasihat dan pelajaran yang yang terkandung di dalamnya.
Kesusastraan kisah dewasa ini telah menjadi seni yang khas di antara seni-seni bahasa
dan kesusastraan. Dan “kisah yang benar” telah membuktikan kondisi ini dalam uslub
arabi secara jelas dan menggambarkan dalam bentuk yang paling tinggi, yaitu kisah-kisah
al-qur’an.
Masalah Israiliyat merupakan kisah-kisah yang diambil dari ahli kitab yang
masuk Islam (Yahudi dan Nasrani). Yang mana mereka ini mempunyai pengetahuan
2
cukup banyak dalam agama mereka yang bersumber dari Taurat dan Injil terutama
Sementara Alquran sendiri banyak mencakup hal-hal yang terdapat dalam Taurat
dan Injil, khususnya yang berhubungan dengan kisah para nabi dan berita umat terdahulu.
Masuknya Israiliyat ini kedalam tafsir adalah disebabkan banyaknya bangsa Yahudi yang
telah memeluk Agama Islam seperti Abdullah bin Salam, Ka’Ab bin Ahbar, Wahb bin
Munabbih, dan Abdul Malik bin Aziz bin Juraij. Adapun mereka ini masih kental dengan
2. Pengertian Isroiliyat
Israiliyat diantaranya yaitu:
3
BAB II
PEMBAHASAN
dalam Al-Qur’an tentang para Nabi dan Rasul mereka, serta peristiwa-peristiwa yang
terjadi pada masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang. Yang dimaksud
dengan Al-qishash dalam Al-Qur’an pada pembahasan ini adalah sejarah umat terdahulu
serta para Nabi dan orang-orang shaleh yang berjuang menegakkan kebenaran. Dengan
kata lain, kisah dalam al-Qur’an secara umum memiliki dua kategori yaitu:
baru (Al-amr al-hadits), bahan pembicaraan (al-uhdutsah), tingkah (sya'n), dan keadaan
(al-hal). Bentuk plural dan qishshah adalah qishush. Kisah juga biasa diartikan sebagai
salah satu cara al-Qur'an mengantar manusia menuju arah yang dikehendaki-Nya. Kata
kisah terambil dari bahasa Arab Qishshah, Kata seakar dengan kata Qashasha yang
terjadi dengan menguraikannya dari awal hingga akhir, bias juga dengan episode-
4
episode tertentu, yang mana akan bisa dibaca dengan secara baik dan structural menurut
Qasas Al-Qur'an, yaitu berita-berita tentang keadaan umat di masa lalu. Sejarah
dalam bentuk bicara tentang tentang apa yang mereka kerjakan. Kisah dalam al-Qur'an
(Qasas al-Qur'an) maksudnya adalah berita berita al-Qur'an ihwal terdahulu, baik umat-
umat maupun para nabi yang telah lampau. Demikian juga, berita mengenai peristiwa-
peristiwa nyata di zaman dulu, yang membuat pelajaran dan dapat diambil pelajaran bagi
Ditemukan dari penggunaan kata Ois-sah dalam al-Qur'an, bahwa objek yang
yang diceritakan Nabi Musa kepada Nabi Syu'aib (QS. al-Qashash [28] 25. Ghafir
b. Sesuatu yang terjadi tidak di alam nyata (empiris), tetapi dalam benak melalui mimpi,
agama Allah dan menunjukkan kepada kebenaran serta memerintahkann untuk mencari
5
tentang hal ihwal umat yang telah lalu, Nubuwat/Kenabian yang terdahulu, dan peristiwa-
yang diemban oleh setiap Nabi sebagaimana yang ditegaskan Allah Swt.:
Dan Kami tidak menutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan
kepadanya: 'Bahwasannya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah
2. Mengokohkan hati Rasulullah dan hati umatnya terhadap agama Allah dan menguatkan
Sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah Swt.: Dan semua kisah dari rasul-rasul
Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu;
dan dan dalam surah ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan
sembunyikan, dan menentang apa-apa yang terdapat pada kitab mereka setelah
6
2.2 A. Pengertian Isroiliyat
Nasrani serta selain dari keduanya yang masuk dalam tafsir maupun hadis. Ada pula
bersumber dari musuh-musuh Islam, baik Yahudi, Nasrani, ataupun yang lainnya.
