NASKAH UAS-THE
UJIAN AKHIR SEMESTER-TAKE HOME EXAM (THE)
UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2020/21.2 (2021.1)
2. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian 20
di Indonesia. BUMS diharapkan bisa membantu pemerintah melakukan kegiatan produksi barang
atau jasa serta distribusi yang tidak dapat dilakukan oleh pemerintah, selain itu juga membantu
pemerintah dalam meningkatkan pendapatan nasional maupun pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi. BUMS juga sebagai mitra BUMN dalam mengelola dan menjaga sumber daya dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi, maupun sebagai agen pembangunan nasional dan penyedia
lapangan pekerjaan. Tetapi di tengah kondisi pandemi COVID-19 saat ini dimana terjadi penurunan
yang sangat signifikan terjadap daya beli masyarakat sehingga pihak BUMS dihadapkan pada dua
sisi problematika dari sisi demand dan supply. Oleh karenanya BUMS menghadapi banyak sekali
tekanan dan tantangan. Banyak BUMS yang mengalami penurunan omset usaha bahkan sampai
memberlakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawannya. Tetapi disisi lain adanya
himbauan dari pemerintah, agar perusahaan tidak melakukan PHK secara massif.
Dalam menghadapi kondisi di era pandemi COVID-19 ini, jelaskan menurut pendapat Sdr strategi
apa yang sebaiknya diambil oleh BUMS untuk tetap bertahan di tengah krisis tanpa
memberlakukan PHK terhadap karyawan?
1 dari 2
ISIP4310
4. Ekonomi Kerakyatan diartikan sebagai kegiatan ekonomi atau usaha yang dijalankan oleh rakyat 30
kebanyakan yang dengan bersama-sama mengelola sumber daya ekonomi yang dapat dikuasai
dan dinikmati oleh seluruh rakyat. Sistem ekonomi kerakyatan dirasa mampu membantu
perekonomian rakyat secara desentralisasi karena dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat
banyak melalui kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat mempergunakan sumber daya
ekonomi yang dimiliki atau dikuasai oleh masyarakat sendiri. Salah satu upaya yang dilakukan
pemerintah untuk mewujudkan ekonomi kerakyatan yakni melalui peran Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM). Berdasarkan hal tersebut :
1. Jelaskan menurut pendapat Sdr, mengapa ekonomi kerakyatan mampu diwujudkan melalui
peningkatan peran UMKM?
2. Selain melalui peran UMKM, menurut Sdr kebijakan lain apa yang dapat dilakukan oleh
pemerintah untuk mewujudkan ekonomi kerakyatan?
Jawaban Soal:
1. Jawaban:
a. PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN
Badan usaha milik negara (BUMN) merupakan salah satu pelaku dalam perekonomian
nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 19
tahun 2003 tentang BUMN. Keberadaan BUMN diharapkan antara lain untuk (1)
memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan
penerimaan negara pada khususnya; (2) menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa
penyediaan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak; dan (3)
menjadi perintis kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan
koperasi.
Sejak tahun 2005 hingga 2009, peningkatan pengelolaan BUMN dilaksanakan dengan
melengkapi peraturan perundang undangan mengenai BUMN dan berbagai kegiatan untuk
lebih menyehatkan usaha BUMN. Pembinaan usaha dilaksanakan melalui upaya
penciptaan sinergi, transformasi bisnis, pengelompokan usaha, pemisahan fungsi komersial
dan pelayanan masyarakat, serta optimalisasi pelaksanaan prinsip tata kelola perusahaan
yang baik.
Untuk dapat melaksanakan UU. No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN, diperlukan perangkat
peraturan pelaksana yang mengatur lebih lanjut mengenai ketentuan-ketentuan teknis.
