Anda di halaman 1dari 7

Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 2, 1 (Juni 2017): 71-77

NILAI-NILAI U<LU< AL- ‘AZMI


DALAM TAFSI<R IBN KATHI>R
Fithria Khusno Amalia, Muhtar Solihin, Badruzzaman M. Yunus
Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Jl.A.H.Nasution 105 Cibiru Bandung 40614, Indonesia
E-Mail : fithriakhusnoamalia21@gmail.com
___________________________

Abstrak

Qas}s}a}s al-Qur’a>n merupakan bagian kandungan dari Alquran, yang salah satunya menjelaskan kisah Nabi-Nabi
yang digelari U<lu> al-„Azmi, banyak ulama mengatakan bahwa Nabi-Nabi yang diberi gelar U<lu> al-„Azmi merupukan
Nabi yang sangat sabar terhadap ujian yang Allah Swt., dibanding dengan Nabi-Nabi yang lain, namun apakah
dalam Alquran hanya menjelaskan kesabaran saja? Perlu pula untuk mengetahui bagaimana nilai-nilai yang
terkandung dalam kisah U<lu> al-‟Azmi dalam Alquran, penulis menggunakan penaifsiran Ibn Kathi>r sebagai
mufasir yang condong kepada al-Riwa>yah sebagai sandaran dalam kisah-kisah Alquran. Penelitian ini bersifat
kualitatif, yang berbentuk library research. Kesimpulan dari penelitian ini ialah nilai-nilai U<lu> al-„Azmi dalam
Alquran meliputi: (1). Bersyukur, (2). Dzi hijr (memiliki daya juang) , (3). Terbuka, (4). Rendah hati, (5).
Pembelajar, (6). Gigih, (7). Semangat, (8). Pantang menyerah, (9). Tawakal, (10). Ilahiyah (terkoneksi dengan
Allah), (11). Pemenang, (12). Pengendalian diri, (13). Patuh, (14). Tunduk, (15). khusyu, (16). Keyakinan, (17).
Lembut hati, (18). Sopan, (19). Keteguhan, (20). Keistiqamahan, (21). Teladan, (22). Tidak pengecut dan (23).
Tangguh.
Kata Kunci :

U<lu> al-„Azmi; Ibn Kathi>r; nilai-nilai.


________________________
Abstract
Qas}s}a}s al-Qur'a> n is part of the content of the Qur'an, one of which explains the story of the Prophets who are
dubbed U<lu> al-'Azmi, many scholars say that the Prophets who were given the title U<lu> al-'Azmi is a very patient
prophet of the test which Allah Almighty gives, compared to the other Prophets, but does the Quran only explain
patience? It is also necessary to know how the values contained in the story of U<lu> al-'Azmi in the Qur'an; the
author uses Ibn Kathi's commentary as a mufassir leaning towards al-Riwa>yah as a backstroke in the Quranic tales.
This research is qualitative, in the form of library research. This study concludes that the values of U <lu> al-'Azmi in
the Qur'an include: (1). Grateful, (2). Dzi hijr (have fighting power), (3). Open, (4). Humble, (5). Learners, (6).
Persistent, (7). Spirit, (8). Abstinence, (9). Tawakal, (10). Divine (connected with God), (11). Winner, (12). Self-
control, (13). Obedient, (14). Submit, (15). Khusyu, (16). Confidence, (17). Softhearted, (18). Polite, (19).
Persistence, (20). Consistent, (21). Example, (22). No cowards and (23). Tough

Keywords:
U<lu> al-„Azmi; Ibn Kathi>r; values.