Adapun pendapat para ulama tentang adanya israiliyat ini terbagi menjadi dua
yaitu :
Menurut Abu Zuhrah, seluruh Israiliyyat harus dibuang karena tidak berguna dalam
memahami Al-Quran. Hal serupa juga disampaikan oleh Abdul Aziz Jawasy, ia
berpendapat bahwa Israiliyyat pada dasarnya telah menyesatkan akal dan menjauhkan
Pada intinya, para Ulama menerima Israiliyyat selama tidak bertentangan dengan Al-
Quran dan hadis, tidak menerima selagi kisah Israiliyyat tersebut bertentangan
dengan Al-Quran dan hadis, dan Tawaqquf atau mendiamkan yaitu tidak menolak
2. Ibnu Al-Arabi
berpendapat bahwa perlu membedakan Israiliyyat yang terdapat dengan Ahli Kitab
dan yang tidak berkenaan dengannya. Jenis pertama dapat diterima karena dianggap
sebagai pengakuan seseorang terhadap dirinya sendiri, yang tentu saja lebih
7
mengetahui dirinya sendiri. Adapun jenis kedua dapat diterima dengan syarat
3. Muhammad Syaltut
mereka dari intan dan mutiara yang terkandung dalam Alquran itu sendiri. Sedangkan
adanya Israiliyat.
Demikianlah pengertian dan pendapat mengenai israiliyat menurut para ulama, semoga
seperti kisah Malaikat Harut dan Marut yang termaktub dalam Q.S.al-
Baqarah [2]:102
“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa
8
mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua
orang malaikat.”
Tekait ayat di atas para mufasir berlainan pendapat tentang yang dimaksud
betul Malaikat dan ada pula yang berpendapat orang yang dipandang saleh
seperti malaikat. Ada pula yang berpendapat dua orang jahat yang pura-pura
saleh seperti malaikat. Terdapat sebuah riwayat dari Ibnu Abbas yang
oleh Allah: sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui
Israiliyyat adalah berita-berita yang dinukil dari Bani Israil, kebanyakan dari Yahudi
1. Israiliyyat yang diakui dan dibenarkan oleh Islam, maka hal itu benar.
Contohnya : Riwayat Bukhari dan selainnya dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu
mengatakan : “Datang salah seorang Habr [1] kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
satu jari, bumi-bumi di satu jari, pohon-pohon di satu jari, air dan hasil bumi di satu
jari, dan seluruh makhluk di satu jari, kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Akulah Raja”. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa hingga terlihat gigi
9
gerahamnya karena membenarkan perkataan sang Habr, kemudian beliau membaca
2. Israiliyyat yang diingkari dan didustakan oleh Islam, maka hal itu bathil.
Yahudi mengatakan : Jika seseorang menggauli isterinya dari belakang, maka anaknya
akan terlahir bermata juling”, maka turunlah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah
tanah tempat bercocok tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki” [Al-Baqarah/2 :
223]
3. Israiliyyat yang tidak diakui oleh Islam dan tidak diingkari, maka di sini wajib
diam sesuai dengan apa yang diriwayatakan oleh Bukhari dari Abu Hurairah
Radhiyallahu ‘anhu mengatakan : “Ahli Kitab membaca Taurat dalam bahasa Ibrani,
mereka menafsirkannya dengan bahasa Arab untuk kaum muslimin, maka Rasulullah
dan janganlah mendustakan mereka, akan tetapi katakanlah, ‘Kami telah beriman
kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu”.
Memahami Al-Quran
Kisah atau cerita yang benar adalah salah satu metode yang sangat menyenangkan
dan menyentuh hati untuk menjadi sarana menumbuhkan iman. Kisah-kisah dalam al-
10
Qur’an merupakan kisah paling benar sebagaimana disebutkan dalam firman Allâh
Azza wa Jalla:
Dan siapakah orang yang lebih benar perkataannya dari pada Allâh? [an-Nisa’/4:87]
Allâh Subhanahu wa Ta’ala suci dari sifat dusta sehingga tidak mungkin Allâh
Azza wa Jalla mengisahkan kisah-kisah yang tidak terjadi atau fiktif. Allâh Azza wa
Jalla juga maha mengetahui, mendengar dan melihat serta menyaksikan semuanya. Oleh
karena itu ketika Allâh Subhanahu wa Ta’ala mengisahkan satu kisah, berarti kisah itu
benar dan diceritakan berdasarkan ilmu. Kisah al-Qur’an juga merupakan sebaik-baik
kisah
Syaikh Abdurrahman bin Nâshir as-Sa’di rahimahullah ketika menafsirkan ayat ini
baik dan makna yang terkandung begitu indah. [Taisîr Karîmirrahmân]. Oleh karena itu,
dalamnya terdapat cegahan (dari kekafiran). Itulah suatu hikmat yang sempurna,
11
B. Menjelaskan keadilan Allâh Azza wa Jalla melalui hukuman-Nya terhadap orang-
yang mendustakan-Nya:
Dan Kami tidaklah menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri
sembahan-sembahan yang mereka seru selain Allâh, di waktu azab Rabbmu datang.