Untuk itu, telah diselesaikan lima Peraturan Menteri Negara BUMN sebagai pelaksanaan
UU No. 19 Tahun 2003 yaitu (a) Keputusan Menteri Negara BUMN nomor: KEP-
09A/MBU/2005 tentang Penilaian Kelayakan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Calon
Anggota Direksi BUMN, (b) Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER 05/MBU/2006
tentang Komite Audit Bagi Badan Usaha Milik Negara. (c) Peraturan Menteri Negara
BUMN Nomor PER 05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik
Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, (d) Peraturan Menteri Negara
Nomor PER-05/MBU/2008 tentan Pedoman Umum Pelaksanaan Barang dan Jasa BUMN,
dan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-02/MBU/200 tentang Pedoman
Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas BUMN. Dengan
adanya Peraturan Menteri Negara BUMN tersebut, pembinaan dan pengelolaan BUMN
diharapkan akan dapat berjalan lebih baik. Selanjutnya, pada tahun 2008 dengan
ditetapkannya 11 No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, telah dilakukan
penyesuaian anggaran dasar bagi 129 BUMN yang berbentuk perseroan. Di samping
regulasi-regulasi di atas, pembinaan BUMN sejak tahun 2005 hingga 2009 dilaksanakan
melalui restrukturisasi.
privatisasi, pelaksanaan tata kelola yang baik, pembinaan pelaksanaan PSO, penyelesaian
masalah strategis, dan restrukturisasi utang BUMN.
Restrukturisasi BUMN dilaksanakan dengan tujuan antara lain untuk memperbaiki kinerja
dan nilai perusahaan dengan menciptakan jumlah perusahaan yang tepat (rightsizing).
Sejak tahun 2005, pedoman restrukturisasi telah selesai disusun bagi 6 sektor dari 36 sektor
BUMN yang meliputi sektor kehutanan, perkebunan dan holding RNI, farmasi, konstruksi,
industri strategis, dan pertambangan. Sebagai tindak lanjut telah diselesaikan proses merger
PT Perikanan Samodra Besar, PT Perikani, PT Usaha Mina, dan PT Tirta Raya Mina
menjadi satu BUMN Perikanan dengan nama PT Perikanan Nusantara. Selain itu, saat ini
sedang berlangsung pr likuidasi PT Industri Soda Indonesia (ISI). Selanjutnya.
dilaksanakan pembentukan holding berdasarkan sektor usaha, y... sektor perkebunan,
konstruksi, hotel, kehutanan, pelayaran, dan kepelabuhanan. Selain itu, diupayakan
merger/konsolidasi sektor kertas, farmasi, pertanian, perdagangan, dok dan perkapalan.
penunjang pertanian, dan pergudangan, serta melakukan likuidasi untuk beberapa BUMN
yang tidak prospektif lagi.
dan pada tahun 2007 kepada 9 BUMN. Pada tahun 2008 hingga pertengahan tahun 2009
Kementerian Negara BUMN tidak melakukan privatisasi BUMN meskipun privatisasi
beberapa BUMN tahun 2008 telah memperoleh persetujuan DPR. Hal ini disebabkan oleh
kondisi pasar modal yang kurang kondusif mulai dari pertengahan tahun 2008 hingga awal
tahun 2009. Ke depan. privatisasi akan terus dijalankan untuk pengembangan BUMN itu
sendiri.
Sejak tahun 2005 Kementerian Negara BUMN melanjutkan upaya pembinaan pelaksanan
tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance, GCG). Pembinaan ini,
antara lain, dalam bentuk sosialisasi, pengkajian, dan review termasuk memberikan
gambaran kepada publik mengenai pelaksanaan dan penerapan GCG di BUMN. Untuk
memantapkan pelaksanaannya, telah dilaksanakan penandatanganan Statement of
Corporate Intent (SCI) oleh 16 perusahaan yang merupakan wujud transparansi
pengelolaan usaha oleh BUMN, Sebagai tindak lanjutnya. Kementerian Negara BUMN
oleh BUMN. Sebagai tindak lanjutnya, Kementerian Negara BUMN terus memantau dan
menilai pelaksanaan GCG, antara lain, melalui assessment yang sampai dengan tahun 2008
telah dilakukan terhadap 94 BUMN dan review yang sampai dengan tahun 2008 telah
dilakukan terhadap terhadap 47 BUMN. Dalam rangka meningkatkan efektivitas penilaian
terhadap praktik GCG pada BUMN dilakukan penyederhanaaan indikator dan parameter
dalam rangka assessment dan review GCG, yaitu indikator yang semula. sebanyak 86 item
menjadi 50 item, dan parameter yang semula 253 item menjadi 160 item.