________________________

Alquran dan Hadith.1 Salah satu isi dari


A. PENDAHULUAN kandungan Alquran adalah kisah-kisah
Agama Islam, merupakan salah satu terdahulu (Qas}as} al-Qur‟a>n) yang
agama terbesar yang dianut oleh umat Islam memberitakan tentang hal ihwal umat yang
di dunia, salah satu ajarannya ialah untuk telah lalu, nubuwwat (kenabian) yang
menjamin kebahagiaan hidup pemeluknya di
1
dunia dan di akhirat yang termaktub dalam Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran:
“Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan
Masyarakat”, (Bandung: Mizan Pustaka, 2013), 45.
Fithria Khusno Amalia, Muhtar Solihin dan Nilai-Nilai U<lu<>< al-„Azmi Menurut Tafsi<r Ibn Kathi>r
Badruzzaman M. Yunus

terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang telah ”Dia telah mensyariatkan kepadamu


terjadi. Ia menceritakan semua keadaan agama yang telah diwasiatkan-Nya
mereka dengan cara menarik dan mempesona.2 terhadap Nuh dan apa yang telah
Secara umum kisah-kisah Alquran terbagi diwahyukan Muhammad dan apa yang
ke dalam tiga bentuk; pertama, kisah para telah diwasiatkan kepada Ibrahim, Musa
Nabi yang mengandung dakwah mereka pada dan Isa yaitu tegakkanlah agama dan
kaumnya, dengan mukjizat-mukjizat untuk janganlah kamu berpecah belah di
memperkuat dakwahnya, sikap orang-orang dalamnya. Sangat berat bagi orang-orang
yang memusuhinya, tahapan-tahapan dakwah musyrik untuk mengikuti agama yang
dan perkembangannya serta akibat-akibat yang kamu serukan terhadap mereka. Allah
diterima oleh mereka yang mempercayai memilih orang yang dikehendaki
ataupun yang mendustakannya. Seperti; kisah terhadap agama tauhid dan memberi
Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Harun, Isa, petunjuk kepada bagi orang yang kembali
Muhammad dan Nabi-Nabi serta Rasul (kepada-Nya).” (Al-Shu>ra[42]:13)
lainnya. Kedua, menceritakan peristiwa-
peristiwa yang terjadi pada masa lalu dan
orang-orang yang tidak dipastikan
kenabiannya. Seperti; dua putra Adam, kisah
Talut dan Jalut, kisah ribuan orang yang
keluar dari kampung halaman karena takut “Iingatlah ketika kami mengambil
mati, penghuni gua, Zulkarnain, Karun, orang- perjanjian dari para nabi dan dari
orang yang menangkap ikan pada hari Sabtu engkau, dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa
(Asha>b al-Sabt), Maryam, Asha>b al- Ukhdud, putra Maryam, dan kami telah mengambil
Asha>b al-Fîl dan lain-lain. Ketiga, kisah-kisah dari mereka perjanjian yang teguh. “( Al-
yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa Ah}za>b[33]:7)
yang terjadi pada masa Rasulullah, seperti Selain itu, kata u>lu> al-„Azmi itu
perang Badar, perang Uhud, perang Hunain, sendiri terdapat di dalam surat al-Ah}qa>f:
perang Tabuk, perang Ahzab, hijrah Nabi dan [46]:35:
sahabat, Isra mi‟ra>j, dan lain-lain.
Di antaranya kisah yang masuk dalam
kelompok pertama adalah kisah U<lu> al-‟Azmi
dalam Alquran, yaitu Nabi Nuh, Nabi Ibrahim,
Nabi Musa, Nabi Isa dan Nabi Muhammad
Saw.
Penyebutan nama-nama nabi U<lu> al-‟azmi
ini terdapat di dalam dua buah ayat: ”Bersabarlah Muhammad sebagaimana
kesabaran rasul-rasul yang memiliki
keteguhan hati dan janganlah meminta
agar azab disegerakan untuk mereka.
Pada hari mereka melihat azab yang
dijanjikan, mereka merasa seolah-olah
mereka tinggal hanya sesaat saja pada
siang hari. Tugasmu hanya
menyampaikan. Maka tidak ada yang
dibinasakan kecuali kaum yang fasik
2
(tidak” (Al-Ahqa>f[46]:35)
Manna‟ Khalil al- Qat}t}an, Studi Ilmu-ilmu al- Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah
Quran, judul asli: Maba>hith fi> ‘ulu>m al-Qura>n, penj.
Mudzakir, cet. Ke-13, (Bogor: Pustaka Litera Antar
memerintahkan agar Nabi Muhammad
Nusa, 2009), 436. bersabar sebagaimana kesabaran Rasul-Rasul

