Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ULUMUL QURAN

“ QASAS AL-QUR’AN “

Disusun Oleh kelompok 10 :

Nasrullah Yunus : 105011109120


Muhammad Kurniawan : 105011106220

Pembimbing:

Dr. H, Ilham Mukhtar, Lc. MA.

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga

kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-

Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan

baik.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat

sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis

mampu menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah

Studi Al-Qur’an dengan judul “Bahasa-Bahasa Spesifik Al-Qur’an”.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya

kepada dosen pengampu studi Al-Qur’an yaitu bapak Fathur Rohman M.Ag yang

telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian makalah ini telah kami susun dengan harapan dapat menjadi

bahan acuan dan informasi bagi para pembaca. Apabila ada kekeliruan mohon

dimaklumi karena kemampuan kami sangat terbatas. Oleh karena itu, dengan

segala kekurangan, saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk

menghasilkan karya yang lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi

pembaca.

Enrekang, 12 Juli 2021


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL…………………...…………………………………..i

KATA PENGANTAR…....………………………………………………….ii

DAFTAR ISI…………………………....…………...………………………iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………….....………………………………….....1
B. Rumusan Masalah…………...………………………………………......2
C. Tujuan………..…………………………………………………….…….2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Qasas……………………..........................................................3
B. Macam-macam kisah dalam Al-Quran.……………...……..……....……5
C. Tujuan Qasas……………………………………………………………..7
D. Metode pengungkapan Qasas ……….……............................................7
E. Hikmah pengulangan Qasas....................................................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………...…………………………………………..9
B. Saran......................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Quran merupakan mukjizat yang paling besar yang Allah turunkan

kepadda Nabi Muhammad SAW sebagai kitab suci dan pedoman bagi seluruh

umat islam. Sehingga kita sebagai umat islam hendaknya mampu mengkaji apa

isi dan kandungan yang terdapat di dalam Al-Quran agar kita semua mengetahui

makna dan hakekat sebenarnya yang tertera di dalamnya

Kandungan Al-Quran yang menceritakan tentang kisah-kisah di masa

lampau disebut dengan Qashashul Quran. Bahkan jika dibandingkan dengan ayat-

ayat tentang hokum atau muamalat,ayat tentang kisah-kisah inni jauh lebih

banyak. Dalam kisah-kisah yang tercantum dalam Al-Quran tak jarang memiliki

pesan moral yang membuat orang tertarik dan coba menggali lebih dalam maksud

dari kisah-kisah tersebut. Oleh karena itu,kisah sejarah dalam Al-Quran memiliki

makna tersendiri. Maka perlu kiranya kita sebagai umat isalm mengetahui isi

sejarah yang ada di dalam Al-Quran sehingga kita dapat mengambil pelajaran dan

pengetahuan dari kisah-kisah umat terdahulu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Qasas ?
2. Apa saja macam-macam kisah dalam Al-Quran ?
3. Apa tujuan Qasas dalam Al-Quran ?
4. Apa Metode pengungkapan Qasas ?
5. Apa hikmah pengulagan Qasas ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Qasas
2. Untuk mengetahui macam-macam kisah dalam Al-Quran
3. Untuk mengetaui tujuan Qasas dalam Al-Quran
4. Untuk mengetahui metode pengungkapan Qasas
5. Untuk mengetahui hikmah pengulangan Qasas
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Qasas

Kata qasas merupakan bentuk mas dar dari qassa, yaqussu, qasasan

( ‫)ﻗﺺ – ﻳﻘﺺ–ﻗﺼﺼﺎ‬. Ia bermakna: urusan, berita, khabar, dan keadaan. Kata “al-

qasas” juga berarti mencari atau mengikuti jejak. Pemaknaan seperti ini

sebagaimana tercermin dalam Q.S al-Kahfi: 64; “Maka keduanya kembali (lagi)

menelusuri jejak mereka semula”. dan dalam Q.S. al-Qasas: 11; “Dan ibu Nabi

Musa berkata kepada kakak perempuannya (Musa), ikutilah dia)”.

Adapun yang dimaksud Qasas Al-Qur’an adalah pemberitaan Al Qur’an

tentang keadaan-keadaan umat terdahulu dan kenabian (nubuwat) terdahulu dan

peristiwa-peristiwa yang telah terjadi.

B. Macam-macam kisah dalam Al-Quran

Materi/isi kisah-kisah yang disampaikan dalam al Qur’an menurut Manna’

al- Qattan ada 3 macam:

1. Kisah para nabi

Kisah ini mengandung ajakan kepada kaumnya, mukjizat-mukjizat yang

diberikan oleh Allah kepada mereka untuk memperkuat kenabian (kerasulan)-

nya, menghentikan orang-orang yang menentangnya, mengandung tahaptahap

perkembangan dakwah, balasan bagi orangorang yang beriman dan yang

mendustakannya. Misalnya kisah Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Harun, Isa,

Muhammad saw., dan lain-lain.


2. Kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di

masa lalu dan orang-orang yang tidak dipastikan kenabiannya. Misalnya

kisah orang yang keluar dari kampung halaman karena takut mati, kisah 2

orang putera Adam, dll.

3. Kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada

masa Rasulullah saw., seperti perang Badar, perang Uhud, (dalam surat Ali

Imran), perang Hunain dan Tabuk (dalam surat atTawbah), perang Ahzab

(dalam surat al-Ahzab), hijrah, Isra’ dan lain-lain.

C. Tujuan Qasas dalam Al-Quran

Sayyid Qutub menjelaskan tujuan qasas (kisahkisah) dalam Al Qur’an

adalah:

1. untuk menetapkan bahwa Al Qur’an adalah benar-benar wahyu dari Allah

dan Muhammad saw. adalah benar-benar utusan Allah, ia tidak pandai baca

tulis dan tidak pernah belajar kepada pendeta Yahudi dan Nasrani,

sebagaimana yang telah dituduhkan oleh orang-orang yang tidak

menyukainya.

2. untuk menerangkan bahwa semua agama samawi sejak dari Nabi Nuh a.s.

sampai kepada nabi Muhammad saw. semuanya bersumber sama, yaitu Allah

SWT. Dan semua umat yang beriman merupakan umat yang satu dan bahwa

Allah SWT. termaktub dalam Q.S. al-Anbiya’: 48

        

“Dan Sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa dan Harun kitab

Taurat dan penerangan serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa”.


3. untuk menjelaskan bahwa agama samawi itu asasnya sama (satu), yaitu

mentauhidkan AllahSWT., sebagaimana termaktub dalam Q.S.Hud : 50;

               

   

“Dan kepada kaum 'Ad (kami utus) saudara mereka, Huud. ia berkata:

"Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain

Dia. kamu hanyalah mengada-adakan saja”.

4. untuk menerangkan bahwa misi para nabi dalam berdakwa adalah sama

dan sebutan kaummnyapun sama, serta bersumber dari yang sama. Seperti

tercantum dalam Q.S. Hud: 25, 50, 60 dan 62.

5. untuk menjelaskan bahwa antara agama Nabi Muhammad saw. dan Nabi

Ibrahim a.s. khususnya, dan dengan agama Bani Israil pada umumnya

terdapat kesamaan dasar serta memiliki hubungan yang erat.

6. untuk mengungkapkan adanya janji pertolongan Allah kepada para Nabi-

Nya dan menghukum orang-orang yang mendustakannya. Seperti dalam

Q.S. al-Ankabut : 14

           

    

“Dan Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, Maka ia

tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka

mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim”.
D. Metode Pengungkapan Qasas

Ada beberapa metode Al-Qur’an dalam mengungkapkan suatu kisah, yaitu:

1. metode deduksi, yaitu dengan memulai kisah secara global (ringkas) dan

kemudian dipaparkan secara rinci dari awal sampai akhir. Misalnya dalam

mengungkapkan cerita Ashab al-Kahfi.

2. metode hikmah, pada pendahuluan kisah diungkapkan akhir kisah dan

pelajaran yang dapat dipetik darinya, kemudian barulah kisah itu

diceritakan selengkapnya secara terperinci. Metode ini tercermin dalam

kisa Nabi Musa a.s. dalam surat alQasas.

3. metode center (terpusat), yakni suatu kisah yang diuraikan secara langsung

tanpa didahului dengan pendahuluan dan juga tanpa kesimpulan. Metode

ini dapat dilihat pada kisah Maryam, pada waktu lahirnya Nabi Isa a.s.

4. kisah diungkapkan seperti drama, yakni Al Qur’an memulai kisah itu

dengan beberapa kata kemudian dibiarkan kisah itu berbicara sendiri

dengan perantaraan tokohnya. Misalnya, kisah Nabi Ibrahim a.s. dan

Isma’il a.s. ketika mendirikan Ka’bah.

E. Hikmah Pengulangan Qasas

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa salah satu cara Al Qur’an untuk

menyampaikan ajarannya adalah melalui kisah-kisah. Al Qur’an memuat banyak

kisah. Kisah-kisah dalam Al Qur’an ada yang diungkapkan secara berulang-ulang,

seperti kisah Nabi Musa a.s. dan Fir’aun yang terdapat di dalam 44 surat dan

terulang sekitar tigapuluh kali. Bila dicermati, pengulangan kisah dalam Al

Qur’an itu biasanya pada nama pelaku utamanya, seperti Musa a.s., Nuh a.s.,

Fir’aun dan lain-lain, sedangkan isi atau materi tidak diulang secara keseluruhan.
Artinya, ia diulang hanya sebagian rantai ceritanya.