Sejak tahun 2005 hingga 2008. pengelolaan pelaksanaan PSO terus disempurnakan, antara
lain, melalui (1) pemetaan kegiatan BUMN dalam rangka pemisahan administrasi
pengelolaan yang bersifat PSO dan administrasi pengelolaan yang bersifat komersial; dan
(2) mulai diterapkannya ketentuan Pasal 66 UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN yang
menegaskan bahwa jika Pemerintah dalam hal ini kementerian/lembaga menugasi BUMN
untuk melaksanakan sebagian dari tugasnya, konsekuensi penugasan tersebut berikut
margin yang diharapkan ditanggung oleh Kementerian/ Lembaga pemberi tugas.
Pelaksanaan PSO didasarkan pada penugasan dari pemerintah kepada BUMN dengan tetap
memperhatikan maksud dan tujuan kegiatan BUMN. Pelaksanaan PSO dan penyaluran
dilaksanakan melalu PT Merpati Nusantara Airlines, PT Kereta Api Indonesia, PT
Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI), PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan
(ASDP). Perum DAMRI, PT Askes. PT Pos Indonesia, PT Perusahaan Listrik Negara
(PLN). PT PERTAMINA, PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) Holding, PT Sang Hyang Seri, PT
Pertani, Perum Badan Urusan Logistik (Balog), Perum Jasa Tirta I, Perum Jasa Tirta II, dan
Perum Perumnas, yang sesuai dengan jenis usahanya. Pelaksanaan PSO oleh BUMN
tersebut meliputi lima prinsip tepat yaitu tepat sasaran, tepat kualitas, tepat kuantitas, tepat
waktu, dan tepat harga. Dengan semangat untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada
masyarakat, dilakukan pemantauan terhadap pelaksanaan PSO oleh BUMN dalam tahun
2008 yang hasilnya secara umum telah dilaksanakan dengan baik dan tepat walaupun
muncul berbagai kendala di lapangan.
Salah satu upaya penyehatan BUMN dilakukan melalui restrukturisasi keuangan terkait
dengan penyelesaian utang rekening dana investasi dan Subsidiary Loan Agreement
(RDI/SLA) pada BUMN. Berdasarkan hasil inventarisasi pada tahun 2005, pinjaman
RDI/SLA pada BUMN berjumlah kurang lebih Rp40 triliun yang. terdiri atas RDI lancar
sebesar Rp23,5 triliun dan RDI tidak lancar sebesar Rp16,5 triliun. Pada tahun 2006 jumlah
pinjaman RDI/SLA pada BUMN meningkat menjadi Rp 50,65 triliun. Pada tahun 2007
terdapat 85 BUMN penerima pinjaman RDI SLA dengan nilai Rp49,79 triliun. Sebanyak
44 BUMN mengalami kesulitan pengembalian dengan nilai pinjaman sebesar Rp15,47
triliun. sedangkan 41 BUMN dalam kategori lancar dengan nilai pinjaman sebesar Rp34,32
triliun. Terkait dengan pinjaman tersebut, upaya yang telah dilakukan adalah koordinasi
dengan berbagai instansi dan penyiapan kerangka hukum bagi penyelesaiannya. Hasilnya
adalah telah diterbitkan Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.05/2007 yang membuka
kesempatan penyelesaian utang RDI/SLA BUMN. Berdasarkan peraturan tersebut, pada
tahun 2008. Kementerian Negara BUMN telah melakukan langkah-langkah dan koordinasi
Negara BUMN telah melakukan langkah-langkan dan koordinasi intensif dengan
Departemen Keuangan, pihak legislatif, instansi terkait lainnya, serta berbagai BUMN
dengan hasil antara lain (a) penyelesaian oleh Kementerian Negara BUMN (2 BUMN), (b)
penyelesaian secara struktural (1 BUMN), (c) pembahasan di Komite Kebijakan (3
BUMN). (d) pembahasan di komite teknis (4 BUMN). (e) proses analisis di tim kerja (3
BUMN), (f). revisi RPKP. kelengkapan data dan dokumen dari BUMN (17 BUMN), (g).