kebinasaan [Hûd/11:101]
menyingsing [Al-Qamar/54:34]
D. Sebagai hiburan bagi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam menghadapi sikap
rasul-rasulnya dengan membawa mukjizat yang nyata, Zabur dan kitab yang
memberi penjelasan yang sempurna. Kemudian Aku adzab orang-orang yang kafir;
Sebagai motivasi bagi kaum Mukminin agar tegar dalam keimanan bahkan
bertambah imannya saat mereka tahu kaum Mukminin terdahulu telah selamat dan
12
Mempelajari israilihiyat hikmah yang di ambil Timbulnya keinginan para sahabat
yang tertuang dalam Al-Quran, maka diantara kaum muslimin pada masa sahabat
meminta kepada Ahli kitab yang telah masuk Islam seperti Abdullah bin Salam, untuk
ringkas yang
disebutkan dalam Al-Quran. Setidaknya hal ini sangat memberikan keuntungan yang
baik kepada kaum muslimin selagi kisah tersebut tidak menyimpang dari
Di dalamnya mengandung nilai sastra yang sangat tinggi, makna yang sempurna,
serta sangat besar hikmah dan manfaatnya. Kisah-kisah itu hadir dengan membawa
pengaruhnya yang sangat kuat untuk memperbaiki hati, amal dan akhlak.
yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu." (QS. Yusuf:3).
karunia Allah terhadap orang-orang yang beriman, Hiburan bagi Nabi Shallallahu
Alaihi wa Sallam atas penderitaan yang beliau alami karena gangguan orang-orang
yang mendustakan beliau, Motivasi bagi kaum mukminin agar istiqamah di atas
keimanan, Ancaman bagi orang-orang kafir atas kekafirannya, dan sebagai bukti atas
kebenaran risalah yang dibawa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Buku ini
13
menampilkan kisah-kisah para nabi dan rasul beserta kaumnya sejak Adam hingga Isa
Alaihi Sallam.
BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kisah- kisah dalam Al-Qur‟an
menjadi bagian tak terpisahkan dari isi Al-qur‟an yang menjadi referensi utama bagi
karakter 12 manusia yang berbudi luhur dan memiliki aqidah tauhid. Dalam dunia
pendidikan, seorang pendidik dapat menjadikan kisah sebagai metode alternatif bagi
pembentukan jiwa peserta didik terutama dalam ranah afektif dan psikomotor. Tujuan
kisah-kisah yang ditampilkan Al-Qur‟an adalah agar dapat dijadikan pelajaran dan
sekaligus sebagai petunjuk yang berguna bagi setiap orang beriman dan bertaqwa
dalam rangka memenuhi tujuan diciptakannya yaitu sebagai abdi dan khalifah
pemakmur bumi dan isinya. Karakteristik kisah Al-Qur‟an yaitu Kisah-kisah al-
sejalan dalam kehidupan manusia, Kisah-kisah al-Qur‟an tidak sama dengan ilmu
sejarah, Kisah Al-Quran sering diulangulang. Dua sisi pokok dari setiap sejarah
14
bahasa dan teknik penyajian. Kedua, sisi isi yang menyangkut apa yang terjadi,
kapan, dimana, siapa pelakunya dan mengapa terjadi. Konsep kisah al-Qur‟an dalam
konsep hikmah dan I‟tibar (hikmah dan pelajaran), konsep dzikra (mengingatkan),
konsep takhwif dan tahdzir (ancaman). Penuturan kisahkisah al-Qur‟an sarat dengan
tersebut menjadi bagian dari metode pendidikan yang efektif bagi pembentukan jiwa
DAFTAR PUSTAKA
Ushûl Fit Tafsîr karya Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin, hlm.50-51
hlm 201
Kairo, 1978.
15
Fazlur Rahman, Tema Pokok Alquran, Mahyuddin dan Anwar Haryono (penterjemah),
Ahmad Syadali dan Ahmad Rofi’i, Ulumul Qur’an II, Pustaka Setia, Bandung, 1997.
16