72 Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 2, 1 (Juni 2017): 71-77


Fithria Khusno Amalia, Muhtar Solihin dan Nilai-Nilai U<lu<>< al-„Azmi Menurut Tafsi<r Ibn Kathi>r
Badruzzaman M. Yunus

yang memiliki keteguhan hati (u>lu> al-„Azmi). 1. Pengertian Nilai


Tentunya dari hal tersebut penulis berpendapat Nilai yang dalam bahasa inggris disebut
bahwa kesabaran U<lu> al-„Azmi itu memiliki value merupakan istilah yang bisa ditemukan
nilai-nilai kesabaran dalam kehidupan mereka di salah satu cabang ilmu filsafat. Yakni
yang patut kita jadikan contoh. Karena aksiologi (filsafat ilmu). Aksiologi itu sendiri
Alquran sendiri sebagai kitab pedoman dari berasal dari kata axios, yakni dari Bahasa
semua kitab ilahi, diturunkan untuk tujuan Yunani yang berarti nilai dan logos yang
membentuk Insa>n al-Ka>mil, yaitu manusia berarti teori. Dengan demikian, maka
yang benar-benar memiliki jiwa aksiologi menurut Amsal Bakhtiar adalah
kemanusiaannya. Sesungguhnya misi dakwah “teori tentang nilai”. Sedangkan menurut
para Nabi (terlepas dari tingkatannya) adalah Suriasumantri aksiologi diartikan sebagai teori
sama, yakni untuk menjadikan manusia yang nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari
benar-benar manusia secara realitas.3 pengetahuan yang diperoleh.
Kisah-kisah U<lu> al-„Azmi ini tidak hanya Adapun pengertian nilai itu sendiri
sekali dipaparkan dalam Alquran. Tetapi menurut para ahli dunia banyak sekali,
disebutkan beberapa kali atau bisa disebut diantaranya:
tiqra>r (pengulangan) dalam bahasa Alquran. a. Menurut bahasa yang terdapat dalam
Adapun hikmah pengulangan kisah itu kamus besar bahasa Indonesia nilai adalah
sendiri, menurut Manna‟ Khalil al-Qat}t}an sesuatu yang berharga, angka yang
antara lain: menjelaskan ke-balaghah-an mewakili prestasi, ukuran, bermutu,
Alquran dalam tingkat paling tinggi, menunjukan kualitas, dan berguna bagi
menunjukkan kehebatan mukjizat Alquran, manusia.5
memberikan perhatian besar terhadap kisah b. Sedangkan Sidi Gazalba mengartikan nilai
tersebut agar pesan-pesannya lebih berkesan adalah sesuatu yang bersifat abstrak dan
dan melekat dalam jiwa, dan setiap kisah ideal. Nilai bukan kongkrit, bukan fakta,
memiliki maksud dan tujuan yang berbeda.4 tidak hanya soal penghayatan yang
Dari hikmah pengulangan kisah di atas, dikehendaki atau tidak dikehendaki, yang
penulis berpendapat bahwa pengulangan kisah disuakai atau yang tidak disukai. Nilai itu
itu dimaksudkan agar nilai-nilai yang hendak terletak antara hubungan subjek dan
disampaikan oleh Alquran agar mendapatkan objek, seperti halnya garam mejadi berarti
perhatian lebih. Dalam hal ini kisah-kisah Ul< u> ketika ada orang yang membutuhkannya,
al-„Azmi lah yang menjadi sorotan. Penulis emas menjadi berharga setelah ada orang
memilih tafsi>r Ibn katsi>r sebagai media yang yang mencarinya.6
akan mengantarkan pada pengambilan nilai- c. Dalam pengertian lain, nilai adalah
nilai yang dimiliki oleh Nabi-Rasul dalam konsepsi-konsepsi abstrak dalam diri
Alquran. karena melihat dari karakteristik manusia atau masyarakat, mengenai hal-
tafsir tersebut yang bermetode tahlili dan hal yang dianggap buruk dan salah.7
bersumber ma‟thu>r. d. Menurut Chabib Thoha nilai merupakan
sifat yang melekat pada sesuatu (sistem
B. PEMBAHASAN kepercayaan) yang berhubungan dengan