tidak. memenuhi syarat (1 BUMN), (h) batal cut off date (2 BUMN), dan (i) menunggu
proses penyelesaian kewajiban lain terlebih dahulu (IBUMN). Karena mengingat
diperlukan waktu untuk menyelesaikan permasalahan RDI/SLA di berbagai BUMN,
koordinasi intensif dan langkah-langkah lanjutan untuk penyelesaian kewajiban oleh
BUMN di tahun 2009 terus dilakukan. Diharapkan berbagai permasalahan dapat
diminimalisir dan kewajiban ataupun utang BUMN pada RDI/SLA makin menurun. Di
samping itu, Pemerintah juga berupaya melakukan penyelesaian terhadap bantuan.
Pemerintah yang belum ditetapkan statusnya (BPYBDS).
2. Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir
menyampaikan berupaya tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap perusahaan
pelat merah. Hal ini disampaikan Erick merespons wabah virus corona (covid-19) yang
mengganggu kinerja perusahaan BUMN. "Kami undang 3 Dirut (BUMN) pastikan efisiensi
berjalan, karyawannya kita seminimal mungkin tidak lay off. Karena banyak yang kita
rasionalisasikan banyak shell company (perusahaan cangkang) banyak digabung. Misalnya Garuda
Tauberes Indonesia, online kargo Garuda padahal kan sudah ada bisnis kargo, tinggal
dikembangkan saja," ujar Erick Thohir dalam video conference yang dilakukan hari ini, Jumat
(3/4/2020).
3. Jawaban:
a. Analisis ini mendiskusikan performa perekonomian Indonesia, negara dengan
perekonomian terbesar di Asia Tengagra, sejak akhirnya era boom komoditas. Topik-
topiknya dibagi dalam kategori-kategori berikut:
1) perlambatan perekonomian yang terjadi di periode 2010-2015 setelah berakhirnya
era boom komoditas;
2) periode proses akselerasi pertumbuhan ekonomi (yang sederhana) yang terjadi di
periode 2015-2019, dan;
3) terjunnya pertumbuhan ekonomi akibat krisis global virus korona (COVID-19)
b. Dampak pandemi COVID-19 terhadap perekonomian dan sektor keuangan juga perlu
dimitigasi bersama oleh Pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk
melakukan tindakan antisipasi yang bersifat forward looking, Pemerintah bersama lembaga
terkait mengambil langkah-langkah luar biasa dalam rangka penyelamatan perekonomian
nasional dan stabilitas sistem keuangan melalui berbagai kebijakan relaksasi yang berkaitan
dengan pelaksanaan APBN Langkah-langkah relaksasi tersebut terutama dilakukan melalui
peningkatan belanja untuk kesehatan, pengeluaran untuk Jaring pengaman sosial dan
pemulihan perekonomian, serta memperkuat kewenangan berbagai lembaga dalam sektor
keuangan. Dengan memperhitungkan segala dukungan. fiskal yang dilakukan Pemerintah
serta mempertimbangkan dampak dari COVID-19 kepada indikator makro dan fiskal, maka
defisit APBN 2020 diperkirakan akan mencapai 5,07 terhadap PDB. Pelebaran batas defisit
anggaran tersebut menjadi salah satu poin yang diatur di dalam Perppu Nomor 1 tahun
2020 tersebut.