Manna’al-Qattan menjelaskan hikmah diulangnya kisah-kisah di dalam Al

Qur’an dengan berbagai metode sebagaimana yang telah disebutkan, adalah:

1. menjelaskan kebalaghaan Al Qur’an dalam tingkat yang paling tinggi. Ia

dapat mengungkapkan suatu makna dalam berbagai macam bentuk.

2. menunjukkan kehebatan mukjizat Al Qur’an. Suatu makna dapat

diungkapkan dalam berbagai bentuk susunan kalimat namun tak ada

satupun sastrawan yang dapat menandinginya.

3. memberikan perhatian besar terhadap kisah tersebut agar pesan-pesannya

lebih mantab dan melekat dalam jiwa para pendengarnya.

4. menunjukkan perbedaan tujuan dari tiap-tiap pengulangan penyebutan

kisah. Hal ini dapat dilihat pada metode penyebutan kisah, yaitu sebagian

makna-maknanya disebutkan di satu tempat, karena hanya itulah yang

diperlukan, sedang makna-makna lainnya disebutkan di tempat yang lain

sesuai dengan tuntutan keadaan.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

a. Pengertian Qasas Kata qasas merupakan bentuk mas dar dari qassa,

yaqussu, qasasan ( ‫)ﻗﺺ – ﻳﻘﺺ–ﻗﺼﺼﺎ‬. Ia bermakna: urusan, berita, khabar,

dan keadaan.

b. Macam-macam kisah dalam Al-Quran Kisah para nabi, Kisah ini

mengandung ajakan kepada kaumnya, mukjizat-mukjizat yang diberikan

oleh Allah kepada mereka untuk memperkuat kenabian (kerasulan)-nya,

menghentikan orang-orang yang menentangnya, mengandung tahaptahap

perkembangan dakwah, balasan bagi orangorang yang beriman dan yang

mendustakannya.

c. Tujuan Qasas dalam Al-Quran, Sayyid Qutub menjelaskan tujuan qasas

(kisahkisah) dalam Al Qur’an adalah: untuk menetapkan bahwa Al Qur’an

adalah benar-benar wahyu dari Allah dan Muhammad saw. adalah benar-

benar utusan Allah, ia tidak pandai baca tulis dan tidak pernah belajar

kepada pendeta Yahudi dan Nasrani, sebagaimana yang telah dituduhkan

oleh orang-orang yang tidak menyukainya. untuk menerangkan bahwa

semua agama samawi sejak dari Nabi Nuh a.s. sampai kepada nabi

Muhammad saw. semuanya bersumber sama, yaitu Allah SWT. Dan

semua umat yang beriman merupakan umat yang satu dan bahwa Allah

SWT. termaktub dalam Q.S. al-Anbiya’: 48

        


“Dan Sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa dan Harun kitab

Taurat dan penerangan serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa”.

d. Metode Pengungkapan Qasas. Ada beberapa metode Al-Qur’an dalam

mengungkapkan suatu kisah, yaitu: metode deduksi, yaitu dengan memulai

kisah secara global (ringkas) dan kemudian dipaparkan secara rinci dari

awal sampai akhir. Misalnya dalam mengungkapkan cerita Ashab al-

Kahfi.

e. Hikmah Pengulangan Qasas. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa salah

satu cara Al Qur’an untuk menyampaikan ajarannya adalah melalui kisah-

kisah. Al Qur’an memuat banyak kisah. Kisah-kisah dalam Al Qur’an ada

yang diungkapkan secara berulang-ulang, seperti kisah Nabi Musa a.s. dan

Fir’aun yang terdapat di dalam 44 surat dan terulang sekitar tigapuluh kali.

Bila dicermati, pengulangan kisah dalam Al Qur’an itu biasanya pada

nama pelaku utamanya, seperti Musa a.s., Nuh a.s., Fir’aun dan lain-lain,

sedangkan isi atau materi tidak diulang secara keseluruhan. Artinya, ia

diulang hanya sebagian rantai ceritanya.

B. Saran
Dalam pembuatan karya tulis ini tentunya masih jauh dari kata
sempurna. Kami sebagai penulis sangat mengharapkan agar para pembaca
turut memberi kritik dan saran demi kebaikan makalah ini. Demikian
semoga makalah mengenai Bahasa-Bahasa Spesifik al-Qur’an ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Zuhdi Achmad, dkk. 2017. Studi Al-Qur’an. Surabaya : UINSA Press. Cetakan 7

https://tafsirweb.com/7240-quran-surat-al-ankabut-ayat-14.html

https://tafsirweb.com/3542-quran-surat-hud-ayat-50.html

Anda mungkin juga menyukai