3
Abu> Kauthar al-Habshi dan „Ali Yahya , 5
Daryanto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Membangun Generasi Qurani “Pandangan Imam (Surabaya: Apollo, 1998), 412.
6
Khomeini dan Syahid Muthahhari” cet. 1, (Jakarta: Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai:
Citra, 2012), 6. Perkembangan Moral Keagamaan Manasiswa PTAIN
4
Manna‟ Khalil al- Qat}t}an, Studi Ilmu-ilmu al- (Yogyakarta: Al-Ruzz Media, 2009), 20.
7
Quran, 389. Muhaimin & Abdul Mujib, Pemikiran
Pendidikan Islam (Bandung: Trigenda Karya, 1998),
110.

Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 1, 2 (Juni 2017): 71-77 73


Fithria Khusno Amalia, Muhtar Solihin dan Nilai-Nilai U<lu<>< al-„Azmi Menurut Tafsi<r Ibn Kathi>r
Badruzzaman M. Yunus

subjek yang memberi arti (manusia yang hingga ia dapat menguasai banyak ilmu.12 Ibn
menyakininya).8 Kathi>r selesai menghafalkan Alquran genap
di usia sebelas tahun. Kemudian belajar Tafsir
2. Pengertian U<lu> Al-’Azmi dari pembesar ulama, salah satunya Ibn
Secara etimologi, kata U<lu> al-‟Azmi terdiri Taimiyah.13
dua suku kata “U<lu>” dan “al- ’Azmi”. Lafal Ibn Kathi>r adalah seorang ulama besar
U<lu> merupakan kata khusus yang yang menguasai berbagai ilmu terutama
menunjukkan makna jamak yang tidak ada Sejarah, Hadith dan Tafsir. Al-Zahabi
asal kata mufradnya, sedang bila digunakan mengatakan: “Ia adalah imam al mufti, ahl al-
untuk mufrad menggunakan kata dzu< (‫)ُذو‬9 Hadith yang jeli, ahl fiqh yang berbakat,
yang berarti "memiliki", baik makhluk yang mufasir yang banyak menuqil, dan
berakal maupun tidak. mempunyai karangan-karangan yang cukup
Sedangkan kata “al- ’Azmi” merupakan berbobot”.
mas}dar, dalam Alquran kata “al- ’Azmi” Di akhir usianya Ibn Kathi>r diuji dengan
mempunyai berbagai bentuk. Adapun dalam kebutaan. Ibn al-Jaza>ri salah seorang murid
bentuk tas}ri>f di dalam Alquran terulang lima dari Ibn Kathi>r memberitahu Ibn Kathi>r
kali, lalu bentuk kata kerja lampau tiga kali berpesan kepadanya: Aku masih tetap menulis
dan satu kali dalam bentuk masa kini dan kitab (Jami‟ al-Masa>nid) pada waktu malam
mendatang, (fi’il mud}ari>). dengan cahaya yang semakin meredup
sehingga mengakibatkan pandanganku
14
3. Biografi Ibn Kathi>r semakin melemah.
Nama asli Ibn Kathi>r ialah al-Hafizh 4. Sumber, Metode dan Corak Tafsir Ibn