Sementara itu, berkaitan dengan stabilitas sistem keuangan, Perppu juga telah mengatur
langkah-langkah extraordinary untuk memperkuat koordinasi dan mitigasi di sektor
keuangan. Beberapa langkah yang diatur dalam Perppu antara lain adalah perluasan
kewenangan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam menetapkan skema
pemberian dukungan kepada Pemerintah untuk penanganan permasalahan lembaga
keuangan dan stabilitas sistem keuangan yang membahayakan perekonomian nasional
Selain itu, Perppu juga memberikan kewenangan bagi Bl untuk dapat membeli SBN
berjangka panjang di pasar perdana dan pembelian Repurchase Agreement (Repo) SBN
milik LPS. Terkait dengan LPS, Perppu memberikan perluasan kewenangan pemerintah
dalam memberikan pinjaman pada LPS dan early involvement LPS dalam penanganan
bank bermasalah serta perluasan sumber pendanaan dan program penjaminan simpanan
LPS. KSSK juga diberikan perluasan kewenangan untuk melakukan assessment yang
forward looking dalam rangka menjaga stabilitas sektor keuangan.
4. Jawaban:
a. Penerapan ekonomi kerakyatan guna mewujudkan pembangunan dan kesejahteraan
masyarakat. Bentuk nyata dari ekonomi kerakyatan yaitu berupa dukungan kepada usaha
mikro, kecil dan menengah (UMKM). sehingga hasil produksi dari UMKM tidak hanya
dipasarkan di pasar lokal tetapi juga diluar daerah dan semakin berkembang. Apalagi jika
didukung dengan pemanfaatan teknologi informasi, pemasaran produk tidak lagi dibatasi
tempat dan waktu. Serta tidak hanya dari Pemerintah saja melainkan partisipasi dari
masyakat dan dukungan dari pemerintah dapat membuka jalan baru bagi masyarakat yang
ingin berwirausaha dari mulai usaha kecil sampai menengah. Munculnya partisipasi dari
masyarakat memunculkan usaha-usaha baru ataupun mengembangkan usaha yang sudah
ada serta memunculkan lapangan kerja baru bagi masyarakat.
b. Kebijakan Indonesia
Terdapat lima kesepakatan kebijakan yang konsisten dan bersinergi, yaitu:
• Percepatan infrastruktur
Mendorong percepatan infrastruktur akan mendukung tumbuhnya sektor-sektor
ekonomi. Upaya pembangunan infrastruktur dan pengembangan sektor ekonomi
potensial juga memerlukan adanya keselarasan dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW).
Peningkatan peran proaktif dari pemerintah daerah untuk memperbaiki
infrastruktur di daerah juga diperlukan. Hal tersebut dilakukan melalui:
• Peningkatan kualitas dan kuantitas jalan kabupaten atau kota.
• Optimalisasi pemanfaatan dana desa untuk pembangunan infrastruktur dan sarana
desa.
• Pengembangan dan pemberdayaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES).
• Perbaikan infrastruktur kunci lain yang menjadi tanggung jawab pemerintah desa.
• Perkembangan sektor ekonomi potensial
Mendorong berkembangnya sektor ekonomi potensial daerah sebagai sumber
pertumbuhan baru yang disesuaikan dengan karakter daerah.
• Perkembangan sektor industri
• Mendorong berkembangnya sektor industri berdaya saing tinggi. Selain
pengembangan infrastruktur fisik juga dilakukan upaya sebagai berikut:
• Meningkatkan kapasitas SDM melalui pendidikan vokasi. Seperti pembangunan
dan penyelenggaraan politeknik atau akademisi di kawasan industri.
• Meningkatkan skala ekonomi dan kapasitas industri kecil dan menengah (IKM)
dengan pendampingan yang memastikan jaminan produk, keamanan, dan standar.
• Optimalisasi penggunaan teknologi dan integrasi IKM ke perekonomian digital
melalui pengembangan e-smart IKM dengan sentra di seluruh Indonesia.
• Pengembangan sektor pertanian
• Pengembangan sektor pertanian difokuskan pada upaya meningkatkan nilai tambah
hasil produksi pertanian. Dengan beberapa cara sebagai berikut:
• Memperkuat kelembagaan petani melalui pengembangan corporate farming.
Sehingga agroindustri-agrobisnsis berkembang.