Imaduddi>n Isma‟il ibn Amr ibn Katsi>r ibn Kathi>r
D}hau‟ ibn fira‟ al-Bashrawi>. al-Quraisyi> al- Secara sederhana metodologi penafsiran
Dimasyqi>. Adapaun Namu Kunsyahnya ialah adalah metode tertentu yang digunakan oleh
Abu> al-Fida‟. Lahir tahun 700 H dan mufasir dalam menafsirkan Alquran. Pada
meninggal tahun 744 H.10 Ayahnya merupkan umumnya metode ini terbagi menjadi empat,
orang Bashra, bernama Abu Hafsh Umar Ibn yaitu metode ijma>li, tahlili (analitis ), muqa>rin
Kathi>r. Ia adalah salah seorang alim di ( perbandingan ), maud}hu’i ( tematik ).15
kotanya, imam dan khatib di Setiap metode yang digunakan pasti memiliki
kampungnya. Ayahnya wafat ketika Ibn suatu ciri dan spesifikasi masing-masing.
Kathi>r berumur tiga tahun. Selanjutnya Tafis<r Al-Qur'a>n al- Az}im ini dapat
kakaknya bernama Abd al-Wahab yang digolongkan sebagai salah satu tafsir dengan
mendidik dan mengasuh Ibn Kathi>r yang metode tahli>li> (analitis). Karena dalam
masih kecil Basrah. 11 Ibn Kathi>r menuju ke menafsirkan setiap ayat, Ibn Kathi>r
Damaskus untuk mencari ilmu, dengan belajar menjelaskannya secara rinci dengan
Fiqih, Hadith, Tafsir, Sejarah dan Bahasa, mencantumkan beberapa periwayatan yang
lalu digunakan sebagai pendukung dari
argumentasinya.
8
Zaim EL-Mubaroh, Membumingkan Pendidikan Adapun cara beliau menafsirkan adalah
Nilai Mengumpulkan yang Terputus dan Menyatukan dengan menyebutkan ayat lalu
yang Tercerai,,7.
9
Ibn Mandzü>r, Lisa>n al-'Ara>b, cet.1, jilid 15
(Beirut: Da>r al-S}adr, 1990), 438. 12
Muhammad Az-Zuhaily, Ibn Kathir : Al-Hafidz
10
Muh}ammad Ali Al-S}abuni, Al-T}ibya>n fi> Ulu>m al-Mufassir, 74.
al-Qur’a>n judul terjemah: Ikhtisar Ulumul Qur‟an 13
Solah Abdul Fatah Al-Kholidi, Ta‟ri>f Al-
Praktis, penj. Muhammad Qodirun Nur, cet. 1 (Jakarta: Darisi>n Bimana>hij al- Mufasiri>n, 387.
Pustaka Amani, 2001), 313. 14
Solah Abdul Fatah Al-Kholidi, Ta‟ri>f Al-
11
Solah Abdul Fatah Al-Kholidi, Ta‟ri>f Al- Darisi>n Bimana>hij al- Mufasiri>n ,386.
Darisi>n Bimana>hij al- Mufasiri>n , cet. V (Damaskus: 15
Mawardi Abdullah, Ulumul Qur‟an
Da>r al-Qolam, 2012 M / 1433 H), 381. (Yogyakarta: PustakaPelajar, 2011), 167.

74 Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 2, 1 (Juni 2017): 71-77


Fithria Khusno Amalia, Muhtar Solihin dan Nilai-Nilai U<lu<>< al-„Azmi Menurut Tafsi<r Ibn Kathi>r
Badruzzaman M. Yunus

menafsirkannya dengan istilah yang mudah Corak penafsiran dalam kitab Ibn Kathi>r
dan sederhana. Di samping beliau mengambil adalah menitikberatkan masalah fiqih. Beliau
ayat-ayat lain sebagai shahid, juga sekaligus mengetengahkan perbedaan pendapat di
membandingkannya dengan ayat-ayat tersebut, kalangan ulama fiqih dan menyelami
sehingga makna dan muradnya menjadi jelas. mazhaab-mazhab serta dalil-dalil yang
Cara yang demikian ini sangat menolong dijadikan pegangan oleh mereka, manakala
dalam tafsir ma‟thu>r, sehingga para mufasir membahas tentang ayat yang berkaitan dengan
menyebutnya sebagai Tafsi>r al-Qur‟a>n bi al- masalah hukum. Tetapi meski demikian,
Qur‟a>n. 16 beliau mengambil cara yang pertengahan,
Yang dimaksud dengan metode tahli>li> singkat, dan tidak berlarut-larut sebagaimana
adalah menafsirkan ayat-ayat Alquran dengan yang dilakukan oleh kebanyakan ulama fiqih
memaparkan ayat-ayat Alquran dan ahli tafsir dalam tulisan-tulisan mereka.20
memaparkan berbagai aspek yang terkandung
di dalam ayat–ayat yang sedang ditafsirkan itu 5. Nilai-Nilai Dalam Kisah Ul<u> ‘Azmi
serta menerangkan makna-makna yang Nilai-nilai dalam kisah U<lu> al-‟Azmi
tercakup didalamnya sesuai dengan keahlian dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
dan kecenderungan dari mufasir yang Tabel. I
menafsirkan ayat-ayat tersebut .17 N AYAT KONTEKS NILAI
Dalam tafsirnya terhadap kalamullah, O ALQURAN AYAT
1 QS al- Bersyukur (atas Bersyukur
biasanya Ibn Kathi>r menggunakan Hadith dan Isra>[17]:3 segala nikmat
riwayat, menggunakan ilmu Jarh wa al- dalam bentuk
Ta’di>l, melakukan komparasi berbagai apapun)
pendapat dan mentarjih sebagiannya, serta 2 QS. Al-Najm Pantang Dzi hijr
mempertegas kualitas riwayat-riwayat Hadith (53) : 52 menyerah (memiliki
menghadapi daya
yang sahih dan yang dha’if18 kezaliman dan juang)
Tafsir Ibn Kathi>r adalah salah satu kitab kedurhakaan
tafsir yang terkenal dengan menggunakan 3 QS.Al- Mendengarkan Terbuka,
mendekatan periwayatan atau yang biasa „Ara>f[7]:69 nasihat dari rendah hati
disebut tafsi>r bi al ma'thu>r. Dalam kitab siapapun,
bersyukur atas
tafsirnya, Ibn Kathi>r lebih banyak segala nikmat
mencantumkan periwayatan baik dari Hadith- dan karunia
Hadith Nabi, perkataan para sahabat dan Allah
tabi‘in sebagai sumber dari argumentasinya, 4 QS. Al- Menjadikan Pembelajar
Tak jarang Ibn Kathi>r juga memberikan „Ara>f[7] kisah terdahulu
: 69 sebagai
penjelasan tentang jarh dan ta’di>l pada pelajaran
periwayatan, mensahihkan dan mendhaifkan 5 QS. Al-Qamar Menghadapi Gigih
Hadith.19 [54] : 9 pengingkaran
sebesar apapun
6 QS. Hu>d[11] Semangat Semangat
16
Muhammad Ali Al-S}abuni, Al-Tibyan fi Ulu>m :25
al-Qur’a>n, judul terjemah : Ikhtisar Ulumul Qur‟an 7 QS Hu>d[11] Pantang Pantang
Praktis, penj. Muhammad Qodirun Nur, Cet. 1 :27 menyerah menyerah
(Jakarta: Pustaka Amani, 2001), 313. 8 QS. Hu>d[11] Tawakal Tawakal
17
Mawardi Abdullah, Ulumul Qur‟an (Yogyakarta: :36
Pustaka Pelajar, 2011), 168. 9 QS. Nuh[71]:5 Allah sebagai Ilahiyah
18
Manna’ Khalil al-Qat}}t}an, Mabahith fi> ‘Ulum
al-Qur’a>n, terj. Aunur Rafiqel_Mazni, (Jakarta: Pustaka
al-Kautsar, 2005), 456. 20
Muh}ammad H}usain al-Dzahabi>, Al-Tafsi>r wa al
19
Muh}ammad H}usain al Dzahabi>, Al-Tafsi>r wa al mufassiru>n , 214.
mufassiru>n (Qahirah: Da>r al- Hadith, 2005M), 211.

Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 1, 2 (Juni 2017): 71-77 75


Fithria Khusno Amalia, Muhtar Solihin dan Nilai-Nilai U<lu<>< al-„Azmi Menurut Tafsi<r Ibn Kathi>r
Badruzzaman M. Yunus

tempat (terkoneksi Mumtah}anah[


bergantung dengan 60]:
Allah) 4
10 QS. Mendapatkan Pemenang 26 QS. Al- Menang Pemenang
Hu>d[11]:38 pertolongan Baqarah [2] : melawan
Allah 258 kelaliman
11 QS. Keselamatan Ilahiyah 27 QS. QS. Al- Mendapatkan Pemenang
Hu>d[11]:40 akan (terkoneksi Taubah [9]: 40 penjagaan dan
didapatkan, dengan pertolongan
Hasil diserahkan Allah) Allah
pada Allah 28 QS. Al- Tidak pengecut Tidak
Anfa>l[8]:15 pengecut
12 QS. Mendapatkan Pemenang 29 QS. Tidak lemah Tangguh
Hu>d[11]:42 perlindungan, ‘Ali‘Imra>n[3]: dan bersedih
pertolongan dan 139
pemeliharaan- 30 QS. Al- Yakin akan janji Ilahiyah
Nya. Ah}za>b[33]:10 Allah (terkoneksi
dengan
13 QS. Yakin akan Ilahiyah Allah)
T{aha[20]:39 rencana Allah (terkoneksi 31 QS. Al- Percaya dan Ilahiyah
dengan Ah}za>b[33]:22 yakin akan janji (terkoneksi
Allah) Allah dengan
14 QS. Al- Tidak menolong Pengendali Allah)
Qas{as:17 orang yang an diri
berdosa
Jadi, nilai-nilai yang terdapat dalam ayat-
15 QS. Al- Bersyukur Bersyukur
„Ara>f[7]:144 ayat U<lu> „Azmi dalam Alquran adalah: (1).
16 QS. Al- Patuh dan Patuh, Bersyukur, (2). Dzi hijr (memiliki daya juang)
Baqarah[2]:67 bertawakal tawakal , (3). Terbuka, (4). rendah hati, (5).
17 QS. Al- Tidak sombong Pembelajar Pembelajar, (6). Gigih, (7). Semangat, (8).
Kahf[18]:67 dan tidak lelah an Pantang menyerah, (9). Tawakal, (10).
mencari ilmu
18 QS. Ketundukan dan Tunduk,
Ilahiyah (terkoneksi dengan Allah), (11).
‘Ali‘Imra>n[3] kekhusyuan khusyu Pemenang, (12). Pengendalian diri, (13).
: 49 Patuh, (14). Tunduk, (15). khusyu, (16).
19 QS. Berserah diri Tawakal Keyakinan, (17). Lembut hati, (18). sopan,
‘Ali‘Imra>n[3]: (19). Keteguhan, (20). keistiqamahan, (21).
52 Teladan, (22). Tidak pengecut dan (23).
20 QS. Al- Percaya baik Keyakinan
Baqarah secara rinci Tangguh.
[2]:136 maupun global
21 QS. Al- Lembut hati dan Lembut C. SIMPULAN
Taubah sopan hati, sopan Nilai merupakan sifat yang melekat pada
[9]:114 diri seseorang berdasarkan keyakinan ataupun
22 QS. Al- Melaksanakan Patuh kebiasan yang ditempuh oleh mansuia untuk
Baqarah [2] : perintah
124 maupun menghasilkan keyakinan hidup. Maka jika
larangan ditinjau nilai-nilai yang dimiliki oleh Rasul-
dengan sebaik- Rasul yang diberi gelar U>lu> „Azmi tidak
baiknya sebatas sabar, yang dipahami masyarakat
23 QS. Al- Keteguhan dan Keteguhan, luas, namun mempunyai nilai yang lebih luas
S}a>fa>t[37]:102 keistiqamahan keistiqama
han yaitu nilai-nilai yang dimiliki (1). Bersyukur,
24 QS. Al- Mengesakan Ilahiyah (2). Dzi hijr (memiliki daya juang) , (3).
An‘a>m[6]:79 Allah (terkoneksi Terbuka, (4). rendah hati, (5). Pembelajar,
dengan (6). Gigih, (7). Semangat, (8). Pantang
Allah) menyerah, (9). Tawakal, (10). Ilahiyah
25 QS. Keteladanan Teladan
(terkoneksi dengan Allah), (11). Pemenang,

76 Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 2, 1 (Juni 2017): 71-77


Fithria Khusno Amalia, Muhtar Solihin dan Nilai-Nilai U<lu<>< al-„Azmi Menurut Tafsi<r Ibn Kathi>r
Badruzzaman M. Yunus

(12). Pengendalian diri, (13). Patuh, (14). Al-Zuhaili>, Muh}ammad, Ibn Kathi>r : Al-
Tunduk, (15). khusyu, (16). Keyakinan, (17). Hafidz Al-Mufassir.
Lembut hati, (18). sopan, (19). Keteguhan, Daryanto, Kamus Lengkap Bahasa
(20). keistiqamahan, (21). Teladan, (22). Indonesia.Surabaya: Apollo, 1998.
Tidak pengecut dan (23). Tangguh. Engkoswara, Administrasi Pendidikan
.Jakarta:tp, 2010.
DAFTAR PUSTAKA Lubis, Mawardi. Evaluasi Pendidikan Nilai,
Al-Dzahabi>, Muh}ammad H}usain. Al-tafsi>r wa Perkembangan Moral Keagamaan
al-Mufassiru>n. juz. 1.Al-Qohiroh: Da>r Al- Mahasiswa PTAIN .Yogyakarta: Al-Ruzz
Hadith, 2005 M. Media, 2009.
Al- Qat}t}an, Manna’ Khalil. Studi Ilmu-ilmu Majid, Abdul dan Dian Andayani. Pendidikan
al-Quran. judul asli: Maba>hith fi> ‘U<lu>m Karakter Perspektif Islam. Cet.2.
al-Qura>n, penj. Mudzakir, cet. Ke- Bandung:Remaja Rosdakarya, 2012.
13.Bogor: Pustaka Litera AntarNusa, Manz}ur> , Ibn, Lisa>n al-'Ara>b, Cet. 1, jilid
2009), Abdullah, Mawardi, U<lu>mul 15.Beirut: Da>r al-S}adr, 1990.
Qur‟an (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Mujib, Muhaimin & Abdul, Pemikiran
2011. Pendidikan Islam. Bandung: Trigenda
Al-Habsyi, Abu Kautsar dan Ali Yahya. Karya, 1998.
Membangun Generasi Qurani Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Cet.9.
(Pandangan Imam Khomeini dan Syahid Jakarta: Kalam Mulia Group, 2012.
Muthahhari), cet. 1. Jakarta: Citra, 2012. Shihab, Quraish. Membumikan Al-Quran
Al-Kha>lid, Solah Abdul Fatah, Ta’ri>f Al-Da>ris “Fungsi dan Peran Wahyu dalam
Bimana>hij al-Mufasiri>n, Cet. V Kehidupan Masyarakat”. Bandung,
(Damaskus: Da>r Al-Qolam, 1433 H. Mizan Pustaka, 2013.
Al-S}abuni, Muh}ammad ‘Ali , Al-T}ibya>n fi> Zubaedi, "Desain Pendidikan Karakter",
U<lu>m al-Qur’a>n, judul terjemah : Ikhtisar Cet.2. Jakarta: Kencana Prenada Media
Ulumul Qur‟an Praktis, penj. Muhammad Group, 2012.
Qodirun Nur, Cet. 1.Jakarta: Pustaka
Amani, 2001.

Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 1, 2 (Juni 2017): 71-77 77

Anda mungkin juga menyukai